Top Banner

of 4

Dukung Implementasi BPJS Kesehatan

Oct 12, 2015

Download

Documents

Implementasi BPJS Kesehatan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 20138

    foto

    -fo

    to: s

    ento

    t

    SUSUNAN PENGURUS BULETIN BUMN

    Pelindung: Menteri BUMNPembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan HumasPemimpin Umum/Penanggung Jawab: Faisal HalimiPemimpin Redaksi/Ketua Tim: Sandra FirmaniaTim Editor: Teddy Poernama, Rudi Rusli, Ferry AndriantoDewan Redaksi dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sugianto, Erwin Fajrin, Sentot MoelyonoSekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Abdul Kollid, Sutarman.Alamat Redaksi: Lantai 12A Gedung Kementerian BUMN (Humas dan Protokol) Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110.Telp: 021-29935678 Fax: 021-2311224E-mail: [email protected],Website: www.bumn.go.id

    Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.

    fokus utama

    on klik!

    SUARA PEMEGANG

    SAHAM

    EDISI 76TAHUN VII 30 NOVEMBER 2013

    Sahwandi 02 Desember 1961Azhari 02 Desember 1962Sahala Silalahi 03 Desember 1962B.Didik Prasetyo 04 Desember 1968Desty Arlaini 04 Desember 1976Dini Desvalina 08 Desember 1984Herudi Kandau Nugroho 08 Desember 1984Tetdi Hutasoit 10 Desember 1969Engkus Kusnaedi 10 Desember 1970Antonius 12 Desember 1956Yulizar 12 Desember 1971Indriani Widiastuti 13 Desember 1968RR. Dewi Ariyani 13 Desember1969

    Sandra Firmania 14 Desember 1970Amrizal 15 Desember 1970Roslyn Sitohang 16 Desember 1963Refdion 19 Desember 1959Tiolina Siagian 20 Desember 1975Ida Bagus Witanaya 21 Desember 1970Syahrudin 21 Desember 1970Joni Darmono 22 Desember 1972Lailly Prihatiningtyas 22 Desember 1985Harun Prabu 25 Desember 1964Heru Mulyono 27 Desember 1970Ony Suprihartono 31 Desember 1969

    Ingin tahu tentang BUMN?

    FOKUS UTAMADukung Implementasi BPJS Kesehatan 1

    Upaya Askes MewujudkanJaminan Kesehatan Nasional 2

    WAWASAN BUMN Sebagai AkseleratorPertumbuhan Ekonomi Nasional 3

    SOSOK TOKOH PURNOMO SINAR HADIHidup Mengalir Saja 4

    SUDUT PANDANGIni Orde Reformasi, Bung! 6

    REKAM PERISTIWACEO SHARING SESSIONAgar RNI Dapat Berlari Kencang 6

    BUKU JONANEvolusi Yang (Sebenarnya)Revolusioner 7

    Menyambut BangkitnyaPerikanan Indonesia 7

    ON KLIK! 8

    Penyematan Pin RB oleh Wakil Menteri BUMN Mahmuddin Yasin kepada perwakilan Pegawai Kementerian BUMN sebagai wujud komitmen pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian BUMN (15/11).

    Menteri BUMN Dahlan Iskan secara resmi membuka gelaran tahunan Pesta Olah Raga dan Seni (Porseni) BUMN. Gelaran ini merupakan kali kedua yang dibuka Dahlan selama menjabat sebagai Menteri (10/11).

    Tepat hari Senin, 25 November 2013 pukul 10.00 WIB, Kementerian BUMN melalui Plt Kepala Biro Perencanaan dan SDM meresmikan klinik Kemen BUMN yang siap beroperasi melayani pasien setiap hari Senin dan Rabu mulai pukul 10.00 WIB s.d 13.00 WIB.

    Pandu Djajanto Staf Ahli Menteri BUMN Bidang SDM dan Teknologi selaku Ketua BAPORSI Kementerian BUMN memberikan Piala Juara Umum Porseni BUMN 2013 kepada IPC (Indonesia Port Corporation) bertempat di Kantor Pusat PLN, Jakarta (21/11).

    Menyambut Hut ke 14 Dharma Wanita Persatuan Kementerian BUMN menggelar acara pemanfaatan lahan penghijauan dengan tanaman pangan, menuju Pembangunan berkelanjutan. Selasa (3/12) di Gunung Putri Bogor.

    Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama Direksi BUMN menyaksikan para atlet melaksanakan devile sambil menyuarakan yel-yel, Yel-yel itu merupakan kegiatan yang baik untuk menunjukkan kesolidan perusahaan.Meski memakan waktu, tetap saya izinkan, tegas Dahlan (10/11).

    Kurniawan Pambudi, Duta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dan Ghaisani Nabila, Duta PT Pertamina (Persero) menjadi pemenang dalam Pemilihan Duta BUMN 2013 yang diselenggarakan pada tanggal 21 November lalu di Kantor Pusat PLN. Pemilihan Duta BUMN ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya untuk menjaring muda-mudi terbaik BUMN guna mengoptimalkan kompetensi pekerja BUMN dan meningkatkan partisipasi generasi muda di dalam peningkatan kinerja BUMN pada kegiatan yang bertaraf nasional dan internasional.

    do

    k. is

    tim

    ewa

    DUKUNG IMPLEMENTASI BPJS KESEHATANPer 1 Januari 2014, PT Askes (Persero) akan bertransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Badan ini nantinya akan mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional, bagi seluruh rakyat Indonesia.

    PADA 20 OKTOBER silam, Direktur Utama 140 BUMN tampak berbondong-bondong hadir di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi memenuhi undangan Menteri BUMN. Mereka dengan sigap menghadiri gladi resik penandatanganan komitmen bersama untuk mensukseskan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan tema BUMN Sebagai Motor Penggerak Sektor Industri dalam Perluasan Peserta Jaminan Kesehatan melalui BPJS Kesehatan.

    Keesokan harinya, penandatanganan komitmen bersama ini dilakukan bertepatan dengan penyelenggaraan kegiatan Terima Kasih NKRI - Gotong Royong Perkokoh Gerakan Nasional Sadar Memiliki Jaminan Kesehatan melalui BPJS Kesehatan yang disaksikan langsung oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono di kota Sukabumi. Peran serta dan dukungan BUMN dalam transformasi Askes merupakan sinyal positif bagi terselenggaranya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana yang diharapkan pemerintah.

