Top Banner
12

Edisi 02/Thn V/Februari 2009

Mar 26, 2016

Download

Documents

SIASAT DI TENGAH TENGARA RESESI. Demokrasi sesungguhnya berbicara soal peran rakyat da- lam menciptakan pemerintahan Bagaimana jika pelaksanaan demonstrasi tersebut tidak sesuai peraturan yang berlaku? Demonstrasi tersebut dapat dibubarkan. Bagaimana perbandingan peserta dan penanggung jawab? Setiap sampai 100 orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau demonstrasi dan pawai harus ada seorang sampai dengan 5 orang penanggung jawab.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Edisi 02/Thn V/Februari 2009
Page 2: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

2w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Diterbitkan oleh DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAPengarah: Prof. Dr. Moh Nuh, DEA (Menteri Komunikasi dan Informatika). Penanggung jawab: Dr. Suprawoto, SH. M.Si. (Kepala Badan Informasi Publik) Pemimpin Redaksi: Drs. Bambang Wiswalujo, M.P.A.(Kepala Pusat Pengelolaan Pendapat Umum). Wakil Pemimpin Redaksi: Drs. Supomo, M.M. (Sekretaris Badan Informasi Publik); Drs. Ismail Cawidu, M.Si. (Kepala Pusat Informasi Politik Hukum dan Keamanan); H. Agus Salim Hussein, S.E. (Kepala Pusat Informasi Perekonomian); Dr. Gati Gayatri, MA. (Kepala Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat). Sekretaris Redaksi: Drs. Dra. Fauziah. Redaktur Pelaksana: M. Taufi q Hidayat. Redaksi: Drs. Selamatta Sembiring, M.Si.; Drs. M. Abduh Sandiah; Dra. Asnah Sinaga; Lukman Hakim; Mardianto Soemaryo. Reporter: Suminto Yuliarso; Fouri Gesang Sholeh, S.Sos; Lida Noor Meitania, SH, MH; Elpira Indasari N., S.Kom; Koresponden Daerah: Amiruddin (Banda Aceh), Nursodik Gunarjo (Jawa Tengah), Supardi Ibrahim (Palu), Yaan Yoku (Jayapura). Fotografer: Leonard Rompas. Desain: D. Ananta Hari Soedibyo. Pracetak: Farida Dewi Maharani, Amd.Graf, S.E. Alamat Redaksi: Jalan Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta Telp/Faks. (021) 3521538, 3840841 e-mail: [email protected] menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut. Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutip dan disebarluaskan, sepanjang menyebutkan sumber aslinya.

Mendung krisis keuangan global yang masih menggayut hingga kini, sempat dikhawatirkan oleh beberapa pihak akan menimbulkan puting-beliung ekonomi di Indonesia. Syukurlah, kekhawatiran itu tidak terbukti. Sebaliknya, Indonesia justru mampu melewati tahun 2008 dengan pencapaian prestasi di bidang ekonomi yang cukup mengesankan.

Secara umum, keadaan ekonomi Indonesia tahun 2008 lalu memang cukup mantap. Ekonomi makro stabil, pasar tetap bergairah, infl asi berada pada titik terkontrol, sementara perbankan, sektor riil dan UKM—kendati tidak bisa dibilang tumbuh pesat—masih menunjukkan perkembangan signifikan. Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi juga mencapai lebih dari enam persen. Pencapaian pertumbuhan ini merupakan yang terbaik dalam sepuluh tahun terakhir, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia.

Melihat basis ekonomi yang kukuh tersebut, tidak mengherankan jika para pakar ekonomi memprediksikan prospek ekonomi Indonesia tahun 2009 masih cukup benderang. Kendati pertumbuhan ekonomi diramalkan akan sedikit melambat—sebagai konsekuensi logis dari imbas krisis keuangan global—akan tetapi angka pertumbuhan masih dapat dipertahankan dalam radius yang ‘optimistis’.

Salah satu indikator paling nyata dari optimisme tersebut adalah menurunnya target infl asi, yang semula dipatok Bank Indonesia di kisaran 6,5 - 7,5 persen, pada awal tahun 2009 ini dapat ditekan ke level 5 – 7 persen saja. Secara tidak langsung, ini berarti daya beli masyarakat akan ikut terdongkrak. Kestabilan—bahkan penurunan—harga barang-barang dan bahan kebutuhan pokok pasca penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) pertengahan Januari lalu, ikut menyokong menukiknya laju ifl asi secara signifi kan, hingga mencapai titik

Menatap Benderang Ekonomi 2009ekuilibriumnya pada pertengahan atau akhir tahun 2009.

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diperkirakan akan tetap kuat, yakni pada kisaran 4 - 5 persen. Memang lebih kecil dari pertumbuhan tahun lalu, namun dengan mempertimbangakan penurunan di sisi ekspor dan investasi, pertumbuhan pada kisaran angka tersebut bisa dikatakan sangat rasional. Hebatnya, dengan angka pertumbuhan “kecil’ inipun, Indonesia masih termasuk dalam jajaran negara-negara di dunia yang tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi.

Ekspor dan investasi memang bakal menurun, seiring dengan kelesuan keuangan global yang berimbas pada menyusutnya permintaan pasar di luar negeri. Oleh karena itu, konsumsi rumah tangga dan swasta serta belanja pemerintah akan menjadi andalan untuk meningkatkan pertumbuhan. Menggenjot gairah pasar domestik merupakan siasat jitu, selagi pasar global sedang lesu.

Berkurangnya risiko infl asi yang disertai dengan kestabilan indikator ekonomi lainnya, membuat Bank Indonesia leluasa menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate hingga 50 basis poin (BP) yakni menjadi 8,75 persen. Inilah penurunan BI rate terbesar sejak Desember 2006, yang sudah tentu akan disambut gembira para pengusaha dan sektor swasta lainnya.

Untuk mendorong konsumsi swasta, diperlukan pembiayaan, salah satunya adalah dari kredit perbankan. Berdasarkan perhitungan, pembiayaan yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 4,5 persen di tahun 2009 adalah sekitar Rp 1.100 triliun. Dari jumlah itu, porsi kredit perbankan sekitar Rp 250 - 300 triliun.

Kredit diharapkan bisa dipergunakan rumahtangga untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya. Dengan kucuran

kredit yang diikuti penurunan suku bunga, perusahaan juga diharapkan tidak memecat karyawannya, karena produk yang dihasilkan masih bisa diserap masyarakat. Dengan demikian, naiknya angka pengangguran dapat terus dicegah. Rumahtangga pun tidak ragu-ragu untuk berbelanja, karena kemungkinan kehilangan pekerjaan akan semakin kecil.

Jika semua harapan bisa terlaksana, bisa dipastikan ekonomi Indonesia pada tahun 2009 ini tak akan berbeda jauh dengan kondisi tahun 2008. Dengan bahasa yang lebih sederhana, kecerahan ekonomi masa depan sudah terbayang di pelupuk mata.

Kendati demikian, bangsa Indonesia tidak perlu menepuk dada. Sikap waspada harus senantiasa dikedepankan, karena situasi perekonomian dunia sekarang sedang dalam keadaan chaostis, bisa berubah drastis dalam waktu yang sangat singkat. Kita tidak boleh terpesona pada pijar benderang ekonomi yang sedang mengintip di hadapan, karena bisa saja keadaan kembali temaram hanya dalam hitungan hari.

Ekonomi adalah dinamika, dimana postulat keajegan tidak berlaku di dunia yang yang selalu berubah dan berganti rupa ini. Apa yang telah dicapai tahun lalu bisa dijadikan pijakan prakiraan, namun bukan dasar sahih untuk menarik kesimpulan bahwa ke depan semua akan baik-baik saja. Oleh karena itu, segenap komponen masyarakat Indonesia harus bahu-membahu menjaga keberhasilan ekonomi yang telah dicapai dengan susah payah, agar tetap memiliki ketangguhan untuk menghadapi musim pancaroba yang entah kapan akan berakhir.(g).

desa

in:

ahas

/m fot

o: b

f-m

, im

ageb

ank

"E-Government akan berkembang dengan baik apabila ada yang mengguna-kan, ada yang mengembangkan (research and development), dan ada yang menjual," kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Prof. DR. Ir. Mohammad Nuh, DEA dalam Forum Pengembangan E-Government se-Sulawesi Selatan di Makassar, (5/2). Forum ini dihadiri oleh pejabat di lingkungan informasi dan komunikasi provinsi dan daerah, masyarakat telematika Indonesia Timur, KPID, Direktur Makassar TV dan masyarakat umum. (yayat d hadiyat)

Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas ha-bis pada masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu. Tahun 1998, utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, Indonesia berhasil melunasi seluruh utang sebesar 7.8 miliar dolar AS.

(www.presidensby.info)

BPOM BANTAH SELEBARAN PRODUK OBAT DAN MAKA-NAN BERBAHAYA

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membantah selebaran gelap yang menga-tasnamakan hasil penelitian Badan POM. \

Selebaran itu berisi tentang pengumuman beberapa produk obat yang mengandung bahan berbahaya.

”Selebaran gelap seperti ini sudah ada sejak lama. Kalau dulu selebarannya terpisah, na-mun kali ini dijadikan satu sele-baran pemanis, makanan dan minuman,” kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, Mkes, SpFk kepada pers di Jakarta, Jumat (13/2).

Seluruh produk pada sele-baran gelap tersebut telah dievaluasi BPOM dari aspek keamanan, manfaat dan mu-tunya. Produk tersebut telah mendapat Nomor Izin Edar. Produk obat, makanan dan minuman yang tersebut pada

selebaran gelap tersebut tidak membahayakan kesehatan. ”Masyarakat tidak perlu takut dan panik untuk mengkonsumsi dalam jumlah wajar,” katanya.

Dalam selebaran gelap dis-ebutkan tujuh jenis obat yang dilarang untuk dikonsumsi yaitu Paramex, Contrex dan Contrexin, Inza dan Inzana, Nature E, Su-pra Tetra, Bodrex dan Bodrexin, serta Stop Cold.

Obat yang tertera di atas adalah obat bebas, obat yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pertolongan pertama bila mengalami ganguan kesehatan.

Dalam selebaran itu juga dis-ebutkan Asparteme atau peman-is buatan dapat menyebabkan otak dan sumsum tulang bela-kang mengeras, lupus, kecand-uan karbohidrat, penyebab koma (berbahaya dalam jangka waktu lama untuk penderita diabetes).

Padahal menurut Husniah pemanis buatan Asparteme dan siklamat merupakan pemanis buatan yang diizinkan digunakan dalam pembuatan produk ma-

kanan sesuai peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988.

Hingga saat ini BPOM sua-dah mengadakan unit pelayanan konsumen yang selalu menerima keluhan termasuk adanya sele-baran gelap yang meresahkan masyarakat.

Langkah BPOM dalam me-nanggapi selebaran gelap adalah membuat siaran pers dan menye-barkannya kepada masyarakat melalui dinas-dinas kesehatan setempat.

”Siaran pers dibuat setiap kali ada selebaran gelap namun biasanya dibuat dan diedarakan di Badan POM, untuk kerjasama dengan Depkominfo baru dimulai kali ini” kata Husniah.

Contoh kasus pada tahun 2007, ada surat edaran yang seolah-olah dikeluarlkan oleh marinir, setelah diusut oleh polisi ternyata disebarkan oleh kepala sekuriti RS. Gleneagles. Sayang-nya pihak kepolisian hanya mem-berikan hukuman percobaan dan aktor intelektualnya belum ter-tangkap. (T.Rn)

Page 3: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

3komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Menyampaikan pendapat di muka umum merupakan salah satu hak asasi manusia yang dijamin dalam Pasal 28 Undang-undang Dasar 1945.

Unjuk rasa atau demonstrasi, di muka umum juga memiliki aturan. Demikian pula dengan pawai, rapat umum, pertemuan terbuka dengan tema tertentu, atau mimbar bebas yang digelar secara bebas dan terbuka tanpa tema tertentu telah diatur untuk memastikan jaminan perlindungan hukum atas peserta dan bukan peserta.

Apa itu kemerdekaan me-nyampaikan pendapat?

Hak setiap warga negara untuk menyampaikan pikiran dengan lisan, tulisan, dan se-bagainya secara bebas dan ber-tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengapa harus ada UU No 9/1998?

Selain mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Aturan dperlukan untuk (1) memberikan perlindungan hukum dalam menjamin kemerdekaan menyampaikan pendapat; (2) mewujudkan iklim yang kondusif bagi berkembangnya partisipasi dan kreativitas setiap warga negara; (3) menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.

Adakah syarat dasar penyampaian pendapat?

Penyampaian pendapat di muka umum harus menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain untuk hidup aman, tertib, dan damai; aturan-aturan moral, norma agama, kesusilaan, dan kesopanan dalam kehidupan masyarakat.

Penyampaian pendapat juga harus sesuai hukum dan ketentuan peraturan perundang-undang-an yang berlaku dan menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban umum, dengan mencegah timbulnya bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum, baik yang menyangkut orang, barang maupun kesehatan.

Hal penting yang perlu diperhatikan bahwa peyampaian pendapat juga harus menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa, artinya men-cegah timbulnya permusuhan, keben-cian atau penghinaan terhadap suku, agama, ras dan antargolongan dalam masyarakat.

Bagaimana tanggung jawab aparat pemerintah?

Selain melindungi HAM, aparat juga wajib menghargai asas legalitas, prinsip praduga tak bersalah, dan menyelenggarakan pengamanan untuk menciptakan kondisi aman, tertib dan damai, termasuk mencegah timbulnya gangguan atau tekanan, baik fi sik maupun psikis yang berasal dari manapun juga.

Apa peran masyarakat?Masyarakat berhak berperan serta

secara bertanggung jawab agar penyampaian pendapat di muka umum berlangsung aman, tertib, dan damai. Masyarakat berhak memberi dan memperoleh informasi atau konfi rmasi kepada/dari aparatur pemerintah agar terjamin keaman-an dan ketertiban lingkungannya, tanpa menghalangi terlaksananya penyampaian pendapat di muka umum.

Apakah ada pengecualian?Kegiatan tidak boleh dilakukan

MAU DEMO AMAN? BACA ATURANNYA

di lingkungan kepresidenan (istana presiden dan istana wakil presiden dengan radius 100 meter dari pagar luar), tempat ibadah, instalansi militer (meliputi radius 150 meter daripagar luar), rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, dan obyek-obyek vital nasional (meliputi radius 500 meter daripagar luar) serta pada hari besar nasional.

Ketentuan lain? Peserta demonstrasi tidak boleh

membawa benda-benda yang dapat membahayakan keselamatan umum. Selain itu, peserta demonstrasi, pemimpin, atau penanggung jawab kelompok wajib memberitahukan secara tertulis kepada kepolisian s etempat selambat-lambatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai.

Apa saja isi surat tersebut?Maksud dan tujuan, tempat peserta

berkumpul dan berangkat ke lokasi, lokasi penyampaian pendapat umum, dan rute atau jalan yang dilalui oleh peserta dari tempat berkumpul dan berangkat sampai di lokasi yang dituju dan atau sebaliknya.

Selain itu waktu dan lama, bentuk penyampaian, penanggung jawab (orang yang memimpin atau menyelengarakan pelaksanaan penyampa ian pendapat yang bertanggung jawab agar pelaksanaan berlangsung dengan aman, tertib, dan damai), nama dan alamat organisasi, kelompok atau perorangan, alat peraga yang digunakan dan jumlah peserta.

Bagaimana perbandingan peserta dan penanggung jawab?

Setiap sampai 100 orang pelaku atau peserta unjuk rasa atau demonstrasi dan pawai harus ada seorang sampai dengan 5 orang penanggung jawab.

Apa kewajiban aparat setelah menerima surat pemberitahuan?

Pertama surat tanda terima segera diberikan. Setelah itu aparat kepolisian setempat berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan dan pimpinan instansi/lembaga yang akan menjadi tujuan penyampaian pendapat. Terakhir mempersiapkan pengamanan tempat, lokasi dan rute.

Bagaimana jika demonstrasi batal dilaksanakan?

Pembatalan disampaikan secara tertulis dan langsung oleh penanggung jawab kepada kepolisian setempat selambat-lambatnya 24 jam sebelum waktu pelaksanaan.

