EFEKTIVITAS INOVASI LAYANAN DRIVE THRU SAMSAT KELILING KEDAI SAMSAT DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI SULAWESI SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Rara Erika 105 25 0329 15 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M
103
Embed
EFEKTIVITAS INOVASI LAYANAN DRIVE THRU SAMSAT … · EFEKTIVITAS INOVASI LAYANAN DRIVE THRU SAMSAT KELILING KEDAI SAMSAT DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR DI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS INOVASI LAYANAN DRIVE THRU SAMSAT KELILING KEDAI SAMSAT DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK
KENDARAAN BERMOTOR DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Rara Erika 105 25 0329 15
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H/ 2020 M
vii
ABSTRAK
Rara Erika. 105 2503 2915. 2020. Efektivitas Inovasi Layanan Drive Thru Samsat Keliling Kedai Samsat Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor Di Provinsi Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh Hurriah Ali Hasan dan Mustahidang Usman.
Penelitian ini adalah tentang inovasi layanan unggulan penerimaan pajak kendaraan sebagai salah satu sumber pajak di Provinsi Sulawesi Selatan penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana inovasi layanan unggulan dapat meningkatkan penerimaan pajak di kendaraan di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilaksanakan di kota Makassar pada kantor Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berlangsung mulai dari April sampai Juni 2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini hasil wawancara dengan wajib pajak yang menggunakan layanan drive thru, Samsat keliling dan kedai Samsat, pejabat Samsat dan tokoh Agama. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa masyarakat atau wajib pajak merasa senang dengan adanya layanan unggulan seperti drive thru, kedai Samsat dan Samsat keliling karena ketiga layanan tersebut mudah dijangkau oleh masyarakat pelayanananya juga ramah nyaman dan yang terpenting wajib pajak tidak perlu mengantri terlalu lama untuk membayar pajak kendaraannya.
Kata Kunci : Pajak Kendaraan, Layanan Unggulan,Penerimaan pajak.
vii
ABSTRACT
Rara Erika. 105 2503 2915. 2020. The Effectiveness Of The Innovative Drive Thru Samsat Service Around The Samsat Shops In Increasing Motor Vehicle Tax Revenue In The Province Of South Sulawesi. Guided by Hurriah Ali Hasan and Mustahidang Usman.
This research is about service innovation favored vehicle tax receipts as one of provinces South Sulawesi tax source it’s to know how to
innovate exellent service can increase the tax revenues in the provinces South Sulawesi. The research was using Qualitative methods that’s
Makassar city in the office Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. That goes from April to June 2019. The data used in this study is from interview with tax payers which uses the drives service, DMV around, and DMV place, DMV officer and clergyman. Data analytics show that people or tax payers pleased to find such exellent service drive services, DMV around and DMV place because those three service are easily accessible to the masses also friendly and convenient and most importanty unnecessary tax payers stayed in line too long to pay the dues. Password : Vehicle Tax, Exellent Service, Tax Revenues.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa teriring
dalam setiap hela nafas atas kehadirat Allah Swt serta salam dan
shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad Saw, para
sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqamah dijalan-
Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan
untuk terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi
ini. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan materil.
Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., M.M. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas
Agama Islam.
3. Bapak Dr. Ir. Muchlis Mappangaja, MP selaku ketua Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah dan Bapak Hasanuddin S.E, Sy., M.E
selaku sekretaris jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
4. Ibu Hurriah Ali Hasan, ST, M.E., PhD dan Ibu Dra.Mustahidang
Usman,M,Si selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Bapak/ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Kedua orang tua saya tercinta Mustakim dan Dewi Bunga yang
tiada henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moril maupun
materi selama menempuh pendidikan. Terima kasih atas doa,
viii
motivasi dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kakak saya satu-satunya Ravita Wulandary yang selalu
memberikan supportnya kepada saya dan semua keluarga saya
yang ada di Pinrang dan Tolitoli.
8. Bapak/ibu para pegawai dan staf di Badan Pendapatan Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan .
9. Teman dan sahabat penulis yang selalu memberi dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Terakhir ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada mereka
yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi penulis. Amin
Makassar, 10 Jumadil Akhir 1441 H 3 Februari 2020 M
Penulis
Rara Erika
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................ iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1. Manfaat Untuk Peneliti ............................................................. 4
2. Manfaat Untuk Pemerintah/Samsat .......................................... 4
3. Manfaat Untuk Peneliti Selanjutnya .......................................... 4
4. Manfaat Untuk Masyarakat ...................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Inovasi Layanan ........................................................................... 6
a. Teori inovasi......................................................................... 6
xi
b. Pengertian inovasi menurut para ahli ................................... 7
c. Bagian-bagian inovasi .......................................................... 8
B. Teori layanan ............................................................................... 8
a. Pengertian layanan menurut para ahli .................................. 8
b. Pengertian pelayan publik .................................................... 13
c. Dasar dan tujuan inovasi layanan ........................................ 15
d. Kelompok pelayanan publik ................................................. 15
e. Faktor-faktor pendukung pelayanan ..................................... 15
f. Penjelasan inovasi layanan .................................................. 18
g. Teori partisipasi masyarakat ................................................ 18
C. PAJAK .......................................................................................... 19
a. Pengertian pajak .................................................................. 19
b. Fungsi pajak......................................................................... 20
c. Teori-toeri yang mnendukung penerimaan pajak ................. 22
d. Pajak menurut para ulama ................................................... 24
e. Prinsip penerimaan pajak dalam Islam ................................. 25
f. Karakteristik pajak menurut Islam ........................................ 34
g. Dasar pengenaan pajak dalam Islam ................................... 35
D. Zakat sebagai pengganti pajak ..................................................... 36
E. Macam-macam pajak kendaraan bermotor di indonesia............... 38
F. Penelitian terdahulu ...................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 40
xii
B. Lokasi dan waktu penelitian ....................................................... 40
C. Fokus dan deskripsi penelitian ................................................... 41
D. Instrumen Penelitian .................................................................. 42
E. Jenis Data .................................................................................. 42
F. Teknik Analisis Data ................................................................... 43
G. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 46
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 46
1. Sejarah Badan Pendapatan Daerah ........................................... 46
2. Pajak Daerah .............................................................................. 48
3. Nama-Nama Kepala Badan Pendapatan Daearah ..................... 49
4.Layanan Unggulan Badan Pendapatan Daerah Prov. Sulsel ....... 50
5.Instansi Yang Bekerja Sama ....................................................... 54
B. Deskripsi Narasumber ................................................................ 55
C. Pembahasan .............................................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 66
B. Saran ......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 68
Masyarakat merupakan pelanggan dari pelayanan publik, juga
memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja penyelenggara pelayanan
publik yang profesional. Sehingga tugas pemerintah pusat maupun.
Pemerintahan daerah adalah bagaimana memberikan pelayanan publik
yang mampu memuaskan masyarakat. Adanya implementasi kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia yang tertuang dalam UU
No. 23 tahun 2014 pasal 1 ketentuan umum tentang pemerintahan daerah
menyebutkan bahwa pemerintah mempunyai tanggung jawab,
kewenangan dan menentukan standar pelayanan minimal, hal ini
mengakibatkan setiap daerah (Kotamadya/Kabupaten) di Indonesia harus
melakukan pelayanan publik yang sebaik-baiknya dengan standar
minimal.4
3 Keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25M.Pan/2/2004 dari
pasal 1-5 Tentang Pedoman Umum Penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah.
4 UU No. 23 pasal 1 tahun tentang ketentuan umum pemerintahan daerah.
3
Pelayanan publik menjadi suatu tolok ukur kinerja pemerintah yang
paling kasat mata masyarakat dapat langsung menilai kinerja pemerintah
berdasarkan kualitas layanan publik yang diterima, karena kualitas
layanan publik dirasakan masyarakat dari semua kalangan, dimana
keberhasilan dalam membangun kinerja pelayanan publik secara
profesional, efektif, efisien, dan akuntabel akan mengangkat citra positif
Pemerintah di mata warga masyarakatnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional
(PROPENAS), perlu disusun studi mengenai kepuasan masyarakat dan
menyususn indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai
tingkat kualitas pelayanan.5 Di samping itu data indeks kepuasan
masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur
pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih
banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas
yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya
berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa,
sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur
Pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani
5 UU Republik Indonesia no. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional.
4
masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas
pelayanan.
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana inovasi layanan unggulan dapat meningkatkan
penerimaan pelayanan kepada wajib pajak kendaraan bermotor
di provinsi Sulawesi Selatan?
2. Bagaimana layanan unggulan dalam meningkatkan penerimaan
pajak kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana inovasi layanan unggulan dapat
meningkatkan pelayanan pajak kendaraan bermotor di provinsi
Sulawesi selatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana peran layanan unggulan dalam
meningkatkan penerimaan pajak di Provinsi Sulawesi Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk peneliti
Untuk menambah refrensi kajian ilmu tentang bagaimana
pengelolaan pajak daerah di provinsi Sulawesi selatan.
5
Untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap layanan
unggulan yang di buat oleh Samsat.
2. Manfaat untuk pemerintah/samsat
Bagi pemerintah atau samsat diharapkan penelitian ini dapat
memberikan informasi bagaimana inovasi layanan yang dibuat
dapat meningkatkan pajak asli daerah (PAD).
3. Manfaat untuk peneliti selanjutunya
Dapat memberikan refrensi ilmu pengetahuan tentang pembayaran
pajak dan pemungutan pajak kendaraan bermotor dari layanan
unggulan.
4. Manfaat untuk masyarakat
a. Dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
membutuhkan dan sebagai bahan masukan, pertimbangan,
panduan untuk mengetahui cara pembayaran pajak kendaraan
bermotor di provinsi Sulawesi selatan.
b. Dapat memberikan info penting tentang pajak kendaraan
bermotor yang umumnya dilakukan masyarakat setiap
tahunnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inovasi layanan
a. Teori Inovasi
Kata inovasi berasal dari kata latin, “innovation” yang berarti
pembaruan dan perubahan. Kata kerjanya “innova” yang artinya
memperbaiki dan mengubah. Inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan
atau “hasil” pengembangan dan pemanfaatan atau mobilisasi
pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan
pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan sistem yang baru, yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi dapat dikatakan juga suatu perubahan yang baru menuju
kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak
secara kebetulan.
Inovasi adalah suatu alat, atau gagasan yang baru di mana hal
tersebut belum pernah ada sebelumnya, di mana dengan terciptanya hal
baru tersebut diharapkan dapat menjadi sesuatu yang menarik dan
berguna.
Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002 pasal 1 ayat 9,
tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu
pengetahuan teknologi. Inovasi adalah kegiatan penelitian,
7
pengembangan, dan perekayasaan yang bertujuan mengembangkan
penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau
cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
ada ke dalam produk atau proses produksi.6
b. Pengertian inovasi menurut para ahli
Sedangkan menurut para ahli inovasi adalah sebagai berikut:
1. Everett M. Rogers mendefinisikan bahwa inovasi adalah suatu ide,
gagasan, praktek atau objek/benda yang di dasari dan diterima
sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi.7
2. Peter F. Drucker di dalam bukunya Innovation and
enterpeneurship mengatakan inovasi wirausahawan menciptakan
baik sumber daya produksi baru maupun pengeloahan sumber
daya yang ada dengan peningkatan nilai potensi untuk
menciptakan modal.8
3. Hurley and Hult mendefinisikan inovasi sebagai sebuah
mekanisme perusahaan untuk dapat beradaptasi dalam
lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut
untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-
gagasan baru, dan menawarkan produk yang inovatif serta
peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan.9
6 UU No. 18 Pasal 1 Ayat 9 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu. 7 Rogers, Everett M. Difussion Of Innovations (New York : Free Pass, 1983).h.419 8 Drucker, F. Peter. Innovations And Enterpenurship (New York : Harper Collins
Publishers, 2002).h.177 9 Hurley, Rober Dan Hult Thomas. Innovation Market Orientation And Organizational
Leraning (Amerika Serikat : Michigan State University, 1998).h.45
8
c. Bagian-bagian inovasi
Jenis Inovasi, inovasi terdiri dar 4 jenis, yakni:
1. Penemuan (invention)
2. Pengembangan (extension)
3. Duplikasi (duplication)
4. Sintesis (synthesis)
Sementara itu dalam inovasi mempunyai 4 (empat) ciri yaitu:
1. Memiliki keikhlasan
2. Memiliki ciri atau unsur kebaruan
3. Program inovasi dilaksanakan melalui program yang
terencana
4. Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan
Sifat perubahan dalam inovasi ada 6 kelompok yaitu:
1. Penggantian (substitution)
2. Perubahan (alternation)
3. Penambahan (addition)
4. Penyusunan kembali (restructhuring)
5. Penghapusan (elimination)
6. Penguatan (reinforcement)
B. Teori Layanan
Agus Dwiyanto layanan adalah suatu tindakan sukarela dari satu
pihak lain dengan tujuan hanya sekedar membantu atau adanya
9
permintaan kepada pihak lain untuk memenuhi kebutuhannya secara
sukarela.10
Pelayanan menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) adalah
sebagai suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa
yang diperlukan orang lain. Sedangkan menurut Moenir pelayanan adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu
dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
haknya.11
Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu
pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan
berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan orang dalam masyarakat.
Menurut Supranto pelayanan atau jasa merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari
pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengonsumsi jasa tersebut.12
Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
sesorang maupun sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan orang
10 Dwiyanto. Agus. Reformasi Pelayanan Publik Apa Yang Harus Dilakukan (Yogyakarta : Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan UGM, 2013).h.54
11 Moenir, H.A.S. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia (Jakarta : Bumi Aksara 2010).h.26
12 Supranto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan (Jakarta : Rineka Cipta 2006).h.227.
10
lain sesuai dengan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan
sebelumnya.
a. Pengertian layanan menurut para ahli
Loina dalam bukunya “Hubungan Masyarakat Membina
Hubungan Baik Dengan Publik” mengatakan bahwa
pelayanan merupakan suatu proses keseluruhan dari
pembentukan citra perusahaan, baik melalui media berita,
membentuk budaya perusahaan secara internal, maupun
melakukan komunikasi tentang pandangan perusahaan
kepada para pemimpin pemerintahan serta publik lainnya
yang berkepentingan.13
Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana
ada orang yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan
yang diberikan. Sehingga kiranya pelayanan publik memuat
hal-hal yang subtansial yang berbeda dengan pelayanan
yang diberikan oleh swasta. Pelayanan publik adalah
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka
memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat
dibedakan dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta.14
Citizen Charter (CC) adalah standar pelayanan yang
ditetapkan berdasarkan aspirasi dari pelanggan, dan birokrasi
berjanji untuk memenuhinya. Citizen Charter (CC) merupakan
13 Perangin-Angin, Loina. Hubungan Masyarakat Membina Hubungan Baik Dengan
sebuah pendekatan dalam menyelenggarakan pelayanan
publik yang menempatkan pengguna layanan atau pelanggan
sebagai pusat perhatian. Dalam hal ini, kebutuhan dan
kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan
utama dalam proses pelayanan.15
Faktor yang mempengaruhi pelayanan
1) Tangibles/bukti langsung merupakan bukti nyata dari
kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh penyedia jasa
kepada konsumen.
2) Reliability/keandalan merupakan kemampuan perusahaan
untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah
dijanjikan secara tepat waktu.
3) Responsivenes/ketanggapan merupakan kemampuan
perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk
memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.
4) Assurance/jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku
employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan
pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang
ditawarkan.
5) Emphaty/empati merupakan kemampuan perushaan yang
dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan
perhatian kepada konsumen secara individu.
15AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik: Konsep Teori dan Aplikasi,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar).h. 45.
12
Masyarakat yang merupakan pelanggan dari pelayanan publik, juga
memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja penyelenggara pelayanan
publik yang professional. Sehingga yang sekarang menjadi tugas
Pemerintah Pusat maupun. Pemerintahan daerah adalah bagaimana
memberikan pelayanan publik yang mampu memuaskan masyarakat.
Adanya implementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia yang tertuang dalam UU nomor 23 tahun 2014 pasal 1 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintah mempunyai
tanggung jawab, kewenangan dan menentukan standar pelayanan
minimal, hal ini mengakibatkan setiap Daerah (Kotamadya/Kabupaten) di
Indonesia harus melakukan pelayanan publik yang sebaik-baiknya dengan
standar minimal.16
Pelayanan publik menjadi suatu tolok ukur kinerja Pemerintah yang
paling kasat mata Masyarakat dapat langsung menilai kinerja pemerintah
berdasarkan kualitas layanan publik yang diterima, karena kualitas
layanan publik dirasakan masyarakat dari semua kalangan, di mana
keberhasilan dalam membangun kinerja pelayanan publik secara
profesional, efektif, efisien, dan akuntabel akan mengangkat citra positif
pemerintah di mata warga masyarakatnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional
16 UU No. 23 Pasal 1 Tahun 2014 Tentang Ketentuan Umum Pemerintah Daerah.
13
(PROPENAS)17, perlu disusun studi mengenai kepuasan masyarakat dan
menyususn indekskepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai
tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan
masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur
pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit
penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Pelayanan publik oleh aparatur Pemerintah dewasa ini masih banyak
dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang
diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai
keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga
dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur Pemerintah.
Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka
Pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Pengertian pelayanan publik
Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintah,
karena salah satu tanggung jawab pemerintah ialah memberikan
pelyanan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan publik yang
diterima masyarakat secara langsung dapat dijadikan tolak ukur
dalam menilai kualitas pemerintah.
Pelayanan publik memiiliki peran penting dalam kehidupan
masyarakat saat ini dikarenakan tidak semua jasa atau pelayanan
disediakan oleh pihak swasta, oleh karena itu pemerintah memiliki
17 UU No. 25 tahun 2000 tentang program pembangunan nasional (PROPERNAS).
14
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan palayanan masyarakat yang
tidak disediakan swasta tersebut.
Sedangkan di dalam Undang-undang No. 25 tahun 2009 pasal 1
tentang pelayanan publik, mendefinisikan bahwa pelayanan adalah
kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga dan penduduk atas barang, jasa, dan
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.18 Adapun asas-asas pelayanan publik yang
termuat dalam undang-undang tersebut meliputi:
1. Kepentingan umum
2. Kepastian hukum
3. Kesamaan hak
4. Keseimbangan hak dan kewajiban
5. Keprofesionalan
6. Partisipatif
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
8. keterbukaan
9. Akuntabilitas
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelomok rentan
11. Ketepatan waktu
12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan
18 UU No. 25 Pasal 1 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
15
Berdasarkan deifnisi di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
pelayanan publik adalah serangkaian proses atau usaha yang
dilakukan perorangan maupun instansi publik untuk mencapai tujuan
tertentu atau melaksanakan ketentuan perundang-undangan.
c. Dasar dan Tujuan inovasi layanan
Dasar inovasi layanan adalah:
1. Mempermudah masyarakat dalam membayar pajak
kendaraan.
2. Mempersingkat waktu wajib pajak dalam hal pemabayaran
pajak.
Tujuan inovasi layanan adalah:
1. Dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)
2. Menambah pemasukan bagi daerah.
d. Kelompok pelayanan publik
Di dalam undang-undang No. 25 tahun 2009 pasal 1 tentang
pelayanan publik terdapat tiga kelompok dalam ruang lingkup
pelayanan publik meliputi:19
1. Pelayanan barang publik
2. Pelayanan atas jasa publik
3. Pelayanan administratif
e. Faktor-faktor pendukung pelayanan
Terdapat enam faktor yang mendukung terlaksananya pelayanan
publik yang baik dan memuaskan antara lain:
19 UU No. 25 Pasal 1 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
16
1. Faktor kesadaran
Faktor kesadaran ini mengarah pada keadaan jiwa seseorang
yang merupakan titik temu dari beberapa pertimbangan sehingga
diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati dan
keseimbangan jiwa. Dengan adanya kesadaran akan membawa
seseorang kepada kesungguhan dalam melaksanakan
pekerjaan.
2. Faktor aturan
Aturan sebagai perangkat penting dalam segala tindakan
pekerjaan seseorang. Oleh karena itu, setiap aturan secara
langsung atau tidak langsung akan berpengaruh. Dengan
adanya aturan ini seseorang akan mempunyai pertimbangan
dalam menentukan langkahnya. Pertimbangan pertama manusia
sebagai subjek aturan ditunjukan oleh hal-hal penting:
1) Kewenangan
2) Pengetahuan dan pengalaman
3) Kemampuan bahasa
4) Pemahaman pelaksanaan
5) Disiplin dalam melaksanakan diantaranya disiplin waktu
dan disiplin kerja.
3. Faktor organisasi
Faktor organisasi tidak hanya terdiri dari susunan organisasi
tetapi lebih banyak pada pengaturan mekanisme kerja. Sehingga
17
dalam organisasi perlu adanya sarana pendukung yaitu sistem,
prosedur, dan metode untuk memperlancar mekanisme kerja.
4. Faktor pendapatan
Faktor pendapatan yang diterima oleh seseorang merupakan
inbalan atas tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan orang lain.
Pendapatan dalam bentuk uang, iuran atau fasilitas dalam
jangka waktu tertentu.
5. Faktor kemampuan dan keterampilan
Faktor kemampuan merupakan titik ukur untuk mengetahui
sejauh mana pegawai dapat melakukan suatu pekerjaan
sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan apa
yang diharapkan.
