Top Banner
NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI ISSN: 0215-3289 Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Bening Pr Pr Pr Pr Program am am am am Tahf ahf ahf ahf ahfidh idh idh idh idh di Madr di Madr di Madr di Madr di Madrasah asah asah asah asah Tsana sana sana sana sanawiy wiy wiy wiy wiyah ah ah ah ah
68

Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Jul 16, 2019

Download

Documents

nguyencong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

NO

. 334

/ R

AM

AD

HA

N /

SYA

WA

L / T

H. 1

435

H /

JULI

201

4 / T

H. X

XX

XI

ISSN

: 021

5-32

89

Dr. Maftukhin, M.AgPemimpin Harus Memiliki

Hati yang Bening

PrPrPrPrProoooogggggrrrrram am am am am TTTTTahfahfahfahfahfidhidhidhidhidhdi Madrdi Madrdi Madrdi Madrdi Madrasah asah asah asah asah TTTTTsanasanasanasanasanawiywiywiywiywiyahahahahah

Page 2: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI
Page 3: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Kontak dan Pendapat --------------- 4Teropong ------------------------------ 5Lensa Utama-------------------------- 6Lensa Khusus ------------------------ 14Inspirasi ------------------------------- 18Cahaya Hati -------------------------- 19Agama -------------------------------- 20Tafsir Maudlu’i ---------------------- 24Figur ----------------------------------- 26

Bilik Santri ---------------------------- 27Ta’aruf --------------------------------- 34Edukasi -------------------------------- 36Serambi Madrasah ------------------- 42Lintas Peristiwa ---------------------- 51Pesona -------------------------------- 58LAA Remaja -------------------------- 59Cermat --------------------------------- 62Dunia Islam --------------------------- 66

Media informasi, komunikasi, dan edukasi,Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur

MPA 334 / JULI 2014

3MPA 334 / Juli 2014

Pembaca setia, puasa Ramadhan telah sama-sama kita jalani meskipunmasih dalam hitungan jari. Tapi manfaatnya telah pula sama-sama kitarasakan. Baik secara fisik maupun psikologis.

Secara fisik, banyak sekali manfaat yang diperoleh dari berpuasa. Racun-racun yang menumpuk dalam tubuh akan dikeluarkan melalui prosesdetoksifikasi. Timbunan lemakpun akan dikuras dan diproses menjadi energi.Puasa juga dapat mengurangi kolesterol dalam darah, kadar gula akanterminimalisasi, menyehatkan ginjal, dan sebagainya.

Secara psikologis, berpuasa dapat menyehatkan mental-spiritual.Dorongan untuk beribadah begitu besar. Semangat untuk brdzikir danmendekat padaNya juga demikian kuat. Setidaknya, dengan berpuasa akanmenjauhkan seseorang dari kebiasaan-kebiasaan buruk, menahan gejolaknafsu syahwat, serta tumbuhnya rasa malu jika berbuat jelek di saat berpuasa.

Pembaca setia, kenikmatan di bulan Ramadhan memang sugguh luarbiasa. Seperti pada saat menjelang berbuka. Apalagi jika kita jalani bersamaputra-putri tercinta di rumah. Rasanya, tiada kenikmatan makan dan minumyang bisa melebihi makan-minumnya orang yang sedang berbuka puasa.

Namun demikian, tetaplah memberi ruang dan waktu untuk beristirahat.Sebab dengan beristirahat, tubuh dan jiwa kita akan bugar. Dan kebugarantersebut juga sangat berguna buat menjalankan ibadah Ramadhan. Nah, untukmengisi selah-selah istirah Anda, kami masih pula setia menyajikan beragaminformasi yang semoga bernilai-guna bagi Anda sekeluarga. Sebab bagi kami,kepuasan pembaca telah menjadi tujuan utama kami.

Untuk itulah, kami selalu berusaha seoptimal mungkin meningkatkanskill dan pengetahuan keredaksian bagi para reporter kami. Maka pada tanggal19 Juni 20014, kami menghelat kegiatan ‘Orientasi Reporter dan PengelolaMajalah MPA. Dalam acara yang bertempat di Aula Kanwil Kemenag Prov.Jawa Timur inilah, para Dewan Redaksi memberikan tambahan bekal buatmereka. Baik berupa motivasi, pengalaman jurnalistik, maupun pendalamanskill-kepenulisan.

Dengan bekal itulah, para reporter MPA di daerah akan semakin mahirdalam mengasah skill-kepenulisannya. Dan hasilnya, tentu saja, akan kamisajikan buat Anda sekeluarga. Selamat menjalani ibadah berpuasa, semogakita semua senantiasa dalam naungan hidayah dan manghfirahNya.

Pemimpin Umum:H. Mahfudh Shodar

Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi:H. Musta'in

Wakil Pemimpin Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid

Staf Ahli:H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi,H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Sakur,

H. M. Fachrur Rozi

Dewan Redaksi:H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR

H. Athor Subroto, H. HartoyoH. Ahmad Husein AR

Sekretaris Redaksi:H. Samsul Anam

Bendahara:H. Sugianto

Staf: Khusnul Khotimah

Distribusi/Tata Usaha:Husnul KhotimahStaf: Sukardjito

Hukum dan Litbang:Hj. Hikmah Rahman

Staf RedaksiEditor:

Choirul MustofaReporter:

M. Hisyam, Suprianto, Dedy KurniawanAnni Athi'ah dan Feri Ariya Santi

Design-Layout:Mey Sutrisno, Muhammad Munif

Korektor:Rasmanna Rahiem

Khoththot:M. Midzhar

Koresponden:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kab/Ko se-Jawa Timur.

Alamat Redaksi:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490,Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

Diterbitkan Oleh:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya,Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya,

Telp. (031) 8475000 (2200-2203)Fax. : 031-8470600

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 4: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

4 MPA 334 / Juli 2014

Segenap Keluarga Besar Kementerian Agama Provinsi Jawa Timurturur berduka atas wafatnya:

Dr. Fatchul Arief, M. Pd(Kasubbag Informasi & Humas Kanwil Kemenag Provinsi JawaTimur)

Meninggal:Hari Rabu, 4 Juni 2014 Pukul 16.30 WIB. Dimakamkan di Magetan.

Budi Kurniawan, SE(Staf Subbag Ortala & Kepegawaian Staf Subag Ortala dan Kepegawaian)

Meninggal: Hari Minggu, 15 Juni 2014. Dimakamkan di Magetan

Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan segala kekhilafan diampuniNya

Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim

H. Mahfudh Sodhar

INNA LILAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN

Page 5: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

5MPA 334 / Juli 2014

Penggemblenganpisik dan mental selamasebulan telah menunjuk-kan hasil. Suasana ibadahdi bulan Ramadhan telahmelahirkan manusia-ma-nusia suci yang memilikiiman yang kokoh dankeberagamaan yang lebihsempurna.

Orang-orang muk-min yang berhasil ibadah-nya dan diterima amalshalihnya akan mencapaipuncak kebahagiaanhakiki. Kebahagiaan itupada hari suci di bulanSyawal ini disempurna-kan. Ibadah sosial yangmembimbingnya agartumbuh jiwa solidaritasdan ukhuwah kini dilan-jutkan. Maka pada hariraya Idul Fitri kaum mu-slimin berlomba untukberbagi.

Tradisi saling mem-beri ma’af kepada sauda-ra-saudaranya patut di-teruskan. Setelah bersihdirinya dari dosa karena perbuatan maksiatnya kepadaAllah terampuni, kini tinggal daki-daki bekas kesalahankepada sesama insan yang harus disucikan. Sehinggasempurnalah upaya tazkitu an-nafsi yang dilakukanselama satu bulan di bulan Ramadhan.

Orang muslim yang baik bukanlah orang yang tidakpernah berbuat salah sama sekali. Sebab orang seperti ituhampir-hampir tidak ada, kecuali para Nabi dan Rasul yangselalu mendapatkan bimbingan dari Allah SWT. Bila padahari-hari sebelumnya seseorang hanya dapat melihatkesalahan orang lain, maka pada hari suci ini suatukeniscayaan bagi setiap orang beriman untuk introspeksidiri atas kesalahan-kesalahannya sendiri. Baik dosa-dosanya kepada Allah maupun kesalahan-kesalahannyakepada saudaranya sesama mukmin, segera mohon ampunkepada Allah dan minta ma’af kepada sesamanya agarsegera terhapus.

Pada hari raya Idul Fitri ini kita teruskan usaha kitamerajut tali ukhuwah. Dibina hubungannya dengansesama. Satu sama lain berjabat tangan , bersilaturrahmi.Bersamaan dengan kegiatan ini, antar kita juga salingberbagi. Orang-orang yang berhasil usahanya di

perantauan pulangkampung untuk berbagi.Rupiah yang biasanyabanyak beredar di kota-kota, kini sebagian di-antaranya menyentuhtangan-tangan mungilsimiskin di desa-desa.Para kaum dhu’afa yangkurang beruntung hidup-nya secara finansial,mendapatkan barokahdari kemuliaan hari rayayang datang setahunsekali.

