Top Banner
1 E S K A L I T A S ‘13 KURATORIAL Oleh: I Komang Arba Wirawan NIP. 197012312003121003 JURUSAN TELEVISI DAN FILM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
7

E S K A L I T A S ‘13

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: E S K A L I T A S ‘13

  1  

E S K A L I T A S ‘13 KURATORIAL

Oleh: I Komang Arba Wirawan

NIP. 197012312003121003

JURUSAN TELEVISI DAN FILM FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Page 2: E S K A L I T A S ‘13

  2  

INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017

Pendahuluan Film adalah media yang menjadi sarana tranmisi nilai dan norma; media pendidikan dan pencerahan; media penyebaran gagasan dan pemikiran; media yang merekam sejarah; media yang merayakan keragaman budaya; media tempat masyarakat berkaca; media tempat para seniman melahirkan kritik sosial; atau juga media yang menjadi sarana bagi masyarakat berdialog tentang pesoalan yang dihadapi. Oleh karena itu film diperlakukan secara serius oleh banyak negara. Karena film dipandang sebagai media yang memiliki kekuatan ekonomi, kebudayaan dan politik

Poster Eskalitas karya Denny Ide Penciptaan Eksplorasi Lokalitas Bali dalam film documenter, fiksi dan program televisi. Konsep Penciptaan

Film dokumenter antara lain Putu Dea Chesa Lana Sari (Nginang), film dokumenter yang mengangkat tradisi nginang yang masih bertahan sampai saat ini yang digarap dengan konsep expository. I Wayan Widharma (Melasti), mengangkat tema sisi lain melasti dengan konsep observational. Ni Kadek Oka Aryanti (Gambuh), mengangkat tarian gambuh dari hasil riset sebagai film dokumenter yang setia dengan data dan fakta dengan konsep expository. Ni Kadek Wina Ferninaindis (Ki sliksik), mengangkat pengorbanan pejuang perempuan Bali di Klungkung dan I Gusti Ayu Agung

Page 3: E S K A L I T A S ‘13

  3  

Aryawaningrat (Tajen), mengangkat tema fenomena tajen dimasyarakat dengan konsep expository. Film fiksi dengan judul Ulu Apad Dewa Made Febriantow Sukahet (sutradara), I Gede Damean Nada (tata suara), Rizky Setiawan (DOP), film ini mengangkat desa Ulu Apad Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani-Bangli sebagai desa yang masih mempertahankan adat dan tradisinya sampai saat ini. Film fiksi karya Galih Seta Dananjati (sutradara) dengan judul Jangan Main (Nanti Dimainin), Friska Amelia Diandra (produser) Nyoman Agus Sudarmaja (editor) dan editor dan I Kadek Angga Dwi Putra (DOP). Film ini mengangkat permainan tradisional Bali yang hampir ditinggalkan karena perkembangan gudget di kalangan anak muda. Konsep film ini adalah bergenre horror komedi. Karya TA Prodi Televisi dan Film ini bukan karya yang paripurna, bahkan karya ini merupakan awal dalam pencarian identitas mahasiswa FTV ak 13#1. Proses riset eksplorasi ide untuk menciptakan karya yang diterima industri masih terus berlanjut untuk mencapai visi Kemenristekdikti, ISI Denpasar, FSRD dan FTV sebagai pusat unggulan pendidikan seni. Kritik dan saran tentunya kami sangat harapkan untuk peningkatan kualitas. Selamat dan sukses FTV ak13#1 Jaya ISI-Jaya FTV. Gerikut synopsis eskalitas ’13 Tugas Akhir perdana Prodi Televisi dan Film ISI Denpasar;

SINOPSIS Film Dokumenter MELASTI Film ini menceritakan upacara melasti di Bali ymerupakan rentetan upacara Hari Raya nyepi. Melasti bertuuan untuk menyucikan arca atau pratima yang dimiliki setiap desa atau pura. Arca atau pratima tersebut diusung menuu mata air danau atau pantai. Namun tuuan melasti yang suci dengan tidak perdulinya beberapa umat yang membiarkan sisa-persembahan atau canang berserakan yang membuat pantai atau danau menadi kotor. SINOPSIS Film Dokumenter NGINANG

