Top Banner
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia. Komoditas sayuran merupakan cash crop yang dapat secara nyata mendatangkan keuntungan bagi petani di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usaha tani sayuran dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan petani. Permintaan komoditas sayuran olahan oleh pasar global dunia dilaporkan mencapai sekitar 10 juta ton pertahun. Dengan demikian kemungkinan untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor sayuran dari Indonesia di masa yang akan datang masih sangat besar. Keberhasilan Indonesia dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar akan sangat tergantung pada kemampuan memproduksi jenis-jenis sayuran yang diinginkan dan mempunyai kualitas yang sesuai dengan standar mutu internasional. Masalah peningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran yang diinginkan membawa konsekuensi pada perlunya perhatian yang serius tentang pengadaan benih sayuran yang bermutu. Keberhasilan budidaya sayuran utama di Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan benih sayuran yang bermutu secara berkesinambungan. Sedangkan ketersediaan benih sangat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dalam bidang pertanían oleh pemerintah Indonesia. Selain itu, berbagai aspek penunjang yang terkait dengan masalah perbenihan juga dapat memberikan suasana yang kondusif bagi pengembangan industri benih. Salah satu sayuran di Indonesia yang menggunakan benih adalah mentimun. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi. Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam. Biasanya buah mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam bentuk buah segar (Sutopo, 1992). Untuk mendapatkan buah mentimun yang baik dan memenuhi permintaan masyarakat, maka kita harus memperhatikan benihnya. Benih yang akan ditanam harus melewati proses sertifikasi
19

e2 mentimun laporan besar tekben

Dec 11, 2015

Download

Documents

Jauhar Arifin

laporan besar tekben teknologi produksi benih fakultas pertanian UB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: e2 mentimun laporan besar tekben

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sayuran merupakan komoditas penting yang dibudidayakan oleh petani di berbagai daerah

di Indonesia. Komoditas sayuran merupakan cash crop yang dapat secara nyata mendatangkan

keuntungan bagi petani di Indonesia. Dengan demikian, keberhasilan dalam usaha tani sayuran

dapat memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan petani.

Permintaan komoditas sayuran olahan oleh pasar global dunia dilaporkan mencapai sekitar

10 juta ton pertahun. Dengan demikian kemungkinan untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor

sayuran dari Indonesia di masa yang akan datang masih sangat besar. Keberhasilan Indonesia

dalam meraih pangsa pasar yang lebih besar akan sangat tergantung pada kemampuan

memproduksi jenis-jenis sayuran yang diinginkan dan mempunyai kualitas yang sesuai dengan

standar mutu internasional. Masalah peningkatan kuantitas dan kualitas produksi sayuran yang

diinginkan membawa konsekuensi pada perlunya perhatian yang serius tentang pengadaan benih

sayuran yang bermutu. Keberhasilan budidaya sayuran utama di Indonesia sangat ditentukan

oleh ketersediaan benih sayuran yang bermutu secara berkesinambungan. Sedangkan

ketersediaan benih sangat dipengaruhi oleh berbagai kebijakan dalam bidang pertanían oleh

pemerintah Indonesia. Selain itu, berbagai aspek penunjang yang terkait dengan masalah

perbenihan juga dapat memberikan suasana yang kondusif bagi pengembangan industri benih.

Salah satu sayuran di Indonesia yang menggunakan benih adalah mentimun. Mentimun

(Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan

perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini

adalah buahnya. Buah berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan. Semakin

buah masak warna luar buah berubah menjadi hijau pucat sampai putih. Bentuk buah memanjang

seperti torpedo. Daging buahnya perkembangan dari bagian mesokarp, berwarna kuning pucat

sampai jingga terang. Buah dipanen ketika masih setengah masak dan biji belum masak fisiologi.

Buah yang masak biasanya mengering dan biji dipanen, warnanya hitam. Biasanya buah

mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam

bentuk buah segar (Sutopo, 1992).

Untuk mendapatkan buah mentimun yang baik dan memenuhi permintaan masyarakat, maka

kita harus memperhatikan benihnya. Benih yang akan ditanam harus melewati proses sertifikasi

Page 2: e2 mentimun laporan besar tekben

benih dan pengujian mutu benih. Laporan ini akan membahas mengenai bagaimana budidaya

mentimun di suatu lahan serta pengujian mutu benih.

