Top Banner
EFEK-EFEK SKELETAL GAYA ORTODONTIK: MODIFIKASI PERTUMBUHAN Prinsip-Prinsip Modifikasi Pertumbuhan Gaya-gaya ortodontik yang diterapkan pada gigi memiliki potensi untuk menyebar ke luar dan mempengaruhi lokasi- lokasi skeletal yang jauh dan, saat ini, penerapan gaya pada implan atau sekrup di rahang untuk mempengaruhi pertumbuhannya sudah dapat dilakukan. Pergerakan gigi ortodontik dapat mengoreksi maloklusi dental hingga batas bahwa efek-efek jauh mengubah pola pertumbuhan rahang serta terdapat pula kemungkinan untuk mengoreksi maloklusi skeletal. Pengetahuan kami saat ini mengenai bagaimana dan mengapa rahang tumbuh telah dibahas secara cukup rinci di Bab 2 hingga Bab 4. Singkatnya, maksila tumbuh oleh aposisi tulang baru di sutura posterior dan superiornya sebagai respon terhadap dorongan ke depan oleh dasar tengkorak yang memanjang dan tertarik ke bawah dan depan oleh pertumbuhan jaringan lunak yang ada di dekatnya, Ketegangan pada sutura saat maksila bergeser dari struktur-struktur pendukungnya kelihatannya merupakan stimulus untuk pembentukan tulang baru. Serupa pula, mandibula ditarik ke bawah dan depanoleh jaringan lunak tempatnya berada. Sebagai respon prosesus kondilus tumbuh ke atas dan ke belakang untuk
25

Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Oct 22, 2015

Download

Documents

Diah Ika

ortho
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

EFEK-EFEK SKELETAL GAYA ORTODONTIK:

MODIFIKASI PERTUMBUHAN

Prinsip-Prinsip Modifikasi Pertumbuhan

Gaya-gaya ortodontik yang diterapkan pada gigi memiliki potensi untuk

menyebar ke luar dan mempengaruhi lokasi-lokasi skeletal yang jauh dan, saat ini,

penerapan gaya pada implan atau sekrup di rahang untuk mempengaruhi

pertumbuhannya sudah dapat dilakukan. Pergerakan gigi ortodontik dapat

mengoreksi maloklusi dental hingga batas bahwa efek-efek jauh mengubah pola

pertumbuhan rahang serta terdapat pula kemungkinan untuk mengoreksi

maloklusi skeletal.

Pengetahuan kami saat ini mengenai bagaimana dan mengapa rahang tumbuh

telah dibahas secara cukup rinci di Bab 2 hingga Bab 4. Singkatnya, maksila

tumbuh oleh aposisi tulang baru di sutura posterior dan superiornya sebagai

respon terhadap dorongan ke depan oleh dasar tengkorak yang memanjang dan

tertarik ke bawah dan depan oleh pertumbuhan jaringan lunak yang ada di

dekatnya, Ketegangan pada sutura saat maksila bergeser dari struktur-struktur

pendukungnya kelihatannya merupakan stimulus untuk pembentukan tulang baru.

Serupa pula, mandibula ditarik ke bawah dan depanoleh jaringan lunak tempatnya

berada. Sebagai respon prosesus kondilus tumbuh ke atas dan ke belakang untuk

mempertahankan artikulasi temporomandibular. Jika memang demikian, maka

sangat masuk akal bahwa tekanan-tekanan yangmenolak gerakan ke bawah dan ke

depan dari rahang akan menurunkan jumlah pertumbuhan sedangkan penambahan

gaya-gaya yang mendorong ke bawah dan ke depan akan menambah

pertumbuhannya.

Kemungkinan memodifikasi pertumbuhan rahang dan wajah dengan cara ini telah

diterima, ditolak, dan diterima lagi selama abad terakhir ini.Meskipun hingga

batas mana perawatan dapat menghasilkan perubahan skeletal tetap kontroversial,

efektivitas klinis dari prosedur-prosedur yang ditujukan untuk memodifikasi

pertumbuhan telah diperlihatkan dalam tahun-tahun terakhir. Kemungkinan untuk

perawatan modifikasi pertumbuhan dan karakteristik pasien yang akan menjadi

Page 2: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

kandidat yang baik untuk itu dipaparkan di Bab 8. Di sini, fokusnya adalah

bagaimana efek-efek terhadap pertumbuhan dihasilkan.

