TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN PIKIRAN MANUSIA TAHAP TEOLOGIS Tingkat
pemikiran manusia bahwa benda-benda di dunia ini semuanya berjiwa
dan disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada diatas manusia.
Tahap Teologis dibagi menjadi 3 sub-ordinat, yaitu:
Fetishism/Animisme; gejala yang terjadi karena kekuatan
gaib/supernatural. Polytheisme; gejala yang terjadi karena adanya
kekuatan para dewa. Monotheism; gejala yang terjadi karena adanya
satu Tuhan. TAHAP METAFISIS Pada tahap ini, manusia masih percaya
bahwa gejal-gejala didunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
yang berada diatas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari
sebab-sebab dan akibat-akibat gejala-gejala tersebut. TAHAP POSITIF
Tahap dimana manusia telah sanggup untuk berfikir secara ilmiah,
dan pada tahap ini ilmu pengetahuan berkembang. PANDANGAN COMTE
TENTANG MASYARAKAT ;Menurut Comte masyarakat harus diteliti dengan
menyelidikinya atas dasar fakta-fakta yang obyektif dan dia juga
menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara
berbagai mayarakat yang berlainan. HerbertSpencer menekankan bahwa
ilmu sosiologi harus menyoroti hubungan timbal balik antara
unsur-unsur masyarakat seperti ; Pengaruh norma-norma atas
kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga-lembaga politik dengan
lembaga-lembaga keagamaan. Dimana, Unsur-unsur dari masyarakat tadi
mempunyai hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu
integrasi. Manusia sebagai unit sosial. Manusia sebagai individu
bebas tetapi terikat. Manusia dipengaruhi oleh lembaga-lembaga yang
berada disekitar manusia tersebut, seperti: lembaga keluarga, dll.
Manusia pada dasarnya mempunyai rasa takut untuk mati, sehingga
diperlukan agama. Hubungan sebab akibat antara individu dan
masyarakat merupakan hubungan timbal balik. Dimana individu dapat
mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya masyarakat dapat
mempengaruhi individu. MASYARAKAT INDUSTRI Aktivitas masyarakat
tidak lagi dikendalikan negara, tetapi oleh dirinya sendiri.
Kerjasama yang dilakukan sudah sukarela, karena merasa butuh orang
lain. Keseimbangan kepentingan-kepentingan dijaga oleh hukum.
Adanya saling ketergantungan dalam anggota masyarakat karena
spesialiasi fungsi. Hubungan saling ketergantungan (differensiasi
dan spe-sialisasi) akan mengarahkan pada masyarakat yang damai
karena adanya kompromi. HUKUMMENURUT DURKHEIM Hukum merupakan
refleksi dari pada solidaritas sosial dalam masyarakat. Hukum
adalah kaidah-kaidah yang bersanksi yang berat ringannya
ter-gantung pada sifat pelanggaran, anggapan-anggapan serta
keyakinan masyarakat tentang baik-buruknya suatu tindakan. Di dalam
masyarakat terdapat dua macam sanksi kaidah-kaidah hukum yaitu;
Sanksi yang refresif (hukum pidana), dan Sanksi yang restitutif
(hukum perdata, hukum dagang, hukum acara, hukum administrasi dan
hukum tata negara setelah dikurangi dengan unsur-unsur pidananya)
AGAMA Konsep Durkheim tentang agama, tidak terlepas dari
argumentasinya tentang agama sebagai bagian dari fakta sosial.
Durkheim mengatakan, konsentrasi utama agama terletak pada yang
sakral, karena memiliki pengaruh luas dalam menentukan
kesejahteraan dan kepentingan seluruh anggota masyarakat. Pandangan
Durkheim tentang agama terpusat pada klaimnya bahwa agama adalah
sesuatu yang bersifat moral. Yang mana sumber agama adalah
masyarakat itu sendiri dan yang akan menilai apakah sesuatu itu
bersifat sakral atau profan. Agama merupakan pedoman hidup bagi
umat manusia agar selamat dunia dan akherat. Ajaran agama merupakan
sumber hukum dari segala hukum yang harus ditaati umat manusia
sehingga akan memberikan kedamaian dan keselamatan hidup
manusia.
PERKEMBANGAN ALAM PIKIRAN MANUSIA
Manusia sebagai HOMO SAPIENS : Homo Sapiens adalah mahluk yang
berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana.
Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya
dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar
kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran
yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia
yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau
perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan.
Manusia sebagai HOMO FABER:Homo Faber : artinya manusia dapat
membuat alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia
kerja dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang
buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena
menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat
peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya,
karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk
kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena
terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana
utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat.
Manusia sebagai HOMO LONGUENS:Homo Longuens: adalah manusia
dapat berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya
dapat disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa
sebagai ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara
suku bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di
tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh.
Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah
pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain
(bila tahu mengartikannya).
Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:Manusia sebagai Homo Socius artinya
manusia dapat hidup bermasyarakat, bukan bergerombol seperti
binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang
berkuasa. Manusia bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi
kepentingan bersama. Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan
tolong-menolong. Dengan tindakan itu, walaupun fisiknya relatif
lemah, tetapi dengan kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan
bermasyarakat dapat dicapai.
Manusia sebahai HOMO AECCONOMICUS :Artinya manusia dapat
mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo Aeconomicus).
Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa semua kegiatan
harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input lebih besar
daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat sederhana manusia
mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas dasar jasa maka
dikembangkan sistem pasar sehingga hasil produksinya dijual di
pasaran. Makin luas pemasaran barang makin banyak diperoleh
keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan produktivitas kerja dapat
dijalankan dengan mempergunakan teknologi modern sehingga dapat
ditingkatkan produktivitas kerja manusia.
