Top Banner
Unsyiah Warta INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA RACHMAD FAISYAL KETUA BEM UNSYIAH 2017-2018 MEWUJUDKAN UNSYIAH BERSINERGI INOVASI ADALAH MASA DEPAN KITA MEMANCING LEBIH MUDAH DENGAN PERAHU KATAMARAN www.humas.unsyiah.ac.id ISSN 0215-2916 Menjangkau Masa Depan dengan Inovasi EDISI 208 . FEBRUARI 2017
25

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

Feb 06, 2018

Download

Documents

builiem
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

UnsyiahWarta

INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA

RACHMAD FAISYAL KETUA BEM UNSYIAH 2017-2018

MEWUJUDKAN UNSYIAH BERSINERGI

INOVASI ADALAHMASA DEPAN KITA

MEMANCINGLEBIH MUDAH DENGAN PERAHU KATAMARAN

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

ISSN

021

5-2

916

MenjangkauMasa Depan

dengan Inovasi

EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Page 2: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

3

Berbicara tentang organisasi, maka akan terbayang sekelompok orang yang hidup terstruktur, memiliki posisi, tugas yang saling terkait, serta menjalankan fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan. Semua langkah ini tertuang dalam visi dan misi organisasi. Sebuah organisasi akan berjalan baik bila unsur-unsur pendukung di dalamnya tertata baik. Selain itu, turut memiliki nilai kompetensi, melakukan kolaborasi dalam menjalankan fungsi, serta terintegrasi antara fungsi dengan unsur lainnya.

Lalu bagaimana mewujudkan organisasi yang sehat? Bila kita mengadopsi istilah dari dunia medis, sehat merupakan suatu kondisi di mana organ-organ di dalam tubuh berjalan dan berfungsi baik. Demikian juga dengan organisasi yang mampu berjalan dan membawa manfaat, maka kondisi inilah yang dapat dikategorikan sebagai organisasi sehat. Tetapi, untuk mencapai ini semua seluruh unsur dan unit yang terlibat harus memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya masing-masing. Sehingga apa yang dijalankan benar-benar mencerminkan tujuan organisasi. Tentu saja dengan menjunjung tinggi nilai budaya, iklim, dan efektifitas kerja sehingga menumbuhkan integritas kerja yang tinggi.

Organisasi yang sehat senantiasa terus meningkatkan

hasil kerja secara maksimal guna mewujudkan keinginan stakeholder yang dilayaninya. Hal ini untuk menjaga eksistensi dan keberlangsungan organisasi tersebut. Dalam mewujudkan keinginan tersebut, fungsi kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting. Sebab untuk mencapai hasil kerja yang baik dibutuhkan kerja keras seluruh unsur organisasi. Termasuk saat menghadapi masa-masa sulit yang ditemui dalam menjalankan organisasi tersebut. Hal ini dapat terlaksana jika pemimpin organisasi mampu merangkul semua unsur yang ada melalui keterampilan berkomunikasi, komitmen, dan kejujuran yang tinggi.

Selain itu, faktor yang tidak kalah penting untuk melihat sehat atau tidaknya organisasi adalah melalui laporan akuntabilitas keuangan. Sering kita lihat, organisasi yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan yang tidak baik. Terkait hal ini Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng, Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), pada Rapat Kerja Unsyiah 2017 pertengahan Januari lalu mengingatkan, agar setiap unit kerja dapat menggunakan dan mempertanggungjawabkan uang negara sesuai mekanisme yang telah diatur oleh Kementerian Keuangan dan pejabat perbendaharaan negara. Hal ini bertujuan agar lembaga ini menjadi organisasi sehat dan berwibawa pada masa mendatang. (redaksi)

MembangunOrganisasi Sehat

HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

IFTITAH

Page 3: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

5

IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA

FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Reza Fahlevi, S.I.PMuarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.EIbnu Syahri Ramadhan, S.E. | Fahmi Risnaldi, S.Pd | Cut Dini Syahrani, S.SiSyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom

WARTA UNSYIAHEDISI 208 . FEBRUARI 2017

ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

REDAKSI WARTA UNSYIAH

[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOKUniversitas Syiah [email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)

WARTAMenjangkau masa depan dengan inovasi

POLEMMahasiswa Unsyiah beu lee inovasi, bek gadoh ngon wifi

SAG

OE

PO

LEM

IFTITAH 3MEMBANGUNORGANISASI SEHAT

EDUKASI 8-9SRI MULYANI BERBAGI ILMU EKONOMI

MAHASISWA 10-11RACHMAD FAISYAL KETUA BEM UNSYIAH 2017-2018MEWUJUDKAN UNSYIAH BERSINERGI

FOKUS 12-19MENJANGKAU MASA DEPAN DENGANINOVASI INOVASI ADALAH MASA DEPAN KITA

PROFIL 20-21AMIRULLAH: SOPIR UNSYIAH SEJAK TAHUN 1982 MENOLAK JADI SOPIR MENTERI

PENGABDIAN 22-23HARAPAN MAHASISWA KKN

RELIGIA 24-25WAKTU LUANG LADANG AMALAN

PERSPEKTIF 26-27MAHASISWA BUTA PAJAK? JANGAN!

RISET 28-29MENGENAL TUGU DARUSSALAM

MELALUI ILMU MATEMATIKA

KREATIF 30-31HIPOKRIT

FAKULTAS 36-37MEMANCING LEBIH MUDAH DENGAN PERAHU KATAMARAN

ENGLISH 38-39RESOURCE NATIONALISM IN POSTCOLONIAL WORLD:FROM APOLOGY TO UTOPIA

ASPIRASI 46-47APA HARAPANMU KEPADA BEM UNSYIAH 2017

3620

4 DAFTAR ISIREDAKSI

22

Page 4: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

6

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

7

Suasana Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Kabupaten Gayo Lues.

Page 5: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

8

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

9

Kehadiran Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI), awal Januari lalu

di gedung AAC Dayan Dawood menarik perhatian ribuan mahasiswa Unsyiah. Kedatangannya untuk memberikan kuliah umum tentang peran fiskal dalam pembangunan perekonomian inklusif di Indonesia.

Dalam penjelasannya, Sri Mulyani mengatakan jika APBN merupakan instrumen penting dalam pembangunan di Indonesia. Sebab APBN berperan untuk menghadirkan masyarakat adil dan makmur yang diwujudkan dalam pengentasan kemiskinan, peningkatan produktivitas,  daya saing, serta mengurangi kesenjangan ekonomi di dalam masyarakat.

SRI MULYANI BERBAGI ILMU EKONOMI

ini pula yang menjadi penghambat dalam proses pembangunan sehingga menyebabkan orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Oleh karena itu, dibutuhkan instrumen APBN yang tepat untuk mengubah seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali di dunia pendidikan.

“Saya mengapresiasi kepedulian Unsyiah dalam dunia pendidikan dengan menyediakan bantuan pendidikan beasiswa Bidikmisi bagi 5.000 mahasiswa,” sebutnya.

Menurut Sri Mulyani, pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan daya saing. Ia berharap agar para mahasiswa dapat menempuh pendidikan dan bekerja dengan baik.

“Mahasiswa Unsyiah jika lulus nanti jadilah warga negara yang baik. Bekerja dan bayar pajak,” pesannya.

Dalam kuliah umum ini, Sri Mulyani juga bernostalgia dan berbagi cerita saat ia menempuh studi dulu. Sri bercerita saat kuliah di Universitas Indonesia, ia hanya mengantongi Rp. 5.000 setiap harinya. Nominal ini terbilang besar pada masanya. Sri harus mampu mengelola jumlah tersebut sebaik mungkin dan mencatat setiap pengeluarannya. Baginya hemat adalah kunci utama bagi mahasiswa tingkat sarjana.

