ertumbuhan aset perbankan syariah terakhir bedasarkan laporan perkembangan keuangan syariah 2013 di nyatakan mengalami perlambatan yang diakibatkan oleh atmosfer perkonomian di Indonesia dimana aset perbankan syariah yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah UUS, dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tercatat sebesar Rp248,1 triliun pada tahun 2013 atau tumbuh 24,2% (yoy) dimana angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang tercatat pada angka 34,0%. Laju pertumbuhan aset perbankan syariah pada 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan aset perbankan secara nasional, pangsa pasar bank syariah meningkat dari 4,61% menjadi 4,93% ditambah lagi nominal pembiayaan BUS dan UUS yang lebih tinggi dari dana pihak ketiga (DPK). Pembiayaan BUS dan UUS ditahun 2013 tercatat Rp.188,6 Triliun dan financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9%. Karakteristik dan tugas dari BUMN yang bukan hanya menjadi sumber pendapatan bagi negara tetapi juga berkewajiban sebagai badan yang berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian di indonesia membuat BUMN dapat melakukan langkah- langka untuk peningkatan perekonomian di indonesia termasuk bagi industri keuangan syariah. Badan usaha milik negara yang memiliki perbankan syariah dalam bentuk BUS maupun UUS dapat di lebur menjadi bank baru yang lebih besar. Dengan penggabungan tersebut maka akan ada bank syariah di Indonesia yang besar dimana saat ini dibutuhkan sebuah bank syariah yang dapat bersaing dengan bank konvensional yang telah eksis sebelumnya. Pemerintah sendiri telah menyiapkan beberapa opsi dalam pembentukan BUMN syariah ini diantaranya : 1. Mengkonsolidasikan Bank Mandiri, BNI, BRI, dan unit usaha syariahnya BTN. 2. Pengalihan atau konversi dari salah satu bank BUMN menjadi bank syariah yang nantinya akan mengambil alih, merger atau