Top Banner

of 53

draf laporan magang

Apr 03, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/28/2019 draf laporan magang

    1/53

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangUndang-undang Dasar 1945 dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia

    (WHO) serta Undang-undang nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 4

    menetapkan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan, serta dijelaskan pula

    bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

    yang harus diwujudkan serta dipenuhi dimana dalam upaya pemenuhannya

    memerlukan berbagai langkah terpadu dan menyeluruh agar derajat kesehatan

    dapat dicapai seoptimal mungkin. Tercapainya derajat kesehatan masyarakat

    yang optimal menunjukkan berhasilnya sistem pembangunan kesehatan yang

    dilakukan oleh suatu negara.

    Kementerian kesehatan merupakan salah satu instansi pemerintah yang

    bertugas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

    Ruang lingkup permasalahan yang ditangani oleh Kementerian Kesehatan

    sangatlah luas meliputi berbagai aspek dan upaya demi terciptanya derajat

    kesehatan yang setinggi-tingginya (www.depkes.go.id).

    Berdasarkan target pencapaian MDGs, dalam meningkatkan kinerja

    Kementrian Kesehatan (Kemenkes) telah menetapkan Visi dan Misi Rencana

    Strategis tahun 2010 2014. Visi Rencana Strategis yang ingin dicapai

    Kementrian Kesehatan (Kemenkes) adalah Masyarakat Sehat yang Mandiridan

    1

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    2/53

    2

    Berkeadilan. Upaya dalam mewujudkan visi rencana strategis ditetapkan misi

    pembangunan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

    pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani melalui

    kerja sama nasional dan global, melindungi kesehatan masyarakat dengan

    menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

    berkeadilandengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif, menjamin

    ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, serta menciptakan tata

    kelola keperintahan yang baik. individu, keluarga dan masyaralat beserta

    lingkungannya (www.depkes.go.id).

    Upaya dalam mencapai visi dan misi tersebut diatas harus ditetapkan

    suatu strategi yang salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat, swasta dan

    masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan. Kegiatan yang dapat

    dilakukan dengan strategi yang berbasis model pendekatan dan kebersamaan

    dalam upaya memfasilitasi percepatan dan pencapaian peningkatan derajat

    kesehatan bagi seluruh penduduk tersebut dapat dilakukan dengan

    mengembangkan kesiapsiagaan di tingkat desa yang disebut Desa Siaga. Desa

    siaga merupakan suatu desa yang penduduknya memilki kesiapan sumber daya

    dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan menanggulangi masalah-

    masalah kesehatan, bencana, dan kedaruratan kesehatan secara maandiri.

    (Kemenkes RI, 2010).

    http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/
  • 7/28/2019 draf laporan magang

    3/53

    3

    Pengembangan Desa Siaga memiliki target keberhasilan yang sangat

    besar yaitu pada tahun 2006 sebanyak 12.000, tahun 2007 sebanyak 30.000 desa

    dan akhir tahun 2008 seluruh desa di Indonesia telah menjadi Desa Siaga.

    Berdasarkan hasil evaluasi Kementrian Kesehatan pada tahun 2009 bahwa dari

    75.410 desa dan kelurahan diseluruh Indonesia tercatat 42.295 (56,1%) desa dan

    kelurahan telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga.

    Namun demikian, belum semua Desa dan Kelurahan Siaga tersebut mencapai

    kondisi Siaga Aktif yang sesungguhnya (Kemenkes RI, 2010)

    Pelaksanaan Program desa siaga sudah berlangsung sejak tahun 2006

    sampai sekarang dengan pengembangan program menjadi desa siaga aktif yang

    ditargetkan mencapai 80% pada tahun 2015. Selama 3 tahun program desa siaga

    berjalan, jumlah desa yang memulai upaya untuk mewujudkan desa siaga sudah

    mencapai 56,1%. Namun jumlah itu hanya menunjukan kuantitas, sedangkan

    kualitasnya belum mencapai target menjadi desa siaga aktif yang sebenarnya.

    Sehingga diperlukan adanya suatu evaluasi terhadap pelaksanaan program desa

    siaga untuk mengetahui hambatan dan kekurangan dalam pelaksanaannya.

    Dengan mengetahui hambatan dan kekurangan pelaksananan program desa siaga

    maka akan memudahkan dalam pencapaian target desa siaga aktif 2015 yaitu

    sebesar 80% desa dan kelurahan siaga aktif.

    Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu

    Kesehatan (FKIK) merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan

    Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) yang memiliki visi menjadi

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    4/53

    4

    program sarjana yang menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan

    dan keterampilan di bidang kesehatan masyarakat, serta mampu bersaing dalam

    pasar kerja global. Kegiatan magang merupakan sarana latihan kerja bagi

    mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan keterampilan di

    bidang keilmuan kesehatan masyarakat serta mengaplikasikan ilmu yang

    diperoleh di bangku kuliah disesuaikan dengan keadaan dan situasi di lapangan,

    sehingga mampu membantu dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang

    sedang ada di lapangan.

    Kegiatan Magang di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini

    bertujuan untuk mengetahui bagaimana evaluasi pengembangan program desa

    siaga aktif di pusat promosi kesehatan serta ingin menambah pengalaman dan

    kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam

    perkuliahan. Pada kegiatan magang ini mahasiswa tertarik untuk mencoba

    membahas dan mempelajari dengan mengambil judul Evaluasi pengembangan

    program desa siaga aktif di pusat promosi kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan hal di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu

    Bagaimanakah Evaluasi Pengembangan Program Desa Siaga Aktif di Pusat

    Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia?

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    5/53

    5

    C. Tujuan1. Tujuan Umum

    Mampu melaksanakan latihan kerja di Kementerian Kesehatan

    khususnya di Pusat Promosi Kesehatan Republik Indonesia mengenai evaluasi

    pengembangan program Desa Siaga Aktif untuk meningkatkan pengetahuan

    dan membentuk sikap serta keterampilan kerja.

    2. Tujuan khususa. Mengetahui struktur organisasi, tugas, dan fungsi serta wewenang

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

    b. Mengetahui struktur organisasi, tugas pokok, dan fungsi Pusat PromosiKesehatan, serta program-program di Pusat Promosi Kesehatan

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

    c. Mengetahui gambaran umum perkembangan Program Desa Siaga Aktif diPusat Promosi Kesehatan,

    d. Mengetahui gambaran monitoring dan evaluasi perkembangan ProgramDesa Siaga Aktif di Pusat Promosi Kesehatan,

    D. Manfaata. Bagi Kementerian Kesehatan RI

    a. Institusi memperoleh bantuan pemikiran, tenaga, serta dapatmemanfaatkan tenaga magang sesuai dengan kebutuhan di unit kerjanya,

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    6/53

    6

    b. Laporan magang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasimasukan yang memuat hasil analisis masalah penngembangan program

    Desa Siaga Aktif dan evaluasi programnyaPusat Promosi Kesehatan,

    c. Menciptakan sarana kerja sama antara institusi tempat magang danperserta magang dalam rangka meningkatkan pengetahuan khususnya

    dalam pengembangan program Desa Siaga Aktif dan evaluasi

    programnya.

    2. Bagi Jurusan Kesehatan Masyarakata. Menjalin kerja sama dengan Pusat Promosi Kesehatan sehingga dapat

    mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

    b. Memperoleh informasi tentang kondisi nyata dunia kerja yang bergunabagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

    c. Memperoleh umpan balik dari institusi tempat magang dalam rangkapengembangan kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan di

    lapangan.