Bagaimana jika pelaksanaan demonstrasi tersebut tidak sesuai peraturan yang berlaku?

Demonstrasi tersebut dapat dibubarkan.

A p a s a n k s i b a g i p e s e r t a demonstrasi yang melanggar hukum?

Sanksi dapat berupa hukum pidana, perdata, atau sanks i administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hukum pidana, hukum perdata, dan hukum administrasi. Bagi penanggung jawab demonstrasi yang melakukan tindak pidana dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditambah dengan 1/3 dari pidana pokok.

Disarikan oleh Lida Noor dari UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum

Aksi unjuk rasa brutal massa yang terjadi di ge-dung DPRD Sumatera Utara, Medan (Selasa, 3/2/09) yang berujung meninggalnya Ketua DPRD Sumut, Abdul Aziz Ang-kat, masih terlukis jelas di benak Fani (23).

Bagaimana layar kaca menampilkan gambar menit demi menit hasil bidikan se-orang fotografer media cetak yang mengiringi langkah Sang Ketua DPR menerobos keru-munan massa.

"Demonstrasi memang wajar dan sah dilakukan. Tetapi kalau sampai terjadi be-gitu tentu kita layak bertanya mau bagaimana sebenarnya bangsa ini?," tanya Fani.

Bagi Fani memang tak peduli korban adalah dari kalangan sipil atau aparat keamanan dan pejabat pub-lik, namun mengutip seorang pemikir demokrasi ia menilai kekerasan bukan bagian dari demokrasi. Tapi kekerasan akan senantiasa menjadi musuh demokrasi.

Tragedi DemokrasiPresiden Susilo Bambang

Yudhoyono sangat prihatin dengan kejadian di Medan, Sumatera Utara yang men-gakibatkan meninggalnya Ketua DPRD Sumatera Utara,

Buah Demokrasi Permukaan?

Bagi pengamat politik Boni Hargens, ada dua fakta yang menonjol di Indonesia. Per-tama, demokrasi masih di per-mukaan. Kedua, masyarakat belum cukup matang untuk menentukan pilihan rasional tanpa pengaruh dominasi dari struktur dominan. "Kondisi ini akibat dari belum optimlanya proses pendidikan politik ke-pada warga negara. Baik yang dilakukan universitas, parpol, bahkan media. Belum optimal melakukan pencerahan," jelas Direktur Lembaga Pemilih In-donesia (LPI).

Memang proses transisi menuju demokrasi akan mem-buat kondisi menjadi serba tidak menentu. Celakanya, tidak ada jalan pintas untuk itu dan tidak selamanya bisa dilalui. Trayek yang dila-lui bisa membawa negara pada empat posisi: nega-ra tanpa stabilitas (failed state), berstabilitas rendah, berstabilitas moderat, dan berstabilitas tinggi.

"Beruntung transisi

demokrasi sesungguhnya berbicara soal

peran rakyat da-lam menciptakan

pemerintahan (Schumpeter, 1950: 269)

kis. "Unjuk rasa tidak apa-apa asal tertib. Sepanjang tidak melanggar ya tidak apa-apa. Kita siap menghadapi dunia demokrasi," tegasnya.

Aksi unjuk rasa di tempat umum memang berpotensi di-warnai emosi massa. Namun hal itu tidak akan terjadi jika semua pihak bisa menahan diri. Bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menya-takan kegiatan berunjuk rasa yang bersifat anarkhisme seperti yang terjadi di Medan, bisa membawa kehidupan demokrasi yang telah diban-gun selama ini kearah ke-hancuran. ”Indonesia teran-cam kembali pada era gelap, dimana bangsa dan negara kita, dianggap rendah oleh bangsa lain; sementara ke-hidupan masyarakat semakin tidak tenteram di negerinya

Azis Angkat. "Satu jam set-elah menerima berita itu, saya langsung berkomunikasi den-gan Kapolri dan menteri-men-teri terkait untuk melakukan sesuatu dan mencegah ter-jadinya bentrokan yang lebih serius," kata Presiden.

"Demokrasi memang har-us mekar di negeri ini. Kebe-basan kita berikan tempat, hak asasi kita hormati, tapi bukan anarki," tegas Presiden Yudhoyono. "Ada aturannya. Indonesia itu negara hukum. Rule of law mesti ditegakkan. Di depan kantor saya di Ista-na, sejak saya jadi Presiden, ratusan ribu berunjuk rasa. Tidak apa-apa, asalkan tertib, sesuai dengan aturan, teman-ya jelas" lanjutnya.

Sepanjang tidak meng-ganggu, mengoyak, merobek kemanan dan ketertiban pub-lik, menurut Presiden hal-hal seperti itu harus kita hormati. "Kita harus siap hidup dalam alam demokrasi. Tetapi kalau sudah seperti itu, menangis nanti dan menyesal kita, kem-bali pada era gelap. Dipan-dang rendah bangsa-bangsa lain, dan kita sendiri merasa hidup tidak tentram," jelas-nya.

politik Indonesia saat ini tidak membuatnya terjerembab ke dalam failed state, yang ditan-dai dengan ketidakmampuan negara untuk mengimple-mentasikan dan menegakkan kebijakan," kata pengamat politik Yudi Latief.

Selama ini otoritas neg-ara masih diakui dan hingga taraf tertentu masih mampu menegakkan hukum, "Tetapi masih berjuang untuk bisa mengimplementasikan kebi-jakan efektif dan efi sien," im-buh Yudi.

Tak Perlu AnarkisSebuah aksi penyampaian

aspirasi seharusnya tidak di-jadikan alat untuk memaksa-kan kehendak apalagi berbuat kerusakan. "Jangan terulang kembali seperti kejadian di Medan. Demokrasi harus di-hormati, bukan anarki," ung-kap Presiden Yudhoyono.

Presiden lalu memapapar-kan, hampir setiap hari ada kelompok masyarakat yang menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka. Tapi selama ini tidak ada insiden apa-apa, karena memang massa pengunjuk rasa berlaku tertib dan tidak berbuat anar-

sendiri”.Untuk itulah Presiden

mengajak semua pihak, un-tuk menjaga kebebasan dan hak asasi manusia karena itu amanat reformasi. "Kita cegah kekerasan, pengrusa-kan, tindakan yang destruk-tif, dan anarkis. Sikap saya harus jelas. Sikap saya jelas, hormati demokrasi, tentang anarki. Kasihan saudara-saudara kita yang lain," te-gasnya.

Unjuk rasa yang berbun-tut aksi anarkisme bahkan memakan korban jiwa meru-pakan tragedi yang harus disesali. Tapi bukan berarti gara-gara tragedi, maka keg-iatan unjuk rasa yang meru-pakan bagian demokrasi lalu dilarang. Melakukan demon-strasi dan menyampaikan as-pirasi, adalah hal yang wajar dan sah di negeri ini. Tapi apakah kita harus mengotori kewajaran berdemokrasi itu dengan musuh demokrasi?

Page 4: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

4w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Pengalaman berbagai negara dan landasan teoretis yang ada memperlihatkan pentingnya pemerintah tetap membangun infrastruktur di tengah perlam-batan ekonomi dunia. Oleh kare-na itu kementerian dan lembaga yang menangani infrastruktur di-harapkan dapat melakukan ber-bagai langkah untuk mengantisi-pasi imbas perlambatan ekonomi global pada tahun 2009.

Beberapa langkah yang akan diambil untuk proyek-proyek pe-merintah diantaranya adalah (1) mempercepat proses pelelangan anggaran 2009 melalui misalnya

memulai pengumuman pelelan-gan pada akhir tahun 2008, dan (2) mempercepat proses pen-cairan anggaran proyek sehingga para pelaku pasar dapat lebih leluasa dalam mengelola arus kasnya; (3) mempercepat pelak-sanaan proyek-proyek yang ber-sumberkan dana pinjaman luar negeri.

Untuk memperbesar efek penciptaan tenaga kerja, maka pada tahun 2009 pemerintah te-lah memprogramkan anggaran belanja modal untuk pemban-gunan infrastruktur senilai tidak kurang dari Rp 72 Triliun di ber-bagai kementerian dan lembaga negara.

Demikian pula peranan pem-bangunan infrastruktur sangat dibutuhkan dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pe-manfaatan produk dalam negeri. Dalam kaitan dengan hal terse-but, perlu direncanakan pemban-gunan infrastruktur yang mampu untuk menyerap tenaga kerja yang banyak (pola padat karya) yang tentunya tanpa mengor-bankan kualitasnya. Untuk itu

perlu dilakukan pendampingan dan pelatihan di lapangan agar kualitas pembangunannya akan tetap terjaga. Demikian pula untuk mendorong industri da-lam negeri, maka pemanfaatan teknologi lokal dan bahan baku yang berasal dari dalam negeri perlu digalakkan.

Pembangunan proyek-proyek infrastruktur baru, hampir se-lalu memerlukan pengadaan tanah. Pada saat ini pengadaan tanah untuk pembangunan in-frastruktur mengalami banyak hambatan. Walaupun pemerin-tah telah mempunyai perangkat hukum yang relatif lengkap dan telah direvisi beberapa kali untuk mengakomodir prinsip-prinsip keadilan dan menjaga hak setiap warga negara, namun demikian masih ditemukan banyak ken-dala.

Kendala utama yang masih belum ditemukan mekanisme penyelesaian yang efi sien dan efektif adalah pada saat tidak terjadinya kesepakatan har-ga antara pemerintah dengan pemililk tanah. Untuk mengatasi

permasalahan harga tanah yang berfl uktuasi, pemerintah telah menyediakan dana sebesar Rp 4,89 Triliun sehingga diharapkan pembangunan jalan tol di pulau Jawa dapat segera terealisasi-kan. Demikian pula pemerintah telah menyediakan dana bergulir untuk pertanahan (Land Fund) yang dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk membebas-kan tanah.

Di dalam upaya untuk men-dorong dan mempercepat pem-bangunan infrastruktur baik yang didanai melalui APBN maupun yang dikerjasamakan dengan pe-merintah, maka berbagai strategi akan ditempuh oleh pemerintah diantaranya mempercepat pelak-sanaan pengadaan tanah yang saat ini sering menjadi momok atas keterlambatan pembangu-nan infrastruktur terutama di sektor transportasi. Dalam kaitan dengan hal tersebut, berbagai instansi terkait akan melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam tataran operasional seh-ingga peraturan yang telah ada selama ini dapat dilakukan se-

Pemerintah menulis rencana melakukan ekspor beras tahun 2009 ini. Adalah Wapres Jusuf Kalla yang optimistis Indonesia bisa menjadi negara eksportir be-ras. Optimisme yang sama juga disampaikan Deputi Menko Per-ekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi.

Menurut Bayu, ekspor beras bisa dilakukan tahun ini jika pa-sokan dalam negeri sudah aman. "Ini adalah peluang, kalau tidak ekspor nanti harga dalam negeri jatuh. Namun itu harus dilihat dari situasi pasokan beras dalam negeri," tegas Bayu.

Produksi NaikFood and Agriculture Organi-

zation (FAO) memberitakan pada 2008/2009, produksi beras dunia mencapai 433,2 juta ton atau naik 0,7% dibanding 2007/2008 yang sebanyak 430,1 juta ton. Sementara konsumsi beras dunia pada tahun 2008/2009 naik 2,9 juta ton dari tahun 2007/2008 sebanyak 427,4 juta ton.

Dengan kondisi itu, stok akhir beras dunia pada tahun 2008/2009 diperkirakan sebesar 80,5 juta ton atau naik 77,6% dibanding tahun 2007/2008.

Dilihat dari produksi beras dunia Tahun 2008, Indonesia diperkirakan menyumbang stok beras pasar dunia sebanyak 1,1 juta ton.

Peluang ekspor beras me-mang sangat dimungkinkan me-lihat produksi beras Indonesia dalam 2 tahun terakhir ini sangat baik. Tercatat hasil produksi tum-

buh rata-rata 5 persen. Di tahun 2009, diprediksikan angka itu tidak turun.

Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengatakan, target produksi petani pada 2009 se-banyak 63 juta ton gabah atau mendekati 40 juta ton beras. Sementara kebutuhan beras da-lam negeri 33 juta ton per tahun. "Artinya kita masih bisa mengek-spor 1 juta hingga 1,5 juta ton beras," kata Abubakar.

Komitmen: Penting!Perum Bulog memperkirakan

ekspor baru bisa dilakukan pada Kuartal III tahun ini untuk me-mastikan stabilitas pangan.

Rencana ekspor memang sempat menuai kritik dari Him-punan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Anggota Komite Pangan HKTI, Rachmad Badjuri, tahun lalu menilai di tengah meroket-nya harga pangan di luar negeri, pengamanan cadangan pangan nasional adalah pilihan terbaik.

Ia mengutip riset BPS, seki-tar 65 persen produksi beras na-sional berasal dari masa musim panen raya yang berlangsung Maret-Mei. Kemudian menurun ketika memasuki Juni-Agustus hingga puncak paceklik mulai Oktober hingga Januari.

Hal senada disampaikan Ang-gota Komisi IV DPR RI, Sarjan Taher. "Kalau mau ekspor syarat-nya amankan dulu stok pangan dan harga beli ditingkat petani. Agar petani tidak sengsara," un-gkapnya.

Akan tetapi, sikap proteksio-

nis bisa menjadi bumerang bagi perekonomian nasional. Indone-sia, bagaimanapun membutuh-kan interaksi dan memiliki komit-men kerja sama internasional dengan negara-negara sahabat.

Bagi Menteri Keuangan/Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, justru dengan menu-tup pintu perdagangan interna-sional pada gilirannya semua ne-gara akan terkena dampaknya. "Paling tidak upaya peningkatan ekspor Indonesia akan meng-hadapi adanya kecenderungan proteksionis dari masing-masing negara," jelas Sri Mulyani.

Lindungi PetaniMeskipun mulai Februari 2009

Indonesia akan dapat mengek-spor beras berkualitas tinggi, namun Menteri Pertanian Anton Apriyantono memastikan bahwa pemerintah tidak akan bertindak gegabah.

"Meski sejumlah negara tu-juan ekspor sudah siap meneri-ma antara lain, Timor Timur, Ma-laysia, dan Filipina. Tapi ekspor menjadi pilihan terakhir jika ke-tahanan pangan nasional aman dan terjadi kelebihan pasokan pangan. Ini dilakukan agar harga di tingkat petani tidak jatuh," jelas Menteri.

Kepastian akan perlindungan terhadap petani juga disampai-kan Mustafa Abubakar bahwa pemerintah dan Panitia Anggaran (Panggar) DPR telah menyepaka-ti harga pokok pembelian (HPP) beras pada 2009 sebesar Rp4.600 per kilogram dan harga pembelian

g a b a h k e r i n g p a n e n sebesa r Rp2.400 per kg, u n t u k menjaga kese im-b a n g a n harga ko-mod i tas utama tersebut.

Cetak Lahan ProduksiPeluang menjadi eksportir

beras memang terbuka lebar bagi Indonesia. Bukankah padi merupakan tanaman asli wilayah tropis yang dapat diproduksi sepanjang tahun di Indonesia?

Sumarno, dari Pusat Peneli-tian dan Pengembangan Tana-man Pangan optimistis, jalan bagi Indonesia untuk menuju swasembada beras secara berkelanjutan dan bahkan untuk menjadi pengekspor beras san-gat terbuka lebar.

Menurut Sumarno, Indonesia memiliki petani padi yang me-warisi budaya kerja tinggi, tekun dan rajin. "Dapat dikatakan bah-wa menanam padi bagi petani merupakan bagian dari ibadah, dan hampir belum pernah terjadi petani menanam padi lantas dibi-arkan tanpa perawatan intensif," ungkapnya.

Namun sangat disayangkan bahwa keahlian petani dalam teknik menanam padi belum di-dayagunakan maksimal. "Ibarat-nya sangat banyak insinyur ahli

terpaksa tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan, karena pabriknya terlalu kecil," tegas Sumarno.

Data luas lahan potensial untuk pertanian sawah menurut Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (d/h Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat) tersedia 10 juta ha.

"Potensi tersebut harus di-manfaatkan agar rakyat Indone-sia tidak lagi menderita busung lapar dan negara disibukkan oleh urusan impor beras," ungkap-nya.