    Melalui penandatanganan ini, seluruh Pimpinan BUMN menyatakan siap menjadi pelopor dan motor penggerak pelaksanaan SJSN dengan mengikutsertakan karyawan BUMN dan anggota keluarganya ke dalam program Jaminan Kesehatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Ini tentu bukan hal yang mudah karena mungkin ada BUMN yang selama ini pegawainya di-cover asuransi yang lebih mahal, kata Dahlan di sela-sela gladi resik.

    Dahlan membayangkan ada beberapa BUMN yang menggunakan asuransi kesehatan yang lengkap bagi pegawainya dengan premi yang lebih tinggi, namun ada juga BUMN yang mungkin belum mampu memberikan asuransi sebaik itu kepada pegawainya. Dengan tergabungnya seluruh pegawai BUMN dalam program JKN, maka seluruh pegawai akan mendapatkan pelayanan yang setara. [Tbk]

    JANGAN TAKUTmenangani AKSI UNJUK RASA

    penanganan AKSI UNJUK RASA untuk menjelaskan mengenai

    FUNGSI dan TUGAS KEMENTERIAN BUMN

    Respon secara cepat guna suasana kerja dan lingkungan yang kondusif

    Mematikan CPU dan monitor sebelum meninggalkan kantor akan menghemat listrik dan komputer lebih awet

  • ITU SEMUA merupakan implementasi dari Pasal 33 UUD 1945 yang mengamanatkan kepada negara agar mencukupi kehidupan masyarakatnya sebagai balas jasa atas perjuangan para pendahulu mereka (rakyat) yang telah merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara ini.

    Namun demikian dalam perkembangannya, terutama dalam masa setelah reformasi 1998 yang diiringi dengan euforia demokrasidi mana masyarakat khususnya insan pers lebih menginginkan adanya transparansi dalam pengelolaan BUMN. Apalagi setelah dibentuknya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang ibarat seorang satria dengan pedangnya membabat habis semua praktik korupsi di negeri ini tanpa pandang bulu.

    Bagaimana dengan posisi BUMN? Sebagai sebuah institusi bisnis dengan modal awal dari negara dan merupakan kekayaan negara yang dipisahkan (UU Keuangan Negara) dengan latar belakang, jenis dan sifatnya yang bervariasi menghadapi dilema tersendiri dalam pengelolaan BUMN. Hal ini dialami oleh para Komisaris (Board of Commisioners) dan Direksi (Board of Directors) sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan dalam pengelolaan perusahaan.

    Kegalauan para Direksi BUMN ini karena dihadapkan pada ketakutan akan setiap keputusan bisnis yang mereka ambil akan dikaitkan dengan kasus korupsi, jika pada kemudian hari keputusan yang diambil tersebut merugikan keuangan perusahaan. Sedangkan kita tahu kondisi dunia usaha dan ekonomi global penuh ketidakpastian, ditambah lagi para penegak hukum terutama dari Kejaksaan dan Tipikor Polri kurang memahami permasalahan ini. Sehingga mereka lebih cenderung untuk mengaitkan kasus kerugian karena kesalahan dalam pengambilan keputusan ekonomi pada pengelolaan BUMN dengan kasus korupsi yang merugikan keuangan negara (APBN). Hal ini banyak dilakukan oleh aparat penegak hukum di daerah.

    Padahal kita tahu, pembentukan UU Keuangan Negara sudah melalui proses legislasi di parlemen (DPR) dan penjelasannya sudah

    cukup dalam tentang perbedaan antara negara sebagai sektor publik dan BUMN sebagai sektor privat yang bisa bergerak sebagai sebuah institusi bisnis (pengesahan pembentukan BUMN melalui UU Perseroan Terbatas dan di hadapan notaris adalah fakta hukumnya).

    Solusi permasalahan ini adalah:1. Perlu sosialisasi dan komunikasi oleh

    pemerintah dan DPR kepada aparat penegak hukum (terutama aparat di daerah), insan pers dan masyarakat tentang makna yang sebenarnya mengenai UU Keuangan Negara terutama yang berkaitan dengan BUMN dan implementasinya dengan kasus korupsi;

    2. Persyaratan integritas yang teruji dalam pemilihan CEO BUMN lebih diutamakan dari pada kapabilitas dan akseptabilitas;

    3. Perlunya kerjasama yang positif antara CEO BUMN dengan CEO sektor swasta nasional melalui business and family gathering agar tercipta kepemahaman yang sama (mutual understanding) di antara mereka dalam mendorong ekonomi nasional yang lebih baik, melalui joint operation yang lebih bermartabat dan saling menguntungkan;

    4. Adanya mapping (pemetaan) akan BUMN-BUMN yang ada berdasarkan core business-nya (logistik, infrastruktur, keuangan, kesehatan, perhubungan, industri strategis dan energi). Untuk BUMN dengan kapitalisasi yang signifikan dalam peta ekonomi nasional terutama BUMN di sektor infrastruktur, keuangan dan energi diharapkan dapat berperan aktif dalam pemenuhan kebutuhan dollar nasional kita dalam rangka mengatasi defisit transaksi berjalan pada neraca perdagangan internasional;

    5. Peran BUMN di bidang penyediaan modal bagi usaha kecil menengah patut digalakkan. Idealnya peran PT PNM (Permodalan Nasional Madani) dapat ditingkatkan melalui payung hukum (yang disertai dengan reward and punishment) agar dapat menjadi pusat modal (center of capital) bagi dana-dana CSR (Corporate

    do

    k. is

    tim

    ewa

    do

    k. is

    tim

    ewa

    2 BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 2013 BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 2013 3

    do

    k.is

    tim

    ewa

    do

    k.is

    tim

    ewa

    fokus utama wawasan kita

    TUGAS UTAMA yang perlu dipastikan Askes adalah rampungnya penyusunan regulasi sebagai payung hukum beroperasinya BPJS Kesehatan yang melibatkan banyak institusi atau kelembagaan. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan operasionalisasi BPJS Kesehatan berjalan mulus pada 1 Januari mendatang. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial pun telah disiapkan pemerintah sebagai regulasi utama pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

    Sesuai roadmap Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), saat ini pemerintah telah memberikan jaminan kesehatan masyarakat untuk kelompok miskin dan tidak mampu sebanyak 86,4 juta jiwa. Di awal tahun 2014 mendatang, JKN akan menyatukan jaminan kesehatan aparat Negara, masyarakat miskin tidak mampu, dan pekerja formal dengan jumlah total minimal 120 juta jiwa. Cakupan kepesertaan tersebut meliputi peserta Askes Sosial (16,4 juta jiwa), peserta Jamkesmas (86,4 juta jiwa), peserta Jamsostek (8 juta jiwa) dan peserta TNI dan Polri berserta PNS Hankam (3 juta jiwa).