Manusia sebagai HOMO RELIGIUS:Artinya manusia menyadari adanya
kekauatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada
kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau
beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme
yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang
dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang
disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan
sebagai pedoman.
Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO AESTETICUS:Artinya manusia
berbudaya, sedangkan homo aesteticus artinya manusia yang tahu akan
keindahan. Dari perbedaan-perbedaan yang sedemikian banyak makin
nyata bahwa manusia memang memilki sifat-sifat yang unik yang jauh
berbeda dari pada hewan apalagi tumbuhan. Sehingga manusia tidak
dapat disamakan dengan binatang atau tumbuhanRasa ingin tahu
manusia (curiosity) selalu berkembang karena pikiran manusia
berkembang dari waktu kewaktu, rasa ingin tahunya atau
pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi timbunan
pengetahuan . Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian rupa
terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya pikirnya
lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut manusia
memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup untuk
memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.Manusia
selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know what),
bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian (know
why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin
diketahui tidak terjawab. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada
keadaan diri manusia sendiri atau keadaan sekelilingnya, tetapi
terhadap semua hal yang ada di alam fana ini bahkan terhadap
hal-hal yang ghaib.
Tingkat hubungan manusia dengan alam:Pertama adalah manusia yang
masih sangat tergantung dengan alam, sehingga ada kesan bahwa ia
adalah bagian dari alam. Manusia dalam tingkat demikian disebut
sebagai manusia alam (natural man). Yang hidupnya bergantung pada
pemberian alam (food gathering). Segala keperluan hidupnya dipenuhi
dengan jalan meramu untuk memenuhi kebutuhan primernya, berupa
sandang, papan, dan pangan. Manusia alam masih menganut apa yang
disebut sebagai agama alam animisme, dinamisme, aau
totenisme.Kedua, adalah manusia yang sudah menguasai alam, sehingga
ada kesan manusia sebagai raja dunia. Manusia pada tingkat demikian
disebut sebagai manusia budaya (cultural man) yang hidupnya
dilakukan dengan cara menghasilkan apa yang dibutuhkan (food
producing). Pada awalnya food producing masih berkaitan dengan
alam, seperti bercocok tanam, memelihara ternak, yang merupakan
tingkat primer. Kemudian diusahakan jasa sebagai sumber kehidupan
yang lebih banyak hasilnya dan merupakan tingkat sekunder dalam
food producing. Manusia juga dikenal sebagai pencipta kedua (second
creator). Banyak hal yang ada dalam alam berubah karena kemampuan
manusia mencipta. Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin
mengenal dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya
terdiri atas dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Roh diketahui ada
dalam tubuh manusia berdasarkan pengalaman dan pengertian tentang
mimpi serta kenyataan bahwa orang akan meninggal dan tubuh akan
membusuk. Manusia percaya bahwa Roh akan abadi.Perkembangan
selanjutnya adalah keingintahuan manusia pada alam sekitarnya.
Dengan kemampuan bahasa manusia berkomunikasi dan bertukar
pengalaman tentang segala hal yang ada di alam serta kegunaannya
bagi manusia. Meskipun demikian manusia masih mempunyai
keterbatasan misalnya keterbatasan manusia dalam melihat,
mendengar, berpikir dan merasakan. Untuk itulah manusia berusaha
menciptakan alat yang dapat membantu mengatsi keterbatasan
tersebut. Dengan peralatan tersebut, memang dapat mengetahui apa
yang terkandung di dalam alam, tetapi sebagian besar masih
merupakan teka-teki.Mitos dan mitologi, mitos adalah cerita rakyat
yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya dengan kejadian,
gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh, pelangi, petir, gempa
bumi, dan manusia perkasa. Cerita tersebut dimaksudkan untuk
menjawab keterbatasan pengetahuan manusia tentang alam. Mitologi
berarti pengetahuan tentang mitos. Mitologi merupakan kumpulan
cerita-cerita mitos, banyak muncul pada zaman prasejarah, yang
disampaikan dari mulut kemulut atau secra lisan. Secara garis besar
mitologi dapat dibedakan menjadi tiga macam, mitos sebenarnya,
cerita rakyat dan legenda.Mitos sebenarnya adalah manusia dengan
imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh menrangkan gejala alam
yang ada, namun usahanya belum dapat tepat karena kurang memiliki
pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut orang mengaitkannya
dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi.
Tujuan manusia menciptakan MITOS :karena pada saat itu penduduk
masih dalam tingkat mistis peradabannya. Mereka percaya akan adanya
kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia biasa. Dalam
zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa
faktor.Pertama, karena keterbatsan pengetahuan manusiaKedua, karena
keterbatsan penalaran manusiaKetiga, karena keingintahuan manusia
untuk sementara telah terpenuhi. Telah dikemukakan bahwa kebenaran
memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian lagi dapat
diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar kata hati
tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam kehidupan
masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu kebenaran
(pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu sudah
terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu.Manusia berpikir
rasional:Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar kebenaran
pikiran atau rasio. Pham tersebut bersumber pada akal manusia yang
diolah dalam otak. Dengan berpikir rasional, manusia dapat
meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang sedang
dihadapi. Kemampuan manusia mempergunakan daya akalnya disebut
inteligensi, sehingga dapat disebutkan adanya manusia yang
mempunyai intelegensinya rendah,, normal dan tinggi. Dalam
perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan bahwa pada mulanya
perasaan manusialah yang lebih berperan dalam kehidupannya,
sehingga timbul kepercaayaan atau agama dan rasa sosial. Dengan
makin banyaknya persoalan yang harus dihadapi, manusia makin banyak
mempergunakan akalnya dan kurang mementingkan perasaan.