Memproduksi beras bagi ke-butuhan pangan untuk 223 juta orang memang tidak cukup hanya dengan perdebatan, tetapi perlu tindakan nyata, termasuk teru-tama gerakan mencetak sawah baru. Untuk itu Sumarno menilai penyediaan lahan garapan baru yang cukup menjadi solusi pen-ting.

"Andai saja petani padi Indo-nesia disediakan lahan sawah seluas lahan garapan petani Thailand atau Vietnam, dapat dipastikan Indonesia akan men-guasai pasar beras internasion-al," tegasnya optimis. (Yuliarso)

Produksi-Konsumsi Beras DuniaKETERANGAN TAHUN JUMLAH (JUTA TON)

Produksi 2007/2008 430,12008/2009 433,2

Konsumsi2007/2008 427,42008/2009 430,3

Sumber: FAO, 2008

cara efi sien dan konsisten.Untuk melaksanakan proyek-

proyek infrastruktur dengan efi sien, efektif, akuntabel, dan transparan harus dimulai dari proses pengadaan yang telah diatur prosedurnya. Pemerintah akan memperluas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa bi-dang infrastruktur dengan peng-gunaan Teknologi Informasi, yang dikenal dengan isitlah E-Procurement.

Berdasarkan APBN 2009, dana transfer pemerintah Pusat ke Daerah cukup besar baik yang berupa DAK senilai Rp 24.819 Triliun dan Dana Otonomi Khusus senilai Rp 8.856 Triliun. Sebagian dari dana tersebut digunakan untuk membiayai program pem-bangunan infrastruktur. Untuk menjaga agar pemanfaatan dana tersebut sesuai dengan sasaran-nya, maka pemerintah akan me-nyiapkan mekanisme pengenda-lian terhadap pemanfaatan dana transfer tersebut agar sejalan dengan program pembangunan infrastruktur yang telah ditetap-kan di tingkat nasional.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim, pemu-tusan hubungan kerja (PHK) se-bagai dampak krisis keuangan global hingga kini baru mengga-pai angka 250.000 jiwa.

"Sekarang catatan yang kena PHK mencapai 250.000. Mereka ini tidak semua langsung pulang ke rumah, tapi beralih ke sek-

tor informal," kata Presiden Yudhoyono di Bekasi, Kamis (5/2).

Menurut SBY, angka PHK tersebut tentu saja kecil bila dibandingkan dengan China.

(S-ring)

Jumlah Pengangguran Terbuka dan Angkatan Kerja2004 2005 (Feb) 2005 (Nov 2006 (Feb) 2006 (Agt) 2007 (Feb) 2007 (Agt) 2008 (Feb)

Angkatan Kerja 93.722.036 94.948.118 93.958.387 95.177.102 95.456.935 97.583.141 99.930.217 102.049.857Tingkat Pengangguran 9.86 % 10.26 % 11.24 % 10.45 % 10.28 % 9.75 % 9.11 % 8.46 %

Sumber:BPS, 2008

Page 5: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

5komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Awal tahun ini, selain kasus demam berdarah yang merebak di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat direpotkan pula dengan kasus Chikungunya. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu Alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nya-muk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah den-gue. Meski masih "bersaudara" dengan demam berdarah, penyakit Chikungunya dinilai tidak mematikan.

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau meleng-kung mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat ny-eri sendi hebat. Nyeri sendi itu terjadi pada lutut, pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.

Penyakit yang berasal dari daratan Afrika ini mulai ditemukan di Indonesia tahun 1973. Demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta selanjutnya berkembang ke wilayah-wilayah lain.

Awal 2001, kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terja-di di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor bulan Oktober. Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah).

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba -tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, kar-ena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang mena-mainya sebagai demam tulang atau fl u tulang.

Berikut tanya jawab seputar penyakit yang dikutip dari situs resmi Departemen Kesehatan.Apa beda chikungunya dengan DBD?

Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis Virus Chikungu-nya. Gejala yang dialami mirip dengan infeksi virus DBD dengan sedikit perbedaan pada hal-hal tertentu. Virus ini dipindahkan dari satu penderita ke penderita lain melalui nyamuk, antara lain Aedes aegypti.

Virus menyerang semua usia, baik anak-anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari.

Pada anak kecil dimulai dengan demam mendadak, kulit kemer-ahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya merah disertai tanda-tanda seperti fl u. Sering dijumpai anak kejang demam.

Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah ben-ing. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah.

Pada umumnya demam pada anak hanya berlangsung selama tiga hari dengan tanpa atau sedikit sekali dijumpai perdarahan mau-pun syok.

Perbedaan dengan demam berdarah dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.

Dengan istirahat cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi ter-hadap kejang demam, penyakit ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari.

Benarkah berbahaya dan mematikan?Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam

Chikungunya atau fl u tulang sebagai penyakit yang berbahaya, se-hingga membuat panik. Tidak jarang pula orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Memang, sewaktu virus berkembang biak di dalam darah, penderita merasa nyeri pada tulang-tulangnya terutama di seputar persendian sehingga tidak be-rani menggerakkan anggota tubuh. Namun, bukan berarti terjadi kelumpuhan.

Masa inkubasi dari demam Chikungunya dua sampai empat hari. Manifestasi penyakit berlangsung tiga sampai 10 hari. Virus ini ter-masuk self limiting disease alias hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Cukup minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di warung. Yang penting cukup istirahat, minum dan makanan bergizi.

Jadi, jangan panik apabila terdapat anggota keluarga yang men-derita penyakit ini, sebab tidak sampai menyebabkan kematian. Ngi-lu pada persendian itu tidak menyebabkan kelumpuhan. Penderita bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.

Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak pro-tein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang. Minum banyak air putih juga disarankan untuk menghilangkan gejala demam

Bagaimana cara menghindari penyakit ini?Satu-satunya cara adalah membasmi nyamuk pembawa virus,

yaitu nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini, senang hidup dan berkem-bang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.

Serangga ini juga senang hidup di benda-benda yang menggan-tung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.

Mengingat penyebar penyakit ini adalah maka cara terbaik un-tuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan pe-nyakit demam berdarah dengue.

Pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nya-muk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak sem-inggu sekali.

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bag i nyamuk tersebut.

Bisakah seseorang terserang penyakit ini berkali-kali?Penyakit ini sulit menyerang penderita yang sama. Tubuh pend-

erita akan membentuk antibodi yang akan membuat mereka kebal terhadap wabah penyakit ini di kemudian hari. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi mereka untuk kena lagi.

Menangkis Ulah Dua Bersaudara

Bukan hanya banjir atau longsor yang harus diwaspadai di musim hujan kali ini. Ada anca-man penyakit yang juga bisa me-matikan. Ya, demam berdarah dengue (DBD).

Sudah tak terhitung peringa-tan dan informasi disampaikan. Namun, perilaku menganggap re-meh dan abai jelas kawan akrab bagi mereka yang ingin terkena dampak bencana.

Jumlah penderita demam berdarah dangue (DBD) di se-jumlah daerah, diberitakan terus mengalami peningkatan.

Bahkan puncak wabah penya-kit yang ditularkan nyamuk terse-but menurut laporan sejumlah rumah sakit, diperkirakan masih akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang.

Wabah penyakit ini dilaporkan terjadi antara lain di DKI Jakarta, Bekasi, Bandung , Kuningan dan Lampung.

Masih Mewabah?Kecenderungan penyebaran

penyakit ini makin mengkhawat-irkan, hal ini terlihat banyaknya kasus demam berdarah yang terus bermunculan di sejumlah daerah di tanah air. Sebut saja di DKI Jakarta, Purbalingga, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Sulawesi Selatan, Indramayu, Jawa Ba-rart, Bandar Lampung, sampai di Maumere, NTT.

Jumlah pasien demam berd-arah yang dibawa ke rumah sakit setempat cenderung meningkat selama satu pekan ini. Bahkan sudah banyak penderita yang meninggal dunia karenanya.

Diperkirakan seiring masih tingginya curah hujan dan ban-yaknya genangan air penyakit yang disebarkan oleh nyamuk Aides Aegypti ini masih berlang-sung hingga peralihan beberapa bulan mendatang.

Peningkatan jumlah pasien demam berdarah diduga karena selama musim hujan banyak sisa air hujan yang tergenang di seki-tar tempat tinggal.

Bahkan semua mahfum jika genangan air tempat yang cocok bagi nyamuk Aides Aegypti un-tuk berkembang biak. Di samp-ing itu minimnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit demam berdarah menjadi pe-nyebab penderita sering ter-lambat mendapat pertolongan medis.

Waspada Dua Bersaudara

Selain DBD ada juga anca-man saudara kandungnya chi-kungunya. Penyakit yang dibawa nyamuk yang sama ini memiliki gejala awal sangat mirip dengan DBD. Penderita akan diserang demam tinggi, tumbuh bercak-bercak merah pada kulit, serta pegal pada persendian. Biasanya gejala ini diikuti pembengkakan pada sendi tangan dan kaki, yang juga terasa kaku, bahkan menga-lami kelumpuhan sementara.

Berbeda dengan demam ber-darah, chikungunya tidak beru-jung pada kematian. Juga tak terjadi perdarahan hebat atau-pun rejatan. Hanya, penyakit yang masa inkubasinya sekitar 4 hari ini akan menerbitkan rasa nyeri hebat hingga 10 hari.

Hindari Bencana Akibat Kelalaian

Tak Cukup FoggingSebenarnya, pemerintah

melalui Dinas Kesehatan setem-pat telah melakukan langkah-langkah pengasapan/fogging di sejumlah daerah yang rawan de-mam berdarah. Namun upaya ini ternyata tidak bisa sepenuhnya menghilangkan.

Dengan gaya yang meledak diselingi humor, Bupati Sragen, Untung Wiyono memaparkan bagaimana daerahnya bisa me-nangkis dan menurunkan wabah penyakit.

"Kita ciptakan vektor alami untuk sumber penyebaran itu, jangan melulu gunakan obat," cetusnya

Masih menurut Untung, jika ingin menggunakan obat apak-ah kita bisa menjamin, sumber penularang penyakit tidak bisa menjadi lebih kebal.

Pilihan untuk mencari pe-mangsa alami memang san-

gat beralasan. Namun berbagai upaya pantas dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini.

Sosialisasi mengenai penyakit demam berdarah memang perlu terus dilakukan untuk mening-katkan pemahaman masyarakat terhadap penyakit berbahaya ini. Sehingga tidak terlambat menda-pat pertolongan medis.

Namun masyarakat pun harus senantiasa meningkatkan kewas-padaan terhadap wabah DBD ini dengan menjaga lingkungan tem-pat tinggalnya masing-masing.

Informasi PentingBeragam upaya pencegahan

maupun penanggulangan baik dari segi ketersediaan obat-oba-tan, sarana dan prasarana medis, maupun kesiapan para dokter dan petugas kesehatan lainnya, perlu dilakukan koordinasi secara efektif, sehingga wabah tersebut dapat dicegah dengan cepat.

Penting juga dilakukan upaya mendorong peran serta segenap elemen masyarakat mulai di tingkat kecamatan dan kelura-han hingga RT/RW, untuk ikut berperan serta aktif mendukung upaya pemerintah khususnya jajaran Dinas-dinas kesehatan setempat dalam mengatasi pe-nyakit yang mematikan ini. Se-lain masyarakat didorong untuk aktif membersihkan lingkungan dari berbagai hal yang memicu terjadinya pembiakan nyamuk, memberikan penyuluhan tentang cara-cara pencegahan dan pen-anggulanganya, juga perlu diber-ikan informasi yang memadai tentang cara-cara memberikan pertolongan darurat kepada pen-derita yang terkena wabah.

Bagaimana dan kemana mer-eka harus berobat dan melaku-kan berbagai hal dalam penguru-san dokumen-dokumen; seperti dana bantuan kesehatan untuk masyarakat miskin (MASKIN),

tempat-tempat pelayanan kes-ehatan dan lain-lain, kiranya perlu disebarluaskan secara in-tensif. Sehingga manakala ter-jadi puncak wabah sebagaima-na yang diprediksikan pihak/dinas kesehatan setempat, wa-bah tersebut dapat diprediksi, diatasi atau setidaknya mampu diminimalisasi dengan baik.

Kepala Dinas Kesehatan Sragen Joko Irnugroho men-gatakan, untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pihaknya berencana untuk mengefektifkan dan membuka posko siaga Chikungunya. Se-lain itu, cara lain dengan fog-ging di berbagai wilayah ende-mis Chikungunya.

"Memang virus ini mudah menyebar. Untuk itu, kami akan terus melakukan penga-wasan dan melaksanakan fog-ing," ujar Joko Irnugroho.

(m)

Page 6: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

6w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Badai (Belum) Pasti Berlalu

Dua minggu belakangan ini wajah Felix (47) tampak mu-rung. Bagaimana tidak? Order ratusan unit mebel kayu jati yang November 2008 lalu sudah disepakati oleh seorang importer dari Amerika Serikat, tiba-tiba dibatalkan secara sepihak. Alasan pembatalan karena krisis keuangan di negara Paman Sam telah merontokkan usaha sang importer.

Tak pelak, pembatalan men-dadak membuat pengusaha yang tinggal di kawasan Ngemplak Surakarta ini kelimpungan. Maklum, ia telanjur membeli bahan baku dalam jumlah be-sar, bahkan sebagian sudah mulai digarap oleh tukang-tukang kayu terbaik yang ia datangkan secara khusus ke bengkel kerjanya. “Meskipun sudah dikasih uang muka, saya tetap rugi besar,” kata bapak dua anak ini.

Krisis keuangan global ru-panya sangat berpengaruh terhadap kiprah para eksporter, khususnya yang menjal in hubungan bisnis dengan warga negara AS, Kanada, dan negara-negara Eropa Barat. Selain Felix, sebut saja nama Nurdin (55), pengrajin kulit asal Kota Gudeg Jogjakarta, yang juga merasakan dampak langsung

Sorot matanya tajam, menyiratkan kecerdasan pikirannya. Tutur katanya santun dan teratur, menandakan kematangan pribadi di usianya yang masih sangat belia. Reza Pahlevi, lulusan SMA 3 Jogjakarta tahun 2007 ini, memang tidak hanya sopan, namun juga pintar. Di SMA ia peringkat tiga sejak kelas satu hingga lulus. Sayang remaja cerdas ini tak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang ia idamkan karena alasan klasik, tak punya uang.

krisis global terhadap kinerja per-usahaannya. “Mulai awal 2009 ini, tak satupun order masuk, baik da-ri Amerika maupun Eropa. Maka sejak pertengahan Januari lalu, saya terpaksa mengistirahatkan karyawan saya yang berjumlah 40 orang,” tutur Nurdin saat di-temui komunika di rumahnya Jl Magelang Jogjakarta.

Kendati tak bisa dibilang mati, karena penjualan di dalam negeri masih berjalan, akan tetapi secara

keseluruhan aktivitas perusahaan Nurdin yang berada di Projomartani Bantul nyaris kolaps.

Laba perusahaannya tahun ini dipastikan anjlok, karena produk ekspor yang dijadikan andalan tidak bisa diserap pasar. “Kalau dulu dalam trimester pertama sa-ya bisa mengantongi laba bersih minimal Rp 150 juta, sekarang hingga bulan Februari saya masih merugi puluhan juta rupiah,” ujar lelaki berewokan ini.

Tak ada kiat lebih baik selain mengubah orientasi pasar ke

dalam negeri, namun itupun tak bisa dilakukan dengan mudah. Salah satu penyebabnya, pasar dalam negeri sudah terlalu jenuh oleh produk-produk sejenis.

“Bisa saja mebel produksi saya, saya lempar ke pasar lokal, tapi harganya tentu tak bisa bersa-ing dengan produk setempat yang jauh lebih murah. Sementara di Indonesia, khususnya pulau Jawa, pasar mebel bisa dikatakan su-dah jenuh. Produksi banyak, tapi

penjualan sedikit,” tutur Felix yang jebolan Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret ini.

Sedangkan Nurdin menyata-kan, kendala utama mengubah pasar ke dalam negeri adalah banyaknya barang “tembakan” (palsu) yang dijual di pasar dengan harga sangat murah. “Dompet dan ikat pinggang yang desainnya mirip atau bahkan sama dengan produksi saya misalnya, dapat ditemukan dengan mudah di pinggir-pinggir jalan dengan har-ga Rp 5 – 50 ribu. Ini tentu sangat

mempengaruhi penjualan produk asli,” jelasnya.