1.2 Tujuan

1. Dapat mengaplikasikan ilmu - ilmu yang di dapat dari teknologi produksi benih dengan cara

terjun ke lapangan dan mengaplikasikannya secara langsung.

2. Dapat mengetahui proses budidaya tanaman mentimun dimulai dari benih.

3. Dapat mengetahui penyimpanan benih mentimun yang baik.

4. Dapat mengetahui pengujian mutu benih pada mentimun.

5. Dapat mengetahui ilmu teknologi produksi benih pada tanaman khususnya mentimun.

Page 3: e2 mentimun laporan besar tekben

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan MorfologiTanaman Mentimun

Menurut Cahyono (2006), klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativusL.) dalam

tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Divisi:Spermatophyta

Sub divisi:Angiospermae

Kelas: Dicotyledonae

Ordo:Cucurbitales

Famili:Cucurbitaceae

Genus:Cucumis

Spesies:Cucumis sativusL

Dilihat dari segi morfologi tanaman mentimun(Cucumis sativusL.) adalah sebagai

berikut :

1) Akar

Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar tunggangnya

tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkanakar serabutnya

tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal (Cahyono, 2006).

2) Batang

Tanaman mentimun memiliki batang yangberwarna hijau, berbulu denganpanjang

yang bisa mencapai 1,5 m danumumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.

Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar disisi tangkai daun.

Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnyapeka sentuhan. Bila

menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14jam sulur itu telah melekat

kuat pada galah/ajir (Sunarjono, 2007).

3) Daun

Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda,berwarna hijau

muda sampai hijau tua. selain itu daun bergerigi, berbulu sangathalus, memiliki tulang

daun menyirip dan bercabang-cabang, kedudukan daunpada batang tanaman berselang

seling antara satu daun dengan daun diatasnya(Cahyono, 2006).

Page 4: e2 mentimun laporan besar tekben

4) Bunga

Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman iniberumah satu

artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalamsatu pohon. Bunga

betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang3membengkok, sedangkan pada

bunga jantan tidak mempunyai bakal buah yangmembengkok. Letak bakal buah tersebut

di bawah mahkota bunga (Sunarjono,2007).

5) Buah dan Biji

Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang. Bentukukuranya

bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7 cm,tergantung varietasnya. Kulit

buah mentimun ada yang berbintik-bintik, ada pulayang halus. Warna kulit buah antara

hijau keputih- putihan, hijau muda dan hijaugelap sesuai dengan varietas.Biji mentimun

berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putihkekuning-kuningan sampai coklat.

Biji ini dapat digunakan sebagai alatperbanyakan tanaman (Cahyono, 2006).

2.2 Budidaya Tanaman Mentimun

MenurutHapsoh (2012), budidaya tanaman Mentimun adalah sebagai berikut:

1) Penyiapan Lahan

Lahan untuk kebun mentimun sebaiknya bukan bekas tanaman sefamili. Lahan

dibersihkan dan diolah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30-35 cm. Tanah

dikeringanginkan selama ± 14 hari, agar kondisinya benar-benar matang dan gas-gas

beracun dalam tanah menguap. Selanjutnya olah tanah untuk kedua kalinya, yakni

membentuk bedengan-bedengan atau guludan-guludan. Ukuran bedengannya memiliki

lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar bedengan ± 30 cm. Sedangkan bila dalam

bentuk guludan, ukuran lebar bawah (dasar ± 60-80 cm dan lebar atas ± 40-60 cm serta

jarak antar guludan ± 30 cm dan kemudian dilanjutkan dengan memberian pupuk

kandang dengan dosis 10-20 ton/ha.

2) Penyiapan Bibit

Mentimun dikembangbiakkan secara generatif dengan biji-bijinya. Benih

mentimundapat langsung di tanam di lahan yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya,

Page 5: e2 mentimun laporan besar tekben

tetapi dapat pula disemai dulu dalam polibag selama ± 10 hari, terutama jenis mentimun

hibrida yang harga benihnya mahal.

Benih mentimun direndam dalam air hangat 550 – 600 C selama 15-30 menit atau

dalam air dingin selama 12 jam (diperam). Setelah direndam, benih mentimun dibalut

dengan kain basah (lembab) yang dilapisi plastik dan dibiarkan selama 12 jam (diperam).