    3. Bagi Mahasiswaa. Mendapatkan pengalaman nyata terkait dengan aplikasi ilmu kesehatan

    masyarakat khususnya bidang ilmu promosi kesehatan,

    b. Memperoleh pemahaman dan keterampilan di bidang Promosi KesehatanKementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam pengembangan

    program Desa Siaga Aktif ,

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    7/53

    7

    c. Memperoleh permasalahan dalam hal ini mengenai pengembanganprogram Desa Siaga Aktif dan evaluasi programnya yang dapat digunakan

    sebagai salah satu bahan penelitian dalam rangka penulisan tugas akhir.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    8/53

    8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Evaluasi dalam Promosi Kesehatan1. Pengertian Evaluasi

    Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat

    keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan cara mengetahui

    efektivitas masing-masing komponennya.

    2. Proses EvaluasiLangkah-langkah proses evaluasi adalah sebagai berikut:

    a. Menentukan apa yang akan dievaluasi. Ini karena apa saja dapatdievaluasi. Apakah itu rencananya, sumber daya, proses pelaksanaan,

    keluaran, efek atau bahkan dampak suatu kegiatan, serta pengaruh

    terhadap lingkunangan yang luas.

    b. Mengembangkan kerangka dan batasan. Di tahap ini dilakukan asumsi-asumsi mengenai hasil evaluasi serta pembatasan ruang lingkup evaluasi

    serta batasan-batasan yang dipakai agar objektif dan focus.

    c. Merancang desain (metode). Karena biasanya evaluasi terfokus pada satuatau beberapa aspek, maka dilakukan perancangan desain, yang

    sebenarnya mengikuti rancangan desain riset walaupun tidak harus kaku

    seperti riset umumnya dalam penerapannya. Rancangan riset ini sangat

    8

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    9/53

    9

    bervariasi mulai dari yang amat sederhana sampai dengan yang sangat

    rumit bergantungpada tujuan dan kepentingan evaluasi itu sendiri.

    d.

    Menyusun instrument dan rancangan pelaksanaan. Selanjutnya, ialah

    mengembangkan instrument pengamatan atau pengukuran serta rencana

    analisis dan membuat rencana pelaksanaan evaluasi.

    e. Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. Selanjutnya, ialahmelakukan pengumpulan data hasil pengamatan, melakukan pengukuran

    serta mengolah informasi dan mengkaji sesuai tujuan evaluasi.

    f. Membuat kesimpulan dan pelaporan. Informasi yang dihasilkan dariproses evaluasi ini disajikan dalam bentuk laporan sesuai dengan

    kebutuhan atau permintaan. Lain pihak menginginkan bentuk penyajian

    atau pelaporan yang berbeda.

    Dalam proses penentuan fokus yang dievaluasi cara yang paling teliti

    adalah dengan pendekatan sistem, yaitu dengan menguraikan proses suatu

    kegiatan atau intervensi menurut unsur-unsur sistem, yaitu: (1) Masukan

    (Input), (2) Proses (Process), (3) Keluaran (output), (4) Efek (outcome), (5)

    Dampak (impact), (6) Umpan balik (feed back), dan (7) Lingkungan

    (environment). (Notoatmodjo, 2010)

    Menurut Azwar (1996) dan Muninjaya (2004) pada dasarnya ruang

    lingkup evaluasi bedasarkan pendekatan sistem secara sederhana dapat

    dibedakan berdasarkan atas empat kelompok, yaitu:

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    10/53

    10

    a. Evaluasi Masukan (input),Evaluasi terhadap input berkaitan dengan pemanfaatan berbagai sunber

    daya, baik sumber daya dana, tanga maupun sarana. Evaluasi ini

    bertujuan untuk mengetahui apakah sumber daya yang dimanfaatkan

    sudah sesuai dengan standar dan kebutuhan.

    b. Evaluasi Proses (process)Evaluasi terhadap proses dititkberatkan pada pelaksanaan program,

    apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Penilaian

    tersebut juga bertujuan untuk mengetahui apakah metode yang dipilih

    sudah efektif, bagaimana dengan motivasi staf dan komunikasi diantara

    staf dan sebagainya.

    c. Evaluasi Keluaran (output)Evaluasi terhadap output meliputi evaluasi terhadap hasil yang dicapai

    dari dilaksanakannya suatu program. Penilaian tersebut bertujuan untuk

    mengetahui apakah hasil yang dicapai suatu program sudah sesuai dengan

    target yang ditetapkan sebelumnya.

    d. Evaluasi Dampak (impact)Evaluasi terhadap dampak (impact) program mencakup pengaruh yang

    ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program, apakah sudah sesuai

    dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    11/53

    11

    B. Desa Siaga Aktif1. Pengertian Desa Siaga dan Desa Siaga Aktif

    Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan

    mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan

    masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular, dan penyakit yang

    berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), kejadian bencana,

    kecelakaan, dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat secara

    gotong royong (Abdurrachman dkk, 2007).

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari

    Desa Siaga yang telah dimulai sejak tahun 2006. Desa atau Kelurahan Siaga

    Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain kelurahan, yang:

    a. Penduduknya dengan mudah dapat mengakses pelayanan kesehatan dasaryang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa

    (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilyah tersebut seperti,

    Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan

    Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya.

    b. Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat(UKBM) dan melaksanankan survailans berbasis masyarakat (meliputi

    pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan lingkungan,

    dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulanagan bencana, serta

    penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku

    Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Kemenkes, 2010).

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    12/53

    12

    2. Kriteria Desa Siaga AktifUpaya untuk menjamin kemantapan dan kelestarian pengembangan

    Desa dan Kelurahan Siaga dilaksanakan secara bertahap dengan

    memperhatikan kriteria atau unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu:

    a. Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakatterhadap Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin

    dari keberadaan dan keaktifan Forum Masyarakat Desa/Kelurahan

    (FMD),

    b. Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa SiagaAktif atau Kelurahan Siaga Aktif,

    c. Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yangbuka atau memberikan pelayanan setiap hari,

    d. Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulanganbencana dan kegawatdaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis

    masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu, pertumbuhan

    anak, lingkungan, dan perilaku), serta (c) penyehatan lingkungan,

    e. Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembanganDesa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran

    pembangunan desa atau kelurahan,

    f. Peran aktif pihak ketiga (dunia usaha, LSM, dan lain-lain) dalampendanaan Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif,

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    13/53

    13

    g. Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengaturtentang pengembangan Desa Siaga Aktif atau Kelurahan Siaga Aktif,

    h.

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat (rumah tangga) di

    desa atau kelurahan (Kemenkes, 2010).

    3. Indikator Keberhasilan Desa Siaga AktifKeberhasilan upaya pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari 4

    (empat) kelompok indikator, yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator

    proses, dan (3) indikator keluaran, dan (4) Indikator dampak.

    a. Indikator MasukanIndikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa

    banyak masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

    Indikator masukan terdiri atas hal-hal sebagai berikut.

    1) Ada/ tidaknya Forum Masyarakat Desa,2) Ada/ tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapan/

    peralatannya,

    3) Ada/ tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat,4) Ada/ tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan).

    b. Indikator ProsesIndikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif

    upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan dan

    pembinaan Desa. Indikator proses terdiri atas hal-hal sebagai berikut:

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    14/53

    14

    1) Frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa,2) Berfungsi/ tidaknya Poskesdes,3)

    Berfungsi/ tidaknya UKBM yang ada,

    4) Berfungsi/ tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan PenanggulanganKegawatdaruratan dan bencana,

    5) Berfungsi/ tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat,6) Ada/ tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk keluarga sadar gizi

    (kadarzi) dan PHBS.

    c. Indikator KeluaranIndikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar

    hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembangan

    Desa. Indikator keluaran terdiri atas hal-hal sebagai berikut.