Betapa indah kehi-dupan orang-orang ber-iman. Para aghniya’ yangmendapatkan karuniaAllah, mensyukuri nik-mat-Nya dengan meng-ulurkan tangannya. Daritangan-tangan para der-mawan ini, kaum fakir-miskin dan anak-anakyatim mendapatkankegembiraan atas rizkiAllah yang diterimanya.Atas kucuran nikmatAllah melalui perantara-an

para dermawan ini, menggerakkan hati dan lidah kaumlemah untuk selalu berdo’a agar kehidupan para dermawanitu selalu mendapat ridho dari Allah SWT. Suatu do’a yangpasti didengar oleh Yang Maha Kuasa.

Tepat sabda Nabi SAW bahwa, “Keindahan duniadan keberhasilannya terletak pada empat perkara. Pertama,keadilan para pemimpin. Kedua, ilmu para ulama danilmuwan. Ketiga, kedermawanan orang-orang kaya.Keempat, do’a dan ketaatan orang-orang lemah”.

Tradisi mudik sangat terpuji bila disertai denganberbagi. Tapi sangat disayangkan karena masih adanyaorang sukses di kota, menggunakan tradisi mudik lebaranini untuk pamer keberhasilan. Bukan hanya pakaian barudan perhiasan cemerlang yang dipertontonkan, tetapi jugamobil mewah digunakan untuk menunjukkan inilah ‘aku’.Mereka yang tidak mau berbagi inilah yang membuatorang-orang terlantar pilu hatinya. Sifat bakhil orang-orangkaya ini memporakpandakan tali kasih sayang dan merusaksolidaritas sosial.

Keberhasilan madrasah Ramadhan akan tampak padamakin banyaknya orang berbagi pada hari raya IdulFitri. RAW

IDUL FITRI:Hari Berbagi

Page 6: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

6 MPA 334 / Juli 2014

LENSA UTAMA

Kementerian Agama adalah ru-mah besar kita. Oleh karenanya, kitaberkewajiban untuk merawat dan se-lalu merawatnya. Jika ada suatu keku-rangan, sesegera mungkin kita mem-perbaikinya. Begitupun jika rumahbesar ini tertimpa musibah, kitapun ha-rus berani menghadapi tantangan ter-sebut dan mencarikan jalan solusinya.

Ibarat orang sakit, tutur Drs. KH.Imam Haromain, M.Si, hendaknya kitamendeteksi terlebih dahulu sakit apa,sakitnya karena apa dan sakitnya ter-letak di bagian yang mana. Yang pasti,katanya, rumah besar ini harus kita pe-lihara secara bersama-sama. “Penghu-ni Kementerian Agama yang baik, hen-daknya tetap ditingkatkan. Dan jika-pun ada yang kurang baik, harus segeradiparbaiki,” ujarnya.

Timbulnya suatu masalah, menu-rutnya, bisa dikarenakan faktor inter-nal dan faktor eksternal. Dari sisi in-ternal, hendaknya orang-orang yangsudah bagus dipelihara terus. Merekadikader secara lebih baik lagi. Denganbegitu mereka akan bisa menjadi te-ladan bagi penghuni lainnya. Orang-orang semacam inilah, yang kelakakan menjadi pemimpin dalam rumahbesar kita. “Jangan sampai orang-o-rang yang baik seperti itu malah di-

pinggirkan. Sebab kalau itu yang kitalakukan, maka rumah besar ini akankaram diterjang gelombang,” tegasnya.

Apalagi melihat terpaan ombakdari luar yang begitu kencang. Secaraeksternal, goyangan terhadap Kemen-terian Agama akan selalu saja terjadi.Tapi selama penghuninya baik, rinta-ngan sebesar apapun akan sanggupdihadapi. “Tapi kalau secara internalsudah nggak beres, ini yang malah sa-ngat mengkhawatirkan,” tukasnyamengingatkan.

Namun demikian, lanjut Penga-suh pondok pesantren Mambaul Ma’-arif, Denanyar, Jombang ini, apapunyang tengah menimpa rumah besarkita, Kementerian Agama harus tetaptegak berdiri. Sebab keberadaan ke-menterian ini sangatlah penting. Ke-

menterian Agama sangat dibutuhkanrakyat dan bangsa Indonesia. “Ibaratada tikus yang merusak di dalam ru-mah, jangan emosi dan lantas justrumembakar rumahnya,” tandasnya.

Masyarakat Indonesia adalah ma-syarakat yang beragama. Dan tak ha-nya satu agama. Yang menggembira-kan, ungkap mantan Kepala KanwilKemenag Prov. Jawa Timur ini, meskibanyak agama tapi masyarakat Indo-nesia rukun-rukun saja. Mereka dapat

hidup berdampingan dengan damai.“Multi agama dan budaya, tak menja-dikan kita terpecah-belah. Sebab kitapunya Pancasila dan UUD 1945 yangmerupakan hasil pikiran jenius anak-anak bangsa saat itu,” terangnya. “Ne-gara-negara lain banyak yang kagumkepada Indonesia. Mereka ingin hidupseperti kita di sini,” tambahnya.

Kalau sampai Kementerian Aga-ma tidak ada, lanjutnya, tentu pastiakan terjadi benturan antar agama-aama di Indonesia. Jika Kemenag hi-lang, Pancasila sebagai pemersatuagama-agama sudah bukan menjadibagian penting bangsa, akan sangat di-khawatirkan agama-agama menjaditerpecah-belah. “Indikasi ke arah sanaada. Lha sekarang ini anak-anak SD-SMP banyak yang nggak hafal Panca-

sila. Permusyawaratan perwakilanyang seharusnya untuk mencari kemu-fakatan, kini bergeser menjadi demo-krasi menang-menangan,” ungkapnyamemberikan contoh.

Oleh karenanya, sambungnya,Kementerian Agama harus tetap eksis.Sebab inilah lembaga yang secarakongkret mengembangkan kebersama-an antar umat beragama. Untuk itulah,nilai-nilai agama haruslah tercerminpada orang-orang yang telah memper-

Merawat Rumah SendiriKesetiaan pada Motto ‘Ikhlas Beramal’

Drs. KH. Imam Haromain, M.Si Drs. Abdul Ghofar, MA

Page 7: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

7MPA 334 / Juli 2014

oleh amanah tersebut.Bukti pentingnya keberadaan Ke-

menterian Agama, karena Kemenagtermasuk kementerian yang vertikal.“Jadi tidak bisa diurus secara daerah-daerah, sehingga keutuhan bangsa danagama tetap terpadukan dalam bingkaikebhinekaan,” jelasnya. “Makanya,jangan sampai kita bertengkar di ru-mah sendiri. Sesama umat beragamaharus sama-sama jalin-menjalin untukmemelihara rumah besar kita ini,”tambahnya.

Yang jelas, katanya, kita tidakbisa hidup sendirian. Sebab yangmenghuni rumah besar ini adalah o-rang banyak dengan beragam agama.Oleh karenanya, jangan sampai adapikiran untuk merobohkan rumahnya.Dan justru sebaliknya, rumah besar iniharus dipercantik dan diperindah. De-ngan begitu masyarakat akan menyu-kai Kementerian Agama.

Kata kuncinya, tutur Haroma-in, terletak pada akhlaqul karimah.Di Indonesia sudah banyak orangpintar. Pertanyaannya, kenapa ba-nyak orang pintar tapi korupsi masihterus menjarah di mana-mana? “Jaditak cukup orang itu cerdas dan pintarsaja. Tapi dia harus punya akhlakyang baik. Akhlak itulah yang akanmemfilter, sehingga dia tidak beranimelakukan perbuatan yang bertenta-ngan dengan rambu-rambu negaradan agama,” ujarnya. “Dengan begi-tu dirinya akan memberikan pela-yanan terbaik, mengabdi kepada ma-syarakat dan negara, serta tidak maumerugikan orang lain,” tambahnya.

Senada dengan ungkapan ter-sebut, apa yang dikatakan oleh Drs.Abdul Ghofar, MA. Sebab selama inimemang sudah menjadi imej masya-rakat, bahwa orang KementerianAgama itu seolah-olah harus men-jadi malaikat dan tidak boleh menja-di manusia. Sehingga kalau ada sa-lah sedikit, masyarakat mencapnyaseperti setan. “Padahal kan tak sepertiitu. Orang Kementerian Agama jugamanusia biasa,” ungkapnya jujur.

Di sisi lain, sambungnya, orangKemenag juga dianggap masyarakatselalu mengerti tentang agama. Danorang yang beragama itu dianggap o-rang yang bersih. “Jadi kalau ada ma-salah yang menimpa orang di Kemen-terian Agama, memang berdampak se-kali. Kami yang biasanya di kampung

diorangkan, masyarakat melihatnyatak seperti biasanya lagi,” paparnya.

Kepala KUA Tandes Surabaya inimengalami sendiri hal yang demikian.Ketika dirinya memberi sambutan saatmewakili dari kemanten putri, malahperwakilan pihak putra membicarakantentang biaya nikah yang hanya 30 ri-bu. “Dia malah menanyakan kemanasaja uang-uang itu dipergunakan. Ka-mi sebagai penghulu kan nggak enakjuga. Ini kan sangat memukul kita,”tuturnya getir.