6. Faktor sarana pelayanan
Faktor sarana yang dimaksud yaitu segala jenis peralatan,
perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat
pendukung utama dalam mempercepat pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan. Adapun fungsi sarana pelayanan,
antara lain: Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat menghemat waktu Meningkatkan produktivitas
baik barang atau jasa Ketetapan susunan yang baik dan terjamin
18
Menimbulkan rasa nayaman bagi orang yang berkepentingan.
Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang
berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional.20
f. Penjelasan Inovasi Layanan
Inovasi layanan dimaksudkan untuk memberikan layanan yang
lebih baik lagi (layanan prima) kepada masyarakat baik mengenai
persyaratan, prosedur, waktu maupun biaya layanan, serta
terwujudnya transfaransi dan akuntanbilitas layanan unggulan
Samsat.
g. Teori partisipasi masyarakat
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep
partisipasi. Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok
masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk
pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi
masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi,
serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil -hasil pembangunan21.
Menurut Sundariningrum mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2
(dua) berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu :
a. Partisipasi Langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu
menampilkan kegiatan tertentu dalam proses partisipasi.
Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan
20 Moenir, H. A.S. Manajemen Pelayanan Umum di Indoneisa (Jakarta:Bumi
Aksara) h.88-119 21 Sumardi I Nyoman, sosiologi pemerintahan: dari perspektif pelayanan,
pemberdayaan, interaksi, dan sistem kepemimpinan pemerintahan indonesia (Indonesia : ghalia 2010).h.46.
19
pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan
keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap
ucapannya.
b. Partisipasi tidak langsung Partisipasi yang terjadi apabila individu
mendelegasikan hak partisipasinya.22.
Jenjang partisipasi masyarakat dapat direncanakan sesuai
dengan konteks dan kebutuhan tertentu. Definsi dari “partisipasi
masyarakat” adalah sebuah bentuk pemaknaan tentang praktek
yang baik. Individu atau kelompok dapat di ikut sertakan untuk
membangun partisipasi mereka sendiri. Jenjang partisipasi
masyarakat menunjukkan bahwa kata “partisipasi” dapat digunakan
untuk aktivitas dan hubungan yang berbeda. Jenjang partisipasi
masyarakat juga dapat menunjukkan bahwa masing-masing model
partisipasi merupakan semuanya berbicara tentang kekuasaan. Hal
ini dapat mengurangi ketergantungan dan memperbaiki kebiasaan
masyarakat untuk lebih baik.
C. Pajak
a. Pengertian pajak
Beberapa ahli mengemukakan definisi tentang pajak, di antaranya
adalah:
1. Menurut Adrian Sutedi pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang–undang sehingga dapat dipaksakan
dengan tidak mendapatkan balas jasa secara langsung. Pajak di
22 Sundariningrum, partisipasi masyarakat (Yogyakarta : pelajar 2001).h.38
20
pungut penguasa berdasarkan norma–norma hukum untuk
menutupi biaya produksi barang–barang dan jasa kolektif untuk
mencapai kesejahteraan umum.23
2. Menurut Rochmat Soemitro sebagaimana dikutip Brotodihardjo
mendefinisikan pajak adalah Iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi yang langsung
dapat ditunjukkkan dan yang di gunakan untuk membayar
pengeluaran umum.24
3. Menurut Felment bahwa pajak adalah prestasi yang dapat
dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut
norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum.25
b. Fungsi Pajak
Dilihat dari definisi pajak diatas, pajak mempunyai fungsi untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung
23 Adrian sutedi. Hukum pajak cetakan ke-2. ( Jakarta : sinar grafika 2013). h. 2. 24 Haulana rosdiana & Edi Slamet Irianto. Pengantar ilmu pajak. Cetakan ke. 3. (Jakarta :
Rajawali pers 2014 ) h. 3 25 Siti Resmi. Perpajakan : teori dan kasus (Jakarta : Salemba Empat 2003) h. 1.
21
dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum26.
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (Undang-Undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluran umum berhubung tugas negara
menyelenggarakan pemerintahan27.
Menurut Resmi pajak memiliki 2 fungsi yaitu fungsi budgetair
(sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (pengatur).
1. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara) Pajak mempunyai
fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber
penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin
maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara,
pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya
untuk kas negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara
ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak melalui
penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak
penghasilan 7 (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), dan lain-lain.
26 Prof. Dr. Mardiasmo, Mba., Ak, perpajakan (jakarta : gramedia 2011).h.1
27 Dr. Waluyo, M.sc., Ak perpajakan indonesia (Jakarta : salemba empat 2011).h.2.
22
2. Fungsi Regularend (pengatur) Pajak mempunyai fungsi
pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi, serta mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang
keuangan28.
c. Teori-Teori Yang Mendukung Penerimaan Pajak
Sekalipun sudah ada teori-teori yang mendasari, tetapi tetap saja
pembayaran pajak yang dilakukan oleh seseorang akan dirasakan
sebagai suatu beban semata. Menyadari kondisi yang demikian,
pemahaman yang mendalam akan teori- teori pemungutan pajak berikut
ini diharapkan membawa satu kesadaran akan pentingnya pemungutan
pajak. Yang bukan lagi menjadi beban semata tetapi menjadi suatu
kewajiban yang menyenangkan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara.
Teori-teori tersebut antara lain:
a) Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-
hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak
yang diibaratkan sebagai sebagai premi asuransi karena
memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
b) Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada
kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang.
28 Siti Resmi. Perpajakan : teori dan kasus (Jakarta : salemba empat 2011).h.3.
23
Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara,
semakin tinggi pajak yang harus dibayar.
c) Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sama beratnya,
artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul
masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat
digunakan 2 pendekatan yaitu:
a. Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
b. Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya
kebutuhan materil yang harus dipenuhi.
d) Teori Asas Daya Beli
Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak.
Maksudnya memungut berarti menarik daya beli rumah
tangga masyarakat untuk rumah tangga negara selanjutnya
negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam
bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan
demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih
diutamakan.29
29 Ahmad Akhyar abdul ahad. “Kontribusi pajak kendaraan bermotor terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah provinsi sulawesi selatan (studi pada kantor dispenda provinsi sulawesi selatan)”skripsi : universitas negeri makassar fakultas ilmu sosial 2016.h.19
24
d. Pajak Menurut Para Ulama
Ada pun beberapa ulama yang memberikan definisi tentang pajak dalam
Islam di antaranya:
1. Yusuf Qardhawi berpendapat: pajak adalah kewajiban yang
ditetapkan terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada
Negara sesuai dengan ketentuan, tanpa mendapat prestasi
kembali dari Negara, dan hasilnya untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum di satu pihak dan untuk
merealisasikan tujuan ekonomi, sosial, politik, dan tujuan-tujuan
lain yang ingin dicapai oleh Negara30
2. Gazi Inayah berpendapat: pajak adalah kewajiban untuk
membayar tunai yang ditentukan oleh pemerintah atau pejabat
berwenang yang bersifat mengikat tanpa adanya imbalan
tertentu. Ketentuan pemerintah ini sesuai dengan kemampuan
si pemilik harta dan dialokasikan untuk mencukupi pangan
secara umumdan untuk memenuhi tuntuan politik keuangan
bagi pemerintah31
3. Abdul Qadim Zallum berpedapat: pajak adalah harta yang
diwajibkan Allah swt kepada kaum untuk membiayai berbagai
30 Yusuf al-Qaradhawi, Fiqh az-Zakah, (Beirut: Muasssasah al-Risalah, 1973), h. 998. 31 Gazi Inayah, al-Iqtishad al-Islami az-Zakah wa ad-dharibah, Dirasah Muqaranah,
h.31
25
keutuhan dan pos-pos pengeluaran yang memang diwajibkan
atas mereka, pada kondisi di baitul mal tidak ada uang/harta32
Dari berbagai definisi tersebut, penulis mendefinisikan bahwa Abdul
Qadim Zallum, menyatakan definisinya terdapat lima unsur pokok yang
merupakan unsur penting yang harus ada dalam ketentuan pajak menurut
syariah, yaitu:
1. Diwajibkan oleh Allah Swt.
2. Objeknya adalah harta (al mal).
3. Subjeknya kaum muslimin yang kaya (ghaniyyun), tidak termasuk
non- Muslim.
4. Tujuannya untuk membiayai kebutuhan mereka (kaum muslimin).
5. Diberlakukannya karena adanya kondisi darurat (khusus), yang
harus segera diatasi oleh Ulil Amri.
e. Prinsip Penerimaan Pajak Dalam Sejarah Islam
Kegiatan ekonomi Islam bermula ketika Nabi Muhammad Saw
diutus menjadi seorang Rasul atau utusan Allah. Rasulullah Saw
mengajarkan sekaligus mencontohkan berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah kemasyarakatan, hukum, politik, dan juga masalah
ekonomi. Masalah ekonomi menjadi salah satu pusat perhatian utama
Rasulullah Saw, karena ekonomi merupakan salah satu pilar penyangga
keimanan yang penting.33
32 Abdul Qadim, al-Amwal fi daulah al-Khilafah, (Dar al-ilmi lilmalayin, 1988), Edisi
terjemah oleh Ahmad dkk, Sistem Keuangan di Negara Khilafah. (Bogor: Pustaka Thariq alIzzah, 2002), h. 138. 33 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: The
26
Dalam fiqih Islam disebutkan bahwa pemerintah memiliki
kekuasaan untuk memaksa warga negara membayar pajak, bila jumlah
zakat tidak mencukupi untuk menjalankan semua kegiatan pemerintahan.
Hak negara untuk meningkatkan sumber daya lewat pajak di samping
zakat telah dipertahankan oleh sejumlah fuqaha yang pada prinsipnya
mewakili semua mazhab fiqih. Hal ini disebabkan karena pada prinsipnya
dana zakat dipergunakan untuk kesejahteraan kaum miskin padahal
negara memerlukan sumber dana lain agar dapat melakukan fungsi
alokasi, distribusi, dan stabilisasi secara efektif. Hal ini ditegaskan oleh
para fuqaha berdasarkan hadits Rasulullah Saw bahwa: Pada hartamu
ada kewajiban lain selain zakat34
Dalam literatur islam dapat ditemukan prinsip pemungutan pajak yang
antara lain:
a. Negara islam berhak menaikkan atau menurunkan pajak.
b. Besar pajak ditetapkan sesuai dengan status si pembayar dan
tidak boleh melebihi kesanggupannya.
c. Pajak ditarik setahun sekali.
d. Sebuah pendapatan yang minim bebas dari pajak.
e. Biaya-biaya perusahaan dikurangi terlebih dahulu ketika menilai
besar pajak.
f. Utang-utang dikurangi terlebih dahulu ketika menilai pajak. International Institue of Islamic Thought Indonesia (IIIT) 2001),h.19-20.
34 Hadits riwayat al-Darimiy. Lebih jauh penjelasan hadits ini lihat Yusuf alQaradhawi, Fiqh az-Zakah, vol.2. h. 963
27
g. Yang tidak dikenakan pajak adalah:
1) Tanaman-tanaman yang rusak karena banjir dan sebagainya.