Efek-Efek Gaya Ortodontik pada Maksila dan Wajah Bagian

Tengah

Gigi-gigi bererupsi dan membawa tulang alveolar bersamanya sebagai suatu

kontribusi terhadap pertumbuhan kedua rahang yang sangat penting dalam

perawatan ortodontik. Manipulasi dan kontrol erupsi gigi dipertimbangkan secara

seharusnya sebagai suatu aspek pergerakan gigi ortodontik dan, dengan demikian,

telah dikaji secara cukup rinci di subbab di atas tetapi pertumbuhan prosesus

alveolaris memiliki efek utama terhadap hubungan rahang anteroposterior dan

vertikal. Diskusi di bawah ini berfokus pada pertumbuhan skeletal (yaitu non

dentoalveolar) dan bagaimana gaya ortodontik dapat mempengaruhi lokasi-lokasi

yang jauh. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa dalam perawatan

pasien, efek-efek dentoalveolar dan skeletal tidak dapat dipisahkan dengan

semudah itu.

Penghambatan Pertumbuhan Rahang Atas

Selain prosesus dentoalveolaris, lokasi-lokasi penting pertumbuhan maksila yang

memungkinkan terjadinya perubahan ekspresi pertumbuhan adalah sutura-sutura

yang memisahkan bagian tengah palatum dan melekatkan maksila ke zigoma,

lempeng pterigoid dan daerah frontonasal.Sutura-sutura ini mirip, dalam beberapa

hal, dengan PDL tetapi strukturnya tidak sekompleks PDL dan tidak memiliki

kolagen sepadat PDL (Gambar 9-25). Untuk modifikasi pertumbuhan rahang atas

yang berlebihan, konsep perawatan adalah menambah gaya sebagai lawan gaya

alami yang memisahkan sutura, mencegah jumlah pemisahan yang akan terjadi

(Gambar 9-26). Untuk pertumbuhan yang mengalami defisiensi, konsepnya

adalah menambah gaya tambahan terhadap gaya alami yang memisahkan sutura

lebih dari yang seharusnya terjadi.

Page 3: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Sulit untuk mengukur kompresi atau peregangan di dalam sutura sehingga secara

teoritis tidak diketahui apa yang diperlukan untuk mengubah pertumbuhan.

Pengalaman klinis menujukkan bahwa gaya dalam jumlah sedang terhadap gigi-

gigi rahang atas dapat menghambat pertumbuhan maksila ke depan tetapi gaya-

gaya yang lebih kuat diperlukan untuk memisahkan sutura dan menstimulasi

pertumbuhan. Ketika gaya diaplikasikan pada gigi, hanya sebagian kecil tekanan

pada PDL dialami di sutura karena daerah sutura jauh lebih besar. Untuk alasan

ini, bahkan gaya sedang yang direkomendasikan untuk menahan pertumbuhan

rahang atas ke depan cenderung lebih besar dari yang direkomendasikan untuk

pergerakan gigi saja. Misalnya, suatu gaya sebesar 250 gm per sisi (total 500 gm)

mungkin merupakan gaya yang minimum untuk menghambat pergerakan maksila

ke depan dan seringkali gaya ini atau lebih diaplikasikan hanya pada gigi molar

pertama saja dengan menggunakan facebow. Gaya yang lebih besar (hingga 1000

gm) biasanya diaplikasikan kepada sebuah splint yang mendistribusikannya di

hampir semua gigi kelihatannya diperlukan untuk membawa maksila maju ke

depan.

