BAB 1
KONSEP NUTRISI
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur prosesproses kehidupan (Soenarjo,2000).
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk
hidup. Pengertian nutrisi menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut:1. Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan
penting (Nuwer, 2008).
2. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan (Wikipedia, 2008).
3. Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu
yang kita makan sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam
makanan tersebut (Uri, 2008).
B. Fungsi Pemenuhan Nutrisi bagi Manusia
Kebutuhan nutrisi diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun
jumlah kebutuhan nutrisi setiap orang berbeda sesuai dengan
karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivotas, dan
lain-lain. adapun fungsi dari umum dari nutrisi adalah :1.
Sumberenergi
2. Memelihara jaringan tubuh
3. Mengganti sel yang rusak
4. Mempertahankan vitalitas tubuh dan lain-lain.
Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu
diperhatikan zat gizinya(Asmandi, 2008). Menurut Soenarjo (2000),
Nutrisi merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral
lebih baik dari parenteral karena lebih mudah, murah, aman,
fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.Nutrisi
adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock
CL, 2004). Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,
absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan
(Supariasa, 2001).a. Fungsi Pemenuhan Nutrisi bagi Anak
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat
manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit
akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan
protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn),
defesiensi vitamin A, defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan
lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak diharapkan anak
dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan
dapat meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas (Hidayat, 2005).C. Nutrisi Yang
Dibutuhkan Manusia
Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat
gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi,
kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal apabila tidak
mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan
memberikan nilai yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang
dibutuhkan pada nutrisi bayi dan ank yang jumlahnya sangat berbeda
untuk setiap umur.Secara umum zat gizi dibagi menjadi dua golongan
yaitu golongan makro dan golongan mikro :untuk zat gizi golongan
makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari
karbohidrat, protein dan lemak, H2O( air) sedangkan kelompok zat
gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral (Berhman, dkk. 1996).1.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi
dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan
4 kkal. Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk
glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah
sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa
istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah
disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada
maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dana berat badan menurun
demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau
berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat
menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Dalam
mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari
susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan
sayu-sayuran (Aziz Alimul Hidayat.2005).Karbohidrat mempunyai
fungsi antara lain adalah sebagai berikut :
Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan
energi bagi tubuh,satu gram karbohidrat menghasilkan empatKkal.
Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan
disakarida. Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat
kemanisan sukrosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa
adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa 0,2.
Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi,
maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan
mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila
karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan
sebagai zat pembangun.
Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya
oksidasi lemak yang tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).
2. LemakLemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak
berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih
banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan,
kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung
asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,
kambing dan lainnya. Dengan demikian, lemak dapat digolongkan
menjadi : Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol) yang bergabung dengan protein dihasilkan
dihati dan mukosa usus untuk mengangkut lemak yang tidak larut.
Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah HDL (High Dencity
Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very Low Dencity
Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu
gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan
atau nitrogen.
Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh
tubuh manusia yaitu:
Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.
Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang
tidak dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam
stearat yang banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega,
minyak kelapa dan coklat.
Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.
Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.
Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging,
lemak susu.
Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :
Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
Pelindung kehilangan panas tubuh
Sebagai penghasil asam lemak esensial
Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K
Sebagai pelumas diantara persendian
Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi
lemak keluar masuk melalui membran sel.
Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur
tekanan darah, denyut jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti.
2008).
3. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasmasel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang
cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri
dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya
thrionin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin,
metionin dan histidin, selebihnya asam amino non esensial. Jumlah
protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup
apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk
insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka
dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila
kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori
menyebabkan marasmus (Solihin Pudjiadi. 2001). Protein mempunyai
fungsi sebagai berikut: Membentuk jaringan baru dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan
yang rusak atau mati.
Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk
pencernaan dan metabolisme serta antibodi yang diperlukan.
Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu
intraseluler, ekstra seluler/interseluler dan intravaskuler.
Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti.
2008).
4. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme,
vitamin yang dibutuhkan antara lain: Vitamin A (Retinol) yang harus
tersedia dalam jumlah yang cukup yang mempunyai pengaruh dalam
kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang dan gigi dan dalam
pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh dari hati,
minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan,
sayur-sayuran dan buah-buahan.
Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut
dalam air akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat
menyebabkan penyakit beri-beri, kelelahan, anoreksia, konstipasi,
nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam piruvat dalam darah
akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang, kebutuhan
vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.
Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut
dalam air, vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
apabila kurang dapat menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur,
gagal dalam pertumbuhan. Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu,
keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-sayuran hijau dan padi.
Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit
larut dalam air. Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel
darah merah dalam sumsum tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini
dapat menyebabkan anemia dan vitamin ini dapat diperoleh dari
daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.
Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air
yang mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya,
kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan
luka, vitamin ini dapat tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis,
sayur-sayuran hijau.
Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan
akan stabil dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur
penyerapan dan pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi
permeabilitas membran usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum,
kekurangan vitamin ini akan menyebabkan pertumbuhan jelak dan
osteomalasia. Jika anak-anak kekurangan vitamin D, erupsi/keluarnya
gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu, kekurangan vitamin D juga
bisa menghambat pembentukan lapisan dentin. Hubungan antara vitamin
D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di USA dan Kanada
memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies lebih
banyak terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan
negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan
mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan
menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D
akan berfungsi pada waktu absorbsi dan metabolisme kalsium dalam
pembentukan tulang gigi (Mustafa, 1993).
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak
stabil terhadap sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam
meminimalkan oksidasi karoten, vitamin A dan asam linoleat serta
menstabilkan membran apabla terjadi kekurangan dapat menyebabkan
hemolisis sel darah merah pada bayi prematur dan akan menyebabkan
kehilangan keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh dari minyak,
biji-bijian dan kacang-kacangan.
Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat
berfungsi sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII,
IX, X yang harus tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi
kekurangan dapat menyebabkan perdarahan dan metabolisme tulang yang
tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam sayuran berdaun hijau,
daging dan hati. (Solihin Pudjiadi 2001).
5. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah
air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass).Tergantung jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh,
proporsi air ini berbeda antar orang.Pada orang gemuk, perbandingan
antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%.Pada pria normal,
perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang kurus
perbandingan tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan
tersebut sangat mencolok, yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain
jumlah air yang terdapat dalam tubuh manusia adalah;
a. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth
weight)
b. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)
c. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan
d. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh,
yaitu:
Pelarut dan alat angkut.
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa
monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta
bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan
hormon-hormon.
Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi
dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula
untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi
bentuk-bentuk yang lebih sederhana
Pelumas
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
Fasilitator Pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk
pertumbuhan.Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
Pengatur Suhu
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang
peranan dalam mendistribusikan panas dalam tubuh.
Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung
ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan. Kebutuhan air
sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang
dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang
dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi
1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008).
D. Komposisi Pemberian Nutrisi
Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan
nutrisi seseorang.
1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan
kalori dasar atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori
basal (KKB) adalah hasil perkalian antara berat badan ideal (BBI)
dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah (BBI x 10). Sedangkan anak-anak
dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan 1000 kalori ditambah 100
kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun, kebutuhan
kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.
2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap
berat badan ideal (BBI).
3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian
association (USDA) untuk menghitung jumlah kalori per berat badan
menurut jenis kelamin.
BAB 2ENERGI PADA MANUSIA
1. ENERGI PADA INDIVIDU
Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah
konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang bila ia mmepunyai ukuran dan komposisi
tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka
panjang, dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang
dibutuhkan secara social dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu hamil,
dan ibu menyusukan kebutuhan energi termasuk kebutuhan untuk
pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI yang
sesuai dengan kesehatan. Kebutuhan energi total orang dewasa
diperlukan untuk : Metabolismee basal
Aktivitas fisik
Efek makanan atau pengaruh dinamik khusus (specific dynamic
action)/SDA).Menurut Jauhari Ahmad, Nita. 2013 dalam bukunya yang
berjudul Nutrisi dan keperawatan mengatakan bahwa jumlah energi
yang dibutuhkan seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin,
berat badan dan bentuk tubuh. Balita biasanya membutuhkan energi
lebih banyak untuk pertumbuhan hal ini disebabkan mereka sangat
aktif. Individu berusia lanjut membutuhkan sedikit energi. Pegawai
kantor membutuhkan energi yang lebih banyak daripada buruh yang
menggunakan otot. Demikian pula pria lebih banyak membutuhkan
energi dibandingkan dengan wanita.Agar berat tetap stabil maka
asupan energi harus setara dengan pengeluaran energi. Komponen
utama pengeluaran energi adalahresting energy expenditure(REE,
pengeluaran energi saat istirahat) dan aktivitas fisik; pengeluaran
minor mencakup energi yang diperlukan untuk memetabolisasi makanan
(efek termal makanan atauspecifik dynamic action) dan termogenesis
menggigil (misal termogenesis akibat dingin). Asupan energi rerata
adalah sekitar 2800 kkcl/hari untuk pria Amerika dan sekitar 1800
kkcl/hari untuk wanita Amerika, meskipun perkiraan ini bervariasi
sesuai ukuran tubuh dan tingkat aktivitas. (Dan L,Anthony.
2014).
2. KESEIMBANGAN ENERGI
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi
fisiologi organ tubuh. Agar fungsi-fungsi tubuh berjalan normal,
maka energi yang digunakan harus seimbang dengan energi yang masuk.
Dinamika keseimbangan energi yaitu:Keseimbangan energi = Pemasukan
energi Pengeluaran energyEnergi yang masuk adalah total pengeluaran
energi (kebutuhan energi) sehingga keseimbangan energi sama dengan
energi yang masuk dikurangi pengeluaran energi. (Tarwoto dan
Wartonah. 2010).3. INTAKE DAN OUTPUT ENERGI
a. Intake Energi
Energi yang masuk (intake energi) merupakan energi yang
dihasilkan selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama
energi manusia yang berupa karbohidrat, protein, dan lemak.
Besarnya energi yang dihasilkan diukur dengan satuan kalori. Satu
kilo kalori juga disebut satu kalori besar (K) atau kkal adalah
jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature 1 kg air
sebanyak 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1000
kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan
glikogen yang tersimoan dalam hati dan jaringan otot.b. Output
Energi
Pengeluaran (output) energi adalah energi yang digunakan oleh
tubuh untuk mendukung jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.
