Top Banner
1 Sharing edisi November 2008 Laporan Utama edisi 2 Tahun Majalah H 10 - SOSOK - Arya Damar Sosok Dibalik Jaringan Bank H 49 - Multimedia Era Baru Baca Koran Via Internet H 38 - INTERNASIONAL - Maroko Takut Dikaitkan Islam Garis Keras Pakar ekonomi di Barat mendesak sudah saatnya dicari lagi rumusan sistem ekonomi yang baru yang lebih tahan krisis dan menggagas lagi kemungkinan kembali ke Bretton Wood di mana transaksi valuta didasarkan pada nilai emas. Bukankah itu semua dijawab ekonomi Islam? Edisi 23 Thn III-November 2008 Rp 10.000,-
64

edisi 23/2008

Mar 12, 2016

Download

Documents

riz rizqullah

TOPIK UTAMA: BLAME IT ON CAPITALISM!
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: edisi 23/2008

1Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

edisi2 Tahun Majalah

H 10 - SOSOK - Arya DamarSosok Dibalik Jaringan Bank

H 49 - Multimedia Era Baru Baca Koran Via Internet

H 38 - INTERNASIONAL - MarokoTakut Dikaitkan Islam Garis Keras

Pakar ekonomi di Barat mendesak sudah saatnya dicari lagi rumusan sistem ekonomi yang baru yang lebih tahan krisis dan menggagas lagi kemungkinan kembali ke Bretton

Wood di mana transaksi valuta didasarkan pada nilai emas. Bukankah itu semua dijawab ekonomi Islam?

Edisi

23 Th

n III-

Nove

mber

2008

Rp 10.000,-

Page 2: edisi 23/2008
Page 3: edisi 23/2008

3Sharing edisi November 2008

Sharing edisi Oktober 2008 ini menandai dua tahunnya usia majalah dan tentunya masih banyak hal yang perlu

diupayakan untuk meningkatkan kualitas penyajian informasi majalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca dan semua pihak yang telah bersama sama kami mengembangkan ekonomi dan bisnis islami di Tanah Air, yang semakin hari semakin kokoh. Terlebih lagi sejak terjadinya krisis ekonomi dan keuangan Amerika Serikat saat ini yang telah membuktikan betapa rapuhnya sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi islam seakan mendapat ruang gerak yang semakin leluasa dan semakin menjadi perhatian dunia.

Berbagai pihak didalam dan diluar negeri saat ini tengah sibuk bukan hanya mengatasi dampak dari krisis tersebut, tetapi juga mencari upaya untuk memperbaiki atau bahkan mengganti sistem kapitalis. Negara-negara Eropa mengusulkan agar kita kembali ke perjanjian Bretton Woods, bahkan Amerika Serikat sendiri kabarnya tengah mengkaji keunggulan sistem perbankan Islam.

Sharing edisi kali ini mengangkat kegagalan sistem kapitalis dan sekaligus keunggulan sistem ekonomi

Islam sebagai laporan utama, setelah pada edisi sebelumnya (November 2007) majalah ini mengulas krisis subprime mortgage yang merupakan cikal bakal krisis ekonomi dan keuangan di Amerika Serikat dan menjalar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia.

Kami mengajak pembaca untuk dapat memberikan usulan konkret tentang konsep dan mekanisme operasional dari sistem ekonomi islam secara komprehensif sebagai masukan kepada pemerintah dan badan legislatif agar kita terbebas dari krisis serupa dan bahkan dapat mewujudkan suatu perekonomian yang berkeadilan dan mensejahterakan masyarakat dalam arti yang sesungguhnya.

Pembaca, dalam rangka dua tahun usia majalah Sharing, kami pun berbagi kebahagiaan melalui ”Sharing Berbagi dan Sharing Peduli” bersama program CSR Bakrie Group, menggelar nonton bareng film Laskar Pelangi yang mengajarkan anak-anak untuk bangkit dan tak menyerah pada kemiskinan dalam meraih cita-cita.

Selamat membaca !

Rizqullah

Dari Redaksi

Keruntuhan Kapitalisme Vs. Kebangkitan Ekonomi Islam

S

Page 4: edisi 23/2008

4 Sharing edisi November 2008

Daftar Isi

Kapitalisme membuat orang lebih berorientasi profit dan meniadakan nilai-nilai dalam transaksi ekonomi dan bisnis. Muaranya karena keserakahan dan kepentingan segelintir orang.

Hal 10 Laporan Utama Ketika Profit Dituhankan

Hal 38 InternasionalMAROKOTakut Dikaitkan Dengan Islam Garis Keras

01 Cover.............................................03 Dari Redaksi..................................04 Daftar Isi........................................06 Susunan Redaksi..........................07 Surat..............................................08 Memo Bisnis..................................10 Laporan Utama..............................29 Sosok.............................................32 Wisata...........................................35 Advertorial.....................................36 Fokus............................................38 Internasional..................................40 Entrepreneur..................................43 Info Produk....................................44 Peristiwa Analisa...........................46 Pendidikan....................................49 Multi Media....................................52 Wacana.........................................54 Bisnis.............................................56 Ragam...........................................60 Resensi..........................................62 Kata Mereka..................................60 Wisata............................................

Page 5: edisi 23/2008
Page 6: edisi 23/2008

6 Sharing edisi November 2008

Susunan Redaksi

List Pemasangan Iklan Majalah Sharing>> TARIF IKLAN

n 1 Halaman Dalam Rp. 15.000.000,-n 1/2 Halaman Horisontal Rp. 9.000.000,-n 1/3 Halaman Vertikal Rp. 7.000.000,-n 1/4 Halaman Horisontal Rp. 5.000.000,-n Back Cover Rp. 20.000.000,-n Inside Cover Rp. 17.000.000,-n Inside Back Cover Rp. 16.000.000,-n 1 Halaman Advertorial Rp. 17.000.000,-

# Tarif diatas belum termasuk PPN 10%# Iklan B/W dapat terima dengan tarif yang sama dengan tarif F/C# Materi iklan dalam bentuk CD + Proof print# Deadline materi iklan diserahkan 20 hari sebelum penerbitan

Penasihat SeniorPARNI HADI

Pemimpin RedaksiRIZQULLAH

Pemimpin PerusahaanTia Setiati Mahatmi

Wakil Pemimpin PerusahaanWawan Salim

Nidhianti Larasati

Dewan RedaksiIr. Adiwarman A. Karim, SE, MBA

Dr M Syafii AntonioDr. Didin Hafiduddin

Dr. Jafril KhalilIr. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS

Prof. Dr. Sofyan Syafri HarahapDr. Ahmad Satori Ismail

Drs. H. Mohamad. Hidayat, MBA, MHDr. Mustafa Edwin Nasution

Dr. Uswatun HasanahIggi Achsin, SE

Redaktur PelaksanaSiti Darojah

RedaksiIbrahim Aji,Yudi Suharso

MarketingJIP Megawati Hartono, Fahrurozzi

Desain GrafisHairul Anwar

PhotographerArul

Sekretaris RedaksiSiti Hafsyah

DistribusiHaryanto

KeuanganRita Artha K

KontributorSri Mustokoweni (Yogyakarta)

Griya CahyaJl. Bangka I No. 8 Jakarta 12720Tel: 62-21-719 6000 (hunting)

Fax: 62-21- 719 4000e-mail : [email protected]

Blame it on Capitalism !

Desain Cover :Hairul Anwar

Page 7: edisi 23/2008

7Sharing edisi November 2008

Laporan UtamaSurat Pembaca

Manajemen Zakat oleh SwastaSaat ini pemerintah sedang menggiatkan kembali untuk merevisi UU pengelolaan zakat. Berdasar Undang-undang

tersebut, pengelolaan zakat akan kembali dipusatkan oleh pemerintah. Menurut hemat kami kehendak itu perlu dicermati. Sebab harus diakui saat ini pengelolaan zakat oleh lembaga amil zakat nasional telah membuktikan bahwa jika dikelola secara optimal dan amanah maka zakat itu bisa membantu mengurangi kemiskinan.

Misalnya kehadiran lembaga kesehatan yang dikelola dari dana zakat dan wakaf. Jika dikelola pemerintah, tentu ini amat sulit dan mungkin pengelola tidak amanah. Tapi dikelola oleh lembaga zakat seperti Dompet Dhuafa dan yang berada di Masjid Sunda Kelapa bisa benar-benar membantu kaum miskin.

Kepada pengelola zakat kami imbau untuk terus berjuang. Mudah-mudahan para pembuat kebijakan terketuk hatinya untuk melihat bahwa lembaga swadaya seperti LAZ yang eksislah yang mampu menggerakkan zakat secara produktif dan efisien. Terus berjuang. Terimakasih

Ahmad MuzakkiCipinang CenpedakJakarta Timur

Fatwa Terbaru Ekonomi SyariahRedaksi Yth, saya adalah pembaca majalah Sharing karena tertarik dengan isu-isu ekonomi syariah. Kami

mengusulkan agar ada informasi tentang fatwa terbaru dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang ekonomi syariah.Menurut kami hasil fatwa itu penting diketahui secara umum. Karena fatwa MUI setahu kami dijadikan rujukan untuk

terbitnya produk ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Jadi, melalui media ini, kami juga bisa mengetahui apa-apa saja yang sudah difatwakan oleh MUI. Terimakasih atas kerjasamanya.

Indra KusumaCawang III No 25Jakarta Timur

Terimakasih atas usulnya. Kami akan mempertimbangkan usul tersebut dan disesuaikan dengan ketersediaan halaman.

Mendapatkan Majalah SharingRedaksi Yth

Kami mencoba mencari majalah Sharing di kota Bandung, tapi kesulitan. Apakah majalah sudah dijual di toko buku umum di sekitar Jawa Barat?

ArianaLembang, Bandung Jawa Barat

Majalah Sharing bisa didapat di toko buku Gramedia dan Gunung Agung setiap bulan. Jika kesulitan mencari, silakan hubungi distribusi kami di 021-7196000

Note: Majalah Sharing juga bisa diakses online via issuu.com/sharing/docs/0807

Page 8: edisi 23/2008

8 Sharing edisi November 2008

Memo Bisnis

BSM Raih Penghargaan dari Global Finance Magazine New York Bank Syariah Mandiri (BSM) kembali meraih penghargaan dari dunia international. BSM kali ini dipilih sebagai ”The Best Islamic Institution in Indonesia 2008” oleh sebuah media Amerika, yaitu Global Finance Magazine New York. BSM menerima penghargaan tersebut pada acara Global Finance Award (GFA) tanggal 13 Oktober 2008 pukul 10.15 waktu setempat di National Press Club , Washington DC.

BSM, beberapa bulan sebelumnya, juga meraih penghargaan internasional berupa Islamic Finance News Award (IFN Award) di Kuala Lumpur. Pemilihan “The Best Islamic Institution in Indonesia 2008” didasarkan pada hasil penghimpunan informasi dari para analis, lembaga pemeringkat, dan para nasabah. Kriteria penilaian meliputi: aset, profitabilitas, ketersebaran geografis (geographic presents), pangsa pasar, CSR atau Corporate Social Responsibility (CSR), kepuasan nasabah, pengembangan bisnis, investasi di bidang teknologi, dan inovasi produk. Dirut BSM, Yuslam Fauzi mengatakan, “Kami mengucapkan syukur alhamdulillah bahwa institusi Amerika memiliki perhatian terhadap institusi-institusi di Indonesia. Mudah-mudahan pemberian award ini kepada institusi di Indonesia dapat merepresentasikan kualitas institusi keuangan di Indonesia. Kami mengharapkan, penghargaan yang diterima BSM kali ini mampu meningkatkan citra positif Indonesia di dunia internasional.” n

Ketua Komite Tetap UMKM Kadin Indonesia, Sandiaga S. Uno, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Menko Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Aburizal Bakrie dalam program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di acara rakornas Kadin, di Jakarta, 21 Oktober 2008. Kadin akan membantu pemerintah dalam penyaluran KUR agar lebih cepat, tepat dan berguna bagi masyarakat luas. Dikatakan Sandiaga, selama ini sebenarnya KUR telah cukup membantu masyarakat meningkatkan taraf hidupnya, hanya belum merata. Sementara itu, sebagai organisasi dunia usaha terbesar di Indonesia, Kadin memiliki data dan jaringan ke dunia usaha dari tingkat besar hingga mikro. “Harusnya kami yang memiliki potensi itu ikut membantu pemerintah dalam membuat rakyatnya menjadi lebih mandiri”, kata Sandiaga dalam sambutannya setelah penandatangan MoU.Ditambahkan Sandiaga, Kadin selanjutnya akan mulai melakukan pemetaan atas industri kecil dan menengah (IKM) yang paling prospektif sehingga paling mungkin untuk dibiayai.

Sementara itu, Aburizal Bakrie menyambut niat baik Kadin untuk membantu pemerintah dalam penyaluran KUR. KUR juga menurutnya sudah menunjukkan keberhasilannya dengan total serapan per awal Oktober 2008 adala Rp10,9 Triliun.

Atas keberhasilan tersebut, pemerintah akan menaikkan target penyaluran KUR pada 2009 sebesar Rp 1 Triliun. Tahun ini, target penyaluran KUR adalah Rp14 Triliun namun diperkirakan menurun menjadi Rp12 Triliun akibat krisis keuangan global. Krisis juga berimbas terhadap gearing ratio dana KUR tersebut yang sebelumnya adalah 10 kali menjadi hanya enam kali, “Maka SPU (Jamkrindo) dan Askrindo hanya bisa menjamin Rp 6 Triliun gearing ratio-nya hanya 6 kali,” tegas Aburizal setelah penandatanganan MoU. n

Kadin Bantu Salurkan KUR

Page 9: edisi 23/2008

9Sharing edisi November 2008

Memo Bisnis

Tiga kelompok usaha kaya dari Arab Saudi dan Kuwait berkongsi mendirikan perusahaan investasi syariah di China, 11 Oktober 2008. Perusahaan itu dinamakan Amara Holdings dan akan bertujuan menyalurkan investasi Timur Tengah ke wilayah China hingga senilai USD 200 Juta. Amara dimiliki oleh kelompok usaha Khalid Al-Mukairin, Al Sorayai, dan Ahmed Alkhemeiri. Amara Holdings akan memfokuskan bisnisnya kepada pre-IPO, private equity dan private fund placement, terutama di negeri Tirai Bambu.

Meski baru berdiri, Amara telah melakukan proyek pertamanya di China. Amara melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pan China Construction Group, untuk melakukan musyarakah (joint financing) atas proyek Pan China di dalam dan luar negeri. Proyek pertama tersebut adalah pembangunan Ningxia International Logistic Centre di provinsi Ningxia, China oleh China Infrastructure Corporation Limited (CIC). CIC sendiri adalah perusahaan yang 51% sahamnya dimiliki Amara (arabianbusiness.com/IA). n

Investor Timteng Dirikan Perusahaan Investasi Syariah di China

PT Asuransi Syariah Mubarakah menetapkan target perolehan premi pada 2009 sebesar Rp1,5 Triliun atau tujuh kali lipat dari perolehan 2008. Managing Director Mubarakah Jafril Khalil mengatakan target itu akan diupayakan tercapai dengan penambahan jumlah agennya. Mubarakah katanya akan berani merekrut agen asuransi konvensional yang sudah berpengalaman dan memiliki basis klien. Untuk para agen konvensional tersebut, Mubarakah berani menawarkan penghargaan lebih jika bergabung dan

berhasil memperoleh banyak premi untuk Mubarakah.

”Kami akan memberikan penghargaan yang lebih tinggi melebihi dari konvensional,” ujar Jafril Khalil di sela-sela milad Mubarakah ke 15 di Jakarta, 22 Oktober 2008.

Hingga kini, agen pemasaran Mubarakah baru sekitar 300-an orang. Dengan jumlah agen segitu, Mubarakah memiliki jumlah peserta 7,5 juta orang dan mengumpulkan premi sebesar Rp70,99 Miliar (Septermber 2008) atau tumbuh 252,4% dari tahun lalu

(year on year) senilai Rp28,1 Miliar. Premi ini adalah komposisi dari asuransi kumpulan non Askes menyumbangkan Rp21,8 miliar dan asuransi kumpulan Askes Rp29,4 miliar, sedangkan individu mencapai Rp19,8 miliar.

Dikatakan Jafril, target premi Mubarakah yang dilaporkan kepada Biro Perasuransian Bapepam-LK mencapai Rp84 Miliar. Tetapi, diakuinya manajemen Mubarakah memiliki target sendiri untuk mencapai premi Rp200 Miliar. n

Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Negara Indonesia (BNI)/ BNI Syariah menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk menggenjot pembiayaan pemilikan rumah yang per 30 September mencapai Rp1,21 triliun. Pemimpin BNI Syariah Ismi Kushartanto menjelaskan kerja sama dengan SMF berupa pemberian pembiayaan dengan akad mudharabah untuk disalurkan kepada calon nasabah BNI iB Griya. Berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani pada 24 Oktober 2008 dengan Direktur SMF Sutomo, BNI Syariah mendapatkan kesempatan memutar kembali dana yang

sudah dialokasikan untuk dimanfaatkan dalam pembiayaan kepada nasabah lainnya. Ismi menjelaskan selama ini produk BNI iB Griya, yang merupakan fasilitas pembiayaan dengan akad murabahah yang diberikan kepada nasabah untuk membeli atau membangun rumah tinggal, yang disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan tiap-tiap nasabah. Hingga akhir September 2008, ungkapnya, pembiayaan pemilikan rumah yang telah disalurkan mencapai Rp1,21 triliun atau memiliki pangsa 39,8% dari total pembiayaan BNI Syariah sebesar Rp3,03 triliun.n 

Asuransi Mubarakah Genjot Target 7 Kali Lipat

Walikota Depok Nurmahmudi Ismail memberi sambutan setelah menerima penghargaan dari Direktur Utama Asuransi Mubarakah Salim Al Bakry. Pemkot Depok mendapat penghargaan sebagai peserta asuransi Mubarakah terbanyak dari kategori Pemerintah Kota/ Pemerintah Kabupaten per 2008.

BNI Syariah Gandeng SMF Salurkan Pembiayaan Rp1,21 Triliun

Page 10: edisi 23/2008

Laporan Utama

Satu-satunya berita baik saat ini adalah menurunnya harga minyak.

Harga minyak di pasar dunia saat ini sekitar 70 dolar AS per barel setelah sempat meroket hingga 120 dolar AS per barel pada pertengahan tahun lalu dan memaksa pemerintah RI menaikkan harga BBM dan melambungkan angka inflasi saat itu.

Tapi menurunnya harga minyak dunia kali ini tetap belum mampu mendinginkan suasana. Suku bunga bank naik, dan para pengusaha menjerit. Karena,

ekspor ke luar negeri terganggu lantaran Amerika Serikat selaku pasar terbesar untuk produk ekspor kini mengerem impor barang lantaran sedang dirundung depresi ekonomi yang parah.

Alih-alih mengandalkan gemerincing dolar yang kini melambung menembus Rp 12 ribu per dolar AS, ekonomi Indonesia pun terseok-seok. Pasar dalam negeri kini disusupi barang impor ilegal yang masuk karena seharusnya barang-barang itu dijual juga ke AS.

Krisis ini bermula di AS.

Awalnya pemberian kredit perumahan kepada rakyat miskin dengan iming-iming harga rumah bakal naik terus. Jangan takut tak mampu bayar karena jika tak terbayar pun harga rumah bakal naik sehingga utang tetap bisa dilunasi. Ini yang disebut sub prime mortgage, kredit rumah dengan rating rendah tapi bunga tinggi.

Sayangnya kredit yang buruk itu kemudian disekuritisasi dan diperjualbelikan ke investor. Dikemas dengan asuransi, dan digawangi oleh bank besar sekaliber Lehman Brother, maka KPR yang rapuh ini laris

Krisis Ekonomi Babak II

Menabur Kapitalisme, Menuai KrisisKapitalisme mengakibatkan orang lebih profit oriented. Mereka menabung dan menghendaki bunga sebesar-besarnya. Selama ada spekulasi akan terus ada krisis.

S

10 Sharing edisi November 2008

Page 11: edisi 23/2008

Laporan Utama

manis. Pembelinya dari seluruh dunia.

Bankir menangguk untung. Para manajer hidup baik-baik saja karena sejauh ini menikmati fee dari pengelolaan keuangan yang uangnya datang dari seluruh penjuru dunia. Hingga satu saat, sesuatu yang buruk, disimpan rapi pun tak akan tertutupi. Seperti bau bangkai yang menyengat sekalipun telah dikemas sedemikian rupa.

Penyakit Menular

Hancur sub-prime mortgage, hancur Lehman Brother dan hancur perusahaan asuransi. Tak cukup di situ. Hancurnya sub-prime yang menyeret Lehman Brother pada penghujung September lalu merembet ke seluruh dunia termasuk Singapura dan Indonesia.

Di Singapura banyak orang stres karena investasi mereka via bank DBS telah hancur tak menyisakan apa-apa. Kendati, DBS sedang mendata siapa saja investor mereka yang ikut menginvestasikan dana mereka ke Lehman Brother. DBS termasuk mitra bank yang sangat sukses menjual sekuritasi KPR sub-prime via Lehman Brothers.

Lin Ling, seorang perempuan Singapura mengaku memindahkan dana depositonya senilai 60 ribu dolar Singapura ke minibond yang dijual via Lehman Brother di DBS. ’’Saya tak punya tabungan lagi kecuali uang itu. Kini saya tak dapat tidur dan bahkan sudah beberapa pekan ini tak nafsu makan.’’ Kata Lin Ling yang meminta DBS bertanggung jawab atas uangnya.

DBS berhari-hari dipenuhi nasabah karena bank tersebut berhasil menjual lebih dari 14.000 notes kepada nasabah

dengan nilai mulai 50.000-60. 000 dolar Singapura. Itu di Singapura, yang telah lama menjadi sekutu AS.

Bursa saham seluruh dunia anjlok. Rusia menutup trading di bursanya hingga satu pekan. Di Jakarta, Bursa Efek Jakarta (BEJ) ditutup selama tiga hari berharap dapat diselamatkan pada hari keempat. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Bursa tetap anjlok. Nilai tukar rupiah bahkan sampai perdagangan Rabu (28/10) telah menembus Rp 12 ribu per dolar AS. Bunga bank pun merambat naik dimulai dengan naiknya BI Rate ke level 9 persen, 9,25 dan kini 9.5 persen setelah sempat turun di titik terendah yakni 8 persen pada Mei 2008.

Dari lantai bursa, indeks harga saham di BEJ pun tergerus dari semula pada level 1.900-an bahkan menyentuh 2000-an di awal September menjadi terjun bebas ke angka 1.100 akhir Oktober ini. Untuk perbankan, otoritas perbankan menaikkan lagi nilai penjaminan yang semula hanya Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar.

Meskipun para pakar menyatakan secara fundamental, ekonomi Indonesia cukup stabil namun harus diakui Indonesia pun terseok-seok akibat krisis yang berpusat di AS ini. Pemerintah bahkan saat ini sedang gencar melakukan buy back saham BUMN, buy back SUN dan juga telah mengucurkan dana sedikitnya Rp 4 triliun ke lantai bursa. Nyatanya langkah emergency itu belum bisa menyelamatkan ekonomi dan moneter nasional.

Ekonom peraih nobel Joseph Eugene Stiglizt mengatakan krisis ekonomi bak penyakit menular. Itu akibat globalisasi. Malah secara berseloroh dia mengatakan ’’Terimakasih atas jasa globalisasi. Karena dengan itu Amerika bisa mengekspor

kebobrokannya ke dunia lain. Andai hanya AS sendiri yang mengalami, jauh lebih buruk kondisi perekonomian di AS,’’ kata dia.

Padahal untuk saat ini saja sudah ratusan ribu orang kehilangan pekerjaan. Dan pemerintah AS telah mengucurkan dana bailout hingga 700 miliar atau setara dengan kucuran dana BLBI yang dikeluarkan pemerintah RI saat krisis moneter lalu.

Itu baru di AS. Belum lagi di dunia lain. Para korban menyalahkan culture para manajer dan CEO yang buruk yang ingin cepat dapat fee dan hidup bergelimang kekayaan jika mampu menjual banyak. Dan karena keserakahan mereka seluruh dunia jadi korban.

Akibat Kapitalisme

Ekonom senior dari Universitas Hasanuddin Prof Halide yang juga Rektor Universtas Fajar mengatakan ini adalah dampak kapitalisme. Menurut Halide, sebagaimana juga Stiglitz, krisis adalah bagian dari konjungtur (businescycle) ekonomi. Selama sistem kapitalis digunakan, krisis akan terus berulang.Stiglitz mencatat sejak 1930 sudah terjadi lebih dari 100 kali krisis ekonomi di dunia. Halide mengatakan kapitalisme mengakibatkan orang lebih profit oriented. Mereka menabung dan menghendaki bunga sebesar-besarnya. Karena itu, selama ada spekulasi akan terus ada krisis.

Halide mengeritik penanganan instability (kata lain dari krisis) yang dilakukan saat ini. Pemerintah menyuntik bursa saham dan memberi dana talangan serta meningkatan dana penjaminan nasabah. ’’Kita masih melindungi yang kaya saja. Bursa itu transaksi

11Sharing edisi November 2008

Page 12: edisi 23/2008

12 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

tidak riil. Kalau memang tak mampu bersaing ya disuntik mati saja, bukan ditolong (baca wawancara khusus Prof Halide).

Di lain pihak, ini sebetulnya kapitalisme tanggung. Di sisi lain kapitalisme tak menghendaki campur tangan pemerintah. Tapi di sini, semua pemerintah memberi dana talangan.

Ekonom Indef Fadhil Hasan juga mengakui era kapitalisme yang tidak didorong oleh suatu aktivitas perekonomian yang riil. ’’Jadi yang menggelembung itu adalah sektor-sektor finansial, atau sektor keuangan yang menciptakan bubble itu.’’ Kemudian dengan tidak adanya regulasi, maka tidak ada yang mengendalikan. Jadi di tingkat korporasi Amerika itu, kondisinya surat hutang diagunkan lagi, kemudian diagunkan lagi. Jadi instrumen keuangan itu beranak-pinak, tapi transaksinya itu tidak ada underlying asset-nya. Di tingkat rumah tangga, banyak keluarga terlilit kartu kredit. Utang kartu kredit sudah sangat besar dan bank tetap berlomba menyalurkan kredit. Risikonya juga amat tinggi.

Fadhil Hasan sepakat bahwa ini ulah spekulasi. Karena itu dia mengingatkan rakyat Indonesia untuk tak terjebak pada spekulasi. Apalagi Islam juga melarangnya. Spekulasi adalah judi. Apalagi ini berspekulasi terhadap sesuatu yang barangnya tidak ada.

Kembali ke Nilai Universal

Setelah runtuh seperti ini, barulah pakar dan praktisi ekonomi di dunia serta warga yang jadi korban investasi bicara soal greed, capitalism, dan ketidakjujuran. Para CEO dituding serakah dan rakus

akan gaya hidup mewah.

Perusahaan dinilai tidak jujur karena menutup-nutupi sesuatu yang buruk dengan di back up asuransi kemudian dijual. Sementara orang awam yang memang tertarik mendapatkan untung tak punya pengetahuan yang cukup tentang investasi. Padahal hampir semua ajaran agama mengajarkan nilai-nilai tersebut. Jangan serakah, jangan bohong atau jujur sajalah, dan berboros-boros itu teman setan. Namun, tampaknya nilai-nilai agama memang telah dilunturkan dari kegiatan ekonomi. Sehingga tuhan dari sebagian ekonom dan pelaku pasar itu hanyalah keuntungan atau uang semata.

Sesuatu yang buruk tak bisa dikemas menjadi baik. Anggota Dewan Syariah Nasional Muhammad Hidayat, mengatakan ekonomi konvensional yang berdasarkan bunga (riba) ini telah diisyaratkan dalam Alquran bahwa akan mengakibatkan kerusakan yang cepat dan luluh lantak. ’’Sekarang kita saksikan sudah terjadi.Kerusakannya berdampak tidak hanya kepada mereka yang memang rakus tapi juga pada orang beriman dan miskin.’’

Dalam Islam, sejak awal Nabi memang mendukung sistem pasar sempurna dan tak mau ikut campur dalam mekanisme penentuan harga. Tapi, Nabi selalu mengontrol pasar. Nilai lah yang dikedepankan Beliau.

