Top Banner
Meski pasarnya diserbu bank-bank besar, nasional dan multinasional, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) harus hidup bertahan. Mereka harus melancarkan strategi jitu agar tetap bertahan dan memetik keuntungan. Edisi 25 Thn III-Januari 2009 Rp 12.500,- H 49 - WISATA Peninggalan Islam di India H 52 - BISNIS BMT Beringharjo H 37 - SOSOK Jamil Azzaini
64

Edisi 25/09

Mar 19, 2016

Download

Documents

riz rizqullah

Sengitnya Pasar BPRS - Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Edisi 25/09

1Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Meski pasarnya diserbu bank-bank besar, nasional dan multinasional, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) harus hidup bertahan. Mereka harus melancarkan strategi jitu agar tetap bertahan dan memetik keuntungan.

Edisi

25

Thn

III-J

anua

ri 20

09

Rp 12.500,-

H 49 - WISATAPeninggalan Islam di India

H 52 - BISNISBMT Beringharjo

H 37 - SOSOK Jamil Azzaini

Page 2: Edisi 25/09
Page 3: Edisi 25/09

3Sharing edisi Januari 2009

Assalamualaikum WW,Pembaca Budiman,

Pertama-tama kami ucapkan ‘Selamat Tahun Baru 1430 Hijriah dan Tahun Baru 2009 Masehi’. Semoga perubahan masa

berdasarkan kedua jenis tahun tersebut dapat membawa spirit perubahan ke arah yang lebih baik pada keadaan ekonomi dan sosial masyarakat yang saat ini sedang mengalami persoalan kehidupan yang berat sebagai dampak krisis keuangan global.

Selama lebih dari 2 tahun SHARING selalu berupaya melakukan improvisasi. Dan di awal tahun ke 3 ini kami melakukan perubahan secara lebih nyata dalam rangka memberikan yang terbaik buat Anda. Kini SHARING tampil dengan wajah baru yang lebih segar dan konten yang lebih variatif. Dengan penampilan baru, kami ingin misi berbagi nilai-nilai kebaikan dalam berekonomi dan berbisnis menjadi lebih cair dan akrab. Harapannya, semua yang kami sajikan tidak membuat para pembaca SHARING mengerutkan kening dan merasa digurui.

Upaya sosialisasi dan edukasi ekonomi dan bisnis yang berkeadilan, beretika, jujur dan terbuka dengan cara-cara simpatik adalah sebuah perjuangan yang perlu mendapatkan dukungan semua pihak. Dengan upaya tersebut, kami sangat yakin bahwa masyarakat akan semakin baik memahami dan menjalankan sistem ekonomi Islam yang sarat

dengan nilai-nilai universal tersebut. Masyarakat diharapkan nantinya tak lagi menganggap bahwa ekonomi Islam dan konvensional sama saja, bahwa bank syariah dan bank konvensional setali tiga uang, atau bahwa bunga (riba / interest) dan bagi hasil bagai pinang dibelah dua.

Dengan keyakinan dan harapan di atas, kami mengundang Anda untuk bersama-sama SHARING mendukung perjuangan tersebut serta membangun sinergi melakukan setidaknya 3 hal, yaitu :

Pertama, kami membuka pintu lebar-lebar bagi kalangan akademisi, pelaku dan pemerhati ekonomi (pakar, analis) untuk berpartisipasi menyumbangkan ide dan pemikiran di bidang ekonomi dan bisnis islami dalam bentuk tulisan. Kami akan sangat tersanjung ikut menjadi media sosialisasi pemikiran Anda.

Kedua, kami mengajak Anda turut berbagi nilai-nilai kebaikan yang kami usung lewat majalah ini. Mudah saja, kami sangat berterima kasih jika Anda bersedia mensosialisasikan keberadaan majalah ini kepada orang-orang di dekat Anda. ’Tak kenal maka tak sayang’, adalah ungkapan yang tepat bagi mereka yang belum mengenal majalah SHARING.

Ketiga, kami mengajak para pelaku industri untuk turut memelihara eksistensi majalah SHARING sembari mempromosikan barang dan jasa yang ingin Anda perkenalkan kepada pembaca kami. Upaya ini ibaratnya

’sambil menyelam minum air’ yang Insya Allah akan membuahkan keberkahan bagi kita semua.

Semoga dengan semangat hijrah, kebersamaan, tolong menolong dan berbagi, sebagaimana spirit majalah SHARING ini, kita akan mampu bahu-membahu merubah kondisi ekonomi dan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik dari waktu ke waktu. Amin. Wassalamualaikum WW,

Tia Setiati Mahatmi, ST, MM

Dari Redaksi

Dengan Semangat Perubahan,Kita Perkokoh Ekonomi Yang Berkeadilan

P

Page 4: Edisi 25/09

4 Sharing edisi Januari 2009

Daftar Isi

Adakah bankir yang harus door to door menagih kepada nasabah atau debitur? Ya, itu ada di BPRS. Sekarang ini, segmen mikro yang menjadi lahan garapan BPRS diincar juga oleh bank-bank besar. Bertahankah BPRS?

Hal 52 BisnisBMT Beringharjo (Besar Karena Si Kecil) Dana yang mereka kumpulkan itu pada akhirnya bermanfaat dan bisa untuk membantu saudara, kerabat dan teman mereka yang ada di Indonesia,” kata ibu tiga anak ini

Hal 49 WisataMelacak Sejarah Islam IndiaIndia memiliki banyak bangunan warisan kerajaan Islam. Hingga kini ke India juga pengikut jamaat Tabligh menuju untuk berziarah. Padahal India juga menyimpan universitas dan lembaga pendidikan Islam terkemuka.

01 Cover.............................................03 Dari Redaksi..................................04 Daftar Isi........................................06 Susunan Redaksi..........................07 Surat..............................................08 Memo Bisnis..................................10 Laporan Utama..............................24 Ragam...........................................27 Opini..............................................29 Telaah...........................................30 UKM..............................................32 Multimedia....................................35 Sosok............................................38 Entrepreneur.................................40 Fokus............................................44 Peristiwa Analisa...........................46 Peristiwa.......................................49 Wisata...........................................52 Bisnis............................................56 Pendidikan....................................59 Resensi.........................................60 Internasional.................................62 Kata Mereka.................................

Sengitnya Pasar BPRS

Page 5: Edisi 25/09
Page 6: Edisi 25/09

6 Sharing edisi Januari 2009

Susunan Redaksi

List Pemasangan Iklan Majalah Sharing>> TARIF IKLAN

n 1 Halaman Dalam Rp. 15.000.000,-n 1/2 Halaman Horisontal Rp. 9.000.000,-n 1/3 Halaman Vertikal Rp. 7.000.000,-n 1/4 Halaman Horisontal Rp. 5.000.000,-n Back Cover Rp. 20.000.000,-n Inside Cover Rp. 17.000.000,-n Inside Back Cover Rp. 16.000.000,-n 1 Halaman Advertorial Rp. 17.000.000,-

# Tarif diatas belum termasuk PPN 10%# Iklan B/W dapat terima dengan tarif yang sama dengan tarif F/C# Materi iklan dalam bentuk CD + Proof print# Deadline materi iklan diserahkan 20 hari sebelum penerbitan

Penasihat SeniorPARNI HADI

Pemimpin RedaksiRIZQULLAH

Pemimpin PerusahaanTia Setiati Mahatmi

Wakil Pemimpin PerusahaanWawan Salim

Nidhianti Larasati

Kepala Divisi Penerbitan MajalahMuchamad Yani

Dewan RedaksiIr. Adiwarman A. Karim, SE, MBA

Dr M Syafii AntonioDr. Didin Hafiduddin

Dr. Jafril KhalilIr. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS

Prof. Dr. Sofyan Syafri HarahapDr. Ahmad Satori Ismail

Drs. H. Mohamad. Hidayat, MBA, MHDr. Mustafa Edwin Nasution

Dr. Uswatun HasanahIggi Achsin, SE

Redaktur PelaksanaSiti Darojah

RedaksiIbrahim Aji,Yudi Suharso

MarketingJIP Megawati Hartono, Fachrurrozi Alwi

Desain GrafisHairul Anwar

PhotographerArief

Sekretaris RedaksiFitri

Distribusi / SirkulasiHaryanto / Oji

KeuanganRita Artha K

KontributorSri Mustokoweni (Yogyakarta)

Griya CahyaJl. Bangka I No. 8 Jakarta 12720Tel: 62-21-719 6000 (hunting)

Fax: 62-21- 719 4000e-mail : [email protected]

Sengitnya PasarBPRS!

M e m b e r o f C a h y a G r o u p

Page 7: Edisi 25/09

7Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Salut untuk Sharing

Majalah Sharing adalah majalah ekonomi syariah yang cukup variatif isinya. Sebagai mahasiswa kami bersyukur karena majalah Sharing sering mengulas tren dalam ekonomi global dan nilai-nilai dalam ekonomi universal. Bagi kami hal ini menambah pengetahuan karena selama ini kami hanya tahu dari sisi luarnya saja soal kesalahan ekonomi kapitalis. Kepada tim redaksi majalah kami mengucapkan salut dan semoga ke depan majalah ini makin padat isinya dan halamannya dengan harga tetap terjangkau oleh mahasiswa.

Terimakasih

IrmaMahasiswa IPB Bogor

Kembali ke Dinar

Masih goyangnya ekonomi dunia seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk kembali memikirkan membuat cadangan devisa atau bahkan mulai memperkenalkan transaksi emas. Sebagai negara yang kaya dengan sumber alam termasuk emas, kami kira Indonesia akan menjadi negara yang kaya dan tidak lagi harus menukar cadangan emas demi lembaran dolar berwarna hijau yang aslinya hanyalah kertas semata.Jika ada niat sungguhan, kami kira Indonesia akan jauh dari dampak krisis. Karena harga emas itu stabil. Jauh lebih stabil dari nilai tukar dolar. Dan lagi kita tidak perlu kuatir orang memburu dolar atau orang harus menukar dolarnya dengan rupiah karena yang kita punya emas, bukan uang kertas.

Muhammad FaqihJl Rawabadak III no 2Jakarta Utara

Mengandalkan Ekonomi Pertanian

Gelombang krisis tampaknya belum bisa membuka mata kita tentang pentingnya bersandar pada ekonomi pertanian. Mengandalkan teknologi tampaknya masih jauh panggang dari api. Alangkah lebih baik jika kita membela lagi petani dan nelayan kita karena bukankah kita negara yang mengklaim sebagai negara kepulauan dan sebagian besar wilayah itu berupa lautan.Seharusnya kita tidak meniru negara Barat tapi cukup bersama-sama negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia mengembangkan ekonomi berbasis pertanian. Malaysia tetap bangga dengan produksi karet dan sawitnya. Thailand, siapa tak mengenal buah-buahan berlabel Bangkok?Jika kembali ke pertanian, kita masih memiliki kebanggaan. Lagi pula, tidak ada negara yang bisa berdiri kokoh tanpa memproduksi sendiri bahan pangannya. Ini berarti bank dan lembaga keuangan pun harus menyokong sektor agribisnis.

Diana WahyuningtyasJatinegara Rt 04/03 No 8Jakarta Timur

Surat Pembaca

Page 8: Edisi 25/09

8 Sharing edisi Januari 2009

Memo Bisnis

Sharia Economics Student Club (SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) kembali mengadakan Sharia Economics at Seminar, Expo, and Campaign (SEASON) tahun lalu.

Bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) melalui program MES Goes to Campus dan didukung oleh Majalah Sharing, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES), dan Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) acara berlangsung di Auditorium Andi Hakim Nasution kampus Darmaga.

Puncak acara SEASON adalah seminar “Ekonomi Syariah Solusi ataukah Ilusi dalam Menghadapi Ancaman Krisis Pangan di Indonesia”, Minggu, 14 Desember 2008. Beberapa pembicara hadir dalam seminar ini, yaitu Prof. Dr. Didin Hafiduddin, Mat Sukur dari Departemen Pertanian, Ali Sakti dari Bank Indonesia (BI), dan Alvi Wijaya dari Karim Bussines Consulting (KBC). Dari seminar tersebut terungkap perlunya Indonesia memiliki bank pertanian syariah. Ini karena, bank pertanian syariah akan lebih memiliki produk yang variatif, lebih tahan krisis, dan lebih barokah.

Sharia Economics at Seminar, Expo, and Campaign, Intitut Pertanian Bogor (IPB)

PT Bank Agroniaga Tbk telah menggandeng 8 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam program linkage atau penyaluran pembiayaan. Sekretaris Perusahaan Bank Agro Hirawan Nur Kustono mengemukakan dalam konferensi pers 17 Desember 2008, dana linkage mencapai Rp6 Miliar. Sebenarnya, total plafon yang disiapkan Bank Agro untuk linkage program mencapai Rp 7 Miliar sampai Rp 8 Miliar dengan potensi hingga Rp 10 Miliar.

Dana sebesar Rp 6 miliar tersebut disalurkan kepada 7 BPR, 5 di antaranya di bidang agro dan 3 bidang umum. Bank Agro memperkirakan pertumbuhan kredit pada tahun 2009 mencapai 22%. Sedangkan untuk realisasi pertumbuhan kredit sampai September 2008 mencapai 20% dengan nilai Rp 2,94 triliun. Bank Agro adalah bank yang fokus pada agrobisnis dengan 70% kreditnya disalurkan untuk sektor ini diantaranya petani tebu, petani plasma kelapa sawit, perusahaan agrobisnis dan lain-lain.

Bank Syariah Bukopin diresmikan di hotel Gran Melia, Jakarta, 11 Desember 2008. Dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Fadjrijah, dan para pelaku industri perbankan syariah Indonesia.

Bank Syariah Bukopin diresmikan sebagai solusi alternatif jasa keuangan bagi masyarakat. Oleh karena itu, bank umum syariah (BUS) ini akan membidik sektor UKM dan konsumen, sejalan dengan gerak Bank Bukopin sebagai induk usahanya.“Perbankan syariah merupakan alternatif solusi finansial dalam industri perbankan Indonesia. Oleh karena itu, Bukopin meresmikan Bank Syariah Bukopin,” ujar Direktur Utama Syariah Bukopin, Riyanto dalam pidato peresmian.

Pembentukan Bank Syariah Bukopin memperoleh persetujuan BI pada 27 Oktober 2008. Komposisi pemegang saham Syariah Bukopin adalah Bank Bukopin 65,44%, PT MegaCapital Indonesia 9,46%, PT Jamsostek 9,46%, PT Bakrie Capital 2,16% dan lain-lainnya 1,57%.

PT Bank Agroniaga Linkage Program dengan 8 BPR

Bank Syariah Bukopin Diresmikan

Page 9: Edisi 25/09

9Sharing edisi Januari 2009

Memo Bisnis

Bank Mandiri menobatkan enam Wirausaha Muda Mandiri (WMM) pada Malam Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2008, 3 Desember 2008 di Jakarta. Mereka tersaring dari 1.057 mahasiswa dari 198 perguruan tinggi di Indonesia yang tersebar di 26 provinsi.

Program WMM merupakan salah satu program corporate social responsibility (CSR) dan bentuk perhatian Bank Mandiri terhadap besarnya jumlah pengangguran di Indonesia, terutama dari kalangan generasi muda.

“Pengangguran dan kemiskinan telah menjadi masalah besar di Indonesia. Pendidikan kewirausahaan ini adalah cara tepat untuk mengatasi pengangguran di negara kita dengan menghasilkan pencipta kerja dan bukan pencari kerja,” kata Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Mandiri di sela-sela acara Malam Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2008. Para pemenang WMM 2008, untuk kategori Diploma dan Sarjana, masing-masing juara pertama, kedua dan ketiga disabet oleh Dwi Arianto Nugroho (ITB - Bandung), Asri Tadda (Universitas Hasanuddin - Makassar) dan Sinta (Universitas Lampung - Lampung).

BSMI Resmikan 4 Galllery Syariah di Jakarta

Bank Mega Syariah kembali mengembangkan sayapnya dengan membuka pelayanan syariah di Jakarta, yaitu Gallery Kemang, Gallery Tanjung Duren, Gallery Fatmawati, dan Gallery Bendungan Hilir.

Empat Mega Syariah Gallery tersebut merupakan office channeling Bank Mega Syariah dengan Bank Mega. Gallery pertama telah dibuka di Bekasi pada tanggal 17 Juni 2008. Peresmian pembukaan Mega Syariah Gallery Jakarta dihadiri oleh Dedi Kusdedi (Komisaris PT Bank Syariah Mega Indonesia), Lekhi Mukti ( GM Network PT. Bank Mega, Tbk. ), Beny Witjaksono (Direktur Utama Bank Mega Syariah), Ani Murdiati (Direktur Retail Banking Bank Mega Syariah), serta Pimpinan Cabang Bank Mega dari lokasi kantor yang dibuka. Seremonial pembukaan Mega Syariah Gallery ini diisi dengan pemotongan tumpeng serta penyerahan SOP Branch Opening Kit.

Wirausaha Muda Mandiri 2008 Cetak 6 Wirausahawan

Page 10: Edisi 25/09

10 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Bank Indonesia menyebutnya islamic rural bank. Orang awam menyebutnya Bank Perkreditan Rakyat

Syariah (BPRS). Jika melihat asetnya mungkin orang akan heran. Maklum asset bank ini rata-rata berkisar puluhan atau ratusan miliar rupiah saja. Jika pun ada yang asetnya besar menembus di atas Rp 1 triliun itu hanya ada satu di Lampung yang dikenal dengan nama BPR Eka Bumi Artha.

Tapi memang begitulah BPR dan BPRS. Sejak awal BI

memang membedakan bank ini dari bank umum. Karena itu BI menyebutkan sebagai rural bank atau community bank. Yang dimaksud adalah unit bank kecil yang melayani satu komunitas. Bank tersebut hadir di tengah komunitas sehingga mengerti betul apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya. Masalahnya saat ini hampir tumpang tindih. BPR dan BPRS merengsek ke pinggiran kota. Bank umum baik kantor kas, unit atau bahkan anak perusahaan yang bermain di level mikro pun memasuki areal pinggiran kota. Jadilah mereka bertempur. Pasar yang dibidiknya menjadi seragam. Sama-sama membidik mikro.

’’Persaingan ini sepertinya tidak fair. Ini ibarat macan masuk kandang kambing. Mati

kambingnya,’’ ujar Cahyo Kartiko, Direktur BPRS Al Salam, sebuah bank perkreditan rakyat syariah hasil konversi dari BPR Amal Salman. Dia mengibaratkan bank besar sebagai macan. Dan BPR serta BPRS sebagai kambing.

Analogi serupa ia ibaratkan dalam kasus warung versus jaringan Carrefour dan Alfamart. Saat ini waralaba Alfa hadir di tengah perkampungan. Pun dengan Carrefour yang memasuki wilayah permukiman. ’’Mereka itu modal besar sementara warung itu modal pas-pasan yang belanja di

grosiran. Jika Alfa bisa memberi diskon karena jaringan yang amat besar dan Carrefour berani memberi harga lebih murah karena unit barang yang dijual mencapai ribuan, warung tidak bisa.’’

Belakangan memang banyak bank besar memiliki unit yang melayani pembiayaan Mikro. Danamon Simpan Pinjam (DSP) adalah salah satunya yang memposisikan diri dekat dengan pasar tradisional. Belakangan hadir juga Mega Mitra dengan positioning yang serupa. Dari label internasional Citifinancial dan HSBC juga mengincar pasar sejenis.

Dalam kondisi diserbu berbagai lembaga besar, BPRS masih bertahan karena strategi jitunya membidik sektor perdagangan dan perusahaan mikro dan kecil

dengan pendekatan personal. Pada sisi lain BPRS juga masih mengalami kendala di sisi SDM dan teknologi informasi. Selama ini teknologi informasi BPRS amat sederhana sehingga nasabah belum bisa dilengkapi kartu ATM. Dan dari sisi SDM pun amat terbatas. Ini juga menjadi perhatian Bank Indonesia yang dalam waktu dekat akan membuka jaringan iB (islamic bank) Online yang bisa mewadahi bank syariah dan BPR Syariah bersama-sama. Dengan sistem ini diharap bank syariah bisa online atau bertransaksi antarjaringan.Ramzi A Zuhdi, Direktur

Direktorat Perbankan Syariah, mengatakan tumpang tindih ini seharusnya tidak terjadi bila semua pada track-nya. BPRS ide awalnya adalah sebuah community bank yang melayani sebuah komunitas. Karena itu instrumennya tidak selengkap di bank umum.

Bank umum pun seharusnya tidak memasuki pasar pinggiran. Namun karena krisis ekonomi nasional dan global, akhirnya korporasi berguguran. Bank umum pun mencari pasar lain hingga akhirnya bersinggungan. (Baca wawancara hlm. 12-13)’’Tapi BPRS punya keunggulan. Mereka tidak harus menjadi terlalu besar. Karena jika besar ya jadi bank umum saja. Dengan community bank, mereka lebih kenal nasabahnya sehingga prudentialnya lebih terjaga.’’ Bagi BI idealnya bank dengan

aset di atas Rp 1 triliun sudah menjadi bank umum dan bukan BPRS. BPRS tetap sebagai bank komunitas yang melayani masyarakat tertentu. Dia berharap di setiap kabupaten atau kota terdapat satu BPRS.

Murni Pengusaha RiilBaik Cahyo maupun Syahril T Alam dari BPRS Bangka Belitung mengakui bahwa BPRS benar-benar mengacu ke sektor riil. Mereka membantu usaha kelompok mikro dan kecil yang rata-rata pedagang di pasar, pemilik warung atau produsen kecil seperti pengrajin tempe, sepatu, dan lainnya.

Data Bi menunjukkan angka financing to deposit ratio BPRS per 31 Oktober 2008, mencapai 138,40%. ”Sungguh luar biasa peran BPRS dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama bagi para pelaku usaha mikro dan kecil,” kata Syahril.

Data itu menurut dia amat valid untuk menunjukkan bahwa lembaga keuangan kecil masih amat dibutuhkan oleh masyarakat yang sulit mengakses dana bank.

Syahril mengatakan sayang ada krisis ekonomi dunia. Hal itu berdampak pada daya beli masyarakat yang bersumber dari timah, sawit dan lada yang saat ini ambruk harganya. Kondisi BPRS Bangka Belitung masih stabil. Namun sejumlah kebijakan antisipasif

Pasar BPRS Makin SengitSaat masih menghadapi kendala minimnya Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi, BPRS harus menghadapi dunia bahwa pasarnya kini diserbu pemain besar. Sanggupkah mereka?

B

Page 11: Edisi 25/09

11Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

disiagakan. Misalnya melakukan restrukturisasi utang bagi nasabah yang pendapatannya menurun atau menghentikan untuk sementara pembiayaan ke sektor tertentu yang harganya sedang anjlok. Selain itu BPRS tetap harus melakukan pendekatan personal kepada nasabah existing agar memungkinkan mengambil langkah tertentu jika nasabah itu kesulitan.

Cahyo mengatakan

untuk urusan kinerja, BPRS sebetulnya baru saja mengalami bulan madu. Hingga Oktober, kata dia, kondisi keuangan masih baik. Produksi sektor usaha kecil pun berjalan. Namun krisis mengguncang dan usaha kecil yang berorientasi ekspor itu terancam.

Di sisi lain, dari sisi funding, ada peluang bank konvensional menaikkan suku bunga. ’’Bank syariah terkena dampaknya karena nasabah korporasi pasti akan memindah dananya

dari bank syariah ke bank konvensional,’’ kata Cahyo.Menurut dia, wajar juga jika diteliti musababnya. Jika bagi hasil bank syariah lebih rendah dari bunga bank konvensional, maka jajaran treasury terdorong untuk memindah dana perusahaannya ke bank konvensional. ’’Jika tidak memindah ke bank yang memberi bunga lebih tinggi, mereka bisa diseret ke KPK. Ada yang memberi lebih besar kok

memilih yang lebih kecil. Serba salah

mereka. Padahal tujuan utamanya

untuk syariah,

ekonomi yang lebih stabil.’’Karena kondisi itu menurut Cahyo maka bank umum syariah pun kini membidik juga daerah pinggiran sehingga bersinggungan lagi dengan BPRS. Namun, kata dia, bank syariah masih bisa bekerjasama dengan BPRS. ’’Nasabah yang butuh modal Rp 10-20 juta mungkin tidak dilayani di bank umum.’’

BerbenahSyarhril T Alam mengatakan BPRS sedang berbenah. Dia sedang mengatur kebijakan yang mungkin diterapkan jika nasabah

BPRS yang mengandalkan pasar ekspor di tempatnya seperti petani lada, pengusaha timah, sawit dan karet ’goyang’. BPRS Al Salaam sedang merancang beragam produk yang bisa membidik masyarakat untuk kembali menggunakan jasa banknya.’’Bermain di tempat yang seru harus pandai menerapkan strategi,’’ kata dia. Secara umum menurut Ramzi tingkat kesehatan BPRS cukup baik atau lebih baik dibanding BPR konvensional. Namun dia mengakui ada satu atau dua BPRS yang sedang bermasalah. Dan masalah ini bukan karena krisis atau kesulitan lain

melainkan faktor moral. Kepada Sharing BPRS Bina Rahmah di Bogor mengakui akibat kesalahan staf account officer, BPRS ini sempat didera non performing financing atau kredit macet hingga 65 persen. Sementara Mochtar Manto, Asisten Direktur Bidang Pengembangan Lembaga Keuangan Syariah BMI mengatakan bank umum syariah harus membantu BPRS dengan pola linkage.’’Tak mungkin memasuki pasar mereka. Lebih baik bersinergi dengan BPRS,’’ kata dia. Untuk itu BMI menggandeng BPRS

untuk penghimpunan dana dan pembiayaan. Linkage BMI dan 38 BPR menyalurkan pembiayaan hingga total Rp 167 miliar.

Bagi Ramzi, BPRS seharusnya tetap menjadi bank komunitas. Jika mereka membidik nasabah di perkotaan, maka mereka harus siap dengan konsekeunsi persaingan. Itu artinya dari sisi SDM, teknologi informasi, dan keunggulan

produk harus siap bersaing dengan bank besar atau bank umum. n YN

BPRS per Oktober 2008

Total Asset: Rp 1,576 triliunDana Pihak Ketiga: Rp 897 MPembiayaan: Rp 1,248 TNPF: 6,92 %

Page 12: Edisi 25/09

12 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Ide dasarnya adalah community bank. Yang dimaksud adalah sebuah bank yang melayani total masyarakat setempat mulai dari penghimpunan dana—di mana masyarakat

menempatkan kelebihan dananya, atau juga pembiayaan di mana ada anggota masyarakat yang membutuhkan dana.

Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Ramzi A Zuhdi mengatakan ide dasar pendirian bank perkreditan rakyat itu adalah sebagai bank komunitas. Secara sederhana dia memberi contoh. ‘’Universitas Indonesia itu komunitas besar. Mahasiswa, dan fakultasnya banyak. UI itu sudah bisa membuat semacam bank perkreditan rakyat di mana untuk penghimpunan dana dan pembiayaan disalurkan oleh UI sendiri.’’ Karena itu, kata dia, sebuah BPR atau BPR

Terjadi tumpang tindih pasar BPRS dengan bank umum yang membidik sektor mikro. Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Ramzi A Zuhdi mengatakan ini akibat gelombang krisis yang menghancurkan korporasi. Menurut dia jika masing-masing berada di jalurnya tak akan terjadi gesekan.

As Good As Community Bank

Ramzi A Zuhdi

I

Page 13: Edisi 25/09

13Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Syariah tidak membutuhkan instrumen yang canggih seperti cek, atau lainnya. Contoh lain adalah menjadi bank yang khusus melayani nelayan. BPR atau BPR Syariah bisa melayani kebutuhan nelayan yang kecil-kecil. ‘’Misalnya untuk modal kerja seperti membeli bahan bakar, es batu atau alat sederhana. Untuk kapalnya BPR atau BPRS bisa me-lingkage dengan bank umum dalam penyaluran dana pembelian kapal.’’ Nelayan yang kelebihan dana juga menempatkan dananya di situ.

