Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2019
Nomor : LAP-16/PW02/6/2020Tangal : 21 Januari 2020
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
alam rangka melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP), Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Instruksi Presiden Nomor 1
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengarahkan kebijakan dan
strategi pengawasan BPKP dalam mendukung terwujudnya sasaran pembangunan
nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya. Perubahan lingkungan strategis, sebagaimana mandat baru yang
tercantum dalam Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP, Inpres Nomor 9
Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan
Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Inpres Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan terakhir
dengan Inpres Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2015, semakin menegaskan jati diri BPKP sebagai Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggungjawab kepada Presiden.
Peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional
merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat
yang dapat diberikan BPKP kepada para shareholder/stakeholder. Komitmen
tersebut telah dituangkan dalam pernyataan visi BPKP sebagai "Auditor Internal
Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional".
D
9 8
13
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
aporan akuntabilitas keuangan negara dari hasil pengawasan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional di wilayah Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2019 tercermin dalam hasil pengawasan yang terkait dengan 4 fokus
pengawasan BPKP, yaitu Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan
Nasional, Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara dan
Peningkatan Sistem Tata Kelola Pemerintahan, dengan rincian sebagai berikut:
A. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara melakukan kegiatan yang memantau
pelaksanaan program-program prioritas pembangunan nasional dengan aspek
strategis, signifikan dan material.
1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Kegiatan pengawasan terhadap Program Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional diarahkan untuk memastikan diterapkannya tata kelola yang
baik dalam melakukan percepatan pelaksanaan proyek strategis nasional Tahun
2019 yaitu:
a. Pembangunan Smelter Kuala Tanjung
Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero) terdiri dari
9 (sembilan) proyek, 3 (tiga) proyek sudah selesai 100%, sedangkan 6
(enam) proyek masih dalam tahap perencanaan.
b. Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung
Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung pada tahap I (2017-2020)
masih dalam proses perizinan dan pembebasan lahan. Realisasi
pembebasan lahan sebesar 150,58 Ha dari target 1000 Ha atau 15,06%.
c. Pembangunan Pelabuhan Multi Purpose Kuala Tanjung
Pembangunan Pelabuhan Multi Purpose Kuala Tanjung, realisasi fisik
mencapai 99,21%.
d. Pembangunan Transmisi di Provinsi Sumatera Utara
1) Realisasi pembangunan Transmisi 275 KVA Simangkuk – Galang telah
selesai 100 %.
2) Realisasi pembangunan transmisi 275 KVA Simangkuk - Sarulla
mencapai 77,58% atas Pekerjaan Lanjutan Pengadaan dan
Pemasangan Konduktor ACSR.
L
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | iv
e. Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4
Realisasi fisik sebesar 99,31%, disebabkan descoping pekerjaan transmisi
150 KVA akan diperhitungkan dalam Final Quantity.
f. Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias 25 MW
Realisasi progres fisik kumulatif sebesar 99,81%, disebabkan finalisasi
amandemen kontrak yang masih dalam proses.
g. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Utara
1) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan - Tebingtinggi per
31 Maret 2019 telah selesai 100,00%;
2) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Kisaran – Tebingtinggi
sebesar 24,26% dibanding target 20,090%;
3) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan – Binjai sebesar
90,144% dibanding target 80,963%;
4) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Binjai – Langsa belum ada
proses pembangunan konstruksi;
5) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Rantauprapat – Kisaran
belum ada proses pembangunan konstruksi;
6) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Tebingtinggi – Sibolga
sebesar 14,60% dibanding target 18,37%.
h. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei
Hasil evaluasi sampai dengan tanggal 31 Oktober 2019, Izin Badan Usaha
Pelabuhan telah terbit sesuai surat Dirjen Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan tanggal 6 Mei 2019 dan terdapat penambahan satu investor
yaitu PT Aice telah memulai kontruksi pada bulan Oktober 2019.
i. Pembangunan Jaringan Kereta Api di Sumatera Utara
1) Realisasi pembangunan Jalan Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung
terdiri dari 5 (lima) paket, dengan progres sebesar 100%.
2) Realisasi pembangunan Jalan Kereta Api Lintas Rantau Prapat – Kota
Pinang yang terbagi dalam 14 (empat belas) paket dengan panjang
lintasan 33 km sebesar 82,48% dari target 81,34%.
j. Pembangunan Bendungan Lausimeme
Progres kegiatan 9,72% dari target fisik 9,76% disebabkan terkendala
persiapan lahan di Kawasan Hutan Produksi Tetap (HPT) yang telah dihuni
dan diusahakan oleh masyarakat.
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | v
k. Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT)
PSN SHAT pada Kanwil Badan Pertanahan Provinsi Sumut direalisasikan
melalui Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Realisasi
fisik kegiatan PTSL sebanyak 84.762 sertifikat atau 50,83% dari target yang
ditetapkan sebesar 166.681 sertifikat.
l. Pariwisata Danau Toba
Realisasi fisik pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro GT
300 sebesar 96,37% dari target 99,97%, disebabkan dokumen nama kapal
masih belum mendapat persetujuan dari Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif.
m. Tanah Objek Reforma Agraria pada Program Redistribusi Tanah
Target tahun 2019 sebesar 20.000 bidang telah dilakukan pembukuan hak
dan penerbitan sertifikat untuk 16.211 bidang atau mencapai 81,05%.
n. Proyek Tanah Objek Reforma Agraria
Penyelesaian Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) atas penguasaan tanah
dalam kawasan hutan, belum terealisasi. Hal ini disebabkan Peta Indikatif
TORA ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tanpa
adanya usulan dari pemerintah daerah.
o. Proyek Peremajaan Perkebunan Rakyat
Realisasi fisik tanaman kopi arabika sebesar 100% atau seluas 574 hektar,
dan realisasi fisik tanaman kelapa sawit sebesar 49,50% atau seluas
5.183,18 ha dari total target seluas 10.471,50 ha.
p. Proyek Perhutanan Sosial
Realisasi pelaksanaan Perhutanan Sosial sebesar 73.770 atau 23,97% dari
target 307.730 Ha, disebabkan kurangnya jumlah SDM untuk melakukan
verifikasi teknis usulan perhutanan sosial dan keterbatasan anggaran Rupiah
Murni untuk item pekerjaan Pembentukan KUPS dan untuk kegiatan
penanganan konflik dan tenurial.
2. Program Prioritas Pembangunan Nasional
Pengawalan atas berbagai program pembangunan yang dilaksanakan
pemerintah per bidang antara lain:
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | vi
a. Audit Tujuan tertentu atas Dana Jaminan Sosial Kesehatan
Audit Tujuan tertentu atas Dana Jaminan Sosial Kesehatan dilaksanakan
pada 8 Kantor Cabang BPJS, terdapat kelemahan pada sistem, data
operasional dan klaim Jaminan Kesehatan FKRTL kepada BPJS Kesehatan.
b. Audit Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
Audit atas program KOTAKU/NSUP dilaksanakan pada Provinsi Sumatera
Utara dan 4 (empat) kabupaten/kota dengan kesimpulan cukup memadai.
c. Audit Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
Audit atas program PAMSIMAS III dilaksanakan pada Provinsi Sumatera
Utara dan 3 (tiga) kabupaten dengan kesimpulan berhasil.
d. Verifikasi Proyek Integrated Participatory and Development and Management of Irrigation (IPDMI)
Verifikasi IPDMI pada 4 (empat) Kabupaten dan Provinsi Sumatera Utara
dengan kesimpulan di unsur kelembagaan masih terdapat Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A) yang belum berkembang dan Profil Sosial Ekonomi
Teknik Kelembagaan (PSETK) yang belum disusun, sedangkan unsur fisik
masih terdapat provinsi dan kabupaten yang belum dapat diverifikasi karena
belum Professional Hand Over (PHO).
e. Monitoring Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Tahun 2019
Kegiatan Monitoring dilaksanakan pada 8 Pemda, dengan kesimpulan atas
5 sasaran indikator yg dimonitoring hanya indikator/sasaran 3 yang sudah
terpenuhi 100%.
f. Evaluasi Program Lintas Sektoral Penanggulangan Bencana
Pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan pada BPBD Provinsi Sumatera
Utara dan BPBD Kota Medan atas 10 kegiatan prioritas dengan kesimpulan
belum seluruh kegiatan prioritas tercapai pelaksanaannya.
g. Audit Tujuan Tertentu Penanganan Perkara pada Badan Peradilan di Lingkungan MA RI
Pelaksanaan Audit Tujuan tertentu pada Badan Peradilan di Lingkungan
Mahkamah Agung untuk menilai kelemahan sistem pengendalian intern atas
6 kegiatan.
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | vii
h. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Regional Mebidang
Pekerjaan Konstruksi Unit Air Baku berupa Pembangunan Intake dan
Jaringan Air Baku kapasitas 2.400 l/det dengan progres fisik mencapai 100%.
3. Penyerapan Anggaran
Hasil Reviu Penyerapan Anggaran Tahun Anggaran 2019 yang dilakukan oleh
APIP Pemda dan difasilitasi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara,
realisasi penyerapan anggaran sebesar 52,35%, termasuk didalamnya
penyerapan Dana Desa sebesar 55,56% dan PBJ sebesar 63,62% (data triwulan
III 2019).
B. PENINGKATAN KONTRIBUSI RUANG FISKAL
Efisiensi terhadap pengeluaran negara/daerah melalui Audit atas penyesuaian harga
sebanyak 3 (tiga) penugasan dengan koreksi audit sebesar Rp6.618.835.268,69 dan
audit atas klaim sebanyak 1 (satu) penugasan dengan koreksi audit sebesar
Rp189.922.500,00.
