Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem dan teknologi telekomunikasi berkembang sejalan dengan temuan-temuan dan inovasi yang dilakukan umat manusia. Perkembangannya mengarah pada aplikasi dan nilai manfaat yang lebih efektif, efisien, cepat dan berdaya jangkau luas. Begitu banyak perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi, semuanya saling bersaing untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya, entah itu lewat layanan telepon murah, fitur-fitur yang disediakan dan layanan-layanan lainnya. Pilihannya tergantung pada pelanggan, mana layanan yang paling menguntungkan bagi mereka. Banyaknya perusahaan tersebut juga menjadi bukti nyata begitu besarnya kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi.Untuk mendukung kemajuan tersebut sangat diperlukan suatu transfer informasi atau komunikasi yang lebih cepat, kapan saja dan dimana saja mereka berada. Salah satu sistem yang mampu menyediakan 1
38

drive test

Jan 16, 2016

Download

Documents

laporan drive test
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: drive test

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Sistem dan teknologi telekomunikasi berkembang sejalan dengan

temuan-temuan dan inovasi yang dilakukan umat manusia.

Perkembangannya mengarah pada aplikasi dan nilai manfaat yang lebih

efektif, efisien, cepat dan berdaya jangkau luas.

Begitu banyak perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang

telekomunikasi, semuanya saling bersaing untuk bisa memberikan

pelayanan yang terbaik bagi para pelanggannya, entah itu lewat layanan

telepon murah, fitur-fitur yang disediakan dan layanan-layanan lainnya.

Pilihannya tergantung pada pelanggan, mana layanan yang paling

menguntungkan bagi mereka. Banyaknya perusahaan tersebut juga

menjadi bukti nyata begitu besarnya kebutuhan masyarakat akan

telekomunikasi.Untuk mendukung kemajuan tersebut sangat diperlukan

suatu transfer informasi atau komunikasi yang lebih cepat, kapan saja dan

dimana saja mereka berada. Salah satu sistem yang mampu menyediakan

layanan tersebut adalah sistem komunikasi bergerak.

Komunikasi bergerak didefinisikan sebagai komunikasi antara dua

terminal dimana salah satu atau keduanya berpindah tempat.Dalam hal ini

perpindahan yang dimaksudkan terjadi pada sistem komunikasi radio yang

tidak menggunakan kabel sebagai media transmisi (tanpa kabel).Tujuan

pembuatan sistem komunikasi bergerak adalah agar tiap-tiap pesawat

telepon dapat diperlakukan sebagai kabel yang memiliki nomor panggil

sendiri, sedangkan user dapat berkomunikasi tanpa dibatasi oleh suatu

tempat yang tetap.

1

Page 2: drive test

Teknologi komunikasi bergerak seluler diawali dengan

berkembangnya sistem komunikasi analog. Sekitar tahun 1980-an Amerika

mengembangkan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone Service),

kemudian bermunculan teknologi-teknologi yang berbasis analog seperti

NMT (Nordic Mobile Telephone) dan TACS (Total Access

Communication Service). Dengan meningkatnya kebutuhan manusia

terhadap sistem komunikasi bergerak terutama pada kemampuan system

dalam menyediakan fasilitas komunikasi dengan kecepatan tinggi dan

bandwidth lebar, maka sekitar tahun 1990-an muncul teknologi berbasis

digital yang dinamakan second generation (2G). 2G meliputi GSM

(Global System For Mobile Communication), DCS 1800 (Digital

Communication System at 1800 MHz), PDC (Personal Digital Seluler)

dan DAMPS (Digital AMPS).

GSM adalah sistem komunikasi bergerak yang berdasarkan pada

teknologi seluler digital, dengan SIM (Subscriber Identity Module) card

sebagai identitas pelanggan, dimana pelanggan dapat bergerak secara

bebas di dalam area layanan jaringan tanpa mengalami panggilan dan

mempunyai kemampuan untuk roaming Internasional.

Teknologi generasi kedua memiliki kemampuan untuk melakukan

pengiriman pesan atau layanan data selain digital voice.Kemampuan

sistem GSM ini yaitu terletak pada sekuriti sistem yang relatif lebih sulit

ditembus dari pada generasi pertama.Pada saat ini dikembangkan

teknologi baru dalam dunia selluler yaitu 3G. Aspek teknis yang

diinginkan dari 3G ini adalah berbasis multimedia broadband service.

