Top Banner
Chart Pattern Satu lagi aspek yang harus Anda kenali dalam analisa teknikal, yaitu: “Chart Pattern”. Sebelumnya, Saya sarankan Anda untuk memahami bacaan pada bab Trendline dan Support & Resistance terlebih dahulu sebelum melanjutkan bab ini. Alasannya adalah karena Chart Patterns pada dasarnya dibentuk oleh sekumpulan konsep yang terdapat pada Trendline dan Support & Resistance. Sifat-sifat yang dimiliki Chart Patterns pun tidak akan jauh berbeda dengan apa yang sudah dibahas pada bab-bab tersebut. Maka dari itu, demi menghindari “miss” dalam pembahasan kali ini, silahkan dengan lapang dada Anda mengulang bacaan pada bab Trendline dan Support & Resistance. Untuk yang merasa sudah memahami, silahkan lanjutkan bab ini. Sempat disinggung di atas, bahwa Chart Pattern adalah pola grafik yang terbentuk dari sekumpulan konsep yang terdapat pada Trendline dan Support & Resistance. Pola ini pun pada dasarnya terbentuk oleh adanya kesepahaman trader di seluruh penjuru dalam mengidentifikasi dan merespons situasi maupun kondisi yang terjadi. Sama seperti yang sudah kita bahas pada bab Support & Resistance, kan? Sehingga, bisa dibilang yang menjadi konsep dasar pada bahasan kita kali ini adalah Support dan Resistance. Jadi, bagi yang belum paham akan konsep tadi dan ngeyel kepingin terus lanjut bab ini, tanggung sendiri ya resikonya! Awalnya, Chart Patterns tidaklah menjadi satu hal yang diperhitungkan dalam analisa teknikal. Sampai pada tahun 1920-an, seorang akuntan bernama Ralph Nelson Elliot mengemukakan hasil pengamatannya tentang hubungan antara konsep dasar pada Support dan Resistace dengan kecenderungan harga membentuk suatu pola. Apa yang dikemukannya tadi secara tidak langsung memperkuat anggapan yang telah ada sebelumnya bahwa manusia mempunyai perasaan atau emosi yang sama terhadap suatu situasi maupun kondisi. Dengan dasar anggapan itu Elliot memperkirakan reaksi manusia (baca: trader) akan selalu sama sampai kapanpun. Hal inilah yang membuat suatu pola cenderung berulang sehingga sangat dimungkinkan untuk diprediksi atau—paling tidak—dipahami kebiasaannya. Sebetulnya Chart Patterns hanyalah bentuk yang lebih spesifik dari suatu fase pada sebuah trend. Chart Patterns merangkum seluruh aktivitas perdagangan yang ada secara perspektif dan formatif. Dikatakan perspektif karena pola yang terbentuk akan sangat bergantung pada sudut pandang yang melihatnya. Dan, dikatakan formatif karena Chart Pattern terdiri dari formasi-formasi khusus yang terbentuk oleh pergerakan harga. Berbicara mengenai perspektivitas, pada dasarnya Chart Pattern dapat ditemukan dari sudut pandang yang bagaimanapun dan seperti apapun. Namun memang, apa yang diangkat dalam hal ini bukanlah
48

EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Jan 12, 2016

Download

Documents

manlimbang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Chart Pattern

Satu lagi aspek yang harus Anda kenali dalam analisa teknikal, yaitu: “Chart Pattern”. Sebelumnya, Saya

sarankan Anda untuk memahami bacaan pada bab Trendline dan Support & Resistance terlebih dahulu

sebelum melanjutkan bab ini. Alasannya adalah karena Chart Patterns pada dasarnya dibentuk oleh

sekumpulan konsep yang terdapat pada Trendline dan Support & Resistance. Sifat-sifat yang dimiliki

Chart Patterns pun tidak akan jauh berbeda dengan apa yang sudah dibahas pada bab-bab tersebut.

Maka dari itu, demi menghindari “miss” dalam pembahasan kali ini, silahkan dengan lapang dada Anda

mengulang bacaan pada bab Trendline dan Support & Resistance. Untuk yang merasa sudah memahami,

silahkan lanjutkan bab ini.

Sempat disinggung di atas, bahwa Chart Pattern adalah pola grafik yang terbentuk dari sekumpulan

konsep yang terdapat pada Trendline dan Support & Resistance. Pola ini pun pada dasarnya terbentuk

oleh adanya kesepahaman trader di seluruh penjuru dalam mengidentifikasi dan merespons situasi

maupun kondisi yang terjadi. Sama seperti yang sudah kita bahas pada bab Support & Resistance, kan?

Sehingga, bisa dibilang yang menjadi konsep dasar pada bahasan kita kali ini adalah Support dan

Resistance. Jadi, bagi yang belum paham akan konsep tadi dan ngeyel kepingin terus lanjut bab ini,

tanggung sendiri ya resikonya!

Awalnya, Chart Patterns tidaklah menjadi satu hal yang diperhitungkan dalam analisa teknikal. Sampai

pada tahun 1920-an, seorang akuntan bernama Ralph Nelson Elliot mengemukakan hasil pengamatannya

tentang hubungan antara konsep dasar pada Support dan Resistace dengan kecenderungan harga

membentuk suatu pola. Apa yang dikemukannya tadi secara tidak langsung memperkuat anggapan yang

telah ada sebelumnya bahwa manusia mempunyai perasaan atau emosi yang sama terhadap suatu

situasi maupun kondisi. Dengan dasar anggapan itu Elliot memperkirakan reaksi manusia (baca: trader)

akan selalu sama sampai kapanpun. Hal inilah yang membuat suatu pola cenderung berulang sehingga

sangat dimungkinkan untuk diprediksi atau—paling tidak—dipahami kebiasaannya.

Sebetulnya Chart Patterns hanyalah bentuk yang lebih spesifik dari suatu fase pada sebuah trend. Chart

Patterns merangkum seluruh aktivitas perdagangan yang ada secara perspektif dan formatif. Dikatakan

perspektif karena pola yang terbentuk akan sangat bergantung pada sudut pandang yang melihatnya.

Dan, dikatakan formatif karena Chart Pattern terdiri dari formasi-formasi khusus yang terbentuk oleh

pergerakan harga.

Berbicara mengenai perspektivitas, pada dasarnya Chart Pattern dapat ditemukan dari sudut pandang

yang bagaimanapun dan seperti apapun. Namun memang, apa yang diangkat dalam hal ini bukanlah

Page 2: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

semata-mata perspektivitasnya saja melainkan pula validitasnya. Tingkat validasi (validitas) Chart

Patterns yang dilihat dari sudut pandang (timeframe) yang luas tentu akan lebih tinggi daripada validitas

Chart Patterns yang terlihat di sudut pandang yang sempit. Validitas Daily Charts akan lebih tinggi

daripada Hourly Charts dan validitas Weekly Charts akan lebih tinggi daripada Daily Charts. Begitu

seterusnya.

Dari segi formasinya Chart Patterns terbagi ke dalam dua kategori, yaitu: pola pembalikan arah (Reversal

Patterns) dan pola berkesinambungan/berkelanjutan (Continuation Patterns). Seperti apa yang sudah

dibahas pada bab TREND, reversal adalah situasi dimana pergerakan harga mulai berganti arah. Dengan

kata lain Reversal Patterns adalah pola yang mengindikasikan pembalikan arah trend yang sedang

berlangsung. Sedangkan Continuation Patterns, sesuai dengan namanya, adalah pola yang

mengindikasikan terjadinya keberlanjutan sebuah trend yang sedang berlangsung walaupun pada

nyatanya mungkin akan didahului dengan koreksi yang wajar. Pesan terselubung yang dapat Anda ambil

dalam hal ini adalah bagaimana pada nantinya Anda bisa mengindentifikasi dan memanfaatkan secepat

mungkin informasi yang ada dengan pemahaman kedua kategori Chart Patterns tersebut. Lagi-lagi, hal

ini bertujuan bukan hanya demi keuntungan semata, melainkan keuntungan yang optimal.

Dua kategori Chart Patterns tadi memiliki bentuk-bentuknya masing-masing. Dan, bentuk-bentuk yang

terdapat pada charts tentu sangat banyak jumlahnya. Namun pada umumnya, ada beberapa bentuk yang

terkenal dikalangan trader. Berikut bentuk-bentuk yang dimaksud berdasarkan kategorinya:

1. Reversal Chart Patterns:

Head and Shoulders

Inverted Head and Shoulders

Triple Tops

Triple Bottoms

Double Tops

Double Bottoms

2. Continuation Chart Patterns:

Triangles

Flags

Pennants

Rectangles

Cup and Handle

Page 3: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

REVERSAL CHART PATTERNS

Head and Shoulders

OK! Kita awali dengan Head and Shoulders. Pola yang sering disingkat “HAS” ini merupakan pola yang

paling populer di kalangan trader. Sesuai dengan namanya, pola ini memiliki bentuk yang menyerupai

bagian tubuh manusia, yaitu “kepala” dan “bahu”.

sangat populer karena sangat mudah ditemui pada pergerakan harga.

Head and Shoulders, dikatakan oleh para pakar analisa teknikal, sebagai pola terkuat dan memiliki

tingkat akurasi yang tinggi. Mengutip p

berjudul Encyclopedia of Chart Patterns

penelitiannya terhadap pergerakan 500 jenis saham selama periode 1991

pola Head and Shoulders yang validasinya cukup meyakinkan. 25 di antaranya merupakan sinyal

konsolidasi sedangkan 406 lainnya merupakan sinyal reversal. Itu artinya tingkat kegagalan yang

terdapat pada pola Head and Shoulders ini hanyalah sebesar 6

Gambar di atas adalah ilustrasi pola Head and Shoulders yang di awali dengan trend naik (bullish/up

trending). Oh ya, sangat penting untuk kita sebelum mengidentifikasi suatu pola, selalulah perhatikan

trend yang mengiringinya.

REVERSAL CHART PATTERNS

OK! Kita awali dengan Head and Shoulders. Pola yang sering disingkat “HAS” ini merupakan pola yang

paling populer di kalangan trader. Sesuai dengan namanya, pola ini memiliki bentuk yang menyerupai

bagian tubuh manusia, yaitu “kepala” dan “bahu”. Selain karena bentuknya yang khas, pola ini menjadi

sangat populer karena sangat mudah ditemui pada pergerakan harga.