C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH
Upaya pengamanan aset negara/daerah melalui pelaksanaan audit investigatif
sebanyak 3 (tiga) penugasan dengan nilai Rp1.824.234.438,00, audit penghitungan
kerugian keuangan negara (PKKN) sebanyak 10 (sepuluh) penugasan dengan nilai
Rp26.060.187.947,57 dan Pemberian Keterangan Ahli untuk memenuhi permintaan
APH sebanyak 45 (empat puluh lima) penugasan.
D. PENINGKATAN SISTEM PEMERINTAHAN
Kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan kualitas tata kelola (governance
system) melalui kegiatan assurance dan consulting yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja, penguatan Kapabilitas
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) dan penguatan proses tata kelola
pemerintah dan korporasi.
1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Perolehan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di lingkungan
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2018 sebanyak 34 pemda,
dengan rincian: 17 pemda opini WTP, 14 pemda opini WDP, 3 pemda opini TMP.
Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja dalam rangka
peningkatan governance system dilakukan melalui:
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | viii
a. Asistensi Pengelolaan Keuangan pada Pemda
Dari 34 kabupaten/kota yang berada di Wilayah Provinsi Sumatera Utara,
sebanyak 31 kabupaten/kota telah menggunakan Aplikasi Simda Keuangan.
Dari jumlah tersebut, 6 pemda telah melakukan konsultasi langsung ke
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam penyusunan Laporan
Keuangan Tahun Buku 2019.
b. Pendampingan Pengelolaan Keuangan Desa
Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa telah dilaksanakan pada 6
(enam) kabupaten/kota yang telah menggunakan aplikasi SISKEUDES.
Tahun 2019, dari 5.417 desa yang ada di Lingkungan Provinsi Sumatera
Utara, sebanyak 5.412 desa atau 99,91% sudah menggunakan aplikasi
SISKEUDES.
c. Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa
Hasil evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Tahun 2019
dan Sisa Dana Desa tahun sebelumnya terhadap 12 pemda (48 desa),
terdapat keterlambatan penyaluran dari RKUD ke RKD yang disebabkan
APBDesa belum/terlambat ditetapkan.
d. Evaluasi Program Penyediaan Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya
Hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) kabupaten, terdapat penggunaan embung
kecil yang belum berfungsi dan ketidaksesuaian antara rencana dan realisasi.
e. Evaluasi Penyaluran Padat Karya Tunai di Desa
Hasil evaluasi terhadap 3 (tiga) kabupaten, terdapat desa yang belum
melaksanakan metode swakelola dalam pelaksanaan kegiatan padat karya.
f. Analisis Fiskal dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil evaluasi pada pemda di wilayah Provinsi Sumatera Utara, bahwa
tingkat kemandirian keuangan pemda masih dalam kategori “rendah” dan
“sangat rendah”.
g. Reviu atas Program/Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tahun 2019
Hasil reviu pada Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat, bahwa
program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal belum dapat mengurangi
penyebab ketertinggalan daerah karena belum dapat dimanfaatkannya hasil
program/kegiatan tersebut.
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | ix
h. Penilaian Risiko Kecurangan/Fraud Risk Assessment (FRA)
Penilaian risiko kecurangan dilaksanakan atas program/kegiatan pada
Organisasi Perangkat Daerah di Provinsi Sumatera Utara dan 5 (lima)
kabupaten/kota dengan kesimpulan secara umum pelaksanaan audit dan
monitoring oleh Inspektorat Daerah pada setiap proses pelelangan dan
pengadaan barang belum maksimal.
i. Pendampingan RSUD-BLUD
Kegiatan pendampingan dilaksanakan melalui coaching clinic/
asistensi/sosialisasi pada beberapa RSUD-BLUD dan Puskesmas.
j. Pendampingan BUMD
Tahun 2019 telah dilakukan kegiatan Pendampingan Penyusunan Internal
Audit Charter (IAC) pada PT Perkebunan Sumatera Utara; Bimbingan Teknis
Good Corporate Governance (Penyusunan Code of Conduct) pada PDAM
Tirtauli Kota Pematangsiantar; Bimbingan Teknis Peningkatan SPI
(Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa) pada PDAM Tirta
Nauli Kota Sibolga; dan Bimbingan Teknis Implementasi SIA PDAM dan
Billing System pada PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten Asahan.
k. Pendampingan BUM Desa
Tahun 2019 telah dilakukan kegiatan Bimtek Pengelolaan Keuangan BUM
Desa dan Sosialisasi SIA BUM Desa pada 6 (enam) kabupaten.
l. Reviu Laporan Konsultan Verifikasi Pelaksanaan Program Hibah Air Minum
Dari pelaksanaan reviu atas laporan konsultan verifikasi, ditemukan masih
ada sambungan rumah (SR) yang belum memenuhi syarat pada 3 (tiga)
kabupaten/kota.
m. Diagnostic Assesment GCG pada PDAM Tirta Sari Kota Binjai
Penerapan GCG dilakukan pada 4 (empat) aspek yang dinilai, mencakup:
Komitmen, Kebijakan GCG, Partisipan GCG, dan Pengungkapan Informasi.
Hasil diagnostik assesment menunjukkan PDAM Tirta Sari Kota Binjai belum
memenuhi keempat aspek penerapan GCG dalam mendukung pelaksanaan
GCG dan penyusunan laporan tahunan.
n. Evaluasi Kinerja RSUD-BLUD
Hasil evaluasi kinerja terhadap 3 RSUD-BLUD, yaitu RSUD Dr.Pirngadi Kota
Medan, RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu, RSUD Tarutung
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | x
Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan rata-rata capaian kinerja 67,82 dan
termasuk dalam kategori Baik.
o. Evaluasi Pengendalian Intern pada PD Pasar Kota Medan
Hasil evaluasi menyimpulkan bahwa kondisi penerapan Sistem
Pengendalian Intern pada PD Pasar Kota Medan secara umum mencapai
nilai rata-rata sebesar 44,926 atau berada pada tingkat efektivitas Tidak
Efektif.
p. Evaluasi Kinerja BUMD
1) Evaluasi Kinerja PDAM
Hasil evaluasi terhadap 18 PDAM menyimpulkan bahwa 6 PDAM
mendapat predikat “Sehat”, 11 PDAM mendapat predikat “Kurang Sehat”
dan 1 PDAM mendapat predikat “Sakit”.
2) Evaluasi Kinerja PT Perkebunan Sumatera Utara
Hasil evaluasi kinerja mendapat nilai 40,40 dan berada pada kategori
“Kurang Sehat”. Dari 3 aspek yang dievaluasi, aspek administratif berada
pada kategori “Sehat” sedangkan aspek keuangan dan aspek operasional
berada pada kategori “Kurang Sehat”.
3) Evaluasi Kinerja PD. Aneka Industri dan Jasa
Hasil evaluasi kinerja mendapat nilai 15,85 dan berada pada kategori
“Tidak Sehat”. Dari 3 aspek yang dievaluasi, aspek operasional berada
pada kategori “Kurang Sehat” sedangkan aspek keuangan dan aspek
administratif pada kategori “Tidak Sehat”.
2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah
Dari 34 Pemda yang dibina Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Provinsi
Sumatera Utara dalam penerapan SPIP, sebanyak 7 Pemda telah memperoleh
level 3 (terdefinisi), 27 Pemda telah memperoleh level 2 (berkembang).
3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
Kegiatan penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah adalah :
a. Pembinaan JFA dan Pembentukan Auditor
Telah dilaksanakan Diklat Penjenjangan sebanyak 5 kali dengan jumlah
peserta 150 orang dan Diklat Substansi sebanyak 16 kali dengan peserta
480 orang.
P e nga w a la n Ak u nta b i l i ta s Pr o gr a m P e mb angu na n N a si o na l | xi
b. Penilaian Kapabilitas APIP
Dari 34 APIP yang dibina Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara
sebanyak 4 APIP telah mencapai level 3; 11 APIP berada di Level 3 Dengan
Catatan dan sebanyak 19 APIP masih di level 2.
xii
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………….. i
Ringkasan Eksekutif ……………………………….………………………………… iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………... xii
BAB I
Gambaran Umum Pengawasan .......................................................................... 1
A. Peran BPKP ...................................................................................................... 1
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP .......................................... 2
1. Arah kebijakan pengawasan BPKP ............................................................... 2
2. Strategi Pengawasan BPKP .......................................................................... 3
C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan ............................................................... 4
D. Dukungan Sumber Daya .................................................................................. 7
BAB II
Hasil Pengawasan Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional....................................................................................... 8
A. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional ...................... 8
1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional ..................................... 9
2. Program Prioritas Pembangunan Nasional .................................................. 25
3. Penyerapan Anggaran ................................................................................. 35
B. KONTRIBUSI PENINGKATAN RUANG FISKAL ............................................ 35
1. Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah ......................................................... 35
2. Audit Klaim .................................................................................................. 36
C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAH .................................................... 36
1. Audit Investigatif .......................................................................................... 37
2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) ..................................... 37
3. Pemberian Keterangan Ahli ......................................................................... 39
D. PENINGKATAN SISTEM PEMERINTAHAN ................................................... 42
1. Peningkatan Kualitas Pelaporan Keuangan dan Kinerja .............................. 43
2. Penguatan Tata Kelola Pemerintah ............................................................. 61
3. Penguatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ................... 61
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 1
Bab I Gambaran Umum Pengawasan
A. Peran BPKP
Memenuhi amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun
2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan
Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern Dalam Rangka
Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengarahkan kebijakan dan strategi
pengawasannya untuk mengawal akuntabilitas program strategis pemerintah dalam
kerangka RPJMN 2015-2019 dan rencana kerja pemerintah tahun 2018, yaitu
pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama,
yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern, dan fungsi
pengawasan intern. Fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern
meliputi fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional, dan fungsi
pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern bersama-sama
dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya. Sedangkan fungsi
pengawasan intern tersebut adalah meliputi:
1. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan dan pengeluaran keuangan negara/daerah serta
pembangunan nasional yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh
anggaran negara/daerah;
2. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
3. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,
dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/
kebijakan pemerintah yang strategis;
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 2
4. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan
upaya pencegahan korupsi;
5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
dan pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan lainnya.