    Untuk memenuhi cakupan kepesertaan tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, di antaranya melakukan kerjasama Pengalihan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek pada Maret 2013, TNI-Polri pada Juli 2013, dan Program Jamkesmas dengan Kementerian Kesehatan pada September 2013. Progres pengalihan data dari ketiga sumber tersebut sampai saat ini terus berproses hingga akhir tahun 2013, dan diharapkan sudah siap digunakan di tahun 2014.

    Indonesia akan menjadi negara terbesar yang memiliki Jaminan Kesehatan di bawah satu Badan Negara, yaitu BPJS Kesehatan. Di akhir tahun 2014, minimal akan ada 121,6 juta penduduk yang dinaungi oleh satu Sistem Jaminan Sosial, jelas Direktur Utama Askes, Fachmi Idris. Tentu pelaksanaan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat Indonesia ini tidak bisa sekejap mata selesai di tanggal 1 Januari 2014 tersebut. Oleh karena itu, dalam roadmap DJSN disebutkan bahwa target tercapainya jaminan kesehatan seluruh rakyat tersebut adalah 1 Januari 2019. Guna mendukung penetrasi informasi dan kesadaran

    masyarakat akan SJSN tersebut, Askes telah memilih Duta Askes di seluruh daerah di Indonesia untuk melakukan tugasnya.

    Dengan adanya SJSN, kendala pelayanan kesehatan yang selama ini terjadi seperti tingkat ketersediaan fasilitas kesehatan di rumah sakit publik, mekanisme memperoleh layanan kesehatan dan ketersediaan infrastruktur kesehatan di daerah akan teridentifikasi dan tertangani dengan lebih baik. Menurut rencana, seluruh rumah sakit peserta BPJS akan terhubung dengan sebuah sistem. Artinya, bila kita membutuhkan rawat inap dan tidak tersedia di rumah sakit tertentu, kita akan langsung diarahkan ke rumah sakit lainnya by system.

    Untuk meningkatkan pelayanan BPJS Kesehatan nantinya, Askes terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Sebagai contoh, Askes telah bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk Pemanfaatan Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan database kependudukan yang berbasiskan Nomor Induk Kependudukan dalam layanan Askes. Sedangkan untuk kemudahan pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan Nasional BPJS dari seluruh peserta, Askes telah menggandeng tiga Bank Pemerintah yaitu BRI, Bank Mandiri dan BNI untuk bekerjasama dalam pengembangan dan transaksi Virtual Account, Cash Pooling, Penerimaan Iuran, Pengumpulan Iuran dan Pendaftaran peserta.

    Sedangkan sebagai bagian dari Tim Nasional Penyiapan BPJS Kesehatan sekaligus sebagai Pembina BUMN, Kementerian BUMN pun turut andil dalam transformasi BUMN menjadi BPJS, di antaranya: (1) memastikan BUMN yang akan bertransformasi dalam kondisi yang sehat dan kinerja baik, (2) mensahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang diarahkan untuk persiapan menjadi BPJS, (3) mengangkat Direksi berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan terutama untuk proses transformasi menjadi BPJS, juga (4) memonitor aktivitas perusahaan agar sejalan dengan proses transformasi.

    Di akhir perjalanan nantinya, sesuai Pasal 60 butir 3 (c) UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, Menteri BUMN akan mengesahkan laporan posisi keuangan penutup Askes setelah

    diaudit KAP, sementara Menteri Keuangan akan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan kesehatan.

    Dalam rangka mendukung sosialisasi keberadaan BPJS Kesehatan dan manfaat SJSN di kalangan BUMN, pada 23 Mei yang lalu, Kementerian BUMN menyelenggarakan sosialisasi BPJS di Kantor Kementerian BUMN dengan mengundang Sekretaris Perusahaan seluruh BUMN. Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Ketua DJSN serta Tim Penyiapan Transformasi BPJS dari Askes dan Jamsostek.

    Ketiga narasumber tersebut memberikan pemahaman bahwa roadmap SJSN tidak berhenti pada pembentukan BPJS Kesehatan yang beroperasi tanggal 1 Januari mendatang, namun akan terus berkembang hingga tahun 2029. Setelah Askes menjadi BPJS Kesehatan, berikutnya terhitung selambat-lambatnya 1 Januari 2015, Jamsostek akan beralih menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

    Transformasi kelembagaan Askes merupakan tugas Negara. Detik demi detik, hari demi hari sebelum akhir tahun 2013 menjadi sangat berharga untuk mempersiapkan diri. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan doa dan dukungan semua pihak agar transformasi ini berjalan sukses, lanjut Fachmi Idris.

    Mari bersama-sama dukung BPJS Kesehatan untuk kesehatan seluruh rakyat Indonesia. [Tbk]

    PT Askes (Persero) tentu telah melakukan berbagai persiapan transformasi menjadi badan hukum publik bernama BPJS Kesehatan. Dengan motto Transformasi Tuntas 2013, Askes terus berupaya semua hal terselesaikan sebelum malam pergantian tahun. Apa saja yang sudah dilakukan?

    UPAYA ASKES MEWUJUDKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

    BUMN SEBAGAI AKSELERATOR PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL Oleh:

    Anton KurniaBerbicara mengenai BUMN yang merupakan salah satu dari pilar ekonomi nasional seakan tidak ada habis-habisnya. Sejarah terbentuknya beberapa BUMN yang beragam; mulai dari perusahaan-perusahaan kolonial yang dinasionalisasi (seperti perusahaan perkebunan), BUMN yang terbentuk dari kebutuhan kaum priyayi akan permodalan (semisal BRI), BUMN yang dibentuk karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang pangan (seperti Bulog), serta BUMN-BUMN lain yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Social Responsibility) sektor swasta dan PKBL BUMNuntuk dikumpulkan, diawasi dan disalurkan secara benar kepada masyarakat yang membutuhkannya;

    6. Peran litbang BUMN di sektor kesehatan (penemuan vaksin) dan pertanian (produk keanekaragaman hayati pertanian yang unggul dan bermutu) terus didorong agar dapat menemukan hal-hal baru yang bermanfaat bagi masyarakat;

    7. Peran BUMN di sektor industri strategis terus ditingkatkan, apakah industri elektronika dan jaringan, perkapalan, kereta api, pesawat terbang, persenjataan, roket dan energi nuklir; supaya negeri kita memiliki kewibawaan di mata internasional. Akhirnya ini memang butuh kerja keras kita bersama dan kesabaran semua pihak dengan diiringi oleh kemauan yang tinggi terutama pengambil kebijakan di negeri ini untuk mau menerima solusi yang ditawarkan menuju Indonesia yang lebih baik, mandiri dan bermartabat. Semoga!