Di luar negeri terutama di Jerman dan India, rural bank atau sejenis Bank Perkreditan Rakyat banyak tumbuh. Bank ini adalah bank komunitas dengan kebutuhan transaksi keuangan sederhana.

Karena itu menurut Ramzi wajar jika dalam berbagai hal BPR itu berbeda dari bank umum. Pasar dan segmennya amat berbeda. Tak selayaknya BPR bersaing dengan bank umum. Maka itu aset BPR dan BPRS pun diharap maksimal Rp 1 triliun.

Bukan karena tak menghendaki BPR atau BPRS menjadi makin besar. ’’Jika lebih dari Rp 1 triliun lebih baik ubah jadi bank umum saja. Karena cakupannya menjadi makin luas dan bukan

community bank lagi,’’ kata dia. Berdasar gagasan tersebut maka Bank Indonesia mengharapkan setiap kabupaten setidaknya memiliki satu atau dua BPRS. ’’Untuk daerah biasa satu cukup. Untuk daerah padat dan ramai boleh dua BPRS,’’ kata Ramzi. Ramzi mengakui sementara ini ada tumpang tindih antara BPR atau BPRS dengan bank umum dalam merebut pasar. Bank umum masuk merangsek ke pinggiran kota sementara BPR dan BPRS memasuki areal bank umum.

’’Sebetulnya ini tidak terjadi jika memang BPR dan BPRS itu niatnya menjadi community bank,’’ kata Ramzi. Namun ia mengakui situasi saat ini terjadi menyusul krisis keuangan pada 1998.

Ketika itu ekonomi yang sedang

tumbuh hancur. Perusahaan atau korporasi berguguran. Padahal sebetulnya mereka itu adalah pasar dari bank umum. Kondisi itu memaksa juga bank umum merangsek ke pinggiran dan mengambil pasar mikro yang biasanya ditangani BPR dan BPRS. Belum lagi pulih benar krisis 1998, kini diguncang lagi krisis keuangan global.

’’Mudah-mudahan ini sementara waktu saja karena kondisi krisis,’’ kata Ramzi. Dalam kondisi seperti ini menurut Ramzi maka kualitas pelayanan (service) merupakan faktor penentu. Mereka yang servicenya baik akan menang. Apalagi nasabah bank pun kini makin rasional dalam arti memikirkan benefit yang mereka dapat.

Padahal karakter nasabah bank umum dan BPR berbeda. "BPR dan BPRS harus mengedepankan pendekatan kekeluargaan atau personal. Mereka mendatangi nasabah dan tahu betul siapa nasabahnya. Harusnya ini menjadi nilai tambah bagi BPRS karena di bank umum hal seperti ini sulit dilakukan.’’

iB online dan iB CSRMemahami link antarbank syariah masih minim Bank Indonesia menggagas ide untuk

meng online-kan transaksi antarbank syariah baik bank umum maupun BPR. Dengan model interlink atau online ini maka bank syariah dan BPR syariah bisa tersambungkan. Ini semodel dengan jaringan ATM Bersama. Hanya saja ini khusus syariah.

’’BI yang akan menggagas. Doakan tahun depan mulai bisa pelan-pelan diwujudkan,’’ kata Ramzi. Online atau interlink ini semisi dengan nilai Islam tentang silaturahmi. Islam mengajarkan umatnya untuk menyambungkan silaturahmi. Begitupun seharusnya bank syariah.

Nantinya tarik tunai, setor tunai antarekening di bank syariah bisa online. Dengan begitu diharap ada persatuan dan nilai lebih bank syariah. Semula ide ini memang sempat mengemuka. Namun entah mengapa tak juga mewujud menjadi satu produk atau kenyataan yang bisa dinikmati oleh nasabah bank syariah.Selain rencana online BI juga memiliki program CSR bank syariah. Yang satu ini adalah untuk edukasi dan promosi bersama bank syariah. Saat ini semua bank syariah punya program corporate social responsibility (CSR) sendiri-sendiri. Gaung bank syariah menjadi kurang terdengar. Dengan dipusatkan menjadi satu acara, diharap ini menjadi promosi yang cukup gencar untuk bank syariah.

Ramzi mengatakan yang dijadikan satu hanya promosi bersama. Untuk pengumpulan dana dan penyaluran, masing-masing bank syariah dipersilakan membuat program sendiri. ’’Mereka bisa menyalurkan ke siapa yang mereka kehendaki. Ini hanya promosi bersama saja agar gaungnya lebih terdengar,’’ kata Ramzi.

n

Padahal karakter nasabah bank umum dan BPR berbeda. ‚’BPR dan BPRS harus mengedepankan pendekatan kekeluargaan atau personal.

Page 14: Edisi 25/09

14 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Bagaimana kesehatan BPRS selama ini Pak?Rata-rata baik. Bahwa ada problem dua atau tiga itu ada. Itu wajar. Itu karena salah urus. Itu karena memang ketersediaan SDM yang kurang. Atau SDM yang menjalankan BPR itu diberi wewenang sangat besar.Tapi rata-rata cukup baik. Jika kita punya skala 1-5 dan 5 itu yang terbagus maka BPRS itu di angka 3-4. Kondisinya dibanding BPR masih jauh lebih baik.BPRS ini memang awalnya para pemilik BPR ingin mensyariahkan banknya. Yang merusak itu biasanya direksi ada satu dua yang nakal.

Target BI tentang BPRS ini mau di bawa ke mana?Secara fisik kita ingin setiap pemerintah atau kabupaten memiliki dua BPRS. Jika daerahnya ramai ya bisa punya dua BPRS. Kalau dari aset memang tidak ada target khusus. Namun kami berharap untuk ideal, BPR yang asetnya di atas Rp 1 triliun diubah saja jadi bank umum.

Tadi disebut target fisik satu BPRS di tiap Pemda. Selama ini bukankah sudah ada

BPRS milik Pemda?Ya ada beberapa tapi tidak banyak. Yang di bawah pengawasan kami di Botabek ini hanya dua yakni satu di Bekasi dan satu lagi di Banten. Ada juga di beberapa daerah di bawah pengawasan BI regional seperti Bangka Belitung dan Tanggamus.

Bank milik Pemda itu berarti akan fokus di Proyek Pemda?Itu dibolehkan misalnya BPR itu akan menggarap proyek pemda. Yang ditekankan bentuknya harus perseroan terbatas. Supaya lebih leluasa bergeraknya. Jika milik Pemda atau berada di satu daerah, pengelola BPRS akan mengenal betul karakter nasabahnya. Mereka bisa jadi bank bagi paguyuban angkot, becak, petani atau yang spesifik di daerah.

Kalau menilik dari aset tampaknya BPRS itu kecil-kecil ya?Ya. Memang terbesar itu Al Salaam itu. Asetnya kecil-kecil karena memang ide dasarnya BPR itu sebagai bank komunitas. Jika asetnya sudah di atas Rp 1 triliun itu idealnya sudah menjadi bank umum. Karena

cakupannya sudah lebih luas.Lokasinya pun seharusnya di daerah. Jika mereka mau masuk ke kota mereka bersaing dengan bank umum. Risikonya mereka harus hadapi berhadapan dengan teknologi informasi dan lainnya. Modalnya juga harus lebih besar.

Jika melirik aset BPRS yang rata-rata masih puluhan miliar, tampaknya akan tersaingi oleh BMT yang besar ?Ya itu yang menjadi perhatian kami juga. BMT itu sulit pengawasannya. Idealnya jika aset mereka mulai besar itu mereka menjadi bank perkreditan rakyat syariah saja. Karena ada perlindungan untuk nasabah. BPRS itu kan masuk dalam proses Lembaga Penjamin Simpanan. Mungkin ini nanti jadi catatan kami juga. Mungkin mereka memang tidak tertarik masuk bank karena prosedur terlampau banyak. Tapi memang perlu pemikiran tentang BMT yang sudah besar ini agar ada penjaminan untuk dana nasabah. Karena mereka tidak masuk sistem.Tugas pemerintah termasuk BI kan mengamankan dana nasabah juga.

n

Idealnya Satu Pemda Punya Satu BPRSDalam usaha menyediakan layanan transaksi syariah bagi masyarakat atau komunitas Bank Indonesia berharap satu wilayah kabupaten dan pemerintah daerah tingkat II memiliki satu BPRS.

PT. TRIBUWANA CAHYA ANANTANo. Rek Bank Lippo Tebet : 550.30.70900-6

Page 15: Edisi 25/09

15Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Tahun 2006, BPR Amal Salman dikonversi menjadi bank perkreditan rakyat syariah (BPRS). Konversi

ini memang sejalan dengan misi utama saat pendirian bank yang digagas oleh alumni Salman ITB Bandung itu.

Kini sudah dua tahun lebih konversi itu dilalui. BPR Amal Salman telah berganti menjadi BPRS Al Salaam dan menjadi BPRS dengan asset terbesar. Bank yang berkantor pusat di Cinere Depok itu telah merambah ke Jakarta. Cahyo Kartiko, Direktur BPRS AL Salaam mengatakan sudah dua cabang dibuka di Jakarta yakni di kantor Pos Besar Pasar Baru dan di Pasar Mayestik Jakarta Selatan.

‘’Jakarta itu pusat duit,’’ kata dia. Mencari funding ke Jakarta menurut dia lebih gampang. Financingnya bisa disalurkan ke daerah yang lebih minim likuiditas. Maka beriklan di sebuah harian terbitan Jakarta juga menjadi jurus jitu. Dan karena bagi hasil untuk pembiayaan bagi BPRS yang lebih besar dibanding bank umum, maka funding pun datang. Apalagi simpanan di BPRS pun dijamin oleh LPS.

Hingga Oktober 2008 BPRS Al Salaam mengalami pertumbuhan aset hingga 49.9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Aset BPRS Al Salam telah mencapai Rp 152 miliar atau naik dibanding

Rp 101,4 miliar tahun 2007.Dari sisi laba terjadi kenaikan 17,42 persen di mana hingga Oktober 2008 laba yang dikumpulkan telah mencapai Rp 2,95 miliar.

Untuk permodalan, kualitas aktiva produktif, nonperforming financing maka BPRS mendapatkan peringkat 1 alias bank yang sangat sehat.

Namun saat ini harus diakui bahwa BPRS pun terkena imbas subprime mortgage dari Amerika. ’’Sampai September 2008 itu BPRS sedang dalam masa bulan madu. Kondisi kondusif dan masyarakat mulai tenang menikmati perbankan syariah itu seperti apa,’’ kata Cahyo.

Dari sisi kuantitatif menurut Cahyo sudah ada sekitar 122

BPRS. Dan masih banyak pemilik BPR yang akan mengkonversi banknya menjadi BPRS. ’’Mereka itu ingin berbisnis dengan tenang, makanya ingin konversi.’’ Kemudian badai itu datang dan BPRS sebagai bank yang terdepan menggarap pasar ritel mikro pun terimbas.

Badai itu bukan saja dari imbas krisis sub prime mortgage yang secara kencang mengguncang dari Amerika tapi juga dari lingkungan sekitar. Cahyo mengisahkan analogi BPRS serupa dengan warung kecil yang tergilas kehadiran Carrefour dan jaringan minimarket Alfamart. ’’Mereka itu pemain besar dengan modal besar sementara warung kecil

itu modal sendiri dan belanja dari grosir. Otomatis dari sisi harga warung ritel itu sulit bersaing.’’

Di konteks BPRS dan BPR, kata Cahyo, saat ini group bank multinasional dan swasta nasional juga mulai merambah pasar yang selama ini menjadi garapan BPRS dan BPR. Dia menyebut Citifinancial, HSBC untuk pemain di level multinasional dan amat gencar turun ke pengusaha mikro dan menawarkan personal loan. Dari sisi nasional ada Danamon Simpan Pinjam yang merupakan anak usaha Danamon dan belakangan Mega Mitra anak usaha dari Bank Mega yang juga mengincar pasar serupa.

’’Kami ini sudah dikepung dan harus bersaing dengan mereka

yang modalnya ’gedhe’’’ tutur Cahyo. Karena itu dia menilai persaingan yang terjadi saat ini ’kurang fair. Dia berujar jika pemain besar maka rugi satu outlet, perusahaan besar di belakangnya masih kokoh berdiri. Sementara pemain ritel seperti BPRS jika rugi maka bangkrut banknya.

’’Ya sama dengan warung Mbak. Carrefour dan Alfa bisa memberi diskon atau promo karena ditunjang perusahaan besarnya. Kalo warung harus memberi diskon 40 persen saja ya habis modalnya, tinggal ditutup saja warung itu,’’ kata dia. Sekalipun, kata dia, pricing atau biaya yang dikenakan bank besar itu setara dan bahkan lebih mahal dari BPRS tetap saja

BPRS Al Salaam

Bertarung di Kandang SingaBPR dan BPR Syariah baru saja menikmati bulan madunya hingga Oktober 2008. Kini mereka bersaing dengan lembaga keuangan multinasional (asing) dan nasional yang memperebutkan pasar pengusaha mikro di level bawah.

T

Page 16: Edisi 25/09

16 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utamaorang lebih melirik bank besar karena brand imagenya.

SDM Kelas Dua dan Kendala TI

Selain persaingan yang dinilai tidak fair menurut Cahyo BPRS juga menghadapi kendala kekurangan SDM. Hal seperti ini pernah diungkap oleh Bainurrahman Alamsjah dari BPRS Harta Insan Karimah Cileduk Banten. Umummya calon SDM berkualitas baik lebih senang membidik bank besar. ’’Jika ada dua bank memasang iklan lowongan kerja, dan bank itu adalah BPRS dan bank umum sudah pasti yang dikirimi lamaran itu yang bank umum.’’

Secara merendah Cahyo bercerita bahwa kondisi itu mengakibatkan SDM yang kelas dua yang akhirnya masuk ke BPRS.’’Sarjana dengan IPK di atas 3 melamar ke bank umum. Yang ke kita paling yang IPK-nya dua koma lah. Padahal fasilitas yang mereka terima akan sama saja.’’

Cahyo juga merujuk kondisi umum di mana persyaratan akan kehadiran dua direktur sebagai ketentuan minimal itu sulit dipenuhi. Rata-rata BPRS baru punya satu direktur.’’Karena memang untuk syariah itu spesifik.’’ Yang sama dengan bank biasa hanyalah analisa pembiayaan dan teknis operasional.

Permasalahan lain adalah mahalnya biaya teknologi informasi. Sebagai bank dengan aset dan modal kecil menurut

Cahyo biaya teknologi informasi amatlah mahal. Padahal, bank kecil sulit memperbesar aset jika tidak menambah cabang. Cahyo mengatakan pengalaman di kantornya sulit menambah aset jika tidak menambah kantor cabang.’’Jika satu cabang aset maksimal Rp 50 miliar, kita harus buka cabang supaya bisa menambah lagi Rp 50 miliar,’’ kata dia lagi. Masalahnya pembukuan antarcabang idealnya dijalankan secara online.’’Kita belum bicara fasilitas ATM atau kemudahan tarik tunai untuk nasabah. Ini baru untuk kepentingan pembukuan antarcabang,’’ kata dia. Itupun sudah terkendala. Karena sistem jaringan untuk antarkantor cabang pun cukup mahal untuk sebuah BPRS.

"Jika di bank umum nasabah setelah setor bisa langsung ambil tunai di ATM. Jika diBPRS jangankan ambil tunai di ATM, untuk terlaporkan di kantor pusat BPRS pun tidak otomatis hari itu jika tidak ada sistem online.’’

Untuk saat ini BPRS Al Salaam menggunakan jaringan dari Bank Danamon. Ini ditujukan untuk memudahkan kliring. Sistem itu online dan Al Salam hanya harus menempatkan sejumlah dana yang rata-rata diperlukan untuk kliring dalam satu hari.

Masalah lain adalah kendala mengatasi short liquidity. Gagasan Apexbank atau bank induk untuk BPRS hingga kini belum terwujud. Meskipun undang-undang

sudah memungkinkan. Di BPR konvensional masalah short liquidity sudah bisa diatasi dengan adanya pinjaman pembiayaan rekening koran (PRK), overdraft atau stand by loan. ’’Masalahnya itu naturenya memang utang. Jadi sulit diterapkan di syariah.’’

Terlepas dari semua kendala menurut Cahyo BPR dan BPRS harus tetap hidup karena ini entitas bisnis. Tinggal bagaimana para pengelola bank memutar otak untuk mencari trik marketing agar nasabah tidak lari ke bank umum.

’’Nasabah kami banyak pensiunan dan pegawai yang membuka usaha sendiri di rumah atau di pasar.’’ Rata-rata menggunakan pembayaran sistem potong gaji. Total pembiayaan dengan pola ini lebih dari 90 persen.

Sedangkan untuk produk pendanaan, BPRS AL Salaam memancing dengan menerbitkan produk Deposito Rakyat Ceria dengan pemberian hadiah untuk penabung deposito dan Deposito Rakyat Syariah yang saat ini sudah berjalan.

Cahyo juga bersyukur sistem syariah membuat bank lebih aman. "Bayangkan yang terjadi di BPR konvensional. Mereka meminjam dana dari bank umum yang sekarang cicilannya naik. Padahal mereka mendapat pelunasan cicilan dari nasabah debitur dengan sistem tetap. Ada disparitas margin. Naik bunga satu persen saja mereka sudah kelimpungan.’’

Cahyo mengaku bahwa saat ini margin atau harga jual pembiayaan di BPRS masih tinggi. ’’Bukan cuma BPRS, di BPR juga demikian.’’ Menurut Cahyo overheadcost menjadi faktor utama. Di bank umum, biaya sudah bisa ditekan karena biasanya pembiayaan yang disalurkan bernilai besar.

’’Satu Account officer di sana bisa menghasilkan Rp 1 miliar satu kali pembiayaan satu orang. Di BPR, pembiayaan yang ditangani AO itu kecil-kecil. Paling rata-rata Rp 10 juta. Padahal analisa, kertas-kertas yang dipakai pun sama biayanya.

Alhasil biaya di bank umum maksimal 3 persen sementara di BPR atau BPRS paling kecil 10 persen. Komponen biaya itu berpengaruh dalam penentuan harga jual pembiayaan kepada nasabah.

Ilustrasinya kata Cahyo seperti ini. Jika BRI unit menjual produk perbankannya dengan harga atau bunga 20-21 persen. Di BPR margin itu ditambah sekitar 10 persen maka harganya menjadi 30-31 persen. ’’Itu angka yang wajar.’’

Cahyo menyimpulkan bahwa makin banyak yang ingin mengkonversi BPR menjadi BPR Syariah. Dari sisi pasar pun menurut dia sejauh direksi bank jeli melihat peluang, tak akan terlalu kesulitan. ’’Bank syariah itu memang masih butuh tingkat istiqomah. Nasabah harus istiqomah dan pengelola bank juga harus istiqomah.’’ n YN

Oktober 2007 Oktober 2008Aset Rp 101,4 M Rp 152,09 M

Laba Tahun Berjalan Rp 2,515 M Rp 2,953 M

Pembiayaan Rp 88,7 M Rp 130,9 M

Kinerja BPRS Al Salaam

Page 17: Edisi 25/09

17Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Salah satu prinsip yang ditekankan di dalam pengembangan ekonomi syariah adalah prinsip kebersamaan atau tanggung-renteng di dalam mencapai

suatu tujuan. Rasulullah SAW dalam berbagai kesempatan juga selalu mengajarkan tentang pentingnya prinsip kebersamaan atau berjemaaah tersebut. Urgensi prinsip kebersamaan inilah yang juga menjadi landasan bagi BPRS-BPRS yang ada di seputaran Bekasi untuk bergabung dalam suatu wadah berlabel Forum Komunikasi BPRS Se-Bekasi (FKBB) belum lama ini.Saat pembukaan Training Perbankan Syariah FKBB di Hotel Horison, Bekasi, November lalu, Ketua Umum FKBB- Nur S. Buchori, mengatakan, pembentukkan wadah ini adalah sebagai wujud nyata dari komitmen seluruh BPRS yang ada di kota Bekasi untuk secara bersama-sama

memajukan ekonomi syariah di wilayah penyangga ibukota ini. “Kami satu perjuangan dalam menegakkan ekonomi syariah di wilayah kami. Karena untuk mengembangkan ekonomi syariah itu tidak mungkin terwujud, kalau diterapkan sendiri-sendiri. Jadi, kami tak saling bersaing, melainkan menjadi mitra dalam pengembangan ekonomi syariah di sini,” jelas Buchori yang juga Direktur Utama BPRS Kota Bekasi.

Adapun sejarah awal pembentukkan FKBB, lanjut Buchori, dilatarbelakangi kesamaan nasib dari beberapa BPRS di Bekasi

dalam kinerja mereka melayani nasabah. “Salah satunya, pernah ada kasus dimana 3 BPRS di sini sama-sama mendapatkan nasabah yang bermasalah. Ternyata nasabah tersebut adalah orang yang sama. Sehingga kita merasa, itu adalah akibat tidak adanya komunikasi. Akhirnya, kita menyadari, bahwa kita harus banyak-banyak bersilaturahmi dan bertukar informasi, sehingga jadilah Forum Komunikasi BPRS se-Bekasi ini,” tandas Buchori lagi.

FKBB sendiri kini mempunyai anggota aktif sebanyak 6 BPRS, karena memang baru ada enam lembaga keuangan syariah (LKS) model ini yang beroperasi di

wilayah seputaran Bekasi. Lembaga ini mengusung misi strategis sebagai wadah saling berkomunikasi diantara sesama BPRS yang ada, dalam rangka mengoptimalkan kinerja mereka masing-masing. ”Kami hanya sebagai wadah saling bertukar pikiran dan bertukar pengalaman, dan bukan untuk menyaingi Asbisindo (Asosiasi Bank-Bank Syariah Indonesia-red). Karena kami sifatnya hanya lokal dan

tujuan utamanya adalah membantu anggota-anggota kami sendiri. Misalnya, bagaimana membantu teman-teman anggota yang belum bisa melakukan SID (Sistem Informasi

Debitor), karena asetnya yang masih terbatas. Nah, FKBB ini membantu para anggota itu, agar jangan sampai keberadaan mereka justru menjadi sasaran empuk oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab,” tegas Buchori.

Training Perbankan Syariah untuk SDM

Lanjut Buchori, meski keberadaan FKBB baru seumur jagung, namun mereka telah punya agenda kegiatan rutin, yaitu pertemuan bulanan yang dilakukan setiap bulan sekali. Tempat kegiatan ini biasanya

Forum Komunikasi BPRS se-Bekasi

”Mewarnai” Bekasi dengan Ekonomi Syariah

BPRS-BPRS yang ada di wilayah seputaran Bekasi merapatkan barisan dengan membentuk sebuah organisasi informil yang bertujuan untuk mendukung kiprah dan kinerja mereka masing-masing di lapangan. Seberapa pentingkah keberadaan organisasi ini?

S

Ketua Umum FKBB Nur S. Buchori

Page 18: Edisi 25/09

18 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

dilakukan bergantian, di masing-masing BPRS anggota forum ini. Pertemuan bulanan ini biasanya dijadikan ajang untuk saling membagi pengalaman dalam mengelola BPRS masing-masing. ”Sehingga, potret atau karekateristik dari nasabah itu bisa kita pahami dari berbagai sumber,” jelas Buchori lagi.

Nah, sementara untuk kegiatan yang agak besar, FKBB juga secara berkala mengadakan kegiatan training perbankan syariah bagi para SDM masing-masing BPRS, seperti yang dilakukan November lalu. Acara yang dibuka secara resmi oleh Direktur DPBS Bank Indonesia-Ramzi A. Zuhdi ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kompetensi para SDM tersebut. ”Maksud training ini, utamanya, pembekalan ghiroh syariah pada para sumber daya insani kami. Supaya jangan hanya bank-nya yang berlabel syariah, tapi jiwa karyawannya juga syariah,” lanjut Buchori.

Nah, untuk pembekalan bagaimana menjadi SDM syariah yang kompeten ini dilakukan oleh Dr. Arie Mooduto, Direktur ICDIF-LPPI. Arie menampilkan materi dengan topik ”Pembentukkan Jati Diri Bankir Syariah”. Arie antara lain menekankan, bahwa SDM perbankan syariah itu harus punya knowledge yang bagus, memiliki skill yang baik, serta juga attitude yang baik. Selain itu, dia harus pula mempunyai aqidah atau iman yang baik. Lebih lanjut Arie, dengan aqidah yang baik, sehingga saat dia melakukan aktifitas sebagai bankir syariah, maka dia akan konsisten melakukannya sesuai syariah.

Selain pembekalan jati diri di atas, para sumber daya insani BPRS se-Bekasi juga mendapatkan materi-materi teknis perbankan syariah yang sangat penting di dalam mendukung kinerja mereka, yaitu bagaimana ”Prinsip Mengenal Nasabah”, yang dibawakan Ir. H. Edy Setiawan,

M.Sc dari DPBS Bank Indonesia, lalu ”Analisis Pembiayaan UMKM” oleh Didik Sudarsono-Kacab BSM Bekasi, serta ”Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah” oleh Eka Bayu Setta dari Bank Danamon Syariah.

”Materi-materi teknis itu sangat penting. Karena realitanya, banyak kegiatan pencucian uang melalui BPRS-BPRS yang masih kecil. Karena itu, kita harus bekali karyawan dengan kemampuan mengenal nasabah dengan baik. Lalu, dari tahun ke tahun, permasalah dari kita-kita adalah di pembiayaan. Cara menganalisa mereka banyak yang nggak tepat, karena dari skill mereka nggak punya! Maka dari itu kami tampilkan materi analisa pembiayaan. Selain juga, yang sangat penting bagi karyawan kami, materi bagaimana mengatasi pembiayaan bermasalah,” papar Buchori menutup pembicaraan.n YS

SDM perbankan syariah itu harus punya knowledge yang bagus, memiliki skill yang baik, serta juga attitude yang baik. Selain itu, dia harus pula mempunyai aqidah atau iman yang baik

Page 19: Edisi 25/09

19Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Apakah BPRS Babel terkena dampak krisis keuangan global, bagaimana mengantisipasinya?

Secara umum Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bangka Belitung belum terkena dampak krisis keuangan global, namun demikian dalam rangka mengantisipasi dampak tersebut telah dan akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Menyediakan likuiditas yang cukup, agar jika terjadi a. penarikan oleh nasabah dapat terlayani dengan baik karena adanya likuiditas yang cukup.Pengetatan dalam penyaluran dana. Penyaluran dana hanya b. diprioritaskan untuk nasabah-nasabah yang sudah cukup dikenal dan prospek usaha yang baik,untuk sementara tidak membiayai sektor perkebunan terutama lada, sawit dan karet sampai harganya membaik kembali. Hal ini dalam rangka meminimalkan risiko terkait antisipasi dampak krisis keuangan global yang sudah menerpa dunia perbankan.Memonitoring ketat nasabah pembiayaan yang masih posisi c. existing dalam rangka mendeteksi sejak dini jika akan timbul masalah terkait kondisi ekonomi makro yang kurang kondusif saat ini karena dampak krisis keuangan global.Melakukan restrukturisasi terhadap nasabah-nasabah yang d. karena kondisi pendapatannya menurun akibat dampak negatif krisis keuangan global.

Bagaimana potensi bisnis bagi BPRS Babel di 2009?

Kondisi perekonomian di Provinsi Bangka Belitung sejak terjadi krisis keuangan global terjadi penurunan terutama pendapatan dan daya beli masyarakat. Hal ini terkait dengan turunnya harga timah dan beberapa komoditas perkebunan seperti sawit, karet dan lada. Kondisi ini berkorelasi negatif terhadap penurunan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat.