B. Arah Kebijakan dan Strategi Pengawasan BPKP
Arah kebijakan dan strategi pengawasan BPKP diarahkan untuk mendukung
terwujudnya sasaran pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, mencapai terwujudnya
penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah, penguatan
pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional, kebijakan dalam penerapan
pengawasan intern yang independen, profesional dan sinergis serta kebijakan
penerapan sistem manajemen kinerja pembangunan nasional yang efisien dan
efektif.
1. Arah kebijakan pengawasan BPKP
a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP
yang mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern
kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu
bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintah yang
baik (good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional;
b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengawasan sinergis
bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan
korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program pembangunan yang
bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;
c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan
penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran
negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 3
negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan
pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);
d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui debottlenecking
dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Arah dan kebijakan pengawasan BPKP tersebut secara ringkas dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 1.1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP
2. Strategi Pengawasan BPKP
Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi
operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi
pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan
jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Strategi
operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program
teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah.Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu
2015-2019 memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap
isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan
penguatan kapasitas sumber daya manusia BPKP, yang terdiri atas:
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 4
a. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi
pengawasan program pemerintah dan mendukung penguatan
penyelenggaraan SPIP;
b. Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program
pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015- 2019,
termasuk di dalamnya menguatkan sistem pengendalian intern program lintas;
c. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah; dan
d. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Secara lebih spesifik strategi untuk mewujudkan visi dan misi adalah melalui
program-program induktif, sebagaimana terlihat pada gambar 1.2 di bawah ini:
Gambar 1.2. Strategi Pengawasan BPKP
C. Pelaksanaan Kegiatan Pengawasan
Pelaksanaan kegiatan dikelompokkan ke dalam empat fokus pengawasan, yaitu
Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional, Peningkatan
Kontribusi Ruang Fiskal, Pengamanan Aset Negara, dan Peningkatan Governance
System.
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 5
Jumlah kegiatan pengawasan sampai dengan Semester II Tahun 2019 adalah
sebanyak 439 penugasan pengawasan (PP) atau 114,62% dari target Semester II
tahun 2019 sebanyak 383 PP, dengan rincian terlihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Rencana dan Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan
No. Fokus Pengawasan Rencana (PP) Realisasi (PP) %
1. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional
182 218 119,78%
2. Peningkatan Kontribusi Ruang Fiskal 10 14 140,00%
3. Pengamanan Aset Negara 53 57 107,55%
4. Peningkatan Governance System 138 150 108,70%
Jumlah 383 439 114,62%
Realisasi lebih besar dari target sebesar 114,62% dikarenakan adanya
penambahan PP di Tahun 2019.
Gambar 1.3 Diagram Rencana dan Realisasi Penugasan per Fokus Pengawasan
Sedangkan jumlah pelaksanaan pengawasan jika dikelompokkan pada bidang
pengawasan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Rencana dan Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan
No. Bidang Pengawasan Rencana (PP) Realisasi (PP) %
1. Instansi Pemerintah Pusat (IPP) 116 146 125,86%
2. Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) 92 105 114,13%
3. Akuntan Negara (AN) 91 104 114,28%
4. Investigasi (Invest) 52 54 103,84%
5. Program Pelaporan dan Pembinaan APIP (P3A) 32 32 100,00%
Jumlah 383 439 114,62%
119,87%
140,00%107,55%
108,70%Pengawalan AkuntabilitasProgram Pembangunan Nasional
Peningkatan Kontribusi RuangFiskal
Pengamanan Aset Negara
Peningkatan Governance System
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 6
Gambar 1.4
Diagram Rencana dan Realisasi Penugasan per Bidang Pengawasan
Sedangkan jumlah realisasi penugasan terbanyak Perwakilan BPKP Provinsi
Sumatera Utara (10 kegiatan penugasan terbanyak) sebagai berikut:
Gambar 1.5 10 Kegiatan Penugasan Pengawasan Terbanyak
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat menduduki peringkat
terbanyak yang menjadi tujuan kegiatan penugasan pengawasan Perwakilan BPKP
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 sebanyak 29 PP Banyaknya kegiatan
penugasan tersebut karena ada beberapa kegiatan lintas sektoral yang menjadi
obyek pengawasan berada di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, seperti Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional Pembangunan Jalan
Tol, Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional Proyek Bendungan dan Jaringan
125,86%
114,13%
114,28%
103,84%
100,00%
Instansi Pemerintah Pusat (IPP)
Akuntabilitas Pemerintah Daerah(APD)
Akuntan Negara (AN)
Investigasi (Invest)
Program Pelaporan danPembinaan APIP (P3A)
11
12
12
13
14
15
24
25
25
29
0 5 10 15 20 25 30 35
PELINDO I
Kab. Simalungun
Kementerian Perhubungan
Bank BPD
PT PLN Persero
Kab. Deli Serdang
Kementerian BUMN
BPJS Kesehatan
Provinsi Sumut
Kementerian PUPR
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 7
Irigasi, Audit atas laporan Keuangan WISMP, PAMSIMAS, KOTAKU dan PNPM
Perdesaan.
BPKP saat ini telah memiliki aplikasi – aplikasi yang mendukung tugas pokok BPKP.
Aplikasi SIMA 4.0 (Sistem Informasi manajemen Akuntabilitas) dibangun dengan
melakukan re‐engineering, melakukan pengembangan dari aplikasi yang sudah ada
atau pun membangun dari awal sesuai kebutuhan bisnis yang didefinisikan.
Hasil yang diharapkan dari proyek Pembuatan Dashboard Monitoring Opini Publik
(Dashboard Pimpinan – Data Unstructured) adalah terbangunnya suatu sistem
informasi yang memungkinkan BPKP mendapatkan informasi terkait monitoring
informasi‐ informasi berkaitan dengan program/kebijakan strategis pemerintah
yang berasal dari masyarakat dengan pencarian informasi dari sumber kanal berita
dan blog dari website‐website subjek yang terkait dengan program/kebijakan
tersebut.
D. Dukungan Sumber Daya
Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung oleh sumber daya manusia
sebanyak 183 orang, dengan jumlah pegawai dengan komposisi: jabatan fungsional
auditor (JFA) sebanyak 138 orang (75,40%), pegawai struktural sebanyak 5 orang
(2,74%), Korwas sebanyak 9 orang (4,92%) serta non JFA dan non struktural
sebanyak 31 orang (16,94%). Rincian pegawai BPKP berdasarkan jabatan terlihat
pada Grafik.
Gambar 1.6 Diagram Komposisi Pegawai Perwakilan BPKP Sumatera Utara Berdasarkan Jabatan
75%
3%
5%
17%
JFA Pegawai Struktural Korwas Non JFA dan Non Struktural
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 8
Bab II Hasil Pengawasan Terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Laporan Hasil Pengawasan BPKP di lingkungan Provinsi Sumatera Utara Tahun
2019 disajikan dalam 4 fokus pengawasan, yaitu pengawalan akuntabilitas program
pembangunan nasional, peningkatan kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara,
dan peningkatan governance system, dengan rincian sebagai berikut.
Gambar 2.7 Diagram Penugasan per Fokus Pengawasan
A. Pengawalan Akuntabilitas Program Pembangunan Nasional
Kegiatan yang masuk dalam klasifikasi ini adalah kegiatan pengawasan yang
memantau pelaksanaan program-program prioritas pembangunan nasional dengan
mempertimbangkan aspek: strategis (mendapat perhatian publik, isu terkini dan
berdampak pada percepatan pertumbuhan ekonomi), signifikan (merupakan
program prioritas pembangunan nasional), dan material (program lintas sektoral
yang dominan jumlah anggaran dan dampak kegiatannya).
Tujuan pengawasan adalah memastikan pencapaian tujuan program strategis
secara efisien, efektif, dan ekonomis, dengan tetap berpegang pada tata kelola
pemerintahan yang baik serta memberikan sistem peringatan dini dan deteksi
hambatan pelaksanaan program strategis beserta rekomendasi solusinya.
Termasuk dalam fokus ini adalah kegiatan dalam lingkup, antara lain:
57%
4%
15%
24% Pengawalan AkuntabilitasProgram Pembangunan Nasional
Peningkatan Kontribusi RuangFiskal
Pengamanan Aset Negara
Peningkatan Governance System
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 9
1. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
Kegiatan pengawasan terhadap percepatan pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (PSN) bertujuan untuk memperoleh gambaran dan identifikasi
permasalahan serta solusi atas kelancaran, akuntabilitas dan efektivitas
pelaksanaan PSN sebagai bagian dari pengawasan Tata Kelola PSN sesuai
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan perubahannya melalui Perpres
Nomor 58 Tahun 2017, serta Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pembangunan Ketenagalistrikan. Selain itu juga dilaksanakan monitoring atas
capaian Kegiatan Prioritas Nasional sesuai dengan kesepakatan kerjasama
dengan Kantor Staf Kepresidenan RI.
a. Pembangunan Smelter Kuala Tanjung
Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero) sampai
dengan Triwulan IV 2019 sebagai berikut:
1) Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT Inalum (Persero), dari
sembilan proyek Smelter Kuala Tanjung, tiga proyek sudah selesai 100%,
sedangkan enam
proyek masih dalam
tahap perencanaan.
Salah satu dari enam
proyek tersebut
adalah proyek
pembangunan
Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU)
yang masih terkendala
terkait rekomendasi pemanfaatan lahan seluas 22,30 ha dari Gubernur
Sumatera Utara untuk mendapatkan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dari
Kementerian ATR/BPN.
2) Tidak tercapainya target progres Smelter Kuala Tanjung disebabkan:
a) Belum adanya ijin lokasi pembangunan CFPP (PLTU) yang akan
menjadi tambahan sumber energi utama bagi Smelter Kuala Tanjung;
b) Belum adanya rekomendasi pemanfaatan lahan dari Gubernur atas
permohonan lahan tambahan untuk PLTU seluas 22,30 Ha.