Efek dari terlalu besarnya gaya ini pada gigi geligi merupakan hal yang memang

perlu diperhatikan. Selama perawatan modifikasi pertumbuhan, pergerakan gigi

tidak diharapkan.Tujuannya adalah untuk mengoreksi kesenjangan rahang dan

bukan menggerakkan gigi sebagai kamuflase. Seperti yang telah kami sebutkan di

bagian pertama bab ini, gaya terus menerus yang besar dapat merusak akar-akar

gigi dan periodontium. Gaya besar berkala lebih kecil kemungkinannya untuk

menyebabkan kerusakan dan gaya berkala kurang efektif untuk menginduksi

pergerakan gigi yang mungkin disebabkan oleh stimulus yang memicu resorpsi

menghilang selama waktu gaya besar tersebut diangkat. Secara logis dapat

dinyatakan bahwa untuk meminimalkan kerusakan pada gigi, penerapan gaya

besar sepanjang waktu terhadap gigi geligi rahang atas tidaklah bijaksana.

Page 4: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Gambar 9-25

Seperti sutura-sutura rangka wajah lain, sutura mid-palatal semakin mendekat dan berinterdigitasi

sejalan dengan peningkatan usia. Diagram ini memperlihatkan penampilan histologis yang biasa

ditemui di sutura midpalatal pada (A) masa bayi ketika sutura hampir merupakan garis lurus; B,

masa kanak-kanak (gigi campuran awal) dan (C) pada awal masa remaja. Pada masa kanak-kanak,

eksplansi sutura dapat dicapai dengan hampir semua jenis alat ekspansi (seperti busur lingual).

Pada awal masa remaja, interdigitasi spikula pada sutura telah mencapai titik bahwa sebuah

jackscrew dengan gaya besar diperlukan untuk menciptakan fraktur-fraktur mikro sebelum sutura

dapat membuka. Pada akhir masa belasan tahun, interdigitasi dan daerah penyatuan tulang di

sepanjang sutura berkembang hingga titik dimana ekspansi rahang atas secara skeletal menjadi

tidak mungkin untuk dilakukan.

Page 5: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Gambar 9-26

Gaya ekstraoral yang diaplikasikan pada gigi rahang atas menyebar ke sutura-sutura maksila yang

kemudian mempengaruhi pola pertumbuhan skelatal maksila.

Karena pergerakan gigi merupakan efek samping yang tidak diharapkan maka

akan lebih baik jika aplikasi gaya berat paruh waktu akan menghasilkan efek yang

relatif lebih skeletal daripada dental. Di suatu masa pernah ada anggapan bahwa

efek skeletal headgear hampir sama jika digunakan 12 hingga 16 atau 24 jam

sehari sementara lebih banyak pergerakan gigi yang terjadi jika alat digunakan 24

jam penuh. Ini akan menjadi argumen lain untuk mengenakan headgear secara

paruh waktu dan bukan sepanjang waktu. Meskipun demikian, hanya sedikit

sekali data yang tersedia untuk mendukung hipotesis ini dan pemakaian headgear

berkala tidak dapat diandalkan untuk menghasilkan perbedaan antara pergerakan

gigi dan perubahan skeletal.

Untuk pergerakan gigi, terdapat ambang batas yang jelas untuk durasi

gaya.kecuali gaya diaplikasikan pada sebuah gigi selama setidaknya 6 jam per

hari maka tidak akan ada remodeling tulang yang terjadi. Apakah ambang durasi

yang sama berlaku untuk sutura atau tidak masih belum diketahui tetapi

Page 6: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

pengalaman klinis mendukung anggapan bahwa durasi itu mungkin memberikan

pengaruh. Lihat Roberts untuk ulasan mengenai pengaruh-pengaruh pada

pertumbuhan dan remodeling tulang.