Namun secara umum kondisi perekonomian propinsi kepulauan Bangka Belitung masih cukup baik. Mudah-mudahan pada tahun 2009 nanti krisis keuangan segera berlalu sehingga kondisi perekonomian akan normal seperti semula.

Apa saja kira-kira hal yang bakal menghambat BPRS Babel dalam pengembangan bisnisnya?

Sumber daya insani yang terbatas, terutama yang mampu a. memberikan penjelasan kepada mayarakat secara rinci, sehingga masyarakat paham betul perbedaan perbankan syariah dengan konvensional.Belum optimalnya penghimpunan dana masyarakat sehingga agak b. menghambat ekspansi pembiayaan.Walaupun tidak optimalnya funding produk ini merupakan kelemahan generik semua BPRS di Indonesia. Ini terkait dengan keterbatasan teknologi, jangkauan dan jaringan BPRS.Kita tahu bahwa BPRS itu hanya merupakan rural banking.

BPRS Bangka Belitung (Babel):

Kembangkan ATM di Kala KrisisAkibat krisis, BPRS dengan aset Rp88 Miliar (30 November 2008) ini mengetatkan pembiayaan di semester terakhir bulan lalu. Manajemen pun berharap kondisi ekonomi masyarakat Babel membaik di 2009. Dengan begitu, BPRS ini berharap mulai tahun ini nasabahnya sudah dapat bertransaksi via ATM. Berikut adalah kutipan wawancara Sharing dengan Direktur Utama BPRS Bangka Belitung (Babel) Syahril T. Alam via email.

Page 20: Edisi 25/09

20 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Jaringan yang masih terbatas. BPRS Babel baru mempunyai c. 6 kantor cabang yang tersebar di 6 kabupaten/kota dan 2 kantor kas. Target sampai dengan akhir tahun 2009 nanti BPRS Babel mempunyai 7 kantor cabang dan 7 kantor kas.IT terutama terkait dengan fasilitas ATM. Diupayakan tahun d. 2009 nanti nasabah BPRS Babel sudah dapat bertranaksi via ATM. Saat ini kami sedangan menjajaki kerjasama dengan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang IT.

Bagaimana rencana bisnis BPRS Babel tahun 2009?

Dalam rencana kerja tahun 2009 nanti BPRS Babel mematok pertumbuhan sekitar 20%- 25% dari tahun sebelumnya. Hal ini terkait dengan kondisi makro ekonomi masih kurang kondusif. Strategi yang akan dijalankan antara lain:

Terus melakukan ekspansi pengembangan jaringan baik a. pembukaan kantor cabang dan kantor kas. Direncanakan pada tahun 2009 nanti BPRS Babel akan membuka 1 kantor cabang dan 5 kantor kas.Terus melakukan ekspansi pembiayaan dengan hati-hati b. ( prudential banking ) fokus ke usaha mikro dan kecil yang jumlahnya sangat banyak.

Meningkatkan kualitas sumber daya insani.c. Menjaga agar pembiayaan yang sudah disalurkan tetap d. produktif caranya menyalurkan pembiayaan dengan hati-hati dan memonitoring ketat pembiayaan yang eksisting.Memperkuat struktur permodalan dengan cara menambah e. setoran modal dari para pemegang saham.Memberikan pelayanan yang prima kepada para nasabah f. caranya meningkatkan teknologi dan menyebar jaringan kantor agar nasabah mudah melakukan transaksi.Mengoptimalkan penghimpunan dana masyarakat untuk g. mendukung ekspansi pembiayaan.

Bagaimana cara BPRS babel meningkatkan layanan kepada nasabah seperti disebut di atas?

BPRS Babel sejak Bulan Oktober 2008 yang telah menerapkan on line antarkantor, baik dengan kantor cabang maupun dengan kantor kas. Ini merupakan upaya BPRS Babel dalam memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah, karena saat ini BPRS Babel mempunyai 6 kantor cabang dan 1 kantor kas yang tersebar di seluruh Provinsi Bangka Belitung. Insya Allah pada tahun 2009 nanti nasabah BPRS Babel sudah dapat bertransaksi via ATM.n

Kondisi BPRS Babel per 30 Nopember 2008

Assets : Rp. 88 MPembiayaan : Rp. 78 MTabungan : Rp. 46 MDeposito : Rp. 23 MLaba : Rp. 3,8 MModal setor : Rp. 8,6 MNPF ( grose ) : 2%Jumlah kantor : 6 kantor cabang dan 1 kantor kas

“Terjadi penurunan terutama pendapatan dan daya beli masyarakat. Hal ini terkait dengan turunnya harga timah dan beberapa komiditas perkebunan seperti sawit, karet dan lada. Kondisi ini berkorelasi negatif terhadap penurunan pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat”.

“ “

Page 21: Edisi 25/09

21Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) adalah juga organisasi payung untuk BPRS. Memayungi 128 BPRS di seluruh Indonesia, Asbisindo punya rencana pengembangan BPRS di 2009. Di antaranya adalah

pengembangan produk pendanaan yang dilengkapi fitur ATM. ATM dirasa perlu karena aneh rasanya jika bank tidak memiliki ATM.

Ketua Bidang Pengembangan BPRS Asbisindo Syahril T. Alam, kepada Sharing mengungkapkan apa saja program Asbisindo untuk BPRS di 2009, di antaranya:

Melakukan pelatihan untuk a. meningkatkan kualitas sumber daya insani di BPRS sehingga berdampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan BPRS diseluruh Indonesia. Terutama terkait dengan kualitas aktiva produktif BPRS yang merupakan core bisnis BPRS.Mengoptimalkan linkage program b. dengan bank umum syariah atau lembaga keuangan syariah lainnya dalam rangka mendukung ekspansi pembiayaan di BPRS yang merupakan bisnis inti BPRS.Mengupayakan BPRS diseluruh c. Indonesia memiliki produk dana pihak ketiga dengan fitur dan fasilitas ATM. Saat ini sedang dijajaki kerja sama

dengan perusahaan IT. Mudah-mudahan tahun 2009 nanti produk ini sudah dapat direalisasikan di BPRS.Mendorong terus munculnya BPRS-d. BPRS baru agar akselerasi pertumbuhan perbankan syariah lebih cepat. Asbisindo berharap pada akhir tahun 2009 nanti jumlah anggota Asbisindo yang berasal dari BPRS mencapai lebih dari 150 BPRS.

Roh sebagai Rural Banking

BPRS dikatakan memiliki roh sebagai rural banking. Pembiayaannya hanya tersalurkan kepada usaha mikro dan kecil yang cukup banyak di negeri ini. Jika dilihat dari financing to deposit ratio BPRS per 31 Oktober 2008, mencapai 138,40%. ”Sungguh luar biasa peran BPRS dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama bagi para pelaku usaha mikro dan kecil”, kata Syahril.

Meskipun perannya sangat signifikan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat usaha mikro dan kecil, pembiayaan BPRS se Indonesia masih teramat kecil. Per 31 Oktober 2008 posisi debet pembiayaan seluruh BPRS di Indonesia hanya Rp1,5 Triliun.

n IA

Program Asbisindo untuk BPRS di 2009Mau tidak mau, BPRS harus menyediakan fitur ATM untuk nasabahnya. Asbisindo pun mendorong ini tercapai di 2009.

”Mengupayakan BPRS diseluruh Indonesia memiliki produk dana pihak ketiga dengan fitur dan fasilitas ATM. Saat ini sedang dijajaki kerja sama dengan perusahaan IT. Mudah-mudahan tahun 2009 nanti produk ini sudah dapat direalisasikan di BPRS”.Kondisi BPRS di Indonesia (31 Oktober 2008)

Jumlah : 128 BPRSTotal assets : Rp. 1,6 TJumlah nasabah DPK : 411.771 nasabahTotal DPK : Rp. 912,3 MJumlah nasabah pembiayaan : 109.923 nasabahTotal pembiayaaan : 1,5 TFinancing ti deposit rasio : 138,40%Non performing financing : 8,22%Market share BPRS/ BPR : 4,7%

””A

Page 22: Edisi 25/09

22 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Sulit sekali meminta waktu Direktur Utama BPRS Bina Rahmah Effie Ganevi untuk wawancara dengan Sharing.

Tiap Sharing mendatanginya di kantornya di kawasan Darmaga, Bogor, mantan karyawan Bank Mega ini selalu sibuk rapat dengan jajaran manajemen dan komisaris salah satu BPRS tertua di Indonesia itu.

“Kredit macet,” kata petugas keamanan BPRS tersebut setengah mengeluh saat berbincang dengan Sharing. Dari ceritanya, BPRS ini memang tengah “dibenahi” dari masalah kredit macet. Dan tugas itu sekarang ada di pundak Effie Ganevi. ”Saya masuk sini justru membenahi pembiayaan macet,” konfirmasi Effie kepada Sharing.

”Saya bergabung di April 2007 bank ini rugi dengan non performing financing/ NPF (pembiayaan bermasalah—red) besar. Setelah setahun kemarin, per Desember 2007 NPF turun hingga 50%,” terang Effie.

Ketika Effie baru masuk di April 2007, NPF BPRS ini mencapai angka 65%, Desember 2007 berhasil diturunkan menjadi 27%, hingga pada November 2006 menjadi 16%. Memasuki 2009 NPF diharapkan turun lagi hingga 7%.

Restrukturisasi, lalu Penyerahan JaminanKerja siang malam dilakukan Effie dan timnya. Sejak April 2007. Penagihan menjadi hal rutin yang dilakukannya bersama tim hampir tiap hari. Dibantu konsultan hukum, Geys M. Amar, Effie mengklasifikasi nasabah-nasabah pembiayaan macet dan mendatanginya.

Strategi BPRS ini dalam membenahi pembiayaan macet dibagi menjadi dua cara, restrukturisasi utang atau perpanjangan tenor dan pengusaaan jaminan. Restrukturisasi menjadi pilihan pertama terhadap semua nasabah pembiayaan macet. Nasabah ditawari kelunakan cicilan dengan perpanjangan tenor. Hanya, aku Effie

pihaknya tidak menambah margin, berbeda dengan yang biasa dilakukan bank konvensional.

”Kami lakukan pendekatan, kalau mereka masih punya penghasilan, kami tawarkan restrukturisasi dulu,” ujar Effie. Pilihan penguasaan jaminan menjadi pilihan berikutnya jika si nasabah mengemplang lagi meski sudah diberi keringanan dengan restrukturisasi.

”Kami lakukan pendekatan kepada mereka untuk menyerahkan jaminan. Misalnya rumah. Setelah diserahkan kami jual sama-sama lalu uangnya dibagi untuk pembayaran sisa utang ke kami, sisanya dikembalikan ke nasabah,” terang Effie. Untungnya terang Effie, para nasabah tersebut biasanya menyerahkan langsung karena sesuai akad pembiayaan, jika empat kali berturut-turut tidak membayar cicilan, jaminan diserahkan.

Akibat RiswahNasabah pembiayaan BPRS Bina Rahmah adalah usaha

BPRS Bina Rahmah, Bogor:

Mengatasi

Pembiayaan MacetSalah satu BPRS tertua di Indonesia ini berjuang membenahi pembiayaan bermasalah warisan masa lalu. Belum dua tahun NPF berkurang hampir 90%.

S “Ketika Effie baru masuk di April 2007, NPF BPRS ini mencapai angka 65%, Desember 2007 berhasil diturunkan menjadi 27%, hingga pada November 2006 menjadi 16%. Memasuki 2009 NPF diharapkan turun lagi hingga 7%”.

““

Page 23: Edisi 25/09

23Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

kecil dan menengah (UKM) dan mikro. Sektor UKM yang paling banyak dibiayai adalah perdagangan dan industri rumahan. Misalnya pedagang pasar, konveksi rumahan jaket, dan pembuat besi behel.

Perajin besi misalnya, Effi menganalisa, karena krisis keuangan global, daya beli masyarakat menurun dan berpengaruh terhadap niat masyarakat membangun rumah. Meskipun harga besi menurun, kalau tidak ada yang beli tetap saja jadi sulit.

Selain masalah kondisi ekonomi, manajemen juga melihat penyebab-penyebab lain, yaitu karakter nasabah yang memang kurang baik dan mismanajemen BPRS sendiri. Soal mismanajemen ini, Effie berkisah sebelum dirinya masuk sempat ada permainan di level Account Officer (AO). Nasabah yang mau ajuan pembiayaannya cair harus menyetor sejumlah uang. Karena “riswah” ini, di kemudian hari ketika si nasabah cenderung seenaknya membayar cicilan ke BPRS. Ada juga petugas kolektor yang mengambil uang cicilan dari nasabah. “Tapi sekarang sudah tidak ada, sekali ketahuan sedikit saja langsung dikeluarkan,” kata Effie.

Pembiayaan di BPRS Bina Rahmah adalah senilai Rp10-50 juta. Rata-rata pembiayaan berada di kisaran Rp10 juta.

Meski sedang membenahi pembiayaan macet, BPRS Bina Rahmah juga meluncurkan produk pembiayaan baru ke sektor mikro tanpa jaminan.”Yang kecil lebih baik kalau kita lihat daripada yang besar, asal kita kelola dengan benar,” komentar Effie.

Effie menjelaskan ini memang strategi pengembangan bisnis di BPRS Bina Rahmah. Pembiayaan didiversifikasi, tapi tetap selektif. Sementara pembenahan tetap berjalan.

n IA

Masih akan ke UKM dan akad Murabahah?Ya, kami akui sulit untuk tidak murabahah, bank-bank syariah besar pun murabahah. Tapi kami juga akan masuk ke mikro.

Bisa dijelaskan yang mikro? Pembiayaannya di level Rp 500 sampai Rp 1 juta. Jadi mereka yang diberi pinjaman ini pedagang kecil seperti di pasar dan oleh karenanya tanpa jaminan. Kami bikinkan sistem terkoordinasi, ada koordinator yang bertugas merekomendasikan nasabah hingga mengumpulkan cicilannya. Kolektor yang kami percayakan ini berasal dari kalangan nasabah mikro itu sendiri, misalnya dia pedagang pasar yang cukup senior. Ia juga harus menjaminkan sesuatu kepada kami

Kalau begitu, apa untungnya untuk si koordinator? Ia akan mendapat fee, misalnya margin yang diambil 2%. Kami berikan ia 0,25% per nasabah. Itu per nasabah, kalau 10 nasabah saja, sudah lumayan.

Baik berapa margin yang diambil sebenarnya dan sudahkan program ini dimulai?Sudah mulai di pasar Gunung Batu, Bogor dengan penggelontoran kira-kira baru Rp 15 Juta, rata-rata mereka meminjam Rp 500 Ribu dengan tenor 10 bulan. Itu lancar lo sejak kami mulai September 2008.

Margin yang diambil adalah 30%. Jadi kalau mau menghitung cicilannya. Dari Rp500 ribu rata-rata plafon pinjaman yang diambil, ditambah 30%-nya, dibagi sepuluh lalu dibagi empat minggu. Kami itung, rata-rata dalam seminggu mereka hanya membayar Rp 25-30 ribu. Murah kan?

Tidak melakukan kerjasama dengan BMT atau Koperasi Syariah?Pernah tapi malah macet, jadi lebih baik dikerjakan sendiri. Kami juga tidak menambah AO, cukup yang ada dioptimalkan.

Bagaimana BPRS Anda melihat prospek bisnis di 2009?Kami kerja keras saja, insyallah potensi itu akan bagus. Intinya itu tadi lebih selektif dan pembiayaan mikro. Kami juga dipercaya Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) untuk mengelola kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi dan kerjasama pinjaman uang muka (PUK) dengan Bapertarum PNS.

Bagaimana agar NPF tidak terjadi lagi di 2009?Intinya selektif sekali. Tapi, kami tidak perlu menunggu 2009, ini sudah kami lakukan saat ini sebenarnya. Selektif dalam artian, tidak hanya nasabah existing yang diprioritaskan mendapat pembiayaan lagi, juga nasabah baru. Asal prospek bisnisnya bagus dan ada jaminan dengan nilai yang cukup.

Effie Ganevi: Intinya Selektif Sekali

Page 24: Edisi 25/09

24 Sharing edisi Januari 2009

Ragam

Old Volkswagen’s never die…Itulah ungkapan yang sangat beken di

kalangan pecinta mobil-mobil volkswagen (VW) di seluruh dunia. Ungkapan yang mengandung makna “mobil VW tua tak pernah mati” itu memang menggambarkan keabadian atau kesejatian mobil-mobil VW di seantero jagad ini. Jadi di saat sekarang ini terus bermunculan ribuan mobil baru yang didukung berbagai teknologi mutakhirnya, namun mobil-mobil lama keluaran VW masih tetap bertahan dan beredar di jalan-jalan utama di seluruh dunia, termasuk juga di tanah air. Ambil contoh saja di ibukota Jakarta. Baik, di jalan-jalan utama, maupun di jalan-jalan perintis masih cukup banyak kita temukan mobil-mobil VW tua nan antik berseliweran dengan anggunnya, baik dari jenis VW Kodok (Beetle), Kombi, Safari, Variant, Golf ataupun Karmann Ghia.

Kesejatian VW di atas itulah, salah satu alasan yang membuat banyak orang kesengsem dengan mobil keluaran bangsa Jerman itu. Termasuk

Muhammad Firman Halimun-pengurus sekaligus pendiri Frogs & Bread Volkswagen Club sebuah organisasi dari para pecinta mobil VW di Tanah Air. “Saya suka VW sejak kecil. Awalnya, dari faktor orangtua, yang sangat suka memakai VW. Namun kemudian saya jatuh cinta pada mobil ini, karena dari fisik penampilannya unik, simpel merawatnya, selain mobil VW ini awet, tak pernah lekang ditelah zaman,” jelas Firman ketika ditemui Sharing di Sekretariat Frogs & Bread Volkswagen Club di bilangan Pejaten Barat, Jakarta Selatan,

baru-baru ini.

Nah, orang-orang seperti Firman yang VW “mania” ini cukup banyak di Tanah Air kita, seiring dengan cukup banyaknya pula (ribuan) mobil-mobil VW yang memasuki pasaran Indonesia di era tahun 60-an dan 70-an. Para pecinta VW macam Firman inilah yang akhirnya membentuk organisasi Frogs & Bread Volkswagen Club di era 80-an. Jadi, wadah komunitas ini sudah berdiri sejak lama, jauh-jauh hari sebelum

menjamurnya berbagai komunitas otomotif di masa sekarang ini.

Kesamaan hobi

Kecintaan orang terhadap mobil VW memang cukup masuk akal. Selain bentuknya yang unik, serta kekuatan mesinnya yang terkenal bandel, sejarah kelahiran mobil ini pun terbilang menarik. Volkswagen sendiri artinya adalah “mobil rakyat”. Yang memberi nama tersebut adalah Adolf Hitler, pimpinan Nazi Jerman di era 30-an.

Frogs & Bread Volkswagen Club

Wadah Pecinta “Mobil Rakyat” Asal JermanOrganisasi pecinta mobil VW ini banyak mempunyai kegiatan yang Islami. Diantaranya, membantu korban bencana alam, menyokong anak yatim dan peduli pada kaum jompo.

O

Page 25: Edisi 25/09

25Sharing edisi Januari 2009

Ragam

Sejarahnya, Hitler di masa itu memang menginginkan adanya mobil massal (murah dan terjangkau) sebagai sarana transportasi bagi rakyat Jerman. Nah, mobil VW ini memang pengejewantahan dari keinginan Hitler tersebut. Bahkan, dari foto-foto tempo dulu, kita bisa melihat Hitler sendiri sering terlihat naik VW sebagai salah satu mobil dinas kendaraan pribadinya.

Dengan perpaduan latar belakang yang khas di atas, menjadikan VW menjadi mobil yang disukai banyak orang di seluruh antero jagad ini. Makanya tak heran, di hampir seluruh negara di dunia selalu terdapat yang namanya klub atau organisasi pecinta VW. Bahkan, levelnya sudah bukan hanya di tingkat negara lagi, melainkan juga pada level kota. Seperti di Indonesia sendiri, klub-klub pecinta VW sudah banyak yang mengacu pada level kota. Ambil, contoh misalnya, Semarang Volkswagen Club, Kediri Volkswagen Club, Volkswagen Auto Medan, Volkswagen Club Balikpapan, dan masih banyak lagi.

Nah, Frogs & Bread Volkswagen Club yang dibahas dalam tulisan kali ini adalah salah satu klub VW generasi awal di tanah air kita. Didirikan oleh Firman dan beberapa rekannya, resminya pada Oktober 1986. “Berawal dari kita para pecinta VW yang sering ngumpul di daerah Jakarta Barat. Lalu semakin banyak yang bergabung, kita sering mangkal di Lintas Melawai, Jakarta Selatan. Kita lalu mendirikan Frogs & Bread Volkswagen Club,” jelas Firman, yang saat mendirikan klub ini waktu itu masih duduk di bangku SMA.

Firman menjelaskan, latar belakang pembentukkan klub ini saat itu didasari pada kesamaan hobi dan tujuan para

anggotanya. “Wadah ini kita jadikan sebagai sarana menyalurkan hobi dan tukar menukar pengalaman mengenai segala hal tentang VW. Dengan terbentuknya komunitas ini, maka kegiatan rutinitas kumpul-kumpul kita selama ini diformilkan menjadi suatu organisasi yang terstruktur. Kita pun saat itu langsung mendaftarkan diri menjadi anggota IMI (Ikatan Motor Indonesia), dan diterima, karena jumlah anggotanya cukup seusai aturan dan adanya AD/ART,” jelas Firman.

Yang unik, nama klub ini yaitu Frogs & Bread adalah diambil dengan mengacu pada dua jenis mobil VW yang dominan dimiliki anggota, yaitu VW Beetle yang berbentuk seperti kodok (Frogs) dan VW Combi yang seperti roti tawar (Bread). ”Namun, kami juga menerima kok, anggota yang mobil VW-nya di luar VW Kodok dan Combi. Seperti pemilik VW Safari, Variant, Golf, dan Karmann Ghia. Pokoknya, semua pecinta VW-lah,” jelas Firman.

Dengan adanya klub ini, lanjut Firman, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan para anggota, antara lain, bisa terpenuhinya segala kebutuhan informasi tentang mobil VW yang sangat mereka idolakan. ”Dengan bergabung di klub, maka apabila kita mau mencari informasi apa pun tentang VW, akan mudah kita dapatkan. Baik informasi mengenai jual beli mobilnya, spare part, asesoris, kegiatan pameran, atau pun segala hal mengenai perkembangan mobil VW ini. Selain itu, relasi dan hubungan pertemanan pun menjadi luas di antara para anggota,” tambah Firman. Firman melanjutkan, setelah berdiri lebih dari dua puluh tahun, kini anggota klub mereka yang masih aktif adalah M. Firman Halimun

Page 26: Edisi 25/09

26 Sharing edisi Januari 2009

Ragam

lebih dari seratusan orang, dan tersebar di seluruh penjuru Jakarta dan sekitarnya. Dahulu, lanjut Firman, klub yang didirikannya itu memang sempat punya cabang di daerah lain. Namun, karena di masing-masing daerah kemudian terbentuk klub sesuai nama daerahnya, maka kini anggota Frogs & Bread lebih terpusat di kota Jakarta dan kota-kota penyangganya.

Beralih ke kegiatan-kegiatan Sosial

Firman lalu menceritakan, karena awalnya anggotanya didominasi oleh anak-anak muda, maka di masa awal berdirinya klub ini, kegiatan mereka lebih banyak ke arah yang having fun, misalnya, mengadakan party sesama anggota, ikut kontes-kontes VW, menghadiri pameran otomotif, touring ke berbagai kota di Pulau Jawa dengan ber-konvoi ria, atau bahkan ikutan balapan. “Dulu, anggota kita sering ikut balapan di sirkuit. Lalu banyak pula yang ikutan drag race, termasuk saya sendiri,” kata Firman yang kini usianya hampir menginjak kepala empat ini sambil tersenyum.

Namun seiring berjalannya waktu, dengan bertambah usia klub, serta juga bertambah matangnya usia para anggota Frogs & Bread Volskwagen Club ini, maka kegiatan mereka kini justru bergeser lebih jauh ke arah sosial.

”Sekarang ini untuk kegiatan anggota, bakti sosial (baksos) sudah menjadi rutinitas. Salah satunya kita melakukan baksos menjelang Hari Lebaran. Jadi di malam takbiran, kita melakukan konvoi keliling ke berbagai daerah untuk membagi-bagikan makanan, atau sembako ke warga yang kurang mampu. Atau, misalnya saat ada bencana alam di suatu tempat, maka kita bersepakat urunan mengumpulkan sembako atau dana untuk kita sumbangkan langsung ke lokasi bencana alam itu,” tambah Firman, seraya menambahkan, secara temporer anggota Frogs

& Bread Volkswagen Club juga sering melakukan kunjungan ke berbagai panti asuhan, juga panti jompo untuk memberikan bantuan ala kadarnya.

“Dengan melakukan kegiatan ini banyak pula manfaat yang kita rasakan. Ada perasaan kepuasan batin di hati para anggota, karena bisa membantu sesama yang membutuhkan.Sebagian dari anggota baru kita, junior saya yang masih muda-muda, kadang kala merasa gatal, kalau melihat bencana hanya dari televisi. Dengan hadir langsung memberikan bantuan ke daerah bencana, maka dia bisa merasakan langsung penderitaan korban bencana, dan bisa turut memberikan empati,” papar Firman panjang lebar.

Kini, setelah dua puluh dua tahun perjalanannya, menurut Firman, anggota mereka kini menjadi beragam dari sisi tingkatan usianya. Juga dari profesinya. “Karena kita dulu para pendiri, yaitu anak-anak muda, sekarang sudah berubah menjadi para orangtua. Namun kita selalu regenerasi. Selalu saja ada anggota-anggota baru dari kalangan anak muda yang bergabung,” lanjut Firman lagi. Sebagai sebuah klub otomotif yang sudah cukup lama eksis, maka menurut Firman Frogs & Bread akan terus dipertahankan, dan coba untuk lebih dimajukan lagi ke depannya. “Paling tidak, kita akan coba lebih intensifkan lagi komunikasi di antara para anggota dan lebih memperbanyak kegiatan, agar bendera organisasi ini bisa terus berkibar,” jelas Firman sambil menutup pembicaraan. Yah, seperti slogan VW di atas tadi, Old Volkswagen’s never die…

n YS

Page 27: Edisi 25/09

27Sharing edisi Januari 2009

Opini

Tidak bisa dipungkiri bahwa krisis keuangan global yang terjadi saat ini dipicu oleh sistem moneter

global yang membiarkan transaksi keuangan menjadi liar tak terkendali (financially market driven). Sistem ribawi ini juga telah membuka peluang masyarakat untuk memaksimalkan kerakusannya untuk mendapatkan keuntungan tanpa didukung oleh pertumbuhan sektor riil. Decoupling antara sektor moneter dan sektor riil inilah yang pada akhirnya menciptakan bubble economy yang kemudian pecah meninggalkan instabilitas ekonomi.

Kejadian tersebut seharusnya dijadikan momen yang tepat bagi para pelaku di dunia keuangan Islam khususnya perbankan untuk mempertegas peran riilnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berbasis sektor riil khususnya di sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar bagi tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia.

Positioning Perbankan Syariah

Di saat kondisi ekonomi global tidak menentu, maka rekomendasi yang paling tepat menurut logika ekonomi adalah memperkuat ekonomi domestik. Pilihan ini pula yang terbaca dari rekomendasi sementara KTT G-20 sebagai respon umum

terkait dengan krisis keuangan global. Pertanyaannya adalah mengapa perbankan syariah? Jawabannya sederhana, karena karakter bank syariah mengusung shared prosperity system dengan memastikan keseimbangan antara sektor moneter dan sektor riil.