Head and Shoulders, dikatakan oleh para pakar analisa teknikal, sebagai pola terkuat dan memiliki

tingkat akurasi yang tinggi. Mengutip pernyataan Thomas N. Bulkowski (dari karyanya yang

Encyclopedia of Chart Patterns) yang juga menguatkan pendapat di atas, Ia menyebutkan dalam

penelitiannya terhadap pergerakan 500 jenis saham selama periode 1991-1996 (lima tahun) terdapat 431

Head and Shoulders yang validasinya cukup meyakinkan. 25 di antaranya merupakan sinyal

konsolidasi sedangkan 406 lainnya merupakan sinyal reversal. Itu artinya tingkat kegagalan yang

terdapat pada pola Head and Shoulders ini hanyalah sebesar 6-7%.

r di atas adalah ilustrasi pola Head and Shoulders yang di awali dengan trend naik (bullish/up

trending). Oh ya, sangat penting untuk kita sebelum mengidentifikasi suatu pola, selalulah perhatikan

OK! Kita awali dengan Head and Shoulders. Pola yang sering disingkat “HAS” ini merupakan pola yang

paling populer di kalangan trader. Sesuai dengan namanya, pola ini memiliki bentuk yang menyerupai

Selain karena bentuknya yang khas, pola ini menjadi

Head and Shoulders, dikatakan oleh para pakar analisa teknikal, sebagai pola terkuat dan memiliki

ernyataan Thomas N. Bulkowski (dari karyanya yang

) yang juga menguatkan pendapat di atas, Ia menyebutkan dalam

1996 (lima tahun) terdapat 431

Head and Shoulders yang validasinya cukup meyakinkan. 25 di antaranya merupakan sinyal

konsolidasi sedangkan 406 lainnya merupakan sinyal reversal. Itu artinya tingkat kegagalan yang

r di atas adalah ilustrasi pola Head and Shoulders yang di awali dengan trend naik (bullish/up-

trending). Oh ya, sangat penting untuk kita sebelum mengidentifikasi suatu pola, selalulah perhatikan

Page 4: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Seperti yang sudah di bahas pada bab Trendline, pergerakan up-trending chart bisa dilihat dari “lembah-

lembah” (A – C – E) dan “puncak-puncak” (Titik B – D) yang semakin lama semakin tinggi (Gambar 1).

Atau istilahnya memiliki Higher Lows & Higher Highs. Pola seperti yang diilustrasikan di atas

menggambarkan situasi suatu trend naik yang masih normal (titik A – D). Namun, kemudian menjadi

kehilangan momentumnya; yang juga mengindikasikan adanya pelemahan dari trend yang sedang

berlangsung, yaitu up-trend. Hal tersebut ditunjukkan dengan ketidakmampuan harga membentuk titik

puncak baru (F) yang lebih tinggi (new higher highs) dari puncak sebelumnya (D). Ketika mendapati hal

seperti ini, biasanya kebanyakan dari trader akan lebih memilih untuk wait and see ketimbang ikut

bertransaksi. Sehingga mengakibatkan harga semakin kehilangan kekuatannya untuk terus bergerak

naik. Lembah yang terbentuk sebelum puncak tertinggi (C) dan lembah yang terbentuk sebelum puncak

terakhir (E) nantinya dapat dijadikan konfirmasi lanjutan untuk kepastian pola ini. Lembah ‘C’ dan lembah

‘E’ tersebut jika kita tarik garis lurus bisa kita manfaatkan sebagai suatu support yang disebut garis leher

(neckline). Dan, jika neckline tersebut berhasil ditembus, bisa dikatakan harga sudah mulai berpaling dari

trend bullish menuju trend bearish.

Lalu bagaimana dengan targetnya? Setelah neckline terkonfirmasi telah tertembus, yang menjadi target

pergerakan harga selanjutnya tentu saja support yang sudah ada sebelumnya. Seperti yang sudah kita

pelajari, menentukan support salah satunya bisa dengan cara manual, yaitu dengan melihat support yang

ada pada riwayat harga dalam chart lalu menghubungkannya dengan garis. Namun, ada metode yang

cukup menarik dalam hal ini dan dirasa cukup efektif, yaitu dengan mengukur jarak vertikal antara head

(D) pada pola dengan garis leher (neckline) yang terbentuk untuk nantinya dijadikan sebagai proyeksi

target (lihat Gambar 2). Lebih menariknya, ini berlaku tidak hanya pada pola Head and Shoulders,

melainkan juga pada pola Chart Pattern lainnya.

Page 5: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Ingat! Ini hanya berlaku untuk pola Head and Shoulder pada trend bullish yang pergerakannya jelas.

Artinya, perspektivitas sangat berpengaruh dalam hal ini. Sedangkan untuk melihat trend pergerakan

harga yang jelas, Anda harus menggunakan sudut pandang yan

hanya bisa Anda peroleh dengan menggunakan timeframe berskala besar (Daily

seringkali suatu pola khususnya pola Head and Shoulders ini diidentifikasi dengan menggunakan

timeframe tersebut. Walaupun memang suatu pola dapat ditemukan pada timeframe berapapun, namun

tetap yang harus Anda utamakan adalah validitasnya.

Sebagai contoh, Saya akan menunjukkan grafik pergerakan harga pada bursa Dow Jones Averages

Industrial. Silahkan simak gambar di bawah:

Gambar 3. Pola Head and Shoulders yang terbentuk pada indeks Dow Jones akhir tahun 2007

tahun 2008 dilihat dari timeframe mingguan (weekly charts).

Ingat! Ini hanya berlaku untuk pola Head and Shoulder pada trend bullish yang pergerakannya jelas.

Artinya, perspektivitas sangat berpengaruh dalam hal ini. Sedangkan untuk melihat trend pergerakan

harga yang jelas, Anda harus menggunakan sudut pandang yang luas pula. Sudut pandang yang luas

hanya bisa Anda peroleh dengan menggunakan timeframe berskala besar (Daily – Monthly). Sehingga

seringkali suatu pola khususnya pola Head and Shoulders ini diidentifikasi dengan menggunakan

memang suatu pola dapat ditemukan pada timeframe berapapun, namun

tetap yang harus Anda utamakan adalah validitasnya.

Sebagai contoh, Saya akan menunjukkan grafik pergerakan harga pada bursa Dow Jones Averages

Industrial. Silahkan simak gambar di bawah:

Pola Head and Shoulders yang terbentuk pada indeks Dow Jones akhir tahun 2007

tahun 2008 dilihat dari timeframe mingguan (weekly charts).

Ingat! Ini hanya berlaku untuk pola Head and Shoulder pada trend bullish yang pergerakannya jelas.

Artinya, perspektivitas sangat berpengaruh dalam hal ini. Sedangkan untuk melihat trend pergerakan

g luas pula. Sudut pandang yang luas

Monthly). Sehingga

seringkali suatu pola khususnya pola Head and Shoulders ini diidentifikasi dengan menggunakan

memang suatu pola dapat ditemukan pada timeframe berapapun, namun

Sebagai contoh, Saya akan menunjukkan grafik pergerakan harga pada bursa Dow Jones Averages

Pola Head and Shoulders yang terbentuk pada indeks Dow Jones akhir tahun 2007 – awal

Page 6: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Terbukti, setelah pola Head

and Shoulders terkonfirmasi (neckline tertembus), harga merosot secara signifikan bahkan melebihi

target yang berdasarkan proyeksi jarak Head dan Neckline-nya.

Sekadar info (bisa dibuktikan sendiri), pada gambar di atas, setelah pola tersebut terbentuk, indeks Dow

Jones mengalami penurunan hebat. Entah memang kebetulan atau bagaimana, pada pergerakan Dow

Jones tersebut, pola Head and Shoulders muncul bertepatan dengan resesi yang mendera Amerika

Serikat pada tahun 2008 hingga akhir tahun 2009.

Inverted Head and Shoulders

Ini adalah versi lain dari pola Head and Shoulders. Bentuknya sama percis dengan pola yang sudah kita

pelajari sebelumnya, namun dengan posisi yang terbalik. Jika pada Head and Shoulders sebelumnya si

“kepala” menghadap ke atas, pada pola ini “kepala” atau head-nya akan menghadap ke bawah. (Seperti

orang yang sedang melakukan handstand).

Sama halnya dengan Normal Head and Shoulders, pola ini pun merupakan pola terkuat dan memiliki

tingkat akurasi yang tinggi. Masih mengutip keterangan Thomas, bahwa statistik menunjukkan dalam

periode yang sama (tahun 1991-1996) terjadi sebanyak 330 kali pola Inverted Head and Shoulders (lebih

sedikit jika dibandingkan dengan Head and Shoulders) dan di antaranya terdapat hanya 5% tingkat

kegagalan. Itu artinya, hanya terjadi sebanyak 16-17 kali sinyal konsolidasi, dan sisanya merupakan

sinyal reversal.

Page 7: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Di atas adalah ilustrasi pola Inverted Head and Shoulders. Pola ini selalu diawali dengan pergerakan

trend turun (bearish/down-trend).

Sama seperti mengidentifikasi trend pada umumnya, mengidentifikasi down-trending charts pun dapat

dilihat pada “puncak-puncak” (A – C – E) dan “lembah-lembah” (B – D) yang semakin lama semakin

turun. Istilahnya: Lower Highs & Lower Lows. Diilustrasikan pada gambar di atas, pergerakan down-

trending yang masih normal dari titik A hingga titik D. Namun, perlahan kehilangan momentumnya yang

mengindikasikan adanya pelemahan trend yang sedang berlangsung, yaitu down-trend. Hal tersebut

ditunjukkan dengan ketidakmampuan harga membentuk titik lembah baru (F) yang lebih rendah (new

lower lows) dari lembah sebelumnya (D). Puncak yang terbentuk sebelum lembah tercuram (C) dan

puncak yang terbentuk sebelum lembah terakhir (E) nantinya dapat dijadikan sebagai konfirmasi lanjutan

atas pembentukan pola ini. Pada puncak C dan E tersebut, jika kita tarik garis lurus dapat kita jadikan

sebagai suatu resistance yang pula disebut sebagai neckline. Dan, jika neckline tersebut berhasil

ditembus, bisa dikatakan harga sudah mulai berpaling dari trend bearish menuju trend bullish.

