Top Banner
“To Compare the Recurrence Rate of Pterygium Excision with Bare-sclera, Free Conjunctival Auto Graft and Amniotic Membrane Grafts” Yesi Nur Widyastuti 121.0221.015 TELAAH KRITIS JURNAL
32

EBM Pterigium

Apr 28, 2015

Download

Documents

yesi_widyastuti

Pterigium
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EBM Pterigium

“To Compare the Recurrence Rate of Pterygium Excision with Bare-sclera,

Free Conjunctival Auto Graft and Amniotic Membrane Grafts”

Yesi Nur Widyastuti121.0221.015

TELAAH KRITIS JURNAL

Page 2: EBM Pterigium

SKENARIO:

Pasien laki-laki berusia 54 tahun Keluhan Utama : buram pada mata

kanannya Keluhan Tambahan : disertai adanya

selaput di matanyaRiwayat Pekerjaan : Pasien bekerja sebagai

pemasak gula di salah satu pabrik selama 2 tahun

Page 3: EBM Pterigium

Diagnosa : Pterygium

Page 4: EBM Pterigium

Terapi : disarankan untuk menjalani operasi dengan teknik Bare Sclera

Alternatif terapi : Teknik operasi Conjunctival Auto Graft dan Amniotic Membrane Graft

Page 5: EBM Pterigium

FOREGROUND QUESTION:

•Apakah teknik operasi Bare Sclera lebih baik dalam mencegah terjadinya kekambuhan pada pterigium dibandingkan dengan Conjunctival Auto Graft dan Amniotic Membrane Graft?

Page 6: EBM Pterigium

PICO:

•P = Pasien laki-laki dewasa, menderita pterygium

•I = Teknik operasi pterigium dengan teknik Bare Sclera

•C = Teknik operasi pterigium dengan teknik Conjunctival Auto Graft dan Amniotic Membrane Graft

•O = Efektivitas teknik operasi dalam mencegah kekambuhan

Page 7: EBM Pterigium

KEYWORD:

Bare Sclera AND Conjunctival Auto Graft AND Amniotic Membrane Graft

Page 8: EBM Pterigium

• TYPE OF QUESTION: THERAPY

• TYPE OF STUDY: RANDOMIZED

• PEMILIHAN SITUS: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

• ARTIKEL YANG DI PILIH: • To Compare the Recurrence Rate of Pterygium

Excision with Bare-Sclera, Free Conjunctival Auto Graft and Amniotic Membrane Grafts

Page 9: EBM Pterigium

TELAAH KRITIS JURNAL

Page 10: EBM Pterigium

1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok dan teknik randomisasi yang digunakan•Ada. Namun tidak ada teknik randomisasi

yang digunakan.

Page 11: EBM Pterigium

2. Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan penyertaan semua pasien dalam pembuatan kesimpulan

a. Mengidentifikasi lengkap atau tidaknya follow-upYa. Ada

Page 12: EBM Pterigium

b. Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok randomisasi semulaTidak ada.

Page 13: EBM Pterigium

3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi dan peneliti

•Tidak Ada.

Page 14: EBM Pterigium

4. Menentukan ada tidaknya persamaan pada kedua kelompok diawal penelitian

•Ya ada.

Page 15: EBM Pterigium

5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok selain perlakuan eksperimen

•Ya, Ada.

Page 16: EBM Pterigium

6. Menentukan besar efek terapi

Page 17: EBM Pterigium

7. Menentukan presisi estimasi terapi (95%Cl)•Tidak ada.

Page 18: EBM Pterigium

8. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spectrum pasien dan setting)

Page 19: EBM Pterigium

9. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien.Keuntungan ada.

Kerugian tidak ada

Page 20: EBM Pterigium

Terima Kasih

Page 21: EBM Pterigium

PTERIGIUM

Page 22: EBM Pterigium

DEFINISI

Pterigium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif (Shidarta Ilyas).

Page 23: EBM Pterigium

ANATOMI KONJUNGTIVA

Page 24: EBM Pterigium

EPIDEMIOLOGI

di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi tinggi sampai 22% di daerah

dekat ekuator Insiden tinggi pada umur antara 20-49 tahun

Page 25: EBM Pterigium

ETIOLOGI

Iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara panas

Page 26: EBM Pterigium

FAKTOR RISIKO

Usia usia dewasa pterygium terbanyak pada usia dekade dua dan tiga (Tan, 2002). Di RSUD AA tahun 2003-2005 didapatkan usia terbanyak 31 – 40 tahun yaitu 27,20%.

Pekerjaan paparan yang sering dengan sinar UV. Tempat tinggal di khatulistiwa memiliki angka

kejadian pterygium yang Herediter autosomal dominan. Infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dinyatakan

sebagai faktor penyebab pterygium. Lainnya Kelembaban yang rendah dan

mikrotrauma karena partikel-partikel tertentu seperti asap rokok , pasir

Page 27: EBM Pterigium

PATOFISIOLOGI

teori degenerasi, inflamasi, neoplasma, tropik ataupun teori yang menghubungkan dengan sinar UV

Page 28: EBM Pterigium

KLASIFIKASI

derajat pertumbuhan pterygium Stadium I : hanya terbatas pada limbus. Stadium II : Sudah melewati limbus tetapi

tidak melebihi dari 2 mm melewati kornea. Stadium III : jika telah melebihi derajat 2

tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm).

Stadium IV : Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Page 29: EBM Pterigium

GEJALA KLINIK

umumnya asimptomatis berupa mata sering berair dan tampak

merah dan mungkin menimbulkan astigmatisma yang memberikan keluhan gangguan penglihatan

Page 30: EBM Pterigium

DIAGNOSIS BANDING

Pseudopterigium

Page 31: EBM Pterigium

PENATALAKSANAAN Bare sclera : melibatkan eksisi kepala dan tubuh

pterigium, dan memungkinkan sklera untuk epitelisasi. Kerugian dari teknik ini adalah tingginya tingkat rekurensi pasca pembedahan yang dapat mencapai 40-75%.15

Autograft Conjunctival : menggunakan autograft yang biasanya diambil dari konjungtiva bulbi bagian superior, dieksisi sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan dijahit di atas sklera yang telah dieksisi pterigium. Tingkat kekambuhandari teknik ini dilaporkan sekitar 2-40% pada beberapa studi.15

Amniotic membran transplantation : teknik grafting dengan menggunakan membran amnion. Beberapa peneliti menyatakan bahwa membrane amnion berisi faktor penting untuk menghambat peradangan dan fibrosis dan epitelisasi. Tingkat kekambuhan pada teknik ini sekitar 2,6-10,7%.

Page 32: EBM Pterigium

PROGNOSIS

Umumnya, setelah pembedahan pterigium pada penglihatan ataupun kosmetik adalah baik.