    1) Cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes,2) Cakupan pelayanan UKBM-UKBM lain,3) Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan,4) Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk

    kadarzi dan PHBS.

    d. Indikator DampakIndikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar

    dampak dari hasil kegiatan di Desa dalam rangka pengembangan Desa

    Siaga (Kemenkes, 2010).

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    15/53

    15

    4. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa atau Kelurahan Siaga AktifKeberhasilan pengembangan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif di suatu

    desa atau kelurahan dapat dilihat dari pencapaian upaya-upaya yang dilakukan

    di Pusat, Provinsi, Kbupaten/Kota, Kecamatan serta Desa dan Kelurahan

    sebagai berikut:

    a. Pusat1) Adanya kebijakan yang mendukung operasionalisasi pengembangan

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    2) Terbentuknya Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa danKelurahan Siaga Aktif Tingkat Pusat.

    3) Adanya Sistem Informasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yangterintegrasi dalam profil Desa dan Kelurahan.

    4) Adanya dan tersosialisasinya petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukandalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    5) Terselenggaranya pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers)pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bagi aparatur Provinsi.

    6) Teralokasinya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) peningkatankinerja Puskesmas dan jaringannya untuk pengembangan Desa dan

    Kelurahan Siaga Aktif serta PHBS.

    7) Terselenggaranya pertemuan berkala (minimal 2 kali setahun) untukpemantauan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif lingkup

    nasional.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    16/53

    16

    8) Adanya pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif terintegrasi secaraberjenjang.

    b.

    Provinsi

    1) Adanya kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentukpenetapan peraturan atau keputusan tentang pengembangan Desa dan

    Kelurahan Siaga Aktif.

    2) Terbentuknya forum Pokjanal Desa dan Kelurhana Siaga Aktif ditingkat Provinsi.

    3) Terselenggaranya pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers)pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bagi aparatur

    Kabupaten dan Kota.

    4) Adanya Sistem Informasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yangterintegrasi dalam profil Desa dan Kelurahan lingkup provinsi.

    5) Terselenggaranya pertemuan berkala Pokjanal Desa dan KelurahanSiaga Aktif (minimal 2 kali setahun) di tingkat Provinsi atau

    pemantauan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    6) Adanya pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif terintegrasi secaraberjenjang.

    c. Kabupaten/ Kota1) Adanya kebijakan-kebijakan koordinatif dan pembinaan dalam bentuk

    penetapan peraturan atau keputusan tentang pengembangan Desa dan

    Kelurahan Siaga Aktif.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    17/53

    17

    2) Terbentuknya forum Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ditingkat Kabupaten/ Kota.

    3)

    Terselenggaranya orientasi pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

    Aktif bagi aparatur desa dan kelurahan, KPM dan lembaga

    kemasyarakatan serta pihak-pihak lain.

    4) Adanya bantuan pembiyaan dari APBD Kabupaten/Kota dan sumberdaya lain untuk pengembangan Desa dan kelurahan Siaga Aktif.

    5) Terselenggaranya Sistem Informasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktifyang terintegrasi dalam profil Desa dan Kelurahan lingkup

    kabupaten/kota, melalui penetapan langkah dan mekanisme

    penyelenggaraan dan pelaporan penyelenggaraan secara berjenjang dari

    Desa dan Kelurahan Kecamatan - Kabupaten/ Kota - Provinsi dan

    Pemerintah Pusat.

    6) Terselenggaranya pertemuan berkala Pokjanal Desa dan KelurahanSiaga Aktif di tingkat Kabupaten/Kota (minimal 3 kali setahun) untuk

    pemantauan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    7) Adanya pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif terintegrasi secaraberjenjang.

    d. Kecamatan1) Terkoordinasi dan terintegrasinya pelaksanaan pengembangan Desa dan

    Kelurahan Siaga aktif dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat

    lainnya.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    18/53

    18

    2) Terkoordinasinya penerapan kebijakan/peraturan perundang-undanganberkaitan dengan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    3)

    Terbentuknya Forum Desa dan Kelurahan Siaga tingkat kecamatan.

    4) Adanya Sistem Informasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yangterintegrasi dalam profil desa dan kelurahan lingkup kecamatan.

    5) Terselenggaranya pertemuan berkala Pokjanal Desa dan KelurahanSiaga Aktif di tingkat kecamatan (minimal 4 kali setahun) untuk

    pemantuan perkembangan desa dan kelurahan Siaga Aktif.

    6) Adanya pembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif terintegrasi secaraberjenjang.

    e. Desa/ Kelurahan1) Keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan.2) Adanya Kader Pemberdayaan Masyarakat/ Kader kesehatan Desa dan

    Kelurahan Siaga Aktif.

    3) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yangbuka atau memberikan pelayanan setiap hari.

    4) Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan penanggulangan bencanadan kegawatdaruratan kesehatan, survailans berbasis masyarakat serta

    penyehatan lingkungan.

    5) Adanya pendanaan untuk pengembangan desa dan kelurahan siaga aktifdari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau Anggaran Kelurahan,

    masyarakat dan dunia usaha.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    19/53

    19

    6) Adanya peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakat dalamkegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    7)

    Adanya peraturan di desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur

    tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    8) Adanya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di RumahTangga.

    5. Sasaran Pengembangan Desa SiagaUntuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan Desa

    Siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

    a. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampumelaksanakan hidup sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan

    kesehatan di wilayah desanya,

    b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dankeluarga di kelurahan atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi

    perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh

    agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader desa, serta petugas

    kesehatan,

    c. Pihak-pihak yang diharapkan dapat memberikan dukungan kebijakan,peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain seperti

    swasta, para donator, dan pemangku kepentingan lainnya yaitu para

    pejabat Pemerintah Daerah, pejabat lintas sektor, unsur-unsur organisasi/

    ikatan profesi, pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama, PKK, LSM,

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    20/53

    20

    dunia usaha,/ swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif juga di

    semua tingkat administrasi. (Kemenkes, 2010).

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    21/53

    21

    BAB III

    METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

    A. Pelaksanaan KegiatanKegiatan magang yang dilaksanakan selama 1 bulan

    Tabel 3.1 Pelaksanaan Kegiatan Magang

    No Kegiatan

    Juliagustus 2012

    (minggu ke)

    1 2 3 4

    1 Orientasi tempat magang,

    Pengumpulan data struktur

    organisasi, tugas, dan fungsi sertawewenang Kementerian Kesehatan

    dan Pusat Promosi Kesehatan.

    Belajar program dan tugas di bidang

    metode dan teknologi pusat promosi

    kesehatan.

    2 Pengumpulan data gambaran umum

    kemajuan desa siaga. Belajar

    program dan tugas di bidang

    pemberdayaan dan peran serta

    masyarakat pusat promosi

    kesehatan.

    3 Pengumpulan data evaluasi program

    desa siaga yang dilakukan olehpusat promosi kesehatan. Belajar

    program dan tugas di bidang

    pemberdayaan dan peran serta

    masyarakat pusat promosi

    kesehatan.

    4 Pembuatan laporan magang,

    konsultasi pembimbing lapangan

    dan belajar program dan tugas di

    bidang advokasi dan kemitraan

    pusat promosi kesehatan.

    16

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    22/53

    22

    B. Lokasi KegiatanLokasi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

    Alamat : Jl. H.R. Rasuna Said kav. X-5, Kuningan- Jakarta Selatan.