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 10
c) Belum adanya MoU jual beli dengan PT PLN mengenai Power
Purchases Agreement mengingat pertimbangan PT Inalum (Persero)
bahwa rencana ekspansi aluminium smelter dinilai layak jika
memenuhi kondisi harga listrik 4 sen USD/kwh ke Smelter dan 7 sen
USD/kwh kepada off taker lain (alternative ke PLN dan KEK Sei
Mangkei).
Terhadap permasalahan tersebut, kami telah menyampaikan rekomendasi
strategis kepada Direksi PT Inalum (Persero).
b. Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung
1) Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung dilaksanakan oleh
PT Pengembangan Kawasan (PPK) yang merupakan anak perusahaan
PT Pelindo I (Persero). Pengembangan tahap I (2017-2020) meliputi
proses perizinan dan pembebasan lahan dimana progress pembebasan
lahan sampai dengan triwulan IV 2019 adalah 150,58 Ha dari target 1000
Ha atau 15,06%;
2) Rendahnya capaian progres pembebasan lahan disebabkan:
a) Belum terbentuknya badan usaha patungan antara PT Pelindo I
dengan PT Inalum.
Sebagaimana amanat Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2018
tentang Percepatan
Pembangunan dan
Pengoperasian
Pelabuhan dan
Kawasan Industri
Kuala Tanjung di
Provinsi Sumatera
Utara pasal 5 ayat
(1 dan 2)
menyatakan penugasan pembangunan, pengembangan, dan
pengelolaan Kawasan Industri Kuala Tanjung dilakukan melalui
pembentukan badan usaha patungan antara PT Pelabuhan Indonesia
I (Persero) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). Saat ini
pembentukan badan usaha patungan dimaksud sedang dalam proses
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 11
pembelian saham PT Prima Pengembangan Kawasan (anak
perusahaan PT Pelindo I) oleh PT Inalum.
b) Proses pembuatan studi kelayakan pembangunan dan
pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung masih dalam tahap
Studi Kelayakan Awal (Pre Feasibility Study) dan penyelesaian Studi
Kelayakan Akhir.
c) Belum terbitnya Penetapan Lokasi Pembangunan dari Bupati
Batubara atas Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara nomor
188.44/496/KPTS/2019 mendelegasikan kewenangan kepada Bupati
Batubara untuk penetapan lokasi pembangunan. Dalam kegiatan
yang akan menjadi pertimbangan penetapan lokasi, Bupati Batubara
wajib membentuk Tim Persiapan Pengadaan Tanah yang
beranggotakan Perangkat Daerah di lingkungan Kabupaten Batubara.
Berdasarkan informasi dari pihak manejemen PT Pelindo I, bahwa
pembentukan Tim Persiapan Pengadaan Tanah masih dalam proses.
3) Sampai dengan triwulan IV tahun 2019 progress kontruksi mencapai luas
lahan 12,40 Ha yang merupakan realisasi progres konstruksi pada
triwulan I tahun 2019. Progres konstruksi berupa pelaksanaan land
clearing di lahan 12,40 Ha;
Terhadap Permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi
strategis kepada Direksi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) dan pihak-pihak
terkait.
c. Pembangunan Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung
1) Kontrak konstruksi Pelabuhan Terminal Multipurpose Kuala Tanjung
sebagai tahap awal pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Kuala
Tanjung telah selesai pada tanggal 20 Juni 2019 dan telah beroperasi
secara komersial sejak 28 April 2019.
2) Telah dilakukan Berita Acara Serah Terima I (100%) pada tanggal 20 Juni
2019 mengacu kepada Amandemen VIII Perjanjian Nomor
UM.58/2/24/PMT-19 tanggal 20 Juni 2019 (Final Account) dimana
pekerjaan yang dapat diterima adalah 99,21%, sisa pekerjaan sebesar
0,79% merupakan bagian pekerjaan Access Road Row 2 yang tidak dapat
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 12
dilaksanakan disebabkan permasalahan lahan masyarakat yang sampai
dengan 20 Juni 2019 belum dapat dibebaskan.
3) Sampai dengan saat reviu berakhir, lahan masyarakat sebanyak 5 persil
telah selesai dibebaskan
dan dibayar ,selanjutnya PT
PMT berencana untuk
melakukan pelelangan
terhadap sisa pekerjaan
Access Road Row 2.
Terhadap Permasalahan
tersebut kami telah
menyampaikan rekomendasi strategis kepada Direksi PT Pelabuhan
Indonesia I (Persero) dan pihak-pihak terkait.
d. Pembangunan Transmisi di Provinsi Sumatera Utara
1) Pembangunan Transmisi 275 KVA Simangkuk – Galang telah selesai
100 % dan telah dilakukan uji kelaikan (commisioning test) pada 10 April
2019 dan dinyatakan
laik operasi.
2) Lahan untuk
Pembangunan
Transmisi 275 KVA
Simangkuk – Sarulla
sebanyak 235 tapak
telah selesai
dibebaskan pada Tahun
2018.
3) Realisasi progres fisik/konstruksi sampai dengan Triwulan IV Tahun 2019
adalah sebesar 77.58% dengan rincian:
a) Pekerjaan Lanjutan Pengadaan dan Pemasangan Tower (Seksi B) T/L
275 KVA Simangkuk - PLTP Sarulla kontrak nomor 247.PJ.PLN
2017/DAN.02.02/UIP SBU/2017 sebesar 62,39% (Final Account).
b) Pekerjaan Lanjutan Pengadaan dan Pemasangan Konduktor ACSR
435/55 mm2, OPGW 60 mm2 & Junction Box, GSW 95 mm2, Insulator
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 13
& Accessories T/L 275 KVA Simangkuk - PLTP Sarulla kontrak nomor
275.PJ.PLN 2017/DAN.02.02/UIP SBU/2017 sebesar 92,77%.
Terhadap Permasalahan tersebut kami telah menyampaikan rekomendasi
strategis kepada General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangkit Wilayah Sumatera Bagian Utara dan pihak-pihak terkait.
e. Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4
1) Realisasi pembebasan lahan PLTU Pangkalan Susu Unit 3 dan 4 per 14
Desember 2018 sebesar 105,10 Ha atau 100% dari target 105,10 Ha;
2) Progres fisik Pembangunan PLTU Pangkalansusu Unit 3 dan Unit 4
secara keseluruhan telah
mencapai 99,31%.
Pembangunan unit 3 telah
selesai dan telah dilakukan
performance test pada 18 Juni
2019 dan telah mendapat
Sertifikat Laik Operasi (SLO)
pada tanggal 26 Juni 2019.
3) Pembangunan unit 4 selesai dan telah dilakukan performance test pada 4
September 2019 dan telah mendapat Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada
tanggal 15 Agustus 2019. Progres fisik belum 100% karena descoping
pekerjaan transmisi 150 KVA akan diperhitungkan dalam Final Quantity.
f. Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias 25 MW
Hasil reviu terhadap Proyek Pembangunan Mobile Power Plant (MPP) Nias 25
MW dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Realisasi Pembebasan Lahan
Lahan yang digunakan untuk lokasi Pembangunan Mobile Power Plant
(MPP) Nias 25 MW adalah milik PT PLN (Persero), sehingga tidak ada
kegiatan pembebasan lahan;
2) Realisasi progres fisik/konstruksi
Realisasi progress fisik/konstruksi Pembangunan Mobile Power Plant
(MPP) Nias 25 MW triwulan IV tahun 2019 adalah 0,55%, sedangkan
realisasi progres fisik kumulatif sampai dengan triwulan IV tahun 2019
(s/d tanggal 15 Desember 2019) sebesar 99,81% dari target per tanggal
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 14
20 Desember 2018 sebesar 100,00% (proyek terlambat sejak tanggal 21
Desember 2018);
3) Belum selesainya
pembangunan disebabkan
disebabkan adanya finalisasi
amandemen kontrak yang
masih dalam proses.
Amandemen kontrak untuk
pekerjaan Piling Works, Civil
works at Switchyard,
Unloading Facility, dan Deepwell direncanakan selesai pada minggu
keempat Januari 2020.
g. Pembangunan Jalan Tol di Provinsi Sumatera Utara
1) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan - Tebing Tinggi per
telah selesai 100,00% dan telah beroperasi secara resmi sejak tanggal 24
Maret 2019;
2) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Kisaran – Tebing Tinggi
sebesar 24,26% dibanding target 20,09% (data triwulan IV 2019);
3) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Medan – Binjai sebesar
90,144% dibanding target 80,963% (data triwulan IV 2019);
4) Realisasi pembangunan fisik
Jalan Tol Ruas Binjai – Langsa
belum ada proses
pembangunan konstruksi (data
triwulan IV 2019);
5) Realisasi pembangunan fisik
Jalan Tol Ruas Rantauprapat -
Kisaran belum ada proses
pembangunan konstruksi (data triwulan IV 2019);
6) Realisasi pembangunan fisik Jalan Tol Ruas Tebing Tinggi – Sibolga
sebesar 14,60% dibanding target triwulan IV sebesar 18,37%. (data
triwulan IV 2019).