Hal lain yang menjadi penyebab adalah rendahnya penghargaan masyarakat terhadap karya seni. Jika di negara lain produk kerajinan bisa dihargai sangat mahal karena unsur seninya, yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya. “Di sini seni tidak dihargai. Setinggi apapun sentuhan artistik karya yang dihasilkan, kalau harganya mahal ya sulit lakunya. Itulah se-

babnya, para p e n g r a j i n lebih suka menjual kar-y a n y a k e luar negeri k a r ena d i sana mereka b isa men-d a p a t k a n harga yang p a n t a s . Sayang, krisis k e u a n g a n m e m b u a t

ekspor jad i macet ,” ke luh Nurdin.

Melihat badai krisis keuangan global yang belum juga mereda, penderitaan yang dialami para eksporter tampaknya masih akan berlanjut. Karena itu, mau tak mau, pasar dalam negeri ha-rus dilirik. Beberapa pengrajin men-coba menerobos pasar lokal de-ngan produk ekspor yang sudah disesuaikan dengan karakteristik pasar setempat.

Ada yang hanya menurunkan kualitas dan harga, seperti yang

Meski dampak krisis keuan-gan global dirasakan semakin kuat, namun Menko Perekono-mian Sri Mulyani Indrawati tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5 persen pada tahun 2009 ini.

“Sekalipun harus menghadapi dampak krisis keuangan global, perekonomian Indonesia tahun 2009 akan dapat tumbuh dengan 5 persen," ungkap Sri Mulyani.

Tentu prediksi didasarkan pada evaluasi kinerja perekono-mian Indonesia selama 5 tahun terakhir dan realisasi APBN tahun 2008. "Defi sit APBN 2008 yang

hanya mencapai 0,1 persen dari PDB, jauh lebih rendah dari ren-cana semula sebesar 2,1 persen dari PDB, memberikan ruang gerak yang lebih leluasa bagi Pemerintah melaksanakan pro-gram-program mendorong per-tumbuhan, penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiski-nan," ungkap Sri Mulyani.

Sementara itu masih terdapat Sisa Lebih Penggunaan Angga-ran (SILPA) APBN 2008 sebesar Rp51,3 triliun. "Ini merupakan blessing in disguised (rejeki nom-plok, red) di tengah-tengah krisis global saat ini, karena Pe-merintah dapat menggunakan sebagian dari jumlah itu untuk mendorong pertumbuhan ekono-mi di tengah-tengan kelesuan global,” tukas Menko Sri Mulyani pada pertemuan awal tahun den-gan para editor media massa dan pakar ekonomi di Jakarta.

Lebih jauh Sri Mulyani men-jelaskan bahwa krisis ekonomi 1998 -- 10 tahun silam -- telah meninggalkan trauma yang cuk-up dalam, sehingga mengikis ke-percayaan masyarakat terhadap

perekonomian nasional. Meski demikian, berbagai ke-

bijakan ekonomi yang tidak pop-uler, seperti kebijakan penyesua-ian harga BBM tahun 2005 dan awal tahun 2008 telah berhasil digulirkan. Kebijakan ini ternyata berhasil menstabilkan dan meng-gerakkan kembali perekono-

mian Indonesia.Menurut Sri Mulyani, dalam

perspektif jangka menengah dan panjang, Indonesia tetap mem-butuhkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam dekade mendatang mengingat, pertama, perubahan dalam teknologi te-lah menurunkan elastisitas pen-

dilakukan Rachmawati (50), wiraswastawati asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang memproduksi sepatu dan tas. Namun ada juga yang secara drastis mengganti produk yang dihasilkan dengan produk lain yang pangsa pa-sarnya di tingkat lokal/nasional masih terbuka.

Sebuah pabrik garmen di Karanganyar Jawa Tengah mi-salnya, banting stir dari semula memproduksi baju batik untuk pasaran Eropa, menjadi pabrik yang memproduksi busana muslim untuk kebutuhan pasar lokal. “Manajemen bilang, perubahan ini terpaksa dilaku-kan karena penjualan baju ba-tik di Eropa merosot drastis,” kata Rohmat (42), warga Jaten Sukoharjo, karyawan di pabrik garmen tersebut.

Semua upaya dilakukan agar perusahaan tidak telanjur jatuh pailit, dan yang lebih penting agar karyawan bisa terus bekerja. “Segala upaya akan saya lakukan agar pa-brik terus berproduksi dan karyawan saya bisa terus be-kerja. Bagaimanapun, saya memiliki tanggungjawab moral jika karyawan saya sampai menganggur, karena mereka punya keluarga yang harus dihidupi,” ujar Rachmawati di rumahnya di Jl Jagir Sidomukti Surabaya.

Ia berharap, pemerintah mau membantu para eksporter yang sedang jatuh-bangun meretas jalan di pasar dalam negeri. “Dulu masukan kita untuk negara cukup besar, sekarang saatnya pemerintah membantu kita yang sedang susah. Bentuknya bisa berupa kemudahan kredit, subsidi, atau apalah, yang penting bisa membuat kita tetap eksis,” kata perempuan berjilbab ini. (g)

Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2009 (dalam persen)

LembagaTahun

2008 2009 (Prediksi)ADB 6.0 4.4World Bank 6.0 4.5IMF 6.0 4.5Economist 6.0 3.3Deutsche Bank 6.0 4.5Danamon 6.2 5.0Danareksa Investasi 6.2 5.8Bank Indonesia 6.2 4.9Pemerintah 6.2 4.5 – 5.5

Perbandingan Pangsa Ekspor Indonesia dan Negara-Negara Tetangga

Page 7: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

7komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

ciptaan lapangan kerja per 1 persen pertumbuhan ekonomi. Artinya jika kita ingin menu-runkan tingkat pengangguran menuju sekitar 4-5 persen, maka dalam dekade mendatang sek-tor non migas Indonesia harus selalu mampu tumbuh di atas 7 persen.

Fenomena ini terjadi di selu-ruh dunia dan memaksa banyak negara melakukan reorientasi strategi pembangunan ekonom-inya. Kedua, Tingkat kemiskinan Indonesia juga masih tergolong tinggi. Sebagian besar keluarga Indonesia masih hidup sedikit di atas garis kemiskinan.

Laju pertumbuhan yang lebih tinggi dalam beberapa dekade mendatang akan kita butuhkan bukan hanya untuk mengentas-kan kemiskinan absolut (dewasa ini sekitar 6 persen) namun juga untuk mengurangi penduduk yang tergolong nyaris miskin (near poor) yang jumlahnya ham-pir separuh rakyat Indonesia.

Kelompok rumah tangga yang nyaris miskin ini tergolong rentan terhadap gejolak baik yang si-fatnya individual maupun global atau sistemik. Penguatan kelom-pok ini merupakan bagian yang sangat penting dalam mengger-akkan perekonomian domestik dan proses transisi demokrasi mengingat kelompok ini meru-pakan bagian penting dari kelas menengah.

Kita juga perlu mengemba-likan kinerja sektor penghasil barang (tradables) yang terting-gal dalam proses percepatan pertumbuhan ekonomi 5 tahun terakhir. Pertumbuhan sektor tradables yang cepat, sangat dibutuhkan untuk membiayai in-vestasi dan pembayaran bunga dan cicilan utang luar negeri di masa mendatang.

Prospek Tahun 2009Menko Sri Mulyani menilai,

kondisi ekonomi global yang ter-tekan dan penuh ketidakpastian saat ini menyebabkan prakiraan keadaan ekonomi khususnya da-lam jangka pendek menjadi jauh lebih sukar.

Namun pemerintah mem-perkirakan pertumbuhan ekono-mi Indonesia sepanjang tahun 2009 adalah berkisar antara 4,5-5,5 persen. Hal tersebut beda tipis dengan perkiraan berbagai lembaga internasional dan bank investasi dunia sebagaimana di-tunjukkan pada tabel.

“Berdasarkan asumsi dan ar-gumentasi di atas serta policy re-sponses yang dilakukan pemerin-tah sejak pertengahan 2008 dan sepanjang 2009 mendatang, Pe-merintah cukup optimis, ekonomi Indonesia akan tumbuh antara 4,5 s/d 5,5 persen dalam tahun 2009 dengan base case 5 persen dan diharapkan kembali ke kisa-

ran 5,5-6 persen pada tahun 2010”, jelas Menko.

Sebagaimana tampak pada tabel yang dipaparkan , sumber utama pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi domestik dan investasi. Pemerintah mem-perkirakan perlambatan per-tumbuhan ekonomi akan terjadi selama semester I/2009 dan ber-tahap pulih kembali memasuki semester II/2009.

Pola pertumbuhan ini sesuai dengan perkiraan siklus global dan pola pengeluaran pemerin-tah. Untuk Indonesia, tahun 2009 adalah tahun pemilu. Kegiatan kampanye partai akan mencapai puncaknya pada akhir triwulan I dan awal triwulan II. Kegiatan ini kemudian akan diikuti dengan Pemilu Presiden. Siklus pemilu ini akan menambah permintaan dan kegiatan ekonomi.

Secara sektoral, diperkirakan hanya beberapa sektor saja yang memiliki kandungan ekspor dan ketergantungan impor yang ting-gi. Secara teoritis dengan tingkat keterbukaan ekonomi yang mod-erat, kebijakan fi skal menjadi efektif. Beberapa sektor tradable pun diperkirakan akan menurun tetapi tidak sebesar yang dice-maskan banyak pihak.

Misalnya batubara. Pesanan untuk perusahaan besar sudah penuh hingga tahun 2011, be-lum termasuk tambahan yang akan digunakan oleh PLN berkaitan dengan selesainya secara bertahap proyek-proyek listrik 10 ribu MW. Hal yang sama terjadi pada in-dustri tekstil dan pakaian jadi, siklus pemilu diperkirakan akan dapat mengkompensasi penurunan permintaan dari pasar global walaupun dengan marjin yang lebih rendah.

Siklus pemilu juga akan menahan penurunan dalam permintaan pada sektor tersi-er seperti perdagangan, hotel, restoran, transportasi dan ko-munikasi. Sektor-sektor terse-but diperkirakan akan meng-hambat pertumbuhannya tetapi tidak akan sampai stag-nan. Dengan demikian diper-kirakan dampak pemutusan hubungan kerja akan relatif moderat dibandingkan yang dialami oleh negara lain.

Lebih jauh Sri Mulyani men-gatakan prospek pertanian tahun 2009 akan masih baik, walaupun akan sedikit di bawah 2008. Keg-iatan usaha pertanian yang lebih mengandalkan pasar domestik seperti tanaman pangan dan pe-ternakan bahkan akan tumbuh lebih tinggi atau sama dengan rata-rata pertumbuhan 10 tahun terakhir. Tanaman pangan diper-kirakan akan tumbuh 4,0 -- 4,5 persen dan peternakan akan tumbuh 1,7-- 2,1 persen. Te-kanan pertumbuhan akan lebih dirasakan pada sektor perkebu-nan dan perikanan.

Penanganan Dampak Krisis Global

Berkaitan dengan antisipasi dampak krisis keuangan global, Menko Sri Mulyani menjelaskan bahwa Pemerintah telah melaku-kan respon yang cepat bukan hanya untuk meredam dampak krisis global, tetapi juga memper-siapkan fondasi yang lebih kuat untuk mempercepat laju pertum-buhan ekonomi yang berkelan-jutan dalam jangka menengah. Oleh karena itu kebijakan pe-merintah tahun 2008 dan 2009 bukan hanya sekedar mengatasi masalah jangka pendek tetapi juga bertujuan meletakkan dasar-dasar yang lebih kuat dan memperkokoh sendi-sendi per-ekonomian nasional.

Kebijakan Utama dalam merespon krisis terletak pada elemen-elemen penting yaitu memperkuat ketahanan sektor fi nansial dan stimulus fi skal un-tuk pembangunan infrastruktur, penciptaan lapangan kerja dan penurunan kemiskinan.

Untuk meningkatkan daya tahan sektor fi nansial mengh-adapi krisis global, Pemerintah akan terus memprioritaskan up-aya menjaga stabilitas keuangan disamping melanjutkan kebijakan reformasi sektor keuangan. Lang-

kah memperkuat mekanisme koordinasi sektor keuangan akan dituntaskan antara lain dengan: Menyelesaikan pembahasan Ran-cangan Undang-Undang tentang Jaring Pengaman Sistem Keuan-gan dengan ditolaknya Perpu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuan-gan (JPSK) oleh DPR; dan Me-nyelesaikan penyusunan Protokol Manajemen Krisis Keuangan dan memulai penerapannya.

Sementara itu reformasi sek-tor keuangan akan terus didor-ong antara lain melalui :

Peningkatan perlindungan terhadap pemegang polis asur-ansi ; Penguatan perusahaan modal ventura ; Penguatan pen-gawasan dana pensiun dan pe-rusahaan pembiayaan; Pengem-bangan perusahaan penjaminan kredit termasuk penjaminan un-tuk Usaha Kecil Menengah; dan Pengembangan perdagangan produk syariah di pasar modal.

Untuk mendorong pertumbu-han, penciptaan lapangan kerja dan penurunan kemiskinan, maka APBN 2009 direncanakan dengan fokus menciptakan stimulus fi skal yang terarah pada pembangunan infrastruktur, pembiayaan sektor pendidikan dan kesehatan untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) serta penciptaan lapangan kerja dan penurunan kemiskinan.

Stimulus pajak juga akan diberikan untuk pangan, perta-nian, dan industri manufaktur antara lain dalam bentuk pem-berian Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BM DTP) untuk min-yak goreng curah dan kemasan sederhana yang dijual di dalam negeri, untuk bahan bakar nabati non-subsidi, untuk bahan baku rotan industri mebel, bahan baku crumb-rubber untuk industri hilir

terutama ban kendaraan, dan bagi bahan baku pakan perika-nan budidaya, industri elektron-ika, peralatan dan mesin-mesin, otomotif, komponen kapal dan pesawat udara, garmen.

Pemerintah memahami bah-wa untuk membantu menghin-dari dampak krisis keuangan global adalah fi scal driven coun-ter policy ataupun yang bersama-sama dengan dunia usaha public private partnership dalam men-gatasi resesi perekonomian.

Secara khusus, Presi-den Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima poin untuk

pembenahan ekonomi secara menyeluruh agar bisa mendu-kung pembangunan yang lebih baik dalam menghadapi krisis ekonomi global.

Lima poin itu ada-lah adanya pembangunan se-mesta yang mencakup seluruh kepulauan di Tanah Air. Kedua mengembangkan pengetahuan sumber daya alam untuk men-dongkrak sektor ekonomi bangsa. Ketiga, pemerataan pertumbu-han ekonomi dalam segala sek-tor. Keempat, perlunya mening-katkan ketahanan bangsa dalam menyukseskan pembangunan ke depan. Terakhir, melibatkan seluruh simpul-simpul elemen masyarakat.

Dalam satu tahun tera-khir masa pemerin tahan Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 telah memiliki pandangan ke depan akan kondisi yang ada dengan menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyikapinya, berdasarkan capaian pada 2004-2008.

Pemerintah bertekad untuk terus melakukan upaya untuk mencegah pengangguran serta pemutusan hubungan ker-ja. Selain itu pemerintah Indo-nesia juga akan terus melakukan berbagai upaya untuk memberi-kan stimulus terhadap pertum-

buhan perekonomian. Tak hanya itu, pemerintah juga akan terus memastikan bahwa harga pan-gan dan energi harus dapat di-jangkau oleh masyarakat luas.

