Top Banner
ISSN: 2087-5967 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Kupas Tuntas Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) di UGM 14 Edisi 14 Maret 2013
56

EB News Edisi 14 Tahun 2013

Jan 21, 2016

Download

Documents

EB News

Majalah Kwartalan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, EB News edisi ke-14 terbit bulan Maret 2013
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EB News Edisi 14 Tahun 2013

ISSN: 2087-5967

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Kupas Tuntas Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) di UGM

14Edisi 14Maret 2013

Page 2: EB News Edisi 14 Tahun 2013

PREFACESyukur atas Tuhan YME, EB News hadir kembali di tengah-tengah

pembaca setia. Melalui edisi ini kami mengucapkan selamat tahun baru 2013, semoga kesuksesan selalu menyertai kita.

Edisi ke-14 ini EB News hadir dengan tema yang sedang hangat diperbincangkan. Ulasan mengenai status Badan Layanan Umum akan disajikan dalam rubrik Special Report. Keberadaan Hutan Pardian yang berlokasi di samping balairung juga mewarnai EB News dalam rublik Around Bulaksumur. EB News juga menampilkan sosok inspiratif Dr. Rahmad Waluyanto dalam rubrik Alumni Corner. Perkembangan baru dalam dunia akademik juga diulas di edisi ini lewat perjanjian kerja sama baru antara Fakultas Ekonomika dan Bisnis dengan universitas di Korea Selatan, EWHA Womans University, yang membuka kesempatan luas bagi sivitas akademika untuk mendapatkan kesempatan pertukaran dosen dan mahasiswa di sana.Semoga EB News edisi ke-14 ini membawa inspirasi bagi pembaca setia. Selamat membaca!

Terima kasih.

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D.Dekan FEB UGM

Penanggung JawabMuhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Alumni dan Kerjasama)

PengarahProf. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D(Dekan)

B.M. Purwanto, MBA., Ph.D(Wakil dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan)

Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A., Akt.(Wakil Dekan Bidang Keuangan Administrasi dan Sumber Daya Manusia)

Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D(Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Teknologi Informasi)

Diterbitkan olehFakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah MadaJl. Sosio Humaniora No 1Bulaksumur, Yogyakarta 55281T: + 62 274 548 510 (hunting)F: + 62 274 563 212E: [email protected]: http://www.feb.ugm.ac.id

Tim LiputanHestining KurniastutiAina Vidya TamaDwi Andi RohmatikaRahmat Dwi SantosoPrima Yustitia LukitasariPoppy Laksita

ArtistikRoyyan WicaksonoAlkhapila Nahri Z

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

2

Page 3: EB News Edisi 14 Tahun 2013

CONTENTSWHAT’S UP FEB

LECTURER’S ARTICLE23 Tahun Mbalik Kampus 4Mahasiswa Punya Gawe 6Kompetisi Danone Young Social Entrepreneur 2012: Kompak dan Kreatif Kunci Sukses Drupadi 8

Kupas Tuntas Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) di UGM

26

SPECIAL REPORT

I Wayan Nuka Lantara“Manajemen Risiko dan Derivatif Cuaca” 30

ADVERTORIAL 29

ALUMNI CORNER 33

NEWS FROM ABROAD

40

STUDENT CORNER 42

SCHOLARSHIP AND RECRUITMENT 43

FACILITIES 44

PARTNERSHIP 43

UNIT NEWS 46WHO’S WHO

52Heru Edi Yulianto, Dedikasi Tinggi dalam Setiap Situasi

AROUND BULAKSUMUR 53FEB IN PICTURES 54EXCHANGE STUDENTS’ COMMENTS

55

Singgih WijayanaBersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan

Welcome Cocktail 2013 10Magister Sains Dan Doktor

Magister Manajemen

Magister Akuntansi

Magister Ekonomika Pembangunan

1916

14

20

Program Profesi Akuntansi 24

OTHERS 35

3

Page 4: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

23 Tahun Mbalik KampusTemu Alumni Akuntansi FEB UGM Angkatan 1989

Masa kuliah menyimpan kenangan tersendiri yang tidak mudah dilupakan. Hal ini telah mengilhami terselenggaranya temu alumni Jurusan Akuntansi

FEB UGM angkatan 1989 dengan tema “23 Tahun Mbalik Kampus”. Acara yang jatuh pada Sabtu (22/12) ini bertujuan untuk menyambung kembali tali silaturahmi alumni yang selama ini telah renggang karena kesibukan masing-masing. Pramono Hardjanto selaku ketua panitia reuni mengungkapkan, “Humanisme UGM jangan sampai hilang. Anda boleh profesional, tapi jangan sampai melupakan bahwa kita punya root UGM”. Ia berharap reuni selanjutnya yang ke-25 dapat dihadiri bukan hanya dari Jurusan Akuntansi saja, melainkan seluruh mahasiswa FEB UGM angkatan 1989. Untuk itu, reuni ini digunakan sebagai ajang pemanasan untuk memotivasi persiapan reuni perak tersebut yang akan jatuh dua tahun lagi.

Kegiatan ini berjalan lancar dan meriah dengan mengambil tempat di Selasar FEB UGM pada malam hari. Dekorasi dan jamuan makanan sengaja disiapkan bertemakan era 90-an untuk memperkuat kesan nostalgia mbalik kampus. Setiap tamu undangan yang datang mendapatkan suvenir kaus cantik sebagai kenang-kenangan. Selain itu, tamu laki-laki juga memperoleh blangkon, sedang tamu perempuan memperoleh selendang kecil. Acara ini juga dihadiri jajaran manajemen fakultas, seperti Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D., Muhammad Edhie Purnawan, M.A, Ph.D., Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., Ketua Jurusan Akuntansi Mahfud Sholihin, M.Acc, Ph.D. dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi Dr. Didi Achjari, M.Com. yang juga merupakan salah satu alumni Jurusan Akuntansi 1989.

Wihana selaku Dekan FEB UGM menyampaikan sambutannya

sebagai perwakilan fakultas dengan mengungkapkan dukungannya terhadap kegiatan serupa dan berharap dapat terselenggaranya kegiatan temu alumni lain untuk memperkuat hubungan fakultas dengan para alumni. Dalam kegiatan tersebut juga turut diberikan secara simbolis beasiswa alumni angkatan 1989 kepada Alfian Andre Yulianto (Akuntansi 2010) dan Malvinda Apik Gusumawati (Akuntansi 2009) setelah terpilih melalui tahap seleksi. Acara diakhiri dengan pemutaran dokumentasi foto kenangan alumni angkatan 1989 ketika menjadi mahasiswa FEB UGM. [rahmat]

4

Page 5: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Alumni Gathering FEB UGMInisiasi Alumni FEB UGM dalam Mempersiapkan Indonesia Maju

Pada hari Minggu (2/12) di kampus UGM Jakarta, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menggelar Alumni Gathering 2012 dengan tajuk “Inisiasi Alumni FEB UGM

dalam Mempersiapkan Indonesia Maju”. Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan bagi FEB UGM untuk menjembatani komunikasi aktif pihak fakultas dengan para alumni.

Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku Dekan FEB dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan temu alumni pada kesempatan tersebut sangat strategis karena secara khusus mengundang alumni-alumni FEB UGM yang menduduki posisi strategis baik di sektor swasta maupun pemerintah. Para alumni akan berbicara mengenai ide dan gagasannya untuk kemajuan almamater serta peran alumni dalam memajukan bangsa.

Dalam acara yang dikemas menyerupai talk show tersebut, secara bergantian alumni menyampaikan gagasan dan pemikirannya. Alumni tersebut di antaranya adalah Anies Baswedan (angkatan 1989), Bambang Sudibyo (angkatan 1972), Djauhari Oeratmangun (angkatan 1976), M. Zamkhani (angkatan 1985), Perry Warjiyo (angkatan 1977), Ainun Na’im (angkatan 1979), Denny Puspa Purbasari (angkatan 1993), Zainal Sudjais (angkatan 1962), R. Agus Sartono (angkatan 1982) dan Nasjid Majidi (angkatan

1983) didampingi moderator A. Tony Prasetiantono (angkatan 1981) dan Muhammad Edhie Purnawan (angkatan 1986).

Dalam kesempatan terpisah, Wihana juga menyampaikan program-program alumni yang telah berjalan hingga saat ini. Melalui program-program tersebut telah terhimpun dana kurang lebih 600 juta rupiah yang sebagian besar dialokasikan untuk beasiswa mahasiswa. Selain itu juga terhimpun sumbangan sebesar 100 juta rupiah dari angkatan 1976 untuk pembangunan Gedung Pertamina Tower FEB UGM. Wihana berharap Alumni Gathering ini dapat membentuk dan memperluas jejaring alumni FEB UGM di tingkat nasional maupun internasional sehingga alumni dapat berkontribusi kembali terhadap almamater melalui program alumni back to campus.

Sebagai penghargaan bagi alumni yang telah memberikan kontribusi banyak kepada fakultas, FEB UGM memberikan penghargaan berupa piagam Alumni Award yang diserahkan oleh Prof. Wihana kepada perwakilan alumni FEB UGM angkatan 1959, 1973, 1975, 1976, dan 1979. [rahmat]

5

Page 6: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

Mahasiswa Punya Gawe

Tahun 2012 lalu menjadi tahun yang padat agenda bagi kampus FEB UGM. Beragam kegiatan Dies Natalis ke-57 yang diinisiasi para dosen dan karyawan telah digelar dengan sukses. Seakan tidak mau kalah dari dosen dan karyawan, para mahasiswa pun aktif menyalurkan bakat dan kreativitas mereka melalui kegiatan yang diorganisasi oleh setiap organisasi mahasiswa. Berikut

gawean para mahasiswa FEB UGM sepanjang tahun 2012 lalu:

Masih mengusung semangat anti korupsi bertemakan “High Political Cost and Money Laundering” BEM mengadakan serangkaian acara dengan agenda utama Konferensi Mahasiswa (5/10) dan Seminar Ekonomi Bebas Korupsi (6/10). EBK menghadirkan tokoh nasional seperti Wanda Hamidah, Marrisa Haque, M. Yusuf (Kepala PPATK), dan Oce Madril.

1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)Ekonomi Bebas Korupsi

Himiespa sukses menyelenggarakan event bertaraf Internasional dalam FSDE 2012. Selain Seminar Internasional (10/11) yang diisi oleh pembicara dunia seperti World Bank dan USAID, FSDE juga menyelenggarakan kompetisi essay internasional dan kompetisi ekonomi bagi siswa SMA se-Indonesia (9/11).

2. Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (Himiespa) Forum Studi dan Diskusi Ekonomi

6

Page 7: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Sustainability merupakan isu penting yang diangkat dalam event terbesar mahasiswa manajemen 2012 lalu. Management’s Events 2012 dikemas dalam beragam acara menarik seperti Seminar “Green Collar Economy” (8/12) dan Kompetisi Business Case tingkat Nasional (13/12-15/12).

3. Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen(Ikamma)Management’s Events

IMAGAMA kembali mengadakan event tahunan GMAD “Good Accounting for Excellent Business”. Beragam acara digelar untuk memeriahkan GMAD 2012 seperti seminar nasional (28/4), Konferensi Internasional Mahasiswa (10/5-11/5), dan Kompetisi Akuntansi Nasional (10/5-12/5).

4. Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada(Imagama)Gadjah Mada Acoounting Days

“Menembus Cakrawal Peradaban Islam Dunia” menjadi tema yang diangkat pada JMME Fair tahun 2012 lalu (14/5-18/5). JMME Fair dikemas sangat kreatif dengan beragam acara seperti Tabligh Akbar bersama Ustadz Nizam Zulfikar (Dai Muda ANTV) dan beda buku “99 Cahaya di Langit Eropa” karya dosen FEB UGM Rangga Almahendra.

5. Jamaah Mahasiswa Muslim Ekonomi (JMME)JMME Fair

Berbagi damai dan kasih Natal menjadi kegiatan utama PMK. Perayaan Natal PMK (21/12) diselenggarakan di Universitas Kristen Duta Wacana bersama dengan mahasiswa Kristen UGM lainnya.

6. Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)Perayaan Natal Bersama

Tidak hanya sehat secara rohani, organisasi mahasiswa Katolik ini juga menyadari pentingnya menjaga kesehatan jasmani dan kreativitas. Di penghujung tahun 2012 lalu KMK menyelenggarakan CEO (3/12-8/12) sebuah kompetisi seni dan olahraga yang diikuti oleh mahasiswa Kristen dan Katolik di UGM. Kompetisi ini memperebutkan juara dari cabang olahraga futsal dan cabang kesenian vocal group.

7. Keluarga Mahasiswa Katholik (KMK)Catholic and Christian Econolympics

Menulis dan menginspirasi adalah topik acara yang dikemas oleh organisasi pers mahasiswa ini. Melalui rangkaian acara pameran fotografi, workshop fotografi & kepenulisan, dan ditutup dengan Talkshow Journaligth (20/10) di mana EQUALITY mengajak anak muda untuk selalu berbagi inspirasi.

8. Equilibrium (EQ)Equilibrium Annual Activity

SEF FEB UGM mengemas semangat wirausaha dalam konteks Islam melalui Seminar Internasional “Building Business through Islamicpreneurship” (13/10). Seminar ini diisi oleh para pemateri profesional seperti Andrew White, Muhammad Assad, dan Veithzal Rivai.

9. Syariah Economics Forum (SEF)Syariah Economics This Year

Dekat dengan alam tetap menjadi tema besar dari kegiatan para mahasiswa pecinta alam ini. PALMAE FEB UGM menyelenggarakan beragam aktivitas yang seru dan menantang seperti Pendakian Massal Gunung Merbabu (25/5-27/5) dan Fun Rafting Sungai Elo Magelang (4/11). [poppy]

10. Pecinta Alam Mahasiswa Ekonomi (PALMAE)Pendakian Massal dan Fun Rafting

7

Page 8: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

Kompetisi tahunan bergengsi Danone Young Social Entrepreneur 2012, melahirkan sebuah kelompok mahasiswa berprestasi di UGM. Menjadikan tokoh pewayangan

Drupadi sebagai nama kelompok mereka, Irwanto (IUP Akuntansi 2010), Fadli Ariesta (Manajemen 2010), Nadia Paramitha Priasti (Manajemen 2010), Grahita Disti Paremsthie (Hukum 2010), dan Helmi Thantawi (Teknik Nuklir 2010), berharap kelompok ini dapat layaknya Dewi Drupadi yang teguh dalam mencapai hal-hal yang diperjuangkan. Irwanto, ketua tim Drupadi, mengungkapkan bahwa kelompok ini terbentuk karena persahabatan yang telah lama terjalin satu sama lain sehingga mudah membangun kecocokan dan kekompakan dalam tim.

Dalam kompetisi ini, setiap tim diharuskan menciptakan suatu ide bisnis yang tidak hanya menarik tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat yang termarginalkan. Drupadi dengan kreatif menciptakan suatu ide bisnis unik yaitu pemberdayaan waria di Yogyakarta. “Waria dipilih sebagai sasaran karena waria sangat sering kita temui di Yogyakarta dan sayangnya minim program pemerintah yang berkaitan dengan memperhatikan waria”, ungkap Irwanto. Pemberdayaan ini dilakukan dengan tujuan waria dapat lebih mandiri melalui wirusaha di bidang fashion dan mode. Drupadi mengintegrasikan potensi pengrajin kulit ikan pari di Bantul dengan pelatihan wirusaha bagi para waria di Yogyakarta. Ide bisnis unik ini pun sukses meraih penghargaan sebagai lima ide bisnis terbaik dalam

kompetisi Danone Young Social Entrepreneur 2012.

Selama kompetisi ini, para anggota tim merasakan banyak suka duka dan pengalaman yang berharga. Selain mempresentasikan ide bisnisnya, setiap tim juga ditantang untuk melakukan kegiatan lain seperti lomba yel dan pameran ide bisnis. Kekompakan Drupadi pun terbukti dengan kemenangan mereka dalam lomba yel-yel. Drupadi terpilih sebagai tim dengan yel-yel paling kreatif dan kompak. Stan Drupadi pun termasuk stand yang menarik dan atraktif di antara tim lain. Tim Drupadi tidak sekedar memamerkan ide bisnis yang diciptakan, mereka juga memeriahkan stan pameran dengan kostum yang unik dan flash mob.

Selepas kompetisi ini, Drupadi akan mengeksekusi ide bisnis mereka langsung pada target bisnis. Mereka berharap ide bisnis yang mereka berikan ini mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi para waria di Yogyakarta. Drupadi pun membagi saran dan tips kesuksesan mereka di kompetisi Danone Young Social Entrepreneur 2012 lalu. “Jangan malu dan minder dalam berkompetisi, tunjukkan potensi dan kemampuan kalian apa adanya sehingga terlihat kualitas diri kalian yang sebenarnya,” saran Tim Drupadi. [poppy]

Kompetisi Danone Young Social Entrepreneur 2012:Kompak dan Kreatif Kunci Sukses Drupadi

8

Page 9: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

Dua puluh lima tahun telah berlalu, tapi kenangan menjadi mahasiswa masih melekat kuat bagi alumni FEB UGM angkatan ‘87. Momentum ini disambut baik dengan

menyelenggarakan Reuni Perak Angkatan 1987 pada hari Sabtu (8/12) dengan mengambil tempat di kampus S1 FEB UGM dan University Club (UC) Hotel UGM. Kegiatan ini dikemas dalam dua agenda: agenda pertama adalah kunjungan ke kampus FEB UGM dan pertemuan dengan Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. di Ruang Auditorium S1, dan agenda kedua yang sekaligus juga acara puncak adalah Temu Kangen Alumni dan makan malam bersama yang berlangsung di Hall Room UC Hotel UGM.