Untuk penentuan targetnya pun tidak berbeda dengan pola Head and Shoulders. Target bisa ditentukan

secara manual dengan melihat riwayat harga yang mengandung resistance untuk dijadikan target atas

pergerakan harga mendatang. Namun, bisa pula dengan memproyeksikan jarak “Head” (D) dan neckline

untuk dijadikan target terdekat yang akan disentuh oleh harga. Seperti pada gambar berikut:

Page 8: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Dan berikut adalah contoh terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders yang Saya ambil dari

pergerakan harga mata uang euro terhadap dolar:

Dan berikut adalah contoh terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders yang Saya ambil dari

pergerakan harga mata uang euro terhadap dolar:

Dan berikut adalah contoh terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders yang Saya ambil dari

Page 9: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 6. Pola Inverted Head and Shoulders pada mata uang EUR/USD pertengahan tahun

2010 dilihat dengan timeframe harian (daily charts).

Di atas adalah contoh empiris terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders. Mata uang euro

melambung tinggi terhadap dolar setelah neckline pada

pada gambar di bawah ini:

ad and Shoulders pada mata uang EUR/USD pertengahan tahun

2010 dilihat dengan timeframe harian (daily charts).

Di atas adalah contoh empiris terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders. Mata uang euro

melambung tinggi terhadap dolar setelah neckline pada pola tersebut tertembus. Seperti yang terlihat

ad and Shoulders pada mata uang EUR/USD pertengahan tahun

Di atas adalah contoh empiris terbentuknya pola Inverted Head and Shoulders. Mata uang euro

pola tersebut tertembus. Seperti yang terlihat

Page 10: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 7. Euro melambung terhadap dolar setelah pola Inverted Head and Shoulders

terkonfirmasi (yang dilingkari). $EURUSD mencapai nilai tertingginya pasca pembentukan

pola ini pada 5 April 2011 (seperti yang ditunjukkan tanda panah).

Sekali lagi, terbukti pola ini, baik Inverted Head and Shoulders maupun yang normal, memiliki tingkat

akurasi yang tinggi. Yang jika pola terkonfirmasi, akan ada pembalikan arah trend yang disebut reve

Target yang telah diproyeksikan pun

jauh melampaui target yang telah ditentukan berdasarkan metode proyeksi.

Triple Tops

Selanjutnya adalah Triple Tops. Berbicara mengenai jenis

penamaannya, sebenarnya pola-pola tersebut hanyalah bentuk dari adanya pergerakan harga yang stuck

/ tertahan pada suatu level resistance. Dan, pada pola Triple Tops ini, pergerakan harga membentuk tiga

puncak yang bisa dibilang memiliki tinggi (top) yang sama karena adanya resistance di area tersebut.

Walaupun memang pada kenyataannya seringkali tops atau “puncak

sama percis (tingginya), namun seperti yang dikemukakan Elaine Yager, Direktur

investasi di Amerika, bahwasannya jika ketiga puncak yang terbentuk masih dalam area yang

berdekatan, maka keadaan seperti itu dapat dikatakan memenuhi kriteria sebuah pola Triple Tops. Pola

Euro melambung terhadap dolar setelah pola Inverted Head and Shoulders

terkonfirmasi (yang dilingkari). $EURUSD mencapai nilai tertingginya pasca pembentukan

a 5 April 2011 (seperti yang ditunjukkan tanda panah).

Sekali lagi, terbukti pola ini, baik Inverted Head and Shoulders maupun yang normal, memiliki tingkat

akurasi yang tinggi. Yang jika pola terkonfirmasi, akan ada pembalikan arah trend yang disebut reve

Target yang telah diproyeksikan pun—tanpa perlu diurai dalam gambar—terlihat telah tercapai bahkan

jauh melampaui target yang telah ditentukan berdasarkan metode proyeksi.

. Berbicara mengenai jenis-jenis pola yang mengandung “Top” pada

pola tersebut hanyalah bentuk dari adanya pergerakan harga yang stuck

/ tertahan pada suatu level resistance. Dan, pada pola Triple Tops ini, pergerakan harga membentuk tiga

ng memiliki tinggi (top) yang sama karena adanya resistance di area tersebut.

Walaupun memang pada kenyataannya seringkali tops atau “puncak-puncak” yang terbentuk tidak selalu

sama percis (tingginya), namun seperti yang dikemukakan Elaine Yager, Direktur sebuah perusahaan

investasi di Amerika, bahwasannya jika ketiga puncak yang terbentuk masih dalam area yang

berdekatan, maka keadaan seperti itu dapat dikatakan memenuhi kriteria sebuah pola Triple Tops. Pola

Euro melambung terhadap dolar setelah pola Inverted Head and Shoulders

terkonfirmasi (yang dilingkari). $EURUSD mencapai nilai tertingginya pasca pembentukan

Sekali lagi, terbukti pola ini, baik Inverted Head and Shoulders maupun yang normal, memiliki tingkat

akurasi yang tinggi. Yang jika pola terkonfirmasi, akan ada pembalikan arah trend yang disebut reversal.

terlihat telah tercapai bahkan

la yang mengandung “Top” pada

pola tersebut hanyalah bentuk dari adanya pergerakan harga yang stuck

/ tertahan pada suatu level resistance. Dan, pada pola Triple Tops ini, pergerakan harga membentuk tiga

ng memiliki tinggi (top) yang sama karena adanya resistance di area tersebut.

puncak” yang terbentuk tidak selalu

sebuah perusahaan

investasi di Amerika, bahwasannya jika ketiga puncak yang terbentuk masih dalam area yang

berdekatan, maka keadaan seperti itu dapat dikatakan memenuhi kriteria sebuah pola Triple Tops. Pola

Page 11: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

yang satu ini merupakan turunan dari pola Head

yang langka. Dengan kata lain pola ini sangat jarang ditemui di dalam charts pergerakan harga.

Gambar di atas adalah gambaran umum tentang pola Triple Tops. Terlihat bagaimana besarnya upaya

harga dalam menguji level resistance pada gambar tersebut. Gagalnya upaya harga yang pertama kali

(A) akan mengakibatkan terjadinya pergerakan korektif dan akan menciptakan sebuah support (dapat

juga disebut neckline) ketika pergerakan korektif tersebut berakhir (B). H

atas pasca berakhirnya pergerakan korektif tadi kemungkinan besar akan tertahan kembali dan

dipantulkan lagi oleh resistance (C). Setelah gagal pada upayanya yang kedua tersebut, harga akan mulai

menguji level support yang terbentuk berdasarkan lembah sebelumnya, yaitu titik B. Jika support gagal

ditembus, harga dipastikan akan mendekat kembali ke level resistance (E). Namun, jika support tadi

tertembus, maka yang terjadi adalah harga hanya membentuk dua buah puncak atau disebu

pola Double Tops (akan dibahas pada bahasan selanjutnya). Seperti yang kita ketahui bahwa resistance

yang sering diuji dan gagal ditembus merupakan resistance dengan katagori strong (strong resistance).

Pada contoh ini harga telah menguji resistan

membentuk top 3 (E). Sebagaimana mestinya, ketika berhadapan dengan sebuah strong resistance harga

cenderung akan tertahan dan kembali memantul ke level support, seperti yang digambarkan pada

puncak E. Ketika telah tercipta tiga puncak yang tingginya (relatif) sama, support yang ada akan menjadi

ujian terakhir bagi harga. Pada kondisi ini harga memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menembus

yang satu ini merupakan turunan dari pola Head and Shoulders dan termasuk ke dalam golongan pola

yang langka. Dengan kata lain pola ini sangat jarang ditemui di dalam charts pergerakan harga.

Gambar di atas adalah gambaran umum tentang pola Triple Tops. Terlihat bagaimana besarnya upaya

enguji level resistance pada gambar tersebut. Gagalnya upaya harga yang pertama kali

(A) akan mengakibatkan terjadinya pergerakan korektif dan akan menciptakan sebuah support (dapat

juga disebut neckline) ketika pergerakan korektif tersebut berakhir (B). Harga yang kembali memantul ke

atas pasca berakhirnya pergerakan korektif tadi kemungkinan besar akan tertahan kembali dan

dipantulkan lagi oleh resistance (C). Setelah gagal pada upayanya yang kedua tersebut, harga akan mulai

bentuk berdasarkan lembah sebelumnya, yaitu titik B. Jika support gagal

ditembus, harga dipastikan akan mendekat kembali ke level resistance (E). Namun, jika support tadi

tertembus, maka yang terjadi adalah harga hanya membentuk dua buah puncak atau disebu

pola Double Tops (akan dibahas pada bahasan selanjutnya). Seperti yang kita ketahui bahwa resistance

yang sering diuji dan gagal ditembus merupakan resistance dengan katagori strong (strong resistance).

Pada contoh ini harga telah menguji resistance sebanyak dua kali dan gagal menembus sebelum

membentuk top 3 (E). Sebagaimana mestinya, ketika berhadapan dengan sebuah strong resistance harga

cenderung akan tertahan dan kembali memantul ke level support, seperti yang digambarkan pada

telah tercipta tiga puncak yang tingginya (relatif) sama, support yang ada akan menjadi

ujian terakhir bagi harga. Pada kondisi ini harga memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menembus

and Shoulders dan termasuk ke dalam golongan pola

yang langka. Dengan kata lain pola ini sangat jarang ditemui di dalam charts pergerakan harga.

Gambar di atas adalah gambaran umum tentang pola Triple Tops. Terlihat bagaimana besarnya upaya

enguji level resistance pada gambar tersebut. Gagalnya upaya harga yang pertama kali

(A) akan mengakibatkan terjadinya pergerakan korektif dan akan menciptakan sebuah support (dapat

arga yang kembali memantul ke

atas pasca berakhirnya pergerakan korektif tadi kemungkinan besar akan tertahan kembali dan

dipantulkan lagi oleh resistance (C). Setelah gagal pada upayanya yang kedua tersebut, harga akan mulai

bentuk berdasarkan lembah sebelumnya, yaitu titik B. Jika support gagal

ditembus, harga dipastikan akan mendekat kembali ke level resistance (E). Namun, jika support tadi

tertembus, maka yang terjadi adalah harga hanya membentuk dua buah puncak atau disebut dengan

pola Double Tops (akan dibahas pada bahasan selanjutnya). Seperti yang kita ketahui bahwa resistance

yang sering diuji dan gagal ditembus merupakan resistance dengan katagori strong (strong resistance).

ce sebanyak dua kali dan gagal menembus sebelum

membentuk top 3 (E). Sebagaimana mestinya, ketika berhadapan dengan sebuah strong resistance harga

cenderung akan tertahan dan kembali memantul ke level support, seperti yang digambarkan pada

telah tercipta tiga puncak yang tingginya (relatif) sama, support yang ada akan menjadi

ujian terakhir bagi harga. Pada kondisi ini harga memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menembus

Page 12: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

support tersebut karena memang pada kenyataannya jarang sekali (bah

menunjukkan harga membentuk suatu puncak hingga sebanyak empat kali. Artinya, dapat dipastikan

atau paling tidak sangat besar kemungkinannya

neckline tersebut.