    Penulis adalah pemerhati ekonomi dan sosial serta mantan pegawai Kemen BUMN,

    sekarang pegawai Pemda Riau

  • sen

    tot

    do

    k. is

    tim

    ewa

    do

    k. is

    tim

    ewa

    sen

    tot

    sosok tokoh

    PRIA PENYUKA makanan manis ini lahir tanggal 21 September 1966, anak kedua dari tiga bersaudara. Bapaknya, Suwarso, adalah petani sedangkan ibunya, Daryatun merupakan guru SD. Ia beradik kakak semuanya laki-laki. Saya dan kakak beda 1,5 tahun sedangkan dengan adik beda 5 tahun, jelasnya. Tiga bersaudara itu bersekolah di SD, SMP, dan SMA yang sama. Bukan karena sekolah itu dekat rumah, tapi karena prinsip mereka ngikutin kakak saja. SMP yang favorit di sana itu SMP 1 tapi karena kakak saya SMP 3, saya jadi tidak tertarik dengan SMP 1. Adik saya juga begitu, katanya.

    Ipung nyaris tidak punya cita-cita yang jelas waktu kecil. Namanya orang kampung, ditanya cita-cita, ya asal ucap saja, ceritanya. Bahkan ketika ditanya tentang kisah masa kecilnya, Ipung dengan rendah hati menyatakan tidak banyak yang berkesan. Saya tidak begitu pinter, juga tidak bodoh, tambahnya.

    Di Desa Purbalingga itulah ia menghabiskan masa kecil hingga SMA. Jaraknya sekitar 3 km dari pusat kota. Kala SD, ia sekolah di tempat Ibunya mengajar. Saya sempat diajar Ibu waktu

    kelas satu, setelah itu ibu pindah, katanya. Meski diajar Ibunya, Ipung tidak lantas jadi anak manja yang malas mengerjakan tugas.

    Ada cerita unik selama setahun ia diajar Ibunya. Ia menuturkan, bagi orang Jawa, ada dua jenis bahasa, yakni kromo dan ngoko. Ia berbicara dengan bahasa kromo kepada Ibunya bila di sekolah. Di rumah, ia membiasakan diri dengan bahasa ngoko. Berbicara tentang masa SMA-nya, Ipung bercerita tentang tempat duduk yang mempengaruhi prestasi belajarnya. Dulu di SD dan SMP, saya hampir selalu duduk di depan, sehingga konsentrasi jadi penuh. Begitu SMA, saya duduk selalu belakang. Jadi mungkin itu yang menyebabkan prestasi saya jadi menurun, jelasnya.

    KULIAH: BERKESAN DAN BERATNamun, alhamdulillah, Ipung dapat diterima di Universitas Soedirman, Purwokerto. Lagi-lagi karena pemikiran yang sederhana. Tidak ada cerita ingin kuliah di mana, ambil yang dekat rumah saja, jawabnya sambil tersenyum. Ia mengenang masa-masa ketika mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) tahun 1985 itu. Lain halnya dengan jaman sekarang yang bisa mengambil IPC, dulu kalau ingin kuliah di jurusan IPA, ia harus ikut tes IPA. Begitu sebaliknya, kalau ingin kuliah di jurusan IPS, harus mengikuti tes IPS.

    Rupanya Ipung adalah tipe orang yang giat berusaha. Ia pun mengikuti tes IPA, tes IPS, bahkan tes masuk D3. Singkat cerita, ia diterima di pilihan pertama Unsoed, yaitu Fakultas Ekonomi. Kakak saya juga IPA, tapi ambil Ekonomi. Entah tertarik karena apa saya tidak paham, saya kayak ngikutin kakak saja, ujarnya.

    Di masa kuliah ini, untuk pertama kalinya tiga bersaudara itu bercerai jalan. Adiknya ternyata memiliki pilihan yang berbeda, yakni Fakultas Teknik Elektro UGM. Jalan Ipung menempuh pendidikan di Unsoed bukannya mulus-mulus saja. Di awal kuliah, ia sempat dilanda kegalauan. Ia lebih dahulu telah diterima di salah satu perguruan tinggi swasta di Solo untuk jurusan D3 Akademi Analis Kesehatan. Namun kakaknya menasehatinya, Kalau

    satu kost. Dari tiga teman akrabnya itu, Ipung mengaku IP-nya paling rendah. Namun saya yang lebih duluan lulus dan paling cepat dapat kerja, katanya bangga. Hebatnya, keempat sekawan itu semuanya diterima di Departemen Keuangan.

    MENCARI KERJA DAN KEBAIKAN PETUGAS TELKOMLulus kuliah di tahun 1990, Ipung menganggur hingga Desember 1991. Dalam masa itu, kesibukannya hanya satu: mencari kerja. Ia mengirim lamaran ke semua instansi yang terdaftar di buku kuning telepon. Saya gak ngerti tuh ada lowongan atau tidak, pokoknya kirim saja, katanya. Setiap ada panggilan, ia jalani. Ada panggilan di Surabaya, Jogja, Semarang, Pekalongan, Cilacap, Bandung, hingga Jakarta. Sampai akhirnya ia diberitahu oleh perwakilan kantor pajak Purwokerto agar mengirim lamaran ke Departemen Keuangan/Depkeu (sekarang Kementerian Keuangan, red). Saya sangat berterima kasih, surat lamaran kerja saya dibalas melalui surat resmi, katanya.