Ukuran timbangan, kualitas barang, kejujuran pedagang dan bagaimana barang masuk ke pasar akan selalu Beliau tinjau sehingga pasar sempurna bisa berjalan karena nilainya terjaga. Nilai perekonomian lah yang telah hilang saat ini sehingga kita menuai badai.

nYM

Back to Bretton WoodBeberapa negara kini tengah mengusung lagi ide Bretton Wood. Joseph Eugene Stiglitz mengusulkan ide untuk mengembalikan era perekonomian dunia global menjadi sistem Bretton Wood. Ini berarti seluruh transaksi yang terjadi di dunia internasional harus kembali didasarkan pada benda riil, atau punya underlying asset yang jelas, emas.

Dengan sistem Bretton Wood, maka setiap negara yang melakukan transaksi dharuskan mendasarkan nilai tukar (exchange rate) perdagangan dengan sesuatu yang pasti (fixed value) yakni emas—lebih kurang satu persen. Jadi, emas lah standar nilai tukar bukan dolar atau uang fiat money. International Monetary Fund (IMF) juga harus menjembatani jika ada ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran.

SIstem ini kemudian hancur dan tidak lagi digunakan pada 1971 ketika AS kemudian mendesak untuk mengkonversi sistem devisa emas ini menjadi uang kertas dolar.Bretton Wood digagas untuk membangun kembali perekonomian dunia pasca Perang Dunia II. Sekitar 730 delegasi dari 44 negara yang berkumpul untuk membahas perekonomian. Konferensi itu dikenal dengan nama Bretton Wood Conference sesuai nama tempat.

Saat itu Juli 1944 dan dunia dilanda depresi ekonomi yang parah.Semua negara sepakat untuk menggunakan US dolar sebagai nilai tukar. Tapi US dolar itu harus diback up dengan nilai emas.

Kemudian perubahan terjadi di Amerika, Pada periode tahun 1960-an, defisit neraca pembayaran Amerika memaksa negara tersebut melepaskan cadangan emasnya sebesar USD 18 billion karena Prancis menukarkan USD-nya dengan emas dan di lanjutkan pada periode tahun 1970-an, Amerika kembali harus melepaskan cadangan emasnya sebesar USD 11 billion.

Buruknya perekonomian Amerika pada waktu itu menyebabkan masyarakat dunia kurang percaya terhadap USD. Dan di negara yang memiliki mata uang yang kuat karena memiliki cadangan emas yang cukup seperti Swiss dan Jerman, mereka menukarkan USD-nya dengan mata uang mereka yaitu CHF dan MDK. Hal ini menyebabkan hutang jangka pendek yang hampir jatuh tempo di Amerika mencapai hampir dua kali cadangan emasnya.

Sistem Bretton Wood hanya mampu bertahan hampir mencapai 30 tahun, pada tanggal 15 Agustus 1971, Presiden Nixon mengumumkan perubahan system nilai tukar untuk USD dengan membiarkan nilai tukarnya mengambang (Floating Exchange Rate System), hal ini ditegaskan kembali dalam suatu konferensi di Washington pada tanggal 17-18 Desember 1971 (SMITHSONIAN CONFERENCE), dari sinilah lahirnya nilai kurs yang mengambang dan berlaku sampai dengan sekarang. Di sinilah kita sekarang, terbius dengan nilai dolar AS tanpa sesuatu yang pasti.

Padahal Islam telah mengakui sistem perdagangan dengan dinar emas dan dirham perak. Sistem ini tak murni dari Islam tapi karena baik dan stabil maka diadopsi.

Page 13: edisi 23/2008
Page 14: edisi 23/2008

14 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

”Krisis Tidak Akan Berhenti Selama Kapitalisme Masih Dipakai”

“Selama sistem ekonomi yang kita pakai itu kapitalisme, yang selalu spekulatif dan berorientasi profit, selama itu akan terjadi krisis. Tapi kalau kita memakai sistem syariah dengan sistem bagi hasilnya tanpa bunga, tidak akan terjadi krisis”, simpul Prof. Halide, ekonom senior asal Makassar Sulawesi Selatan yang kini menjabat Rektor Universitas Fajar, Makassar kepada Sharing, bulan lalu.

Prof. Halide, di kalangan ekonomi syariah bukanlah orang baru. Dari sebelum krisis, ia sudah berani

bicara kritis soal rapuhnya sistem ekonomi kapitalisme yang, mau tidak mau, dipakai oleh Indonesia kini. Saat krisis ’97 juga, Prof. Halide menentang pengucuran Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada bank-bank nasional yang terancam ambruk.

Kini, gelombang krisis menerpa lagi. Meski pemerintah selalu bilang ini krisis keuangan dan fundamental ekonomi, terutama kondisi perbankan nasional adalah kuat, pemerintah tetap berniat mengucurkan dana talangan untuk bank yang terancam kolaps akibat krisis.

”Tidak usah ditolong suntik mati saja”, komentar Prof. Halide. Ini, menurutnya justru sesuai dengan dua adagium populer kapitalisme, survival of the fittest, ”yang paling tangguh yang mampu bertahan” dan invisible hand, ”tak ada turut campur tangan pemerintah/ negara”.

Bank yang tak mampu bertahan di gelombang krisis, ya mati saja jika memang sudah waktunya, bukankah kapitalisme begitu? Lalu mengapa harus ada intervensi pemerintah untuk menyelamatkannya lembaga keuangan ribawi yang kolaps? Begitu pendapat guru besar Universitas Hasanuddin, Makassar ini.

Bukanlah Prof. Halide yang hanya melihat masalah krisis

saat ini sebatas itu saja. Kritiknya lebih dalam menohok ke intinya, kepercayaan kita terhadap sistem ekonomi kapitalis. Ketika ditanya apakah bisa kita bilang inilah tanda-tanda ambruknya kapitalisme? Prof. Halide menjawab, ”Why not? Sebenarnya ini dari dulu sudah diramalkan” jawab Prof Halide. Ia mengatakan bapak sosialisme dan komunisme Karl Marx pernah meramalkan bahwa kapitalisme akan ambruk dengan sendirinya. Dus, putra asli Sulawesi ini mengkritik lalu menggagas ekonomi yang tepat untuk Indonesia, ekonomi kerakyatan yang sebenarnya adalah ekonomi syariah. ”Ekonomi kerakyatan atau ekonomi syariah, itu sama saja toh”, tegasnya dalam logat Makassar yang kental.

P

Page 15: edisi 23/2008

15Sharing edisi November 2008

Baik, pemerintah bersiap mengucurkan dana talangan untuk bank yang rusak secara sistemik. Ada komentar? Tidak boleh begitu saja diberikan dana talangan. Harus ada komitmen atau kontrak bahwa dana itu bermanfaat jangan seperti BLBI. Talangan itu tetap dianggap utang yang harus ditagih, hingga pemerintah tidak perlu pinjam uang ke luar negeri terlalu banyak.

Pemerintah kita kan, kalau defisit, hal pertama yang dilakukan adalah menaikkan pajak, padahal dengan begitu sektor riil tidak bisa hidup. Lalu, yang gampang juga menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kalau tidak bisa lagi, pinjam ke luar negeri. Kembali ke dana talangan itu, dulu itu kan BLBI faktanya diinvestasikan ke luar negeri. Ini penyelewengan.

Jadi, Anda tidak yakin dana talangan itu akan digunakan untuk menyehatkan bank yang sakit? Ya, mestinya bank yang sakit itu langsung disuntik mati saja. Ini kan risiko bisnis bank, kalau tidak kuat sendirian menghadapi krisis, ya di-merger saja. Artinya bank yang lama kan tidak ada lagi.

Pemerintah juga menaikkan penjaminan simpanan dari Rp100 juta menjadi Rp2 Miliar, komentar Anda?Untuk menarik dana di masyarakat, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan penjaminan simpanan. Mestinya

pemerintah bertindak lebih dari sekadar reaksi sesaat seperti ini. Yang memiliki simpanan sampai atau di atas Rp2 Miliar kan hanya orang kaya. Masak sih kita terus melindungi mereka. Yang sekarang diambil kebijakannya kan masih berpihak ke orang kaya.

Pemerintah juga membekingi bursa habis-habisan, bahkan pernah menghentikan sementara (suspend) perdagangan di BEI untuk meredam gejolak pasar keuangan. Komentar Anda?

Itu tidak perlu. Kalaupun perlu di-suspend jangan beberapa hari saja, harus lama. Akan terlihat betul bagaimana kalau lama, sehingga para spekulan tidak bisa bermain. Lagipula, sebenarnya, bursa itu kan pasarnya saham. Bursa bukan sumber dana untuk investasi riil, orang di sana berspekulasi saja. Yang beredar kan nilai sahamnya saja, kalau naik investor yang kaya-kaya itu, ada yang untung. Tapi uang beredar itu tidak memperbesar omset sektor riil. Dia tidak memberi percikan ke bawah, orang kaya itu, menurut saya selama ini tidak produktif. Dalam ilmu ekonomi umum, bagaimana spekulasi dilihat?Spekulasi itu kan diambil dari teorinya John Maynard Keyness. Spekulasi diperlukan untuk menjaga likuidity preference, tiap orang kan berusaha memiliki alat-alat yang likuid karena pertama, transaction motives, mau beli barang. Kedua, karena

precautionary motives, untuk kebutuhan mendadak. Ketiga, yang selalu spekulatif, ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dalam bentuk interest, bunga.

Baik dari tadi Anda mengkritik terus, apa solusi krisis menurut Anda?Pemerintah, dalam hal ini yang berwenang mengambil kebijakan, harus punya grand strategy jangka panjang, katakanlah 5 sampai 10 tahun dengan ekonomi kerakyatan. Tujuannya peningkatan kesejahteraan rakyat berbasis pertanian. Bukan yang tradisional, tapi mengubah hasil pertanian menjadi lebih bernilai.

Maksud Anda, grand strategy itu ekonomi syariah?Ya, ekonomi kerakyatan atau ekonomi syariah sama saja saja toh?. Kan ada Islamofobia, sehingga istilah ekonomi Islam diganti ekonomi syariah, lalu sekarang menjadi ekonomi kerakyatan, hahaha. Kalau kita melihat ke belakang, sejak Ketetapan MPR No. 23/ 1966, sudah dirumuskan kebijakan ekonomi kita adalah demokrasi ekonomis. Dikatakan, ekonomi kita bukan free fight liberalism, bukan ’etatism seperti sosialisme. Sebenarnya kita sudah berupaya membebaskan diri dari kapitalisme sejak 1966, tapi kok kita malah didominasi doktrin kapitalisme.

Sekarang, investor asing sudah banyak menguasai sektor penting di Indonesia, bisakah

kita mengubah sistem yang ada sekarang menjadi ekonomi kerakyatan?Mengapa tidak? Contohlah Ghandi dengan swadesinya. Bung Karno dengan konsep berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Kebanyakan dari rakyat kita ini kan, masyarakat menengah ke bawah, kalau kita membangun ekonomi dari bawah, semua fasilitas dan likuiditas diberikan kepada mereka. Katakanlah dari sektor UMKM. Unit ekonomi di Indonesia itu ada sekitar 40-jutaan dan 39 jutanya adalah UMKM.

Jika saja, yang 39 juta unit itu ditambahkan employee satu orang, kan sudah teratasi masalah pengangguran kita yang katanya mencapai 40 juta menganggur. Inilah ekonomi kerakyatan.

Nilai-nilai apa saja yang paling penting diterapkan dalam ekonomi kita?Pertama, tekad untuk berubah. Jangan mau lagi selalu dipengaruhi oleh orang luar. Kedua, perubahan paradigma dan orientasi dari konsumsi ke sektor produksi. Ketiga adalah petik, olah, lalu jual. Ini soal pertanian. Indonesia kan negeri pertanian sebenarnya. Hasil pertanian jangan dijual sebagai raw material, rendah nilainya. Olah dulu, ini kan akan menjadi industri baru. Dari situ akan bertambah nilainya ketika diekspor.

n IA

Apa analisa Anda terhadap krisis keuangan global saat ini?Krisis saat ini adalah titik nadir dari satu konjungtur business cycle. Krisis ini tidak akan berhenti selama sistem ekonomi kapitalis masih kita pakai. Mazhab price mechanism akan membuat ekuilibirium (keseimbangan—red) itu tidak mungkin. Kenyataannya, tetap dibutuhkan intervensi pemerintah yang mengambil kebijakan. Intervensi inilah yang kemudian apakah memihak kepada rakyat atau tidak?

Sebenarnya saya lebih suka menggunakan instability (ketidakseimbangan) daripada krisis. Karena, ketidakstabilan menurut ekonomi kan ada dua saja unsur utamanya, flow of goods dan flow of money. Kedua hal tersebut harus berada sejajar untuk menciptakan keseimbangan. Kalau salah satu lebih banyak dari yang lain, akan timpang, inilah krisis. flow of goods ditopang oleh flow of money.

Untuk memproduksi barang kan diperlukan uang. Uang tersirkulasi di masyarakat, berasal antara lain dari tabungan masyarakat. Karena kapitalisme, orang menabung menjadi lebih profit oriented, ingin mendapat interest rate sebesar-besarnya. Nah, profit oriented membuat orang berspekulasi. Selama terjadi spekulasi ini, maka suatu waktu akan terjadi lagi ketidakseimbangan.

Prof. Halide:

Laporan Utama

Page 16: edisi 23/2008

16 Sharing edisi November 2008

Krisis ini bermula dari subprime mortgage yang lantas diikuti

dengan hancurnya Lehman Brothers. Bagaimana sebetulnya keuangan global bisa runtuh karena krisis subprime mortgage? Tepatkah penggunaan istilah keserakahan untuk kejadian ini?

Menurut saya krisis ini jelas-jelas dipicu oleh keserakahan manusia untuk meningkatkan penguasaan aset dan kekayaan secara cepat, serta nafsu untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kalau kita runut, sebenarnya ide pemberian KPR (kredit perumahan rakyat) bagi mereka yang tidak layak untuk mendapatkannya (sub prime) muncul di sekitar tahun 1987. Para pemegang modal saat itu melihat

bahwa harga rumah di AS selalu meningkat dari waktu ke waktu.

Karena itu muncul ide untuk bagaimana menarik dana-dana di pasar keuangan global. Agar para investor pemilik kapital tertarik, maka ”alat penariknya”, yaitu bunga, harus dibuat tinggi, sehingga para pemodal tersebut bisa mendapatkan keuntungan. Kemudian, KPR tersebut dilindungi oleh asuransi khusus KPR, untuk menjamin bahwa para calon investor tersebut memiliki risiko yang minimal. Selanjutnya, KPR tersebut diperdagangkan di pasar modal dalam bentuk surat utang dengan nama Mortgage-Based Securities (MBS). MBS ini diterbitkan sesuai dengan tingkat risikonya. MBS ini pun diasuransikan.

Lalu MBS ini disekuritisasikan lagi, dan diasuransikan kembali. Dibuatlah produk-produk derivatifnya, dengan nama-nama yang canggih,

dan kemudian semua produk tersebut diasuransikan. Nah, Lehman Brothers itu salah satu perusahaan penerbit dari produk derivatif atau turunan dari MBS. Dari sini kita bisa melihat ada penggelembungan-penggelembungan, sehingga nilai dari produk derivatif tadi menjadi berlipat ganda, jauh melebihi nilai aset (rumah) yang sesungguhnya. Terjadilah over price.

Awalnya tidak masalah karena harga rumah cenderung bergerak naik. Kalau rugi pun, harga rumahnya masih lebih tinggi. Sehingga kalau pun disita dan dijual, masih ada untung. Tapi ketika di tahun 2006 harga rumah di AS mulai turun, barulah dampaknya mulai terasa. Makanya satu per satu perusahaan-perusahaan investasi terkemuka dunia, seperti Lehman Brothers, dan perusahaan asuransi seperti AIG kolaps. Jadilah krisis KPR,karena nilai aset riil dari KPR itu jauh lebih kecil, maka

Ini Kalau Nilai Islam Dipisah dari

Praktik Ekonomi’’’’ Akar permasalahan ekonomi

dunia adalah akibat dipisahkannya aktivitas ekonomi dari ajaran Islam. Bunga, yang jelas-jelas haram, telah menjadi ruh yang menjiwai pasar keuangan global. Dan solusi Al Quran dalam melawan bunga ini ada dua hal dan telah dinyatakan secara eksplisit dalam Alquran yakni jual beli dan zakat infak sedekah. Berikut petikan wawancara Ibrahim Aji, wartawan Sharing dengan pengamat ekonomi Islam Irfan Syauqi Beik.

Irfan Syauqi Beik

K

Laporan Utama

Page 17: edisi 23/2008

17Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

’’

perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kerugian.Paniklah dunia, karena bagaimanapun juga, banyak modal dunia yang mampir di AS.

Coba kita hitung berapa kerugian akibat krisis. Misal kerugian mencapai angka 1 juta, maka asuransi KPR yang harus dibayar 1 juta juga. Lalu MBS yang terancam gagal bayar juga 1 juta, kemudian produk derivatif pertamanya juga terancam gagal bayar juga 1 juta, dsb. Bisa dibayangkan kalau turunan-turunan lanjutannya katakan ada 4 atau 5 produk, berapa kerugian yang harus ditanggung, berapa modal yang harus hilang. Coba pake sistem syariah yang berbasis sektor riil, kerugian akan tetap 1 juta. Tidak beranak pinak hingga jutaan rupiah. Tinggal sita saja rumah senilai 1 juta, jual dan kemudian selesaikan kewajiban yang ada. Beres.Makanya saya setuju bahwa ini adalah akibat keserakahan manusia yang tadinya memimpikan bisa mendapat untung, namun ujungnya merugi.

Subprime mortgage adalah sekuritisasi dengan rating rendah. Tapi mengapa setelah dari Lehman, banyak investor yang tertarik masuk sehingga akhirnya terlilit?Lehman Brothers itu kan perusahaan terkemuka dunia. Ketika dia menerbitkan sekuritisasi dari MBS, yaitu Collaterized Debt Obligation (CDO), maka siapa sih yang tidak percaya? Apalagi CDO-nya juga diasuransikan. Risiko apa yang dihadapi oleh investor? Toh semuanya sudah terjamin. Makanya wajar kalau banyak investor yang berminat. Apalagi CDO-nya juga disekuritisasi dan diasuransikan kembali. Jadi mereka beranggapan akan untung.

Bagaimana dengan sektor riil, menurut Anda apa imbas yang paling buruk dari krisis

ini terhadap sektor riil?Saya kira dampaknya terhadap sektor riil mulai terasa. Di AS sekarang ini sudah 150 ribu orang yang kehilangan pekerjaan dalam hitungan minggu, belum lagi ditambah yang stress. Menurut berita kantor berita AP, dalam kurun waktu 2 minggu setelah krisis sudah 500 ribu orang warga AS yang konsultasi ke psikiater karena stress dan tidak siap menghadapi krisis ini.

Pemerintah kita pun sudah menurunkan target pertumbuhan ekonomi. Belum lagi fluktuasi nilai dolar AS. Pasti ekspor impor akan terganggu. Artinya sektor riil sudah jelas akan terganggu. Banyak efek domino yang muncul dari krisis ini. Dengan kerugian di lantai bursa, maka itu juga berdampak pada likuiditas perbankan, yang ujung-ujungnya bisa mempengaruhi pembiayaan di sektor riil.

Imbas terburuk yang mungkin terjadi adalah tidak tumbuhnya sektor riil. Yang berarti angka pengangguran masih akan tetap tinggi, dan kesejahteraan masyarakat tidak akan meningkat.

Makanya saya melihat, sudah saatnya kita mulai secara bertahap untuk memperkuat instrumen keuangan syariah. Keberpihakan terhadap ekonomi syariah harus benar-benar ditunjukkan oleh seluruh stakeholder ekonomi syariah, baik para praktisi dan pemilik modal, pemerintah, DPR dan masyarakat secara keseluruhan. Lalu praktik-praktik transaksi yang tidak sesuai syariah, sebaiknya langsung saja dilarang. Tidak usah ragu.

Ajaran Islam mengenal distribusi non ekonomi dalam bentuk zakat-infak-shadakah (ZIS). Bagaimana ZIS sebenarnya bisa mengatasi bahkan mencegah krisis?

Harus diingat bahwa akar permasalahan ekonomi dunia adalah akibat dipisahkannya aktivitas ekonomi dari ajaran Islam. Bunga, yang jelas-jelas haram, telah menjadi ruh yang menjiwai pasar keuangan global. Dan solusi Al-Quran dalam melawan bunga ini ada 2 hal. Keduanya telah dinyatakan oleh Allah secara eksplisit, yaitu jual beli (QS 2 : 275) dan ZIS (QS 30 : 39). ZIS adalah instrumen untuk mencegah ketimpangan ekonomi yang terlalu ekstrem. Kaya miskin adalah sunnatullah. Tetapi kalau ketimpangan antar kedua kelompok itu tinggi, maka hal itu akan menimbulkan persoalan-persoalan yang dahsyat. Makanya diantara tujuan ZIS itu adalah untuk mengurangi kesenjangan pendapatan.

Kemudian ZIS itu adalah instrumen untuk mengurangi kemiskinan, karena ZIS menjamin bahwa kelompok dhuafa akan selalu terlindungi dan terbela hak-hak ekonominya. Lewat ZIS, daya beli kelompok dhuafa akan naik. Meningkatnya daya beli ini akan mendorong kenaikan permintaan barang dan jasa. Lalu penawaran juga naik. Akibatnya lapangan kerja bertambah dan pengangguran bisa dikurangi. Secara umum, tingkat kesejahteraan akan meningkat.Intinya, dengan melindungi kelompok yang lemah dalam masyarakat, maka kesejahteraan

masyarakat secara umum dapat ditingkatkan. Hal ini jelas berbeda dengan sekuritisasi KPR yang merupakan bentuk eksploitasi terhadap orang yang tidak mampu. Makanya ketika terjadi krisis, maka rakyat biasalah yang pertama kali terkena dampak buruknya.

Adakah negara di dunia ini yang dapat mencegah krisis dengan ZIS?Memang belum ada contoh negara yang ideal saat ini. Malaysia memang selama ini selalu dijadikan contoh. Tapi menurut saya ada banyak kelemahan juga dalam sistem zakat malaysia, meskipun ia masih jauh lebih baik dari Indonesia, terutama pada sisi sistem penghimpunan dan manajemennya. Justru saya berharap agar Indonesia bisa memerankan dirinya sebagai contoh yang ideal. Makanya saya menghimbau pemerintah, daripada mengandalkan utang luar negeri untuk program pengentasan kemiskinan, lebih baik dan lebih berkah jika kita mengoptimalkan potensi ZIS yang cukup besar itu. n

Kemudian ZIS itu adalah instrumen untuk mengurangi kemiskinan, karena ZIS menjamin bahwa kelompok dhuafa akan selalu terlindungi dan terbela hak-hak ekonominya.

Page 18: edisi 23/2008

18 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Sistem ekonomi kapitalisme terbukti beberapa kali menjadi pemicu timbulnya krisis

ekonomi dari berbagai negara di penjuru dunia. Realitanya, memang sudah banyak negara yang menjadi babak belur

karena menerapkan sistem ini, tak peduli negara besar seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun, seperti terjadi sekarang ini. Karena itu, banyak pihak mengatakan, era kejayaan ekonomi kapitalisme ini memang sudah berakhir. Berbagai negara di dunia penganut sistem ekonomi yang ’mendewakan’ para pemilik modal ini pun dituntut untuk dapat mencari suatu sistem ekonomi alternatif yang lebih mempunyai progress di masa depan, serta tidak rentan krisis seperti kapitalisme ini. Nah, sistem ekonomi alternatif itu tidak boleh lagi berbasiskan pada sektor keuangan, melainkan pada sektor riil, serta juga setiap aktifitas ekonomi harus berbasis

underlying asset. Begitulah inti kesimpulan yang didapat Sharing usai berbincang-bincang dengan ekonom senior M. Fadhil Hassan, yang juga salah seorang pendiri INDEF. Kepada Sharing, Fadhil bercerita tentang kronologis penyebab runtuhnya ekonomi AS ini, berikut

solusi pencegahannya agar tak mengimbas ke Indonesia. Serta pandangan khusus doktor lulusan University of Kentucky, Lexington, KY, USA ini tentang wacana ekonomi Islam sebagai alternatif solusi krisis global. Berikut petikan wawancara Sharing dengan Fadhil;

Krisis di Amerika yang mengancam perekonomian global, apakah ini dampak

dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme?

Yang terjadi sekarang merupakan implikasi dari paradigma ekonomi kapitalisme yang berlaku di Amerika. Ekonomi Amerika mengalami perubahan mendasar di tahun 1980 dengan Reagan

Revolution dari Presiden Ronald Reagan, yang didukung oleh PM Inggris saat itu Margareth Teacher. Reagan dan Teacher adalah penganut paham kapitalis yang sangat ortodok. Reagan pernah mengatakan dalam pidatonya, ”Goverment is not the solution to our problems. Government is a problem.” Bahkan salah satu jargonnya adalah “The era of government is over”. Karena Reagan sangat percaya, pemerintah itu tidak boleh ikut campur dalam urusan ekonomi, atau ekonomi diserahkan pada pasar. Jadi kemudian berbagai regulasi yang ada dihilangkan. Sehingga disebut “Less regulation is better”. Sehingga timbulah privatasisasi, deregulasi, liberalisasi. Itu yang

kemudian tercermin dari sisi pasar modal, juga di lembaga-lembaga keuangan. Selain hal-hal di atas dilakukan, namun dari sisi pemerintah ada satu hal yang miss, yaitu mengenai anggaran (fiskal). Kebijakan fiskal yang dianut pemerintah Amerika malah tidak pruden. Waktu itu,

dalam era Reagan anggaran untuk militer, anggaran untuk pertahanan itu ditingkatkan, sehingga menciptakan defisit anggaran. Kemudian terjadi juga defisit perdagangan. Nah, ini yang sebenarnya terjadi juga di era Presiden George W. Bush sekarang. Jadi di zaman Bush hal yang sama dilakukan. Pertama defisit anggaran membengkak sampai sekarang sekitar 416 miliar USD di tahun 2008 ini. Kemudian defisit perdagangan juga besar.

Indikasi tersebut tentunya sangat rentan terhadap krisis?

Intinya, sementara kebijakan makronya istilahnya sangat menganut defisit, namun kemudian pada tingkat

”Dampak Impor Kapitalisme AS”M. Fadhil Hasan Ph.D

S

Page 19: edisi 23/2008

19Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

korporasi karena tidak ada satu regulasi, maka menciptakan satu apa yang disebut financially driven capitalism. Jadi kapitalisme yang tidak didorong oleh suatu aktivitas perekonomian yang riil. Jadi yang menggelembung itu adalah sektor-sektor finansial, atau sektor keuangan yang menciptakan bubble itu. Kemudian dengan tidak adanya regulasi, maka tidak ada yang mengendalikan. Jadi di tingkat korporasi Amerika itu, kondisinya surat hutang diagunkan lagi, kemudian diagunkan lagi. Jadi instrumen keuangan itu beranak-pinak, tapi transaskinya itu tidak ada underlying asset-nya.

Nah, berikutnya di tingkat rumah tangga. Masyarakat AS ini intinya adalah masyarakat yang sulit bayar utang. Namun, kartu kredit, lalu kredit perumahan dan semacamnya itu sangat gampang diperoleh. Sehingga orang yang tidak layak untuk mendapat kredit pun, mereka mendapatkannya. Saya berikan ilustrasi untuk kredit perumahan. Seorang warga Amerika misalnya sudah punya satu rumah.

Namun bank-bank memberikan tawaran pada si warga untuk mendapatkan rumah kedua. Nah, apa jaminannya? Ternyata rumah pertama yang sedang warga Amerika itu kredit! Misalnya, harga rumah itu naik terus mungkin nggak masalah, jadi masih bisa (ter-cover). Namun ada saatnya, atau ada batasnya. Nah, itulah yang kemudian terjadi, ada kemacetan, sehingga itu sampai menimbulkan krisis.Jadi di tiga pelaku usaha ekonomi itu, baik itu di tingkat rumah tangga, di tingkat korporasi maupun di tingkat pemerintah, itu sebenarnya tidak menjalankan suatu ekonomi yang berbasis kepada kemampuan mereka yang riil. Istilahnya lebih besar pasak daripada tiang.