Sesuai dengan kategorinya sebagai Reversal Chart Pattern, Triple Tops memiliki akurasi yang cukup

tinggi atas sinyal reversal. Harga dipastikan akan berpaling dari trend bullish menjadi bearish selama

beberapa waktu. Kisaran waktunya memang tidak bisa dipastikan, namun

trend bisa berlangsung paling singkat dua minggu sampai dengan enam minggu. Mengenai targetannya

pun Triple Tops dapat mengadopsi metode proyeksi seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Berikut

contohnya:

Dan berikut contoh empiris dari pola Triple Tops pada mata uang USDCHF (

support tersebut karena memang pada kenyataannya jarang sekali (bahkan tidak ada) statistik yang

menunjukkan harga membentuk suatu puncak hingga sebanyak empat kali. Artinya, dapat dipastikan

atau paling tidak sangat besar kemungkinannya—harga akan menembus level support yang juga sebagai

kategorinya sebagai Reversal Chart Pattern, Triple Tops memiliki akurasi yang cukup

tinggi atas sinyal reversal. Harga dipastikan akan berpaling dari trend bullish menjadi bearish selama

beberapa waktu. Kisaran waktunya memang tidak bisa dipastikan, namun seperti yang kita tahu sebuah

trend bisa berlangsung paling singkat dua minggu sampai dengan enam minggu. Mengenai targetannya

pun Triple Tops dapat mengadopsi metode proyeksi seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Berikut

empiris dari pola Triple Tops pada mata uang USDCHF (US$ vs Swiss Franc

kan tidak ada) statistik yang

menunjukkan harga membentuk suatu puncak hingga sebanyak empat kali. Artinya, dapat dipastikan—

harga akan menembus level support yang juga sebagai

kategorinya sebagai Reversal Chart Pattern, Triple Tops memiliki akurasi yang cukup

tinggi atas sinyal reversal. Harga dipastikan akan berpaling dari trend bullish menjadi bearish selama

seperti yang kita tahu sebuah

trend bisa berlangsung paling singkat dua minggu sampai dengan enam minggu. Mengenai targetannya

pun Triple Tops dapat mengadopsi metode proyeksi seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Berikut

US$ vs Swiss Franc):

Page 13: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 10. Pola Triple Tops pada pasangan mata uang US dollar – Swiss franc.

Perlu saya perjelas bahwa penarikan garis leher (neckline) pada pola ini sangat bergantung pada

subjektivitas seseorang. Namun, beberapa pakar menyarankan untuk lebih mengutamakan menarik garis

horizontal dari lembah yang terbentuk setelah “top 1″ (titik B pada Gambar 9.) sebagai neckline. Hal ini

berlaku tidak hanya pada pola Triple Tops, melainkan pula pada pola “Tops” lainnya dan bahkan pada

pola “Bottoms”. Meskipun demikian, tak jarang trader yang menarik neckline berdasarkan lembah-lembah

yang terbentuk. Saya tidak bisa menyarankan untuk memilih salah satunya. Tapi, lagi-lagi, silahkan Anda

kenali karakter diri terlebih dahulu. Jam terbang akan secara otomatis mengajari Anda.

Triple Bottoms

Triple Bottoms adalah kebalikan dari Triple Tops. Bedanya adalah pada pola ini trend yang mengawalinya

haruslah selalu bearish. Jika tidak, maka patut untuk diragukan validitasnya. Kebalikan dari Triple Tops,

Triple Bottoms membentuk tiga buah lembah yang posisinya berada di dasar sebuah trend bearish. Sama

seperti Triple Tops, pola ini mengindikasikan adanya sinyal reversal dari bearish menjadi bullish. Pola

yang merupakan turunan dari Inverted Head and Shoulders ini pun termasuk ke dalam golongan pola

langka yang sangat jarang ditemui dalam charts.

Page 14: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Cara menentukan garis resistance pada pola ini pun beraneka ragam, namun secara umum resistance

ditentukan dengan menarik garis mendatar (horizontal) pada titik tertinggi di antara lembah A dan C.

Target pada pola ini juga dapat ditentukan dengan memproyeksikan jarak vertikal pada titik terendah

pada lembah dengan resistance / neckline.

Cara menentukan garis resistance pada pola ini pun beraneka ragam, namun secara umum resistance

an menarik garis mendatar (horizontal) pada titik tertinggi di antara lembah A dan C.

Target pada pola ini juga dapat ditentukan dengan memproyeksikan jarak vertikal pada titik terendah

pada lembah dengan resistance / neckline.

Cara menentukan garis resistance pada pola ini pun beraneka ragam, namun secara umum resistance

an menarik garis mendatar (horizontal) pada titik tertinggi di antara lembah A dan C.

Target pada pola ini juga dapat ditentukan dengan memproyeksikan jarak vertikal pada titik terendah

Page 15: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut contoh Triple Bottoms yang terlihat pada mata uang USD/CAD (

Gambar 13. Pola Triple Bottoms terlihat pada $USDCAD dilihat dari timeframe satu jaman

(hourly).

oms yang terlihat pada mata uang USD/CAD (US dollar vs Canada dollar

Pola Triple Bottoms terlihat pada $USDCAD dilihat dari timeframe satu jaman

US dollar vs Canada dollar):

Pola Triple Bottoms terlihat pada $USDCAD dilihat dari timeframe satu jaman

Page 16: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Double Tops

Pola turunan dari Pola Triple Tops ini adalah pola yang memiliki dua buah puncak (top) pada

pembentukannya dan mengindikasikan sinyal reversal dari bullish menjadi bearish. Idealnya, puncak-

puncak yang terbentuk pada pola ini memiliki ketinggian yang sama. Namun, seperti yang dikatakan

Elaine Yager, meskipun memiliki ketinggian yang berbeda, asalkan masih pada area yang berdekatan,

suatu pola dapat dikatakan terbentuk. Meskipun demikian, seperti yang sudah dibahas sebelumnya,

konfirmasi lebih lanjut atas validasi suatu pola—khususnya Double Tops—adalah pada penembusan area

support dan resistancenya yang dalam hal ini tidak bukan adalah neckline*.

*Ditegaskan dengan kata “dalam hal ini” karena tidak semua pola dalam Chart Patterns memiliki

neckline. Beberapa pola hanya mengacu pada support dan resistance yang terbentuk dengan khasnya

masing-masing.

Sama halnya dengan pola “Tops” lainnya, Double Tops haruslah diawali dengan pergerakan up-trending

baru bisa dikatakan valid. Jika dibandingkan dengan pola-pola “Triple”, statistik untuk pola-pola “Double”

lebih banyak jumlahnya. Dengan kata lain, pola-pola Double lebih sering ditemui dalam charts. Masih

menurut Thomas N. Bulkowski, terdapat 454 formasi Double Tops yang terbentuk dalam periode tahun

1991-1996. Sebanyak 341 merupakan sinyal reversal, dan 113 lainnya adalah sinyal konsolidasi. Itu

artinya, Double Tops pun dapat dikatakan pola dengan tingkat kegagalan (failure rate) yang cukup

rendah, yaitu sekitar 16-17%. (Sedikit lebih tinggi dibandingkan pola-pola Triple yang memiliki failure

rate hanya sebesar 6-7%).

Page 17: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Namun, dikarenakan intensitasnya yang cukup sering ditemui dalam charts, pola “Double”

Double Tops—seringkali mengecoh para trader; bukannya reversal, yang terjadi malah harga

melanjutkan trend sebelumnya (seperti pada Gambar 15.). Maka dari itu, untuk menghindari

(traps) semacam ini, jangan sekali-kali Anda masuk dalam posisi yang prematur atau posisi yang belum

meyakinkan validasinya.

intensitasnya yang cukup sering ditemui dalam charts, pola “Double”

seringkali mengecoh para trader; bukannya reversal, yang terjadi malah harga

melanjutkan trend sebelumnya (seperti pada Gambar 15.). Maka dari itu, untuk menghindari

kali Anda masuk dalam posisi yang prematur atau posisi yang belum

intensitasnya yang cukup sering ditemui dalam charts, pola “Double”—khususnya

seringkali mengecoh para trader; bukannya reversal, yang terjadi malah harga

melanjutkan trend sebelumnya (seperti pada Gambar 15.). Maka dari itu, untuk menghindari jebakan

kali Anda masuk dalam posisi yang prematur atau posisi yang belum

Page 18: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Konfirmasi validasi pada Double Tops haruslah menunggu support yang terbentuk dari lembah (B)

tertembus. Ini dapat meminimalisir resiko yang ada seperti kejadian di paragraf sebelumnya. Target yang

dapat dicapai pun dapat kita perkirakan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan jarak

vertikal titik puncak dengan support / neckline.

Konfirmasi validasi pada Double Tops haruslah menunggu support yang terbentuk dari lembah (B)

malisir resiko yang ada seperti kejadian di paragraf sebelumnya. Target yang

dapat dicapai pun dapat kita perkirakan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan jarak

vertikal titik puncak dengan support / neckline.

Konfirmasi validasi pada Double Tops haruslah menunggu support yang terbentuk dari lembah (B)

malisir resiko yang ada seperti kejadian di paragraf sebelumnya. Target yang

dapat dicapai pun dapat kita perkirakan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan jarak

Page 19: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut saya paparkan contoh pola Double Tops yang terlihat pada mata uang USD/CAD:

Gambar 17. Pola Double Tops pada USDCAD dilihat dari

pola Double Tops yang terlihat pada mata uang USD/CAD:

Pola Double Tops pada USDCAD dilihat dari timeframe H1 (hourly

pola Double Tops yang terlihat pada mata uang USD/CAD:

hourly).

Page 20: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Selain pada $USDCAD, pola Double Tops juga sering ditemui pada “Major Pair“, seperti $EURUSD:

Gambar 18. Double Tops pada EUR/USD pertengahan tahun 2008 dilihat

dengan timeframe D1 (harian/daily).

Double Bottoms

Double Bottoms adalah turunan dari pola Triple Bottoms. Pola ini termasuk ke dalam katagori pola

reversal karena mengindikasikan adanya perubahan arah trend dari bearish menjadi bullish. Sesuai

dengan namanya, pola ini membentuk dua buah lembah pada “dasarnya” dan menggunakan resistance

sebagai neckline untuk acuan validasinya. Mengenai hal lainnya, rasanya tidak perlu lagi Saya jabarkan

karena apa yang ada pada Double Bottoms kurang lebih sama dengan Double Tops. Yang membedakan

hanyalah posisinya yang menghadap ke bawah karena didahului oleh pergerakan down-trending. Ingat!

