“Implementasi Pembelajaran Quantum (Quanrum Learning) Dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Model Manado” 1. LATAR BELAKANG Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yang sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik dari proses maupun lulusan (out - put) pendidikan 1 . Pendidikan juga memiliki pengaruh yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan yang ada. Biasanya keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung dari kemampuan guru untunk mengemas proses pembelajaran se efektif dan se efisien mungkin 2 . Pembelajaran yang dilaksanakan secara efektif dan efisien akan memberikan kontribusi yang sangat dominan bagi peserta didik, sebaliknya pembelajaran yang dilakukan dengan tidak efektif dan efisien hanya akan membawa masalah baru dalam pembelajaran dan akan berimbas pada potensi siswa yang sulit di kembangkan dan di berdayakakan. Banyak fenomena negative yang di sebabkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses pembelajaran, fenomena kontra produktiv dengan idealism pembelajaran sering terjadi baik di alami guru maupun siswa 3 . Di magelang misalnya ada siswa sd yang di tempeleng oleh gurunya hanya karena menyela pemberitahuan guru tentang pertunjukan sulap. Di tanjung pinang ada oknum guru olahraga yang menendang siswanya saat pelajaran praktek di laksanakan dengan alasan mendidik. Tanpa harus manyalahkan siapa – siapa praktek negative tersebut terjadi kare tidak dilaksanakannya proses pembelajaran yang efektif, efisien, ideal serta proporsional 4 . oleh sebab itu pembelajaran yang ideal itu perlu senantiasa dilaksanakan baik untuk menunjang prestasi belajar siswa maupun pemahaman akan materi pelajaran yang di berikan. 1 M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2007) h.1 2 Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1 3 Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1 4 Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“Implementasi Pembelajaran Quantum (Quanrum Learning) Dalam Mata
Pelajaran Bahasa Arab Kelas X Madrasah Aliyah Negeri Model Manado”
1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yang
sangat dominan untuk mewujudkan kualitas baik dari proses maupun lulusan (out
- put) pendidikan1. Pendidikan juga memiliki pengaruh yang menyebabkan
rendahnya kualitas pendidikan yang ada. Biasanya keberhasilan suatu proses
pembelajaran tergantung dari kemampuan guru untunk mengemas proses
pembelajaran se efektif dan se efisien mungkin2. Pembelajaran yang dilaksanakan
secara efektif dan efisien akan memberikan kontribusi yang sangat dominan bagi
peserta didik, sebaliknya pembelajaran yang dilakukan dengan tidak efektif dan
efisien hanya akan membawa masalah baru dalam pembelajaran dan akan
berimbas pada potensi siswa yang sulit di kembangkan dan di berdayakakan.
Banyak fenomena negative yang di sebabkan baik secara langsung maupun tidak
langsung dari proses pembelajaran, fenomena kontra produktiv dengan idealism
pembelajaran sering terjadi baik di alami guru maupun siswa3. Di magelang
misalnya ada siswa sd yang di tempeleng oleh gurunya hanya karena menyela
pemberitahuan guru tentang pertunjukan sulap. Di tanjung pinang ada oknum
guru olahraga yang menendang siswanya saat pelajaran praktek di laksanakan
dengan alasan mendidik. Tanpa harus manyalahkan siapa – siapa praktek negative
tersebut terjadi kare tidak dilaksanakannya proses pembelajaran yang efektif,
efisien, ideal serta proporsional4. oleh sebab itu pembelajaran yang ideal itu perlu
senantiasa dilaksanakan baik untuk menunjang prestasi belajar siswa maupun
pemahaman akan materi pelajaran yang di berikan.