2) Dalam hal tertentu, perempuan-perempuan, anak-anak kecil,
orang-orang yang ditanggung, orang-orang cacat, dan
pendeta-pendeta beserta rahib-rahib yang tidak beragama
Islam.
h. Menghindari pajak adalah penipuan.
i. Pengeluaran pribadi (yaitu sedekah yang melebihi jumlah pajak
yang ditetapkan hukum) tidak dipaksa oleh hukum.
j. Orang-orang asing akan dikenakan pajak berdasarkan prinsip
berbalasan.
Dalam Islam telah dijelaskan dalil-dalil baik secara umum atau
khusus masalah pajak itu sendiri, adapun dalil secara umum,
خيس لكم ان كىتمتعلمىن Terjemahan: ‘‘Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”(QS. At Taubah: 41)35.
35 Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjemahan (Bandung : cv. Darus sunnah 2015).
28
Tafsir Al-Muyasar
Keluarlah kalian (wahai kaum Mukminin), untuk berjihad di jalan
Allah, baik para pemuda maupun orang-orang yang sudah tua, dalam
kondisi sulit maupun mudah, dalam seperti apapun keadaan kalian. Dan
infakkanlah harta benda kalian di jalan Allah dan perangilah oleh kalian
dengan tangan-tangan kalian untuk meniggikan kalimat Allah. Keluar dan
infak tersebut lebih baik bagi kalian dalam keadaan kalian dan harta
kalian daripada merasa berat, tidak berinfak serta tidak tidak ambil bagian
dalam perang, bila kalian memang termasuk orang-orang yang
mengetahui keutamaan jihad dan pahalanya da sisi Allah, maka
laksanakanlah apa yang diperintahkan kepada kalian dan penuhilah
seruan Allah dan RasulNya36.
Tafsir Hidayatul Insan Yakni baik dalam keadaan semangat atau tidak, dalam keadaan
kuat atau lemah, dalam keadaan kaya atau miskin dan dalam semua
keadaan. Menurut penyusun Tafsir Al Jalaalain ayat ini dimasukkan
dengan ayat, “Laisa „aladh dhu‟afaa…dst” (At Taubah: 91). Berjihad
dengan jiwa dan harta lebih baik dari berdiam di tempat, karena di sana
terdapat keridhaan Allah, memperoleh derajat yang tinggi di sisi-Nya,
membela agama Allah, dan masuk ke dalam barisan tentara-Nya37.
36 Tafsir al-Muyassar / Dr. Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh et al., Menteri
Agama Saudi Arabia. 37 Tafsir Hidayatul Insan / Ust. Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
29
Tafsir Kemenag
Setelah Allah mengecam sekaligus mengancam mereka yang
enggan berperang, serta menegaskan bahwa Allah akan senantiasa
menolong orang-orang mukmin, maka ayat ini menguatkan perintah
berperang yang semata-mata demi kemaslahatan. Berangkatlah kamu ke
medan perang dengan penuh semangat, baik dengan rasa ringan
maupun dengan rasa berat, kondisi kuat atau lemah, kondisi longgar
maupun sempit, masing-masing sesuai dengan kadar kemampuannya,
dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui tujuan berjihad di jalan
Allah itu, antara lain, terlindunginya kaum lemah, melawan kezaliman,
juga menjaga jalan dakwah dari perilaku zalim musuh-Musuh islaayat
sebelumnya mendorong kaum mukmin untuk berjihad, sekaligus
mengecam mereka yang merasa keberatan, maka ayat ini turun
berkenaan dengan sikap kaum munafik yang enggan berangkat ke
perang tabuk. Sekiranya yang kamu serukan kepada kaum munafik,
dalam perkiraan mereka, ada keuntungan duniawi yang jelas serta mudah
diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh lagi tidak sulit, juga
ditambah udara yang tidak terlalu panas, niscaya mereka akan
mengikutimu meskipun tidak dengan sepenuh hati. Akan tetapi, mereka
akan enggan berangkat perang jika tempat yang dituju itu terasa sangat
jauh bagi mereka. Bahkan untuk membangun alasan agar
ketidakberangkatan mereka ke medan perang dianggap benar, mereka
30
tanpa merasa bersalah akan bersumpah dengan nama Allah, padahal
sebenarnya bohong, jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat
bersamamu. Padahal sumpah palsu mereka untuk tidak turut berperang
itu telah membinasakan diri sendiri, karena kebohongan yang ditutup-
tutupi padahal Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang
yang berdusta. Inilah salah satu karakter orang munafik, yaitu tidak siap
menanggung derita dalam melaksanakan perintah Allah38.
At Taubah ayat 91 :
ليس على الضعفاء ول على المسضى ول على الريه ل
يجدون ما يىفقىن حسج اذا وصحىا وزسىله ما على
ا غفىزز حيم المحسىيه مه سبيل و Terjemahan: Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At.taubah 91)39.
Disebutkan bahwa sebagian orang-orang munafik guna melarikan
diri dari kewajiban jihad fi salibillah mereka mengetengahkan berbagai
alasan yang dibuat-buat. Sementara Allah Swt telah menganggap
perbuatan mereka itu sebagai sumber kekufuran dan keluar dari iman
kepada-Nya.
38 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
39 Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjemahan (Bandung : cv. Darus sunnah 2015).
31
Pada ayat ini dan ayat berikutnya al-Quran telah menyinggung
beberapa kelompok muslimin yang dimaafkan untuk tidak mengikuti jihad
dan perang, sehingga tidak lagi ada kelompok lain yang membuat-buat
alasan dan justifikasi untuk tidak berpartisipasi dalam jihad. Kaum wanita
dan anak-anak sudah barang tentu diterima alasan mereka tidak
mengikuti perang dan jihad fi sabilillah.
Selain kedua kelompok oang itu, disebutkan pula orang-orang yang
dari segi fisik tidak mampu, atau dikarenakan sakit sehingga mereka tidak
mungkin bisa berperang, atau orang-orang yang tidak memiliki apapun
dirumahnya, yang apabila mereka tinggal ke medan tempur pastilah
keluarga dan rumah tangga mereka akan kelaparan.
Orang-orang semacam ini diampuni untuk tidak mengikuti perang.
Tentu dalam hal ini orang-orang semacam tersebut masih bisa diberi
tugas dengan sebatas kemampuannya yaitu mereka tinggal di front
terbelakang, sehingga tidak menimbulkan iri hati.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Dalam Islam tidak pernah ada perintah yang melampaui batas
kemampuan manusia. Karena undang-undang Islam selalu
didasarkan pada perasaan dan keadilan. Untuk itu, setiap
pekerjaan dan kewajiban yang manusia tidak mampu
melaksanakannya, terlepas dari tanggung jawabnya.
2. Mereka yang punya alasan tidak bisa pergi ke medan tempur,
meski sebenarnya mereka berkeinginan untukikut pergi. Mereka
32
tersebut selalu berdoa kepada Allah Swt dengan hati dan lisannya
agar pasukan Islam memperoleh kemenangan, atau mereka
memberikan dukungan apapun yang bisa mereka lakukan sebagai
perbuatan baik.
An Nisa ayat 29 :
يا ايها الريه آمىىا ل تاكلىا امىالكم بيىكم بالباطل ال ان تكىن
تساض مىكم ولتقتلىا اوفسكم ان ا كان بكم زحيم عه تجازة Terjemahan:
‘‘Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, Allah maha penyayang kepadamu.”(QS. An Nisa: 29)40.
Tafsir Al-Muyasar
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya serta
melaksanakan syariatnya, tidak halal bagi kalian untuk memakan harta
sebagian kalian kepada sebagian yang lainnya tanpa didasari Haq,
kecuali telah sejalan dengan syariah dan pengahasilan yang dihalalkan
yang bertolak dari adanya saling rido dari kalian.
Dan janganlah sebagian kalian membunuh sebagian yang lain,
akibatnya kalian akan membinasakan diri kalian dengan melanggar
larangan-larangan Allah dan maksiat-maksiat kepadanya. Sesungguhnya
Allah maha penyayang kepada kalian dalam setiap perkara yang Allah
40 Departemen Agama RI. Al-Quran dan terjemahan (Bandung : cv. Darus sunnah 2015).
33
memerintahkan kalian untuk mengerjakannya dan perkara yang Allah
melarang kalian melakukannya41.
Tafsir Kemenag
Ayat dia atas berbicara tentang bagaimana manusia beriman
mengelola harta sesuai dengan keridaan Allah. Wahai orang-orang yang
beriman janganlah sekali-kali kamu saling memakan atau memperoleh
harta di antara sesamamu yang kamu perlukan dalam hidup dengan jalan
yang batil, yakni jalan tidak benar yang tidak sesuai dengan syariat,
kecuali kamu peroleh harta itu dengan cara yang benar dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu
yang tidak melanggar ketentuan syariat.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu atau membunuh orang lain
karena ingin mendapatkan harta. Sunggul Allah maha penyayang
kepadamu dan hamba-hambanya yang beriman dan barang siapa berbuat
demikian, dalam memperoleh harta, dengan cara melanggar hukum dan
dengan berbuat zalim, maka akan kami masukkan dia ke dalam neraka.
Yang demikian itu, yakni menjatuhkan hukumann dengan siksaan neraka,
adalah sesuatu hal yang sangat mudah bagi Allah42.
Dalam ayat tersebut di atas Allah swt melarang hamba-Nya saling
memakan harta sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan. Dan
pajak adalah salah satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya
apabila di pungut tidak sesuai aturan.
41 Tafsir Al-Muyassar / Dr. Shalih bin Abdul Aziz Syaikh et al,. Menteri Agama Saudi Arabia.
42 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI.
34
f. Karakteristik pajak menurut Islam
Karakteristik Pajak menurut syariah. Ada beberapa ketentuan
tentang pajak (dharibah) menurut syariah Islam, yang sekaligus
membedakannya dengan pajak dalam sistem kapitalis (non-Islam)
karakteristik pajak menurut syariah, yaitu:
a. Pajak (dharibah) bersifat temporer, tidak bersifat kontinyu, hanya boleh
dipungut ketika di baitul mal tidak ada harta atau kurang. Ketika baitul
mal sudah terisi kembali, maka kewajiban pajak bisa dihapuskan.
Berbeda dengan zakat, yang tetap dipungut, sekalipun tidak ada lagi
pihak yang membutuhkan (mustahik). Sedangkan pajak non-Islam (tax)
adalah abadi.
b. Pajak (dharibah) hanya boleh dipungut untuk pembiayaan yang
merupakan kewajiban bagi kaum muslimin dan sebatas jumlah yang
diperlukan untuk pembiayaan wajib tersebut, tidak boleh lebih.