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 15
h. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei
Berdasarkan hasil evaluasi atas program lintas sektoral pengembangan
kawasan ekonomi khusus pada KEK Sei Mangkei sejak proses pengusulan
Tahun 2011 sampai dengan tanggal 30 Septemberi 2019, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Belum adanya target dan plotting rinci rencana pengembangan
infrastruktur per tahun
pelaksanaan tahap I,
II dan III termasuk
jenis
kegiatan/pekerjaan,
estimasi anggaran,
output kegiatan serta
bobotnya terhadap
keseluruhan rencana
(ultimate) oleh PTPN
III (Persero) selaku Badan Pembangun dan PT Kawasan Industri
Nusantara (PT Kinra) selaku Badan Pengelola KEK Sei Mangkei;
2) Izin Operasional Dry Port KEK Sei Mangkei belum diterbitkan;
3) KEK Sei Mangkei telah diresmikan mulai beroperasional pada tanggal 27
Januari 2015;
4) Harga gas di KEK Sei Mangkei masih terlalu tinggi (USD 10,60/MMBTU)
dan belum sesuai dengan harapan investor karena jauh berbeda dengan
harga gas di Kawasan Ekonomi Khusus Lainnya;
5) Belum adanya standar perizinan terkait investasi terhadap zonasi yang
berada di Kawasan;
6) Belum adanya sistem pembuangan sampah (limbah padat) sehingga
sampah (limbah padat) dibuang ke tempat pembuangan sementara di
areal KEK Sei Mangkei;
7) Jumlah investor di luar PTPN III (Persero) baru 4 (empat) investor.
Investor yang telah beroperasi yaitu PT Unilever Oleochemical Indonesia
dan PT Industri Nabati Lestari dan dua investor lainnya yaitu PT All
Cosmos dan PT Alternatif Protein Indonesia masih dalam tahap
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 16
pembangunan, sehingga KEK Sei Mangkei belum secara maksimal
dimanfaatkan oleh investor;
8) Administrator belum didukung dengan sarana dan prasarana yang
optimal.
Tindak lanjut Hasil Reviu triwulan IV Tahun 2019 yaitu :
1) Izin Badan Usaha Pelabuhan PT Sei Mangkei Nusantara Tiga telah
diterbitkan sesuai surat Dirjen Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan Nomor : A.395/AI.301/DJPL tanggal 6 Mei 2019.
2) Penambahan satu investor yaitu PT Aice yang telah melakuakan
pembelian lahan dan telah memulai kontruksi pada bulan Oktober 2019.
i. Pembangunan Jaringan Kereta Api di Provinsi Sumatera Utara
1) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
Kegiatan ini sempat terhenti di tahun anggaran 2016 karena tidak
dianggarkan kembali. Pada tahun anggaran 2017, kegiatan ini dilanjutkan
kembali dengan sistem pendanaan melalui SBSN (Surat Berharga Syariah
Negara) dan dilaksanakan dalam 3 Tahun Anggaran 2017 s.d 2019.
Panjang lintasan yang direncanakan dalam pembangunan jaringan kereta
api Bandar
Tinggi – Kuala
Tanjung
sepanjang
21,5 km
dengan total
kebutuhan
dana sebesar Rp577.696.610.000,00. Sampai dengan Triwulan IV 2019
(per 15 Desember 2019), dana yang telah terserap untuk Pembangunan
Jalur Kereta Kereta Api Bandar Tinggi - Kuala Tanjung sebesar
Rp577.696.610.000,00 atau 100,00% dari total anggaran.
Pelaksanaan pekerjaan terbagi ke dalam 5 (lima) dengan realisasi fisik
sampai dengan Triwulan IV 2019 (per 15 Desember 2019) telah mencapai
100%, dengan rincian per paket sebagai berikut:
a) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung
Km.0+000 sd Km.5+000 (BTK-1) dengan progres fisik sebesar 100%;
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 17
b) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala Tanjung
KM.5+000 sd Km.21+500 (BTK-2) dengan progres fisik sebesar
100%;
c) Pembangunan Stasiun Kereta Api antara Bandar Tinggi-Kuala
Tanjung (BTK-3) dengan progres fisik sebesar 100,00%;
d) Pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi antara Bandar
Tinggi-Kuala Tanjung (BTK-4) dengan progres fisik sebesar 100%.
e) Pembangunan Jembatan KA WTT Bentang 50 di Emplasement
Stasiun Bandar Tinggi (BTK-5) dengan progress fisik 100%
2) Pembangunan Jalan Kereta Api antara Rantau Prapat-Kota Pinang
Jalan Kereta Api ini merupakan salah satu segmen dari Program Trans
Sumatera Railway Rantau Prapat - Kota Pinang - Duri - Dumai.
Pendanaan kegiatan ini menggunakan SBSN (Surat Berharga Syariah
Negara) dan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahun Anggaran 2017-2019
Panjang lintasan yang direncanakan dalam pembangunan jaringan kereta
api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung sepanjang 33 km dengan total
kebutuhan dana sebesar Rp1.770.000.000,00. Realisasi keuangan pada
Triwulan IV 2019 (per 15 Desember 2019) adalah sebesar
Rp1.451.776.245.296,00
atau 99,97%.
Pelaksanaan pekerjaan
terbagi ke dalam 14 (empat
belas) paket dengan
realisasi fisik sampai
dengan triwulan IV tahun
2019 (per 15 Desember
2019) telah mencapai
82,48% dari target kumulatif sebesar 81,34%, dengan rincian per paket
sebagai berikut:
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 18
Tabel 2.8 Target dan Realisasi Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Kereta Api antara Rantau
Prapat-Kota Pinang Tahun 2019
No Uraian Kegiatan / Paket Pekerjaan
Bobot
Target s.d TW IV 2019
Target Tertimbang
TW s.d IV 2019
Realisasi s.d TW IV 2019
Realisasi Tertimbang s.d
TW IV 2019
Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.0+000 sd 5+000 (RPK-1)
5,43 100 100 5,43 5,43 100 100 5,43 5,43
2
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.5+000 sd 10+000 (RPK-2)
10,92 89,20 92,00 9,74 10,05 89,20 91,80 9,74 10,03
3
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.10+000 sd 13+500 (RPK-3)
7,71 92,01 90,45 7,09 6,97 92,01 94,00 7,09 7,25
4
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.13+500 sd 17+000 (RPK-4)
9,28 90,58 92,00 8,41 8,54 90,58 94,06 8,41 8,73
5
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.17+000 sd 20+500 (RPK-5)
8,12 97,65 89,21 7,93 7,25 97,65 95,00 7,93 7,72
6
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.20+500 sd 25+500 (RPK-6)
13,42 98,54 98,00 13,22 13,15 98,54 98,55 13,22 13,22
7
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.25+500 sd 29+000 (RPK-7)
8,13 97,17 98,59 7,90 8,02 97,17 98,27 7,90 7,99
8
Pembangunan jalur KA antara Rantauprapat - Kota Pinang km.29+000 sd 33+000 (RPK-8)
10,45 94,61 92,01 9,89 9,62 94,61 95,26 9,89 9,96
9 Pembangunan Stasiun KA antara Rantauprapat - Kota Pinang (RPK-9)
5,18 91,00 86,27 4,71 4,46 91,00 85,24 4,71 4,41
10
Pembangunan Persinyalan dan Telekomunikasi lintas Rantau Prapat - Kota Pinang (RPK-10)
10,37 66,01 56,34 6,85 5,84 66,01 55,29 6,85 5,73
11
Pembanguan Jembatan jalur Kereta api Bentang 140 meter antara Rantauprapat - Kota Pinang KM. 15 + 400 (RPKJ-1)
3,19 33,00 18,00 1,05 0,57 33,00 18,00 1,05 0,57
12
Pembanguan Jembatan jalur Kereta api Bentang 140 meter Antara Rantauprapat - Kota Pinang KM. 15 + 540 (RPKJ-2)
3,27 33,00 18,17 1,08 0,59 33,00 18,17 1,08 0,59
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 19
No Uraian Kegiatan / Paket Pekerjaan
Bobot
Target s.d TW IV 2019
Target Tertimbang
TW s.d IV 2019
Realisasi s.d TW IV 2019
Realisasi Tertimbang s.d
TW IV 2019
Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik Keu Fisik
(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
13
Pemasangan Track Baru Km. 0+000 s/d KM.10+000 Sepanjang 10.000 M'sp antara Rantauprapat-Kota Pinang (Paket RPKT-1)
2,23 33,00 18,03 0,73 0,40 33,00 18,03 0,73 0,40
14
Pemasangan Track Jalan KA Km 104+500 s.d 114+000 sepanjang 9.500 m’sp antara Merbau – Rantau Prapat lintas Kisaran – Rantau Prapat (Paket RPKT-2)
2,29 33,00 18,83 0,76 0,43 33,00 18,83 0,76 0,43
Jumlah 100 84,80 81,34 84,80 82,48
j. Pembangunan Bendungan Lausimeme
Proyek Strategis Nasional di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
merupakan pembangunan
Bendungan Lausimeme di
Kabupaten Deli Serdang,
yang salah satu tujuan
pembangunannya adalah
untuk meningkatkan
Sistem Pengendalian
Banjir Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang dari yang saat ini masih pada
debit skala periode ulang 25 tahunan menjadi skala periode 40 tahunan.
Proyek pembangunan ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera II
Medan.
Sampai dengan saat reviu semester IV Tahun 2019 (per 15 Desember 2019),
progres kemajuan kegiatan baru mencapai 9,72% dari target fisik 9,76%
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.9 Rencana dan Realisasi Pembangunan Bendungan Lausimeme Tahun 2019
No Uraian Realisasi
Kemajuan Fisik
Rencana
Progres Fisik
Deviasi
1 Pembangunan Bendungan Lau Simeme Kabupaten Deli
Serdang Paket – I (MYC)
8,356% 8,455% -0,099%
2 Pembangunan Bendungan Lau Simeme Kabupaten Deli
Serdang Paket – II (MYC)
11,154% 10,.985% 0,169%
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 20
k. Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT)
PSN SHAT pada Kanwil Badan Pertanahan Prov. Sumut direalisasikan
melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). PTSL adalah
kegiatan Pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara
serentak bagi semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik
Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang
setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis
mengenai satu atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
Tujuan PTSL adalah mewujudkan pemberian kepastian hukum dan
perlindungan hukum Hak atas Tanah masyarakat.
Realisasi fisik kegiatan PTSL sampai dengan triwulan IV tahun 2019 (per 15
Desember 2019) sebanyak 84.762 sertifikat (K1) atau 50,85% dari target yang
ditetapkan Tahun 2019 sebesar 166.681 sertifikat. Sedangkan target
keuangan Program Sertifikasi Hak Atas Tanah (SHAT) Tahun 2019 sebesar
Rp88.378.013.000,00 dengan realiasi per 15 Desember 2019 adalah sebesar
Rp80.253.737.671,00 atau sebesar 90,81% dari target keuangan tahun 2019.
l. Pariwisata Danau Toba
Kawasan Pariwisata Danau Toba meliputi
Kawasan Danau Toba sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun
2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Danau Toba dan Sekitarnya. Kawasan
Danau Toba ditunjuk sebagai Proyek
Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang Proyek Strategis Nasional. Kawasan
Pariwisata Danau Toba adalah kawasan seluas paling sedikit 500 (lima ratus)
hektar, yang selanjutnya disebut zona otorita. Hak pengelolaan zona otorita
diberikan kepada Badan Otoritas Danau Toba sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 21
Kawasan Pariwisata Danau Toba dan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 13
Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita
Danau Toba.
Salah satu kegiatannya adalah Pembangunan Kapal Penyeberangan
penumpang Ro-Ro GT 300. Pembangunan Kapal Penyeberangan
Penumpang Ro-Ro 300 GT untuk Danau Toba Tahun 2018-2019
dilaksanakan melalui kontrak tahun jamak.
Anggaran yang disediakan untuk membiayai kegiatan ini berasal dari dana
APBN. Untuk periode tahun 2018 melalui DIPA Nomor 022.03.2.403842/2018
sedangkan untuk periode tahun 2019 melalui DIPA 022.03.2.403842/2019.
DIPA Tahun 2019 (revisi ke 3) baru terserap sebesar Rp6.941.561.473
(pembayaran termin ke IV) dan sisa kontrak Rp6.749.397.500
(Rp16.731.406.000 – Rp9.982.008.500).
Berikut adalah jumlah anggaran dan realisasi keuangan sampai dengan
tanggal 15 Desember 2019:
Tabel 2.10 Anggaran dan Realisasi Pembangunan Kapal Penyebrangan Penumpang Ro-Ro
Pariwisata Danau Toba Tahun 2019 Uraian Kontrak Fisik Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
Pembangunan Kapal Penyeberangan Penumpang
Ro-Ro 300 GT untuk Danau Toba Tahun 2018-2019
2018 14.999.548.000 14.999.479.673
2019 16.731.406.000 9.982.008.500
Total 31.730.954.000 24.981.488.173
Kemajuan pekerjaan Pembangunan Kapal Penyeberangan Penumpang Ro-
Ro 300 GT untuk Danau Toba Tahun 2018-2019 sampai dengan tanggal 15
Desember 2019 mencapai 96,37% dari target 99,97%, sehingga ada deviasi
negatif sebesar 3,60%. Adapun penyebab keterlambatan progress tersebut
adalah dokumen nama kapal masih belum mendapat persetujuan dari
kementerian, sehingga pekerjaaan dengan pihak ketiga berupa pengurusan
perijinan, pengawasan dan klasifikasi kapal, training dan alih teknologii dan ijin
penyeberangan belum dapat dilaksanakan.
m. Tanah Objek Reforma Agraria pada Program Redistribusi Tanah
Total target redistribusi tanah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Sumatera Utara tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 sebanyak
60.500 bidang tanpa menargetkan luasan hektar. Luasan hektar akan
diketahui setelah bidang ditentukan dan dilakukan pengukuran.
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 22
Target Redistribusi Tanah pada tahun 2019 sebesar 20.000 bidang meliputi
tanah negara yang dikuasai masyarakat. Dari target tahun 2019 sebanyak
20.000 bidang telah dilakukan pembukuan hak dan penerbitan sertifikat untuk
16.211 bidang atau mencapai 81,05%.
Realisasi keuangan sampai dengan triwulan IV tahun 2019 (per 15 Desember
2019) adalah sebesar Rp8.445.277.292,00 atau 61,14% dari anggaran
sebasar Rp13.813.460.000,00.
n. Proyek Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) pada Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah I Medan.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Medan, Direktorat
Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan merupakan instansi yang mengelola kegiatan penataan
batas kawasan hutan untuk penyelesaian Tanah Objek Reforma Agraria
(TORA) dan inventarisasi dan verifikasi objek TORA dalam kawasan hutan
untuk wilayah kerja Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan TORA pada Provinsi Sumatera Utara dianggarkan sebesar
Rp2.948.380.000, dengan rincian realisasi sebagai berikut:
Tabel 2.11 Target Fisik dan Anggaran Pelaksanaan TORA pada Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah I Medan Tahun 2019
No Mekanisme Kabupaten Target Fisik Anggaran
(Rp) Realisasi
Keuangan (Rp) (%)
1 Inventarisasi dan Verifikasi PTKH
Asahan 110 Ha 311.971.000 15.763.000,- 5.05
2 Penataan Batas Kawasan Hutan untuk Penyelesaian TORA
Asahan
444 Km 2.636.409.000 0 0
Realisasi fisik Proyek Strategis Nasional (PSN) penyelesaian Tanah Objek
Reforma Agraria (TORA) atas penguasaan tanah dalam kawasan hutan,
sampai dengan Triwulan IV 2019 sebesar 0%.
Hal ini disebabkan karena Peta Indikatif TORA ditetapkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tanpa adanya usulan dari pemerintah
daerah.
Akibatnya pencadangan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi tidak
produktif untuk sumber TORA serta output program prakondisi pembangunan
melalui pemantapan kawasan hutan sesuai dengan DIPA Nomor:
029.06.2.238471/2019 tanggal 5 November 2019 tidak tercapai.
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 23
o. Proyek Peremajaan Perkebunan Rakyat
Tujuan Kegiatan Peremajaan Perkebunan Rakyat di provinsi Sumatera Utara
adalah sebagai upaya percepatan peremajaan tanaman kopi arabika dan
kelapa sawit di Provinsi
Sumatera Utara.
Capaian Realisasi Fisik dan
Keuangan Kegiatan
Peremajaan Perkebunan
Tanaman Kopi Arabika dan
kelapa sawit sampai dengan
Triwulan IV Tahun 2019 (per 15
Desember 2019) adalah
sebagai berikut:
a) Realisasi fisik (tanaman tertanam) atas Proyek Peremajaan Perkebunan
Rakyat untuk tanaman kopi arabika sudah dilakukan penanaman atas
benih tanaman kopi arabika oleh petani sebesar 100% atau sebesar 574
hektar.
b) Realisasi keuangan Peremajaan Perkebunan tanaman kopi per 15
Desember 2019 (Triwulan IV Tahun 2019) sebesar Rp4.593.529.450,00
atau 95,62% dari anggaran sebesar Rp4.804.162.000,00 berupa realisasi
anggaran belanja benih, pupuk, dan saprodi lainnya sebesar
Rp4.370.760.000,00 dan realisasi anggaran belanja operasional provinsi
sebesar Rp222.769.450,00.
c) Realisasi fisik (tanaman tertanam) peremajaan perkebunan tanaman
kelapa sawit adalah seluas 5.183,18 ha atau 49,50% dari total target
seluas 10.471,50 ha.
d) Realisasi keuangan Peremajaan Perkebunan tanaman kelapa sawit per 15
Desember 2019 (Triwulan IV Tahun 2019) adalah sebesar
Rp131.783.972.947,00 atau 49,74% dari anggaran sebesar
Rp264.922.336.500,00. Rendahnya realisasi fisik dan keuangan
disebabkan proses verifikasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera
Utara baru selesai pada minggu kedua bulan Desember 2019 serta tidak
adanya tenggat waktu (dateline) dalam penyampaian persyaratan yang
harus dipenuhi oleh petani calon penerima bantuan.
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 24
p. Proyek Perhutanan Sosial
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan
dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan
oleh masyarakat setempat atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku
utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, kesimbangan lingkungan dan
dinamika sosial budaya dalam bentuk hutan desa, hutan kemasyarakatan,
hutan tanaman rakyat, hutan rakyat, hutan adat dan kemitraan kehutanan.
Pendanaan Perhutanan Sosial Tahun Anggaran 2019 pada Provinsi Sumatera
Utara sesuai dengan DIPA Nomor: SP DIPA- 029.09.2.418798/2019 Tanggal
12 Desember 2019 (Revisi Ke-8) sebesar Rp61.408.674.000,00 untuk wilayah
regional sumatera yang terdiri dari Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara,
Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Jambi, Provinsi
Bengkulu, dan Provinsi Lampung. Namun, tidak terdapat rincian anggaran
kegiatan per Provinsi.