Dengan karakter tersebut, permasalahan di perbankan syariah bukan lagi terletak pada bagaimana menyeimbangkan antara sektor moneter dan sektor riil, tetapi sejauhmana peran perbankan syariah dalam mendorong pertumbuhan sektor riil. Berbeda dengan karakter perbankan konvensional, perbankan syariah menutup kemungkinan terjadinya decoupling antara sektor moneter dan sektor riil. Disinilah letak positioning perbankan syariah yang menuntut praktisi perbankan syariah untuk lebih cerdas memformulasikan produk inovatif yang berkarakter risiko tinggi. Produk-produk berbasis sektor riil dan berkarakter risiko tinggi inilah yang sesungguhnya menjadi “lahan garapan” industri perbankan syariah. Dalam konteks Indonesia, industri perbankan sendiri masih mendominasi sektor keuangan. Hal ini menimbulkan tingginya ketergantungan kepada perbankan sebagai sumber pembiayaan pembangunan dan perekonomian. Dengan demikian, apabila perbankan tidak dapat menyalurkan

pendanaan kepada sektor riil, maka pengaruh kelambatan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat terasa. Tantangan lain inilah yang harus dijawab oleh profesionalitas perbankan syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi keuangan.

Fakta Riil Sektor Pertanian dan Peran Strategis Bank SyariahSalah satu usaha sektor riil yang bisa dikaitkan langsung dengan kebijakan penguatan ekonomi domestik maupun ketahanan pangan nasional adalah sektor pertanian. Sektor pertanian yang berpotensi besar dalam penguatan pangan nasional dan penyerapan tenaga kerja ternyata menghadapi kondisi paradoksial. Di satu sisi, sektor pertanian menyerap tenaga kerja yang sangat besar 47,6% dari total tenaga kerja di Indonesia, sementara di sisi lain, pertanian hanya menyumbang 13.6% dari total PDB (Produk Domestik Bruto). Selebihnya dikuasai oleh sektor perdagangan, industri, jasa, dan lain-lain. Assimetric input dan output ini mengindikasikan, sektor pertanian menghadapi masalah. Pertama, keterbatasan dana/modal petani. Masalah permodalan ini karena akses pembiayaan yang tidak dimiliki petani yang disebabkan ketidakmampuannya menyediakan agunan, terbatasnya jumlah dan

Mempertegas Peran Strategis Perbankan SyariahPenulis: Yulizar D. Sanrego ( LPPM, STEI Tazkia ), Mahbubi Ali ( LPPM, STEI Tazkia )

G-20 merekomendasikan penguatan ekonomi domestik. Untuk Indonesia, yang paling cocok adalah memperkuat basis pertanian. Di situlah bank syariah amat cocok membiayai sektor pertanian karena karakternya yang mirip.

T

Page 28: Edisi 25/09

28 Sharing edisi Januari 2009

Opini

jangkauan operasi bank sementara para petani rata-rata hidup di pedesaan, kondisi pertanian yang bersifat long-term (jangka panjang) sementara perbankan menghadapi kebutuhan short term (jangka pendek) untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.

Kedua, SDM yang rendah. Rata-rata para petani mengenyam pendidikan hanya sampai pada level yang sangat rendah. Dampaknya, pengelolaan pertanian berjalan tidak optimal, sulit mendapat akses pembiayaan karena terbatasnya pengetahuan untuk membuat proposal/ cash flow usaha, rendahnya daya saing hasil pertanian karena terbatasnya sarana dan peran tekhnologi yang digunakan. Ketiga, stigma negative dan persepsi bahwa sektor pertanian berisiko tinggi, bergantung pada musim, ketersediaan air, jaminan harga yang fluktuatif, dan sebagainya.Saat ini keberpihakan bank nasional terhadap sektor pertanian sangat rendah. Berdasarkan data BI, penyaluran kredit bank nasional per-Maret tahun 2007, hanya 5.4 persen dari total kredit sebesar 800, 373 miliar. Selebihnya, kredit didominasi oleh sektor jasa sebesar 37.21 persen, sektor perindustrian 22.93 persen, perdagangan 20.93 persen. Dari sinilah, peran perbankan syariah sangat diharapkan dalam menggerakkan geliat sektor pertanian di Indonesia.

Bank syariah lebih pas berperan terhadap pertanian daripada bank konvensional. Beberapa alasan yang mendasari: pertama, secara filosofis, perbankan syariah memiliki ikatan yang kuat dengan sektor pertanian. Masyarakat petani yang selama ini sudah terbiasa dengan sistem bagi hasil-seperti maro, gaduhan, dan lain-lain, memudahkan bank syariah untuk masuk ke jantung sektor pertanian.

Kedua, sistem syariah

sebenarnya lebih sesuai dengan karakter petani dan pertanian di Indonesia dibandingkan dengan sistem bunga. Pada sistem syariah, yang dituntut adalah kemampuan petani untuk memproduksi hasil pertanian. Misalnya pada skema pembiayaan bai’ as salam (jual beli dengan pesanan), di mana petani mendapatkan modal untuk berproduksi sesuai biaya aktual

yang dibutuhkan dan mendapat keuntungan dengan persentase tertentu. Kewajiban petani, berdasarkan skema tersebut, adalah menyerahkan produk pertanian dengan kriteria yang telah disepakati kepada pemberi modal (dalam hal ini adalah bank syariah). Bank syariah dapat menunjuk suatu lembaga untuk memasarkan produk pertanian tersebut.

Langkah-langkah Strategis Untuk mewujudkan keberpihakan perbankan syariah terhadap sektor pertanian, diperlukan langkah-langkah strategis yang dapat mendukung sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia. Pertama, menjadikan usaha pertanian sebagai target pembiayaan utama, minimal 10% dari total pembiayaan. Pembiayaan ini dapat dilakukan secara direct (langsung) maupun indirect (tidak langsung). Direct artinya dengan menyalurkan secara langsung kepada para kelompok usaha tani yang membutuhkan

modal di atas 50 juta. Adapun Indirect dengan memberikan pembiayaan melalui lembaga keuangan mikro syariah. Pembiayaan model ini ditujukan untuk membiayai usaha-usaha kecil dibawah 50 juta. Kedua, karena masalah utama sektor pertanian tidak hanya modal tapi juga ketrampilan kerja dan manajemen para petani yang sangat lemah, maka

untuk mengatasinya, bank syariah sejatinya tidak hanya memberikan modal kerja, tapi juga yang tak kalah pentingnya memberikan pendampingan, pelatihan dan penyuluhan bagi para petani. Pelatihan ini tidak terbatas pada bagaimana cara bertani yang baik dan efisien serta menghasilkan produk unggulan, namun perlu juga pelatihan dalam cara mengelola dan memasarkan hasil pertanian dengan lebih baik dalam rangka meningkatkan daya saing hasil pertanian.

Ketiga, peningkatan layanan bank kepada sektor pertanian dengan cara memperluas jaringan melalui kerjasama dengan berbagai instansi-instansi keuangan mikro. Kerjasama pembiayaan berbentuk linkage program dengan lembaga keuangan mikro syariah, seperti BMT, BPRS, dan pegadaian. Perluasan jaringan juga bisa dilakukan dengan officec channelling. Optimalisasi peran office channelling diharapkan mampu mengatasi keterbatasan

jaringan dan infrastruktur perbankan syariah sehingga akses para petani terhadap bank syariah bisa terpenuhi. Keempat, mengembangkan produk Muzaraah sebagai salah satu instrumen dalam pembiayaan sektor pertanian. Ini karena akad muzaraah sangat mungkin dilakukan inovasi sebagai model pembiayaan yang applicable. Menurut beberapa ulama fikih kontemporer, akad muzaraah bisa dikembangkan menjadi 70 macam model pembiayaan pada sektor pertanian yang semuanya di perbolehkan dalam pandangan syariat.

Sebagai ikhtitam, wacana untuk menghadirkan bank syariah pertanian menjadi suatu hal perlu adanya dalam rangka mempertegas peran perbankan syariah dalam mendorong pembiayaan sektor pertanian sebagaimana Thailand yang memiliki Bank for Agriculture and Agricultural Cooperatives (BACC) yang memang khusus menjadi lembaga keuangan untuk sektor pertanian. Di sini juga perlu dipertegas oleh pemerintah mengenai visi pembangunan yang memang seharusnya berbasis pertanian sesuai dengan karakter sumber daya alam Indonesia. Untuk lebih mendorong peran bank syariah terhadap pembiayaan terhadap sektor pertanian, pemerintah bisa menghadirkan usaha unit syariah di Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang sudah ada. Hal ini menjadi sangat strategis dengan jaringan yang sudah dimiliki oleh BRI. Perlu juga bagi Bank Indonesia sebagai otoritas moneter untuk “memaksa” pelaku perbankan syariah untuk memaksimalkan pembiayaan dengan skema kerjasama khususnya dalam bidang pertanian. Tentunya upaya tersebut harus didukung penuh dengan memberikan insentif-insentif atau kelonggaran peraturan yang tidak memberatkan bank syariah dalam proses pembiayaan tersebut. Wallahu A’lam n

Bank syariah harus punya target minimal 10 persen dari pembiayaannya disalurkan ke sektor pertanian, langsung atau tidak langsung.

Page 29: Edisi 25/09

29Sharing edisi Januari 2009

Krisis subprime-mortgage di Amerika Serikat yang memakan korban banyak investor institusi

dan individu belum lagi usai, kini dunia keuangan dikejutkan lagi dengan terkuaknya kejahatan keuangan yang dilakukan oleh Bernard L Madoff dan mengakibatkan potensi kerugian bagi investor atau nasabahnya mencapai USD 50 miliar.

Madoff adalah pemilik perusahaan sekuritas “Madoff Investment Securities LLC” dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Chairman pasar modal NASDAQ New York, pasar modal terbesar kedua di Amerika Serikat.

Madoff menjalankan kegiatan usahanya sebagai fund manager dengan menggunakan transaksi derivatif dengan instrument option berdasarkan sekumpulan saham-saham pilihan yang termasuk dalam indek Standard & Poor (SP) 100. Madoff mengklaim bahwa produk yang ditawarkan adalah sejenis lindung nilai (hedging) tetapi para analis mengatakan bahwa produk dimaksud bukanlah suatu produk lindung nilai yang benar karena pendapatan yang diberikan kepada investor bukan dari strategi lindung nilai tersebut, tetapi dari uang yang berasal dari investor baru. Modusnya hampir sama dengan apa yang pernah terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu, dimana suatu perusahaan menawarkan investasi dibidang pertanian kepada masyarakat dengan memberikan pendapatan yang jauh melebihi bunga deposito kepada investor setiap bulannya. Belakangan

diketahui bahwa pendapatan yang diberikan kepada investor tersebut bukan berasal dari hasil pertanian tetapi dari uang investor baru. Sebagaimana halnya dengan apa yang terjadi di Indonesia, terbongkarnya skandal Madoff berawal dari adanya permintaan investor yang hendak menarik uang investasinya dalam jumlah cukup besar (US$7 miliar) dan Madoff mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan nasabahnya tersebut.

Kejanggalan-kejanggalan dari transaksi lindung nilai Madoff tersebut antara lain: pertama, terdapat kesulitan untuk melacak sumber pendapatan perusahaan yang digunakan untuk membayar return kepada investor. Kedua, Madoff selalu memberikan return yang relatif tinggi dan stabil kepada investornya sekalipun dalam kondisi pasar yang tidak stabil (volatile). Ketiga, Madoff selalu menghindar dari kewajiban pelaporan kepada otoritas dengan cara menjual portfolionya sebelum kewajiban pelaporan tersebut jatuh tempo. Keempat, Madoff hanya menggunakan perusahaan audit kecil, tidak sebanding dengan portfolio yang dikelolanya dan perusahaan tersebut sama sekali tidak bertugas untuk melakukan audit. Kelima, Madoff tidak menggunakan perusahaan sekuritas sebagai broker sebagaimana lazimnya yang terjadi dalam industri serupa.

Berbagai kejanggalan tersebut tidak dapat dideteksi oleh Securities and Exchange Commission (SEC) sekalipun para analis telah menyampaikan keraguannya atas transaksi yang dilakukan oleh Madoff dan seorang analis bernama Herry Marcopolos bahkan secara

konsisten selama hampir 10 tahun mengajukan komplain ke SEC Boston tetapi tidak pernah ditanggapi.

Pada tanggal 11 Desember 2008, Madoff ditangkap oleh yang berwajib dengan tuduhan melakukan kejahatan di bidang surat berharga (securities fraud) berdasarkan pengaduan yang dilakukan oleh anaknya sendiri yang bekerja dengannya dan Madoff mengakui bahwa kegiatan bisnisnya tidak lebih dari sebuah skim Ponzi (bisnis akal-akalan yang memberikan iming-iming pendapatan investasi yang besar kepada investor). Akibat dari perbuatannya tersebut, sejumlah investor dengan nama beken mengalami kerugian mencapai US$50 miliar. Salah seorang investor bernama Thierry Magon de la Villehuchet, salah satu pendiri perusahaan “Access International Advisor”, melakukan bunuh diri dengan memotong urat nadi dipergelangan tangannya setelah mengalami kerugian sebesar US$1,4 miliar dari investasinya dengan Madoff tersebut.

Pelajaran dari kasus Madoff:Pelajaran yang dapat diambil dari kasus Madoff tersebut antara lain sebagai berikut: Pertama, transaksi yang dilaksanakan tidak jelas bentuknya dan produk yang ditawarkan menggunakan instrumen option, sebuah produk derivatif, yang memang tidak memiliki underlying asset riil. Sebagaimana halnya dengan kasus subprime-mortgage, di mana produk derivatif yang dihasilkannya telah merontokkan ekonomi dan keuangan Amerika, maka bisnis Madoff juga telah merontokkan harapan

para investor yang kehilangan investasinya. Kedua, Madoff tidak melaksanakan bisnisnya secara transparan karena selalu menghindar dari kewajiban pelaporan kegiatannya. Ketiga, Madoff tidak menerapkan asas profesionalisme dan best practice karena hanya menggunakan perusahaan audit kecil dan tidak mengunakan perusahaan sekuritas sebagai brokernya. Keempat, SEC sebagai lembaga pengawas ternyata gagal lagi untuk kesekian kalinya mendeteksi kejanggalan bisnis Madoff yang akhirnya menimbulkan kerugian besar bagi investor yang seharusnya dilindunginya, bahkan telah memakan korban jiwa.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari kasus tersebut dilihat dari sudut pandang ekonomi dan bisnis syariah adalah sebagai berikut: Pertama, Transaksi dan produk yang ditawarkan jelas tidak islami karena adanya unsur garar (ketidakjelasan) dan tidak berdasarkan aset riil. Kedua, kejahatan keuangan yang dilakukan Madoff sama sekali jauh dari unsur etika bisnis islami yang menuntut adanya transparansi, profesional dan jujur. Ketiga, lembaga pengawas sekaliber SEC ternyata tidak mampu mengawasi bisnis Madoff yang menimbulkan kerugian finansial dan bahkan jiwa. Sebagai organ pemerintah, SEC seharusnya melindungi kepentingan masyarakat investor.

Semoga kasus Madoff tersebut menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama otoritas bursa dan masyarakat investor, agar kasus serupa tidak akan pernah terjadi di tanah air.

n

Satu lagi, Kejahatan KeuanganOleh: Rizqullah

K

Telaah

Transaksi keuangan tanpa underlying riil transaction dan moralitas lagi-lagi menimbulkan korban finansial dan jiwa investor.

Page 30: Edisi 25/09

30 Sharing edisi Januari 2009

UKM

Nuansa merah putih tersebar di Diamond Room, Hotel Nikko Jakarta, 10 Desember 2008. Merah,

putih, dan hitam adalah warna-warna yang menyertai Zahir Merdeka, paket software akuntansi untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dari PT Zahir International.

Bersamaan dengan peluncuran Zahir Merdeka hari itu, digelar talkshow tentang “Meningkatkan Potensi Teknologi Informasi Lokal”. Salah satu pembicara, Fadil Fuad Basymeleh, Chairman PT Zahir International mengungkapkan sejatinya software karya anak bangsa atau lokal bisa bersaing dengan yang sudah mengglobal dari segi kualitas.“Insyallah, dengan pengalaman kami 12 tahun mendevelop software akuntansi, produk ini adalah puncaknya dari selama ini,” kata Fadil saat talkshow tersebut.

Mengapa UKM? Di sela-sela seminar Fadil mengatakan

segmen ini sebenarnya yang memiliki volume terbesar di Indonesia. Dan segmen ini sangat membutuhkan software pengelolaan keuangan untuk memajukan bisnisnya, termasuk bagaimana berhubungan dengan bank. “Salah satu kendala UKM adalah tidak ada pembukuan yang baik. Akibatnya, walaupun bisnisnya bagus dan punya prospek cerah, mereka seringkali kesulitan berhadapan dengan bank”, terang Fadil

Lagipula sesuai dengan karakterisitik produk Zahir sejak awal, ditujukan untuk membantu para pengusaha UKM mengambil keputusan. “Lebih dari sekadar bicara akuntansi atau pembukuan, penggunaan Zahir Accounting akan sangat membantu para pengusaha mengambil keputusan bisnis. “Karena itu, kami menyebut Zahir Accounting bukan sekadar software akuntansi, melainkan Sistem Pendukung Pengambil Keputusan (Decission Support System)”, kata Fadil.

Kalau Bisa Sewa Mengapa Harus Beli?Tagline ini digunakan Zahir

untuk mempromosikan produk terbarunya, Zahir Merdeka. Konsepnya adalah sewa software, mirip-mirip outsourcing. Malah kalau ditelisik amat mirip dengan sistem prabayar industri selular.

Untuk dapat menggunakan Zahir Merdeka, pengusaha harus membeli starter kit senilai Rp350 ribu yang sudah termasuk voucher isi ulang sebesar Rp100 ribu. Starter Kit ini berisi CD penginstall dan buku panduan. Nilai voucher segitu, jika digunakan untuk Zahir Merdeka edisi Small Business Accounting (SBA) yang harga vouchernya Rp34 ribu per 30 hari, berarti bisa untuk 90 hari.

Secara keseluruhan, Zahir Merdeka hadir dengan empat pilihan edisi untuk memenuhi kebutuhan berbagai bidang usaha. Edisi SBA dengan voucher Rp34 ribu, Flexy Money (Rp103 ribu per 30 hari), Flexy Trade (Rp137 ribu per 30 hari), dan Personal (Rp137 ribu per 30 hari.

Fadil menjelaskan beberapa hal yang menjadi kelebihan Zahir Merdeka. Antara lain, menginput transaksi semudah mengisi nota

Tak Mampu Beli, Sewa Saja

Model baru pemasaran software akuntansi untuk UKM ditawarkan, sewa alih alih membeli. Tinggal pilih mau yang karya lokal atau internasional punya.

N

Page 31: Edisi 25/09

31Sharing edisi Januari 2009

UKM

penjualan, maka seluruh laporan, analisa dan grafik otomatis dihasilkan. Selain itu, Zahir Merdeka juga diklaim amat mudah digunakan bahkan bagi mereka yang tidak mendalami akuntansi sekalipun.

Kehadiran Zahir Merdeka, dengan strategi harga hemat di atas, dimaksudkan untuk menjembatani para UKM yang memerlukan software akuntansi namun terkadang masih ragu untuk mengeluarkan investasi di bidang IT, khususnya software akuntansi.

Namun, Fadil mengakui beberapa hal yang belum mampu dilakukan Zahir Merdeka. Seperti, sinkronisasi dengan perangkat bergerak seperti smartphone atau personal digital assistant (PDA). ”Kalau reporting bisa dilakukan di ponsel, tapi input data memang belum bisa karena kendala teknologi. Kami belum menemukan solusi untuk yang sekompleks Zahir Merdeka, yang sederhana mungkin bisa”.

Pay as You Go dari MicrosoftTren bisnis perangkat lunak ke arah sewa menyewa memang sudah menjadi tren di dunia beberapa tahun belakangan ini. Microsoft misalnya sejak akhir 2007 sudah meluncurkan Microsoft Office Prepaid Edition. Ini merupakan solusi baru yang menjadi bagian dari Microsoft Office 2007 system.

Dengan prepaid, pengguna Office 2007 tidak perlu membeli lisensi yang jutaan harganya. Dengan hadirnya Microsoft Office Prepaid 2007 ini, Microsoft ingin membantu usaha kecil menengah atau small business untuk mendapatkan software yang legal dengan harga yang murah dan terjangkau. Dengan begitu, seperti dikatakan Director Original Equipment Manufacturer (OEM) Microsoft Indonesia, Ari Kunwidodo saat peluncuran produk ini 6 Desember 2007, produk ini cocok untuk UKM.

Pay as You Go. Dengan slogan ini pengusaha UKM dapat menggunakan Microsoft OEM Office Professional 2007 dengan masa kegunaan berjalan selama 6 bulan (starter pack) dan 3 bulan (renewal pack).

Untuk starter pack, saat diluncurkan dibandrol seharga USD50 dan renewal pack-nya seharga USD35. Untuk penggunaan setahun (12 bulan) hanya perlu satu perdana dan dua kali isi ulang. Artinya USD 50 + USD 35 + USD 35 = USD 120, jika dihitung biaya per bulannya hanya USD10.

Fitur yang ditawarkan sama dengan jika membeli lisensi. Office Prepaid ini termasuk Office Professional 2007, di mana di dalamnya telah tersedia Word 2007, Excel 2007, Power Point 2007, Outlook 2007, Outlook with Business Contact Manager, Publisher 2007, dan Access 2007. Microsoft Office prabayar ini sebelumnya telah sukses dipasarkan di negara-negara lain, seperti Rumania, Mexico, dan Afrika Selatan. Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang menjual Office Prepaid.n IA

“Salah satu kendala UKM adalah tidak ada pembukuan yang baik. Akibatnya, walaupun bisnisnya bagus dan punya prospek cerah, mereka seringkali kesulitan berhadapan dengan bank”, terang Fadil

Page 32: Edisi 25/09

32 Sharing edisi Januari 2009

Multimedia

“Selama ini foto-foto saya baru untuk sebatas hobi saja, bukan buat lomba apalagi buat dijual,” tulis Mukhammad Andri

Setiawan, Legal Main Contact of CISCO Networking Academy, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta di blognya, http://andri.cisco.or.id. Andri terkejut salah satu fotonya, berjudul Angkut Pakan Ternak masuk ke dalam nominasi 20 besar Pestablogger 2008 Photo Contest.

Beda Andri beda Raiyani, sang pemenang pertama salah satu ajang bergengsi pehobi foto di Indonesia itu. “Pengumuman mendebarkan akhirnya hadir juga, puji syukur saya dapat juara 1 untuk foto “Ke Museum Wayang Yuk” foto yang saya ambil di lokasi Kota Tua Jakarta, hadiah camera DSLR Canon 1000D kit pun dibawa pulang,” sambut Raiyani

Muharramah (http://raiyani.com), fotografer profesional asal Kota Bogor atas kemenangannya di Photo Contest Pesta Blogger 2008, 22 November 2008.

Photo Contest Pesta Blogger, seperti dikatakan panitia ketika pengumuman pemenang, 22 November 2008 diperuntukkan untuk siapa saja. Tidak harus fotografer profesional seperti Raiyani.

Mengunggah (upload) foto ke dunia maya bisa jadi lebih menarik ketimbang sekadar menulis di blog. Dalam breakout session Photoblogging di Pesta Blogger 2008 yang dipandu Iman Brotoseno (http://imanbrotoseno.com) Kristupa Saragih (http://fotografer.net) Oscar Motuloh (fotografer Antara), dan Jerry Aurum Wirianta, fotografer dan desainer profesional (http://jerryaurum.com) terungkap bagaimana photoblogging memiliki

kemampuan mengatakan banyak hal ketimbang tulisan di blog yang terbatas karakter.

Photoblogging, tidak terbatas profesi atau teknologi. Kristupa Saragih misalnya menyarankan peminat photoblogging untuk jangan tergantung dengan alat, “Eksploitasi teknologi yang ada pada setiap gadget, apakah itu Digital SLR (DSLR) atau ponsel berkamera.”

PhotobloggingDari namanya saja sudah jelas, ini adalah blog untuk foto-foto. Kalaupun mau ditambahkan teks, tidak apa-apa. Photoblogging bersifat dinamis, kita bisa nge-blog di mana saja dan kapan saja asalkan tersedia sambungan internet, alat perekam gambar, laptop/PDA Phone/ Smartphone. Gabungan tiga perangkat di atas memungkinkan kita merekam gambar, mentransfernya ke perangkat ketiga, dan mengeposnya ke blog kita.

Berbagi Foto dengan

PhotobloggingJepret, simpan, upload ke flickr atau blog, lalu berbagi dengan siapa saja. Apa saja mungkin di dunia maya, termasuk tiba-tiba menjadi fotografer andal.

S

Page 33: Edisi 25/09

33Sharing edisi Januari 2009

Multimedia

Artinya tiap momen berharga bisa segera diposkan ke jagat maya.

Blog gratisan banyak yang menyediakan layanan Photoblogging. Multiply adalah yang paling populer karena kamampuannya menampilkan gambar lebih maksimal daripada blog gratisan lainnya. Blogger masih lebih baik daripada Wordpress. Yang terakhir ini, awalnya memang hanya fokus di blog berupa teks, namun belakangan menyediakan juga template photoblogging dengan kemampuan menampilkan gambar lebih maksimal daripada template biasa.

Membuat PhotoBlog di BloggerPilihan kepada Blogger bisa rasional. Blogger memberikan fasilitas blog secara gratis, tidak perlu bayar domain dan hosting. Selain dari itu, Blogger yang kini dimiliki Google, menyediakan ruangan (space) untuk foto sampai 1 GB.

Tentu saja Anda harus mendaftar 1. dulu di http://blogger.com. Setelah blog Anda aktif, buka 2. halaman administrasi blog di Blogger. Klik ”Buat” (untuk membuat posting baru). Di panel editor postingan, klik 3. ”Tambah Gambar”, lalu pilih salah satu gambar di komputer dengan mengklik ”Browse”, lalu unggahlah.Setelah gambar tampil di 4. editor postingan, kita dapat

menambahkan teks yang menjelaskannya. Bagi fotografer profesional biasanya menuliskan spesifikasi foto beserta kamera yang dipakai. Bagi pemula cukup ceritakan tentang apa foto tersebut.

Membuat PhotoBlog di WordpressYang ingin membuatnya sederhana bisa memakai template apa saja. Hanya foto yang ditampilkan jadinya seperti foto pada postingan artikel biasa, tidak tampil penuh. Wordpress menyediakan template khusus untuk PhotoBlog, salah satunya adalah Grain (http://sourceforge.net/projects/wp-grain/). Template ini baru bisa bekerja asal kita telah memasang plugin Yet Another PhotoBlog/ YaPB (http://wp-grain.wiki.sourceforge.net/YaPB) pada instalasi wordpress. Biasanya, untuk yang gratisan (http://wordpress.com) plugin ini tidak disediakan, artinya kita harus hosting sendiri dan memiliki domain sendiri.

Untuk pengguna gratisan, bisa membuat PhotoBlog di Wordpress dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tentu Anda harus memiliki 1. sebuah blog di http://wordpress.com. Login dan mulailah membuat postingan baru dengan mengklik ”Write” di halaman Dashboard.

Setelah muncul halaman editor 2. postingan, kita bisa memasukkan gambar yang kita simpan di situs lain seperti Flickr, Photobucket, Imageshack, Yhoo Photos, Picasa Google, dan sebagainya. Caranya, tinggal klik ”Insert Image”.Namun jika kita menyimpan 3. gambar di komputer yang berarti harus diunggah ke blog di Wordpress, gunakan fasilitas ”Upload”. Lalu seperti biasa, ”Browse” 4. gambar yang mau diunggah. Setelah terunggah, tinggal dimasukkan ke editor postingan, kita bisa memilih tampilan akhirnya akan sebesar thumbnail atau seukuran file aslinya.