“Dulu saya mengelola uang Rp. 5.000. Sekarang sejak jadi menteri, saya harus mengelola uang Rp. 5.000 Triliun. Dan itu uang rakyat Indonesia, sejatinya saya bertanggungjawab kepada bangsa

besar ini,” ujarnya yang disambut riuh tepuk tangan.

Sri Mulyani juga berharap agar universitas dapat mengambil peran signifikan dalam melahirkan sumber daya manusia yang baik, “Kita jangan hanya mendidik manusia, tetapi tidak bisa bekerja. Harus benar memahami konteks pendidikan untuk peningkatan ekonomi,” papar doktor lulusan University of Illinois Urbana-Champaign, USA ini. Ia juga menaruh harapan bagi kampus Unsyiah untuk dapat mempertahankan akreditasi dan prestasi yang telah diraih selama ini, “Tolong dipertahankan, sebab ini dapat membantu pembangunan bangsa”.

Menteri yang tergabung dalam Kabinet Kerja Presiden Jokowi itu juga menyinggung tax amnesty yang menyorot perhatian masyarakat

“Daya saing negara bisa bertahan lama jika ditumpukan kepada manusianya. Sebab hanya manusia yang mampu bersaing,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Sri Mulyani juga menambahkan, jika kemiskinan merupakan tantangan terbesar dalam pembangunan sehingga membentuk ketimpangan sosial di tengah masyarakat. Tantangan

Indonesia. Menurutnya, tax amnesty mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperluas tax base. Terlebih lagi sangat efektif memperbaiki penerimaan negara dengan aset Rp. 4.297 Triliun. Sebab dari dana Rp. 1 Triliun penerimaan pajak, dapat dialokasikan untuk subsidi bantuan kepada 2,2 juta/1,3 juta siswa SD, SMP, SMA. Belum lagi setiap dana Rp. 1 Triliun penerimaan pajak masih dapat dialokasikan untuk pembangunan rumah sakit, prasarana dan sarana pendidikan, tempat ibadah, gedung pemerintahan, dan masih banyak fasilitas publik lainnya.

Selepas memberikan kuliah umum di Unsyiah, Sri Mulyani bertolak menuju ke Pidie Jaya untuk memberikan bantuan kepada korban gempa Pidie Jaya. (mr)

EDUKASIEDUKASI

Daya saing negara bisa bertahan lama jika ditumpukan kepada manusianya. Sebab hanya manusia yang mampu bersaing

SRI MULYANI INDRAWATIMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Page 6: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

10

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Semua orang memiliki mimpi dan cita-cita, begitu juga dengan Rachmad Faisyal. Mahasiswa angkatan 2013 jurusan

Teknik Mesin Unsyiah ini memiliki harapan besar untuk membangun Unsyiah. Berbekal pengalaman organisasi saat duduk di bangku SMA Fatih Billingual School, ia yakin mampu mewujudkan mimpinya tersebut. Hal inilah mendorong Faisyal untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Bem Unsyiah periode 2017-2018.

Perjuangan panjang pun berhasil ia

lalui. Faisyal berhasil memenangkan pemilihan Ketua BEM Unsyiah setelah mengalahkan dua kandidat lainnya. Ia pun dilantik oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di gedung AAC Dayan Dawood, 17 Januari lalu.

Gerak cepat pun dilakukan Faisyal dengan menyusun para pengurus yang terhimpun dalam Kabinet Sinergi BEM Unsyiah. Nama ini sengaja ia ambil untuk menggambarkan semangat mengisi dan melengkapi perbedaan. Faisyal ingin mewujudkan Unsyiah sebagai universitas tanpa kesenjangan sosial dan tempat semua elemen civitas

tertimpa bencana. Ia berharap, untuk ke depan mahasiswa Unsyiah tidak lagi turun ke jalan meminta sumbangan jika terjadi bencana. Tetapi, mengadakan penggalangan dana serta menyalurkan dana bantuan langsung ke nomor rekening Unsyiah Peduli. Sedangkan yang ingin menyumbang bantuan barang dapat langsung menyerahkannya ke gudang logistik.

“Mahasiswa bukan hanya pejuang akademik, tetapi juga aktivis sosial yang dapat berbuat banyak untuk masyarakat,” lanjutnya.

Selain itu, Faisyal juga berencana menggalakkan program kesehatan bagi mahasiswa agar seluruh mahasiswa Unsyiah mendapatkan jaminan kesehatan. Tidak terkecuali bagi mahasiswa di Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Gayo Lues, BEM Unsyiah berupaya agar mereka juga mendapatkan layanan kesehatan yang sama di rumah sakit setempat.

bersatu layaknya keluarga. Langkah awal yang dilakukan Faisyal dengan mengadakan pertemuan dengan himpunan dari seluruh fakultas di Unsyiah.

“Jika semua sudah bersatu, maka semuanya akan terasa lebih mudah,” ucap Faisyal.

Demi mewujudkan Unsyiah yang bersinergi, Faisyal memiliki program yaitu Unsyiah Peduli. Program ini bertujuan agar Unsyiah menjadi salah satu garda terdepan dalam membantu masyarakat yang

MAHASISWA

Program lain yang akan diusung oleh BEM Unsyiah adalah pemberdayaan atlet-atlet Unsyiah dengan mengupayakan fasilitas serta training bagi mereka. Hal ini dilakukan sebab Unsyiah memiliki banyak mahasiswa yang berpotensi dan berprestasi di bidang olahraga.

“Mereka sangat patut untuk diapresiasi sebab mereka telah mengharumkan nama Unsyiah dan Aceh ke tingkat nasional maupun internasional,”

Ketiga program ini hanya sebagian dari keseluruhan program yang

dicanangkan kepengurusan BEM Unsyiah untuk periode ini. Faisyal berharap agar mahasiswa Unsyiah memiliki sense of belonging untuk sama-sama menciptakan kekompakan, semangat, dan kerja sama demi membangun Unsyiah ke arah lebih baik.

“Mahasiswa bukan hanya penonton, tetapi aktor yang memiliki peran penting. Sebab kampus bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan tempat di mana kita mengembangkan kreatifitas dan memperluas jaringan,” pungkas Faisyal. (fhr)

Mahasiswa bukan hanya pejuang akademik, tetapi juga aktivis sosial yang dapat berbuat banyak untuk masyarakat.

RACHMAD FAISYALKETUA BEM UNSYIAH 2017-2018

MEWUJUDKAN UNSYIAH BERSINERGI

m

BEM UNSYIAH 2017-2018

11MAHASISWA

Page 7: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

12

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

13FOKUSFOKUS

MENJANGKAU MASA DEPAN

DENGAN INOVASI

Page 8: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

14

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

15

Saat malam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Unsyiah 2017 di gedung AAC Dayan Dawood, ada cerita menarik yang

diungkapkan Dr. Ir. Ophir Sumule, DEA, Direktur Sistem Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Ia bercerita jika grup whatsapp-nya yang beranggotakan para akademisi senior sempat heboh. Pasalnya, nama Unsyiah disebut-sebut karena memiliki publikasi ilmiah internasional lebih tinggi dari IPB (Institut Pertanian Bogor).

Prestasi ini menurut Ophir merupakan pencapaian menarik. Sebab jarang universitas di luar Pulau Jawa dapat meraih prestasi seperti Unsyiah. Maka bagi Ophir, kunjungannya ke Unsyiah malam itu terasa sangat istimewa. Terlebih lagi kunjungan ini merupakan kali pertama ilmuan bidang pertanian dan peternakan asal Tana Toraja ini ke Aceh.

