Top Banner
Economic & Financial 06/2016 RIEFING NOTES B “Implikasi Keputusan Brexit” Akhirnya hasil referendum memutuskan bahwa UK akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) setelah 51,9% masyarakat UK memilih untuk Brexit dan hanya 48,1% memilih Bremains. Hasil referendum tersebut disikapi oleh PM David Cameron dengan menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada Oktober 2016. Secara umum kondisi ini diperkirakan akan menciptakan ketidakpastian bagi UK dalam beberapa bulan mengingat akan ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan. Keluarnya UK dari keanggotaan UE (Brexit) sebenarnya merupakan isu lama yang kembali mencuat pada pemilu UK pada bulan Mei 2015. Pada awalnya, calon PM UK petahana, David Cameron, menginginkan UK untuk tetap menjadi bagian dari UE. Seiring berjalannya waktu, perkembangan politik menjelang pemilu menunjukkan adanya peningkatan jumlah pendukung partai oposisi yang notabene menjadikan isu Brexit sebagai janji kampanye. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Partai Konservatif yang mengusung David Cameron turut menjanjikan referendum bagi Brexit yang paling lambat akan diselenggarakan referendum pada tahun 2017. Konsekuensi atas janji kampanye itulah yang akhirnya mendorong PM David Cameron untuk melaksanakan referendum pada tanggal 23 Juni 2016 ini. Isu Pro Brexit Kontra Brexit Ekspor – impor UK bisa membuka kesepakatan dagang dengan negara-negara utama lain secara lebih luas tanpa ikatan sebagai anggota UE. Ekspor UK didominasi oleh ekspor ke negara anggota UE lain. Keanggotaan UK dalam UE mendapatkan fasilitas bebas tarif ekspor dan hambatan non-tarif. Kewenangan dalam menyusun regulasi Kewenangan atas regulasi terkait ketenagakerjaan, kesehatan, dan keamanan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah UK Regulasi yang ada selama ini mengacu pada standar UE dan sejauh ini memberikan keuntungan bisnis bagi UK. Keberadaan UK di dalamnya diharapkan dapat memberikan pengaruh di dalam penyusunan regulasi. Tenaga kerja Tidak lagi mengikuti standar UE yang mewajibkan UK untuk membuka kesempatan bagi imigran negara kawasan. Dengan fleksibilitas tersebut UK dapat menyaring imigran yang masuk untuk mendapatkan kualitas SDM yang lebih baik, terutama dari luar UE. Keluar dari keanggotaan UE tidak serta merta mengurangi arus imigran dari sesama anggota UE. | Beberapa Isu dan Pro-Kontra atas Brexit vs Bremain
8

Economic & Financial RIEFING NOTES

Jan 18, 2017

Download

Documents

hoangtram
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Economic & Financial RIEFING NOTES

Economic & Financial

06/2016

RIEFING NOTES B

“Implikasi Keputusan Brexit”

Akhirnya hasil referendum memutuskan bahwa UK akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) setelah 51,9% masyarakat UK memilih untuk Brexit dan hanya 48,1% memilih Bremains. Hasil referendum tersebut disikapi oleh PM David Cameron dengan menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada Oktober 2016. Secara umum kondisi ini diperkirakan akan menciptakan ketidakpastian bagi UK dalam beberapa bulan mengingat akan ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan.

Keluarnya UK dari keanggotaan UE (Brexit) sebenarnya merupakan isu lama yang kembali mencuat pada pemilu UK pada bulan Mei 2015. Pada awalnya, calon PM UK petahana, David Cameron, menginginkan UK untuk tetap menjadi bagian dari UE. Seiring berjalannya waktu, perkembangan politik menjelang pemilu menunjukkan adanya peningkatan jumlah pendukung partai oposisi yang notabene menjadikan isu Brexit sebagai janji kampanye. Untuk mengatasi kondisi tersebut, Partai Konservatif yang mengusung David Cameron turut menjanjikan referendum bagi Brexit yang paling lambat akan diselenggarakan referendum pada tahun 2017. Konsekuensi atas janji kampanye itulah yang akhirnya mendorong PM David Cameron untuk melaksanakan referendum pada tanggal 23 Juni 2016 ini.

Isu Pro Brexit Kontra Brexit

Ekspor – impor

UK bisa membuka kesepakatan dagang dengan negara-negara utama lain secara lebih luas tanpa ikatan sebagai anggota UE.

