Nama Ko-ass : Mustika Tri Handayani NIM : 1320221135 Stase : Departemen kulit dan kelamin Tugas : Pembacaan Jurnal Efek Vitiligo Setelah Pengobatan Imiquimod pada Kondiloma Akuminata Wenfei Li, Hongyan Xin, Lingzhi Ge, Haiyan Song and Wang Cao ABSTRAK Latar Belakang: Kondiloma akuminata (kutil kelamin) adalah penyakit infeksi menular seksual yang paling umum ditemukan dan imiquimod merupakan satu-satunya obat yang direkomendasi oleh Federal Drugs Association (FDA) untuk mengeliminasi penyakit ini. Hubungan vitiligo dengan terapi imiquimod pada kondilomata akuminata jarang terjadi. Laporan Kasus: Seorang pasien pria, 28 tahun dengan kondiloma akuminata di penis datang ke klinik kami. Setelah mengambil kutil yang terlihat, kami mengajurkan kepadanya untuk menggunakan imiquimod untuk mencegah kekambuhan. Pada 12 minggu kemudian, pasien tersebut datang kembali ke klinik kami dan mengeluhkan bercak putih di penis dan skotum. Pada pemeriksaan fisik tampak vitiligo patch disertai plak diantara daerah yang berpigmen di glans penis, batang penis dan skotum. Pada pemeriksaan biopsi kulit yang diambil dari permukaan belakang penis menunjukan tidak ada sel melanosit dan granul melanosit secara menyeluruh di stratum basal sedangkan dermis dalam batas normal. Kesimpulan: Kasus ini merupakan kasus pertama yang menunjukkan efek vitiligo setelah pemberian imiquimod yang didiagnosa melalui pemeriksaan 1
11
Embed
Efek Vitiligo Setelah Pengobatan Imiquimod Pada Kondiloma Akuminata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Nama Ko-ass : Mustika Tri Handayani
NIM : 1320221135
Stase : Departemen kulit dan kelamin
Tugas : Pembacaan Jurnal
Efek Vitiligo Setelah Pengobatan Imiquimod pada Kondiloma Akuminata
Wenfei Li, Hongyan Xin, Lingzhi Ge, Haiyan Song and Wang Cao
ABSTRAKLatar Belakang: Kondiloma akuminata (kutil kelamin) adalah penyakit infeksi menular seksual yang paling umum ditemukan dan imiquimod merupakan satu-satunya obat yang direkomendasi oleh Federal Drugs Association (FDA) untuk mengeliminasi penyakit ini. Hubungan vitiligo dengan terapi imiquimod pada kondilomata akuminata jarang terjadi. Laporan Kasus: Seorang pasien pria, 28 tahun dengan kondiloma akuminata di penis datang ke klinik kami. Setelah mengambil kutil yang terlihat, kami mengajurkan kepadanya untuk menggunakan imiquimod untuk mencegah kekambuhan. Pada 12 minggu kemudian, pasien tersebut datang kembali ke klinik kami dan mengeluhkan bercak putih di penis dan skotum. Pada pemeriksaan fisik tampak vitiligo patch disertai plak diantara daerah yang berpigmen di glans penis, batang penis dan skotum. Pada pemeriksaan biopsi kulit yang diambil dari permukaan belakang penis menunjukan tidak ada sel melanosit dan granul melanosit secara menyeluruh di stratum basal sedangkan dermis dalam batas normal. Kesimpulan: Kasus ini merupakan kasus pertama yang menunjukkan efek vitiligo setelah pemberian imiquimod yang didiagnosa melalui pemeriksaan histopatologi. Efek samping ini hendaknya disadari oleh para ahli dermatologi yang meresepkannya.
Kata kunci: Kondiloma akuminata, Imiquimod, Vitiligo
1
PENDAHULUAN
Kondiloma akuminata (kutil kelamin) adalah penyakit infeksi menular seksual yang
paling umum. Penyakit ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang juga dapat
menimbulkan kanker serviks [1]. Penatalaksanaan utama untuk penyakit ini adalah
mengeradikasi kutil yang terlihat kemudian mencegah kekambuhan. Banyak metode yang dapat
digunakan dalam terapi kondiloma akuminata contohnya cryotherapy, laser CO2, asam
trikloroasetat, podofilin tingtur 10%-25% dan krim imiquimod 5% [2,3]. Diantara pilihan terapi
tersebut, krim imiquimod yang direkomendasi FDA untuk mengeliminasi kondiloma akuminata.