Namun, Ophir berpesan agar Unsyiah tidak berpuas diri terhadap prestasi yang diraih selama ini. Sebab menurutnya, tantangan global saat ini semakin kompleks. Dunia selalu menuntut sesuatu yang baru. Maka, tantangan perguruan tinggi di Indonesia bukan lagi sekadar melahirkan lulusan, tetapi juga harus mampu melahirkan temuan-temuan yang mampu menjawab permasalahan masyarakat. Sederhananya, masyarakat harus dapat merasakan manfaat dari riset-riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi.Oleh sebab itu, pada malam tersebut Ophir mengingatkan kepada peserta

bernilai tinggi dalam peningkatan daya saing.

Oleh sebab itu, Ophir menaruh harapan besar kepada Unsyiah untuk menjadi kampus yang inovatif. Kampus ini harus menjadi garis terdepan dalam berinovasi di antara perguruan tinggi lainnya di Indonesia.

“Sekarang ini, kita telah masuk dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Maka Unsyiah harus menjadi pusat inovasi di Indonesia. Inilah yang kita harapkan,” ungkap Ophir.

Agar dapat menjadi pemimpin inovasi, Ophir mengingatkan agar program riset yang dilakukan Unsyiah tidak boleh semata-mata hanya untuk mendatangkan publikasi atau hak paten. Unsyiah harus mampu menjangkau lebih dari itu. Riset Unsyiah harus memiliki nilai dan manfaat bagi kehidupan masyarakat.

Harapan Ophir ini sebenarnya sangat terhubung dengan cita-cita Unsyiah

PARA PUSTAKAWAN UNSYIAH MERAPIKAN BUKU DI PERPUSTAKAN KABUPATEN PIDIE JAYA

di tahun 2017 ini. Hal ini terlihat dalam tema Raker Unsyiah 2017 yang fokus dalam mendorong inovasi universitas menuju Badan Layanan Umum dan PTN Badan Hukum.

“Kita berharap raker ini dapat menghasilkan pemikiran dan program kegiatan yang bermanfaat dalam menghasilkan lulusan Unsyiah yang berdaya saing tinggi guna menghadapi ekonomi ASEAN,” ungkap Prof. Dr. Ir. Husni Husin, MT., selaku Ketua Panitia Raker Unsyiah.

Seperti yang tersirat dalam tema raker, inovasi juga telah menjadi kata kunci Unsyiah untuk bergerak menuju Badan Layanan Umum dan PTN Badan Hukum. Perubahan status ini penting untuk mempertegas posisi Unsyiah dalam dunia pendidikan Indonesia. Sehingga Unsyiah dapat berkembang sesuai harapan Ophir, agar menjadi garis terdepan dalam berinovasi di antara perguruan tinggi di Indonesia. (ib)

FOKUSFOKUS

Sekarang ini, kita telah masuk dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Maka, Unsyiah harus menjadi pusat inovasi di Indonesia. Inilah yang kita harapkan.

DR. IR. OPHIR SUMULE, DEADIREKTUR SISTEM INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN

PENDIDIKAN TINGGI

raker Unsyiah agar menjadikan kegiatan tahunan ini sebagai wahana untuk menjawab beberapa isu strategis yang dihadapi selama ini.

“Seperti isu globalisasi ataupun bonus demografi. Isu-isu strategis ini terus menjadi perbincangan dunia,” ucapnya.

Menurut Ophir, kata kunci untuk menjawab isu strategis tersebut salah satunya dengan inovasi. Ia

menilai, siapapun saat ini yang mampu menguasai inovasi maka dialah yang menjadi pemenang dalam permainan global. Perhatian dunia sekarang tertuju kepada negara-negara yang masyarakatnya memiliki semangat inovasi. Sementara saat ini, geliat masyarakat Indonesia untuk berinovasi tergolong sangat rendah. Negara masih bertumpu pada sumber daya alam bukan pada inovasi. Padahal kemampuan berkreasi dan berinovasi merupakan sesuatu

Page 9: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

16

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

17FOKUSFOKUS

Hasil inovasi Unsyiah

Page 10: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

18

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

19

Posisi Indonesia dalam IMD World Competetiveness Scoreboard menurun pada tahun 2016 yaitu pada posisi 48. Padahal di tahun

sebelumnya, Indonesia berada di posisi 42. Posisi ini sebenarnya masih jauh tertinggal jika dibandingkan negara tetangga. Seperti Malaysia berada di posisi 19, Thailand 28, dan Singapura yang jauh melampui negara-negara ASEAN di posisi 4.

IMD World Competetiveness Scoreboard adalah indikator untuk melihat sejauh mana daya saing suatu

masih berlanjut padahal sudah H+2 sejak bencana terjadi.

Inovasi seperti inilah yang menjadi harapan Unsyiah, yaitu ide-ide kreatif yang dapat memecahkan permasalahan yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Sesuatu yang tampaknya sederhana, tetapi memiliki arti yang penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Rektor Unsyiah pun sepakat, jika saat ini inovasi merupakan salah satu nilai tawar tertinggi dalam persaingan global dan internasional. Untuk itulah rektor menghimbau

kepada peneliti Unsyiah untuk menghasilkan riset yang fokus, serta melibatkan mahasiswa atau menjalin kerja sama dengan mitra baik dalam maupun luar negeri. Unsyiah sendiri mempunyai komitmen tinggi dalam pengembangan inovasi, misalnya dengan pemberian insentif riset.

“Kita berharap inovasi seperti ini dapat mempertahankan ranking dan akreditasi institusi Unsyiah dan meningkatkan daya saing bangsa ini,” harap rektor. (ib)

FOKUSFOKUS

INOVASI ADALAHMASA DEPAN KITA

Red (IPR), yaitu dengan mendeteksi suhu korban yang masih hidup,” ujar Aulia Rahman, ST. M.Sc Ketua Tim Robokon Unsyiah.

Selanjutnya, data hasil pendeteksian ini dikirimkan secara wireless ke server tim rescue untuk dianalisa dan ditindaklanjuti secara cepat. Data ini bisa menjadi acuan tim penolong untuk menemukan korban bencana sehingga kerja mereka lebih efektif.

Hasil penelitian ini tentu saja sangat terkait dengan kondisi Aceh yang rawan bencana. Tidak jarang korban jiwa semakin bertambah pasca bencana karena sulitnya menemukan posisi korban. Contohnya saat gempa bumi yang menguncang Pidie Jaya pada Desember 2016 silam. Saat itu, banyak korban jiwa yang tertimpa reruntuhan bangunan. Sementara proses evakuasi

Kata inovasi ini sebenarnya sudah terpatri lama di Unsyiah, yaitu dalam visi Unsyiah: menjadi institusi yang Inovatif, Mandiri, dan Terkemuka.PROF. DR. IR. SAMSUL RIZAL M.ENG.REKTOR UNSYIAH

negara dalam perekonomian dunia. Melihat angka tersebut, kita patut prihatin karena Indonesia masih jauh tertinggal, bahkan dengan negara ASEAN sendiri.

Masalah ini sejatinya adalah tanggung jawab bersama. Lebih khusus lagi perguruan tinggi yang memiliki tanggung jawab moral dalam melahirkan lulusan berkompeten serta penelitian yang inovatif. Seandainya tanggung jawab moral ini dapat ditunaikan dengan baik, tidak tutup kemungkinan dapat mengangkat daya saing negara. Sehingga menjadikan Indonesia negara yang lebih bermartabat di mata dunia.Pesan inilah yang disampaikan Rektor

Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng., pada Rapat Kerja (Raker) 2017 Unsyiah. Kampus Unsyiah diharapkan dapat lebih serius dalam pengembangan inovasi. Menurut rektor, peran perguruan tinggi dewasa ini sangat krusial. Sebab kampus menjadi sentral dalam menghasilkan para ilmuwan dan intelektual yang notabene memiliki bekal yang cukup untuk berkreasi dan berinovasi. “Kata inovasi ini sebenarnya sudah terpatri lama di Unsyiah, yaitu dalam visi Unsyiah: menjadi institusi yang Inovatif, Mandiri, dan Terkemuka (IMT),” ujar rektor.