Jaringan ini terintegrasi antara seluler dengan jaringan satelit sehingga

komunikasi yang tidak terjangkau oleh komunikasi terestrial dapat

dilayani.

Namun demikian untuk menuju ke 3G dari 2G terdapat tahap

peralihan yang biasa dikenal 2,5G.Dimana pada tahap ini untuk layanan

2

Page 3: drive test

GSM dikembangkan dengan layanan GPRS, dimana Layanan GPRS yang

diberikan diintegrasikan pada jaringan GSM.

Saat ini telah berkembang jaringan 3G yang akan segera menuju ke

4G. 3G merupakan sebuah standar yang ditetapkan oleh International

Telecommunication Union (ITU) yang diadopsi dari IMT-2000 untuk

diaplikasikan pada jaringan telepon selular.Istilah ini umumnya digunakan

mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel versi ke-

tiga.Melalui 3G, pengguna telepon selular dapat memiliki akses cepat ke

internet dengan bandwidth sampai 384 kilobit setiap detik ketika alat

tersebut berada pada kondisi diam atau bergerak secepat pejalan kaki.

Akses yang cepat ini merupakan andalan dari 3G yang tentunya mampu

memberikan fasilitas yang beragam pada pengguna seperti menonton

video secara langsung dari internet atau berbicara dengan orang lain

menggunakan video. Belakangan ini industri nirkabel mulai

mengembangkan teknologi 4G, meskipun sebenarnya teknologi 4G ini

seperti Long Term Evolution (LTE) hanya merupakan evolusi dari

teknologi 3GPP dan Ultra Mobile Broadband (UMB), sehingga sulit untuk

membedakan dengan jelas teknologi 3G dan 4G. Salah satu teknologi 4G

yaitu WiMax.

3

Page 4: drive test

I.2. Tujuan

Pelaksanaan kuliah kerja profesi ini ditujukan:

1. Sebagai perbandingan dan penerapan teori-teori yang telah diperoleh

dari perkuliahan dan bacaan-bacaan teknologi dengan praktek yang

dilakukan oleh pihak penyedia komunikasi bergerak.

2. Sebagai salah satu mata kuliah dengan beban 1 SKS di Program

Sarjana Teknik Elektro Universitas Atnajaya Makassar.

I.3. Batasan Masalah

Dalam laporan ini akan dipaparkan beberapa hal yaitu:

1. Konsep dasar komunikasi selluler

2. Pengenalan dasar GSM (Global System For Mobile Communication)

3. Prinsip Transmisi (Transmision Principles)

4. Radio Interface

I.4. Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi

Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan mulai tanggal 13 Oktober

2014 s/d13 November 2014 di PT. China Comservice Indonesia

I.5. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam hal pemahaman masalah, maka penulis

menguraikan secara garis besar mengenai masalah yang terkait dalam

penulisan.

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar Belakang, maksud dan tujuan, batasan masalah,

waktu dan tempat pelaksanaan serta sistematika penulisan.

BAB II : Konsep Dasar Sistem Komunikasi Bergerak

4

Page 5: drive test

Meliputi penjelasan mengenai frekuensi re-use, handover,

dan cell Splitting sebagai kata kunci dari sistem komunikasi

bergerak.

BAB III : Global System For Mobile Communication (GSM)

Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat GSM,

arsitektur GSM, spesifikasi sistem GSM, metode akses dan

macam-macam fitur dari sistem GSM.

BAB IV : Prinsip Transmisi

Meliputi beberapa metode transmisi yakni duplex oleh

FDMA dan TDMA.

BAB IV : Radio Interface

Meliputi pembagian logic channel dan beberapa interface

yang membagi tiap station.

BAB V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

5

Page 6: drive test

BAB II

KONSEP DASAR SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK

II.1 Umum

Sistem telekomunikasi bergerak dapat dibagi menjadi dua bagian:

Sistem Telekomunikasi Bergerak (STB) Nonseluler, yaitu system

telekomunikasi bergerak yang memiliki daerah cakupan yang sangat

luas.Teknik yang digunakan adalah dengan mendirikan sebuah menara

yang dilengkapi dengan seperangkat antenna yang berfungsi sebagi

pemancar sekaligus sebagai penerima dan didirikan ditengah-tengah

area cakupannya.