    Ipung pun menceritakan satu kejadian yang menentukan dalam hidupnya. Saat itu, sistem komunikasi yang ada adalah telegram dan pos. Telegram hanya dapat menjangkau/langsung diantar wilayah dalam kota, sedangkan di desa hanya bisa menggunakan pos yang lewatnya dua kali seminggu. Untungnya, panggilan untuk ikut tes yang dikirim melalui telegram diterima tepat waktu. Kala itu ada petugas Telkom yang berbaik hati padanya dan langsung dikirim ke rumah, walaupun rumahnya di luar kota. Ia diberitahu dengan segera bahwa ia dipanggil tes di Depkeu keesokan harinya. Padahal biasanya telegram itu dikirim lagi lewat pos, tapi karena orang Telkom tadi membaca besok mesti tes, telegram itu dianterin langsung ke rumah tuh, ceritanya. Sungguh, kebaikan petugas Telkom itu, yang sampai saat ini tidak ia kenal, berjasa sekali sehingga ia bisa mengikuti ujian keesokan harinya.

    Lalu Ipung menuturkan pengalamannya menjelang tes di Jakarta itu. Dulu, ceritanya, ada atau tidak ada tempat duduk, tiket kereta dijual dengan bebas. Akibatnya kereta api itu penuh luar biasa. Macam-macam orang membawa berbagai barang dagangan, bahkan ada yang membawa kelapa segala. Saya masih ingat, untung ada yang bawa kelapa, jadi saya duduk saja di atas kelapa itu, katanya. Meski saat mendaftar ia sudah tahu akan ditempatkan di Jakarta, Ipung mengaku tidak pernah punya cita-cita hidup di Jakarta.

    Alhasil, Ipung pun diterima di Departemen Keuangan dan masuk untuk pertama kali tanggal 13 Desember 1991. Ia diangkat menjadi CPNS per 1 Maret 1992 bersamaan dengan beberapa teman satu angkatannya, seperti Seger Budiarjo dan Diah Triana. Atasan pertamanya adalah Pak

    Karyono Supomo (sekarang Komisaris di suatu BUMN), di Direktorat Pembinaan BUMN yang kala itu dipimpin Pak Fuad Bawazier.

    Beberapa tahun kemudian, Ditjen Moneter pun bubar. Ia kemudian dipercaya menjadi Kepala Seksi menangani BUMN Jasa di tahun 1999 dengan atasan langsungnya Pak Sahala Hutasoit (sekarang Direksi di suatu BUMN). Setelah itu, ia sempat dilantik beberapa kali menjadi Kepala Seksi. Dulu kan tiap tahun ada pelantikan karena organisasi yang sangat dinamis. Mungkin enam kali atau berapa kali ya, saya lupa pokoknya tiap tahun dilantik, katanya.

    Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dengan mengambil S2 di Universitas Bhayangkara dan lulus tahun 2003. Tahun 2006, ia diangkat jadi Eselon III di Kedeputian Jasa Keuangan, mengurusi lembaga pembiayaan keuangan. Selanjutnya, ia sempat ditarik ke Kedeputian Infrastruktur dan Logistik di bawah Asdepnya Pak Pontas Tambunan (saat ini Direksi di BUMN).

    BAYI SEHAT BPJSDi bulan Februari 2012, ia dipercaya menjadi Eselon II di Kedeputian Usaha Jasa. Ketika ditanya mengenai kinerja BUMN binaannya, ia menyatakan banyak hal yang perlu dibenahi. Secara umum sudah bagus, namun masih perlu ditingkatkan. Apalagi mengantisipasi tahun 2015 karena sudah ada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), jadi akan lebih banyak saingan, jelasnya. Ia pun menyatakan, BUMN di bawah binaannya, di antaranya PT Askes dan PT Jamsostek tahun 2014 akan menjadi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Yang penting, kita mendorong BPJS itu lahir sebagai bayi sehat, katanya.

    Di luar jabatan struktural, Ipung mengungkapkan pernah menjadi Sekretaris Dewan Komisaris (Sekdekom) di PT Surveyor Indonesia (tahun

    PURNOMO SINAR HADI:

    HIDUP MENGALIR SAJA Ya, sesederhana itu. Bagi Asisten Deputi Bidang Usaha Jasa I ini hidup mengalir begitu saja. Itulah yang membuatnya tampil bersahaja. Purnomo Sinar Hadi nama lengkapnya, dan ia akrab dipanggil: Ipung. Sebagaimana kebanyakan orang Purbalingga atau orang Jawa Tengah pada umumnya, Ipung menyukai pewayangan. Itu ditandai dengan adanya beberapa lukisan wayang di ruang kerjanya di lantai 7 Kementerian BUMN. Wisanggeni adalah tokoh pewayangan yang ia idolakan. Orangnya tidak pernah berbasa-basi, jawabnya memberi alasan kenapa mengagumi anak Arjuna dan Bidadari Batari Dresanala putri Betara Brama.

    BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 2013 5BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 20134

    20042010). Sebelumnya di tahun 1999 saya juga pernah jadi Sekdekom Artaloka (anak perusahaan PT Taspen), tapi tidak sampai setahun, ada perubahan organisasi di sana, katanya. Ipung juga pernah menjadi Sekdekom PT Bank BTN selama enam tahun (20072012). Setelah itu, Ipung dipercaya menjadi anggota Dewan Komisaris PT Surveyor Indonesia (Persero) (20102012), anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (20122013) dan sejak 7 Mei 2013 ia diangkat jadi Anggota Dewan Komisaris PT Pegadaian (Persero).

    SYUKUR MEMBAWA NIKMATBicara tentang keluarga, Ipung bercerita bahwa ia bertemu dengan Sri Tuning Astuti, perempuan yang kemudian menjadi istrinya ini di tahun akhir masa kuliahnya. Istriku orang Unsoed juga, jurusan Sosiologi, ujarnya. Ia sempat berpisah sekian lama dengan calon istrinya itu karena bekerja di Jakarta. Tak lama, setahun kemudian, Sri Tuning pun lulus kuliah dan langsung ia nikahi. Istri saya itu sempat mengikuti seleksi sampai tahap akhir, yaitu wawancara di BRI, ceritanya. Namun karena memutuskan menikah, akhirnya ia lepas panggilan itu, tambahnya.

    Ia menikahi wanita pujaannya di bulan Oktober 1994, di usia 28 tahun. Usai menikah, ia membawa istrinya ke Jakarta. Di awal masa pernikahannya, istrinya masih menyampaikan keinginannya untuk bekerja. Sampai pada saat hamil 8 bulan pun, dia masih ikut tes di Departemen Transmigrasi, katanya. Sayangnya, istrinya tidak lulus tes. Akhirnya, istrinya kemudian fokus untuk membesarkan anak. Anak pertama mereka, Wahyu Adi Nugroho lahir di bulan Januari 1996. Sedangkan anak keduanya, Ghani Nugroho lahir bulan Nopember 2003 dan anak bungsunya, Syafira Zata Yumni lahir tahun 2008.