Selama ini, para peneliti Unsyiah telah berhasil menunjukkan kesungguhannya dalam melahirkan temuan yang inovatif. Banyak hasil riset yang telah mampu menjawab persoalan terkini. Seperti yang dilakukan Tim Riset Robotika, Otomasi, dan Kontrol Unsyiah (Robokon Unsyiah) yang awal tahun ini berhasil mengembangkan sistem pendeteksian posisi korban bencana alam dengan menggunakan mobile platform. Sistem pendeteksian ini diintegrasikan pada mobile platform yang berupa robot mobil 4WD dan dikendalikan pada jarak tertentu.

“Sistem pendeteksi korban bencana ini memanfaatkan teknologi Passive Infra

Page 11: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

20

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

21

t

Peci putih itu seolah tidak pernah lepas dari kepala Amirullah. Kemanapun ia pergi, Amir−begitu ia disapa−selalu

mengenakannya. Peci rajut itu seakan mencerminkan hidup suami dari Ainal Mardiah ini terhadap pekerjaannya, yaitu kesetiaan. Ya, puluhan tahun sudah Amir mendedikasikan hidupnya sebagai sopir di Universitas Syiah Kuala. Pekerjaan ini telah mewarnai kehidupan lelaki kelahiran Kajhu, 14 Oktober 1959 ini.

Salah satu pengalaman paling berkesan selama Amir menjalani pekerjaannya adalah saat ia menjadi sopir keluarga Prof. Ibrahim Hasan. Ketika itu, mantan Gubernur Aceh ini masih menjabat sebagai Rektor Unsyiah. Amir ditugaskan menjadi sopir pribadi istri Prof. Ibrahim Hasan. Amir masih ingat, saat itu mobil yang disopirinya adalah Land Rover dengan plat BL 73. Masa itu, mobil jenis ini tergolong mewah dan ia sangat menikmati pekerjaan itu. Terlebih lagi Prof. Ibrahim Hasan sudah menganggap Amir layaknya keluarga sendiri. Saat makan pun mereka terbiasa satu meja.

“Senanglah, saya yang bukan siapa-siapa bisa dekat dengan keluarga Pak Rektor,” ucapnya.

Selain mengantar istri Prof. Ibrahim Hasan saat rapat atau keperluan lain, Amir juga mengantar dan menjemput anak-anak Prof. Ibrahim Hasan di sekolahnya.

“Setengah dua siang kerjaan saya sudah selesai,” ucapnya. Namun, Amir tidak segera pulang ke

PROFIL

rumah. Sebab Prof. Ibrahim Hasan memintanya untuk tinggal di rumah. Ada kamar khusus yang disediakan untuk Amir.

Kedekatannya dengan keluarga Prof. Ibrahim Hasan membuat Amir menjadi tahu kebiasaan dari mantan menteri di era Soeharto itu. Misalnya, setiap minggu sore Prof. Ibrahim Hasan kerap menghabiskan waktunya bersama keluarga. Saat itu, ia sering meminta Amir untuk membeli pisang goreng di Jalan Diponegoro tepatnya di ujung Pasar Jengek (Pasar Aceh).

“Beli pisang gorengnya memang harus di sana, Pak Rektor enggak mau di tempat lain,” kenang Amir.

Oleh sebab itu, saat Prof. Ibrahim Hasan ditunjuk menjadi Menteri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia dan pindah ke Jakarta, ada perasaan senang sekaligus sedih di hati Amir. Ia pun sempat ditawari untuk ikut bersama keluarga Prof. Ibrahim Hasan hijrah ke Jakarta. Tetapi, Amir menolaknya. “Pokoknya takut, saya kan enggak pernah jauh sama orang tua. Lagi pun

orang Aceh Besar kan begitu, enggak seperti orang Aceh lain. Baru pindah 1 Km saja sudah nangis. Haa... haa...” ujarnya sambil tertawa.

Kecintaan Amir terhadap pekerjaannya sangat terkait dengan kebiasaanya pada masa kecil. Sejak dulu, Amir telah terbiasa membeli mesin-mesin rusak lalu memperbaikinya. Mesin itu ia beli dengan uangnya sendiri.

“Saya penasaran, kenapa orang bisa saya tidak?” ucapnya. Amir pun lantas mempelajarinya secara otodidak. Sejak itulah ia akrab dengan dunia otomotif.

Amir menjadi sopir di Unsyiah sejak tahun 1982. Saat itu, ia masih honor dengan gaji Rp. 16 ribu per bulan. Lalu pada Januari 1983, Amir diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Artinya, sudah 35 tahun ayah empat anak ini mendedikasikan hidupnya di Unsyiah.

Seperti air mengalir, Amir menjalani hidupnya tanpa beban. Tidak sekali pun ia mengeluh pada pekerjaannya.

Ini pula yang menjadi rahasia bagaimana Amir bisa bertahan puluhan tahun menjadi sopir di Unsyiah.

“Saya hidup ini terima saja, asal halal saya mau. Yang penting hati jangan susah, itulah yang saya jaga,” ujarnya.

Prinsip hidup inilah yang Amir tanamkan kepada anak-anaknya. Ia tidak ingin anaknya menjadi orang-orang yang rendah diri. Amir pun bersyukur, anak-anaknya tidak merasa malu meski ayahnya hanya seorang sopir. Pada Oktober 2017 ini, Amir akan memasuki masa pensiun. Ia pun sudah mendirikan usaha spa tradisional untuk mengisi hari-hari tuanya, “Yang penting hidup kita jangan kosong,” pungkasnya. (ib)

AMIRULLAHSOPIR UNSYIAH SEJAK TAHUN 1982

MENOLAK JADI SOPIR MENTERI

PROFIL

Page 12: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

HARAPANMAHASISWA KKN

22 PENGABDIAN 23PENGABDIAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa tingkat akhir di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

KKN sempat tertunda semenjak Aceh mengalami konflik berkepanjangan. Program KKN merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Para mahasiswa yang mengikuti KKN diharapkan dapat merubah pola pikir dan merangsang masyarakat dalam

membangun daerahnya masing-masing.

Ada beberapa harapan mahasiswa KKN untuk mempertahankan keberhasilan program tersebut. Unsyiah diharapkan dapat memberi penghargaan atau apresiasi kepada mahasiswa atau dosen berprestasi yang terlibat dalam program KKN. Pengabdian yang telah dilakukan mahasiswa dan dosen kepada masyarakat dalam KKN perlu diberi penghargaan. Apresiasi ini dapat

memotivasi setiap pelaksana KKN yang ada di lapangan. Penghargaan yang diberikan bisa dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain program KKN terfavorit, kelompok KKN inovatif, mahasiswa KKN terfavorit, dan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) terfavorit.

Selain itu, mahasiswa KKN juga meminta Unsyiah agar turut memprioritaskan keselamatan jiwa para mahasiswa dan dosen selama KKN. Misalnya keselamatan di jalan lalu lintas menuju lokasi KKN. Maka dibutuhkan penyediaan bus angkutan mahasiswa dan dosen KKN. Salah satunya fasilitas bus ketika survei lapangan, pemberangkatan, dan penjemputan.