    Unit : Pusat Promosi Kesehatan

    C. Waktu KegiatanKegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 16 Juli 2012 dan diakhiri pada

    tanggal 11 Agustus 2012.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    23/53

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil1. Gambaran Umum Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki kedudukan,

    tugas dan fungsi serta struktur organisasi yang sudah diatur dalam Peraturan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1144/ MENKES/ PER/ VII/

    2010 tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan BAB I dan II

    tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi Kementerian

    Kesehatan dengan rincian sebagai berikut:

    a. Kedudukan,Kedudukan Kementerian kesehatan berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Presiden. Dengan dipimpin oleh seorang

    Menteri Kesehatan.

    b. TugasKementerian kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan

    urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden

    dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

    c. FungsiKementerian kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

    18

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    24/53

    24

    1) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangkesehatan;

    2)

    Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

    jawab Kementerian Kesehatan;

    3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan KementerianKesehatan;

    4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusanKementerian Kesehatan di daerah; dan

    5) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.d. Struktur organisasi

    Susunan organisasi kementerian kesehatan terdiri atas:

    1) Sekertariat Jenderal;2) Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan;3) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

    Lingkungan;

    4) Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan dan Alat Kesehatan;5) Inspektorat Jenderal;6) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;7) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

    Kesehatan;

    8) Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi;9) Staf Ahli Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat;

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    25/53

    25

    10) Staf Ahli Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan;11) Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan

    Desentralisasi;

    12) Staf Ahli Bidang Mediko Legal;13) Pusat Data dan Informasi;14) Pusat Kerja Sama Luar Negeri;15) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan;16) Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;17) Pusat Komunikasi Publik;18) Pusat Promosi Kesehatan;19) Pusat Intelegensia Kesehatan; dan20) Pusat Kesehatan Haji.

    Kementerian Kesehatan RI memiliki Visi dalam pembangunan

    kesehatan adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan yang

    artinya Masyarakat menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat, dan

    berkeinginan untuk hidup sehat serta berdaya atau mampu untuk mecapai

    hidup sehat. Dalam mewujudkan Visi Kementerian Kesehatan 2010-2014 ini

    maka Kementerian Kesehatan meyusun Misi sebagai berikut:

    a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaanmasyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    26/53

    26

    b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upayakesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

    c.

    Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

    d. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan berkeadilan.Program pembangunan kementerian kesehatan RI memiliki lima nilai

    sebagai dasar filosofi yaitu:

    a. Pro Rakyat yang artinya pembangunan kesehatan selalu mendahulukankepentingan rakyat dan menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.

    b. Inklusif yang artinya seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasidan dilibatkan secara aktif baik lintas sektor, organisasi-organisasi

    profesi, organisasi-organisasi masyarakat, pengusaha dan masyarakat

    madani maupun masyarakat akar rumput.

    c. Responsive yang artinya seluruh program kesehatan tanggap terhadapkebutuhan permasalahan di daerah, tanggap terhadap situasi kondisi

    setempat, sosial budaya dan kondisi gegrafis.

    d. Efektifyang artinya program kesehatan mampu mencapai target denganmengedepankan prinsip efisiensi dalam pelaksanaannya dan berbasis data

    dan bukti.

    e. Bersih yang artinya Pembangunan kesehatan harus dilaksanakan dengantata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

    nepotisme melalui prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    27/53

    27

    Sasaran strategis yang akan dicapai Kementerian Kesehatan RI tahun

    2010-2014 adalah

    a. Meingkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.b. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular.c. Menurunnya disparitas status kesehatan dan gizi antar wilayah, sosial,

    ekonomi dan gender.

    d. Meningkatnya anggaran publik untuk kesehatane. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan rumah

    tangga.

    f. Terpenuhinya tenaga strategis di Daerah Tertinggal, Perbatasan danKepulauan (DTPK).

    g. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidakmenular.

    h. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)kesehatan.

    Enam strategi terintegrasi kementerian kesehatan RI untuk mencapai

    sasaran yang telah ditetapkan diatas yaitu

    a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat swasta dan masyarakat madanidalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    28/53

    28

    b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu danberkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada upaya

    promotif dan preventif.

    c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untukmewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

    d. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM yang merata danbermutu.

    e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat danalat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu

    sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

    f. Meningkatkan manajemen yang akuntabel, transparan, berdaya guna danberhasil guna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang

    bertanggungjawab.

    2. Gambaran Khusus Pusat Promosi Kesehatan Kesehatan KementerianKesehatan Republik Indonesia,

    Pusat promosi kesehatan memiliki kedudukan, tugas dan fungsi serta

    susunan organisasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor: 1144/MENKES/PER/VII/2010 BAB XVII dengan rincian

    sebagai berikut:

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    29/53

    29

    a. KedudukanPusat promosi kesehatan adalah unsur pendukung pelaksanaan

    tugas Kementerian Kesehatan di bidang pemberdayaan masyarakat dan

    promosi kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Menteri Kesehatan melalui Sekretariat Jenderal. Dengan dipimpin oleh

    seorang Kelapa Pusat Promosi Kesehatan.

    b. TugasPusat Promosi kesehatan mempunyai tugas melaksanakan

    penyusunan kebijakan teknis, bimbingan dan pelaksanaan pemberdayaan

    masyarakat dan promosi kesehatan.

    c. FungsiPusat Promosi kesehatan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

    1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidangpemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

    2) Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosikesehatan;

    3) Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidangpemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

    4) Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehataan;5) Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang

    kesehatan;

    6) Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan; dan

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    30/53

    30

    7) Pelaksanaan administrasi pusat.d. Struktur Organisasi

    Susunan organisasi, tugas dan fungsi pusat promosi kesehatan

    terdiri atas:

    1) Bagian Tata Usaha;Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

    rencana, program, pemantauan, evaluasi, dan laporan, serta

    administrasi pusat. Bagian tata usaha menyelenggarakan fungsi

    sebagai berikut:

    a) Penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluaasidan laporan;

    b) Pengelolaan urusan keuangan; danc) Pengelolaan urusan kepegawaian, tata usaha, umum, rumah

    tangga, dan perlengkapan.

    Bagian tata usaha terdiri atas:

    a) Subbagian Program dan Evaluasi, dengan tugas melakukanpenyiapan bahan koordinasi pelaksanaan penyusunan program,

    rencana, anggaran, evaluasi, dan penyusunan laporan.

    b) Subbagian keuangan, dengan tugas melakukan urusan keuangan.c) Subbagian kepegawaian dan umum mempunyai tugas melakukan

    urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, rumah tangga,

    dan perlengkapan.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    31/53

    31

    2) Bidang Advokasi dan Kemitraan;Bidang Advokasi dan Kemitraan mempunyai tugas

    melaksanakan penyiapan pembinaan advokasi dan kemitraan di

    bidang kesehatan. Bidang advokasi dan kemitraan

    menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

    a) Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan advokasi dan kemitraandi bidang kesehatan; dan

    b) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan advokasi dankemitraan di bidang kesehatan.

    Bidang Advokasi dan Kemitraan terdiri atas:

    a) Subbidang Advokasi mempunyai tugas melakukan penyiapanbahan penyusunan program, koordinasi, pelaksanaan, evaluasi,

    dan penyusunan laporan pelaksanaan advokasi.

    b) Subbidang kemitraan mempunyai tugas melakukan penyiapanbahan penyusunan program, koordinasi, pelaksanaan, evaluasi,

    dan penyusunan laporan pelaksanaan kemitraan.

    3) Bidang Pemberdayaan dan Peran serta Masyarakat;Bidang Pemberdayaan dan Peran serta Masyarakat mempunyai

    tugas melaksanakan penyiapan pembinaan pemberdayaan dan peran

    serta masyarakat di bidang kesehatan. Bidang pemberdayaan dan

    peran serta masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    32/53

    32

    a) Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan pemberdayaan danperan serta masyarakat; dan

    b)

    Evaluasi penyusunan laporan pelaksanaan pemberdayaan dan

    peran serta masyarakat.