Cara manusia memperolah pengetahuan pada zaman dulu,Yaitu dengan
mengandalkan perasaan daripada kebenaran pikiran antara lain dengan
prasangka, intuisi, dan main coba-coba.Memperoleh pengetahuan
dengan prasangka berati sebelum menyangka, dengan belum terjadinya
sesuatu secara pasti orang dapat menyangka bahwa sesuatu hal ada
kemungkinan benar. Sangkaan masih banyak mempergunakan perasaan
daripada pikiran dan belum ada bukti-bukti kebenarannya. Sebagai
contoh, dugaan orang Babilonia tenatang terjadinya hujan yang
menyangka bahwa hujan turun dari langit karena atap dunia (langit)
yang bocor.
Memperoleh pengetahuan dengan intuisi,Intuisi adalah pandangan
bathiniah tanpa urutan pikiran, dengan serta merta pandangan
tersebut tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran atau dapat
disebut ilham. Intuisi tanpa diiringi proses berpikir sebelumnya,
sering dalam keadaan setengah sadar, samar-samar, namun tiba-tiba
dan pasti memunculkan suatu keyakinan yang tepat. Unsur kepastian
intuisi mirip insting dan pengertian terhadap kebenaran perlu
prasangka sendiri. Biasanya wanita mempunyai logika berpikir
intuitif yang dadapt diterima oleh akal namun belum tentu benar.
Memperoleh pengetahuan dengan trial dan error,Trial dan error
adalah cara memperoleh pengetahuan dengan coba-coba dan
berharap-harap, mudah-mudahan dapat memperoleh hasil yang
mendatangkan keuntungan. Cara ini jauh lebih maju dibandingkan
kedua cara diatas walaupun sering salah, namun orang sudah
melakukan percobaan seperti dalam metode ilmiah. Hanya karena
kurang penegertian dan pengalaman, orang melaukan coba-coba,
biasanya diawali dengan penemuan-penemuan yang diperoleh secara
kebetulan.
Memperoleh pengetahuan melalui wahyu,Pengetahuan yang diperoleh
manusia melalui wahyu merupakan pengetahuan kebenaran yang berasal
dari Tuhan yang kebenarannya bersifat mutlak. Pengetahuan tersebut
diberikan Tuhan melalui para utusannya (Nabi, Rasul, Utusan Tuhan)
dengan wahyu. Kebenaran pengetahuan tersebut merupakan keyakinan
(kepercayaan) yang harus ditaati dan dilaksanakan sesuai dengan
wahyu yang merupakan petunjuk bagi umat manusia.
Memperoleh pengetahuan dengan metode,Untuk mendapatkan
pengetahuan yang kebenarannya dapat diandalkan harus melalui
cara-cara yang langkah-langkahnya teratur, terkontrol dan teruji.
Langkah tersebut harus didasarkan pada sikap dan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan ciri khas dari ilmu pengetahuan alam, yaitu
dalam memperoleh suatu kebenaran ilmiah yang dimulai dari
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis dan
menari kesimpulan.
LOGIKA DAN PENGETAHUANLogika dalah pengetahuan dan kecakapan
untuk berpikir dengan lurus, tepat dan sehat. Dalam mempergunakan
logika manusia mengenal logika kodratih dan logka ilmiah. Logika
kodratiah merupakan cara berpikir secara spontan dalam menanggapi
atau memecahkan suatu persoalan. Logika ilmiah dapat memperhalus
dan mempertajam pikiran dan akal budi, sehingga hasil pemikirannya
dapat benar-benar lurus, tepat, dan sehat sehingga terhindar dari
kesesatan.
ALAM, LOGIKA DAN MANUSIACara yang umum dipergunakan dalam logika
adalah silogismeSilogisme adalah pengambilan keputusan atau
kebenaran yang disimpulkan dari dua premis. Dikenal dua premis,
yaitu mayor dan minor. Berdasarkan premis mayor orang memperoleh
kebenaran yang sifatnya umum, sedangkan dari premis minor seseorang
memperoleh kebenaran yang sidatnya khusus. Kedua kebenaran tersebut
dapat ditarik sebuah kesimpulan kebenaran. Contohnya :Pemis mayor :
Semua orang pasti akan mati;Premis minor: Ahmad adalah
orang;Kesimpulan : Ahmad pasti akan mati.
PANDANGAN MANUSIA TERHADAP ALAM
Pandanagan Antroposentris;Antroposentris (antropo= manusia,
sentris = pusat) adalah anggapan bahwa manusia menjadi pusat
segala-galanya.
Pandangan Geosentris;Geosentris (geos=bumi) adalah pandangan
bahwa bumi menjadi pusat alam semesta dan semua benda langit
mengelilingi bumi, dikemukakan oleh Ptolomues (abad 6 SM), yang
didukung oleh Thales (624-548 SM) dia yang mengemukakan pedoman
pelayaran bagi pelaut Yunani dengan menentukan bintang kutub.
Menemukan ada 4 musin dalam 1 tahun. Anaximander (610-546 SM),
mengemukakn bahwa langit berputar dengan poros bintang kutub.
Ilmuwan yang mendukung:Phythagoras (580-500 SM), terkenal dengan
dalilnya segitiga siku-siku (Dalil Phytagoras, a2 = b2 + c2 ) dan
jumlah sudut segitiga adalah 180 derajat.Erasthothenes (276-195
SM), orang pertama yang menghitung ukuran bumi adalah bulat, dengan
mengukur peredaran matahari dari Seyne (Mesir) ke Iskandariah, dan
ditekukan bahawa ukuran keliling bumi adalah 36.000 km, sedikit
meleset karena ukuran bumi sebenarnya adalah 40.000 km.