KKN Unsyiah kini telah memasuki periode ke-12. Pada periode ini Unsyiah memberangkatkan 1.916 mahasiswa

KKN yang disebar ke tiga kabupaten di provinsi Aceh, yakni Kabupaten Bener Meriah, Aceh Besar, dan Pidie Jaya. KKN di Bener Meriah disebut sebagai KKN Reguler. Sementara KKN di Aceh Besar dan Pidie Jaya dinamakan KKN Tematik. Daerah-daerah tersebut dipilih melalui hasil pertimbangan dan survei oleh pihak Badan Pengelola (Bapel) KKN.

Para peserta KKN terbagi atas 273 kelompok. Umumnya setiap kelompok beranggotakan 6-9 orang. Setiap peserta diwajibkan untuk memiliki dan melaksanakan program utama, penunjang, pendukung, tambahan, dan program khusus yang telah disusun dalam proposal KKN sebelum jadwal keberangkatan.

Program KKN penting dilaksanakan supaya mahasiswa mengerti dengan kondisi nyata di lapangan ketika berhadapan dengan masyarakat. Selain

itu, masyarakat juga perlu mendapatkan motivasi atau masukan dari mahasiswa dalam proses pembangunan daerah. Melihat pentingnya program KKN tersebut, alangkah baiknya apabila pihak universitas juga ikut mengalokasikan dana yang memadai bagi keberlangsungan program KKN. Mahasiswa memiliki keterbatasan dana dalam pelaksanaan KKN sehingga program yang berjalan lebih irit. Sebaliknya, program KKN akan lebih optimal dan profesional apabila mendapat dukungan materi dari pihak kampus. Kesuksesan KKN berupa pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat mempertahankan nilai akreditasi A yang telah diraih Unsyiah. Semoga harapan ini dapat menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan KKN selanjutnya. (rz)

FARAH FEBRIANI

MAHASISWI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH

EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Page 13: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Apabila bekerja merupakan visi hidup, maka dapat dikatakan orang yang menganggur dan terlena dengan waktu adalah orang mati. Apabila dunia diibaratkan sebagai ladang untuk bercocok tanam bagi akhirat, maka orang yang tidak bercocok tanam akan merugi karena tidak memiliki apa-apa untuk dipanen kelak.

Banyak orang yang memiliki kesempatan, kesehatan, dan waktu luang. Sayangnya mereka terombang-ambing tanpa arah dan tujuan hidup yang jelas. Mereka tenggelam dalam lautan kecemasan dan kegalauan karena tidak memanfaatkan kesempatan, kesehatan, dan waktu yang dimilikinya.

Padahal Allah Swt sudah mengingatkan hambaNya melalui firmanNya dalam Alquran dalam surat Al-Mu’minun ayat 115-116 yang artinya, “Apakah kamu mengira bahwa kami menciptakanmu main-main (tanpa maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? Maha tinggi Allah, Raja yang sebenarnya.”

Dengan demikian, sangat jelas bahwa penciptaan manusia bukanlah untuk berleha-leha dan bermain-main semata. Melainkan banyak amanah yang harus ditunaikan sebagai hamba. Ingatlah, kemunduran peradaban Islam tidak terlepas dari besarnya waktu luang yang disia-siakan. Sebaliknya, kemajuan peradaban Barat pun karena mereka mampu mengoptimalkan setiap waktu yang tersedia.

Benarlah apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i bahwa manusia akan

disibukkan dengan kebatilan jika ia tidak menyibukkan dirinya dengan kebenaran. Kebatilan biasanya akan merasuki jiwa-jiwa yang kerap berada dalam kesendirian, kesepian, dan kekosongan.

Apabila diperhatikan dengan teliti, alam pun sepertinya membenci sebuah kekosongan. Bahkan udara pun selalu mencari tempat ruang kosong untuk mengisinya. Begitu pula air yang selalu mengalir ke tempat yang rendah dan akan mengisi tempat-tempat yang kosong. Jiwa yang kosong akan senantiasa diliputi dengan perasaan cemas, iri hati, dengki, sedih, dan perasaan buruk lainnya. Maka perlu diwaspadai bahwa kondisi demikian dapat mengantarkan untuk berbuat keburukan atau kemaksiatan.

WAKTU LUANGLADANG AMALAN

Jika kamu tidak disibukkan dengan kebenaran, maka kamu akan disibukkan dengan kebatilan.IMAM SYAFI’I

24 25RELIGIARELIGIA

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Ketika telah menyadari bahwa waktu luang adalah jurang kebinasaan, maka beramal dan berinovasi adalah solusinya. Lakukanlah kegiatan-kegiatan positif dan produktif. Buatlah perencanaan waktu yang matang agar bermanfaat. Umpamanya air tergenang yang akan dihinggapi kuman, bakteri, dan kotoran. Sedangkan air mengalir akan senantiasa suci dan bersih.

Seseorang yang disibukkan dengan amal kebajikan, maka potensinya akan terus terasah menjadi lebih tajam. Sebaliknya, seseorang yang membiarkan dirinya hidup dalam pengangguran dan kemalasan, maka potensi dirinya semakin menurun bahkan hilang. Maka dapat dikatakan bahwa menghindari diri dari waktu luang adalah bagian dari jihad melawan hawa nafsu. Senjata yang paling ampuh untuk mengalahkannya adalah terus beramal dan menjemput setiap kebaikan. (rz)

Imam Syafi’i berkata, “Jika kamu tidak disibukkan dengan kebenaran, maka kamu akan disibukkan dengan kebatilan.”

Sadar atau tidak, waktu terus berputar dan berlalu meninggalkan kita. Dengan waktu yang sudah dihabiskan itu, patut ditanyakan kepada pribadi masing-masing, “Apa yang sudah dilakukan

selama hidup di dunia?”.

Jawabannya tergantung kepada efisiensi waktu yang telah digunakan. Bisa jadi sudah ada karya yang dihasilkan sehingga tercatat sebagai amal kebaikan. Atau sebaliknya, justru banyak waktu luang yang sia-sia.

Waktu luang sesungguhnya amat berbahaya bagi kehidupan manusia

RIZKI WIGUNA

MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP DAN KETUA UKM FOSMA UNSYIAH 2016

Page 14: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

Saat ini, kita hanyalah mahasiswa yang belum memiliki penghasilan dan tidak membayar pajak. Tetapi, dua tahun, tiga

tahun, atau empat tahun dari sekarang kita akan menjadi profesional yang wajib membayar pajak. Pada tanggal 28 Maret 2016, DJP Kemenkeu dan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) mengenai peningkatan pemahaman pajak di kalangan mahasiswa. Hal ini dilakukan karena mahasiswa dianggap sebagai potensi besar pemasukan pajak.

Sebagai calon pekerja yang memiliki

peran strategis dalam meningkatkan penerimaan pajak di masa depan, mahasiswa dituntut untuk memahami apa itu pajak, fungsi, dan manfaatnya. Mahasiswa yang tidak menempuh studi di fakultas ekonomi bukan berarti tidak perlu memahami pajak. Sebab di masa depan mahasiswa akan menjelma menjadi seorang dokter, arsitek, pengacara, atau profesi lainnya yang notabene mendapatkan penghasilan dan harus membayar pajak. Ada baiknya pemahaman tentang pajak harus dimiliki sejak duduk di bangku perguruan tinggi.

Bahkan, Menristekdikti menyarankan bagi mahasiswa untuk memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) agar mengerti tentang pajak. Tetapi, bukan berarti setelah punya NPWP kita harus

membayar pajak. Sebab ada aturan dan ketentuan mengenai penghasilan yang harus melewati PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).

Di sisi lain, mahasiswa yang memiliki usaha sendiri dengan omzet lebih dari Rp. 600 juta selama setahun atau dikategorikan pengusaha besar, wajib membayar pajak dari usaha tersebut. Seharusnya tidak ada alasan lagi untuk tidak mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Saat ini, tidak sedikit mahasiswa yang duduk di bangku kuliah memiliki penghasilan. Bahkan, tidak jarang penghasilannya lebih besar dari pegawai kantoran. Jadi bukan berarti menyandang status mahasiswa, maka tidak perlu membayar pajak.