Kebutuhan energi menghasilkan panas 60%, digunakan untuk bekerja
dan penyimpanan dalam bentuk lemak atau glikogen. Output energi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu output energi pada saat istirahat
dan output energi pada saat aktivitas. Output energi dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
Output Energi Saat IstirahatPada saat istirahat, energi
dibutuhkan untuk proses-proses tubuh vital seperti aktivitas enzim,
pergerakan jantung, pernapasan, dan lain-lain. Energi yang
dibutuhkan pada saat istirahat total disebut BMR. Pengukuran BMR
dilakukan dengan mengukur konsumsi oksigen dan produksi CO2. Pada
saat istirahat, di mana seseorang harus puasa selama 12 jam,
istirahat mental dan fisik, tidur terlentang selama tes, seseorang
dalam keadaan sadar dan temperature lingkungan antara 20-25 derajat
celcius.Factor-faktor yang mempengaruhi laju metabolisme basal
meliputi jaringan aktif di dalam tubuh seperti otot dan kelenjar,
besar dan luasnya permukaan tubuh, komposisi tubuh, jenis kelamin,
umur, sekresi hormone misalnya hormone tiroksin, keadaan tidur,
tonus otot, keadaan emosional dan mental, intake makanan, keadaan
hamil, serta pengaruh penyakit. Output Energi Saat AktivitasEnergi
yang dikeluarkan saat aktivitas tergantung dari jenis aktivitas
yang dilakukan misalnya untuk aktivitas duduk 40 kal/jam, berdiri
60 kal/jam, menjahit 70 kal/jam, mencuci piring 130-176 kal/jam.
(Tarwoto dan Wartonah. 2010)Menurut Jauhari Ahmad, Nita. 2013
tentang pengeluaran energi menyatakan bahwa Selain keperluan energi
pada metabolisme basal, aktifitas fisik juga membutuhkan energi.
Seseorang yang lebih aktif membutuhkan energi lebih daripada yang
tidak aktif. Jumlah minimal energi yang diperlukan ketika tubuh
dalam keadaan istirahat untuk menjaga dan memelihara berbagai
fungsi vital tubuh, seperti: kerja jantung, aktifitas, pernafasan,
aktifitas hormon, aktifitas otot dan sistem saraf. Salah satu
faktor pengeluaran energi adalah jenis aktivitasnya. Aktivitas
manusia dapat dibedakan atas aktivitas sangat ringan, ringan,
sedang dan berat. Aktivitas sangat ringan seperti jalan santai,
menjahit, mengendarai mobil meningkatkan kebutuhan energi sebesar
130% dari nilai BMR. Aktivitas ringan seperti memperbaiki mobil
akan meningkatkan kebutuhan energi sekitar 150% dari BMR. Aktivitas
sedang seperti merawat kebun, menari, naik sepeda akan meningkatkan
kebutuhan energi sebesar 175% dari BMR. Dan aktivitas berat seperti
bermain bola kaki, mensekap kayu, akan meningkatkan kebutuhan
energi sebesar 200% dari BMR.Output energi atau kebutuhan energi
ditentukan oleh laju metabolisme basal dan energi untuk aktivitas
fisik. Adapun Kegiatan lain yang membutuhkan energi antara lain:
Vital kehidupan seperti untuk pernapasan, sirkulasi darah,
temperatur tubuh, dll
Kegiatan mekanik oleh otot
Aktifitas otot dan saraf
Energi kimia untuk membangun jaringan, aktifitas enzim, dan
hormone
Sekresi cairan pencernaan
Absorbsi zat-zat gizi di saluran pencernaan
Pengeluaran hasil metabolismec. Hasil Input dan OutputJika nilai
intake energi lebih kecil dari output energi, maka disebut
keseimbangan negative sehingga cadangan makanan dikeluarkan dan hal
ini akan mengakibatkan penurunan berat badan. Sebaliknya, jika
intake energi lebih banyak dari yang dikeluarkan, maka terjadi
keseimbangan positif dan kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh
sebagai cadangan energi.4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN TOTAL
ENERGI
a. Usia
Karena terjadi penurunan kebutuhan energi pada saat istirahat
dan ketika beraktivitas seiring dengan bertambahnya usia (untuk 21
tahun keatas) maka total energi yang dibutuhkan orang dewasa lebih
rendah daripada anak-anak. Selama periode pertumbuhan, tubuh lebih
banyak membutuhkan energi.b. Ukuran Tubuh
Seseorang dengan ukuran tubuh yang besar mempunyai kebutuhan
energi total yang lebih besar daripada orang berbadan kecil.c. Suhu
Lingkungan
Suhu kamar dibawah 20 derajat celcius meningkatkan kebutuhan
energi.d. Penyakit atau status kesehatan
e. Peningkatan laju metabolisme basal
f. Kehamilan
Kehamilan meningkatkan BMR wanita. Ibu hamil membutuhkan energi
yang lebih banyak sebagai sumber kekuatan untuk melakukan aktivitas
fisik.5. Kebutuhan Energi IndividuDengan demikian, output energi
atau kebutuhan energi ditentukan oleh laju metabolisme basal dan
energi untuk aktivitas fisik. Dengan penjelasan sebagai berikut.a.
Kebutuhan Energi untuk Metabolisme Basal atau Angka Metabolisme
Basal (AMB)Angka metabolisme basal (AMB) atau Basal Metabolic Rate
(BMR) adalah kebutuhan energi minimal ang dibutuhkan tubuh untuk
menjalankan proses tubuh yang vital. Kebutuhan energi metabolisme
basal termasuk jumlah energi yang diperlukan untuk pernapasan,
peredaran darah, pekerjaan ginjal, pancreas, dan lain-lain alat
tubuh, serta untuk proses metabolisme di dalam sel-sel dan untuk
mempertahankan suhu tubuh. Kurang lebih dua per tiga energi yang
dikeluarkan seseorang sehari digunakan untuk kebutuhan aktivitas
metabolismee basal tubuh. Angka ini berbeda antar orang dan mungkin
pada orang yang sama bila terjadi perubahan dalam keadaan fisik dan
lingkungan. (Almatsier, Sunita. 2001)b. Kebutuhan energi untuk
aktivitas fisikAktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan
untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang
dilakukan oleh otot tubuh dan system penunjangnya. Selama aktivitas
fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak,
sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk
mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk
mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan
bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan
berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seorang yang gemuk
menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan
daripada seorang yang kurus, karena orang gemuk memerlukan usaha
yang lebih besar untuk menggerakkan berat badan tambahan. Factor
lain yang berpengaruh adalah efisiensi melakukan pekerjaan
tersebut.BAB 3
KEBUTUHAN NUTRISI PADA INDIVIDU
1. Nutrisi Pada Anak
a. Nutrisi pada balita
Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh
dan berkembang.Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda
dan karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan. Selama masa
kanak- kanak, kebutuhan nutrisi untuk sebagian besar nutrient
adalah sama untuk anak laki-laki dan perempuan serta hanya
meningkat sedikit antara usia yang lebih muda (4-6 tahun) dan usia
yang lebih tua (7-10tahun). Diet harus terdiri atas:
Sumber karbohidrat dari pati 5 porsi/ hari Buah dan sayuran 5
porsi / hari Susu dan produk olahannya 3 porsi/ hari Daging dan
penggantinya - 2 porsi/hariMakanan berlemak dan bergula dalam diet
harus dibatasi, dan hanya dikonsumsi setelah kelompok makanan lain
tercukupi. Variasi makanan perlu diperhatikan untuk mengurangi
resiko terlewatkannya nutrient tertentu. Pada masa kanak- kanak
merupakan fase pertumbuhan yang ditandai dengan dinamika dan
mobilitas tinggi baik secara fisik, psikis maupun social. Untuk
menunjang kondisi tersebut, diperlukan pengaturan makanan yang baik
dengan memperhatikan berbagai hal antara lain : Cukup kalori Cukup
lauk nabati (tahu, tempe) maupun hewani (daging, ikan dan telur)
Tersedia sayuran hijau tua Sayuran dimasak dengan minyak (tumis)
yang akan mempermudah penyerapan vitamin A,D,E, dan K Komposisi
sumber makanan protein adalah hewani disbanding nabati adalah 1:1,
sedangkan protein hewani sebaiknya 5 gram/ hari berasal dari hewan
dan 10 gram/hari berupa ikan Apabila anak sulit mengkonsumsi susu,
dapat diganti produk olahan susu seperti keju, es krim, dllGizi
sangat menentukan karakter pertumbuhan. Begitu pentingnya makanan
bagi anak sehingga orang tua harus senantiasa memperhatikan dan
menyediakan makanan bergizi. Pertumbuhan fisik sering digunakan
sebagai indicator status gizi anak. Kekurangan protein akan
menghambat pertumbuhan tinggi badan.Secara harfiah, balita atau
anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun
sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan
ini. Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih
sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan
bertambahnya usia. Untuk menilai status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS).Antara usia 1-5 tahun, anak beralih diet yang
mengandalkan susu utnuk memenuhi sebagian besarv kebutuhan nutrient
dari 50% kandungan energinya berasal dari lemak, menuju diet yang
sesuai dengan pedoman makanan sehat dan mencakup semua kelompok
makanan. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih
atau selepas menyusu sampai dengan prasekolah. Sesuai dengan
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya
juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara
pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Prinsip
pemberian nutrisi yang perlu diperhatikan adalah : Harus mencapai
angka referensi gizi untuk kelompok usia yang bersangkutan Diet
rendah lemak tidak dianjurkan Perhatikan densitas nutrient terutama
yang bereriko defisiensi yaitu, kalsium, zat besi, zinc, vitamin A,
dan vitamin C Hindari gula dari sumber selain susu, makanan
berlemak, dalam jumlah yang berlebihan.Berbagai faktor yang secara
tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada
anak Balita antara lain sebagai berikut : Ketidaktahuan akan
hubungan makanan dan kesehatan Prasangka buruk terhadap bahan
makanan tertentu Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan
Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu Jarak
kelahiran yang terlalu rapat Sosial Ekonomi Penyakit infeksiMakanan
memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan
anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam
makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi
dengan pemberian makanan sebagai berikut: Agar kebutuhan gizi
seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas
ketiga golongan bahan makanan tersebut. Kebutuhan bahan makanan itu
perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang
disarankan adalah: Pagi hari waktu sarapan. Pukul 10.00 sebagai
selingan. Tambahkan susu. Pukul 12.00 pada waktu makan siang. Pukul
16.00 sebagai selingan Pukul 18.00 pada waktu makan malam. Sebelum
tidur malam, tambahkan susu. Jangan lupa kumur-kumur dengan air
putih atau gosok gigi.Terjadi penigkatan lebih lanjut mulai usia 5
tahun (adiposity rebound, yaiutu kembalinya adipositas atau lemak
tubuh) yang dapat, lebih awal pada anak dan lebih gemuk serta dapat
dikaitkan dengan peningkatan resiko penyakit tidak menular terkait
gizi di kemudian hari. Pada anak laki-laki kandungan lemak mulai
turun pada masa pertumbuhan pubertas, tetapi pada anak perempuan
persentase lemak terus meningkat, berakibat pada perbedaan
kandungan lemak rata- rata sebesar 10% antar jenis kelamin pada
usia dewasa. Masa lemak kritikal bersifat essential bagi menarke
pada anak perempuan; leptin dianggap sebagai penghubung antara
status gizi dan mulainya menstruasi. Massa tubuh bebas lemak
meningkat pada masa kanak- kanak, tetapi terutama terjadi pada pria
selama pubertasDengan adanya petumbuhan tinggi badan, pertumbuhan
tulang perlu dipelihara, dan dengan bertumbuhnyta berat badan
selama pubertas, kekuatan tulang meningkat bersamaan dengan periode
pertambahan unsure- unsur mineral yang paling cepat.Kebutuhan
nutrisi utama pada masa sekolah:
NutrienPedoman
Energy 30% dari perkiraan kebutuhan rata- rata (estimated
average requirement, EAR) untuk energi
Lemak Lemak total: tidak lebih dari dari 35% energy makanan
karbohidratTidak lebih dari 50% energy makanan
Gula dari sumber selain susuTidak lebih dari 11% energy
makanan
Serat Tidak kurang 30% dari hasil penghitungan angka referensi
gizi (berdasarkan 18g untuk orang dewasa)
Protein Tidak kurang dari 30% RNI
Besi, zink, kalsiumTidak kurang dari 40% RNI
Vit A, Vit C, folatTidak kurang dari 40% RNI
Natrium/ garamTidak kurang dari 30% target SACN
Buah dan sayuranTidak kurang dari 2 porsi
Ikan berlemakAda dalam menu sekurang- kurangnya sekali
seminggu
Kentang goreng/ hasil olahan kentangAda dalam menu tidak lebih
dari sekali seminggu
b. Nutrisi pada remaja
Status gizi remaja dinilai secara perorangan berdasarkan data
yang diperoleh dari pemeriksaan klinis biokimiawi antropometris
diet serta psikososial. Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan
sekitar 3470 kkal/hari dan menurun menjadi 2900 kkal pada usia
16-19. Kebutuhan remaja putrid memuncak pada 12 tahun 2550kkal/
hari kemudian menurun menjadi 2200kkal pada usia 18 tahun.