Pandangan Heliosentris:Helios=matahari, jadi pandangan
heliosentris adalah anggapan bahwa alam semesta berpusat pada
matahari. Pendapat ini merupakan perubahan drastis dari pendapat
geosentris sepeti yang dikemukakan Ptolomeus. Sampai sekarang paham
ini masih bertahan sebagai salah satu kebenaran.
Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah,
sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat.
Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat berenang
secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah,
dan sebagainya. Tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia
dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan
manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras
sehingga dapat mengendalikan jasmaninya. Manusia sebagai makhul
berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami
dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos)
maupuin alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah
yang dihadapi. Menyebabkan manusia dapat mengumpulakan pengetahuan.
Rasa ingi tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan
pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka
berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap
melalui panca indra-nya merupakan objek rasa ingi tahunya. Manusia
tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai
hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan
untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya berlanjut.
Bukan hanya apa nya saja yang ingi diketahui jawabannya, tetapi
juga jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang
hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang di amatinya.
Daftar Isi Kata
Pengantar................................................................................................................................................
i Daftar Isi
.............................................................................................................................................................
ii Bab I Pendahuluan
...........................................................................................................................................
1 1.1 Latar Belakang
................................................................................................................................
1 1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................................................
1 Bab II Pembahasan
..........................................................................................................................................
2 2.1 Alam Pikir Manusia dan Perkembangannya
.........................................................................
2 2.2 Hakekat Manusia dan Sifat keingintahuannya
.....................................................................
4 2.3 Perkembangan Manusia dan Tubuh Manusia
.......................................................................
9 2.4 Perkembangan Sifat dan Pikiran Manusia
.............................................................................
10 2.5 Sejarah Pengetahuan Yang Diperoleh Manusia
..................................................................
11 2.6 Tingkat hubungan manusia dengan alam
..............................................................................
12 2.7 Tujuan manusia menciptakan MITOS
......................................................................................
13 Bab III Penutup
..................................................................................................................................................
16 3.1 kesimpulan
.......................................................................................................................................
16 Daftar Pustaka
...................................................................................................................................................
iii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ilmu alamiah atau sering
disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Alam Pikir Manusia dan
Perkembangannya, Pada dasaranya manusia itu mempunyai rasa ingin
tahu terhadap rahasia alam dan mencoba menjawab dengan menggunakan
pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering upaya itu tidak
terjawab secara memuaskan. Pada manusia kuno untuk memuaskan mereka
menjawab sendiri atau menyimpulkan sendiri. Dari hal ini timbulnya
Pengetahuan baru dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan
yang disebut mitos. Pada makalah ini kami akan menjelaskan beberapa
pokok-pokok penting, diantaranya ialah : Hakekat manusia dan sifat
keingintahuannya, Perkembangan fisik, sifat dan pikiran manusia
serta sejarah pengetahuan manusia. Untuk lebih jelasnya lagi akan
kami bahas pada bab II.
1.2 Rumusan Masalah 1.1.1 Mengapa keingintahuan manusia berbeda
dengan keingintahuan hewan tingkat tinggi lainnya ? 1.2.1 Kapankah
pengalaman dapat tumbuh menjadi pengetahuan ? BAB II PEMBAHASAN 2.1
Alam Pikir Manusia dan Perkembangannya Manusia merupakan makhluk
hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di
bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik,seperti ukuran, kekuatan,
kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni
bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki
kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang
memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.
Sebagaimana telah dikemukakan, manusia mempunyai rasa ingin tau
terhadap rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan
pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak
memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri, mereka mencoba
membuat jawaban sendiri. Misalnya, Apakah pelangi itu ? mereka
tidak dapat menjawabnya. Maka, mereka mencoba menjawab dengan
mengatakan bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Lalu timbullah
pengetahuan baru, yaitu bidadari. Selanjutnya, tentang mengapa
gunung meletus, mereka juga menjawab dengan mengatakn bahwa Yang
berkuasa marah. Dari jawaban itu, muncul pengetahuan yang disebut
Yang berkuasa. Dengan menggunakan logika, muncullah pengetahuan
yang berkuasa pada lautan,hutan dan seterusnya. Pengetahuan baru
yang merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan
kepercayaan disebut mitos. Cerita-cerita mitos itu disebut legenda.
Mitos dapat diterima orang pada saat itu karena keterbatasan
pengindaraan dan penalaran serta hasrat ingin tahu yang perlu
segera dipenuhi. Sehubung dengan kemajuan zaman, lahirlah ilmu
pengetahuan dan metode pemecahan masalah secara ilmiah yang
selanjutnya terkenal dengan metode ilmiah (Scientific method).
Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilona, yaitu kira-kira
700-600 SM. Orang Babilona berpendapat bahwa alam semesta itu
sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang datar sebagai
lantainya dan langit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Namun,
yang menakjubkan adalah merak telah mengenal bidang ekleptika
sebagai bidang edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun,
yaitu satu kali matahari beredar kembali ke tempat semula, yaitu
365,25 hari. Pengetahuan perbintangan pada zaman itu memang
berkembang dan muncul pengetahuan tentang rasi-rasi kelompok
bintang, yaiut rasi Scorpio, Virgo, Pisces, Leo dan sebagainya.
Rasi bintang yang kita kenal pada saat ini berasal dari zaman
Babilona ini. Pengetahuan dan ajaran bangsa Babilona tersebut
setengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan, atau mitos.
Pengetahuan semacam itu dapat disebut pseudo science ( sains
palsu), artinya mirip sains, tetapi bukan sains yang sebenarnya.