Itulah yang sebenarnya terjadi di Amerika sekarang ini. Penyebab utamanya itu adalah suatu perekonomian yang tercerabut dari akarnya, karena adanya suatu kepercayaan bahwa ekonomi itu nggak perlu diregulasi. Itulah teori kapitalisme. Kalau misalnya ada suatu distorsi, maka pasarlah yang akan mengoreksinya. Perkembangan ekonomi kapitalisme yang berbasis kepada pasar/keuangan yang tidak memiliki nilai asetnya, atau transaksi yang tidak berbasis nilai asetnya, kemudian disertai oleh perilaku yang lebih besar pasak daripada tiang itu.

Kenapa krisis Amerika ini sampai berisiko menjalar secara global?

Ini ’kan dalam keadaan era globalisasi. Kalau kita bicara tahun 30-an (1930), atau 20-an (1920), mungkin tidak akan sebesar ini dampaknya. Tapi ekonomi Amerika ini bagaimanapun juga masih menjadi lokomotif ekonomi dunia. 22% atau 23% daripada GDP dunia itu adalah di AS. Kemudian Amerika juga merupakan negara tujuan utama ekspor dari berbagai negara di dunia, termasuk Cina, India, dan Indonesia sendiri. Jadi karena era globalisasi inilah, maka keterkaitan ekonomi antar negara ini begitu kuat, sehingga apa yang terjadi di AS itu akan berimbas kepada negara-negara lain. Nah, seberapa besar imbasnya yang ditimbulkannya pada tiap-tiap negara tergantung daripada seberapa kuat negara-negara tersebut memiliki integrasi dengan ekonomi AS. Jadi kalau semakin besar keterkaitannya, maka akan semakin besar pula dampaknya.

Sejauh mana dampak krisis Amerika di atas terhadap Indonesia?

Yang sekarang sudah kita rasakan dampaknya, pertama adalah terhadap modal. Ketika ekonomi Amerika dilanda krisis, mereka memerlukan modal untuk menanggulangi keadaan ini. Maka perusahaan keuangan mereka yang banyak menanamkan modalnya di berbagai negara akan menarik modalnya. Nah, itulah yang kemudian yang tercermin dari kejatuhan berbagai pasar modal di dunia ini, termasuk juga di Indonesia.

Yang kedua, karena modal-modal itu dalam bentuk mata uang, makanya permintaan terhadap dollar US meningkat. Sehingga nilai tukar kita ikut menjadi melemah. Dampak kedua adalah pada neraca barang dan jasa, seperti produk ekspor – impor. Nah, sekarang ini kita sudah mulai merasakan berbagai industri yang berorientasi ekspor dengan pangsanya ke Amerika, seperti industri perikanan, tekstil, kerajinan tangan, kopi, kakao, ’kan sudah mengalami ada pembatalan. Kalau misalnya ini berlangsung terus, itu akan menurunkan jumlah ekspor kita. Itu pengaruh langsungnya. Di sisi lain, negara-negara lain yang meng-ekspor ke Amerika juga mengalami hal yang sama. Mereka nggak bisa menjual produknya ke Amerika, sehingga negara-negara seperti China, India dan lain-lain akan

mencari pasar yang baru ke negara-negara lain. Sehingga, persaingan antar negara dalam menjual produknya itu semakin ketat. Itulah dampak tidak langsungnya terhadap kita.

Bagaimana jalan keluar dari krisis ini agar Indonesia tidak terimbas begitu dalam?

Dengan adanya penarikan modal yang cukup besar, lalu adanya pelemahan rupiah telah menciptakan kekawatiran, apakah ini akan berlangsung terus? Karena itu, langkah-langkah pertama-tama yang harus diambil adalah bagaimana menenangkan masyarakat. Karena itu, dengan pemerintah menaikkan batas penjaminan dari Rp. 100 juta sampai menjadi Rp. 2 miliar, itu langkah yang tepat! Lalu langkah kedua yang harus dilakukan adalah merelaksasi aturan daripada perbankan. Jadi memberikan akses yang lebih mudah kepada perbankan untuk mendapatkan pinjaman jangka pendek. Ini juga dilakukan oleh pemerintah, karena pemerintah akan mengeluarkan peraturan tentang jaringan keamanan sistem keuangan.

Berikutnya diperlukan langkah-langkah lanjutan dari pemerintah, misalnya, dengan sekarang adanya kekeringan likuiditas, seharusnya pemerintah jangan menaikkan

Page 20: edisi 23/2008

20 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

tingkat suku bunganya lagi. Karena kalau menaikkan tingkat suku bunganya lagi, uang itu kan menjadi mahal. Sehingga cost of money itu menjadi lebih tinggi lagi, yang tidak bisa memacu atau mendorong perbankan untuk memberikan-meminjamkan kreditnya.

Nah, selanjutnya bagaimana kita mengatasi dampaknya terhadap industri-industri atau sektor riil ini, terutama industri-indutri yang terkena dampak langsung seperti indutri tekstil, alas kaki, kerajinan, dan lain-lain. Menurut saya, yang penting itu sekarang ada satu langkah insentif yang kongkrit. Contohnya, ekspor CPO ’kan sekarang dikenakan pajak. Mungkin itu bisa dihilangkan. Kemudian juga misalnya, bagaimana kita bisa mengurangi cost-cost supaya kita bisa kompetitif. Misalnya, yang terkait dengan berbagai ekonomi biaya tinggi yang selama ini kita alami terhadap ekspor itu harus dihilangkan. Biaya transpotasi, biaya distribusi, biaya pelabuhan itu harus dipangkas, karena itu juga signifikan terhadap pembentukkan cost. Poinnya

itu adalah bagaimana kita memelihara dan menyiapkan daya saing daripada produk- produk kita.

Bagaimana untuk masyarakat sendiri, bagaimana mereka berinvestasi?

Masyarakat intinya tidak perlu panik, karena dananya sudah dijamin. Dengan peningkatan jaminan sampai Rp 2 miliar berarti sekitar 97% daripada nasabah itu sudah aman. Jangan ikut-ikutan berspekulasi, misalnya sekarang melihat dollar US kuat, lalu ikut memborong dollar US. Kemudian jangan melakukan transaksi, kegiatan-kegiatan atau pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Namun itu berlaku bukan hanya di masyarakat, tapi juga di pemerintah.

Lalu pesan yang bisa kita ambil dari balik krisis ini?

Jadi pesan yang utama itu saya ingin katakan, era dari kapitalisme ini it’s over sekarang ini. Dahulu ada slogan negara memegang kendali, tapi kemudian itu nggak efektif menciptakan

pemerataan, karena pemerataan yang sama miskin. Itu awal kehancuran negara-negara eropa timur, sosialisme. Tapi di era 80-an sampai sekarang ini yang disebut era free market, dengan adanya Washington Consensus dengan slogan ’Less government is better’, sekarang ini ’kan juga sudah terbukti menyebabkan krisis. Sehingga sudah tidak lagi bisa diandalkan untuk bisa membawa suatu ekonomi yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih progress.

Sekarang, inilah saya kira perlu dipikirkan suatu ekonomi yang dapat menjadi jawaban permasalahan di atas. Saya sendiri belum begitu paham tentang ekonomi syariah atau ekonomi Islam itu, tapi dengan prinsip-prinsip dasarnya, bahwa pertama, aktivitas ekonomi itu harus riil, serta harus ada underlying assetnya, lalu kedua bahwa resources itu nggak boleh idle, atau kepemilikan yang tidak terbatas tidak diperbolehkan, berikutnya ketiga, bahwa uang tidak boleh dijadikan sebagai komoditas, melainkan alat tukar saja, serta keempat adanya larangan tentang riba, maka keempat

prinsip dasar daripada ekonomi Islam itu sebenarnya bisa menjadi suatu panduan dalam menciptakan ekonomi yang lebih berkeadilan, dan lebih berbasis kepada sektor yang riil, serta tidak bergantung lagi kepada kapitalisme.

Jadi, kesimpulannya ekonomi syariah merupakan jawaban daripada krisis ini?

Sebenarnya apa pun namanya, kalau ekonomi itu bisa menjamin keempat hal di atas, itu sudah merupakan suatu solusi untuk menciptakan suatu ekonomi yang berkeadilan dan mempunyai progress. Saya beranggapan bahwa prinsip-prinsip dalam ekonomi Islam, yaitu keempat hal di atas, dan mungkin masih ada banyak lagi, itu sebenarnya bisa menjadi pijakan yang jelas. Karena itulah yang sebenarnya tidak ada selama ini di kapitalisme, sehingga mengakibatkan terjadinya krisis. Karena memang kapitalisme terlalu menonjolkan aspek keuangannya, di mana uang itu ditransaksikan atau diperjualbelikan.

n YS

PT. TRIBUWANA CAHYA ANANTANo. Rek Bank Lippo Tebet : 550.30.70900-6

Page 21: edisi 23/2008

21Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Krisis keuangan global yang sedang terjadi saat ini dan turut mengimbas

ke Indonesia seharusnya dapat menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Bahwa, sistem ekonomi yang berjalan sekarang ini sangat riskan dan telah terbukti berkali-kali menciptakan ketidakadilan. Krisis ini selalu terjadi, karena transaksi-transaksi ekonomi yang dilakukan tidak didasarkan pada aset yang riil. Karena itu, untuk mencegah krisis keuangan global terulang kembali, penerapan syariah dalam sistem ekonomi menjadi solusi yang sangat dibutuhkan. Masyarakat

sudah saatnya sadar untuk mengganti sistem ekonomi yang dijalankan saat ini dengan sistem ekonomi syariah. Karena, sistem ekonomi syariah ini lebih tahan terhadap ancaman krisis. Sistem syariah selalu menuntut adanya aset atau jaminan riil. Selain itu, sistem ekonomi syariah ini membagi risiko, baik di masa untung maupun rugi, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.. Demikianlah inti pendapat Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia A.Riawan Amin menanggapi krisis keuangan global yang terjadi di Amerika Serikat yang turut pula mengimbas ke Indonesia.

Berikut wawancara lengkap Sharing dengan Riawan yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo);

Tanggapan anda mengenai krisis keuangan global saat ini yang selalu berulangkali terjadi?

Sistem ekonomi yang sekarang itu memang diciptakan untuk menciptakan ketidakadilan.Jadi apa yang terjadi di sana adalah transaksi-transaksi yang sifatnya gharar, dan maysir. Transaksi yang tidak ada barangnya, tidak ada nilai transaksinya. Transaksi-transaksi yang aksesnya hanya dipunyai sekelompok orang, namun tidak bisa diakses oleh orang banyak. Penjaminan yang tidak prudent. Ingat, paper-paper yang bermasalah itu ratingnya bagus semua. Ratingnya itu lebih bagus daripada negara Republik Indonesia, yang punya minyak, punya tanah, punya

rakyat 250 juta. Berarti ’kan lembaga-lembaga yang seharusnya kita percaya ini tidak amanah. Kemudian yang lainnya, transaksi konvensional yang berbunga-bunga dan terus berbunga. Nah, kalau kita lihat, bahwa semua yang dipraktikkan itu berlawanan dengan prinsip-prinsip sistem keuangan syariah. Sehingga kalau sistem keuangan syariah dijalankan, Insya Allah tidak (akan) seperti itu.

Menurut anda, solusi yang paling tepat untuk permasalahan krisis ini?

Solusinya sih simpel, yaitu keluar dari sistem ini. Masyarakat sudah saatnya sadar untuk mengganti sistem ekonomi yang dijalankan saat ini dengan sistem ekonomi syariah.

Hanya itu solusinya. Sekarang begini, kita tanyakan pada semua orang Indonesia, puas nggak dengan sistem ekonomi kita? Semua pasti tidak puas. Tapi siapa yang berani untuk

”Kita Harus Beralih ke Sistem Ekonomi Syariah”

mengubahnya? Bagaimana mungkin kita tidak puas dengan sesuatu, tapi kita terus mengikutinya? Ini ’kan logika yang sangat aneh sebenarnya. Kalau kita puas dengan sistem ekonomi ini, mari kita ikuti terus. Kalau kita nggak puas kita ganti sistem ekonominya.

Tapi bukankan tidak mudah mengubah sesuatu yang sudah lama eksis dan mengakar?

Memang itu tidak mudah dilakukan. Tapi itu memang perlu ditekankan kembali, bahwa perjuangan kita menegakkan syariah itu - kalau kita yakini bahwa syariah itu sebagai kebaikan alam semesta -, maka kita harus bisa memisahkan, bahwa syariah itu lebih dari sekedar kepentingan ummat Islam. Ekonomi syariah ini pasti mengakomodir ummat Islam, namun juga pasti menyelamatkan bangsa secara keseluruhan. Sayangnya, ini didikotomikan oleh beberapa pihak, bahwa kalau ini adalah berpihak kepada syariah, berarti tidak berpihak kepada nasional. Namun begitu, yang terpenting kita harus punya tujuan. Tujuannya harus jelas. Tapi apakah tujuan itu tercapai atau tidak, bukan lagi kita. Tugas kita adalah mengejar tujuan tersebut dengan usaha yang maksimal. Baiklah, bisa diceritakan bagaimana ketahanan sistem keuangan syariah terhadap ancaman krisis?

Transaksi keuangan syariah itu mengharuskan adanya aset yang dijaminkan. Karena itu, sistem keuangan syariah ini tidak mudah terkena gejolak moneter. Sistem ekonomi syariah ini membagi risiko, baik di saat untung maupun rugi, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

nYS

K

A. Riawan Amin

Page 22: edisi 23/2008

22 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Ekonomi pro pasar sebetulnya juga diajarkan oleh Islam. Salah satu ayat dalam Alquran

menyatakan hendaklah kalian berniaga berdasarkan senang sama senang. Terjemah ayatnya secara detail sebagai berikut:Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan cara batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. (QS An Nisaa:29).

Itu artinya harus sama-sama senang dalam bertransaksi sehingga saling senang dalam

menetapkan harga.Rasulullah sangat menghargai peran dan harga yang dibentuk di pasar, karena itulah yang sangat adil.Nabi Muhammad menolak adanya intervensi jika harga yang terbentuk di pasar itu sudah berdasarkan harga kesepakatan.

Dikisahkan dalam satu hadis, sahabat datang kepada beliau.

Sahabat berkata,’’ Wahai Rasulullah, tentukanlah harga untuk kita.’’

Rasul menjawab, Allah itu sesungguhnya adalah penentu harga, penahan, pencurah serta pemberi rezki. Aku mengharapkan dapat menjumpai Tuhanku di mana

salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.

Hadis lain berkisah tentang ketika terjadi kenaikan harga dan para sahabat meminta agar Rasul memerintahkan agar menurunkan harga. Rasul pun menolak. Bagi Rasul penetapan harga atau pelanggaran terhadap harga

pasar merupakan sebuah ketidakadilan.

Dari Ibn Mughirah dikisahkan satu hari Rasul melihat seorang laki-laki menjual makanan dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Rasulullah kemudian ber sabda, ’’Orang yang datang membawa barang

Ekonomi Pro Pasar RasulullahMeski menolak intevensi terhadap harga pasar, Rasulullah amat sering melakukan inspeksi ke pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar apakah berlangsung dengan adil, jujur dan sesuai dengan nilai-nilai.

E

Page 23: edisi 23/2008

23Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

ke pasar ini laksana orang berjihad fisabilillah, sementara orang yang menaikkan harga (melebihi harga pasar) itu seperti orang yang ingkar kepada Allah.

Lalu cukupkah sampai di situ bahwa Islam tidak menghendaki ada intervensi terhadap pasar, sebagaimana terjadi pada era globalisasi terbaru yang mengakibatkan dunia guncang?

Tentu tidak. Pasar yang dimaksud dalam Islam dan amat dijunjung tinggi prinsipnya adalah pasar yang dilaksanakan dengan mengutamakan nilai moralitas. Pusat pengkajian Ekonomi Islam dalam bukunya ’Ekonomi Islam’ menegaskan bahwa nilai moral tak boleh dijauhkan dari transaksi di pasar. Nilai itu adalah persaingan yang sehat (fairplay), adil (justice), jujur (honest), dan keterbukaan (transparancy).

Untuk itu, Rasul telah menetapkan beberapa larangan terhadap praktik bisnis negatif. Karena praktik itu akan menghalangi mekanisme pasar yang Islami. Salah satu bentuk penyimpangan misalnya terjadi penimbunan barang (ihtikar), adanya permintaan semu untuk menaikkan harga (najasyi) penipuan kualitas, kuantitas, harga atau pengiriman barang (tadlis) seperti misalnya mencegat barang sebelum pasokan barang masuk ke kota, kecurangan dalam timbangan, dan lainnya.

Jadi, mekanisme pasar dalam arti sesungguhnya tanpa intervensi pemerintah dalam Islam itu memang yang utama. Tapi dalam kondisi di luar normal atau darurat, intervensi bisa dilakukan dilakukan dengan kebijakan yang bukan menetapkan harga.

Pada masa pemerintah Umar bin Khattab, pernah terjadi gagal panen. Harga pangan melonjak karena suplay yang

berkurang. Sahabat meminta Umar mengatur harga pasar. Umar menolak. Yang dia lakukan adalah mengimpor dari Mesir sehingga pasokan bertambah dan harga turun kembali. Satu kali, langkah yang ditempuh ini ternyata tidak memadai karena daya beli masyarakat amat rendah. Khalifah Umar kemudian menerbitkan sejenis kupon yang dapat ditukar dengan barang yang dibagikan kepada fakir miskin.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda, Penjual dan pembeli keduanya bebas memilih selagi keduanya belum berpisah. Jika mereka jujur dan jelas maka diberkatilah oleh Allah jual belinya itu. Tapi jika mereka menyembunyikan cacat dan dusta, maka terhapuslan keberkahan jual beli itu.

Al HisbahMeski menolak intevensi terhadap harga pasar, Rasulullah amat sering melakukan inspeksi ke pasar untuk mengecek harga dan mekanisme pasar apakah berlangsung dengan adil, jujur dan sesuai dengan nilai-nilai. Pernah Beliau memasukkan tangannya ke tumpukan gandum yang dijual seorang penjual di pasar. Beliau mendapati kualitas di bagian dalam ternyata jelek. Rasul membalik gandum. ’’Mengapa tidak kalian perlihatkan semua sehingga pembeli bisa melihat kualitas dan menaksir berapa harga yang tepat? Barangsiapa menipu, maka ia bukan dari golonganku.’’

Kerap dalam kunjungan ke pasar Rasul mendapati praktik bisnis yang tidak jujur, sehingga beliau menegurnya. Pada masa berikutnya ada lembaga khusus yang diberi nama Al Hisbah yang bertugas memantau kondisi di pasar.

Al Hisbah itu ibarat polisi

ekonomi yang akan mengontrol kualitas barang dan harga di pasar di samping juga mengontrol perilaku atau moral secara umum di pasar. Pada masa dinasti Al Mamluk (1805-1849) Al Hisbah memiliki peran penting sehingga saat itu Islam mengalami kemajuan ekonomi. Jadi jika melihat pada kondisi ekonomi atau pasar menurut Islam, seharusnya kejadian sub prime mortgage tidak layak dijual. Perumahan bagi si miskin menjadi tanggung jawab pemerintah.

Karena, terbukti kreditnya gagal. Apalagi kemudian KPR itu disekuritisasi dan dilindungi asuransi berkali-kali dan dijual oleh lembaga besar sehingga terkesan menjadi sesuatu yang bagus padahal buruk. Prinsip pasar sempurna telah dilanggar. Dan kita membuktikan tak ada barokah Allah pada perdagangan macam ini. n YN

Kerap dalam kunjungan ke pasar

Rasul mendapati praktik bisnis yang tidak jujur, sehingga beliau menegur. Pada masa berikutnya ada lembaga

khusus yang diberi nama Al Hisbah yang bertugas memantau kondisi di pasar.

Page 24: edisi 23/2008

24 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Apa Kata Joseph Stiglitz soal Krisis Dunia?Sistem ekonomi kapitalis boleh jadi dianggap sebagai sistem ekonomi terbaik yang pernah dibangun manusia. Namun, belum pernah ada yang menegaskan bahwa sistem ini juga mengakibatkan ketidakstabilan.

Ya, krisis ekonomi adalah salah satu buah dari kapitalisme

yang frekuensi kedatangannya makin cepat saat ini. Kata Stiglitz, dalam tiga puluh tahun terakhir dia mencatat lebih dari seratus kali krisis. Wow, angka yang menakjubkan bukan? Pasti satu diantaranya yang melanda Indonesia tahun 1998 silam.Sudah lama Stiglitz bicara soal kebobrokan sistem ekonomi kapitalis. Dia pengeritik sistem ekonomi kapitalisme yang menyatakan peran pemerintah harusnya ditiadakan dalam persaingan pasar. Kata dia, itu hanya mungkin kalau ada tingkat informasi yang sama. Yang terakhir ini yang dia ragukan. Dia mengkhawatirkan adanya asymetric information yang mengakibatkan sesuatu menjadi tidak pada kondisi sebenarnya.

Dari berbagai krisis itu, peraih nobel ekonomi tahun 2001 itu selalu menegaskan bahwa campur tangan pemerintah dalam ekonomi pasar diperlukan. Karena, kata dia, tanpa campur tangan mereka akan terjadi krisis yang makin parah di berbagai belahan dunia.

Kita tentu ingat bagaimana krisis 1998 yang masih amat lekat di ingatan kita. Saat itu, dimulai dari nilai tukar mata uang bath Thailand yang merosot. Kemudian diikuti penurunan nilai mata

uang negara

Asia lainnya termasuk Indonesia. Malang, bahwa Indonesia adalah negara yang paling terpuruk dihantam gelombang krisis yang mengakibatkan ratusan ribu pekerja di PHK karena industri mengalami kebangkrutan.

Saat itu memang fondasi ekonomi Indonesia amat lemah. Bunga bank melonjak hingga 60 persen dan mengakibatkan pengusaha tak mampu mengembalikan pinjaman. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp 15.000 per dolar AS. Pada saat itu terungkap bahwa pinjaman bank untuk korporasi ternyata tidak di back up dengan agunan yang memadai karena ada kongkalingkong sehingga nilai agunan di mark-up. Dan ketika harus dilelang, nilai agunan jauh di bawah nilai utang.

Pemerintah RI menuruti saran dari IMF bahkan memberikan Bantuan

Y

Page 25: edisi 23/2008

25Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang hingga kini masih belum juga rampung penyelesaiannya.

Dampak GlobalisasiIni rupanya menghentak Amerika sekarang. Yang lebih parah di Amerika adalah karena kebobrokan di negara itu diekspor ke negara lain lewat sekuritisasi dan dijamin oleh asuransi.

’’Entah harus berterimakasih kepada globalisasi atau apa,

yang jelas globalisasi telah mengakibatkan Amerika tidak sendirian dalam krisis ini. Amerika telah mengekspor sebagian kasus mortgage beracun ini ke negara lain. Jika saja ini hanya terjadi di AS, maka dampaknya bagi AS akan jauh lebih buruk.’’

Namun karena globalisasi, maka mortgage beracun ini juga berkontribusi mengakibatkan lembaga keuangan di Eropa berguguran. ’’Ya, Amerika tak hanya mengekspor utang yang macet tapi juga pembiayaan yang jelek dan buruknya regulasi. Bank di seluruh dunia saling meminjam dan meminjamkan satu sama lain. Mereka memperjualbelikan instrumen keuangan yang complicated. Bank dan lembaga keuangan kini lebih gemar pada sekuritisasi yang bisa diperjualbelikan kepada pihak lain. Para peminjam diyakinkan tak perlu takut tak mampu membayar kredit karena nilai agunannya akan terus naik. Kemudian kumpulan kredit rumah yang buruk itu disekuritisasi atau dijual

kepada pihak lain, ke bank dan lembaga keuangan di negara lain termasuk ke Indonesia.

Inilah sebabnya praktik regulasi yang jelek di satu negara yang berakibat adanya kredit macet, dapat menginfeksi sistem ekonomi global atau merembet dampak buruknya ke negara tetangga.

Itu karena kebobrokan itu dikemas dengan baik oleh lembaga keuangan internasional yang dijamin oleh asuransi dan dijual ke seluruh dunia sebagai

barang bagus. Stiglitz selalu mengeritik teori yang menyatakan pasar akan berjalan sempurna bila tak ada campur tangan pemerintah. Kali ini dia membuktikan teorinya bahwa pemerintah di semua negara di penjuru dunia akhirnya ikut campur, setelah terjadi badai.

’’Satu-satunya berita baik saat ini hanyalah harga minyak yang akhirnya turun,’’ kata Stiglitz. Menurut dia, dunia tengah berada di posisi krisis ekonomi terburuk dari abad lalu. ’’Kita telah menyentuh dasarnya, kita tak akan dapat naik lagi ke atas,” katanya.

Menurut dia yang terjadi saat ini adalah buah dari dikemasnya ketidakjujuran dalam satu kemolekan. Bank menjalankan bisnis tanpa kejujuran yakni mengucurkan kredit perumahan yang harganya kemudian jatuh. Sedangkan pengambil kebijakan juga kurang tegas. Stiglitz juga mengeritik langkah pemerintah AS yang mem- bailout lembaga keuangan dan menyuntik bursa saham. ’’Bail

out itu hanya ibarat memberi tranfusi darah kepada pasien yang mengalami pendarahan. Jika hanya tranfusi tak akan berarti apa-apa karena penyebab pendarahannya tak diobati.’’ Namun, menurut dia daripada tidak diobati sama sekali, tranfusi darah adalah langkah emergency yang diperlukan.

Menurut Stiglitz perlu ada beberapa langkah yang harus ditempuh khusus di AS yakni menyembuhkan perekonomian yang parah antara lain

dengan mengkonversi pembiayaan rumah yakni dengan mengurangi nilai kredit ketika harga rumah

juga jatuh melalui cashable tax credit. Membuat stimulus yang baik dalam hal ekonomi seperti asuransi untuk para pengangguran dan investasi infrastruktur yang baik di masa depan. Investasi infrastruktur akan menstimulasi ekonomi dalam jangka pendek dan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada sisi lain Stiglitz mengingatkan pemerintah dan lembaga keuangan untuk memperbaiki sistem keuangan

dan menciptakan peraturan ekonomi global seperti kembali ke Bretton Wood. n YN

’’Bail out itu hanya ibarat memberi tranfusi darah kepada pasien yang mengalami pendarahan. Jika hanya tranfusi tak akan berarti apa-apa karena penyebab pendarahannya tak diobati.’’ ’’’’

Page 26: edisi 23/2008

26 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Urgent, Konsep Baru Industrialisasi!

Indonesia bisa menjadi negara industri baru dengan mengedepankan kekhasan dan keunggulannya. Kalau sudah begini, diharapkan bisa lebih kuat terhadap hempasan krisis keuangan global.

Krisis keuangan global seperti saat ini bisa terjadi kapan saja. Tidak hanya saat

ini juga di masa depan. Oleh karenanya, bangsa Indonesia mesti siap menghadapinya dengan penguatan industri dalam negeri. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk menguatkan industri dalam negeri, di antaranya pembatasan impor barang konsumsi, sebaliknya penguatan industri unggulan dalam negeri yang memiliki pasar ekspor.

Beberapa strategi melindungi industri kita dari hempasan gelombang krisis telah dibahas di antara pelaku industri, pemerintah, dan perbankan. Salah satunya adalah yang gencar disuarakan Kamar

Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Departemen Perindustrian (Depperin), industri-industri baru yang memiliki keunggulan.”Kita perlu konsep industrialisasi baru”, tegas Ketua Umum Kadin MS. Hidayat kepada Sharing di sela-sela Rapat Kerja Nasional UKMKM Kadin, 21 Oktober lalu di Hotel Sahid Jakarta.

”Industrialisasi baru yang mesti dipikirkan dari sekarang, pengembangannya bisa dilakukan kemudian. Ini solusi jangka panjang”, kata Hidayat. Hidayat lalu menjelaskan, konsep industrialisasi baru ini kini menjadi mendesak untuk dibuat dan justru pas momentumnya dengan krisis keuangan global yang terjadi.

Buka Tutup Kran Impor

Yang perlu diwaspadai ketika krisis keuangan melanda adalah pembatasan baik impor maupun ekspor. Impor yang dibatasi, usul Hidayat adalah, impor barang konsumsi seperti tekstil, elektonika rumah tangga, termasuk ponsel, makanan dan minuman, dan sebagainya.

