Top Banner
Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 I. Pendahuluan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian tujuan berdasarkan Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar isi, Permendikbud No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud No 71/2013 tentang buku teks pelajaran. Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa telah disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI; SMP/SMPLB/MTs; SMA/SMALB/MA/SMK Negeri dan Swasta di Provinsi Jawa Tengah tertanggal 4 Juni 2014.Kurikulum tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Sementara, tantangan eksternal yang dihadapi kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan kemajuan teknologi, informasi perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa.
21

Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Apr 24, 2018

Download

Documents

dohuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Draf

Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013

I. Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20/2013). Berdasarkan

pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara

yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 menggariskan pencapaian

tujuan berdasarkan Permendikbud No 54/2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, isi

dan bahan ajar berdasarkan Permendikbud No 64/2013 tentang standar isi, Permendikbud

No 67/68/69/70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

SD/SMP/SMA/SMK serta Permendikbud No 71/2013 tentang buku teks pelajaran.

Pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 diatur dalam

Permendikbud No 65/2013 tentang Standar Proses, Permendibud No 66/2013 tentang

Standar Penilaian, Permendikbud No 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa telah disahkan berdasarkan Surat

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/14995 tentang

Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan

SD/SDLB/MI; SMP/SMPLB/MTs; SMA/SMALB/MA/SMK Negeri dan Swasta di

Provinsi Jawa Tengah tertanggal 4 Juni 2014.Kurikulum tersebut dikembangkan dengan

mempertimbangkan tantangan internal dan eksternal.

Tantangan internal kurikulum 2013 bahasa Jawa terkait dengan tuntutan pendidikan

yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,

standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar

penilaian pendidikan. Sementara, tantangan eksternal yang dihadapi kurikulum 2013

bahasa Jawa terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan

kemajuan teknologi, informasi perkembangan pendidikan di tingkat nasional dan

internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup dan budaya masyarakat Jawa.

Page 2: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Bila hal ini tidak ditangani secara tepat boleh jadi masyarakat Jawa tinggal nama tanpa

kepribadian.

Berkaitan dengan keberadaan kurikulum 2013 bahasa Jawa yang harus diterapkan,

maka dibutuhkan panduanyang dapat digunakan guru untuk melakukan proses

pembelajarandi sekolah. Panduan ini berisi tentang pokok-pokok praktis pembelajaran

dan penilaian bahasa Jawa.

II. Karakteristik Mulok Bahasa Jawa

Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan

penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad gedhe) dan secara mikro (jagad

cilik). Penyempurnaan pola pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang

mengarah pada hal-hal berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2)

pembelajaran interaktif; (3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran aktif

dengan pendekatan sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal

menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis

kebutuhan peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak

(multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran

bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jatidiri

masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2)

pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan budaya lokal untuk

didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa; (3)

pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa, sastra, dan

aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan pemakaian

bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing

jaman kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan penggunaan

bahasa Jawa yang laras, leresdan trepdalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari

di dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku;

(6) pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya

Jawa.

Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa

ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan keberadaan dialek masing-masing

daerah. Materi kebahasan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak disajikan secara

khusus pada aspek pengetahuan (KI-3). Hal ini dikawatirkan unggah-ungguhhanya

Page 3: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah-ungguh basa sebagai

sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang menjadi bagian dari sikap

sosial (KI-2) yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang diajarkan

melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan baik itu dalam proses

pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2) pemanfaatan sastra Jawa modern

sebagai hasil karya sastra Jawa baik yang berupa sastra tulis maupun sastra lisan

(geguritan, crita cekak, critasambung, novel, drama, film dan sebagainya) yang

berkembang untuk pembentukan karakter yang njawani, (3) pemanfaatan sastra klasik

baik lisan maupun tulis (sastra piwulang, babad, legenda, tembang, nyanyian rakyat,

tembang dolanan, cerita, mitos, dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk

penguatan jatidiri, dan (4) aksara Jawa sebagai pemertahananjatidiri.