Perkiraan energy untuk remaja putra berusia 11-18 tahun yaitu
13-23kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia yang sama yaitu
10-19kkal/cm.Penghitungan besarnya akan protein berkaitan dengan
pola tumbuh bukan usia kronologis, untuk remaja putra kisaran
besarnya ini adalah 0,29-0,32gr/cm tinggi badan, sementara remaja
putri hanya 0,27-0,29gr/cm tinggi badan. Kebutuhan akan mineral
juga meningkat. Kebutuhan akan besi dan kalsium merupakan komponen
penting pembentuk tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan
sebesar 800mg (pra-remaja)-1200mg (remaja).Peningkatan akan
kebutuhan energy memerlukan tambahan vitamin diatas kebutuhan
semasa bayi dan anak. Asupan tiamin, riboflafin, dan niasin harus
ditambah sejajar dengan pertambahan energy. Vitamin berperan dalam
proses pelepasan energy dari karbohidrat. Untuk menjaga agar sel
dan jaringan baru tidak cepat rusak, asupan vitamin A, C, dan E
perlu ditingkatkan selain vitamin D karena untuk pemberntukan
tulang. Kebutuhan nutrisi utama pada masa remaja:
NutrienAlasan meningkatnya kebutuhanHal ini yang perlu
diperlukan
EnergiProses sintesis jaringan baru memerlukan energy
Peningkatan ukurab tubuh menyebabkan peningkatan laju metabolic,
dan lkebutuhan energy untuk aktifitasKebutuhan pada anak alaki-
laki lebih besar dari pada anak perempuan, karena ukuran tubuh anak
laki- laki lebih besar
proteinSisntesis jaringan baruAsupan umunya tinggi di INggris.
Diet terbatas mungkin tidak adekuat
LemakAsam lemak tak jenuh diperlukan untuk membrane sintesis
kolesterol meningkat untuk sintesis hormone seksDiet yang terdiri
banyak makanan cepat saji mungkin tidak cukup kandungan lemak tak
jenuhnya
Vit BKofaktor untuk reaksi metabolic dan proses sintesis
Kebutuhan meingkat seiring dengan kebutuhan energy (untuk tiamin
dan niasin) dan protein (untuk piridoksin)
Besi, tembaga, folat, dan Vit 12Diperlukan untuk pertambahan
massa sel darah untuk menunjang jarinagn ekstra pada anak perempuan
mulainya menstruasi meningkatkan kebutuhan zat besi Status zat besi
yang buruk dapat mengakibatkan gangguan fungsi kognitif
Kalsium dan Vit DDiperlukan untuk pertumbuhan rangkaNutrient
tambahan lain yang juga diperlukan untuk rangka meliputi Vit A, Vit
C, Vit K, fosfor, magnesium, kalium, dan zinc
2. Nutrisi Pada Dewasa
a. Nutrisi pada ibu hamilMenurut Sediaoetama (2010), pemenuhan
nutrisi pada dewasa yang masuk kelompok rentan gizi adalah ibu
hamil dan menyusui. Ibu yang sedang hamil bersangkutan pula dengan
proses pertumbuhan, yang pertumbuhan fetus yang ada didalam
kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu pendukung proses
kehamilan tersebut, seperti alat kandungan dengan adneksanya,
mamae, dan lainnya. Energi expenditure juga meningkat terlihat dari
peningkatan metabolisme basal (BM) yang dapat mencapai 10-15%
diatas BM normal.Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan
peningkatan energi expenditure, kebutuhan makanan sumber energi
juga meningkat dengan 300-350 kalori sehari, terutama pada
pertengahan kedua dari kehamilan. Kebutuhan protein juga meningkat
dengan 10 gram sehari diatas kebutuhannya jika ibu tersebut tidak
sedang hamil.Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi membutuhkan
pula peningkatan kebutuhan suplai vitamin, terutama thiamin dan
riboflavin serta vitamin A dan vitamin D, serta vitamin yang
mendukung hemopoiesis seperti asam folat dan vitamin B12. Dari
mineral, khusus Ca dan Fe menunjukkan peningkatan kebutuhan yang
menyolok, sedangkan P biasanya dicukupi bila konsumsi protein
mencukupi.Kemampuan ibu menyediakan nutrien bagi janin dipengaruhi
oleh status gizi, dan setiap keterbatasan suplai gizi akan
mengganggu tumbuh kembang janin. Bukti yang mendukung pernyataan
ini antara lain: Kekurangan pangan global yang mempengaruhi wanita
pada populasi yang sebelumnya cukup makan (disebutDutch Hunger
Winter) mengakibatkan PJK, obesitas, hiperlipidemia, dan diabetes
tipe 2 pada keturunan mereka ketika beranjak dewasa. Prevalensinya
berbeda-beda tergantung pada fase kehamilan yang terganggu. Wanita
dengan IMT rendah, pertambahan berat badan yang rendah, dan lipatan
kulit triseps yang kecil menghasilkan keturunan dengan tekanan
darah lebih tinggi pada masa remaja, dan peningkatan resiko
resistensi insulin serta dislipidemia ketika dewasa. Diet rendah
protein dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah pada
keturunannya. Penambahan glisin kedalam diet mencegah kenaikan
tekanan darah. Folat mungkin merupakan faktor kunci pada diet awal
kehamilan, dengan mengontrol ekspresi gen. Memastikan asupan
sayuran hijau yang adekuat pada ibu hamil yang dietnya buruk, maka
berat lahir akan meningkat. Suplementasi kalsium menurunkan tekanan
darah pada keturunannya, tanpa mempengaruhi berat lahir.Kondisi
gizi dan konsumsi ibu yang sedang hamil akan berpengaruh pada
kondisi fetus dan neonatus setelah lahir. Pada periode hamil muda,
serng terjadi rangsangan pada organ rongga perut, yang memberikan
nausea, vomitus, atau hiperemesis gravidarum dan anorexia. Untuk
mengurangi efek-efek ini, makanan harus: Kering, minum harus
dipisahkan waktu makan Makan sedikit-sedikit tapi sering Kadar
lemak rendah dalam hidangan dan relatif tinggi karbohidrat Makanan
mudah dicerna dan jangan banyak diberi bumbu Kandungan protein
cukup tinggi, terutama bila tedapat proteinuria. Terutama pada
bagian kedua dari masa kehamilan, sebaiknya diberi suplemen Fe,
vitamin C, dan B kompleks.Energi yang dibutuhkan oleh wanita hamil
termasuk energi yang disimpan oleh janin yang sedang tumbuh, yang
telah dihitung kira-kira 40.000 kkal setelah kehamilan 9 bulan,
yang berakumulasi terutama selama akhir setengah periode kehamilan.
Sebagai akibat hal ini, maka energi yang harus dikonsumsi oleh ibu
hamil dinaikkan sebesar 250 kkal/ hari untuk pertumbuhan janin
serta akumulasi lemak yang cukup (sekitar 2kg) untuk kebutuhan awal
produksi susu.b. Nutrisi pada ibu post partumKebutuhan gizi saat
ibu memasuki post partum juga perlu diperhatikan. Pada post partum
badan ibu menyesuaikan kembali alat-alat kandungan dan adnesanya
menjadi bentuk normal seperti sebelum kehamilan, sedangkan mamae
menyiapkan diri dan mulai berfungsi menghasilkan ASI. Melalui ASI ,
zat-zat gizi yang diperlukan neonatus diberikan dari tubuh ibunya
dari persediaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.Sekresi ASI
rata-rata 800-850ml sehari dan menganudng kalori 60-65 kalori,
protein 1.0-1.2 gram, dan lemak 2.5-3.5 gram setiap 100mlnya.
Komponen-komponen ini diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan
oleh suplai dari makanan ibu tersebut. Tambahan kebutuhan enersi
bagi ibu menyusukan ialah 800 kalori sehari dan tambahan kebutuhan
protein sebesar 25 gram sehari, diatas kebutuhan ibu tersebut bila
tidak sedang menyusukan. Sampai batas tertentu, kebutuhan anak
diambil dari tubuh ibunya, tidak menghiraukan apakah ibunya sendiri
mempunyai persediaan cukup atau tidak akan zat-zat gizi tersebut.