Capaian luasan (area) pelaksanaan Perhutanan Sosial sampai dengan
Triwulan IV Tahun 2019 pada BPSKL Wilayah Sumatera sebesar 73.770 Ha
atau 23,97% dari target 307.730 Ha dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.12 Target dan Realisasi Pelaksanaan Proyek Perhutanan Sosial Tahun 2019
No Kegiatan Target
(Ha)
Realisasi Capaian (%)
Luas (Ha) Jml SK Jml KK
1 2 3 4 5 6 7(4/3)
1. Hutan Desa (HD) 300.000 23.417
3.739 22,33
2. Hutan Kemasyarakatan (HKm) 29.235 6.519
3. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) 6.673 662
4. Kemitraan Kehutanan (Kulin KK) 7.651 2.132
5. Kemitraan Kehutanan (IPHPS) 0 0
6. Hutan Adat 7.730 6.794 848 87,89
Jumlah 307.730 73.770 - 13.900 23,97
Realisasi fisik dan keuangan Kegiatan BPSKL Wilayah Sumatera sampai
dengan Triwulan IV Tahun 2019 (15 Desember 2019), adalah sebagai berikut:
Tabel 2.13 Target dan Realisasi Fisik dan Keuangan Proyek Perhutanan Sosial Tahun 2019
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi
Fisik Anggaran (Rp) Fisik Anggaran (Rp)
1. Dukungan Manajemen Layanan 1 5.068.125.000,00 1 4.524.482.275,00
2. Penyiapan Kawasan Areal Perhutanan Sosial
Ha 300.000 13.437.663.000,00 66.976 10.502.505.927,00
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 25
No Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi
Fisik Anggaran (Rp) Fisik Anggaran (Rp)
3. Bina Usaha Perhutanan Sosial dan Hutan Adat
26.914.870.000,00 22.264.900.023,00
a. Pembentukan Kelompok Usaha PS (KUPS)
Kelompok 640 14.564.870.000,00 305 10.127.402.623,00
b. Pemberian Bantuan Alat Ekonomi Produktif
Paket 190 12.350.000.000,00 101 12.137.497.400,00
4. Penanganan Konflik Tenurial
2.517.190.244,00
a. Penanganan Konflik dan Tenurial
Ha 110.790 2.336.280.000,00 42.255 1.254.133.844,00
b. Penyelenggaraan Verifikasi Hutan Adat
Ha 7.730 1.300.000.000,00 6.794 1.263.056.400,00
5. Kemitraan Lingkungan 12.351.736.000,00 9.594.665.105,00
a. Meningkatnya Komunitas Peduli Lingkungan
Komunitas 13 120.000.000,00 13 89.404.000,00
b. Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial
Orang 460 12.231.736.000,00 460 9.505.261.105,00
c. Kunjungan Presiden, Kunjungan Menteri LHK
Kegiatan
Jumlah Anggaran 61.408.674.000,00 49.403.743.574,00
Jumlah Anggaran Kegiatan Perhutanan Sosial (2 + 4.b.)
14.737.663.000,00 11.765.562.327,00
Yang menjadi hambatan dalam mencapai target kegiatan dalam dari Program
Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan pada BPSKL Wilayah
Sumatera sampai dengan 15 Desember 2019 antara lain:
1) Kurangnya jumlah SDM untuk melakukan verifikasi teknis usulan
perhutanan sosial di BPSKL Wilayah Sumatera;
2) Keterbatasan anggaran Rupiah Murni untuk item pekerjaan Pembentukan
KUPS dan untuk Kegiatan Penanganan Konflik dan Tenurial.
2. Program Prioritas Pembangunan Nasional
BPKP telah melakukan pengawalan atas berbagai program pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah melalui pengawasan atas berbagai kegiatan
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha terkait bidang
Pembangunan, Pendidikan, Kedaulatan Pangan, Pariwisata, Konektivitas,
Pembangunan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, Konektivitas,
Kedaulatan Energi, dan Pengembangan KEK. Hasil pengawasan tersebut
diuraikan sebagaimana berikut.
a. Audit Tujuan tertentu atas Dana Jaminan Sosial Kesehatan
Pelaksanaan Audit Tujuan tertentu atas Dana Jaminan Sosial Kesehatan
dilaksanakan pada 8 Kantor Cabang BPJS dengan 2 fokus utama yaitu:
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 26
1) Evaluasi sistem DJS Kesehatan, dengan kesimpulan:
a) Sistem Kepesertaan
(1) Pengelolaan data kepesertaan Jaminan Kesehatan belum
dilaksanakan secara optimal.
(2) Peserta Jaminan Kesehatan yang terdaftar di BPJS Kesehatan
belum memenuhi target Universal Health Coverage (UHC) yang
ditetapkan.
(3) Pembaharuan/updating data kepesertaan Jaminan Kesehatan
belum dilaksanakan secara optimal.
a) Sistem Manajemen Iuran dan Penagihan Piutang
(1) Upaya penagihan tunggakan pembayaran iuran Jaminan
Kesehatan yang dilakukan BPJS Kesehatan belum memberikan
hasil yang optimal.
(2) BPJS Kesehatan tidak dapat memastikan kebenaran penghasilan
peserta PPU Badan Usaha yang dilaporkan dalam rangka
menetapkan besaran iuran Jaminan Kesehatan yang sebenarnya.
b) Sistem Biaya Manfaat Jaminan Kesehatan
(1) Secara umum pengajuan klaim dari rumah sakit/FKRTL ke BPJS
Kesehatan mengalami keterlambatan 2-3 bulan setelah
pelayanan.
(2) Sebagian pembayaran atas klaim rumah sakit/FKRTL oleh BPJS
Kesehatan mengalami keterlambatan.
2) Audit atas Data Operasional Dana Jaminan Kesehatan, dengan
kesimpulan:
a) Akurasi Data Kepesertaan BPJS Kesehatan
Dari jumlah peserta Jaminan Kesehatan sebanyak 9.920.443 jiwa,
terdapat peserta yang tercatat dengan NIK ganda sebanyak 474.501
record atau sebesar 4,78% dan yang tercatat dengan NIK tidak
standar sebanyak 700.960 record atau sebesar 7,07%.
Dari jumlah peserta Jaminan Kesehatan dalam status mutasi per 1
Januari 2018 sebanyak 90.078 jiwa, peserta yang sudah di-update
sampai dengan 31 Desember 2018 sebanyak 65.805 jiwa atau
sebesar 73,05%.
b) Akurasi Data Manajemen Iuran BPJS Kesehatan
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 27
Jumlah penerimaan iuran peserta Jaminan Kesehatan sampai dengan
31 Desember 2018 sebesar Rp866.674.883.987,00
c) Akurasi data Piutang Iuran BPJS Kesehatan
Jumlah piutang iuran peserta Jaminan Kesehatan per 31 Desember
2018 sebesar Rp171.654.394.126,00
d) Klaim Jaminan Kesehatan
Masih terdapat beberapa permasalahan terkait klaim Jaminan
Kesehatan FKRTL kepada BPJS Kesehatan, yaitu:
(1) Terdapat berkas klaim yang sudah diverifikasi namun belum
dibayar pada FKRTL yang diuji petik sebesar
Rp405.560.161.000,00.
(2) Terdapat berkas klaim yang belum diajukan oleh FKRTL yang diuji
petik kepada BPJS Kesehatan sebesar Rp94.869.175.582,00.
(3) FKRTL yang diuji petik belum sepenuhnya mengajukan klaim ke
BPJS Kesehatan tepat waktu.
(4) Berita Acara Berkas Klaim Lengkap pada FKRTL yang diuji petik
belum sepenuhnya diterbitkan dengan tepat waktu.
(5) Pembayaran klaim pada FKRTL yang diuji petik belum
sepenuhnya dibayarkan dengan tepat waktu.
(6) Terdapat beberapa FKRTL yang melakukan pinjaman di bank
dengan menjaminkan piutang FKRTL terhadap BPJS Kesehatan
Atas permasalahan tersebut telah direkomendasikan Deputi Direksi BPJS
Kesehatan Wilayah Sumatera Utara dan Aceh agar memerintahkan seluruh
Kepala Cabang BPJS Kesehatan di Wilayah Provinsi Utara untuk:
1) Melakukan pemutakhiran data kepesertaan Jaminan Kesehatan yang
tercatat dengan NIK ganda dan NIK tidak standar.
2) Melakukan rekonsiliasi data kepesertaan Jaminan Kesehatan kepada
pihak-pihak terkait.
3) Berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait pendataan
Pemberi Kerja selain penyelenggara negara yang tidak patuh dalam
pendaftaran dan pembayaran iuran peserta Jaminan Kesehatan.
4) Menyusun rencana aksi dalam rangka memastikan seluruh penduduk
Provinsi Sumatera Utara terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan.
5) Meningkatkan cakupan peserta badan usaha dengan cara:
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 28
a) Mengintensifkan kegiatan canvassing kepada Badan Usaha yang
belum registrasi.
b) Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap badan usaha secara
berkala.
c) Melakukan pemanggilan oleh Kejaksaan Negeri melalui Surat Kuasa
Khusus untuk mempertegas ketentuan terkait kewajiban badan usaha
untuk registrasi ke dalam kepesertaan JKN-KIS.
d) Bekerja sama dengan Pemerintah Daerah khususnya instansi terkait
yang berada di lingkup kerja Kantor Cabang BPJS Kesehatan, dan
dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk melakukan rekonsiliasi data
badan usaha.
b. Audit Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)
Program KOTAKU/NSUP bertujuan meningkatkan akses terhadap
infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk
mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif,
dan berkelanjutan.
Tujuan tersebut dicapai melalui kondisi antara lain sebagai berikut:
1) Menurunnya luas permukiman kumuh,
2) Terbentuknya Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman
(Pokja PKP) di tingkat kota dalam penanganan permukiman kumuh yang
berfungsi dengan baik,
3) Tersusunnya rencana penanganan permukiman kumuh tingkat kota dan
tingkat masyarakat yang terintegrasi dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
4) Meningkatnya penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
melalui penyediaan infrastruktur dan kegiatan peningkatan penghidupan
masyarakat untuk mendukung pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh,
5) Terlaksananya aturan bersama sebagai upaya perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat dan pencegahan kumuh.
Audit yang dilaksanakan merupakan audit keuangan dengan tujuan menguji
kebenaran dan keakuratan jumlah/saldo dalam laporan keuangan, serta
pengujian terhadap pengeluaran keuangan program, yang mencakup
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 29
kebenaran perhitungan matematis, kelengkapan, validitas, prosedur analitis,
keberadaan, serta penetapan titik pisah. Serta audit kepatuhan dengan tujuan
penilaian terhadap ketaatan program atas ketentuan dalam loan agreement
dan pedoman proyek serta ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Tabel 2.14 Kesimpulan Pelaksanaan Audit KOTAKU Tahun 2019
No Kabupaten Audit Keuangan Audit Kepatuhan
1 Provinsi Sumatera Utara Audit Dukungan Cukup Memadai 2 Medan Audit Dukungan Cukup Memadai 3 Tanjung Balai Audit Dukungan Cukup Memadai 4 Langkat Audit Dukungan Cukup Memadai 5 Karo Audit Dukungan Cukup Memadai
c. Audit Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Program PAMSIMAS III)
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Pamsimas) adalah kegiatan di bidang air minum dan sanitasi yang ditujukan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan pinggiran
perkotaan (peri-urban) dan dilaksanakan melalui pemberdayaan masyarakat.