Selain untuk pemahaman pribadi, kita juga bisa mendorong orang tua untuk membayar pajak. Mulailah untuk peduli dan menanyakan kepada orang tua kita apakah mereka sudah membayar pajak dengan benar. Mungkin masih ada orang tua kita yang belum membayar pajak dan kita patut untuk menyadarkannya.Terlebih lagi saat ini sedang diberlakukan pengampunan pajak (tax

MAHASISWABUTA PAJAK? JANGAN!

amnesty). Kita bisa membantu orang tua untuk memahami pengampunan pajak yang saat ini sudah memasuki periode ketiga (dari tanggal 1 Januari sampai 31 Maret 2017). Pengampunan pajak ini membuka peluang besar bagi negara dalam penerimaan pajak. Selain itu, juga membuka peluang untuk mendapatkan pengampunan pajak.

Di sekitar kita, mungkin masih banyak yang enggan membayar pajak karena merasa tidak mendapatkan reward langsung dari pajak. Tetapi, harus dipahami jika pajak merupakan penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk membangun Indonesia. Memang kita tidak mendapatkan direct reward dari

membayar pajak. Tetapi, lihatlah di sekeliling kita ada banyak infrastruktur transportasi, kemajuan pendidikan, gaji pegawai negeri sipil, subsidi pertanian, peningkatan fasilitas kesehatan, membayar hutang negara yang dibiayai oleh pajak. Jika kita sekarang tidak membayar pajak, bahkan saat sudah profesional masih buta pajak dan tidak juga membayarnya, bagaimana kita dapat membangun negara ini?

Kita bisa mulai mempelajari pajak dengan menelusuri website resmi pajak di www.pajak.go.id. Di website tersebut hampir semua detail mengenai pajak dijelaskan secara rinci. Mulailah membuka mata dan menolak untuk buta terhadap pajak. (syr)

LAVINA SABILA

MAHASISWI INTERNATIONAL ACCOUNTING PROGRAM, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Jika kita sekarang tidak membayar pajak, bahkan saat sudah profesional masih buta pajak dan tidak juga membayarnya, bagaimana kita dapat membangun negara ini?

26 27PERSPEKTIFPERSPEKTIF

EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Page 15: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

Bagi warga kampus Unsyiah, Tugu Darussalam merupakan objek keseharian yang memberi kesan tersendiri. Tugu

Darussalam merupakan monumen berdirinya Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam yang diresmikan pada tanggal 2 September 1959 oleh Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno. Di tugu tersebut terpatri goresan Ir. Soekarno, tekad bulat melahirkan perbuatan jang njata “Darussalam” menudju kepada pelaksanaan tjita2. Tulisan dan tanda tangan Ir. Soekarno seakan menambah semangat rakyat Aceh untuk bergotong royong membangun kampus Universitas Syiah Kuala, IAIN-Ar Raniry (sekarang UIN), dan Dayah Pante Kulu yang berada dalam satu kawasan.

Pendirian tugu ini berdasarkan cita-cita untuk membangun Aceh yang bermartabat dengan menghadirkan

pusat pendidikan yang bernama Darussalam, yaitu negeri yang damai sejahtera. Desain tugu ini meniru bentuk kurva pada Gunongan untuk tingkat IV, tingkat V, dan tingkat VI. Selain itu, juga meniru pintu Masjid Raya Baiturrahman untuk tingkat II dan mengambil bentuk mahkota untuk bagian puncaknya. (Gambar 1)

Kami ingin mengajak pembaca menyegarkan pengetahuan melalui

cara yang dipilih mahasiswa Program Studi Matematika FMIPA Unsyiah untuk mengenal Tugu Darussalam. Penelitian yang melibatkan mahasiswa ini berjudul “Matematika Tugu Darussalam”. Tujuan penelitian ini untuk memantapkan jati diri warga kampus agar mengenal lebih dekat lambang pemersatu kampus-kampus di Darussalam. Diharapkan penelitian ini dapat menularkan semangat perjuangan dari kehadiran tugu tersebut. Tantangan penelitian ini adalah melihat setiap aspek moril dan materil tugu yang diwujudkan dalam sudut pandang matematika. Tantangan ini telah membangkitkan semangat kolaborasi para mahasiswa sehingga memberikan hasil yang cemerlang.Tahap persiapan penelitian ini meliputi

MENGENAL TUGU DARUSSALAM MELALUI ILMU MATEMATIKA

pengetahuan dasar tentang Tugu Darussalam secara fisik dan melalui literatur. Materi yang dimaksud adalah sejarah pendirian, rancangan, perkiraan tinggi dan puncak, perhitungan luas penampang untuk setiap tingkat dan luas halaman pagar, serta tinjauan tentang kesimetrian. Data berupa panjang sisi tiap tingkat dan halaman diukur langsung pada tugu untuk perhitungan luas bidang yang menjadi input tahap selanjutnya. Metode matematika yang digunakan dalam tahap ini cukup sederhana, seperti perhitungan luas bidang datar, pemanfaatan bayangan, dan segitiga sebangun untuk perhitungan tinggi tugu. Tetapi, penerapannya pada hal nyata tetap membutuhkan ketelitian dan kreatifitas.

Proses penelitian selanjutnya merupakan kajian matematika terhadap elemen tugu yang berbentuk kurva artistik yang terdiri dari tiga tingkatan. Ini merupakan kerja yang cukup rumit dan perlu pendayagunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah atau belum diperoleh dalam perkuliahan. Data yang didapat dari tahap sebelumnya digunakan pada program komputasi gambar dua dan tiga dimensi, serta dilengkapi dengan program animasi Tugu Darussalam yang menarik.

DR. SALMAWATY, M.SCDOSEN PRODI MATEMATIKA, FMIPA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

1

2

4

3

28 29RISETRISET

Perhitungan menghasilkan tinggi tugu 25,73 meter. Persamaan fungsi matematika untuk kurva tingkat IV, tingkat V, dan tingkat VI dicari dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan koordinat Cartesian (Gambar 2) dan koordinat kutub (Gambar 3). Kedua jenis hasil ini dibandingkan dan dipilih sesuai untuk komputasi dan animasi. Keakuratan persamaan hasil inilah yang menentukan keindahan gambar Tugu Darussalam melalui program komputer tanpa bantuan kamera. (Gambar 4)Perangkat lunak Matlab, CorelDraw, SketchUp, dan Lumion telah membantu mahasiswa membangun komputerisasi. Proses ini telah meningkatkan penghargaan terhadap Tugu Darussalam yang menambah wawasan mahasiswa dan dapat memacu kreatifitas dalam karya-karya lainnya. Namun, studi ini belum berhasil mendapatkan nama perancang tugu ini. Semoga Allah menerima amal ibadahnya. Amin. (cds)

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Page 16: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

30

EDISI 208 . FEBRUARI 2017

31

HIPOKRITKREATIFKREATIF

Stasiun TV sedang sibuk menyiarkan sesosok laki-laki yang sedang menjadi perbincangan massa. Baru-baru ini, Ando−salah

satu pejabat di instansi pemerintah− terbukti terlibat kasus korupsi. Ketika akan menjalani hukumannya, Ando mendadak sakit dan dirujuk oleh

Ando terus-terusan meminta dilakukan pemeriksaan medis. Meski sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif. Bahkan diagnosa dokter menunjukkan tidak ada kelainan pada keluhannya itu. Ando merasa bahwa dokter yang menanganinya tidak becus. Ia pun mencari dokter lain. Namun, hasil pemeriksaan medik menunjukkan hal yang sama seperti pemeriksaan sebelumnya. Tidak ada kelainan pada tubuhnya.