Ekspor UK didominasi oleh ekspor ke negara anggota UE lain. Keanggotaan UK dalam UE mendapatkan fasilitas bebas tarif ekspor dan hambatan non-tarif.

Kewenangan dalam

menyusun regulasi

Kewenangan atas regulasi terkait ketenagakerjaan, kesehatan, dan keamanan sepenuhnya berada di tangan Pemerintah UK

Regulasi yang ada selama ini mengacu pada standar UE dan sejauh ini memberikan keuntungan bisnis bagi UK. Keberadaan UK di dalamnya diharapkan dapat memberikan pengaruh di dalam penyusunan regulasi.

Tenaga kerja

Tidak lagi mengikuti standar UE yang mewajibkan UK untuk membuka kesempatan bagi imigran negara kawasan. Dengan fleksibilitas tersebut UK dapat menyaring imigran yang masuk untuk mendapatkan kualitas SDM yang lebih baik, terutama dari luar UE.

Keluar dari keanggotaan UE tidak serta merta mengurangi arus imigran dari sesama anggota UE.

| Beberapa Isu dan Pro-Kontra atas Brexit vs Bremain

Page 2: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 2

Economic & Financial Briefing Notes

Beban Iuran Keanggotaan

Tidak ada lagi biaya 350 juta pounds per tahun yang dibayarkan ke UE. Dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan prouduktif misalnya riset ilmiah dan pengembangan industri baru.

Biaya rata-rata untuk iuran UE adalah 350 pounds per rumah tangga per tahun sementara manfaat yang diperoleh diperkirakan mencapai 3.000 pounds per rumah tangga per tahun.

Transaksi perdagangan antara Indonesia dengan UK relatif kecil. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2015 nilai perdagangan Indonesia dengan UK hanya sebesar USD2,34 miliar dengan tren yang menurun dari tahun ke tahun. Namun demikian, mempertimbangkan posisi UK sebagai pintu masuk produk ekspor Indonesia ke pasar UE, keluarnya UK akan berdampak terhadap ekspor Indonesia ke UE.

Oleh karena itu, Indonesia perlu mengantisipasi perubahan yang akan terjadi dengan mengklarifikasi kepada UE terkait posisi UK di dalam Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) selama masa transisi. Indonesia juga perlu mengantisipasi perubahan ketentuan atau standar perdagangan baik dengan UE maupun UK yang mungkin bisa menetapkan ketentuan yang lebih ketat dari sebelumnya, terutama untuk produk hasil kayu Indonesia.

Dari sisi foreign direct investment, dampak langsung terhadap FDI relatif kecil mengingat nilai investasi UK di Indonesia yang tidak signifikan.

Dampak jangka pendek lebih pada portfolio flows karena fund manager global pada situasi seperti ini cenderung melepas aset-aset yang dianggap berisiko termasuk portofolio investasi di emerging market. Sentimen negatif diperkirakan akan menekan nilai tukar Rupiah, pasar modal, dan SUN. Namun demikian, sifatnya hanya sementara.

IHSG ditutup pada level 4.834,6 atau -0,8% terhadap penutupan Kamis (23/6), membaik dibandingkan penutupan sesi I yang sempat melemah -2,3%. Tekanan yang dialami IHSG juga dialami oleh semua indeks di kawasan dengan pelemahan terdalam dicatatkan oleh Nikkei (-8,1%) diikuti Hangseng (-4,7%).

Pelemahan IHSG diperkirakan hanya bersifat sementara yang didorong oleh panic selling terutama investor domestik sementara hingga penutupan sesi I investor non residen hanya mencatatkan net sell sebesar Rp13 miliar. Berbeda dengan tekanan pada pasar modal Jepang yang berpotensi bersifat fundamental mengingat nilai ekspor Jepang yang cukup besar (pada tahun 2015 Jepang termasuk 15 negara eksportir terbesar ke UK).

Nilai tukar rupiah, pada sesi perdagangan hari ini ditutup pada level Rp13.391,00 per USD atau -1,07% terhadap penutupan Kamis (23/6), membaik jika dibandingkan posisi terendah hari ini yang sempat menyentuh level Rp13.530,00 per USD.

| Dampak Terhadap Indonesia

Page 3: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 3

Economic & Financial Briefing Notes

Situasi kepanikan pasar global saat ini dapat menciptakan keuntungan bagi Indonesia apabila berhasil mengesahkan tax amnesty mengingat potensi masuknya dana-dana repatriasi ke Indonesia.