Audit yang dilaksanakan merupakan audit keuangan dengan tujuan menguji
kebenaran dan keakuratan jumlah/saldo dalam laporan keuangan, serta
pengujian terhadap pengeluaran keuangan program, yang mencakup
kebenaran perhitungan matematis, kelengkapan, validitas, prosedur analitis,
keberadaan, penetapan titik pisah. Selain itu dilaksanakan audit kinerja
dengan tujuan penilaian terhadap kinerja program dalam melaksanakan
progaram seesuai ketentuan dalam loan agreement dan pedoman proyek
serta ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Tabel 2.15 Kesimpulan Pelaksanaan Audit PAMSIMAS III Tahun 2019
No Kabupaten Audit Keuangan Audit Kinerja
1 Provinsi Sumatera Utara Audit Dukungan Berhasil
2 Langkat Audit Dukungan Berhasil
3 Labuhan Batu Selatan Audit Dukungan Berhasil
4 Asahan Audit Dukungan Berhasil
d. Verifikasi Proyek Itegrated Participatory and Development and Management of Irrigation (IPDMI)
Kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation
Program (IPDMIP) dilaksanakan dalam rangka mendukung pelaksanaan
Program Peningkatan Kinerja Layanan Irigasi 2015-2025 di Indonesia dengan
sasaran utama yakni meningkatkan ketahanan pangan dan pengurangan
kemiskinan masyarakat perdesaan. Program Pemerintah dimaksud
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 30
diperkirakan akan didanai dari berbagai sumber pendanaan sebesar $ 1,679
juta dari tahun 2017 hingga 2021. ADB (Asian Development Bank) akan
menyiapkan dana sebesar $ 600 juta, dimana difokuskan pada upaya
rehabilitasi jaringan irigasi, operasi dan pemeliharaan, serta pemberian air
kepada petani. Program IPDMIP akan membiayai sebagian dari program
Renstra di 74 kabupaten dalam 16 provinsi dari tahun 2017 hingga 2021.
International Fund for Agricultural Development (IFAD) scara paralel akan
membiayai program Kementerian Pertanian dalam peningkatan penyampaian
jasa pertanian untuk memaksimalkan manfaat perbaikan irigasi.
Pelaksanaan kegiatan IPDMIP tahun 2019 di Provinsi Sumatera dilaksanakan
pada empat kabupaten yaitu Humbang Hasundutan, Asahan, Simalungun dan
Tapanuli Tengah serta Provinsi Sumatera Utara dengan hasil sebagai berikut:
1) Unsur Kelembagaan
Unsur kelembagaan terdiri dari peningkatan operasionalisasi Kelembagaan
Irigasi (KOMIR), peningkatan operasionalisasi Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) dan penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknik
Kelembagaan (PSETK). Hasil verifikasi terhadap unsur kelembagaan
dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.16
Unsur Kelembagaan di 4 Kabupaten dan Provinsi
No Provinsi/ Kabupaten Hasil Verifikasi
KOMIR P3A PSETK
1 Provinsi Sumatera Utara Baik Sedang Berkembang Baik
2 Kab. Humbang Hasundutan Baik Sedang Berkembang Baik
3 Kab. Asahan Baik Belum Berkembang Belum ada dok. PSETK
4 Kab. Simalungun Cukup Sedang Berkembang Kurang
5 Kab. Tapanuli Tengah Baik Belum Berkembang Baik
2) Unsur Fisik
Unsur fisik merupakan peningkatan rehabilitasi infrastruktur irigasi, hasil
verifikasi terhadap unsur fisik dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.17 Unsur Fisik di 4 Kabupaten dan Provinsi
No Provinsi/ Kabupaten Hasil Verifikasi
1 Provinsi Sumatera Utara Tidak dapat dilakukan verifikasi karena belum Professional Hand Over (PHO)
2 Kab. Humbang Hasundutan Tidak dapat dilakukan verifikasi karena belum Professional Hand Over (PHO)
3 Kab. Asahan Telah dilakukan rehabilitasi dengan luas areal irihasi yang direhabilitasi sebesar 155 Ha
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 31
No Provinsi/ Kabupaten Hasil Verifikasi
4 Kab. Simalungun Telah dilakukan rehabilitasi dengan luas areal irihasi yang direhabilitasi sebesar 70 Ha
5 Kab. Tapanuli Tengah Tidak dapat dilakukan verifikasi karena belum Professional Hand Over (PHO)
e. Monitoring Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat Tahun 2019
Monitoring Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi
Masyarakat Tahun 2019 bertujuan untuk memantau pelaksanaan program
prioritas tersebut serta memberikan masukan perbaikan atas kelemahan
dalam pelaksanaan program, dengan ruang lingkup pelaksanaan program
prioritas yang pada akhir tahun 2018 pencapaian targetnya masuk kategori
“perlu kerja keras” dan “sulit tercapai”.
Monitoring dilaksanakan untuk melihat capaian 5 sasaran indikator pada
kegiatan prioritas, yaitu:
1) Terlaksananya pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi usia
kurang dari 6 bulan sebesar 50%;
2) Tersalurkannya Tablet Tambah Darah (TTD) sebanyak 90 tablet selama
masa kehamilan sebesar 98 persen;
3) Terlaksananya pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Terpadu
pada 50% Puskesmas;
4) Tercapainya Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
di 5.600 Puskesmas;
5) Terlaksananya kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di minimal 50%
sekolah pada 50% kabupaten/kota.
6) Monitoring dilaksanakan pada 8 kabupaten/kota, dengan capaian sampai
dengan bulan Agustus 2019 sebagai berikut:
Tabel 2.18 Monitoring Program Prioritas Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Tahun 2019 pada 8 Pemerintah Daerah Tahun 2019 No Kabupaten/Kota Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3 Sasaran 4 Sasaran5
1. Deli Serdang 47,30% 59,70% 100,00% 70,58% 0,00%
2. Serdang Bedagai 37,00% 55,20% 100,00% 45,00% 0,00%
3. Langkat 49,70% 88,20% 100,00% 36,67% 0,00%
4. Karo 50,00% 31,00% 100,00% 31,58% 0,00%
5. Binjai 41,50% 91,65% 100,00% 100,00% 100,00%
6. Tebing Tinggi 65,01% 100,00% 100,00% 83,00% 0,00%
7. Pematangsiantar 28,40% 97,87% 100,00% 36,84% 0,00%
8. Padangsidimpuan 23,99% 100,00% 100,00% 20,00% 0,00%
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 32
f. Evaluasi Program Lintas Sektoral Penanggulangan Bencana
Pemantauan dan Evaluasi atas Program Lintas Sektoral Penanggulangan
Bencana bertujuan untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan kegiatan
penanggulangan bencana serta mengidentifikasi hambatan pelaksanaan
kegiatan penanggulangan bencana dari aspek kebijakan, kelembagaan dan
implementasi penanggulangan bencana, dengan ruang lingkup sebagai
berikut:
Tabel 2.19 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Program Lintas Sektoral Penanggulangan
Bencana Tahun 2019
No. Kegiatan Prioritas Jenis
Pengawasan
1. Pengurangan risiko bencana
a. Pengarusutamaan PRB dalam perencanan pembangunan Evaluasi
b. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana Evaluasi
c. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana Pemantauan
d. Penyusunan rencana kontinjensi Evaluasi
2. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana
a. Budaya sadar bencana Pemantauan
3. Peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat
a. Penguatan kapasitas kelembagaan dan aparatur penanggulagan bencana Pemantauan
b. Penyediaan sistem peringatan dini bencana Pemantauan dan Evaluasi
c. Penanganan darurat Evaluasi
d. Pengembangan desa tangguh bencana Pemantauan
e. Peralatan dan logistik kebencanaan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada BPBD Provinsi Sumatera Utara
dan BPBD Kota Medan, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.20 Kesimpulan Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Program Lintas Sektoral
Penanggulangan Bencana pada BPBD Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan Tahun 2019
No. Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas BPBD Sumut
BPBD Medan
1. Pengurangan risiko bencana
a. Pengarusutamaan PRB dalam perencanan pembangunan
1) Jumlah alokasi anggaran kegiatan penanggulangan bencana dari tahun 2015-2019
2) RPB terintegrasi dalam RPJMD/ RKPD/Renja
3) RPB terintegrasi dalam RTRW
Tercapai
Tidak tercapai
Tidak tercapai
Tercapai
Tercapai
Tercapai
b. Pengenalan, pengkajian dan pemantauan risiko bencana
Peta Bencana (Peta Bahaya, Peta Kerentanan, Peta Kapasitas) untuk seluruh ancaman bahaya (sesuai IRBI)
Tercapai Tercapai
c. Harmonisasi kebijakan dan regulasi penanggulangan bencana
1) Perda Penyelanggaraan Penanggulangan Bencana
2) Perda Pembentukan BPBD dan Perkada BPBD dan tupoksi
3) Forum PRB terbentuk
Tercapai
Tercapai
Tidak tercapai
Tercapai
Tercapai
Tidak tercapai
P e nga w a la n Ak u nta b i li ta s P r o gr a m P e mba ngu na n N a si o na l | 33
No. Kegiatan Prioritas Kegiatan Prioritas BPBD Sumut
BPBD Medan
4) Data kebencanaan update Tercapai Tercapai
d. Penyusunan rencana kontinjensi