Sistem Telekomunikasi Bergerak (STB) Seluler. Daerah cakupan dari

STB seluler dibagi atas daerah-daerah yang lebih kecil (sel) dan

masing-masing sel tersebut menggunakan stasiun sendiri yang

bernama Base Transceiver Station (BTS). Hubungan antar BTS diatur

oleh sentral telepon bergerak itu sendiri.

Hal yang paling mendasar yang mendukung perkembangan sistem

komunikasi bergerak adalah karena adanya keterbatasan spektrum

frekuensi dan untuk efisiensi penggunaan spektrum frekuensi. Dalam

sistem komunikasi bergerak selular daerah pelayanan akan dibagi-bagi

menjadi daerah-daerah cakupan yang kecil, yang disebut sebagai sel,

dengan menara pengirim cukup rendah dan daya pancar cukup rendah. Sel

menunjukkan cakupan sinyal. Sel berbentuk heksagonal atau bentuk yang

lain hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout

perancangan.

6

Page 7: drive test

II.2 Parameter Dasar Dalam Sistem Komunikasi Selular

Ada dua kata kunci yang membedakan antara sistem komunikasi

bergerak selular dengan yang lainnya:

1) Frequency Reuse

Frequency reuse memungkinkan penggunaan frekuensi yang

sama pada sel yang berbeda, diluar jangkauan interferensinya.

Frekuensi reuse digunakan karena keterbatasan alokasi spektrum

frekuensi pada komunikasi bergerak selular. Semakin luas area

pelayanan dan semakin besar jumlah pelanggan maka dibutuhkan

lokasi frekuensi yang lebar pula.

Gambar II. 1 Frequency Reuse

2) Handover (HO)

Handover adalah suatu peristiwa perpindahan kanal dari MS

tanpa terjadinya pemutusan hubungan dan tanpa melalui campur

tangan dari pemakai. Alasan dasar handover adalah MS keluar dari

cakupan BTS dan jika trafik disuatu sel terlalu tinggi sehingga

beberapa MS diserahkan ke sel yang lain.

7

Page 8: drive test

Gambar II.2 Handover

Tahapan dalam pelaksanaan HO:

aa.Monitoring

Mengukur kualitas jalur radio lama dan jalur radio baru

Memulai HO jika sudah dibutuhkan (HO akan dilaksanakan

apabila proses monitoring mengindikasikan adanya MS yang

bergerak menuju zone sel yang baru)

ab.Penanganan HO

Jalur yang baru dibangun (mengaktifkan kanal baru yang

tersedia di sel tujuan)

Jalur yang lama dinon-aktifkan (dihilangkan)

MS menempati sel yang baru.

3) Cell Splitting

Cell splitting terjadi pada saat level traffik pada suatu sel telah

mencapai:

Semua kanal yang tersedia telah terpakai

Terjadi blocking yang cukup tinggi

Dengan melakukan cell splitting (pembagian sel menjadi lebih

kecil) maka frekuensi dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa

8

Page 9: drive test

frekuensi. Sel baru hasil splitting memiliki radius ½ dari radius sel

asalnya.

9

Page 10: drive test

BAB III

PENGENALAN DRIVE TEST

III.1. Pengenalan TEMS

TEMS adalah kependekan dari Test Mobile System yang merupakan

perangkat untuk mensetting dan maintaining jaringan seluler. Perangkat TEMS ini

merupakan keluaran Ericsson untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari ponsel

TEMS mobile phone yang dikendalikan oleh perangkat lunak pada komputer.

Salah satu fitur utama dari TEMS adalah menggunakan ponsel dengan bagian

radio standar dan daya standar, yaitu suatu ponsel biasa dengan perangkat lunak

yang diubah. Maka dari itu TEMS akan berperilaku sama seperti ponsel standar.

Namun memiliki fitur tambahan sebagai pengumpul informasi tentang level sinyal

dan kualitas sinyal dan banyak lagi yang dipancarkan oleh BTS.

VI. 1 Logo TEMS

Ada tiga jenis TEMS yang sesuai dengan tujuan penggunaannya, antara lain :

  TEMS Investigation

10

Page 11: drive test

TEMS ini digunakan untuk drive test di luar ruangan (outdoor).

Mulai versi 4 sudah dapat digunakan untuk drive test dalam ruangan

(indoor). Menggunakan GPS (Global Positioning System) sebagai alat

navigasi dan plotting parameter pada rute drive test yang dilalui.