“Anda mengalami gangguan somatisasi, salah satu subtipe dari gangguan somatoform, yaitu suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat,” ujar psikiater ketika akhirnya

Ando memutuskan datang ke psikiater setelah didesak oleh orang-orang di sekitarnya.

“Apa Anda ingin mengatakan bahwa saya mengalami gangguan jiwa? Saya tidak akan percaya kata-kata Anda!” ketus Ando.

Ando gelisah saban hari. Ia merasa garis takdirnya telah dituliskan dengan sangat rapi dan tidak mungkin menghapusnya. Kegelisahan Ando semakin kentara ketika ia membayangkan terperangkap di balik jeruji besi. Usia yang dimakan waktu.

Ketika menuruni tangga, penglihatan Ando tiba-tiba saja tidak jelas. Ketika ia tidak mampu menjaga keseimbangan lagi dan penglihatan semakin tidak membaik, Ando terpeleset dan jatuh dari tangga. Tubuhnya terguling-guling menuruni tangga dari lantai dua. Terjerembab ke lantai satu. Kepalanya terbentur lantai. Berdarah. Ia tidak sadarkan diri.

***TUBUH Ando tergeletak di ranjang rumah sakit. Tidak bergerak. Matanya terpejam. Ia masih tidak sadarkan diri. Sayup-sayup dari kejauhan Ando mendengar orang-orang membicarakannya.

“Lagi-lagi televisi memberitakan Ando sakit. Kali ini katanya jatuh dari tangga, sampai sekarang tidak sadarkan diri di rumah sakit,” kata seseorang.

“Orang tidak amanah seperti dia pantas mendapatkannya. Dia sudah berkhianat pada negara, pada rakyat, pada orang-

orang yang telah mempercayainya,” celutuk suara lain.

“Dia juga mengingkari janjinya memperbaiki drainase kota.”

“Munafik!”

Ando mengerjap mata. Ia berusaha membuka kelopak matanya untuk melihat siapa yang berani mengatainya seperti itu. Samar-samar Ando melihat sekumpulan orang di sebuah warung kopi. Mereka sedang masyuk menatap layar televisi.

“Lihat itu, dia benar-benar sakit dan tidak sadarkan diri!” Seseorang menunjuk layar televisi.

Ando menatap layar televisi. Ia terhenyak ketika melihat seseorang yang sangat mirip dengannya tergeletak tidak berdaya di ranjang rumah sakit. Mengapa orang itu sangat mirip dengannya? Mengapa ia bisa melihat dirinya sendiri?.

Ando ingin melihat lebih dekat. Barangkali penglihatannya salah. Tetapi, tubuhnya tidak bisa bergerak. Serasa bagai lumpuh. Ia hanya bisa melihat dari kejauhan. Melihat dengan tatapan heran layar televisi yang menayangkan seseorang yang sangat mirip dengannya. Mendengar orang-orang mencemoohnya tanpa mampu ia menahannya. Itu sungguh membuat Ando tersiksa. Bahkan ketika ia menutup mata, Ando masih dapat melihat seseorang yang sangat mirip dengannya tertidur pulas di ranjang rumah sakit. Dan suara-suara sekumpulan orang di warung kopi tersebut, terus terngiang di telinganya seperti dengungan lebah. (cds)

pengacara untuk pemeriksaan klinis. Tidak sedikit yang memuntahkan serapah dan menganggap penyakit Ando hanya dibuat-buat untuk menghindari eksekusi kriminal yang harus dijalaninya.

“Saya benar-benar sakit. Perut saya kembung, sulit menelan, mual ketika makan, napas terasa berat, kulit saya juga gatal-gatal,” keluh Ando.

Tiba-tiba saja ia merasa ingin muntah. Dan isi perutnya pun keluar.

“Benar, kan, saya bilang? Saya benar-benar sakit,” tambahnya.

Semakin lama keluhan yang dirasakan Ando semakin banyak. Mulai dari kesemutan, mual muntah, sulit menelan, diare, sakit kepala, napas pendek, sampai penglihatan ganda. Ia juga sempat mengalami hilang kesadaran.

ERAMAYAWATI

ALUMNI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNSYIAH

EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Page 17: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

32

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

33GALERIGALERI

Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., melantik 27 pejabat eselon III dan IV di lobi gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.

Universiti Teknologi MARA (UiTM) Kedah, Malaysia, menyumbangkan dana bantuan sebesar Rp. 30 juta untuk korban gempa Kabupaten Pidie Jaya. Bantuan diserahkan langsung oleh Rektor UiTM Kedah, Dr. Asmadi Mohammed Ghazali, kepada Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Humas Unsyiah, Dr. Nazamuddin, S.E, di Balai Senat Unsyiah.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar Rapat Kerja (Raker) tahun 2017 di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam. Fokus utama raker tahun ini mendorong Unsyiah menuju Badan Layanan Umum dan PTN-Badan Hukum.

Pelepasan 1.878 mahasiswa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode XII di halaman Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah. Para mahasiswa ini akan ditempatkan di 248 desa pada 15 kecamatan di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Besar, Pidie Jaya, dan Bener Meriah.

Page 18: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

34 35GALERIGALERI

Suasana pelantikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah, anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unsyiah periode 2017-2018 di gedung AAC Dayan Dawood.

Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., memberikan sambutan dalam acara diskusi penyamaan persepsi Aturan Penilaian Angka Kredit Dosen dengan aturan terbaru. Diskusi tersebut berlangsung di gedung AAC Dayan Dawood.

Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Provinsi Aceh menyerahkan bantuan dana tunai sebesar Rp. 30 juta rupiah untuk operasional klinik kontainer Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di Kabupaten Pidie Jaya. Bantuan tersebut diserahkan oleh Ketua POGI Aceh, Dr. dr. Mohd Andalas Sp. OG FMAS dan diterima langsung Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.

Pertemuan antara 21 mahasiswa Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang akan melakukan bakti sosial antar bangsa di Desa Muka Blang, Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie

Jaya. Kegiatan ini terangkum dalam Misi Sukarelawan Antar Bangsa Siswa Malaysia-Indonesia (MISASMI).

Page 19: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) kembali melahirkan inovasi baru. Kali ini di bidang transportasi laut dengan

menciptakan perahu dua lambung, yaitu perahu Katamaran. Perahu ini merupakan hasil inovasi yang melibatkan dosen dan mahasiswa jurusan Teknik Mesin yang dikerjakan di Laboratorium Desain Manufaktur (LDM), Fakultas Teknik Unsyiah.

Dr. Zahrul Fuadi, S.T., M.Sc selaku tim leader proyek perahu Katamaran menjelaskan, inspirasi perahu ini hadir

karena melihat potensi wisata laut di Aceh yang sangat besar. Terlebih lagi, di pesisir pantai Aceh kerap digunakan masyarakat untuk kegiatan memancing.

“Jadi biasanya orang memancing itu di pinggir pantai. Nah, kita melihat potensi platform atau anjungan memancing. Jika mereka naik perahu Katamaran kira-kira 1-2 Km dari laut, maka hasil yang mereka peroleh tentu lebih besar,” ujar Zahrul Fuadi.

Perahu Katamaran memiliki beberapa keunikan seperti memiliki dua lambung

yang memberikan keseimbangan ketika di tengah laut atau saat disapu ombak. Selain itu, perahu ini terbuat dari bahan serat fiber yang mampu menampung 700 Kg muatan atau setara 5-7 orang.