Pengimplementasian Kurikulum 2013 Mulok Bahasa Jawa bertujuan agar peserta

didik memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) menjaga dan memelihara kelestarian

bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga menjadi faktor penting untuk peneguhan

jatidiri daerah; (2) menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Jawa dalam

kehidupan masyarakat sejalan dengan arah pembinaan bahasa Indonesia; (3) mengenali

nilai-nilai estetika, etika, moral dan spiritual yang terkandung dalam budaya Jawa untuk

didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional; dan

(4) mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk

pembangunan karakter dan budi pekerti.

Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk (1) menyelaraskan keberadaan

bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur kebudayaan Jawa untuk mewujudkan

keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan (2) menggali nilai-nilai yang terkandung

dalam bahasa, sastra, dan aksara Jawa, sebagai bahan masukan untuk pembangunan

karakter dan ketahanan budaya.

Strategi kebijakan pelindungan, pembinaan, dan pengembangan bahasa, sastra,

dan aksara Jawa dilaksanakan melalui upaya di lingkungan pendidikan formal,

meliputi: (1) menyusun dan menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra Jawa

sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat; (2) menyediakan dan

mengangkat guru mulok bahasa Jawa profesional (bersertifikat) sesuai dengan strata

pendidikannya; (3) meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional

melalui pendidikan dan pelatihan; (4) menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku

bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; (5) meningkatkan kegiatan apresiasi dan

kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (6)

Page 4: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

melakukan kegiatan penelitian dan pengajian terhadap bahasa, sastra, dan aksara Jawa;

dan (7) meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi, dan

transliterasi naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.

III. Strategi Pembelajaran Bahasa Jawa

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau

pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan

beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan

suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya

misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry

learning.

Kurikulum 2013 menggunakan modus pembelajaran langsung (direct instructional)

dan tidak langsung (indirect instructional).

Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan,

kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik

melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan

RPP.Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengkomunikasikan.Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan

keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran

(instructionaleffect).

Pendekatan saintifik meliputi lima pengalaman belajarsebagaimana tercantum dalam

tabel berikut.

Tabel 1: Deskripsi Langkah Pembelajaran

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

Mengamati

(observing)

Mengamati dengan indra

(membaca, mendengar,

menyimak, melihat, menonton,

dan sebagainya) dengan atau

tanpa alat

Perhatian pada waktu

mengamati suatu

objek/membaca suatu

tulisan/mendengar suatu

penjelasan, catatan yang

dibuat tentang yang

diamati, kesabaran, waktu

Page 5: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

(on task) yang digunakan

untuk mengamati

Menanya (questioning) Membuat dan mengajukan

pertanyaan, tanya jawab,

berdiskusi

tentang informasi yang belum

dipahami, informasi tambahan

yang ingin diketahui, atau

sebagai klarifikasi.

Jenis, kualitas, dan jumlah

pertanyaan yang diajukan

peserta didik (pertanyaan

faktual, konseptual,

prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan

informasi

(experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba,

berdiskusi, mendemonstrasi-

kan, meniru bentuk/gerak,

melakukan eksperimen,

membaca sumber lain selain

buku teks, mengumpulkan

data dari nara sumber

melalui angket, wawancara,

dan memodifikasi/

menambahi/mengembangkan

Jumlah dan kualitas

sumber yang

dikaji/digunakan,

kelengkapan informasi,

validitas informasi yang

dikumpulkan, dan

instrumen/alat yang

digunakan untuk

mengumpulkan data.

Menalar/Mengasosiasi

(associating)

Mengolah informasi yang

sudah dikumpulkan,

menganalisis data dalam

bentuk membuat kategori,

mengasosiasi atau

menghubungkan

fenomena/informasi yang

terkait dalam rangka

menemukan suatu pola, dan

menyimpulkan.

Mengembangkan

interpretasi, argumentasi

dan simpulan mengenai

keterkaitan informasi dari

dua fakta/konsep,

interpretasi, argumentasi

dan simpulan mengenai

keterkaitan lebih dari dua

fakta/konsep/teori,

mensintesis dan

argumentasi serta

simpulan keterkaitan antar

berbagai jenis fakta-fakta/

Page 6: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar

konsep/teori/pendapat;

mengembangkan

interpretasi, struktur baru,

argumentasi, dan simpulan

yang menunjukkan

hubungan fakta/konsep/

teori dari dua sumber atau

lebih yang tidak

bertentangan;

mengembangkan

interpretasi, struktur baru,

argumentasi dan simpulan

dari konsep/teori/pendapat

yang berbeda dari berbagai

jenis sumber.