Dibawah garis batas ini, maka bila konsumsi ibu tidak mencukupi
kadar za-zat gizi didalam ASI akan terpengaruh oleh intake ibu
tersebut, dan tampak menurun bila ibunya mengalami
defisiensi.Khusus untuk protein, meskipun konsumsi ibu tidak
mencukupi, ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh
anaknya yang diambil dengan mengorbankan jaringan ibunya. Bila
konsumsi Ca ibuknya berkurang, Ca akan diambil dari cadangan Ca
jaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan kerusakan
gigi geligi karies dentis. Ibu yang telah hamil berkali-kali dan
kurang konsumsi Ca nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi
karies dentis tersebut.Di Indonesia, banyak pantangan dikenakan
kepada ibu hamil maupun ibu yang menyusukan. Harus diperhatikan
jangan sampai pantangan tersebut merugikan kondisi gizi ibunya
maupun anak yang dikandung atau disusuinya. Kepercayaan tentang
makanan yang menguntungkan kondisi gizi ibu dan sekresi ASI
sebaiknya lebih digalakkan, seperti lebih banyak makan sayur daun
katuk, daun pepaya dan sebagainya.Dengan asumsi bahwa produksi susu
(ASI) adalah 750 mL/hari yang equivalen dengan 570 kkal (dengan
efisiensi produksi sebesar 80%), jumlah energi yang harus
ditambahkan selama menyusui adalah 640 kkal. Dari jumlah ini,
sekitar 200 kkal dapat disediakan sampai bayi berumur 6 bulan oleh
lemak yang terakumulasi selama kehamilan, sehingga yang harus
ditambahkan adalah sekitar 450 kkal/ hari.3. Nutrisi Pada
LansiaKarena kelompok usia lansia beraneka ragam, informasi tentang
kebutuhan gizi masih bersifat spekulatif, dan sering di
ekstrapolasikan dari data penduduk dewasa muda.Kelompok usia ini
meliputi kelompok usia yang lebar dengan perbedaan besar dalam
kondisi kesehatan fisik serta mental. Oleh karena itu,
mendefinisikan standar kondisi normal sebagai pembanding untuk
menilai kesehatan individu tidak mudah. Dengan demikian, akan lebih
efektif jika diterapkan kombinasi instrumen skrining, yang
meliputi: Penilaian status kesehatan saat ini. Faktor sosial dan
psikologis Asupan makanan dan pengukuran antropometrik Pengukuran
hematologis Pengukuran biokimiawiPada lansia, kebutuhan energi
mungkin lebih rendah, karena menurunnya laju metabolik dan
berkurangnya aktivitas fisik. Akan tetapi, energi yang dikeluarkan
ketika beraktifitas, termasuk berjalan, mungkin lebih tinggi
daripada kelompok dewasa muda. Kebutuhan protein hampir sama atau
sedikit lebih tinggi daripada dewasa muda. Kebutuhan mineral dan
vitamin mungkin juga meningkat, atau minimal sama dengan dewasa
muda, karena berkurangnya efisiensi absorbsi dan metabolisme.
Sejumlah nutrien nampaknya kurang tersedia dalam diet kelompok ini
sehingga asupan menurun di bawah kadar yang direkomendasikan.
Selain itu, status biokimiawi dari nutrien tersebut dapat menurun,
sehingga berdampak buruk terhadap kesehatan.Nutrien kunci yang
mungkin tidak cukup dikonsumsi oleh kelompok lansia adalah sebagai
berikut: Energi atau protein, yang beresiko adalah lansia yang
tidak aktif, tidak nafsu makan, lemah, dirawat, paska trauma.
Dampaknya: berkurangnya asupan gizi secara umum asupan semua
nutrien rendah, penurunan berat badan, albumin plasma rendah, luka
sukar sembuh, sistem imun melemah, resiko mortalitas tinggi.
Kelompok vitamin B, yang beresiko adalah penderita gastritis
atrofik, peminum berat, orang yang menjalani diet yang buruk,
terutama asupan susu dan sayuran hijau yang rendah. Damaknya:
peningkatan kadar homosistein, terkait dengan penyakit
kardiovaskular dan penyakit alzheimer, gangguan fungsi kognitif,
anemia megaloblastik. Vitamin D, kelompok yang beresiko yaitu orang
yang tidak pernah keluar rumah atau dirawat. Dampaknya: pada
memburuknya kesehatan tulang, sistem imun, dan kekuatan otot,
peningkatan rekiso fraktur tulang dan kehilangan kemampuan untuk
mandiri. Vitamin D, kelompok yang beresiko yaitu orang yang tidak
pernah keluar rumah atau dirawat. Dampaknya: pada memburuknya
kesehatan tulang, sistem imun, dan kekuatan otot, peningkatan
rekiso fraktur tulang dan kehilangan kemampuan untuk mandiri. Zat
besi, kelompok yang beresiko gigi tidak sehat dan konsumsi daging
yang rendah, penggunaan obat anti inflamasi non steroid yang
menyebabkan kehilangan darah dari lambung. Dampaknya: status zat
besi yang buruk. Vitamin C, kelompok yang beresiko yaitu yang
berekonomi rendah atau lansia yang dirawat. Dampaknya: kurang kebal
terhadap infeksi, luka sukar sembuh.
Kalium, kelompok yang beresiko yaitu yang jarang mengkonsumsi
buah atau sayuran terkait dengan buruknya kesehatan gigi.
Dampaknya: Status kalium rendah, berkaitan dengan asupan garam yang
tinggi, mengakibatkan hipertensi. Kekuatan otot juga melemah. Zink,
kelompok yang beresiko asupan makanan yang rendah terutama daging.
Dampaknya: Fungsi imun melemah, kerentanan terhadap infeksi
meningkat, luka sukar sembuh, kepekaan berkurang.BAB 4GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. Apakah yang terjadi jika seseorang mengalami gangguan
nutrisi?
Tubuh memerlukan makanan atau nutrisi untuk mempertahankan
kelangsungan fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang
kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang
berbeda. Asupan nutrisi tertentu yang tidak adekuat dan berlebih
atau tidak seimbang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk
atau morbiditas dan mungkin kematian.Seseoarang yang mengalami gizi
kurang maka secara umum seseorang akan menglami penyakit defisiensi
dan debilitas umum, sedangkan seseorang yang mengalami gizi lebih
akan mengalami masalah kesehatan yang terkait dengan obesitas. Gizi
kurang dan gizi lebih tersebut merupakan malnutrisi yang
menyebabkan kondisi kesehatan menjadi buruk dan penyakit yang
terkait dengan gizi.
Beberapa hal yang dapat terjadi jika seseorang mengalami
gangguan nutrisi yaitu bisa saja orang tersebut kekurangan nutrisi,
obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung
koroner, kanker dan anoreksia dan sebagainya.
a. Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa atau normal atau resiko penurunan
berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.b. Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang
dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan
akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.c. Obesitas
merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan poenurunan dlam
enggunan kalori.d. Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan
dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat
dikatakan sebagai masalah asupan gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh.e. Diabetes Mellitus merupakan gangguan nutrisi
yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat
kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.f.
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.g. Penyakit Jantung Koroner merupakan gangguan nutrisi
yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan
lain-lain.h. Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secar berlebihan. i. Anoreksia
Nervosa, merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.j.
Kekurangan energi protein, merupakan penyakit gizi akibat
defisiensi energi dalam jangka waktu yang cukup lama.k. Defisiensi
Vitamin A.l. Anemia, disebabkan oleh kekurangan satu atau beberapa
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit.m. Gangguan akibat
kekurangan yodium, sekumpulan gejala yang dapat ditimbulkan karena
tubuh menderita kekurangan yodium secara terus menerus dalam waktu
yang lama.n. Terjadi perubahan nutrisi, baik kurang atau lebih dari
kebutuhan tubuh. Penyebab kondisi nutrisi yang kurang dari
kebutuhan tubuh antara lain akibat adanya peningkatan laju
metabolisme, asupan nutrien yang tidak adekuat, dan peningkatan
kehilangan nutrisi. Sedangkan penyebab perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh antara lain akibat asupan nutrien yang berlebihan,
dan kebutuhan nutrisi yang meningkat.o. Terjadi intoleransi
aktivitas karena adanya kelemahan.p. Terjadi gangguan konsep diri
karena adanya perubahan postur tubuh.2. Efek kekurangan gizi pada
sistem tubuhEfek kekurangan nutrisi pada sistem tubuh, diantaranya
adalah sebagai berikut. Sistem imun. Mengurangi kemampuan untuk
melawan infeksi. Otot. Inaktivitas dan mengurangi kemampuan untuk
beraktivitas. Inaktivitas mengakibatkan penggumpalan darah dan
ulcus pressure. Jatuh. Mengurangi kemampuan untuk batuk mungkin
menjadi faktor predisposisi infeksi paru-paru dan pneumonia. Gagal
jantung. Memperlambat penyembuhan luka. Ginjal. Tidak mampu untu
meregulasi garam dan cairan bisa menyebabkan hidrasi berlebihan
atau dehidrasi. Otak. Malnutrisi menyebabkan apatis, depresi,
introversi, pengabaian diri dan penurunan interaksi sosial.
Reproduksi. Malnutrisi menyebabkan fertilitas dan bila sedang
keadaan hamil dapat menjadi faktor predisposisi masalah seperti
diabetes, penyakit jantung, stroke pada bayi di masa depan.
Kerusaka regulasi suhu. Hal ini dapat menyebabkan hipotermi. Fungsi
Kardio-Respirasi. Pengurangan massa otot jantung ditemukan pada
individu yang kekurangan gizi. Penurunan curah jantung memiliki
dampak pada fungsi ginjal dengan berkurangnya perfusi ginjal dan
laju filtrasi glomerulus. Mikronutrien dan kekurangan elektrolit
(misalnya tiamin) juga dapat mempengaruhi fungsi jantung, terutama
selama refeeding. Kurangnya fungsi otot diafragma dan pernapasan
mengurangi tekanan pada saat batuk dan sekresi dahak, menunda
pemulihan infeksi saluran pernapasan. Fungsi Gastrointestinal.
Asupan ntrisi yang adekuat sangat penting dalam mempertahankan
Fungsi Gastrointestinal: malnutrisi kronis pada perubahan fungsi
eksokrin pankreas, aliran darah intestinal , arsitektur vili dan
permeabilitas usus. Usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap air
dan elektrolit, dan sekresi ion dan cairan terjadi di usus kecil
dan besar. Hal ini dapat mengakibatkan diare, yang dikaitkan dengan
tingkat kematian yang tinggi pada pasien gizi buruk. Gangguan
cairan dan elektrolit. Individu yang kekurang gizi biasanya
kekurangan kalium dalam seluruh tubuh, magnesium dan fosfat,
sementara kelebihan natrium dan air dalam tubuh. Kapasitas ginjal
untuk mengekskresikan natrium dan air, juga telah berkurang.