Sedangkan pajak menurut non-Islam (tax) ditujukan untuk seluruh
warga tanpa membedakan agama.
c. Pajak (dharibah) hanya diambil dari kaum muslim, tidak kaum non-
Muslim. Sebab dharibah dipungut untuk membiayai keperluan yang
menjadi kewajiban bagi kaum Muslim.
d. Pajak (dharibah) hanya dipungut dari kaum muslim yang kaya, tidak
dipungut dari selainnya.
e. Pajak (dharibah) hanya dipungut sesuai dengan jumlah pembiayaan
yang diperlukan, tidak boleh lebih.
35
f. Pajak (Dharibah) dapat dihapus bila sudah tidak diperlukan.43
g. Dasar pengenaan pajak dalam Islam
a. Pajak dipungut setelah zakat ditunaikan. Zakat merupakan rukun Islam
yang ketiga dan memiliki dasar hukum yang sangat kuat karena
barlandaskan AlQur‟an dan hadits sehingga wajib ditunaikan dahulu,
baru kemudian menunaikan pajak yang berdasarkan perintah ulil amri
(pemerintah).
b. Kewajiban pajak bukan karena adanya harta, melainkan karena adanya
kebutuhan mendesak, sedangkan baitul maal kosong atau tidak
mencukupi.
c. Ada beban-beban selain zakat yang memang dibebankan Allah atas
kaum muslim. Penggunaan dana zakat telah ditentukan untuk delapan
golongan, sehingga untuk kebutuhan lain seperti pembangunan fasilitas
umum, penanggulangan bencana, pertahanan negara, dan lain
sebagainya dapat dibebankan kepada kaum muslim melalui pajak.
d. Hanya orang kaya atau mampu yang dibebani kewajiban tambahan,
orang kaya adalah orang yang telah terpenuhi segala kebutuhan
pokoknya dengan baik. Yaitu orang yang memiliki kelebihan harta dari
keperluan pokok bagi dirinya, anak istrinya seperti makan, minum,
pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat bekerja yang sangat
diperlukan.44
43 Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah. Edisi Revisi. (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.34. 44 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,
2002), h.26
36
e. Pemberlakuan pajak adalah situsional, tidak terus menerus dan bisa
saja dihapuskan apabila baitul mal telah terisi kembali.
D. Zakat Sebagai Pengganti Pajak
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang kewajibannya
bersifat mutlak atas harta kekayaan seseorang menurut aturan tertentu
yang telah di atur dalam AlQur‟an dan Hadits. Dalam konteks negara
modern, zakat bukanlah pajak yang merupakan salah satu sumber
pendapatan Negara. Zakat di pandang sebagai sarana komunikasi utama
antara orang kaya dengan orang miskin, yang memiliki peranan sangat
penting sebagai sarana distribusi penghasilan dalam menyusun
kehidupan yang sejahtera yang berkeadilan di dalam sebuah Negara.
Kedudukan zakat dalam Islam merupakan suatu keunggulan dalam
sistem ekonomi Islam. Zakat menggambarkan perwujudan kekuatan
seorang muslim terhadap Sang Khaliq. Hal ini merupakan suatu
penjelmaan dari solidaritas seorang muslim dalam kehidupan
bermasyarakat. Solidaritas itu sendiri merupakan hasil dari persetujuan-
persetujuan di dalam masyarakat sebagai keanekaragaman yang ada
dalam kehidupan bermasyarakat. Keanekaragaman dalam hal ini
misalnya dari sisi nasib, kepandaian dan keterampilan manusia.
Jadi jika shalat berusaha membentuk keshalehan pribadi individu,
maka zakat berperan membentuk keshalehan sosial dalam diri individu.
Hikmah zakat adalah mengurangi kesenjangan sosial antara golongan
37
mampu dengan golongan tidak mampu, disinilah fungsi distribusi
berperan45.
Fakta bahwa subjek pajak terbesar adalah kaum muslim yang
jumlahnya 87% dari total penduduk Indonesia, pemerintah berupaya untuk
meminimalkan kewajiban-kewajiban ganda yang memberatkan. Untuk
mengatasinya dilakukan upaya titik temu antara pajak dan zakat sehingga
kedua kewajiban tersebut dapat dilaksanakan oleh ummat Islam tanpa
memberatkannya. Pemerintah membuat aturan yang dapat menjadi solusi
bagi kewajiban ganda yaitu zakat dan pajak yang dialami oleh ummat
Islam. Hal ini dicantumkan dalam pasal 22 Undang-Undang No.23 Tahun
2011 atas perubahan pasal 14 ayat (3) Undang-Undang No.38 tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat46.
Undang-undang di atas menunjukkan bahwa pemerintah mencoba
untuk berperan aktif dalam menciptakan pelaksanaan kewajiban
keagamaan masyarakatnya dengan menjadikan unsur zakat sebagai
salah satu tax relief (keringanan pajak) dalam pemungutan Pajak
Penghasilan (PPh) di Indonesia.
Saat ini undang-undang menjadikan zakat sebagai salah satu
faktor pengurang penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)
dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak.
45 Apriliana, “Analisis Komparatif Antara Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang
Penghasilan Kena Pajak Dengan Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang Lang sung Pajak Penghasilan”, Skripsi (Jakarta:Fak.Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h.18.
46 UU No. 23 tahun 2011 atas perubahan Uu no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
38
Hal ini diharapkan dapat meminimalkan beban ganda yang di pikul
oleh ummat Islam sebagai Wajib Pajak dan muzakki.
E. Macam-macam pajak kendaraan bermotor di Indonesia
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 pasal 1 ayat
12 Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilkan dan atau
penguasaan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua
kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis
jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya
energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang
bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar dalam
operasinya menggunakan roda dan motor yang tidak melekat secara
permanen serta kendaraan motor yang dioperasikan di air.47
Macam-macam pajak kendaraan bermotor di Indonesia adalah:
2. Kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi
kotor GT 5 (Lima Gross Tonnage) sampai dengan GT 7 (tujuh
Gross Tonnage).
3. Pajak biaya balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) atau BBN 1.
4. Pajak negara bukan pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan
pemerintah pusat yang tidak berasal dari pemerintah perpajakan
47 UU No. 28 pasal 1 ayat 12 tahun 2009 tentang pajak kendaraan bermotor.
39
5. SWDKLLJ adalah sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas
mendaftarkan diri pada asuransi yang dikelola oleh negara (BUMN)
yakni Jasa Raharja.
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
NO. Peneliti Dan Judul Metode Hasil
1. Ikra Rahardian Permadi Arsy Kualitas pelayanan pembuatan izin mendirikan bangunan (IMB) di kantor perizinan terpadu (KPPT) kota cimahi48
Kualitatif kualitas pelayanan yang diberikan oleh KPPT kota cimahi dari prosedur yang dikatakan belum baik.
2. Delza Abdul Hafizh Inovasi pelayanan publik Studi deskriptif tentang penerapan layanan e-health dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas pucang sewu kota Surabaya49
Kualitatif Layanan e-health di puskesmas pucang sewu, sudah berjalan dengan baik, sarana dan prasarana dan yang mudah diakses masyarakat.
48 Permadi Rahardian Ikra, Kualitas Pelayanan Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) Di Kantor Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi (Cimahi : Universitas Komputer Indonesia 2010).h.36.
49 Hafizh Abdul Delza, Inovasi Pelayanan Public Studi Deskriptif Tentang Penerapan Layanan E-Health Dalam Meningkatkan Kualitas Pelyanan Kesehatan Di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya (Surabaya : Universitas Airlangga 2010).h.38.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena proses dan
makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif
landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta dilapangan. Maka dapat disimpulkam bahwa
penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan
penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian kualitatif lebih subjektif dan menggunakan metode sangat
berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam
menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus sifat dari
jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjajahan terbuka berkahir
dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara
mendalam.
B. Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
Peneltian ini dilakukan di Badan Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan yang beralamatkan di Jl. Andi Pangeran Pettarani No. 1
Makassar Sulawesi selatan. penelitian ini akan dilakukan selama 2 bulan.
41
C. Fokus Dan Deskripsi Penelitian
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1. Fokus penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah:
a. Layanan unggulan yang tediri dari layanan drive thru, samsat
keliling dan kedai samsat.
b. Penerimaan pajak kendaraan bermotor dari layanan drive
thru, samsat keliling dan kedai samsat.
2. Deskripsi penelitian
a. Penjelasan tentang layanan unggulan:
I. Drive Thru adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran
pajak kendaraan bermotor (PKB), dan SWDKLLJ yang tempat
pelaksanaannya di luar gedung Kantor Bersama Samsat dan
memungkinkan wajib pajak melakukan transaksi tanpa harus
turun dari kendaraan bermotor yang dikendarainya.
II. Samsat Keliling adalah layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ di dalam kendaraan
dengan metode jemput bola yaitu dengan mendatangi pemilik
kendaraan/wajib pajak yang jauh dari pusat pelayanan samsat
induk.
III. Kedai Samsat adalah layanan pengesahan STNK setiap
tahun, pembayaran PKB dan SWDKLLJ di luar Samsat induk
42
yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan berupa wi-fi dan
minuman kepada wajib pajak.
b. Penerimaan Pajak merupakan salah satu pendapatan
terbesar dan sangat berpengaruh di indonesia, melalui pajak
tersebut pemerintah mampu membiayai pengeluaran dalam
rangka pembangunan nasional. Sesuai dengan undang-
undang dasar 1954 alinea IV yaitu melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan
seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesehjahteraan
umum.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang harus
betul-betul direncanakan yang dapat dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data empiris sebagaimana adanya sebab penelitian akan
berhasil apabila banyak menggunakan instrumen agar data tersebut dapat
menjawab pertanyaan.
Peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian seperti:
peneliti itu sendiri sebagai intstrumen wawancara, pedoman dokumentasi,
alat recorder dan camera.
E. Jenis Data
Data adalah sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari
pengamatan (observasi) suatu objek. Adapun 4 jenis-jenis dalam
43
pengumpulan data antara lain, data menurut sifatnya, sumbernya, cara
memperolehnya dan waktu pengumpulannya.
Jenis data dalam penelitian ini adalah:
1. Masyarakat yang menggunakan jasa layanan Drive Thru.
2. Masyarakat yang menggunakan jasa layanan Samsat
Keliling.
3. Masyarakat yang menggunakan jasa layanan Kedai
Samsat.
4. Penanggung jawab dari layanan unggulan di atas adalah
kepala seksi penerimaan dan penetapan.
5. Penanggung jawab dari semua layanan unggulan yang telah
diteliti adalah kepala Upt Pendapatan Wilayah Makassar 1
Selatan.
6. Pendapat MUI tentang pajak kendaraan bermotor (anggota
Majelis Ulama Indonesia).
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah
mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan
mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut
bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantif.
44
a. Reduksi Data
Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi
data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data.