PhotoBlog di Flickr/ PhotobucketUntuk yang gratisannya saja, situs penyimpan foto ini menyediakan ruangan hingga 100 MB per bulan. Per foto, kita bisa mengunggah hingga sebesar 5 MB, lumayan besar untuk ditampilkan di internet.

Untuk membuat PhotoBlog di Flickr, berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan:

Membuat akun di 1. http://flickr.com. Karena ini anak perusahaan Yahoo, maka menggunakan akun

Page 34: Edisi 25/09

34 Sharing edisi Januari 2009

Multimedia

YahooMail juga cukup, kita tinggal login ke halaman administrator.Mulailah unggah foto dengan mengklik 2. tab “You” lalu “Upload Photos and Videos”. Flickr dapat mengunggah hingga enam foto sekali putaran. Setelah terunggah kita pun bisa memasukkan teks yang mendeskripsikan foto-foto tersebut. Jangan lupa memasukkan tags untuk tiap foto. Tags adalah semacam kata kunci yang berhubungan dengan foto bersangkutan. Penggunaan tags yang tepat biasanya memudahkan pencarian foto oleh orang lain via mesin pencari seperti Google dan Yahoo.Organisasikan foto-foto yang diunggah 3. ke dalam maksimal tiga set untuk yang gratisan ini. Tiap set bebas mau disimpan berapa foto. Misalnya set untuk foto: ”Keluarga”, ”Teman”, dan ”Snapshots”.Untuk blog gratisan di wordpress, tersedia 4. widget untuk menampilkan slideshow foto-foto kita di Flickr pada sidebar blog.

Mengunggah foto ke Photobucket atau situs penyimpan foto lainnya pada prinsipnya sama. Dan biasanya menyediakan fasilitas ”Blog This” untuk tiap foto yang kita unggah. Fasilitas ini memungkinkan kita menampilkan foto tersebut di tiap postingan blog yang kita buat.

Menyimpan foto di situs-situs seperti ini juga memudahkan kita jika ingin menampilkan gambar di email, mailing list, atau forum diskusi seperti http://kaskus.us. Kita tinggal menyisipkan kode lokasi foto di situs penyimpan tersebut diapit tag [IMG]. Untuk memudahkan biasanya situs-situs tersebut sudah menyediakan kode terapi tagnya, kita tinggal meng-copy paste saja. n IA

Page 35: Edisi 25/09

Sharing edisi Januari 2009

Sosok

Mari kita bermain tebak-tebakan! Mengapa kambing bau? Jamil Azzaini,

di blognya (http://jamil.niriah.com) membuat satu halaman khusus untuk bercerita santai. Dalam satu perjalanan Jamil bermain tebak-tebakan dengan anak istri.

”Tebakan yang tak akan terlupakan ketika istri saya bertanya “mengapa kambing bau?” semua orang berlomba menjawab dan tidak ada yang benar. Setelah kami semua menyerah, maka dijawab oleh istri saya “Sebab kambing keteknya ada empat, kita yang dua saja bau apalagi yang empat”. He…he…he…makanya pakai Rexona…,” tulis Jamil di http://jamil.niriah.com/2008/10/13/kenapa-kambing-bau/.

Anda boleh tertawa atau mengerutkan dahi isyarat, ”Apa lucunya?”. Tapi Jamil, bagi yang pernah mengikuti aksi public speaking-nya selalu dianggap lucu. Dan ternyata itu terbawa ke dunia maya. Bahkan ketika dibuatkan blog oleh Virtual Consulting (http://niriah.com) pun, Jamil tampil tidak seperti layaknya kebanyakan motivator di Indonesia yang penuh slogan ”Kamu bisa!”.

Jamil sang inspirator sukses mulia. Begitu sebutan yang disandangnya sebagai positioning di industri pelatihan dan motivasi yang sejak krisis era ’90-an tumbuh bak tukang ojek payung di musim hujan. Jamil kini sedang naik daun dengan Kubik Leadershipnya.

Jamil Azzaini tentu bukan Saepul Jamil sang pedangdut ganteng yang sempat mengadu

peruntungan sebagai politisi. ”Nama memang mirip-mirip, tapi saya jelas berbeda. Pertama, kalau Saepul Jamil minat ke politik, kedua dia suka sama Dewi Persik. Kalau saya tidak suka dua-duanya, hahaha,” canda Jamil kepada Sharing.

Di sela-sela memberi pelatihan kepemimpinan ke jajaran

karyawan Perusahaan Gas Negara (PGN) di Surabaya, Jamil menyempatkan diri mengobrol dengan Sharing. ”Ini bukan wawancara ya, ngobrol-ngobrol tapi saya rekam,” canda Sharing yang disambut tawa lebar Jamil.

Rileks nan padat, begitu kesan bincang-bincang dengan penulis buku best seller Kubik

Jamil Azzaini: Inspirasi Sukses MuliaDi antara banyak motivator dan trainer di negeri ini, apa lebihnya Jamil Azzaini?

M

35

Page 36: Edisi 25/09

36 Sharing edisi Januari 2009

Sosok

Leadership ini. Coba simak kutipan ’wawancara’ Sharing dengan Jamil di bawah ini:

Foto Anda di blog Niriah mirip foto caleg lagi kampanye? Anda tertarik ke politik juga ya?Hahaha, kamu bisa saja. Saya tidak tertarik masuk politik.

Oya, padahal sekarang banyak orang mengejar sukses lewat politik, antara lain menjadi anggota dewan atau kepala daerah?Boleh jadi itu sukses. Sukses itu ’kan harta-tahta-kata-cinta. Kalau empat hal itu kita miliki nilainya di atas rata-rata orang lain, bisa disebut sukses. Kalau tidak punya harta tapi tahtanya tinggi bisa disebut sukses. Kalau tidak punya harta atau tahta tapi ilmu atau ’kata’-nya didengar banyak orang bisa dibilang sukses. Ada juga, yang tidak punya harta- tahta-kata, tapi dia dicintai banyak orang, sukses juga itu.

Baik, sukses mulia itu seperti apa sih?Harta-tahta-kata-cinta yang kita peroleh, kita bagikan ke orang sekitar kita. Makanya disebut sukses mulia, kalau di Kubik Leadership begitu prinsipnya. Tidak hanya sukses juga mulia. Atau, tidak sekadar mulia, tapi harus sukses juga. Makanya sukses mulia itu adalah satu kesatuan, tidak terpisah.

Bagaimana Anda bisa disebut sebagai inspirator sukses mulia?Teman-teman saya yang menjuluki ketika pada 2004 saya memberi pelatihan di Plasa Indonesia, kata teman saya sangat menginspirasi dalam artian mendorong orang sukses sekaligus peduli. Lalu ada teman mengusulkan label ‘inspirator sukses peduli’, tapi ‘kan tidak matching, lalu timbullah ‘inspirator sukses mulia’.Bagaimana positioning Anda di tengah banyaknya inspirator dan motivator saat ini?Apa yang saya kemukakan

kepada audience saya adalah hasil riset. Lalu saya sampaikan dengan unsur hiburannya. Jadi, saya tidak hanya teriak-teriak, ‘kamu bisa!’, ‘kamu bisa!’. Tapi memberi pemahaman mendasar bahwa sukses itu bisa digapai. Orang tidak hanya semangat mengikuti pelatihan saya, dia juga bisa mengimplementasikannya. Antara dunia pelatihan dan kenyataan itu tidak dipisahkan.

Sukses mulia ini nilai Islam ya?Sebenarnya jika sukses mulia dikaji, unsur spiritualnya kental juga, namun dikemas dalam bahasa yang umum sehingga semua kalangan bisa menerimanya. Nilai Islam yang saya sampaikan bahasanya universal. Untuk menyadarkan orang kepada Islam, tidak selalu harus menggunakan dalil atau ayat Alquran. Dengan kata lain, ini dakwah dengan cara yang berbeda.

Kami baca blog Anda dan banyak canda di sana, seperti postingan soal kambing bau. Mengapa Anda suka bercanda?Hahaha, ya itu anak saya. Kalau bareng anak-anak saya senangnya bercanda. Di buku saya ’kan disampaikan, kalau kita mau tetap fit, gelombang otak harus dikelola dengan baik. ’Kan ada alfa, beta, dan omega. Kalau kita berada di beta terus lama-lama capek. Sekali-sekali harus berada di alfa. Alfa itu rileks dan penuh guyonan atau canda.

Kita bercanda saja, itu kan rileks, itu sudah alfa, tidak melulu harus meditasi. Dan saya menggunakan metode ini ketika pelatihan. Ilmu bisa masuk kalau disampaikan dengan cara menyenangkan.

Benar Anda dari IPB?Ya. Magister Manajemen Agribisnis lulusan 2003. Ada candaan lagi nih, soal IPB. IPB itu bukan Institut Pertanian Bogor tapi Institut Perbankan

Page 37: Edisi 25/09

37Sharing edisi Januari 2009

Sosok

Bogor karena banyak alumninya bekerja di bank. Institut Publisistik Bogor karena banyak wartawan dari sana,. Ada yang bilang Institut Penyair Bogor karena Taufik Ismail dari sana. Institut Penyanyi Bogor karena Yana Julio alumni sana. Institut Pesantren Bogor, alumninya banyak yang jadi ustad. Yang terakhir, Institut Presiden Bogor karena SBY ’kan S3-nya di sana. Kalau disimpulkan, sebenarnya IPB itu Institut Pleksibel Bogor, karena alumninya bisa apa saja, kecuali pertanian, hahaha.

Anda pernah menulis juga tentang kerja ikhlas, bagaimana kita bisa bekerja dengan ikhlas?Kalau di buku saya, ikhlas itu ada kaitannya dengan kerja keras dan cerdas. Kalau ibarat timbangan, ikhlas itu kalau kita mengharapkan hasil A maka dapatnya juga harus A. Kerja cerdas itu, kalau kita mendapat hasil bertambah yaitu A + B, tapi inputnya cukup A, artinya tidak perlu energi tambahan. Kalau kerja ikhlas, hasilnya ditambah seperti itu, tanpa mengeluarkan energi tambahan, hasilnya tetap optimal.

Ilustrasi nih, kerja keras dan cerdas membuat kita dapat mengubah kapas menjadi emas. Kalau kita genggam kapas seukuran remote control di tangan kanan, lalu di tangan kiri menggengam emas seukuran yang sama. Mana yang lebih berat? Tentu yang emas karena dia tidak memiliki ruang kosong alias padat.

Begitupun dengan kerja ikhlas. Kalau kita ingin menjadi pekerja ikhlas, buang kotoran-kotoran hati, isi dengan yang positif-positif. Maka kita akan mampu mengerjakan pekerjaan yang berat sekalipun.

Ikhlas juga meskipun gajinya kecil? Kalau mau jadi pekerja ikhlas, harus didahului kerja keras dan cerdas dulu. Kalau sudah begitu, pasti gajinya naik. Ada tahapannya. Kalau dia bekerja

tidak keras dan cerdas, dia salah memilih pekerjaan, kerjanya menjadi tidak ikhlas.

Pasar Anda siapa sih? Karyawan atau pengusaha?Kebanyakan pimpinan di perusahaan-perusahaan besar. Jadi strateginya, kalau kami presentasi ke satu perusahaan lalu ditanya, siapa yang harus di-training dulu? Kami selalu jawab harusnya level pimpinan dulu, hahaha.

Apakah Anda sudah cukup merasa sukses dan mulia?Sesuai levelnya, juara balap di Sentul dengan Formula 1 tentu berbeda level. Tapi hitungannya mereka tetap sukses. Saya sekarang bermain untuk sukses mulia di level saya, terus meningkatkan level saya hingga saya meninggal.

Sukses itu ’kan proses, kalau saya sih belum merasa sukses mulia jika dibandingkan misalnya Muhammad Yunus dan Bill Gates, mungkin jauh juga dibanding Pak Rizqullah (Pemred Sharing—red) hahaha.

Trainer sekaligus inspirator. Lahir di Purworejo Jawa Tengah, 9 Agustus 1968, Jamil meraih S1 dan S2 dari Institut Pertanian Bogor.

Sejak 2004 mendirikan PT Kubik Kreasi Sisilain bersama Farid Poniman dan Indrawan Nugroho. Bersama mereka, Jamil menulis buku Kubik Leadership di akhir 2005 yang sudah naik cetak enam kali hingga kini.

Sejak 2004 juga, Jamil fokus memberikan training Kubik Leadership di berbagai perusahaan atau instansi dalam dan luar negeri seprti Brunei Darussalam, Filipina, Hongkong, dan Makao. Di Indonesia ia menjadi trainer langganan untuk Bank Indonesia, Bank Mandiri, BNI 46, Bank Niaga, Bank BTN, Bank DKI, Telkom, perusahaan Gas Negara, Samudera Indonesia, Jasa Raharja, Jiwasraya, Elnusa, Bakrie & Brothers, Bakrie Telecom, Perum Peruri, Pama Persada, Pupuk Kaltim, Pelindo 2, Holcim, Sucofindo, Lido Resort, ACT, HM. Sampoerna, Jakarta International Container Terminal (JICT), Good Year, Permodalan Nasional Madani, Adhi Karya, Tunas Toyota, dan puluhan perusahaan lainnya.

Ia juga pernah bergabung sebagai salah satu direktur di Dompet Dhuafa Republika selama 11 tahun. Beberapa program yang berhasil diinisiasinya di sana adalah Baitul Maal wat Tamwil, Tebar Hewan Kurban, dan Masyarakat Mandiri.

”Untuk menyadarkan orang kepada Islam, tidak selalu harus menggunakan dalil atau ayat Al quran. Dengan kata lain, ini dakwah dengan cara yang berbeda”.

”Tentang Jamil Azzaini

Page 38: Edisi 25/09

Siapapun yang pernah ke Yogya pasti mengenal tempat ini, Kotagede. Di sinilah pengrajin perak sebagian besar tinggal.

Seorang putra pengrajin perak jeli melihat peluang. Dibukanya kursus membuat asesoris dari perak.Sasarannya, turis asing, turis lokal maupun mereka yang tertarik dengan kerajinan perak.

Agus Budiyanto, nama pemuda Yogya itu. Nama bengkel kerjanya adalah Studio 76 yang berlokasi di Jl Purbayan no 3 B Yogyakarta. Studio ini menempati bangunan baru yang November 2008 selesai dibangun di atas tanah seluas 219 meter persegi. Bangunan seluas 3x 12 meter itu mampu menampung sekitar 30 peserta. Jika ingin menginap ada juga pondokan kecil.

Ide membuka kursus kerajinan perak ini spontan saja. Awalnya Agus yang kelahiran 21 Agustus 1976 itu bekerja sebagai pemandu wisata. Satu hari kepada wisatawan asing dia bercerita cara membuat asesoris dari perak. Agus tentu amat paham lantaran ayahnya Sutojo Mulyo Utomo adalah pengrajin perak. Rupanya turis asing itu sangat antusias.“Saya anggap ini peluang. Turis itu

ingin mencoba membuat sendiri, bukan sekadar mendengar penjelasan pemandu wisata. Kebetulan saya juga bisa membuat perhiasan perak dan bisa berbahasa asing,’’ujar pria yang menggondol ijazah bahasa Prancis itu.

Langsung saja Agus membuka kursus membuat perhiasan perak di studio ayahnya. Kala itu Januari 1999. Tiga peserta mendaftar dan salah satunya warga asing.

Sekarang, sedikitnya 2.000 orang sudah pernah belajar di bengkelnya. Sebagian besar warga asing (Eropa). Malah sebagian wisatawan asing itu datang dengan rombongan. Bagi wisatawan kursus perak jelas memperkaya pengalaman kunjungan mereka ke Yogyakarta.

Akhirnya buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Agus yang semula emoh mengikuti jejak sang ayah sebagai pengrajin perak akhirnya tercebur juga. Untuk menambah ilmu, Agus tak hanya belajar dari orang tua dan lingkungan tapi juga literatur. Bahkan secara formal dia mengambil jurusan Kriya Logam di Institut Seni Indonesia di Yogya pada 2006.

Di sini Agus tak hanya ingin menimba ilmu tapi mempelajari

Membuka Bisnis

dari Kerajinan PerakSaat ini sebagian anak muda Kotagede tak tertarik mewarisi keahlian orang tuanya sebagai pengrajin perak. Padahal bisnis asesoris dan kursus perak ini amat menjanjikan.

Studio 76 Yogyakarta

S

Entrepreneur

Sharing edisi Januari 200938

Page 39: Edisi 25/09

39Sharing edisi Januari 2009

Entrepreneur

bagaimana teknik mengajar kerajinan perak yang tepat. Proses belajar yang panjang itu juga untuk mewujudkan mimpi besarnya membuka sekolah seni.

Saat ini dia sedang mengurus Izin Mendirikan Bangunan dan kemudian akan mengajukan izin juga ke Depdiknas. Agus berencana membuka sekolah ini di Yogyakarta dan Jakarta. Menurut dia orang Jakarta itu konsumtif dan berdaya beli tinggi. Tempat yang dibidik adalah daerah yang dihuni oleh orang asing.

Nama Studio 76 diambil dari tahun kelahirannya. Bagi Agus bisnis ini amat menjanjikan. Meskipun saat ini dia juga masih menyambi sebagai pemandu wisata. Yang ini agar bisa memasarkan juga kursus peraknya.

Servis yang UtamaKarena terkait pariwisata, Agus mengatakan kualitas pelayanan dalam kursus tetap utama. Dengan servis yang bagus, kata dia, peserta kursus merasa puas dan akan menceritakan ke teman-temannya secara gethok tular. Akhirnya tempat kursusnya terus berkembang. Karena itu dia bersyukur sempat menjadi pemandu wisata karena memahami cara melayani yang baik.

Agus juga mengakui saat ini, keterampilan membuat perhiasan perak belum banyak yang menguasai. Jadi, persaingan kursus kerajinan ini pun belum ketat. Terlebih menjadi pengrajin berarti butuh kreativitas dan wawasan.

Di Studio 76 ada lima pengajar selain dirinya sendiri. Agus melibatkan ayah dan teman-temannya sesama pengrajin perak. Menurut Agus kendala bagi calon instruktur adalah bahasa asing. Untuk 6-7 orang, peserta akan didampingi satu instruktur.

Belakangan Agus juga mencari pasar baru yakni mereka yang ingin berwiraswasta dengan menambah keterampilan baru. Selain itu dia juga gencar memasarkan kursus ini ke sekolah internasional. Agus amat berharap kerajinan perak dari Kotagede yang kini mulai kurang diminati anak muda lokal bakal melahirkan lagi para bibit kreatif sehingga mengangkat lagi pamor Kotagede.

Kursus 3 JamMeski bertajuk kerajinan perak, benda berwarna putih itu bukan satu-satunya bahan dasar. Digunakan juga bahan kuningan dan lainnya. Peserta juga dibekali teori tentang perhiasan perak dan proses yang harus dilakuan untuk membuat perhiasan.

Dalam prosesnya, belajar secara teori hanya 10 persen dan 90 persen adalah praktek. Dengan demikian, peserta kursus dituntut aktif karena semua tahapan-tahapan pembuatan perhiasan harus dilakukan sendiri. Jika peserta merasa ada kesulitan, barulah instruktur akan membantu membetulkan.Berbagai paket kursus ditawarkan. Mulai dari kursus singkat selama tiga jam dan fullday course mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB, Juga ada paket weekend course yang ditujukan bagi peserta yang tidak bisa datang ke Yogyakarta. Kursus dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu mulai pukul 09.00 – 16.00 WIB.

Yang paling diminati peserta adalah kursus singkat selama tiga jam. Untuk paket ini, biaya kursus sebesar Rp 150.000 untuk satu orang. Jika pesertanya 2-3 orang, biayanya Rp 125.000 per orang. Sedangkan untuk peserta 4-6 orang, biayanya sebesar Rp 100.000 per orang. Peserta dibatasi maksimal 6 orang per sesi agar pengajaran lebih efektif.

Dengan biaya tersebut, peserta mendapat fasilitas penjelasan sejarah kerajinan perak di Kotagede, sewa alat dan studio praktek, 3 jam instruktur bahasa Indonesia, Inggris, Perancis. Dan yang menarik, perhiasan hasil kursus bisa dibawa pulang oleh

peserta dengan maksimal berat perak 5 gram.

Untuk paket fullday, biayanya Rp 250.000 untuk satu orang, Rp 225.000 per orang dengan jumlah peserta 2-3 orang, dan Rp 200.000 per orang dengan peserta 4-6 orang. Perhiasan hasil kursus yang bisa dibawa pulang maksimal 10 gram dan ada makan siang dengan menu setempat. Sedangkan paket weekend biayanya Rp 2.500.000 untuk dua orang dan setiap tambahan peserta membayar Rp 1.000.000 per orang. Perhiasan hasil kursus yang bisa dibawa maksimal 20 gram. Biaya ini sudah termasuk transportasi instruktur di kota besar pulau Jawa.

Materi yang diajarkan tergantung paket yang diambil oleh peserta kursus. Tentu saja, bagi mereka yang mengambil paket kursus singkat selama 3 jam, akan berbeda dengan mereka yang mengambil paket selama lima hari. Namun prinsipnya, semua peserta kursus, baik yang singkat maupun yang lama, mempelajari dan mempraktekkan proses pembuatan perhiasan perak. Hanya saja, tingkat kedalaman materinya yang berbeda. Proses dasar pembuatan perhiasan perak adalah mendesain, menempa, memotong, menghias, mematri dan memoles. nSri Mustokoweni/Yogyakarta

Page 40: Edisi 25/09

40 Sharing edisi Januari 2009

Fokus

Krisis global di Amerika Serikat, yang sedikit-banyak mengimbas ke Indonesia membuat

banyak lembaga keuangan di Tanah Air mencoba menahan diri dalam menjalankan bisnisnya. Efisiensi di internal, serta meredam ekspansi di eksternal sudah lazim dilakukan sebagai reaksi antisipasi krisis. Namun Pegadaian Syariah, BUMN milik pemerintah yang menjalankan bisnis gadai syariah, kondisinya jauh berbeda. Efisiensi di dalam

memang dilakukan, namun bukan dilakukan sebagai reaksi krisis, melainkan lebih karena kesadaran mendukung program pemerintah. Sementara kegiatan ekspansi justru terus jor-joran dilakukan, guna mengejar target perusahaan, serta turut serta mendukung gerakan memasyarakatkan ekonomi syariah di tanah air.

Seperti diuraikan General Manager Usaha Syariah Perum Pegadaian-Suhardjo, bahwa gejolak krisis tidak banyak berpengaruh pada kinerja Pegadaian Syariah. ”Secara umum kita memang tidak

terpengaruh dari krisis global. Karena memang segenap jajaran pimpinan dan manajemen sudah saling commit untuk menghadapi situasi tersebut dengan langkah-langkah yang dijalankan secara bersama, agar kita dapat bertahan dari krisis,” ujar Suhardjo ketika ditemui Sharing di ruang kerjanya di Kantor Pusat Pegadaian, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Indikasinya Pegadaian Syariah tidak terpengaruh oleh krisis global adalah tetap bagusnya kinerja lembaga keuangan syariah ini sampai akhir tahun 2008 ini. Meski pada kuartal

Pegadaian Syariah

Kinerja Bagus, Ekspansi Jalan TerusMeski sekarang sedang masanya krisis global, namun Pegadaian Syariah sama sekali tak terpengaruh. Selain terus penetrasi ke daerah, Pegadaian Syariah melansir beberapa produk baru yakni investasi ’Mulia’ dan pembiayaan untuk kelompok dan individu.

K

Page 41: Edisi 25/09

41Sharing edisi Januari 2009

Fokus

keempat 2008 mulai masuk imbas gejolak krisis Amerika, termasuk ke Indonesia. Hal itu bisa dilihat dengan tetap bertumbuhnya secara signifikan jumlah dana yang disalurkan pada masyarakat, jumlah nasabah, serta juga jumlah gerai baru Pegadaian Syariah.

”Prediksi sampai akhir tahun 2008, pembiayaan yang kita salurkan itu Rp. 1,6 triliun. Dengan total nasabah sekitar 400.000-an. Sementara dari jumlah gerai, kita perkirakan sampai akhir 2008 ini kita sudah akan mencapai 150 gerai, padahal di awal 2008 lalu, gerai kita masih 50-an,” jelas Suhardjo, yang dari stetement-nya itu mengindikasikan, bahwa kinerja Pegadaian Syariah tetap kencang sampai sekarang.

Terus Berinovasi dengan Produk-Produk Baru

Dijelaskan Suhardjo, langkah-langkah mereka dalam mengantisipasi krisis, di antaranya adalah dengan terus mencari peluang-peluang bisnis baru. Misalnya, pada pertengahan Oktober lalu, dua bulan sesudah krisis Amerika bergejolak, atau satu tahun jika dihitung dari krisis subprime morthgage, Pegadaian Syariah mengeluarkan produk “Mulia” (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi), yang berupa emas batangan untuk investasi.

“Ini langkah inovasi produk kami dalam melihat peluang di pasar. Jadi kami mengajak masyarakat yang punya dana lebih setiap bulannya, untuk bisa disimpan berupa emas. Kenapa mesti emas? Karena emas ini fenomena nilainya mampu bertahan dalam kondisi apa pun. Sangat stabil, bahkan cenderung meningkat, sehingga dana masyarakat bisa terlindungi,” papar Suhardjo.Suhardjo menambahkan, produk Mulia ini berasal dari PT Aneka Tambang, dan Pegadaian

Syariah di sini berperan sebagai fasilitator pemasarnya. Mulia sendiri disediakan di outlet-outlet Pegadaian Syariah dengan beberapa varian produk, yaitu 5 gr, 10 gr, 25 gr dan 1 kg. “Mulia ini kadar emasnya 99,99%. Kenapa 99,99%? Nah, selisihnya itu merupakan campuran untuk memperkuat bentuknya saja, supaya bisa dicetak bagus,” jelas Suhardjo, sambil menambahkan peminat Mulia ini cukup bagus. Sampai pertengahan Desember 2008, sudah laku terjual 2,2 kg. Bahkan hingga 31 Desember 2008, Suhardjo optimis angka penjualan Mulia mencapai 3 kg.

Suhardjo melanjutkan, Pegadaian Syariah sebelumnya juga telah melakukan inovasi produk pada Mei 2008 lalu dengan merilis “Arrum” (Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil). Pihaknya mengeluarkan ini bertujuan untuk mendorong usaha mikro masyarakat melalui pinjaman gadai syariah. Dengan produk tersebut, masyarakat dapat memperoleh pinjaman dengan jaminan gadai berupa Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) mobil.

`’Karena ini perikatan fidusia, maka barang yang digadai tidak kita pegang tapi nasabah yang pegang. Kendararaan bermotor itu bisa mereka gunakan untuk proses produksi nasabah,” jelas Suhardjo.

Sejak dilaunching tujuh bulan lalu, menurut Suhardjo, dana yang sudah berhasil mereka salurkan pada akhir Desember 2008 diperkirakan mencapai angka Rp. 7,5 miliar. Sebuah nilai yang cukup besar untuk sebuah produk baru.

Ke depan pun, Pegadaian Syariah menurut Suhardjo, masih akan terus ekspansi dengan produk-produk barunya. “Litbang kami memang terus mengkaji untuk melahirkan produk-produk yang inovatif. Nah, di tahun 2009

mendatang, kita merencanakan mengeluarkan produk syariah yang lain, yaitu kredit rumah tangga yang sifatnya pembiayaan berkelompok. Jadi, untuk ibu-ibu rumah tangga yang punya usaha, mereka bisa mendapatkan kredit dari pegadaian syariah. Namun memang harus secara kolektif, tak bisa indiviudal,” tambah Suhardjo lagi.

Kemudian, bagi individu, Pegadaian Syariah pun di 2009 merencanakan untuk mengeluarkan fasilitas kredit untuk karyawan. Ini untuk mengakomodir keinginan para karyawan yang punya usaha dan membutuhkan permodalan untuk mengembangkan usahanya. Nah, untuk jaminannya adalah dari penghasilan tetap si karyawan di perusahaannya.

Intinya, menurut Suhardjo, Pegadaian Syariah berusaha tanggap untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan yang berprinsip syariah.“Dengan banyaknya variasi produk dan pembiayaan, ini akan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memilih. Kesanalah memang arah pengembangan kami, mengembangkan produk-produk yang inovatif dan memang dibutuhkan,” jelas Suhardjo.

2009, Target Pembiayaan Rp 2,8 triliun

Dengan kinerja yang bagus, serta dukungan berbagai produk baru inovatif di atas, maka untuk tahun 2009, menurut Suhardjo mereka membidik target yang jauh lebih tinggi. “Kalau di 2008, pembiayaan kita Rp. 1,6 trilyun, maka di akhir 2009, kita targetkan bisa mencapai Rp 2,8 triliun atau hampir 80% kenaikannya,” jelas Suhardjo.Ketika ditanyakan padanya apakah angka tersebut realistis? Suhardjo menjawabnya dengan rasa optimisme yang tinggi.

“Kita harus optimis. Kalau tadi gerai kita di akhir 2008 150 gerai, maka. kita usahakan bisa nambah 100 lagi, menjadi 250 gerai. Syukur-syukur kalau bisa sampai 300 gerai.

””

Page 42: Edisi 25/09

42 Sharing edisi Januari 2009

FokusKenapa ia begitu optimistis angka tersebut bisa tercapai? Karena menurut Suhardjo, pihaknya berencana menambah gerai baru secara signifikan. Tidak tanggung-tanggung 100 gerai, bahkan kalau bisa 150 gerai sekaligus!

“Kita harus optimis. Kalau tadi gerai kita di akhir 2008 150 gerai, maka. kita usahakan bisa nambah 100 lagi, menjadi 250 gerai. Syukur-syukur kalau bisa sampai 300 gerai.Memang, kita targetkan nantinya di setiap ibukota kabupaten/kotamadya sudah ada cabang syariahnya. Di Indonesia ini kan ada 400 lebih jumlah ibukota kabupaten/kotamadya, jadi pasar Pegadaian Syariah memang masih luas,” tambah Suhardjo bersemangat.

Suhardjo menambahkan, untuk mengimbangi penetrasi layanan yang begitu tinggi di atas, pihaknya juga tidak lupa untuk menyediakan SDM yang memadai dari sisi kualitas dan kuantitas. “Dari sisi SDM, kita juga kembangkan terus, baik untuk keterampilan teknis, maupun kemampuan dia melakukan

pemasaran. Kita ada diklat interen untuk menjadikan mereka sumber daya insani yang amanah, cakap dan mandiri di dalam bisnis ini. Selain itu, tak lupa kita mengadakan pembekalan pada mereka, bahwa di dalam mereka bekerja itu adalah dalam kaitannya dengan ibadah kepada Tuhan, sehingga mereka akan lebih menghayati dan memaknai pekerjaan mereka tersebut,” jelasnya lagi.

Wacana Office Chanelling dan Spin Off

Untuk lebih mendukung pencapaian target perusahaan, serta dalam rangka terus memajukan konsep ekonomi syariah di tanah air, Suhardjo menjelaskan, bahwa pihak mereka mulai mewacanakan untuk melakukan konsep office chanelling.

“Ada tujuan ke sana. Unit usaha syariah akan mengusulkan atau membuat proposal untuk itu. Karena kalau di perbankan, ’kan ada office chanelling, barangkali pegadaian juga bisa ke arah sana dalam rangka mempercepat target dan ekspansi

nasabah. Karena mungkin di para nasabah, ada segmen mereka yang membutuhkan layanan gadai syariah.Jadi saat mereka masuk ke kantor Pegadaian, mereka punya alternatif, “Oh, ternyata ada layanan syariahnya juga, di kantor Pegadaian biasa. Ini sebenarnya untuk kebutuhan para nasabah juga,” papar Suhardjo.

Selain office chanelling, wacana Pegadaian Syariah untuk menjadi perusahaan yang berdiri sendiri, dan tak lagi hanya berupa suatu divisi di Perum Pegadaian juga mulai dipikirkan. Meskipun ini tentu masih membutuhkan waktu dan kajian yang matang.

“Karena kalau ini sudah semakin besar, dengan cabang yang semakin banyak, maka Pegadaian Syariah ini nantinya mungkin sudah akan sulit, kalau hanya ditangani sekelas divisi atau Unit Usaha,” kata Suhardjo menutup pembicaraan.

n YS

Page 43: Edisi 25/09

43Sharing edisi Januari 2009

CSR

Page 44: Edisi 25/09

44 Sharing edisi Januari 2009

Laporan Utama

Pemerintah pun segera meluncurkan jurus-jurus kebijakan yang pro UMKM, agar sektor usaha riil ini bisa terus berkembang, di antaranya dengan peningkatan modal atau dana kredit usaha rakyat (KUR) pada sektor ini. Kalau di tahun 2008, dana jaminan untuk program KUR adalah Rp 1,5 triliun, maka di tahun 2009 mendatang.jaminan KUR ini akan dinaikkan menjadi Rp2 triliun. Tak hanya itu, pemerintah juga berjanji memperbaiki aturan-aturan yang ada, agar pelaku usaha yang dinilai feasible bisa dengan mudah mendapatkan jaminan atau pinjaman.

Sebenarnya cukup wajar, kalau UMKM yang berbasis riil ini kini lebih diprioritaskan pemerintah ketimbang sektor keuangan yang sudah terbukti absurd (rentan). Karena seperti disebut Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, UMKM ini adalah sektor terbesar di Indonesia, karena mencapai 93 persen dari total usaha di Tanah Air.

Nah, masih dalam rangka memajukan pengembangan UMKM di atas, maka baru-baru ini (9 Desember 2008) Kementrian Negara Koperasi dan UKM-Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKM, menyelenggarakan ”Seminar Nasional Pengembangan UMKM Inovatif” di Gedung SPC, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

Pusat Inovasi UKM

Seminar yang dihadiri puluhan peserta dari berbagai lembaga/organisasi yang terkait pengembangan UMKM ini seperti menjadi ajang perkenalan

bagi para peserta terhadap keberadaan Pusat Inovasi UMKM Indonesia (Indonesia Small-Medium Enterprises Innovation Center) yang baru-baru ini didirikan pemerintah. Pembicara utama seminar ini, Dr. Utama H. Padmadinata-Executive Chairman Indonesia SME Innovation Center, yang juga Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, banyak menjelaskan berbagai hal mengenai keberadaan Pusat Inovasi UMKM

Menurut Utama, latar belakang pembentukan Pusat Inovasi UMKM adalah untuk menyatupadukan segala langkah guna lebih meningkatkan pemberdayaan produktivitas, daya saing, dan diversifikasi produk serta peningkatan nilai tambah. “Selama ini masalah utama adalah lemahnya koordinasi. Pusat Inovasi ini diharapkan dapat menjadi wadah interaksi antara unsur-unsur yang mendukung UMKM yang meliputi kalangan akademisi, instansi pemerintah dan swasta. Sinergi dari berbagai komponen tersebut akan membuat perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah meningkat,” jelas Utama.

Ditambahkan Utama, lembaga

yang dipimpinnya diharapkan dapat menjadi solusi maju bagi pengembangan UMKM di Tanah Air, yang selama ini merupakan persoalan yang kompleks, karena menyangkut banyak hal seperti SDM, bahan baku, permodalan, kebijakan, teknologi, pasar, daya saing dan lainnya. Untuk memberdayakan berbagai komponen tersebut secara maksimal, perlu dibangun dalam suatu platform berupa konsep atau mekanisme yang sistemik dan mumpuni, dan dua konsep tersebut adalah sistem inovasi dan klaster industri untuk mencapai daya saing.

Sistem Inovasi adalah jejaring dari berbagai institusi baik swasta dan pemerintah yang berinteraksi untuk menciptakan, mengembangkan, memodifikasi dan melakukan komersialisasi teknologi. Tiga komponen pentingnya adalah adanya pemasok teknologi, pengguna, dan mediator yang menyatukan keduanya. Sedangkan klaster industri merupakan sekumpulan usaha atau industri yang berkaitan dalam suatu jaringan rantai pertambahan nilai produksi. Di dalam klaster tersebut terdapat simpul-simpul lembaga Litbang dan perguruan tinggi yang menjadi pemasok teknologi dan industri penunjang yang menyediakan produk-produk penunjang,

seperti mesin perkakas atau produk lain yang diperlukan.

Lanjut Utama, Pusat Inovasi UMKM ini akan melakukan mapping pasar, kebutuhan teknologi, serta potensi yang kita miliki untuk dapat menjawab tantangan dilapangan. Dengan lembaga ini, para pengusaha UMKM akan banyak diberi dukungan, antara lain dalam meningkatkan inovasi teknologi agar produknya memiliki daya saing. Juga akan dibantu akses pemasaran ke seluruh dunia, misalnya, melalui internet. Pusat Inovasi UMKM, setidaknya bisa menghilangkan kendala bottle neck yang selama ini dihadapi para UMKM Indonesia, terutama di bidang teknologi guna mengembangkan produk maupun pemasarannya.

Yang menarik, dalam seminar ini juga dihadirkan pembicara dari lembaga sejenis dari luar, yaitu dari ITRI (Industrial Technology Research Institute) Taiwan, yang menjadi semacam benchmark bagi Pusat Inovasi UMKM Indonesia. Direktur ITRI, Rern - Jier Jack Shou dalam seminar ini share pengalaman mengenai pengembangan pusat inovasi UMKM di Taiwan, sehingga Taiwan kini dikenal sangat maju industri UMKM-nya. Penekanan utama di dalam pengembangan UMKM, kata Rern -Jier adalah penguatan teknologi. Karena jelas Rehn -Jier, UKM intinya akan lebih berkembang jika mereka memanfaatkan teknologi, seperti yang dilakukan di negara-negara maju. Saat ini, sebagian besar UMKM di Taiwan sudah memanfaatkan teknologi untuk mendukung bisnisnya. n YS

Seminar Nasional Pengembangan UMKM Inovatif

Mendongkrak UKM dengan Pusat InovasiSaat krisis moneter melanda Indonesia tahun 1998, salah satu sektor usaha yang tetap bisa tumbuh di Tanah Air adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM ini pulalah yang mampu menggerakkan kembali

pertumbuhan ekonomi Indonesia kala itu. Tak heran, kalau saat ini pemerintah Indonesia kembali melirik UMKM sebagai salah satu solusi mujarab dalam menangani imbas krisis Amerika yang masih berlangsung.

Page 45: Edisi 25/09

45Sharing edisi Januari 2009

Bank umum syariah (BUS) terbesar di Indonesia ini memberikan stimulan untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia. Bentuknya, penghargaan (awards) untuk UMKM maupun BPRS dan lembaga keuangan mikro yang selama ini bermitra dengan BSM dalam menyalurkan pembiayaan.

Raut wajah Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam tampak berseri. Ia tidak menampik ketika Direktur Utama Bank Syariah Mandiri (BSM) Yuslam Fauzi mengajaknya bernyanyi di hadapan ratusan undangan yang hadir pada BSM SMME Awards 2008, 27 November lalu.

“Salut kami untuk BSM disampaikan mewakili Pak Menteri (Suryadharma Ali—red). Semoga bank lain mengikuti jejaknya. Dengan adanya penghargaan ini akan memacu UMKM untuk terus berinovasi dalam mengembangkan sektor rill,” sambut Agus pada malam itu. Antara BSM dan Kemenkop UMKM memang telah

terjalin kerjasama, penyaluran pembiayaan dalam berbagai metode.

Tren Pembiayaan UKM yang Terus NaikLebih dari sekadar menyalurkan pembiayaan, baik nasabah, BPRS, maupun lembaga keuangan mikro yang terlibat di dalam penyaluran ini dinilai dan diberi penghargaan oleh BSM.

Bagi Yuslam Fauzi, bisnis banknya memang akan banyak mengarah ke sektor riil, terutama UKM di masa depan. Tujuan ini, meski belum tercapai semuanya, sudah mulai terlihat hasilnya dengan tren peningkatan pembiayaan UMKM oleh BSM sejak 2005. ”Pada 2005, posisi pembiayaan UMKM mencapai Rp2,21 triliun yang kemudian naik menjadi Rp3,26 triliun pada 2006. Pada 2007, naik lagi menjadi Rp4,83 triliun dan hingga 31 Oktober tahun 2008 telah mencapai Rp7,72 trliun,” terang Yuslam dalam kesempatan yang sama.

Maka, ditegaskan Yuslam, BSM SMME Award 2008 merupakan salah satu misi BSM dalam

mendorong pertumbuhan UMKM.

Jawara UKM dari BSMBSM SMME Awards 2008 adalah yang pertama dilakukan dan akan dijadikan salah satu agenda tahunan bank syariah ini. Pada award pertama ini, delapan UMKM mendapatkan penghargaan

Ketua Dewan Juri BSM SMME Award 2008 Muhammad Syakir Sula menjelaskan, untuk mengikuti BSM SMME Award 2008, calon peserta harus memenuhi persyaratan di antaranya: menjadi debitur BSM minimal 3 tahun, memiliki

kolektibilitas lancar selama dua tahun terakhir di BSM, memiliki laporan keuangan periode tahun 2005, 2006 dan 2007, membukukan laba pada tahun buku 2006 dan 2007. Syarat lainnya, lembaga maupun individu pengurusnya tidak pernah menunggak selama dua tahun terakhir kepada BSM.

Penghargaan ini terlaksana atas kerjasama BSM, Kemenkop dan UKM, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

n IA

Stimulan untuk UKM dari BSMSeiring dengan rencana peningkatan porsi pembiayaannya kepada UMKM, BSM

memberi stimulan berupa penghargaan.

”Ditegaskan Yuslam, BSM SMME Award 2008 merupakan salah satu misi BSM dalam mendorong pertumbuhan UMKM”.

Kategori PemenangBPRS Harta Insan Karimah, BekasiBMT/ KJKS Bina Ummat Sejahtera, SemarangSektor Riil Mikro Drs . Edi Sukarjono, AP TangerangSektor Riil Kecil KJP Cipta Prima Sejahtera, BanjarmasinSektor Riil Menengah Yayasan Dian Cipta Cendika Bandar LampungKopkar BUMN/BUMD Kopegtel Dinasti, JakartaKopkar TNI/POLRI/PNS KPN Bina Warga SMP Negeri 6, SamarindaKopkar Swasta Kopkar Tungkal Agrowijana, Jambi

Para Pemenang BSM SMME Awards 2008

Page 46: Edisi 25/09

46 Sharing edisi Januari 2009

Peristiwa

Masih memiliki dana cukup dan ingin

mendiversifikasi portofolio investasi secara syariah? Ada baiknya melihat produk yang

bakal terbit bulan depan. Sukuk ritel namanya. Memiliki tenor tiga tahun, sukuk ini dapat dibeli oleh perorangan.

Tahun ini, pemerintah Indonesia memenuhi janjinya untuk menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel atau yang lebih dikenal dengan sukuk ritel Indonesia. Sebelumnya pemerintah menunda keputusan menerbitkan sukuk global atau sukuk dalam denominasi dolar AS menunggu kondisi pasar keuangan dunia stabil. Hal ini terkait krisis finansial dunia yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar pun berfluktuasi.

Sukuk ritel adalah sukuk yang bisa dibeli secara ritel oleh individu atau perorangan. Menjual surat utang kepada

perorangan di Indonesia saat ini dianggap lebih stabil karena saat krisis keuangan global seperti saat ini maka investor individual adalah yang terbaik.Untuk sukuk ritel pertama di Indonesia ini setiap unit dijual dengan harga Rp 1 juta dengan pembelian minimal lima unit.

Ini sama dengan pembelian obligasi ritel Indonesia (ORI).Kali ini pemerintah sebagaimana dituturkan Dirjen Pengelolaan Utang Negara Rahmat Waluyanto, tak mematok berapa akan menjual sukuk ritel. Dia berujar, “Itu tergantung dari seberapa banyak yang bisa diserap oleh para agen.’’ Dia melanjutkan bahwa tujuan penerbitan sukuk ritel adalah untuk diversifikasi instrumen pembiayaan dan mengembangkan pasar Sukuk di Indonesia.

Penerbitan sukuk ritel ini memang merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencari pembiayaan untuk menutupi defisit APBN 2009. Selain itu penerbitan sukuk ritel juga untuk meramaikan pasar sukuk di Indonesia.

Tahun lalu, pemerintah menerbitkan sukuk perdana dalam denominasi rupiah dengan nilai total Rp 4,6 triliun. Emisi sukuk perdana kala itu laris bak kacang goreng karena pada periode book building terjadi oversubscribed 1,6 kali. Dari target Rp 5 triliun, total bid

yang masuk ketika itu mencapai Rp 8,070 triliun. Seri sukuk perdana ini adalah IFR 001 untuk tenor tujuh tahun dan IFR 002 untuk tenor sepuluh tahun. Adapun yieldnya sukuk dengan akad ijarah dan underlying asset berupa gedung dan tanah milik Depkeu senilai Rp 18,8 triliun ini setara 11,8 persen per tahun untuk sukuk tenor tujuh tahun dan 11,9

Saat kondisi krisis finansial, maka menjual sukuk kepada investor ritel dianggap lebih aman. Pemerintah akan menggunakan dana sukuk ritel untuk menutup defisit anggaran 2009.

Sukuk Ritel

Instrumen Investasi Baru Bagi Individu

M

Page 47: Edisi 25/09

47Sharing edisi Januari 2009

Peristiwa

persen untuk sukuk tenor sepuluh tahun.

Sukses dengan sukuk bertenor panjang, maka pemerintah saat itu langsung mengungkap rencana untuk menerbitkan sukuk ritel. Seharusnya sukuk denominasi dolar terbit lebih dahulu. Namun terbentur krisis keuangan global. Alhasil sukuk ritel didahulukan.

Masa Penawaran

Awal Desember 2008, pemerintah sudah mengumumkan 13 agen penjual sukuk ritel perdana ini. Agen-agen penjual tersebut adalah Danareksa Sekuritas, Trimegah Securities, CIMB-GK Securities Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Citi Bank NA, The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Ltd, dan Bank Internasional lndonesia. Selain itu juga ditetapkan, Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Reliance Securities, Anugerah Securindo Indah, Bahana Securities, dan BNI Securities.

Jika hingga 31 Desember 2009 tidak ada yang menyanggah, maka para agen mulai memasarkan sukuk ritel pada 6-20 Februari 2009. Adapun penerbitannya dilakukan pada 25 Februari 2009.

”Para agen memasuki masa sanggah hingga 31 Desember 2008. Jika tidak ada yang protes atas penetapannya sebagai agen penjual, mereka tinggal menandatangani perjanjian dengan pemerintah,” ujar Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto,

Senin (22/12) di Jakarta.Selain menetapkan agen penjual, Depkeu juga menetapkan Marsinih Martoatmodjo Iskandar Kusdihardjo Law Office sebagai calon konsultan hukum penerbitan sukuk ritel perdana.Rahmat juga mengungkap bahwa untuk sukuk ritel ini tak ada target penjualan. ’’Berapapun yang masuk akan kami beli,’’ kata dia. Dia mengungkap

dari nilai barang yang menjadi underlying aset masih tersisa Rp 13 triliun setelah dijaminkan untuk sukuk edisi perdana IFR 001 dan IFR 002.

Bank Kurang Tertarik

Pada pertengahan Desember 2008 itu Rahmat juga mengungkap minimnya minat bank untuk menjadi agen penjual sukuk. Dia menduga ada kekhawatiran para bankir bahwa dana deposito di bank akan lari ke sukuk ritel. Jika begitu bank akan kesulitan likuiditas. Apalagi dalam kondisi krisis.

“Kebanyakan dari bank masih mengkhawatirkan kondisi likuiditasnya. Kekhawatiran yang tidak mendasar,” tandas Rahmat. Rahmat mengungkap, dirinya tidak gegabah dalam hal likuiditas ini. Dia mengaku pernah berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk melakukan stress test terhadap kondisi likuiditas perbankan terkait berkurangnya deposito. “Ternyata, kondisi sektor perbankan yang sebetulnya secara aggregate masih over liquid masih bisa bertahan jika depositonya berkurang sampai dengan Rp 75 triliun. Padahal size sukuk ritel tidak sampai sebanyak itu,” jelasnya. Memang pada tahap seleksi agen penjual sukuk ritel, telah ditetapkan 13 calon agen penjual dan dari 13 calon tersebut hanya ada 5 bank yaitu Bank Mandiri, Citi Bank, HSBC, BII dan satu bank syariah yaitu Bank Syariah Mandiri. Sedangkan delapan sisanya adalah perusahaan sekuritas. Meskipun begitu, Rahmat tetap optimis sukuk ritel akan diminati masyarakat karena pemerintah menjanjikan imbal hasil yang lebih baik untuk sukuk ritel dibandingkan deposito. “Berapa pun jumlah sukuk yang dibeli seluruhnya dijamin 100% oleh pemerintah,” ujarnya.

Dan awal Februari 2009, Depkeu akan menyosialiasikan penerbitan sukuk ini ke seluruh pelosok Indonesia. Dengan sosialisasi ini diharap minat untuk membeli sukuk ritel juga cukup tinggi.

n YN

“ Harga sukuk per unit Rp 1 juta dan pembelian minimal lima unit.

Page 48: Edisi 25/09

48 Sharing edisi Januari 2009

Peristiwa

“Tidak usah khawatir, BI mendukung ekonomi syariah,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono dalam sambutannya saat Peresmian Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) 2008-2011, 23 Desember 2008. Boediono menambahkan, ini setidaknya dibuktikan dengan masuknya dua pejabat tinggi BI dalam susunan Pengurus MES periode ini. Mereka adalah Deputi Gubernur BI Siti Calimah Fadjrijah (Wakil Ketua Dewan Penasehat) dan Deputi Gubernur BI Muliaman D. Hadad (Ketua Umum).

Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) memiliki kepengurusan baru. Bertempat di Gedung Chandra Kompleks Bank Indonesia (BI), Ketua MUI KH. Ma’ruf Amin memandu pembacaan sumpah Pengurus MES 2008-2011. Disaksikan para mantan dan pejabat aktif, di antaranya Dirjen Pengelolaan Kekayaan Negara Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto, Gubernur BI Boediono, Mantan Menteri Koperasi Adi Sasono, Mantan Menneg BUMN Sugiharto, dan Mantan Direktur Utama Jamsostek Iwan Pontjowinoto. n IA

Pengurus Pusat MES Dilantik

PT Tribuwana Cahya Ananta (Majalah Sharing) mengucapkan selamat dan sukses atas terpilih dan dilantiknya Pengurus Pusat MES 2008-2011.

Semoga MES dan Sharing bisa terus bersinergi menumbuhkembangkan ekonomi dan bisnis syariah di Indonesia.

Pengurus MES periode 2008-2011 diambil sumpahnya oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Ma’ruf Amin

Dua selebritas menjadi Pengurus MES, Marissa Haque dan Ratih Sanggarwati. Di tengah-tengah duduk Gunawan Yasni. Tiga orang ini menjadi pemandu acara peresmian.

Para tokoh masyarakat dan pejabat menghadiri peresmian Pengurus MES. Tampak (ki-ka): Adi Sasono, Sofyan Jalil, Boediono, Muliaman D. Hadad, KH. Ma’ruf Amin, Aries Mufti, dan Iwan Pontjowinoto

Penyanyi Gita Gutawa melantunkan lagu-lagu bernuansa Islami di sela-sela peresmian Pengurus MES

Para tokoh ekonomi syariah Indonesia menyaksikan pengambilan sumpah Pengurus MES. Tampak (ki-ka): Adi Sasono, Sugiharto, Ma’ruf Amin, Iwan Pontjowinoto, dan Aries Mufti.

Page 49: Edisi 25/09

49Sharing edisi Januari 2009

Wisata

India boleh jadi negara dengan mayoritas penduduk beragama Hindu. Tapi jangan salah anggapan bahwa di negara ini tak ada jejak Islam. India bahkan

mencatat pernah hadir kerajaan Islam yang sempat jaya di bumi Mahmohan Singh. Namanya kerajaan Islam Mughal.

Hingga kini, banyak rekam jejak kerajaan Islam Mughal di negara yang berbentuk semenanjung ini. Menjejakkan kaki di Old Delhi, kita bisa melihat tempat yang beken disebut Red Port. Inilah bangunan di mana hampir semua ornamen dibuat dari batu bata berwarna merah alami.

Orang India menyebutnya Lal Qila (benteng merah). Benteng

merah ini memiliki multifungsi yaitu sebagai istana raja yang merangkap pusat militer dibangun oleh Syahjehanabad. Bekas-bekas kejayaan pemerintahannya masih terlihat sampai sekarang karena pemerintah India menganggarkan dana yang cukup besar untuk memelihara dan melestarikannya.

Di tempat ini pengunjung bisa melihat sisa alat-alat perang, perabot rumah tangga mulai dari furniture, alat-alat masak, sampai tempat tidur sang raja. Di belakang bagian belakang terdapat musolla, kolam renang dan taman-taman untuk beristirahat keluarga raja.

Sekitar dua kilometer di depannya, berseberangan dengan jalan Old Delhi, Syahjehanabad

juga membangun masjid besar, yang bernama Jama Masjid. Masjid Jama sangat ramai dikunjungi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Masjid ini masih dilestarikan dan digunakan oleh kaum Muslimin India untuk shalat sehari-hari dan perayaan-perayaan hari besar Islam. Masjid ini terdiri dari dua lantai. Namun sayang, kebersihannya kurang terjaga sehingga kotoran burung merpati terlihat di mana-mana. Namun demikian mesjid ini tetap menarik untuk dikunjungi.

Pusat Jamaat Tabligh

Puas berkunjung di Old Delhi, kita bisa menuju New Delhi. Jika sempat, luangkan waktu ke Nizamuddin. Inilah tujuan wisata rohani banyak Muslim

dari dunia. Di New Delhi ada dua wilayah Muslim (muslim areas). Yang pertama adalah Okhla yang mempunyai sebuah perguruan tinggi Islam Nasional yang bernama Jamia Millia Islamia, yang didirikan oleh Dr. Zakir Husen, mantan Presiden India yang kedua. Dan yang kedua adalah Nizamuddin.

Di Nizamuddin ini terdapat dua tempat ziarah, yaitu Masjid Pusat Jamaah Tabligh yang didirikan oleh Syekh Ilyas dan makam Nizamuddin Aulia. Pusat Jamaah Tabligh ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan asing, terutama oleh anggota-anggota jamaah Tabligh dari seluruh penjuru dunia. Merupakan kebanggaan tersendiri jika mereka (anggota jamaah Tabligh)

Melacak Sejarah Islam India

India memiliki banyak bangunan warisan kerajaan Islam. Hingga kini ke India juga pengikut jamaat Tabligh menuju untuk berziarah. Padahal India juga menyimpan universitas dan lembaga pendidikan Islam terkemuka.

I

Page 50: Edisi 25/09

50 Sharing edisi Januari 2009

Wisata

dapat berziarah ke tempat ini karena dari sinilah awalnya dakwah Syeh Ilyas dibangun dan dikembangkan. Begitu juga makam Nizamuddin Aulia (terletak dua ratus meter dari Pusat Jamaah Tabligh) sangat ramai dikunjungi peziarah karena almarhum dianggap sebagai salah satu wali Allah dan melalui dirinya 40 ribu muallaf yang berasal dari kaum Hindu masuk Islam.

Masih berdekatan dengan New Delhi ada obyek wisata yang disebut Qutub Minar, yang dibangun oleh Qutbuddin Aibak. Menara yang tersusun dari bata-bata merah ini mempunyai dua fungsi. Tinggi menara ini sekitar 300 meter. Selain untuk mengenang kejayaan-kejayaan yang pernah diraih sang raja, menara juga berfungsi untuk mengumandang azan menjelang salat-salat lima waktu. Arsitektur

menara ini sangat indah dan menarik dan masih terlihat kokoh dan gagah sampai sekarang ini.

Taj Mahal

Puas di New Delhi, kita bisa menuju Agra. Salah satu bangunan wisata terkenal di sini adalah Taj Mahal. Selain itu ada Agra Fort dan Moti Mesjid. Agra dijadikan ibukota negara selama pemerintahan Moghul. Sikandar Lodi menjadikannya capital city pada tahun 1501, dan menjadi sangat terkenal pada masa Akbar berkuasa. Di kota ini Akbar membangun Agra Ford, dan Shahjehan membangun Taj Mahal dan Moti Mesjid.

Taj Mahal merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Monumen kuburan ini di bangun oleh Shahjehan untuk mengenang kematian isterinya Mumtaz Mahal. Digambarkan bahwa

Masjid Jama

Dinding minar qutub

moinuddin chisti

Page 51: Edisi 25/09

51Sharing edisi Januari 2009

Wisata

Mumtaz Mahal adalah wanita yang sangat cantik dan raja ini begitu mencintainya. Saking cantiknya dia masih terlihat muda fresh meskipun sudah mempunyai anak 12 orang. Saat sang isteri wafat, dia mengabadikan jasadnya dengan cara diawetkan seperti mumi.

Bangunan ini terletak di pinggir sungai Yamuna, sungai suci kedua (The second sacred river) bagi orang India setelah Gangga, terbuat dari marmer-marmer pilihan yang diambil dari seluruh penjuru dunia dan dibagian depannya terdapat kolam renang yang kedua tepinya dipenuhi pepohonan yang hijau dan rindang.

Konon sang raja dalam membangun kolam ini terinspirasi oleh gambaran surga yang dibawahnya air mengalir seperti yang digambarkan Al-Qur’an. Untuk membangunnya memerlukan tenaga kerja lebih dari 20.000 orang dan selesai dalam rentang waktu 22 tahun.

Shahjehan dan istrinya dikubur di dalam Taj Mahal ini. Di tengah-tengah makam ini dibiarkan atapnya terbuka dan ketika bulan purnama datang melahirkan pandangan yang sangat indah akibat sinarnya yang memantul dari marmer-marmer nisan kuburan itu. Sayangnya setelah bangunan selesai, arsiteknya yang berasal dari Turki dibunuh agar Taj Mahal ini tidak ada saingannya di dunia.

Masih berdekatan dengan Taj Mahal pengunjung bisa melihat Agra Fort dan Moti Mesjid. Disini terlihat adanya kesatuan yang harmonis antara pusat kesatuan yang dilambangkan oleh Agra Fort dengan pusat rohani yang dilambangkan oleh Moti Mesjid.

Sekitar 40 Km dari Agra terdapat obyek wisata lain yang menarik, bernama Fatehpur Sikri. Kota ini dibangun oleh Akbar antara 1570 dan 1586,

dengan desain dan arsitektur yang sangat megah. Sayangnya, tempat ini belum sempurna betul seperti yang diinginkan oleh Akbar hingga kota ini disebut Akbar’s unfulfilled dream (impian Akbar yang belum tercapai). Bangunan-bangunan penting yang ada di Fatehpur Sikri ini ialah Masjid Dargah, Istana Jodha Bai, Birbal Bhavan, Panch Mahal, Ankh Micholi dan Rarawan Serai.

Tempat wisata rohani yang menarik terdapat juga di Ajmer. Ajmer adalah kota yang

terkenal di wilayah Rajasthan. Kota ini dibangun oleh Ajai Pal dan ketika Akbar berkuasa dijadikannya kota ini bagian dari wilayah kekuasaannya. Di Ajmer ini terdapat makam wali Allah yang bernama Moinuddin Chisti dan setiap tahun diadakan haul (mengenang tahun wafatnya) yang disebut ”urs”, yang dihadiri oleh ratusan ribu umat Islam yang datang dari pelosok India dan dari luar India. Pengikut-pengikutnya yang fanatik kemudian menjadikan aliran tarekat yang bernama Tarekat Chistiyyah.

Kasymir juga menarik untuk dikunjungi karena di kota ini banyak obyek wisata yang menarik dan begitu indahnya tempat ini Babu mengatakan: ”if there is paradise upon this earth, it is here, it is here, it is here”. (Kalaulah di bumi ini ada surga pastilah Kasmir tempatnya). Raja-raja Moghul

membuat taman-taman yang indah dan menanam pohon-pohon yang rindang di tempat ini. Obyek wisata di tempat ini antara lain Danau Dal, Rumah Di Atas Perahu, dan lain sebagainya.

Kota Pendidikan Islam

Selain itu pengunjung juga bisa mendatangi kota-kota pendidikan Islam seperti Aligarh, Deoband dan Lucknow. Aligarh adalah kampus pendidikan Islam modern yang

didirikan oleh Sayyid Ahmad Khan. Kampus ini mempunyai lahan kurang lebih 75 hektar dan disekeliling bangunannya ditanam pohon-pohon yang rindang, dan jasad Ahmad Khan dimakamkan di kampus ini bersama jasad para penerus Aligarh yang lainnya.

Di kota Deoband terdapat pusat pendidikan Islam klasik yang bernama Darul Ulum, didirikan oleh Muhammad Qosim Nanautawi. Perguruan Islam tradisional ini sangat menonjol dengan mata pelajaran Islam klasiknya, seperti nahwu-shorof, fikih, tauhid, hadis dan ulumul hadis, hingga ia dijuluki Azhariyyatul Hind (Al Azharnya India). Banyak tokoh hadis kenamaan India lahir dari perguruan ini seperti Mahmud Deoband, Syekh Anwar Al-Kasymiri, Asyraf Ali Tahanawi, Muhammad al-A’dhomiy, dan

lain sebagainya.Sedangkan Lucknow terkenal dengan pusat pendidikan Islam dan bahasa Arab Fushahnya, perguruan dirintis oleh An-Nu’maniy, dan diteruskan oleh almarhum Syekh Abul Hasan An-Nadwiy. Ulama-ulama India yang mahir bahasa Arabnya dan menguasai sejarah Islam secara komplit biasanya alumni dari perguruan ini. Meskipun para pendirinya dan perintisnya sudah wafat seperti Abul Hasan An-Nadwiy, ciri khas dan karakteristik perguruan ini tetap dipertahankan.

Banyak ahli sejarah lahir dari sini antara Abul Hayya An-Nadwiy, ayahnya Abul Hasan An-Nadwiy. Beliau mengarang buku sejarah muslim India yang sangat monumental berjudul Nuzhatul Khawatir, terdiri dari 8 jilid.

Di Saharanpur juga terdapat perguruan Islam yang bernama Mazhahirul Ulum, yang juga melahirkan banyak ulama dan tokoh hadis seperti Mubarokpuri, yang menulis Syarah Jami Turmudziy dengan judul Tuhfatul Ahwadziy. Di perguruan ini terdapat satu-satunya ulama di dunia yang hapal kutubussittah (kitab hadis standar yang enam) bernama Maulana Yunus.

(Masykur Hakim adalah dosen UIN Syahid Jakarta dan Alumni Jamia Millia Islamia, New Delhi, India).

fatehpur sikr Lal qila

Page 52: Edisi 25/09

52 Sharing edisi Januari 2009

Bisnis

Berawal dengan modal sebesar Rp 1 juta, kini (per November 2008) aset BMT (Baitul

Maal wat Tamwil) Beringharjo sudah mencapai Rp 28 miliar. Jangan heran bahwa BMT yang satu ini punya delapan cabang termasuk di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Sejak awal, BMT yang pertama berdiri di Yogyakarta ini fokus kepada kaum dhuafa, masyarakat kecil di sekitar pasar Beringharjo. Kini, setelah besar

pun BMT Beringharjo tak akan meninggalkan para ‘si kecil’ itu. Sebab mereka bisa besar karena ‘si kecil’.

Tepat 31 Desember 2008, BMT

Beringharjo berusia 14 tahun. Dan pada 27 Desember 2008 pengelola BMT menggelar berbagai acara mulai training motivasi oleh Jamil Azzaini, dan kampanye ekonomi syariah Ustadz Wijayanto dan berbagi rasa dengan memberikan hadiah kepada 1.000 orang anggota. Aset Rp 28 miliar itu disumbang dari total delapan cabang. Rp 23 miliar atau aset terbesar dikumpulkan dari tiga cabang BMT Beringharjo di Yogyakarta. Sisanya atau Rp 5 miliar disumbang lima cabang di Jatim dan Jabar.

BMT yang kini dibantu oleh 110 karyawan dengan 75 persen sarjana itu membuka kantor pertamanya di Pasar Beringharjo, Jl Malioboro dan Jl Kauman. Kemudian dari Yogya

pengelola BMT melirik daerah lain yakni di Ponorogo, Kediri, Caruban, dan Madiun di Jawa Timur. Sedang satu lagi hadir di Pasar Kebun Jati Bandung Jawa Barat.

Kini kantor BMT Beringharjo berpusat di Jl Ring Road Barat Gamping Sleman Yogyakarta. Kantor ini diresmikan oleh Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X pada 19 Juli lalu.

BMT Beringharjo tidak besar mendadak. Mulanya visi

para aktivis yang peduli pada pemberdayaan masyarakat ekonomi kecil dalam melawan kegiatan para rentenir. Mereka bertekad agar para pedagang pasar, tukang becak, buruh

Dana yang mereka kumpulkan itu pada akhirnya bermanfaat dan bisa untuk membantu saudara, kerabat dan teman mereka yang ada di Indonesia,” kata ibu tiga anak ini.

BMT Beringharjo Besar karena ‘si Kecil’

Di BMT ini para TKI di Hongkong ikut berkiprah menanamkan modal. Dengan delapan cabang, BMT Beringharjo tetap fokus melayani pedagang kecil.

B

Page 53: Edisi 25/09

53Sharing edisi Januari 2009

Bisnis

gendong dan berbagai sektor informal yang ada di kota Yogyakarta bebas dari jeratan bunga berbunga yang ditawarkan rentenir.

Kebetulan para aktivis itu mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan latihan Manajemen Zakat, Infak dan Sedekah dari BPRS Amanah Ummah di Leuwiliyang Bogor. Itu pada 1994. Kemudian digelar lagi diklat serupa di Semarang Jawa Tengah yang menjadi tonggak awal terbentuknya Forum Ekonomi Syariah (FES). Kedua diklat itu diprakarasai Dompet Dhuafa Republika. Satu lagi diklat digelar di Yogyakarta pada Januari 1995. Di sini, peserta diberi kesempatan magang dan juga kesempatan mendirikan BMT dengan modal dari Dompet Dhuafa. Mursida Rambe dan Ninawati adalah dua peserta yang kemudian menjadi penggagas berdirinya BMT Beringharjo usai magang di BPRS Margi Rizki Bahagia di Bantul Yogyakarta. Keduanya melakukan survey dan riset pasar. Lalu mereka memilih serambi Masjid Muttaqien Pasar Beringharjo sebagai awal BMT.

“Kami peduli pada gerakan ekonomi Islam. Pedagang kecil ini sulit mengakses modal,’’ ujar Direktur BMT Beringharjo Mursida Rambe saat ditemui Sharing di ruang kerjanya.Ketika masuk Beringharjo, menurut Mursida sudah ada dua bank yakni BRI dan BPD Yogyakarta ditambah satu koperasi pasar. Tetap saja kehadiran ketiga lembaga itu sulit diakses oleh pedagang pasar. Mereka lagi-lagi terjerat rentenir dengan membayar bunga 10-30 persen yang dibayar per hari.

Perjuangan Berat.Tak mudah memperkenalkan sistem ekonomi syariah kepada masyarakat. Semua awam saat itu. Aktivis ini tidak langsung masuk ke pasar melainkan jamaah Masjid

Muttaqien. Dengan mengobrol santai, materi ekonomi bebas riba diperkenalkan kepada masyarakat. Baru kemudian mereka masuk ke pasar dengan menggandeng pengajian pedagang pasar bernama Dewi Khadijah.

‘’Jangankan pedagang kecil, dosen atau orang berpendidikan pun tak paham apa itu BMT. Pokoknya lima tahun pertama kita ibarat nangis darah,’’ kata Mursida. Ibarat berjualan, kata dia, BMT tidak laku. Tapi para pengurus tidak putus asa. Mereka yakin Allah akan menolong niat baik mereka.Perlahan tapi pasti kiprah aktivis ini berbuah. Dengan mengedepankan bahwa ekonomi Islam itu adil, dan bebas riba para pedagang mulai terbujuk. “Awalnya, kita beri dengan akad qordul hasan (pembiayaan kebijakan atau pembiayaan tanpa margin) sebesar Rp 25 ribu dan kembali juga sebesar Rp 25 ribu. Kecuali mereka mau menambah dalam bentuk infaq yang tidak kita tentukan jumlah. Dari infaq yang mereka berikan, kita tanamkan bahwa uang tersebut bisa digunakan untuk membantu sesama teman mereka. Kita tetap selektif dalam memberikan pembiayaan ini, kita pilih yang rajin sholat dan ulet dalam bekerja,” papar Mursida.

Sistem bagi hasil yang mereka terapkan akhirnya bisa diterima oleh pedagang. Para pedagang juga diperlakukan sebagai saudara, didengar keluhan dan dicarikan penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Pendekatan secara kemanusiaan ini perlahan-lahan membuat kepercayaan para

pedagang tumbuh. Ada pengajian khusus juga yang diselingi pelatihan motivasi.Kini sebagian pedagang informal di Pasar Beringharjo dan Malioboro sudah dirangkul. Tak Cuma itu paguyuban pengemudi becak dan buruh gendong pun masuk. Bagi pengemudi becak ada pembiayaan renovasi dengan anggaran Rp 300 ribu dan dicicil Rp 10 ribu per pekan. Juga ada pembiayaan pembelian becak bekas dengan plafon Rp 600 ribu yang juga dicicil Rp 10.000 tiap minggu. Para pengambil pembiayaan ini diharuskan berinfak dengan besaran tidak ditentukan.

ATM KonvensionalSekarang banyak bank konvensional bermunculan merangkul pedagang kecil. Namun para pedagang tetap terikat dengan BMT Beringharjo. Ketiadaan ATM bukan jadi kendala karena pedagang juga belum ramah teknologi. ‘’Tapi kami juga punya ATM lho,’’ kata Mursidah tersenyum.“Istilah ATM di kita, Angkat Telepon Moro (angkat telepon datang). Jadi kalau ada anggota yang membutuhkan dana atau mau

menempatkan dananya, mereka tinggal angkat telepon dan AO (account officer) kita yang akan datang,” ujar Mursida tersenyum.

Gandeng TKIMursida juga pernah memberikan training di Hongkong kepada para tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan rekomendasi Dompet Dhuafa. Dari dua kali pertemuan di Hongkong terungkap para TKI itu punya penghasilan cukup besar dan bingung hendak ditempatkan dimana hasil kerja mereka itu.

Mursida memberikan wawasan kepada mereka agar dana tesebut ditempatkan di BMT sebagai penyertaan modal. Gayung bersambut, para TKI ini tidak keberatan. Dari dana yang terkumpul dari para TKI, dibukalah beberapa cabang di Jawa Timur, yang notabene adalah tempat para TKI tersebut berasal. Satu orang TKI, menyertakan modal Rp 10 – 30 juta. Ditambah modal dari tokoh masyarakat setempat, akhirnya terkumpul modal untuk membuka BMT, yakni sebesar Rp 250 juta.

“Dana yang mereka kumpulkan itu pada akhirnya bermanfaat dan bisa untuk membantu saudara, kerabat dan teman mereka yang ada di Indonesia,” kata ibu tiga anak ini. nSM

Page 54: Edisi 25/09

54 Sharing edisi Januari 2009

Bisnis

Captive market first, ini yang dilakukan PT Amanah Finance untuk bersaing di rimba bisnis multifinance negeri ini. Caranya adalah

dengan mengambil sekitar 30% atau 200-an kendaraan untuk dibiayai dari sekitar 700-an penjualan mobil Toyota oleh PT Hadji Kalla selaku main dealer PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk Indonesia Timur.

“SKP Indent saja masih 2500-an per September lalu. Biasanya dua-

tiga bulan kemudian baru turun barangnya dan ini pasar untuk kami,” ujar Direktur PT Amanah Finance, Adnan Bintang kepada Sharing di kantornya, akhir Oktober lalu. Yang dimaksud Adnan adalah, yang memesan mobil Toyota berbagai jenis di Indonesia Timur via PT Hadji Kalla tapi belum mendapatkan pesanannya (indent). Rata-rata, sebut Adnan, pembelian dengan cara indent di PT Hadji Kalla per bulannya adalah 2500-an mobil.

Dengan begitu, minimal untuk dua-tiga bulan ke depan, Amanah sudah memiliki calon nasabah. Karena, jaringan yang melekat di seluruh branch (25 buah) PT Hadji Kalla di Indonesia Timur dan enam cabang Amanah sendiri, juga di Indonesia Timur.

Mengapa Indonesia Timur? Adnan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Timur Indonesia terus menunjukkan tren meningkat. Persaingan antarmultifinance juga belum jenuh seperti di Indonesia Barat. Untuk pembiayaan secara syariah, Adnan malah melihat pasarnya akan sesuai dengan budaya Islam yang kuat di beberapa wilayah Timur Indonesia, seperti di Sulawesi, terutama Makassar. “Masih ada fanatisme Islam di Indonesia Timur walaupun tidak seluruhnya, tapi cocok dengan pembiayaan syariah”, ungkap Adnan.

Oleh karenanya, tak heran jika

Antisipasi Risiko Pasar ala AmanahDari total penjualan

mobil Toyota PT Hadji Kalla di Indonesia Timur

30%-nya dibiayai oleh multifinance syariah

pertama di Indonesia.

Amanah memiliki cabang utama di Kota Makassar sebagai salah satu pusat ekonomi Indonesia Timur. Lima cabang lainnya berdiri di Sulawesi Tenggara, Kendari, Palu, Gorontalo, dan Manado.

Pembiayaan Ritel yang AmanAmanah adalah satu dari dua multifinance full syariah di Indonesia. Satunya lagi adalah PT Al Ijarah Finance Indonesia. Dibanding Al Ijarah, Amanah lebih dulu lahir, yaitu pada 17 Juni 2005. Namun keduanya memiliki fokus bisnis yang berbeda.

Amanah fokus di pembiayaan ritel mobil Toyota. Pemilihan fokus seperti ini, jelas Adnan karena peluang yang terlihat jelas di depan mata adalah pembiayaan mobil, terutama yang dijual oleh PT Hadji Kalla. Kerjasama antara Amanah dan PT Hadji Kalla ini adalah salah satu cara mengantisipasi risiko pasar bisnis pembiayaan. Dari 30% pangsa pasar Amanah terhadap penjualan mobil PT Hadji Kalla, klaim Adnan sebenarnya Amanah mampu lebih dari itu. “Kami sebenarnya mampu antara 50-60%, tapi 30% saja terkadang masih kurang karena keterbatasan likuiditas bank-bank syariah”, terang Adnan. Untuk melakukan pembiayaan, Amanah memang melakukan joint financing dengan bank syariah seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BNI Syariah, dan Bank Bukopin Syariah. Untungnya joint financing, risiko terbagi di kedua belah pihak.

Soal joint financing ini, Adnan pun memberi ilustrasi. Misal, harga beli satu mobil Toyota ke PT Hadji Kalla adalah Rp110 Juta. Amanah menyediakan Rp50 juta dan bank syariah Rp60 juta (tergantung kesepakatan). Dengan akad murabahah, nasabah membeli dengan mencicil kepada Amanah dengan margin (berdasar kesepakatan juga), sebesar Rp10 juta. Jadi harga total yang harus dibayar nasabah adalah Rp120

juta.

Berdasar kesepakatan dengan bank, margin yang diperoleh dibagi hasilkan sesuai persentase penyertaan modal masing-masing pihak.

Untuk pembiayaan motor, Adnan mengatakan hanya melayani pembiayaan kolektif kepada korporasi. “Kepada karyawan BUMN kami pernah layani”, kata Adnan. Ini juga karena Amanah tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur yang mumpuni untuk melayani pembiayaan sepeda motor secara ritel.

Dakwah dan Pembiayaan Syariah

Menjalankan bisnis pembiayaan syariah, bagi Amanah tidak hanya mencari untung, juga dakwah. Dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pembiayaan syariah, justru menjadi kesempatan bagi Account Officer (AO) untuk sosialisasi dan edukasi pembiayaan syariah kepada calon nasabah.

Adnan pun mengisahkan, tak jarang calon nasabah membandingkan margin yang ditawarkan Amanah dengan tingkat bunga multifinance konvensional. Biasanya orang datang ke Amanah menanyakan berapa bunga yang diambil? “Nanti dulu Pak, lalu kami jelaskan perbedaaan syariah dan konvensional plus benefitnya pembiayaan syariah”, ujar Adnan. Untuk itulah, menurut Adnan, di tiap branch PT Hadji Kalla yang melayani Pembelian, Servis, dan Perawatan (PSP), diperlukan kehadiran AO-AO Amanah. “Bisnis sekaligus sosialisasi, istilahnya dakwah”, tegas Adnan.

Amanah juga mengandalkan strategi layanan purna jual. Intinya, nasabah tidak hanya ditagih cicilannya tiap bulan setelah tandatangan kontrak pembiayaan, tapi dijalin hubungan interpersonal. Yang melakukan adalah para AO Amanah. Mereka menjalin silaturahmi dengan

tetap berhubungan via telepon, SMS, atau kunjungan. Saling mengunjungi, menurutnya adalah budaya yang lazim di Indonesia Timur. ”Misalnya di Bugis, budaya ini masih kuat,” kata Adnan.

Keuntungan strategi ini adalah, pertama Amanah akan lebih waspada terhadap potensi kredit macet nasabah, karena komunikasi ini. Kedua, mengirit biaya pemasaran. ”Dari kunjungan, nanti tumbuh customer life, akhirnya anggota keluarga mereka kalau mau beli mobil, lewat Amanah saja,” jelas Adnan tentang metode membangun kepercayaan nasabah yang diterapkannya.

Jika ada nasabah yang ingin melunasi pembiayaannya sebelum habis masa tenor, Amanah membuka peluang pengubahan margin menjadi lebih kecil daripada margin yang disepakati di awal pembiayaan. Juga jika ada repeat order atau, nasabah yang sudah pernah dibiayai, setelah lunas ia mengajukan lagi pembiayaan, juga diberikan margin spesial yang lebih rendah. Sesuai syariah juga, margin tidak ditentukan secara sepihak oleh Amanah, tapi atas kesepakatan bersama nasabah.

Hingga Oktober ini, sebut Adnan, Amanah telah membiayai 2000-an pembelian mobil Toyota ke PT Hadji Kalla. Pada 2007 sebanyak 1000-an, sedangkan pada 2006 hanya sekitar 500-an.n IA

C

Kami sebenarnya mampu antara 50-60%, tapi 30% saja terkadang masih kurang karena keterbatasan likuiditas bank-bank syariah”, terang Adnan”

Page 55: Edisi 25/09

55Sharing edisi Januari 2009

Bisnis

Captive market first, ini yang dilakukan PT Amanah Finance untuk bersaing di rimba bisnis multifinance negeri ini. Caranya adalah

dengan mengambil sekitar 30% atau 200-an kendaraan untuk dibiayai dari sekitar 700-an penjualan mobil Toyota oleh PT Hadji Kalla selaku main dealer PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk Indonesia Timur.

“SKP Indent saja masih 2500-an per September lalu. Biasanya dua-

tiga bulan kemudian baru turun barangnya dan ini pasar untuk kami,” ujar Direktur PT Amanah Finance, Adnan Bintang kepada Sharing di kantornya, akhir Oktober lalu. Yang dimaksud Adnan adalah, yang memesan mobil Toyota berbagai jenis di Indonesia Timur via PT Hadji Kalla tapi belum mendapatkan pesanannya (indent). Rata-rata, sebut Adnan, pembelian dengan cara indent di PT Hadji Kalla per bulannya adalah 2500-an mobil.

Dengan begitu, minimal untuk dua-tiga bulan ke depan, Amanah sudah memiliki calon nasabah. Karena, jaringan yang melekat di seluruh branch (25 buah) PT Hadji Kalla di Indonesia Timur dan enam cabang Amanah sendiri, juga di Indonesia Timur.

Mengapa Indonesia Timur? Adnan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Timur Indonesia terus menunjukkan tren meningkat. Persaingan antarmultifinance juga belum jenuh seperti di Indonesia Barat. Untuk pembiayaan secara syariah, Adnan malah melihat pasarnya akan sesuai dengan budaya Islam yang kuat di beberapa wilayah Timur Indonesia, seperti di Sulawesi, terutama Makassar. “Masih ada fanatisme Islam di Indonesia Timur walaupun tidak seluruhnya, tapi cocok dengan pembiayaan syariah”, ungkap Adnan.

Oleh karenanya, tak heran jika

Antisipasi Risiko Pasar ala AmanahDari total penjualan

mobil Toyota PT Hadji Kalla di Indonesia Timur

30%-nya dibiayai oleh multifinance syariah

pertama di Indonesia.

Amanah memiliki cabang utama di Kota Makassar sebagai salah satu pusat ekonomi Indonesia Timur. Lima cabang lainnya berdiri di Sulawesi Tenggara, Kendari, Palu, Gorontalo, dan Manado.

Pembiayaan Ritel yang AmanAmanah adalah satu dari dua multifinance full syariah di Indonesia. Satunya lagi adalah PT Al Ijarah Finance Indonesia. Dibanding Al Ijarah, Amanah lebih dulu lahir, yaitu pada 17 Juni 2005. Namun keduanya memiliki fokus bisnis yang berbeda.

Amanah fokus di pembiayaan ritel mobil Toyota. Pemilihan fokus seperti ini, jelas Adnan karena peluang yang terlihat jelas di depan mata adalah pembiayaan mobil, terutama yang dijual oleh PT Hadji Kalla. Kerjasama antara Amanah dan PT Hadji Kalla ini adalah salah satu cara mengantisipasi risiko pasar bisnis pembiayaan. Dari 30% pangsa pasar Amanah terhadap penjualan mobil PT Hadji Kalla, klaim Adnan sebenarnya Amanah mampu lebih dari itu. “Kami sebenarnya mampu antara 50-60%, tapi 30% saja terkadang masih kurang karena keterbatasan likuiditas bank-bank syariah”, terang Adnan. Untuk melakukan pembiayaan, Amanah memang melakukan joint financing dengan bank syariah seperti Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank BNI Syariah, dan Bank Bukopin Syariah. Untungnya joint financing, risiko terbagi di kedua belah pihak.

Soal joint financing ini, Adnan pun memberi ilustrasi. Misal, harga beli satu mobil Toyota ke PT Hadji Kalla adalah Rp110 Juta. Amanah menyediakan Rp50 juta dan bank syariah Rp60 juta (tergantung kesepakatan). Dengan akad murabahah, nasabah membeli dengan mencicil kepada Amanah dengan margin (berdasar kesepakatan juga), sebesar Rp10 juta. Jadi harga total yang harus dibayar nasabah adalah Rp120

juta.

Berdasar kesepakatan dengan bank, margin yang diperoleh dibagi hasilkan sesuai persentase penyertaan modal masing-masing pihak.

Untuk pembiayaan motor, Adnan mengatakan hanya melayani pembiayaan kolektif kepada korporasi. “Kepada karyawan BUMN kami pernah layani”, kata Adnan. Ini juga karena Amanah tidak memiliki sumber daya dan infrastruktur yang mumpuni untuk melayani pembiayaan sepeda motor secara ritel.

Dakwah dan Pembiayaan Syariah

Menjalankan bisnis pembiayaan syariah, bagi Amanah tidak hanya mencari untung, juga dakwah. Dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pembiayaan syariah, justru menjadi kesempatan bagi Account Officer (AO) untuk sosialisasi dan edukasi pembiayaan syariah kepada calon nasabah.

Adnan pun mengisahkan, tak jarang calon nasabah membandingkan margin yang ditawarkan Amanah dengan tingkat bunga multifinance konvensional. Biasanya orang datang ke Amanah menanyakan berapa bunga yang diambil? “Nanti dulu Pak, lalu kami jelaskan perbedaaan syariah dan konvensional plus benefitnya pembiayaan syariah”, ujar Adnan. Untuk itulah, menurut Adnan, di tiap branch PT Hadji Kalla yang melayani Pembelian, Servis, dan Perawatan (PSP), diperlukan kehadiran AO-AO Amanah. “Bisnis sekaligus sosialisasi, istilahnya dakwah”, tegas Adnan.

Amanah juga mengandalkan strategi layanan purna jual. Intinya, nasabah tidak hanya ditagih cicilannya tiap bulan setelah tandatangan kontrak pembiayaan, tapi dijalin hubungan interpersonal. Yang melakukan adalah para AO Amanah. Mereka menjalin silaturahmi dengan

tetap berhubungan via telepon, SMS, atau kunjungan. Saling mengunjungi, menurutnya adalah budaya yang lazim di Indonesia Timur. ”Misalnya di Bugis, budaya ini masih kuat,” kata Adnan.

Keuntungan strategi ini adalah, pertama Amanah akan lebih waspada terhadap potensi kredit macet nasabah, karena komunikasi ini. Kedua, mengirit biaya pemasaran. ”Dari kunjungan, nanti tumbuh customer life, akhirnya anggota keluarga mereka kalau mau beli mobil, lewat Amanah saja,” jelas Adnan tentang metode membangun kepercayaan nasabah yang diterapkannya.

Jika ada nasabah yang ingin melunasi pembiayaannya sebelum habis masa tenor, Amanah membuka peluang pengubahan margin menjadi lebih kecil daripada margin yang disepakati di awal pembiayaan. Juga jika ada repeat order atau, nasabah yang sudah pernah dibiayai, setelah lunas ia mengajukan lagi pembiayaan, juga diberikan margin spesial yang lebih rendah. Sesuai syariah juga, margin tidak ditentukan secara sepihak oleh Amanah, tapi atas kesepakatan bersama nasabah.

Hingga Oktober ini, sebut Adnan, Amanah telah membiayai 2000-an pembelian mobil Toyota ke PT Hadji Kalla. Pada 2007 sebanyak 1000-an, sedangkan pada 2006 hanya sekitar 500-an.n IA

C

Kami sebenarnya mampu antara 50-60%, tapi 30% saja terkadang masih kurang karena keterbatasan likuiditas bank-bank syariah”, terang Adnan”

Page 56: Edisi 25/09

56 Sharing edisi Januari 2009

Pendidikan

Orang-orang sukses itu terus bekerja keras, di saat orang-orang lain kebanyakan

sedang beristirahat...Agaknya pepatah di atas cukup pas untuk menggambarkan komitmen Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI), atau telah dikenal masyarakat dengan sebutan PPEI, sebuah lembaga pelatihan ekspor yang berada dibawah naungan Badan Pengembangan Ekspor

Nasional(BPEN)-Departemen Perdagangan. Ya, di saat kegiatan ekspor Indonesia ke negara-negara utama tujuan ekspor sedang lesu akibat keringnya likuiditas di negara-negara tersebut, namun PPEI sebagai lembaga training justru saat ini tengah sibuk dengan berbagai kegiatannya dalam rangka peningkatan kualitas dan

kuantitas SDM ekspor nasional.

”Penguatan ekspor harus terus diconcernkan, meski saat ini tengah ada krisis global,” demikian diungkapkan Kepala BBPPEI-Bambang Mulyatno saat ditemui Sharing di kantornya yang apik di bilangan Grogol, Jakarta. Pertimbangan Bambang memang masuk akal. Karena dengan terus concern mengembangkan potensi kualitas dan kuantitas di bidang ekspor kita, maka di saat nanti krisis global telah berlalu, dan

negara-negara tujuan ekspor itu ekonominya telah pulih kembali, maka kita bisa memetik hasil yang jauh berlipat, karena bidang ekspor kita di saat ekonomi pulih itu sudah menjadi jauh lebih kuat dan siap bersaing.

Salah satu kegiatan PPEI yang intensif saat ini adalah jalinan kerjasama mereka dengan CBI

(Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries) dari Belanda. Ini adalah badan pemerintah Belanda yang berfungsi untuk membantu impor dari negara-negara berkembang masuk pasar Uni Eropa (UE).

”Sudah sekitar satu setengah tahun, kami kerjasama dengan CBI. Ini untuk mendukung peningkatan ekspor Indonesia ke UE. Bentuknya tentang upaya peningkatan ekspor ke UE dengan pemahaman lebih

baik market trend, market acces requirement, market survey, dan tip serta trik dalam melakukan negosiasi serta pameran dagang internasional selama lima tahun ke depan. Dengan begitu, kita akan mempunyai daya saing yang lebih kompetitif saat memasuki pasar Uni Eropa,” jelas Bambang lagi.

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI)

Meski saat ini kegiatan ekspor sedang jauh menurun, akibat imbas dari krisis global, namun kegiatan penyiapan kualitas dan kuantitas bidang ekspor di Indonesia harus terus dilakukan dengan intensif. Krisis global akan berlalu sementara tantangan akan senantiasa menghadang, jadi bagaimana kita senantiasa berupaya untuk meningkatkan kemampuan ekspor secara lebih optimal.

Berkomitmen Kuat Memajukan

EksporIndonesia

O

Page 57: Edisi 25/09

57Sharing edisi Januari 2009

Pendidikan

Kerjasama dengan CBI ini membuka peluang

mengakses langsung pasar Eropa.CBI membantu PPEI mengembangkan kurikulum yang fokus pada pasar Eropa, pelatihan jangka pendek untuk senior manajer serta peningkatan kemampuan pengajar dan manajemen.

”Pelatihan ekspor bersama CBI sudah berjalan lima periode. Setiap dua bulan sekali ini dilaksanakan,” tambah Bambang.

Rob Van Eijbergen-Koordinator CBI kepada Sharing menjelaskan pihaknya mencoba membantu pengembangan ekspor Indonesia untuk bisa menjajaki pasar Uni Eropa, yang mempunyai karakteristik tersendiri dibanding negara-negara tujuan ekspor lainnya.

”Kami melakukan training di sini, guna memberikan pengetahuan mengenai kondisi market di Eropa, isu kualitas, memberikan strategi promosi yang lebih baik, pembenahan organisasi, melatih para instruktur dan banyak lagi,” jelas Rob, seraya menambahkan, dalam kunjungan kali ini mereka fokus pada training di lima bidang, yaitu makanan olahan (processed food), furniture, suplai peralatan kantor dan sekolah, garmen dan kerajinan tangan.

Sementara itu, Reg Leenes, Instruktur di bidang pengolahan makanan dari CBI menambahkan pada Sharing,

bahwa Indonesia mempunyai produk-produk makanan olahan yang bagus dan potential untuk ekspor, namun selama ini mungkin sulit untuk bisa menembus pasar Eropa. ”Kedatangan kami untuk menjelaskan, bagaimana sebenarnya peta pasar makanan olahan di Eropa, bagaimana mencapai persyaratan kualitas, prosedur untuk masuk ke sana dan sebagainya,” jelas Reg lagi.

Hal senada diungkapkan Dhyana van der Pols, Instruktur di bidang garmen yang ditemui Sharing sedang memberikan pelatihan di PPEI. Menurut Dhyana, program kali ini adalah untuk menjelaskan up date dari peraturan-peraturan ekspor garmen ke Uni Eropa, lalu bagaimana prosedur teknisnya. "Selain itu, kami membantu peserta memahami karakteristik pasar dan keinginan konsumen di market Eropa," jelasnya di sela-sela training.

Tantangan persaingan globalPasar ekspor kini makin ketat. ’’Makanya PPEI perlu mengingatkan kepada pelaku bahwa pasar internasional menuntut profesionalisme yang tinggi. Standar internasional itu yang harus diketahui,’’ kata Bambang.

Supaya para pelaku lebih siap, PPEI menggelar pelatihan persiapan ekspor. ”PPEI menyiapkan SDM supaya mengerti prosedur dan

Dhyana van der Pols Instruktur di bidang garmen

Kepala BBPPEI - Bambang Mulyatno

Page 58: Edisi 25/09

58 Sharing edisi Januari 2009

Pendidikan

standar ekspor. Misalnya bagaimana mereka harus mengurus kargo, asuransi, bank, pembiayaannya-LC dan bagaimana kita melihat market trend di luar negeri yang berbeda-beda segmennya itu,” tambah Bambang.

Untuk itu ada berbagai program pelatihan yang disesuaikan materinya dengan kebutuhan calon eksportir. Antara lain pelatihan jangka panjang berdurasi 1–3 bulan, maupun pelatihan jangka pendek 1–7 hari. Instrukturnya dari PPEI. Tren terkini dalam dunia ekspor pun dibahas di sini.

Pelayanan PPEI sebenarnya secara umum terdiri dari Pelatihan, Konsultansi dan Pendampingan. Pelayanan itu memudahkan calon eksportir untuk mendapatkan bantuan lain dari BPEN, karena BPEN selain membawahi PPEI juga membawahi Pusat Pengembangan Pasar (P3) dengan pembagian Wilayah Amerika dan Eropa (P3WAE), Afrika dan Timur Tengah (P3WATT) dan Asia Australia dan New Zealand (P3WAANZ). Nah, pusat-pusat tersebutlah yang memberikan bantuan tentang pemilihan

pasar ekspor, meneruskan inquiry dari para importir serta pemberian bantuan Pameran Dagang di Luar Negeri. Demikian juga dengan ITPC dan Atase Perdagangan di Luar Negeri. PPEI sifatnya menjembatani para eksportir/calon eksportir dengan wakil Departemen Perdagangan yang ada di Luar Negeri itu, dan ini masuk ke dalam pola pelayanan sebagai konsultasi dan pendampingan disamping pelayanan pelatihan.

PPEI juga mengembangkan program distance learning (pelatihan jarak jauh) dengan TV Conference System untuk level nasional dan internasional. Program ini telah dimulai sejak 1999. Misalnya teleconference dengan menghubungkan Jakarta dengan Osaka, Tokyo, Washington DC, Afrika Selatan dan Negara ASEAN. Sedangkan tingkat nasional menghubungkan Jakarta dengan Surabaya, Medan, Makassar dan Banjarmasin. Ditargetkan program ini lebih luas lagi cakupannya karena lokasi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Penghargaan Pelayanan Prima

Bambang menambahkan, pihaknya selalu mensurvei dan mengidentifikasi apa yang dikehendaki pelanggan. Juga mengevaluasi apakah pelaksanaan program sudah sejalan dengan apa yang diminta pelanggan.

”Kami juga menggunakan ISO 9000 untuk menjadi acuan di dalam kinerja kami. Jadi semua program di PPEI mengacu pada standar internasional,” tambah Bambang lagi.

Dengan pendekatan profesional di atas, tak heran PPEI telah banyak mendapatkan pengakuan. Pada tahun 2001 PPEI mendapatkan predikat Center of Excellence dalam kerangka kerjasama ASEAN Economic Ministry (AEM) – Ministry of Economic Trade and Industry (METI) Japan, yang salah satu kegiatannya adalah menyusun kurikulum bersama dilingkungan ASEAN di bidang Perdagangan Internasional. Kemudian pada tahun 2004, PPEI juga beroleh JICA Award. Terakhir, PPEI mendapatkan penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima dari Menpan

yang diberikan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan ini diberikan kepada PPEI sebagai unit pelayanan publik berkinerja sangat baik 2008. ”Penghargaan ini kami dapat, karena kami terus mengembangkan konsep peduli pelanggan, yaitu dengan selalu berusaha mengetahui keinginan pelanggan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada mereka,” tambah Bambang.Saat menutup wawancara Bambang menjelaskan, ke depan PPEI akan lebih aktif melakukan penetrasi ke berbagai daerah di Tanah Air. ”Kami akan terus mengajak dan meyakinkan para gubernur atau pimpinan daerah bahwa mereka perlu pelatihan ekspor untuk merangsang para UKM-nya, agar melakukan ekspor. PPEI menjadi acuan mereka yang akan melakukan ekspor. Kami ingin meningkatkan kemampuan dari calon eksportir menjadi eksportir, lalu dari eksportir kecil menjadi sedang, eksportir sedang menjadi eksportir besar, Jadi, pelayanan terpadu-pelayanan prima. Itu konsep kita ke depan,” jelas Bambang. n YS.

Rob Van EijbergenKoordinator CBI

Reg Leenes, Instruktur di bidang pengolahan

makanan dari CBI

Page 59: Edisi 25/09

59Sharing edisi Januari 2009

Resensi

Ini adalah kisah nyata tentang petualangan seorang anak muda yang lahir di Amerika, besar di Afrika dan kemudian berkelana ke Asia Tengah.

Greg Monterson namanya. Petualangan Greg berhenti di sebuah desa bernama Korphe di kaki gunung batu yang abadi ditutupi salju Karakoram wilayah Baltistan, daerah di perbatasan Pakistan dan Afghanistan.

Greg adalah salah satu anggota ekspedisi pendakian puncak Karakoram. Gunung ini mungkin hanya dikenal oleh para penakluk bukit batu bersalju. Setelah berpuluh hari bergumul dengan salju, Monterson kehilangan anggota ekspedisi. Antara hidup dan mati dia menyusuri jalan. Tanpa tas, kompas apalagi makanan. Berkali-kali ia terjatuh hingga akhirnya tak sadarkan diri. Di tengah ketidakberdayaan itu, dia melihat sebuah jejak. Mozafer, warga setempat yang menjadi pemanggul barang bagi para anggota tim ekspedisi.

Karena kelelahan yang sangat, Greg kembali kehilangan jejak Mouzafer dan terdampar di Korphe sebuah desa yang mungkin tak pernah termuat dalam peta dunia.

Korphe dan Haji Ali membuka mata Greg seorang petualang dan sekaligus juga mengubah hidupnya. Korphe adalah desa yang amat miskin, penduduknya Muslim, dan orang-orang tidak sekolah. Merasa ditolong oleh keramahan penduduk setempat, Greg kemudian menyimpan tekad dalam hati. Sebuah sekolah haruslah dibangun di tanah kering, tapi dingin tertutup salju.Greg kembali ke Amerika dan mulai menulis surat dan proposal kepada para jutawan untuk mau menyalurkan sedikit saja dana mereka untuk sebuah desa terpencil di Pakistan. Padahal hanya sedikit saja dana yang dibutuhkannya untuk sebuah sekolah, 12 ribu dolar AS. Bagi orang kaya AS, apalah artinya sebuah sekolah untuk sebuah desa yang sama sekali mereka tidak kenal. Tapi bagi Greg perjuangan ini amat bernilai karena penduduk desa Korphe adalah manusia miskin dan butuh pertolongan.

Di tengah keputusasaan, sebuah sinyal berjawab dari Dr Jean Hoerni, seorang miliarder ilmuwan yang mencipta chip silikon untuk dunia teknologi informasi. Hoerni tertarik karena dia juga pendaki gunung dan pernah mengikuti ekspedisi ke Karakoram. n

Three Cups of TeaTh

ree C

ups o

f Tea

IKeterangan buku:

Judul:

Three Cups of Tea

Penerbit:

PT Hikmah Mizan

Pengarang:

Greg Monterson dan David Oliver Relin

Page 60: Edisi 25/09

60 Sharing edisi Januari 2009

Internasional

Kali ini para pemerhati keuangan syariah di Inggris berwajah muram. Mereka kecewa pengumuman dari British Councellor (PBR) yang mengurusi rencana

penerbitan sukuk (surat utang berbasis syariah) yang menegaskan kementrian keuangan belum akan menerbitkan sukuk dalam waktu dekat menanti kondisi pasar yang masih gonjang-ganjing saat ini.

Wajah boleh kecewa. Tapi hati para bankir Islam di Inggris itu menyadari betul keputusan yang ditempuh oleh kementrian keuangan. Semua mafhum dengan global financial crisis yang terjadi saat ini.

Pengumuman resmi kementrian keuangan itu menekankan bahwa setelah mempertimbangkan beberapa faktor, pemerintah Inggris akhirnya sampai pada kesimpulan untuk menunda penerbitan sukuk sovereign hingga kondisi memungkinkan. Jajaran kementrian masih akan rapat konsultasi lagi untuk mempublikasikan hasil rapat itu pada Januari 2009.

Pemerintah Inggris saat ini menghadapi dilema, menepati janji untuk menerbitkan sukuk di satu sisi dan memenuhi tuntutan efisiensi terutama terkait pricing atau harga dan biaya yang harus diterbitkan dari penerbitan sukuk di sisi lain.

Khusus untuk peraturan di London, PBR akan memperkenalkan aturan main baru pada tahun buku 2009 di mana obligasi syariah juga dibebaskan dari pajak. Hal itu sejalan dengan kebijakan yang ditempuh

Inggris

Tunda Terbitkan SukukSukuk pemerintah Inggris ini diharapkan menjadi benchmark dari sisi yield sukuk internasional dan juga menjadi lokomotif dari penerbitan sukuk negara maju.

K

Page 61: Edisi 25/09

61Sharing edisi Januari 2009

Internasional

oleh Otoritas Jasa Keuangan. Saat ini obligasi syariah dikategorikan sebagai instrument investasi alternatif.

Berita baiknya adalah, menurut Menteri Kota Ian Pearson, ‘’Pemerintah tetap mendukung promosi London sebagai pusat untuk keuangan Islam global dan akan memberikan perlakuan yang sama antara praktik keuangan konvensional dan pembiayaan investasi alternatif’’

Richard Thomas, CEO Global Securities House dan juga pemimpin Gatehouse Bank, bank Islam terbaru yang akan dilansir izin operasionalnya oleh Financial Services Authority atau Otoritas Jasa keuangan Inggris yakin bahwa sukuk akhirnya akan hadir. ‘’Hanya menunggu waktu. Dengan tekanan yang diberikan dari Whitehall (parlemen) kepada pemerintahan Brown (Gordon Brown-perdana menteri) ini hanya soal penetapan harga dan waktu.’’

‘’Kementrian keuangan akan menyelesaikan konsultasinya pada Januari 2009. Undang-Undang keuangan yang menyangkut tentang pajak akan dipublikasikan pada May 2009. Sesaat setelah undang-undang mendapat pengesahan dari kerajaan, struktur sukuk berarti sudah final dan bisa segera diterbitkan pada penghujung 2009.’’ Jadi, menurut Thomas, memang penerbitan sukuk ini secara realistis baru akan bisa dilakukan pada penghujung 2009 atau malah awal 2010. Dengan kondisi saat ini, malah menurut dia terutama terkait pricing, maka tak ada investor yang tertarik membeli. ‘’Ekonomi Islam itu return-driven. Karena itu tak efisien menawarkan value of money dalam penerbitan sukuk saat ini.’’

KementrianKeuangan memerinci bahwa faktor-faktor yang berkontribusi dengan keputusan pemerintah itu termasuk situasi terakhir dari pasar global termasuk pasar sukuk, manajemen utang pemerintah terutama terkait bagaimana meminimalisasi biaya jangka panjang dalam penerbitan sukuk atau portofolio utang jangka panjang pemerintah sementara memperhitungkan juga risiko dan kondisi lokal termasuk juga mempelajari pengalaman negara lain dalam menerbitkan sukuk.

Meski demikian memang masih ada kekhawatiran ketika PM Inggris Gordon Brown yang

mendukung kebijakan stimulus fiskal yang disepakati pemerintah dari G-20 beberapa waktu lalu. Kebijakan itu mendesak bank untuk lebih aktif menyalurkan pinjaman agar konsumen lebih banyak membelanjakan uang supaya ekonomi bergerak. PM Brown tampaknya akan menyokong peluang untuk meraih lebih banyak lagi dolar-dolar melalui penerbitan sukuk untuk membiayai Inggris keluar dari resesi.

Dalam kondisi normal, pemerintah harus memperhatikan harga dan permintaan akan T-bill atau obligasi di pasar uang. Namun saat ini adalah kondisi luar biasa. Dan ada muatan politis juga dari penerbitan sukuk ini. Nizami Camalxaman GM CIMB Cabang London menjelaskan ‘’Kami menanti sukuk perdana pemerintah Inggris karena akan menjadi benchmark terutama menjadi penggagas untuk negara maju. Dengan penundaan ini, butuh lebih lama lagi bagi negara maju menerbitkan sukuk. Inilah kekecewaan yang amat besar.’’

Camalxaman mengusulkan pilihan lain untuk pemerintah Inggris. Inggris, kata dia, bisa mengikuti jejak Bank Dunia, International Finance Corporation dan Islamic Development Bank yang menerbitkan sukuk dalam denominasi ringgit Malaysia. Alasannya, penerbitan sukuk di Malaysia ini banyak diminati investor. Bahkan perusahaan swasta lain seperti Industrial

Bank of Korea dan Korean Export-Import Bank juga menerbitkan sukuk dengan denominasi ringgit di pasar Malaysia.

’’Harus diketahui bahwa pasar di Timur Tengah itu amat memperhatikan yield. Sementara di Malaysia itu credit-driven sehingga ada peluang untuk menerbitkan sukuk dengan rating AAA. Jadi, terbitkan saja dalam ringgit kemudian di swap ke dolar AS atau bahkan poundsterling.’’Richard Thomas punya alasan lain mengapa dia amat menanti penerbitkan sukuk sovereign. ’’Kami ingin obligasi yang risk free untuk mengamankan neraca kami. Hingga kita bisa melihat yield dari obligasi syariah Inggris yang akan menjadi benchmark, kita tak akan melihat lagi sukuk sebagai tempat penempatan dana.’’

Saat ini lima bank syariah dan 20 divisi syariah dari berbagai lembaga keuangan di Inggris tidak bisa masuk ke pasar uang karena memang belum ada paper syariah yang bisa diinvestasikan. Badlisyah Abdulgani, CEO CIMB Islamic Bank mengatakan bahwa terbitnya sukuk Inggris tak hanya dirujuk sebagai benchmark tapi juga sebagai revitalisasi di pasar sukuk internasional yang saat ini sedang ‘kering’

Penerbitan sukuk Inggris diharap bisa menciptakan sinergi di pasar sukuk global bersamaan dengan rencana IDB yang juga akan menerbitkan seri sukuk dan Medium Term Notes yang akan digunakan untuk mendukung negara anggota yang terpengaruh dampak krisis. Sukuk IDB memiliki rating AAA dan harga yang bersaing.

IDB diharapkan juga membantu mendorong penerbitan sukuk dari negara anggota dan juga menawarkan diri sebagai underwrite dan menjamin separuh dari penerbitan sukuk Inggris. Dengan begitu pemerintah Inggris akan merasa nyaman dengan pasar sukuk ini. YN/Arab News n YN

Di Inggris bank Islam kesulitan melakukan penempatan dana karena belum ada satupun paper yang sesuai dengan syariah.

Page 62: Edisi 25/09

62 Sharing edisi Januari 2009

Kata Mereka

KH Miftah Faridl

Jadi Guru Besar ITB

Fauzi Bahar

‘Nggak Masalah Dibenci Anak Buah Karena Memaksa Berzakat’

Walikota Padang-Fauzi Bahar menjadi bintang dalam acara Indonesia Zakat & Development Report 2009 di gedung Graha Niaga, Jakarta, baru-baru ini. Ketegasan sikapnya dalam memaksa anak buahnya untuk membayar pajak menjadi masukan yang menarik bagi para peserta forum di atas. “Dalam pengumpulan zakat kita memang harus tegas. Karena kalau tidak begitu, nanti zakat tidak akan bisa maksimal,” ujarnya di depan forum. Ketegasan itu Fauzi wujudkan dengan memaksa karyawan Pemkot Padang, termasuk seluruh dinas instansi terkait dipotong gajinya tiap bulan sesuai dengan ketentuan zakat dalam Islam.

“Tak masalah saya dibenci anak buah-anak buah saya yang tidak

setuju gajinya dipotong untuk zakat. Silakan mereka mencaci maki saya. Namun nanti, di Yaumil Akhir, mereka yang memaki-maki saya, akan datang berterima kasih kepada saya, karena saya telah membantu mereka menunaikan kewajiban zakatnya,” ujar Fauzi pada Sharing dengan pede.

Buah dari ketegasan Fauzi membuahkan hasil. Di Kota Padang, dana zakat yang berhasil dikumpulkan khusus dari karyawan Pemkot Padang saja telah mencapai sekitar Rp 5 miliar tahun ini. ”Itu baru dari karyawan Pemkot saja, belum dari penghimpunan masyarakat,” lanjutnya bangga.

Menurut Fauzi, zakat akan dapat mewujudkan suatu daerah yang aman, tertib dan

terhindar dari bermacam tindakan kriminalitas, karena terjadinya berbagai tindakan kriminalitas di tengah masyarakat, antara lain disebabkan dari faktor kemiskinan. Karena itu, bagi umat Islam yang mendapat rizki yang lebih dari Allah, wajib mengeluarkan zakatnya untuk memberantas kemiskinan. ”Melalui zakat tersebut, orang miskin dapat kita bantu dengan memberikan modal untuk membuka usaha,” tutup Fauzi yang punya misi jangka panjang, ”Menciptakan masyarakat Kota Padang yang sadar zakat.”

n YS

Ulama asal Bandung KH Miftah Faridl kini menyandang gelar baru, guru besar kampus bergengsi di Bandung, ITB. SK tentang pengangkatan sebagai guru besar itu diterima KH Miftah Faridl saat dirinya berada di Madinah, tepatnya dua hari sebelum puncak haji yang dimulai tanggal 8 Dzulhijjah.”Ini hadiah haji tahun ini”, kata Pak Miftah dalam nada yang tetap tawadlu ketika dikonfirmasi terkait surat tersebut.

Prosedur penetapan guru besar ini rupanya bukan hal sederhana. Miftah yang juga pemilik travel haji plus Safari Suci itu adalah guru besar di bidang etika dan humaniora. . ”Saya merasa mendapat dukungan yang sangat besar dari para guru besar yang ikut membahas kelayakan saya menjadi guru besar. Saya juga bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah ikut memperlancar proses ini”, tambahnya.

Sejak pertama kali diangkat sebagai dosen dalam mata kuliah Agama dan Etika di Institut Teknologi Bandung, Miftah Faridl seolah tidak pernah lelah untuk memanfaatkan posisi ini sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan sekaligus medan berdakwah. Lebih dari 30 judul buku disusunnya sebagai buah karya pikiran Miftah Faridl. Berbagai forum ilmiah pun tidak pernah disia-siakannya untuk dijadikan media menambah wawasan sekaligus memberikan kontribusi ilmiah bagi masyarakat.

Berkat kecintaannya pada ilmu sekaligus ketulusannya dalam pengabdian bagi kemajuan masyarakat, gelar Profesor merupakan sisi lain dari proses penjang perjalanan akademis seorang cendekiawan dan juga agamawan.

Di tengah kesibukannya sebagai da’i yang tidak pernah lelah melayani umat,

Miftah Faridl masih sempat melanjutkan kuliah S3. Gelar doktor-nya diperoleh dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN, kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan predikat Cumlaude.

n YN

Page 63: Edisi 25/09
Page 64: Edisi 25/09