Pemerintah sangat mengharapkan dukungan rakyat Indonesia untuk menyukseskan rencana pembangunan yang akan direalisasikan di tahun 2009 ini. Marilah kita tetap optimis de-ngan keyakinan bahwa semua persoalan dan tantangan da-pat kita atasi. Mari kita sambut perekonomian tahun ini dengan penuh optimisme. (S-ring)

Perkiraan Dampak Pengangguran Terbuka 2005 - 2009

7.44

8.878.34

7.007.508.008.509.009.50

10.0010.5011.0011.5012.00

Feb Nov Feb Agust Feb Agust Feb Agt Feb Agt

2005 2006 2007 2008 2009

Tanpa Krisis Krisis Tanpa Kebijakan Krisis Dengan Kebijakan

Page 8: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

8w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Bagaimana Pranata Humas Sikapi Keterbukaan Informasi Publik?Penulis:

Azwar

Pranata Humas Tingkat Ahli

Penerapan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 tentang Ket-erbukaan Infor-

masi Publik (KIP) membuat Badan

Informasi Publik sudah tinggal hitungan bulan. Banyak peran

yang bisa dimainkan oleh pejabat fungsional pranata humas (PH)

sebagai garda terdepan pemberi informasi.

UU KIP menurut beberapa kalangan dinilai tidak akan mengancam otoritas yang dimiliki oleh pejabat publik. Sebelum UU disahkan keterbukaan informasi sudah dilakukan oleh beberapa instansi pemerin-tahan, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Ada yang dalam bentuk website, SMS Center. Call Center hingga komputer touch screen.

Justru dengan kehadiran UU KIP mem-perjelas pemisahan antara informasi yang berhak didapatkan oleh masyarakat den-gan informasi yang bersifat rahasia.

Kepala Pusat Informasi Kesra Badan Informasi Publik Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) Gati Gaya-tri mengatakan, seorang pranata humas harus mampu melakukan beberapa fungsi kehumasan.

Fungsi-fungsi kehumasan tersebut di-antaranya relasi media, relasi komunitas, relasi konsumen, relasi industri, relasi pe-merintah, relasi kampanye politik, relasi representasi kelompok kepentingan, relasi mediasi konfl ik, relasi karyawan, relasi in-vestor dan relasi lainnya.

“Pranata humas harus melakukan relasi media. Harus dekat dengan media, karena tanpa dukungan media, maka pekerjaan sebagai pranata humas tidak akan terlak-sana dengan mudah,” kata Gayatri kepada peserta rakor pejabat fungsional pranata humas Pusat Informasi Kesra, BIP. Dep-kominfo, di Cisarua, Jum’at (30/1).

Untuk relasi komunitas, pranata hu-mas harus mengembangkan hubungan baik dengan berbagai komunitas seperti dengan komunitas perguruan tinggi, pela-jar, profesi, masyarakat biasa.

Hubungan dengan relasi konsumen seperti perusahaan. Dengan industri sep-erti stake holder atau pemangku kepent-ingan, serta dengan relasi-relasi lainnya. “Jadi landasan perubahan kebijakan Kesra itu karena ini”, ujarnya.

Sebagaimana diketahui Depkominfo diberi tugas untuk menjalankan fungsi government public relations atau fungsi kehumasan pemerintah. Oleh karenanya, selain menyediakan dan memberikan layanan informasi, maka Depkominfo har-us menjalankan fungsi kehumasan pemer-intah atau disebut humas pemerintah.

Dalam rangka mempersiapkan diri mengantisipasi implementasi berlakunya UU No 14/2008 tentang Keterbukaan In-formasi Publik (KIP), Gayatri telah mem-berikan tugas kepada pranata humas Pusat Informasi Kesra BIP sebagai satker yang tupoksinya melaksanakan pengum-pulan informasi dan dokumentasi.

“Sehingga pada saatnya nanti ketika BIP yang merupakan petugas front liner atau petugas lini terdepan atau ujung tombak Depkominfo, satu-satunya satker yang tupoksinya memungkinkan adalah Badan Informasi Publik dalam hal pelayan-an infomasi dan kehumasan pemerintah,” katanya.

Sebagai pejabat fungsional pranata humas, tentunya pranata humas Pusat In-formasi Kesra mempunyai tanggung jawab

khusus dan harus terus m e n e r u s belajar.

T i d a k ada kata ter lambat untuk be-lajar. Seh-ingga tidak ada alasan bagi yang sudah mau p e n s i u n kok baru s e k a r a n g belajarnya. Itu persepsi yang tidak benar. Justru karena menjelang pensiun semoga kita harus belajar sesuatu sehingga bisa meninggalkan sesuatu yang berharga pada instansi ini. Paling tidak di-mana kita selama puluhan tahun mendap-atkan penghasilan dan sumber kehidupan dari kantor kita ini, katanya.

Seorang pranata humas, menurutnya, harus memiliki kemampuan riset atau pe-nelitian. Paling tidak riset opini publik ten-tang organisasi Depkominfo. Kemudian kemampuan merencanakan, mengimple-mentasikan dan mengevaluasi program.

“Bagaimana bisa tahu program pertun-jukan rakyat seperti wayang itu berhasil secara efektif mencapai tujuan penyebar-luasan informasi”, katanya kepada peserta rakor.

Padahal harus, karena menurutnya kemampuan riset ini merupakan kemam-puan dengan bobot tertinggi kompetensi, yakni sebesar 30 persen.

Sementara itu, Kapus Litbang Profesi Komunikasi an Informatika Depkominfo Udi Rusadi menjelaskan, pemaketan jen-jang kualifi kasi pekerjaan/jabatan/profesi kehumasan paket Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Humas.

“ Ada empat paket jenjang kualifi kasi pekerjaan/jabatan/profesi kehumasan paket SKKNI. Humas Junior, Madya, Ahli dan Humas Menejerial”, kata Udi dalam paparannya yang bertopik SKKNI kehu-masan.

Untuk humas junior jenjang KKNI ser-tifi kat III (humas junior) kelompok kom-petensi umum, membuat dan mengakses dokumen di komputer serta pertukaran informasi lisan dalam bahasa Inggris.

Kelompok kompetensi inti meliputi membuat kliping, membuat dokumentasi kegiatan, melaksanakan kegiatan open house, melaksanakan kegiatan internal gathering.

Humas Sertifi kat IV (humas madya) kelompok kompetensi umum. merancang dan mengembangkan dokumen, laporan dan lembar kerja dengan komputer, dan menulis dalam bahasan Inggris.

Humas sertifi kat V (humas ahli) kel-ompok kompetensi umum, menyampaikan presentasi lisan dalam bahasa Inggris, merencanakan penggunaan TI di bagian humas, dan melaksanakan koordinasi lintas fungsi dalam organisasi, serta Hu-mas sertifi kat VI (humas manajerial) kel-ompok kompetensi umum, menerapkan kepemimpinan (Leadership), dan melak-sanakan prinsip-prinsip tata kelolal organ-isasi yang baik (good governance).

Sementara itu, pakar Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Henny SW, M.Si mengatakan, humas pemerintah adalah aktivitas lembaga dan atau individu, yang melakukan fungsi manajemen dalam bi-dang komunikasi dan informasi kepada publik pemangku kepentingan dan seba-liknya.

Menurutnya, pranata humas sebagai garda terdepan wajib menyediakan, mem-berikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangan-nya kepada Pemohon Informasi Publik.

“Untuk itu pranata humas di Badan

Informasi Publik (BIP) nantinya kedepan tugasnya sangat banyak dan berat sekali. Harus bisa menjadi badan informasi pub-lik yang nanti menjadi badan publik yang harus menyampaikan informasi ke seluruh pengguna informasi”, kata Hanny dalam paparannya didepan peserta rakor pejabat fungsional pranata humas yang bertajuk Humas Pemerintah : Idealisme dan Ke-nyataan di Cisarua, Jum’at (30/1).

Sebagai government PR, sebagai hu-masnya pemerintah, pranata humas seba-gai ujung tombak pemberi informasi dari Indonesia . Sebagai pemberi informasi nasional yang dampaknya secara interna-sional.

“Jadi nanti, sejak April 2010, sesuai pasal 7 UU KIP, pranata humas sebagai garda terdepan wajib menyediakan, mem-berikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenan-gannya kepada Pemohon Informasi Pub-lik”, ujarnya.

Hal ini adalah momentum perubahan mindset tata kelola pemerintahan dari yang memerintah dan dilayani menjadi “melayani”

Henny, yang juga Dosen Ilmu Komu-nikasi UU, Ka. Bidang Kerjasama DPP Per-humas dan Anggota Pengurus Bakohumas dan juga mantan Ka. Humas dan Protokol UI selama 8 tahun mengingatkan, seorang humas yang bertugas sebagai ujung tom-bak tidak ada siang, tidak ada malam. Se-tiap saat adalah pagi. Maksudnya seman-gatnya.

“Yang ada adalah yang professional. Mengapa saya selalu menyebut humas. Karena, apapun namanya baik di BIP atau di pusat informasi adalah melakukan fungsi-fungsi kehumasan semuanya” tam-bahnya.

Henny menyebutkan, pranata humas merupakan tempat yang sangat strategis, yang sangat terhormat, yang sangat betul-betul posisinya adalah posisi yang paling bagus. “April 2010 nanti, semua pihak yang menyelenggarakan informasi harus professional” ujarnya.

Dia menceritakan bahwa pada tahun 2007 di Bali ditandatangani SKB tiga men-teri, Menkominfo, Mendagri dan Menpan yang ingin mengangkat kehumasan di Indonesia, terutama yang ada di Departe-men.

Pada saat itu dirinya masih belum tahu, karena kesepakatan tersebut masih di awang-awang, karena belum tahu RUU ini akan keluar kapan.

Tapi, begitu RUU ini pada tahun 2008 menjadi UU dan pada tahun 2010 semua badan publik itu wajib melakukan bebera-pa hal, maka tidak ada lagi idealisme dan kenyataan.

“Kita harus ketemu di titik tengah. Tidak ada lagi alasan kalau saya bicara kehumasan. Kita tidak begitu. Kita Hu-mas Pemerintah, begini, begitu. Yang ada adalah yang professional. Mengapa saya selalu menyebut humas. Karena, apapun namanya baik di BIP atau di pusat infor-masi adalah melakukan fungsi-fungsi ke-humasan semuanya”, paparnya seraya memahami bahwa kita pada masa yang sangat kritis.

Di negara lain misalnya di Inggris saja, UU keterbukaan informasi publik disebutkannya kegiatannya empat tahun untuk benar-benar diberlakukan.

“Kita, dari April 2008 akan diberlaku-kan dan sudah harus diatur pada 2010. Jadi punya waktu dua tahun. Siap atau tidak. Tidak ada alasan apapun. Setiap orang yang ingin mencari informasi tidak dapat, maka dia akan mengajukan pihak yang tidak memberikan itu. Jadi UU ini adalah titik poin kita. Ini adalah pem-berdayaan di bidang kehumasan, di bi-dang pengelola informasi pada masa ini”, ujarnya.

Henny menambahkan, informasi itu bersifat terbuka dimana pengecualiannya sangat kecil sekali. Kalau presentasinya

dibuat mungkin 10 persen pun tidak ada. Jadi, harus disampaikan secara terbuka.

“Terbuka, dapat diakses cepat, tepat waktu, biaya ringan dan sederhana. Itu adalah ciri-ciri professional”, katanya se-raya menambahkan pranata humas di BIP nantinya kedepan tugasnya sangat ban-yak dan berat sekali. Disamping harus bisa menjadi badan informasi publik yang nanti menjadi badan publik juga harus menyam-paikan informasi ke seluruh pengguna in-formasi.

Sebagai government PR, sebagai hu-masnya pemerintah, pranata humas seba-gai ujung tombak pemberi informasi dari Indonesia dan juga sebagai pemberi in-formasi nasional yang dampaknya secara internasional.

Jadi nanti, tambahnya, sejak April 2010, sesuai pasal 7 UU KIP, pranata hu-mas sebagai garda terdepan wajib me-nyediakan, memberikan dan/atau mener-bitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik.

Pemohon informasi publik itu siapa saja, tanpa terkecuali. Apakah itu maha-siswa yang sedang membuat skripsi, jan-gan sampai ada pemohon informasi yang mengalami hambatan, karena hal itu te-lah menyalahi hak asasi manusia untuk mendapatkan informasi seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya.

Selain itu, dalam pasal 7 UU KIP, wajib menyediakan Informasi Publik yang aku-rat, benar, dan tidak menyesatkan, serta membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk men-gelola Informasi Publik secara baik dan efi sien

“Informasi yang akurat adalah informa-si yang secara Indonesia , bukan informasi secara Departemen. Artinya, informasi itu langsung dari Departemen, tapi informasi tersebut harus diolah dan dipegang untuk dijadikan sebgai informasi Indonesia yang akurat”, tegasnya.

Jadi, menurutnya bisa dibayangkan bagaimana beratnya tugas humas untuk memberikan informasi yang benar, akurat dan tidak menyesatkan sama sekali. “ Ada kira-kira 22 lembaga terkait yang nantinya akan diolah oleh BIP untuk dikeluarkan”, katanya.

Di dalam kewajibannya, Badan Publik bisa membuat pertimbangan secara tertu-lis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas Infor-masi Publik.

Pertimbangan tersebut bisa memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, bu-daya, dan/atau pertahanan dan keaman negara. Selain itu, Badan Publik dapat me-manfaatkan sarana dan/atau media elek-tronik dan noneletronik.

Sementara itu, Aminsar sebagai mod-erator dari Depkominfo menjelaskan UU KIP ini efektif berlaku pada bulan April 2010.

UU KIP ini dikatakannya menurut se-jarah Indonesia merupakan salah satu UU yang spektakuler dan revolusioner, karena ini berkaitan dengan informasi publik.

“Jadi, nanti pada bulan April 2010,

Page 9: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

9komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Pem-b a n g u -nan ke-hutanan

mengamanatkan bahwa tercapa-inya kelestarian pengelolaan sum-berdaya hutan harus disertai den-gan meningkatnya kesejahteraan masyarakat (HMS Kaban, 2008). Maka kebijakan pembangunan kehutanan tertuang dalam visi pembangunan tersebut, yaitu ”Terwujudnya Penyelenggaraan Kehutanan Untuk Menjamin Ke-lestarian Hutan dan Peningkatan Kemakmuran Rakyat ” .Dan untuk mengatasi hal tersebut antara lain melalui rehabilitasi dan Konser-vasi Sumberdaya Hutan, dengan strategi antara lain memberikan informasi kepada masyarakat untuk menjaga dan memelihara keutuhan ekosistem hutan beser-ta fugsinya, merehabilitasi lahan kritis. Melalui berbagai media in-formasi, baik cetak maupun elek-tronik dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelo-laan lingkungan, agar bermanfaat bagi kehidupan, serta dapat men-ingkatkan kesejahteraan.

Penyebarluasan informasi ke-pada masyarakat di dalam dan di sekitar hutan tentunya bermak-sud agar masyarakat tersebut da-pat mengerti tentang pentingnya pembangunan kehutanan bagi kehidupan, bahwa alam perlu un-tuk dijaga dan dilestarikan Oleh karena itu perlu membangun kerjasama berbagai pihak terkait dalam penyebarluasan informasi tentang rehabilitasi dan konser-vasi tanah. Bahwa pada dasarnya lahan di sekitarnya dapat dikelola secara maksimal, serta mem-berikan manfaat yang optimal untuk meningkatkan kesejahter-aan masyarakat di sekitarnya. Disamping informasi, tentunya pendekatan dapat dilakukan ke-pada masyarakat guna terjalinnya komunikasi yang ideal. Semen-tara sarana dan prasarana yang diperlukan dalam mendukung suatu kegiatan dapat diwujud-kan. Pembinaan oleh petugas atau pihak terkait dapat dilakukan secara periodik, agar masyarakat lebih mengerti tentang penting-nya pembangunan kehutanan bagi kesejahteraan, dan pening-katan pendapatan.

Diseminasi informasi tentang pembangunan hutan rakyat, guna mendorong partisipasi masyarakat mengolah lahannya agar lebih produktif, dan bermanfaat. Dan masyarakat telah memberikan komitmen terhadap kelestarian hutan yang dibangunnya sebagai sumber penghidupan dalam jang-ka panjang melalui pengelolaan hutan rakyat.

Penyebarluasan informasi se-cara maksimal dan dapat mem-berikan pengaruh positif terh-adap masyarakat, apabila suatu hutan berbasis masyarakat telah dapat memenuhi kriteria ke-lestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sekaligus akan memberikan kontribusi terhadap kelestarian sosial (kesejahteraan masyarakat). Disini telah terjadi komunikasi yang diinginkan, telah terjadi interaksi, dimana informasi yang disebarluaskan telah sampai dan dimengerti oleh masyarakat.