Vitamin dan kekurangan lainnya kekurangan vitamin tertentu
menyebabkan kudis dan Sindrom Wernike-Korsakoff Kekurangan mineral
termasuk defisiensi anemia besi, dan defisiensi magnesium, yang
dapat menyebabkan tetani. Kurangnya elemen juga bisa menjadi
penyebab berbagai masalah. Ketidakteraturan menstruasi / amenorea
Infertilitas dan osteoporosis Gangguan Fungsi psiko-sosial. Pasien
yang kekurangan gizi mungkin mengalami apatis, depresi, pengabaian
diri, hypochondriasis, kurangnya harga diri, citra tubuh yang
buruk, mungkin kebingungan tentang pemulihan yang lambat, kurangnya
minat dalam makanan, hilangnya libido dan penurunan interaksi
sosial. Malnutrisi juga dapat mempengaruhi perilaku dan sikap.
Wajah: kwashiorkor, marasmus Mata: mata kering, konjungtiva pucat,
bintik Bitot (vitamin A), edema periorbital Mulut: stomatitis
angular, cheilitis, glositis, gusi berdarah spons (vitamin C),
pembesaran kelenjar parotid Gigi: Bintik-bintik Enamel Rambut:
Kusam, jarang, rambut rapuh, hipopigmentasi, flag sign, alopecia.
Kulit: Keriput (marasmus), mengkilap dan edema (kwashiorkor),
kering, hiperkeratosis folikel, hiperpigmentasi merata dan
hipopigmentasi, erosi, penyembuhan luka yang buruk Kuku:
Koilonikia,kuku tipis dan lembut Otot: Muscle wasting, terutama di
bagian bokong dan paha Tulang: Kelainan bentuk tulang biasanya
akibat kalsium, vitamin D, atau kekurangan vitamin C Perut: buncit
- hepatomegali dengan fatty liver, ascites dapat hadir Neurologis:
keterlambatan perkembangan, hilangnya refleks lutut dan pergelangan
kaki , memori rendah Hematologi: Pucat, petechiae, perdarahan
diatesis Perilaku: lesu, apatis Kekerdilan pada anak-anak adalah
efek jangka panjang dari gizi buruk pada anak-anak. Hal ini dapat
menghentikan pertumbuhan normal anak-anak dan membatasi tinggi dan
berat badan mereka. Pertumbuhan terhambat permanen jika anak
kekurangan gizi kronis dan dapat menghalangi tinggi, berat badan
dan perkembangan otak normal. Sistem hati dan Pankreas. selama
periode malnutrisi, pasokan glikogen dalam hati cepat habis dan
timbunan lemak menumpuk. Ketika kelaparan berlangsung, lemak
digunakan sebagai sumber energi, akibatnya hati menjadi lebih
kecil, dan protein dalam hati hilang, namun tes fungsi hati sering
ditemukan dalam kondisi normal. Kelaparan yang berlangsung dalam
waktu yang lama dikaitkan dengan diare karena eksokrin pankreas
mengalami ketidakecukupan serta GI mengalami malabsorpsi. Histologi
spesimen pankreas menunjukkan adanya fibrosis dan asinar atropy,
dengan pengembangan relatif sel islet.Efek kekurangan gizi menurut
KCPP (2011) Kelelahan, energi yang rendah dan pusing. Bengkak, gusi
berdarah dan gigi berlubang. Underweight, kelemahan otot dan
pertumbuhan yang buruk. Fungsi kekebalan rendah menyebabkan tubuh
rentan terhadap infeksi. Masalah dengan fungsi organ, yang dapat
menyebabkan kondisi penyakit seperti Penyakit Jantung Koroner atau
Osteoporosis Resistensi insulin yang disebabkan oleh diet dengan
nilai gizi yang rendah, misalnya tinggi lemak dan kadar gula, dapat
menyebabkan Diabetes. Penyakit seperti Marasmus dan hasilnya
Obesitas Fungsi kognitif rendah seperti memori belajar dan
perhatian. Risiko kanker meningkat dengan mengonsumsi makanan dan
bahan aditif tertentu yang tinggi karsinogen. Kelelahan, energi
yang rendah dan pusing. Bengkak, gusi berdarah dan gigi berlubang.
Underweight, kelemahan otot dan pertumbuhan yang buruk. Fungsi
kekebalan rendah menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi. Masalah
dengan fungsi organ, yang dapat menyebabkan kondisi penyakit
seperti Penyakit Jantung Koroner atau Osteoporosis Resistensi
insulin yang disebabkan oleh diet dengan nilai gizi yang rendah,
misalnya tinggi lemak dan kadar gula, dapat menyebabkan Diabetes.
Penyakit seperti Marasmus dan hasilnya Obesitas Fungsi kognitif
rendah seperti memori belajar dan perhatian. Risiko kanker
meningkat dengan mengonsumsi makanan dan bahan aditif tertentu yang
tinggi karsinogen.Efek Kekurangan gizi sesuai jenis nutriennya
adalah sebagai berikut. Ketidakcukupan Makronutrien, Malnutrisi
energi-protein, yang mencerminkan kekurangan gizi berat,
bermanifestasi sebagai marasmus, kwashiorkor dan gambaran kombinasi
kwashiorkor marasmik. Marasmus, ditandai dengan adanya penyusutan
cadangan lemak secara drastis dan atrofi jaringan viseral;
dikaitkan dengan kekurangan energi yang hebat dari makanan. Kondisi
"Siaga" tetapi sangat sedikit melakukan aktivitas fisik, Kulit
normal tetapi keriput, dan sangat rentan terhadap infeksi.
Kwashiorkor, ditandai dengan adanya edema pada wajah, tangan, kaki
dan abdomen juga pembengkakan pada hati. Gelisah lesu dan tidak ada
nafsu makan. Kulit sering pecah-pecah dan penuh ulkus, warna rambut
berubah. Dikaitkan dengan rendahnya asupan protein dan kerusakan
hati akibat radikal bebas yang berlebih karena kurangnya
antioksidan. Kwashiorkor Marasmik, ditandai dengan adanya
pengecilan otot yang parah ditambah edema, prognosis buruk.
Ketidakcukupan Mikronutrien, Defisiensi mikronutrien dapat
berakibat buruk bila kelompok makanan atau nutrisi kurang tersedia
dalam tubuh. Defisiensi mikronutrien yang paling banyak diderita
adalah defisiensi besi, vitamin A dan iodium. Dan mikronutrien lain
juga dapat berperan dalam morbiditas. Besi, bila kekurangan besi
dalam tubuh maka akan menimbulkan Anemia yang mempengaruhi
perkembangan kognitif dan perilaku pada anak, fungsi imun, kualitas
kehamilan dan kemampuan bekerja Vitamin A, bila kekurangan vitamin
A dalam tubuh maka akan menimbulkan; Pada mata: kerusakan kornea,
mengakibatkan ulserasi dan kebutaan; hilangnya penglihatan malam.;
Terganggunya ketahanan terhadap infeksi, meningkatnya mortalitas;
Mempengaruhi perkembangan janin, pertumbuhan fisik, hemopoiesis,
spermatogenesis Iodium, bila kekurangan Iodium dalam tubuh maka
akan menimbulkan; Gangguan perkembangan mental pada bayi yang lahir
dari ibu yang kekurangan iodium; Bayi lahir mati Zink, bila
kekurangan zink dalam tubuh maka akan menimbulkan; Meningkatnya
risiko infeksi menurunnya kekebalan tubuh; Bayi lahir prematur,
kegagalan pertumbuhan selama masa kanak-kanak Vitamin D, bila
kekurangan vitamin D dalam tubuh maka akan menimbulkan; Gangguan
perkembangan tulang pada anak dan kehilangan mineral tulang dari
tulang dewasa. Air, adapun pengaruh defisiensi air pada tubuh
yaitu; Haus, kekeringan lidah, dehidrasi, anhidremi, berat jenis
urin tinggi, kehilangan fungsi ginjal (asidosis, oliguria, uremia,
meninggal) Protein, pengaruh defisiensi protein dalam tubuh yaitu,
kelemahan, pembesaran perut, udem, penipisan protein plasma,
kwashiorkor, marasmus. Karbohidrat, bila terjadi kekurangan
karbohidrat dalam tubuh makan akan terjadi ketosis, jika masukan
kurang dari 15% kalori atau pada kelaparan; berat badan kurang jika
total kalori rendah. Lemak, bila kekurangan Lemak dalam tubuh makan
akan tidak ada rasa kenyang (sangat mengharapkan lemak), berat
badan kurang, perubahan kulit pada masukkan asam linoleat yang amat
rendah. Kalsium, bila kekurangan kalsium makan mineralisasi tulang
dan gigi jelek, osteomalasia; osteoporosis; tetani; rakhitis;
gangguan pertumbuhan Klorida, bila kekurangan klorida maka
alkalosis hipokhloremik dapat terjadi pada muntah yang lama atau
keringat yang berlebihan, pada pemberian glukose parenteral tanpa
salin, pada terapi ACTH berlebihan, dan pada akalosis congenital
Tembaga, dapat menyebabkan anemia refrakter, osteoporosis,
netropenia, depigmentasi dan umur tulang tertunda, patah tulang,
pseudoparalisis, ataksia, kolestrol serum. Fluorin, bila kekurangan
fluorin dalam tubuh maka akan mengalami kecenderungan karies gigi
Magnesium, bila kekurangan magnesium dalam tubuh maka akan terjadi
malabsorpsi dan keadaan defisiensi; diabetes, dapat diungkapkan
secara klinis sebagai tetani; seringkali disertai dengan
hipoklasemia; hipoklaemia. Fosfor, bila kekurangan fosfor dalam
tubuh maka rakitis dapat terjadi pada pertumbuhan yang cepat, bayi
dengan berat badan rendah dengan masukan rendah P maupun Ca;
kelemahan otot. Kalium, Pada kelaparan atau pada keadaan patologis
seperti diarea, asidosis diabetik, kelebihan ACTH ; kelemahan otot,
anoreksia, nausea, perut kembung, iritabilitas syaraf; mengantuk;
kebingungan, takikardia; defisiensi kalium berpengaruh besar pada
natrium Selenium, Kardiomiopati kashin, arthritis, penyakit
kardiovaskular kashin, miositis. Natrium, Nausea; diare, kram otot,
dehidrasi, hipotensi. Sulfur, gagal tumbuh karena defisiensi
protein sebagian dapat karena defisiensi asam amino yang berisi
sulfur Seng, Dwarfisme, anemia defisiensi besi, hepatosplenomegali,
hiperpigmentasi dan hipogonadisme, akrodermatitis enteropathika,
depresi imunokompetens, penyembuhan luka jelek. Vitamin B Kompleks,
ber-beri, kelelahan, iritabilitas, anoreksia, konstipasi, nyeri
kepala, insomnia,takikardi, polineuritis, gagal jantung, udem, asam
piruvat dalam darah naik, afonia. Riboflavin; Vitamin B2,
Ariboflavinosis, fotofobia, penglihatan kabut, mata panas dan
gatal, vaskularisasi kornea, pertumbuhan jelek, keilosis Niasin,
Pelagra, sindrom defisiensi vitamin B multipel, diare, demensia,
dermatitis. Folasin, Anemia megaloblastik (kehamilan bayi);
biasanya merupakan akibat sekunder dari penyakit malabsorbsi,
glositis, ulkus farings, imunitas terganggu Sianokobalamin, Anemia
pernisiosa juvenil, karena cacat dalam absorpsi bukannya kurang
dalam diet; juga akibat gastrektomi, penyakit celiak, lesi radang
usus halus. Biotin; Dermatitis, seborhea, dinonaktifkan oleh avidin
pada putih telur mentah. Vitamin C, Skorbut dan penyembuhan luka
jelek. Vitamin D, Rakitis , tetani infantil, pertumbuhan jelek,
osteomalasia Vitamin E, Kebutuhan terkait dengan masukan lemak
tidak jenuh, hemolisis sel darah merah pada bayi prematur,
kehilangan keutuhan syaraf. Vitamin K, Manifestasi perdarahan;
metabolisme tulang.BAB 5
PENILAIAN STATUS GIZI
1. Penilaian Status GiziMenurut Supariasa (2001), bahwa untuk
menilai status gizi seseorang dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
a. Secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena
hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral. Pada seseorang yang mengalami gangguan
nutrisi (malnutrisi) dapat didapatkan tanda-tanda berikut : Keadaan
Umum
Dapat ditemukan apatis : tidak aktif, tidak respon, tidak
tertarik pada lingkungan, dan kurang perhatian pada lingkungan.