TEMS Light

Jenis TEMS Light ini digunakan untuk drive test di dalam ruangan

(indoor).TEMS Light merupakan versi penyederhanaan dari TEMS

Investigation dengan menghilangkan beberapa fitur, yang bertujuan

mengurangi beban kerja dan konsumsi baterai komputer. Hal tersebut

dilakukan karena saat itu komputer portable/laptop masih mempunyai

keterbatasan perangkat dan baterai. Data logfile yang dihasilkan TEMS

Light sama lengkapnya dengan yang dihasilkan oleh TEMS Investigation.

Plotting parameter dilakukan secara manual karena GPS tidak dapat

menerima sinyal dari satelit.

TEMS Automatic

TEMS Automatic ini digunakan untuk drive test di luar ruangan

(outdoor). TEMS Investigation dan TEMS Light hanya bisa mengukur sisi

downlink saja yaitu dari arah BTS ke MS. Untuk uplink yaitu dari arah

MS ke BTS, TEMS Investigation dan Light tidak dapat mengukur karena

alat pengukurnya hanya handphone. TEMS Automatic menggunakan

sistem client-server untuk pengukuran uplink dan downlink. Client-nya

menggunakan MTU (Mobile Test Unit) yang bekerja secara otomatis saat

11

Page 12: drive test

dinyalakan. Hasil pengukuran di MTU dikirim lewat GPRS ke server.

Server akan menerima data dari MTU dan mengolahnya.

           

III.2. Pengenalan Drive TestDrive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi jaringan

radio. Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan secara real di

lapangan. Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual Radio

Frequency (RF) di suatu Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam lingkup

base station sub-system (BSS) yang dilakukan dengan mobil sehingga pengukuran

dilakukan bergerak. Perjalananpun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset

dan software drive test, seperti Agilent, Nemo (Nokia), TEMS (Ericsson), dan

Rohde & Schwarz.

Selain tujuan umum diatas, dalam proses drive test dapat bertujuan khusus

untuk optimasi suatu jaringan seperti berikut :

a. Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah

sesuai dengan prediksi   Coverage pada saat Planning.

b. Untuk mengetahui parameter jaringan di lapangan,apakah sudah sesuaI

dengan parameter Planning dan Optimasi.

c. Untuk mengetahui Performansi jaringan setelah di lakukan perubahan

seperti penambahan atau pengurangan TRX.

d. Untuk mengetahui adanya Interferensi dari sel-sel tetangga.

e. Untuk mencari adanya Poor Coverage atau daerah yang memiliki daya

terima signal yang rendah.

12

Page 13: drive test

f. Untuk mencari RF issue yang berkaitan adanya Drop Call atau Block

Call.

g. Untuk mengetahui Performansi jaringan operator lain atau

Benchmarking.

III.3. Perlengkapan Drive Test

Proses drive test membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung

dalam pengukuran. Dalam modul ini drive test dilakukan menggunakan software

TEMS dan adapun perlengkapan lengkapnya sebagai berikut: 

Laptop

Laptop digunakan sebagai alat monitoring parameter hasil drive

test secara visual. Laptop yang dilengkapi dengan software TEMS

Investigation untuk mengambil dan mengolah data. Spesifikasi Laptop

untuk drive test harus memiliki memori RAM lebih dari 1GB.

Perangkat Lunak TEMS

Perangkat Lunak TEMS yang digunakan untuk drive test di luar

ruangan adalahsoftware TEMS Investigation.

Dongle HASP4

Dongle HASP4 adalah gabungan proteksi antara hardware key

(dongle) dan software yang biasanya sudah terintegrasi dengan aplikasi.

Software yang terintegrasi dengan TEMS Investigation secara periodik

13

Page 14: drive test

akan memeriksa apakah hardware key tersebut valid atau tidak, jika tidak

valid software tidak akan berjalan sempurna. Tujuan dari dongle adalah

menggantikan serial number dan hanya komputer yang terpasang dongle

yang bisa menggunakan aplikasi tersebut.

Handphone TEMS

Ada berbagai jenis Handphone yang support pada Tems

investigationdiantaranya adalah Sony Ericsson K800i, T610, dan

W995i. Handphone sebagai terminal untuk panggilan, upload dan

download data maupun video call. Dan untuk mengukur kekuatan sinyal

yang diterima oleh pelanggan. Selain itu perlu juga disiapkan sim card dari

operator yang akan diukur.