Untuk itu sebuah informasi dalam suatu kegiatan perlu dikel-ola secara profesional. Sehingga misi maupun visi yang telah men-

jadi kebijakan prioritas dapat dis-ampaikan. Dan tentunya sarana dan prasarana yang memadai diperlukan dalam membentuk dan mengemas sebuah infor-masi. Dalam hal ini informasi ten-tang pembangunan hutan rakyat yang dikemas untuk kepentingan masyarakat. Baik informasi mela-lui media cetak maupun media elektronik. Dan program rehabili-tasi, serta konservasi tanah mela-lui sebuah bentuk informasi da-pat memberikan kontribusi dalam mendukung program prioritas De-phut, yaitu kelestarian lingkungan yang bermanfaat untuk mening-katkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Pembangunan Hutan RakyatDewasa ini hutan rakyat san-

gat berkembang khususnya di be-berapa wilayah Pulau Jawa. Nilai dari hasil hutan rakyat ini cukup signifi kan untuk memberikan jam-inan hidup bagi masyarakat (HMS Kaban, 2008). Dan jenis-jenis yang dikembangkan pada um-umnya jenis tanaman yang cepat tumbuh (fast growing species), walaupun ada juga yang mena-nam jenis jati. Khusus untuk jenis cepat tumbuh, misalnya sengon (Paraserianthes falcataria), telah cukup memberikan andil terh-adap pemenuhan kebutuhan bah-an baku kayu industri perkayuan. Dan pada saat ini sudah banyak kegiatan pembangunan industri kecil, misalnya industri veneer dari bahan baku kayu sengon. Hal ini memberikan kontribusi yang cukup signifi kan sebagai bahan pembentuk plywood. Kegiatan Sertifi kasi Pengelolaan Hutan Les-tari (Eco label) untuk hutan rakyat yang sudah berjalan di beberapa daerah misalnya Wonogiri. Artin-ya masyarakat telah memberikan komitmen terhadap kelestarian hutan yang dibangunnya seba-gai sumber penghidupan dalam jangka panjang. Hal ini tidak saja memberikan harapan berkurang-nya tekanan terhadap hutan alam negara, tetapi juga dengan teknik pemanenan yang terkendali, akan memperbaiki kualitas Daer-ah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu ekosistem, sehingga akan berpengaruh terhadap aspek ling-kungan. Secara umum pemban-gunan hutan berbasis masyarakat telah dapat memenuhi kriteria kelestarian produksi, kelestar-ian linkungan dan sekaligus akan memberikan kontribusi terhadap kelestarian sosial (kesejahteraan masyarakat)

Pembangunan hutan rakyat pada lahan milik dalam tulisan ini merupakan hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat dengan tanaman jati yang telah mem-berikan kelestarain lingkungan serta meningkatkan kesejahter-aan masyarakat

Kasus Jawa TengahKegiatan pengelolaan hutan

rakyat dengan tanaman jati oleh petani dilakukan pada lahan mi-lik. Adapun lokasi kegiatan terse-but dilakukan di Desa Kayen, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, dan Desa Gogodalem, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.

Secara umum lokasi sebelum dilaksanakan pembangunan hu-tan rakyat oleh petani merupa-kan daerah tandus berbatu . Bila

kemarau tiba kawasan tersebut tak ubahnya lereng terjal yang gersang. Sebaliknya jika musim hujan datang lahan berlereng berubah menjadi padang ilalang, merupakan lahan tidak produktif.

Masyarakat di sekitarnya pada umumnya bermata pencaharian sebagai buruh, petani diladang atau penggarap dengan penda-patan yang bisa dibilang minim untuk kehidupan seperti saat ini.

Lahan yang berbukit dan berbatu tidak banyak membantu kehidupan masyarakat di seki-tarnya. Ilalang dan kegersangan sulit untuk dikelola, dan mejadi-kan lahan-lahan kosong tampak terlantar tidak produktif.

e. Kelompok tani Adapun kelompok tani yang

berkecimpung dalam kegiatan hutan rakyat di Kabupaten Boyo-lali terdiri dari 2 kelompok dengan masing-masing 20 anggota dalam setiap kelompoknya. Sedangkan luas hutan rakyat yang dikelola mencapai 13 ha lebih. Adapun tanaman tumpangsari sebagai budidayanya adalah temulawak. Untuk Kabupaten Semarang hu-tan rakyat dengan tanaman jati seluas 65 ha dikelola oleh 60 orang petani. Dan lahan pengem-bangan hutan rakyat merupakan lahan milik petani dengan luasan yang bervariatif.

f. Lahan pengembangan hu-tan rakyat

Lahan milik pada awalnya merupakan unit percontohan yang dikelola oleh Balai Teknologi Pengelolaan DAS, Solo dan Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, Semarang. Lahan tersebut seluas 5 ha ditanami dengan po-hon jati, yang merupakan lahan percontohan dan binaan kepada petani sekitar, agar dapat me-niru teknik-teknik rehabilitasi dan konservasi tanah dalam menang-gulangi serta memanfaatkan la-han terlantar menjadi lahan yang produktif dan bermanfaat.

Pembinaan pada petani dalam pengelolaan hutan rakyat tersebut dimulai pada tahun 1988/1999 melalui anggaran keproyekan da-lam bidang rehabilitasi dan kon-servasi tanah di Daerah Aliran Sungai. Yang diharapkan da-pat menimbulkan dampak positif pada masyarakat di sekitar unit percontohan. Dan pembinaan bukan hanya penanaman pohon jati, tetapi juga dilaksanakan pe-nanaman tanaman semusim pada lahan sela di bawah tegakan jati. Dan tumpangsari di bawah naun-gan jati tersebut antara lain beru-pa tanaman padi, jagung, temula-wak dan lain-lain.

Tujuan dilaksanakannya tana-man tumpangsari adalah agar la-han bermanfaat secara optimal, dapat memberikan hasil kepada masyarakat saat menanti panen tanaman pokok (jati). Dimana hal tersebut membantu mening-katkan pendapatan bagi kelom-pok tani hutan rakyat. Kiranya pengembangan hutan rakyat pada lahan milik membawa hasil positif, kini masyarakat di seki-tarnya mengikuti jejak kelompok binaan, mereka menanam pohon jati pada lahannya yang rata-rata seluas 1,2 ha yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan terlantar. Di Desa Juwangi, Boyolali areal dampak usaha hutan rakyat telah

mencapai luas 11,85 ha, sedang-kan di Desa Gogodalem, Sema-rang seluas 62,5 ha.

Hutan rakyat dengan luas hampir 80 ha milik petani terse-but kini memiliki tanaman jati dengan diameter yang bervariasi. Lingkungan yang dulu berbukit dan berbatu, kini tampak menghi-jau dengan tanaman tumpangsari yang tampak subur.

g. Pemberdayaan Masyarakat Dalam pemberdayaan

masyarakat, diperlukan upaya yang dapat memadukan pemban-gunan masyarakat di sekitarnya dengan program pembangunan yang lebih luas (HMS. Kaban, 2008). Untuk itu peningkatan kes-ejahteraan di sektor kehutanan difokuskan pada masyarakat yang hidupnya tergantung pada sum-berdaya hutan, dalam kerangka peningkatan kelestarian hutan di Indonesia.

Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk mendapatkan manfaat sumberda-ya hutan secara optimal. Dan da-lam hal ini pengembangan hutan rakyat dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat selaku pemilik lahan sekaligus pengelola hutan tersebut.

Hasil kayu jati dari hutan rakyat tersebut, kini telah da-pat membantu menyuplay bahan baku kepada industri perkayuan dan atau meubel di berbagai tem-pat. Dan kayu-kayu tersebut kini telah dapat memberikan tambah-an penghasilan bagi petani secara rutin. Kehidupan yang dulu da-lam kemiskinan, telah merubah-nya dalam kehidupan yang lebih layak. Bahkan beberapa petani dapat menjalani hidupnya dalam kategori lebih dari cukup. Mereka dapat memberikan pendidikan ke-pada anak-anaknya yang cukup, bahkan tidak sedikit dari mereka yang dapat memberi fasilitas ke-pada anaknya ke tingkat pergu-ruan tinggi.

Kiranya komunikasi yang dibangun melalui penyebar luasan informasi serta pembinaan ten-tang hutan rakyat, sampai kepa-da masyarakat. Masyarakat telah mengerti dan merasakan manfaat dari semua itu. Program reha-bilitasi dan konservasi membawa dampak positif, baik kepada ling-kungan maupun masyarakat yang berada di sekitarnya. Dan pem-berdayaan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat dapat berjalan secara berkesinambungan hingga masa-masa mendatang bersama lestarinya lingkungan.

Kayu jati dari hutan rakyat di Desa Juwangi dan Go-godalem telah memberikan sum-bangsih tersendiri bagi industri perkayuan dan meubel di Jawa Tengah. Kayu bernilai ekonomi tinggi tersebut telah dapat men-ingkatkan aspek lingkungan, so-sial dan ekonomi bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Selain itu, tanaman temulawak yang telah dibudidayakan di bawah tegakan jati oleh kelompok tani di Desa Juwangi, menambah ke-mandirian kelompok tani wanita. Temulawak tersebut diolah dan dimanfaatkan dalam kemasan jamu tradisional, yang kini mulai dikenal di kota-kota sekitarnya.

Bahkan telah memasuki proses izin pengakuan mutu dan label dari Badan POM setempat, agar produksi jamu temulawak terse-but dapat disebarluaskan ke pasaran untuk memenuhi kebutu-han konsumen yang kini semakin meningkat permintaannya.

Produksi tanaman temu-lawak dari hutan rakyat mem-berikan tambahan penghasilan bagi kelompok tani wanita dalam rangka membantu suami men-cari nafkah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Maka pengembangan hutan rakyat se-jak tahun 1998/1999 di Desa Juwangi dan Gogodalem meru-pakan sebuah contoh keberhasi-lan program pemerintah, yang salah satu pendukungnya melalui penyebarluasan informasi seba-gai langkah strategi komunikasi dalam upaya kelestarian alam, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan. Dan keberhasilan tersebut tentunya tidak lepas dari pendukung, sarana, dan prasara-na lainnya. Seperti peran Pemer-intah Daerah, Tokoh Masyarakat, LSM, dan atau para pihak terkait lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. KesimpulanHutan Indonesia telah men-

galami degradasi dan deforestasi, yang mencapai angka 2,8 juta ha per tahun. Menimbulkan kerusa-kan di sana sini, dan telah men-imbulkan berbagai bencana alam longsor maupun banjir. Juga ru-saknya beberapa ekosistem yang merupakan rantai kehidupan mahluk di dalamnya. Flora dan fauna telah terganggu habitat dan kehidupannya, hingga spesies ter-tentu mendekati kepunahan.

Kebijakan pembangunan ke-hutanan melalui visi dan misi Departemen Kehutanan telah melaksanakan program prioritas guna menanggulangi apa yang telah terjadi selama ini. Dian-tara program prioritas tersebut adalah Program Rehabilitasi dan Konservasi, serta pemberdayaan masyarakat di dalam dan di seki-tar hutan. Dimana masyarakat miskin tang hiduonya menggan-tungkan sumberdaya hutan telah mencapai angka lebih dari 10 juta orang.

Untuk mewujudkan pro-gram, kiranya bukan hanya me-lulu memberikan teknis kepada masyarakat, diperlukan sarana dan prasarana lainnya. Dan pe-nyebarluasan informasi tentang pentingnya lingkungan bagi ke-hidupan mempunyai peran yang tidak kecil. Strategi komunikasi dalam penyebarluasan informasi tersebut dapat dilakukan mela-lui berbagai bentuk dan media. Dan salah satu bentuk seder-hana yang mudah dimengerti oleh masyarakat penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik. Publikasi pemban-gunan kehutanan dalam bentuk informasi tentang kegiatan hu-tan rakyat telah sampai kepada masyarakat di berbagai tempat.

Dengan kesadaran tinggi akan arti dan pentingnya kelestarain lingkungan bagi kehidupan kini dan akan datang, kelompok tani telah mengubah lahan miliknya yang sebelumnya terlantar men-jadi lahan produktif dan memberi manfaat bagi aspek lingkungan,

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKI-

Drs. Triyono PihatyantoPranata Humas MadyaPusat Informasi Kehutanan

Page 10: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

10w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Sumatera UtaraDinkes Sediakan 11 Klinik untuk Penderita HIV

“Klinik VCT itu berada di Medan dan Deli Serdang, dan direncanakan akan dibangun juga di kabupaten lainnya,” kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2ML) Dinkes Sumut, Sukarni, Kamis (12/02).

Pembangunan klinik VCT sebagai langkah untuk menghadapi penyebaran virus HIV/AIDS di Sumut yang tergolong cepat dan punya kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Menurutnya, kasus HIV/AIDS di Sumut layaknya fenomena gunung es, artinya yang tampak di permukaan sedikit, padahal fakta sebenarnya bisa 10 kali lipat.

Sesuai data nasional pada tahun 2006 diperkirakan terdapat sekitar 10.730 kasus HIV, namun yang terdaftar baru sekitar 1.548 orang. Data tahun 2007 menunjukkan pada kelompok populasi wanita pekerja seks terdapat peningkatan prevalensi sekitar delapan sampai sembilan persen dan untuk kelompok intra drug user (pengguna narkoba) sekitar 40-50 persen.(www.pemkomedan.go.id)

LampungProspek Ekspor Lada Hitam

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Agus Salim, mengatakan pangsa pasar ekspor lada hitam Lampung ke tujuh negara cukup cerah. Negara tujuan ekspor lada hitam Lampung adalah Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Korea Selatan, India, Vietnam, dan Pakistan.

Data Dinas Perkebunan Provinsi Lampung menunjukkan, produksi lada di provinsi itu hingga November 2008 mencapai 21.575 ton, hampir sama dengan produksi tahun sebelumnya sebanyak 21.000 ton. Pusat produksi lada di Provinsi Lampung adalah Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan, Lampung Barat, Lampung Timur dan Kabupaten Tulang Bawang. (gita-Infokom Lampung)

Jawa BaratPengelolaan Parkir Akan Diswastakan

“Pengelolaan parkir di Kota Bogor rencananya akan kita serahkan ke pihak swasta, karena sejauh ini penerimaan dari parkir belum memenuhi harapan,“ kata Walikota Bogor H. Diani Budiarto di Gedung Kemuning Gading Bogor, Selasa (12/2).

Rencana penyerahan kepada pihak swasta itu didasari pemikiran bahwa Pemkot Bogor akan menerima hasil bersih, dan juru parkir akan menjadi tangungan pihak swasta termasuk fasilitas parkir. Kalau sekarang, kata Diani, dengan hasil penerimaan yang diperoleh sebesar Rp1,5 miliar, juru parkir yang bertugas sebagai pemungut parkir menjadi tanggungan pemerintah Kota Bogor termasuk fasilitas pakaian dinasnya.

Ketika Pemerintah Kota Bogor beberapa waktu lalu pernah menyerahkan pengelolaan parkir kepada pihak swasta dan hasilnya cukup mengembirakan, bahkan retribusi parkir pernah menyumbang ke PAD sebesar Rp2,5 miliar. (www.kotabogor.go.id)

Jawa Tengah10 Desa Bebas BAB Sembarangan

Sebanyak 10 desa di 7 Kecamatan di Kabupaten Kebumen dinyatakan Desa Bebas Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Deklarasi itu diresmikan Bupati kebumen KH Nashiruddin Al Mansyur, di Desa Kali Wungu, Kecamatan Klirong, (5/2). Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian hasil kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan.

Penghargaan ini menurut Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Kebumen Dra Alfi ah Anggriani, diberikan sebagai wujud penghargaan pemerintah kepada masyarakat, "Selain itu diharapkan bisa menjadi modal untuk memutuskan mata rantai penyakit yang berbasis lingkungan." (infokom jateng)

Kalimantan TimurRunway Tujuh Bandara Diperpanjang

Dinas Perhubungan Kalimantan Timur berencana memperpanjang landasan pacu (runway) tujuh bandara yang ada di daerah tersebut. Tujuh bandara yang akan diperpanjang landasannya antara lain Bandara Sepinggan (Balikpapan), Kalimarau (Berau), Sungai Siring (Samarinda), Long Bawan dan Long Apung (Malinau), Bandara Data Dawai dan Bandara di Kabupaten Nunukan. “Perpanjangan runway itu tidak hanya dilakukan tahun ini saja. Namun sesuai peruntukkan dan kelayakan sesuai master plan yang dimiliki,” kata Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Kaltim Tunas Partono di Samarinda, Rabu (11/2).