Namun demikian, alumnus Uni-versitas Muhammadiyah Surabaya inimasih tetap optimis untuk bertugasmelayani masyarakat. Di sisi lain, jugaberusaha memberikan wawasan kepa-da mereka, bahwa berita-berita yangmenimpa Kementerian Agama itu bisasalah dan bisa juga benar. “Kalau be-ritanya salah, berarti itu dhon darimasyarakat. Dan sebagian dari dhon

itu adalah dosa,” terangnya.Kalau selama ini yang paling ba-

nyak disoroti adalah masalah gratifi-kasi, lanjutnya, dirinya siap-siap saja.Malahan merasa senang jika ada per-aturan tentang itu. Asal saja, diimbangidengan adanya peningkatan kesejahte-raan. “Kita malah merasa mendapat-kan rizki yang halal, sehingga hatimenjadi tenang. Sebab kita nantinyajuga harus mempertanggungjawabkan-

nya di akhirat,” jelasnya.Namun apapun musibah yang te-

ngah menimpa rumah kita, ujar alum-nus Pascasarjana Universitas Muham-madiyah Yogyakarta ini, sebagai orangyang beragama harus yakin bahwa inimungkin ujian dari Allah. “Kita semuaharus dapat menerimanya,” tukasnyasingkat.

Di sisi lain, katanya, secara pelah-an kita memberikan sentuhan penjelas-an ke masyarakat melalui momenpernikahan. Seperti pada saat khutbahatau rafa’, ataupun pada saat Suscatin(Kursus Calon Pengantin). “Di mo-ment-momen inilah, kita bisa membe-rikan pelayanan yang sebaik-baiknyasambil menyelipkan penjelasan ten-tang Kemenag yang sebenarnya,”ulasnya.

Untuk dapat menepis berita-beritatersebut, lanjut pria kelahiran Gresi 17Agustus 1963 ini, Kementerian Agama

harus meningkatkan kualitas pela-yanan yang menyangkut keuangan,administrasi, dan tentu saja akhlaq.Dalam sisi akhlak ini, kita bisamempraktekkan dan membiasakansalam, senyum dan seterusnya. “Ka-lau masalah keuangan, kita jangansampai meminta sesuatu yang tidakmenjadi hak kita agar KUA tidakdicap jelek lagi,” tegasnya.

Satu hal yang tak boleh hilang,ujar ayah tiga anak ini menekankan,bahwa kita harus tetap optimis bah-wa Kemenag adalah merupakankementerian yang terbaik ketim-bang yang lain. Masih banyak sekaliorang-orang yang baik di Kemenag.Ada ahli-ahli agama, para kiai danustadz. “Tentunya dengan memba-ngun semangat dan menampilkanyang terbaik dalam pelayanan,” tu-kasnya. “Agar masyarakat kembalipercaya, kita berikan layanan primakepada masyarakat. Jadi, janganmelakukan yang tidak ada dalamaturan,” tambahnya.

Bagi KH. Jamaluddin Abdullah,BA, yang terpenting dari semua itu,setiap pegawai Kementerian Agamaharuslah setia dengan motto ‘IkhlasBeramal’. Inilah yang selama ini telahhilang. “Motif kinerjanya bukan lagiuntuk berjuang karena Allah,” tukas-nya serius. “Yang banyak kan bekerjakarena mencari makan. Jangankan pe-gawainya, lha wong gurunya juga be-gitu, kok..” katanya berterus terang.

KH. Jamaluddin Abdullah, BA

Page 8: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

8 MPA 334 / Juli 2014

Perilaku atau sikap kurang ikhlasberamal inilah, yang membuat kinerjaseseorang kurang baik. Bagi yang su-dah PNS, ada perasaan antara kerjaserius atau kerja biasa-biasa saja hasil-nya juga akan sama-sama dibayarnya.“Tapi saya masih percaya, bahwa didalam Kemenag itu masih banyak or-ang yang baik ketimbang yang tidakbaik,” simpulnya.

Jika motto ‘Ikhlas Beramal’ itubisa dilaksanakan pegawai Kemenagdengan sepenuhnya, katanya, makapegawainya akan menjadi teladan bagi

lembaga-lembaga pemerintah lainnya.Tentu saja yang dimaksud ikhlas disini,adalah ikhlas yang lahir-batin. “Kalaukorupsi sekarang sangat keras dilarangdi dalamnya, saya sangat mendukungsekali. Bersihkan Kemenag dengansebersih-bersihnya,” tukasnya penuhharap.

Sesepuh pensiuan PNS Kemenaginipun lantas membandingkan ketikadirinya menjadi Kepala Djawatan Pro-

vinsi Jawa Timur di tahun 1969-1972.“Saat itu saya selalu menekankan, bah-wa kita bertugas di sini bukan sekedarbekerja. Tapi juga berjuang dan ber-ibadah,” tegasnya.

Untuk itulah, dirinya berharapagar jiwa keikhlasan itu dipupuk kem-bali. Sebab di Kementerian Agama itujelas untuk melaksanakan sila pertama,yakni Ketuhanan yang Maha Esa. Da-lam konteks agama, itu bermakna tau-hid. Jika dijabarkan secara luas, kon-sekuensinya adalah pengamalan rukuniman, rukun Islam dan ihsan. Dalam

aplikasinya, itu berarti melaksanakanpaduan dari tauhid, syari’ah dan akh-laq. “Jadi intinya, semua pegawai ha-rus memahami bahwa bekerja di Ke-menag itu adalah ibadah,” tukasnya.

Pengasuh Ponpes Miftahul ‘UlaNglawak, Kertosono, Ngajuk ini me-nginginkan agar pegawai KementerianAgama bisa menjadi teladan dalamberagama. Dengan menyerap ajarandan nilai-nilai agama dengan baik, ma-

ka hal itu akan terwujud. “Realisasi-nya, ya.. paling tidak dalam setiapminggunya itu ada pengajianlah,”ujarnya.

Dengan meyakini bahwa bekerjaitu adalah ibadah kepada Allah, lanjut-nya, tentu setiap harinya akan selaluberusaha menjalankan perintah-perin-tah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. “Kalau demikian adanya, makakorupsi yang merajalela dimana-manaitu akan dengan sendirinya tak terjadidi Kementerian Agama,” jelasnya.

Lantaran manusia itu tempatnya

lupa, sambungnya, maka perlu diberipenjelasan yang benar tentang apa yangboleh dan apa yang tidak diperbolehkan.Hal seperti ini memang dibutuhkanpembinaan secara terus-menerus. “Jadiharus ada pembinaan atau pengajianyang secara khusus,” jelasnya.

Menurut pengurus pusat PERGU-NU ini, ada satu hal lagi yang perludipahamkan kepada seluruh pegawai.Saat ini banyak sekali orang-ornag

Page 9: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

9MPA 334 / Juli 2014

yang selalu berusaha untuk membu-barkan Kementerian Agama. “Jikaingin Kementerian Agama masih tetapterus ada, maka pegawai-pegawainyaharus bisa memberikan pelayanan ke-pada masyarakat dengan lebih baiklagi,” katanya mengingatkan. “Musi-bah yang menimpa Kemenag secarabertubi-tubi, ambillah hikmahnya agarkita terus berbenah dan cepat mencari-kan solusinya,” tambahnya.

Menurut Dr. H. Ahmad Subakir,M.Ag, untuk dapat merawat rumahkita – baik ‘rumah besar’ maupun ‘ru-mah kecil’ dalam artian internal manu-sia, maka kembalilah kepada kefitrah-an diri. Dengan berpuasa selamasebulan, Allah menjanjikan Idul Fitri.Kita akan menemukankembali apa yang selama initelah hilang; yakni fitrahkemanusiaan yang senanti-asa tunduk padanya.

Tentu saja momentumIdul Fitri itu dapat ditempuhsetelah manusia mampumelewati beragam ujian da-lam ramadhan. “Jika kitasanggup melintasinya de-ngan baik, maka kita akanmenemukan kembali dirikita. Kita akan dapat me-rengkuh sifat kefitrahanmanusiawi kita,” paparnya.

Sebagai bentuk mane-festasinya, tutur KetuaSTAIN Kediri ini, disam-ping menjalankan perintahAllah berupa shalat Id ber-jamaah, hal itu sebagai tan-da kemenangan dalammenghadapi ujian selamasebulan penuh. Manifestasilainnya, adalah tumbuhnyarasa sosial kemanusiaanterhadap sesama manusia.“Dengan mengeluarkan za-kat, berarti kita sedang ber-pulang kembali menemui inti kemanu-siaan kita,” ulasnya.

Dalam proses menemukan kem-bali ‘rumah kecil’ tersebut, lanjut priakelahiran Blora 26 Desmber 1963 ini,akhirnya akan bermuara pada satu katakunci yakni berupa pertanyaan; apakahyang selama ini kita jalani akan bersuapula dengan ridloNya? “Jika pertanya-an ini yang menjadi dasar bagi prosesberkehidupan, maka itulah sebenarnyajalan yang diturunkan Allah untuk kita

Dr. H. Ahmad Subakir, M.Ag

dalam menapaki kehidupan nyata ini,”ujarnya.

