Top Banner
PERSENTASI FARMAKOTERAPI Tentang GANGGUAN POLA MAKAN (EATING DISORDER) OLEH : HENDRA NOVIAN PRATAMA RIYANA SAFITRI VINY NOVRIANTI ZAMRI SUMBUNG PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013
26

Eating Disorder

Nov 30, 2015

Download

Documents

Evi Ridwan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Eating Disorder

PERSENTASI FARMAKOTERAPI

Tentang

GANGGUAN POLA MAKAN (EATING DISORDER)

OLEH :HENDRA NOVIAN PRATAMARIYANA SAFITRIVINY NOVRIANTIZAMRI SUMBUNG .

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKERSEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG

2013

Page 2: Eating Disorder

Eating Disorder

Pada umumnya, penderita eating disorders adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, perasaan tidak berdaya, dan perasaan tidak sebanding dengan orang lain. Mereka menggunakan makanan dan diet sebagai cara untuk mengatasi masalah-masalah dalam hi dup mereka. Banyak dari mereka berpikir bahwa makanan adalah sumber kenyamanan atau penghilang stress sementara penurunan berat badan dianggap sebagai cara agar diterima oleh teman-teman dan keluarga.

Page 3: Eating Disorder
Page 4: Eating Disorder

Akibat Gangguan Makan Yg Berkepanjangan

Page 5: Eating Disorder

Eating Disorder

Page 6: Eating Disorder

ETIO

LOG

I

Page 7: Eating Disorder

Patofisiologi

Page 8: Eating Disorder

PREVALENSI

Page 9: Eating Disorder

Faktor Resiko

Page 10: Eating Disorder

Faktor Resiko (lanjutan)

Page 11: Eating Disorder

Gejala Penyakit• meningkatnya perhatian terhadap makanan dan berat badan,

bahkan pada penderita yang sebelumnya sudah kurus

• denyut jantung lambat

• tekanan darah rendah

• suhu tubuh rendah

• pembengkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema)

• rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang

berlebihan.

• darah menjadi asam (asidosis metabolik) dan kada kalium dalam

darah berkurang.

Page 12: Eating Disorder

Manifestasi Klinik

Page 13: Eating Disorder

Diagnosis

Page 14: Eating Disorder

Terapi

Non Farmakolo

gi

Farmakologi

mengurangi citra

tubuh yang

menyimpang,

memulihkan dan

menjaga berat

badan yang sehat;

membangun pola

makan normal,

meningkatkan

masalah psikologis,

psikososial, dan

fisik, menyelesaikan

masalah kontribusi

keluarga,

meningkatkan

kepatuhan

dan mencegah

kekambuhan

Page 15: Eating Disorder

Terapi Non Farmakologimemiliki 

kemungkinan terbesar dalam memunculkan respon pada pasien AN

psikoterapi

minimal 6 bulan

Page 16: Eating Disorder

Terapi Farmakologi

Page 17: Eating Disorder

Mekanisme Kerja Obat

1. Antidepressan – Selective Serotonin-Reuptake Inhibitor

SSRI menyebabkan peningkatan serotonin ekstraseluler yang pada awalnya mengaktivasi autoreseptor, suatu

aktivitas yang menghambat pelepaan

serotonin dan menurunkan serotonin ekstraseluler ke kadar

sebelumnya

SSRI menyebabkan peningkatan serotonin ekstraseluler yang pada awalnya mengaktivasi autoreseptor, suatu

aktivitas yang menghambat pelepaan

serotonin dan menurunkan serotonin ekstraseluler ke kadar

sebelumnya

Fluoksetin merupakan inhibitor kuat untuk

isoenzim sitokrom P-450 hati yang berfungsi untuk

eliminasi obat antidepresan trisiklik, obat neuroleptika dan

beberapa obat antiaritmia dan

antagonis β-adrenergik

Fluoksetin merupakan inhibitor kuat untuk

isoenzim sitokrom P-450 hati yang berfungsi untuk

eliminasi obat antidepresan trisiklik, obat neuroleptika dan

beberapa obat antiaritmia dan

antagonis β-adrenergik

Page 18: Eating Disorder

Mekanisme Kerja Obat (lanjutan)

2. Antipsikotika

Antipsikotika menghambat (agak) kuat

reseptor dopamin (D2) di

sistem limbis otak

menghambat resep tor D1/D4,

α1 (dan α2)-adrenerg, serotonin,

muskarin, dan histamin

menghambat resep tor D1/D4,

α1 (dan α2)-adrenerg, serotonin,

muskarin, dan histamin

pada pasien yang kebal bagi obat-obat klasik telah ditemukan

pula blokade tuntas dari reseptor D2

tersebut

pada pasien yang kebal bagi obat-obat klasik telah ditemukan

pula blokade tuntas dari reseptor D2

tersebut

Page 19: Eating Disorder

Mekanisme Kerja Obat (lanjutan)

3. Metoclopramide

Page 20: Eating Disorder

INTERAKSI OBAT

Page 21: Eating Disorder

Seorang mahasiswi Xberusia saya 22 tahun, bingung dengan kebiasaan yang dia lakukan tiga tahun belakangan ini.