Sains palsu itu juga terkadang masih terdapat pada pola pikir orang
Yunani kuno (700-600 SM). Misalnya, Thales (624-548 SM) seorang
filosofi, astronom, ahli matematika, dan ahli teknik, berpendapat
bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinar sendiri, sedangkan bulan
hanya memantulkan sinar dari matahari. Dia juga berpendapat bahwa
bumi merupakan suatu piring yang datar terapung di atas air. Dia
yang pertama kali mempertanyakan asal-usul semua benda di alam
semesta ini. Thales berpendapat bahwa keanekaragaman benda di alam
ini merupakan gejala alam saja, sedangkan bahan dasarnya amat
sederhana, yaitu air. Bahan dasar itu melalui proses membentuk
beranekaragaman benda, jadi tidak terbentuk begitu saja. Pendapat
ini merupakan pendapat yang sungguh besar dalam pikiran manusia
pada zaman itu, karena sebelumnya masih banyak orang berpendapat
bahwa benda beranekaragam itu diciptakan oleh dewa-dewa seperti apa
adanya itu. Selanjutnya, thales berpendapat bahwa semua kehidupan
itu berasal dari air. Kemudian, berdasarkan kemampuan berpikir
manusia yang semakin maju dan perlengkapan pengamatan yang semakin
sempurna, maka mitos dengan berbagai legenda makin ditinggalkan
orang dan cenderung menggunakan akal sehat atau rasio. 2.2 Hakekat
Manusia dan Sifat Keingintahuannya Manusia dengna kemampuan
berpikir dan bernalar, dengan akal sehat serta nuraninya
memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana
untuk dirinya maupun lingkungannya. 1. Melebihan Manusia dari
Penghuni Bumi Lainnya. Manusia sebagai makhluk yang memiliki
kelebihan dibndingkan dengan penghui bumi yang lainnya. Beberapa
kelebihan manusia dari pada mahkluk lainnya antara lain : a.)
Manusia sebagai HOMO SAPIENS : Homo Sapiens adalah mahluk yang
berpikir sehingga merupakan mahluk yang cerdas dan bijaksana.
Dengan daya pikirnya manusia dapat berpikir apakah yang sebaiknya
dilakukan pada masa sekarang atau masa yang akan datang berdasar
kan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran
yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia
yang kemudian diikuti wujud budaya lain, berupa tindakan atau
perilaku, ataupun kemampuan mengerjakan suatu tindakan. b.) Manusia
sebagai HOMO FABER: Homo Faber : artinya manusia dapat membuat
alat-alat dan mempergunakannya atau disebut sebagai manusia kerja
dengan salah satu tindakan atau wujud budayanya berupa barang
buatan manusia (artifact). Manusia menciptakan alat-alat karena
menyadari kemampuan inderanya terbatas, sehingga diupayakan membuat
peralatan sebagai sarana pembantu untuk mencapai tujuan. Misalnya,
karena indera matanya tidak mampu melihat angkasa luar atau mahluk
kecil-kecil maka diciptakan teropong bintang dan mikroskop, karena
terbatasnya kekuatan fisik maka diciptakannya roda sebagai sarana
utama keretauntuk mengangkut barang-barang berat. c.) Manusia
sebagai HOMO LONGUENS: Homo Longuens: adalah manusia dapat
berbicara sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat
disampaikan melalui bahasa kepada manusia lain. Bahasa sebagai
ekspresi dalam tingkat biasa adalah bahasa lisan. Antara suku
bangsa dengan suku bangsa lain terdapat perbedaan bahasa. Di
tingkat bangsa, perbedaan bahasa tersebut akan semakin jauh.
Perbedaan lebih tinggi diwujudkan dalam tulisan sehingga sebuah
pemikiran dapat diterima oleh bangsa atau generasi bangsa lain
(bila tahu mengartikannya). d.) Manusia sebagiai HOMO SOCIUS:
Manusia sebagai Homo Socius artinya manusia dapat hidup
bermasyarakat, bukan bergerombol seperti binatang yang hanya
mengenal hukum rimba, yaitu yang kuat yang berkuasa. Manusia
bermasyarakat diatur dengan tata tertib demi kepentingan bersama.
Dalam masyarakat manusia terjadi tindakan tolong-menolong. Dengan
tindakan itu, walaupun fisiknya relatif lemah, tetapi dengan
kemampuan nalar yang panjang tujuan-tujuan bermasyarakat dapat
dicapai. e.) Manusia sebagai HOMO AECCONOMICUS : Artinya manusia
dapat mangadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo
Aeconomicus). Salah satu prinsip dalam hukum ekonomi adalah, bahwa
semua kegiatan harus atas dasar untung-rugi, untung apabila input
lebih besar daripada output, rugi sebaliknya. Dalam tingkat
sederhana manusia mencukupi kebutuhannya sendiri, kemudian atas
dasar jasa maka dikembangkan sistem pasar sehingga hasil
produksinya dijual di pasaran. Makin luas pemasaran barang makin
banyak diperoleh keuntungan. Salah satu usaha meningkatkan
produktivitas kerja dapat dijalankan dengan mempergunakan teknologi
modern sehingga dapat ditingkatkan produktivitas kerja manusia. f.)