Alumnus S2 IAIN Syarif Hidayat-ullah Jakarta ini menjelaskan, bahwahal tersebut selaras dengan perintahpuasa yang tujuan utamanya adalahmembentuk pribadi yang bertaqwa.Dengan kata lain, tujuan mulia ituakan dapat dicapai jika mau melaksa-nakan ibadah puasa selama sebulanpenuh dengan baik dan benar.

Dengan ketaqwaan itulah, akanmemunculkan kemampuan untuk me-laksanakan apa saja yang menjadi pe-rintahNya. Di sisi lain, sekaligus me-munculkan kekuatan untuk mening-galkan apa saja yang menjadi larang-anNya. “Tapi selama ini kan kita selalu

menimbangnya dulu dengan pertimba-ngan rasional atau kemampuan lainyang nggak jelas ukurannya,” katanya.“Bukankah kita kerap menerima pe-rintah Allah dalam al-Qur’an denganmendiskusikannya terlebih dahulu,”tambahnya bernada tanya.

Yang fatal, sambung penulis buku‘Potret Buram Kehidupan Beragamadi Jawa Timur’ ini, kita malah mena-war-nawar ulang perintahNya tersebut.Lantas kita mengemukakan serentetan

alasan. Mulai dari budaya yang kurangmendukung, hingga ke alasan yangsangat individual; belum siap untukmelaksanakannya. “Itulah yang mem-buat kita selalu menunda untuk me-ngerjakannya, karena alasan belumsanggup menunaikannya,” paparnya.“Padahal ketaqwaan yang diharapkanAllah dari proses puasa, adalah lahir-nya kemampuan melaksanakan perin-tah yang tanpa syarat,” tandasnya.

Ini belum lagi jika ukuran ketaq-waan dilihat dari kemampuan untukmeninggalkan apa yang dilarangNya.Sebab masih terlalu banyak kegemarandan kesenangan yang menghiasi ke-hidupan kita. Nafsu kita lebih seringmenjadi ukuran untuk meninggalkan

atau tidaknya suatu larang-an. “Ketika sesuatu itumemberikan nilai kese-nangan dan kepuasan, kitajadi berat sekali untuk me-ninggalkannya,” terangnya.

Itulah yang menurutdoktor sosiologi agama je-bolan Universitas MerdekaMalang ini, kita sulit me-ngambil keputusan secarategas soal ‘duit yang abu-abu’. “Padahal kalau kitamemutuskan yang kita cariadalah ridlo Allah, kita pas-ti rela untuk tidak menerimauang yang nggak jelas asal-usulnya,” tegasnya.

Apabila kita tak beranimemutuskan yang demiki-an, katanya, tentu akan te-tap terombang-ambing ka-lau datang duit yang sema-cam itu. Apalagi ketikakondisi keuangan ekonomidalam kondisi membutuh-kan uang. Berbagai kondisiseperti itulah, yang sering-kali membuat seseorangambil jalan pintas. “Maka

dengan berpuasa, akan tumbuh sikapjujur pada diri. Sebab jiwanya senanti-asa merasa dekat denganNya,” tutur-nya. “Ketika berpuasa, jangankan ba-rang yang nggak jelas asal-usulnya,makanan dan minuman yang jelas-jelas halal saja dia tak berani memakanatau meminumnya,” tandasnya.

Laporan:Choirul Mustofa, Muhammad

Hisyam (Surabaya),Alfiatu Solikah (Kediri).

Page 10: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

10 MPA 334 / Juli 2014

Kementerian Agama takpernah henti dirundungpermasalahan. Pemberitaan diberbagai media selalu sajabernada negatif, dari waktu kewaktu permasalahan selalu sajadatang silih berganti. Satumasalah baru selesai diatasi,disusul permasalahan baru yanglagi-lagi menyudutkan Kemen-terian Agama.

Menanggapi hal itu, Drs.H. Musta’in, M.Ag mengakumerasa terbiasa mendengarberita-berita miring yangdialamatkan pada institusinya.Yang pasti, katanya, sejaktahun 2000-an (awal-awal masareformasi) Kementerian Agamasudah memulai untuk berbenah.Keinginan untuk bangkit sangatkuat. “Pemberitaan tentangKementerian Agama sebagaiinstitusi yang terkorup terkaitdengan dana DAU waktu itu,memang telah membuatKementeraian Agama terasa hancur,”ucapnya jujur. “Tetapi itu tak men-jadikan warga Kemenag berputusasa, bahkan hal tersebut dijadikansebagai cambuk agar kedepanmampu segera bangkit kembali,”kilahnya.

Beruntung Menteri Agama yangbaru saat itu (Dr. H. Maftuh Basuni)segera mengambil langkah-langkahstrategis dengan dibantu parapejabatnya untuk berbenah danberusaha mempercayakan kepadamasyarakat, bahwa KementerianAgama tidak sebagaimana yangdiblowup di berbagai media. Per-ubahan-perubahan yang signifikan-pun telah berhasil dilakukan, Mulaipengelolaan dana haji, pelayanannikah, penermaan CPNS, pembe-nahan-pembenahan terkait penge-lolaan pendidikan baik di madrasahformal, Diniyah dan pondokpesantren, serta terkait denganpengelolan manajemn keuangan.Sehingga dalam waktu yang takterlalu lama, isu miring tentangkementerian yang terkorup segeradapat ditepis. “Bayangkan, dari

kondisi disclaimer.. dalam waktu takterlalu lama posisi Kemenag bisamencapai opini WTP,” tukasnyabangga.

Ketika Kementerian Agamaberhasil mengatasi keterpurukannya,sambung Kabag TU Kanwil Keme-nag Prov. Jawa Timur ini, tentuorang-orang yang dari awal tidakmenginginkan Kemenag menjadikementerian yang baik dan bersih,justru semakin tidak suka. Hinggakini mereka masih berusaha agarKementerian Agama menjadikementerian yang tidak mampumengemban amanah dengan baik.

Menurut pria kelahiran Blitarini, oleh karena bidang dan tugasyang menjadi tanggung jawabKementerian Agama sangatlahberagam dan menarik, maka halitulah yang menjadikan merekasemakin terangsang dan terusmelakukan usaha-usaha untuk bisamelepaskan bidang-bidang yangmenarik tersebut lepas dariKemenag.

Mereka belum ikhlas melihatKementerian Agama sukses. Banyak

hal yang sebenarnya sudahdicapai oleh KementerianAgama. Misal di bidang pen-didikan sepuluh tahun terakhir,grafik peningkatan baik kualitasmaupun kuantitas pendidikan dimadrasah sangat signifikan, halini terbukti dari hasil nilai UNdan juga prestasi siswa baik ditingkat nasional maupun inter-nasional.

Demikian juga di bidangpelayanan Haji dari tahun ketahun selalu mengalami pe-ningkatan yang signifikan, halini terbukti pada tahun 2013kemarin pelayanan yangdilaksanakan oleh pemerintahIndonesia mendapatkan gelarPenyelenggara Haji Terbaikdalam kategori The Best Pil-grims Award yang diberikanoleh sebuah lembaga inter-nasional. “Ini adalah bukti,meski Kemenag menanganibanyak bidang, masing-masing

bidang cukup berhasil,” ungkapnya.Namun demikian, lanjut pria

yang kini sedang menempuh studi S3di UM Malang ini, meski banyakkeberhasilan yang telah dicapai,namun tetap saja ada pihak-pihakyang tidak rela melihat keberhasilantersebut. Itulah pasalnya, ketika adacelah langsung digunakan sebagaititik sasaran untuk menjatuhkanKementerian Agama. “Lha bayang-kan saja, ketika Kemenag telahmencapai prestasi yang hampirmencapai puncak, muncullah kasuskitab suci,” paparnya. “KementerianAgama terpuruk kembali,” keluhnya.

Padahal pihak di luar Kemenag-lah yang punya peran sangat besardalam masalah-masalah tersebut.“Munculnya kasus ini menjadikanlembaga Kemenag sangat tercorengkembali,” tandasnya. “Tetapi kitapatut bersyukur, dalam waktu yangtidak terlalu lama hal itu segera bisateratasi,” tambahnya.

Kementerian Agama, ulasPengasuh pondok pesantren Al-IslamMalang ini, ibarat kain yang putih.Setitik noktah saja sudah sangat

Drs. H. Musta’in, M.Ag

Jadikanlah Timpaan Itu Sebagai Tempaan

Page 11: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

11MPA 334 / Juli 2014

kelihatan. Menurut mantan SekejnKemenag RI Bahrul Hayat, P.hDmenggambarkan perjalanan Kemen-terian Agama ibarat memanjat pohonpinang di saat acara 17-an. Filosofi-nya, betapa sulitnya untuk bisasampai ke puncak untuk mencapaitujuan yang direncanakan.

Perjalanan naik yang sulitnyaluar biasa itu, nyatanya bisa dilaluiKementerian Agama. Terbukti,madrasah berhasil. Layanan Hajiberhasil. Pengelolaan anggarankeuangan berhasil. Malah memper-oleh opini WTP tiga kali berturut-

turut sejak tahun 2011 hingga 2013.“Lha bayangkan saja, ketika sampaidi atas ternyata merosot jatuh kebawah lagi,” ujarnya sambil terse-nyum getir.