Selalulah perhatikan trend yang mengawalinya. Perhatikan gambar di bawah:

Page 21: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Seperti biasa, mengenai targetnya pun pola Double Bottoms dapat mengadopsi metode proyeksi jarak

vertikal antara head dengan neckline yang ada. Seperti pada gambar di bawah ini:

ngenai targetnya pun pola Double Bottoms dapat mengadopsi metode proyeksi jarak

vertikal antara head dengan neckline yang ada. Seperti pada gambar di bawah ini:

ngenai targetnya pun pola Double Bottoms dapat mengadopsi metode proyeksi jarak

Page 22: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Dan berikut salah satu contoh pola Double Bottoms yang terlihat pada

Gambar 21. Double Bottoms yang terlihat di charts $EURUSD pertengahan tahun 2001,

dilihat dari timeframe D1 (daily charts

Dan berikut salah satu contoh pola Double Bottoms yang terlihat pada chart:

le Bottoms yang terlihat di charts $EURUSD pertengahan tahun 2001,

daily charts).

le Bottoms yang terlihat di charts $EURUSD pertengahan tahun 2001,

Page 23: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

CONTINUATION CHART PATTERNS

Triangles

Oke, beralihlah kita pada kategori pola-pola keberlanjutan (Continuation Chart Patterns). Kita awali

dengan pola Triangles. Sesuai artinya, pola ini memiliki bentuk menyerupai segitiga yang jika didiktekan

semakin lama semakin menyempit pergerakannya. Sisi atas dan sisi bawah pada pola ini nantinya dapat

digunakan sebagai titik acuan (resistance dan support). Pola Triangles terbagi lagi ke dalam tiga sub-

bagian, yaitu: Symetrical Triangle (Segitiga Simetris), Ascending Triangle (Segitiga

Mendaki), Descending Triangle (Segitiga Menurun).

1. Symetrical Triangle

Symetrical Triangle adalah formasi yang sifatnya netral atau tidak memiliki kecondongan terhadap

keberlanjutan satu trend saja. Artinya, sub-pola ini dapat menjadi sinyal bagi keberlanjutan trend

bearish maupun bullish dengan bentuk yang sama sekali tidak berbeda. Pola segitiga simetris untuk

keberlanjutan trend bullish disebut Bullish Symetrical Triangle dan untuk keberlanjutan trend bearish

disebut Bearish Symetrical Triangle.

Bullish Symetrical Triangle

Untuk memastikan validasi dari Bullish Symetrical Triangle (BUST) dibutuhkan paling tidak

(minimal) empat titik reversal (A, B, C, dan D pada Gambar 22.). Maksudnya, setiap sisi, baik

sisi atas (resistance) maupun sisi bawah (support), haruslah–paling tidak–memiliki dua buah titik

pullback; A dan C untuk sisi atas, B dan D untuk sisi bawah. Dan, sesuai dengan namanya pula,

sudah semestinya sub-pola jenis ini didahului oleh pergerakan trend naik (up-trending/bullish).

Page 24: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BUST seakan

menunjukkan pelemahan atas trend bullish namun kemudian

tersebut dengan volume (power) yang bisa dikatakan lebih besar.

Secara mendasar (berdasarkan

yang berakhir di puncak A, kemudian koreksi tadi untuk sementa

kembali dari lembah B ke puncak C. Puncak C haruslah lebih rendah dari puncak sebelumnya

untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di puncak C dan menyebabkan koreksi

dari puncak C ke lembah D. Jika sudah

maka garis yang menggambarkan sisi atas dan bawah (resistance dan support) sudah boleh

digambarkan. Penggambaran garis ini memang tidak wajib hukumnya, melainkan sunnah. Yang

artinya; jika dilakukan mendapat pahala, dan jika tidak pun tidak apa

jadinya gue). Tapi itu serius kok. Maksudnya dilakukan penarikan garis hanya untuk mempertegas

sisi-sisi yang terbentuk pada pola ini agar lebih mudah dilihat oleh penggunanya. Lalu, unt

konfirmasi validasi atas pola ini lazimnya harga harus ditutup (closing) di atas atau menembus

resistance.

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BUST seakan

menunjukkan pelemahan atas trend bullish namun kemudian dengan tiba-tiba melanjutkan trend

tersebut dengan volume (power) yang bisa dikatakan lebih besar.

Secara mendasar (berdasarkan Gambar 22.), pola ini terbentuk ketika terjadi koreksi pada rally

yang berakhir di puncak A, kemudian koreksi tadi untuk sementara berakhir dan melanjutkan rally

kembali dari lembah B ke puncak C. Puncak C haruslah lebih rendah dari puncak sebelumnya

untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di puncak C dan menyebabkan koreksi

dari puncak C ke lembah D. Jika sudah begini (sudah terdapat empat titik reversal/pullback),

maka garis yang menggambarkan sisi atas dan bawah (resistance dan support) sudah boleh

digambarkan. Penggambaran garis ini memang tidak wajib hukumnya, melainkan sunnah. Yang

endapat pahala, dan jika tidak pun tidak apa-apa. (Berasa lagi dakwah

jadinya gue). Tapi itu serius kok. Maksudnya dilakukan penarikan garis hanya untuk mempertegas

sisi yang terbentuk pada pola ini agar lebih mudah dilihat oleh penggunanya. Lalu, unt

konfirmasi validasi atas pola ini lazimnya harga harus ditutup (closing) di atas atau menembus

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BUST seakan-akan

tiba melanjutkan trend

), pola ini terbentuk ketika terjadi koreksi pada rally

ra berakhir dan melanjutkan rally

kembali dari lembah B ke puncak C. Puncak C haruslah lebih rendah dari puncak sebelumnya

untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di puncak C dan menyebabkan koreksi

begini (sudah terdapat empat titik reversal/pullback),

maka garis yang menggambarkan sisi atas dan bawah (resistance dan support) sudah boleh

digambarkan. Penggambaran garis ini memang tidak wajib hukumnya, melainkan sunnah. Yang

apa. (Berasa lagi dakwah

jadinya gue). Tapi itu serius kok. Maksudnya dilakukan penarikan garis hanya untuk mempertegas

sisi yang terbentuk pada pola ini agar lebih mudah dilihat oleh penggunanya. Lalu, untuk

konfirmasi validasi atas pola ini lazimnya harga harus ditutup (closing) di atas atau menembus

Page 25: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

“Pak, bagaimana dengan targetnya?” | “

pun bisa berdasarkan metode proyeksi. Acuannya adala

(B) dengan garis resistance. Seperti ilustrasi di bawah:

Berikut adalah contoh pola BUST yang tampak pada pergerakan harga mata uang euro terhadap

yen Jepang:

“Pak, bagaimana dengan targetnya?” | “Ups, hampir Saya lupa.” | Target terdekat pada pola ini

pun bisa berdasarkan metode proyeksi. Acuannya adalah jarak lembah pertama yang terbentuk

(B) dengan garis resistance. Seperti ilustrasi di bawah:

Berikut adalah contoh pola BUST yang tampak pada pergerakan harga mata uang euro terhadap

, hampir Saya lupa.” | Target terdekat pada pola ini

h jarak lembah pertama yang terbentuk

Berikut adalah contoh pola BUST yang tampak pada pergerakan harga mata uang euro terhadap

Page 26: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 24. Pola Bullish Symetrical Triangle pada EUR/JPY akhir tahun 2005, dilihat

dari timeframeharian (daily charts).

Setelah pola BUST terbentuk seperti yang ditunjukkan gambar di atas, harga melanjutkan trend

bullishnya sampai pada pertengahan tahun 2008. Seperti yang digambarkan pada gambar di

bawah ini:

Page 27: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 25. Keberlanjutan trend

Triangle, masih dilihat dari

(minimize) grafik.

Nilai mata uang euro terus melambung terhadap yen Jepang sampai pada

2008.

Bearish Symetrical Triangle

Sama halnya seperti BUST, Bearish Symetrical Triangle (BEST) pun membutuhkan paling tidak

empat titik reversal/pullback dalam validasinya (titik A, B, C, dan D pada

mana, dua titik diantaranya (A

bawah) pada pola. Satu-satunya perbedaan BEST dengan BUST adalah pada trend yang

mengiringinya. Jika pada BUST diiringi oleh trend bullish, maka pada pola BEST haruslah diiri

atau diawali oleh trend bearish.

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BEST seakan

menunjukkan pelemahan atas trend bearish namun kemudian dengan tiba

tersebut dengan volume (power) yang bis

Keberlanjutan trend bullish pasca terbentuknya pola Bullish Symetrical

Triangle, masih dilihat dari timeframe harian namun dengan memperkecil tampilan

Nilai mata uang euro terus melambung terhadap yen Jepang sampai pada pertengahan bulan Juli,

Bearish Symetrical Triangle

Sama halnya seperti BUST, Bearish Symetrical Triangle (BEST) pun membutuhkan paling tidak

empat titik reversal/pullback dalam validasinya (titik A, B, C, dan D pada Gambar 26.

diantaranya (A-C dan B-D) masing-masing mewakili setiap sisi (sisi atas dan sisi

satunya perbedaan BEST dengan BUST adalah pada trend yang

mengiringinya. Jika pada BUST diiringi oleh trend bullish, maka pada pola BEST haruslah diiri

atau diawali oleh trend bearish.

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BEST seakan

menunjukkan pelemahan atas trend bearish namun kemudian dengan tiba-tiba melanjutkan trend

tersebut dengan volume (power) yang bisa dikatakan lebih besar.

pasca terbentuknya pola Bullish Symetrical

harian namun dengan memperkecil tampilan

pertengahan bulan Juli,

Sama halnya seperti BUST, Bearish Symetrical Triangle (BEST) pun membutuhkan paling tidak

Gambar 26.). Yang

masing mewakili setiap sisi (sisi atas dan sisi

satunya perbedaan BEST dengan BUST adalah pada trend yang

mengiringinya. Jika pada BUST diiringi oleh trend bullish, maka pada pola BEST haruslah diiringi

Secara umum, pola ini terjadi ketika volatilitas harga mulai menurun. BEST seakan-akan

tiba melanjutkan trend

Page 28: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Secara mendasar (berdasarkan

pergerakan impulsive** pada ‘rally’ yang berakhir di puncak A, kemudian impulsive tadi untuk

sementara berakhir dan melanjutkan rally kembali dari puncak B

lebih tinggi dari lembah sebelumnya untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di

lembah C dan menyebabkan pergerakan impulsive dari lembah C ke puncak D. Jika sudah begini

(sudah terdapat empat titik revers

bawah (resistance dan support) sudah boleh digambarkan. Lalu, untuk konfirmasi validasi pola ini

harga harus ditutup di bawah (menembus) support.