    Bidang pemberdayaan dan peran serta masyarakat terdiri atas:

    a) Subbidang pemberdayaan masyarakat mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi,

    pelaksanaan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan

    pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan bersumber

    masyarakat di bidang kesehatan.

    b) Subbidang peran serta masyarakat mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan, penyusunan program, koordinasi, pelaksanaan,

    evaluasi, dan penyusunan program, koordinasi, pelaksanaan,

    evaluasi, dan penyususnan laporan pelaksanaan peran serta

    masyarakat di bidang kesehatan.

    4) Bidang Metode dan Teknologi Pemberdayaan Masyarakat danPromosi Kesehatan;

    Bidang Metode dan Teknologi Pemberdayaan Masyarakat dan

    Promosi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,

    penyusunan, dan pembinaan metode dan teknologi di bidang

    pemberdayaan dan promosi kesehatan. Bidang metode dan teknologi

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    33/53

    33

    pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan menyelenggarakan

    fungsi sebagai berikut:

    a)

    Penyiapan bahan penyusunan, pembinaan, koordinasi, dan

    pelaksanaan pengembangan metode dan teknologi di bidang

    pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan; dan

    b) Monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaanpengembangan metode dan teknologi di bidang pemberdayaan

    masyarakat dan promosi kesehatan.

    Bidang metode dan teknologi pemberdayaan masyarakat dan promosi

    kesehatan terdiri atas:

    a) Subbidang pengembangan metode mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan penyusunan program, koordinasi, pelaksanaan,

    evaluasi, dan penyususnan laporan pelaksanaan dan

    pengembangan metode di bidang pemberdayaan masyarakat dan

    promosi kesehatan.

    Subbidang pengembangan teknologi mempunyai tugas

    melakukan penyiapan bahan penyusunan program, koordinasi,

    pelaksanaan, evaluasi, dan penyususnan laporan pelaksanaan dan

    pengembangan teknologi di bidang pemberdayaan masyarakat

    dan promosi kesehatan.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    34/53

    34

    5) Kelompok Jabatan FungsionalKelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

    kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok

    Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah Jabatan Fungsional yang

    terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan

    bidang keahliannya. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional

    dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk

    oleh Kepala Satuan Organisasi. Jumlah tenaga fungsional ditentukan

    berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan

    fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku.

    e. Program-program Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RIPada tahun 2012 ini Pusat Promosi Kesehatan kementerian

    Kesehatan RI sedang melaksanakan beberapa program. Program-program

    yang ada memiliki suatu keterkaitan satu sama lain yaitu mendukung

    untuk pencapaian MDGs. Program-program tersebut adalah:

    1) Aku Bangga Aku Tahu, yaitu program pendidikan kesehatanmasyarakat yang dilakukan untuk menurunkan angka HIV/AIDS.

    Program ini dilakukan karena sebagian besar kelompok umur 15-24

    tahun memiliki pengetahuan yang rendah tentang HIV/AIDS dan

    pencegahannya. Sehingga Kampanye Aku Bangga Aku Tahu

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    35/53

    35

    memiliki sasaran pelajar dengan menyisipkan wawasan tenntang HIV

    dan AIDS dalam beberapa mata pelajaran di sekolah terutama SMP

    dan SMA. Program kampanye Aku Bangga Aku Tahu ini sedang

    dalam proses pelaksanaan. Program ini menjadi fokus dari bidang

    Advokasi dan Kemitraan Promosi Kesehatan.

    2) Buku Harian yaitu program pengendalian penularan HIV/AIDS padakelompok resiko tinggi dengan pemantauan penggunaan kondom

    pada Wanita Penjajah Seksual. Cara penggunaan buku harian ini

    dengan menempelkan stiker sesuai dengan perilaku hubungan

    seksual dengan siapa dan menggunakan kondom atau tidak dalam

    melakukan hubungan seksual. Pelaksanaan Program Buku Harian ini

    baru uji coba di Jabodetabek dan sudah dilakukan monitoring

    penggunaan buku harian di daerah resiko tinggi tersebut. Rencana

    pengembangan Program buku harian ini akan diperluas

    penggunaannya di lokalisasi WPS seluruh Indonesia pada tahun

    2013. Program Buku Harian ini menjadi fokus dari bidang Teknologi

    Promosi Kesehatan.

    3) PHBS Sekolah yaitu suatu program yang bertujuan untukmeningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan sekolah

    sebagai salah satu tatanan pokok pelaksanaan PHBS. Pelaksanaan

    PHBS sekolah ini dilakukan melalui pemberdayaan UKS dengan

    pembinaan dari Puskesmas. Pelaksanaan PHBS sekolah sudah ada

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    36/53

    36

    Sosialisasi modul pelaksanaan UKS. Program PHBS Sekolah ini

    menjadi focus dari bidang Metode Promosi Kesehatan.

    4)

    Program Pengembangan Desa Siaga Aktif yaitu pengembangan

    program desa siaga yang sudah berjalan sejak tahun 2006 yang

    banyak diantaranya belum berhasil menciptakan desa siaga aktif.

    Monitoring dan Evaluasi Perkembangan desa/ kelurahan siaga aktif

    dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan terutama bidang

    Pemberdayaan dan Peran Serta Masyarakat dengan melakukan

    kunjungan pada beberapa Provinsi, Kabupaten/Kota untuk menilai

    indikator-indikator pelaksanaan Desa/Kelurahan siaga aktif di

    beberapa desa/kelurahan dengan mengadakan lomba desa sebagai

    pemicu masyarakat/pemerintah desa dalam melaksanakan

    pengembangan desa/kelurahan siaga aktif.

    3. Gambaran Perkembangan Program Desa Siaga Aktif,Program Desa Siaga dimulai pada tahun 2006 dengan ditetapkannya

    Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang

    Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Sampai dengan tahun 2009

    tercatat 42.295 desa dan kelurahan siaga (56,1%) dari 75.410 desa dan

    kelurahan di Indonesia telah memulai upaya mewujudkan Desa Siaga dan

    Kelurahan Siaga. Namun, banyak diantaranya yang belum berhasil

    menciptakan desa dan kelurahan siaga yang sesungguhnya, yang disebut

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    37/53

    37

    sebagai Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Hal ini karena pengembangan dan

    pembinaan Desa Siaga dan Kelurahan Siaga yang menganut konsep

    pemberdayaan masyarakat memang memerlukan suatu proses.

    Berdasarkan pertimbangan diatas maka dilakukan revitalisasi terhadap

    Program Pengembangan Desa Siaga guna mengakselerasi pencapaian target

    Desa Siaga Aktif pada tahun 2015. Sebagaimana diketahui, Peraturan Menteri

    Kesehatan Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan

    Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota dan Keputusan

    Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk

    Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten

    dan Kota menetapkan bahwa pada tahun 2015 sebanyak 80% desa dan

    kelurahan menjadi desa dan kelurahan siaga aktif. Maka pada tahun 2010

    dibentuklah buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

    Aktif sebagai acuan untuk kesamaan pemahaman bagi semua pemangku

    kepentingan dalam rangka akselerasi Program Pengembangan Desa Siaga

    guna pencapaian target Desa Dan Kelurahan Siaga Aktif pada tahun 2015.

    Perkembangan program desa dan kelurahan siaga aktif sampai pada tahun

    2011 memiliki Jumlah RW, Desa dan Kelurahan Siaga Aktif sebanyak

    29.532 (32,2%) RW, desa dan kelurahan dari 79.272 RW, desa dan kelurahan

    di Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2012).