Wahyu Anggono, ketua panitia reuni mengungkapkan, “Dari 287 orang alumni yang terdaftar, 102 orang konfirmasi hadir, namun ada empat peserta yang membatalkan sehingga yang hadir di sini ada 98 alumni.” Wahyu menambahkan bahwa reuni pada kesempatan ini merupakan reuni yang terbesar bagi angkatan ’87. Sebelumnya memang telah diselenggarakan beberapa reuni, tapi hanya dalam skala kecil dan belum mengakomodasi semua jurusan. “Kita tidak mau menyia-nyiakan momentum

Reuni Perak Angkatan ‘87 FEB UGM

perak ini, harus bisa kumpul, harus ada reuni,” imbuhnya dengan bersemangat.

Acara puncak berjalan dengan lancar dan meriah. Senyum dan tawa lepas tampak dari raut para alumni yang sedang berbincang dengan kawan lama. Hiburan musik dengan lagu-lagu lawas semakin menambah marak suasana. Acara pertama pada pertemuan malam itu adalah foto bersama. Para alumni tampak tidak canggung dan penuh ekspresi dalam berfoto. Acara kedua dilanjutkan dengan perkenalan alumni. Satu orang perwakilan dari tiap jurusan maju ke atas panggung untuk menyebut nama-nama rekannya yang hadir. Perkenalan ini dimulai dari jurusan Akuntansi, Manajemen, kemudian Ilmu Ekonomi. Agenda terakhir adalah pemilihan penanggung jawab (PJ) wilayah per jurusan. Hal ini untuk memudahkan komunikasi antaralumni jika di kemudian hari diselenggarakan kegiatan bersama yang melibatkan alumni.

Dalam kegiatan reuni ini hadir tiga dosen aktif FEB UGM yang juga merupakan angkatan ’87: Ketua Jurusan Manajemen, Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc., dosen Jurusan Akuntansi, Dr. Rusdi Akbar, M.Sc., dan yang terakhir adalah dosen Jurusan Manajemen, Dra. Reni Rosari, MBA. [rahmat]

9

Page 10: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menerima puluhan mahasiswa asing untuk

menempuh studi di kampus oranye ini. Acara penyambutan bagi mahasiswa asing bertajuk “Welcome Cocktail” pun telah diselenggarakan (8/2) bertempat di lantai 7 Gedung Pertamina Tower FEB UGM. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran dekanat, dosen dan pengurus jurusan, staf fakultas, Badan Eksekutif Mahasiswa, student ambassador dan tentunya para mahasiswa asing. Tahun ini FEB UGM menerima sebanyak tujuh belas mahasiswa asing yang datang dari berbagai negara seperi Perancis, Jerman, dan Belanda. Mereka akan menempuh studi di FEB UGM baik dalam program student exchange dan double degree. Welcome Cocktail diawali dengan penjelasan mengenai peraturan akademik dan nonakademik bagi para mahasiswa asing selama menempuh studi di kampus FEB UGM yang dipaparkan oleh Dr. Rangga Almahendra. Memperkenalkan mengenai aturan akademik dan nonakademik merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh mahasiswa asing agar mampu menempuh studi dengan lancar.

Bukan hanya sebatas penjelasan mengenai peraturan fakultas saja yang dijelaskan, melainkan juga perkenalan tentang kehidupan kampus dan mahasiswa di luar kelas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FEB UGM). “Mahasiswa asing mampu

memberikan banyak inspirasi dan berbagi wawasan global bagi mahasiswa FEB UGM,” ungkap Ketua BEM FEB UGM, Aldo Egi (Akuntansi, 2011). Welcome Cocktail berjalan sangat menyenangkan. Para mahasiswa asing mulai mengenal dan dekat dengan sivitas akademika UGM baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa. Dalam pidato penyambutannya, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM, B. M. Purwanto, Ph.D, menyatakan bahwa para mahasiswa asing diharapkan tidak menghabiskan waktu di kampus hanya untuk belajar saja. Para mahasiswa asing sangat disarankan untuk mengikuti kegiatan ekstra di luar kelas baik olahraga maupun seni seperti softball dan gamelan. Bahkan, Purwanto pun mengajak para mahasiswa asing untuk ikut bertanding voli dengan para dosen setiap Minggu pagi. “Hanya pada saat pertandingan voli itu kalian dapat melempar bola ke Profesor tanpa akan dimarahi,” gurau Purwanto.

Welcome Cocktail juga memperkenalkan para student ambassador. Mereka adalah mahasiswa FEB UGM yang akan menjadi teman dan membantu kebutuhan para mahasiswa asing selama menjalani kehidupan di kampus. Student ambassador tersebut terpilih dari seleksi oleh Kantor Urusan Internasional FEB UGM. Melalui Welcome Cocktail ini diharapkan para mahasiswa asing mampu mengenal kehidupan di kampus FEB UGM dengan nyaman baik kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas. [poppy]

WHAT’S UP FEB

Welcome Cocktail 2013Selamat Datang di Kampus Oranye

10

Page 11: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Rabu (19/12) lalu, FEB UGM mengundang Dr. Widigdo Sukarman, Presiden Komisaris Bank Muamalat. Kedatangannya ke kampus tercinta untuk berbagi cerita

dengan mahasiswa FEB UGM dalam acara SSC Bulan Desember 2012. Acara yang diadakan di ruang U204 ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 09.30 WIB dan diikuti sekitar 50 mahasiswa.

Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, yang membuka kuliah tamu tersebut mengungkapkan, ke depannya FEB UGM akan mengundang tokoh-tokoh terkemuka di bidang ekonomi, kewirausahaan, dan lainnya ke FEB UGM untuk berbagi cerita dengan mahasiswa. Tanpa menunggu lama, Widigdo memulai kuliah dengan menuliskan ‘off the cuff’ di papan tulis. Menurutnya, kuliah ini adalah, “Tanpa rencana atau tidak ada materi, jadi akan mengalir saja.”

Pada kesempatan kali ini, Widigdo mengajak mahasiswa untuk

Off The Cuff Class Bersama Widigdo Sukarman

mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan individu untuk diterima kerja. Kelas terasa aktif karena mahasiswa bergantian menyebutkan faktor yang menurut mereka berpengaruh terhadap kesuksesan bersaing melamar pekerjaan, mulai dari soft skills hingga komunikasi. Widigdo mengungkapkan, “Semua faktor tadi tidak bisa diranking penting tidaknya.” Menurutnya, faktor tersebut bisa berlainan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Dari pengalaman Widigdo, kunci agar bisa diterima kerja adalah penguasaan komunikasi dan logical thinking. Selain itu, ia juga menuturkan tentang siklus pekerjaan seseorang, mulai dari diterima, mengenali pekerjaan, menguasai dan karir yang menanjak, dan akhirnya ketika karir sudah mendekati pensiun, seseorang seharusnya mengajar agar dapat membagi ilmu yang dikuasainya. Kuliah selama satu jam ini diakhiri dengan nasihat dari Widigdo, “Jangan hafalkan, tetapi pahami konteksnya.” [prima]

WHAT’S UP FEB

11

Page 12: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB

Bermula dari kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus dalam membaca dan menulis atau dikenal dengan istilah disleksia, Tim Lexipal UGM yang terdiri dari Fransiska Vena

(Akuntansi 2008) bersama dengan kelima rekannya mahasiswa UGM menciptakan alat terapi disleksia yang dinamakan Lexipal. Lexipal merupakan aplikasi permainan pengucapan huruf dan kata yang dijalankan melalui video game interaktif Microsoft Kinect. Vena mengungkapkan umumnya anak penyandang disleksia merasa kesulitan dengan metode belajar yang sudah ada. Hal tersebut cenderung membuat anak bosan dan malas untuk belajar. Dengan permainan ini, diharapkan dapat menumbuhkan semangat anak dengan cara belajar yang menyenangkan.

Inovasi kreatif Tim Lexipal ini berhasil menyabet Pemenang Terbaik II Kategori Teknologi Informasi ketika dilombakan dalam Mandiri Young Technopreneurship di Hotel Sultan, Jakarta (17/01). Atas prestasi tersebut, Tim Lexipal berhak atas hadiah uang tunai sebesar 40 juta rupiah dan juga dana sponsor maksimum sebesar satu miliar rupiah dari Bank Mandiri untuk mengembangkan produk tersebut hingga masuk pasar.

Cara kerja permainan ini cukup unik. Dengan bantuan teknologi speech recognition, Kinect akan menganalisis jawaban pemain. Setiap kali penyandang disleksia berhasil mengucapkan huruf atau kata dengan benar, seekor kera dalam aplikasi akan memanjat naik menuju buah pisang idamannya dan akan memberikan skor tertentu sesuai dengan tingkat kesulitan huruf atau kata.

Tim Lexipal UGM Berjaya di Mandiri Technopreneurship 2013

Tim Lexipal awalnya terdiri dari empat mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Prodi Teknologi Informasi, yakni Muhamad Risqi Utama Saputra, Kuntoro Adi Nugroho, Vina Sectiana Amretadewi, Taufiq Almahsyur dan seorang dari Jurusan Sastra Perancis yakni Vremita Desectia Amretasari. Untuk mempersiapkan Mandiri Technopreneurship, Tim Lexipal sengaja mengundang Fransiska Vena dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi untuk mengembangkan sisi komersial dari produk. Hal ini dikarenakan kompetisi ini bertujuan mencari inovasi produk yang memiliki nilai jual secara bisnis.

Risqi Utama sebagai koordinator Tim Lexipal mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan membuat badan us-aha resmi sebagai payung hukum bagi eksistensi perusahaan. Dengan modal yang cukup besar, ia berharap dapat mengem-bangkan potensi Lexipal untuk membantu para penyandang dis-leksia. “Tanggapan tentang produk cukup bagus, sudah sering saya mendapat telpon dari keluarga penyandang disleksia yang menanyakan produk tersebut. Kami akan berusaha untuk mem-bawa produk ini menuju pasar,” ungkap Risqi. Tim Lexipal ber-harap hasil temuannya ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan kelak dapat menembus pasar internasional melalui Lexipal dan produk turunannya. “Itulah mimpi kami, dan kami akan berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mewujudkannya,” tutup Risqi. [rahmat]

12

Page 13: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Integrasi Industri ke dalam Kurikulum Fakultas:Kuliah Umum Redenominasi Rupiah

Dalam rangka mengintegrasikan perkembangan industri/sektor publik ke dalam kurikulum S1 di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, pada hari Sabtu (16/3)

di Ruang Audiovisual diselenggarakan Kuliah Umum/Kuliah Kebanksentralan yang mengundang dosen tamu dari Bank Indonesia. Kuliah ini mengangkat topik mengenai Redenominasi Rupiah.

Dr. Iskandar Simorangkir, Direktur Eksekutif DPSK (Direktorat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan) Bank Indonesia yang sekaligus juga Ketua Tim Kajian Nasional Redenominasi Rupiah tampil sebagai dosen tamu.

Dipandu oleh Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D. sebagai dosen pengampu mata kuliah Kebanksentralan, dosen tamu ini menyampaikan detail rencana Redenominasi Rupiah yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan Bank Indonesia.

Redenominasi Rupiah sudah masuk ke dalam Program Legeslasi Nasional di bawah otorisasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tahun 2013. Disampaikan oleh Iskandar bahwa Redenominasi Rupiah adalah sebuah program ekonomi jangka menengah yang akan dilakukan secara bertahap. Tahap-tahap yang akan dilalui

adalah Tahap Persiapan, Tahap Transisi, dan Tahap Phasing Out di mana Rupiah Lama akan secara bertahap berganti menjadi Rupiah Baru.

Sementara itu Edhie menyampaikan bahwa dengan banyaknya angka nol, membuat nilai Rupiah sekarang ini cenderung kurang berharga. Hal ini dibuktikan saat kita di luar negeri. Kecenderungannya, kecuali pada money changer outlets di bandara, Rupiah sulit ditukar dengan mata uang lain. Sukar kita menukarkan Rupiah pada bank-bank di luar negeri. Di samping itu, persepsi masyarakat asing di luar negeri terhadap mata uang dengan nominasi yang banyak (angka nol-nya –red) biasanya kurang bagus. Mereka cenderung memandang remeh negara dengan mata uang yang angka nol-nya banyak.

Dalam Kuliah Umum itu disimpulkan bahwa perjalanan Redenominasi Rupiah masih panjang dan masih dalam tahap konsultasi kepada publik. Jika prasyarat Redenominasi Rupiah dipenuhi dan mitigasi risiko dapat diantisipasi dengan baik, maka diharapkan perekonomian Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi seperti yang dialami oleh negara lain, misalnya Turki, Romania, Polandia, dan Ukraina yang telah berhasil melaksanakan redenominasi mata uang mereka.

13

Page 14: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Program Doktor Ilmu Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi FEB UGM bekerja sama dengan Forum Mahasiswa dan Alumni Doktor FEB UGM (FORMADEGAMA) sukses

menyelenggarakan kegiatan Kolokium Presentasi Hasil Penelitian dan Konferensi (28/11-29/11). Kolokium dan Konferensi tahun ini mengangkat sebuah topik yang menarik, yaitu “Riset Kontemporer dalam Ekonomi dan Bisnis”. Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. di hadapan peserta yang banyak didominasi oleh mahasiswa S2 dan S3 se-Indonesia, akademisi pengajar Metodologi Penelitian di perguruan tinggi se-Indonesia, peneliti, dan praktisi bisnis. Konferensi yang dilaksanakan pada hari pertama memaparkan materi dari empat pembicara: Prof. Dr. Jogiyanto HM., MBA. (Metode Survey), Prof. Dr. Tri Widodo, M.Ec.Dev. (Metode Kuantitatif), Dr. Ertambang Nahartyo, M.Sc. (Metoda Eksperimen), dan Dr. Yulia Arisnani, MBA. (Metode Kualitatif). Sedangkan Kolokium yang baru diselenggarakan pada hari kedua mempresentasikan hasil karya 26 pemakalah

WHAT’S UP FEB Magister Sains dan Doktor

mahasiswa doktoral maupun akademisi dari seluruh Indonesia yang telah lolos seleksi.

Makalah yang disajikan meliputi proposal penelitian maupun bagian dari disertasi yang belum pernah dipublikasikan terkait bidang ekonomika dan bisnis. Dari 26 makalah tersebut, pemakalah terbaik diraih oleh Luciana Spica Almilia (STIE PERBANAS Surabaya, Mahasiswa S3 Akuntansi UGM) dengan judul “Model Belief Adjustment dalam Pengambilan Keputusan Investasi”. Pemenang kedua adalah John Agustinus (Mahasiswa S3 Universitas Brawijaya) dengan judul “Kajian Fenomonologi Kinerja Keuangan dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Bidang Pendidikan di Provinsi Papua”, sedangkan pemenang ketiga diraih oleh Dyah Ekaari Sekar Jatiningsih (Mahasiswa S3 Akuntansi UGM) dan Dr. Mahfud Sholihin. M.Acc. (Dosen FEB UGM) dengan judul “The Role of Cost Information in New Product Development: An Interactive Effect between Type and Strategy”.

Kolokium dan Konferensi Program Doktor FEB UGM Riset Kontemporer dalam Ekonomi dan Bisnis

14

Page 15: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Menginjak tahun 2013 ini, Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM akan merasakan atmosfer baru. Pasalnya, terhitung awal tahun 2013 Program ini akan

dipimpin oleh pengelola baru. Acara pisah sambut pengelola (7/1) yang dilaksanakan di Auditorium BRI Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM dihadiri oleh segenap pengelola lama dan baru serta karyawan program. Acara dibuka dengan sambutan dari Dr. Supriyadi, M.Sc. selaku Ketua Pengelola periode sebelumnya sekaligus memperkenalkan jajaran pengelola program yang baru yaitu, Dr. Bambang Riyanto LS., MBA. (Ketua Program dan Pengelola S2 S3 PS Akuntansi FEB UGM), Dr. Akhmad Makhfatih, MA. (Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan, Pengelola S2 S3 PS Ilmu Ekonomi FEB UGM), dan Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. (Wakil Ketua Bidang Akademik dan Pengelola S2 S3 PS Manajemen FEB UGM). Dalam sambutannya, Supriyadi menyampaikan kesan selama mengelola program dan ucapan selamat bekerja kepada pengelola baru. Tak lupa Supriyadi juga menyampaikan ucapan terima kasih dan permohonan maaf jika ada kesalahan selama bekerja bersama kepada Dr. Amin Wibowo, MBA. dan Dr. Artidiatun Adji, M.Ec., MA. sebagai rekan dalam mengelola program selama periode kepengurusannya. Sebagai Ketua Pengelola yang baru, Dr. Bambang Riyanto LS., MBA. pun menyampaikan sepatah dua patah kata atas amanah baru yang ditanggungnya. Acara ditutup dengan penandatanganan berita acara serah terima, foto bersama, dan ramah tamah.

Pisah Sambut Pengelola Program Magister Sains dan Doktor Atmosfer Baru di Awal 2013

Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM kembali melepas anak didiknya. Untuk merayakan kesuksesan mahasiswa dalam menyelesaikan studi, acara Syukuran

dan Pelepasan Wisuda (29/1) dilaksanakan di Ruang Auditorium BRI Program MSi dan Doktor. Acara ini dihadiri oleh wisudawan beserta para pendamping dan pengelola program. Dr. Bambang Riyanto LS., MBA. selaku Ketua Pengelola menyampaikan bahwa pada periode Januari 2013 ini Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM meluluskan tiga orang mahasiswa dari Program Studi Akuntansi, empat orang mahasiswa dari Program Studi Manajemen, 15 orang mahasiswa dari Program Studi Ilmu Ekonomi, dan satu orang mahasiswa dari Program Doktor Akuntansi. Dari 15 wisudawan Program Studi Ilmu Ekonomi, tiga belas di antaranya adalah mahasiswa double degree kelas BKF yang telah menyelesaikan tahun kedua mereka di Georgia State University, Amerika Serikat. Acara ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA. selaku Wakil Dekan FEB UGM yang sekaligus memberikan sambutan dan menyerahkan transkrip akademik bagi para wisudawan yang berpredikat cum laude.