**Kata “impulsive” sering digunakan

Target terdekatnya dapat ditentukan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan

puncak pertama yang terbentuk (B) dengan garis support. Seperti pada ilustrasi di bawah:

Berikut contoh pola BEST yang nampak

Kanada:

Secara mendasar (berdasarkan Gambar 26.), pola ini terbentuk ketika terjadi

** pada ‘rally’ yang berakhir di puncak A, kemudian impulsive tadi untuk

sementara berakhir dan melanjutkan rally kembali dari puncak B ke lembah C. Lembah C haruslah

lebih tinggi dari lembah sebelumnya untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di

lembah C dan menyebabkan pergerakan impulsive dari lembah C ke puncak D. Jika sudah begini

(sudah terdapat empat titik reversal/pullback), maka garis yang menggambarkan sisi atas dan

bawah (resistance dan support) sudah boleh digambarkan. Lalu, untuk konfirmasi validasi pola ini

harga harus ditutup di bawah (menembus) support.

digunakan trader untuk mengartikan pergerakan “korektif

Target terdekatnya dapat ditentukan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan

puncak pertama yang terbentuk (B) dengan garis support. Seperti pada ilustrasi di bawah:

Berikut contoh pola BEST yang nampak pada pergerakan mata uang dolar AS terhadap dolar

** pada ‘rally’ yang berakhir di puncak A, kemudian impulsive tadi untuk

ke lembah C. Lembah C haruslah

lebih tinggi dari lembah sebelumnya untuk validasi pola ini. Setelah itu rally kembali berakhir di

lembah C dan menyebabkan pergerakan impulsive dari lembah C ke puncak D. Jika sudah begini

al/pullback), maka garis yang menggambarkan sisi atas dan

bawah (resistance dan support) sudah boleh digambarkan. Lalu, untuk konfirmasi validasi pola ini

“korektif terbalik”.

Target terdekatnya dapat ditentukan dengan metode proyeksi, yaitu dengan memproyeksikan

puncak pertama yang terbentuk (B) dengan garis support. Seperti pada ilustrasi di bawah:

pada pergerakan mata uang dolar AS terhadap dolar

Page 29: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 28. Pola Bearish Symetrical Triangle terlihat mewarnai pergerakan mata uang

USD/CAD sepanjang bulan Oktober, 2011. Dilihat dari timeframe satu jaman (hourly

charts).

Barangkali perlu Saya beritahukan terlebih dahulu, bahwa: berbeda dengan pola BUST, pola BEST

lebih sulit ditemukan karena memang setiap pair mata uang atau bursa pasti memiliki orientasi

terhadap penguatan. Sehingga pola BEST yang notabene terbentuk diawali dengan pergerakan

pelemahan menjadi sangat kecil probabilita terbentuknya.

Pada Gambar 28., walaupun dilihat dari timeframe yang sempit (H1), harga mampu melanjutkan

trend bearishnya sampai beberapa minggu ke depan pasca terbentuknya pola BEST ini.

2. Ascending Triangle

Ascending Triangle atau biasa saya sebut ASTRI ini (hehe!) merupakan varian lain dalam pola

Triangles. ASTRI memiliki karakteristik yang berbeda dengan Symetrical Triangle. Pola ini akan tetap

memberikan sinyal bullish tanpa terpengaruh oleh trend sebelumnya. Ar

baik pada iringan trend bullish maupun bearish. Walaupun tergolong ke dalam kategori Continuation

Chart Patterns, ASTRI terkadang juga menjadi pertanda terjadinya sebuah reversal. Namun

Pola Bearish Symetrical Triangle terlihat mewarnai pergerakan mata uang

USD/CAD sepanjang bulan Oktober, 2011. Dilihat dari timeframe satu jaman (hourly

beritahukan terlebih dahulu, bahwa: berbeda dengan pola BUST, pola BEST

lebih sulit ditemukan karena memang setiap pair mata uang atau bursa pasti memiliki orientasi

terhadap penguatan. Sehingga pola BEST yang notabene terbentuk diawali dengan pergerakan

elemahan menjadi sangat kecil probabilita terbentuknya.

, walaupun dilihat dari timeframe yang sempit (H1), harga mampu melanjutkan

trend bearishnya sampai beberapa minggu ke depan pasca terbentuknya pola BEST ini.

ing Triangle atau biasa saya sebut ASTRI ini (hehe!) merupakan varian lain dalam pola

Triangles. ASTRI memiliki karakteristik yang berbeda dengan Symetrical Triangle. Pola ini akan tetap

memberikan sinyal bullish tanpa terpengaruh oleh trend sebelumnya. Artinya, pola ini dapat ditemui

baik pada iringan trend bullish maupun bearish. Walaupun tergolong ke dalam kategori Continuation

Chart Patterns, ASTRI terkadang juga menjadi pertanda terjadinya sebuah reversal. Namun

Pola Bearish Symetrical Triangle terlihat mewarnai pergerakan mata uang

USD/CAD sepanjang bulan Oktober, 2011. Dilihat dari timeframe satu jaman (hourly

beritahukan terlebih dahulu, bahwa: berbeda dengan pola BUST, pola BEST

lebih sulit ditemukan karena memang setiap pair mata uang atau bursa pasti memiliki orientasi

terhadap penguatan. Sehingga pola BEST yang notabene terbentuk diawali dengan pergerakan

, walaupun dilihat dari timeframe yang sempit (H1), harga mampu melanjutkan

trend bearishnya sampai beberapa minggu ke depan pasca terbentuknya pola BEST ini.

ing Triangle atau biasa saya sebut ASTRI ini (hehe!) merupakan varian lain dalam pola

Triangles. ASTRI memiliki karakteristik yang berbeda dengan Symetrical Triangle. Pola ini akan tetap

tinya, pola ini dapat ditemui

baik pada iringan trend bullish maupun bearish. Walaupun tergolong ke dalam kategori Continuation

Chart Patterns, ASTRI terkadang juga menjadi pertanda terjadinya sebuah reversal. Namun

Page 30: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

memang, peran ASTRI sebagai Continuation

sebagai Reversal Chart Pattern.

Gambar di atas menggambarkan meruncingnya resistance dengan support sebagai gambaran atas

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi.

formasi ini memiliki puncak-puncak yang sama tinggi (A

semakin meninggi (B – D – E). Hal tersebut dikarenakan pergerakan harga yang didominasi oleh

kekuatan bullish namun tertahan pada titik harga tertentu sehi

kali. Walaupun Saya mengilustrasikan pola ini dengan enam kali titik pullback (A

sebetulnya pola ini hanya membutuhkan minimal empat titik pullback sebagai validasinya.

Dibutuhkan penembusan atas resistanc

sesi tertentu–setelah puncak-puncak yang ada

yang dapat disentuh harga selanjutnya bisa diperkirakan dengan memproyeksikan lembah pertama

yang terbentuk (B) dengan garis resistance. Seperti ilustrasi di bawah ini:

memang, peran ASTRI sebagai Continuation Chart Pattern lebih sering ditemukan ketimbang

sebagai Reversal Chart Pattern.

Gambar di atas menggambarkan meruncingnya resistance dengan support sebagai gambaran atas

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi.

puncak yang sama tinggi (A – C – E) dengan lembah-lembah yang

E). Hal tersebut dikarenakan pergerakan harga yang didominasi oleh

kekuatan bullish namun tertahan pada titik harga tertentu sehingga menyebabkan koreksi berkali

kali. Walaupun Saya mengilustrasikan pola ini dengan enam kali titik pullback (A-B

sebetulnya pola ini hanya membutuhkan minimal empat titik pullback sebagai validasinya.

Dibutuhkan penembusan atas resistance sebagai konfirmasi pola ini. Dengan kata lain harga pada

puncak yang ada–haruslah ditutup di atas resistance. Target terdekat

yang dapat disentuh harga selanjutnya bisa diperkirakan dengan memproyeksikan lembah pertama

erbentuk (B) dengan garis resistance. Seperti ilustrasi di bawah ini:

Chart Pattern lebih sering ditemukan ketimbang

Gambar di atas menggambarkan meruncingnya resistance dengan support sebagai gambaran atas

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi. Lazimnya,

lembah yang

E). Hal tersebut dikarenakan pergerakan harga yang didominasi oleh

ngga menyebabkan koreksi berkali-

B-C-D-E-F), namun

sebetulnya pola ini hanya membutuhkan minimal empat titik pullback sebagai validasinya.

e sebagai konfirmasi pola ini. Dengan kata lain harga pada

haruslah ditutup di atas resistance. Target terdekat

yang dapat disentuh harga selanjutnya bisa diperkirakan dengan memproyeksikan lembah pertama

Page 31: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Dan inilah Bull ASTRI yang terekam pada charts:Dan inilah Bull ASTRI yang terekam pada charts:

Page 32: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 31. Pola Bull Ascending Triangle pada pergerakan harga mata uang EUR/JPY

awal tahun 2002, dilihat dari timeframe harian (daily

Terlihat setelah resistance tertembus harga bergerak menjauh dan melanjutkan trend bullishnya. Oh

iya, penamaan Bull ASTRI saya tujukan untuk pola ASTRI yang terbentuk dengan diawali trend

bullish. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa AS

iringan trend bearish yang Saya istilahkan dengan Bear ASTRI. Seperti ilustrasi di bawah ini:

Penargetan yang berlaku pada Bear ASTRI tidaklah berbeda dengan Bull ASTRI. Ia dapat

diperkirakan dengan memproyeksikan jarak

Pola Bull Ascending Triangle pada pergerakan harga mata uang EUR/JPY

awal tahun 2002, dilihat dari timeframe harian (daily charts).