Benih mentimun yang sudah berkecambah dapat segera disemai dalam polibag.

3) Penanaman

Waktu tanam mentimun yang paling baik adalah pada akhir musim hujan

(Maret/April) atau pada musim kemarau. Bertanam mentimun dapat dilakukan dengan

sistem tanam langsung benihnya atau memindahkan bibit dari persemaian.

4) Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan seawal mungkin, yakni sejak tanam hingga umur 15 hari

setelah tanam. Pada sistem tanam langsung (benih), penyulaman tanaman yang mati atau

tumbuhnya abnormal diganti dengan benih yang baru. Disamping menyulam, juga

dilakukan seleksi tanaman. Caranya, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan

disisakan satu tanaman terbaik per lubang tanam. Pada sistem tanam pindah bibit dari

persemaian, penyulaman dilakukan dengan cara mengganti tanaman yang mati atau

tumbuhnya lemah dengan bibit baru dari persemaian (polybag).

Pengairan disesuaikan dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga tidak

kekeringan. Pada fase pembungaan dan pembuahan, keadaan air tanah harus memadai

(cukup). Bila para fase ini tanaman mentimun kekurangan air, akan menyebabkan buah-

buahnya abnormal (bengkokbengkok).

Pemasangan ajir (turus) sebaiknya dilakukan seawal mungkin (± 5 hari setelah

tanam) agar tidak menggangu atau merusak perakaran tanaman mentimun. Fungsi ajir

adalah merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan, dan tempat menopang buah

yang letaknya bergelantungan.

Penyiangan rumput-rumput liar sebaiknya dilakukan bersamaan dengan waktu

pemupukan. Pada mentimun lokal pemberian pupuk buatan dilakukan sesudah tanaman

berumur 1 bulan. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran Urea 100

kg/ha, ZA 200 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Pupuk tersebut diletakkan di

sekeliling tiap tanaman sejauh ± 15 cm dari batangnya, baik dengan cara ditugal maupun

Page 6: e2 mentimun laporan besar tekben

larikan setelah rumput liar dibersihkan. Bersamaan dengan kegiatan penyiangan dan

pemupukan, dilakukan juga pembumbunan sekaligus memperbaiki drainase tanah.

Caranya tanah dari parit (antar bedengan) diangkat, kemudian ditimbunkan di sekitar

pangkal batang mentimun. Untuk merangsang terbentuknya cabang-cabang baru yang

produktif menghasilkan bunga dan buah sekaligus mempercepat pembuahan, tanaman

mentimun yang terlalu rimbun perlu dipangkas beberapa helai daunnya. Waktu

pemangkasan sebaiknya pagi atau sore hari, yakni pada saat keadaan air dalam tanah

jumlahnya memadai, sehingga tidak menyebabkan kelayuan pada tanaman mentimun.

2.3 Teknologi Produksi Benih

2.3.1 Persyaratan Tanah

Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai lempung berpasir

yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun membutuhkan pH tanah di kisaran 5,5-

6,8 dengan ketinggian tempat 100-900 m dpl. Mentimun juga membutuhkan sinar matahari

terbuka, drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti melon,

semangka, dan waluh. Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas

sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim yang sesuai

meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan Rukmana (1994). Tanah gembur, banyak

mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.

2.2.2 Isolasi

Menurut Sadjad (1977) untuk tahap penanaman yaitu :

1. Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm.

2. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.

3. Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat

saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai

4. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan

abu dapur.

Kemudian untuk tahap pemeliharaan tanaman menurut Rukmana (1994) antara lain :

1. Benih akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam.

Page 7: e2 mentimun laporan besar tekben

2. Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang

baik. Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).

3. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung

pertumbuhan rumput di kebun.

4. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.

5. Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman. Daun yang

terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.

6. Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram

atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika

diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

2.2.3 Roguing

Definisi Rouging

Salah satu langka penting yang harus dilakukan dalam kegiatan produksi benih

adalah rouging. Yang dimasud dengan rouging adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman

dilapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, yang memiliki cirri berbeda yaitu

gulma, tanaman species lain, tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang

(off type). Tanaman- tanaman ini disebut sebagai rogues yang tidak dapat diterima kehadirannya

di areal usaha produksi benih karena benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen

karena ukuran dan bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikenali.