Selain harganya menjadi mahal seiring kenaikan kurs dollar AS terhadap Rupiah, yang berpotensi mengurangi daya beli masyarakat. Hidayat melihat jika impor barang konsumsi seperti ini terus marak, berpotensi juga mematikan industri dalam negeri untuk jenis barang sejenis. ”Industri dalam negeri bisa menjadi substitusi untuk impor barang konsumtif, ini kesempatan untuk industri dalam negeri untuk menjadi raja di negerinya sendiri”, jelas Hidayat.

Karenanya, Kadin mengusulkan segera ada disinsentif untuk barang impor yang konsumtif. Sebaliknya, ”Kalau impor barang baku dan barang modal tidak masalah, artinya ada industri yang tumbuh,” imbuh Hidayat. Impor barang modal yang dimaksud seperti mesin-mesin pabrik. Namun, ingat Hidayat, akan lebih baik lagi jika barang modal seperti mesin pabrik itu dibuat di dalam negeri. Hidayat mengingatkan, Indonesia sebenarnya pernah memiliki industri alat produksi seperti ini, yaitu Texmaco. ”Yang seperti itu yang mesti dibangun lagi kalau kita bicara industrialisasi baru Indonesia”, tegas Hidayat.

Menjadi Negara Industri Tangguh pada 2025Pemerintah, seperti dipaparkan

K

Page 27: edisi 23/2008

27Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Menteri Perindustrian Fahmi Idris ketika menjadi pembicara dalam salah satu sesi Rakornas UKMKM Kadin bulan lalu, sebenarnya sudah punya garis besar pembangunan industri hingga 2025. Dilihat dari tahapannya, sasaran jangka menengah (2004-2009), beberapa sasaran kualitatif yang ingin dicapai adalah: tumbuhnya industri yang mampu menciptakan kesempatan kerja dalam jumlah besar; meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor; dan tumbuhnya industri potensial yang menjadi motor pertumbuhan industri masa depan. Sedangkan periode 2010-2020 diharapkan Indonesia mampu menjadi negara industri baru dan pada 2025 menjadi negara industri tangguh.

Pada periode 2004-2009, strategi pengembangan industri dilakukan dengan pengembangan 32 Klaster Industri Prioritas (basis industri manufaktur, industri agro, industri alat transportasi, industri telematika, dan UKM), yang dipilih berdasarkan kemampuan nasional untuk bersaing di pasar domestik dan internasional.

Di mata pakar ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, rencana pemerintah ini tengah menghadapi ancaman akibat krisis keuangan global. Di sela-sela Rakornas yang sama, Anggota Tim Ahli Ekonomi Kadin Indonesia mengatakan kepada Sharing, sektor industri diperkirakan cepat atau lambat terkena dampak krisis. Pasalnya

adalah ketergantungan industri nasional terhadap kandungan impor bahan baku dari seluruh industri manufaktur. Mudrajat mencatat, kandungan impor bahan baku, bahan antara, dan komponen untuk seluruh industri 28%-40% antara 1993-2005.

Dengan berfluktuasinya Rupiah terhadap Dolar AS, Mudrajat mengkhawatirkan daya beli industri nasional atas bahan baku impor tersebut melemah. Belum lagi, berkurangnya tujuan ekspor industri utama Indonesia sejak AS dan Eropa Barat menderita krisis.

Dalam catatannya, pada Januari-Agustus 2008, pasar AS menyerap USD 8,5 Miliar, sekitar 11,58% dari total nilai ekspor nonmigas Indonesia yang mencapai USD 73,54 Miliar. ”AS itu kan pangsa pasarnya besar karena penduduknya yang besar dan daya belinya yang tinggi”, kata Mudrajat.Akibatnya, menurut dia berdasar pengamatan sementara, ancaman deindustrialisasi makin kentara. Tandanya, kini para pengusaha di sektor industri berteriak agar pemerintah segera mengkaji ulang kebijakan impor,

sehingga pasar domestik aman. ”Kebalikan dari disinsentif pemerintah berikan insentif untuk industri dalam negeri yang mampu menggantikan produk impor”, tegas Mudrajat. Mudrajat memberi contoh, daripada mengekspor terus crude palm oil (CPO) yang harganya makin turun di pasar dunia, lebih baik digiatkan pasar dalam negeri, hingga rakyat bisa memperoleh hasil olahannya dengan harga lebih murah. n IA

Mohammad S. Hidayat:

Ketua Umum Kadin MS Hidayat menilai dalam keadaan krisis, kebutuhannya industrialisasi baru menjadi mendesak dan malah bisa menjadi momentum pengembangan industri bangsa. Salah satu yang diusulkan MS Hidayat terkait dengan industrialisasi baru adalah, perlindungan atas produk dalam negeri atas serangan produk impor, penguatan daya saing industri dalam negeri, dan

pembangunan industri pembuat barang modal.

Apa dampak krisis keuangan global terhadap pengusaha yang tergabung di KADIN?Secara langsung kami belum ada laporan yang kolaps, kan perbankannya juga belum kolaps (wawancara dilakukan sebelum Bank Indover kolaps—red). Likuiditas perbankan ketat. Ini menyulitkan sektor riil karena perbankan kan harus membiayai sektor riil. Permintaan barang, itu ekspor juga menurun untuk beberapa sektor, tidak semua. Jadi masih aman dan terus kami awasi.

Kalau perbankan ambruk, bagaimana?Sekarang saja kredit sudah menurun. Jika ambruk malah menjadi buruk. Karena likuiditas saat ini diperlukan. Anda sendiri mendengar tadi, sudah ada yang kesulitan cari kredit untuk produksi padahal ordernya

sudah ada. Ada juga yang susah melakukan transaksi ekspor karena perbankan kita sekarang menjadi amat berhati-hati untuk menjamin LC (letter of credit).

Ekspor yang menurun itu misalnya apa?Ya, ada penurunan permintaan dan harga juga. Crude Palm Oil (CPO) kemarin di pasar dunia turun harganya dari USD1,2 per metric tonne sekitar Juni. Lalu menjadi USD 700-an per

“Kini para pengusaha di sektor industri berteriak agar pemerintah segera mengkaji ulang kebijakan impor, sehingga pasar domestik aman”

“Kurangi Ketergantungan Bahan Baku dan Barang Modal”

Page 28: edisi 23/2008

28 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

metric tonne bulan lalu (September 2008—red).

Apa imbas penurunan ini?Produksi berkurang ya tenaga kerjanya dipangkas. Kalau terjadi masif ini berbahaya seperti di Amerika sana industri otomotif sudah merumahkan banyak karyawannya.

Jadi apa antisipasinya?Sektor riil perlu dilindungi. Seperti soal ekspor yang berkurang kita carikan pasar baru ke negara yang sedikit terkena krisis. Lalu perlu ada disinsentif untuk impor barang konsumsi dan mengurangi ketergantungan atas bahan baku produksi. Tapi kalau bahan bakunya itu urgent, tidak masalah. Kalau impor bahan baku dan barang modal artinya ada industri dalam negeri yang tumbuh. Artinya, segera untuk meredam laju impor yang tidak perlu karena jika dibiarkan bisa menyebabkan trade deficit yang melebar di masa depan.

Dengan apa disinsentif dilakukan?Bisa dalam bentuk kenaikan bea masuk (BM) yang semuanya mengarah pada proteksi produk dalam negeri baik tariff maupun non tariff.

Baik, soal konsep industrialisasi baru, seberapa perlu saat ini?Dengan industrialisasi baru dimulai saat ini, pemerintah akan siap ketika Indonesia menjadi negara kekuatan industri nantinya. Kita sudah sering bicarakan ini bersama pemerintah dan makin bulat arahnya ke sana. Kadin dan pemerintah sepakat untuk penguatan industri domestik, penguatan daya saing industri dalam negeri, dan industri yang mampu menghasilkan bahan baku dan barang modal. Kini saatnya konsep industri diubah agar pengusaha Indonesia tidak lagi bergantung pada impor bahan baku dan barang modal.

Kalau impor bahan baku dan barang modal artinya ada industri dalam negeri yang tumbuh.

’’

’’Mereka yang Mulai Goyah Sharing memantau dan mencatat beberapa berita tentang sektor riil yang mulai terpengaruh oleh krisis global selama Oktober 2008.

Nilai Ekspor Mebel dan Rotan MenurunKetua Asosiasi Mebel dan Rotan Indonesia Hatta Sinatra, kepada Kompas (14 Oktober 2008) mengungkapkan, industri rotan dan mebel di salah satu sentranya, Cirebon mulai mengalami penurunan ekspor, terutama untuk negara tujuan AS. Akibat krisis, asosiasi melihat nilai ekspor mebel 2008 diperkirakan menurun dari USD 2 Miliar menjadi USD 1,8 Juta.

Industri ini pun, dikatakan tengah menghadapi kesulitan likuiditas karena kini bank dalam negeri mempersulit proses pencairan surat kredit (letter of credit/L/C).”Sekarang pencairan uang harus menunggu bank pembuka L/C terlebih dulu. Sebelumnya, selesai nego, duit bisa didapatkan. Hal ini membuat cash flow eksportir berkurang,” ujar Hatta.

Pasar Konstruksi Diperkirakan Anjlok 50%Wakil Ketua II Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) Zali Yahya, kepada Bisnis Indonesia (20 Oktober 2008), mengatakan sebagian besar perusahaan swasta sudah menunda dan menghentikan proyeknya sejak bulan ini hingga tahun depan.

Besaran penurunan diperkirakan mencapai 50% menjadi sekitar Rp47 triliun pada 2009 dibandingkan tahun ini sebesar Rp93,5 Triliun akibat krisis finansial. Proyek yang banyak tertunda adalah proyek swasta yang dananya mengandalkan pinjaman ke bank dan pemodal asing.

Yang paling banyak adalah konstruksi di sektor pertambangan, energi dan listrik, apartemen, gedung kantor, dan mal. Tahun ini, nilai kapitalisasi pasar konstruksi di Indonesia mencapai Rp168 Triliun yang separuhnya (Rp93,5 Triliun) berasal dari sektor swasta.

Tiga Perusahaan TPT di Depok TutupBisnis Indonesia (14 Oktober 2008) mencatat tiga perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) di Depok, Jawa Barat menghentikan produksi selama sembilan bulan pertama 2008. Ketiga perusahaan menghentikan produuksinya karena tingginya biaya produksi. Mereka adalah PT Sentral Star, PT Malatex dan PT Rajabrana.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Depok (Apindo) Inu Kertapati mengatakan tiga perusahaan tekstil yang gulung tikar tersebut sempat memperkerjakan sedikitnya 9.000 orang.

Selain tingginya biaya produksi, kesulitan mencari pasar baru selain AS dan Eropa yang kini menjadi andalan ekspor juga menjadi penyebab. Padahal, di kota satelit seperti Depok, menurut Inu, kehadiran pabrik semacam itu amat membantu memberi nafkah ribuan kaum pendatang dan pribumi di sana.

Produksi Karet di Padang Anjlok 60% Enam pabrik karet di kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) menurunkan produksi hingga 60%. Ini karena, berkurangnya pasokan bahan baku dari petani dan usaha penghematan biaya produksi oleh pabrik. Akibatnya, kapasitas produksi enam pabrik karet di kota Padang itu hanya sekitar 175 ton per hari. Seperti disampaikan Sekretaris Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumbar, Djaswir Loewis, kepada detikFinance (22 Oktober 2008), “Sebelumnya, produksi karet dari enam pabrik itu mencapai 160 ribu ton per tahun atau sekitar 440 ton per hari. Sementara, sekarang enam pabrik itu menurunkan produksi hingga 60 persen atau 265 ton setiap hari,” katanya. Saat ini harga remah karet di pasaran dunia turun menjadi USD 1,3/ kg atau turun 50% lebih dari sebelum krisis sebesar USD 2,8/ kg. Enam pabrik tersebut adalah PT Family Raya, PT Lembah Karet, PT Kilang Lima Gunung, PT Teluk Luas, PT Batang Hari Baru, dan PT Abaisiat Raya

Page 29: edisi 23/2008

29Sharing edisi November 2008

”Itu dahulu...Sekarang fasilitas IT (Information Technology) di bank syariah sebenarnya sudah tidak ketinggalan dengan konvensional. Kita lihat dari sisi layanan, layanan apa sih yang perbankan

konvensional belum ada di syariah? Kalau bank konvensional punya yang namanya SMS banking, sekarang di syariah juga sudah ada. Kalau konvensional punya ATM ribuan, kini syariah dengan masuknya ATM Bersama, mereka juga tiba-tiba punya sekian ribu ATM.” Demikian dijelaskan Arya Damar, Direktur Utama PT Artajasa

Pembayaran Elektronis, menanggapi image negatif di masyarakat tentang IT yang memble di perbankan syariah selama ini.

Jika komentar itu datang dari sosok bernama Arya Damar, kesahihannya boleh diuji. Sebab, dialah tokoh di balik keterhubungan antarbank melalui jaringan ATM Bersama termasuk bank syariah yang menjadi anggota ATM bersama. Kini sudah 70 bank bergabung dengan ATM bersama dengan 13.000 ATM sebagai terminal center.

Arya menegaskan bukan saatnya mengkotak-kotakkan faktor IT sebagai pembanding kelebihan dan kekurangan antara bank syariah dan konvensional. IT,

kata dia, harus diposisikan sebagai pendukung berbagai layanan di lembaga perbankan baik syariah maupun konvensional.

”Sebenarnya IT itu ’kan adalah suatu tools untuk mengembangkan organisasi atau mengembangkan usaha. Sehingga, kalau suatu perusahaan tertinggal IT-nya, sebenarnya dalam

mengejar ketertinggalannya itu tidak terlalu butuh waktu lama. Begitu pula dengan bank syariah, kalau selama ini mereka dikatakan ketinggalan dengan konvensional, maka dengan cepat mereka akan mampu mengejar ketertinggalan itu, seperti sudah terjadi saat ini. Karena itu, yang harus diconcernkan oleh bank-bank syariah sekarang ini adalah bagaimana menguatkan layanan mereka dengan memanfaatkan IT ini,” papar Arya lagi dengan bersemangat.

Arya menambahkan, untuk bisa bersaing dengan perbankan konvensional, maka bank-bank syariah harus kreatif melakukan inovasi dalam memanfaatkan IT ini. Bank syariah harus mampu menggali

atau mencari layanan-layanan yang lebih bagus dan lebih praktis lagi dibandingkan yang sudah dimiliki oleh bank-bank konvensional. Jadi mereka tidak lagi sekadar mengekor layanan yang sudah eksis di bank konvensional.

”Seperti yang dilakukan salah satu bank umum syariah. Bank syariah itu mampu menciptakan suatu kartu rekening syariah yang sangat mudah diakses, misalnya di kantor pos, dan kartu itu mempunyai berbagai fungsi yang sangat memudahkan nasabahnya. Nah, semacam itulah yang harus dikejar oleh perbankan syariah nasional sekarang. Jadi melepaskan diri dari acuan meniru yang konvensional,” saran Arya Damar lagi.

Sosok di Balik

Jaringan Antarbank

Arya Damar

Beberapa tahun lalu, nasabah-nasabah bank syariah kerap mengeluh masih terbatasnya fasilitas IT yang ada di bank-bank syariah di tanah air. Mau transfer antarbank dianggap sulit, pun untuk membayar tagihan, apalagi fasilitas Mobile-banking. Akibatnya, nasabah yang kadung sudah yakin dengan prinsip syariah yang adil, mereka harus juga punya rekening non syariah, guna mendukung aktivitas sehari-hari.

I

Page 30: edisi 23/2008

30 Sharing edisi November 2008

Sosok

Pencetus Kemudahan melalui Transaksi Elektronis

Berbicara mengenai masalah IT dengan Arya Damar memang sangat mengasyikkan. Karena Arya, memang bukanlah sosok baru di industri ini. Karirnya tidak jauh-jauh dari seputar industri Teknologi Informasi, bidang yang memang digelutinya. Putra ketiga dari empat bersaudara yang lahir di Jakarta tahun 1962 ini memulai karir pertama kali pada tahun 1986 sebagai EDP di PT Indosat Satelite Corporations, setelah lulus dan mendapat gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung. Pada tahun 1988, Arya bergabung dengan PT. Aplikanusa Lintasarta(Lintasarta), anak perusahaan Indosat yang bergerak dibidang komunikasi data hingga tahun 2000 dengan posisi terakhir sebagai General Manager.

Keberhasilan Artajasa menjadi perusahaan terdepan dalam bidang transaksi elektronik saat ini, tidak terlepas dari tangan dingin Arya, yang telah menakhodai perusahaan ini sejak tahun 2000 lalu hingga saat ini. Buah kepemimpinan Arya, yang dikenal dekat dengan karyawannya, namun tetap tegas dan disiplin ini, memang membuahkan hasil. Ketika Artajasa didirikan pada tahun 2000, Arya langsung diberikan kepercayaan untuk menduduki jabatan tertinggi yaitu sebagai Direktur Utama. Menurut Arya, berada di pucuk pimpinan merupakan tantangan bagi dirinya untuk berbuat yang terbaik bagi Artajasa.

”Bagi saya dan juga Artajasa, yang terpenting adalah bagaimana memberikan kemudahan dalam bertransaksi perbankan, di tengah mobilitas masyarakat yang sangat tinggi dan waktu yang sangat

berharga. Untuk itu dibutuhkan adanya fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan transaksi perbankan.

Artajasa hadir membangun fasilitas layanan transaksi elektronis yang efektif dan efisien, sehingga masyarakat dapat melakukannya dimana saja dan kapan saja,” begitulah filosofi Arya. Bahkan, kini fasilitasnya bisa dinikmati di negara tetangga.

Bersama Artajasa, Arya lalu mengembangkan berbagai fasilitas transaksi elektronis, seperti ATM Bersama, online payment, mobile Transaction dan Electronic Chanel. Inovasi ini membuahkan hasil positif.

Dengan fasilitas ATM Bersama, maka nasabah di berbagai bank dapat bertransaksi finansial dengan cepat dan mudah. Lalu dengan Electronic Channel, membuat Artajasa kini tidak hanya melayani jasa switching saja, melainkan juga sebagai penyedia dan operasional layanan E-Channel (Electronic Channel), seperti terminal ATM, EDC, Kiosk dan lain-lain. Sehingga bank yang sebelumnya sudah tergabung dalam jaringan ATM Bersama dapat juga memanfaatkan layanan baru ini untuk memperoleh layanan E-Channel yang terintegrasi.

Pencapaian tidak hanya sampai disitu. Artajasa mulai dibawanya Go International. Kerjasama dengan Network for Elektronic Transfer Pte Ltd (NETS) Singapura, Malaysia Elektronic Payment System (MEPS) Malaysia dan Nasional ITMX Co. Ltd Thailand menjadi buktinya. Ia berharap dengan adanya kerjasama ini akan kedepannya tercipta sebuah interkoneksi regional, dimana nasabah suatu bank bisa melakukan transaksi ketika ia berada di negara-negara tersebut.

Bersama Artajasa, Arya lalu mengembangkan berbagai fasilitas transaksi elektronis, seperti ATM

Bersama, online payment, mobile Transaction dan

Electronic Chanel. Inovasi ini membuahkan hasil positif.

Page 31: edisi 23/2008

31Sharing edisi November 2008

Sosok

Boleh jadi, nanti kita tak hanya mengenal Cirrus, Alto, atau Visa dan Mastercard sebagai jaringan penarikan dana dan transaksi kartu kredit di dunia internasional tapi ATM Bersama.

Keluarga, Hobi dan Obsesi Mengangkat Pendidikan

Sukses membawa Artajasa menjadi salah satu perusahaan penyedia layanan transaksi elektronik terkemuka di Tanah Air, tidak membuatnya lupa akan satu hal, yaitu keluarga. Bagi suami dari Liza Damar dan ayah dari Maulana

Rafi Damar ini, keluarga tetap menjadi prioritas penting di tengah padatnya rutinitas sehari-hari. Untuk itu ia selalu berusaha untuk bisa membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Bila sudah memasuki akhir pekan, sudah dipastikan ia akan menghabiskan waktunya bersama istri dan anaknya.

Selain itu, untuk menjaga dirinya agar selalu sehat dan bugar, pria yang piawai memainkan alat music Piano dan Gitar ini juga selalu menyempatkan diri untuk berolahraga setiap minggunya. Ia menyukai olahraga renang dan golf. Khususnya golf, ia mengaku sangat

interest dengan olah raga lapangan yang satu ini. ”Ketika bermain golf, selain fokus pada permainannya, di sana juga bisa bertemu dengan relasi-relasi bisnis saya. Jadi sambil bermain golf, sekaligus membicarakan juga,” ungkapnya mantap.

Kini setelah tiga periode memimpin Artajasa di puncak karirnya, pria yang mencintai music jazz ini tidak lupa juga untuk memikirkan masa depannya. Ia sadar mungkin dirinya tidak akan selamanya di Artajasa. Namun ia sudah punya rencana tersendiri bila suatu hari harus pensiun dari perusahaan yang telah dibesarkannya serta juga telah membesarkan namanya sendiri. Ia berobsesi untuk bisa mendedikasikan dirinya di bidang pendidikan.

”Saya melihat pendidikan di Indonesia sudah ketinggalan dibandingkan negara-negara lain. Itulah sebabnya mengapa saya tertarik untuk mendedikasikan diri di bidang ini bila saatnya tiba nanti, Sudah saatnya kita concern di bidang pendidikan, agar pendidikan kita bisa maju di masa depan,” begitulah tekadnya.

Ia sendiri punya gagasan agar setiap perusahaan yang sudah eksis di Indonesia mampu menyumbangkan tenaga, pikiran dan benefitnya untuk dunia pendidikan. Misalnya, dengan perusahaan-perusahaan ikut membantu membangunkan sekolah-sekolah di tanah air. Menurut Arya, perusahaan yang mau berkecimpung dalam bidang pendidikan ini, berarti mereka juga telah turut serta melakukan program Corporate Social Responsibility. (CSR), yang akhir-akhir ini marak digalakkan.

n YS

Page 32: edisi 23/2008

32 Sharing edisi November 2008

Wisata

Puasa yang paling nikmat tentu puasa di negara sendiri. Namun, jika ada kesempatan berpuasa di negara

tetangga yang serumpun ternyata menarik juga. Satu hal yang amat mencolok saat berpuasa di negara tetangga Malaysia dan Singapura adalah makanan!Selain itu, pusat Kota Kuala Lumpur banyak dihias dengan lampu kerlap kerlip dengan ornamen Islami.

Di Indonesia, atau Jakarta khususnya, makanan berbuka puasa biasanya berupa kolak. Di Malaysia dan di Singapura puluhan jenis makanan tradisional hadir setiap menjelang berbuka puasa. Ada pasar khusus yang menyediakan penganan berbuka puasa.

Seperti di Jakarta, warga Malaysia juga senang berbuka puasa di luar rumah. Mereka

memilih kafe, hotel, atau pasar terdekat. Berjenis kue talam, apem, kue pulut ketan dengan bermacam toping mulai dari udang, serundeng, daging dan lainnya, bubur dengan kuah gula merah bercampur durian, dan yang terlihat amat menggiurkan adalah es Bandung.

’’Di Indonesia, Bandung itu nama kota. Di tempat kami Bandung itu nama satu jenis

Berpuasa di Negeri TetanggaMeski di negara minoritas Muslim, Ramadhan di kawasan Muslim Singapura terasa hangat karena silaturahmi yang terjaga. Sementara Ramadhan di Malaysia amat kentara dengan banyaknya makanan yang tersedia.

P

Page 33: edisi 23/2008

33Sharing edisi November 2008

Wisata

minuman,’’ kata seorang warga Malaysia yang sedang berbuka puasa di Hotel Sari Pacific. Yang disebut es bandung adalah sirop berwarna pink tua dengan rasa segar seperti aroma leci. Namun rasanya mirip dengan campuran antara sirop leci dan susu segar.

Selain es Bandung, yang menjadi menu yang paling banyak diincar saat berbuka puasa adalah bubur. Di Jakarta, bubur ini mirip dengan bubur ayam. Hanya berbeda taburan topingnya yang berupa serundeng. Bubur ketan atau bubur kacang hijau dengan kuah durian juga amat laris dicari selain beragam kue ketan (jika di Jakarta mirip lemper) atau yang disebut pulut ketan.

National MosqueTak afdol rasanya melongok suasana Ramadhan di Malaysia tanpa berkunjung ke National Mosque. Ini adalah masjid kebanggaan penduduk Malaysia selain Masjid di Putra Jaya. Berwarna biru, National Mosque terletak sekitar 10 menit perjalanan dari pusat kota di Kuala Lumpur atau kawasan Jl Sultan Ismail dan gedung

Petronas twin tower. Masjid ini terletak dekat dari stasiun kereta api lama.

National Mosque didominasi warna biru. Masjid ini awalnya dibangun pada 1965 dan merupakan simbol kemerdekaan Malaysia. Masjid ini memiliki kubah dan menara yang unik. Kubahnya tidak berbentuk dome sebagaimana masjid pada umumnya melainkan berbentuk payung dengan 18 jari-jari. Konon, ke-18 jari itu konon melambangkan lima rukun Islam dan 13 negara bagian di kerajaan Malaysia.

Segala ornamen di masjid pun berwarna biru. Keramik di tembok dan kolam ikan yang

melingkupi masjid pun diberi sinar dengan efek biru. Masjid ini diarsiteki oleh insinyur setempat Hisham Albakrie, Baharuddin Kassim dan Howard Ashley asal Inggris. Tempat wudhu berada di lantai dasar dan terpisah antara lelaki dan perempuan. Di tempat (tandas) berwudhu tersedia juga kamar untuk mandi.

Di tempat terpisah terdapat Museum Sejarah Islam. Di sini

terpampang art histori dari zaman keemasan atau abad pertengahan. Pada setiap hari di bulan Ramadhan, panitia Ramadhan di masjid menggelar acara buka puasa bersama. Makanan disediakan mulai dari takjil atau makanan pembuka hingga makan utama. Yang selalu tersedia adalah bubur dan pulut ketan serta takjil utama berupa kurma.

Acara berbuka digelar di lantai dasar. Sementara shalat berada di lantai kedua. Berbeda dengan suasana Ramadhan di Masjid Istiqlal di mana ribuan orang berkumpul, di National Mosque, hanya sedikit saja jamaah yang hadir. Bahkan saat shalat Tarawih hanya sekitar tiga shaf (baris) untuk perempuan dan lima baris

untuk jamaah lelaki dengan total jamaah sekitar 200-an orang saja. Mungkin karena lokasi masjid yang jauh dari permukiman.

Meski Malaysia menganut mazhab Syafiie, pengelola National Mosque memahami bahwa mulai ada generasi muda yang berpemikiran lain. Shalat Tarawih digelar untuk total 23 rakaat (termasuk witir). Namun, setelah delapan

Ini adalah masjid kebanggaan

penduduk Malaysia selain Masjid di

Putra Jaya. Berwarna

biru, National Mosque terletak

sekitar 10 menit perjalanan dari pusat kota

di Kuala Lumpur atau kawasan Jl Sultan Ismail

dan gedung Petronas twin tower.

Page 34: edisi 23/2008

34 Sharing edisi November 2008

Wisata

rakaat, separoh jamaah mundur. Mereka menggelar shalat witir sendiri-sendiri. Imam istirahat sebentar. Kemudian dilanjutkan shalat Tarawih untuk yang menghendaki 23 rakaat. Surat yang dibaca saat Tarawih pun panjang-panjang, bukan surat pendek sebagaimana di Indonesia jika shalat Tarawih diselenggarakan untuk 23 rakaat. Namun, sholawat pengantar di setiap rakaat sama dengan di Indonesia.

Menginap di hotel di Malaysia, kita bisa mengubah makan pagi menjadi makan sahur. Kita tinggal minta dibangunkan dengan alarm dan kemudian turun ke restoran untuk disiapkan makan sahur.

Di luar masjid, di arena perbelanjaan, suasana Ramadhan terasa dengan banyaknya kue dan baju baru yang ditawarkan. Baju kurung dan aneka kue kering dan bunga-bunga ramai dijual di pasar. Namun, jika di Jakarta, rumah makan atau restoran harus ditutup atau diselubungi untuk menghargai mereka yang berpuasa di Malaysia tidak demikian. Di restoran atau rumah makan warga keturunan atau turis makan dengan enaknya di tempat terbuka pula.Aroma kopi dari Starbuck atau aroma masakan restoran India dan Cina amat menggugah. Mungkin ini karena penduduk Muslim di

Malaysia hanya 60 persen dan 40 persen lagi campuran antara keturunan Cina dan India.