Selama pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi,
yaitu membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-
gugus, membuat partisi, dan menulis memo.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan
akhirnya dapat ditarik dan disimpulkan. Reduksi data atau proses
transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai
laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam penelitian kualitatif dapat
disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara: melalui
seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan
dalam suatu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
b. Display data
Penyajian data (data display) peneliti mengembangkan sebuah
deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Display data atau penyajian data yang lazim digunakan pada
langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif.
45
c. Menarik kesimpulan
Kegiatan terakhir adalah menarik kesimpulan ketika kegiatan
pengumpulan data dilakukan, seseorang penganalisis kualitatif mulai
mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan,
konfigurasi-konfigurasi yang mula-mulanya belum jelas akan meningkat
menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul
bergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan,
pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang
digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering
kali kesimpulan itu telah sering dirumuskan sebelumnya sejak awal.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan atau memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya.
2. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan pewawancara tujuan
wawancara adalah untuk mendapatkan suatu informasi yang tepat
dari narasumber yang terpercaya.
3. Dokumen adalah sebuah tulisan penting yang memuat informasi.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Sejarah Badan Pendapatan Daerah
Dinas Pendapatan Daerah sebagai Satuan Kerja Daerah (SKPD)
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang diberikan kewenangan
mengemban tugas di bidang pendapatan sebagaimana diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,
dimana pemerintah daerah mempunyai hak mengelola pendapatan
daerah, antara Iain memungut pajak daerah dan retribusi daerah,
mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya yang barada di daerah, mendapatkan sumber-sumber
pendapatan yang sah guna pambiayaan kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan.50
Pada awalnya sekitar tahun 1972 ke bawah Dinas Pendapatan
Daerah merupakan salah satu bagian pada biro keuangan setwilda
Provinsi Sulawesi Selatan dengan nama Bagian Penghasilan Daerah.
Dalam perkembangan selanjutnya dengan luasnya daerah kerja urusan-
urusan yang menyangkut pendapatan daerah baik meliputi pendapatan
asli daerah sendiri (Pajak, Retribusi dan pendapatan-pendapatan daerah
lainnya yang sah maupun pendapatan negara yang diserahkan ke daerah
50 UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah.
47
Provinsi) dan setiap SKPD mendapatkan tugas khusus dari
sekretariat pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Bagian pendapatan daerah pada biro keuangan menjadi urusan
tersendiri dan merupakan Dinas Otonomi yang ditetapkan berdasarkan
Surat keputusan Gubernur/ Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor:
130/lV/1973 tanggal 17 April 1973 tentang pembentukan Dinas
Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan51.
Dengan semakin meningkatnya Upaya pembangunan Daerah yang
merupakan salah satu tugas pokok pemerintah daerah sebagai
perwujudan dari kegiatannya menuju kearah otonomi yang dinamis, nyata
dan bertanggung jawab sehingga perlu dilakukan penyerasiannya usaha
pemupukan dana guna membiayai pembangunan daerah, sehingga
dengan demikian dalam rangka peningkatan daya guna dan hasil dan
hasil guna Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Dari 1 Sulawesi Selatan.
Perlu ditingkatkembangkan pengelolaannya baik pelayanan kepada
masyarakat maupun peningkatan pendapatan daerah sehingga untuk
kelancaran pelaksanaan kegiatan dimaksud ditetapkanlah susunan
organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan yang diatur berdasarkan peraturan pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan Nomor 6 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan52.
51 Surat keputusan Gubernur/ Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor : 130/lV/1973
tanggal 17 April 1973 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. 52
Peraturan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1979 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
48
2. Pajak Daerah
Pajak merupakan salah satu pendapatan terbesar dan sangat
berpengaruh di indonesia, melalui pajak tersebut pemerintah mampu
membiayai pengeluaran dalam rangka pembangunan nasional. Sesuai
dengan undang-undang dasar 1954 alinea IV yaitu melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan seluruh
tumpah darah indonesia, memajukan kesehjahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia sejak diberlakukannya otonomi daerah, daerah untuk
dapat berkreasi dalam mencari sumber penerimaan daerah yang dapat
mendukung pembiayaan pengeluaran daerah.
Salah satunya adalah sumber pendapatan dari pajak kendaraan
bermotor yang diharapkan menjadi peningkatan kesehjahteraan
masyarakat. Pembangunan daerah sebagai dari pembangunan nasional
dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber
daya suatu daerah.
Pemungutan pajak daerah merupakan salah satu cara
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan pemungutan ini
dikenakan pada anggota masyarakat wajib pajak sebagai pencerminan
kewajiban di bidang perpajakan.
Sumber pendapatan daerah menurut undang-undang nomor 18
tahun 1998, kemudian diubah menjadi undang-undang nomor 34 tahun
2000 tentang pajak daerah dan terakhir undang-undang nomor 28 tahun
49
2009, untuk pemungutan pajak kendaraan bermotor (PKB) saat ini
didasari atas hukum yang jelas dan kuat53.
Selanjutnya daerah dipacu untuk dapat berkreasi dalam mencari
sumber dana penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan
penggeluaran daerah salah satunya adalah pajak kendaraan bermotor
(PKB) dan Samsat salah satu berfungsi sebagai tempat pelayanan
pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB), dipungut dengan
menggunakan pelayanan administratif kendaraan bermotor dan
pembayaran pajak dalam satu gedung.
3. Nama-nama kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan
I. Drs. H. A. Palioi (1965-1968) Aktif
II. Drs. H. Mekka Hayade (1968-1980) Aktif
III. Mansyur A. Sulthan, BA (1980-1984) Aktif
IV. Drs. H. Abdoel Azis Moesa (1984-1987) Aktif
V. Drs. H. Hakamuddin Djamal (1987-1990) Aktif
VI. Drs. H. M. Akib Patta (1990-1994) Aktif
VII. Drs. H. M. Amiruddin Maula, SH (1994-1999) Aktif
VIII. Drs. H. A. Yaksan Hamzah, MS (1999-2008) Aktif
IX. Drs. H. Arifuddin Dahlan, MM (2008-2012) Aktif
X. Drs. H. Tautoto T.R., M.SI (2013-2018) Aktif
XI. H. Andi Sumardi Sulaiman S,sos.M,Si (sekarang) Aktif
53. UU No.18 tahun 1998, kemudian diubah menjadi UU No.34 tahun 2000 tentang pajak
daerah dan terakhir UU No.28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
50
4. Layanan unggulan Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Selatan
1. Samsat Link
Samsat Link merupakan pelayanan pembayaran pajak secara
online yang terhubung antara samsat satu dengan samsat lainnya dalam
wilayah Sulawesi Selatan. Misalnya pembayaran pajak kendaraan
Makassar juga dapat dibayar melalui Samsat Gowa ataupun melalui
Samsat Sidrap serta samsat lainnya. Samsat Link terdapat di 25 Samsat
di Sulsel, yakni
1. Samsat Makassar I
2. Samsat Makassar II
3. Samsat Gowa
4. Samsat Bone
5. Samsat Parepare
6. Samsat Palopo
7. Samsat Luwu
8. Samsat Barru
9. Samsat Maros
10. Samsat Sinjai
11. Samsat Wajo
12. Samsat Bantaeng
13. Samsat Jeneponto
14. Samsat Takalar
15. Samsat Pinrang
51
16. Samsat Pangkep
17. Samsat Sidrap
18. Samsat Enrekang
19. Samsat Tana Toraja
20. Samsat Luwu Timur
21. Samsat Luwu Utara
22. Samsat Soppeng
23. Samsat Bulukumba
24. Samsat Selayar
25. Samsat Toraja Utara
2. Gerai Samsat
Gerai Samsat merupakan unit layanan Surat Tanda Nomor
Kendaraan (STNK) yang tetap bersinergi dengan pelayanan samsat induk
atau samsat stasioner, yang melayani pengesahan STNK satu tahunan
dan pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB). Gerai samsat
berlokasi di tempat umum seperti pasar, pusat pertokoan, dan pemukiman
penduduk. Gerai samsat hadir untuk melayani wajib pajak yang
berdomisili jauh dari samsat induk. Gerai Samsat tersebut antara lain:
1. Gerai Bukit Khatulistiwa
2. Gerai Bua
3. Gerai Walenrang
4. Gerai Tomang
5. Gerai Lakessi
52
6. Gerai Siwa
7. Gerai Bone Bone
8. Gerai Takalalla
9. Gerai Bonto Tangnga
10. Gerai Manipi
11. Gerai Kajuara
12. Gerai Maiwa
13. Gerai Bajeng
14. Gerai Pallangga
15. Gerai Pattalassang
16. Gerai Romang Polong
17. Gerai Galesong
18. Gerai Tanralili
19. Gerai Bara
20. Gerai Tonasa
21. Gerai Barombong
22. Gerai Samsat Pasar Lakessi
23. Dan 11 gerai di 11 kecamatan di Kota Makassar
Gerai Samsat beroperasi mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00,
setiap hari kerja.
3. Drive Thru
Layanan Drive Thru adalah layanan pengesahan STNK, pembayaran
pajak kendaraan bermotor (PKB), dan SWDKLLJ yang tempat
53
pelaksanaannya di luar gedung Kantor Bersama Samsat dan
memungkinkan wajib pajak melakukan transaksi tanpa harus turun dari
kendaraan bermotor yang dikendarainya. Untuk sementara layanan ini
hanya terdapat di Samsat Pembantu Jl Andi Pangeran Pettarani nomor 1
Makassar dan di Samsat Gowa Jl Tumanurung no 17, Sungguminasa.
4. Samsat Keliling
Samsat Keliling adalah layanan pengesahan STNK setiap tahun,
pembayaran PKB dan SWDKLLJ di dalam kendaraan dengan metode
jemput bola yaitu dengan mendatangi pemilik kendaraan/wajib pajak yang
jauh dari pusat pelayanan samsat induk. Tujuan Samsat Keliling adalah
meningkatkan mutu pelayanan publik, khususnya pelayanan pembayaran
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
5. Kedai Samsat
Kedai Samsat adalah layanan pengesahan STNK setiap tahun,
pembayaran PKB dan SWDKLLJ di luar Samsat induk yang dilengkapi
dengan fasilitas tambahan berupa wi-fi dan minuman kepada wajib pajak.
6. Samsat Delivery Order
Samsat Delivery Order adalah salah satu inovasi yang dilakukan
Bapenda Sulsel untuk memberikan kemudahan kepada wajib pajak dalam
membayar pajak kendaraan bermotor. Samsat Delivery diawali dengan
penjemputan berkas wajib pajak kemudian dibawa ke Samsat untuk
diproses kemudian dikembalikan kepada wajib pajak.
54
Setelah menelepon, operator akan melakukan verifikasi data
kendaraan bermotor (Ranmor) kemudian menginformasikan kepada wajib
pajak, selanjutnya operator menghubungi petugas Samsat untuk segera
menuju ke tempat wajib pajak untuk melakukan pendataan dan proses
pembayaran.