Untuk itulah, tutur suami Dra.Chusnul Chotimah yang dikaruniaitiga anak ini berharap, agar peristi-wa-peristiwa tersebut kita jadikansebagai catatan. Tidak saja jadicatatan sejarah, tetapi juga untukintrospeksi, kewaspadaan, serta anti-sipasi terhadap perjalaan Kementeri-an Agama ke depan. “Celah selaluada. Kelemahan selalu punya. Tetapi

yang sudah pernah terjadi, janganpernah terulang lagi. Jangan sampaiterperosok di lubang yang samauntuk yang kedua kali,” pesannya.

Kementerian Agama sudahsering merasakan jatuh-bangun danjatuh-bangun kembali. Dirinyaberharap, agar timpaan ini dijadikansebagai tempaan. Berbagai musibahyang menimpa, jadikanlah sebagaitempaan sehingga ke depan menjadilebih baik sesuai yang diharapkanmasyarakat. “Jangan pernah berputu-asa. Marilah kita bangkit dan selalubangkit,” pungkasnya. Il

Page 12: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

12 MPA 334 / Juli 2014

Merawat rumah besar Kemen-terian Agama, adalah merupakan ke-wajiban setiap penghuninya. Itu sesuaidengan tugas dan tangggung jawabnyamasing-masing. Sebagai Kepala MTsN2 Kediri, Drs. H. Nur Salim, M.Pd.Idengan sekuat tenaga akan merawatmadrasah dengan sebaik-baiknya.Sebab ketika madrasah terlihat baik,itu sama artinya dengan memperbaikiKementerian Agama.

Untuk dapat memperbaiki madra-sah, katanya, tentu dengan memberi-kan teladan yang baik. Jadi disampingmauidloh hasanah, juga uswatun ha-sanah. Guru yang menjadi narasumber,senantiasa diawasi perilaku-nya, “Sebab kalau Anda be-rani ngomong, berarti Andaharus konsekuen untuk me-laksanakannya,” paparnya.

Di sisi lain, rasa kepe-dulian terhadap sesama hen-daknya senantiasa pula di-tumbuhkembangkan. Mulaidari Kepala Madrasah, guru,karyawan, hingga cleaningservice. Dan yang paling di-tekankan pria kelahiran Ke-diri 1 Januari 1966 ini dilingkungan madrasah, ada-lah soal kebersihan. Dan se-mua guru dan siswa harusmenjaga hal tersebut. “Disini ada 1.150 siswa. Jikaada 100 siswa saja yangmembuang sampah semba-rangan setiap harinya, itu su-dah cukup untuk mengotori lingkung-an madrasah,” tukasnya. “Menjagaadalah hal yang sulit. Itulah sebabnya,merawat madrasah sangat kami prio-ritaskan,” tambahnya.

Wajar saja jika sejak tahun 2004,madrasah ini memperoleh predikat ling-kungan sekolah sehat dan UKS secaraberturut-turut hingga kini. Itu artinya,MTsN 2 Kediri telah mempertahankanpredikat tersebut selama sepuluh tahun.“Kalau untuk meraihnya, barangkali bisadipersiapkan dalam jangka waktu 2-3bulan. Tapi untuk merawat dan mem-

Teladan MoralMengembangkan Madrasah Riset

dan Zakat Produktifpertahankannya, ini bukan perkara yanggampang,” tegasnya.

Untuk mempertahakan tersebut,Guru Teladan Nasional Tahun 2010 inirela untuk membersihkan lingkunganmadrasah. Di waktu pagi dirinya ikutmenyapu, menyirami tanaman, danseterusnya. “Sekarang ini kebanyakanorang hanya memikirkan dirinya sen-diri. Mereka tidak mau memikirkanorang lain dan lingkungannya,” kritik-nya. “Nah, mindset itulah yang inginsaya ubah,” tukasnya serius.

Lingkungan yang bersih akanmembikin jiwa menjadi bersih. Danjiwa yang bersih akan membuat pikiran

juga menjadi bersih. Terbukti, siswa-siswi di madrasah ini tak suka contek-contekan, turun-turunan dan repek-repekan. Sebab semua siswa memilikijiwa kompetitor.

Itulah yang membuat nilai ujianmereka tinggi-tinggi. Dari 320 siswa,yang memiliki danem di atas 36 ada120 anak. Yang danemnya 35 ada 100anak. Dan yang di atas 34 ada 100anak. “Jadi tingkat kelulusannya sa-ngat istimewa. Dan memang beginilahseharusnya madrasah itu,” ujarnya.

Ketika ditanya tentang kunci suk-

sesnya, suami Siti Kholifah yang di-karuniai tiga anak ini menekankan pa-da pentingnya kemauan Kepala Ma-drasah untuk bekerja keras. Sebab de-ngan bekerja keras, tentu akan banyakmendapatkan prestasi. “Seperti halnyaayam, kalau pengin menetas ya harusdiengkremi,” tukasnya serius. “Sayatidak pernah meninggalkan madrasah.Setiap ada tugas ke Jakarta, saya cukupsehari meninggalkan madrasah,” tam-bahnya.

Narasumber pengembangan risetmadrasah di berbagai provinsi ini ber-harap, agar madrasah ini bisa menjadirujukan bagi madrasah lain dalam se-

mua bidang. Baik tentang disain ma-drasah, pengelolaan madrasah, kuriku-lum madrasah, kesiswaan, atau bi-dang-bidang lainnya. “Terutama yangsedang menjadi rujukan hari ini, ada-lah madrasah riset kita. Beberapa pro-pinsi datang ke sini untuk belajar ba-gaimana mengembangkan sebuah ma-drasah,” paparnya.

Di sisi lain, Dr. Ahmad Hidayat-ullah, M.Pd lebih menekankan padasisi fitrah manusia. Setiap selesai puasasebulan penuh, maka kita akan bersuadengan Idul Fitri. Ini adalah merupa-

Drs. H. Nur Salim, M.Pd.I Dr. Ahmad Hidayatullah, M.Pd

Page 13: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

13MPA 334 / Juli 2014

kan momen yang paling ditunggubanyak orang. “Tapi sebenarnya bukanitu endingnya. Justru ibadah kita pascaramadhanlah yang harus kita perha-tikan,” tuturnya.

Yang disayangkan Kepala MAN3 Malang ini, adalah mengenai penge-lolaan zakat. Sebab selama ini masihterjebak pada model dan pola konven-sional yang cenderung statis. Seharus-nya kita memiliki model pengembang-an yang mempunyai nilai lebih dalammemberikan manfaat bagi umat. “Za-kat hendaknya bernilai produktif, sertamampu mengubah kehidupan umatlebih sejahtera,” katanya menegaskan.

Pria kelahiran Pasuruan 22 Juni1968 ini mengakui, bahwa itu meru-pakan pekerjaan besar danmerupakan amanah yangmenyangkut hajat hidup ba-nyak orang. Oleh karena-nya, cara berpikir pengelolazakat haruslah diubah. Se-bab saat ini dominasi dantuntutan peran publik be-gitu dominan. “Kalau tidakdilakukan, tentu tingkatkepercayaan akan menurundan akan ditinggalkanumat,” tukasnya.

Zakat, lanjut alumnusS2 Manajemen PendidikanUniversitas Negeri Jakartadan Manajemen EkonomiPembangunan UGM Yog-yakarta ini, seharusnya di-tangani secara profesional –seperti layaknya industri.Harus muncul pemikirandan tindakan nyata lemba-ga zakat untuk menerapkanprinsip profesionalisme.

Untuk menuju penge-lola zakat yang profesional,ujar doktor lulusan Alaudd-in Makassar dan Adminis-tarsi Pendidikan UPI Ban-dung ini, maka ada beberapa hal yangperlu diperhatian secara serius. Perta-ma, pengelolaan zakat belum menyen-tuh aspek Manajemen Marketing.Selama ini zakat dikelola seadanya.Zakat masih dianggap sebagai beban.Zakat masih direspon sebagai sesuatuyang bersifat teoritis dan tidak praktis.“Ironisnya, ketertarikan itu hanya padatataran teori, tetapi prakteknya masihjauh dari harapan,” keluhnya.

Kedua, Manajemen Pengelolaan

atau Operasional. Problem utamanya,kini masih banyak muzakki yang inginmenyalurkan zakat tetapi ada keraguankepada lembaga pengelola zakat. Inimerupakan pekerjaan rumah bagi lem-baga zakat untuk membuat StandarOperasional Prosedur demi terwujud-nya akuntabilitas. “Adanya kepercaya-an yang tinggi terhadap pengelolaanzakat, akan memberikan dampak sig-nifikan,” jelasnya. “Jadi yang harusdihindari, yaitu terlalu percaya diri tan-pa melihat resistensi dari masyarakat.Jangan pernah mengabaikan masukanatau kritikan dari masyarakat kalau ituuntuk kemajuan,” tambahnya.