1M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, (Semarang : RaSAIL Media Group,
2007) h.1
2Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1
3Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1
4Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 1
Dari berbagai aspek pendidikan aspek pembelajaranlah yang memiliki
pengaruh signifikan untuk mewujudkan kualitas out put atau lulusan yang
berkualitas5. Proses pembelajaran dapat di ibaratkan sebagai proses meramu
masakan untuk menjadi enak atau lezat. Kelezatan suatu masakan tidak hanya di
tentukan oleh bumbu – bumbunya yang banyak dan lezat saja, justru yang amat
penting adalah sang juru masak atau koki yang mempunyai pengalaman dan
kemampuan yang amat memadai dalam hal memasak tadi, sehingga bahan –
bahan yang telah ada tadi dapat di ramu dengan baik sehinnga masakan yang lezat
yang diharapkan akan sesuai dengan kenyataan, berdasarkan analogi ini maka
pembelajaran adalah adalah proses meramu masakan sedangkan koki adalah guru
yang mempunyai tanggung jawap penuh terhadap murid – muridnya6. Melalui
proses pembelajaran seorang guru memiliki peluang dan kesempatan yang sangat
luas untuk melakukan proses bimbingan, mengatur dan membentuk karakteristik
siswa agar sesuai dengan rumusan tujuan yang di tetapkan7. Salah dalam bersikap
dan berperilaku dalam pembelajaran, akan berakibat fatal dalam kelangsungan
perkembangan manusia khusunya aspek psikis (Kepribadian). Hakekat
pembelajaran adalah mengasah dan atau melatih moral kepribadian manusia,
meskipun juga ada aspek fisik yang dilatih. Proses pembelajaran dituntut untuk
bisa menyesuaikan diri dengan dinamika masyarakat baik masyarakat secara luas
maupun masyarakat dalam artian sempit yakni peserta didik, dinamika yang saya
maksudkan adalah keadaan yang berubah – ubah yang tercipta dari pengaruh di
sekitar peserta didik baik itu lingkungan sekolah keluarga dan masyarakat
sehingga mempengaruhi keadaan psikis peserta didik saat belajar yang seiring kita
sebut Gangguan hati (mood disorder) disebut juga gangguan afektif8. Pengertian
mood atau suasana hati mengacu pada emosi yang berlaman lama mencakup
peranana murung maupun kegembiraan. Emosi digambarkan dalam istilah mood
dan afek. Mood adalah suasana emosi sedangkan afek mengaju kepada expresi
5Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 3
6Ibid., M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 3
7Ibid, M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 3
8Ibid, M.Saekhan Muchit, Pembelajaran Kontekstual, h. 4
emosi, yang dapat diamati dari expresi wajah, gerakan tangan, tubuh dan nada
suara ketika individu menceritakan perasaannya9. keadaan peserta didik yang
seperti ini semestinya dapat di deteksi oleh pendidik dan kemudian memberikan
penanganan penanganan yang dapat menghilangkan atau mengurangi Mood
negative sehingga peserta didik akan lebih siap menerima materi pembelajaran
serta mengikuti proses pembelajaran10
. Gangguan suasana hati atau BadMood
tidak hanya terjadi dari pengaruh ekstrinsik yang dapati peserta didik, semisal
lingkungan, guru dan lain yang merupakan pengaruh ekstrinsik, akan tetapi
belajar telah menjadi mitos yang buruk bagi mind set peserta didik, mindset yang
berubah menjadi keyakinan bahwa belajar hanya menjadi kegiatan yang
membosankan, mengintimidasi, dan pasti tidak mampu melakukan apapun. Siswa
atau peserta didik terarahkan oleh opini atau asumsi yang mereka ciptakan dari
pengalaman yang mereka dapati sebelumnya11
. Maka semestinya tugas awal dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru adalah Merubah Paradigma yang telah
menjadi keyakinan dari peserta didik, paradigma yang hanya akan menggiring
peserta didik pada level ogah – ogahan untuk melakukan proses pembelajaran,
pradigma yang seperti ini menjadi tanggung jawab pendidik atau guru untuk
diarahkan, di dobrak, atau di arahkan pada pembelajaran yang penuh dengan
keyakinan aman, menyenangkan, nyaman, dam optimis untuk dapat melakukan
apapun termasuk belajar. Guru sebelumnya juga harus dapat meyakinkan siswa
atau peserta didik bahwa pembelajaran adalah proses yang paling penting dan
menentukan dalam pendidikan. Namun tidak semua model pendidikan itu seperti
ini. Maksud saya, tidak semua model pendidikan yang menitik berat pada
efektifitas maupun efisiensi proses pendidikan, kebanyakan dari model pendidikan
hanyalah menitik beratkan pada upaya pencapaian hasil akhir dari sebuah proses
9,Drs.Slameto, BELAJAR & Faktor –Faktor yang mempengaruhinya, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2010). 27
10Bobbi Deporter & Micke Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar dengan
Nyaman dan Menyenangkan, ( Bandung ; Khaifa, 2011),h. 8
11Ibid, Bobbi Deporter & Micke Hernacki, h. 2
pendidikan, misalnya pada model pendidikan active12
, siswa di tuntut utntuk bisa
bersikap aktiv saat proses pembelajaran dan ini menjadi tujuan utama dari model
active learning, namun yang menjadi pertanyaan penting sebelum peserta didik
belajar adalah, apakah siswa mau belajar? Apakah siswa tahu cara belajar? Dan
bagaimana kondisi psikis siwa saat belajar? Kebanyakan praktisi pendidikan lebih
menekankan hasil akhir tapi tanpa kita sadari jika proses pembelajaran itu berhasil
maka tentusaja hasil akhir dari proses pembelajaran akan senantiasa berhasil. Lalu
adakah model pendidikan yang seperti di atas? Dari sebuah penelitian
sugesstology yang dilakukan oleh Dr. georgi lozanov seorang pendidik asal
Bulgaria, taerciptalah model pendidikan Quantum, atau Quantum Learning13
.