    Ipung tidak punya hobi khusus. Tergantung situasi, katanya. Kadangkala ia suka dengerin musik, kali yang lain ia suka jalan-jalan. Meski suka makanan manis, secara umum, ia tidak pemilih. Saat ini, Ia selalu bersyukur atas semua karunia yang ia terima. Kalau kita bersyukur, semua pasti akan menjadi lebih nikmat, katanya mengakhiri perbincangan hangat, sore itu. [Erwin Fajrin/ Rudi Rusli/Sandra Firmania/Addis Nadira]

    mengambil D3, kamu harus nambah kuliah lagi untuk mendapat S1. Akhirnya ia memutuskan tidak jadi mendaftar ulang, padahal sudah sampai di Solo untuk mendatfar ulang.

    Saat-saat kuliah tersebut diakuinya merupakan bagian terberat dari perjalanan hidupnya. Tapi sekarang jadinya sangat menarik untuk diceritakan, katanya. Semasa kuliah, ia hanya mendapat jatah Rp 50 ribu setiap bulan untuk bayar kost dan makan. Sampai SMA saya tidak pernah ada uang saku. Dapat uang saku Rp 200 kalau ada pelajaran olahraga, katanya. Bahkan untuk ke sekolah pun sering jalan kaki dengan jarak 4 km. Ada cerita lucu saat ia duduk di bangku kelas tiga SMA. Teman sebangkunya yang sudah ia kenal sejak kelas satu SMA, mengusilinya. Temannya itu mengajaknya ke kantin, bahkan dengan nada memaksa. Padahal temannya itu tahu, ia sudah tidak ada uang di kantong. Singkat cerita, Ipung pun menerima ajakan itu dan makan di kantin. Saya pikir mau dibayarin, ternyata dia cuma bayar punyanya, ya saya juga ngacir lari saja, ceritanya sambil ketawa.

    Meski demikian, ia mengaku termasuk orang yang tertib. Dengan Rp 50 ribu setiap bulan, ya tanggung jawab saya untuk hidup dan bayar kost hanya dengan uang itu, ujarnya. Ia menceritakan biaya kost kala itu Rp 15 ribu per bulan. Kakaknya pun sama, hanya dapat Rp 50 ribu, sehingga makan 3 (tiga) kali sehari tidak boleh lebih dari seribu rupiah. Mungkin ini sebabnya, Ipung selalu berprinsip, apapun harus disyukuri dan dinikmati. Ia menyadari beratnya tanggungan hidup yang dimiliki ibu bapaknya. Ibu saya guru, gajian malah pusing. Gajinya hanya ratusan ribu. Sedangkan biaya kuliah adik di Jogja lebih mahal, sebulan dikasih jatah Rp 500 ribu pun kadang kurang, ceritanya.

    Selama lima tahun kuliah, Ipung memiliki tiga teman akrab. Temannya itu satu kost, dan ada berasal dari SMP atau SMA yang sama. Karena sudah lama saling kenal, ia bahkan juga sangat akrab dengan keluarga temannya itu. Sudah seperti keluarga sendiri, sampai sekarang masih kontak, katanya. Bagaimana tidak, setiap hari bergaul dan bercanda karena

  • PEMUTARAN VIDEO mengawali diskusi buku yang dimoderatori Ibnu Najib tersebut. Hadi menggunakan kata-kata unik menggoda untuk menandakan judul masing-masing bab, semisal: Membalikkan Ombak, Bermula dari Toilet, Menghapus Urut Kacang, Tinggal Klik Langsung Naik, Peristiwa Langka di Hari Raya, Hiruk-Pikuk Penataan Jabodetabek, hingga Dari Mana Datangnya Rupiah. Buku ini dikatapengantari oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN dan diepilogi oleh Renald Khasali.

    Purwanto, Kepala Biro Umum dan Humas, dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa Diskusi Buku yang jadi agenda rutin ini diharapkan akan membuat BUMN menjadi lebih baik. Agar lahir juga Jonan-Jonan baru, ujar Purwanto.

    Tentang perbaikan di Kereta Api, saya mandor saja, ujar Jonan. Ia menunjuk beberapa pejabat KAI yang hadir dalam diskusi buku tersebut, yang telah berjasa melakukan perubahan itu.

    Bagi Jonan, perubahan yang terjadi di KAI saat ini baru permulaan. Kalau nggak, kita tidak akan pernah punya kereta api cepat, katanya. Satu budaya yang dikembangkannya di KAI adalah, kalau ada kereta yang anjlok, harus ada yang dihukum karena pasti ada yang keliru. Dulu, semua berusaha saling menutupi, katanya. Pengoperasian kereta api terkait dengan publik dan memerlukan disiplin tinggi. Ini profesi yang harus dikerjakan sungguh-sungguh, tegasnya. Jonan menyatakan, ia berkewajiban melayani masyarakat yang membeli karcis. Lebih baik tidak berangkat, daripada tidak pernah tiba, katanya.

    Fenomena kereta api yang berdesakan menurut Jonan karena harga tiketnya yang murah. Ditambah berapapun gerbongnya, pasti akan tetap penuh, katanya. Sementara itu, Jonan menghapus kereta api ekspres yang harganya lebih mahal. Kebijakan publik seharusnya menghilangkan disparitas, tambahnya. Apalagi

    sen

    tot

    do

    k. p

    rin

    us

    BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 2013 7BULETIN BUMN EDISI 76 TAHUN VII 30 NOVEMBER 20136

    Lugas, tegas, apa adanya, tapi berkharisma. Begitulah impresi seorang Ignatius Jonan, Dirut PT KAI (Persero). Jonan hadir sebagai pembicara dalam diskusi buku berjudul Jonan dan Evolusi Kereta Api Indonesia di Perpustakaan Kemen BUMN, 29 Oktober 2013 lalu. Hadir juga penulis buku tersebut, Hadi M Djuraid, Pemimpin Redaksi Majalah BUMN Track.

    27 OKTOBER yang lalu, Prinus merayakan peringatan Hari Ulang Tahun ke-8. Unik, karena ini adalah pertama kalinya Prinus merayakan hari ulang tahun. Sederhana dan penuh dengan kekeluargaan. Dalam sambutannya, Abdussalam mengajak seluruh pegawai merenungi kembali apa yang menyebabkan perusahaan tersebut terpuruk selama ini.