Kabel Data

Kabel data untuk menghubungkan antara computer dan handphone.

Kabel data yang digunakan antara lain USB, Serial.

Global Positioning System (GPS)

Sebuah sistem yang dapat menunjukkan posisi benda di permukaan

bumi secara cepat, di semua tempat, pada semua kondisi dan pada setiap

waktu. GPS ini digunakan untuk tracking rute pengukuran sehingga akan

diketahui posisi pengambilan data sepanjang pengukuran drivetest.

14

Page 15: drive test

Aksesoris

Perangkat yang mendukung dalam pengukuran menggunakan

TEMS, sepertiUSB Hub, Inverter, dan Charger handphone, Karet gelang.

III.4. Jenis – Jenis Pengukuran Drive Test 

Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi menjadi mode pengukuran dan

cara pengambilan data. Padamode pengukuran drive test ada tiga jenis, yaitu :      

a. Drive Test Idle Mode

Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak

melakukan call/sms). Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk

mengetahui signal strength suatu area yang terindikasi low signal/no service.

b. Drive Test Dedicated Mode

Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal

(long Call/Short Call ke destination number tertentu). Untuk mengukur dan

mengidentifikasi kualitas voice dan data.

c. Drivetest QoS Mode

Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal dengan

metode callset up dan call end dengan formula time /

command squence tertentu.

Sedangkan untuk cara pengambilan data secara drive test dibagi menjadi

empat proses, antara lain :

a. Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untuk memverifikasi

setiap site bagus atau tidak.

15

Page 16: drive test

b. Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau

daerah yang terdiri dari beberapa site namun hanya untuk satu operator

jaringan.

c. Benchmark, merupakan drive test yang membandingkan beberapa operator

dalam satu cluster atau daerah.

d. Optimasi, merupakan bagian analisa gangguan atau kurangnya service quality

pada site yang sudah jadi.

III.5. Parameter Drive Test

Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator tidak hanya berdampak

pada peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan

gagal. Kegagalan panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen

dalam ponselnya yang bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar

coverage BTS sehingga saat handover, ponsel tidak tercover oleh BTS lain atau

pelanggan berada pada daerah blankspot. Ketiga, jaringan operator yang memang

sedang padat.

Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian komponen,

sementara yang faktor kedua tidak bisa berbuat banyak selain menunggu ponsel

mendapatkan sinyal kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan

penggantian simcard operator lain. Pada faktor harus dikembalikan ke operator

yang bersangkutan, apakah jaringan yang mereka pasang sudah baik, sehingga

bisa mengcover seluruh kawasan. Panggilan gagal seringkali terjadi di daerah

perkotaan (kepadatan traffic) dan pegunungan (overlap).  Oleh karena itu

dilakukan drive test sebagai bagian dari optimasi jaringan untuk mengetahui

16

Page 17: drive test

parameter-parameter yang terukur agar dapat dievaluasi sehingga dapat dilakukan

perbaikan untuk menjamin kualitas layanan yang lebih baik lagi.

a. Drive Test 2G (GSM)

Parameter untuk drive test GSM ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi kualitas

jaringan. Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :

Broadcast Control Channel (BCCH),merupakan frekuensi carrier yang

digunakan pada saat downlink untuk mentransmisikan informasi system.

Frekuensi carrier yang digunakan oleh BTS 2G yaitu GSM900: 890-915

MHz dan DCS1800: 1805-1880 MHz

Absolute Radio Frequency Channel (ARFC), merupakan konversi dari

BCCH yang bernilai MHz diubah menjadi nomor-nomor kanal.

Cell Global Identity (CGI),merupakan sebuah identititas (ID) yang unik

dari cell-cell dalam suatu jaringan seluler untuk mengenali posisi user

berdasarkan cell.  Format penamaan CGI, yang terdiri dari :

MCC (Mobile Country Code) adalah identifikasi suatu negara

dengan menggunakan 3 digit. Untuk Indonesia, digit MCC-nya

adalah 510.

MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang

digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah mobile network atau

PLMN. Kombinasi antara MCC dan MNC akan selalu

menghasilkan sebuah code yang unik di seluruh dunia.

