EATING BEHAVIOUR DISORDERMAKALAHDitulis untuk Memenuhi Tugas
Terstruktur Mata Kuliah Phsycological Nutrition
Disusun Oleh :Kelompok 2Ulfa Anggraini M.125070300111007Rizka
Nur Farida125070300111016Haqqelni Nur Rosyidah125070300111026Vivian
Devi Eka E.125070300111043Rani Ilminawati125070301111004Dwiyanti
Caesarria Hartiwi125070301111010Eryn Patria
Perdani125070301111019Atika Audini125070301111030Unun Fitry Febria
Bafani125070306111003Dhea Ramareta125070307111010
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS
BRAWIJAYAMALANG2014
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangEating disorder terjadi ketika
seseorang mengalami gangguan kebiasaan makan yang parah, seperti
pengurangan intake makanan yang ekstrim atau kelebihan makan yang
ekstrim, atau perasaan khawathir yang berlebihan mengenai berat
badan atau bentuk badannya. Dua tipe utama dari eating disorder
adalah anorexia nervosa dan bulimia anorexia (National Institute of
Mental Health, tanpa tahun). Anorexia nervosa merupakan masalah
health care utama dan telah menjadi penyakit kronis diantara wanita
muda saat ini (Touyz & Beumont: 2001). Anorexia ditandai dengan
penurunan berat badan, keinginan yang kuat untuk tidak
mempertahankan bert badn normalnya serta ketakutan akan naiknya
berat badan dan merupakan gangguan kebiasaan makan yang ekstrim.
Orang- orang dengan anorexia kehilangan berat bandannya dengan cara
diet dan latihan secara berlebih (National Institute of Mental
Healt, tanpa tahun).Bulimia nervosa ditandai dengan kebiasaan makan
dalam jumlah besar dan perasaan mengontrol makan yang rendah.
Ketidak mampuan untuk mengontrol nafsu makan ini diikuti dengan
perilaku kompnsasi dengan cara memuntahkan makanannya secra paksa
atau dengan menyalah gunakan penggunaan obat pencahar ataupun
diuretic, berpuasa, ataupun melakukan latihan secara berlebihan.
Sama seperti anorexia, orang dengan bulimia takut dengan
peningkatan berat badan, sangat ingin menurunkan berat badan, dan
tidak senang dengan ukuran serta bentuk tubuh mereka. Biasanya,
kebiasaan bulimia ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena
diikuti dengan perasaan malu.Eating disorder sering muncul pada
remaja atau masa dewasa awal. Wanita lebih berisiko mengalami
Eating disorder dibanding pria.
1.2 Rumusan Masalah Anorexia Nervosa1. Apa yang di maksud dengan
Anorexia Nervosa?2. Bagaimana prevalensi terjadinya Anorexia
Nervosa?3. Bagaimana penanganan seseorang yang mengalami Anorexia
Nervosa?4. Apa saja etiologi dari Anorexia Nervosa?5. Bagaimana
ciri-ciri seseorang yang mengalami Anorexia Nervosa?6. Apa saja
komplikasi medis yang terjadi pada seseorang yang mengalami
Anorexia Nervosa?7. Apa saja gangguan psikologis yang dapat terjadi
pada seseorang yang mengalami Anorexia Nervosa? Bulimia Nervosa1.
Apa yang dimaksud dengan Bulimia Nervosa?2. Bagaimana prevalensi
terjadinya Bulimia Nervosa?3. Bagaimana penanganan seseorang yang
mengalami Bulimia Nervosa?4. Apa saja etiologi dari Bulimia
Nervosa?5. Bagaimana ciri-ciri seseorangyang mengalami Bulimia
Nervosa?6. Apa saja komplikasi medis yang terjadi pasa seseorang
yang mengalami Bulimia Nervosa?7. Apa saja gangguan psikologis yang
dapat terjadi pada seseorang yang mengalami Bulimia Nervosa?
1.3 Tujuan1. Mengetahui gambaran umum dari Anorexia nervosa
mulai dari prevalensi, cara penanganan, etiologi, ciri-ciri,
komplikasi medis dan gangguan psikologis yang terjadi pada
seseorang yang mengalami Anorexia Nervosa.2. Mengetahui gambaran
umum dari Bulimia nervosa mulai dari prevalensi, cara penanganan,
etiologi, ciri-ciri, komplikasi medis dan gangguan psikologis yang
terjadi pada seseorang yang mengalami Bulimia Nervosa.
1.4 ManfaatKita dapat mengetahui apa saja jenis-jenis dari
eating disorder dan gambarannya. Sehingga kita sebagai ahli gizi
jika menemui seseorang atau pasien dengan kelainan tersebut dapat
melakukan intervensi terkait gizi yang tepat terhadap pasien
tersebut.
BAB IIISI
2.1 Anoreksia Nervosa 2.1.1 Definisi Anorexia NervosaAnoreksia
nervosa merupakan sutau kebiasaan keengganan untuk mempertahankan
berat badan normal atau sehat, dan distorsi citra tubuh yang sangat
mempengaruhi perilaku makan secara ektrim. Menurut Wardlaw et al
dalam Nurhayati (2012), anoreksia adalah aktivitas untuk
menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja
dan melalui kontrol yang ketat karena ketakutan akan kegemukan dan
bertambahnya berat badan.Beberapa cara penurunan berat badan yang
dilakukan pada orang yang mengalami anoreksia diantaranya dengan
diet dan berolahraga secara berlebihan, penginduksian untuk muntah,
menyalahgunakan obat pencahar, diuretik, atau enema. Namun banyak
orang dengan anoreksia melihat bahwa diri mereka mengalami
kelebihan berat badan, padahal terlihat jelas bahwa mereka
mengalami kelaparan atau malnutrisi. Biasanya orang yang mengalami
anoreksia menimbang berat badannya secara berulang kali, memorsi
makanannya dengan hati-hati dan dengan kuantitas makan yang sangat
kecil. Anoreksia dapat sembuh dengan menjalani pengobatan tertentu,
namun apabila kambuh gangguan makan seperti ini justru akan
memperburuk kesehatan dan lebih kejadian yang muncul akan jauh
lebih kronis daripada sebelumnya.
2.1.2 Prevalensi Anorexia Nervosa Menurut Holmes (2006) dan Lee
(2005) dalam Tantiani (2012), prevalensi penderita anoreksia
nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5% pada perempuan, prevalensi
di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030% sementara itu di Cina
menurut suatu studi prevalensi penderita anoreksia nervosa adalah
sebesar 0,01%. Sedangkan di Indonesia, 12-22% wanita berusia 15-29
tahun menderita defisiensi energi kronis (IMT