Ramadhan di SingapuraJika di Malaysia, suasana Ramadhan di masjid tak terlalu terasa, sebaliknya dengan di Singapura. Masjid-masjid kantong-kantong komunitas Muslim selalu ramai saat Ramadhan.

Di perjalanan darat dari Kuala Lumpur-Singapura via Johor Bahru, terdapat beberapa perhentian bus di mana kue kering khas untuk Idul Fitri dijual. Mirip dengan di Indonesia hanya saja lebih banyak menggunakan bahan kacang-kacangan.

Di Singapura lazimnya tak ada suasana Ramadhan, kecuali di kantong-kantong permukiman Muslim seperti di Geylang. Namun amat berbeda jika kita masuk ke kawasan islamic center atau pusat Islam.

Di masjid Kassim Kembangan misalnya. Di pelataran masjid, ada bazaar kecil-kecilan di mana ibu-ibu Melayu menjual aneka penganan berbuka puasa. Roti prata, roti john, pulut ketan, talam, kue lapis, aneka gorengan baik itu bakwan, risol, dan pastel semua tersaji di muka masjid. Ibadah shalat Jumat pun diikuti juga oleh kaum ibu.

Di

dalam areal masjid suasana lebih ramai lagi. Ada yang membayar zakat, berbelanja kue-kue kering persiapan lebaran dan bersilaturahmi. Muslim Melayu di Singapura senang mengikuti berbuka puasa bersama di Masjid. Mereka menyebutnya Ifthar. Mereka tinggal memilih di tempat mana mereka akan berbuka bersama. Bisa di kantor MUIS atau MUI singapura, di Masjid Kassim Kembangan atau masjid lain di kawasan Geylang. Semua menyediakan buka puasa bersama baik itu makanan pembuka berupa kurma dan bubur dan penganan lain. Penulis mendapati suasana Ramadhan yang lebih ceria dan akrab di Masjid Singapura. Mungkin karena di sini, umat Islam merupakan minoritas (kurang dari 20 persen dari populasi) jadi mereka erat bersilaturahmi.

Masjid Kassim Kembangan ini mirip dengan ruko atau perkantoran dengan empat lantai jika di Jakarta. Bagian dasar bisa

dijadikan masjid. Lokasi shalat perempuan di lantai 3 dan bisa diakses dengan lift. Baik tempat wudhu maupun kamar kecil amat bersih, standar negara maju. Air pun hanya mengalir sedikit karena warga Singapura harus berhemat dengan air. Di dalam masjid, para ibu sibuk bertadarus Alquran dan mencemplungkan uang sumbangan ke kotak amal.Seorang aktivis masjid menuturkan warga Melayu Singapura tak sayang uang jika berderma di masjid. Konon, dalam satu pekan bisa 20 ribu dolar Singapura uang dikumpulkan dari kotak amal. Dari situ alokasi dana kegiatan masjid diambil termasuk kegiatan berbuka puasa bersama.

Ketika penulis duduk di lobi masjid MUIS atau islamic center, seorang ibu dengan dua putra mengajak berbincang. Ibu itu bertanya apakah sedang menanti berbuka bersama. Rupanya si ibu datang terlalu cepat dan belum ada teman berbincang.

Belanja Lebaran HebohSeperti umat Islam di Indonesia, kaum Melayu juga berbelanja untuk menyambut lebaran. Hanya saja belanja lebaran kaum Melayu Singapura lebih heboh. Jika di Indonesia, sebatas kue lebaran dan baju baru, di Singapura bahkan furnitur, karpet, hiasan rumah dan perabot lainnya pun diganti dengan yang baru. Tak heran, jika mall dekat komumitas Muslim tak kalah padatnya dibandingkan dengan mal dan pusat perbelanjaan di Jakarta. Karpet, kerudung, baju, bunga semua berpindah dari toko ke rumah untuk menyambut lebaran.

Dan karena di Singapura, sebagian besar non Muslim, maka kita tak bisa meminta servis makan sahur di hotel. Al hasil untuk makan sahur, kita sudah harus membeli dari sore hari. Kecuali jika kita tinggal di kawasan Geylang di mana banyak restoran Melayu yang dibuka hingga pukul 03.00 dinihari.nYN

Jika di Malaysia, suasana Ramadhan di masjid tak terlalu terasa, sebaliknya dengan di Singapura. Masjid-masjid kantong-kantong komunitas Muslim selalu ramai saat Ramadhan.

Page 35: edisi 23/2008

35Sharing edisi November 2008

Tantangan bagi bangsa Indonesia ke depan dalam rangka era globalisasi semakin berat. Ancaman resesi ekonomi global, persaingan produk antar negara yang

semakin ketat, sumber daya alam yang semakin terbatas, serta keterbatasan mutu tenaga kerja, membuat bangsa Indonesia mesti serius berbenah diri, kalau tidak mau menjadi bangsa yang terpinggirkan di dalam era pasar bebas tersebut.

Menurut Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Dr. Bambang Setiadi, salah satu hal yang dapat dilakukan bangsa Indonesia untuk dapat berperan era globalisasi tersebut adalah dengan standardisasi. Kenapa standardisasi? Jelas Bambang, karena dalam kondisi pasar bebas seperti sekarang, maka bangsa kita akan turut menghadapi arus barang, jasa dan manusia yang semakin bebas. Nah, dengan standardisasi ini, maka diharapkan akan mampu memantapkan dan meningkatkan daya saing produk nasional, memperlancar arus perdagangan dan melindungi kepentingan umum.

“Standardisasi berperan penting dalam menjawab tantangan di pasar global. Saat ini, bisnis atau ekonomi di pasar global membutuhkan adanya trust (kepercayaan). Nah, trust itu sekarang bukan hanya masalah uang, tapi adalah kualitas atau mutu. Bila diterapkan dengan baik, standardisasi ini akan menimbulkan trust dari para pelaku pasar global tersebut,” lanjut Bambang lagi.

Lebih lanjut Bambang menyatakan, jika kita tidak segera menerapkan standardisasi, maka dikawatirkan pasar domestik kita

akan menjadi sasaran bagi produk-produk yang tidak dapat dipastikan mutunya. Produk-produk negara lain pun akan dengan mudahnya membanjiri negara kita, sementara kita sendiri akan sulit untuk bersaing memasuki pasar ekspor di negara lain.

Nah, untuk itulah, menurut Bambang, bangsa kita harus terus meningkatkan komitmennya dalam melakukan standardisasi. Karena dengan penerapan standardisasi ini akan membawa pengaruh kuat pada peningkatan mutu produk, sehingga produk barang dan jasa yang kita hasilkan akan mampu bersaing, baik di pasaran dalam negeri maupun juga luar negeri.

Bambang lalu menjelaskan lebih jauh, bahwa kegiatan standardisasi di Indonesia dilakukan oleh Badan Standardisasi Nasional. Salah satu tugas BSN adalah menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI sendiri adalah dokumen yang berisikan ketentuan teknis, pedoman dan karakteristik kegiatan dan produk, yang disusun dan disepakati oleh pihak pemangku kepentingan (stake holder) yang ditetapkan oleh BSN sebagai acuan yang berlaku secara nasional untuk membentuk keteraturan yang optimum dalam konteks keperluan tertentu.

Dijelaskan Bambang, dampak dari adanya pengembangan dan penerapan SNI secara baik adalah berkurangnya berbagai hambatan dan menekan biaya transaksi perdagangan karena; pertama, produsen mendapatkan kepastian tentang batas-batas ketentuan teknis yang sebaiknya dipenuhi agar produknya dapat diterima oleh pasar. Kedua, pengguna produk dan konsumen

akhir mendapat kepastian tentang kualitas atau keamanan dari produk yang akan dibelinya. Ketiga, kepentingan publik seperti kesehatan masyarakat, kelestarian lingkungan dan keselamatan negara mendapatkan perlindungan.

Menurut Deputy Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi BSN, Dra. Dewi Odjar Ratna Komala, MM, sampai dengan bulan September 2008 sudah terdapat 6827 SNI yang diberlakukan di Tanah Air. Distribusi SNI ini terbagi ke dalam 9 sektor, yaitu: agrikultur dan teknologi pangan, konstruksi, elektronika-teknologi informasi dan komunikasi, teknologi mesin, infrastruktur dan ilmu pengetahuan, kesehatan-keselamatan dan lingkungan, teknologi material, teknologi khusus, serta terakhir transportasi dan distribusi makanan.

Dewi lalu menjelaskan, saat ini BSN baru saja meraih prestasi membanggakan dengan terpilihnya badan ini atas nama Indonesia, yang diwakili oleh Kepala BSN-Bambang Setiadi sebagai anggota ISO (Internasional Organization for Standardization) Council untuk masa jabatan 2009 – 2010 dalam Sidang ISO General Assembly ke 31 di Dubai. ISO Council ini merupakan dewan yang terdiri dari 18 negara anggota, yang bertugas untuk menjalankan governance function dari ISO melalui aturan yang disetujui oleh anggota ISO yang kesemuanya berjumlah 157 negara. *ADV

Badan Standardisasi Nasional (BSN)Gedung Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3 & 4Jl. Gatot Subroto, Senayan, JakartaTlp. 021 5747043, 5747044 Fax. 021 5747045Website: http://www.bsn.or.id

Standardisasi Untuk Kehidupan Yang

Lebih BaikBadan Standardisasi Nasional (BSN)

Standardisasi akan memperkuat daya saing nasional, meningkatkan transparansi dan efisiensi pasar, sekaligus melindungi keselamatan konsumen, kesehatan masyarakat, kelestarian fungsi lingkungan dan keamanan.

T

Advertorial

Page 36: edisi 23/2008

36 Sharing edisi November 2008

Fokus 2 Tahun Majalah Sharing

Agus Edi SumantoDirektur Utama Asuransi Takaful

Bagi kami kehadiran Sharing yang rutin tiap bulan itu amat membantu menyosialisasikan perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air. Karena praktisi tak bisa bekerja sendiri kecuali bekerjasama dengan media massa. Saran

kami Sharing bisa lebih mendiversifikasi konten berita tidak hanya berfokus di perbankan syariah. Karena industri ekonomi syariah di negeri ini sudah berkembang sedemikian rupa.

Harisman SidiMantan Direktur Direktorat Perbankan

Syariah BIMajalah Sharing sudah bagus. Isinya sudah mewakili industri dan penyemaian nilai ekonomi Ilahiah dalam bisnis. Tinggal distribusinya kami harapkan diperluas karena kami ingin ekonomi syariah tak hanya berkembang di

Ibukota tapi juga di luar kota termasuk di Luar Pulau Jawa. Mungkin bisa bekerja sama dengan kampus-kampus di luar Jakarta untuk memudahkan distribusi.

AgustiantoSekjen IAEI

Majalah Sharing sebagai satu-satunya majalah ekonomi syariah yang secara rutin hadir kami harapkan semakin berkembang. Mudah-mudahan setelah dua tahun ini Sharing bisa lebih hebat dari semua aspek, isi, distribusi dan tentu saja marketing.

Jafril KhalilCEO/Managing Director Asuransi Syariah Mubarakah

Majalah Sharing yang beredar selama ini sudah cukup bagus. Harapan saya Sharing bisa menjadi majalah yang bisa hidup jangka panjang untuk mensyiarkan ekonomi syariah ini secara luas. Saya mengusulkan agar sirkulasi Sharing terus diperbaiki,

salah satu alternatifnya dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan yang ada, sehingga akan dapat memperluas distribusinya. Dari sisi penulisan, kalau bisa pemilihan tokoh yang menulis di Sharing dapat lebih selektif yang tingkat kepakaran/keilmuannya tinggi. Namun kaum pemikir muda yang belum terlalu dikenal pun tetap harus diberikan kesempatan menulis, karena untuk regenerasi

A. Riawan AminDirektur Utama Bank Muamalat Indonesia & Ketua Asbisindo

Saya mengucapkan selamat ulang tahun yang kedua kepada Majalah Sharing. Mudah-mudahan dengan pertambahan usia ini Sharing dapat terus meningkatkan komitmennya dalam mensyiarkan ekonomi syariah ke masyarakat, suatu ekonomi yang sudah terbukti punya daya tahan

terhadap krisis dan merupakan solusi ideal terhadap keterpurukan ekonomi kapitalisme yang telah berkali-kali menjadi penyebab krisis.

Subarjo JoyosumartoDirektur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Menurut saya majalah Sharing selama ini sudah bagus. Misinya pun sangat mulia untuk memperkenalkan ekonomi syariah secara meluas ke masyarakat. Saran saya, Sharing kalau bisa dapat lebih menampilkan contoh-contoh kasus yang menegaskan tentang

kelebihan bertransaksi secara syariah ketimbang konvensional. Dengan contoh, maka pembaca menjadi lebih mudah memahami mengenai kelebihan ekonomi syariah.

Jens Reich Presiden Direktur Allianz Life Indonesia

Congratulation! Happy bithday... Sharing menurut saya sebuah majalah ekonomi yang bagus. Saya tidak mempunyai saran. Namun semoga Sharing bisa terus meningkatkan kualitas majalahnya.

Sharing Berbagi Kebaikan28 Oktober 2008 tepat dua tahun usia majalah Sharing. Setiap bulan, majalah ini secara rutin hadir ke tangan pembaca untuk menyemai semangat kebaikan kepada semua umat. Mengapa kebaikan? Ya. Karena itulah antara lain niat awal para pendiri majalah ini. Mereka ingin menyemai nilai-nilai kebaikan khususnya dalam praktik ekonomi ke tengah masyarakat.Sebab, praktik ekonomi yang saat ini amat dekat menyerempet yang tidak baik seperti suap, memanipulasi laporan keuangan, menipu kualitas barang, dan memperkaya diri yang bertentangan dengan nilai tidak saja ketuhanan tapi juga kemanusiaan.

Sharing yang didirikan dua tahun lalu oleh tiga sekawan, Parni Hadi, wartawan senior yang sekarang menjadi Direktur Utama RRI, Rizqullah, bankir senior BNI syariah dan Tia Setiati Mahatmi, perempuan pengusaha yang

juga amat peduli pada pentingnya meletakkan nilai dalam kehidupan.

Sharing tak hanya dikehendaki sebagai trendsetter berita ekonomi dan keuangan yang mengedepankan nilai atau sesuai dengan kaidah syariah tapi juga ikut menyemai nilai-nilai itu ke tengah masyarakat.

Karena itulah ada makna di balik symbol Sharing dengan huruf ‘i’ yang diletakkan miring. Sharing bisa berarti to share yang artinya berbagi, bisa juga diartikan sebagai shar-i yang berarti sesuai dengan tuntunan nilai. Sementara makna sharing sendiri dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai berbagi. Filosofi agung itu dijaga betul oleh para pendiri dan awak redaksi yang bekerja di balik komputer. Kami berharap dengan menyemai nilai-nilai kebaikan, Sharing telah

berkontribusi bagi perbaikan kehidupan melalui kegiatan ekonomi yang benar.Setelah dua tahun ini, kami terus meningkatkan kualitas dengan tata letak dan isi yang tidak menyimpang dari misi kami. Malah, ke depan kami akan tampil dengan tema yang lebih aktual, tajam, dan tentu saja santun dan tata letak yang bersih dan enak dibaca. Karena kami percaya menyemai bibit kebaikan pun harus dengan cara yang baik.

Dari sisi distribusi, kami pun menyadari bahwa kami tak cukup hadir di Pulau Jawa. Maka tahun ini kami telah ekspansi pula ke Sumatra dan Kalimantan. Memasuki tahun ketiga, kami juga sedang menjajaki kerjasama untuk mengedarkan majalah Sharing ke Sulawesi. Kami ingin kebaikan tertanam dan berpendar di segala tempat. n

Setelah Dua Tahun, Ini Komentar Mereka

2 Tahun Majalah

Page 37: edisi 23/2008

37Sharing edisi November 2008

Fokus2 Tahun Majalah Sharing

Sebanyak 130 anak Sekolah Dasar kelas 4 sampai 6 dari Komunitas Proklamasi—anak keluarga kurang mampu yang tinggal di sekitar Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat-- Minggu pagi (2/11/08) diajak menonton film Laskar Pelangi (LP) di bioskop Megaria XXI, Jakarta Pusat.

Mentari mulai merekah ketika sekitar pukul 07.00 wib. Sinarnya yang hangat tak menyurutkan langkah 130 anak untuk berkumpul di Tugu Proklamasi. Tak sedikit yang diantar orangtuanya.Bersama-sama rombongan anak-anak ini dipandu berjalan kaki menuju gedung bioskop yang jaraknya hanya sepelemparan batu.Perjalanan jalan kaki tidak terasa lama karena anak anak-anak kurang mampu binaan

Komunitas Kreatif ini menikmatinya sambil bernyanyi riang. Komunitas Kreatif adalah salah satu yayasan binaan Ibu Tatty Bakrie, istri pengusaha nasional Aburizal Bakrie. Ini adalah salah satu program Bakrie Untuk Negeri (BUN) untuk mendukung kegiatan pendidikan sekaligus berbagi kebahagiaan dan semangat kebersamaan dengan masyarakat yang kurang beruntung. Majalah Sharing berperan sebagai mitra media dalam acara ini. Kebetulan Bakrie Untuk Negeri dan Sharing memiliki nilai yang sama yakni keinginan untuk berbagi, untuk share values.

Mengapa menonton bareng Laskar Pelangi ? Adinda Bakrie, mewakili BUN mengungkapkan bahwa film ini adalah

karya fenomenal hasil anak bangsa, yang mengusung tema kekeluargaan dan juga membawa pesan yang sangat baik yaitu, “Jangan pernah putus asa, jangan pernah berhenti belajar, jangan pernah berhenti bermimpi (mengejar cita-cita) dan untuk selalu bersyukur kepada Yang Maha Kuasa,” kata Adinda.

BUN bergerak di delapan bidang, yaitu sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, ekonomi, lingkungan, olahraga dan tanggap bencana. “Dalam hal ini, kami sudah melakukan banyak kemitraan dengan berbagai pihak, baik LSM, pemerintah, maupun perusahaan lain”, kata Adinda. Ke depan, tambah Adinda, program-program mereka akan difokuskan di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lingkungan. n

Berbagi Nilai ala Bakrie dan SharingBernyanyilah dan terus tertawa. Karena dunia tak seindah surga...Bait-bait lagu soundtrack film Laskar Pelangi yang dipopulerkan oleh grup Nidji itu terus dinyanyikan anak-anak Komunitas Proklamasi berulang-ulang. Wajah mereka riang karena baru saja mengikuti nonton bareng film Laskar Pelangi yang digelar Bakrie Untuk Negeri (BUN) bersama majalah Sharing.

Page 38: edisi 23/2008

38 Sharing edisi November 2008

internasional

Sebagian besar penduduknya beragama Islam, kiprah Maroko atau yang kerap disebut

Maghribi dalam hal pengembangan ekonomi dan keuangan Islam belum terlalu baik. Hal itu melahirkan berbagai kritikan dari para aktivis Islam termasuk kaum oposisi yang menilai pemerintah terlalu lambat dalam hal penyediaan lembaga keuangan berbasis Islam.

Dan setelah bertahun-tahun kritik, otoritas keuangan Maroko akhirnya luluh. ’’Kami mulai mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam. Kami mengakui perkembangan lembaga ini di dunia dan karena itu kami juga siap memulai dengan layanan perbankan Islam,’’ ujar Abdellatif Jouahri, gubernur bank sentral Maroko, awal bulan lalu.Tahun lalu Maroko mau tak mau mengakui harus mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam lantaran masuknya investor dari kawasan Teluk atau negara Arab yang mengincar tingginya antusiasme wisata dan real estat atau properti di negara ini.

Meskipun begitu, kerajaan di Afrika Utara ini belum sepenuhnya memberikan izin bagi operasional lembaga keuangan Islam. Hanya sedikit alasan yakni terkait politik. Pemerintah Rabat khawatir bank-bank Islam itu memiliki jejaring atau setidaknya membiayai kegiatan oposisi yakni kelompok Islam garis keras.

Untuk memfasilitasi transaksi perbankan Islam, otoritas keuangan Maroko mengizinkan lembaga keuangan konvensional menawarkan jasa leasing dengan akad ijarah, murabahah dan juga pembiayaan dengan akad kemitraan yakni musyarakah. Selain itu pemerintah tampak membatasi transaksi keuangan syariah dengan memberikan pajak yang lebih tinggi untuk produk keuangan Islam dibanding produk perbankan konvensional.

‘’Memang masih ada kendala dengan perpajakan. Kami berusaha untuk sepenuhnya menghapus pajak tersebut,’’ kata Jouahri. Dia membantah kritik dari kalangan Islam yang menuding dirinya dan

Maroko semula kuatir izin bank Islam akan membuka peluang lembaga keuangan tersebut membiayai kelompok Islam garis keras atau oposisi. Negeri ini juga mengenakan pajak yang lebih tinggi untuk transaksi keuangan Islam yang untuk sementara baru dibatasi dibuka oleh lembaga keuangan konvensional saja.

Takut Dikaitkan dengan Islam Garis Keras

SMAROKO

Page 39: edisi 23/2008

39Sharing edisi November 2008

Internasional

lembaga perbankan lain enggan mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam karena ada bias dengan kelompok Islamis.

‘’Bank harus menyiapkan struktur logistik dan infrastruktur untuk bisa menjual servisnya kepada konsumen. Mereka harus melatih sumber daya manusia, modal, dan lainnya. Semua itu penting untuk mengembangkan lembaga keuangan Islam,’’ tegasnya. Jouahri menegaskan Maroko juga belum memberi izin bagi bank Islam asing karena masih mempertimbangkan seberapa banyak bank asing yang akan membuka layanan keuangan Islam di negaranya. Sejauh ini menurut dia sudah ada sepuluh investor dari negara Arab yang menyatakan hasratnya membuka layanan bank Islam di Maroko.

Partai Pembangunan Islam dan Keadilan, salah satu kelompok oposisi di parlemen mengatakan anggotanya di lembaga legislatif akan menekan pemerintah untuk menghilangkan pajak untuk transaksi perbankan dan keuangan Islam lain dan segera membuka izin bagi bank Islam.

Malah menurut pakar dari Partai Pembangunan Islam itu, dengan mengembangkan ekonomi dan keuangan Islam, pertumbuhan

ekonomi Maroko bisa terkatrol hingga dua persen dari rata-rata 4 persen tahun-tahun sebelumnya.

Afrika TerlambatSementara itu analis dari Standar and Poor Muhammad Damak saat diwawancara Les Africas mengemukakan bahwa pengembangan ekonomi Islam di Afrika relatif lebih lambat dibanding di benua Asia dan Eropa.

‘’Untuk obligasi syariah saja Afrika amat lambat. Sejauh ini baru Gambia, negara di Afrika yang memiliki obligasi berbasis syariah,’’ kata dia. Damak mengakui transaksi keuangan Islam sudah masuk. Termasuk di Maroko. Tapi itu dikendalikan dari kantor pusat bank di Timur Tengah. Untuk Maroko saja, ada proyek pembangunan yang dikucurkan Gulf Finance House yang berkantor pusat di Bahrain. Negara di Afrika baru tertarik menerbitkan sukuk. Yang sudah secara tegas menyatakan niat itu adalah Mesir dan Senegal. Yang lain belum.

Maroko sendiri saat ini banyak berhubungan dengan negara Arab. Negeri-negeri kaya itu menyalurkan petrodolarnya ke Maroko untuk memperbaiki kondisi ekonominya. Saat ini budget Maroko masih defisit.n YN 

Bank harus menyiapkan struktur logistik dan infrastruktur untuk bisa menjual servisnya kepada konsumen. Mereka harus melatih sumber daya manusia, modal, dan lainnya. Semua itu penting untuk mengembangkan lembaga keuangan Islam,’’

Page 40: edisi 23/2008

40 Sharing edisi November 2008

Entrepreneur

Bisnis Juga

untuk AkhiratKedai Digital mulai mengembangkan diri dengan sistem waralaba. Royalti feenya ditetapkan

2,5 persen yang berpatokan pada angka spiritual yang terinspirasi dari jumlah zakat yang harus dibayarkan.

Bisnis merchandise tidak ada matinya. Keyakinan itu yang membuat Saptuari Sugiharto, pendiri dan pemilik Kedai Digital mempunyai mimpi besar. Kedai Digital akan menjadi corporate group dengan memiliki banyak usaha, yang menyebar dan mempunyai cabang di seluruh kota Indonesia. Kini, tak kurang dari 18 cabang di berbagai kota sudah berdiri, dan akan menyusul 3 cabang lagi pada Oktober ini. Padahal, usaha itu baru berjalan tidak lebih dari empat tahun dan sempat jatuh bangun.

Tapi Saptuari pria yang gigih dan gemar berwiraswasta sejak sekolah. Belakangan dia memilih merchandise karena merujuk artikel di koran bahwa ini bukan bisnis musiman. Tiap hari, kata dia, ada yang ulang tahun, melahirkan, menikah, mendirikan perusahaan atau lainnya. ‘’Bahkan, orang yang sudah meninggal pun, saat dilakukan

selamatan juga membutuhkan souvenir,” ujar Saptuari saat ditemui Sharing di salah satu kedainya tepat pada tanggal kelahirannya.

Dia terinspirasi artis dari Jakarta yang menjual merchandise ke penggemarnya. ‘’Bukan Cuma artis yang bisa jual merchandise, orang biasa pun bisa,’’ pikirnya. Dia memulai dengan membuat mug. “Bikin Mug Satoe Sadja!.Berkat inovasi yang terus menerus dilakukan, kini produknya mencapai 65 macam, mulai dari jam, pin, keramik, gantungan kunci, banner kalender, poster, kaos digital, mousepad, ID card, print foto, video klip digital dll. Konsumen bisa memesan produk-produk tersebut dengan menyertakan foto diri dan boleh pesan satu biji saja di atas media yang dikehendaki. Harga sebuah mug berkisar Rp 25.000 hingga Rp 35.000. Dan produk yang paling tinggi peminatnya hingga kini, tetap mug.

Lajang kelahiran Yogyakarta 8 September 1979 ini berpenampilan santai dan lebih banyak bercanda. Namun dibalik sikap santainya itu, dia adalah seorang pekerja keras dan pantang menyerah. Kegagalan bagi dia, adalah ujung dari keberhasilan yang harus tetap

K

Page 41: edisi 23/2008

41Sharing edisi November 2008

Entrepreneur

dikejar. Dia mempunyai idiom yang cukup menggelitik.

“Habiskan jatah gagal dalam kehidupanmu, sampai 5 – 6 kali. Setelah habis, keberhasilan ada di tanganmu”. Itulah yang selalu ditanamkan dan ditularkan kepada karyawannya yang juga kawan-kawannya, agar tidak mudah menyerah saat mengalami kegagalan.

Mendirikan usaha pertama pada 28 Maret 2005, menurut Saptuari usaha ini bukan tanpa tantangan karena sudah ada beberapa usaha sejenis. Tapi dia melihat segmentasi pasar, dan cara menjual yang friendly. Terbukti strateginya melebarkan sayap bisnisnya ke luar pulau Jawa. Selain di Yogyakarta, Kedai Digital ada di Solo, Sukoharjo, Kebumen, Semarang, Magelang, Jember, Tuban, Pekanbaru, Balikpapan hingga Batam.

Sulung dari dua bersaudara itu juga banyak belajar dari pesaingnya. Saat itu, usaha sejenis yang berdiri di Yogyakarta beroperasi di mal-mal. Dari situ dia mempelajari, ternyata berjualan di mal kurang menarik minat konsumen karena konsumen seolah-olah diburu-buru. Padahal, untuk memesan merchandise yang diinginkan, membutuhkan suasana yang santai, konsumen bisa memilih dan membandingkan dari pilihan yang tersedia. Sampai

akhirnya memutuskan untuk memesan dan merasa puas.Maka, alumni Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah Fakultas Geografi UGM ini menyewa sebuah tempat di Jalan Cendrawasih 3C Demangan Baru Yogyakarta, yang merupakan kedainya pertama dan menjadi cikal bakal kedai selanjutnya. Tempat tersebut bekas kandang becak berukuran 2 x7 meter, atapnya bocor, dindingnya terbuat dari papan dan tidak ada kamar kecilnya. Modal awal sebesar Rp 28 juta diperoleh dari utang, termasuk komputer. Dia merekrut tiga orang karyawan. Kini karyawannya mencapai 150 orang. Omzetnya pun sudah mencapai lebih dari Rp 300 juta per bulan.