Nusa Tenggara BaratSumbang 70 Ribu Ton GKG

Pulau Lombok sebagai lumbung pangan nasional menyumbang 70 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 40 ribu ton beras untuk kebutuhan pangan nasional.”Hal itu merupakan prestasi bagi pulau Lombok, kawasan yang dinilai kurang air dengan cuaca jarang hujan,modal petani terbatas, tenaga penyuluh lapangan yang langka dan dan adanya berbagai serangan hama,” kata pakar pertanian dan dosen Universitas Mataram, Khalil di Jakarta, Kamis (12/2).

Pemerintah daerah di pulau Lombok menurut dia, terus berupaya meningkatkan lahan pertanian dan diversifi kasi pangan. Luas lahan pertanian naik dari tahun 2002 yang tercatat 209 ribu ha menjadi 227 ribu ha pada 2007 dengan panen 2-3 kali/tahun.Keberhasilan ini menurut Khalil berkat dijalankannya program aksi masyarakat agrobisnis dan palawija serta kerjasama penelitian serta aplikasi antara lembaga perguruan tinggi dan BPPT. Khalil optimistis Pulau Lombok tidak hanya mampu swasembada beras, tapi juga menjadi lumbung beras nasional. (mf)

LINTAS DAERAHDepartemen SosialPerlu Pendekatan Manusiawi Dalam Relokasi Penduduk

Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengemukakan setiap upaya relokasi idealnya didahului dengan pembicaraan yang sejajar, dan harus manusiawi yang mengedepankan penghormatan akan martabat manusia. “Relokasi yang manusiawi menjadi jawaban terhadap upaya menyelesaikan masalah sosial di perkotaan khususnya menyangkut dengan masalah penataan kota,” kata Mensos di Jakarta, Kamis (12/2).

Mensos mengakui bahwa pemindahan suatu komunitas masyarakat bukanlah hal yang sederhana karena bukan sekadar pindah rumah, namun akan membawa konsekuensi perubahan sosial, ekonomi, budaya dan psikologis. Konsep yang ditawarkan Mensos mengadopsi prinsip pekerjaan sosial yaitu menghargai klien (yang ditolong). Dengan demikian, model relokasi yang humanis perlu terus dikembangkan dan bila perlu dijadikan model dalam penanganan masalah sosial.(Gs)

Departemen PertanianPemerintah Tak Bisa Paksakan Penggunaan Benih

Pemerintah tidak bisa memaksakan penggunaan benih kepada petani, meski menurut perhitungan pakar benih itu memiliki keunggulan. "Permasalahannya mungkin ada bagian yang belum tentu dimengerti petani. Untuk itu harus ada pendekatan dan sosialisasi yang lebih sering lagi, sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai, termasuk target pangan nasional dan pengunaan bibit hemat air,” kata Kepala Badan Litbang Pertanian Gatot Irianto di Jakarta, Kamis (12/2).

Pemerintah, menurut Gatot juga memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. "Pada 2008 kami memberikan bantuan pada petani senilai Rp1 triliun untuk pembelian benih," katanya.

Akan tetapi berkaitan dengan bantuan ini perlu ada pengarahan pada petani agar jangan salah dalam memilih benih dan disesuaikan dengan kondisi perubahan iklim. "Jangan sampai uang digunakan untuk menanam, tapi salah dalam memprediksi musim tanam, sehingga bantuan tersebut sia-sia," ujarnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar Sumber Daya lahan Litbang Pertanian Irsar Las mengatakan, masalah pengunaan benih memang diserahkan kepada petani bersama dengan kelompok taninya yang dianggap cocok bagi lahan pertanian mereka.(mf)

Badan Koordinasi Berencana Nasional Ajak Seluruh Anggota Keluarga Ikut Program KB

Kepala BKKBN Sugiri Syarief kembali mengajak semua keluarga untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. "Saya yakin ke depan tidak ada lagi istilah membiayai kegagalan karena semua usulan pembiayaan berdasarkan strategi map yang dibuat dengan perencanaan yang matang dan memecahkan masalah-masalah strategis," katanya.

Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, BKKBN tetap terus melakukan peningkatan kesetaraan KB baru bagi keluarga pra sejahteraa (KPS) dan keluarga sejahtera I (KS I) sebanyak 2,9 juta peserta dari total peserta KB baru mencapi 6 juta.

Selain itu, BKKBN juga akan meningkatkan kesetaraan KB Pria menjadi 3,6 persen peserta KB aktif dan mengembangkan PIK KRR sebagai tempat rujukan informasi bagi remaja perempuan yang ditargetkan pada tahun 2009 dapat mendewasakan usia perkawinan pertamanya menjadi 21 tahun. (Yr)

Departemen Luar NegeriTangkap Peluang Bisnis di Uzbekistan

Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda berharap pengusaha dan investor Indonesia dapat menangkap dan memanfaatkan peluang bisnis dan investasi yang cukup besar di Uzbekistan. “Di tengah krisis fi nansial global, ekonomi Uzbekistan masih mampu tumbuh sebesar 7 persen dari sebesar 9 persen yang dinikmati negara itu tahun lalu,” kata Menlu seusai bertemu dengan Menlu Uzbekistan, Vladimir Norov, di Kantor Deplu, Jakarta, Kamis (12/2).

Kedua negara sepakat meningkatkan kerjasama bilateral di bidang kepabeanan, perdagangan dan investasi, kerjasama dan kemitraan kota bersaudara (sister city) Banda Aceh dan Samarqand, standarisasi, kesehatan, pariwisata, informasi dan komunikasi, perbankan, kerjasama teknik, penanggulangan terorisme dan TOC, transportasi dan energi.(Kus)

LINTAS LEMBAGA

Kalau Indonesia pu-nya cara menggaet wi-satawan dengan slogan Visit Indonesia Year atau Tahun Kunjungan Indo-nesia. Pemkab Jember, Jawa Timur, punya kiat juga dalam menggenjot potensi wisata lokal.

Potensi wisata di Jember memang besar, terutama wisata bahari. Deretan tempat wisata tersebut terbentang di sepanjang kawasan Pantai Selatan Jember. Mulai dari Pantai Bande Alit di Kecamatan Tempurejo, Rowo Cangak di Ke-camatan Ambulu, Watu Ulo dan Tanjung Papuma di Kecamatan Ambulu, Pantai Puger dan Pancer di Kecamatan Puger hingga Pan-tai Paseban di Kecamatan Ken-cong.

“Semua tempat wisata bisa dikembangkan dengan sentuhan kreativitas dan dukungan semua pihak,” kata Kepala Kantor Pari-wisata Kabupaten Jember, Arif Dwi Cahyono.

Menurut Cahyono, selain pembenahan sarana, prasarana, dan promosi juga diperlukan ke-giatan untuk mengubah mindset masyarakat bahwa pariwisata bisa dikembangkan, “Pasalnya, untuk mengemasnya menjadi da-erah industri pariwisata tidak bisa

BBJ, Kiat Pemkab Jember Gaet Wisatawan

ditawarkan hanya dalam bentuk apa adanya. Yang jelas pengem-bangannya memerlukan bebera-pa syarat diantaranya mencipta-kan keamanan dan kenyamanan wisatawan,” cetusnya.

Oleh karena itu, Kantor Pari-wisata mendorong peningkatan kualitas jalan dan transportasi yang memadai, kebersihan dan keindahan lokasi, dan mendor-ong berkembangnya keramahan masyarakat sekaligus melakukan promosi.

“Kita akan memasukkan da-lam agenda-agenda pariwisata tahunan agar masyarakat Jem-ber maupun luar Jember bisa mengetahuinya dan tertarik un-tuk datang, ”ungkapnya.

Bulan Berkunjung ke JemberPromosi yang dilakukan Kan-

tor Pariwisata Jember terbilang lengkap. Ada kerjasama dengan travel agency, layanan city tour,

serta pengelola hotel. Sedang-kan promosi yang lebih luas juga dikembangkan melalui website dan majalah Hallo Jember yang disajikan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Jepang.

Untuk mengembangkan kesa-daran masyarakat akan wisata, Pemkab Jember juga menggagas Program "Bulan Berkunjung ke Jember" (BBJ).

“Diharapkan akan ada pen-ingkatan wisatawan domestik dan mancanegara agar masyarakat dapat melihat dan merasakan manfaat pengembangan wisata yang ada,” tegas Cahyono.

Selain itu Pemkab Jember ju-ga rajin mengikuti tourism expo yang dilaksanakan di berbagai daerah diantaraya Kuta Beach Festival, Legian Beach Festival, Majapahit Travel Fair, hingga ke-giatan promosi wisata di Jakarta dan Yogyakarta.

(mc-humas/jbr)

Page 11: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

s a

t u

k a

t a

i

n d

o n

e s

i a

11komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

KejahatanApakah Tuhan menciptakan

kejahatan? Mengapa dunia in i penuh dengan orang-orang jahat? Kalau Tuhan ti-dak menciptakan kejahatan, mengapa kejahatan ada di mana-mana? Pertanyaan itu menggema berulang-ulang, me-menuhi rongga kepalanya, dan membuatnya tak bisa nyenyak tidur selama berhari-hari.

Ia bukan fi lsuf, bukan pula pemikir. Ia hanya manusia biasa yang gusar dengan realitas yang ada di hadapannya: kejahatan yang sangat kasat mata, terjadi nyaris di semua sudut dunia, semua orang tahu itu melawan hukum, namun tak seorangpun mau dan mampu menghentikannya. Bahkan, karena begitu sering terjadi, banyak orang menganggap kejahatan sebagai sebuah kewajaran belaka.

Ia memeras otak, mencoba mencari jawab atas segala tanya. Namun yang muncul justru pertanyaan-pertanyaan baru yang makin membuatnya

sakit kepala: Mengapa harus ada kejahatan? Bukankah dunia akan lebih baik tanpa kejahatan? Apakah Tuhan sengaja menciptakan kejahatan dan membiarkannya merajalela di tengah kehidupan manusia?

K e b u n t u a n b e r p i k i r membuatnya putus asa. Ia pun pergi ke tempat sepi dan terpencil, mengurung diri di sebuah gua yang gelap dan dingin selama berhari-hari. Ia berharap, dengan berkontemplasi, ia dapat menemukan pencerahan atas kerisauan hatinya selama ini. Tapi nihil, pencerahan itu tak kunjung tiba. Sampai suatu ketika, seorang tua berjenggot dan bercambang putih memasuki gua dan menemukan tubuhnya yang terbaring lunglai tanpa daya.

Setengah mengigau, antara sadar dan tidak, ia bertanya kepada orang tua yang ada di hadapannya. “Pak Tua, siapakah engkau?”

“Aku adalah dirimu sendiri.”“Diriku sendiri? Ah, tapi

mengapa engkau masuk ke gua yang gelap dan dingin ini?”

“Kurasa tempat ini tidak gelap, hanya tidak ada cahaya sehingga tidak terang. Kamar ini juga tidak dingin, hanya tidak ada api sehingga tidak hangat.”

“Maaf, apa yang kamu maksudkan, Pak Tua?”

“Aku hanya ingin bilang, gelap itu sesungguhnya tidak ada. Gelap terjadi karena tidak adanya terang. Dingin sesungguhnya juga tidak ada. Dingin terjadi karena tidak adanya kehangatan. Sama seperti tidak adanya sakit saat semua orang sehat dan tidak adanya lapar saat semua orang kenyang.”

Ia bangkit, menatap Pak Tua dengan pandangan takjub. Semangatnya untuk berpikir sekonyong-konyong kembali pulih.

“Pak Tua, aku ingin bertanya, bagaimana pendapatmu tentang kejahatan?” potongnya tak sabar.

Pak Tua menghela nafas, lalu menjawab, “Kejahatan sejatinya

Daur Ulang Halte Pilkada

Apa yang terlintas jika di-sebut kata halte? Ya, tentu de-ngan mudah akan ada ingatan halte bus, yang diperuntukkan se-bagai tempat berteduh sejenak sembari menunggu kendaraan umum di pinggir jalan.

Tapi di Kolaka, ada halte yang dibuat khusus oleh komunitas anak muda sebagai tempat kongkow. Di masa kampanye pilkada, ada pula halte yang dibuat tim sukses untuk pemenangan Pilkada. Halte Pilkada, orang Kolaka menyebutnya. Tapi sayangnya, halte yang dibangun untuk menarik simpati dan dukungan massa terpaksa d ib iarkan terbengkalai dan hancur ketika kampanye usai.

Nah , d i Desa T i konu , Kecamatan Wundulako, sekitar 15km dari pusat Kota Kolaka, Safaruddin Nakir (20), justru punya kreatifi tas memanfaatkan Halte Pilkada agar lebih bermanfaat. Dibantu saudaranya Sulfahri dan Sawal, Safar --panggilan akrab Safaruddin-- menyulap halte yang telah ditinggalkan usai Pilkada Kolaka beberapa waktu lalu.

Safar yang kini masih tercatat sebagai mahasiswa jurusan sistem informasi Universitas 19 November Kolaka, berinisiatif memanfaatkan warisan Halte Pilkada tersebut

juga tidak ada. Kejahatan muncul karena tidak adanya kebaikan.”

“Jadi, Tuhan tidak menciptakan kejahatan?"

Pak Tua menggeleng. “Tak sekalipun Tuhan menciptakan hal-hal buruk, tidak pula kejahatan. Kejahatan timbul karena manusia tidak memelihara kebaikan yang dititipkan Tuhan kepadanya.”

“Tapi mengapa dunia ini penuh dengan kejahatan?”

“Itu karena terlalu banyak orang menganggap bahwa kebaikan bukanlah sesuatu yang harus diupayakan. Mereka berpikir, dengan diam kebaikan akan tumbuh dengan sendirinya. Pemikiran semacam itu sangat keliru, Nak. Seperti halnya para pelaku kejahatan yang begitu agresif menjalankan aksinya, para pendekar kebaikan pun seharusnya agresif menanamkan kebaikan. Ketahu i lah , mera ja le lanya kejahatan di antaranya adalah karena banyak orang-orang sepertimu, yang hanya duduk diam, berpikir berkepanjangan bahwa kejahatan harus diberantas,

namun tidak berbuat apa-apa untuk menegakkan kebaikan,” kata Pak Tua sambil berlalu.

Ia tertunduk, menekuri diri sendiri. Pak Tua yang memberinya pencerahan sudah pergi entah ke mana. Sejenak kemudian ia bangkit, melangkah ke l ua r dan memandang sekeliling. Ia tersenyum. Kali ini ia memandang dunia dengan cara pandang yang sangat berbeda! (gun)

agar lebih bernilai dan berharap bisa berumur panjang.

Letak halte seluas 3x2 meter yang terbuat dari lembaran papan seadanya memang cukup strategis. Tepat di pusat keramaian Desa Tikonu, Simpang Empat orang menyebutnya.

Setiap menjelang sore hingga malam, simpang empat menjadi tujuan tempat anak-anak desa kongkow. Di depannya halte ada satu-satunya masjid di desa itu. Halte itu berdiri di atas tanah Muh. Arsyad, salah seorang tokoh masyarakat Desa Tikonu.

Safar yang juga aktifi s remaja masjid ini berfikir bagaimana halte tersebut tidak hanya sekedar tempat kumpul yang tidak membawa manfaat. Oleh Safar bersaudara kini telah diubah menjadi perpustakaan mini.

P ik i ran sederhana Safar mengatakan, perpustakaan adalah gudang ilmu pengetahuan. “Orang bijak adalah orang yang mengetahui ilmu pengetahuan, untuk beri lmu harus gemar membaca dan perpustakaan itu kuncinya,” kata anak kedua dari pasangan Nakir dan Rukaya ini.

Untuk menyulap halte menjadi perpustakaan mini, Safar mengaku memanfaatkan beberapa lembar papan dan triplek bekas untuk menutupi ruang halte yang terbuka. Setelah kelar, Safar lalu memboyong koleksi buku pribadinya ke perpustakaan.