Terlihat setelah resistance tertembus harga bergerak menjauh dan melanjutkan trend bullishnya. Oh

iya, penamaan Bull ASTRI saya tujukan untuk pola ASTRI yang terbentuk dengan diawali trend

bullish. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa ASTRI juga terkadang ditemui pada

iringan trend bearish yang Saya istilahkan dengan Bear ASTRI. Seperti ilustrasi di bawah ini:

Penargetan yang berlaku pada Bear ASTRI tidaklah berbeda dengan Bull ASTRI. Ia dapat

diperkirakan dengan memproyeksikan jarak vertikal antara lembah B dengan garis resistance:

Pola Bull Ascending Triangle pada pergerakan harga mata uang EUR/JPY

Terlihat setelah resistance tertembus harga bergerak menjauh dan melanjutkan trend bullishnya. Oh

iya, penamaan Bull ASTRI saya tujukan untuk pola ASTRI yang terbentuk dengan diawali trend

TRI juga terkadang ditemui pada

iringan trend bearish yang Saya istilahkan dengan Bear ASTRI. Seperti ilustrasi di bawah ini:

Penargetan yang berlaku pada Bear ASTRI tidaklah berbeda dengan Bull ASTRI. Ia dapat

vertikal antara lembah B dengan garis resistance:

Page 33: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut penampakan Bear ASTRI yang tertangkap kamera (Berikut penampakan Bear ASTRI yang tertangkap kamera (#eh?):

Page 34: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 34. Pola Bear Ascending Triangle terbentuk pada mata uang EUR/JPY akhir

tahun 2011, dilihat dari timeframe perjaman (hourly charts).

Terlihat pada kondisi di atas, harga bergerak berganti arah trend dari bearish menjadi bullish pasca

menembus resistance yang ada pada pola. Dan, di bawah ini adalah kelanjutan dari gambar 34:

Gambar 35. Penampakan Bear Ascending Triangle yang masih sam

34., namun dengan pengecilan tampilan (minimize) gambar.

3. Descending Triangle

Descending Triangle (atau biasa saya sebut DESTRI) merupakan kebalikan dari pola Ascending

Triangle (ASTRI). Pola ini akan tetap memberikan sinyal bearish tanpa p

trend yang mengiringinya. Walaupun termasuk ke dalam golongan Continuation Chart Pattern,

DESTRI pun terkadang menjadi sinyal / pertanda dari sebuah perubahan arah trend (reversal).

Pola Bear Ascending Triangle terbentuk pada mata uang EUR/JPY akhir

tahun 2011, dilihat dari timeframe perjaman (hourly charts).

Terlihat pada kondisi di atas, harga bergerak berganti arah trend dari bearish menjadi bullish pasca

menembus resistance yang ada pada pola. Dan, di bawah ini adalah kelanjutan dari gambar 34:

Penampakan Bear Ascending Triangle yang masih sama dengan

34., namun dengan pengecilan tampilan (minimize) gambar.

Descending Triangle (atau biasa saya sebut DESTRI) merupakan kebalikan dari pola Ascending

Triangle (ASTRI). Pola ini akan tetap memberikan sinyal bearish tanpa pernah dipengaruhi oleh

trend yang mengiringinya. Walaupun termasuk ke dalam golongan Continuation Chart Pattern,

DESTRI pun terkadang menjadi sinyal / pertanda dari sebuah perubahan arah trend (reversal).

Pola Bear Ascending Triangle terbentuk pada mata uang EUR/JPY akhir

Terlihat pada kondisi di atas, harga bergerak berganti arah trend dari bearish menjadi bullish pasca

menembus resistance yang ada pada pola. Dan, di bawah ini adalah kelanjutan dari gambar 34:

a dengan Gambar

Descending Triangle (atau biasa saya sebut DESTRI) merupakan kebalikan dari pola Ascending

ernah dipengaruhi oleh

trend yang mengiringinya. Walaupun termasuk ke dalam golongan Continuation Chart Pattern,

DESTRI pun terkadang menjadi sinyal / pertanda dari sebuah perubahan arah trend (reversal).

Page 35: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar di atas menggambarkan meruncingnya support

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi. Lazimnya,

formasi ini memiliki lembah-lembah yang sama rendah (A

semakin merendah (B – D – E).

kekuatan bearish namun tertahan pada titik harga tertentu sehingga menyebabkan impulsi berkali

kali. Walaupun Saya mengilustrasikan pola ini dengan enam buah titik pullback (A

namun sebetulnya dengan hanya minimal empat buah titik pulback validasi pola ini sudah cukup

meyakinkan.

Konfirmasi atas validasi pola ini haruslah menunggu sampai harga ditutup di bawah / menembus

garis support. Dan, metode proyeksi dapat diadopsi dalam penent

Seperti gambar di bawah ini:

Gambar di atas menggambarkan meruncingnya support dengan resistance sebagai gambaran atas

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi. Lazimnya,

lembah yang sama rendah (A – C – E) dengan puncak

E). Hal tersebut dikarenakan pergerakan harga yang didominasi oleh

kekuatan bearish namun tertahan pada titik harga tertentu sehingga menyebabkan impulsi berkali

kali. Walaupun Saya mengilustrasikan pola ini dengan enam buah titik pullback (A-

sebetulnya dengan hanya minimal empat buah titik pulback validasi pola ini sudah cukup

Konfirmasi atas validasi pola ini haruslah menunggu sampai harga ditutup di bawah / menembus

garis support. Dan, metode proyeksi dapat diadopsi dalam penentuan target terdekat pola ini.

dengan resistance sebagai gambaran atas

penyempitan pergerakan harga yang terjadi akibat semakin kecilnya tingkat fluktuasi. Lazimnya,

E) dengan puncak-puncak yang

Hal tersebut dikarenakan pergerakan harga yang didominasi oleh

kekuatan bearish namun tertahan pada titik harga tertentu sehingga menyebabkan impulsi berkali-

-B-C-D-E-F),

sebetulnya dengan hanya minimal empat buah titik pulback validasi pola ini sudah cukup

Konfirmasi atas validasi pola ini haruslah menunggu sampai harga ditutup di bawah / menembus

uan target terdekat pola ini.

Page 36: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut contoh pola Bear DESTRI yang nampak padaBerikut contoh pola Bear DESTRI yang nampak pada charts:

Page 37: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 38. Pola Descending Triangle yang diawali trend bearish (Bear DESTRI) terlihat

pada pergerakan mata uang EUR/JPY pertengahan

dari timeframe perjaman (hourly charts

Pasca terbentuknya pola seperti pada Gambar 38., mata uang euro melanjutkan trend bearishnya

terhadap yen.

Seperti yang sudah Saya jelaskan, bahwa penamaan Bear DESTRI dimaksudkan untuk

pola DESTRI yang terbentuk diawali dengan trend bearish sehingga dapat menjadi sinyal

keberlanjutan bagi trend tersebut. Sebagai lawannya, pola DESTRI pun bisa menjadi sinyal

perubahan arah trend atau reversal jika didahului dengan trend bullis

trend bullish saya istilahkan sebagai Bull DESTRI. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah

ini:

Sama seperti Bear DESTRI, Bull DESTRI pun memerlukan penembusan garis support untuk

konfirmasinya. Selanjutnya target terdek

dengan metode proyeksi seperti gambar berikut:

Pola Descending Triangle yang diawali trend bearish (Bear DESTRI) terlihat

pada pergerakan mata uang EUR/JPY pertengahan tahun 2010. Dilihat

hourly charts).

Pasca terbentuknya pola seperti pada Gambar 38., mata uang euro melanjutkan trend bearishnya

Seperti yang sudah Saya jelaskan, bahwa penamaan Bear DESTRI dimaksudkan untuk

pola DESTRI yang terbentuk diawali dengan trend bearish sehingga dapat menjadi sinyal

keberlanjutan bagi trend tersebut. Sebagai lawannya, pola DESTRI pun bisa menjadi sinyal

perubahan arah trend atau reversal jika didahului dengan trend bullish. Pola DESTRI yang diawali

trend bullish saya istilahkan sebagai Bull DESTRI. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah

Sama seperti Bear DESTRI, Bull DESTRI pun memerlukan penembusan garis support untuk

konfirmasinya. Selanjutnya target terdekat yang akan disentuh oleh harga bisa kita perkirakan

dengan metode proyeksi seperti gambar berikut:

Pola Descending Triangle yang diawali trend bearish (Bear DESTRI) terlihat

Pasca terbentuknya pola seperti pada Gambar 38., mata uang euro melanjutkan trend bearishnya

Seperti yang sudah Saya jelaskan, bahwa penamaan Bear DESTRI dimaksudkan untuk menunjukkan

pola DESTRI yang terbentuk diawali dengan trend bearish sehingga dapat menjadi sinyal

keberlanjutan bagi trend tersebut. Sebagai lawannya, pola DESTRI pun bisa menjadi sinyal

h. Pola DESTRI yang diawali

trend bullish saya istilahkan sebagai Bull DESTRI. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah

Sama seperti Bear DESTRI, Bull DESTRI pun memerlukan penembusan garis support untuk

at yang akan disentuh oleh harga bisa kita perkirakan

Page 38: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Contoh Bull Descending Triangle pada

Gambar 41. Pola Bull Descending Triangle nampak pada pair mata uang GBP (Poundsterling)

terhadap US$ awal tahun 2008. Dilihat dengan timeframe harian (daily charts).

Contoh Bull Descending Triangle pada charts:

Pola Bull Descending Triangle nampak pada pair mata uang GBP (Poundsterling)

tahun 2008. Dilihat dengan timeframe harian (daily charts).