    Potensi ekonomi dari usaha Perikanan di Indonesia memiliki nilai yang fantastis. Bila terkelola dengan baik, Indonesia yang 2/3 wilayahnya perairan ini bisa memperoleh pemasukan USD 82 miliar atau setara Rp 820 ribu trilliun per tahun. Tujuh kali lipat dari PDB Indonesia tahun 2014. Untuk itu, usaha Perikanan seharusnya bisa menjadi prime mover pembangunan ekonomi Indonesia. Tidak heran banyak perusahaan lokal maupun asing berlomba-lomba menjaring sumber daya itu.

    Maka bukanlah hal yang keliru bila Menteri BUMN Dahlan Iskan belakangan ini menaruh

    perhatian dan harapan pada kedua BUMN Perikanan. Bulan September lalu, Dahlan menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Unit Pengolahan Ikan (UPI) Sorong milik Prinus di sela-sela kesibukan. Sederhana, Pak Menteri melihat-lihat UPI. Memang belum selesai dibangun tapi beliau bilang tidak apa-apa, cerita Abdussalam.

    Meski singkat, rupanya kunjungan itu sangat berkesan di mata Dahlan. Sepulangnya dari sana, beliau bercerita di Manufacturing Hope dengan tajuk Sashimi Prinus setelah Lama Mupus. Ia terkesan dengan Abdussalam yang dapat membangkitkan Prinus tanpa bantuan modal. Saya sungguh bangga dengan Prinus. Hanya perlu dua tahun. Tanpa suntikan modal sama sekali, tulisnya. Prinus bangkit dari keterpurukan utang mencapai Rp 50 miliar hingga membukukan laba komprehensif Rp 30,92 miliar di tahun 2012 dan bertekad mencatatkan lagi laba di tahun ini.

    Ya, kebangkitan ini dimulai dengan inisiatif Abdussalam saat beliau masih menjabat Direktur Keuangan. Abdussalam menjual jasa dengan memperbaiki kapal orang lain di galangan sendiri. Kini, galangan kapal Prinus di Pekalongan, Surabaya, Bitung, Ambon dan Sorong makin berkibar. Bahkan di cabang Ambon dikabarkan sudah penuh hingga Desember nanti.

    Abdussalam juga menyerukan kesamaan langkah di antara pegawai dan kolaborasi positif dengan pihak eksternal, demi terciptanya suasana kerja yang kondusif. Kita harus bangkit membangun trust dan value creation, serta kebersamaan, ujarnya. Dengan mengambil langkah Percepatan dan Pengembangan Industri Perikanan Terpadu, Prinus bertekad Move On, Visi On: Maju Cepat Wujudkan Visi Perusahaan. Ayo, move on Prinus! [Tbk]

    MENGHILANGKAN LEMAK-LEMAKKetika diserahi tugas memimpin PT RNIsetelah sebelumnya jadi anggota Dewan Komisaris PT RNI, Ismed berusaha menghilangkan lemak-lemak. Istilah itu merujuk pada upaya efisiensi yang ia mulai dari dirinya sendiri. Saya harus jadi rule model untuk efisiensi di RNI, katanya. Beberapa langkah ia ambil. Ia tidak gunakan mobil dinas, tidak tidur di hotel kalau dinas di luar kota. Saya memilih menginap di mess perusahaan, katanya. Kegiatan-kegiatan di hotel pun dihilangkan.

    Ismed juga melakukan restrukturisasi jabatan di RNI dengan menghilangkan jabatan Deputi Direktur. Jabatan itu menurutnya bisa mendistorsi operasionalisasi kebijakan Direksi. Dalam rapat setiap Selasa (yang disebut Selasaan), selain dihadiri semua Direksi, juga dihadiri Kadiv dan Kabag, sehingga setiap informasi dapat didengar semua pimpinan, tak ada yang terdistorsi.

    Dalam memimpin RNI, Ismed mengaku membuka ruangannya 24 jam. Tidak ada istilah rapat setengah kamar yang menyimpan potensi konflik, ujarnya. Namun, kedaulatan tunggal dalam pengambil keputusan, hanya ada di Dirut. Dalam hubungan antara direksi Holding dengan direksi anak perusahaan, tidak ada lagi budaya titip-titipan. Juga tidak ada lagi upeti, yang sebelumnya

    membudaya di RNI. Tapi saya wanti-wanti, cukong gula tidak boleh masuk ke ruang saya, katanya.

    GUNAKAN AKAL, TANPA MENGAKALISemua upaya yang dilakukannya merupakan antitesa dari kultur lama di RNI, menuju korporasi yang sehat. Karenanya, kebutuhan akan budaya kerja yang bersih dan jujur tidak bisa ditawar-tawar, tegasnya. Ismed pernah mendapati karyawan Pabrik Gula yang bisa membawa 2 kg gula setelah bertugas, tanpa pertanggungjawaban. Ia mengambarkan kondisi itu seperti: di atas nyatut, di bawah nguntil. Untuk itu, Ismed kemudian memberdayakan karyawannya sebagai pedagang gula, maksimal bisa menjual 1.000 kg per bulan. Bisa dibayar seminggu setelah gula diambil, katanya. Kebijakan itu diperkenankan untuk level Kadiv (Kepala Divisi) ke bawah, tidak untuk direksi. Dengan kebijakan itu, saya bisa dapatkan sales, tanpa dibayar, ujarnya. Itulah caranya menggunakan akal, tanpa mengakali.

    Dalam menegakkan reward yang adil, Ismed menerapkan Key Performance Indicators (KPI) per masing-masing karyawan, sehingga KPI itulah yang menentukan perolehan bonus karyawan tiap tahunnya. Pokoknya, yang bekerja keras akan diberi reward, yang neko-neko di-grounded, tegasnya. Ia tak segan-segan memberhentikan

    karyawan tanpa pesangon, bila terbukti merugikan perusahaan.

    Ismet merencanakan untuk melakukan konsolidasi bisnis pada 4 bidang, yakni agroindustri dan peternakan, farmasi dan alat kesehatan, trading dan distribusi, serta properti. Bisnis properti menurutnya sangat menarik, karena saat ini RNI punya banyak lahan tidur dan bermasalah, namun berpotensi untuk diberdayakan. Ismed bermimpi, kelak RNI punya gedung tinggi.