Grameen Bank Cabang Indonesia

Bukan Muhammad Yunus, sang penerima penghargaan Nobel Perdamaian, yang mem-buka Bank Gakin. Meskipun nasabahnya kebanyakan ada-lah masyarakat ekonomi sangat lemah (miskin). Tapi bank satu ini adalah Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) dibawah bi-naan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop dan UKM) Kabupaten Jember.

Selama tiga tahun terakhir, prestasi Bank Gakin mening-kat pesat. Lembaga ini mampu memutar keuangan awal Rp1,4 miliar menjadi Rp14,4 miliar. Di tahun 2005, nasabah Bank Gakin semula berjumlah 100 orang di dua dusun. Setelah berjalan 3 ta-hun, menjadi 4.500 orang yang tersebar di 34 dusun dalam desa yang berbeda.

Kepala Seksi (Kasi) Usaha Mikro Dinkop dan UKM Kabupat-en Jember, Agus Edhi Susanto mengatakan prinsip yang di-jalankan pada sistem Bank Gakin ini adalah tanggung renteng, kedisiplinan dan solidaritas antar sesama nasabah. Bank Gakin memang membidik usaha mikro masyarakat. Pinjaman diberikan kepada kelompok masyarakat yang terdiri atas 6 orang. “Ang-gotanya terdiri atas pokmas yang dibentuk di dusun-dusun masing-masing desa, ”ungkapnya.

Menurut Agus, pola tang-gung renteng yang diterapkan

membawa konsekuensi setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menanggung resiko. Jika salah satu dari anggota pok-mas tak mampu melunasi tung-gakan uang yang dipinjamnya dalam seminggu, maka 5 orang lainnya harus berusaha melunasi utang. “Angsuran selama sem-inggu bisa dicicil selama 10 kali. Hal inilah yang membuat Bank Gakin Jember bertahan, karena semua anggotanya berkomitmen terhadap kesuksesan usaha kel-ompoknya, ”jelasnya.

Selain itu, Bank Gakin juga menarik karena kredit diberikan dengan mudah tanpa agunan. Meski demikian, hingga kini Bank Gakin tidak kenal kredit macet, karena pola tanggung renteng tadi. Bahkan nasabahnya selalu bertambah dari tahun ke tahun. “Itu semua juga didukung pen-guatan kelembagaan, serta ke-mudahan dalam proses pemin-jaman, ”terang Agus.

Penguatan kelembagaan me-mang menjadi titik perhatian uta-ma. Agus menjelaskan, pengem-bangan Pokmas sebagai nasabah Bank Gakin disetting per dusun atau kampung. Hal itu dikarena-kan pertimbangan teknis, bahwa sentimen emosional masyarakat kampung pada umumnya terjalin kuat. Dengan begitu, berbagai pengaruh ekternal yang cend-erung merusak bisa diminimali-sir. “Tugas Dinkop UKM hanya mengawal pendanaannya dari permodalan yang berasal dari Bagian Keuangan dan Bagian Ekonomi,” pungkasnya.

(mc-humas/jbr)

Kini di halte yang berjarak hanya 20 meter dari Safar, tiap menjelang petang, beberapa anak desa terlihat berkumpul. Ada yang sekadar duduk-duduk, tapi ada juga sibuk membolak-balik buku.

Buku yang ada di perpustakaan mini Safar memang belum seberapa banyak, kira-kira baru ada puluhan. Ada buku Lentera Hati karya Prof Qurais Shihab, hikayat nabi-nabi hingga buku pelajaran untuk SD hingga SMA. Juga ada majalah dan koran. “Untuk sementara saya belum bisa pinjamkan, saya hanya ijinkan mereka membaca disini,” katanya.

Menurut Safar, pengelolaan perpustakaan mininya untuk sementara masih ditangani sendiri dibantu saudaranya. Jam buka perpustakaan mininya pun hanya pada jam sore atau malam hari hingga pukul 21.00 WITA. “Jam bukanya masih bergantung pada saya, kalau masih disini saya buka, tapi kalau saya ada urusan keluar atau saya kuliah terpaksa tutup dulu,” katanya.

Kedepan, Safar bertekad untuk terus menghidupkan perpustakaan mininya dan berobsesi membuat perpustakaannya menjadi pusat informasi desa. “Kalau saya punya uang, saya akan lengkapi dengan komputer dan internet, biar wawasan orang desa lebih kaya lagi,” katanya.

(Saba & Arnan, Kolaka)

Page 12: Edisi 02/Thn V/Februari 2009

12w

ww

.bip

ne

ws

ro

om

.in

fo

komunika Edisi 2/Tahun V/Februari 2009

Mentari mulai terik. Kesibukan pagi itu makin terasa di sepanjang jalur Kupang-Soe. Meski tak seramai ibukota, namun lalu lalang orang di pasar yang ada di pinggir jalan.

Riuhnya tawar menawar dan pemilihan barang seolah menjadi penanda geliat ekonomi masyarakat. "Ini pasar seribu," cetus Wilson, pegawai pemerintah daerah setempat yang ikut menjadi teman perjalanan menyusuri Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Tentu ungkapan yang menggelitik, kenapa harus disebut pasar seribu? Tak menunggu lama, Wilson seolah mengerti wajah penuh tanya, langsung membuka suara, "Jika anda beli apapun disini, harga akan sama, seribu semua," lanjutnya.

Saya tak tahu harus bilang apa saat mendengar penuturan Wilson, namun ketika mencoba menelisik mengapa mereka melakukan hal itu. Wilson kembali bercerita, "Coba dilihat, semua barang yang diperjualbelikan disini, kebanyakan adalah hasil alam. Untuk keperluan makan penduduk sehari-hari. Di sini mereka mengambil dari tanah untuk semua itu. Apa yang mereka ual adalah bagian dari apa yang mereka makan sehari-hari," jelas Wilson panjang lebar.

Pasar seribu, yang disebut Wilson, memang sebuah pasar sederhana. Tak lebih luas dari lapangan volley. Letaknya pun berjajar sepanjangan jalan. Mungkin ada yang menyebutnya pasar tempel atau pasar tumpah. Bisa jadi angka rupiah yang berputar disini tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan ekonomi nasional, namun ia memberikan makna bagi kebutuhan dan roda ekonomi di tingkat lokal dan yang paling penting bisa memenuhi kehidupan keseharian.

"Dorang (kita) bisa beli kebutuhan untuk makan dan ikut membantu tetangga lain yang membutuhkan uang untuk beli kebutuhan lain. Entah itu beras, gula, minyak atau yang lainnya," kisah Elli, salah seorang pengunjung pasar yang membawa sekeranjang penuh sayuran segar.

Selingget (satu ikat), berisi sepuluh lonjor petai ukuran sedang, awal bulan lalu hanya ia jual Rp4.500. Tapi kini konon harganya melambung nyaris dua kali lipat menjadi Rp 9.000. Kabar kenaikan harga petai itulah yang membuat Kamidjan nekat menerobos geri-mis menuju satu-satunya pasar tradisional di desanya yang dijuluki sebagai “Pasar Setan” karena aktivitasnya hanya ramai pada pukul tiga hingga tujuh pagi. “Yah, dingin gak apa-apa, yang penting hasilnya cucuk (cocok dengan jerih payahnya),” katanya.

Benar saja, baru sepuluh menit menggelar dagangannya dekat pintu pasar, 25 lingget petai yang dibawanya sudah amblas tak ber-sisa. “Alhamdulillah, ternyata para penggemar petai tak kenal krisis ekonomi dunia,” kata lelaki yang dua gigi depannya sudah tanggal ini sambil tersenyum lebar.

Sepagi itu, di tengah gerimis yang terus menderai, Samidjan su-dah menangguk fulus Rp225 ribu, jumlah yang cukup besar untuk ukuran kantong warga desa. Kalau semua uang untuk beli tempe, satu kol pick-up bisa diborongnya.

Tapi tampaknya Samidjan pagi itu sedang tak berminat makan tempe. Saat ditanya mau diapakan uang sebanyak itu, dengan pasti Samidjan menjawab, “Untuk beli seragam sekolah anak, sisanya untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan ditabung.”

D i se luruh bag ian pasar yang becek dan kusam, ratusan penduduk berbaur dalam suasana tawar-menawar nan riuh ditingkah rinai hujan. Sangat ramai, sampai sulit dipercaya bahwa pagi yang ingar-bingar itu belum lagi pukul

lapak-lapak kecil beralaskan karung plastik yang berfungsi laksana toko besi, toko kelontong, toko kayu, toko pakaian, toko perhiasan, tak ketinggalan warung makanan dan minuman. Pokoknya lengkap-kap-kap!

Di bagian lain, persis di tepi jalan aspal, di bawah naungan ter-pal, para bapak sedang memilah dan menumpuk kelapa, jagung, beras, singkong, ketela, kopi, gula jawa, dan “komoditas perdesaan” lainnya.

Sementara para pedagang yang datang dengan mobil bak terbuka dari Magelang, Muntilan, Pur-worejo dan Jogjakarta, juga sibuk menurunkan alat-alat rumahtangga, barang-barang plastik, barang pe-cah-belah, barang elektronik, dan barang-barang “produksi kota” lainnya.

“Pasar Setan merupakan tempat bertransaksi orang kota dan orang desa. Mereka saling tukar barang kebutuhan di sini. Orang desa beli barang-barang pabrikan yang gak ada di desa, sementara orang kota beli hasil bumi produksi masyarakat sini, jadi klop lah!” kata Gatul Pra-mudiyono, warga setempat yang mengantarkan komunika ke pasar yang nyatanya tidak dihuni setan ini.

Awalnya komunika agak under estimated, alias menyepelekan, melihat kondisi pasar yang kumuh dan orang-orang yang bertransaksi rata-rata penampilannya kusam, jauh dari kesan mentereng. Tapi se-telah melihat dengan mata kepala sendiri, ternyata di balik kekumuhan itu tersimpan kekuatan ekonomi luar biasa.

“Meski hanya berlangsung sela-ma kurang lebih empat jam, namun saya pernah meneliti, omset sekali pasaran di sini bisa mencapai miliaran rupiah,” tutur Gatul, lulusan Fakultas Ekonomi sebuah universitas di Jogja yang juga guru SMK ini.

Selain omset yang besar, keku-atan di pasar ini, menurut Gatul, adalah masih terjaganya demokrasi jual-beli. Berbeda dengan di mal atau pasar swalayan modern yang ‘memaksa’ pembeli untuk membayar harga barang yang telah ditetapkan secara sepihak oleh penjual, di ‘Pasar Setan’ harga ditetapkan secara musyawarah-mufakat.

“Tak ada harga mati, semua bisa

di-nego. Jadi pembeli membayar sesuai dengan harga yang telah ia setujui,” terangnya.

Siti (35), misalnya, berhasil membawa pulang satu set piring makan setelah melalui tawar-me-nawar yang cukup ‘alot’ dengan penjualnya. “Semula penjual mema-tok harga Rp 15.000 satu lusin, tapi setelah saya nyang (tawar—red), bisa kena Rp 11.500,” ujarnya malu-malu.

Di sebelahnya, Sutar (55) ketawa lebar sambil menenteng rantang plastik pesanan istrinya yang baru saja ia beli dengan harga Rp 12.000. “Di toko kelontong Magelang sana harganya Rp 15.500. Di sini lebih murah karena tidak kena pajak dan bisa ditawar,” urainya.

Toh ‘kerewelan’ para pembeli dalam menawar tak membuat para pedagang jera. Mereka bahkan bersyukur karena bisa menjalin komunikasi lebih akrab dengan pelangannya. Saking seringnya tawar-menawar, kadang kala an-tara pembeli dan penjual sampai kenal secara pribadi. “Sering saya diun-dang khajatan oleh pelanggan,” ujar Wasilah (24), penjual barang-ba-rang plastik asal Muntilan.

Perempuan berputera dua ini mengaku tak terlalu risau da-gangannya dijual dengan harga hanya sedikit lebih tinggi dari harga pokoknya. Karena secara keseluruhan tetap saja keuntungan yang ia kumpulkan cukup besar, lantaran jumlah pelanggannya banyak. “Tuno satak bati sanak, mas. Rugi sedikit tapi tambah saudara,” ujarnya menukil pepatah Jawa kuno yang sudah nyaris tak terdengar.

Inilah demokrasi jual-beli yang kini sudah semakin langka di tengah merajanya sistem ekonomi pasar modern. Penghargaan atas manusia kini seolah mulai ditinggalkan dengan model transaksi baru yang kaku dan dipandu dengan mesin.

Apa mau dikata, interaksi di jagad ekonomi memang telah bergeser dari interaksi personal menjadi interaksi material. Saat mal, hipermarket, supermarket, dan retail bermunculan, demokrasi jual-beli ala pasar tradisional yang kental dengan dimensi manusia pun tersisih ke pelosok-pelosok perkampungan. (g)

Dinihari pukul 03.30 WIB. Sepagi itu, rintik hujan sudah membasah bumi. Toh tangis langit tak menyurutkan langkah Kamidjan (57) yang sedang bergegas menuju “Pasar Setan”. Lelaki dua cucu warga Kaliabu, Kec Salam, Kab Magelang, Jateng, ini tampak bersemangat

memanggul sekarung besar petai hasil panen dari kebunnya. Ia tak terlalu mempedulikan tubuhnya yang kedinginan dan basah kuyup. Keinginannya hanya satu, segera sampai di pasar Kaliabu dan ketemu dengan orang-orang yang akan membeli petainya. “Mumpung harga lagi

bagus!” serunya kepada komunika dengan nafas tersengal.

empat. “Beginilah suasana khas ‘Pasar Setan’, ramai pada jam-jam ‘setan gentayangan’ dan sepi pada saat manusia mulai bekerja,” imbuh Samidjan terkekeh.

Tapi jangan salah, kendati beroperasi di pagi buta, kelengkapan isi pasar itu tak kalah dengan toko serba ada, pokoknya “3A” alias apa-apa ada. Seperti yang komunika lihat, di tengah pasar, puluhan ibu

tampak sibuk memilih sayuran, buah-buahan dan juga bumbu dapur. Di dekatnya, di lapak yang menjual sembilan bahan pokok, seorang pelayan tampak kuwalahan melayani pelanggan yang minta didahulukan.

Sementara di lapak yang lain, para penjual daging ayam, daging kambing dan daging sapi, juga ramai diantre pembeli. Ada juga

Pasar, selain tempat bertemunya para penjual dan pembeli, masih dinilai menjadi pusat ekonomi masyarakat yang cukup kuat. Bahkan dalam sejarahnya, sebuah pasar akan menjadi pemicu bagi perkembangan pemukiman-pemukiman warga sehingga kemudian menjadi pusat pemerintahan.

Mungkin Pasar Seribu, dimana semua barang dinilai dengan satu harga menginspirasi kemunculan konter atau toko yang menawarkan barang seharga Rp5 ribu atau Rp9 ribu rupiah. Namun satu hal yang pasti, kebutuhan keseharian pengunjung pasar seribu ini bisa terpenuhi. Dan pedagannya yang kebanyakan adalah orang kampung biasa juga bisa membeli aneka kebutuhan dari uang yang dikumpulkan dari hasil penjualan. Sebuah simfoni yang sangat indah.

Namun pasar seribu memiliki ancaman serius. Sama halnya dengan pasar tradisional. Meski di kawasan Indonesia Timur, pasar tradisional juga telah mulai ditinggalkan sedikit demi sedikit. "Orang sudah mulai berpikir tentang gengsi dan gaya hidup. Di NTT, kalau orang dari kabupaten lain tidak menginjakkan kaki di Flabora Mall (supermarket di Kupang, red) terasa belum mantap. Padahal mereka bisa jadi cuma beli mie dua bungkus dan air mineral," jelas Profesor Alo Liliweri, pengamat komunikasi budaya dari Universitas Nusa Cendana seolah mengesahkan adanya pergeseran budaya belanja di pasar tradisional.

Pasar memang merefleksikan berbagai perilaku atau budaya sebagian masyarakat dimana pasar itu berada. Meski gengsi belanja ke pasar modern sudah mulai menguat, namun masih banyak orang menrindukan kembali nuansa pasar tradisional. (m)