Ketiga, Manajemen Penyaluransebagai upaya untuk membenahi seca-

ra profesional, bahwa zakat yang dike-lola lembaga zakat sejalan dengan filo-sofi yang dibangun pemerintah; zakatproduktif tepat sasaran. Jadi bagaima-na memberikan nilai lebih bagi yangmenerimanya dengan adanya perubah-an nasib. Misalnya menjadi modalusaha atau modal kerja. “Konsep zakatproduktif akan membawa dampakyang signifikan. Dan para mustahikakan terentas taraf ekonominya men-jadi tidak tergantung lagi pada orang

lain,” ulasnya.Agar masyarakat percaya, papar

mantan Kepala MAN Insan CendekiaSerpong Tangerang ini, maka penge-lolaan haruslah berorientasi pada per-ubahan produktif dan bukan hanyapenyaluran habis konsumtif. Di sisilain, perlu membuat struktur terbukayang melibatkankan banyak pihak bisadari unsur masyarakat, profesionl danpengusaha. “Jadi ada upaya mengkom-binasikan dari sisi pengelolaan, yakniorang yang memahami hukum syar’idan pengusaha dengan kiat manaje-men marketingnya,” jelasnya.

Kalau dua-duanya jalan denganbaik, katanya, maka akan memberikanhasil yang nyata. Ke depan juga perlu

dipikirkan agar pengelolaan zakat di-topang dengan usaha atau bisnis se-bagai dukungan operasional. “Jadi ti-dak hanya mengandalkan bagian amilyang dikelola. Pengelolaan zakat akanlebih mandiri seiring dengan pertum-buhan kepercayaan dari umat,” tan-dasnya.

Laporan:Alfiatu Solikah (Kediri),

Syaifudin Ma’arif (Malang).

Perlu dipikirkan agar pengelolaan zakat ditopang dengan usaha atau bisnis sebagaidukungan operasional.

Page 14: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

14 MPA 334 / Juli 2014

Suasana berbeda terlihat di HallMadinah Hotel Utami Sidoarjo pada29 Mei lalu. Ratusan siswa dan gurudari madrasah asal Bojonegoro, Gresikdan Surabaya tumpah ruah di sana.Rupanya mereka sedang mengikutiPentas Prestasi Madrasah atau Prismayang diselenggarakan oleh MadrasahDevelopment Centre(MDC) Kanwil KemenagProv. Jawa Timur.

Dalam gelaran ini,selain ditampilkan anekaprestasi dari madrasah ditiga daerah di Jatim terse-but, juga dipamerkan pro-duk kerajinan, robot hasilkarya para siswa dan lom-ba karya tulis ilmiah(LKTI). Tidak itu saja, ber-bagai suguhan kesenianseperti barongsai, tari re-mo dan tari saman juga tu-rut meramaikan suasana.

Menurut Dr. Hj. Ha-nun Asrohah, MAg, Pris-ma merupakan puncakkegiatan dari pendam-pingan madrasah yang dibantu pe-merintah Australia. “Alhamdulillah,dengan bantuan dari Kemitraan Pen-didikan Indonesia-Australia ini men-jadikan madrasah di Bojonegoro, Gre-sik dan Surabaya menjadi lebih baik,”tandas Direktur MDC Kanwil Keme-nag Prov. Jawa Timur ini.

Pada fase pertama proram ini di-laksanakan 85 madrasah di Bojone-goro, Gresik dan Surabaya. Dari jumlahitu, selama dua tahun terakhir setelahdilakukan pendampingan menghasilkanperubahan yang signifikan. Buktinya,pada tahun 2013 lalu 58 madrsahtersebut telah terakredetasi.

Di Bojonegoro, enam madrasahyang diakredetasi, tiga diantaranyaberhasil mendapatkan akredetasi A.Sedangkan sisanya, menduduki kalsi-fikasi B. “Dan tahun ini, bebe-rapa ma-drasah dampingan di sana akan me-nyusul untuk mengikuti akredetasi.Mohon doa restunya. Semoga hasilnya

Jumlah Madrasah Terakredetasi A di GresikTertinggi secara Nasional

memuaskan,” pinta dosen Fakultas Tar-biyah dan Ilmu Pendidikan UIN SunanAmpel Surabaya ini penuh harap.

Adapun di Surabaya, terdapat 15madrasah sasaran yang telah terakre-detasi pada tahun lalu. Delapan di-antaranya mendapatkan akredetasi A,sementara tujuh madarsah sisanya ber-

hasil terakre-detasi B.Presatasi cukup

membanggakan datangdari madrasah di Gresikpada tahun 2013 lalu.Dari 37 madrasah, 29madrasah mengan-tongiakredetasi A dan hanyadelapan madrasah yangterakredetasi B. Dari ha-sil ini menjdikan Gresiksebagai daerah denganraihan akredetasi A ter-tinggi secara nasional.

Atas torehan pres-tasi ini, Drs. H. MahfudhShodar, MAg mengakubangga. Sebab denganini ternyata madrasahsudah menjadi lebih baik

dibandingkan sebelumnya. Tidak itusaja, tren kepercayaan masyarakat ter-hadap sekolah keagamaan ini juga me-ngalami kenaikan. “Ini adalah buktibahwa madrasah sudah menjadi pilih-an utama,” tandas Kakanwil KemenagProv. Jatim ini sumringah.

Pri

Pembukaan PRISMA di Hotel Utami Sidoarjo Kakanwil Kemenag Jatim, gunting pita buka acara

Hj. Hanun Asrohah, M.Ag, saat memberikan penghargaan

Page 15: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

15MPA 334 / Juli 2014

Demi meningkatkan kemampu-an baca tulis al-Qur’an, sebanyak 40orang guru Pendidikan Agama IslamSMP/SMPLB di lingkungan KanwilKemenag Prov Jatim mengikuti work-shop penguatan tuntas baca tulis al-Qur’an (TBTQ). “Seorang guru harusmerasa berdosa jika muridnya tidakbisa baca al-Quran,” tandas Drs. H.Mas’ud, MSi saat memberikan sam-butan.

Kabid PAIS Kanwil KemenagProv. Jatim inipun menegaskan, bah-wa selain metode membaca al-Qur’anyang benar, seorang gurujuga haru memilikitingkat pemahamankeagamaan dan spiritualyang kuat. “Sebab yangdihadapi guru adalahmurid dengan latarbelakang yang beragam,apa lagi guru SMPLB,”ujarnya beralasan.

Pria asal Pamekasaninipun berharap, ke de-pan guru bukan hanyamengajar, tetapi jugamembimbing dan mem-berikan motivasi anakdidiknya. Targetnya,peserta didik mampu

Metode Talqin dalam Belajar Membaca al-Qur’an

memiliki karakter mulia dan pandaimembaca al-Qur’an. Dan yangterpenting lagi mengamalkan nilai-nilaiyang terkandung dalam al-Qur’an.

Oleh sebab itu, Mas’ud berha-rap, para guru agama harus menjadimotor terdepan dalam memperbaikikemerosotan moral anak bangsa.“Makanya, mendidik anak itu harusdimulai dari al-Qur’an terlebih da-hulu,” katanya menambahkan.

Dengan setengah bergurau, Ka-bid PAIS inipun menghimbau paraguru jangan hanya demo di saat pen-

cairan tunjangan sertifikasi lambat.Tetapi sosok guru harus juga berde-mo disaat anak lulus SD atau SMPtidak bisa baca tulis al-Quran dan ti-dak shalat.

Dalam workshop kali ini, BidangPAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatimmenggandeng Griya Quran Mulia(RQM) Jakarta. Tak hanya itu, moti-vator sekaligus sang pengasuh, KH.Muhammad Nurul Anwar yang mem-perkenalkan ‘talqin’ dalam belajarmembaca al-Qur’an.

Metode talqi atau talqin yakniguru membaca murid mengikuti. Se-hingga jika terdapat perbedaan carabaca antara guru dan murid bisalangsung dibenarkan.

Menariknya, tak ada persyaratankhusus bagi siapa yang ingin belajarmembaca al-Qur’an dengan metodeini. Semua orang mulai usia balitahingga orang dewasa bisa mengikutiprogram tersebut. “Modalnya adalahpendengaran. Sebab dari pendengaranini nanti bisa dituntun untukmenghafal,” tandasnya.

Maka tak heran, jika sedari awalpara peserta yang terdiri dari 38 guruPAI dan 2 anggota MGMP itu diwa-jibkan menghafalkan beberapa surat.Selanjutnya masing-masing guru pe-serta pelatihan ini membacakan ulanghasil hafalannya sambil diarahkan olehinstuktur cara baca yang benar.

Sementara itu, di hari dan waktuyang sama, selain work-shop penguatan tuntasbaca tulis al-Quran(TBTQ), Bidang PAISKanwil Kemenang Prov.Jatim juga menggelar se-rangkaian pelatihan. Dian-taranya adalah WorkshopManajemen Keuangan de-ngan 80 peserta, Work-shop Pembelajaran Tema-tik GPAI SD/SDLB se-Ja-tim dengan jumlah peserta40 orang dan WorkshopTata Kelola KKG PAI SD/SDLB jumlah peserta 40orang.