7. Pembayaran Via EDC
E-payment atau e-Samsat adalah sistem pembayaran pajak
kendaraan bermotor (PKB) online yang transaksinya dilakukan di loket-
loket dengan system pembayaran menggunakan mesin EDC (Electronic
Data Capture). Tujuan dibukanya pembayaran e-payment ini adalah untuk
memberikan pilihan kepada wajib pajak untuk melakukan transaksi.
5. Instansi yang bekerja sama
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang mempunyai fungsi
dan kewenangan dibidang registrasi dan identifikasi kendaraan
bermotor.
2. Badan Pendapatan Daerah di bidang pemungutan pajak kendaraan
bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama kendaraan bermotor (BBNKB).
3. PT.Jasa Raharja (Persero) yang berwenang dibidang penyampaian
sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan (SWDKLLJ).
55
B. Deskripsi Narasumber
Tabel 4.1 NO. NAMA UMUR PERAN
1. Sapriadi 34 tahun Pengguna layanan drive thru
2. Alex 48 tahun Pengguna layanan samsat keliling
3. Egidius. T 52 tahun Pengguna layanan kedai samsat
4. H.Harmin 44 tahun Kepala Upt Makassar 1 selatan
5. H.Makmur Madjid 49 tahun Kepala seksi penerimaan dan penetapan.
6. Drs. H. Mawardi pewangi
55 tahun Tokoh agama dari PW Muhammadiyah
Hasil analisis data
1. Drive thru
Layanan drive thru adalah layanan pengesahan STNK pembayaran
pajak kendaraan bermotor (PKB) dan SWDKLLJ yang tempat
pelaksanaannya di luar gedung kantor bersama Samsat dan
memungkinkan wajib pajak melakukan transaksi tanpa harus turun dari
kendraraan bermotor yang dikendarainya. Layanan ini terdapat di Samsat
pembantu Jl. Andi Pangeran Pettarani No. 1 Makassar dan di Samsat
Gowa Jl. Tumanurung No. 17 Sungguminasa.
Layanan ini dapat digunakan wajib pajak secara langsung dari atas
kendaraannya untuk memberi kemudahan kepada wajib pajak yang tidak
punya banyak waktu cara pelayanan pegawai drive thru ini sangat
nyaman dan ramah seperti yang dituturkan oleh Sapriadi.
56
“Layanan ini sangat memuaskan kelebihannya karena tidak perlu antri” layanan drive thru tidak hanya melayani kendraan roda 4 tetapi juga kendaraan roda 2 bisa dari motor, cepat dan tidak antri pelayanannya ramah dan nyaman.”
Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa layanan Drive
Thru ini dapat meningkatkan penerimaan pajak kendaraan.
2. Samsat keliling
Layanan Samsat Keliling adalah layanan pengesahan STNK di
dalam kendaraan dengan metode jemput bola yaitu dengan mendatangi
pemilik kendaraan/wajib pajak yang jauh dari pusat pelayanan Samsat
induk. Layanan ini dapat ditemukan di Jl. Pattimura, di perbatasan Gowa-
Makassar Jl. Malengkeri depan Kantor Koramil Makassar seperti yang
dituturkan oleh Alex.
“Kelebihan layanan ini mudah di dapat dimana-mana, cepat dan tidak harus ikut mengantri tetapi layanan ini masih mempunyai kekurangan seperti mungkin tempat yang mereka tempati itu harus lebih baik lagi.”
Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa layanan Samsat
Keliling dapat meningkatkan penerimaan pajak kendaraan tetapi saran
dari masyarakat mungkin lokasi kendaraan Samsat Keliling yang berada
di Jl. Pattimura mungkin bisa diperbaiki lagi.
3. Kedai samsat
Layanan Kedai Samsat adalah layanan pengesahan STNK,
pembayaran PKB, dan SWDKLLJ di luar Samsat induk yang dilengkapi
dengan fasilitas tambahan berupa Wifi dan minuman kepada wajib pajak
layanan ini dapat ditemukan di Jl. Hertasning Baru dan Jl. Sunu Masjid Al
Markas.
57
Kelebihan layanan ini berada dekat dengan pusat kota makassar
lokasinya tepat dimana banyak masyarakat beraktifitas sehingga
masyarakat yang ingin membayar pajak kendaraanya dengan mudah
menemukan layanan ini dan kelebihan lainnya tidak mempersulit
masyarakat yang ingin membayar pajaknya karena waktu yang
dibutuhkan tidak sampai 5 menit membayar pajak. Seperti yang dituturkan
olek Egidius
“ karena ini dekat dari rumah saya jadi saya tidak perlu jauh-jauh lagi pergi untuk membayar pajak kendaraan saya tetapi kekurangan dari layanan ini waktu jam buka pelayanannya yang lama.” Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa layanan Kedai
Samsat dapat meningkatkan penerimaan pajak kendaraan tetapi mungkin
yang harus diperbaiki lagi adalah waktu pelayanan jangan terlau lama
buka agar masyarakat yang ingin membayar tidak menunggu terlalu lama.
4. Hasil penerimaan pajak
Inovasi yang dilakukan Samsat Makassar 1 berdampak pada
penerimaan pajak kendaraan yang dituju.
Inovasi yang dibuat selalu memudahkan masyarakat dan
dampaknya positif karena masyarakat bisa lebih mudah membayar pajak
kemudian masyarakat pasti senang jika dimudahkan untuk membayar
pajak. Sebagai kepala Upt Makassar bapak Harmin menjelaskan:
“Layanan yang paling efisien ada 2 yaitu layanan Samsat Lorong dan Samsat Care mengapa dikatakan efisien karena wajib pajak cukup dengan menelfon petugas untuk membayar pajak kendaraannya lalu petugas Samsat akan datang ke tempat wajib pajak untuk membantu wajib pajak membayar pajak kendaraannya dan untuk Samsat Lorong masyarakat yang tinggal di dalam lorong
58
atau gang sempit bisa membayar pajak kendaraannya dengan menelfon petugas Samsat Lorong.” Dengan adanya layanan unggulan masyarakat terlayani dengan
baik sebagaimana di jelaskan oleh bapak Harmin:
“Dalam layanan unggulan pasti masih terdapat kekurangan biasanya masyarakat atau wajib pajak yang selalu ingin terburu-buru dalam menyelesaikan urusannya sedangkan dalam pelayanan kami membutuhkan armada untuk bisa melayani wajib pajak dengan baik dan apalagi kalau terjadi antrian tetapi semua itu normatif dan untuk menghindari yang namanya antrian msyarakat bisa mencoba layanan membayar pajak lewat mobile banking tetapi masyarakat yang bisa menggunakan layanan tersebut hanya masyarakat yang mempunyai tabungan Bank Sulselbar atau BPD (bank pembangunan daerah).” Bapak Harmin menjelaskan: “Karena masih banyak masyarakat mungkin kurang sosialisasi akhirnya masyarakat belum tahu tentang layanan unggulan yang ada di samsat tetapi secara keseluruhan sosialisasi tetap berjalan sosialisasi masih belum sepenuhnya dapat di laksanakan oleh Samsat karena luasnya wilayah Makassar.” Berikut penjelasan bapak Harmin: “Relatif untuk wilayah Makassar 1 saja kita sudah punya 24 layanan unggulan kita sudah siapkan itu tersebar di pelosok-pelosok sampai kecamatan jadi tinggal masyarakat atau wajib pajak yang memilih ingin menggunakan layanan apa.” Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa inovasi dalam
layanan unggulan berdampak pada penerimaan pajak kendaraan di
Sulawesi Selatan.
Berkat layanan yang telah di buat oleh Samsat Makassar
Bapenda mendapatkan penghargaan dan medali dari lembaga prestasi
indonesia dunia (LEPRID) pada tanggal 15 Oktober 2016, diberikan
kepada kepala Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Sulawesi Selatan
59
Drs.H. Tautoto Tanaraggina, M.Si. atas prestasi kerja, pelaksanaan
gerakan penyampaian SP3D secara langsung (door to door), kontinyu dan
konsisten kepada wajib pajak berbasis data recording pertama di
Indonesia sejak tahun 2014.
Keberhasilan layanan didasari dengan sosialisasi, sebagaimana
dijelaskan oelh kepala seksi penerimaan dan penetapan bapak H.Makmur
dampak inovasi terhadap penerimaan:
“Sangat signifikan karena beberapa layanan unggulan sudah tersebar di beberapa titik yang ada dikota makassar dan tidak terpusat lagi di satu titik dan inovasi yang paling efisien ada 2 yaitu kedai samsat dan samsat keliling karena sangat dirasakan oleh masyarakat dan titiknya juga tepat.” Makmur mengatakan bahwa sosialisasi belum menjangkau sebagian masyarakat beliau menjelaskan: “Dalam sebuah kegiatan pasti terdapat kekurangan yaitu perlu sosialisasi ke masyarakat agar wajib pajak dapat mengetahui dimana titik layanan itu beroperasi dan sosialisasinya telah dilakukan setiap 2 bulan kita mengundang 100 orang masyarakat untuk mensosialisasikan layanan unggulan yang ada dikota Makassar ini dan bekerja sama dengan sejumlah media cetak maupun elektronik untuk menyampaikan informasi tentang layanan-layanan unggulan kami.”
Jumlah layanan yang dibutuhkan agar penerimaan dapat meningkat
seperti yang dituturkan H.Makmur
“Kalau kita mengingingkan sebanyak-banyaknya tetapi rata-rata pelayanan kami di sini untuk layanan unggulan seperti kedai samsat itu rata-rata melayani 100 orang per hari.”
Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa inovasi dalam
layanan unggulan berdampak signifikan terhadap penerimaan pajak
kendaraan di Sulawesi Selatan.
60
5. Tokoh agama dari PW Muhammadiyah, Drs. H. Mawardi Pewangi
Di Indonesia pajak merupakan salah satu pemasukan devisa bagi
negara pajak adalah kontribusi wajib bagi negara yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang manfaat pajak tidak bisa kita rasakan secara
langsung karena pajak digunakan untuk membiayai pembangunan di
Indonesia.
Menurut H. Mawardi Pewangi pajak dalam Islam itu dibenarkan
seperti yang dikatakan:
“Iya dibenarkan karena di masa Rasulullah SAW sudah ada yang namanya pajak yaitu jizyah dan pemungutan pajak di indonesia penting karena untuk membiayai pembangunan dan pajak juga sebagai salah satu sumber penghasilan negara devisa negara.” Bapak Mawardi juga menjelaskan cara pemungutan pajak sebagai
berikut: “Cara pemungutan pajak harus sesuai dengan undang-undang dan peraturan kemudian dilaksanakan secara jujur dan patuh pajak itu berlaku bagi semua warga negara indonesia sedangkan zakat hanya berlaku untuk umat Islam.” Pajak kendaraan bisa membantu pembangunan di indonesia
seperti yang dituturkan bapak Mawardi:
“Bisa sekali karena pajak merupakan pemasukan bagi negara kalau tidak ada pajak berarti tidak ada pemasukan jika tidak ada pemasukan berarti tidak ada pembangunan.” Dari penjelasan narasumber menyimpulkan bahwa pajak dalam
Islam dibenarkan karena pajak merupakan salah satu devisa negara untuk
membantu pembangunan di indonesia asalkan cara pemungutannya
sesuai dengan undang-undang dan dilaksanakan secara jujur dan patuh.