Didapatkan marasmus: kehilangan massa lemak subkutan tanpa disertai
adanya edema. Terdapat keterlambatan perkembangan anak dengan
sebaya. Disertai dengan avitaminosis. Tampak iritable: terdapat
kelebihan reaksi terhadap stimulus minimal, anak tampak rewel.
Didapatkan kwashiorkor: tampak adanya pitting edema, setidaknya
pada area pretibial. Berat badan dibawah normal, terdapat
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan sebaya.
Terdapat kehilangan massa otot yang tertutup oleh adanya edema.
Biasanya disetai adanya dermatosis dengan adanya deskuamasi epitel
kulit (flaky-paint) Keadaan prekwashiorkor menunjukkan adanya berat
badan dan panjang badan anak kurang dari normal, serta terdapat
keterlambatan perkembangan tetapi tidak disertai adanya kehilangan
massa lemak seperti marasmus. Anak tampak kurus dan mempunyai tonus
otot yang lemah. Rambut
Tampak kering dan kaku, tampak terjadi perubahan warna
(dispigmentasi), seperti tak terawat, rapuh, dan beberapa kejadian
menunjukkan adanya pemutihan pada rambut. Rambut mudah sekali
rontok. Kurang bersinar alami, rambut kusam dan kering, tipis dan
jarang, Perubahan warna ( tanda flag ), dapat dengan mudah dipetik.
Kulit
Tampak bersisik, dan tampak jelas saat cuaca dingin. Dapat
didapatkan edema, misalnya pretibial edema. Kekeringan kulit (
xerosis ), kulit seperti amplas ( follicular hiperkeratosis ),
kulit yang mengelupas, kulit bengkak dan gelap, warna merah pada
bengkak yang terpapar ( dermatosis pellagrous ), terang berlebihan
atau gelap kulit ( dyspigmentation ), warna hitam dan tanda biru
karena perdarahan kulit ( petechiae ), kekurangan lemak di bawah
kulit. Muskuloskeletal
Tampak kehilangan massa otot, tengkorak tulang bayi tipis dan
lembut ( kranio- tabes ), pembengkakan pada bagian depan dan sisi
kepala ( frontal-parietal Bossing ), pembengkakan ujung tulang (
pembesaran epifisis ), ubun-ubun besar tidak tidak menutup pada
saat yang tepat, Equinovarus, perdarahan ke dalam otot (
muskuloskeletal bleeding), tidak bisa bangun atau berjalan dengan
benar Mata
Konjungtiva pucat, atau tampak hiperemi ( xerosis konjungtiva ),
kornea memiliki penampilan keruh ( kornea xerosis ), dan lunak (
keratomalacia ), tampak seperti ada bekas luka di kornea, hiperemi
pada pembuluh darah halus di sekitar sudut mata( circumcorneal
injection Wajah
Kehilangan warna kulit ( depigmentasi ), gelap kulit di atas
pipi dan di bawah mata ( malar dan supra - orbital pigmentasi ),
lumpiness atau kulit yang mengelupas pada area hidung dan mulut.
wajah bengkak , pembesaran kelenjar parotis, deskuamasi epitel dari
kulit di sekitar lubang hidung ( nasolabial seborrhea ) Mulut
Kemerahan dan pembengkakan mulut atau bibir, terutama di sudut
mulut berupa celah sudut dan bekas luka (chielosis). Pembengkakan
disertaiulcer warna merah pada lidah, lidah tampak pucat; atau
bahkan magenta ( warna keunguan ), lidah halus (kekurangan papila)
Gigi Geligi
Mungkin hilang atau tanggal dengan normal, terdapat bintik
abu-abu atau hitam ( fluorosis ) dan mungkin didapatkan rongga (
karies) . pada gusi didapatkan gusi seperti" Spons " dan mudah
berdarah, terjadi resesi gusi Kelenjar
Pembesaran tiroid ( depan leher ), pembesaran kelenjar parotid (
pipi menjadi bengkak ) Organ tubuh
Denyut jantung cepat ( takikardia di atas 100x/ menit ),
pembesaran jantung, irama abnormal dan tekanan darah tinggi.
Pembesaran hati, pembesaran limpa ( biasanya menunjukkan penyakit
yang berhubungan lainnya ). Lekas marah dan kebingungan mental,
sensasi seperti terbakar dan kesemutan tangan dan kaki (
paresthesia ), kehilangan posisi dan rasa getaran,kelemahan dan
nyeri otot ( dapat mengakibatkan ketidakmampuan dalam berjalan),
penurunan dan hilangnya pergelangan kaki dan lutut refleks.b.
Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :
darah, urine,tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati
dan otot. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering
digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari
anemia. Pemeriksaan melalui laboratorium atau biokimia terutama
digunakan untuk mendeteksi defisiensi-defisiensi nutrisional yang
belum menyebabkan gejala-gejala (yaitu defisiensi-defisiensi
subklinis) atau untuk mengkonfirmasi temuan-temuan subyektif saat
ini. Pengkajian biokimia dari status nutrisional dapat meliputi
status protein serum, penunjuk-penunjuk hematologis, status besi,
status mineral, status vitamin, dan status lemak. Hasil dari
tes-tes biokimia dievaluasi dengan membandingkannya dengan
nilai-nilai acuan. Akan tetapi, ketika menginterpretasikan
nilai-nilai abnormal, selalu kecualikan kemungkinan kesalahan
laboratorium atau sebab-sebab lain nilai abnormal.Tes biokimia
dalam penilaian status gizi seseorang dipengaruhi oleh berbagai
faktor diantaranya adalah: regulasi homeostatis, variasi diurnal,
kontaminasi sampel, keadaan fisiologis, infeksiinfeksi, status
hormonal, latihan fisik, usia, jenis kelamin, dan kelompok etnis,
asupan diet barubaru ini, hemolisis (untuk serum/ plasma),
obatobatan, keadaan penyakit, interaksiinteraksi nutrien, stress
terkait inflamasi, penurunan berat badan, prosedurprosedur
pengambilan dan koleksi sampel, akurasi dan presisi metode
analitik, dan sensitivitas dan spesifisitas metode analitikc.
Secara BiofisikPenilaian status gizi secara biofisik adalah
metodepenentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
(khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang
gizi. Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah,
tegangan otot dan bagian tubuh lainnya. d. Secara
antropometriSecara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Penilaian secara antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh
dan komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. 2. Tujuan Pengkajian Status
NutrisionalPengkajian nutrisional yang komprehensif
direkomendasikan untuk semua individu dengan faktor-faktor resiko
nutrisional yang terkonfirmasi. Tujuan pengkajian nutrisi untuk
menyediakan data untuk mendesain rencana asuhan nutrisional yang
akan mencegah dan atau mengurangi terbentuknya malnutrisi,
menciptakan data patokan awal untuk mengevaluasi keberhasilan
asuhan nutrisional, dan untuk mengidentifikasi individu-individu
yang kurang terawat atau berada pada resiko terbentuknya
malnutrisi. 3. Penilaian Status Gizi Pada AnakPenilaian
(assessment) status gizi pada anak meliputi penentuan status gizi,
masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makanan dan
diagnosis klinis pasien. Penentuan status gizi dilakukan
berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi
badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Dalam keadaan tertentu dimana berat
badan dan panjang/ tinggi badan tidak dapat dinilai secara akurat,
misalnya terdapat organomegali, edema anasarka, spondilitis atau
kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi ditentukan
dengan menggunakan parameter lain misalnya lingkar lengan atas,
knee height, arm span. Menurut keputusan Menteri Kesehatan No.
1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang ketentuan umum penggunaan standar
antropometri 2005. Ketentuan menurut keputusan tersebut adalah
pertama) Umur dihitung dalam bulan penuh, contoh: umur 2 bulan 29
hari dihitung sebagai umur 2 bulan. Kedua) Ukuran panjang badan
(PB) digunakan untuk anak umur 0-24 bulan yang diukur terlentang.