Adapun tujuan dari dilakukannya rouging dalam produksi benih adalah untuk menjaga

kemurnian varietas yang dibudidayakan (Mugnisyah, 1995).

Pelaksanaan Rouging

Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus

menerus sampai sebelum panen. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum

matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah

dilakukan. Waktu terbaik dalam melakukan rouging adalah pada fase pertanaman berbunga

penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hamper ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-

perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang

senaiknya rouging dilakukan pada fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada

saat pembungaan tetapi sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh factor penyerbuk

(Mugnisyah, 1995).

Page 8: e2 mentimun laporan besar tekben

Teknik Pelaksanaan Roguing

Roguing merupakan pemeriksaan dan pembuangan tanaman-tanaman yang memiliki ciri

berbeda yang dilakukan dilahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian varietas

yang diproduksi. Rougingdilaksanakan terhadap tanaman species lain, tanaman varietas lain,

tanaman tipe simpang, dan gulma berbahaya dengan tujuan menjaga kemurnian benih sehingga

persyaratan benih dapat terpenuhi (Mugnisyah, 1995).

Dalam produksi benih bersertifikat, rouging diikuti dengan pemeriksaan lapangan oleh

petugas sertifikasi benih. Pemerikasaan lapangan tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan

keterampilan dalam membedakan tanaman-tanaman yang mempunyai ciri yang berbeda dengan

tanaman yang sedang diproduksi.

2.3.4 Panen dan Pasca Panen

Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam hal budidaya tanaman

dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara fisiologis maupun

morfologi dari tanaman tersebut. ( Setyono,2001 )

Pasca panen adalah tahapan yang dimulai sejak pemungutan hasil pertanian yang

meliputi hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan sampai siap dipasarkan.(Soemardi,

1986 )

2.4 Penyimpanan Benih

Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera setelah

benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak

selalu mungkin karena musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu

dilakukan untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba. Tujuan penyimpanan yaitu

menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi), melindungi biji dari

serangan hama dan jamur,mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat

mencukupi kebutuhan (Sahupala, 2007).

Penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas yang maksimum selama

mungkin, sehingga simpanan energi yang dimiliki benih tidak menjadi bocor dan benih

Page 9: e2 mentimun laporan besar tekben

mempunyai cukup energi untuk tumbuh pada saat ditanam. Maksud dari penyimpanan benih di

waktu tertentu adalah agar benih dapat ditanam pada waktu yang diperlukan dan untuk tujuan

pelestarian benih dari suatu jenis tanaman. (Sutopo 2002).

Page 10: e2 mentimun laporan besar tekben

III. METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan dan Fungsi

Alat Praktikum

· Cangkul : Untuk pengolahan tanah

· Ajir : Untuk membuat lubang pada tanah

· Botol : Untuk mengisi air

· Kayu lancip : Untuk melubangkan tanah supaya dapat diisi benih

· Tali rafia : Untuk mengukur jarak tanam

Bahan Praktikum

· Benih Mentimun : Sebagai bahan tanam percobaan yang diamati

· Pupuk : Sebagai bahan penambah unsur hara dalam tanah

· Air : Sebagai bahan untuk mengairi lahan

3.2 Keterangan Lahan

3.2.1 Ketinggian Tempat

Pada praktikum kali ini, kami menggunakan lahan praktikum percobaan di Dau kota Malang

yang berada pada ketinggian ±545 mdpl. Ketinggian tersebut cukup cocok jika digunakan untuk

budidaya mentimun karena mentimun dapat tumbuh di ketinggian 1-1000 mdpl.

3.2.2 Sejarah Penggunaan Lahan

Sejarah penggunaan lahan yang kami gunakan untuk praktikum adalah lahan yang berada

di kebun percobaan praktikum Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya di Dau. Lahan

tersebut telah digunakan untuk beberapa praktikum dalam mata kuliah yang berbeda yang

berhubungan dengan tanam menaman. Di dalam penggunaannya lahan tersebut pernah

digunakan untuk menanam tanaman palawija, seperti jagung, padi, kacang-kacangan, dan

beberapa tanaman lain. Jadi dapat diketahui bahwa lahan tersebut melalui proses rotasi

tanah karena penggunaan lahan tersebut tidak monokultur satu tanaman saja melainkan

digunakan untuk berbagai macam tanaman.