Pola Bull Descending Triangle nampak pada pair mata uang GBP (Poundsterling)

Page 39: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Flags

Dengan mendengar namanya saja mestinya Anda sudah bisa membayangkan bentuk dari pola ini. Yap,

pola yang termasuk Continuation Chart Pattern ini memiliki bentuk menyerupai bendera. Pola

termasuk ke dalam pola yang sering ditemui dalam charts. Pola ini biasa ditemui pada kondisi trend yang

sangat dinamis, yang mana trend yang mengawalinya memiliki pergerakan yang tegas dan tanpa

volatilitas yang berarti. Seperti pada pola lainnya, po

(relatif) sejajar dan memiliki kemiringan yang berlawanan dengan trend yang mengawalinya. Pola flags

terbagi menjadi dua berdasarkan trend yang mengawalinya. Pola Flags pada iringan trend bullish disebut

dengan Bullish Flag dan pada iringan trend bearish disebut dengan

di bawah ini:

Baik Bullish Flag maupun Bearish Flag, keduanya membutuhkan penembusan garis resistance / support

sebagai konfirmasinya. Bullish Flag membutuhka

sedangkan Bearish Flag membutuhkan penembusan garis support sebagai konfirmasi. Untuk selanjutnya

target dapat ditentukan pula dengan metode proyeksi seperti pola

Dengan mendengar namanya saja mestinya Anda sudah bisa membayangkan bentuk dari pola ini. Yap,

pola yang termasuk Continuation Chart Pattern ini memiliki bentuk menyerupai bendera. Pola

termasuk ke dalam pola yang sering ditemui dalam charts. Pola ini biasa ditemui pada kondisi trend yang

sangat dinamis, yang mana trend yang mengawalinya memiliki pergerakan yang tegas dan tanpa

volatilitas yang berarti. Seperti pada pola lainnya, pola Flags ditunjukkan dengan dua buah garis yang

(relatif) sejajar dan memiliki kemiringan yang berlawanan dengan trend yang mengawalinya. Pola flags

terbagi menjadi dua berdasarkan trend yang mengawalinya. Pola Flags pada iringan trend bullish disebut

dan pada iringan trend bearish disebut dengan Bearish Flag. Seperti pada gambar

Baik Bullish Flag maupun Bearish Flag, keduanya membutuhkan penembusan garis resistance / support

sebagai konfirmasinya. Bullish Flag membutuhkan penembusan garis resistance sebagai konfirmasi

sedangkan Bearish Flag membutuhkan penembusan garis support sebagai konfirmasi. Untuk selanjutnya

target dapat ditentukan pula dengan metode proyeksi seperti pola-pola sebelumnya. Check this out:

Dengan mendengar namanya saja mestinya Anda sudah bisa membayangkan bentuk dari pola ini. Yap,

pola yang termasuk Continuation Chart Pattern ini memiliki bentuk menyerupai bendera. Pola Flags

termasuk ke dalam pola yang sering ditemui dalam charts. Pola ini biasa ditemui pada kondisi trend yang

sangat dinamis, yang mana trend yang mengawalinya memiliki pergerakan yang tegas dan tanpa

la Flags ditunjukkan dengan dua buah garis yang

(relatif) sejajar dan memiliki kemiringan yang berlawanan dengan trend yang mengawalinya. Pola flags

terbagi menjadi dua berdasarkan trend yang mengawalinya. Pola Flags pada iringan trend bullish disebut

. Seperti pada gambar

Baik Bullish Flag maupun Bearish Flag, keduanya membutuhkan penembusan garis resistance / support

n penembusan garis resistance sebagai konfirmasi

sedangkan Bearish Flag membutuhkan penembusan garis support sebagai konfirmasi. Untuk selanjutnya

Check this out:

Page 40: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut ini adalah contoh nyata dari pola Flags:ni adalah contoh nyata dari pola Flags:

Page 41: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 46. Bullish Flag terlihat pada mata uang EUR/USD awal tahun 2009, dilihat

dengan timeframe harian (daily charts).

Gambar 47. Bearish Flag terlihat pada pergerakan mata uang USD/CHF di penghujung tahun

2001 – awal 2002. Dilihat dengan timeframe harian (daily charts).

Pennants

Pennants memiliki banyak kesamaan dengan Flags. Selain sama-sama tergolong Continuation Patterns,

Pennants juga biasa ditemui pada kondisi trend yang dinamis, yang mana memiliki pergerakan yang

tegas dan tanpa volatilitas berarti. Bentuknya yang hampir mirip dengan pola Triangles membuat pola ini

menjadi lebih mudah ditemui. Pennants terbagi lagi ke dalam dua jenis berdasarkan trend yang

mengawalinya. Jika ia diawali dengan trend bullish, maka disebut dengan Bullish Pennants. Sedangkan

untuk yang diawali trend bearish disebut Bearish Pennants. Berikut ilustrasinya:

Page 42: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Penembusan garis resistance / support diperlukann untuk konfirmasi lanjutan pola ini. Selanjutnya target

terdekat dapat diperkirakan dengan metode proyeksi, seperti pada gambar di bawah:

Penembusan garis resistance / support diperlukann untuk konfirmasi lanjutan pola ini. Selanjutnya target

perkirakan dengan metode proyeksi, seperti pada gambar di bawah:

Penembusan garis resistance / support diperlukann untuk konfirmasi lanjutan pola ini. Selanjutnya target

Page 43: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Dan ini salah satu Pennants yang ditemui pada charts:

Gambar 52. Bearish Pennants menampakkan diri pada mata uang EUR/USD.

Dan ini salah satu Pennants yang ditemui pada charts:

Bearish Pennants menampakkan diri pada mata uang EUR/USD.

Page 44: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Rectangles

Pola ini merupakan pola yang paling banyak memiliki

sebagaiConsolidation Pattern, Sideways Pattern

dsb. Sebutan-sebutan tersebut muncul dikarenakan bentuk dari pola ini yang cenderung menyamping

atau datar / flat. Pergerakan menyamping tadi adalah gambaran dari pergerakan harga yang tertahan di

antara support dan resistance dengan range yang sempit. Pola ini termasuk Continuation Chart Patterns

karena sifatnya yang memberlanjutkan sebuah trend yang mengawalinya set

Berbicara trend yang mengawali, pola Rectangles terbagi ke dalam dua jenis, yaitu: Bullish Rectangle dan

Bearish Rectangle. Dikatakan Bullish jika trend yang mengawalinya adalah up

Bearish jika trend awalnya downtrend.

Untuk memastikan konfirmasi dari pola ini support atau resistance yang ada haruslah tertembus. Pada

pola Bullish Rectangle konfirmasi yang digunakan adalah penembusan resistance. Sedangkan pada pola

Bearish Rectangle, konfirmasinya ada pada

targetnya dapat memanfaatkan metode proyeksi sebagai alat memprediksi.

Pola ini merupakan pola yang paling banyak memiliki sebutan. Rectangles sering pula disebut

Sideways Pattern, Greyness Pattern, Box Pattern, Trading Range pattern

sebutan tersebut muncul dikarenakan bentuk dari pola ini yang cenderung menyamping

Pergerakan menyamping tadi adalah gambaran dari pergerakan harga yang tertahan di

antara support dan resistance dengan range yang sempit. Pola ini termasuk Continuation Chart Patterns

karena sifatnya yang memberlanjutkan sebuah trend yang mengawalinya setelah pola ini terkonfirmasi.

Berbicara trend yang mengawali, pola Rectangles terbagi ke dalam dua jenis, yaitu: Bullish Rectangle dan

Bearish Rectangle. Dikatakan Bullish jika trend yang mengawalinya adalah up-trend, dan dikatakan

a downtrend.

Untuk memastikan konfirmasi dari pola ini support atau resistance yang ada haruslah tertembus. Pada

pola Bullish Rectangle konfirmasi yang digunakan adalah penembusan resistance. Sedangkan pada pola

Bearish Rectangle, konfirmasinya ada pada penembusan support. Seperti yang sudah-sudah, penentuan

targetnya dapat memanfaatkan metode proyeksi sebagai alat memprediksi.

sebutan. Rectangles sering pula disebut

Trading Range pattern,

sebutan tersebut muncul dikarenakan bentuk dari pola ini yang cenderung menyamping

Pergerakan menyamping tadi adalah gambaran dari pergerakan harga yang tertahan di

antara support dan resistance dengan range yang sempit. Pola ini termasuk Continuation Chart Patterns

elah pola ini terkonfirmasi.

Berbicara trend yang mengawali, pola Rectangles terbagi ke dalam dua jenis, yaitu: Bullish Rectangle dan

trend, dan dikatakan

Untuk memastikan konfirmasi dari pola ini support atau resistance yang ada haruslah tertembus. Pada

pola Bullish Rectangle konfirmasi yang digunakan adalah penembusan resistance. Sedangkan pada pola

sudah, penentuan

Page 45: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Berikut salah satu contoh Rectangles yang terekam pada charts:Berikut salah satu contoh Rectangles yang terekam pada charts:

Page 46: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Gambar 57. Bullish Rectangle terlihat pada pergerakan mata uan

dari timeframe harian (daily charts

Cup and Handle

Terakhir yaitu Cup and Handle. Pola yang sering disingkat “CnH” ini merupakan pola dengan akurasi

sangat tinggi namun sangat sulit atau jarang ditemui pada charts. Sesuai dengan arti

memiliki bentuk yang sangat khas yang menyerupai “cangkir” dan “pegangannya”. Uniknya, pola ini

hanya bisa kita temui pada pergerakan harga yang diawali trend bullish / naik. Meskipun memang tidak

menutup kemungkinan bahwa pola ini dapat terbe

sampai sejauh ini belum ada satupun statistik yang menunjukkan hal tersebut.

Sama seperti pada pola lainnya, konfirmasi pada pola CnH pun membutuhkan penembusan resistance

pada “handle”nya. Target, untuk selanjutnya, dapat ditentukan dengan metode proyeksi, seperti pada

ilustrasi di bawah ini:

Bullish Rectangle terlihat pada pergerakan mata uang EUR/USD. Dilihat

daily charts).

Terakhir yaitu Cup and Handle. Pola yang sering disingkat “CnH” ini merupakan pola dengan akurasi

sangat tinggi namun sangat sulit atau jarang ditemui pada charts. Sesuai dengan arti namanya, CnH

memiliki bentuk yang sangat khas yang menyerupai “cangkir” dan “pegangannya”. Uniknya, pola ini

hanya bisa kita temui pada pergerakan harga yang diawali trend bullish / naik. Meskipun memang tidak

menutup kemungkinan bahwa pola ini dapat terbentuk pada pergerakan harga turun / bearish, namun

sampai sejauh ini belum ada satupun statistik yang menunjukkan hal tersebut.

Sama seperti pada pola lainnya, konfirmasi pada pola CnH pun membutuhkan penembusan resistance

selanjutnya, dapat ditentukan dengan metode proyeksi, seperti pada

g EUR/USD. Dilihat

Terakhir yaitu Cup and Handle. Pola yang sering disingkat “CnH” ini merupakan pola dengan akurasi

namanya, CnH

memiliki bentuk yang sangat khas yang menyerupai “cangkir” dan “pegangannya”. Uniknya, pola ini

hanya bisa kita temui pada pergerakan harga yang diawali trend bullish / naik. Meskipun memang tidak

ntuk pada pergerakan harga turun / bearish, namun

Sama seperti pada pola lainnya, konfirmasi pada pola CnH pun membutuhkan penembusan resistance

selanjutnya, dapat ditentukan dengan metode proyeksi, seperti pada

Page 47: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf

Dan berikut contoh Cup and Handle yang tampak pada charts:Dan berikut contoh Cup and Handle yang tampak pada charts:

Page 48: EBOOK Chart Pattern Malay Versi.pdf