Syukuran dan Pelepasan Wisuda Program Magister Sains dan Doktor

15

Page 16: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Magister AkuntansiWHAT’S UP FEB

Awal tahun 2013 ini menjadi babak baru bagi Program Magister Akuntansi (MAKSI) FEB UGM. Pasalnya, pada tahun ini Program MAKSI mengalami transfer kepemimpinan.

Ketua Pengelola yang pada awalnya diamanahkan kepada Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA., CMA. kini dijabat oleh Prof. Gudono, MBA., Ph.D., CMA. Selama periode 2013-2014 per tanggal 1 Januari 2013 Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM memiliki dua pengelola baru yang akan menjabat selama satu tahun. Selain Ketua Pengelola, Wakil Pengelola Bidang Akademik dan Kemahasiswaan juga akan dijabat oleh Dr. Rusdi Akbar, M.Sc. sedangkan Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc. masih akan tetap menjabat sebagai Wakil Pengelola Bidang Administrasi dan Keuangan.

Acara serah terima jabatan dilaksanakan di Ruang Kelas C Program MAKSI FEB UGM. Serah terima tersebut disaksikan oleh semua staf

Serah Terima Pengelola BaruProgram Magister Akuntansi FEB UGM 2013Babak Baru di Awal Tahun

dan pegawai. Pada acara tersebut, banyak hal yang disampaikan oleh Jogiyanto kepada Gudono mengenai manajemen Program MAKSI yang berjalan selama kepemimpinannya baik dari segi peraturan, kinerja karyawan, dan kegiatan program.

Dalam sambutannya, Gudono juga berharap bahwa dalam kepemimpinannya kelak semua karyawan senatiasa menjaga komunikasi dengan baik. Pengelola juga akan terbuka terhadap saran maupun kritik demi tercapainya kinerja yang profesional bagi Program MAKSI FEB UGM ke depannya. Rusdi juga menyampaikan harapannya agar manajemen baru bisa tetap melanjutkan program yang sudah berjalan dan dikembangkan dengan baik selama ini, senada dengan harapan Agus. [poppy]

16

Page 17: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Pelepasan Wisuda Mahasiswa Program Magister Akuntansi FEB UGMMenjaga Almamater dan Kebanggaan Program

Sebagai wujud seremoni tuntasnya masa studi para mahasiswa, Program Magister Akuntansi (MAKSI) FEB UGM melakukan Pelepasan Wisuda Mahasiswa Pascasarjana

Perode II TA 2012/2013. Pelepasan wisuda ini diselenggarakan di Ruang Sidang Kartanegara FEB UGM (29/1). Acara sakral bagi para wisudawan program Magister Akuntansi ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi FEB UGM, Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., Pengelola Program MAKSI, Prof. Gudono, MBA, Ph.D., CMA., Dr. Agus Setiawan M.Soc.Sc., Dr. Rusdi Akbar, M.Sc., Dosen Program MAKSI, Karyawan Program MAKSI, dan para wisudawan beserta pendamping.

Sebagai program yang memiliki hak menyelenggarakan sertifikasi CMA di Indonesia, Program Magister Akuntansi FEB UGM telah selesai melaksanakan workshop dan

sertifikasi CMA Tahap II. Workshop Certified Management

Ujian Certified Management Accountants (CMA)Peserta Workshop CMA Tahap II

Pada periode kali ini, 21 mahasiswa lulus dari Program Pascasarjana Magister Akuntansi. Para wisudawan ini terdiri dari 11 pria dan 10 wanita dengan satu orang wisudawan berpredikat cumlaude atas nama Faradiah Aghadiati Fajri (IPK 3,89). Terdapat 14 mahasiswa berpredikat “sangat memuaskan” dan enam mahasiswa berpredikat memuaskan. Predikat lulus tercepat dengan lama studi 1 tahun 6 bulan dicapai oleh Gazha Christmadela Akbar. Dalam acara ini, MAKSI juga menyampaikan harapannya kepada alumni untuk tetap menjaga hubungan baik dengan almamaternya dan tetap menjaga nama baik Program MAKSI FEB UGM. Acara Pelepasan wisuda ini diakhiri dengan makan siang dan foto bersama untuk mengabadikan momen kenangan. [poppy]

Accountant (CMA) diikuti oleh dua belas orang peserta dari beberapa universitas di seluruh Indonesia (8/10-13/10). Workshop ini terlaksana dengan baik dan sukses. Setelah tahapan workshop peserta akan menjalankan ujian bagi untuk mendapatkan gelar CMA. Ujian Sertifikasi CMA dilaksanakan dengan materi Strategic Cost Management pada sesi pertama dilanjutkan dengan materi Strategic Business Analisys pada sesi kedua (24/11). Ujian sertifikasi CMA ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di Universitas Mulawarman dengan empat orang peserta yang juga berasal dari universitas tersebut dan di Universitas Gadjah Mada dengan delapan orang peserta yang berasal dari UGM, UII, Universitas Brawijaya, dan PT Pembangkit Jawa-Bali. Hasil ujian dari dua materi mata kuliah tersebut akan menentukan apakah para peserta bisa lulus dan mendapatkan gelar CMA yang memenuhi ketentuan dari Institute of Certified Management Accountant (ICMA) Australia. Sedangkan bagi peserta yang tidak lulus akan diberi kesempatan untuk mengulang materi mata kuliah yang dinyatakan tidak lulus pada periode berikutnya. [poppy]

17

Page 18: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB Magister Akuntansi

1. Workshop Pembuatan Proposal Riset Akuntansi Keperilakuan Workshop Pembuatan Proposal Riset Akuntansi Keperilakuan ini ditawarkan bagi pengajar tingkat universitas di seluruh Indonesia. Pelaksanaan workshop ini bertujuan agar para peserta mampu memiliki kemampuan untuk membuat proposal riset dengan baik dan siap dipublikasikan. Workshop Pembuatan Proposal Riset Akuntansi akan dibuka dalam dua angkatan. Angkatan pertama dibuka pada 10-12 April 2013, sedangkan angkatan kedua dibuka pada 10-13 Desember 2013. Kelas workshop akan dimulai apabila kuota minimal telah terpenuhi.

2. CMA (Certified Management Accountants)Magister Akuntasi FEB UGM sebagai salah satu program sertifikasi ICMA juga menyelenggarakan workshop dan ujian sertifikasi CMA. Workshop dan ujian sertifikasi CMA akan dilaksanakan di dua kota, yaitu Jakarta dan Yogyakarta. Pelaksanaan workshop dan sertifikasi CMA di Jakarta periode pertama dibuka pada 4-6 Februari 2013 dan 14-16 Februari 2013 serta periode kedua pada 16-18 September 2013 dan 26-28 September 2013. Peserta dikenakan biaya 16 juta rupiah per orang atau 13 juta rupiah untuk kelompok dengan minimal pengajuan tiga orang. Sedangkan pelaksanaan di Yogyakarta periode pertama akan dibuka pada 24-29 Juni 2013 dan periode kedua pada 25-30 November 2013. Peserta workshop di Yogyakarta dikenakan biaya yang lebih murah, yaitu sebesar 10 juta rupiah untuk perorangan dan delapan juta rupiah untuk kelompok dengan minimal pengajuan tiga orang. Masing-masing workshop dan sertifkasi CMA akan dilaksanakan selama enam hari.

3. Workshop Pembuatan Proposal Riset Sistem InformasiSalah satu kemampuan yang dituntut untuk dimiliki oleh seorang dosen adalah kemampuan menuangkan ide atau pemikiran dalam wujud proposal riset. Selain penting untuk sertifikasi dosen dan kenaikan pangkat, kemampuan menyusun proposal riset juga sangat diperlukan dalam memperoleh hibah penelitian. Salah satu unsur yang harus diperhatikan untuk bisa membuat proposal riset yang baik adalah ide yang menarik, up to date, dan dapat dijual. Selain itu, perlu diperhatikan juga metode penulisan dengan memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Pelatihan Pembuatan Proposal Riset Sistem Informasi ini akan membahas topik-topik penelitian di bidang sistem informasi yang sedang hangat ditambah dengan praktik langsung. Pelatihan akan dibuka dalam dua angkatan. Angkatan pertama dibuka pada 6-8 Maret 2013 sedangkan angkatan kedua dibuka pada 9-11 Oktober 2013. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta pelatihan dapat membuat proposal riset yang baik setelah pelatihan selesai dilakukan.

Ke depannya, Program Magister Akuntansi FEB UGM akan tetap melaksanakan pelatihan akademik yang bertujuan untuk memajukan pengetahuan para profesional pada umumnya. Informasi lebih lanjut mengenai ketiga pelatihan ini bisa diperoleh dengan menghubungi langsung Program Magister Akuntansi FEB UGM.

Agenda Program Pelatihan Magister Akuntansi FEB UGM

Tidak sekedar menjadi tempat pendidikan dan perkuliahan, Program Magister Akuntansi FEB UGM juga melaksanakan berbagai macam program-program unggulan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat dalam bidang akuntansi. Salah satu program yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya adalah program pelatihan akademik. Program ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa

Program Magister Akuntansi saja tetapi juga dibuka untuk kalangan profesional dan umum. Dengan diampu oleh pendidik yang andal dan berkapabilitas tinggi di bidangnya, program pelatihan Magister Akuntansi FEB UGM tidak hanya melatih peserta akan konsep tetapi juga praktik yang baik.

Building Integrity18

Page 19: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBMagister Manajemen

Terdorong keinginan untuk memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa, Darwin Silalahi, Presiden Direktur PT Shell Indonesia membagi kisahnya di hadapan

sekitar seratus mahasiswa Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM UGM) Jakarta. Acara yang bertajuk ‘Menjadi Pemimpin dan Membuat Perbedaan dalam Hidup dan Karir’ ini digelar pada hari Sabtu (2/2) di lantai 6 Gedung Magister UGM Jakarta.

Sebagai orang Indonesia pertama yang menduduki posisi puncak di perusahaan minyak asal Belanda tersebut, Darwin Silalahi membuka diskusi dengan memberikan ulasan menarik tentang industri minyak dan gas khususnya dilihat dari sisi PT Shell Indonesia. Diskusi ini dilanjutkan dengan pemaparan kisah perjalanan karir dan hidup Darwin Silalahi hingga menjadi seperti sekarang.

Darwin ternyata bukanlah orang yang baru di dunia migas. Ia mengawali karirnya di British Petroleum (BP) pada 1985. Ia mengaku pernah ditempatkan di berbagai kota seperti Aberdeen, London, dan Texas. Setelah hampir sepuluh tahun mengabdi di BP, Ia memutuskan bergabung dengan PT Dharmala Inti Utama (DIU) sebagai asisten CEO pada tahun 1994. Langkah berani berpindah ke perusahaan nasional ini yang kemudian memperkenalkan Darwin dengan dunia strategic management dan membawanya

ke Bakrie & Brothers sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan. Pada pertengahan 1998, Darwin Silalahi memulai karir pegawai negeri sebagai Plt. Direktur Usaha di Kementerian BUMN dengan portofolio sektor perhubungan, telekomunikasi, dan energi. Terakhir, sebelum menjabat sebagai CEO di PT Shell Indonesia, Darwin menjabat selama tujuh tahun sebagai Country CEO Booz Allen Hamilton Indonesia, salah satu perusahaan konsultan strategic management multinasional.

Pengalaman hidup dan karir telah menginspirasi Darwin Silalahi untuk menuliskan narasi tentang kisah hidupnya. Ia membutuhkan waktu 18 bulan untuk menulis buku berjudul Life Story not Job Title yang berisi perjalanan hidup dan karirnya. Ia berharap buku setebal 219 halaman itu bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk menjadi pemimpin dan menjadikan kepemimpinan membuat perbedaan dalam hidup dan karir mereka.

Menjelang akhir acara, Darwin membuka sesi tanya jawab yang disambut dengan beragam pertanyaan oleh mahasiswa. Untuk setiap pertanyaan yang dilontarkan, mahasiswa akan mendapatkan hadiah sebuah buku Life Story not Job Title yang sudah ditandatangani oleh Darwin Silalahi. [rahmat]

Executive Series

Darwin SilalahiMenjadi Pemimpin dan Membuat Perbedaan dalam Hidup dan Karir

19

Page 20: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEB Magister Manajemen

Sebanyak 22 mahasiswa Program Eksekutif A Angkatan 31 A Magister Manajemen (MM) FEB UGM Kampus Jakarta bertandang ke Kampus MM FEB UGM di Yogyakarta selama

tiga hari (6/2-9/2) untuk mengikuti kuliah General Business Environment (GBE) yang diampu oleh tim dosen MM UGM.

Di samping kegiatan perkuliahan, juga dirancang kegiatan untuk mengenalkan Kota Yogyakarta kepada para mahasiswa tersebut. Kegiatan tersebut adalah Cultural Lunch (6/2) berupa makan siang bersama dengan sajian kuliner khas Yogyakarta yang dilaksanakan di Lobi Lantai 5 Gedung MM FEB UGM Yogyakarta. Acara ini dibuka oleh Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., selaku Ketua Program Studi MM FEB UGM. Dalam sambutannya, Lincolin mengajak para mahasiswa untuk menikmati atmosfer dan suasana kuliah di Kampus Biru UGM. Turut hadir dalam acara, Wakil Ketua Program Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Jogiyanto Hartono, Ph.D. dan segenap Kepala Bagian MM UGM serta Manajer Wisma MM UGM.

Dalam acara makan siang tersebut, disajikan hidangan utama seperti gudeg gurih, bakso jawi, dan lotek. Sebagai hidangan pelengkap disajikan es kelapa muda dan aneka buah lokal seperti srikaya, salak pondoh, dan manggis. Salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa mereka senang bisa menikmati suasana kampus yang berbeda dari yang biasa mereka rasakan di Jakarta. Mereka berharap dapat segera menyelesaikan kuliah tepat waktu dan menorehkan kebanggaan menjadi lulusan UGM. [rahmat]

Di awal tahun 2013, Pengelola Program MEP FEB UGM mengalami pergantian. Pergantian susunan pengelola ini terhitung mulai per Januari 2013 berdasarkan keputusan

Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Ketua Program yang sebelumnya dijabat oleh Poppy Ismalina, Ph.D. digantikan oleh Artidiatun Adji, Ph.D. Selain itu, Ertambang Nahartyo, Ph.D. sebagai Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan digantikan oleh Boyke R. Purnomo, S.E., M.M. Susunan Pengelola Program MEP FEB UGM tahun 2013 adalah sebagi berikut:

Ketua Pengelola : Artidiatun Adji, Ph.D.

Wakil Ketua Bidang Akademik : Drs. Ahmad Jamli, M.A.

Wakil Ketua Bidang Administrasi Umum dan Keuangan : Boyke R. Purnomo, S.E., M.M.

Tim Pengelola yang baru bertekad untuk melanjutkan program yang telah berjalan baik dalam pengelolaan sebelumnya dan terus meningkatkan kualitas. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok hari harus lebih baik dari hari ini.

Pergantian Pengelola MEP FEB UGM

WHAT’S UP FEBWHAT’S UP FEB Magister Ekonomika Pembangunan

Cultural Lunch: Mengenalkan Yogyakarta Lewat Sajian Kulinernya

20

Page 21: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Menyambut tahun yang baru, MEP juga menyambut kedatangan delegasi universitas-universitas mitra MEP dari Kobe University, International University of Japan

(IUJ), Hiroshima University, Graduates Institutes for Policy Studies (GRIPS), dan Ritsumeikan University. Para professor universitas-universitas tersebut menyeleksi mahasiswa Linkage Master Program Batch 7. Mahasiswa Linkage Master Program tahun ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari mahasiswa beasiswa Kementerian Keuangan dan Bappenas. Yokohama University melakukan interview melalui skype. Proses seleksi interview berjalan dengan lancar dan tidak mengalami kendala sedikitpun. Seluruh mahasiswa lolos interview dan dapat dialokasikan di berbagai universitas tersebut dengan baik. Alokasi ditentukan melalui mekanisme pasar (IPK, TOEFL, proposal riset, preferensi mahasiswa) dengan didukung intervensi, seperti kuota dan ketersediaan profesor dengan topik riset. Pada setiap

interview, mahasiswa mempresentasikan proposal risetnya selain memaparkan motivasi-motivasinya untuk melanjutkan kuliah di Jepang. Tidak hanya mempertimbangkan kemampuan mahasiswa dari segi akademik, universitas-universitas mitra juga melihat kesesuaian proposal risetnya dengan ketersediaan profesor sebagai pembimbing yang ada di universitas yang dipilih.

Pada bulan September 2012, seluruh mahasiswa Linkage Batch 7 akan berangkat ke Jepang untuk menyelesaikan studinya di tahun kedua. Dengan demikian, MEP mengulang keberhasilan penyelenggaraan Program Linkage pada tahun-tahun sebelumnya di mana tidak ada kegagalan (zero failure) dalam penerimaan di universitas-universitas Jepang. [kiki]

Penerimaan Mahasiswa Linkage Master Program Batch 7 di Universitas-Universitas Mitra di Jepang

21

Page 22: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBWHAT’S UP FEB Magister Ekonomika Pembangunan

Wisuda MEP FEB UGM

Selasa (29/1), terpencar senyum dan rasa bahagia dari wisudawan/wisudawati Program Magister Ekonomika Pembagunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Gadjah Mada (MEP FEB UGM) dan keluarga besar wisudawan/wisudawati. Wakil wisudawan/wisudawati, Bambang Suryanggono, menuturkan bahwa perjuangan dan usaha selama menjalani perkuliahan berbuah manis ketika toga telah bertengger di kepala. “Perjalanan pergi ke kampus, pulang ke rumah, rasa pegal dan lelah serta kesepian dan kerinduan dengan keluarga mendorong mahasiswa menyelesaikan studi,” imbuhnya. Waktu studi yang terbatas tidak disia-siakan oleh mahasiswa. “Marilah bersama-sama mengisi hidup dengan keilmuan, berbagi keilmuan dan terus menjaga kepekaan rasa,” ungkap Bambang.