3.3 Waktu Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan selama ± 5 minggu dimulai dari tanggal 27 April

2015.

Page 11: e2 mentimun laporan besar tekben

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1: Pengamatan Tanaman

FORM PENGAMATAN PRODUKSI BENIH LAPANG

Jenis Tanaman : Mentimun

Varietas : Lumintu

Lokasi : Dau, kota Batu

Tanggal tanam :

Deskripsi Var. :

NO PARAMETER KARAKTERISTIK

1 Warna Daun Hijau tua

2 Warna Batang Hijau

3 Warna bunga Kuning

4 Warna Hipokotil Putih

5 Warna Polong Hijau tua

6 Tinggi Tanaman 130 cm

7 Bentuk daun Bulat hati

8 Warna bulu batang Putih

9 Bentuk polong Lonjong pipih

10 Warna biji Putih

11 Bentuk buah Lurus

12 Warna buah Hijau tua

13 Tipe pertumbuhan Menjalar

14 Keseragaman Seragam

15

16

Page 12: e2 mentimun laporan besar tekben

ROGUING

N

o

Tan

gga

l

Jeni

s

W.

Dau

n

B.Da

un

W.

Bua

h/

polo

ng

B.

Bu

ah

W.B

unga

B.B

ung

a

W.

Btn

g

Bu

lu

bat

an

g

W.

Bij

i

Kesera

gaman

W.

Hp

koti

l

Tinn

gi

Tan

ama

n

1 Vol

uent

ir

Hija

u

Bulat

Hati

Hija

u

Lur

us

Kun

ing

Sep

erti

tero

mpe

t

Hij

au

Put

ih

Put

ih

- - 100

cm

Ofti

pe

2 Vol

uent

ir

Hija

u

Mem

anjan

g

- Lur

us

- - Un

gu

- - - - 15

cm

Ofti

pe

3 Vol

uent

ir

Hija

u

tua

Mem

anjan

g

- Lur

us

- - Hij

au

tua

- - - - 10

cm

Ofti

pe

4 Vol

uent

ir

Ofti

pe

5 Vol

uent

ir

Ofti

pe

6 Vol

uent

ir

Ofti

pe

7 Cat

atan

:

Page 13: e2 mentimun laporan besar tekben

8 Cat

atan

:

Gulma dimasukan dalam voluentir

Jenis gulma yang tumbuh Gulma adalah tanaman yang tumbuh di luar tanaman pokok dan bersaing dengan

tanaman pokok untuk mendapatkan cahaya, ruang tumbuh, unsur hara, dan air. Dalam

pengamatan, jenis gulma yang banyak ditemukan di lahan pertanaman adalah rumput

(Echinocloa colonum) dan teki (Cyperus rotundus L.). Gulma-gulma tersebut tidak menimbulkan

gangguan berarti terhadap pertumbuhan tanaman mentimun, namun tetap saja gulma-gulma ini

perlu dikendalikan agar tidak terjadi persaingan antara tanaman mentimun dan gulma itu sendiri.

Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual, yaitu menggunakan pisau atau langsung

dicabut dengan menggunakan tangan.

Selain yang disebutkan diatas juga ada voulentir dari tanaman timun dengan varietas

panda, ini dapat diketahui dari ciri-ciri tanaman yang di dapat di lahan dengan ciri-ciri timun

varietas panda.

Page 14: e2 mentimun laporan besar tekben

DOKUMENTASI TIAP VOLUNTER DAN OFF TYPE

Page 15: e2 mentimun laporan besar tekben

4.2. Pembahasan dengan literatur

4.2.1 Pembahasan

Pada pengamatan produksi benih lapang yang berlokasi di Dau, Kota Batu, dengan jenis

tanaman mentimun varietas Lumintu. Didapatkan karakteristik tanaman yaitu warna daun hijau

tua, kemudian warna batang hijau, warna bunga kuning, warna hipokotil putih, warna polong

hijau tua dengan tinggi tanaman 130 cm. Menurut Rukmana (1994), Tanaman mentimun

memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan

umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.

Buah mentimun varietas Lumintu ini memiliki bentuk daun bulat hati, warna bulu batang

putih, bentuknya lonjong pipih, wana biji juga putih, bentuk buah lurus serta warna buah hijau

tua. Tipe pertumbuhan pada buah mentimun yaitu menjalar, dengan keeragamannya yang

seragam.