17

Page 18: drive test

LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan

untuk menunujukan kumpulan beberapa

cell. Dalam sebuah PLMN yang sama, tidak boleh digunakan 1

LAC yang sama untuk 2 group cell yang berbeda.Sebuah LAC

dapat digunakan dalam 2 (atau lebih) BSC yang berbeda, asalkan

masih dalam 1 MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir

dimana sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan

diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan

LAC yang berbeda.

 CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah cell dalam jaringan

seluler. Dalam sebuah PLMN, CI yang sama dapat digunakan

untuk 2 (atau lebih) cell yang berbeda, asalkan dalam LAC yang

berbeda.

Base Station Identity Code (BSIC), membedakan BTS-BTS berdekatan

yang mempunyai   BCCH dan ARFC yang sama.

 Sedangkan untuk kulitas jaringan GSM, memiliki parameter diantaranya

sebagai berikut :

RxLev (Reception Level)

     level daya yang diterima oleh MS (Mobile Station) dalam satuan –dBm dimana

semakil kecil nilai –dBm-nya maka semakin lemah level daya yang terima.

RxQual (Reception Quality)

18

Page 19: drive test

Tingkat kualitas sinyal yang diterima MS dengan rentang nilai 0 sampai 7 dimana

semakin besar nilai RxQual maka semakin buruk kualitas sinyalnya.

Speech Quality Indicator (SQI)

Tingkat kualitas suara pada saat menelepon yang memiliki rentang nilai antara -20

sampai dengan 30 dimana semakin besar nilai SQI semakin baik.

Call Setup Success Ratio (CSSR)

Standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan kanal

suara yang sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut,

maka ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara.

Standard CSSR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor :

12/Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase CSSR harus ≥ 90% .

Call Completion Success Ratio (CCSR)

Prosentase tingkat keberhasilan hubungan sampai berakhir tanpa terjadi drop call.

biasanya dari operator ditentukan nilai standarnya agar mencapai > 98%.

Drop Call Ratio (DCR)

Dropped Call Ratio adalah prosentase banyaknya panggilan yang jatuh atau

putus setelah kanal pembicaraan digunakan. Dropped call dapat disebabkan

beberapa hal, antara lain:

·         Rugi-rugi frekuensi radio.

·         Co-Channel interferensi dan Adjacent interferensi.

·         Kegagalan proses handover.

Standard DCR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor : 12/

Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase DCR harus ≤ 5%.

19

Page 20: drive test

Blocked Call Ratio (BCR)

Prosentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena keterbatasan kanal

Call Setup Time (CST)

Waktu yang diperlukan untuk melakukan panggilan dalam satuan detik (s).

III.6. Handover

Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan

dari suatu sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS tanpa

adanya pemutusan hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal secara

otomatis yang dilakukan oleh sistem. Tujuan dari handover adalah untuk

menjaga kualitas panggilan, menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam

proses perpindahan layanan, melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan

interferensi yang besar, dan untuk memperjelas batas antar daerah pelayanan

MS.

Proses handover dipengaruhi oleh faktor level daya sinyal terima, kualitas

sinyal terima,power budenganet sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS

(Timing Advanced) yang masing-masing mempunyai nilai ambang batas

sehingga ketika nilai ambang batas tersebut sudah dilewati handover harus

dilakukan untuk menjaga suatu panggilan agar tidak terputus. Proses handover

tidak selalu berjalan lancar, walaupun nilai ambang batas sudah dilewati

namun tetap tidak mau melakukan handover. Hal tersebut dikarenakan

beberapa faktor sehingga menyebabkan kegagalan handover (failure).

Kegagalan handover belum tentu menyebabkan suatu panggilan terputus, bisa

juga mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi jelek. Panggilan

20

Page 21: drive test

terputusatau drop call merupakan akibat yang paling buruk jika handover tidak

dapat dilakukansehingga akan mengurangi kualitas jaringannya.

Pengambilan keputusan dari handover ditentukan oleh jenis handover-

nya. Pada teknologi 2G/GSM dan 3G/UMTS memiliki perbedaan dalam jenis

handover yang digunakan yaitu :

Hard Handover

Hard handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber

dilepaskan dan setelah itu baru menyambung dengan sel tujuan. Sehingga

koneksi dengan sel sumber terputus sebelum menyambung dengan sel

target – untuk alasan tersebut hard handoff juga dikenal dengan sebutan

“break-before-make”. Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan

gangguan panggilan secara instan. Suatu hard handoff dilakukan oleh

jaringan selama panggilan berlangsung. Jenis ini digunakan dalam

teknologi 2G/GSM.