Seusai kegiatan wisuda di Grha Sabha Pramana UGM, wisudawan/wisudawati mengikuti acara pelepasan yang diselenggarakan oleh Program MEP FEB UGM di University Club UGM. Acara yang bertajuk Resepsi Wisuda MEP UGM dikemas dengan suasana kekeluargaan dan keakraban karena dihadiri oleh dosen-dosen pengajar, keluarga wisudawan/wisudawati, dan keluarga besar Program MEP UGM. Dalam sambutannya yang mewakili pengelola Program MEP UGM, Drs. Ahmad Jamli, MA. mengatakan bahwa di periode Wisuda Januari 2013, Program MEP FEB UGM meluluskan 33 putra dan 25 putri dari total 58 wisudawan/wisudawati. Berdasarkan rincian dan sebaran konsentrasinya, wisudawan/wisudawati konsentrasi Ekonomika Pembangunan Terapan berjumlah empat orang, Keuangan Daerah berjumlah enam orang, Perencanaan dan Pembangunan Daerah berjumlah 28 orang, dan Manajemen Aset dan Penilaian

Properti berjumlah 20 orang. Di periode ini, wisudawan usia termuda adalah 22 tahun 2 bulan 5 hari atas nama Ristri Putri dari Kota Jambi. Masa studi paling cepat diraih Ida Wahyuni dari Kabupaten Mimika selama 14 bulan 10 hari. IPK tertinggi sebesar 3,95 diraih oleh Trisni Syamsu Indyaputri dari Pusdiklat KNKP-BPPK Kemenkeu RI. IPK rata-rata pada periode ini adalah 3,55 dengan rata-rata lama studi 18 bulan 3 hari. Selain itu, terdapat 12 mahasiswa lulus dengan predikat cum laude. Keduabelas orang tersebut adalah Trisni Syamsu Indyaputri dengan IPK 3,95, Retno Savitri Nugrahani dengan IPK 3,93, Anton Abdur Rahman dengan IPK 3,91, Yeni Lisiana Putri dengan IPK 3,89,Putu Yovina Sari Parthady dengan IPK 3,82, Risti Putri dengan IPK 3,82, Yustina Yusi dengan IPK 3,81, Bambang Suryanggono dengan IPK 3,78, Bhayu Prabowo dengan IPK 3,77,Budi Prasodjo dengan IPK 3,77, Dwi Susiati dengan IPK 3,75, dan Dyah Pembayun Indrijatmiko dengan IPK 3,75.

Ahmad Jamli berpesan kepada wisudawan bahwa ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama studi di Yogyakarta diharapkan dapat bermanfaat bagi wisudawan dalam mengamalkan ilmu di daerah masing-masing. Drs. Muhammad Edhie Purnawan, MA., Ph.D. mewakili Dekan FEB UGM menambahkan bahwa kenangan yang tersimpan di memori wisudawan digunakan untuk membangkitkan masyarakat di sekitarnya. “MEP telah berkontribusi cukup besar pada bangsa Indonesia,” ujar Wakil Dekan FEB UGM Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni tersebut. “Pakailah hati Anda jauh melebihi cita-cita, lemparkanlah hati Anda jauh di atas cita-cita, nsicaya tubuh Anda akan berayun menyusul hati Anda,” pesan Edhie Purnawan di akhir sambutannya. [prast]

“Marilah bersama-sama mengisi hidup dengan keilmuan, terus berbagi keilmuan dan terus menjaga kepekaan rasa”

22

Page 23: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHAT’S UP FEBProgram Profesi Akuntansi

Seminar Reformasi Perpajakan

Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM menyelenggarakan seminar perpajakan yang menghadirkan pemateri professional Prof. Dr. Bambang Sudibyo, M.B.A. (5/12)

dengan mengangkat topik “Reformasi Perpajakan; Untuk Indonesia yang Lebih Baik”. Seminar ini diikuti oleh mahasiswa profesi, mahasiswa program S1 dan S2, dan juga beberapa perwakilan kantor pajak di D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Tujuan diselenggarakannya seminar ini adalah untuk menambah wawasan para peserta tentang pentingnya reformasi perpajakan khususnya di Indonesia. Hal ini dirasa penting karena fakta di lapangan menunjukkan kekecewaan dan ketidakpercayaan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pajak mengharuskan pemerintah berbenah diri. Langkah perbaikan ke arah perubahan tentu harus dilakukan dengan cara reformasi perpajakan secara menyeluruh. Dengan perbaikan sistem perpajakan diharapkan akan tercapai tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi, tingkat kepercayaan pada administrasi perpajakan, dan tercapainya produktivitas aparat perpajakan.

Sebagai tanda dibukanya tahun ajaran baru 2012/2013, Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) FEB UGM menyelenggarakan kuliah umum (4/2). Kuliah umum

periode ini mengangkat topik korupsi yang dirasa krusial bagi bangsa. Perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia, Iguh Sipurba dan Bey Arifianto Widodo, hadir sebagai pembicara. Dua fungsional KPK ini menjelaskan

secara lengkap bagaimana sisi penindakan korupsi serta usaha pencegahan yang dapat dilakukan. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan penjelasan akademik dari Kepala Bagian Akademik PPAk FEB UGM mengenai perkuliahan bagi mahasiswa baru. Acara ini ditutup dengan perkenalan semua staf PPAk FEB UGM kepada mahasiswa baru.

Kuliah Umum Penindakan Korupsi

23

Page 24: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Company Visit Bali 2013

Seperti agenda-agenda tahun sebelumnya, Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM kembali menyelenggarakan kegiatan kunjungan perusahaan atau company visit (22/1-

26/1). Kegiatan rutin untuk mahasiswa pendidikan profesi ini salah satunya bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan dan pengalaman mahasiswa dalam dunia praktik secara langsung. Periode ini, company visit mengambil lokasi di Pulau Bali. Tidak sekedar pariwisata dan kebudayaan yang eksotis, Pulau Bali juga memiliki potensi bisnis yang mampu banyak dikaji. Company visit dilaksanakan dengan mengunjungi perusahaan lokal di Bali seperti Krisna Holding Company, PT Joger, dan BPK Perwakilan Bali. Kegiatan ini diikuti oleh 61 orang mahasiswa pendidikan profesi. Para mahasiswa melakukan kunjungan perusahaan didampingi oleh Pengelola PPAk dan pendamping dari staf akademik maupun non-akademik. Antusiasme terlihat ketika mahasiswa mengikuti sesi penjelasan dari instansi yang mereka kunjungi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan kritis yang mereka ajukan baik mengenai akuntansi yang diterapkan maupun strategi marketing yang dijalankan masing-masing perusahaan.

Tes Validasi Kompetensi

Proses Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM untuk menciptakan akuntan unggulan telah dimulai sejak awal proses seleksi. Pada 8 Desember 2012 dan 26 Januari 2013

lalu PPAk kembali mengadakan Tes Validasi Kompetensi. Tes ini merupakan ujian saringan masuk yang harus ditempuh oleh calon mahasiswa Profesi Akuntansi FEB UGM. Pada Tes Validasi Kompetensi ini diujikan beberapa mata kuliah, antara lain: Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, serta Pengauditan. Soal Tes Validasi Kompetensi pun dibuat langsung oleh pakar akuntansi dari Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia. Tes Validasi Kompetensi 2013 ini diikuti oleh 70 orang calon mahasiswa untuk periode 8 Desember 2012 dan 52 orang orang calon mahasiswa untuk periode 26 Januari 2013. Para peserta Tes Validasi Kompetensi ini berasal dari lulusan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Setelah mengikuti Tes Validasi Kompetensi, calon mahasiswa akan melanjutkan tahapan ujian saringan di sesi kelas matrikulasi pada 17 Desember 2012 dan 4 Februari 2013.

WHAT’S UP FEBWHAT’S UP FEB Program Profesi Akuntansi

24

Page 25: EB News Edisi 14 Tahun 2013

International Workshop “Performance Audit in Rusia”

Untuk memperluas wawasan akan ilmu audit di dunia, Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM menyelenggarakan workshop internasional yang bertajuk “Performance Audit

in Russia” (14/12). Workshop internasional ini menghadirkan pakar sektor publik dari Rusia Prof.Tatiana Antipova. Kehadiran pakar sektor publik Rusia ini mampu menarik minat mahasiswa baik dari UGM maupun dari luar UGM dan beberapa inspektorat dari berbagai kabupaten di kawasan D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai peserta workshop. Workshop ini berisi tentang audit kinerja yang merupakan area audit dengan perkembangan cukup pesat dalam beberapa dekade terakhir. Di Indonesia sendiri, pemikiran tentang pemeriksaan kinerja senantiasa tumbuh dalam kurun lima tahun terakhir ini. Namun, arah pertumbuhan ini belum jelas karena audit kinerja di negara OECD ternyata tak dapat ditiru demikian saja di Indonesia. Sehingga saat ini dapat dirasakan mulai munculnya perlambatan pengembangan dan implementasi audit kinerja di Indonesia. Maka dari itu, praktik pemeriksaan kinerja di Rusia menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk ditelaah. Workshop ini diharapkan dapat membuka wawasan peserta akan sebuah alternatif implementasi audit kinerja.

25

Page 26: EB News Edisi 14 Tahun 2013

SPECIAL REPORT

Kupas Tuntas Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) di UGM

Perjalanan status Universitas Gadjah Mada ternyata tidak berhenti pada Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau Badan Hukum Pendidikan (BHP). Pada tanggal 31 Maret

2010, Mahkamah Konstitusi secara resmi membatalkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan dan dengan demikian status BHMN Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga dibatalkan. Kemudian untuk menegaskan kesimpangsiuran status, melalui pasal 220A Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, UGM dan enam

universitas eks-BHP dinyatakan sebagai perguruan tinggi milik pemerintah.

Lebih lanjut, di pasal 220B, disebutkan bahwa UGM dan enam universitas lain tersebut menggunakan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). UGM diberi waktu hingga 31 Desember 2012 lalu sebagai masa transisi untuk melakukan perubahan pengelolaan keuangan, dari semula BHMN menjadi PK-BLU. Tahun 2012 lalu, ditelurkanlah Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam pasal 65 ayat 1 disebutkan bahwa perguruan tinggi diberi otonomi dengan bentuk PTN Badan Hukum yang menggunakan pola PK-BLU.

26

Page 27: EB News Edisi 14 Tahun 2013

UGM dengan PK-BLUModel PK-BLU sebelumnya telah diterapkan oleh instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti rumah sakit, balai benih, dan unit pelaksana teknis lainnya. Mengacu pada PP Nomor 23 tahun 2005 tentang BLU, pola Pengelolaan Keuangan BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang memberi fleksibilitas berupa keleluasaan penerapan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan dibatalkannya UU BHP maka PK-BLU kemudian diterapkan pada perguruan tinggi di Indonesia. “Bagi PTN lain (bukan eks-BHMN), pola PK-BLU memberikan angin segar karena adanya fleksibilitas, karena dari pola keuangan ketat berubah menjadi lebih longgar,” ujar Dr. Didi Achjari, M.Com., Akt., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi UGM. Sedangkan dari sudut pandang perguruan tinggi yang sebelumnya berstatus BHMN, “BLU bisa terasa ketat, tidak fleksibel seperti dulu, dalam konteks yang tadinya lebih leluasa sekarang diatur dengan banyak peraturan keuangan negara,” ungkap Didi.

Dengan PK-BLU, UGM memang tidak akan bisa seleluasa saat masih menjadi BHMN. Hal ini terjadi karena secara keuangan, UGM berubah menjadi satuan kerja yang terintegrasi kepada Kementerian Keuangan. Setidaknya ada tiga topik terkait PK-BLU, yaitu: penganggaran, pelaporan, dan treasury. Di BLU, sistem anggaran tidak lagi bernama RKAT, tetapi Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) yang menyatu dengan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L). Menurut pembahasan Didi pada artikel “UGM Menuju Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) ”, penganggaran yang telah dilakukan UGM dikonsolidasikan dengan anggaran pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), kemudian disahkan oleh DPR melalui UU APBN.

Dana yang diterima dari mahasiswa, kerja sama, dan hasil usaha tidak lagi menjadi dana masyarakat yang pemakaiannya bisa secara otonom. Hal itu disebabkan oleh dana masyarakat tersebut yang berubah menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperlakukan sebagai keuangan negara, sehingga secara legal perencanaan, pemakaian dan pertanggungjawaban dana PNBP tersebut harus melalui proses di APBN dan KPPN Kemenkeu. Untuk itu, dari segi treasury, UGM harus tunduk pada UU Keuangan Negara. Salah satu contohnya adalah diberlakukannya sistem penamaan rekening tunggal atas nama kepala satuan kerja (atas nama UGM). Dengan demikian ke depan tidak boleh lagi ada rekening di lingkungan UGM atas nama pejabat di fakultas, program studi, jurusan, atau individu selain atas nama UGM. Rekening tunggal ini tidak berarti hanya ada satu rekening untuk seluruh UGM, tetapi bisa lebih dari satu sesuai kebutuhan, misal ada rekening UGM valuta asing (dolar)

dan rupiah. Rekening UGM bisa dibuka di lebih dari satu bank. Tiap fakultas juga akan tetap punya rekening UGM sebagai rekening tampungan.

Menanggapi kebijakan ini, digunakanlah sistem Virtual Account sebagai rekening penerimaan dengan rekening UGM sebagai rekening induk. Dengan Virtual Account, rekening-rekening unit kerja menjadi sub account dari rekening rektor. Masing-masing fakultas/prodi/pusat studi akan bisa memiliki rekening tampungan yang bisa digunakan untuk pengeluaran operasional sehari-hari. Rekening tampungan ini juga digunakan untuk menampung alokasi dari Kantor Pusat Universitas dan menerima ajuan Uang Muka Kerja dari penerimaan kegiatan yang diterima melalui virtual account. Dengan demikian, pelaporan saldo rekening UGM tiap triwulan ke Kemenkeu akan lebih mudah karena Direktorat Keuangan UGM hanya perlu mengambil informasi dari rekening induk, tidak perlu lagi menunggu laporan dari setiap unit kerja.

Selain itu, dampak dari PK-BLU adalah diberlakukannya sistem satu tarif. Kewenangan tarif BLU ini sebenarnya ada di Menkeu, tetapi dalam PP 74 tahun 2012, UGM diberi kewenangan dengan syarat tertentu. Pada masa BHMN dulu, fakultas atau unit kerja masih bisa dengan leluasa mengikuti standar biaya yang ditetapkannya sendiri sehingga ada tarif yang berbeda-beda antarfakultas, bahkan antarprodi dalam satu fakultas. Saat ini, menurut PP Nomor 74 tahun 2012, tarif ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja atau rektor. Setidaknya ada tiga standar yang harus diikuti, antara lain: SBU Kementerian Keuangan, SBU UGM, dan Standar Biaya Khusus (SBK).

Sementara dari segi pelaporan, UGM memberikan laporan triwulanan kepada Kementerian Keuangan (SP3B). Pelaporan dibuat di tingkat satuan kerja atau universitas. Selain itu, laporan keuangan yang bersumber dari dana DIPA (rupiah murni) akan dikonsolidasikan dengan laporan dari dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). UGM telah memulai pelaporan sesuai dengan PK-BLU sejak PP Nomor 60 tahun 2010 berlaku.

Terkait perubahan dari pengelolaan keuangan BHMN menjadi PK BLU, Didi mengakui, “Jika memakai perspektif BHMN, menjadi BLU jelas jadi ribet. Karena harus melakukan banyak penyesuaian dengan peraturan. Kalau dari PTN menjadi BLU, sebaliknya.” Namun ungkapnya, dengan menggunakan bantuan teknologi informasi khususnya aplikasi Simabeka, Simkeu, Virtual Account, dan lain-lain, UGM bisa melewati perubahan ini dengan baik sembari tetap menjaga fleksibilitas dan desentralisasi. Didi pun berharap, “Kalau kemudian ada masalah atau kesulitan yang muncul dalam proses perubahan menjadi BLU, mari sama-sama bahu-membahu dan berupaya keras untuk memperbaiki dan menyelesaikan hal ini. Jangan sampai menyalahkan nasib yang dulu sudah nyaman sebagai BHMN, sekarang malah menjadi BLU, dan jangan ada kecurigaan atau tuduhan bahwa Kantor Pusat Universitas ingin mengambil uang unit kerja melalui BLU. Jika ada trust antara semua elemen di UGM saya yakin kita bisa (menjalani PK-BLU – red).”

1Disampaikan di Rapat Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, bertempat di Hotel Larasati Salatiga, 28 Januari 2012.

27

Page 28: EB News Edisi 14 Tahun 2013

SPECIAL REPORT

PK-BLU Bagi FEB UGMFEB UGM sendiri sebagai salah satu unit kerja yang ada di UGM juga mengalami perubahan dari BHMN menjadi PK-BLU. Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi menuturkan, “(Dengan PK-BLU) memang menjadi kurang fleksibel, tetapi tidak masalah.” Misalnya, tentang persetujuan penggunaan dana, prodi di FEB harus mengajukan terlebih dahulu ke fakultas, kemudian fakultas mengajukan ke universitas. Jika disetujui oleh universitas, maka akan kembali lagi ke fakultas, kemudian baru ke prodi. Sistem ini memerlukan waktu yang lebih lama, meskipun sudah didukung oleh sistem informasi yang maju.