Sampai baru-baru ini, saat kapan gaya diaplikasikan pada rahang tidak dianggap

penting. Namun sekarang menjadi jelas bahwa baik pada hewan percobaan

maupun manusia, pertumbuhan jangka pendek ditandai oleh fluktuasi kecepatan

pertumbuhan, bahkan dalam satu hari yang sama. Telah diketahui untuk beberapa

saat bahwa pada anak yang sedang tumbuh, hormon pertumbuhan dilepas

terutama di petang hari sehingga tidaklah mengejutkan bahwa penambahan tulang

baru pada lempeng epifiseal tulang panjang terjadi sebagian besar, atau bahkan

seluruhnya, di malam hari. Kami tidak tahu apakah pertumbuhan wajah juga

mengikuti pola ini tetapi mungkin sekali bahwa memang begitulah

keadaannya.Mungkin juga bahwa pergerakan gigi lebih mungkin terjadi selama

waktu-waktu pertumbuhan aktif karena erupsi terjadi saat itu (lihat Bab 4) dan

eksperimen dengan hewan baru-baru ini telah mendeteksi perbedaan dalam

kecepatan pergerakan gigi pada waktu-waktu yang berbeda dalam satu

hari.Karena pasien ortodontik lebih mungkin mengenakan headgear di malam hari

daripada di siang hari maka sungguh beruntung bahwa efek ini mungkin paling

tinggi terlihat pada malam hari. Meskipun demikian, pelepasan hormon

pertumbuhan dimulai di awal petang sehingga mungkin akan sangat pentinguntuk

menekankan bahwa pasien harus mulai mengenakan headgearnya (atau alat

fungsionalnya) segera setelah makan malam dan tidak menunggu hingga saatnya

tidur.

Page 7: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Gambar 9-27

Superimposisi sefalometerik memperlihatkan modifikasi pertumbuhan yang dihasilkan oleh gaya

ekstraoral pada maksila. Perhatikan bahwa maksila telah bergerak ke bawah dan ke belakang, tidak

ke arah bawah dan depan seperti yang diharapkan diperlihatkan oleh mandibula.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, “resep gaya” berikut ini untuk

headgear yang ditujukan untuk menahan pertumbuhan maksila pada pasien

dengan masalah Kelas II sekarang dianggap optimum:

Gaya sebesar 500 hingga 1000 gm total (dibagi dua untuk masing-masing

sisi).

Arah gaya sedikit di atas bidang oklusal (melewati pusat resistensi gigi

molar jika aplikasi gaya adalah pada molar dengan menggunakan

facebow).

Durasi gaya setidaknya 12 jam per hari, setiap hari, dengan penekanan

pada pemakaian yang dimulai di awal petang (segera setelah makan

malam) sampai esok paginya.

Durasi perawatan biasanya 12 hingga 18 bulan, bergantung pada

kecepatan pertumbuhan dan kerjasama pasien (Gambar 9-27)

Penambahan Pertumbuhan Rahang Atas

Page 8: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Seperti yang telah kita bahas di Bab 8, meskipun perubahan ringan dapat

dihasilkan oleh sebuah face mask (headgear terbalik), peningkatan jumlah

pertumbuhan maksila ke arah depan dengan menghasilkan peregangan pada sutura

belum sesukses penghambatan pertumbuhan secara klinis. Kesulitan ini mungkin

mencerminkan ketidakmampuan kita untuk menghasilkan cukup gaya di sutura

superior dan posterior untuk memisahkan sutura itu pada anak yang usianya lebih

tua. Namun bukan itu saja kesulitannya.Sebagian dari masalah yang ada adalah

luas interdigitasi spikula tulang di sepanjang garis-garis sutura (lihat Gambar 9-

25). Saat sutura menjadi semakin menyatu dengan meningkatnya usia maka

semakin sulit untuk memisahkannya. Pada remaja, gaya yang cukup dapat

diterapkan di seluruh palatum dengan sebuah jackscrew untuk membuka sutura

midpalatal yang telah menyatu dengan kekuatan sedang tetapi headgear terbalik

tidak dapat menghasilkan banyak gaya di sistem sutura yang lebih luas di atas dan

di belakang maskila, bahkan jika tingkat interdigitasi sedang telah tercapai.

Pergerakan gigi tidak diharapkan ketika jenis modifikasi pertumbuhan apapun

dicoba tetapi masalah khususnya muncul ketika maksila akan digeser ke depan.

Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengaplikasikan headgear

terbalik ke jangkar-jangkar tulang atau sekrup tulang di maksila (lihat Gambar 8-

16). Jangkar skeletal sepenuhnya menghilangkan pergerakan gigi yang tidak

diharapkan tetapi tidak boleh dianggap berarti bahwa tidak akan ada hambatan

dalam jumlah kemungkinan perubahan skeletal. Lagipula, pertumbuhan ke depan

kelihatannya dikontrol sebagian besar oleh matriks jaringan lunak tempat maksila

berada. Pengalaman klinis hingga saat ini menunjukkan bahwa tanpa intervensi

pembedahan (lihat Bab 19), pergeseran maksila ke depan sebanyak lebih dari 4-5

mm tidak mungkin terjadi.

Efek-Efek Gaya Ortodontik pada Rahang Bawah

Page 9: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Jika mandibula, seperti halnya maksila, tumbuh terutama sebagai respon terhadap

pertumbuhan jaringan lunak di sekitarnya maka akan memungkinkan untuk

mengubah pertumbuhannya dengan cara yang cukup mirip dengan cara perubahan

pertumbuhan maksila yaitu dengan mendorong melawan pertumbuhan tersebut

atau menariknya ke depan. Hingga batas-batas tertentu, pernyataan itu benar tetapi

perlekatan mandibula pada bagian lain dari rangka wajah melalui sendi

temporomandibularis sangat berbeda dari perlekatan sutura pada maksila. Tidak

mengejutkan bahwa respon mandibula terhadap gaya yang disebarkan ke sendi

temporomandibularis juga cukup berbeda.

Penghambatan Pertumbuhan Rahang Bawah

Seperti yang telah kita diskusikan di Bab 8, upaya-upaya untuk menghambat

pertumbuhan rahang bawah dengan menerapkan gaya menekan pada kondilus

mandibularis belum pernah meraih sukses yang gemilang. Eksperimen pada

monyet yang memungkinkan penggunaan gaya yang cukup besar dan dalam

jangka waktu lama menunjukkan bahwa penghambatan gaya dapat menghentikan

pertumbuhan rahang bawah dan menyebabkan remodeling di dalam fosa

temporalis. Pergerakan gigi bukan merupakan masalah besar, karena gaya

diaplikasikan ke dagu dan bukan ke gigi rahang bawah. Kesulitan utama dalam

mencapai kondisi ini pada anak manusia adalah ketidakmauan anak-anak untuk

bekerjasama dalam jangka waktu dan besaran gaya yang diperlukan (yang

memang terasa tidak nyaman dan mungkin terasa sakit).

Durasi gaya chin cup (jam/hari) merupakan pembeda penting antara anak-anak

dan hewan percobaan. Dalam eksperimen hewan dimana gaya terhadap dagu telah

diperlihatkan menghambat pertumbuhan rahang bawah, gaya hampir selalu ada

setiap saat. Efek dari ankilosis fungsional pada anak-anak (lihat Bab 5)

memperlihatkan bahwa ketika terdapat interferensi konstan pada translasi

kondilus keluar fossa glenoid, pertumbuhan dihambat. Seekor monyet percobaan

tidak punya pilihan lain selain mengenakan alat penahan itu sepanjang waktu (dan

menoleransi tingkat gaya yang besar). Anak-anak akan mengenakan alat

modifikasi pertumbuhan selama beberapa jam per hari tetapi tidak akan mungkin

Page 10: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

mengenakannya setiap saat meskipun mereka berjanji melakukannya. Headgear

untuk maksila bekerja dengan baik dengan pemakaian 12 hingga 14 jam per hari,

atau bahkan kurang, tetapi mandibula mungkin berbeda. Mungkin saja, meskipun

tidak seorang pun tahu secara pasti, bahwa penghambatan pertumbuhan rahang

bawah memerlukan pencegahan translasi pada pemakaian sepanjang waktu atau

hampir sepanjang waktu.

Gambar 9-28

Gaya ekstraoral yang ditujukan pada kondilus mandibula cenderung membebani sebagian kecil

dari permukaan yang membulat.Ini merupakan salah satu penjelasan untuk ketidakefektifan relatif

dari jenis percobaan modifikasi pertumbuhan seperti ini.