Bila anak umur 0-24 bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya
dikoreksi dengan menambahkan 0,7cm. Ketiga) ukuran tinggi badan
(TB) digunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang diukur dengan
berdiri. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan terlentang, maka
hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7cm. Keempat)
Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan
istilah underweight (gizi kurang) dan severely under weight (gizi
buruk). Kelima) Pendek dan sangat pendek adalah ststus gizi yang
didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah
stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Keenam)
Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) yang merupakan padanan istilah wated
(kurus) dan severely wasted (sangat kurus).Penentuan status gizi
menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0-5 tahun dan
persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di
atas 5 tahun.Tabel 1. Penentuan status gizi menurut kriteria
Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000
Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi
lebih (>+1 SD ) atau BB/TB>110%, maka grafik IMT sesuai usia
dan jenis kelamin digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Untuk
anak +2, obesitas > +3, sedangkan untuk anak usia 2-18 tahun
menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang batas yang digunakan untuk
overweight ialah diatas P85 hingga P95, sedangkan untuk obesitas
ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000. Untuk menentukan status gizi
anak balita (usia 0-60 bulan), nilai IMT-nya harus dibandingkan
dengan nilai IMT standar WHO 2005 (WHO, 2006). Sedangkan pada anak
dan remaja usia 5-19 tahun nilai IMT-nya harus dibandingkan dengan
referensi WHO/NCHS 2007 (WHO, 2007). Z-skor merupakan deviasi nilai
seseorang dari nilai median populasi referensi dibagi dengan
simpangan baku populasi referensi.
Klasifikasi WHO agak sedikit berbeda dengan klasifikasi menurut
Kementerian Kesehatan RI. Klasifikasi status gizi pada IMT yang
dihitung dengan menggunakan Z-skor menurut WHO dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Klasifikasi IMT menurut WHO
Klasifikasi menurut Kemenkes RI (2010) dibedakan pada kelompok
usia 0-60 bulan dengan kelompok usia 5-18 bulan. Klasifikasi IMT
untuk usia 0-60 bulan disajikan pada Tabel 3, sedangkan klasifikasi
IMT untuk anak usia 5-18 tahun disajikan pada Tabel 4.Tabel 3.
Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 0-60
bulan
Tabel 4. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak
usia 5-18 tahun
4. Penilaian Status Gizi Pada DewasaPada orang dewasa,
pengukuran status gizi dilakukan dengan menggunakan indeks massa
tubuh (IMT). Perhitungan IMT sama seperti diatas. Hasilnya
dibandingkan dengan nilai titik batas IMT menurut WHO atau
Departemen Kesehatan RI, yang nilai titik batasnya disajikan pada
Tabel 5 dan Tabel 6. Pada orang dewasa faktor umur tidak
dipertimbangkan dalam menghitung IMT. Pada orang dewasa biasanya
tinggi badannya tidak relatif stabil, sehingga variasi yang terjadi
hanya pada berat badannya. Tabel 5. Klasifikasi IMT Dewasa menurut
WHO
Tabel 6. Klasifikasi IMT Dewasa menurut Kemenkes RI (2003)
Pengkajian status gizi pada dewasa selain dari pengukuran Indeks
Massa Tubuh, juga dapat dilakukan dengan pengukuran ketebalan
kulit. Kebalikan dari pengukuran-pengukuran antropometrikal
pertumbuhan adalah pengukuran ketebalan lipatan kulit.Pengukuran
ketebalan lipatan kulit memberikan perkiraan cadangan lemak tubuh.
Lipatan kulit yang dapat diukur untuk pengkajian nutrisional
meliputi bisep, trisep, lipatan subkapsular dan suprailiak. Triceps
skinfold (TSF) menjadi metode yang paling umum digunakan dalam
menentukan lemak di area subkutan. Pengukuran ketebalan kulit
diantaranya:
a) Lipatan TrisepsPengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk
menentrukan status lemak tubuh sementara pengukuran LLAN dan LOLA
untuk mengetahui status protein otot. Kurang lebih separuh jaringan
adipose tubuh terdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan)
sehingga pengukuran status lemak tubuh dalat dilakukan pada lipatan
kulit triseps, subskapuler, abdominal, panggul serta paha. Namun
untuk kemudahnnya dilakukan pada bagian triseps. Cara pengukuran.
Lengan yang lipatan triseps akan diukur dibiarkan bergantung bebas
di sisi tubuh. Peganglah lipatan kulit tersebut seperti menjepitnya
dengan ibu jari dan telunjuk tangan anda sedikit diatas titik
tengah lengan atas yang sudah ditandai. Gunakan caliper untuk
mengukur tebalnya, tunggu 2 hingga 3 detik, kemudian bacalah hasil
pengukuran tersebut pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi prosedur
pengukuran ini dua kali lagi, jumlahkan ketiga hasil pengukuran
tersebut, lalu bagi 3, dan catatlah hasil pengukuran
rata-rata.Nilai normal bagi penduduk Indonesia belum ada saat ini.
Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar=
11,3 mm juntuk laki-laki dan 14,9 mm untuk wanita.b) LLAUkuran
lingkar lengan atas (LLA) menentukan massa otot dan jaringan
subkutan. Biasanya cara ini digunkan pada anak-anak kendati dapat
pula dipakai untuk mengukur Lingkaran Otot Lengan Atas (LOLA) pada
orang dewasa.Cara pengukuran. Gunakan pita pengukur dan lingkarkan
pita tersebut pada titik lengan atas yang non-dominan (lengan kiri;
pada orang kidal, lengan kanan) diantara puncak prosesus akromialis
scapula dan prosesus olekranon os ulna sementara lengan bawah
difleksikan 900. Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas,
kencangkan pita pengukur yang telah dipasang melingkari titik
tengah lengan atas tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lunak.
Lakukan pembacaan pada sentimeter terdekat.Nilai normal bagi
penduduk Indonesia belum ada saat ini. Bagi orang Kaukasian (kulit
putih), nilai normalnya: 90% standar = 26,3cm untuk laki-laki dan
25,7cm untuk wanitac) Lingkaran Otot Lengan Atas (LOLA)
Ukuran lingkaran otot lengan atas (LOLA) yang dihitung
berdasarkan tebal triseps dan ukuran LLA akan menghasilkan indeks
massa otot simpanan (simpanan protein tubuh). Pengukurannya
dilakukan dalam sentimeter dengan rumus:LOLA (cm)= LLA (cm) [0,314
x tebal kulit triseps (mm)]. Nilai normal bagi penduduk Indonesia
belum ada saat ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai
normalnya: 90% standar= 22,8cm untuk laki-laki dan 20,9cm untuk
wanita.5. Penilaian Status Gizi Pada LansiaPenilaian status gizi
pada lansia pada dasarnya sama dengan penguuran status gizi pada
dewasa, meliputi berat badan, tinggi badan, IMT, Lingkar Lengan
Atas (LLA), dan lingkar betis. Tetapi untuk memudahkan penentuan
status gizi pada lansia dapat menggunakan screening
Mini-Nutritional Assessment Short-Form (MNA-SF). MNA-SF merupakan
alat pendeteksi/ penyaringan yang digunakan pada lansia (>65
tahun) yang diduga mengalami kekurangan nutrisi dan gangguan
nutrisi. Berikut model dari MNA-SF:
BAB 6
ASKEP GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
1. PengkajianPengkajian nutrisi penting khususnya bagi klien
yang beresiko masalah nutrisi yang berhubungan dengan stress,
penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan factor-faktor
lain. Pusat pengkajian nutrisi sekitar empat area pokok:a)
Pengukuran fisik (TB dan BB) dan Antropometri
Pengukuran tinggi dan berat badan klien harus diperoleh ketika
masuk rumah sakit lingkungan pelayanan keehatan apapun. Apabila
memungkinkan, klien harus ditimbang pada waktu yang sama setiap
hari, pada skala yang sama, dan dengan pakaian/ inen yang sama.
Tinggi dan berat badan klien dapat dibandingkan dengan standar
hubungan tinggi-berat badan seperti tabel Asuransi Kehidupan
Metropolitan. Perubahan berat badan yang terakhir harus
didokumentasikan. Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien
berdiri, rentang lengan atau jarak dari ujung ke uujung jari dengan
diulurkan penuh pada tingkat bahu, kurang lebih ketinggian untuk
orang dewasa.Antropometri adalah suatu system pengukuran ukuran dan
susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yag
membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk
perbandingan ketinggian untuk lingkar pergelangan tangan, lingkar
lengan bagian tengah atas (Mid-Upper Arm Circumference), lipatan
kulit trisep (Tricep Skinfold), lingkar otot lengan bagian tengah
atas (Mid-Upper Arm Muscle Circumference).Lingkar pergelangan
tangan digunakan untuk memperkirakan kerangka tubuh klien. Cara
menghitung tinggi klien (cm) dibagi lingkar pergelangan tangan
(cm). hasilnya dihitung nilai r. nilai kerangka tubuh untuk wanita:
kecil (> 11,0), sedang (10.1-11,0), besar (>10,1). Sedangkan
untuk pria yaitu: kecil (>10,4), sedang (9,6-10,4), besar
(>9,6).MAC memperkirakan massa otot skelet, pengukuran lipatan
lemak digunakan untuk memperkirakan isi lemak dari jaringan
subkutan. Lingkar otot lengan bagian tengah atas adalah perkiraan
dari massa otot skelet. Hal ini dihitung dari pengukuran
antropometrik MAC dan TSF, MAMC= MAC- (TSF x 3,14).Nilai untuk MAC,
TSF, dan MAMC dibandingkan dengan standar yang dihitung sebagai
suatu presentase standar. Perubahan pada nilai seorang individu
yang melebihi waktu lebih penting daripada pengukuran yang
diisolasi.b) Tes LaboratoriumTes laboratorium biasanya digunakan
untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma
seperti albumin, tranferin, retinol yang mengikat protein, total
kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin.Tes-tes lain digunakan
untuk menentuukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas, seperti
penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolism protein,
sepeti studi 24 jam nitrogen urea urin dan keseimbangan
nitrogen.
c) Riwayat Diet dan KesehatanRiwayat diet berfokus pada
kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, sebaik informasi tentang
pilihan, alergi, masalah, dan area yang berhubungan lainnya,
seperti kemmapuan klien untuk memperoleh makanan. Selama pengkajian
riwayat diet pastikan informasi mengenai tingkat aktivitas klien
untuk menentukan kebutuhan energy dan membandingkan dengan asupan
makanan.Yang bisa dikaji pada riwayat diet antara lain: Anggaran
makan, makan kesukaan, waktu makan Apakah ada diet yang dilakukan
secara khusus? Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan
berapa lama periode waktunya? Adakah status fisik pasien yang dapat
meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? Adakah toleransi
makan atau minum tertentu?Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
diet,yaitu:
Status kesehatan
Kultur dan agama
Status sosioekonomi
Pilihan pribadi
Factor psikologis
Alcohol dan obat
Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanand) Observasi
Klinis
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting diantara
pengkajian nutrisi. Pengkajian dimulai dari kepala hingga kaki.