Menanggapi Virtual Account yang terpusat pada rekening rektor, Eko menanggapi, “Secara governance, sistem ini bagus, semuanya menjadi lebih terkontrol.” Selain itu, setiap penerimaan dan pengeluaran harus detail dan jelas peruntukannya. Mengenai tarif, FEB juga harus mengikuti SBU yang telah ditetapkan. Meski demikian, FEB dapat mengajukan SBK di luar SBU yang telah diatur, misalnya untuk tunjangan seminar dan partisipasi konferensi bagi dosen, insentif karyawan yang tidak sama dengan fakultas lain, serta Dies Natalis yang sudah tidak boleh dianggarkan.

PK-BLU membawa hikmah tersendiri bagi FEB UGM. Pengelolaan keuangan seluruh prodi, mulai dari S1 hingga S3 dan profesi, dipusatkan di fakultas. Dahulu, prodi seperti Magister Manajemen (MM) UGM, bertanggung jawab secara langsung ke universitas. Apabila ada persetujuan dana, maka Direktorat Keuangan UGM langsung memberikannya pada MM UGM dan FEB UGM menjadi pihak yang ditembusi atau sekadar mengetahui. Sekarang, seluruh kegiatan prodi harus disetujui terlebih dahulu oleh fakultas baru kemudian universitas.

“(Dengan PK-BLU –red) PTN yang sudah maju bisa jadi kurang kompetitif sementara yang swasta bisa lebih maju,” ujar Eko. Namun hal ini tidak lantas membuat FEB UGM menyerah. FEB UGM tetap akan mempertahankan dan berusaha meningkatkan kualitasnya dengan mengoptimalkan kerja sama seluruh prodi di bawah naungan fakultas. [prima]

28

Page 29: EB News Edisi 14 Tahun 2013

ADVERTORIAL

Kesempatan untuk menikmati pengalaman magang di perusahaan asing di luar negeri tidak bisa didapatkan semua mahasiswa. Alfa Maria, sarjana yang memegang

dua gelar dari Program International Undergraduate Program (IUP) FEB UGM dan Rotterdam School of Management, Erasmus Universiteit ini berhasil mendapatkan pengalaman “mahal” tersebut. Menjadi angkatan pertama yang menjalani program program double degree di Erasmus Universiteit, dia mengaku masih ada beberapa mata kuliah yang sifatnya “percobaan”. Karena salah satu mata kuliahnya berlangsung dengan kelompok mahasiswa selama dua semester –tetapi programnya harus berakhir dalam satu semester saja– pihak universitas akhirnya memintanya untuk mengganti nilai mata kuliah itu dengan magang. Perjalanannya pun tak mulus; dari sekian banyak perusahaan yang dilamarnya, akhirnya dia bisa diterima di ELM Belanda.

Pengalaman magang memang sangat meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi setiap situasi, terutama bagaimana menghadapi komentar atasan atas kesalahan yang kita buat –bahkan jika itu dilakukan di depan karyawan yang lain. Atasan pasti akan sangat menghargai usaha untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Dalam periode magangnya, bahkan ada pekerjaan yang harus dia ulang sampai lima kali karena kesalahan yang selalu dia lakukan. Hal yang terpenting bukan apakah ada kesalahan atau berapa kali kesalahan itu ada, tapi apakah kita mau menyelesaikan pekerjaan itu atau tidak. Alfa berujar, “Mereka hargai (usaha kita), oke kamu sudah coba,

tapi masih salah. Coba lagi ya, coba lagi.”

Alfa merasa grateful bisa menjadi bagian dari IUP FEB UGM. Apa yang dia dapat di IUP sangat membantunya dalam menghadapi kehidupan di Belanda, baik di Erasmus Universiteit maupun di perusahaan ELM Belanda. Bahkan, ada mata kuliah tentang budaya di IUP yang sangat applicable selama dia menjalani kehidupan di sana. Melalui mata kuliah Indonesian Language and Culture dia mempelajari budaya orang kita yang indirectness and stimulation. Dengan mengenal kultur yang ada di dirinya sendiri, dia berusaha mengubah itu untuk bisa beradaptasi dengan budaya di Belanda yang straightforward. Dengan begitu, meskipun dia adalah karyawan magang yang berasal dari Asia, dia berhasil membuat perubahan.

Berhasil meraih dua gelar sarjana dari dua universitas ternama tidaklah semudah membalik telapak tangan. Menurut sarjana yang memilih tema penelitian skripsi tentang Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan ini, persiapan mahasiswa Program IUP FEB UGM yang memiliki keinginan untuk double degree harus dilakukan mulai hari pertama masuk kuliah: Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang konsisten tinggi dan kemampuan Bahasa Inggris yang memadai. Pesannya untuk mahasiswa yang ingin berangkat double degree, “Make sure tidak punya utang di sini lagi (mata kuliah yang masih harus diulang –red).” Alfa menegaskan, memutuskan untuk mengambil double degree tidak bisa setengah-setengah; harus fokus sekolah, push ourselves to the limits, dan punya determination tinggi untuk lulus. [dwi andi]

Alfa Maria TampubolonPemegang Dua Gelar Sarjana yang Sukses Menjalani Intern di BelandaMeskipun hanya menjadi karyawan magang di perusahaan konsultan ELM Belanda, Alfa berhasil berinisiatif memberikan terobosan baru dengan membentuk brand building perusahaan sendiri melalui digital advertisement di social media dan berhasil menghemat biaya untuk menyewa konsultan branding.

29

Page 30: EB News Edisi 14 Tahun 2013

LECTURER’S ARTICLE

Dua hal utama yang layak menjadi perhatian utama suatu bisnis adalah bagaimana meningkatkan prospek bisnis di masa depan, dan bagaimana mengendalikan risiko yang

bisa menyebabkan kerugian. Prospek dan risiko bagaikan dua sisi mata uang yang perlu dikelola dengan baik, sehingga diharapkan memberi kontribusi pada penciptaan nilai perusahaan. Prospek suatu bisnis bisa ditingkatkan dengan cara memperbaiki proses bisnis dan kinerja perusahaan, sehingga akan meningkatkan daya tarik dan nilai perusahaan di mata investor. Sementara di sisi lainnya, pengendalian risiko bisa dilakukan dengan penerapan manajemen risiko. Manajemen risiko sendiri bisa diartikan sebagai proses untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko, probabilitas kejadian dan dampak yang bisa ditimbulkan, serta menentukan metoda-metoda yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari masing-masing jenis risiko.

Beragam jenis risiko berpotensi dihadapi suatu bisnis, seperti risiko yang menyebabkan kerugian fisik (kebakaran, gempa bumi, banjir, tsunami), atau risiko yang terkait dengan fluktuasi harga input, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko hukum, risiko nilai tukar mata uang asing, dan termasuk juga risiko yang diakibatkan perubahan cuaca. Berbagai instrumen dan metoda yang digunakan untuk mengurangi dampak kerugian akibat jenis risiko tersebut sifatnya beragam, dari tindakan preventif, asuransi, hingga kontrak-kontrak derivatif seperti kontrak forward, futures, option, swap, dan derivatif cuaca (weather derivatives) sebagai instrumen yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi risiko yang muncul akibat perubahan cuaca yang ekstrim.

Tulisan ini membahas tentang dampak negatif dari perubahan cuaca terhadap bisnis, dan pengertian dan manfaat derivatif cuaca sebagai instrumen lindung nilai yang bisa digunakan perusahaan untuk melindungi diri dari kerugian yang disebabkan perubahan cuaca.

Perubahan Cuaca Dan Risiko BisnisSalah satu sumber risiko yang akhir-akhir ini semakin menyita perhatian adalah risiko yang terkait dengan perubahan cuaca (weather risk). Risiko cuaca bisa diartikan sebagai ketidakpastian aliran kas perusahaan di masa depan yang disebabkan oleh perubahan cuaca yang tidak bersifat bencana alam (non-catatstrophic) seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan, salju, dan atau kecepatan angin (Brocket et al., 2005). Dengan demikian, risiko cuaca pada intinya berbeda dengan risiko yang disebabkan oleh bencana ekstrim seperti angin topan, banjir, tsunami dan lainnya. Untuk jenis risiko tersebut, instrumen yang selama ini banyak digunakan adalah asuransi (misal asuransi kebakaran, asuransi kebanjiran, asuransi gempa). Sedangkan untuk risiko akibat perubahan cuaca yang menyebabkan turunnya volume penjualan atau membengkaknya biaya (tidak bersifat bencana alam), instrumen yang lebih cocok adalah dengan menggunakan kontrak derivatif cuaca.

Operasi suatu bisnis bahkan sukar dipisahkan dari pengaruh perubahan cuaca. Pemanasan global yang diindikasikan oleh meningkatnya suhu atmosfer bumi berpotensi menyebabkan perubahan cuaca yang bisa menyebabkan kerugian bagi bisnis yang sensitif terhadap perubahan cuaca, seperti perusahaan yang bergerak pada industri pertanian, penerbangan, wisata, perikanan, pertambangan dan lainnya. Contoh yang cukup sering terjadi adalah pada bisnis penerbangan, dimana akibat cuaca yang buruk, seringkali beberapa jadwal penerbangan harus dibatalkan, dan berarti perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan, sementara biaya operasional harus tetap dikeluarkan. Brocket et al. (2005) memberikan ilustrasi menarik terkait dengan sumber risiko cuaca dan dampak kerugian yang bisa ditimbulkan, seperti dalam tabel berikut ini:

Manajemen Risiko dan Derivatif Cuacaoleh: I Wayan Nuka Lantara

30

Page 31: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Apa Itu Derivatif Cuaca?Istilah derivatif dikenal tidak hanya dalam bidang keuangan saja, tapi juga pada bidang lainnya. Dalam ilmu kimia misalnya, derivatif merujuk pada suatu substansi yang terkait dan diturunkan dari substansi lainnya. Sedangkan dalam matematika, derivatif terkait dengan suatu persamaan yang diturunkan dari suatu persamaan lainnya. Makna serupa juga berlaku dalam bidang keuangan. Derivatif bisa diartikan sebagai surat berharga yang nilainya ditentukan berdasarkan nilai dari aset lainnya yang menjadi acuan nilai (underlying asset). Jenis aset yang menjadi acuan bisa bermacam-macam, bisa berupa aset fisik (misalnya komoditas pertanian atau barang tambang), aset finansial (misalnya saham, indeks pasar, tingkat bunga, kurs mata uang asing), atau aset acuan lainnya (suhu udara, ketebalan salju).

Dengan demikian, berdasarkan aset yang manjadi acuan nilai, derivatif bisa diklasifikasikan menjadi: (1) commodity derivatives – derivatif yang nilainya ditentukan oleh aset-aset berupa komoditi pertanian, perkebunan, pertambangan, dan lainnya; (2) financial derivatives - derivatif yang nilainya ditentukan oleh pergerakan nilai aset-aset finansial, seperti saham, obligasi, kurs, dan indeks bursa; (3) weather derivatives – berupa jenis derivatif yang nilainya didasarkan pada perubahan indikator cuaca, seperti suhu udara, ketebalan salju, kelembaban, dan lainnya.

Ide dasar dari derivatif cuaca adalah bahwa perubahan cuaca (misalnya perubahan suhu udara) bisa saja menyebabkan penurunan volume penjualan atau pembengkakan biaya yang selanjutnya bisa menyebabkan ketidakpastian aliran kas

Untuk kasus bisnis pada bidang industri perikanan, Syahailatua (2008) menyimpulkan bahwa perubahan iklim global menyebabkan peningkatan suhu air laut, dan merubah keseimbangan populasi plankton sebagai makanan utama ikan laut, serta selanjutnya menyebabkan migrasi dan perubahan populasi ikan, yang selanjutnya berdampak negatif terhadap bisnis perikanan.

Penelitian bersifat survei dilakukan oleh Bank et al. (2009) melibatkan sampel perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang wisata olahraga ski salju di Austria. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa responden berpendapat bahwa pemanasan global bisa berdampak pada menipisnya tingkat ketebalan salju, yang selanjutnya diikuti turunnya jumlah kunjungan wisatawan, dan mengurangi total penerimaan, dan bahkan menyebabkan kerugian. Survei tersebut juga menyimpulkan meningkatnya kesadaran para pelaku bisnis wisata olahraga salju atas pentingnya instrumen derivatif cuaca yang bisa digunakan sebagai sarana mengurangi dampak kerugian akibat perubahan cuaca.

Hoffman et al. (2009) berpendapat bahwa pada dasarnya ada tiga alternatif yang bisa dilakukan perusahaan ketika berhadapan dengan risiko cuaca. Alternatif pertama adalah melakukan tindakan-tindakan preventif untuk memproteksi bisnis dari kerugian akibat risiko cuaca. Kedua, melakukan ekspansi di luar bisnis utama, atau yang lebih dikenal dengan tindakan diversifikasi. Terakhir, dengan berbagi risiko atau mentransfer dampak kerugian yang diakibatkan risiko cuaca kepada pihak lainnya. Pemanfaatan derivatif cuaca merupakan salah satu contoh dari alternatif ketiga tersebut.

Sumber: Brocket et al. (2005), Weather erivatives and weather risk management”, Risk Management and Insurance Review, 8, hal. 129

Risk Holder Weather Type RiskEnergy industry Temperature Lower sales during warm winters or cool

summersEnergy consumers Temperature Higher heating/cooling costs during cold

winters and hot summersBeverage producers Temperature Lower sales during cold summersBuilding material companies Temperature Lower sales during severe winters

(construction sites shut down)Construction companies Temperature/Snowfall Delays in meeting schedules during periods of

poor weatherSki resorts Snowfall Lower revenue during winters with below-

average snowfallAgricultural industry Temperature/Snowfall Significant crop losses due to extreme

temperatures or rainfallMunicipal governments Snowfall Higher snow removal costs during winters with

above-average snowfallRoad salt companies Snowfall Lower revenues during low snowfall wintersHydroelectric power generation Precipitation Lower revenue during periods of drought

Illustrative Links Between Weather Indexes and Financial Risks

31

Page 32: EB News Edisi 14 Tahun 2013

LECTURER’S ARTICLE

perusahaan di masa depan. Untuk itu, para pengguna derivatif cuaca berusaha untuk memperkirakan kemungkinan suhu udara ke depan berdasarkan data historis pergerakan suhu udara rata-rata bulanan, dan memperlakukan perkiraan perubahan suhu udara tersebut seperti halnya pergerakan indeks harga komoditi atau harga surat berharga yang bisa dijadikan aset acuan (underlying asset). Sebagai misal, suatu perusahaan komiditi pertanian mengantisipasi bahwa jika suhu udara diatas 350C, maka kuantitas dan kualitas hasil pertaniannya akan menurun, dan bisa menyebabkan kerugian. Untuk mengurangi risiko, perusahaan tersebut membeli kontrak derivatif cuaca (menjadi pihak buyer), serta membayarkan sejumlah premi kepada pihak penerbit kontrak (issuer), dan jika di kemudian hari suhu udara misalnya berada di atas suhu udara yang disepakati (350C), maka kerugian yang diderita oleh perusahaan komoditi pertanian tersebut akan ditanggung oleh pihak penerbit kontrak derivatif cuaca (issuer). Situasi ini bisa diilustrasikan seperti dalam persamaan berikut:

Dimana, DD berarti perbedaan tingkat suhu udara (degree day) antara suhu udara yang disepakati (t=350C) dengan suhu udara aktual (T) pada hari yang disepakati (exercise date).

Contoh lainnya adalah pada perusahaan yang bergerak di bidang wisata ski salju. Hal yang paling ditakutkan adalah jika perubahan cuaca menyebabkan ketebalan salju kurang dari ketebalan rata-rata (misalkan 20cm). Jika hal tersebut terjadi, maka ditakutkan jumlah pengunjung akan berkurang, dan penerimaan perusahaan akan berkurang. Untuk mengurangi besarnya kerugian, perusahaan bisa menandatangi kontrak derivatif cuaca yang akan memberikan kas bagi perusahaan tersebut, apabila misalnya pada waktu yang disepakati (exercise date) ternyata ketebalan salju dibawah tingkat ketebalan yang disepakati.

Siapa Pengguna Potensial Derivatif Cuaca?Derivatif cuaca diharapkan bisa menjadi jawaban untuk mengatasi risiko yang disebabkan oleh perubahan cuaca, khususnya untuk perusahaan yang karakteristik bisnisnya sensitif terhadap perubahan cuaca. Pasar untuk derivatif cuaca di beberapa negara besar di dunia seperti di AS, UK, Australia, Perancis, Jerman, dan Jepang juga menunnjukkan tren peningkatan. Berdasarkan data survei yang dilakukan oleh Price-Waterhouse Cooper, tercatat pada tahun 2003-2004 jumlah transaksi derivatif cuaca mencapai jumlah US$4,7 miliar, dan meningkat drastis pada tahun 2005-2006 menjadi US$45,2 miliar (dikutip dari Weather Risk Management - WMA, 2013).

Siapa saja pengguna derivatif cuaca. Berdasarkan laporan WMA, pihak-pihak yang selama ini melakukan transaksi derivatif cuaca bisa dikelompokkan menjadi: (1) pihak yang menggunakan derivatif cuaca untuk sarana lindung nilai (hedgers); dan (2) pihak yang melakukan spekulasi untuk mencari keuntungan (speculators). Ditinjau dari jenis industrinya, para pengguna

derivatif cuaca sebagian besar berasal dari perusahaan-perusahaan (baik pihak produsen maupun konsumen) yang bergerak dalam bidang: energi listrik; gas alam; perminyakan; pertanian; transportasi, dan bisnis lainnya yang sensitif terhadap perubahan cuaca.