Sejak berusia 19 tahun X merasa bahwa badannya terlalu gemuk dan makan

terlalu banyak. Pada mulanya X mengikuti kontes "ratu-ratuan" di

kampus, pada saat itu X tidak masuk nominasi. Teman-teman mengatakan

bahwa X terlalu gemuk untuk menang, biarpun wajah dan postur tubuh X cukup mendukung. Semenjak itu

kebiasaan makan X berubah

. X makan sedikit sekali untuk mencapai berat badan ideal,

bahkan sesekali X tidak makan sama sekali seharian. Kebiasaan itu

terus berlangsung sampai sekarang.Teman-teman

mengatakan bahwa X sudah kurus, tetapi tetap saja X tidak yakin dan

masih terus mengurangi makan.Selama ini keadaan X terlihat baik-baik saja, tidak

seorangpun mengetahui ketakutan X akan kegemukan. Orang tua X

tidak mengetahui, karena selama kuliah X kost, dan pulang ke rumah

seminggu sekali. Kekhawatiran X mulai timbul setelah selama dua bulan ini X tidak datang bulan,

padahal X masih sendiri

STUDI KASUS

Page 22: Eating Disorder

1. Analisis KasusUsia 22 tahun termasuk dalam usia yang beresiko mengidap anorexia. Pencetus anorexia Xberasal dari kekecewaannya karena tidak menang dalam kontes ratu-ratuan di kampusnya, ditambah pendapat dari teman yang mengatakan bahwa postur tubuh sari yang terlalu gemuk. Hal ini menimbulkan kekecewaan dan rasa tidak percaya diri pada bentuk tubuhnya. X merasa harus menurunkan berat badannya supaya diterima dalam masyarakat. X menganggap dengan tubuh yang kurus maka ia bisa lebih diterima oleh lingkungannya.Kekecewaan pada kekalahannya dan hilangnya rasa percaya diri X membuatnya melakukan apa saja untuk memiliki bentuk tubuh yang di anggap ideal oleh masyarakat yang cenderung kurus. Pengidap anorexia cenderung memiliki kecenderungan pribadi yang menghindar, terutama menghindar dari tekanan.Pada umumnya penderita anorexia juga mengalami gangguan psikologis, seperti depresi. Hal ini disebabkan rasa penolakan terhadap tubuhnya dan ambisi yang sangat tinggi untuk menguruskan badannya. Bila ia makan kecemasan akan timbul, karena ia menganggap bahwa sedikit makanan yang masuk ke tubuhnya akan membuat berat badannya bertambah. Penderita anorexia juga memiliki self esteem dan self confident yang rendah karena merasa bentuk tubuhnya yang terlalu gemuk.

STUDI KASUS

Case Study

Page 23: Eating Disorder

RekomendasiTerapi

Pada kasus X di atas terapi yang disarankan ialah terapi perilaku kognitif (CBT) yaitu

terapi psikologis yang bertujuan untuk membantu Xmengatasi pemikiran

menyimpang, seperti perasaan gemuk meskipun bukti yang bertentangan. Selain

itu diatasi dengan pendekatan atau terapi keluarga yang pada dasarnya sama

dengan perawatan dan perhatian kedua orang tua pada anak mereka yang sedang

menderita sakit kanker, kelainan jantung, atau penyakit lainnya. Anda akan menjaga

asupan makanan mereka, mengawasi keteraturan konsumsi obat, menjaga dan

menyemangati perasaan mereka agar tetap bahagia dan ingin untuk hidup

sehat.Mengkonsumsi cukup vitamin dan mineral dalam diet atau melalui suplemen

dapat memperbaiki masalah.

Rekomendasi Terapi dari Studi Kasus

Page 24: Eating Disorder

Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Page 25: Eating Disorder

Kesimpulan

• Saran- Ingin badan proporsional bukan

dengan sengaja tidak makan, tetapi harus mengetahui asupan2 yang bergizi bagi tubuh

- Efek sering melihat artis luar atau yang bertubuh langsing sebaiknya tidak dijadikan patokan untuk sama atau lebih kecil.

-Eatng Disorder dapat dicegah sedini mungkin-Penyakit ini lebih banyak diderita remaja wanita- Paling dianjurkan yaitu untuk terapi non farmakologi

Page 26: Eating Disorder