“Kita sengaja menggunakan serat fiber karena memiliki beberapa keunggulan, seperti  ringan, mudah digunakan, tahan terhadap parasit, air asin, cuaca, serta tidak mudah lapuk seperti kayu,” ucap Zahrul yang yang juga Wakil Dekan II Fakultas Teknik Unsyiah ini.

Sumber dana pembuatan perahu  Katamaran berasal dari dana Iptek bagi Masyarakat (IbM) melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Unsyiah. Pembuatan perahu ini menghabiskan waktu efektif selama satu bulan. Proyek ini dipimpin langsung oleh M. Tajuddin. S.T., M.Eng., Sc selaku ketua tim dengan melibatkan tujuh mahasiswa Unsyiah. Saat ini, perahu Katamaran telah rampung sekitar 90%.

“Jika telah selesai nanti, kita akan serahkan ke mitra. Lalu mitra bisa menggunakannya untuk penyewaan kapal boat saat memancing. Jadi, latar belakangnya jelas untuk mendukung pariwisata memancing di Aceh,” tambah Zahrul.

MEMANCINGLEBIH MUDAH DENGAN PERAHU KATAMARAN

Ke depannya, Unsyiah berencana menawarkan perahu Katamaran ke Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dan Aceh Besar untuk diproduksi secara massal. Bahkan, Unsyiah siap melatih masyarakat yang ingin memproduksikannya.

“Secara teknis kita siap untuk membantu karena produksi perahu ini butuh tenaga dan biaya. Sementara universitas tidak memiliki dana, tetapi kita siap untuk mendukung industri ini,” ujar Zahrul.

Sementara itu, Syaiful, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini mengatakan, jika ia merasa tertantang saat terlibat dalam inovasi perahu ini. Ia berharap agar perahu Katamaran dapat berguna bagi masyarakat dan menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa lainnya.

“Lumayan seru ya! Sebab kerja tim, jadi semua bersinergi agar proyek ini berhasil,” ujar mahasiswa Teknik Mesin Unsyiah angkatan 2013 ini.

Perahu Katamaran didominasi warna putih, hitam, dan orange di seluruh sisi perahu. Desain ini menghadirkan karakter kuat sekaligus kekinian.

Kehadiran perahu ini diharapkan mampu meningkatkan potensi wisata di Aceh. Terlebih lagi, kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar memiliki potensi di kawasan pesisir. Sebut saja kawasan pantai Ulee Lheue, Lampuuk, Lhoknga, Lhok Mata Ie, Pulau Tuan di daerah Ujung Pancu, dan beberapa kawasan lainnya. (mr/ib)

Kita sengaja menggunakan serat fiber karena memiliki beberapa keunggulan, seperti  ringan, mudah digunakan, tahan terhadap parasit, air asin, cuaca, serta tidak mudah lapuk seperti kayuDR. ZAHRUL FUADI, S.T., M.SCTIM LEADER PROYEK PERAHU KATAMARAN

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

36 37FAKULTASFAKULTAS

Page 20: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 207 . JANUARI 2017

The term resource nationalism has been widely used in 1970s to illustrate the emergence of postcolonial states

behaviours over the foreign oil companies which were affiliated to colonial regimes. The movement become more popular supported by euphoria of independence in terms of sovereignty over natural resources. It was originated from the anti-colonialism spirit in developing world against foreign investors which has strongly associated with colonist regimes, and contributed to new arrangement between states and investors. The urgent need to national budget for development and the booming price of oil and gas has triggered developing world to increase control and generate more benefit from foreign investors. It was reflected from the emergence of Calvo doctrine in Latin America states (1868), to the collective struggle of Bandung conference (1955) which contributes to the emergence of various legal documents under the UN General Assembly Resolutions. It sought to bring both moral and legal obligation over the Western colonial states, but it has failed to be well formulated and therefore has challenged the protective measures of foreign investors in international law. It formed of nationalisation over colonial-based foreign companies as one of traditional behaviours of resource nationalism. However recently resource nationalism manifested in softer ways,

such as through renegotiating bilateral investment treaties or contracts, developing new national legislations to impose new tax or royalty, withdrawing from international arbitration, etc.

In Indonesia context resource nationalism has been manifested through various approaches, such as re-negotiating Bilateral Investment Treaties (BIT) in terms of the absence of the expected benefit and the risk for compensation claim in international arbitration. Indonesia argues that the existing BIT benefits in practice only the developed states with capital and technology to invest in Indonesia. Article 33 of the 1945 Constitution refers to the full and direct control of state over natural resources for the benefit of people, but with no actual process to ensure the conformity between an international treaty as drafted in common form by the exporting capital countries, and the 1945 Indonesian Constitution.

Following this, Indonesia has initiated to terminate the BIT with the Netherlands from July 2015, as part of a plan to end all 67 agreements with other countries, i.e. China, France, and the United Kingdom when they are up for renewal. However renegotiating BIT will face several threats from the existing international investment system, i.e. stabilisation, sunset, and arbitration clause. It may not prevent foreign investors filing international arbitration claim during the timeframe of a treaty, but for a long-term resource

nationalism policy can bind new agreed treaties. Indonesia had to follow the rules of international arbitration law for dispute settlement and enforcement of international arbitration awards.

The movement of resource nationalism in postcolonial states has been mostly strengthening the position of states to bargain with foreign companies. But this not always bring to maximum benefit of people where natural resources were extracted. Rather it has contributed to the development of new regimes from increasing economic rent and investor in another side. This disadvantages of people can be seen in several cases in Indonesia, such as Arun LNG in North Aceh, Tangguh LNG in West Papua, Bontang LNG Plant in East Kalimantan, and other parts of Indonesia. It is therefore shifting paradigm of resource nationalism from state–investors based into people-based should be taken seriously in international and national setting.

The recent initiative of Sovereign Wealth Fund in Bojonegoro District, East Java, Indonesia can be considered as part of this new paradigm. The effort to save some profits for the future generation and fiscal stabilisation during volatility of oil and gas price was intended to avoid the resource curse diseases. This initiative should be supported by central government, parliament, non-government organisations, and public which can be part of correction of previous failure of oil and gas revenue management in Indonesia. (Fhr)

EDISI 208 . FEBRUARI 2017

38 39ENGLISHENGLISH

CURRICULUM VITAEName : M. Ya’kub Aiyub KadirPlace/date of birth : Aceh Besar, 1977

EDUCATIONAL BACKGROUND• Bachelor in  Islamic Law, IAIN Ar-Raniry Banda

Aceh.

• Master in International Law, Oxford Brookes University, United Kingdom.

• PhD in International Law, Anglia Ruskin University, United Kingdom.

• Email: [email protected]

ACHIEVMENTS• Ford Foundation -IFP scholarship Awardee

RESOURCE NATIONALISM IN POSTCOLONIAL WORLD:

FROM APOLOGYTO UTOPIA

M. YA’KUB AIYUB KADIR

LECTURE AT LAW FACULTY, SYIAH KUALA UNIVERSITY

Page 21: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

ANTUSIASME MAHASISWA UNSYIAH SELEPAS KULIAH UMUM BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SRI MULYANI INDRAWATI

40 41GALERIGALERI

Page 22: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

42 43GALERIGALERI

MENTERI KEUANGAN Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati memberikan kuliah umum di hadapan ribuan mahasiswa dan civitas akademika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Kuliah umum ini bertemakan “Peran Fiskal dalam Membangun Perekonomian Inklusif” yang berlangsung, 5 Januari di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.

Page 23: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

44 45GALERIGALERI

Page 24: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

46 47ASPIRASIASPIRASI

Page 25: EDISI 208 . FEBRUARI 2017 Unsyiah Wartahumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/SIAP-CETAK-Warta... · yang telah mapan dapat terpuruk akibat laporan pertanggungjawaban keuangan