Sebagai instrumen manajemen risiko yang relatif baru, derivatif cuaca memang belum banyak dikenal di Indonesia. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan akan instrumen derivatif cuaca untuk mengurangi risiko akibat perubahan cuaca juga diperlukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pemahaman dan pengetahuan karakteritisk dan manfaat penggunaan derivatif cuaca kiranya sangat diperlukan untuk menambah pilihan instrumen lindung nilai yang bisa digunakan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian akibat perubahan cuaca. Hal lainnya yang perlu dipikirkan tentu saja infrastruktur pasar untuk derivatif cuaca (saat ini hanya tersedia bursa derivatif komoditi dan derivatif finansial di Indonesia), serta perangkat hukum yang bisa melindungi dan mengikat pihak-pihak yang berminat dan terlibat dalam transaksi derivatif cuaca.

DAFTAR PUSTAKA

Bank, M., and Weisner R., 2009. Determinants of weather derivatives usage in the Austrian winter tourism industry. Tourism Management 30, p. 1-7.

Brockett, P.L., Wang, M., and Yang, C., (2005), “Weather derivatives and weather risk management”, Risk Management and Insurance Review, 8, p. 127-140.

Hoffmann, V.H., Sprengel, D.C., Ziegler, A., Kolb, M., and Abegg, B., (2009), “Determinants of corporate adaptation to climate change in winter tourism: an econometric analysis”, Global Environmental Change 19, p. 256–264.

Syahailatua, A., (2008), “Dampak Perubahan Iklim Terhadap Perikanan”, Oseana, 2, p. 25-32.

Weather Risk Management Association (2013), “Trading weather risk”, http://www.wrma.org/ risk_trading.html, diakses pada 14 Februari 2013.

32

Page 33: EB News Edisi 14 Tahun 2013

ALUMNI CORNER

Lahir di Lampung 57 tahun silam, Rahmat Waluyanto merupakan Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pertama di Republik ini. Lulusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi UGM (nama FEB UGM saat itu –red) ini memulai karirnya sebagai staf Direktorat Pembinaan BUMN. Tahun 2005, dia menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan; sedangkan tahun 2006 dia menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengelolaan Utang yang merupakan hasil merger Pengelolaan Utang Luar Negeri dan Pengelolaan Surat Berharga Negara. Sejak 4 September 2012 lalu, Rahmat Waluyanto disumpah oleh Mahkamah Agung (MA) sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK.

Perkuliahan dan Karir Terinspirasi oleh sepupunya yang lulusan Fakultas Ekonomi dan bekerja di Kantor Pajak, Rahmat Waluyanto selepas SMA mengikuti ujian Sekertariat Kerjasama Antar Lima Universitas (SKALU) dan memilih jurusan Akuntansi UGM. Akuntan menurutnya merupakan profesi yang menjanjikan, apalagi ketika bekerja di bidang Perpajakan. Tekad yang kuat untuk diterima di universitas besar idamannya membawanya berhasil memenangkan persaingan yang ketat untuk masuk jurusan ini. Tercatat sebagai mahasiswa Akuntansi angkatan ’76, ia aktif dalam kelompok-kelompok belajar. Konsentrasinya hanya pada kegiatan belajar karena belum banyak kegiatan nonakademik

Rahmat WaluyantoPassion-nya di Bidang Sistem Akuntansi Mengantarkan pada Pintu OJK

33

Page 34: EB News Edisi 14 Tahun 2013

ALUMNI CORNER

pada saat itu. Mahasiswa yang berkuliah di gedung Balairung ini merupakan salah satu pecinta warung SGPC (sego pecel atau nasi pecel –red). Seminggu sekali, ia menyempatkan diri untuk sarapan bersama teman-teman di tempat itu dengan cara nggabrul (makan dan minum tanpa bayar –red). Skripsi sarjananya sukses diselesaikan atas bimbingan Drs. Hadori Yunus, Akt. (Alm) dengan dosen penguji yang cukup disegani mahasiswa, Dr. Arief Suadi, MBA. dan Drs. Slamet Munawir, MM.

Selepas menyelesaikan gelar sarjananya, Rahmat mengikuti pertukaran pemuda di Kanada dengan sponsor Canadian International Development Agency (CIDA). Pengalaman empat bulan di negara itu berguna sebagai salah satu bekalnya melamar pekerjaan. Ia kemudian melirik Departemen Keuangan sebagai institusi yang ditujunya dengan harapan mendapatkan kesempatan untuk studi lanjut. Baginya, menjadi sarjana strata satu saja tidak cukup. Tahun 1985 ia diterima sebagai pegawai Negeri Sipil (PNS) di departemen tersebut, tepatnya di Direktorat Pembinaan BUMN, Direktorat Jenderal Moneter Dalam Negeri (cikal bakal Kementerian BUMN –red). Lima tahun mengabdi di Direktorat tersebut, keinginannya untuk melanjutkan kuliah terwujud. Ia mendapatkan beasiswa studi program Master of Business Administration (MBA) Bidang Finance di University of Denver, Colorado, Amerika Serikat. Selesai dari program MBA-

nya dalam kurun waktu hanya dua tahun, ayah dua putra ini masih merasa ‘lapar’ ilmu kemudian melanjutkan studi doktoral di Department of Accounting and Finance, University of Birmingham, Inggris.

Kembali ke tanah air pada tahun 1997, ia kembali mengabdi pada Departemen Keuangan. Delapan tahun berjalan, Rahmat dipercaya untuk menduduki jabatan Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan. Tepatnya setahun kemudian ia diangkat menjadi Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan sampai tahun 2012 lalu. Pada waktu yang bersamaan, yaitu 2008-2012, pria berdarah Jawa ini juga menjadi Alternate Governor dari International Monetary Fund (IMF) Washington DC, Amerika Serikat (Gubernur Bank Indonesia yang merupakan Governor IMF –red). Karirnya terus melaju sampai akhirnya September 2012 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK.

Banyak pekerjaan yang telah dihasilkan selama ia menjalankan tugas-tugas negara tersebut, antara lain: membangun kapasitas Kementerian Keuangan dalam pengelolaan utang negara, termasuk di dalamnya pendirian Ditjen Pengelolaan Utang serta mengembangkan pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan turut membawa Direktorat Pengelolaan Utang mendapatkan 17 International Awards sebagai The Best Global Bond/Sukuk dan The Best Deal of The Year dari berbagai majalah keuangan internasional, misalnya Euromoney, The Asset, dan The Finance Asia. Selain itu, Rahmat juga ikut serta berkontribusi langsung dalam menurunkan rasio utang terhadap PDB dari 90% di tahun 2000 menjadi 24,5% di tahun 2012. Pada krisis pasar keuangan tahun 2005, 2008, dan ‘mini crisis’ pada September 2009 lalu, ia ikut berperan menangani dan ikut menyusun serta menerapkan ‘Crisis Management Protocol’ untuk SBN untuk pertama kalinya pada tahun 2008. Rahmat juga berperan banyak dalam persiapan pengembangan pasar Sukuk Indonesia menjadi pilar utama pengembangan pasar keuangan nasional sekaligus juga menjadi hub pasar Sukuk Asia dalam waktu 5 tahun.

Kunci SuksesKeberhasilan yang diraih saat ini tidak serta merta didapatkannya secara mudah. Kunci untuk meraih semua kesuksesannya yaitu passion yang dimiliki. Dia mampu menjadikan kesenangannya menjadi suatu keunggulan. Selain itu, menurutnya, manusia mesti tetap ‘merasa lapar untuk menjadi kenyang’; selalu ingin terus belajar untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Harapannya, alumni dari almamater tercintanya mampu menjadi sumber daya yang memiliki kepekaan akan hal-hal yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan atau dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk merespon tantangan dan kesempatan lingkungan bisnis di masa mendatang. Untuk itu, ia juga berharap bahwa mahasiswa bukan hanya mendapatkan ‘buku teks’ tetapi ‘real life dan hands-on experience’; tidak hanya mendapatkan teori di kelas tetapi juga bisa mendapatkan pengalaman praktik dari keikutsertaan dalam kerja magang. [hk]

34

Page 35: EB News Edisi 14 Tahun 2013

OTHERS

Era Baru Pengawasan Sektor Jasa Keuangan yang Terintegrasi

Industri jasa keuangan nasional memasuki era baru dalam pengawasan industri keuangan seiring dengan diterbitkannya UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) yang melandasi migrasi otoritas di sektor keuangan dari Bapepam-LK dan Bank Indonesia. Migrasi dan penyatuan regulator industri keuangan nasional tersebut menempatkan OJK sebagai lembaga yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terdiri dari industri di sektor perbankan, pasar modal, dan lembaga keuangan nonbank –baik perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, maupun lembaga jasa keuangan lainnya.

Dalam menjalankan fungsinya, OJK dituntut untuk mencapai tujuan pembentukannya sebagaimana diamanahkan dalam undang-undang, yakni: (i) teratur, adil, transparan, dan akuntabel; (ii) mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; serta (iii) mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Ketiga tujuan tersebut merupakan nilai tambah dari keberadaan OJK.

Latar Belakang Pendirian OJK OJK lahir di tengah kompleksnya dinamika permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh sistem keuangan. Oleh karena itu, OJK sangat concern berupaya memperkuat dan memastikan sistem regulasi dan pengawasan industri keuangan agar dapat berjalan secara efektif, harmonis, serta didukung dengan tata kelola yang baik sehingga mampu menciptakan industri keuangan yang kokoh dan berdaya saing tinggi.

Perhatian secara terfokus diarahkan pada penanganan berbagai tantangan industri jasa keuangan antara lain mengeliminasi

tumpang tindih (overlapping) pengaturan, grey area yang belum diatur secara jelas, serta ketimpangan pengaturan antarsektor jasa keuangan yang dapat memicu moral hazard.

Tantangan lain di sektor jasa keuangan adalah upaya untuk memperkuat kapasitas regulator dalam mengikuti dinamika di sektor jasa keuangan seiring arus globalisasi, inovasi produk, konglomerasi bisnis, interconnectedness antarsektor dan perkembangan teknologi untuk transaksi jasa keuangan. Tantangan ini menyebabkan adanya ekspektasi untuk memperkuat sistem tata kelola (governance) regulator yang ada.

Lebih dari itu, OJK dituntut pula memberikan perhatian lebih terhadap perlindungan dan edukasi bagi konsumen karena merupakan penopang bagi peningkatan kinerja dan kesehatan sektor keuangan dalam rangka meningkatkan kepercayaan dari investor dan konsumen dalam setiap aktivitas usaha di sektor jasa keuangan, serta memberi peluang untuk perkembangan sektor jasa keuangan secara adil, efisien dan transparan.

Governance (Tata Kelola) OJKUntuk mengawal pelaksanaan mandat tersebut, OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang beranggotakan 9 (sembilan) orang anggota. Komposisi keanggotaan adalah seorang ketua, wakil ketua, kepala eksekutif pengawas perbankan, kepala eksekutif pengawas pasar modal, kepala eksekutif pengawas lembaga keuangan nonbank, ketua dewan audit, anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen, dan dua orang anggota ex-officio dari Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan.

Sejak diangkat dengan masa jabatan 5 (lima) tahun melalui Keputusan Presiden dan diambil sumpah di hadapan Mahkamah

35

Page 36: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Agung sebagai pimpinan OJK pada tanggal 20 Juli 2012, Dewan Komisioner telah memulai melaksanakan tugasnya secara kolektif dan kolegial sebagaimana diatur dalam undang-undang. Secara internal, OJK telah menyelesaikan berbagai tahapan yang diperlukan untuk dapat segera menjalankan fungsinya, mulai dari penetapan struktur organisasi, pemenuhan sumber daya, dan lain sebagainya.

Sejak 31 Desember 2012, OJK telah resmi beroperasi seiring beralihnya fungsi pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan bukan bank dari Bapepam-LK. Adapun fungsi dan kewenangan pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan bank akan beralih ke OJK pada 31 Desember 2013.

OJK Menuju Leading Integrated RegulatorOperasionalisasi OJK melalui beberapa tahapan. Sebelum pada akhirnya mampu beroperasi secara optimal OJK harus melalui tahapan transisi. Proses transisi menjadi awal yang sangat krusial bagi pembentukan sebuah otoritas baru dalam pengaturan dan pengawasan industri keuangan yang terintegrasi. Untuk itu, OJK bahu membahu berkoordinasi secara intens dengan Bank Indonesia dan Kemenkeu serta seluruh stakeholders terkait terutama melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) untuk menjamin kelancaran proses transisi sekaligus menjaga terpeliharanya stabilitas sistem keuangan.

Ke depan, transformasi strategis OJK akan dilakukan secara bertahap (gradual) dalam tiga fase untuk membangun regulator dan pengawas industri keuangan yang terintegrasi, handal, dinamis dan profesional serta disegani di tingkat regional dan internasional, yaitu: (i) dalam jangka pendek, membangun fondasi organisasi yang solid untuk mengelola masa transisi secara aman dan lancar; (ii) dalam jangka menegah, memperkuat organisasi yang profesional dalam mendukung pengawasan lembaga keuangan yang efektif dan terintegrasi; dan (iii) dalam jangka panjang, memposisikan OJK sebagai leading integrated regulator serta berperan strategis di level regional dan internasional.

Dalam mendukung transformasi OJK ke arah pencapaian tujuannya, OJK akan mengadopsi delapan strategi utama, yakni: (i) pengintegrasian pengaturan dan pengawasan lembaga keuangan melalui harmonisasi dan penyempurnaan kebijakan dan pengawasan industri jasa keuangan; (ii) peningkatan kapasitas pengaturan dan pengawasan, menyesuaikan dengan kompleksitas, ukuran, integrasi dan konglomerasi sektor keuangan; (iii) penguatan ketahanan dan kinerja sistem keuangan berfokus pada penguatan likuiditas dan permodalan; (iv) peningkatan stabilitas sistem keuangan, melalui pengawasan secara terintegrasi; (v) peningkatan budaya tata kelola dan manajemen risiko di lembaga keuangan; (vi) pembentukan sistem perlindungan konsumen keuangan yang terintegrasi dan melaksanakan edukasi dan sosialisasi yang masif dan komprehensif; (vii) peningkatan profesionalisme sumber daya manusia; (viii) peningkatan tata kelola internal dan quality assurance guna membangun kredibilitas dan kepercayaan serta

dapat menjadi model bagi institusi lain.

Prinsip Pengawasan Industri Keuangan yang TerintegrasiUntuk mewujudkan arah strategis OJK, sangat penting bagi OJK untuk memiliki strategi pengaturan dan pengawasan yang tepat yang dirumuskan dalam tiga prinsip utama yang saling terkait yakni: pertama, perspektif holistik yang mempertimbangkan baik individual institusi keuangan maupun sistem keuangan secara luas; kedua, filosofi risk-based dan forward looking yang proaktif yang saling mendukung dengan manajemen risiko; ketiga, prinsip keseimbangan antara kepatuhan pada regulasi dengan pertimbangan profesional.

Dengan berbasis pada paradigma baru tersebut, strategi umum OJK diarahkan untuk memastikan agar regulasi dan pengawasan atas industri jasa keuangan yang sudah berhasil dilakukan dengan baik oleh Bank Indonesia dan Bapepam-LK terus berlangsung. Tantangan bagi OJK adalah mensinergikan regulasi dan pengawasan oleh kedua lembaga tersebut untuk mendorong agar industri keuangan semakin sehat dan kontributif ke depan.

Dalam perspektif keuangan, untuk menunjang pelaksanaan seluruh strategi tersebut, OJK perlu didukung dengan anggaran yang berkesinambungan bersumber dari pembiayaan dari indusri (pungutan) sebagaimana mandat UU dengan tetap menjamin independensi dan didasarkan pada prinsip keadilan dan tata kelola yang baik. Manfaat dari pungutan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas OJK dalam memperkuat stabilitas sistem keuangan, menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan meningkatkan inklusi keuangan sehingga manfaatnya akan dinikmati oleh industri itu sendiri (recycling levy).

Komitmen Stakeholder Sebagai Kunci KeberhasilanSebagai otoritas yang baru lahir, keberhasilan proses peralihan OJK akan sangat bergantung pada komitmen dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan –termasuk dalam hal ini legislatif, pemerintah, Bank Indonesia, dan masyarakat industri jasa keuangan. Harapan besarnya adalah bahwa OJK akan mampu mewujudkan industri jasa keuangan yang teratur, adil, transparan, dan akuntabel serta berperan aktif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan secara berkesinambungan, yang pada gilirannya akan memberikan nilai tambah terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui penciptaan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. [Tim OJK]

OTHERS

36

Page 37: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Sayembara Foto Kopi Enak Banget! FEB UGM

Akhir tahun 2012 lalu, Enak Banget! FEB UGM menggelar lomba foto bertajuk “Sayembara Foto Kopi”. Lomba yang diadakan dari November 2012 hingga 28 Desember 2012

ini memberi kesempatan bagi peserta untuk mengabadikan suasana atau elemen dari Enak Banget!, coffee shop di FEB UGM. Peserta diberi kebebasan untuk berkreasi, memadukan unsur atmosfer, sajian, pengunjung ataupun bahkan baristanya. Adapun acara ini diadakan untuk memperkenalkan Enak Banget! yang relatif baru pada sivitas akademika. Karya yang lolos seleksi dipamerkan di Enak Banget! selama pertengahan hingga akhir Februari 2013 lalu.

Terhitung 35 foto masuk ke meja panitia pada deadline pengumpulan foto. Seluruh foto kemudian diseleksi oleh dewan juri, yang terdiri dari Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, Muhammad Edhie Purnawan,

M.A., Ph.D, Pinto N.H. (fotografer profesional), Prof. Suwardjono, Ph.D., serta perwakilan Enak Banget!. Setelah dilakukan penjurian yang cukup ketat, diambil tiga foto pemenang berdasarkan perolehan skor tertinggi. Kemudian diambil pula 25 foto, selain foto pemenang, untuk diikutsertakan dalam voting foto terfavorit melalui page Facebook Enak Banget! FEB UGM. Foto dengan jumlah like paling banyak dinobatkan sebagai foto terfavorit.