Nginang merupakan sebuah tradisi menggunakan kinang (kapur sirih) sebagai sarana penyambutan. Tradisi ini kemudian selain berfungsi sebagai sarana penyambutan juga berfungsi sebagai kudapan di waktu senggang. Nginang juga dipercaya sebagai sarana pengobatan sekaligus perawatan gigi. Narasumber Ari Dwijayanti seorang sastrawan akan membahas mengenai nginang dari jaman ke jaman yang tertulis dalam lontar. Narasumber Drg. Made Agustini Dewi Rinjani seorang dokter gigi sedang meneliti tanaman sirih untuk kesehatan gigi dan mulut akan mengemukakan dampak positif dan negatif dari tradisi nginang dari sudut pandang kedokteran. Dua orang narasumber (Ketut Mudita & Made Sroni) akan membagikan pengalaman mereka menjadi penginang selama bertahun-tahun. Serta menyampaikan tentang bagaimana pendapat mereka tentang eksistensi tradisi ini di masa depan.

Page 4: E S K A L I T A S ‘13

  4  

SINOPSIS Film Dokumenter Gambuh Batuan Desa Batuan adalah salah satu desa yang masih mewarisi dramatari gambuh. Di

desa ini dramatari gambuh masih diusung oleh masyarakatnya dalam bingkai sosial adat dan ritual keagamaan. Dramatari gambuh yang ada di Desa Batuan memiliki ciri khas tersendiri yaitu dasi segi pakem agem pada tarian dan alat musik yang unik dengan suling yang memiliki panjang 90m-100m berbeda dengan kesenian dramatari gambuh yang ada di desa lainnya di Bali. Kini eksistensi dramatari gambuh yang ada di Desa Batuan sedang diuji perkembangannya dari sudut kulitas dan kuantitasnya. Salah satu penurunan kualitas yang terjadi adalah susahnya mempertahankan pakem agem tari dalam dramatari gambuh. Penurunan kualitas suara suling juga terjadi pada pengiring dramatari gambuh ini disebabkan oleh jarangnya proses latihan yang dilakukan serta pemain instrument suling harus memiliki kemampuan untuk ngunjar angkihan. Ngunjar angkihan merupakan teknik meniup suling tanpa putus-putus, meniup suling sembari menghirup udara atau bernafas secara bersamaan. Teknik ini merupakan teknik yang paling sulit dalam memainkan suling gambuh. Hal ini disebabkan oleh para generasi muda menganggap kesenian ini sangat sulit untuk dipelajari dan kurang menarik atau dianggap kuno. Para generasi muda juga lebih tertarik pada tari kreasi karena tari kreasi tidak memerlukan penghayatan dramatisasi.

SINOPSIS Film Dokumenter KI SLIKSIK Kisah heroik para pejuang Indonesia terhadap intervensi yang dilakukan oleh Belanda menjadi sejarah yang tentu menarik untuk di ketahui. Di setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk melawan serangan Belanda, Bali salah satunya. Salah satu daerah yang sangat mengecam intervensi Belanda di Bali adalah Kerajaan Klungkung, aksi heroik dan perang sampai titik darah penghabisan. Pada perang di Kusamba Klungkung gugur salah seorang Jendral besar Belanda yang sangat disegani oleh kerajaan Hindia Belanda, gugurnya Jendral tersebut dikarena terkena senjata yang di miliki Kerajaan Klungkung berbentuk meriam, didalam meriam inilah tercampur jeroan seorang Mangku yang bernama Mangku Sliksik. Berakhirnya perang di Kusamba merupakan kemenangan mutlak yang di raih oleh Bali, sehingga Bali mengalami tenggang damai selama kurang lebih 20 tahun lamanya. SINOPSIS Film Dokumenter TAJEN Tajen adalah permainan aduan ayam yang bersifat terikat pada kalah menang dengan menggunakan taruhan berupa uang. Dengan stigma negatif yang melekat pada tajen, muncullah komunitas penggemar ayam merekapun menolak adanya perjudian yang ada dan menjadikannya sebagai kontes adu ketangkasan ayam. Sabung ayam yang