Manusia sebagai HOMO RELIGIUS: Artinya manusia menyadari adanya
kekuatan ghaib yang memiliki kemampuan lebih hebat daripada
kemampuan manusia, sehingga menjadikan manusia berkepercayaan atau
beragama. Dalam tahap awal lahir animisme, dinamisme, dan totenisme
yang sekarang dikategorikan sebagai kepercayaan, kadang-kadang
dikatakan sebagai agama alami. Kemusian lahirlah kepercayaan yang
disebut sebagai agama samawi yang percaya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, percaya kepada nabiNya, dan kitab suciNya yang dipergunakan
sebagai pedoman. g.) Manusia sebagai HOMO HUMANUS dan HOMO
AESTETICUS: Artinya manusia berbudaya, sedangkan homo aesteticus
artinya manusia yang tahu akan keindahan. Dari perbedaan-perbedaan
yang sedemikian banyak makin nyata bahwa manusia memang memilki
sifat-sifat yang unik yang jauh berbeda dari pada hewan apalagi
tumbuhan. Sehingga manusia tidak dapat disamakan dengan binatang
atau tumbuhan Rasa ingin tahu manusia (curiosity) selalu berkembang
karena pikiran manusia berkembang dari waktu kewaktu, rasa ingin
tahunya atau pengetahuannya selalu bertambah sehingga terjadi
timbunan pengetahuan . Jadi pengetahuannya tidak idle, sedemikian
rupa terjadilah perkembangan akal manusia sehingga justru daya
pikirnya lebih berperan dari pada fisiknya. Dengan akal tersebut
manusia memenuhi tujuan hidupnya disamping untuk melestarikan hidup
untuk memenuhi kepuasan hidup serta juga untuk mencapai cita-cita.
Manusia selalu ingin tahu dalam hal apa sesungguhnya yang ada (know
what), bagaimana sesuatu terjadi (know how), dan mengapa demikian
(know why) terhadap segala hal. Orang tidak puas apabila yang ingin
diketahui tidak terjawab. Keingintahuan manusia tidak terbatas pada
keadaan diri manusia sendiri atau keadaan sekelilingnya, tetapi
terhadap semua hal yang ada di alam fana ini bahkan terhadap
hal-hal yang ghaib. 2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknya Ilmu
Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa
ingin tahu, Yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia
mempunyai rasa ingi tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam
sekitarnya, angkasa luar, bagkan tentang dirinya sendiri. Rasa
ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh mahkluk lain. Jelas
kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda
tak hidup seperti batu, tanah, api, angin, dan sebagainya. Air dan
udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, namun
gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari
pengaruh alamiah yang bersifat kekal. Bagaimana dengan
mahkluk-mahkluk sidup seperti tumbuh-tumbuhan seperti binatang ?
sebatrang pohon misalnya, menunjukan tanda-tanda pertumbuhan atau
gerakan, namun getaran itu terbatas pada mempertahankan kelestarian
hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu
cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu
cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan
hidupnya. Kecenderungan semacam ini namak berlangsung sepanjang
zaman. Bagaimana dengan binatang yang menunjukan adanya kehendak
berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain ?
misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat
engan manusia yaitu monyet ? tentunya burung-burung bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lain yang didorong oleh suatu keinginan,
antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah disana ada cukup
makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu
apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah
mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah Pengetahuan
dari burung tadi. Burung juga memiliki pengetahuan bagaimana
caranya membuat sarangnya di atas pohon. Burung manyar atau burung
tempua begitu pandai mengayam sarangnya yang begitu indah
bergelantungan pada daun kelapa,namun pengetahuannya itu ternyata
tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman. Bagaimana dengan monyet
yang begitu pandai ? bila kita perhatikan baik-baik kehidupan
monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin
mengeksplorasi alam sekitar itu didorong rasa ingin tahu yang tetap
sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai
Idle Curiousity atau Instinct instink itu berpusat pada satu hal
saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu
mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak. Bagaimana
dengan manusia ? manusia juga memiliki instink seperti yang
dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki
kelebihan, yaitu Kemampuan berpikir dengan kata lain curiousity-nya
tidak Idle tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia
memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain,
manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia brtanya terus setelah tahu
tentang apa-nya, mereka juga ingin tahu bagaimana dan mengapa
begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahunnya yang terdahulu
untuk di kombinasikan dengan pengetahuan yang baru, menjadi
pengetahuan yang lebih baru. Hal sedemikian itu berlangung
seabad-abad yang lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi
pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia zaman
purba zaman dulu yang hidupnya di gua-gua atau di atas pohon. Namun
karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh
sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya
lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas
tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu
membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan
dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak
mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau
yang hidup di dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas
pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingi tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas
itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu
sendiri. Hal itu tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis
untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat
panah atau lembing yang efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan
manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut
keindahan. Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan
itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia
merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang
tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau mahkluk lainnya. Manusia
mempunyai rasa ingin tahu (curiousity) yang tinggi dan selalu
berkembang. Meskipun mahkluk lainnya juga memilikin rasa ingin tahu
tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan
saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan
timbulnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya.
Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingi tahu manusia terhadap alam semesta ini.
Jawaban terhadap berbagai banyak pertanyaan manusia terhadap
peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya
menjadi ilmu pengetahuan. 3. Sifat Keingintahuan Manusia Manusia
dengan rasa ingi tahunya yang besar, selalu berusaha mencari
keterangan tentang fenomena alam yang teramati. Untuk menjawab
semua rasa ingin tahu manusia sering mereka-reka jawaban mereka
sendiri. Pengetahuan seperti inilah yang disebut psuedo science.
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan
dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Cara
memperoleh sains semu (pseudo sains), antara lain : 1. Motos 2.
Wahyu 3. Otoritas dan tradisi 4. Prasangka 5. intuisi 6. Penemuan
kebetulan 7. Cara-coba-ralat Pada zaman yunani (600-200 SM) terjadi
pola piker yang lebih maju dari pola motos, dimana terjadi
penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika
atau rasional. Aliran ini disebut rasionalisme. Lebih lanjut lagi
dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan
didasarkan pada suatu yang bersifat umum (Premis mayor) menuju ke
khusus (premis minor) dasar metode ilmiah sekarang adalah metode
induksi, yang intinya adalah bahwa pengambilan keputusan dan
kesimpulan dilakukkan berdasarkan data pengamatan atau eksperimen.