Berikut adalah daftar pemenang Sayembara Foto Kopi Enak Banget Café: Juara 1: “Ini Kopinya” oleh Benny Indra (FEB), Juara 2: “Grab a Spirit” oleh Puspita Ramadhani (FEB), Juara 3: “Fresh Me” oleh Dwi Purno Widakdo (Bioteknologi), Juara Favorit: “Something about EB” oleh Kania Suci Utami (MSi – Ilmu Ekonomi). Tim Enak Banget! FEB UGM mengucapkan selamat pada para pemenang. Semoga dapat menjadi motivasi untuk terus berkarya! [prima]

Juara 1Juara 2

Juara 3 Juara Favorit

37

Page 38: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Pertemuan tahunan dan konferensi ASEAN Graduate Business and Economics Program (AGBEP) pada 2-4 April 2013 di Yogyakarta dengan FEB UGM sebagai tuan rumah. Tema call for paper: “Enhancing Collaboration, People, and Institutions within the ASEAN-China Community Network: Facing the ASEAN Economic Community (AEC) 2015”.

UPCOMING EVENTS

SelamatKepada:

Prof. Sri Adiningsih, M.Sc, Ph.Datas dikukuhkannya sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Kepada:

Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev, Ph.Datas dikukuhkannya sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Kepada:

Rusdi Akbar, M.Sc, Ph.Dyang telah menyelesaikan studi Program Doktor, selamat bergabung kembali di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Kepada:

Yulia Arisnani, M.B.A, Ph.Dyang telah menyelesaikan studi Program Doktor, selamat bergabung kembali di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Kepada:

Fuad Rakhman, M.Sc, Ph.Dyang telah menyelesaikan studi Program Doktor, selamat bergabung kembali di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Kepada:

Singgih Wijayana, M.Si, Ph.Dyang telah menyelesaikan studi Program Doktor, selamat bergabung kembali di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

38

Page 39: EB News Edisi 14 Tahun 2013

FEB UGM mengucapkan selamat atas pelantikan 23 pejabat baru pengelola program studi dan unit

di lingkungan FEB UGM 2013

Magister Akuntansi (MAKSI)

Prof .Dr. Goedono, M.B.A., CMA., Ketua Program Studi

Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D., CMA., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan

Magister Ekonomika Pembangunan (MEP)

Artidiatun Adji, M.Ec., Ph.D., Ketua Program Studi

Drs. Ahmad Jamli, M.A., Wakli Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Boyke R. Purnomo, S.E., M.M., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan

Magister Manajemen (MM)

Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ketua Program Studi

Prof. Basu Swastha Dharmmesta, M.B.A., Ph. D., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Prof .Dr. Jogiyanto Hartono Mustakini, M.B.A., CMA., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan

Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M., Ph.D., Ketua Program Magister Manajemen Kampus Jakarta

Dr. Hardo Basuki, M.Soc.Sc., CSA., Sekretaris Program Magister Manajemen FEB UGM Kampus Jakarta

Magister Sains dan Doktor (MSi dan DOKTOR)

Dr. Bambang Riyanto Lies Sugiyanto, M.B.A., CMA., Ketua Program Studi merangkap Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Mamduh Mahmadah Hanafi, M.B.A., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan merangkap ketua Program

Studi Manajemen

Dr. Akhmad Makhfatih, M.A., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan Merangkap Ketua Program Studi Ilmu

Ekonomi

Program Profesi Akuntansi (PPAk)

Drs. Sugiarto, M.Acc., M.B.A., CMA., Ketua Pengelola

Drs. Laurentius Suparwoto, M.Sc., CMA., Sekretaris Pengelola

Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB)

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Direktur

Dr. Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Deputi Direktur Bidang Penelitian

Dr. Sumiyana, Akt., M.Si., Deputi Direktur Bidang Keuangan dan Investasi

Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand.Merc., Ph.D., Deputi Direktur Bidang Pelatihan

Jabatan Baru di FEB UGM

Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., CMA., Manajer Jaminan Mutu dan Akreditasi

Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., Manajer Kantor Publikasi

Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M., Manajer Program Internasional

39

Page 40: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Saya menempuh studi S3 di Monash University, Melbourne, Australia. Di Australia, Monash University masuk dalam anggota ‘Group of Eight’, yaitu kelompok delapan universitas

terkemuka di Australia. Monash University juga masuk “top one per cent of world universities” menurut Times Higher Education World University Rankings (2012-2013) atau berada pada peringkat ke 61 menurut QS World University Rankings (2012). Sedangkan kota Melbourne, menurut Global Liveability Survey, dinobatkan sebagai “the world best place to live” berdasarkan penanganan kesehatan, kualitas pendidikan, kondisi infrastruktur, kultur, dan rendahnya tingkat kriminal. Kota ini menjadi tujuan wisata, tempat berbagai ajang pertandingan international –seperti Formula 1 dan tenis Australian Open– dan sekaligus menjadi kota pelajar karena banyaknya siswa yang datang dari penjuru dunia untuk belajar di the University of Melbourne, Victoria University, Monash University, LaTrobe University, Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT University), atau Deakin University.

Di satu sisi, mendapatkan kesampatan belajar di universitas yang baik dapat memberikan banyak pengalaman yang sangat berharga. Kesempatan untuk belajar dari profesor yang memiliki publikasi di berbagai jurnal papan atas seperti the Accounting Review, Journal of Accounting and Economics, Contemporary

Accounting Research, dan Accounting, Organizations, and Society dapat diperoleh di sini. Berbagai fasilitas yang baik tersedia, terutama untuk siswa program doktor. Sebagai contoh, setiap siswa difasilitasi dengan ruang kantor lengkap dengan laptop/komputer, internet, printer, dan kertas tanpa dibatasi penggunaannya. Berbagai perangkat lunak (software) pendukung aktivitas penelitian tersedia secara lengkap di server dan siap untuk di-install jika sewaktu-waktu diperlukan. Disediakan pula unlimited storage untuk menyimpan dokumen dan data riset dengan sistem pengamanan dan cadangan (backup) berlapis. Akses jarak jauh (remote access) juga diberikan untuk memastikan bahwa perangkat lunak dan data dapat diakses di mana dan kapan saja. Akun email yang dapat diandalkan dengan kapasitas tidak terbatas juga diberikan kepada setiap siswa program doktor untuk memastikan siswa lancar dalam berkomunikasi dan selalu well-informed dan updated dengan setiap kegiatan akademik. Berbagai database yang biasa digunakan di bidang akuntansi dan keuangan, seperti Datastream, Bloomberg, Compustat, CRSP, CSMAR, EVENTUS, I/B/E/S, Osiris, Orbis, OptionMetrics and RiskMetrics, dan Audit Analytics tersedia untuk mendukung aktivitas penelitian.

Singgih WijayanaBersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan

NEWS FROM ABROAD

40

Page 41: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Di sisi yang lain, sebagai timbal balik dari fasilitas yang sedemikian baik, Monash University mensyaratkan proses supervisi yang ketat. Laporan tertulis mengenai perkembangan tesis/riset disampaikan dan didiskusikan dalam pertemuan terjadwal setiap dua minggu sekali. Siswa wajib mendedikasikan empat puluh jam per minggu penuh untuk mengerjakan tesis dan memastikan kualitas pekerjaan seperti yang diharapkan pembimbing atau standar Monash University. Seminar penelitian yang dipresentasikan oleh akademisi internal Monash, eksternal (dari universitas-universitas lain di Australia), dan dari universitas di luar Australia dengan pembicara seperti Stephen Zeff, Dan Dhaliwal, dan Ross Watts diadakan tiap minggu. Penghargaan atau sanksi diberikan untuk kehadiran atau ketidakhadiran dalam seminar. Berbagai persyaratan tersebut nampaknya tidak secara mudah dapat dipenuhi. Tercatat tiga dari delapan siswa satu angkatan tidak berhasil menyelesaikan studi.

Keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam studi tentu saja tidak hanya disebabkan oleh faktor akademik. Faktor non-akademik seringkali juga menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam studi. Bagi saya, menyediakan waktu empat puluh jam per minggu telah menjadi tantangan terbesar selama menempuh studi S3. Di negara yang menuntut kemandirian ini, membesarkan tiga anak –dua di antaranya balita– telah memberikan kesibukan tersendiri. Alokasi waktu yang ada juga harus diberikan untuk istri, yang hampir bersamaan menempuh studi S3. Tinggal di Melbourne dengan berbagai fasilitas yang baik dikompensasi oleh mahalnya living cost: mahalnya biaya untuk childcare, transportasi, parkir, dan sewa rumah. Hal ini telah memaksa saya dan istri untuk bekerja agar dapat bertahan sampai selesainya studi. Alokasi waktu harus diberikan juga untuk itu.

Di tengah tekanan selama studi, kehadiran jajaran dekanat dan pengurus rektorat (Prof. Ainun Na’im, Ph.D., Dr. Didi Achjari, M.Com., Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., Eko Suwardi, Ph.D. dan Drs. Muhammad Edhie Purnawan, MA., Ph.D. –red) ke Melbourne dan memberi waktu luang untuk bertemu, telah membawa semangat dan dorongan untuk segera menyelesaikan studi dan kembali ke FEB. Dukungan dari UGM baik di tingkat fakultas maupun di tingkat universitas sangat terasa bermanfaat, terutama di masa-masa paling sulit selama masa studi. Keberadaan anak-anak juga telah membawa motivasi untuk melalui hari-hari yang tidak hanya memerlukan kedisiplinan, tetapi juga strategi untuk meminimalkan berbagai risiko yang kami hadapi. Kebersaman dengan mereka juga telah membawa kebahagiaan selama masa studi kami. Beberapa kegiatan silaturahmi secara berkala, terutama di akhir pekan antarsesama warga Indonesia telah membawa warna tersendiri.

Belajar, bekerja, dan mengasuh anak telah sangat menyibukkan kami, sehingga waktu studi empat tahun lima bulan tidak terasa telah kami lalui dengan cepat. Alhamdulillah, tidak lama lagi saya akan kembali ke tanah air dengan membawa selembar kertas ijasah Ph.D. yang diharapkan- semoga ilmu-ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi kita semua dan barokah. Masih teringat saat berangkat dengan membawa seorang anak dan kini akan kembali ke tanah air membawa tiga orang anak. Begitu banyak cobaan kenikmatan dan kesulitan hadir silih berganti kami alami selama masa studi. Semua atas kehendak-Nya, La Haula Wala Quwwata Illa Billah.

41

Page 42: EB News Edisi 14 Tahun 2013

STUDENT’S CORNER

Kehidupan Kuliah Seimbang ala Rahmatdi“Selama kuliah, ada tiga prioritas saya, yaitu akademik,

organisasi, dan kompetisi,” ujar Rahmatdi, mahasiswa Akuntansi 2010 FEB UGM. Rahmatdi adalah salah satu dari

segelintir mahasiswa yang berhasil menyeimbangkan tiga aspek tersebut. Hingga semester keenam yang dijalaninya di kampus ini, prioritas yang disebutkannya masih terus dipegang teguh.

Mahasiswa kelahiran Bantul, 20 Januari 1992 yang terlihat low profile ini ternyata memiliki segudang prestasi. Sejak SMA, ia telah mengukir namanya di berbagai piala perlombaan. Di bidang ekonomi, Rahmatdi pernah menyabet medali emas di Olimpiade Sains Nasional 2009 bidang Ekonomi serta juara I di Accounting Quiz Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2008 dan FSDE 2009. Selain itu, di bidang karya tulis, ia pernah menjadi juara I Lomba Karya Tulis Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia 2008 dan juara II Lomba Karya Tulis APBN 2008.

Prestasi anak bungsu dari tiga bersaudara ini terus berlanjut hingga bangku perkuliahan. Pada tahun 2011 lalu, bersama timnya, ia meraih juara II Lomba Karya Tulis Nasional oleh KSM Eka Prasetya Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 2012, ia menjadi salah satu peserta PKM-GT yang didanai. Masih pada

tahun yang sama, ia dan kawan-kawan membawa pulang piala juara II The 1st MRC’s Bachelor Journey yang diselenggarakan MRC UI dan Bank Indonesia serta juara I Kompetisi Debat Nasional “Politik Ceria” yang digelar BEM FEM IPB.

Di tengah usahanya mengikuti seleksi berbagai kompetisi, Rahmatdi tetap mengedepankan kegiatan akademik. Dibuktikan dengan IPK hingga semester kelima yang tidak kurang dari angka 3,9. Selain itu, ia pun masih malang melintang di dunia organisasi dengan bergabung di divisi penelitian BPPM EQUILIBRIUM dan Shariah Economics Forum FEB UGM serta divisi media Jamaah Mahasiswa Muslim Ekonomi (JMME). Tidak hanya itu, mahasiswa yang diam-diam pandai membuat cerita pendek dan puisi ini sangat aktif di berbagai kepanitiaan kampus, seperti SIMFONI, Gadjah Mada Accounting Days, Shariah Economics This Year, dan EQUALITY.

Tiga aspek kehidupan kuliah ini -akademik, organisasi, dan kompetisi- sangat serius ditekuni dan berusaha diseimbangkan karena Rahmatdi memiliki alasan yang kuat untuk masing-masing aspek. Akademik menjadi salah satu aspek penting karena ia ingin menjadi seorang dosen. Menurutnya, nilai serta kemampuan di bidang akademis adalah prasyarat utama seorang pengajar yang berkualitas. Di sisi lain, niat Rahmatdi mengikuti organisasi dan kepanitiaan adalah, “Berlatih bagaimana menghadapi orang lain karena saya orangnya pemalu jika belum kenal. Benar-benar tidak ada niat untuk menjadi eksis. Hanya menambah teman dan networking.”

Bagi Rahmatdi, berkompetisi merupakan sebuah ‘kebiasaan’ yang telah dipupuk oleh lingkungannya sejak SMA. Sewaktu bersekolah di SMAN 1 Yogyakarta, ia bergabung dengan Kelompok Ilmiah Remaja (KIR). Diakuinya, teman-temannya di KIR sangat kritis sehingga nuansa yang terbangun adalah semangat untuk terus mencari ide dan berkompetisi. “Banyak teman seangkatan yang hebat, mengikuti lomba hingga tingkat internasional dan memenangkan berbagai kompetisi. Hal ini yang memotivasi saya agar berjuang dan dapat berhasil seperti mereka,” tuturnya bersemangat.

Karena semangat melakukan penelitian dalam dirinya, Rahmatdi kemudian bergabung dengan divisi penelitian di organisasi kemahasiswaan FEB. Mulanya, ia berharap dapat mengembangkan kemampuan penelitiannya, meskipun keinginan itu tidak sepenuhnya terbayar. Walaupun begitu, ia tetap menekuni dunia penelitian dan karya tulis dengan mengikuti berbagai kompetisi di bangku perkuliahan yang kemudian mengantarkannya pada podium juara.

Menurut Rahmatdi, tidak ada tips khusus untuk menjalani ketiga prioritasnya secara seimbang. Selama ini, ia selalu terpacu dengan teman-teman atau orang lain di sekitarnya yang berprestasi. “Misalnya sewaktu SMA, ada kakak kelas yang bisa sampai dapat medali emas olimpiade, maka saya akan terpacu untuk mendapatkan hal yang sama,” ujarnya. Semangat Rahmatdi untuk menyeimbangkan kehidupan akademik, organisasi, dan kompetisi ini patut diacungi jempol. [prima]

42

Page 43: EB News Edisi 14 Tahun 2013

SCHOLARSHIP AND RECRUITMENT

United Nations Development Programme

Pada saat ini UNDP memiliki 126 staf terdiri 72 staf laki-laki dan 54 staf perempuan, diluar posisi Special Service Agreement (SSA) dan Service Contract (SC). UNDP

menghargai keragaman geografis tenaga kerjanya. Hal ini juga mendorong perempuan untuk melamar. UNDP kini membuka kesempatan bagi anak bangsa yang bertalenta untuk bergabung dalam posisi:

Formulir dan informasi lebih lanjut dapat diunduh di website UNDP http://www.undp.or.id/jobs/

Komitmen untuk mewujudkan visi dan misi Universitas Gad-jah Mada (UGM) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM semakin kuat dengan diperluasnya jaringan kerja

sama dalam dunia internasional. Akhir tahun lalu (5/12), pihak universitas, fakultas dan program pascasarjana Magister Manaje-men melakukan kunjungan di EWHA Womans University di Korea Selatan.

Kunjungan oleh Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. selaku Rektor UGM, Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D., dan Direktur Program MM FEB UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. ini dilaksanakan sekaligus untuk menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) Academic and Research Collaboration dan MoU Students Exchange pada hari yang sama. MoU pada level universitas ditandatangani secara langsung oleh Dr. jur. Sun-Uk Kim selaku Presiden EWHA Womans University dengan Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. selaku Rektor UGM. Sedangkan MoU Student Exchange pada level fakultas ditandatangani oleh Prof. Kyung Hee Park selaku Dekan EWHA School of Business dengan Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku Dekan FEB UGM.

Kerja sama yang disepakati ini tentu saja membuka kesempatan lebar bagi kedua belah pihak untuk melakukan pertukaran dosen dan mahasiswa, mendapatkan informasi akademik, melakukan kerja sama penelitian, dan kerja sama bidang lain yang bermanfaat bagi Universitas Gadjah Mada dan EWHA Womans University. [ai]

Kerjasama Akademik, Penelitian dan Pertukaran Pelajar dengan EWHA Womans University, Korea Selatan

PARTNERSHIP

43

Page 44: EB News Edisi 14 Tahun 2013

FACILITIES

Sekilas Lebih Dekat dengan Sembilan Corner Penelitian Pertamina TowerFEB UGM terus berpartisipasi dalam penelitian dan

pengabdian masyarakat. Kali ini, partisipasi itu dilakukan melalui berbagai Corner penelitian di Pertamina Tower.