Soft Handover

Soft handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber tetap

tersambung dengan user sementara secara paralel juga menghubungi kanal

pada sel target. Pada kasus ini, sambungan ke target harus berhasil dahulu

sebelum memutus sambungan dengan sel sumber, karena itulah soft

handoff juga disebut “make-before-break”. Interval selama terjadinya dua

sambungan dilakukan secara paralel bisa saja singkat maupun substansial

(tergantung kondisi yang memungkinkan). Karena alasan inilah soft

handoff dapat dilakukan dengan koneksi lebih dari satu sel, misalnya

21

Page 22: drive test

koneksi dengan tiga sel, empat atau lebih, semua dapat dilakukan oleh

telepon dalam satu waktu. Ketika panggilan dalam keadaan soft handoff,

sinyal yang terbaik dari semua penggunaan kanal dapat dimanfaatkan

untuk panggilan pada saat itu atau semua sinyal dikombinasikan agar

dapat menghasilkan duplikat sinyal yang lebih baik. Kemudian yang lebih

menguntungkan adalah, ketika kedua performa dikombinasikan pada

downlink (forward link) dan uplink (reverse link) maka handoff tersebut

menjadi lebih halus (softer). Softer handoff dapat dilakukan apabila sel

yang mengalami handoff berada dalam satu situs sel. Jenis Handover ini

digunakan dalam teknologi 3G/UMTS.

III. 2. Gambar Handover

22

Page 23: drive test

BAB IV

ANALISIS PROBLEM 2G (GSM/DCS)

IV.1 Pingpong Handover

Analisis : Di sebabkan tidak adanya serving cell yang dominan ( jarak antara Rx Level berdekatan +/- kurang dari -5 dbm)Solusi : - Down tilt antenna atau rubah handover threshold parameter.

IV.2 Missing Neighbour

23

Page 24: drive test

Analisis : sampai pada jarak 5 km site Sukamandi belum handover juga ke site Perumahan mempaya.Solusi : Create ‘adjacent cell/ Neighbour’  Sukamandi sec.3 ke perumahan mempaya sec.1 (via BSC sofware)

IV.3 Block call (Tidak bisa melakukan pembicaraan)

Analisis : Block call pada kasus diatas, lebih di sebabkan karena lemahnya sinyal Rx Level ( -104 dbm) jarak serving cell > 7 Km ( site Pangkal dudat)Solusi : Naikkan nilai Rx access minimum atau CRO pada parameter. Atau Solusi terakhir usulkan penambahan tower baru, karena tidak ada dominan cell yg kuat pada area tersebut.

24

Page 25: drive test

IV.4 Drop Call

Analisis : Dropcall lebih di sebabkan karena lemahnya Rx Level,Rx Qual, C/I

worst, Timing Advance ( TA=21),karena jarak antar site berjauhan > 15 Km.

Solusi : Proposed/ usulkan penambahan tower baru

Catatan : Dropcall bisa di sebabkan beberapa hal :

1. Jaraknya sudah terlalu jauh dari site ( seperti contoh di atas TA=21)

2. Interferensi /gangguan. Ada 2 macam :

- Interference Co-Channel

- Interference Adjacent Channel

25

Page 26: drive test

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Block call terjadi Karena terhalang gedung , jadi sinyal yg di pancar oleh

antenna tidak dapat diterima oleh MS dengan baik dan antenna yang

serving sinyal ke MS terlalu jauh

Drop Call terjadi Karena kontur yg landai atau pegunungan, kualitas sinyal

yg di dapat kecil yg mengakibatkan drop

Handover terjadi jarak antara site A dan site B berdekatan.

V.2 Saran

PT. China Comservice Indonesia hendaknya dapat memberikan

kesempatan lebih luas kepada mahasiswa untuk mengetahui penerapan teori

dalam praktek dilapangannya, mungkin salah satunya dengan memberikan

studi kasus atau melibatkan dalam proyek yang ditangani.

26

Page 27: drive test

DAFTAR PUSTAKA

SYSTEM OF PLMN, SIEMENS SOLUTION

27