2.3 Perkembangan Manusia dan Tubuh manusia Fisik masuia mengalami
proses pertumbuhan sedikit demi sedikit. Tubuh manusia mulai
berkembang sejak rahim ibunya sampai manusia tersebut dilahirkan
dan terus berkembang sampai masa dewasa. Perkembangan fisik tubuh
manusia ini dapat mengarah ke bentuk tubuh pria dan wanita,
tergantung pada tipe kromosom sel tubuhnya. Perubahan Morfologis
wanita pada masa fubertas berbeda dengan laki-laki. Seperti pinggul
membesar, pinggang meramping, terbentuknya payudara serta datangnya
siklus haid. Perbedaan bentuk dan genital itu dapat dimaklumi, ini
diciptakan karena masing-masing mempunyai peran biologis yang
berbeda. Manusia sebagai mahkluk memiliki ciri-ciri : 1. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya. 2.
Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan. 4. Memiliki potensi
berkembang biak. 5. Tumbuh dan bergerak 6. Berinteraksi dengan
lingkungnnya. 7. Mati.
Tegaknya jalan manusia, dengan kepalanya tertonggok di atas
badannya dengan baik, maka perkembangan otaknya baik. Tempurung
kepala manusia lebih besar di bandingkan dengan binatang menyusui
lainnya yang jalannya masih horizontal. Manusia memilki sistem
syaraf sentral yang berpusat di otaknya, di samping sistem syaraf
perferi yang ada di seluruh tubuh. Selain secara biologis keadaan
otak manusia demikian, otak perlu selalu memperoleh latihan
berpikir terus menerus, sehingga memiliki ketajaman. Dalam kondisi
otak demikianlah, manusia memiliki sifat ingin tahu. Dalam benaknya
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya : apa sesungguhnya
(know why) seseorang merasa kurang puas, bila apa yang diketahui
tidak terjawab. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu
anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh
anak pada usia dua tahun adalah apa nama benda tersebut, misalnya
benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan
muncul pada usia menjelang masuk TK adalah bagaimana
menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi maka mungkin akan
muncul pertanyaan lain yaitu mengapa pensil dapat digunakan untuk
menulis. Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan usia saat
pertanyaan iu diajukan, maka anak tersebut akan mendpatkan
pengetahuan baru dan sekaligus hasrat ingintahunya terjawab.pada
anak remaja rasa ingi tahu membuatnya gelisah dan berusaha keras
dan akhirnya ia dapat tahu, sedangkan di kalangan ilmuwan
keingintahuannya mendorongnya terus, sehingga teka-teki yang ada
dalam otaknya dapat terjawab. 2.4. Perkembangan Sifat dan Pikiran
Manusia Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah,
sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat.
Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat berenang
secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah,
dan sebagainya. Tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia
dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan
manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras
sehingga dapat mengendalikan jasmaninya. Manusia sebagai makhul
berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya
sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami
dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos)
maupuin alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah
yang dihadapi. Menyebabkan manusia dapat mengumpulakan pengetahuan.
Rasa ingi tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan
pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka
berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di alam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap
melalui panca indra-nya merupakan objek rasa ingi tahunya. Manusia
tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai
hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan
untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya berlanjut.
Bukan hanya apa nya saja yang ingi diketahui jawabannya, tetapi
juga jawaban dari bagaimana dan kemudian berlanjut mengapa tentang
hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan
peristiwa-peristiwa yang di amatinya. 2.5. Sejarah Pengetahuan Yang
Diperoleh Manusia Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan
zamannya dan sejalan dengancara berpikir dan alat bantu yang ada
pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan
Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu
utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagaian berasal
dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainya berupa
dugaan,imajinasi,kepercayaan ataupun mitos. Sebagai contoh adalah
tentang pertanyaan hujan yangsering dijawab sebagai bocorannya atap
langit. Pengetahuan semacam ini disebut pseuodo science yaitu mirip
sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Suatu pola pikir yang
lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan,
pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu
berkembanglah faham rasionalisme, yaitu pertanyaan akan di jawab
dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal
dengan metode diskusi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarakan
pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus.
Sedangkan metode diskusi merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan
dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang di
peroleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia perlu menciptakan
alat bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi
yang tercipta akan berkembang menjadi peralatan produksi atau
industri. Metode ini kemungkinan dapat di pengaruhi oleh alat
pendukung pengamatan yang dugunakan. Semakin cangih alat yang
digunakan maka akurasinya datanya semakin tinggi dan memungkinkan
penarikan kesimpulannya juga semakin tajam atau lebih tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang di
perolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan
memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah
dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat di manfaatkan untuk
memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut
teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung
akan di ikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini
juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia kearah yang lebih
kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui
segala rahasia alam semesta yang belum terungkap. 2.6 Tingkat
hubungan manusia dengan alam Pertama adalah manusia yang masih
sangat tergantung dengan alam, sehingga ada kesan bahwa ia adalah
bagian dari alam. Manusia dalam tingkat demikian disebut sebagai
manusia alam (natural man). Yang hidupnya bergantung pada pemberian
alam (food gathering). Segala keperluan hidupnya dipenuhi dengan
jalan meramu untuk memenuhi kebutuhan primernya, berupa sandang,
papan, dan pangan. Manusia alam masih menganut apa yang disebut
sebagai agama alam animisme, dinamisme, aau totenisme. Kedua,
adalah manusia yang sudah menguasai alam, sehingga ada kesan
manusia sebagai raja dunia. Manusia pada tingkat demikian disebut
sebagai manusia budaya (cultural man) yang hidupnya dilakukan
dengan cara menghasilkan apa yang dibutuhkan (food producing). Pada
awalnya food producing masih berkaitan dengan alam, seperti
bercocok tanam, memelihara ternak, yang merupakan tingkat primer.