Nantinya, akan ada sembilan Corner yang merupakan laboratorium-laboratorium penelitian bagi setiap jurusan di FEB UGM. Jurusan Ilmu Ekonomi akan berkontribusi di Mandiri Macroeconomy Dashboard dan SKSP Migas Energy Policy Corner. Jurusan Akuntansi menggandeng Syariah Corner dan Investment Gallery, sedangkan Jurusan Manajemen berfokus pada UMKM Corner dan BNI Financial Market Update Corner. Selain itu, ketiga jurusan akan bekerja sama di BCA Banking Corner. Ditambah lagi dengan Corner Ekonomi Kerakyatan sebagai kontribusi fakultas terhadap masyarakat dan IT Corner yang dikelola P2EB FEB UGM.

Mandiri Macroeconomy Dashboard yang diketuai oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Ph.D. bertugas melakukan review dan memberikan outlook atau forecast atas ekonomi makro Indonesia melalui buletin triwulanan: Indonesian Economic Review and Outlook (IERO). Corner yang disponsori oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini menyediakan CEIC Database bagi sivitas akademika.

BNI Financial Market Update (FMU) juga mempunyai tugas

serupa: mengulas dan memberi outlook pasar keuangan melalui buletin Financial Market Outlook. FMU yang dipimpin oleh Dr. I Wayan Nuka Lantara, M.Si. ini memiliki Bloomberg Database yang dapat diakses secara bebas. Saat ini, kedua Corner inilah yang sudah aktif melakukan kegiatan penelitian.

Corner yang juga sudah beroperasi adalah Syariah Corner yang disponsori oleh PT Bank Syariah Mandiri, Tbk. Di bawah pimpinan Taufikur Rahman, M.B.A, Syariah Corner bekerja sama dengan Kementerian Agama Republik Indonesia telah aktif melakukan penelitian di bidang syariah.

Corner lainnya sementara ini masih dalam tahap persiapan dan diharapkan dapat segera aktif berkegiatan tahun ini. Salah satunya adalah SKSP Migas Energy Policy Corner yang bekerja sama dengan SKSP Migas (dahulu BP Migas –red). Nantinya, di bawah komando Drs. Andreas Budi Purnomo Brodjonegoro, M.A., Corner ini akan berfokus pada penelitian atau pengembangan kebijakan bidang energi. Selain itu, ada pula Investment Gallery yang merupakan gabungan kerja sama FEB, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bursa Efek Indonesia, dan Danareksa Sekuritas. Corner yang diketuai Gunawan Wibisono, S.E., M.Acc. ini akan menyediakan

44

Page 45: EB News Edisi 14 Tahun 2013

akses data real time ke Bursa Efek Indonesia, laporan tahunan berbagai perusahaan, statistik mingguan dan bulanan, serta brosur Bursa Efek Indonesia.

UMKM Corner yang dipimpin Rangga Almahendra, M.M, Ph.D. juga tidak kalah menarik. Sesuai namanya, Corner ini akan berfokus pada penelitian bahkan pelatihan bagi dunia UMKM di Indonesia. Sementara BCA Banking Corner yang melibatkan tiga jurusan di FEB UGM akan meneliti sektor perbankan Indonesia, terutama melakukan stress test bagi sektor ini. Ada pula IT Corner yang direncanakan mengelola teknologi dan informasi seluruh Corner di Pertamina Tower.

Sementara itu, fakultas menjadi sponsor utama untuk Corner Ekonomi Kerakyatan. Pendirian Corner ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat ekonomi kerakyatan di lingkungan kampus. “UGM terkenal sebagai universitas kerakyatan, tetapi dalam implementasinya banyak ditinggalkan. Jadi, FEB ingin Pertamina Tower juga melayani masyarakat, tidak hanya penelitian di sektor modern (makro, UMKM, perbankan -red), tetapi juga ada kerakyatan. Kita (FEB -red) ingin menghidupkan kembali semangat pendahulu kita seperti (Alm) Mubyarto dan kawan-kawan,” ungkap Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni. Kegiatan Corner ini antara lain: pelatihan dan penelitian di bidang ekonomi kerakyatan –yang diperuntukkan bagi pengusaha kecil dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Keberadaan sembilan Corner tersebut dapat menciptakan kerja sama penelitian dengan mitra sesuai dengan bidang masing-masing Corner. Lebih lanjut, keterlibatan sivitas akademika FEB di bidang penelitian juga akan meningkat. Edhie berharap, “Kegiatan Corner dapat terus hidup. Karena Corner itu mewakili semangat fakultas untuk menghidupkan kegiatan seperti training, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pendidikan.” [prima]

45

Page 46: EB News Edisi 14 Tahun 2013

UNIT NEWS

Perubahan Pengelola Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB)

Struktur pengelola P2EB mengalami perubahan sesuai SK Dekan terbaru. Adapun susunan pengelola terbaru adalah:

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc. - Direktur P2EBDr. Rimawan Pradiptyo, M.Sc. - Deputi Bidang PenelitianNurul Indarti, Sivilekonom, Cand. Merc., Ph.D. - Deputi Bidang PelatihanDr. Sumiyana, Akt., M.Si. - Deputi Bidang Keuangan dan Investasi

Dengan adanya perubahan jajaran pengelola baru di P2EB diharapkan dapat semakin memajukan aktivitas P2EB.

(dari kiri ke kanan) Dr. Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand. Merc., Ph.D., Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Dr. Sumiyana, Akt., M.Si.

46

Page 47: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Program Magister Sains dan Doktor

FEB UGM menyelenggarakan acara Diskusi Umum dengan tema Corruption: Models and Evience. Acara tersebut digelar di Auditorium BRI Gedung MSi & Doktor FEB UGM (1/2).

Dalam acara diskusi tersebut menghadirkan pembicara Prof. Roger Bowles dari University of York, Inggris dan live streaming bersama praktisi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia. Diskusi tersebut membahas tentang pendekatan ekonomi dalam fenomena korupsi yang ada di Indonesia.

Hadir dalam diskusi tersebut perwakilan dari Kepolisian di wilayah DI Yogyakarta bagian Kriminalitas, Kepala Bank Indonesia Yogyakarta, perwakilan dari PPATK, perwakilan dari Balai Diklat Keuangan DIY, dan beberapa mahasiswa S1, S2, dan S3 FEB UGM.

Diskusi Umum

Corruption: Models and Evidence

47

Page 48: EB News Edisi 14 Tahun 2013

48

Page 49: EB News Edisi 14 Tahun 2013

49

Page 50: EB News Edisi 14 Tahun 2013

UNIT NEWS

Tracing its root back in 1986 as social contributory division in research field of Faculty of Economics and Business Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Journal of Indonesian

Economy and Business, or JIEB, has metamorphosed into the most leading scientific journal publisher in Indonesia. Previously known as Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (JEBI) prior to its massive revamping decision to publish all-English journal in 2009, JIEB currently holds scientific cum score of 40 (highest in Indonesia), as well as fine accreditation from Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Ministry of Education Republic of Indonesia. JIEB keeps itself advancing from time to time to comply with UGM’s objective as one of the world class research university, as well the integration of FEB UGM as member of The Association of Advanced Collegiate School of Business (AACSB).

As of 2009, each annually volume of JIEB’s publication consists of three editions and each published on January, May, and September. Focusing on scientific perspectives of current Economics issues, which also includes research conducted in the field of Accounting and Business, JIEB is not a solely UGM-researchers contributed, but also invite researchers from all institutions in Indonesia to share their research and knowledge to be content in our every edition of journal. Further, JIEB’s decision to start all-English

Journalizing Possibilities of Growthpublications based on its commitment to take part in advancing global society that what JIEB’s doing is not merely according to Indonesia, but also to comply with global economic challenges. Led by Prof. Mudrajad Kuncoro of FEB UGM as editor-in-chief, the Editorial Board of JIEB carefully review and observe each submitted paper, both from scientific and linguistic aspect, to ensure that readers will receive maximum knowledge and value, as well as the most authentic evidence, from each research being published. We maintain high state of sophistication in every journal without ignoring the requirement of communicative presentation to make our journals cover a broad scope of readers.

By this autumn, JIEB is also planning to hold International Journal of Economics, Business and Accounting Conference which will take place in Yogyakarta, altogether in our faculty’s anniversary events. We invite researcher delegates from all corners of the globe to gather and have a brainstorming to formulate a framework of answering global economics challenges. Held in Yogyakarta, it means all delegates also will have an opportunity to indulge themselves in the grace and charm of this enchanting Indonesia’s Capital of Culture, where one of the oldest civilizations remains intact and creates a very tantalizing and unique experience.

50

Page 51: EB News Edisi 14 Tahun 2013

For subscription and research paper submission inquiry, please contact +62-274-551209 or [email protected].

51

Page 52: EB News Edisi 14 Tahun 2013

WHO’S WHO

Keluarga Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM pasti sudah familiar dengan Heru Edi Yulianto. Pasalnya, Heru sudah mengabdi di fakultas tercinta selama 20 tahun

lamanya. Asam garam bagian keuangan sudah pernah dicicipinya karena pertama kali masuk ke FEB UGM pada tahun 1991 pun dia sudah berada di bagian keuangan. Menurut karyawan yang pernah bekerja di perusahaan swasta sebelum masuk ke FEB UGM ini, bidang keuangan memang bidang yang menarik dan sesuai dengan bidang studinya, meskipun pekerjaan dalam bidang ini selalu menuntutnya harus berpacu dengan waktu.

Heru yang saat ini menjadi Bendahara Gaji di Bagian Umum dan Keuangan mengakui bahwa pengalaman menariknya selama bekerja sebagai Bendahara Gaji adalah saat dia dapat membantu pegawai yang lain. “Kalau ada karyawan yang membutuhkan kredit untuk membangun rumah, misalnya, kita bantu mencarikan ke bank,” jelas bapak dua anak ini. Dengan berbagai dokumen persyaratan yang bisa disediakan bagian keuangan, misalnya slip gaji, akhirnya kredit pun bisa dikucurkan oleh bank.

Seiring dengan peningkatan kinerja manajemen fakultas dengan mengadopsi berbagai sistem informasi yang terintegrasi, Heru pun mengakui bagian keuangan sudah banyak bertransformasi. Penggunaan sistem informasi secara umum, khususnya sistem informasi keuangan seperti SIMAKUN dan SIMAGAMA di lingkungan UGM tentu menuntut semua karyawan untuk selalu

Sambil sesekali tersenyum, pria dengan wajah tenang ini menceritakan usahanya untuk terus mengembangkan diri dalam bekerja. Sedikit waktu yang dia luangkan untuk Tim EB News dalam kesibukannya menyelesaikan berbagai pekerjaan berhasil menguak pemikiran dan pribadinya yang santun.

belajar. Begitu pula yang selalu dilakukan oleh penggemar olahraga bulu tangkis dan tenis meja ini. Jika ada yang dia tidak bisa, misalnya bagaimana cara mengirim email, dia akan meminta bantuan kolega yang lain. Untungnya, rata-rata karyawan FEB UGM yang diterima dari tahun ke tahun juga meningkat kualifikasinya sehingga banyak yang bahkan sudah sangat mahir dengan varian software keuangan terbaru. Selain itu, Heru juga bersyukur karena fakultas bukan hanya menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, melainkan juga memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan.

Kabar mengenai perubahan pengelolaan keuangan universitas negeri di Indonesia menjadi Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) memang santer terdengar di kalangan dosen dan karyawan berbagai universitas. Hal ini pun tak luput dari perhatian Heru. Walaupun begitu, dia punya pemikiran sendiri. Baginya, perubahan ini adalah sebuah tantangan yang harus disikapi secara positif. “Yang penting kerja, kerja, dan kerja,” tegasnya. Selayaknya pedagang di pasar yang tidak bisa seenaknya menentukan harga, posisinya sebagai seorang karyawan pun tidak bisa seenaknya tidak setuju dengan perubahan aturan. Sebagai seorang karyawan, hal yang paling penting menurut hemat Heru adalah bagaimana bisa tetap memberikan kinerja yang terbaik dalam setiap situasi. [dwi andi]

Heru Edi YuliantoDedikasi Tinggi dalam Setiap Situasi

52

Page 53: EB News Edisi 14 Tahun 2013

AROUND BULAKSUMUR

Di tengah maraknya pembangunan yang mengakibatkan semakin sempitnya lahan di perkotaan, keberadaan kawasan hijau yang ditumbuhi pepohonan seakan

menjadi barang mahal. UGM cukup beruntung karena para pendirinya mewariskan beberapa titik kawasan hijau yang berada di sekitar kampus UGM. Salah satunya adalah Arboretum Fakultas Kehutanan atau sekarang dikenal dengan nama Hutan Mini Pardian yang terletak di sebelah utara Balairung UGM di kawasan Bulaksumur, Sleman.

Menurut keterangan Prof. Dr. Ir. Moh. Na’iem, M.Agr.Sc. sebagai Ketua Tim Vegetasi Fakultas Kehutanan UGM, Hutan Mini Pardian terbentuk secara tidak sengaja. Awalnya pada tahun 1950-an, lahan tersebut digunakan sebagai persemaian benih-benih tanaman yang didapat dari berbagai daerah. Tempat tersebut juga digunakan sebagai lahan praktikum mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Biologi untuk mempelajari pertumbuhan tanaman dan juga mengetahui jenis-jenisnya. Persemaian tersebut dibiarkan begitu saja hingga tumbuh menjadi pohon-pohon besar seperti saat ini.

Pohon-pohon yang terdapat di dalam hutan mini ini antara lain trembesi, hopea, kesambi, ketapang, pterigota, flamboyan, kecrutan, eboni, nangka, pinus, meranti, ampupu, kruwing, cemara, randu, dan lainnya. Ukuran pohon di hutan mini ini bervariasi, diameter yang besar bisa mencapai satu meter lebih, dan yang tertinggi bisa mencapai 40 meter.

Hutan mini ini pada tahun 90-an sempat ditata ulang sebagai sarana sosialisasi hutan kepada para tunanetra. Di setiap pohon diberi papan nama dan ditulis dengan huruf braille sehingga tunanetra pun dapat mengenal berbagai jenis dan nama pohon.

Pengelolaan Hutan Mini Pardian ini kini berada di bawah Direktorat Aset UGM yang berkoordinasi dengan Fakultas Kehutanan UGM. Tidak ada pengelolaan secara khusus, hanya dilakukan tindakan jika terdapat pohon tumbang ke jalan yang mengganggu aktivitas masyarakat. Menurut Nai’em, ia mendapat amanah dari Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, mantan Rektor UGM pada era 90-an untuk membiarkan hutan ini melakukan suksesi alami tanpa banyak campur tangan manusia.

Penamaan Hutan Mini Pardian sendiri adalah untuk mengenang jasa-jasa Pardian, salah seorang staf di Fakultas Kehutanan, atas dedikasinya terhadap pembangunan hutan Wanagama di Gunung Kidul. Menjelang akhir hayatnya, Pardian ditarik kembali

untuk mengajar di kampus dan dibuatkan rumah di dalam hutan mini tersebut sekaligus untuk merawat hutan tersebut.

Fenomena terkini, Hutan Mini Pardian juga dihuni oleh kawanan burung cangak (Ardea cinerea) yang bermigrasi dari pepohonan di Gembira Loka. Populasi burung cangak ini bertumbuh pesat mencapai ratusan ekor. Pengelola mencoba berbagai cara untuk mengendalikan populasi burung ini karena jumlahnya sudah melebihi carrying capacity dari hutan mini tersebut. Berbagai cara seperti memotong tajuk pohon dan menggunakan sirene telah dilakukan, tetapi belum berhasil. Populasi yang tak terkendali ini diyakini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem hutan tersebut, terlebih bau kotoran dari burung tersebut cukup menyengat. Pengelola berharap pengertian dari pihak konservasi alam bahwa tindakan-tindakan tersebut semata-mata untuk menjaga keseimbangan ekosistem Hutan Mini Pardian.

Dengan segala keberagamannya, Hutan Mini Pardian merupakan satu dari sekian banyak titik hijau di tengah kota yang harus tetap dijaga kelestariannya. [rahmat]

Hutan Mini PardianOase di Tengah Kampus UGM

53

Page 54: EB News Edisi 14 Tahun 2013

FEB IN PICTURES

Mahasiswa Jurusan Akuntansi angkatan ‘87 berpose bersama dosen, Prof. Dr. Bambang Soedibyo, MBA.

Dosen jurusan IESP FE UGM (IE FEB UGM saat itu -red) melakukan kunjungan dalam rangka pelatihan di University of Birmingham, Inggris.

Dok. Rusdi Akbar

Dok. Lincolin Arsyad54

Page 55: EB News Edisi 14 Tahun 2013

Kristina MarxExchange StudentsUniversity of Pforzheim,Germany

“I really enjoyed the first semester at FEB UGM and I am looking forward to the next semester here in this amazing country.”

Pauline LapartExchange Students University of Toulouse, France

“I met some great international students and Indonesian students: they are always so curious, welcoming and open-minded!”

Tanja Groenenboom, Romy Kuijper, Shirley DietvorstExchange StudentsAvans School of International Studies, Breda, the Netherlands

Tanja Groenenboom, “This is my first week at UGM. I really enjoy it so far.”

Romy Kuijper, “I choose UGM because I wanted to experience a new culture and Indonesia seemed to be a good choice.”

Shirley Dietvorst, “It is a very nice experience to get involved in the student life in Indonesia.”

Thijs van OirschotExchange StudentsAvans School of International Studies, Breda, the Netherlands

“The culture, travel opportunities and student life were my main reason to study at UGM.”

EXCHANGE STUDENTS’ COMMENTS

55

Page 56: EB News Edisi 14 Tahun 2013