Keadaan fisik : lesu
Berat badan : Obesitas, kueus
Otot : Lemah, tonus kurang, tidak mampu bekerja
Gastrointestinal : anoreksia, diare/ konstipasi
Fungsi kardiovaskular : laju denyut jantung cepat, tekanan darah
meningkat, irama tidak normal
Rambut : kusam, kering, tipis, kasar, rontok
Kulit : kasar, kering, bersisik, pucat, kehilangan lemak
subkutan
Wajah : penampilan berminyak, bersisik, bengkak
Leher : pembesaran kelenjar tiroid
Bibir : penampilan kering, bersisik, adanya lesi, stomatitis
Gusi : bengkak, dan mudah berdarah
Lidah : penampilan bengkak, scarlet dan kasar
Gigi: karies gigi
Mata : membrane mata pucat, konjungtiva serosis, corneal
serosis
Kuku : bentuk kuku seperti sendok, mudah patah
Kaki : edema, nyeri betis, kesemutan, lemahe) Klien yang
berisiko masalah nutrisi
Klien pascaoperatif
Klien imobilisasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dengan
batasan karakteristik:
Penurunan berat badan walaupun asupan makanan adekuat
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Asupan makanan tidak adekuat berdasarkan RDA
Kelemahan otot yang penting untuk menelan atau mengunyah
Menyatakan atau tampak kurang makan (lemas, tidak bersemangat,
lesu)
Menolak makan
Melaporkan gangguan sensasi rasa
Cepat kenyang
Nyeri abdomen dengan atau tanpa patologi
Luka dan radang rongga mulut
Kerapuhan kapiler
Kram abdomen
Diare dan/atau steatorea
Bising usus hiperaktif
Kurang minat terhadap makanan
Persepsi ketidakmampuan mencerna makanan
Konjungtiva dan membran mukosa pucat
Tonus otot buruk
Rambut rontok
Kurang informasi mengenai status dan kebutuhan nutrisi
Salah konsepsi
Indikator mayor:
Penurunan berat badan
Kekurangan atau kelebihan berat badan
Kadar albumin serum rendah
Perubahan status fungsi
Asupan nutrisi yang tidak sesuai
Lingkar lengan atas di bawah persenti ke-10
Lipatan kulit trisep di bawah persentil ke-10
Gangguan terkait nutrisi:
Osteoporosis
Osteomalasia
Defisiensi folat
Defisiensi vitamin B12
Indikator minor:
Alkoholisme
Gangguan kognitif
Insufisiensi ginjal kronis
Berbagai obat yang diberikan dalam satu waktu
Sindrom malabsorpsi
Anoreksia, mual, disfagia
Perubahan pola defekasi
Keletihan, apatis, kehilangan memori
Status kesehatan gigi dan mulut buruk, dehidrasi
Penyembuhan luka lambat
Penurunan massa otot dan/atau lemak subkutan
Retensi cairan
Penurunan zat besi, asam askorbat, dan zink.
b. Gangguan Menelan,
dengan batasan karakteristik:
Terlihat kesulitan saat atau setelah menelan
Rentang perhatian pendek/mudah beralih
Makan jika hanya ditawarkan untuk makan
Duduk saat makan, makan hanya 3-4 suap
Mulut tidak menutup rapat
Kelemahan otot wajah
Kekuatan lidah buruk
Ketidakmampuan mengunyah
Penurunan sensasi oral
dengan indikator mayor:
Bukti kesulitan menelan (contoh: stasis makanan di rongga mulut,
batuk/tersedak),
dan indikator minor:
Bukti aspirasi.
c. Nutrisi, ketidakseimbangan: lebih dari kebutuhan tubuh
Batasan karakteristik:
Konsentrasi asupan makanan dimalam hari
Pola makan disfungsional (makan sambil melakukan aktivitas
lain)
Makan sebagai respon terhadap pengaruh internal selain rasa
lapar (misalnya ansietas, marah, depresi, bosan,dan stress)
Tingkat aktivitas kurang gerak
faktor yang berhubungan:
asupan yang berlebihan terhadap kebutuhan metabolik
d. Kerusakan Membran Mukosa Oral.
Batasan karakteristiknya antara lain:
Xerostomia
Vesikel, nodul atau papula
Nyeri atau ketidaknyamanan mulut
Lidah bersalut
Stomatitis
Lesi atau uluks mulut
Leukoplakia
Deskuamasi
Hiperemia
Edema
Halitosis
Faktor yang berhubungan atau etiologinya antara lain:
Penurunan atau tidak adanya salvias
Tidak adanya asupan oral
Pasien bernapas melalui mulut
Hygiene mulut yang tidak efektif
Trauma kimia (Alkohol, merokok/mengunyah tembakau)
Trauma mekanis (Pemasangan gigi palsu yang tidak tepat, kawat
gigi, slang pemberian makan/jalan napas, maloklusi)
Pembedahan (Pembedahan gigi, ekstraksi gigi, rekonstruksi
oral)
Kondisi patologis (infeksi, imunosupresi, keganasan).
1. Intervensi Keperawatana. Diagnosa perubahan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh yaitu :Terapi NutrisiTindakan
1) Pantau asupan makanan atau cairan dan hitung asupan kalori
harian, jika perlu.
2) Pantau ketepatan program diet untuk memenuhi kebutuhan gizi
harian, jika perlu
3) Tentukan-dengan kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu-
jumlah kebutuhan kalori dan nutrisi
4) Tentukan pemilihan makanan dengan mempertimbangkan faktor
budaya dan agama
5) Kaji kebutuhan pemberian makan melalui NGT
6) Pilih gandum, susu, dan es krim sebagai suplemen nutrisi
7) Dorong pasien untuk memilih makanan semilunak jika produksi
saliva yang sedikit menggangu proses menelan
8) Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalsium,
jika perlu
9) Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi
kalium, jika perlu
10) Pastikan bahwa diet mencakup makanan tinggi serat, untuk
mencegah konstipasi
11) Beri makanan dan minuman tinggi protein, timggi kalori,
bergizi tinggi, serta siap dikonsumsi, jika perlu
12) Hentikan pemberian makan melalui slang jika pasien sudah
dapat menoleransi asupan per oral
13) Beri cairan hiperalimentasi, jika diperlukan
14) Pastikan ketersediaan diet terapeutik progresif
15) Beri zat gizi sesuai kebutuhan dalam program diet
16) Motivasi pasien untuk membawa makanan rumah ke institusi
perawatan
17) Anjurkan untuk mencoba membatasi makanan yang mengandung
laktosa, jika perlu
18) Tawarkan rempah dan bumbu herba sebagai pengganti garam
19) Modifikasi lingkungan untuk menciptakan atmosfer yang
menyenangkan dan membuat rileks
20) Sajikan makanan dalam bentuk menark dan menyenangkan baik
dari segi warna, bentuk dan variasi
21) Lakukan perawatan mulut sebelum makan
22) Ajarkan pasien dan keluarga untuk program diet
23) Beri pasien dan keluarga contoh tertulis program diet
b. Gangguan Menelan.
Hasil yang diharapkan antara lain:
Pengendalian resiko:
Tidak terjadi aspirasi
Status Gizi:
Asupan zat gizi berupa makanan dan cairan adekuat
Massa tubuh tidak mengalami penurunan signifikan
Berat badan stabil
Nilai biokimia (Hemoglobin, Protein serum, Hematokrit) dalam
rentang nilai normal
Turgor kulit kembali dengan cepat
Makan:
Mengunyah dan menelan makanan
Memanipulasi makanan di mulut
Menghabiskan makanan
Sedangkan intervensinya antara lain:
1) Posisikan pasien sedemikian rupa sehingga kepala sedikit
fleksi, elevasi kepala tempat tidur bila perlu
2) Ciptakan suasana makan yang tenang dan menyenangkan
3) Tentukan kemampuan memenuhi gizi pasien (porsi makan yang
sesuai batas toleransi pasien)
4) Dorong asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi
pasien
5) Kolaborasi dengan disiplin lain (dokter, ahli gizi) tentang
kebutuhan nutrisi dan jenis diet pasien.
6) Beri bantuan yang tenang dan tidak tergesa-gesa saat
makan
7) Duduk tepat di hadapan pasien yang akan diberi bantuan untuk
makan
8) Ajarkan teknik menelan supraglotis
9) Ajarkan tindakan kedaruratan tersedak
10) Jelaskan rasional tindakan kepada pasien dan keluarga
11) Gunakan alat bantu bila diperlukan, misal penggunaan NGT
(Naso Gastric Tube) atau OGT (Oro Gastric Tube) untuk bayi.
c. Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
berhubungan
NOC: Status Gizi: Asupan Makanan dan Cairan
Kriteria Hasil:
Pasien akan:
menyadari masalah berat badan
mengungkapkan secara verbal keinginan untuk menurunkan berat
badan.
berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang
terstruktur.
berpartisipasi dalam program latihan yang teratur.
NIC: Bantuan Menurunkan Berat Badan
Intervensi:
1) Tentukan keinginan dan motivasi pasien untuk mengurangi berat
badan atau lemak tubuh.
2) Ajarkan tentang bagaimana membaca label saat membeli makanan
untuk mengendalikan jumlah lemak dan kalori yang dikandung oleh
makanan yang akan dikonsumsi.
3) Instrusikan tentang bagaimana menghitung persentase lemak
pada produk makanan
4) Anjurkan pasien untuk hadir dalam kelompok pendukung
penurunan berat badan.
5) Buat tujuan mingguan untuk menurunkan berat badan.
6) Bantu pasien menyesuaikan diet dengan gaya hidup dan tingkat
aktivitas.
d. Kerusakan membran mukosa oral.Hasil yang diharapkan:
Kesehatan mulut, indikator:
Mengunyah tanpa nyeri
Kelembaban lidah dan mukosa mulut
Kebersihan lidah
Kelembaban lidah dan mukosa oral
Tidak ada bau nafas
Kebersihan gigi
Integritas gigi
Integritas dan kebersihan gusi
Integritas mukosa mulut
Warna membran mukosa
Tindakan:
1) Beri diet kental
2) Rencanakan pemberian makan dalam jumlah sedikit tetapi
sering
3) Dorong dan bantu pasien untuk berkumur
4) Lakukan rutinitas perawatan mulut
5) Beri pelumas untuk melembabkan bibir dan mukosa oral
6) Dorong pasien untuk menyikat gigi secara teratur
7) Tingkatkan pemeriksaan gigi secara teratur
8) Anjurkan klien untuk menggunakan pasta gigi berfluorida
9) Masase gusi
10) Gunakan sikat gigi berbulu halus
11) Bantu pemilihan makanan lunak
12) Anjurkan pasien untuk berhenti merokok dan menggunakan
tembakau
13) Kolaborasi dengan dokter gigi untuk pemeriksaan dan terapi
lanjutan
Sumber:
Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit
Metabolik.(2011).Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition
Care).Ikatan Dokter Anak Indonesia