Kemudian diusahakan jasa sebagai sumber kehidupan yang lebih banyak
hasilnya dan merupakan tingkat sekunder dalam food producing.
Manusia juga dikenal sebagai pencipta kedua (second creator).
Banyak hal yang ada dalam alam berubah karena kemampuan manusia
mencipta. Rasa ingin tahu manusia berasal dari ingin mengenal
dirinya sendiri, yang akhirnya disadari bahwa dirinya terdiri atas
dua unsur yaitu rohani dan jasmani. Roh diketahui ada dalam tubuh
manusia berdasarkan pengalaman dan pengertian tentang mimpi serta
kenyataan bahwa orang akan meninggal dan tubuh akan membusuk.
Manusia percaya bahwa Roh akan abadi. Perkembangan selanjutnya
adalah keingintahuan manusia pada alam sekitarnya. Dengan kemampuan
bahasa manusia berkomunikasi dan bertukar pengalaman tentang segala
hal yang ada di alam serta kegunaannya bagi manusia. Meskipun
demikian manusia masih mempunyai keterbatasan misalnya keterbatasan
manusia dalam melihat, mendengar, berpikir dan merasakan. Untuk
itulah manusia berusaha menciptakan alat yang dapat membantu
mengatsi keterbatasan tersebut. Dengan peralatan tersebut, memang
dapat mengetahui apa yang terkandung di dalam alam, tetapi sebagian
besar masih merupakan teka-teki. Mitos dan mitologi, mitos adalah
cerita rakyat yang dibuat-buat atau dongeng yang ada kaitanya
dengan kejadian, gejala yang terdapat di alam, seperti tokoh,
pelangi, petir, gempa bumi, dan manusia perkasa. Cerita tersebut
dimaksudkan untuk menjawab keterbatasan pengetahuan manusia tentang
alam. Mitologi berarti pengetahuan tentang mitos. Mitologi
merupakan kumpulan cerita-cerita mitos, banyak muncul pada zaman
prasejarah, yang disampaikan dari mulut kemulut atau secra lisan.
Secara garis besar mitologi dapat dibedakan menjadi tiga macam,
mitos sebenarnya, cerita rakyat dan legenda. Mitos sebenarnya
adalah manusia dengan imajinasinya berusaha secara sungguh-sungguh
menrangkan gejala alam yang ada, namun usahanya belum dapat tepat
karena kurang memiliki pengetahuan sehingga untuk bagian tersebut
orang mengaitkannya dengan seorang tokoh, dewa, atau dewi. 2.7
Tujuan manusia menciptakan MITOS karena pada saat itu penduduk
masih dalam tingkat mistis peradabannya. Mereka percaya akan adanya
kekuatan-kekuatan gaib yang melebihi kekuatan manusia biasa. Dalam
zaman demikianlah, mitos dipercayai kebenarannya karena beberapa
faktor. Pertama, karena keterbatsan pengetahuan manusia Kedua,
karena keterbatasan penalaran manusia Ketiga, karena keingintahuan
manusia untuk sementara telah terpenuhi. Telah dikemukakan bahwa
kebenaran memang harus dapat diterima oleh akal, tetapi sebagian
lagi dapat diterima secara intuisi, yaitu penerimaan atas dasar
kata hati tentang sesuatu itu benar. Kata hati yang irasional dalam
kehidupan masyarakat awam sudah dapat diterima sebagai suatu
kebenaran (pseudo science), kebenaran dan hasaratnya ingin tahu
sudah terpenuhi,paling tidak untuk sementara waktu. Manusia
berpikir rasional: Rasional adalah menerima sesuatu atas dasar
kebenaran pikiran atau rasio. Pham tersebut bersumber pada akal
manusia yang diolah dalam otak. Dengan berpikir rasional, manusia
dapat meletakkan hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang
sedang dihadapi. Kemampuan manusia mempergunakan daya akalnya
disebut inteligensi, sehingga dapat disebutkan adanya manusia yang
mempunyai intelegensinya rendah,, normal dan tinggi. Dalam
perkembangan sejarah manusia, terdapat kesan bahwa pada mulanya
perasaan manusialah yang lebih berperan dalam kehidupannya,
sehingga timbul kepercaayaan atau agama dan rasa sosial. Dengan
makin banyaknya persoalan yang harus dihadapi, manusia makin banyak
mempergunakan akalnya dan kurang mementingkan perasaan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ilmu pengetahuan bermula dari
rasa ingi tahu. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu akan tetapi
tidak berkembang atau disebut Idle curiousity atau instinct. Segala
aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk
melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan,
melindungi diri dan berkembang biak. Manusia mempunyai rasa ingi
tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari
usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan
pengetahuan-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu
tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang apa,
bagaimana dan mengapa demikian. Berlandaskan pada pengetahuan
tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian
berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Daftar Pustaka Drs. Jasin Maskoeri, 1987, Ilmu Alamiah Dasar, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Diktat kuliah semester 3/Ilmu
Kealamiahan Dasar/SEPRI BLOG ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN
PERKEMBANGANNYA.htm. Diktat kuliah semester 3/Ilmu Kealamiahan
Dasar/JEJAK SEJARAH PENGETAHUAN MANUSIA AAK CULTURE
LIBRARY.htm.