Setelah beberapa minggu penanaman barulah dilakukan roguing, yang mempunyai tujuan

untuk tetap menjaga varietas asli dari tanaman tersebut. Maka setelah dilakukannya roguing

terjadi perubahan pada tanaman mentimun varietas Lumintu tersebut. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman timun baik faktor iklim kelembaban, curah hujan, dan

sinar matahari yang kurang. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 200-400

mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat

berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).

4.2..2 Kondisi Lapang

Praktek budidaya Mentimun di lakukan pada lahan di Kecamatan Dau, Kabupaten

Malang. Lokasi tersebut terletakpada ketinggian tempat 400-700 mdpl (Yusvita, 2015).

Kelembaban udarasekitar 75-98% dan curah hujan rata-rata 875-3000 (Dinas Pariwisata, 2007).

Kondisi lahan di Desa Dau tersebut tergolong kering karena mendapat sinar matahari sepanjang

hari. Selain itu tidak ada pohon di sekitar lahan yang berguna sebagai penaung. Sedangkan

kondisi tanah termasuk kurang gembur namun dapat di usahakan dengan melakukan pengolahan

sebelum penanaman mentimun. Berdasarkan praktikum pengolahan lahan di lakukan dengan

cara mencangkul lahan untuk menggemburkan tanah dan membuat bedengan untuk alur

Commented [K1]: Tambah pembahasan kalian jangan hanya literatur isinya

Commented [K2]: fiktifff

Page 16: e2 mentimun laporan besar tekben

penanaman. Pada saat pengolahan lahan di campur dengan pupuk organik berupa kotoran hewan

untuk membantu menyuburkan tanah agar tanaman mentimun bisa mendapatkan zat hara yang

cukup untuk pertumbuhan. Kondisi sekitar bedengan juga terdapat banyak tanaman lain yang

bertindak sebagai gulma sehingga memungkinkan terjadi nya kompetisi dengan tanaman

mentimun untuk tumbuh. Hal tersebut di minimalisir dengan melakukan roguing pada lahan

pertanaman.

Berdasarkan literatur pesyaratan lokasi yang sesuai bagi budidaya mentimun adalah

lokasi yang mendapat sinar matahari sepanjang hari atau kondisi iklim kering dengan penyinaran

penuh pada suhu 21-27°C. Sedangkan ketinggian ideal untuk budidaya mentimun adalah 1000-

1200 mdpl. Meskipun begitu mentimun masih bisa ditanam didataran rendah namun tidak dapat

optimal.Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadaplingkungan

tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat ditanam di dataran rendahmaupun tinggi yaitu lebih

kurang 1.000 m dpl(Sumpena, 2001).Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada

suhu udaraberkisar antara 20°C- 32°C, dengan suhu udara optimal 27°C. Di daerah tropisseperti

di Indonesia, keadaan suhu udara ditentukan oleh tinggi permukaan laut.Cahaya merupakan

faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanamanmentimun, karena penyerapan unsur

hara akan berlangsung dengan optimal jikapencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari

(Cahyono, 2003).Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman

mentimununtuk pertumbuhannya antara 50-85%. Sementara curah hujan optimal yangdiinginkan

tanaman mentimun ini antara 200-400 mm/ bulan. Curah hujan yangterlalu tinggi tidak baik

untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saatmulai berbunga karena curah hujan

yang tinggi akan banyak menggugurkanbunga (Sumpena, 2001).

Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahanpertanian, cocok

ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dankualitas baik tanaman mentimun

membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyakmengandung humus, tidak tergenang dan pH

berkisar antara 6-7. Namunmentimun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 sebagai batasan

minimal dan7,5 sebagai batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadigangguan

penyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akanterganggu, sedangkan pada

tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akanmenderita penyakit klorosis. Tanah yang kaya

akan bahan organik sangat baikuntuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya

bahan organikmemiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi (Rukmana, 1994).

Commented [K3]: kalian ngukur pH???? Bhas aja sifatnya yang jelas jelas kalian ngukur

Page 17: e2 mentimun laporan besar tekben

Pengolahan tanah dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi sifatfisik tanah yang

berfungsi memperbaiki ruang pori-pori tanah yang terbentuk diantara partikel-partikel tanah

(tekstur dan struktur). Kerapatan dan ronggarongga akibat pencangkulanakan memudahkan air

dan udara bersirkulasi didalamnya (drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-

pori tanah olahan akan memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara

lebih mudah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur (Hanafiah, 2005).