    Desa dan kelurahan siaga dapat dinilai termasuk dalam desa dan

    kelurahan siaga aktif jika memenuhi 8 kriteria desa dan kelurahan siaga aktif

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    38/53

    38

    sesuai dengan buku pedoman pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.

    Atas dasar criteria desa dan kelurahan siaga aktif yang sudah ditetapkan, maka

    dilakukan pentahapan dalam pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    yang terbagi dalam 4 kategori desa dan kelurahan siaga aktif, yaitu: (1) Desa

    dan Kelurahan Siaga aktif Pratama, (2) Desa dan Kelurahan Siaga aktif

    madya, (3) Desa dan Kelurahan Siaga aktif purnama, dan (4) Desa dan

    Kelurahan Siaga aktif Mandiri. Dimana masing-masing perbedaan tiap

    kategori digambarkan dalam tabel pentahapan desa/kelurahan siaga aktif

    sebagai berikut.

    Tabel 4.1 Pentahapan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

    KRITERIA PENTAHAPAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF

    PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

    1. Forum Desa/Kelurahan

    Ada, tetapi belum

    berjalan

    Berjalan, tetapi

    belum rutin

    setiap triwulan

    Berjalan setiap

    triwulan

    Berjalan setiap

    bulan

    2. KPM/ Kaderkesehatan

    Sudah ada min. 2

    orang

    Sudah ada 3-5

    orang

    Sudah ada 6-8

    orang

    Sudah ada 9

    orang atau

    lebih

    3. Kemudahan aksespelayanan kesehatan

    dasar

    Ya Ya Ya Ya

    4. Posyandu & UKBMlainnya aktif

    Posyandu ya,

    UKBM lainnya

    tidak aktif

    Posyandu & 2

    UKBM lainnya

    aktif

    Posyandu & 3

    UKBM lainnya

    aktif

    Posyandu & 4

    UKBM lainnya

    aktif

    5. Dukungan dana untukkegiatan kesehatan di

    desa dan kelurahan:

    - Pemerintah desadan kelurahan

    - Masyarakat- Dunia usaha

    Sudah ada dana

    dari pemerintah

    desa dan

    kelurahan serta

    belum ada sumber

    dana lainnya

    Sudah ada dana

    dari pemerintah

    desa dan

    kelurahan serta

    satu sumber

    lainnya

    Sudah ada dana

    dari pemerintah

    desa dan

    kelurahan serta

    dua sumber

    dana lainnya

    Sudah ada dana

    dari pemerintah

    desa dan

    kelurahan serta

    dua sumber

    dana lainnya

    6. Peran sertamasyarakat dan

    organisasi

    kemasyarakatan

    Ada peran aktifmasyarakat dan

    tidak ada peran

    aktif ormas

    Ada peran aktifmasyarakat dan

    peran aktif satu

    ormas

    Ada peran aktifmasyarakat dan

    peran aktif dua

    ormas

    Ada peran aktifmasyarakat dan

    peran aktif

    lebih dari dua

    ormas

    7. Peraturan Kepala Belum ada Ada, belum Ada, sudah Ada, sudah

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    39/53

    39

    Desa/ Kelurahan,

    Bupati/ Walikota

    direalisasikan direalisasikan direalisasikan

    8. Pembinaan PHBS diRumah Tangga

    Pembinaan PHBS

    kurang dari 20%

    rumah tangnga

    yang ada

    Pembinaan

    PHBS minimal

    20% rumah

    tangga yangada

    Pembinaan

    PHBS minimal

    40% rumah

    tangga yangada

    Pembinaan

    PHBS minimal

    70% rumah

    tangga yangada

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif memiliki 3 komponen utama, yaitu:

    a. Pelayanan kesehatan dasar, penilaian perkembangan pelayanan kesehatandasar desa dan kelurahan siaga aktif di Indonesia dapat dilihat dari jumlah

    Poskesdes yang beroperasi, dimana Poskesdes berfungsi untuk memenuhi

    kebutuhan pelayanan kesehatan dasar di daerah terpencil yang kurang

    terjangkau oleh Puskesmas dan Pustu yang berjumlah 52.850 poskesdes

    yang beroperasi pada tahun 2012.

    b. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorongupaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan

    penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, Perkembangan

    komponen Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM,

    dimana UKBM yang paling pokok dikembangkan di masyarakat adalah

    Posyandu dengan jumlah 268.439 posyandu yang beroperasi pada tahun

    2012.

    c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penilaian perkembangankomponen PHBS ditatanan rumah tangga di Indonesia pada tahun 2012

    sudah mencapai 7.961.538 rumah tangga ber-PHBS atau 53,89% dari

    14.773.538 rumah tangga yang dipantau (Kementerian Kesehatan, 2012).

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    40/53

    40

    Pelaksanaan pengembangan desa/kelurahan siaga aktif diperlukan

    langkah-langkah edukatif berupa upaya pendampingan (memfasilitasi)

    masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran berupa proses pemecahan

    masalah kesehatan yang dihadapinya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

    akan upaya pendampingan tersebut pusat promosi kesehatan memberikan

    program pelatihan bagi fasilitator pemberdayaan masyarakat yang akan

    diterjunkan secara langsung dimasyarakat untuk membantu pemberdayaan

    masyarakat dalam pengembangan desa/siaga aktif.

    Fasilitator pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif adalah petugas

    promosi kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan

    Kota yang ditunjuk/ditugasi dan tenaga lain dari program pemberdayaan

    masyarakat (seperti PNPM Mandiri) LSM, Dunia Usaha atau pihak lain.

    Pelatihan fasilitator ini diselenggarakan oleh pemerintah Provinsi dengan

    materi pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat dalam pengembangan

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota juga melakukan pelatihan bagi

    petugas kesehatan di kabupaten, kota dan kecamatan yang berfungsi sebagai

    Pembina teknis terhadap kegiatan UKBM-UKBM di desa dan kelurahan

    diwilayah kerjanya. Pelatihan bagi petugas kesehatan dibedakan kedalam 2

    kategori berdasarkan kualifikasi pesertanya, yaitu: (1) Pelatihan Manajemen

    yang diikuti oleh Kepala Puskesmas, dan (2) Pelatihan Pelaksana yang diikuti

    oleh para petugas yang diserahi tanggung jawab membina Desa dan

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    41/53

    41

    Kelurahan Siaga Aktif (satu orang untuk masing-masing Puskesmas) dan para

    petugas kesehatan yang membantu pelaksanaan UKBM di desa atau

    kelurahan.

    Selain fasilitator pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif di Dinas

    Kesehatan dan petugas kesehatan di tingkat Puskesmas terdapat Kader

    Pemberdayaan Masyarakat (KPM), yaitu anggota masyarakat desa dan

    kelurahan yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk

    menggerakan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan

    pembangunan partisipatif di desa dan kelurahan. KPM merupakan tenaga

    penggerak di desa dan kelurahan yang akan diserahi tugas pendampingan di

    desa dan kelurahan dalam rangka pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

    Aktif. Pelatihan KPM diselenggarakan di kabupaten atau kota.

    4. Gambaran Monitoring dan Evaluasi Desa Siaga Aktif,Monitoring dan Evaluasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dilakukan

    oleh pemerintah dan fasilitator. Dimana monitoring dan evaluasi oleh

    pemerintah terutama dilaksanakan melalui verifikasi laporan kegiatan dan

    keuangan. Juga melalui sistem informasi desa siaga yang berjalan berjenjang

    dari desa/kelurahan ke kecamatan. Kabupaten/kota, provinsi, dan pusat dalam

    koridor Sistem Informasi Pembangunan Desa. Sedangkan monitoring dan

    evaluasi oleh fasilitator dilaksanakan secara melekat saat fasilitator tersebut

    membantu berbagai pihak dalam pengembangan desa dan kelurahan siaga

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    42/53

    42

    aktif. Monitoring difokuskan kepada pelaksanaan kegiatan, yaitu dengan

    memantau adanya masalah-masalah atau hambatan-hambatan yang dihadapi

    untuk dicarikan jalan mengatasinya.