Sebaliknya, dampak kegagalan tax amnesty terhadap perekonomian dalam negeri bisa lebih besar dibandingkan isu Brexit terutama terhadap investasi portofolio. Oleh karena itu, pemerintah harus dapat mengawal UU Tax Amnesty untuk segera difinalisasi yang bisa meredam implikasi isu Brexit.

Pasca Brexit belum ada kejelasan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah UK di masa transisi setelah referendum.

Ke depannya akan ada sentimen negatif lanjutan dari perkembangan ekonomi UK pasca Brexit, misalnya UK budget cut dan divestasi perusahaan asing UE di UK. Sentimen yang muncul diperkirakan hanya sementara seperti halnya ketika isu Grexit di mana Yunani berencana keluar dari UE. Pasar masih bereaksi terhadap hasil referendum. Penurunan pasar saham dan nilai tukar Rupiah ini sifatnya hanya sementara dan semua akan kembali sesuai dengan fundamental perekonomian. Oleh karena itu, Pemerintah bersama otoritas moneter (BI) dan regulator sektor keuangan (OJK) perlu menjaga fundamental dengan baik melalui berbagai formulasi kebijakan yang tepat.

Pengarah: Kepala Badan Kebijakan Fiskal

Penanggung Jawab: Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan

Penyusun: Syaifullah, Ronald Yusuf, Munafsin Al Arif, Alfan Mansur, Priska Amalia, Nurul Fatimah

Sumber Data: Bloomberg, Reuters, KBRI London

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada

jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.

| Peluang Bagi Indonesia

| Tantangan ke Depan

| Penutup

Page 4: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 4

Economic & Financial Briefing Notes

Lampiran

Pasar Modal

As of 16.15 pm Current Current to Prev. Day

Close

Prev. Day Daily

Change

IHSG 4.834,6 -0,8% -0,46%

Nikkei 14.952,0 -7,9% 1,07%

STI 2.735,0 -2,1% 0,28%

Hangseng 20.259,1 -2,9% -0,47%

Shanghai 2.854,3 -1,3% 0,35%

KOSPI 1.925,2 -3,1% -0,29%

Stock Exch. of Thailand

1.412,1 -1,7% 0,82%

Dow Jones 18.011,1 (closed) 1,29%

S&P 500 2.113,3 (closed) 1,34%

FTSE 100 6.027,751 -4,90% 1,23%

Nilai Tukar

As of 16.15 pm Current Change to Prev. Day

Close

Prev. Day

Daily Change

Rupiah 13.391,00 -1,07% 0,26%

Ringgit 4,09 -1,79% 0,47%

Dollar Singapura 1,36 -1,36% 0,06%

Baht 35,34 -0,63% 0,15%

Peso 46,86 -0,79% -0,33%

Yen 103,02 3,00% -1,68%

Yuan 6,62 -0,54% -0,03%

Poundsterling 1,39 -6,84% 1,16%

Euro 1,11 -2,41% 0,79%

Komoditas

As of 16.15 pm Current Change to Prev.

Day Close

Minyak (Brent) 48,68 -4,38% 2,06%

Emas 1.308,88 4,14% -0,74%

Page 5: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 5

Economic & Financial Briefing Notes

Pergerakan Rupiah dan IHSG

s.d. Jumat (24/6) per 10 menit

Pergerakan Minyak Mentah (Brent) dan Emas Global

s.d. Jumat (24/6) per 10 menit

IHSG:

4,768

IDR: 13,410 per

USD

Brent oil: 48.52 USD per barel

Gold: 1,317

Page 6: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 6

Economic & Financial Briefing Notes

Brexit in Charts

UK menghadapi risiko resesi ekonomi pada level yang

sama seperti pada November 2008 menjelang GFC

Kawasan Eropa dan Amerika utara berpotensi terkena

dampak terbesar melalui saluran perdagangan

Volatilias pound UK meningkat secara drastis jelang

voting tanggal 23 Juni 2016

Jumlah imigran asal Uni Eropa ke UK terus meningkat

sejak 2010

Porsi net FDI EU terhadap UK merupakan yang

terbesar ke-2 setelah US

PDB UK berkontribusi 16.2% terhadap PDB total EU;

Terhadap EU, UK merupakan net importir untuk

perdagangan barang, tetapi net eksportir untuk jasa

Page 7: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 7

Economic & Financial Briefing Notes

Posisi Pukul 14.54 PM

Page 8: Economic & Financial RIEFING NOTES

| Economic & Financial – Briefing Notes 8

Economic & Financial Briefing Notes

Posisi Pukul 16.14 PM