Page 5: E S K A L I T A S ‘13

  5  

dilaksanakan pada saat upacara bhuta yadnya sebagai persembahan darah yang sering disebut dengan tabuh rah. Seiring perkembangan zaman, tabuh rah mengalami pergeseran makna dan nilai dari religius menjadi permainan dengan muatan judi disebut tajen. Berbagai isu seperti perjudian serta kekerasan terhadap hewan menjadi tolak ukur keberadaanya. SINOPSIS ULU APAD Sebuah desa Bali Mula bernama BayungGede memiliki Tradisi yang kental. Memasuki tahun 2107, banyak pemuda yang merasakan harus adanya perubahan untuk desa. Wayan (21 tahun) dan Made (18 tahun) pemuda Ulu Apad yang baru saja ditinggal orang tuanya meninggal karena sakit. Suasana sunyi dirumah Wayan. Ia dan adiknya Made bengong di depan rumah beratap bambu. Dari balik tembok pembatas rumahnya menengoklah Nyoman (20 tahun) menginformasikan bahwa akan ada pengarahan dari Jro Kubayan Muncuk (pemimpin ulu apad) di balai desa. Lalu dengan tergesa-gesa Wayan dan Made siap-siap menuju ke balai banjar. Jro Kubayan Muncuk sedang menjelaskan bagaimana sistem pengayah Ulu Apad dan siapa-siapa saja yang bertugas menggantikannya. Pada saat menjelaskan bahwa pemuda juga harus membuat kelompok sadar wisata (Darwis), Wayan pergi membawa tas dan sepeda motornya keluar desa. Semua yang hadir saat Sangkep (Rapat) heran melihat Wayan termasuk Jro Kubayan Muncuk. Nyoman hendak mengejar namun Jro Kubayan Muncuk tidak membiarkan dan tetap melanjutkan sangkep. Luh Sri (18 tahun) seorang gadis remaja yang sehari-harinya berjualan tempat Wayan, Made dan Nyoman berkumpul. Luh Sri selalu menanyakan tentang keanehan sikap Wayan kepada Made. Ia sering kasihan melihat Made yang ditinggal kakaknya pergi. Berhari-hari Wayan tak pulang dan Made selalu menunggu kakaknya. Nyoman selalu menasehati Made agar menjadi lebih dewasa setelah ditinggal kakaknya dan mengemban tugas menjadi pengayah di Ulu Apad. Made menggarap tanah yang diberikan oleh Ulu Apad untuk kelangsungan hidupnya. Made sering diberikan bekal dan hasil ladang oleh pemilik-pemilik ladang disekitar ladangnya. Terkadang Luh Sri juga sengaja datang ke ladang untuk menemani Made menggarap tanahnya. Made tetap rajin menggarap tanah ayahannya (tanah yang di dapat dari Ulu Apad). Sore sesampainya Made dirumah bengong duduk dan melihati sanggah yang ada di padmasana rumah sanggah dirirnya dan kakaknya tetap berdiri. Lalu menengoklah Nyoman dari balik tembok menyuruh Made untuk datang ke sangkep dengan pemuda banjar untuk menentukan konsep Darwis. Namun pada saat sangkep tidak menemukan solusi, Made dan Mangde (19 tahun) berseberangan pendapat. Made ingin agar desa tetap tradisional sedangkan Mangde berpendapat bahwa konsep pariwisata di era sekarang harus mengutamakan fasilitas yang modern. Perdebatan terjadi alot dan tidak menemukan solusi. Rapat berikutnya dengan tidak memiliki pilihan lain pemuda terpaksa menyetujui konsep yang diberikan Mangde.