Gempa Yogyakarta memporakporandakan usahanya. Seluruh inventaris, mulai dari komputer hingga bangunan tempat usaha hancur. Hal ini tidak membuatnya patah arang. Dia bangkit lagi dengan segala keterbatasan yang ada dan melakukan strategi lebih jitu termasuk menggaet mitra. Dengan bermitra dia membuka tiga cabang sekaligus pada 2007 yakni Babarsari, Baciro dan Taman Siswa Yogyakarta. Idenya laris manis. Saptuari makin percaya diri dan menambah cabang jadi sembilan. Dia mendekati kalangan mahasiswa dan pelajar serta pengusaha muda. Acara pelajar dan mahasiswa

disponsori dan beriklan di radio anak muda dan menuai hasil. Saptuari juga tak lupa membuat standard operation and procedure.

‘’Kudu ngguyu karo konsumen” – (harus tertawa bersama konsumen), artinya, benar-benar melebur dengan konsumen dan memahami keinginan konsumen. Kita pernah lho, mengganti 100 mug yang sudah jadi karena ada kata yang salah. Pernah juga sampai 500 pin harus dibikin ulang karena ada kesalahan kecil. Itu merupakan bentuk garansi dan servis yang kita berikan kepada konsumen,” katanya.

Semi WaralabaUntuk pengembangan usahanya, dia menggunakan sistem semi waralaba dengan dua cara. Pertama, dengan Business Oportunity (BO – peluang usaha) dan Mitra kerja sejak Februari 2008. Dalam waktu enam bulan, 13 cabang telah dibuka lagi di berbagai kota.

Hal ini tidak lepas dari kesiapan bahan baku karena sudah didirikan pabrik yang siap untuk mencetak/melapisi mug, keramik, piring, pin dsb. Beberapa bahan baku, misal mug didatangkan dari China. “Saya berpinsip, tidak hanya bisa menjual senjatanya saja, tapi sekaligus juga pelurunya. Bahan untuk membuat souvenir disuplay sendiri. ‘’

Kedai Digital mempraktikkan ajaran Islam dengan tak mau menyerah saat mengalami kegagalan.

Page 42: edisi 23/2008

42 Sharing edisi November 2008

Entrepreneur

Bagi yang berminat dengan sistem BO, joiner wajib menyetor uang sebesar Rp 33 juta dan bisa menggunakan nama Kedai Digital sebagai outlet resmi. Tiap bulan, dikenakan kewajiban menyetor royalti fee sebesar 2,5 persen tanpa biaya tahunan lainnya. Dengan jumlah tersebut, joiner akan mendapatkan antara lain mesin press mug, mesin press keramik, mesin press pin, bahan baku dan berbagai peralatan lain. Total modal yang harus disediakan joiner berkisar antara 60 -70 juta.

Angka 2,5 persen untuk royalti fee ini, menurut Saptuari adalah angka spiritual yang terinspirasi dari jumlah zakat yang harus dibayarkan. “Angka 2,5 persen itu angka cantik. Ini akan mengingatkan akan kewajiban yang harus kita berikan,” ujarnya.

Sedangkan yang berminat sebagai mitra, wajib menyediakan Rp 17,5 juta dan akan mendapatkan peralatan dan training, tanpa menggunakan nama Kedai Digital. Jika dihitung dengan mitra, jumlah kedai mencapai 35 buah yang menyebar di 25 kota. Mitra Kedai Digital yang sudah ada antara lain di Ternate, Bontang, Purbalingga, Tegal hingga Timika.Saptuari tak ingin fokus di satu bidang usaha saja. Dia

berkeinginan untuk merambah bisnis yang lain, baik itu yang masih berkaitan dengan bisnis intinya maupun di luar bisnis merchandise. Usai lebaran tahun ini, dia berniat membuka usaha Kedai Cutting, yakni membuat kaos dan stiker, yang konsumen bebas untuk mengisi kalimat di dalam kaos atau stiker tersebut.

Dia juga ingin mendirikan percetakan dan masih menunggu pinjaman dari bank. Usaha lain yang ingin dirambah adalah makanan. Selain karena hobi makan, jika ada makanan yang unik, menurutnya akan bisa dijual dengan harga yang tinggi. Saptuari juga berminat ke usaha properti. Tahap awal, dia akan usaha rumah kos karena peluang usaha tersebut di Yogyakarta masih sangat luas mengingat Yogyakarta adalah kota pelajar. Dia juga sudah mempersiapkan diri untuk masa depannya, yakni berinvestasi di asuransi.

Business of CharityDalam menjalankan bisnis, Saptuari tidak hanya mengejar keuntungan dan materi yang bersifat duniawi semata. Dia menginginkan bisnisnya berkelanjutan dan terus

berkembang sehingga bisa menolong banyak orang, membuka peluang kerja bagi yang membutuhkan. Harapannya, usahanya bisa menjadi ladang amal dan bermanfaat untuk akhiratnya kelak. Hal ini tidak lepas dari pengalaman masa kecilnya, yang dipaksa bekerja keras karena kondisi ekonomi keluarganya.

Sejak kelas 5 SD, ayahnya meninggal dunia, sementara ibunya bukan wanita pekerja. Ibunya lalu berjualan di pasar Lempuyangan dan hanya bertahan selama tiga tahun karena menderita sakit tumor kandungan. Si sulung terpaksa mencari pekerjaan apa saja untuk membantu ekonomi keluarganya. Dia mencoba berternak ayam dan dijual ke pasar-pasar.

Saat di terima di UGM, ketika mahasiswa lain bergembira

mendapat jaket dari kampus, dia malah mendatangi koperasi mahasiswa untuk mencari lowongan kerja. Beruntung dia diterima dan sambil kuliah, dia menjaga koperasi. Dia juga menyambi usaha yang lain, dengan menjual stiker dan dimasukkan ke

koperasi di berbagai universitas yang ada.

Bisnis berternak ayam masih dilakukan hingga mahasiswa.

“Setelah menyetor ayam, lalu ikut demo. Padahal,

waktu itu saya menjadi Ketua Angkatan Fakultas

Geografi. Makanya, enam tahun baru saya lulus,” ujar mantan mahasiswa angkatan tahun 1998 ini.

Saptuari menyebut dirinya sebagai pengusaha jalanan, karena dia menjadi seorang pengusaha benar-benar dari jalanan. Dia sempat bekerja di beberapa perusahaan, antara lain di Telkomsel dan Gama Techno. Dia juga pernah menjadi Marketing di Radio Swaragama FM Yogya dan aktif di Sampoerna A Mild Yogya sebagai Campus Event Manager yang mengeksekusi branding Logo A Mild di kampus UGM. Namun bekerja dengan pakaian yang rapi tidak membuatnya betah, dia kembali ke “jalanan”.

Selain sibuk dengan bisnisnya, kini Saptuari sibuk menjadi pembicara di berbagai seminar tentang entrepreneur. Dua penghargaan telah diraihnya. Pada tahun 2007, sebagai runner up wira usaha mandiri tingkat nasional versi Bank Mandiri.

Tahun 2008 ini mendapat penghargaan dari Indonesia Small & Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) bersama 22 pelaku usaha kecil menengah lainnya yang dinilai berhasil menggerakkan sektor riil dengan inovatif. n Sri Mustokoweni-Yogyakarta

Saptuari Sugiharto, Pemilik Kedai Digital

Page 43: edisi 23/2008

43Sharing edisi November 2008

Info Produk

Ponsel Dual SIM Terbaru SamsungSamsung, salah satu produsen seluler terkemuka di dunia baru-baru ini meluncurkan produk ponsel kelas atas terbarunya, yaitu ponsel berjenis dual SIM terbaru yang diberi title Samsung S9402 DuoS. Dari sisi teknis, ponsel ini didukung amplifier Bang & Olufsen/ ICEPower yang mampu menaikkan kualitas suara speaker ponsel tersebut. Fitur canggih lainnya adalah Triband GSM (900/1800/1900 MHz) pada SIM card yang pertama dan Dual band (900/1800 MHz) pada SIM card yang kedua, dimana masing-masing didukung koneksi GPRS/EDGE. Sementara layarnya 2 inch 262K color QVGA AMOLED. Sementara dari sisi bahan, Samsung S9402 DuoS ini memiliki keistimewaan khusus, yaitu memakai rangka metal yang dilapisi rhodium yang mempunyai ketahanan terhadap kerusakan akibat kimiawi dan mekanis. Selain itu layar kacanya juga anti gores. Kelengkapan lainnya adalah radio FM dengan RDS, 1GB of built-in memory, slot microSD, Bluetooth 2.0 dan USB, dan baterai 960-mAh. Namun fitur paling andalan dari ponsel ini tentu saja kamera 5 Mega Pixel dengan auto focus, image stabilization, smile detection, WDR dan LED flash.

PC Paling Kecil Di PasaranAsus baru-baru ini memperkenalkan mini Personal Computer (PC) miliknya yang diberi nama Eee Box. Produk ini konon adalah PC terkecil yang ada di pasaran. Asus mengeluarkan mini PC ini untuk mengganti image PC yang besar dan membosankan, serta sulit untuk mobile. Mengusung tagline ”Small is Easy”, ASUS memang ingin menekankan bahwa PC berukuran kecil merupakan jenis PC yang akan diminati oleh masyarakat dimasa mendatang. Meski mini, namun itu tidak mengurangi kekuatannya dalam beroperasi. Menggunakan teknologi Express Gate, maka pengguna dapat mengakses internet, mengatur foto, ataupun berkomunikasi instant messaging hanya dalam waktu yang relatif singkat. Eee Box memanfaatkan prosesor dari Intel Atom dan menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP. Produk dengan kapasitas hardisk mencapai 80 Gigabyte tersebut dibanderol harga relatif terjangkau USD 489. Harga tersebut sudah termasuk layar monitor LCD berukuran 16”.

Spesifikasi selengkapnya: Operating System Microsoft Windows XP Home, CPU Intel Atom N270 (1,6 GHz), HDD 80 GB, Card Reader SD/SDHC/MS/MS Pro/MMC, WiFi 802.11n, dan Memory DDR2 1 GB.

Parfum Anyar Radiant Lights Oriflame, perusahaan kosmetik asal Swedia baru-baru ini meluncurkan wewangian terbaru, Radiant Lights. Parfum anyar ciptaan perfumer Marie Salamagne ini hadir untuk menginspirasikan semua keindahan alam yang mempesona dari negara Swedia. Radiant Lights hadir melengkapi seri wewangian terdahulunya, Oriflame Northern Lights.

Perfumer Marie Salamagne menciptakan wewangian Radiant Lights dengan menggunakan orange blossom sebagai inspirasi utamanya. Aroma kesegaran awal berasal dari Grapefruit dan pear, lalu wangi bunga acacia, jasmine, lily dan cedarwood menciptakan aroma inti yang mengangkat daya tarik feminim. Selanjutnya, aroma musk, sandalwood, amber dan sentuhan vanilla menambahkan sensualitas dari wewangian mewah ini. Dengan memakai produk ini, konon sentuhan akhir wewangian yang tertinggal akan memberikan rasa percaya diri dan rasa sensualitas dari sensasi sinar matahari musim panas sepanjang tahun. Oriflame Radiant Lights Eau de Toilette dikemas dalam botol bening 50ml dengan harga Rp. 249.000, tersedia mulai September 2008 lalu dan dapat diperoleh melalui Consultant Oriflame Indonesia

Page 44: edisi 23/2008

44 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Furniture, accesoris, handicraft, makanan, produk untuk spa dan peralatan lainnya yang

diproduksi asli dari Indonesia dipamerkan dalam International Tourism dan Trade Expo yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ya, pameran ini memang mempertemukan buyer dan seller serta participant yang merupakan produsen produk makanan olahan, produk raw material atau bahan mentah, kerajinan dan lainnya yang terbiasa diekspor ke luar negeri. Orang-orang asing itu adalah para buyer. Dan produsen itu memamerkan produknya untuk dilirik para buyer agar diperdagangkan di luar negeri.

Di Bromo 4, adalah ajang para produsen makanan segar dan olahan yang diekspor ke luar negeri. Mereka mencari peluang dan membicarakan seputar tantangan dan peluang mengekspor produk khas Indonesia baik berbasis teknologi maupun manual ke luar negeri. Menjadi pembicara adalah beberapa kuasa usaha Kedutaan Besar Indoensia di Korea, Arab, Brussel, dan negara lain.

Di tengah para pembicara itu terselip KH Amidhan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang membekali ceramah tentang pangan halan. ’’Produk halal

ini sekarang sudah menjadi tren di dunia internsional,’’ kata KH Amidhan.

Pangan halal diperlukan antara lain karena masyarakat internasional mulai meyakini bahwa produk halal itu berkualitas baik. Sebab ia melewati pemeriksaan lebih yakni seputar kehalalannya. ’’Baru-baru ini ada juga produsen coklat di AS yang meminta agar cocoa powder dari Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat itu memperoleh sertifikat halal dulu. Padahal itu raw material. Rupanya pernyataan sertifikasi halal itu dibutuhkan karena produsen coklat asal AS itu ingin menjamin produksi coklatnya halal baik dari hulu hingga hilir,’’ kata Amidhan.

Sertifikasi Halal UKMDi antara produsen pangan yang sebagian besar UKM itu mengaku biaya sertifikasi termasuk berat. Karena untuk setiap item produk harus disertifikasi dengan biaya Rp 1-2 juta dan harus diperiksa ulang atau diperpanjang setiap dua tahun. ’’Untuk produsen besar yang omzetnya besar nilai itu tidak masalah. Tapi kalau kami yang produksinya kecil dan skala UKM biaya itu amat besar,’’ kata seorang peserta yang mengaku memproduksi sabun, dan minuman berbahan baku kelapa. Karena itu dia mengusulkan agar

yang ditempelkan itu label haram dan bukan label halal. Karena lebih efisien.

Menjawab hal itu, Amidhan mengatakan dulu memang yang diwajibkan adalah pencantuman label haram. Namun dalam sepuluh tahun terakhir, perkembangan teknologi pangan luar biasa. Bahkan bahan makanan dan kosmetika pun berkembang sedemikian rupa sehingga bagian tubuh manusia seperti rambut dan placenta pun digunakan untuk produk pangan dan kosmetika.

’’Memang yang haram itu kerap menggoda.’’ Kata Amidhan berkelakar. Sementara jumlah produk pangan dengan teknologi pun berkembang menjadi jutaan jenis. Karena itu MUI kemudian mengambil kesimpulan bahwa penting untuk sertifikasi halal secara rutin.

Amidhan mengaku amat terpaksa mengulang sebuah kasus di mana perusahaan itu sudah mendapat sertifikat halal untuk satu produk. Enam bulan menjelang masa berlaku sertifikasi habis, ada perubahan material yang digunakan sehingga menjadi haram. Sekarang produk dari produsen itu telah menjadi halal kembali. Untuk UKM, menurut Amidhan tak perlu kuatir. Mereka bisa

mengajukan permohonan untuk sertifikasi halal dengan biaya dari pemerintah melalui departemen Agama dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Amidhan mengatakan proses pemeriksaan sertifikasi ini dibiayai sendiri oleh LPPOM. Jadi munculnya biaya itu tak bisa dinafikan. Namun untuk keperluan keamanan, biaya pemeriksaan sertifikasi itu dibebankan dari pemerintah.

Global Halal SummitSementara itu Amidhan juga mengungkap bahwa pada 2009 Indonesia akan menjadi tuan rumah dari Global Halal Summit yang digelar hampir berbarengan dengan pelaksanaan World Islamic Economic Forum ke lima yang digelar di Jakarta.

Pelaksanaan global halal summit ini akan membicarakan peluang bisnis produk halal di dunia dan akan dihadiri beberapa pemimpin negara.

Event serupa beberapa kali digelar di Malaysia karena memang Malaysia amat berhasrat memimpin produk halal di dunia. Saat ini yang tengah memperjuangkan menjadi leader dalam produk halal adalah juga Thailang dan Singapura. Omzet produk halal saat ini diperkirakan 547 miliar dolar AS hingga 1 triliun dolar AS.

Sementara di luar negeri sosialisasi pangan halal sudah mengemuka di Indonesia hal ini masih kurang diperhatikan. Antara lain karena sosialisasi yang kurang dan regulasi tentang keharusan produk halal yang masih kurang mendukung. n YN

Ada yang tak biasa di Bromo 4 di kawasan Jakarta International Expo di Kemayoran Jakarta Pusat pekan keempat di bulan Oktober 2008. Sejumlah orang .bertampak asing tampak bersliweran di arena pameran. Pun, sejumlah

pengusaha UKM dari berbagai daerah di seluruh pelosok negeri.

Kalau Produk Halal Sudah Jadi Trend

F

Page 45: edisi 23/2008

45Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

A Ada senyum dan saling sapa di Lt 11 Gedung Bank BDN, tempat kantor pusat Bank Syariah Mandiri

berada. Silaturahmi atau halal bi halal para praktisi dan insan yang tergabung dalam Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES). Tampak hadir, deputi gubernur BI Siti Ch Fadjrijah, mantan deputi gubernur BI Maulana Ibrahim, mantan Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia Harisman dan beberapa direktur bank di antaranya Presiden Direktur Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, dan Direktur BSM Hanawijaya.Pagi itu PKES menggelar halal bi halal selagi di bulan Syawal, bulan silaturahmi. Tak hanya bersama kalangan praktisi, silaturahmi kali ini juga dihadiri hampir seratus orang pengurus masjid di sekitar Jakarta Bogor, Tangerang dan Bekasi. Kali ini, meski tersirat ada kekhawatiran tentang kemungkinan melesetnya target capaian aset menjadi 5 persen tapi semua optimistis.

Setelah pidato pengantar dari deputi gubernur BI Siti Ch Fadjrijah tentang keunggulan ekonomi Islam, acara dilanjutkan dengan diskusi mengkaji Hadis-hadis ekonomi syariah. Acara diskusi menghadirkan KH Mustafa Yaqub dari Majelis Ulama Indonesia, Muhammad Hidayat, anggota Dewan Syariah MUI, Ariee Mooduto, dan Hanawijaya. Kata KH Mustafa Yaqub, memasukkan nilai Islam dalam praktik dan sistem ekonomi itu merupakan satu kewajiban. ’’Ekonomi Islam itu bagian dari keimanan. Jadi wajib dilakukan,’’ kata dia. Bahwa kemudian ekonomi Islam

itu bisa menjadi solusi atas krisis ekonomi yang saat ini menggoyang dunia, menurut dia itulah barokah.

’’Jadi bukan karena kita mencari solusi kita menerapkan ekonomi Islam,’’ kata dia di hadapan pengurus masjid. Yang seharusnya dilakukan adalah sebaliknya. Praktikkan dulu ekonomi Islam dan dapatkan barokahnya.

Ali Mustafa Yakub yang belum lama meluncurkan buku karyanya Fatwa-Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menyatakan bahwa praktik ekonomi Islam merupakan keharusan karena ia ditegaskan secara gamblang dalam Alquran. Dia menyebut beberapa ayat yang langsung menyatakan keharaman riba. ’’Soal riba ini ditetapkan langsung hukumnya oleh Allah dalam Alquran, tidak lewat hadis atau lewat pendapat ulama. Begitu juga soal perdagangan. Jadi ini masuk wilayah syariah yang kita harus melakukannya,’’ kata dia. Berbeda dengan fiqh yang masuk pendapat ulama sehingga masih bisa berbeda praktiknya antara masyarakat satu dan lainnya atau kadang diperdebatkan praktiknya. ’’Pengharaman riba itu sekali lagi bukan lewat ijtihad tapi langsung lewat Alquran,’’ kata dia. Begitu juga ada ayat-ayat tentang jual beli. Bahkan

orang yang masih memakan riba itu disuruh diperangi.

Akan berbeda jika yang ditanyakan adalah seputar bunga bank. ’’Jika ditanya apakah bunga bank itu haram atau tidak, itu masuk wilayah fiqh,’’ kata dia. Namun, dia menegaskan fatwa berbagai ulama di dunia telah menyatakan bunga bank masuk dalam riba. Karena, saat ini terbukti bahwa penerapan bunga telah mengakibatkan krisis ekonomi yang parah. Kyai juga mengutip sebuah hadis yang menyatakan orang yang memakan riba itu sama nilainya dengan orang yang menzinahi ibu kandungnya. ’’Ini untuk menegaskan bahwa praktik riba itu amat buruk.’’

Bunga DestruktifSenada dengan Kyai Ali Mustafa Yakub, anggota Dewan Syariah Nasional M Hidayat menegaskan bahwa dalam salah satu ayat Alquran disebutkan bahwa efek riba itu amat cepat menjalar keburukannya dan amat dahsyat dampaknya. ’’Jadi riba itu amat destruktif. Dan kini kita menyaksikannya langsung.’’ Kerusakan awal di Amerika dengan cepat melanda seluruh dunia, membangkrutkan perusahaan, mengakibatkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan berapa triliun cadangan devisa tiap-tiap negara

terkuras untuk menyelamatkan negaranya dari kebangkrutan.

Hidayat juga sepakat bahwa dampak riba itu bisa lebih buruk dari zina yang juga dilarang. ’’Zina itu melahirkan penyakit Aids. Riba berdampak tidak saja pada mereka yang memang memakannya tapi juga kepada semua orang miskin kaya, memakan riba dan tidak.’’

Arie Mooduto yang kini memimpin ICDIF, lembaga pendidikan ekonomi Islam kelas internasional besutan LPPI menyatakan bahwa krisis ini akibat menafikan moral dan nilai-nilai agama. Menurut dia memang dalam penerapan nilai agama itu ada keberkahan dan ridha. ’’Ini sulit dirumuskan secara nalar tapi memang inilah yang terjadi.’’

Menurut dia bisa saja orang beralasan menabung di bank syariah dan bank konvensional itu sama karena sama-sama dapat margin dan aman. ’’Itu benar. Orang datang ke konvensional dapat pelayananan dan di syariah juga dilayani dengan baik, juga benar. Tapi yang tidak didapati dari transaksi di bank konvensional dan bank syariah adalah keridhaan Allah. Ini alasan mendasar. Apalagi jika dikaitkan dengan unsur keberkahan dan ketenangan ditambah bukti bahwa sistem kapitalis yang mendasarkan ekonomi pada sistem bunga itu hancur dan merusak.’’

Pada bagian penutup Hanawijaya menyatakan saat ini tak ada lagi alasan tidak mau menggunakan bank syariah dengan alasan fasilitas pelayanan yang kurang cepat karena sekarang teknologi informasi bank-bank syariah pun bisa bersaing. nYN

Silaturahmi Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah

Mengkaji Hadis-Hadis EkonomiPakar hadis KH Ali Mustafa Yakub menyatakan praktik ekonomi Islam itu merupakan syariah Islam bukan lagi masuk dalam

fiqh. Karena penetapannya dilakukan langsung secara jelas di dalam Alquran dan bukan melalui ijtihad pada ulama.

Page 46: edisi 23/2008

46 Sharing edisi November 2008

Pendidikan

Sekarang ini, sebuah fenomena baru telah muncul. Berbagai perusahaan di tanah air, baik BUMN maupun swasta ternyata

mulai melirik konsep Spiritual Company (perusahaan

yang mengedepankan asas spiritualitas-red) dalam lingkungan perusahaan. Peningkatan spiritualisme di perusahaan diyakini berbanding lurus dengan peningkatan mutu dari sumber daya manusianya, serta peningkatan kiprah dan kinerja perusahaan itu sendiri. Spritualisme diharap mampu mengubah perilaku individu menjadi santun dan peduli pada lingkungan. Tidak itu saja, diharapkan seluruh pemimpin perusahaan dan karyawan meyakini ada kekuasaan dan campur tangan Tuhan di dalam setiap tindakan dan pilihan kebijakan yang diambil perusahaan, serta juga pada hasil yang diperoleh perusahaan itu sendiri.

Menurut pengamat manajemen dan pemasaran spiritual-Godo Tjahyono, kecenderungan perusahaan untuk melirik

konsep spiritual dikarenakan seringkali adanya kebutuhan-kebutuhan perusahaan yang tak bisa diselesaikan dengan rasio. Misalnya, perusahaan sudah berusaha mengejar target dengan manajemen yang standar, namun mereka tetap tidak berkembang. Dan masih

banyak lagi sebab lainnya. Nah, dengan adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan saat ini untuk mengadopsi konsep spiritual di dalam menjalankan bisnis perusahaannya, maka tak heran kalau kini mulai marak bermunculan training-training manajemen spiritual yang mengakomodasi kebutuhan di atas. Berbagai training yang ada menawarkan beragam metoda tentang bagaimana mengelola perusahaan dengan memasukkan unsur spiritual di dalamnya. Salah satu lembaga training manajemen spiritual yang kini eksis di masyarakat adalah Holistic Management Instutute (HMI) yang didirikan oleh DR. Khairul Alwan Ar Riva’i Nasution, Dosen Tata Kelola Perusahaan Islami di Program PSTTI Pasca Sarjana Universitas Indonesia

dan Dosen Manajemen Umum Islam Program Doktor Ekonomi Islam Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya. Dengan segmentasi korporasi, banyak perusahaan besar, baik BUMN, BUMD, maupun

Memurnikan Tauhid dalam Bisnis dan Semua Aktifitas Kehidupan

Training Holistic Management Institute

STraining ini mencoba memasukkan konsep tauhid dalam berbisnis, pengelolaan pemerintahan, maupun organisasi. Feasiblekah itu dilakukan?

Page 47: edisi 23/2008

47Sharing edisi November 2008

Pendidikan

swasta, bahkan juga institusi pemerintah, yang telah memanfaatkan jasa training manajemen Holistik dari HMI ini. Diantara deretan nama-nama yang telah bergabung menjadi klien HMI adalah PT. Pertamina, PT. Aneka Tambang, PT. Pusri, PT. Asean Aceh Feltilizer, PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam, PT. Elnusa, PT. Wijaya Karya, PT. Bank DKI, Diklat Pemda DKI dan masih banyak lagi. Seperti apakah metoda Manajemen Holistic yang ditawarkan HMI ini? Dan apa sajakah keistimewaan dari metoda ini, sehingga sekarang mulai banyak perusahaan besar lainnya yang mengantre untuk mengikuti training ini?

Tauhid, Inti Dari Segala Aktifitas (Awwaluddin Ma’rifatullah)

Menurut Alwan, Manajemen Holistik didefinisikan sebagai suatu pendekatan untuk memurnikan dan mengimplementasikan Tauhid sebagai Kecerdasan – Kesadaran – Management Spiritual (Spiritual Quetiont – Awareness - Management). ”Dalam konsep Manajemen Holistik ini, setiap orang dalam seluruh kegiatannya harus menghadirkan dan melibatkan Allah SWT, Tuhan YME. Itu sebagai pondasi dasar dalam semua langkahnya di kehidupan,” jelas Alwan pada Sharing.

Ditambahkan Alwan, training manajemen holistik selama ini sudah banyak dilakukan pihaknya ke berbagai perusahaan dalam bentuk program Holistic Good Corporate Governance (GCG). Nah, pendekatan yang dilakukan pihaknya ke perusahaan-perusahaan kliennya adalah bagaimana perusahaan dalam mengelola bisnisnya itu pertama-tama harus bertanggung-jawab kepada Allah SWT. “Selama ini, di perusahaan

ada istilah share holder atau pemegang saham, sehingga setiap aktivitas perusahaan itu harus bertanggung-jawab pada para pemegang saham itu. Namun dalam holistic governance ini, segenap orang di perusahaan juga harus bertanggung-jawab kepada Allah SWT (Tuhan YME). Jadi Holistic GCG ini berbeda dengan GCG biasa. Kalau GCG itu, meski nilai-nilainya universal, namun filosofinya tidak mengacu bagaimana perusahaan bertanggung-jawab kepada Tuhan,” jelas Alwan lagi. Lebih lanjut Alwan, dalam aplikasi program Holistic Governance dari HMI ini, materi trainingnya terbagi ke dalam 17 pilar. Pilar pertama, menurut Alwan adalah memurnikan tauhid segenap komponen perusahaan (pimpinan dan pegawai) kepada Allah SWT.