    BISNIS DAGING VAMPIREIsmet juga berkeinginan RNI turut serta dalam bisnis daging sapi, karena melihat bisnis itu dikuasai oleh orang yang tak ubahnya bagaikan vampire (penghisap darah manusia), yang menjual daging sapi secara mahal dan dapat keuntungan banyak. Padahal, RNI punya sumber daging dengan harga murah. Bila RNI diberi izin, harga daging sapi RNI akan menstabilisasi harga daging, yang sekarang tidak rasional, ujarnya. RNI juga saat ini sedang giat-giatnya merambah ke bisnis mart seperti indomart, dengan nama Warung Rajawali (Rajawali Mart). Dengan Rajawali Mart tersebut, RNI tidak lagi menjual produknya dalam bentuk bulk, namun sudah dalam kemasan yang bermerk dan dijual eceran. Transformasi bisnis memang sedang kencang-kencangnya terjadi di RNI. [Tbk]

    sudut pandang

    Di antara Anda mungkin pernah mendengar Prinus dan Perindo. Keduanya adalah BUMN Perikanan. Bedanya, Prinus adalah PT Perikanan Nusantara (Persero) yang dipimpin Abdussalam Konstituanto, sedangkan Perindo adalah Perum Perikanan Indonesia dengan Dirut Agus Suherman.

    MENYAMBUT BANGKITNYA PERIKANAN INDONESIA

    BAHKAN SEBUAH nilai yang disebut baru pun harus rela terlindas oleh kekuatan yang bernama reformasi. Yang saya ingin tekankan di sini, begitu kuatnya reformasi itu. Bahkan Orde Baru yang dianggap banyak orang sebagai sebuah rezim yang dibangun dengan semangat otoriterian dan sudah berkuasa selama 32 tahun pun runtuh. Sekali lagi, alangkah kuatnya reformasi!

    Sebenarnya makna reformasi dan revolusi hampir sama, walau nuansanya saja yang sedikit berbeda. Reformasi dianggap lebih kalem (cool), sedang istilah revolusi lebih terasa bombastis. Reformasi lebih intelek, sedang revolusi lebih menyala-nyala. Makna keduanya kurang lebih sama, yakni perubahan besar yang radikal dan drastis.

    Maka dapat kita pahami, kenapa dipilih ungkapan Reformasi Birokrasi dibanding Revolusi Birokrasi. Padahal tujuannya sama saja: membongkar rezim birokrasi yang dianggap korup, jumud, dan lama,

    menjadi birokrasi yang profesional, elegan dan bermartabat. Makanya, konsekuensi logis dari Reformasi Birokrasi ini adalah kepantasan dalam remunerasi. Anggapannya: kalau birokrasi sudah dibiayai dengan layak, maka perilaku seperti orde baru itu tidak bakal muncul lagi. Birokrasi pun dapat muncul dengan harga diri yang diperbarui, melayani publik dengan senyum terbaik.

    Anggap saja, yang saya sampaikan di atas itu adalah landasan filosofisnya. Padahal dalam alam nyata, reformasi itu tidak bisa diejawantahkan sekali jadi. Perlu ada kesabaran meniti tahap demi tahap. Di Kementerian BUMN ini, kita juga merasakan pelaksanaan reformasi birokrasi itu berjalan dengan lambat-lamban. Ada kalanya kita merasa, proses reformasi itu sedang berjalan cepat. Namun kemudian, ada saat-saatnya kita merasa kok reformasi birokrasi terasa mandek, greget-nya nggak terasa. Tentu saja, kita berharap proses reformasi birokrasi di Kementerian BUMN

    ini segera mendapat legalisasi oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB) sebagai otorisasi tunggal penilaian dalam reformasi birokrasi di semua instansi pemerintah.

    Di luar itu, sudah mulai terbentuk budaya hadir tepat waktu, dan adanya penggunaan teknologi informasi sebagai penunjang proses kerja. Walau untuk penggunaan teknologi informasi yang disebut Office Automation (OA) ini menyisakan pertanyaan: Kok prosesnya tidak otomatis? Semestinya, izin tidak hadir itu disampaikan via OA dan sang atasan juga memutuskan via OA. Jadi tidak perlu di-print, ditandatangani atasan, di-scan dan diunduh ke OA. Kalau alasannya mempertimbangkan atasan yang kurang melek teknologi, maka sang atasan seperti itu harus kita perlakukan sama dengan Pak Harto: harus direformasi. Ini Orde Reformasi, Bung!

    Penulis, Kasubbag Pelayanan dan Bantuan Hukum IC

    sen

    tot

    INI ORDE REFORMASI, BUNG!Masih ingat ketika istilah reformasi mengemuka di tahun 1998 dan menelan korban sebuah ordeyang dipimpin Soeharto? Padahal orde tersebut sudah disebut sebagai sebuah Orde Baru yang menandakan dan membedakan dengan Orde Lama yang dipimpin Soekarno, pemimpin yang telah memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini.

    Oleh: Rudi Rusli

    rekam peristiwa

    rekam peristiwa

    sen

    tot

    Ini acara CEO Sharing Session keempat yang dilakukan Biro Hukum Kemen BUMN. Acara yang berlangsung di Lantai 17 Kemen BUMN tanggal 1 Oktober 2013 itu menampilkan Ismet Hasan Putro, Dirut PT RNI (Persero).

    CEO SHARING SESSION

    BUKU JONAN

    AGAR RNI DAPAT BERLARI KENCANG

    EVOLUSI YANG (SEBENARNYA) REVOLUSIONER

    secara teknis, sulit memprioritaskan satu kereta dibanding kereta lainnya di lajur yang sama.

    Lain lagi cerita Hadi, yang menulis buku ini dalam waktu 6 bulan. Pertama kali mewawancarai Pak Jonan tahun 2010, saya melihatnya sebagai fenomena baru. Ada sesuatu yang berbeda dari leadership-nya, katanya. Kinerja Kereta Api di tangannya juga membaik. Puncaknya di hari raya 2012, dan di akhir tahun itu, PT KAI banjir award, karena perubahan yang ditangkap publik sangat radikal. Bisa dikata kereta api telah merubah Indonesia, katanya.

    Namun, pemilihan kata evolusi yang berkonotasi perubahan yang lama agaknya kurang tepat untuk menggambarkan Jonan yang bergaya pendobrak. Ia cocok disebut revolusioner. Namun, mungkin karena suatu pertimbangan, kata evolusi akhirnya dicantumkan sebagai judul. Meski judulnya tidak terkesan bombastis, penjualan buku ini lumayan baik, ujar Hadi. Yang penting, penjualannya revolusioner ya Pak. [Tbk]