Page 6: E S K A L I T A S ‘13

  6  

Waktu sudah berjalan lama. Suatu sore Made dan Nyoman duduk dan berdiskusi di warung tempat mereka biasa berkumpul dengan Wayan dulu. Made menanyakan konsep Mangde karena tetap belum berjalan. Mereka berdua duduk di warung Luh Sri. Wayan pergi dari tempat tinggalnya di Denpasar dan seperti biasa tidak ada interaksi yang baik setiap paginya, semua bersikap cuek. Sesampainya di desa Bayunggede banyak yang menyapa dan menanyakan kabar dan menawarkan untuk mampir makan. Wayan menanyai salah satu pemuda di Bayung Gede menanyakan keberadaan Made dan Nyoman. Wayan langsung datang ke warung. Ketika Wayan baru datang Nyoman dan Made tidak menyangka. Mereka berpelukan tanda kerinduan yang begitu lama. Wayan bercerita bahwa kini dirinya sarjana pariwisata dan sudah mempersiapkan konsep untuk Darwis. Nyoman dan Made bercerita bagaimana kondisi desa tentang Darwis kepada Wayan. Wayan pun berencana bertemu Jro Kubayan Muncuk untuk sosialisasi konsep Darwis yang dimilikinya. Saat sangkep tiba. Wayan menjelaskan konsep yang dibawanya dengan proyektor dan menjelaskan secara detil. Setelah itu tidak ada yang menyanggah ataupun bertanya tentang konsepnya. Semua sepakat. Setelah bubar sangkep, Jro Kubayan Muncuk, Wayan, Nyoman, dan Made masih berdiri bersama di depan balai desa. Menjelaskan bahwa Jro Kubayan memang mengetahui bahwa Wayan sedang kuliah di Denpasar dan selalu memantaunya. Setelah menjelaskan itu, menyuruh Made untuk bersekolah dan Wayan yang berada di Desa. (end) SINOPSIS JANGAN MAIN-MAIN (NANTI DIMAININ)

Santi, Agung, Bayu, Darma, Wira merupakan anggota klub jurnal SMA yang tersisa hingga kini. Klub Jurnal yang dulunya merupakan klub favorit dengan banyak anggota mengalami penyusutuan jumlah anggota secara mendadak akibat mengkritisi kebijakan sekolah beberapa tahun lalu.Kenyataannya, saat ini klub mereka terancam dibubarkan karena pasif dalam kegiatan sekolah dan tidak mendapat anggota baru lagi.Untuk mencegah pembubaran itu, mereka berlima berinisiatif membuat majalah sekolah.

Memang dasarnya mereka payah, mereka pun kesulitan membuat konten untuk isi majalah mereka. Mereka pun susah payah memutar otak mencari ide hingga tercetus ide berani yaitu mengenai pembangunan gedung sekolah yang mangkrak.

Memang dasarnya mereka payah, dalam proses pengerjaan ide tersebut, mereka pun masih main-main bahkan sempat-sempatnya bermain petak umpet di lokasi gedung mangkrak.

Mereka terus bermain hingga tak sadar mereka tak sendiri. Permainan petak umpet mereka pun bukan sekedar permainan karena mereka bersembunyi dan tak sadar tak akan kembali lagi.

Page 7: E S K A L I T A S ‘13

  7  

Sinopsis Program Televisi Melali Yuk!

Melali Yuk! adalah sebuah program acara televisi berformat magazine show.

Membahas tentang jalan jalan seru yang di selingi dengan beberapa topik lainnya di

setiap segment, seperti olahraga, kuliner, dan tips-tips sederhana.

Penutup

ISI Denpasar mengembangkan pendidikan televisi dan film tersebut dengan

membuka Program Studi Televisi dan Film pada tahun 2013, untuk memperkuat seni,

teknologi, ekonomi dan kebudayaan. Tahun 2017 merupakan tahun perdana prodi

termuda ISI Denpasar menghadapi riset karya Tugas Akhir (TA). Angkatan 2013 (ak

13#1) setelah lulus mata kuliah praktika terpadu mengajukan proposal ide penciptaannya

TA baik film fiksi, dokumenter atau produksi televisi diantaranya; 5 buah film

dokumenter, 2 buah film fiksi dan sebuah produksi program televisi.