    Seorang fasilitator juga berfungsi melakukan inventarisasi terhadap

    desa-desa dan kelurahan-kelurahan dalam kaitannya dengan pengembangan

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Hasil evaluasi dan inventrisasi berupa daftar

    desa dan kelurahan yang dikelompokan kedalam kategori: (1) Desa dan

    Kelurahan yang belum digarap, (2) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Pratama,

    (3) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Madya. (4) Desa dan Kelurahan Siaga

    Aktif Purnama, dan (5) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Mandiri. Daftar desa

    dan kelurahan hasil invenatrisasi dari fasilitator kemudian dilaporkan kepada

    Bupati atau Walikota dengan tembusan kepada Kelompok kerja Operasional

    Desa dan Kelurahan Siaga Tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

    Setiap desa dan kelurahan siaga diwajibkan mengumpulkan data-data

    terkait pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif untuk kepentingan

    perlombaan Desa dan Kelurahan yang kemudian diolah dan dianalisis

    sehingga menghasilkan laporan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif

    setiap tahunnya. Laporan perkembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di

    tingkat kecamatan dikumpulkan di Kabupaten yang akan dianalisis dan

    menjadi laporan perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif tingkat

    Kabupaten/ Kota. Selanjutnya laporan dari kabupaten/ kota dikirim ke

    Provinsi untuk penyususnan laporan perkembangan desa dan kelurahan siaga

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    43/53

    43

    aktif provinsi. Hasil analisis perkembangan desa dan kelurahan siaga aktif

    panitia lomba desa dan kelurahan siaga aktif akan memilih 1 desa atau 1

    kelurahan yang akan mengikuti lomba desa dan kelurahan siaga aktif tingkat

    pusat. Dan pada tahun 2011 terpilih 12 desa dan kelurahan sebagai peserta

    lomba desa dan kelurahan siaga aktif.

    Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    di Pusat pada tahun 2011 dilakukan di 12 lokasi yang merupakan

    desa/kelurahan peserta lomba desa/kelurahan. 12 lokasi tersebut adalah Nagari

    Simarasok (Sumatera Barat), Desa Kutuh (Bali), Desa Tanjung Padang

    (Sulawesi Tengah), Desa Rancasalak (Jawa Barat), Desa Girimarto (Jawa

    Tengah), Desa Ponjong (DI Yogyakarta), Kelurahan Palebon (Jawa Tengah),

    Kelurahan Tombolo (Sulawesi Selatan), Kelurahan Sendangan (Sulawesi

    Utara), Kelurahan Tafure (Maluku Utara), Kelurahan Sindangsari (Jawa

    Barat), Kelurahan Gunung Lengkuas (Kepulauan Riau). Melalui kegiatan

    monitoring dan evaluasi Desa atau Kelurahan Siaga Aktif dapat diketahui

    sejauh mana pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif serta pembinaan

    PHBS rumah tangga di masing-masing desa dan kelurahan.

    Instrumen yang dinilai dalam lomba desa dan kelurahan siaga aktif

    dimulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.

    Instrumen penilaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

    a. Penilaian di tingkat Provinsi, pertanyaan instrumen penilaian diberikankepada Gubernur.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    44/53

    44

    1) Apakah Pemerintah Provinsi membuat kebijakan untuk mengaturupaya pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan di

    kabupaten/kota tentang Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta

    Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    2) Apakah ada Pokjanal tingkat provinsi yang mengembangkan danmembina Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam rangka

    pemberdayaan masyarakat?

    3) Apakah Pokjanal tersebut menjalankan tugas dan fungsi sesuaidengan Surat Keputusan Pembentukan Pokjanal tingkat Provinsi?

    b. Penilaian di tingkat kabupaten/ kota, pertanyaan instrumen penilaiandiberikan kepada Bupati/ Walikota.

    1) Apakah Pemerintah Kabupaten/ Kota membuat kebijakan untukmengatur upaya pencapaian standar pelayanan minimal bidang

    kesehatan?

    2) Apakah ada alokasi dana desa dan kelurahan yang diberikan olehPemerintah Kabupaten/kota yang dapat digunakan untuk

    pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan

    PHBS di Rumah Tangga?

    3) Apakah Pemerintah Kabupaten/ Kota membuat kebijakankoordinatif dan pembinaan terkait pengembangan Desa dan

    Kelurahan Siaga Aktif?

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    45/53

    45

    4) Apakah pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif termasukdalam program Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka

    pemberdayaan masyarakat?

    5) Apakah ada APBD yang dialokasikan untuk pengembangan Desa danKelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

    sebagai upaya pemberdayaan masyarakat?

    6) Apakah ada kegiatan pembinaan, pemantauan dan evaluasi yangdilakukan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam upaya pemberdayaan

    masyarakat khususnya terkait pengembangan Desa dan Kelurahan

    Siaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    7) Apakah ada pencatatan dan pelaporan terkait pengembangan Desadan Kelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga

    secara berjenjang?

    8) Apakah ada upaya yang dilakukan Pemerintah kabupaten/kota untukpembinaan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam rangka

    pemberdayaan masyarakat melalui kelompok kerja operasional

    (Pokjanal) di tingkat kabupaten/kota?

    9) Apakah Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kabupaten/Kota menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan Surat Keputusan

    Pembentukan Pokjanal tingkat Kabupaten/Kota?

    c. Penilaian di tingkat kecamatan, pertanyaan instrumen penilaian diberikankepada Camat.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    46/53

    46

    1) Apakah Camat membuat kebijakan untuk pelaksanaan danpembinaan terkait pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    2) Apakah ada upaya camat dalam mendorong pemberdayaanmasyarakat melalui pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    3) Apakah ada anggaran di Kecamatan yang dialokasikan untuk upayapemberdayaan masyarakat khususnya terkait pengembangan Desa

    dan Kelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah

    Tangga?

    4) Apakah Camat memanfaatkan data profil desa sebagai dasar untukpengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan

    PHBS di Rumah Tangga?

    d. Penilaian di tingkat desa dan kelurahan, pertanyaan instrumen penilaiandiberikan kepada Kepala Desa.

    1) Apakah ada ADD yang dialokasikan untuk pemberdayaanmasyarakat khususnya pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

    Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    2) Apakah Pemerintah Desa melakukan berbagai kegiatanpemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam rangka

    pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan

    PHBS di Rumah Tangga?

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    47/53

    47

    3) Adakah faktor pendukung dalam pengembangan Desa dan KelurahanSiaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga sebagai wujud

    pemberdayaan dan peran serta masyarakat di desa?

    4) Adakah faktor penghambat dalam pengembangan Desa danKelurahan Siaga Aktif serta Pembinaan PHBS di Rumah Tangga?

    Tehnik pengumpulan data untuk melakukan penilaian terhadap

    instrument-instrumen penilaian tersebut adalah dengan melakukan

    wawancara, penelusuran dokumen dan observasi langsung. Dan Informan

    yang diwawancara berasal dari petugas BPMPDK, petugas dinas kesehatan

    kabupaten, petugas puskesmas dan jajaran terkait lainnya.

    B. PembahasanPerkembangan Program Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dapat diketahui

    dengan mengevaluasi 8 kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang kemudian

    ditetapkan tingkatan atau kategori desa atau kelurahan siaga aktif tersebut

    termasuk dalam salah satu kategori/tingkatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

    Namun dalam pelaporan perkembangannya di Pusat belum digambarkan secara

    rinci kategori/tingkatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang sudah ada yaitu

    sebayak 29.532 (32,2%) RW, Desa dan Kelurahan dari 79.272 RW, Desa dan

    Kelurahan di Indonesia sudaha termasuk dalam kategori apa.

    Tujuan ditetapkannya pentahapan desa dan kelurahan siaga aktif adalah

    sebagai hasil evaluasi yang dilakukan dan untuk mengetahui apakah desa dan

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    48/53

    48

    kelurahan masih dalam kategori desa dan kelurahan siaga atau sudah masuk

    dalam kategori desa siaga aktif. Serta bagi desa dan kelurahan siaga yang sudah

    masuk kategori desa dan kelurahan siaga aktif dapat diketahui kriteria desa atau

    kelurahan yang berpotensi untuk ditingkatkan dan pemerintah dapat memberikan

    pembinaan atau kebijakan sesuai kebutuhan dari rata-rata desa dan kelurahan

    siaga aktif di Indonesia untuk menuju desa dan kelurahan siaga aktif sehat

    mandiri.

    Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    di tingkat Pusat dilakukan pada saat lomba desa dan kelurahan siaga aktif yang

    diadakan setiap tahun dengan melakukan penilaian terhadap masukan dan

    penilaian proses. Hal ini terlihat pada instrumen penilaian yang tanyakan pada

    saat lomba desa dan kelurahan siaga aktif di tingkat pusat. Sedangkan menurut

    Azrul Azwar (1994) dalam evaluasi suatu program kesehatan dilakuakan

    penilaian terhadap masukan, proses, keluaran dan dampak dari program

    kesehatan tersebut. Jadi sebaiknya instrumen penilaian yang digunakan saat

    lomba desa dan kelurahan siaga aktif ditambah dengan instrumen yang dapat

    menggambarkan keluaran dan dampak dari pengembangan program desa dan

    kelurahan siaga aktif.

    Langkah-langkah penilaian program menurut Audie Knutson (Azwar,

    1994) dibedakan atas tiga tahap, yaitu:

    1. Tahap pemahaman program yang akan dinilai, Dimana pada penilaianpengembangan desa dan kelurahan siaga aktif pada tahap pemahaman

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    49/53

    49

    program dilakukan dengan mengacu pada buku pedoman pengembangan

    Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang didalamnya sudah ada kriteria dan

    indikator keberhasilan dari pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.

    2. Tahap mengembangkan rencana penilaian dan melaksanakan penilaian, Padatahap ini Pusat Promosi Kesehatan membuat lomba desa dan kelurahan

    tingkat nasional sebagai media penilaian perkembangan desa dan kelurahan

    siaga aktif dan membuat instrumen penilaian berdasarkan kriteria dan

    indikator keberhasilan yang sudah dibuat sebelumnya. Namun, ada beberapa

    indikator keberhasilan pada buku pedoman pengembangan desa dan

    kelurahan siaga aktif yang belum ada dalam instrumen penilaian yang sudah

    dibuat oleh Pusat Promosi Kesehatan, yaitu:

    a. Pelaksanaan pelatihan untuk pelatih/ fasilitator di tingkat provinsi,b. Pelaksanaan orientasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif di

    kabupaten/ kota,

    c. Keberadaan forum desa dan kelurahan siaga tingkat kecamatan,d. Keberadaan forum desa,e. Keberadaan Kader pemberdayaan masyarakat di desa/ kelurahan, danf. Kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar di desa atau kelurahan.

    3. Tahap menarik kesimpulan.pada tahap penarikan kesimpulan ini PusatPromosi kesehatan menentukan desa dan kelurahan siaga aktif masuk dalam

    pentahapan yang mana, dan memilih desa dan kelurahan siaga aktif yang

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    50/53

    50

    mengalami perkembangan dan pemberdayaan terbaik yang akan menjadi

    juara Lomba Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Nasional.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    51/53

    51

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A.

    Simpulan

    1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki tugasmenyelenggarakan urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan untuk

    membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Dan

    memiliki Visi dalam pembangunan kesehatan adalah Masyarakat Sehat

    Yang Mandiri dan Berkeadilan yang artinya Masyarakat menyadari

    pentingnya hidup bersih dan sehat, dan berkeinginan untuk hidup sehat

    serta berdaya atau mampu untuk mecapai hidup sehat.

    2. Pusat Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan memiliki tugasmelaksanakan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan dan pelaksanaan

    pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Pusat Promosi

    Kesehatan Kementerian Kesehatan RI memiliki 4 program yang sedang

    fokus dikerjakan yaitu Kampanye Aku Bangga Aku Tahu, PHBS Sekolah,

    Buku Harian dan Pengembangan Desa Siaga Aktif.

    3. Perkembangan Desa dan Kelurahan siaga aktif tahun 2012 jumlah RW,Desa dan Kelurahan Siaga Aktif ada 29.532 (32,2%) RW, desa dan

    kelurahan dari 79.272 RW, desa dan kelurahan di Indonesia.

    4. Monitoring dan evaluasi pengembangan Program Desa dan KelurahaanSiaga Aktif pada tahun 2011 dengan media lomba desa. Penilaian yang

    dilakukan berdasarkan pada instrumen penilaian yang dibuat oleh Pusat

    47

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    52/53

    52

    Promosi Kesehatan hanya menilai pada ruang lingkup penilaian masukan

    dan proses, belum sampai pada penilaian keluaran dan dampak dari

    pengembangan program desa dan kelurahan siaga aktif.

    B. Saran1. Pusat Promosi Kesehatan sebaiknya melakukan Monitoring dan evaluasi

    tidak hanya pada desa dan kelurahan yang menjadi peserta lomba, tetapi

    juga ditambah beberapa desa/ kelurahan lain untuk mendorong proses

    pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif dan pemberdayaan

    masyarakat di desa/ kelurahan tersebut.

    2. Instrumen penilaian yang sudah ada sebaiknya ditambahkan sesuaidengan indikator keberhasilan pengembangan program desa dan

    kelurahan siaga aktif.

    3. Penilaian pengembangan program desa dan kelurahan siaga aktifsebaiknya ditambahkan untuk menilai indikator keluaran dan dampak dari

    pengembangan program desa dan kelurahan siaga aktif yang sudah ada.

    4. Pusat Promosi Kesehatan membuat sistem pelaporan terintegrasi yangefektif dan efisien yang dapat diterapkan mulai dari tingkat desa/

    kelurahan. Sehingga pemantauan perkembangan Desa dan Kelurahan

    akan lebih kompleks.

  • 7/28/2019 draf laporan magang

    53/53

    53

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdurrachman dkk. 2007. Kajian Kesiapan Petugas dan Masyarakat dalam

    Pengembangan Desa Siaga. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    Azwar, Azrul. 1996.Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara: Jakarta.

    Departemen Kesehatan. Tanpa Tahun. Visi dan Misi Departemen Kesehatan tahun2010-2014. diakses pada tanggal 20 Mei 2010.

    Kementerian Kesehatan RI. 2012. Data Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih

    Sehat Tahun 2011

    Kementerian Kesehatan RI. 2012. Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya

    Masyarakat (UKBM) Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2011

    Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pedoman umum pengembangan desa dan keluarga

    siaga aktif dalam rangka akselerasi program pengembangan desa siaga.

    Jakarta: Kemenkes RI

    Muninjaya, A.A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi ke-2. Penerbit Buku

    kedokteran EGC: Jakarta.

    Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Promosi kesehatan teori dan aplikasi. PT. Rineka

    cipta, Jakarta.