Berdasarkan hasil praktikum budidaya mentimun, dapat di simpulkan bahwa mentimun

dapat tumbuh pada kondisi lahan tersebut namun tidak dapat menghasilkan produksi yang

optimal karena ketinggian tempat, curah hujan, kelembapan pada Kecamatan Dau dan kondisi

tanah pada lahan kurang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mentimun. Hal tersebut dapat

mempengaruhi hasil benih yang di dapatkan dari panen mentimun.

Commented [K4]: mana ini dapus si hanafiah

Page 18: e2 mentimun laporan besar tekben

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum Teknologi Produksi Benih kali ini kami melakukan penanaman buah

mentimun yang dilaksanakan selama ± 5 minggu dimulai dari tanggal 27 April 2015. Pada

praktikum budidaya mentimun ini dapat dikatakan 20% berhasil dan 80% faktor-faktor

penghambat yang menyebabkan beberapa tanaman sampel mati dan tidak berbuah dengan

baik. Dikatakan 20% berhasil karena dalam budidaya timun ini hanya dapat menghasilkan 5

buah timun yang menjadi salah satu indikator keberhasilan. Sedangkan dikatakan 80% faktor

penghambat hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain faktor iklim yang tidak

menentu, seperti adanya hujan yang datang dalam satu hari penuh, maka tanaman akan

kekurangan cahaya, sehingga tidak dapat bermetabolisme dengan optimal serta pada proses

rouging tidak terjadi peningkatan produksi mentimun yang terjadi.Bisa dikatakan berhasil dan

bisa dikatakan gagal, yang mana dikarenakan adanya 5 timun yang tumbuh dengan baik

tetapi tanaman lainnya mati.

Kami juga melakukan rouging pada pengamatan budidaya mentimun dengan tujuan untuk

meningkatkan produksi dari tanaman timun dengan cara memotong beberapa bagian dari

tanaman timun. Tetapihasil dari tanaman timun ini tidak terlalu berpengaruh akibat dilakukannya

rouging ini. Dari pengamatan rouging yang dilakukan didapatkanbentuk menjari dan berwarna

hijau muda dengan jumlah tanaman volunteer 3 tanaman gulma/tanaman, untuk bunganya yaitu

berwarna putih kekuningan serta buah berbentuk lurus dan warna buah hijau kecil.

5.2 Saran

Seharusnya diberikan pembagian jadwal kepada praktikan untuk pengamatan, perawatan, serta

dokumentasi tiap minggunya, sehingga setiap praktikan dapat bertanggung jawab terhadap

tanaman yang mereka amati dan data untuk pembuatan laporan dapat dikumpulkan dengan

mudah.

Page 19: e2 mentimun laporan besar tekben

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 2006. Timun. Semarang : CV Aneka Ilmu.

Hapsoh, Rahmawati N. 2012. Terapi Jus Dari SayuranBuahdanSayuranDaunMentimun

(CucumisSativus L) [serial online].[dikutip pada 17 Juni2012];Available from: URL:

HYPERLINKhttp://ocw.usu.ac.id.

Mugnisyah, WQ dan Aseo Setiawan. 1995. “Pengantar Produksi Benih . Raja Gravindo Persada.

Jakarta

Rukmana, R. 1994. Budidaya Mentimun. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sadjad. S. 1977. Catatan Sejarah Tentang Pengembangan Mutu Benih. Vol. 2. Penataran

Latihan Pola Beranam, LP3 IRRI, Bogor.

Sahupala, A., 2007. Teknologi Benih. Prosdiding. Pelatihan Penanaman Hutan. 12-13 Desember

2007. Ambon.1-7.

Setyono,2001.Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Maju Jaya. Bogor

Soemardi,1986.Panen dan Usaha Tani.Yogyakarta:Kanisius.

Sunarjono, H.H.2007.Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sumpena, Rinda Kirana Dan Ahsol Hasyim, 2011. Produksi Benih Calon Varietas

Sutopo, L. 1988. Teknologi Benih. CV Rajawali. Jakarta.