Pri

Workshop Penguatan Tuntas Baca Tulis al-Qur’an (TBTQ)

Workshop pembelajaran tematik GPAI SD/SDLB se-Jatim

Page 16: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

16 MPA 334 / Juli 2014

Kanwil Kementerian Agama Prov.Jawa Timur menggelar orientasi reporterdan pengelola majalah MPA se-Jawa Ti-mur. Kegiatan yang diikuti 78 peserta itudilaksanakan Kamis, (19/6), di Aula Al-Ikhlas II Kanwil Kementerian Agama Prov.Jawa Timur.

Pemimpin Redaksi Majalah MPA,Drs. H. Musta’in, M.Ag menyatakan, ke-giatan ini dimaksudkan untuk mengeje-wantahkan pembinaan dan pengembangandalam hal komunikasi, informasi, edukasidan dedikasi, serta bermuatan multi di-mensi.

Dalam kesempatan itu, selain me-ngisahkan sejarah berdirinya Majalah MPA,Kabag TU Kanwil Kementerian AgamaProv. Jatim ini, juga berdiskusi dengan pe-serta tentang ragam permasalahan yangkerap dihadapi di lapangan. Beberapa per-masalahan yang diutarakan, terkait kere-daksian, administrasi hingga ekspedisi.

Di bidang keredaksian, H. Musta’inmenjelaskan tentang adanya pengumpulannaskah yang kerapkali terlambat masuk ke

Orientasi Reporter dan Pengelola Majalah MPA

meja redaksi. Selain problem narasumberyang sulit diwawancarai, alasan kesibukanreporter karena terikat dengan kedinasanjuga menjadi bahasan serius di forum.“Memang, untuk menulis itu butuh mood.Tapi kalau menunggu mood, kapan kelar-nya,” selorohnya yang disambut tepuk riuhdan tawa para peserta.

Mantan Kepala Bidang MapendaKanwil Kemenag Prov. Jatim itu, juga me-ngeluhkan kenaikan ongkos cetak yang di-minta oleh PT. Antar Surya sebagai perusa-haan percetakan yang dipilih untuk men-cetak majalah. “Kami mau menaikkan su-sah. Sebab administrasi di daerahpun ku-rang tertib,” jelasnya.

Mantan Kepala Kemenag Kab. Ma-lang itu juga meminta maaf, karena pengi-riman majalah MPA ke daerah kerapkaliterlambat. “SDM untuk pengiriman me-mang kurang karena untuk menjangkau 38Kab/Kota se-Jatim, saat ini hanya ada duatenaga pengiriman,” terangnya. “Selain itu,armada untuk mengangkut majalah jugaperlu peremajaan karena sudah terlalu tua,”

tandasnya.Dengan mengurai tiap permasalahan

itu, dirinya berharap, ke depannya MajalahMPA bisa lebih berkualitas dan tak lagiterlambat pengirimannya sehingga bisaditerima pelanggan tepat waktu.

Penilaian lebih rinci terkait tingkatpartisipasi pengiriman dan pemuatan nas-kah daerah ke MPA, dilakukan oleh Drs.H. Abd. Hadi AR, MM selaku Dewan Re-daksi Majalah MPA. Data itu dihimpunnya,untuk memotret aktivitas daerah selamasetahun dari April 2013 sampai denganMaret 2014 atau selama 12 terbitan.

Mantan Kabagset Kementerian Aga-ma Prov. Jatim itu, membagi rubrik LintasPeristiwa MPA menjadi 16 kelompok be-rita. 10 kelompok berita yang sering diki-rim, adalah pelantikan, PHBI/PHBN, Pem-binaan Madrasah dan guru, Haji, Pembina-an PNS/karyawan, Porseni/OlimpiadeSains, Rakerda, Dharma Wanita, BAZIZdan HAB Kemenag. Sedangkan kelompokberita yang jarang dikirim, berkaitan pem-beritaan tentang Ponpes dan Madin, Penyu-

Segenap Redaksi, Reporter dan Pengelola Majalah MPA bersama Fotografer Senior Jawa Pos Yuyung Abdi (tengah bawah)

Pemimpin Redaksi MPA H. Musta’in saat membuka kegiatanOrientasi Reporter dan Pengelola Majalah MPA

Wakil Pemimpin Redaksi MPA H. Ramin A. Wahid ketikamemberikan kiat-kiat menulis pada peserta orientasi

Page 17: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

17MPA 334 / Juli 2014

luh, dan FKUB/KUB.Dalam data yang dirilisnya, daerah

yang memiliki prosentasi pengiriman ter-tinggi adalah Nganjuk dengan 22 berita.Sementara daerah dengan pengiriman te-rendah adalah Kabupaten dan Kota Pasu-ruan, serta Jombang yang hanya mengirim-kan 1 berita.

Sedangkan angka partisipasi daerahdalam pengiriman naskah untuk rubrik nonLintas Peristiwa, Sumenep menempatirangking tertinggi dengan jumlah 21. Se-mentara Kab. Pacitan dan Ponorogo beradadi rangking terendah.

Dengan adanya evaluasi ini, Abd.Hadi berharap, para reporter bisa meman-faatkan porsi rubrik daerah yang tersediasecara maksimal. Partisipasi daerahpunperlu terus ditingkatkan baik untuk rubriklintas peristiwa maupun rubrik selain lintasperistiwa. Baik reporter maupun pengelola,juga perlu meningkatkan koordinasi inter-nal dengan satker di lingkungan Kemenag,baik di lingkungan madrasah maupunKUA. Juga koordinasi eksternal denganpihak terkait seperti Pemda, Diknas, Pon-dok Pesantren, Majelis-majelis Agama,FKUB dan yang lainnya. “Usahakan jugaagar daerah mengadakan sosialisasi ataupelatihan di bidang jurnalistik untukmenunjang partisipasinya terhadap MPA,”tukasnya.

Untuk menunjangpeningkatan pengirimannaskah ke MPA, H. RaminA. Wahid memberikankiat-kiat agar para reportertak kehabisan ide dalammenulis. Wakil PemimpinRedaksi Majalah MPA itupun menjabarkan langkah-langkah sebelum memulaimenulis. “Mulailah de-ngan memilih & memba-tasi topik. Lalu mulai me-nentukan tema, mengum-pulkan bahan dan menyu-sun kerangka,” terangnya.

Hambatan saat menu-

lis, menurutnya, memang akan selalumenyertai. Hambatan yang kerapkalimuncul, seperti inspirasi yang tak kunjungdatang, topik samar dan kabur, tema takjelas, kesulitan membuat judul dan sulitmenjabarkan ide. “Jika kita tegang, kita takakan bisa menulis. Karena untukmendapatkan ide dan mengulasnya dalamsebuah tulisan menarik, yang kita perlukanadalah rileks,” paparnya. “Maka janganheran, jika kadangkala ide itu kerapkalimuncul saat kita buang hajat,” tambahnyadisambut tawa hadirin.

Sementara itu, Drs. H. Athor Subroto,M.Si menjelaskan tentang bagaimana agarsebuah tulisan dapat dimuat di rubrik Agama.Diantaranya harus mengetengahkan materiiman, Islam, ihsan dan jihad. Secara detailDewan Redaksi yang juga sebagai pe-nanggung jawab rubri tersebut mengurai ten-tang ketiga materi tersebut. “Penjelasantentang iman, Islam dan ihsan inilah, yangmenjadi inti dari rubrik agama,” terangnya.“Tentu saja, dengan uraian dan penjelasanyang sangat beragam,” tambahnya.

Sedangkan Drs. H. Hartoyo, M.Si le-bih mengutarakan soal pengalamannya se-bagai anggota Dewan Redaksi. Setelahsedikit menyinggung soal rubrik Khutbahyang menjadi tanggung jawabnya, denganrendah hati mengatakan bahwa dirinya

adalah orang yang paling baru di MPA. “Sa-ya adalah redaksi yang paling mudah. Olehkarenanya, saya akan belajar dan terus be-lajar tentang keredaksian,” ungkapnya

Drs. H. A. Husein AR selaku Redak-tur Pelaksana Majalah MPA, tak bicaraterlalu banyak. Hanya sekelumit kata yangdia ucapkan, namun sangat penting untukdirenungkan. “Sebagai wartawan, kita ha-rus bersikap skeptis tapi tidak boleh sinis,”tukasnya. “Maka, sebagai seorang warta-wan, kita tidak boleh langsung mengiyakansumber informasi berita, tapi harus diujidulu kebenarannya dan diperdalam,” tan-dasnya.

Di akhir sesi, para peserta diberi ke-sempatan menyampaikan segala macamrasa dan uneg-unegnya. Hal ini untuk me-nentukan standar kualitas naskah yanglayak untuk dimuat di MPA. Sesi ini di-gawangi langsung Editor Senior MajalahMPA Ilung S. Enha yang dimoderatori olehMuhammad Hisyam selaku penanggungjawab rubrik Lintas Peristiwa.

Selain narasi tulisan, para pesertajuga dibekali dengan pengetahuan fotografijurnalistik. Materi ini diberikan langsungoleh Fotografer senior Jawa Pos YuyungAbdi. “Tidak semua foto bagus itu menarikdan memiliki nilai berita tinggi,” tukasnya.“Apa menariknya coba, jika yang ditam-

pilkan itu foto 3 x 4 sepertiKTP gini,” selorohnya sam-bil menunjuk foto yangdipakai ilustrasi di MPA.