Mungkin juga bahwa jika tekanan yang sesuai dapat diciptakan di dalam sendi,

pertumbuhan dapat dihambat dengan aplikasi gaya paruh waktu. Keberadaan

Page 11: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

diskus artikularis membuat situasi menjadi lebih rumit dengan menyulitkan

penentuan secara tepat daerah di dan sekitar sendi TM yang dibebani oleh tekanan

pada dagu.Selain itu, geometri dari permukaan sendi yang membulat menyulitkan

untuk membebani seluruh daerah (Gambar 9-28). Sebuah gaya yang ditujukan di

atas kondilus mungkin dapat menahan pertumbuhan di tempat itu tetapi

pertumbuhan yang hanya berjarak beberapa milimeter dari tempat itu tidak akan

terpengaruh karena daerah tersebut hanya mengalami sedikit atau bahkan tidak

mengalami gaya apapun. Jika gaya ditujukan di bagian belakang kondilus, bagian

atas akan terpengaruh secara minimal. Gaya yang sangat berat, lebih dari yang

dapat ditoleransi oleh sebagian besar anak-anak, mungkin diperlukan untuk

mencapai tingkat gaya yang memadai di seluruh daerah pertumbuhan.

Mungkin saja untuk menggunakan sebuah chin cup dalam upaya memutar

mandibula ke bawah dan ke belakang secara sengaja, mengalihkan arahnya dan

bukan secara langsung menahan pertumbuhan mandibula (lihat Bab 8). Tindakan

ini mengurangi penonjolan dagu dengan mengorbankan tinggi wajah anterior

yang akan menjadi lebih tinggi. Sebagian besar kesuksesan klinis yang telah

diperoleh dengan penghambatan mandibula dapat diatributkan pada jenis rotasi

ini. Alat fungsional Kelas II menghasilkan jenis rotasi ke bawah dan ke belakang

yang persis sama. Tentunya masalah yang dihadapi adalah pasien yang memiliki

panjang wajah berlebihan dan prognatisme mandibula tidak akan menjadi

kandidat yang sesuai untuk jenis perawatan ini. Padahal, duapertiga dari pasien

prognatik keturunan Eropa juga memiliki wajah yang panjang.

Akan adil jika dikatakan bahwa pengendalian pertumbuhan berlebihan pada

mandibula merupakan masalah penting yangbelum dipecahkan dalam ortodontik

kontemporer. Di titik ini, kita tidak bisa menahan pertumbuhan mandibula dengan

alat apapun yang sama efektifnya dengan perawatan yang digunakan pada maksila

atau rahang atas.

Penambahan Pertumbuhan Rahang Bawah

Page 12: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Di sisi lain, kondilus bertranslasi ke depan, menjauh dari tulang temporal, selama

fungsi normal dan mandibula dapat ditarik ke suatu posisi protrusif dan ditahan di

tempat itu selama jangka waktu panjang dengan gaya sedang yang sepenuhnya

dapat ditoleransi. Jika teori yang ada saat ini adalah benar maka tindakan itu akan

menstimulasi pertumbuhan. Argumen-argumen telah muncul selama bertahun-

tahun terkait apakah teori itu memang benar adanya.Jika stimulasi pertumbuhan

didefinisikan sebagai percepatan pertumbuhan sehingga mandibula tumbuh lebih

cepat saat berada di posisi protrusif, stimulasi pertumbuhan dapat diperlihatkan

terjadi untuk banyak (tetapi tidak semua) pasien (lihat Gambar 8-20). Jika

stimulasi didefinisikan sebagai menghasilkan mandibula yang lebih besar dari

yang mungkin dicapai tanpa perawatan di akhir periode pertumbuhan total maka

akan lebih sulit untuk memperlihatkan efek positif. Ukuran akhir mandibula pada

pasien yang dirawat dan yang tidak dirawat luar biasa mirip.