Model pendidikan ini kemudian di terapkan dalam institusi belajar saat musim
panas SupperCamp oleh Bobbi Deporter dan kawan kawannya sembari
melakukan ujicoba model pendidikan ini pada Suppercamp. Beliau juga
menyelesaikan desertasinya atas penerapan quantum learning pada pembelajaran
di Suppercamp14
, dari hasil penelitian yang dibukukan oleh beliau di atas ternyata
ada banyak hal yang mencengangkan yang terjadi pada hasil atau out – put
SupperCamp, salah satunya adalah peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai
500% dari sebelumnya, hanya dengan waktu hamper 3 bulan saja siswa menjadi
lebih bergairah dalam belajar dan optimis pada setiap pembelajar dan siap
melakukan pembelajaran dengan model apapun. Hanya saja kelemahan dari
penelitian ini ada pada, objek penelitiannya yakni para siswa, siswa yang masuk
dalam suppercamp yang kemudian berhasil semua basicnya memang siswa yang
cerdas dan hanya memiliki masalah yang sifatnya menengah pada belajar, selama
12
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran untuk
memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/strategi secara
aktif. Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik
agar tetap tertuju pada proses pembelajaran
13 Ibid, Bobbi Deporter & Micke Hernacki, h. 14
14 Ibid, Bobbi Deporter & Micke Hernacki, h. 4
ini katanya SupperCamp belum memiliki siswa yang notabene bermasalah level
berat pada belajar15
. Kemudian pembelajaran di supercamp hanya pada materi
umum maksudnya bukan pada materi keagamaan atau yang berkaitan dengan
itu16
, daftar list materi pembelajaran saat itu juga tidak di cantumkan, oleh karena
itu saya menjadi bertanya – Tanya apakah Quantum learning ini efektif dan
efisien jika di terapkan dalam materi pembelajaran agama islam kususnya Bahasa
Arab yang selalu menjadi momok menakutkan pada setiap siswanya, atau juga
karena Suppercam bukan suatu institusi formal maka bisa tidak Quantum learning
ini di terapkan pada institusi formal semisal Madrasah Aliyah Negeri Model
Manado, beberapa hal diatas yang telah saya sebutkan dan jelaskan tadilah yang
menjadi latar belakan mengapa saya ingin melakukan penelitian ini, dan semoga
penelitian ini bermanfaat bagi dunia pendidikan Indonesia dan dapat
memajukannya dan berguna bagi saya, dan semoga Proposal penelitian ini dapat
diterima sehingga penyelesaian tugas akhir saya dapat segera saya laksanakan dan
selesaikan, Terima Kasih.
2. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini
tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1.Bagaimana Model Pembelajaran atau Pendidikan Quantum dalam
implementasinya di mata pelajaran Bahasa Arab?
15
Ibid, Bobbi Deporter & Micke Hernacki, h. 18
16Dalam sebuah pembelajaran atau yang lebih luas pendidikan, kita mengenal dua model
mata atau materi pelajaran jika di lihat dari sifatnya, yakni terdiri dari materi atau mata pelajaran
umum dan mata pelajaran khusus atau keagamaan, mata pelajaran umum terdiri dari mata
pelajaran yang sifatnya menghitung, membaca dan menganalisa, sementara materi atau mata
pelajaran keagamaan mata atau materi pelajaran yang memiliki sifat umum tadi hanya saja di
tambah dengan satu aspek yakni aspek keyakinan juga teologis.
2.Faktor-faktor apa yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya penerapan
Quantum Learning dalam mata pelajaran Bahasa Arab?
3.Bagaimana dampak dari penerapan Quantum Learning dalam mata pelajaran
bahasa Arab terhadap gairah belajar serta prestasi belajar bahasa arab siswa
MAN Model Manado?
3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui bagaimana Model Pembelajaran atau Pendidikan Quantum
dalam implementasinya di mata pelajaran Bahasa Arab?
2) Untuk mengetahui Faktor-faktor apa yang mempengaruhi berhasil atau
tidaknya penerapan Quantum Learning dalam mata pelajaran Bahasa Arab?
3) Untuk Mengetahui Bagaimana dampak dari penerapan Quantum Learning
dalam mata pelajaran bahasa Arab terhadap gairah belajar serta prestasi belajar
bahasa arab siswa MAN Model Manado?
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka adapun manfaat
penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan Quantum Learning dalam segala
macam proses pembelajaran
b. Diharapkan dari penelitian ini, peneliti dapat menerapkan pula Quantum
Learning ini baik dalam pembelajaran individu maupun saat mengajar di sekolah
nantinya
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran kususnya tentang
pengembangan konsep pembelajaran yang efektif dan efisien dan dapat
memberikan kontribusi keilmuan bagi disiplin keilmuan pendidikan agama islam
khususnya dan seluruh disiplin keilmuan secara umum
3. Penyelesaian Tugas akhir
Dengan selesainya proposal penelitian ini dan akan dilanjutkan dengan
penelitian di harapkan mampu menjadi penyelesaian tugas akhir dari perkuliahan.
4. Landasan Theory
A. Pengertian, Konsep serta Prinsip belajar dan pembelajaran
Ada beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan pengertian belajar
yang tentunya agak berbeda antara satu dan yang lain namun memiliki satu tujuan
yang sama, adpun pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
I. Menurut james O. Whittaker Belajar adalah Proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman17
.
II. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap18
.
III. Cronchbach Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman19
.
IV. Howard L. Kingskey Belajar adalah proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan20
.
V. Drs. Slameto Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam