Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 I. Pendahuluan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian tujuan berdasarkan Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar isi, Permendikbud No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud No 71/2013 tentang buku teks pelajaran. Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI; SMP/SMPLB/MTs; SMA/SMALB/MA/SMK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah tertanggal 4 Juni 2014.Kurikulum tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sementara, tantangan eksternal yang dihadapi kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan kemajuan teknologi, informasi perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa.
21
Embed
Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Draf
Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013
I. Pendahuluan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian
tujuan berdasarkan Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi
dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar isi, Permendikbud
No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud No 71/2013 tentang buku teks pelajaran.
Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam
Permendikbud No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang
Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa telah disahkan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI; SMP/SMPLB/MTs; SMA/SMALB/MA/SMK Negeri dan Swasta di
Provinsi Jawa Tengah tertanggal 4 Juni 2014.Kurikulum tersebut dikembangkan dengan
mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal.
Tantangan internal kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan tuntutan pendidikan
yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Sementara, tantangan eksternal yang dihadapi kurikulum 2013
bahasa Jawa terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
kemajuan teknologi, informasi perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa.
Bila hal ini tidak ditangani secara tepat boleh jadi masyarakat Jawa tinggal nama tanpa
kepribadian.
Berkaitan dengan keberadaan kurikulum 2013 bahasa Jawa yang harus diterapkan,
maka dibutuhkan panduanyang dapat digunakan guru untuk melakukan proses
pembelajarandi sekolah. Panduan ini berisi tentang pokok-pokok praktis pembelajaran
dan penilaian bahasa Jawa.
II. Karakteristik Mulok Bahasa Jawa
Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad gedhe) dan secara mikro (jagad
cilik). Penyempurnaan pola pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang
mengarah pada hal-hal berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2)
pembelajaran interaktif; (3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran aktif
dengan pendekatan sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis
kebutuhan peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran
bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jatidiri
masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan budaya lokal untuk
didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa; (3)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa, sastra, dan
aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan pemakaian
bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing
jaman kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan penggunaan
bahasa Jawa yang laras, leresdan trepdalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari
di dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku;
(6) pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya
Jawa.
Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa
ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan keberadaan dialek masing-masing
daerah. Materi kebahasan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak disajikan secara
khusus pada aspek pengetahuan (KI-3). Hal ini dikawatirkan unggah-ungguhhanya
berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah-ungguh basa sebagai
sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang menjadi bagian dari sikap
sosial (KI-2) yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang diajarkan
melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan baik itu dalam proses
pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2) pemanfaatan sastra Jawa modern
sebagai hasil karya sastra Jawa baik yang berupa sastra tulis maupun sastra lisan
(geguritan, crita cekak, critasambung, novel, drama, film dan sebagainya) yang
berkembang untuk pembentukan karakter yang njawani, (3) pemanfaatan sastra klasik
baik lisan maupun tulis (sastra piwulang, babad, legenda, tembang, nyanyian rakyat,
tembang dolanan, cerita, mitos, dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk
penguatan jatidiri, dan (4) aksara Jawa sebagai pemertahananjatidiri.
Pengimplementasian Kurikulum 2013 Mulok Bahasa Jawa bertujuan agar peserta
didik memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) menjaga dan memelihara kelestarian
bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga menjadi faktor penting untuk peneguhan
jatidiri daerah; (2) menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Jawa dalam
kehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan bahasa Indonesia; (3) mengenali
nilai-nilai estetika, etika, moral dan spiritual yang terkandung dalam budaya Jawa untuk
didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional; dan
(4) mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti.
Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk (1) menyelaraskan keberadaan
bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur kebudayaan Jawa untuk mewujudkan
keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan (2) menggali nilai-nilai yang terkandung
dalam bahasa, sastra, dan aksara Jawa, sebagai bahan masukan untuk pembangunan
karakter dan ketahanan budaya.
Strategi kebijakan pelindungan, pembinaan, dan pengembangan bahasa, sastra,
dan aksara Jawa dilaksanakan melalui upaya di lingkungan pendidikan formal,
meliputi: (1) menyusun dan menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra Jawa
sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat; (2) menyediakan dan
mengangkat guru mulok bahasa Jawa profesional (bersertifikat) sesuai dengan strata
pendidikannya; (3) meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional
melalui pendidikan dan pelatihan; (4) menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku
bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; (5) meningkatkan kegiatan apresiasi dan
kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (6)
melakukan kegiatan penelitian dan pengajian terhadap bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
dan (7) meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi, dan
transliterasi naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.
III. Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau
pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya
misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry
learning.
Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional)
dan tidak langsung (indirect instructional).
Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik
melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan
RPP.Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan.Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran
(instructionaleffect).
Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajarsebagaimana tercantum dalam
tabel berikut.
Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Mengamati
(observing)
Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau
tanpa alat
Perhatian pada waktu
mengamati suatu
objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu
penjelasan, catatan yang
dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
(on task) yang digunakan
untuk mengamati
Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan
pertanyaan, tanya jawab,
berdiskusi
tentang informasi yang belum
dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
Jenis, kualitas, dan jumlah
pertanyaan yang diajukan
peserta didik (pertanyaan
faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi
(experimenting)
Mengeksplorasi, mencoba,
berdiskusi, mendemonstrasi-
kan, meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen,
membaca sumber lain selain
buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber
melalui angket, wawancara,
dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
Jumlah dan kualitas
sumber yang
dikaji/digunakan,
kelengkapan informasi,
validitas informasi yang
dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang
digunakan untuk
mengumpulkan data.
Menalar/Mengasosiasi
(associating)
Mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan,
menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori,
mengasosiasi atau
menghubungkan
fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan
menyimpulkan.
Mengembangkan
interpretasi, argumentasi
dan simpulan mengenai
keterkaitan informasi dari
dua fakta/konsep,
interpretasi, argumentasi
dan simpulan mengenai
keterkaitan lebih dari dua
fakta/konsep/teori,
mensintesis dan
argumentasi serta
simpulan keterkaitan antar
berbagai jenis fakta-fakta/
Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
konsep/teori/pendapat;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan simpulan
yang menunjukkan
hubungan fakta/konsep/
teori dari dua sumber atau
lebih yang tidak
bertentangan;
mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan simpulan
dari konsep/teori/pendapat
yang berbeda dari berbagai
jenis sumber.
Mengomunikasikan
(communicating)
Menyajikan laporan dalam
bentuk bagan, diagram, atau
grafik; menyusun laporan
tertulis; dan menyajikan
laporan meliputi proses,
hasil, dan kesimpulan secara
lisan.
Menyajikan hasil kajian
(dari mengamati sampai
menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media
elektronik, multi media
dan lain-lain.
Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses
pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant
effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap
yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang
nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan
moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan
yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah)
dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan
sikap.
Lebih lanjut dengan pembelajaran tidak langsung, diharapkan dapat menciptakan
kondisi pembelajaran KI-3 dan KI-4 dalam upaya menumbuhkan dan menguatkan
terbentuknya kepribadian yang njawani yang termanifestasikan melalui keterbiasaan
(otomatisasi) pocapan, polatan, dan patrap yang njawani (KI-2 dan KI- 3). Sementara
itu pendekatan berbasis keilmuan atau saintifik dalam pelaksanaannya berpadu dan
dengan mempertimbangkan kontekstual, komunikatif, fungsional-normatif.Dalam hal
ini kontekstual dimaknai secara subsatansial materi pembelajaran berada dalam
cakupan konteks yang sesuai baik secara cultural, social maupun psykologis peserta
didik.Sedangkan komunikatif mengacu pada materi bahasa yang memiliki
keberterimaan tinggi (komunikatif). Fungsional-normatif dimaknai bahwa materi
pembelajaran adalah bahasa (Jawa) yang secara fungsional memang dipergunakan
oleh masarakat (bahasa Jawa yang nut ing jaman kalakone, bukan bahasa Jawa yang
kaya duk ing nguni) dengan mempertimbangkan norma bahasa Jawa dalam konteks
pemakaiannya sebagai hal paling esensial memposisikan bahasa Jawa sebagai bahasa
peninggalan budaya leluhur yang adiluhung.
A. Strategi Pembelajaran Langsung
Tahapan Pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut.
1. Perencanaan
Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
a. Hakikat RPP
RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pembelajaran atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.
RPP mencakup: (1) data sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan
kelas/semester; (2) materi pembelajaran; (3) alokasi waktu; (4) KI, KD,