Mungkin saja bahwa pengetahuan mengenai bagaimana tepatnya mandibula

ditahan ke depan di luar fossa merupakan pengetahuan yang penting untuk

menentukan respon. Terdapat dua mekanisme protrusi. Salah satunya pasif, yaitu

mandibula ditahan ke depan oleh alat ortodontik dan satu lagi bersifat aktif yaitu

pasien berespon terhadap alat dengan menggunakan otot-ototnya, terutama otot

pterigoid lateral, untuk menahan mandibula di depan. Stimulasi (aktivasi) otot

dianggap penting sejak awal terapi alat fungsional dan menjadi alasan untuk

istilah generik fungsional dan istilah khusus aktivator.

Hingga titik tertentu, memposturkan mandibula ke depan memang mengaktifkan

otot rahang bawah, baik otot elevator maupun otot-otot yang tidak terlalu kuat

yang terlibat dalam protrusi. Beberapa klinisi mendebat bahwa penting untuk

mengambil construction bite agar alat fungsional memajukan mandibula beberapa

milimeter saja karena akan menghasilkan aktivasi maksimum pada otot. Jika

mandibula dibawa ke depan untuk jarak yang cukup jauh, 1 cm atau lebih, otot

cenderung didiamkan secara elektrik dan bukan diaktifkan. Namun, alat yang

dibuat dengan construction biteyang begitu ekstrim dapat cukup efektif secara

klinis dan mungkin sama potennya dalam memodifikasi pertumbuhan mandibula

(dan maksila) dengan alat yang dibuat dengan jarak maju yang lebih kecil.

Page 13: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Singkatnya, pengaktifan otot tidak diperlukan untuk mencapai modifikasi

pertumbuhan.Argumen yang muncul adalah apakah pengaktifan otot membuat

alat-alat ini bekerja lebih baik atau tidak dan bukan apakah perlu untuk untuk

membuat alat-alat tersebut berfungsi atau tidak.

Ketika mandibula dimajukan (atau ditahan), perubahan-perubahan dapat terjadi

pada sisi temporal serta di sisi mandibular sendi temporomandibular. Kadang-

kadang, pemanjangan mandibula menghasilkan efek yang kurang dari yang

diharapkan terhadap maloklusi Kelas II karena sendi temporomandibularis

mengalami remodeling di posterior pada saat yang sama dengan ketika mandibula

tumbuh memanjang (lihat gambar 4-9) dan kadang-kadang pergeseran sendi ke

depan berkontribusi secara nyata terhadap koreksi Kelas II. Pada eksperimen

dengan monyet, protrusi rahang bawah sepanjang waktu mengarah pada

remodeling fossa glenoid dan relokasi sendi temporomandiularis ke arah depan,

dan radiograf sendi pada anak-anak yang mengenakan perangkat serupa

menunjukkan bahwa tulang ditambahkan di daerah posterior. Meskipun demikian,

tidak terdapat data yang menunjukkan bahwa relokasi daerah sendi

temporomandibular ke depan merupakan faktor utama dalam respon klinis biasa

terhadap alat fungsional.

Menahan posisi mandibula ke depan secara pasif memerlukan gaya beberapa ratus

gram. Jika otot-otot dalam keadaan rileks, gaya reaksi didistribusikan ke maksila

dan gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah hingga batas alat berkontak dengan

gigi-gigi tersebut. Penghambatan pertumbuhan rahang atas ke depan yang

seringkali menyertai perawatan perangkat fungsional merupakan indikasi lain

bahwa gaya yang sangat besar tidak diperlukan untuk mempengaruhi maksila. Di

sisi lain, headgear biasanya menghasilkan efek yang lebih besar pada maksila

dibandingkan dengan alat fungsional. Kondisi ini menunjukkan bahwa gaya-gaya

reaktif dari postur mandibula ke depan berada di bawah tingkat minimum untuk

perubahan pertumbuhan maksila. Ketika suatu alat fungsional berkontak dengan

gigi, seperti yang memang terjadi pada sebagian besar alat, suatu sistem gaya

yang identik dengan elastik Kelas II tercipta dan akan menggerakkan gigi-gigi

atas ke belakang dan gigi-gigi bawah ke depan. Untuk memaksimalkan efek-efek

Page 14: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

skeletal dan meminimalkan efek-efek pada gigi, jelas bahwa gaya-gaya reaktif

harus dijaga agar berada sejauh mungkin dari gigi.

Dari sudut pandang ini, apakah pasien secara aktif menggunakan otot-ototnya

untuk memposturkan mandibula ke depan atau secara pasif bertahan pada alat

mungkin dapat atau tidak mempengaruhi jumlah pertumbuhan madnibula tetapi

jelas mempengaruhi seberapa banyak pergerakan gigi yang terjadi dan dapat

menentukan efek terhadap maksila. Perbedaan antara protrusi aktif dan pasif

diperlihatkan paling jelas ketika alat Herbst (lihat Gambar 11-6) yang merupakan

alat fungsional cekat digunakan. Dengan menggunakan alat Herbst, kondilus

bergeser ke anterior setiap saat tetapi jumlah gaya terhadap gigi sangat berada di

bawah kontrol pasien. Pasien dapat menggunakan otot-ototnya sendiri untuk

menahan mandibula di depan dengan alat Herbst berperan sebagai stimulus. Atau,

alat dapat secara pasif menahan rahang di depan tanpa kontribusi dari otot. Jika

otot-otot menahan rahang ke depan maka akan terdapat sedikit sekali atau tidak

ada sama sekali gaya reaktif terhadap gigi dan pergerakan gigi menjadi minimal.

Jika pemosisian ulang rahang ini sepenuhnya pasif, gaya terhadap gigi dapat

menggesernya secara bermakna.

Semua kemungkinan ini dapat dilihat dalam teraan sefalometrik dari pasien yang

dirawat dengan alat Herbst (Gambar 9-29). Alat ini memiliki potensi sebagai alat

fungsional paling efektif dalam mengubah pertumbuhan rahang, mungkin karena

aksinya yang sepanjang waktu, tetapi juga agak tidak dapat diprediksi dalam hal

jumlah perubahan skeletal versus dental yang mungkin diproduksi. Pada

pandangan pertama, keuntungan dari alat Herbst mungkin adalah bahwa alat ini

menghilangkan faktor kerjasama dan kepatuhan sebagai faktor yang

mempengaruhi perawatan.Secara lebih dekat, kerjasama pada pemosturan rahang

aktif versus pasif sangat penting dalam menentukan hasil. Alat Frankel (lihat

Gambar 11-9) yang sebagian besar didukung oleh jaringan lunak dan bukan gigi

harus dan mungkin merupakan alat fungsional yang paling tidak mungkin

menggeser gigi tetapi efek elastis Kelas II dapat dilihat bahkan pada alat ini.

Page 15: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

Berbagai jenis alat fungsional dan penggunaannya dalam perawatan klinis diulas

secara rinci, bersama dengan alat-alat lain yang bersifat memodifikasi

pertumbuhan, di Bab 11 dan 13.

Gambar 9-29

Perawatan alat fungsional dapat mengakibatkan kombinasi pertumbuhan mandibula berbeda relatif

terhadap dasar kranial (efek skeletal) dan pergeseran gigi rahang atas dan rahang bawah (efek

dental).Perhatikan pada teraan ini respon terhadap perawatan alat Herbst hampir seluruhnya

bersifat respon skeletal pada (A), kombinasi sekelatal dan dental pada (B) dan hampir seluruhnya

bersifat dental pada (C). Meskipun perubahan-perubahan dalam B merupakan perubahan yang

sering ditemui, penting sekali untuk selalu mengingat bahwa perubahan seperti A dan C dapat

terjadi.

Page 16: Efek Skeletal Gaya Ortodontik

EFEK-EFEK SKELETAL GAYA ORTODONTIK :

MODIFIKASI PERTUMBUHAN

Skeletal Effects of Orthodontic Force : Growth Modification

(Contemporary Orthodontics 4th Edition, Chapter 9 ;The Biologic Basis of Orthodontic Therapy)

Disadur oleh :

Nur Iman Syahfik W

160321110006

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

BANDUNG

2012