Mengomunikasikan

(communicating)

Menyajikan laporan dalam

bentuk bagan, diagram, atau

grafik; menyusun laporan

tertulis; dan menyajikan

laporan meliputi proses,

hasil, dan kesimpulan secara

lisan.

Menyajikan hasil kajian

(dari mengamati sampai

menalar) dalam bentuk

tulisan, grafis, media

elektronik, multi media

dan lain-lain.

Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran yang terjadi selama proses

pembelajaran langsung yang dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant

effect). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap

yang terkandung dalam KI-1 dan KI-2. Hal ini berbeda dengan pengetahuan tentang

nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata

pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Pengembangan nilai dan sikap sebagai proses pengembangan

moral dan perilaku, dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan

Page 7: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses

pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler baik yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat (luar sekolah)

dalam rangka mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan nilai dan

sikap.

Lebih lanjut dengan pembelajaran tidak langsung, diharapkan dapat menciptakan

kondisi pembelajaran KI-3 dan KI-4 dalam upaya menumbuhkan dan menguatkan

terbentuknya kepribadian yang njawani yang termanifestasikan melalui keterbiasaan

(otomatisasi) pocapan, polatan, dan patrap yang njawani (KI-2 dan KI- 3). Sementara

itu pendekatan berbasis keilmuan atau saintifik dalam pelaksanaannya berpadu dan

dengan mempertimbangkan kontekstual, komunikatif, fungsional-normatif.Dalam hal

ini kontekstual dimaknai secara subsatansial materi pembelajaran berada dalam

cakupan konteks yang sesuai baik secara cultural, social maupun psykologis peserta

didik.Sedangkan komunikatif mengacu pada materi bahasa yang memiliki

keberterimaan tinggi (komunikatif). Fungsional-normatif dimaknai bahwa materi

pembelajaran adalah bahasa (Jawa) yang secara fungsional memang dipergunakan

oleh masarakat (bahasa Jawa yang nut ing jaman kalakone, bukan bahasa Jawa yang

kaya duk ing nguni) dengan mempertimbangkan norma bahasa Jawa dalam konteks

pemakaiannya sebagai hal paling esensial memposisikan bahasa Jawa sebagai bahasa

peninggalan budaya leluhur yang adiluhung.

A. Strategi Pembelajaran Langsung

Tahapan Pembelajaran Langsung adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan

Tahap pertama dalam pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran yang

diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

a. Hakikat RPP

RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari

suatu materi pembelajaran atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

RPP mencakup: (1) data sekolah/madrasah, mata pelajaran, dan

kelas/semester; (2) materi pembelajaran; (3) alokasi waktu; (4) KI, KD,

indikator pencapaian kompetensi; (5) deskripsi materi pembelajaran; (6)

Page 8: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

kegiatan pembelajaran; (7) penilaian; dan (8) media/alat, bahan, dan sumber

belajar.

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk

kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru

mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan

SMK/MAK. Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau

awal tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum

pembelajaran dilaksanakan.

Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau

berkelompok di sekolah/madrasah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi

oleh kepala sekolah/madrasah.

Pengembangan RPP dapat juga dilakukan oleh guru secara berkelompok

antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi

oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.

b. Prinsip Penyusunan RPP

1) Setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual (KD

dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan

keterampilan (KD dari KI-4).

2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali atau lebih dari satu kali

pertemuan.

3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik.

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin,

kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,

potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau

lingkungan peserta didik.

4) Berpusat pada peserta didik.

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik

untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,

kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik

meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

5) Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayat.

Page 9: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam

berbagai bentuk tulisan.

6) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran.

RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif,

penguatan, pengayaan, dan remidi.

7) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antar kompetensi dan/atau antar

muatan.

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan

antara KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar.RPP disusun dengan mengakomodasikan

pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek

belajar, dan keragaman budaya.

8) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif

sesuai dengan situasi dan kondisi.

c. Komponen dan Sistematika RPP

Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk

format berikut ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah :

Mata pelajaran :

Kelas/Semester :

Materi Pembelajaran :

Alokasi Waktu :

Page 10: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

A. Kompetensi Inti (KI)

B. Kompetensi Dasar

1. KD pada KI-1

2. KD pada KI-2

3. KD pada KI-3

4. KD pada KI-3

C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)

1. Indikator KD pada KI-1

2. Indikator KD pada KI-2

3. Indikator KD pada KI-3

4. Indikator KD pada KI-4

D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau

penjelasan materi pembelajaran)

E. Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti**)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Menalar

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

2. Pertemuan Kedua: (...JP)

a. Kegiatan Pendahuluan

b. Kegiatan Inti**)

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Menalar

Mengomunikasikan

c. Kegiatan Penutup

Page 11: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

3. Pertemuan seterusnya.

F. Penilaian

1. Teknik penilaian

2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran

a. Pertemuan Pertama

b. Pertemuan Kedua

c. Pertemuan seterusnya

G. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar

1. Media/alat

2. Bahan

3. Sumber Belajar

*) Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda.Indikator untuk

KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk

perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat

diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4

dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan

terukur.

**) Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul

seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada

pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.

d. Langkah Penyusunan RPP

1) Pengkajian Silabus

Pengkajian terhadap silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2) materi

pembelajaran; (3) kegiatan pembelajaran; (4) penilaian; (5) alokasi

waktu; dan (6) sumber belajar.

2) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4;

3) Deskripi Materi Pembelajaran

Langkah ini dapat berupa merinci, menjabarkan, menguraikan, dan

mengidentifikasi materi pembelajaran dengan memperhatikan prinsip

penyusunan RPP.

4) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran

Menjabarkan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam

bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan

Page 12: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk

penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar.

5) Penentuan Alokasi Waktu

Menentukan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi

waktu pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup.

6) Pengembangan Penilaian

Menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat

pedoman penskoran.

7) Menentukan Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar

Penentuan media, alat, bahan, dan sumber belajar disesuaikan dengan

yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran kegiatan

pembelajaran.

2. Proses Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam berbahasa Jawa sesuai kondisi dan direspon

oleh siswa, misalnya: sugeng enjing, para siswa

2) Siswa merespon salam guru menggunakan bahasa Jawa yang santun,

misalnya : sugeng enjing, Bu

3) Membangun suasana pembelajaran yang njawani dan menyenangkan

yang berorientasi pada materi pembelajaran. Misalnya tema pariwisata,

anak diajak nembang “Prau Layar”.

4) Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari yang njawani.

b. Kegiatan Inti

Dalam proses pembelajaran,

Guru menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan

karakteristik mata pelajaran bahasa Jawa dengan mengkondisikan pada

aspek sosial budaya peserta didik yang njawani.

Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan

mengkomunikasikan materi pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Guru bersama peserta didik melakukan:

Page 13: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran menggunakan bahasa Jawa

yang santun.

2. Merefleksikan materi pembelajaran yang sudah disampaikan

menggunakan bahasa Jawa yang santun.

3. Memberikan motivasi sebagai umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran dengan menumbuhkembangkan penggunaan bahasa Jawa

yang santun dan berperilaku njawani.

Guru mengucapkan salam penutup dengan bahasa Jawa yang santun sesuai

dengan kondisi.

1.1. Pembelajaran Tak Langsung

Dalam setiap kegiatan, guru harus memperhatikan perkembangan sikap

peserta didik yang njawanipada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara

lain mensyukuri anugerah Tuhan berupa bahasa Jawa dengan cara bersikap

bangga dan percaya diri dalam berbahasa Jawa secara santun.

2. Penilaian Pembelajaran Bahasa Jawa

2.1 Penilaian Pembelajaran Langsung

a. Tes Tertulis

Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda,

isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

No. Penilaian Waktu

1 Ulangan Harian Setiap akhir pembelajaran suatu KD

2 Ujian Tengah Semester Pada minggu 7 suatu semester

3 Ujian Akhir Semester Pada akhir suatu semester

4 Ujian Tingkat Kompetensi Akhir kelas II, IV, VIII, dan XI

5 Ujian Sekolah Pada akhir tahun belajar Satuan Pendidikan

6 Penilaian Proses Dilaksanakan selama proses pembelajaran

sepanjang tahun ajaran

7 Penilaian Diri Dilaksanakan pada akhir setiap semester

b. Tes Lisan

Page 14: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral)

sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga

menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun

paragraf yang diucapkan.

c. Portofolio

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara

individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode

hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik

sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik

sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus

menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat

memperlihatkan dinamika pengalaman belajar dan kemampuan belajar peserta

didik melalui sekumpulan karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat,

komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/literatur, laporan

penelitian, sinopsis dan karya nyata individu peserta didik yang diperoleh dari

pengalaman.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian

portofolio.

a) Peserta didik merasa memiliki portofolio sendiri.

b) Tentukan bersama hasil kerja apa yang akan dikumpulkan.

c) Kumpulkan dan simpan hasil kerja peserta didik dalam 1 map atau folder.

d) Beri tanggal pembuatan.

e) Tentukan kriteria untuk menilai hasil kerja peserta didik.

f) Minta peserta didik untuk menilai hasil kerja mereka secara

berkesinambungan.

g) Bagi yang kurang beri kesempatan perbaiki karyanya, tentukan jangka

waktunya.

h) Bila perlu, jadwalkan pertemuan dengan orang tua.

Contoh: Format penilaian portofolio

Page 15: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa

Alokasi Waktu :

Sampel yang dikumpulkan :

Nama Peserta didik : _________ Kelas :_________

No Kompetensi

Dasar Periode

Aspek yang dinilai

Keterangan/Catatan Tata

bahasa

Kosa

kata

Kelengkapan

gagasan

Sistematika

penulisan

1. Menulis

karangan

deskriptif

tentang

peristiwa

budaya

30/7

10/8

dst.

2. Membuat

teks dialog

1/9

30/9

10/10

dst.

Hhh

d. Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja yaitu dengan cara mengamati kegiatan peserta didik

dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai

ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas

tertentu seperti: praktik membaca geguritan, pidato bahasa Jawa, membaca

berita, presentasi, dan bermain peran.

Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan instrumen

sebagai berikut:

a) Daftar cek

Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila

kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.

Page 16: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Contoh: Format instrumen penilaian praktik membaca geguritan

Nama

Peserta

Didik

Aspek yang dinilai

Wirasa Wicara Wiraga Wirama

Ya

Tid

ak

Ya

Tid

ak

Ya

Tid

ak

Ya

Tid

ak

Andi

Boby

Cicih

Dimas

.....

Keterangan: diisi dengan tanda tik (√)

e. Produk

Contoh Penilaian Produk (Proyek)

Mata Pelajaran : Bahasa Jawa

Nama Proyek : Membuat Sandiwara “Klething Kuning”

Nama Peserta Didik : ____________________Kelas :________

NO ASPEK * SKOR

1 2 3 4

1. Proses persiapan membuat judul

Sandiwara

2. Proses Pembuatan

a. membuat skenario sandiwara

b. Menentukan tokoh sandiwara

c. menyiapkan kostum

3. Hasil Produk : Pementasan sandiwara

a. Wiraga

Page 17: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

b. Wirama

c. Wirasa

d. Wicara

TOTAL SKOR

* Aspek yang dinilai disesuaikan dengan jenis produk yang dibuat

** Skor diberikan tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawaban

yang diberikan. Semakin lengkap dan tepat jawaban, semakin

tinggi perolehan skor.

2.2 Penilaian Pembelajaran Tak Langsung

a. Observasi

Penilaian observasi merupakan penilaian yang di lakukan oleh guru di luar

pembelajaran. Contoh penilaian observasi:

Contoh:Format pengamatan sikap berbahasa Jawa

No Nama

Aspek perilaku yang dinilai

Skor Keterangan Mengguna-

kan bahasa

Jawa

Santun

berbahasa

Jawa

Polatan

yang

njawani

Patrap

yang

njawani

1. Andi 3 4 3 2 12

2. Rini

3. ....

Catatan:

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.

1 = kurang bila tidak pernah menunjukkan perilaku yang dimaksud

2 = cukup bila kadang-kadang menunjukkan perilaku yang dimaksud

3 = baik bila sering menunjukkan perilaku yang dimaksud

4 = sangat baik bila selalu menunjukkan perilaku yang dimaksud

Page 18: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

Format di atas dapat digunakan untuk mengukur aspek sikap lainnya dengan

menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati.

b. Penilaian Diri

Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement)

terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan

penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke

peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (indepedent

learning).

Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan

subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu

penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut.

a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai.

c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

d) Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.

Contoh: Format penilaian diri untuk aspek sikap

Partisipasi Dalam Diskusi Kelompok

Nama : ----------------------------

Nama-nama anggota kelompok : ----------------------------

Kegiatan kelompok : ----------------------------

Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk No. 1 s.d. 6, tulislah huruf A,B,C, atau

D didepan tiap pernyataan:

A : selalu C : kadang-kadang

B : sering D : jarang

1.--- Selama proses belajar mengajar mapel bahasa Jawa saya menggunakan bahasa

Jawa.

2.--- Saya menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi pada hari kewajiban

berbahasa Jawa

3.--- Saya menggunakan unggah-ungguh basa Jawa sesuai dengan konteks

Page 19: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

berbahasa

4.--- dst.

---------------------------------------------------------------------

Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi

juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan

dan pengetahuan

c. Penilaian Teman Sejawat

Penilaian sejawat atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan

cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian

kompetensi. Bentuk penilaian ini, dilakukan oleh peserta didik dengan cara

berkelompok minimal 5-10 orang. Satu peserta didik menilai empat hingga

sembilan peserta didik yang lain. Instrumen yang digunakan berupa lembar

pengamatan antarpeserta didik. Format yang digunakan untuk penilaian

sejawat dapat menggunakan format seperti contoh pada penilaian diri.

Contoh: Format penilaian sejawat

Nama Penilai : ……………………… No. Absen : ……

Nama Teman yang Dinilai: ……………………… No. Absen : ……

Kelas/Semester : ………………………

NO PERNYATAAN SKALA

1 2 3 4

1

Teman saya menggunakan bahasa Jawaselama proses

belajar mengajar mapel bahasa Jawa.

2

Teman saya menggunakan bahasa Jawa untuk

berkomunikasi pada hari wajib berbahasa Jawayang

telah ditentukan

3 Dst.

d. Catatan:

e. Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria

berikut.

Page 20: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

f. 1 = kurang bila tidak pernah menunjukkan perilaku yang dimaksud

g. 2 = cukup bila kadang-kadang menunjukkan perilaku yang dimaksud

h. 3 = baik bila sering menunjukkan perilaku yang dimaksud

i. 4 = sangat baik bila selalu menunjukkan perilaku yang dimaksud

d. Jurnal

Jurnal merupakan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan

sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, di luar proses pembelajaran

mata pelajaran.

Contoh: Format penilaian melalui jurnal

JURNAL

Nama :.........................

Kelas :.........................

HARI, TANGGAL KEJADIAN KETERANGAN

Page 21: Draf Pedoman Pembelajaran Bahasa Jawa Kurikulum 2013 · misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Kurikulum 2013 menggunakan modus

TIM PERUMUS

1. Ketua :

Nurisman, S.Pd. : SMP Negeri 1 Kedungwuni Kab. Pekalongan

2. Sekretaris :

Tintin Anggraeni, S.Pd.SD : SD Negeri 2 Leteh Kab. Rembang

3. Anggota :

Yuni Tri Sumani, S.Pd. : SMP Negeri 3 Tuntang Kab. Semarang

Kasiriyadi, S.Pd. : SMP Negeri 1 Sumberlawang Kab. Sragen

Lina Handayani, S.Pd. : SMP Negeri 3 Bae Kab. Kudus

Nur Sangadah, S.Pd. : SMP Negeri 1 Kebumen

Nartam, S.Pd.SD : SD Negeri 2 Pabuwaran Kab. Banyumas

Lailatul Amaniyah, S.Pd.I : SD Negeri Bandongan 3 Kab. Magelang

Giyanto, S.Pd. : SD Negeri Randulanang Kab. Klaten

Supiatun, S.Pd.SD : SD Negeri Sawojajar 02 Kec. Wonosari Kab.

Brebes

Drs. Prasetyo : SMP Negeri 1 Bukateja, Purbalingga

Sutini, S.Pd.SD : SDN 02 Lambur Kab. Pekalongan

Siti Zulaichah : SMP Negeri 1 Jatibarang Kab. Brebes