“Pilar ini mengandung pengertian agar kita benar-benar memurnikan cinta kita kepada Allah SWT. Maksudnya memurnikan cinta ini adalah bahwa segenap pimpinan dan pegawai perusahaan tidak boleh terpenjara kepada kecintaan kepada pangkat, jabatan, harta benda dan lain sebagainya, melainkan kecintaan yang utama hanya kepada Allah, Tuhan YME,” papar Alwan berfilosofi. Dengan para pimpinan dan segenap pegawai senantiasa dapat mendekatkan diri pada Tuhannya, maka akan terdapat

motivasi yang positif dalam bekerja. Karena terbentuk keyakinan di hati mereka, bahwa bekerja sebagai ibadah. Nah, dengan segenap komponen perusahaan hanya memurnikan cintanya kepada Allah SWT, maka menurut Alwan, hal itu akan menjadi suatu energi yang luar biasa besar bagi perusahaan untuk bisa melaksanakan segala kinerjanya dengan positif. Dengan begitu, maka perusahaan sudah mempunyai suatu modal yang besar untuk bisa meraih kemajuan dan kesuksesan. Ini berbeda dengan perusahaan yang tidak bersandarkan tauhid kepada Tuhan. Perusahaan tersebut bisa saja meraih sukses, namun belum tentu terdapat keberkahan yang hakiki di dalamnya.

Lanjut Alwan, setelah pilar pertama tersebut dipahami oleh peserta training, barulah ia mengajarkan pilar-pilar selanjutnya. Karena memang pilar pertama ini adalah yang terpenting. Pilar pertama tersebut menjadi dasar dari pilar-pilar lanjutannya. Pilar kedua sampai tujuhbelas adalah merupakan turunan dari pilar pertama tadi.

Setelah pilar pertama, berikutnya HMI mengajarkan pilar kedua yang intinya adalah bagaimana kita dapat mencontoh dan menauladani Allah SWT dan Rasul-Nya, melalui sifat-sifatnya (Asma’ul Husna). Lalu diikuti dengan

”Bukan bermaksud menyombongkan diri, namun para alumni training Holistic Pertamina Setting saat ulang tahun ke 50 BUMN tersebut, kini mereka telah menduduki posisi-posisi penting di perusahaan BUMN terbesar di Indonesia itu,” jelas alwan.

““

Page 48: edisi 23/2008

48 Sharing edisi November 2008

Pendidikan

pilar ketiga yang intinya mengajarkan tentang kepemimpinan. Pilar keempat tentang pentingnya mematuhi kaidah-kaidah hukum. Pilar kelima tentang kemashalatan kemakmuran, dan seterusnya sampai pilar ketujuhbelas, yang kalau dijabarkan di tulisan ini mungkin akan terlalu panjang. Setelah menguasai ketujuhbelas pilar di atas, lanjut Alwan, diharapkan para peserta training Manajemen Holistik dapat menjadi agent of change dan dapat meraih kesuksesan dan keberhasilan di dalam pekerjaannya, atau di dalam usahanya. ”Bukan bermaksud menyombongkan diri, namun para alumni training Holistic Pertamina Setting saat ulang tahun ke 50 BUMN tersebut, kini mereka telah menduduki posisi-posisi penting di perusahaan BUMN terbesar di Indonesia itu,” jelas Alwan, yang juga sebagai Direktur Pusat Kajian Nasional PMN KAHMI 2008-2013. Didukung Sertifikat Manajemen Mutu Islami, PISO 99:1425 Holistic Management Institute sendiri didirikan oleh Alwan resminya pada tahun 2001. Sebelum tampil dengan nama tersebut, Alwan telah cukup lama pula melakukan training spiritual, yaitu sejak tahun 1996. “Saya memulainya masih dengan nama Sinergi 21,” kenang Alwan. Lalu setelah sukses membuat buku “Tafsir Manajemen Bisnis Ar-Riva’i Seri Detak Asmual Husna” yang diluncurkannya pasca krisis moneter 1998, Alwan kemudian mengganti nama

training-nya dengan nama “Spiritual Management”. Dan barulah di tahun 2001, setelah Alwan dua tahun sebelumnya menamatkan program doctoral management science-nya di Technological University of The Philippines ( State University ), Manila, Filipina, maka Alwan menyempurnakan training spiritualnya itu dengan nama “Metode Manajemen Holistik”. Alwan mengaku, saat mengambil program Doktor di Manila itulah ia mendapatkan banyak inspirasi untuk metodanya itu. Alwan menjelaskan, metoda Manajemen Holistiknya itu sudah resmi dipatenkannya di Depkumham baik sebagai Merek dan Metode. Semenjak dipatenkan itulah training Manajemen Holistik dari HMI ini mulai banyak dikenal luas oleh khalayak umum, terlebih karena banyak perusahaan besar, maupun instansi pemerintah yang memakai jasa training tersebut. Alwan lalu menambahkan, metoda Manajemen Holistik ini sifatnya sangat universal, sehingga selain di perusahaan-perusahaan, manajemen holistik bisa juga diterapkan pada bidang lainnya dengan Taylor Made. ”Manajemen Holistik tidak hanya bisa diimplementasikan pada korporasi saja, namun juga di berbagai bidang ilmu, misalnya, Holistik Ekonomi, Holistik Finance, Holistik Pendidikan, Holistic Kedokteran, bahkan juga bisa Holistik Perbankan, dsb. Intinya, semua bidang keilmuan bisa dilakukan dengan pendekatan Manajemen Holistik. Karena semua ilmu itu berasal

dari satu sumber, Holistic Science,” ujar Dosen Filsafat Ilmu dan Metode Ilmu Pengetahuan di MM Unkris Jakarta ini. Alwan mengambil contoh, metoda Manajemen Holistik ini kerap kali pula diterapkannya pada berbagai instansi pemerintah. Bila untuk perusahaan-perusahaan Alwan memakai label Holistic GCG, maka untuk training di instansi Alwan menyebutnya Holictic Good Governance Government (GGG). Jadi dengan metoda ini para peserta yang nota bene pimpinan dan pejabat pemerintahan diberikan pengetahuan tentang bagaimana tata kelola pemerintahan dengan pertama-tama memurnikan tauhid mereka kepada Tuhan YME. Alwan sendiri mengakui, selama ini umumnya perusahaan-perusahaan yang mengirimkan peserta training di HMI, umumnya dari level pimpinan, atau minimal manager ke atas. Namun Alwan menambahkan, sebenarnya pihaknya juga melayani training untuk level karyawan yang berada di level bawah sekalipun. “Karena Holistic Management ini memang bisa diperuntukkan untuk semua kelas, atau semua jenjang jabatan,” ujarnya lagi. Untuk kelas-kelas training di HMI ini, menurut Alwan, biasanya dilakukan dalam bentuk beberapa kali pertemuan dalam jumlah yang terbatas (tidak massal), trainingnya sendiri bisa dilakukan di tempat perusahaan

peserta training, atau bisa juga memakai fasilitas umum, seperti hotel, atau gedung pertemuan. Selain training Manajemen Holistik, tambah Alwan, HMI juga melengkapinya dengan menyediakan sebuah sistem Manajemen Holistik dengan nama Sertifikat PISO 99:1425. ”PISO artinya Paradise Internasional Standard Organization. 99 adalah Asmaul Husna, dan 1425 tahun sertifikat ini diciptakan. Sistem ini menawarkan bagaimana tata kelola perusahaan atau organisasi dengan cara yang Islami. ”Contoh nyata dari sistem ini salah satunya adalah bagaimana membuat aturan agar orang tidak melakukan korupsi.Tanpa sistem, training sebagus apapun, tidak ada hasilnya,” Alwan lagi bersemangat Ke depan, Alwan mengaku akan mengembangkan terus HMI dan metoda Manajemen Holistiknya. Kini, ia bahkan tengah menjajaki go internasional. Musim haji tahun ini saja terhadap jamaah haji Plusnya, Alwan juga melaksanakan Diklat Berbisnis dengan Allah SWT (Holistic Economic and Business). ”Sekarang ini sedang saya jajaki pelaksanaan training Manajemen Holistik di Timur Tengah dan Negara Asean, seperti Malaysia dan juga Brunei,” ujarnya menutup pembicaraan.

nYS

Holistic Management InstituteJl. Bunga Cempaka II No. 3Cipete Selatan, Jakarta SelatanTlp. (021) 7698340 0818-707642

Page 49: edisi 23/2008

49Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Era Baru Membaca Koran via Internet

Berbeda dengan portal berita, koran digital menayangkan versi cetak di internet. Pembaca pun tak perlu lagi membeli di lapak atau menunggu pengantar koran.

Jika ada versi digitalnya, untuk apa membeli koran lagi? Pertanyaan itu mungkin timbul ketika Anda mengetahui

harian Kompas kini memiliki versi digitalnya. Bukan portal berita seperti di www.kompas.com, tapi koran digital yang menampilkan Kompas cetak di layar komputer Anda.

Koran digital Kompas bisa diakses di alamat www.epaper.kompas.com. Terhitung sejak 3 Juli 2008, harian terpopuler di Indonesia meluncurkan koran digitalnya untuk dibaca khalayak.

Sebelum Kompas, Harian Kontan sudah melaju duluan dengan koran digitalnya. Per 1 Juli, harian ini resmi meluncurkan versi digitalnya. Ide pembuatannya sebenarnya sudah bersarang sejak 2007. Seperti dikatakan Pemimpin Redaksi Harian Kontan Yopie Hidayat kepada majalah Swa, setelah muncul ide tersebut, Harian Kontan langsung mencari vendor yang sesuai. Tapi tak ada yang sesuai, makanya prosesnya jadi agak lama, baru pada 1 Juli 2008

bisa diluncurkan. Kebetulan, awal Juni 2008, Harian Kontan tengah mengelola perangkat lunak editorial dan kearsipan dengan vendor bernama Serioustec. “Serioustec ternyata memiliki program yang kami inginkan. Hanya dalam waktu dua hari, format yang di inginkan sudah disediakan,” ujar Yopie.

Koran digital memang barang baru di negeri ini. Di luar negeri, terutama di negara maju, meski pengembangannya sudah dilakukan sejak tahun 1970-an oleh Xerox, raksasa bisnis cetak mencetak dan keperluan kantor dunia, koran digital pertama justeru lahir baru pada September 1997 perkembangan teknologi dan bisnis media konvensional di luar negeri. Koran digital adalah salah satu perkembangan mutakhir yang dimulai oleh harian Les Echos dari Perancis yang membuat versi digitalnya pada September 2007.

Berbeda dengan koran digital lokal yang masih gratisan, untuk membaca Les Echos versi digital kita harus terdaftar (subscription) yang

konsekuensinya membayar sejumlah tertentu untuk langganan per tahun atau membeli aplikasi untuk membacanya secara gratis.Selain Kompas dan Harian Kontan, koran nasional lain yang memiliki versi digital adalah Koran Tempo, BaliPost, Pontianak Post, Banjarmasin Post, dan Koran Jakarta.

Bagi Koran Tempo, membuat koran digital bukannya untuk mematikan portal www.korantempo.co.id, justru memberi nilai lebih kepada harian tersebut di mata pembaca. Peminat Koran Tempo di luar negeri misalnya, tak perlu membeli koran ini yang jika menunggu kiriman dari Indonesia tentunya lama sekali. Dengan versi digital, pembaca Koran Tempo di luar negeri tetap dapat menikmati koran tersebut layaknya pembaca di dalam negeri.

Selain dari itu, menurut Manajer Teknologi Informatika PT Tempo Inti Media, Handy

J

Page 50: edisi 23/2008

50 Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

Dharmawan, salah satu latar belakang peluncuran koran digital Koran Tempo adalah daya tarik infografis yang dimiliki Koran Tempo. Jika hanya membaca portal www.korantempo.co.id, kekayaan infografis tidak akan didapatkan seperti membaca Koran Tempo cetak karena kebanyakan hanya berupa teks. “Padahal kekuatan kami justru terletak pada kekayaan infografisnya,” ujar Handy seperti dikatakan kepada majalah Swa.

Membolak Balik Koran di Layar KomputerJangan dikira membaca koran digital berbeda cara dengan membaca koran cetak. Tak ubahnya membaca koran cetak di pagi hari sambil menyeruput kopi, pembaca juga bisa membolak balik halaman koran digital dengan tangan. Tentu bukan tangan dalam arti harfiah, melainkan dengan mengklik tombol navigasi di layar. Klik tombol panah ke kanan berarti membuka satu halaman ke kanan, dan sebaliknya.

Pembaca juga lebih dimudahkan dengan fasilitas thumbnail, memilih halaman dengan memajangnya terlebih dahulu dalam ukuran kecil. Jadi, jika untuk membentangkan seluruh halaman koran cetak dibutuhkan meja yang besar atau mungkin lantai yang luas, untuk koran digital bisa hanya satu dua halaman layar komputer. Rubrikasi bisa dipilih dengan melihat daftarnya dulu. Fasilitas pencarian disediakan untuk memudahkan mencari artikel sesuai kata kunci atau topik yang dipilih.

Koran digital Koran Tempo bahkan memberikan fitur tambahan selain yang umum ada pada koran digital, seperti fasilitas suara yang bisa membaca isi artikel.

Sementara pada umumnya, koran digital hanya bisa dibaca, di copy-paste untuk tujuan mengkliping, dicetak (print) dan dijadikan lampiran (attachment) dengan mengirimkannya sebagai email ke siapa saja.

Kemudahan ini dimungkinkan dengan perangkat lunak pembuat koran digital. Koran Tempo menggunakan aplikasi dari Pressmart. Harian Kontan dan Kompas menggunakan perangkat lunak dari Pressmart (www.pressmart.net), salah satu vendor media digital berpusat di Amerika Serikat (AS) yang memiliki klien antara lain Birmingham Post, CNBC Europe, Bangkok Post, The Sun, Hindustan Times, dan Indian Express. Sedangkan Harian Kontan dan Kompas menggunakan jasa Softpress, vendor media digital dari Australia.

Tentu saja menggunakan jasa para vendor tersebut tidak gratis. Dari situs Softpress didapatkan harga paket media digital, Softpress Basic dan Softpress Premium. Untuk yang premium biayanya USD 600 (sekali bayar), dan US$5 per halaman/edisi.

Jika ingin gratis, penerbit media cetak bisa melirik www.issuu.com. Situs ini menyediakan fasilitas publikasi media cetak secara digital dan gratis. Hanya, karena gratisan, alamat URL yang digunakan tetap memakai www.issuu.com. Majalah Sharing misalnya, juga menggunakan fasilitas ini di alamat www.issuu.com/docs/sharing/0807. Meski gratisan, fasilitas yang disediakan tidak kalah dengan yang berbayar. Pembaca tetap dapat membolak balik halaman layaknya koran fisik dan mencari halaman dengan menampilkan thumbnail-nya terlebih dahulu. Hanya terkadang memakai alamat seperti

Page 51: edisi 23/2008

51Sharing edisi November 2008

Laporan Utama

di atas menyulitkan orang untuk mengingatnya dan ada anggapan ’kurang bergengsi’. Satu trik untuk mengatasi masalah ini digunakan Koran Jakarta yang juga menggunakan fasilitas www.issuu.com. Koran Jakarta mengalihkan (redirect atau forwarding) alamatnya di issuu yang susah diingat ke alamat www.koran-jakarta.com. Bali Post dan Pontianak Post juga menggunakan trik ini.

Penyatuan Dua Alam yang BerbedaKehadiran koran digital bisa jadi makin membuat tipis selaput yang memisahkan media cetak, yang sering disebut media konvensional) dengan media digital (online). Karena, apa yang ada di versi cetak kini bisa didapatkan juga di versi digitalnya.

Keberdaan koran digital dirasa perlu oleh pengelola media global. Alasannya, selain distribusi, ini adalah konsekuensi kemajuan peradaban seiring merasuknya digitalisasi dalam tiap aspek kehidupan. Bagi pengelola media cetak, membuat koran digital juga bisa berarti potensi pemasukan baru.

Pemasukan itu misalnya dengan mengenakan biaya berlangganan seperti yang dilakukan Les Echos dari Perancis. Ini bisa dilakukan untuk menepis anggapan, jika sudah ada versi digital dan gratis, untuk apa lagi membeli versi cetaknya. Namun, menurut Handy Dharmawan saat ini biaya berlangganan masih sulit diterapkan di Indonesia karena untuk berlangganan internet saja orang Indonesia kebanyakan harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

Handy lantas melihat peluang pemasukan lain seperti dari

Iklan. Di halaman koran digital bisa dibuat iklan dengan format flash. Selain itu, sangat memungkinkan pula akan ada iklan baris dari Google. Di mata CEO Virtual Consulting Nukman Lutfie, pemasukan yang mungkin untuk saat ini di Indonesia adalah dari iklan yang dipaketkan dengan versi cetak. Klien pengiklan kemungkinan besar akan lebih puas karena iklannya tidak hanya ditampilkan di versi cetak juga di versi digital.

Menurut pemimpin perusahaan marketing online ini, koran digital bisa jadi adalah upaya untuk meningkatkan posisi tawar di depan pemasang iklan sebagai value-added. ”Karena selain di koran, iklan mereka juga akan muncul di Internet. Diharapkan akan semakin banyak iklan yang bisa dijaring”, tulis Nukman di blognya di www.virtual.co.id/blog.

Bagi pengelola media luar negeri koran digital juga lebih dari sekadar tren atau ikut-ikutan. “It is crucial that an e-edition combines ease of use for readers with the multimedia capacity of today’s technology and the Pressmart solution has exceeded my expectations on both counts. At the beginning of March we launched our ePaper for four newspaper titles including the Birmingham Post and Birmingham Mail and the response from our readers and staff has been extremely positive”, ujar Stuart McGann Business Development Director, Trinity Mirror Midlands, UKAccess.Jika dilihat tawaran peluang yang ditawarkan vendor-vendor media digital, memang ada banyak keuntungan, seperti distribusi yang kian luas. Tidak hanya secara konvensional dalam bentuk cetak, juga di ponsel, email, menempatkan

berita di situs-situs social networking populer, dan blog. Dengan koran digital pembaca bisa dilihat kelas dan kemampuan ekonominya untuk keperluan penjajakan pasar. Maka tak heran jika Pressmart menulis di situsnya, “Serving targeted and rich multimedia advertisements with detailed performance reports”.

n IA

Koran Digital Koran CetakDari sisi konsumen

Tidak perlu kertas, perlu listrik untuk menyalakan komputer.

Perlu kertas, semakin banyak dicetak, makin banyak pohon ditebang.

Perlu membawa komputer, laptop, PDA atau perangkat lain dan tersambung ke internet.

Bisa dibaca kapan saja selama koran dibawa.

Cukup satu biaya berlangganan internet untuk membaca banyak koran digital gratisan.

Perlu membeli tiap koran cetak dengan harga yang berbeda.

Bisa didapatkan di mana saja selama tersambung ke internet.

Tidak perlu tersambung ke internet, tapi terbatas di luar jangkauan distribusi koran bersangkutan

Kecuali diunduh, selesai koneksi internet, koran digital tidak bisa dibaca di layar komputer.

Bisa dibaca lagi suatu saat selama disimpan baik atau digunakan sebagai pembungkus atau alas duduk jika sudah dipakai

Dari Sisi Produsen

Biaya lebih murah daripada mencetak karena tidak perlu mesin cetak, kertas, dan tinta cetak.

Biaya lebih mahal.

Memperluas distribusi ke pelosok dunia selama terjangkau internet.

Distribusi terbatas di wilayah cakupan.

Memperluas pembaca tidak hanya ke masyarakat di cakupan distribusinya.

Pembaca cenderung hanya di wilayah cakupan.

Tidak perlu bekerjasama dengan agen penyalur.

Perlu menjalin kerjasama dengana gen penyalur.

Koran Digital VS Koran Cetak

Beberapa Koran Digital Dalam Negeriepaper.pontianakpost.comwww.kontan.co.idepaper.kompas.comepaper.korantempo.comepaper.balipost.comepaper.pontianakpost.comwww.bisnis-jakarta.comepaper.banjarmasinpost.co.id

Koran digital bisa jadi adalah upaya untuk meningkatkan posisi tawar di depan pemasang iklan sebagai value-added

Page 52: edisi 23/2008

Wacana

Krisis ini dimulai dengan kebangkrutan beberapa lembaga keuangan besar di Amerika

Serikat yang kemudian dengan cepat berubah menjadi krisis keuangan global dan menyebabkan kebangkrutan beberapa bank Eropa dan penurunan tajam nilai-nilai saham dan komoditas di seluruh dunia. Krisis ini

menimbulkan persoalan likuiditas dan penurunan nilai-nilai asset yang pada gilirannya memperparah krisis yang terjadi. Para pemimpin politik dunia telah mengkoordinasikan berbagai usaha untuk menanggulangi persoalan in namun krisis masih terus berlangsung. Krisis ini berakar dari terjadinya krisis kredit perumahan (subprime mortgage) di Amerika Serikat

yang kemudian merembet ke krisis perbankan dan ekonomi global.

Reka Ulang Sistem Perbankan DuniaTidak diragukan lagi bahwa riba (bunga bank) dan maysir (judi dan spekulasi yang mirip perjudian) adalah faktor utama terjadinya krisis keuangan dunia saat ini. Kalau saja larangan riba dan maysir

dipatuhi, diakuinya kepentingan orang lain terhadap sumber-sumber ekonomi, ditambah diterapkannya nilai-nilai dan moral islami, tentu dunia tidak akan mengalami krisis seperti ini.

Namun demikian, apakah industri keuangan syariah yang ada sekarang merupakan suatu solusi? Jawabannya mungkin beragam. Namun ada baiknya kita melihat kembali jejak-jejak kejayaan ekonomi Muslim di abad keemasan sebelum negara-negara Muslim mengalami penjajahan. Zaman ini dikenal dalam sejarah dunia sebagai zaman kegelapan (the dark ages). Joseph Schumpeter, seorang penulis sejarah ekonomi dunia, bahkan mengabaikan ekonomi Muslim pada zaman itu. Padahal, selama masa itu yang berlangsung lebih kurang 1000 tahun tidak dikenal adanya krisis ekonomi. Mungkin ada baiknya kita menemukan lembaga dan sistem keuangan yang diterapkan pada masa itu sebagai bagian dari solusi terhadap krisis global sekarang ini.

Pada masa tersebut, pembiayaan yang berlaku adalah pembiayaan yang berdasarkan pasar (market-based financing) bukan berdasarkan bank (banking system). Transaksi keuangan yang terjadi adalah berdasarkan prinsip bagi hasil (profit loss sharing atau PLS) dan jual beli. PLS itu dapat dikategorikan menjadi mudharabah dan musyarakah. Sementara prinsip jual beli dapat dilakukan dalam bentuk akad jual beli biasa (bay’), bay’ muajjal (jual beli dengan pembayaran ditangguhkan), dan salam (pembayaran di muka, delivery belakangan). Di luar hal ini, pembiayaan diberikan dalam bentuk utang tanpa bunga (qardh hasan), atau bentuk kedermawanan lainnya seperti zakat, hibah dan wakaf. Dengan

Krisis keuangan global bulan September – Oktober 2008 merupakan salah satu krisis keuangan terbesar yang pernah terjadi. Para pengamat mengkategorikannya sebagai krisis terburuk sejak the Great Depression di awal abad ke-20. Krisis ini mulai terjadi pada pertengahan September lalu.

Krisis Keuangan Global dan Keuangan Syariah

Oleh Nuruddin Mhd Ali, MA., M.Sc (Staf Pengajar STEI Tazkia)

K

52 Sharing edisi November 2008

Page 53: edisi 23/2008

53Sharing edisi November 2008

menggunakan pembiayaan berbasis

pasar, maka keberadaan lembaga intermedier (baca: bank) menjadi kurang relevan. Terlebih, para pemberi pembiayaan mempunyai pengetahuan yang lebih tentang kliennya sesuai prinsip “know thy client”. Dengan demikian, moral hazard dan adverse selection yang selama ini menjadi masalah dalam industri keuangan dunia dapat diminimalisir.

Kembali ke Dinar-DirhamMelihat dan merasakan krisis keuangan global sekarang ini membuat orang bertanya-tanya, adakah solusi yang mujarab agar krisis tidak terus mengancam. Salah satu tawaran dari ekonomi syariah adalah kembali ke sistem mata uang dinar dan dirham.

Mengapa dinar-dirham? Pertama, dinar adalah mata uang yang stabil. Sejarah membuktikan, sejak zaman Rasulullah dinar terbukti menjadi mata uang yang paling stabil dibanding dengan mata uang manapun. Dinar tidak mengalami inflasi yang begitu besar. Contohnya, dam (denda) haji sebesar 1 ekor kambing tetap 1 dinar sejak zaman Rasulullah Saw hingga sekarang. Penelitian yang dilakukan Prof. Roy Festrem

dari Barkeley University menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa dalam kurun waktu 400 tahun hingga tahun 1976 harga emas konstan dan stabil. Justru nilai emas dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Tahun 1800 harga emas persatu troy ons setara dengan 19,39 Dolar AS, tapi

pada tahun 2004 dengan kadar yang sama harga emas sebesar 455,75 Dolar AS. Artinya selama 24 tahun emas malah mengalami apresiasi sebesar 2250 persen. Bandingkan dengan dolar yang dari tahun ke tahun mengalami ketidakstabilan nilai. Bagaimana dengan rupiah? Nasibnya jauh lebih parah. Dari tahun ke tahun rupiah terus mengalami depresiasi terutama oleh dolar. Inflasi cenderung semakin naik. Devaluasi rupiah yang pernah dilakukan

pemerintah menyebabkan harga-harga naik 2,5 hingga 30 persen.

Kedua, dinar tidak bisa dibuat untuk spekulasi. Ia tidak bisa dimainkan sebagai komoditas yang bisa diperdagangkan. Celah memperdagangkannya memang masih ada. Tapi ketiadaan margin dari transaksinya membuat keengganan para spekulan di manapun. Hal ini karena sebagai mata uang dinar memiliki nilai intrinsik sesuai dengan beratnya masing-masing (4.25 gram emas 22 karat dan tiga gram perak murni).

Ketiga, pendayagunaan dinar-dirham secara fantastik praktis akan mengurangi ketergantungan tunggal terhadap dolar AS. Makna reflektifnya, akan semakin kecil kemungkinan negara pengguna dinar setiap saat digoyang oleh hegemoni dolar dan para fund manager-yang sejauh ini terus melakukan spekulasi secara destruktif untuk kepentingannya sendiri. Kian mengecilnya ketergantungan terhadap dolar AS-dengan

demikian-akan berkorelasi konstruktif terhadap upaya stabilisasi ekonomi makro dan mikro.

Keempat, dinar tidak perlu menggunakan alat hedging seperti halnya fiat money yang mesti melakukannya untuk melindungi diri dari perubahan kurs. Ini karena dinar memiliki nilai intrinsik yang otomatis menjadi pelindung bagi dirinya sendiri. Meera (2004) menandaskan emas memiliki nilai intrinsik yang menjadi garansi dan perlindungan dari kemungkinan gencetan situasi eksternal yang tak diinginkan. Emas menjadi bernilai bukan karena dekrit atau diundangkan suatu negara sebagaimana fiat money tapi karena kandungan logam mulianya yang diakui semua orang.

Wal-akhir, Inilah saat yang tepat untuk memikirkan kembali apakah kita dan dunia akan tetap mengikuti ekonomi ribawi dan kapitalis ataukah jalan syar’i yang etis dan membawa kemaslahatan. n

Tidak diragukan

lagi bahwa riba (bunga bank) dan

maysir (judi dan spekulasi yang mirip perjudian) adalah faktor utama

terjadinya krisis keuangan dunia saat ini.”

Wacana

Page 54: edisi 23/2008

54 Sharing edisi November 2008

Bisnis

Merger untuk Yang Terbaik

Menjelang 2009, dua Unit Usaha Syariah (UUS) bekerja keras mempersiapkan merger

(penggabungan diri). Mereka adalah Bank Niaga Syariah (BNS) dan LBSalam LippoBank Syariah (LBSalam). Merger dua UUS ini adalah konsekuensi atas apa yang terjadi di bank induknya, Bank Niaga dan LippoBank

Terhitung per 3 Juni 2008, Khazanah Berhad selaku pemilik Bank Niaga dan LippoBank memutuskan untuk menggabungkan dua bank miliknya di Indonesia ini, menjadi bank baru bernama Bank CIMB Niaga.

Proses merger telah mendapat kekuatan hukum dengan terbitnya persetujuan Bank Indonesia (BI) pada 15 Oktober 2008. Tinggal menunggu persetujuan dari

institusi negara terkait lainnya seperti Departemen Hukum dan HAM (Dephukham) yang diharapkan terbit November ini.

“Setelah kuartal III 2009 kami sudah harus satu. Nah, menuju kuartal III 2009 semua sedang disiapkan. Meskipun secara legal, Insya Allah bulan Oktober nanti sudah menjadi satu entitas, secara proses bisnis, at least sampai kuartal III 2009, semua platform, bisnis, proses, sistem, operation, dan TI, semuanya terintegrasi”, kata Senior Assistant Vice President Network and Distribution LBSalam, A.N. Ulil Amri, bulan lalu.

Melayani dari Aceh hingga Papua

Bagi kedua UUS, merger ini bermakna sangat strategis baik untuk bisnisnya maupun

industri syariah di Indonesia. Ulil mengatakan, “Ini sangat strategis, memberikan kesempatan untuk enlarge the business. Dengan merger berarti memberi opportunity yang besar dalam business capacity, leverage the business, channeling, sales distribution dan distribution channel kami akan lebih banyak. Dan kami akan banyak menggunakan pendekatan financial supermarket, tidak seperti bank lain yang banyak membuka Kantor Cabang Syariah (KCS), kami lebih ke Office Chanelling (OC). Di mana kami bisa melakukan penjualan di cabang-cabang konvensional bank induk nantinya”.

Setali tiga uang dengan Ulil, Vice President Business & Product Development Division Head Bank Niaga Syariah, Didik Hadi Sunaryo, menilai merged bank akan bisa menjadi

Merger LBSalam LippoBank Syariah dan Bank Niaga Syariah diharapkan hasilkan unit usaha syariah (UUS) terbaik di antara yang sudah ada di Indonesia

M

Page 55: edisi 23/2008

55Sharing edisi November 2008

Bisnis

yang terbaik di antara unit syariah di Indonesia saat ini. Penggabungan mendatangkan banyak kebaikan, Didik mencontohkan, infrastruktur yang dimiliki LBSalam. “Cabang konvensionalnya kan banyak sekali. Dengan merger, tahap awal saja bisa terbentuk OC sebanyak 560. Kalau mengandalkan cabang Bank Niaga saja paling tidak sampai 200. Ini suatu kekuatan baru kami dalam hal pelayanan. Dari segi produk, financing dan funding pun bisa kami jual lebih banyak melalui OC-OC ini”, jelas Didik.

Merger ini akan menghasilkan penetrasi bisnis yang lebih luas. Kini saja, LippoBank sudah menjangkau wilayah layanan dari Aceh hingga Maluku sedangkan Bank Niaga dari Medan sampai Papua. Dengan merger, kalau sebagian besar kantor cabang konvensional sudah berfungsi juga sebagai Office Channeling CIMB Niaga Syariah maka wilayah yang terjangkau menjadi lebih luas yaitu dari Aceh sampai Papua. Dilihat dari jumlah ATM, dengan penggabungan ini diperkirakan ada lebih dari 1.000 ATM CIMB Niaga nanti yang juga bisa digunakan unit syariahnya.

Sedangkan dari model bisnis, penggabungan otomatis membentuk model bisnis baru untuk CIMB Niaga Syariah nanti. Jika LBSalam, sesuai karakter induknya yang kuat di bisnis ritel dan BNS yang kuat di korporasi, nanti akan kuat di dua segmen tersebut. Model bisnis yang baru akan mengarahkan bentuk organisasi, SDM dan infrastruktur.

”Combine strength Bank Niaga dan LippoBank akan membuat bank hasil merger, CIMB Niaga, akan melayani semua segmen, sesuai dengan visi CIMB Niaga yang ingin menjadi universal bank, bank yang mencakup semua segmen yang ada, seperti corporate,

ritel, SME, dan konsumer”, jelas Senior Assistant Vice President Marketing Communication Division LippoBank, Agung Ari Wibowo.

Merger juga sejalan dengan target akselerasi market share perbankan syariah sebesar 5% pada 2010 yang ditetapkan oleh BI. Peningkatan aset pasti terjadi meski tidak begitu signifikan. Ini terkait perbedaan usia dua UUS yang bergabung. BNS sudah berjalan selama empat tahun sedangkan LBSalam baru berdiri kurang lebih satu tahun (mulai beroperasi 5 Desember 2007). Jika dua UUS tersebut asetnya ditambah, peningkatannya mungkin tidak seperti bank induknya. Bank Niaga menempati posisi ke 7 aset terbesar bank konvensional sedangkan LippoBank peringkat 11. Setelah digabungkan dengan nama CIMB Niaga peringkatnya akan naik menjadi peringkat 5 besar.

Penyatuan SOP

Dalam proses merger, satu persatu aspek perbankan disesuaikan. Baik Didik maupun Ulil menjelaskan, proses penyesuaian dimulai dengan membuat operating model CIMB Niaga Syariah. Perlu dibuat pemetaan unsur-unsur operasional masing-masing UUS terlebih dahulu lalu dilakukan perubahan. ”Namun tak ada perubahan yang signifikan. Semuanya sudah kami lakukan day to day untuk menyatukan keduanya. Kebetulan target penyatuan operating model ini sudah disetujui oleh komite dan kami tinggal melaksanakan saja”, terang Didik.

Di sisi Standard Operating Procedure (SOP) misalnya, masing-masing UUS sudah memiliki dan sudah dilaksanakan selama ini. Lalu kini disesuaikan untuk disatukan. Produk pun begitu. Kebetulan dari sisi produk tidak terdapat perbedaan yang

signifikan. Masing-masing UUS memang memiliki tabungan unggulan di jajaran (line up) produk pendanaan (funding) misalnya kalau di BNS ada tabungan pendidikan anak dan tabungan perencanaan, di LBSalam ada tabungan umrah dan kurban.

Ketika menjadi CIMB Niaga Syariah nanti, produk-produk tersebut tetap dipakai dan akan diciptakan nama barunya. Tidak menutup kemungkinan juga akan diciptakan produk baru nanti.

Dari segi SDM, meski BNS dan LBSalam terkait usia yang jauh berbeda, sinergi tetap harus dilakukan. ”Kekurangan di kami (BNS—red) mungkin bisa diisi oleh SDM dari LBSalam. Yang jelas dua-duanya sudah punya pengalaman di syariah”, ujar Didik. Yang jelas, penggabungan ini bagi kedua belah pihak merupakan hal yang positif. ”Begitu online kami bisa generate bisnisnya luar biasa”, tegas Ulil.  

Kalau sebagian besar kantor cabang konvensional sudah

berfungsi juga sebagai Office Channeling CIMB

Niaga Syariah maka wilayah yang terjangkau menjadi lebih luas

yaitu dari Aceh sampai Papua.

Page 56: edisi 23/2008

56 Sharing edisi November 2008

Ragam

Kring-kring, gowes-gowes... Kring-kring, gowes-gowes... Bersepeda ke kantor atau akrab disebut bike to work (B2W) kini rupanya makin diminati oleh sebagian kaum pekerja

di Jakarta. Faktanya, tiap harinya sudah sekitar ribuan pekerja kantoran dari berbagai wilayah di seputaran Jakarta (termasuk dari Bodetabek) yang menggenjot sepedanya menuju tempat kerja atau aktivitas lain.

Kalau anda jeli, setiap paginya di jam-jam

sibuk berangkat kerja, maupun sore hari saat jam pulang kerja, kita bisa menemukan puluhan B2Wers (begitulah para penglaju sepeda ini disebut-red) ramai-ramai bersepeda secara berkelompok di berbagai ruas jalan di ibukota ini. Pemandangan di jalan-jalan protokol ibukota menjadi sedikit berbeda, tak lagi didominasi para biker (pengendara motor).

Nah, para B2Wers itulah yang tergabung dalam komunitas Bike to Work Community-

Indonesia atau Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia, suatu organisasi nirlaba yang sekarang ini tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan transportasi bersepeda bagi masyarakat untuk menuju ke tempat kerja atau ke tempat beraktivitas lainnya.

Inu Febiana, salah seorang pengurus Bike to Work Community-Indonesia menjelaskan keberadaan komunitasnya itu pada Sharing, “Kami organisasi yang simpel saja. Kami hanya ingin melakukan gerakan moral untuk mengkampanyekan bersepeda ke tempat

kerja pada masyarakat. Karena dengan bersepeda, masyarakat akan dapat merasakan langsung manfaatnya, yaitu baik untuk kesehatan diri, maupun baik juga untuk lingkungan.”

Inu menambahkan, bahwa sebagai organisasi pun misi kegiatan mereka tak terlalu muluk, yaitu hanya berusaha mengajak sebanyak mungkin orang atau masyarakat untuk menggunakan transportasi sepeda untuk aktivitas sehari-hari. Apalagi dengan kondisi

Bike to Work Community-Indonesia

Ngantor Naik Sepeda, Kenapa Nggak?

KBersepeda ke kantor punya banyak manfaat, lebih irit karena tak perlu beli bensin atau bayar ongkos bus, juga meningkatkan daya tahan tubuh alias badan dan jiwa lebih sehat. Selain itu manfaat yang juga amat penting adalah menjaga kualitas lingkungan.

Page 57: edisi 23/2008

57Sharing edisi November 2008

Ragamjalan di tengah-tengah kota yang seringkali luar biasa macet. Nah, dengan naik sepeda, maka itu merupakan cara alternatif yang jitu untuk menghindari macet, plus menekan polusi di perkotaan.

Didukung R.I. 1

Dijelaskan Inu, sejarah terbentuknya organisasi Bike to Work Community-Indonesia ini adalah dimulai ketika di awal tahun 2000-an, sekelompok pengendara sepeda gunung (mountain biker) sering melakukan aktivitas

dengan sepeda gunungnya di jalur pipa gas (JPG), yang berlokasi di desa Lengkong Gudang Timur, sekitar BSD Serpong.

”Nah, dari rekan-rekan mountain biker inilah cikal bakal Bike to Work Indonesia terbentuk. Karena dari mereka lalu tercetus ide mengajak teman-teman pengguna sepeda lainnya untuk pergi dan pulang ke tempat kerja,” jelas Inu, sambil menambahkan, bahwa sebenarnya di awal tahun 2000-an itu di Jakarta juga sudah ada sekelompok kecil orang yang berinisiatif menggunakan transportasi sepeda menuju tempat kerjanya.

Nah, kemudian komunitas mountain biker di JPG Serpong tersebut menggagas kampanye penggunaan sepeda ke tempat kerja pada 6 Agustus 2004. Acara tersebut ternyata cukup berhasil menggalang minat banyak orang untuk menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi ke tempat kerja. Sehingga, kemudian komunitas ini merasa perlu untuk membuat wadah khusus, agar kampanye

bersepeda ke tempat kerja ini menjadi semakin efektif di masyarakat. Karena itulah, pada 27 Agustus 2005 dilakukan Deklarasi & Pernyataan Bersama dari Bike to Work Community-Indonesia di Balai Kota DKI Jakarta, yang kemudian ditetapkan sebagai tanggal kelahiran organisasi ini.

Dalam perjalanannya ternyata organisasi ini sangat cepat berpenetrasi. Saat ini, dengan usianya yang baru seumur jagung (Agustus 2008 lalu genap 3 tahun), ternyata mereka mampu berkembang dengan cukup pesat.

”Pertumbuhan jumlah partisipan kami terus bertambah dalam waktu singkat. Dari mulai sekitar 500-an orang pada saat deklarasi tahun 2005, lalu lebih dari 1.000-an di tahun 2006, kemudian bertambah lagi menjadi sekitar 5000-an di ulangtahun kami yang kedua tahun 2007, dan saat ulang tahun kami ketiga kemarin, Agustus 2008, partisipan kami sudah sekitar 10.000 orang,” jelas Inu seraya menambahkan, Bike to Work Indonesia kini sudah mempunyai kantor perwakilan daerah (cabang) yang tersebar di 28 kota di seluruh tanah air.

Inu mengakui, sangat cepatnya organisasi mereka berpenetrasi dikarenakan kegiatan ini memang sudah terbukti sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain, dengan bersepeda akan menghemat pengeluaran pribadi, kegiatan ini juga meningkatkan kualitas kesehatan secara fisik maupun psikis. Bersepeda ke tempat kerja pun bisa menjadi solusi bagi warga masyarakat menghadapi persoalan laten kemacetan di ibukota Jakarta ini, maupun di beberapa kota besar lainnya di tanah air.

Page 58: edisi 23/2008

58 Sharing edisi November 2008

Ragam

”Saya berikan gambaran, saat pagi hari di jam sibuk, waktu tempuh dengan kendaraan pribadi (mobil) dari daerah Bintaro ke Sudirman bisa 1,5 sampai 2 jam. Sementara dengan bersepeda, waktu tempuh itu bisa hanya satu jam saja. Dan kondisi yang hampir sama juga terjadi ruas-ruas wilayah lainnya di ibukota. Karena itu, sepeda sangat cocok menjadi solusi alternatif. Bahkan, terkadang sepeda bisa lebih cepat daripada sepeda motor, karena motor pun kadang dapat pula terjebak di kemacetan,” papar Inu bersemangat.

Karena manfaatnya yang seabrek itulah, respon positif terhadap kegiatan komunitas ini tak hanya datang dari para partisipannya saja, melainkan juga datang dari banyak pihak. Ambil contoh, dalam rangka pencanangan Gerakan Penghematan Energi Nasional, Presiden RI-Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beserta jajaran menteri Kabinet Bersatu secara khusus bahkan mengundang organisasi Bike to Work Indonesia untuk bersama-sama melakukan ”Kampanye Bersepeda Untuk Beraktivitas” pada medio Juni 2008 lalu.

Selain dari Presiden dan kabinetnya, dukungan terhadap kegiatan Bike to Work Indonesia ini juga datang dari para kepala daerah, mulai dari gubernur, bupati, sampai walikota dari berbagai daerah di tanah air. Belum lagi dukungan dari perusahaan-perusahaan. ”Akhir tahun lalu, saat konfrensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC), kami dipercaya melakukan tur kampanye bersepeda dari Jakarta ke Bali melalui jalur pantura. Kami melakukan sosialisasi tentang kegiatan kami ke beberapa kepala daerah di daerah-daerah yang kami singgahi. Ternyata responnya sangat positif. Banyak bupati dan walikota yang sangat reponsif mendukung kami,” ujar Inu bersemangat.

Inginkan Jalur KhususBiasanya, kata Inu, sesama anggota Bike to Work Indonesia sering berangkat

dan pulang kerja bersama. Itu biasanya dilakukan berombongan bagi mereka-mereka yang berada di satu wilayah. ”Yang unik, di organisasi kami terbentuk sub grup-sub grup berdasarkan kedekatan wilayah mereka masing-masing tinggal. Misalnya, mereka yang tinggal di wilayah Jakarta Selatan menamakan dirinya kelompok Rosela (Rombongan Selatan), ada juga mereka yang berada di Jakarta Barat menamakan dirinya Robar (Rombangan Barat) dan masih banyak lagi sub grup dengan nama lainnya,” jelas Inu lagi.

Bahkan, seperti juga organisasi hobies lainnya, ada juga tempat nongkrong atau tempat kongkow-kongkow favorit bagi para anggota Bike to Work Indonesia untuk saling ber-copy darat atau silaturahmi. Nah, masing-masing sub grup punya tempat favorit sendiri-sendiri untuk saling ngumpul di wilayahnya. Atau, mereka juga kerap jalan-jalan ke berbagai tempat dengan pemandangan menarik atau membentuk acara sendiri di tiap grup. Inu menegaskan Bike to Work bukan organisasi ekslusif. Anggotanya bisa terdiri dari beragam usia, kelas dan profesi. Mulai dari yang berprofesi sebagai office boy, sampai kelas direktur di perusahaan besar.

Itu karena untuk menjadi anggota organisasi ini ternyata sangat mudah. Syaratnya, cukup memiliki sepeda dan punya niatan untuk beraktifitas dengan menggunakan sepeda. Selain itu, punya rasa peduli untuk mensosialisasikan kampanye bersepeda dalam segala aktivtitas ini seluas mungkin kepada orang lain. Hanya itu saja syaratnya. Dan bahkan untuk menjadi anggota organisasi ini, tambah Inu, sama sekali tak perlu membayar iuran anggota.

Lalu darimana organisasi ini mendapatkan biaya untuk menjalakan aktifitas roda organisasinya? Ternyata jawab Inu, ”Kami menjual merchandise saat ada event-event atau acara besar yang diinisiasi Bike to Work Community-Indonesia. Nah,

keuntungan dari penjualan merchandise tersebut juga sama sekali tak masuk kantung pengurus, melainkan digunakan lagi untuk membiayai aktifitas kampanye bersepeda,” jelas Inu yang sehari-harinya bekerja sebagai wiraswastawan di ibukota ini.

Di akhir wawancara, Inu lalu menceritakan obsesi atau target jangka panjang dari organisasi Biker to Work Indonesia. Obsesi mereka, yaitu agar tersedianya jalur khusus untuk sepeda di jalan-jalan di ibukota Jakarta, maupun di kota-kota besar lainnya di tanah air.

”Kalau bisa menjadi seperti di Belanda, atau seperti di negara-negara maju Eropa, dimana hampir di semua jalur jalan tersedia jalur khusus sepeda, mungkin memang masih mimpi. Tapi paling tidak, di Jakarta ini, khusus untuk jalur-jalur jalan penting, maupun jalur-jalur jalan penghubung antara Jakarta dengan daerah penyangga ibukota, kita menginginkan segera dapat tersedia lajur sepeda tersebut,” lanjut Inu penuh harap. n YS

Inu Febiana

Page 59: edisi 23/2008
Page 60: edisi 23/2008

60 Sharing edisi November 2008

Senin (27/10) petang, A Riawan Amin, Presiden Direktur Bank Muamalat

Indonesia meluncurkan satu paket buku trilogi yang diberi judul ’Wasiat Untuk Para Pemuda Penerus Bangsa, Trilogi Pemikiran dan Kontribusi Politik’. Di dalam trilogi itu ada sebuah buku baru yakni ‘Indonesia Militan’. Dua buku yang lain ‘The Celestial Management’ dan ‘Satanic Finance’ adalah dua buku terdahulu yang ditulis Riawan dan pernah ditulis juga di majalah ini.

Peluncuran Trilogi ini dihadiri tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI) dan juga para aktivis politik muda. Maklum, buku yang terakhir tak banyak bicara tentang keuangan melainkan semangat mewujudkan Indonesia yang maju, mandiri dan bersih tentu saja.

Riawan mengakui kata militan telah mengalami penurunan makna. Kata militan belakangan lebih lekat dengan

sinonim dari teroris. Padahal itu tidak tepat. Riawan mengatakan militansi adalah semangat tinggi memperjuangkan apa yang diyakininya dan untuk itu mereka siap mengorbankan harta dan jiwanya.

Perjuangan Soekarno, Hatta, Agus Salim, Bung Tomo dan lainnya adalah contoh semangat militansi. Bayangkan, Sudirman yang harus memimpin perang gerilya dari atas tandu.

Bagi Riawan, orang yang memiliki militansi itu memiliki tiga ciri. Yang pertama adalah aktivis yang melihat problem dan tampil untuk menyelesaikannya. ’’Sayang makin jarang kita lihat anak bangsa yang tergerak menjadi aktivis sejati. Ciri yang kedua, seorang militan tak pernah berhenti berjuang karena tahu betul kemenangan adalah hasil perjuangan panjang. Dan ciri ketiga seorang militan memiliki strong leadership dan visioner.Namun, militansi bukan hanya milik mereka yang berjuang di atas. Rakyat jelata pun bisa menunjukkan sikap militansi yang boleh jadi sederhana tapi

Menggugat Daya Juang Anak Muda

Di sebuah ruangan di Jakarta, anak-anak sekolah vokal dari Bina Vokalia dengan suara

bening menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri. Hening. Peserta yang hadir

terhanyut.

‘’Dahulu, hampir semua pemimpin negara itu anak muda. Mereka memiliki militansi

yang tinggi untuk memerdekakan bangsa dari penjajahan. Anak-anak muda bergerak

mempersatukan negeri.’’ Itu sekelumit pidato A Riawan Amin, Presiden Direktur Bank

Muamalat Indonesia pada peluncuran bukunya yang terbaru ‘Indonesia Militan, Intelek

Kompetitik dan Regeneratif’. Peluncuran buku ini bertepatan dengan peringatan Sumpah

Pemuda.

Menurut Riawan, saat ini semangat militansi itu telah luntur. Bangsa Indonesia telah melupakan

bagaimana sepak terjang seorang Soekarno dan Muhammad Hatta saat memperjuangkan Irian Barat, perjuangan seorang Agus Salim,

Syafrudin Prawira Negara yang menyelamatkan kemerdekaan dan Jenderal Soedirman dengan

perang gerilya dan Bung Tomo dengan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Mereka semua berperang dengan militansi untuk menegakkan kemerdekaan. Karena hidup

tanpa kemerdekaan adalah sia-sia.

S

Resensi

Page 61: edisi 23/2008

61Sharing edisi November 2008

memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi kehidupan bangsa.Semangat militansi amat penting untuk mengobarkan api perjuangan bangsa. Yakni mendahulukan kepentingan bangsa dari kepentingan pribadi dan golongan. Sayangnya, mereka yang duduk di pemerintah dan diberi amanah itu lebih suka menggunakan aji mumpung, menggangsir uang negara dengan beragam dalih. Para pemimpin tak malu mempertontonkan kemewahan

yang tak sebanding dengan kinerja dan kontribusi. Dan itu terjadi di tengah sebagian besar rakyat kesulitan bahkan untuk sesuap nasi saja.

Korupsi, pada akhirnya terjadi bukan karena para pemimpin atau pemegang amanah tak bisa hidup layak. Tapi memang karena mental dan kelakuan serta hilangnya rasa malu. Di kalangan anak muda, banyak sekali anak terjebak narkoba karena tak ada lagi semangat hidup alias menjadi bangsa

yang lembek.

Banyak orang mengaku miskin hanya untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai yang nilainya hanya tiga ratus ribu rupiah saja.

Di kalangan kaum miskin pun demikian. Budaya boros telah mengakar tidak saja di kalangan atas tapi juga kaum miskin. Itu diperlihatkan dengan masih sangat tingginya budaya merokok. Biaya merokok total secara nasional yang setiap tahun bisa mencapai Rp 91 triliun itu hangus sia-sia menjadi abu. Padahal dana itu hampir serempat anggaran negara yang bisa untuk membangun sekolah.

Riawan dalam pengantar peluncuran bukunya menyatakan sengaja memasukkan kedua buku terdahulu dalam Trilogi ini karena satu sama lain masih saling berkait. The Celestial Management adalah buku tentang perjalanan Bank Muamalat Indonesia terutama setelah melewati krisis ekonomi

dan keuangan pada 1998 dan memandu karyawan bekerja dengan semangat spiritual yang dirangkum dalam sharing ZIKR (Zero base, Iman, Konsisten, dan Result Oriented) sharing PIKR (Power, Information, Knowledge, dan Rewards) serta MIKR (Militan, Intelek, Kompetitif dan Regeneratif).

Kemudian buku ’Satanic Finance, True Conspiracies’. atau yang secara kasar dapat Ini menyangkut tiga instrumen keuangan konvensional kapitalis yakni sistem bunga, penggunaan fiat money atau uang kertas yang tidak didasari pada instrumen riil serta fractional reserve requirement atau ketentuan cadangan di bank yang mengakibatkan penciptaan uang berlipat-lipat.

Mereka yang telah membaca kedua buku Riawan yang juga aktif sebagai dewan pakar di ICMI akan memahami pemikirannya untuk bangsa yang tegak harga diri dan perekonomian yang lebih stabil.

n YN

Resensi

Page 62: edisi 23/2008

62 Sharing edisi November 2008

Kata Mereka

Nama pria muda yang satu ini memang sedang hangat-hangatnya jadi pembicaraan. Yuddy memang sedang gencar mengkampanyekan capres alternatif. Yang dia maksud adalah calon presiden dari kaum muda. Maklum, Yuddy adalah calon presiden alternatif dari kaum muda yang diusung kaum muda parta Golkar.

’’Ya, kita memang sedang terus kampanyekan alternatif ini. Dahulu pemimpin negara itu banyak yang dari kaum muda. Mereka terbukti bisa membawa Indonesia lepas dari penjajahan dan menciptakan

satu persatuan yang sangat solid,’’ kata Yuddy.

Ditanya bagaimana konsep capres muda soal perekonomian negara, Yuddy mengatakan tentu harus kembali ke pondasi dasar yang diletakkan oleh founding fathers atau pendiri negara.

"Sudah jelas kita harus berdasarkan ekonomi pada transaksi riil dan mengelola sumber daya alam secara optimal dengan sumber daya manusia Indonesia sendiri. Orang Indonesia harus menguasai pasar

Indonesia.“ Karena itu Yuddy yang pernah menjadi anggota DPR RI itu mengatakan perekonomian berbasiskan ekonomi kecil dan mikro harus dikedepankan karena ini yang dulu menyelamatkan Indonesia dari krisis.

Untuk meningkatkan UKM itu menurut Yuddy tak ada lain kecuali dengan meningkatkan juga kualitas pendidikan agar produk Indonesia terutama pertanian dan kerajinan tangan tak kalah bersaing dengan produk lain.

n YN

Ambruknya ekonomi Amerika Serikat yang menjalar bak penyakit menular ke semua negara di semua benua mengakibatkan para tokoh tak henti-henti berdiskusi. ’’Hampir tiap malam saya berdiskusi dengan pejabat dan tokoh bangsa.

Dan setiap yang kami diskusikan pasti mengarah ke membicarakan ekonomi dunia dan masalah bangsa,’’ kata Muslimin di hadapan peserta peluncuran buku Indonesia Militan karya A Riawan Amin.

Muslimin mengaku hampir tiap malam bersilaturahmi di antaranya dengan Ketua Bappenas Pazkah Suzetta, Menteri BUMN dan tokoh di DPR termasuk juga dengan tokoh lain.

’’Kita kumpul di rumah Pak Pazkah yang kita diskusikan masalah ekonomi. Eh besoknya ketemu Pak Fatwa yang dibahas juga soal ekonomi. Semua bingung dengan kondisi ekonomi dunia ini,’’ kata

Muslimin yang juga pernah menjadi menteri pada masa pemerintahan BJ Habibie.

Muslimin mengatakan apa yang terjadi saat ini sudah sangat jauh dari yang diajarkan Bung Hatta dan diamanatkan dalam undang-undang. ’’Ekonomi kerakyatan sebagaimana diamanatkan dalam pasal 32 dan 33 UUD 1945 itulah kuncinya.’’ Menurut dia, andai Indonesia masih mengandalkan ekonomi kerakyatan, menjunjung tinggi produk sendiri, pasti dampak krisis tak akan sedemikian parah.

n YN

Saya anti gambling. Itu kata artis cantik yang kini banyak terjun di dunia politik Wanda Hamidah. Menurut Wanda dunia spekulasi dan ekonomi kapitalis telah mengakibatkan Indonesia juga ikut terpuruk bersama negara-negara lain.

Hadir di tengah anak muda dan tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Wanda

berharap anak muda mencermati apa yang terjadi pada saat ini dan krisis yang telah lalu. ’’Kita sudah keluar dari ekonomi yang diajarkan tokoh bangsa,’’ kata dia. Dan hal itu juga sudah ditegaskan dalam Undang-undang Dasar yakni ekonomi kerakyatan.

Sebagai generasi muda dan aktif di Partai Amanat Nasional,

Wanda mengaku punya kepentingan untuk menyuarakan ekonomi yang lebih stabil. Dan itu dia sampaikan dalam kampanye-kampanye ke daerah. Ya, ibu tiga anak ini memang sedang gencar turun ke lapangan untuk kampanye.

n YN

Tak Mau Jadi SpekulanWanda Hamidah

Hari-hari Penuh DiskusiMuslimin Nasution

Konsep capres muda soal perekonomian negaraYuddy Chrisnandi

Page 63: edisi 23/2008
Page 64: edisi 23/2008