61
C. Pembahasan
1. Layanan Drive Thru
Sejak berlakunya pelayanan pembayaran Drive Thru telah terjadi
peningkatan pembayaran unit kendaraan seperti pada tabel 4.2.
Tabel 4.2: peningkatan layanan Drive Thru
Unit kendaraan 2017 2018
Pengguna Drive Thru 4000 unit 24.900 unit
Dari tabel layanan unggulan drive thru di atas telah terjadi
peningkatan unit kendaraan yang membayar pajak pada tahun 2017
hanya sebesar 4000 unit naik sekitar 900% menjadi 24.900 unit pada
tahun 2018.
Layanan Drive Thru berpengaruh pada peningkatan penerimaan
sebagai berikut pada tabel 4.3.
Tabel 4.3: penerimaan pajak Drive Thru
Penerimaan 2017 (Milyar) 2018 (Milyar)
Penerimaan pajak dari layanan Drive Thru
3,718 27,381
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa layanan Samsat
drive thru mengalami peningkatan penerimaan yang awalnya sebesar
3,718 M pada tahun 2017 kemudian naik secara signifikan menajdi 27,381
pada tahun 2018.
62
2. Samsat Keliling
Sejak berlakunya Samsat Keliling telah terjadi pelayanan
pembayaran unit kendaraan bermotor seperti pada tabel 4.4.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penerimaan
layanan Samsat Keliling dari tahun 2015 sebesar 3.219.049.150
mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 27.510.423.925 dan
pada tahun 2017 naik lagi 66.208.209.544 dan terakhir pada tahun 2018
64
meningkat lagi menjadi 73.525.303.488 ini menunjukkan bahwa adanya
inovasi layanan telah meningkatkan penerimaan pajak dari tahun ke
tahun.
3. Kedai Samsat
Sejak berlakunya layanan Kedai Samsat telah terjadi peningkatan
pelayanan unit kendaraan sebagaimana pada tabel 4.6.
Tabel 4.6: peningkatan layanan kedai Samsat
Unit kendaraan Kota 2017 2018
Pengguna Kedai Samsat
Makassar II 9.739 unit 24.764 unit
Makassar I 19.416 unit 65.820 unit
Maros 130 unit 2.975 unit
Dari tabel layanan unggulan kedai Samsat di atas telah terjadi
peningkatan unit kendaraan yang membayar pajak pada tahun 2017
sebesar 9.739 unit untuk wilayah Makassar II wilayah Makassar I sebesar
19.416 unit dan wilayah Maros sebesar 130 unit.
Sedangkan pada tahun 2018 untuk wilayah Makassar II sebesar
24.764 unit wilayah Makassar I sebesar 65.820 unit dan wilayah Maroe
sebesar 2.975 unit setiap wilayah selalu mengalami peningkatan unit
kendaraan yang membayar pajak setiap tahunnya.
Layanan Kedai Samsat berpengaruh pada peningkatan
penerimaan pajak kendaraan sebagaimana pada tabel 4.7.
65
Tabel 4.7: peneriman pajak kedai Samsat
Kota 2017 (M) 2018 (M)
Makassar II 6.800.752.900 18.030.393.276 Makassar I 12.741.543.900 41.313.198.539 Maros 263.034.700 1.813.421.750 Total 19.805.331.500 61.157.013.565
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa layanan Samsat
Keliling dari tahun 2017 sebesar 6.800.752.900 untuk wilayah Makassar II
sedangkan wilayah Makassar I sebesar 12.741.543.900 dan wilayah
Maros sebesar 263.032.700.
Pada tahun 2018 untuk wilayah Makassar II sebesar
18.030.393.276 sedangkan wilayahn Makassar I 41.313.198.539 dan
wilayah Maros sebesar 1.813.421.750 terus mengalami kenaikan baik dari
penerimaan unit kendaraan dan penerimaan pajak kendaraan yang dari
tahun ke tahun terus meningkat.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini:
1. Tujuan layanan unggulan drive thru, Samsat keliling dan kedai
Samsat yang dibuat oleh Samsat UPT Makassar 1 dan ditempatkan
pada titik yang mudah dijangkau oleh masyarakat atau wajib pajak,
telah membantu masyarakat dalam hal melakukan kewajiban
membayar pajak kendaraan. Wajib pajak tidak harus menunggu
lama untuk memenuhi kewajibannya.
2. Dengan adanya inovasi layanan drive thru, Samsat keliling dan kedai
Samsat telah terjadi peningkatan penerimaan pajak dari tahun ke
tahun seperti layanan drive thru dari tahun 2017 sebesar 3,718 M
naik drastis menjadi 27,381 M, layanan Samsat keliling dari tahun
2015 sebesar 3.219.049.150, dan pada tahun-tahun selanjutnya
selalu naik menjadi 73.525.303.488 pada tahun 2018, layanan kedai
Samsat pada tahun 2017 sebesar 19.805.331.500, dan pada tahun
2018 naik drastis menjadi 61.157.013.565 sehingga dengan adanya
kenaikan penerimaan pajak dari tahun ke tahun berpengaruh pada
APBD yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
B. Saran
Saran dari penelitian ini adalah:
1. Diharapkan kepada para karyawan dari layanan unggulan drive thru,
Samsat keliling, dan kedai Samsat untuk lebih aktif lagi dalam
67
pelayanan pada masyarakat atau wajib pajak ketika ingin membayar
pajak kendaraannya.
2. Diharapkan kepada pihak Bapenda agar meningkatkan kinerja
layanan terpadu baik dalam bidang pengelolaan, pembinaan kepada
masyarakat yang lebih aktif harus lebih banyak melakukan
sosialisasi agar masyarakat atau wajib pajak yang belum tahu
tentang layanan yang ada di Samsat bisa tahu tentang layanan apa
saja yang ada di Samsat.
3. Diharapkan kepada pemerintah setempat agar membantu
masyarakat atau wajib pajak baik materil maupun moral dalam
pelayanan dan penerimaan pajak kendaraan bermotor.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: Cv Darus Sunnah.
Adrian, Sutedi. 2013. Hukum pajak cetakan ke-2. Jakarta : Sinar Grafika.
Ahmad Akhyar abdul ahad. 2016. Kontribusi pajak kendaraan bermotor
terhadap peningkatan pendapatan asli daerah provinsi sulawesi selatan (studi pada kantor dispenda provinsi sulawesi selatan).
Apriliana. 2010. Analisis Komparatif Antara Perlakuan Zakat Sebagai
Pengurang Penghasilan Kena Pajak Dengan Perlakuan Zakat Sebagai Pengurang Langsung Pajak Penghasilan Skripsi Jakarta : Fak.Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Abdul, Qadim Zallum. 1998. Al-Amwal Fi Daulah Al-Khilafah. Edisi
Terjemah Oleh Ahmad Dkk, Sistem Keuangan Di Negara Khilafah. Bogor: Pustaka Thariq Alizzah, 2002
Drucker, F. Peter. 1985. Innovations and enterpeneurship. New York :
Harper Collins Publishers.
Dwiyanto, Agus. 2013. Reformasi Pelayanan Publik: Apa Yang Harus Dilakukan, Policy Brief. Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan. UGM.
Dr. Waluyo, M.sc., Ak. 2011. Perpajakan di indonesia. Jakarta : salemba
empat. Didin, Hafidhuddin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta :
Dirasah Muqaranah. Jakarta : Gramedia. Gusfahmi. 2011. Pajak menurut syariah. Edisi revisi. Jakarta : Rajawali
Press. Hurley, Rober and Hult Thomas. 1998. Innovation Market Orientation And
Organizational Leraning: Michigan State University. Haulana, Rosdiana & Edi Slamet Irianto. 2014. Pengantar ilmu pajak.
Cetakan ke. 3. Jakarta : Rajawali pers.
69
Hafizh, Abdul Delza. 2010. Inovasi Pelayanan Publik Studi Deskriptif Tentang Penerapan Layanan E-Health Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Pucang Sewu Kota Surabaya. Surabaya : universitas Airlangga.
I Nyoman, Sumaryadi. 2010. Sosioologi Pemerintahan: Dari Perspektif
Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, Dan Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Indonesia : ghalia.
Ikra, Rahardian Permadi. 2010. Kualitas Pelayanan Pembuatan Izin
Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kantor Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi. Cimahi : universitas komputer Indonesia.
J, Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta :
Rineka Cipta. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
Kep/25m.Pan/2/2004 Dari Pasal 1-5 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.
Loina, perangin-angin. 2001. Hubungan masyarakat membina hubungan
baik dengan publik. Jakarta : Pt. Raja Grafindo. Moenir, H.A.S .2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia: Jakrarta
Bumi Aksara. Prof, Dr. Mardiasmo, Mba., Ak. 2011. Perpajakan. Jakarta : gramedia. Peraturan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 1979
Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pendapartan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Rogers, Everett M. 1983.Diffusion Of Innovations. New York : Free Press Ratminto. 2006. Manajemen pelayanan. Yogyakarta : pustaka pelajar. Sundariningrum. 2001. Partisipasi masyarakat. Yogyakarta : pustaka
pelajar. Sitti, Resmi. 2003. Perpajakan (teori dan kasus). Jakarta : salemba empat. Sitti, Resmi. 2011. Perpajakan (teori dan kasus). Jakarta : salemba empat.
70
Surat Keputusan Gubernur/Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor: 130/IV/1973 tanggal 17 april 1973 tentang pembentukan dinas pendapatan daerah provinsi sulawesi selatan.
Undang-undang dasar 1945 pasal 23 A tentang perpajakan. Undang-undang tahun 2007 no. 28 pasal 1 perubahan ketiga atas
undang-undang no. 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Undang-undang tahun 2014 no. 23 pasal 1 tentang ketentuan umum
pemerintahan daerah. Undang-undang Republik Indonesia tahun 2000 no. 25 tentang program
pembangunan nasional (PROPERNAS). Undang-undang tahun 2002 no. 18 pasal 1 ayat 9 tentang sistem nasional
penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu. Undang-undang tahun 2009 no. 25 pasal 1 tentang pelayanan publik. Undang-undang tahun 2011 no. 23 atas perubahan undang-undang no.
38 tahun 1999 tentang ketentuan umum pengelolaan zakat. Undang-undang tahun 2009 no. 28 pasal 1 ayat 12 tentang pajak
kendaraan bermotor. Undang-undang tahun 2004 no. 32 tentang pemerintahan daerah. Undang-undang tahun 1998 no. 18 kemudian di ubah menjadi undang-
undang tahun 2000 no. 34 tentang pajak daerah dan terakhir undang-undang tahun 2009 no. 28 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.