Obat ini juga digunakan untuk penyakit bowen’s, kutil kaki, molluskum kontangiosum, herpes
simpleks, penyakit paget, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa superfisialis. Meskipun
obat ini tergolong obat yang aman dengan potensi ringan sampai sedang baik secara oral maupun
topikal namun efek samping dari imiquimod dapat terjadi [4]. Pertama kali dilaporkan oleh
Brown pada tahun 2005 mengenai 8 pasien yang mengalami hipopigmentasi atau vitiligo akibat
pemberian imiquimod pada kondiloma akuminata. Kemudian tahun-tahun berikutnya menyusul
peneliti-peneliti lain yang membuktikan hal yang sama [5-11] dan dituliskan pada tabel 1.
Pada penelitian ini, penulis melaporkan kasus yang tidak biasa mengenai efek imiquimod
terhadap timbulnya vitiligo pada pria 28 tahun yang terdiagnosa melalui manifestasi klinis dan
pemeriksaan histopatologi.
Tabel 1. Perbandingan Kasus-kasus Mengenai Imiquimoid Menyebabkan Vitiligo di Inggris
2
LAPORAN KASUS
Seorang pria berkebangsaan Cina berusia 28 tahun datang ke klinik kami dengan riwayat
kondiloma akuminata penis selama 3 tahun. Lesi sebelumnya diterapi menggunakan bedah beku
nitrogen dan elektrokuter tanpa menyebabkan perubahan pigmen tetapi masalahnya penyakit ini
berulang ½ bulan sekali dan sekarang pasien datang dengan 5 lesi baru. Kemudian pasien
diterapi dengan elektrokauter untuk mengeradikasi lesi kondiloma akuminata dan 12 hari setelah
lesi sembuh, pasien dianjurkan memberikan krim imiquimod 5% untuk mencegah kekambuhan.
Pasien mengoleskan krim imiquimod 3 malam dalam seminggu dan mencucinya di pagi hari.
Belum lama memakai obat ini, pasien mengalami iritasi berupa kelainan eritema, ekskoriasi di
daerah yang dioles tetapi pasien tidak menghiraukan dan tetap memakainya. Dua belas hari
kemudian, pasien datang dengan keluhan makula putih seperti vitiligo pada penisnya. Pasien
diminta untuk memberhentikan obat imiquimod tetapi makula putih tetap terus membesar dan
menyatu. Makula seperti vitiligo dan depigmentasi patch ini mulai terlihat di skrotum pada hari
ke-10. Setelah 4 minggu pemberian salep takrolimus 0.1% tampak lesi makula mulai re-
pigmentasi di daerah kelainan dan daerah vitiligo menjadi stabil. Sayangnya, repigmentasi
selanjutnya terjadi setelah 3 bulan pemakaian.
Pemeriksaan laboratorium dan biopsi kulit perlu dilakukan. Pasien dan keluarganya tidak
memiliki riwayat vitiligo, penyakit depigmentasi lainnya atau penyakit autoimun. Pasien juga
menyangkal penggunaan obat topikal lainnya. Pada pemeriksaan fisik ditemukan multipel
vitiligo patch di daerah glans penis, batang penis dan skrotum dengan beberapa daerah terlihat
adanya plak vitiligo (gambar 1). Penyinaran lampu wood’s ditekankan pada daerah
depigmentasi. Pasien tampak tidak lemah atau gelisah. Pemeriksaan EKG, Xray, tiroid, USG
abdomen menunjukkan tidak ada kelainan pada jantung, paru, tiroid, hati, limpa, ginjal atau
organ-organ lainnya.
Pemeriksaan laborotorium tambahan lainnya menunjukkan jumlah eritrosit, leukosit dan
trombosit dalam batas normal, kenaikan sedimentasi eritrosit dalam batas normal, TSH, T3 dan