Saat memotret, lanjut-nya, kita harus menentukanangle yang tepat agar fotoyang dihasilkan berbedadengan foto lain. “Kita ha-rus bisa menampilkan sisilain dari objek yang akankita potret,” ujarnya. “Keti-ka akan memotret, berpikir-lah untuk memotret yangorang lain tidak pikirkan.Jika demikian, saya yakinfoto Anda sangat spesial,”tandasnya. Ded

Fotografer Senior Jawa Pos Yuyung Abdi memberikan tipsbagaimana membuat foto jurnalistik menjadi lebih spesial

Urun Rembug Reporter dan Pengelola MPA demi peningkatan kualitas majalah

Page 18: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

18 MPA 334 / Juli 2014

Jam’iyatul Qura’ wal Huffadh,memang telah ada dimana-mana. Tapijika itu dibentuk di lembaga pendidikansetingkat Tsanawiyah, mungkin barukali ini kita dengar. Tapi itulah yangdilakukan Madrasah TsanawiyahMa’arif 01, Singosari, Malang.

Gagasan itu bermula ketika ma-drasah ini mengadakan seminar dengannarasumber Prof. Dr. Imam Suprayogo,yang waktu itu menjabat rektor diUMM Malang. Dari sanalah lantas idepembentukan Jam’iyatul Qura’ walHuffadh itu bergulir.

Lalu dilakukanlah identifikasi.Kemudian diteruskan dengan seleksi.Setelah klasifikasinya terpilah secarajelas, baru dilakukan langkah kongkret.Bagi anak-anak yang baca al-Qur’annyakurang lancar, mereka dimasukkan keprogram BQ (Bimbingan al-Qur’an). Iniada dua kelas; kelompok BQ-A dankelompok BQ-B. “Maklum, anak yangsekolah di sini 60 persen lebih adalahlulusan SD,” tutur Drs. Imam Syafi’i,MAP memberikan alasan. “Kebanyakandari mereka ‘anak rumahan’. Bukan yangsekaligus mondok di daerah sini,” terang-nya.

Sedangkan bagi anak-anak yangtartilnya sudah bagus – yang rata-rata‘anak pondokan’, mereka diwadahi da-lam Jam’iyatul Qura’ wal Huffadh. Lan-tas mereka diberi teknik-teknik dasar danbimbingan langsung oleh pembinanya,KH. Badawi Umar – pengasuh PP. Al-Islah yang lulusanPTIQ Jakarta. “Perte-muan resminya, se-minggu cuma dua jam.Tapi diluar jam terse-but, anak-anak bisakonsultasi langsungdengan Kiai Badawi,”ujar pria kelahiran Ma-lang 10 April 1949 inimenjelaskan.

Saat ini siswayang mengikuti pro-gram tahfidh sebanyak37 anak. Pada tahappertama mereka diwa-jibkan ‘setoran’ juz 30.Setelah hafalannya lan-car, baru masuk keta-hap hafalan beberapasurah dalam al-Qur’an;seperti waqi’ah, taba-rak, ar-rahman, yasindan al-mulk. Setelah itu

baru menghafal juz 1 dan diteruskan kejuz-juz selanjutnya. “Disaat anak ‘se-toran’ hafalan itulah, pembina mem-berikan bimbingan-bimbingan khusus,”ulasnya. “Yang menggembirakan, ternya-ta beberapa ‘anak rumahan’ juga adayang ikut program tahfidh,” tukasnya.

Lantaran anak-anak yang sekolah dimadrasah ini beragam – ada yang dariKalimantan, Lombok, Kutai, Irian Jaya danlainnya, tentu kecakapan anak dalammenghafal juga beragam pula. Dalamwaktu setahun, beberapa anak sudah adayang hafal 5 juz. Tapi ada juga yang masih3 atau 2 juz. Dan bahkan tak sedikit yangmasih hafal 1 juz.

Yang menarik, meski berdirinyaJam’iyatul Qura’ wal Huffadh MadrasahTsanawiyah Ma’arif 01 Singosari ini belum

genap dua tahun, tapi kemahiran merekatak bisa diremehkan. Terbukti, pada saatdiikutkan lomba di MAN 3 Malang padatanggal 19 Juni 2014 kemarin, merekasanggup menyabet juara III.

Namun demikian, adakah pro-gram tahfidh itu mengganggu prosesbelajar di sekolah? Yang terjadi, kataImam Syafi’i, justru sebaliknya. Me-reka malah mudah dalam menangkappelajaran sekolah. Sebab denganmenghafal al-Qur’an, malah membuatotak mereka sangat terlatih. “Di pro-gram tahfidh ada anak yang selalu jadibintang kelas. Padahal sekarang diasudah hafal 5 juz,” ungkapnya me-nyodorkan bukti.

Suami Nur Sya’adah, S.Ag inipunmenuturkan, bahwa dirinya pernah mem-berikan motivasi pada mereka. Bagi yanghafal beberapa surah, niai IPAnya akandiberi 8 – tak peduli hasil ujiannya baikatau jelek. “Setelah saya check, ternyatanilai mereka rata-rata di atas delapan,”ujar ayah tiga putra dan kakek dua cucuyang mengampu mapel IPA ini terpukau.

Itulah pasalnya, dirinya ingin terusmeningkatkan program tahfidh tersebut.Salah satunya, adalah dengan cara mem-berikan beasiswa. Bagi anak yang hafal5 juz, akan dibebaskan SPP selama satusemester. Dan bagi yang hafal 10 juz,akan dibebaskan SPP selama setahun.Dan jika ada yang sampai hafal 30 juz,semua biaya akan dibebaskan. “Ini me-rupakan apresiaasi pihak madrasah

terhadap anak-anak yanghafal al-Qur’an,” tegas-nya.

Di madrasah ini,memang banyak faktorpendukung bagi keber-langsungan Jam’iyatulQura’ wal Huffadh. Gu-ru-gurunya banyak yangmerangkap jadi Ustadzdi pesantren. Dua oranglagi, adalah pengasuhyang memiliki pondokpesantren sendiri. Bah-kan di antara guru-gurudi sana, ada tiga orangyang hafidh. “Mimpi ka-mi, program tahfidh bisamenjadi unggulan atauicon bagi madrasah inike depan,” pungkasalumnus Program Pas-casarjana UNIBRAW inipenuh harap. Il

Program Tahfidh di Madrasah Tsanawiyah

Drs. Imam Syafi’i, MAP

Siswa MTs Ma’arif 01 Singosari ketika menerima trophy Juara IIILomba Tahfidz di MAN 3 Malang pada 19 Juni 2014

Page 19: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

19MPA 334 / Juli 2014

Dalam tradisi menyambut Rama-dhan, biasanya dirangkaikan dengandua bulan yang mendahuluinya, yaituRajab dan Sya’ban.Sebahagian ulamagenerasi penerus, ada yang memaknairangkaian bulan itu dengan ungkapan,“ inna Rajaba listighfaari minadz –dzunubi, wa Sya’baana li tathhiril qu-lubi minadz – dzunubi, wa Ramadhaa-na li tanwiril qulubi”. “Sesungguhnyadi bulan Rajab adalah kesempatanuntuk memohon ampunan dari segaladosa. Dan bulan Sya’ban adalah pe-luang untuk mensucikan hati/qolbudari segala dosa. Dan akhirnya tibaRamadhan adalah bulan untuk me-nerangi dan mencerahkan hati”. Me-ngapa perlu sambutan yang begitu spe-cial ?. Karena Ramadhan bukanlah bu-lan biasa, tetapi justru bulan yang luarbiasa. Penghulu segala bulan, tamuagung yang membawa barokah bagikita, sebagaimana yang diisyarahkandalam sejumlah riwayat.

Dalam perjalanan sunnahnya,saat menyambut datangnya bulan Ra-madhan, Rasulullah saw biasanya me-ngumpulkan para Shahabat kaum Mu-slimin dan Muslimat dan beliau ber-khutbah dihadapan mereka, menerang-kan fadhilah bulan Ramadhan. Dalamriwayat yang cukup panjang dari IbnuKhuzaimah dari Salman, Baginda me-nerangkan antara lain bahwa : “Wahaimanusia, sesungguhnya kamu akandinaungi oleh bulan yang senantiasabesar lagi penuh keberkahan yaitu,bulan yang didalamnya ada suatu ma-lam yang lebih baik dari seribu bulan.Bulan yang didalamnya telah diwajib-kan berpuasa dan qiyam (berdiri untukshalat malam atau tarawih) di malamharinya sebagai suatu tathauwu’(amalan sunnah). Barang siapa yangmendekatkan diri kepada Allah swt de-ngan suatu amalan kebajikan/amalansunnah didalamnya, samalah denganmenunaikan suatu amalan fardhu/amalan wajib di bulan yang lain. Danbarang siapa yang menunaikan suatuamalan fardhu di dalamnya, samalahdia dengan orang yang mengerjakantujuh puluh amalan fardhu di bulanyang lain. Ramadhan itu adalah bulanshabar / melatih kesabaran, sedangkanshabar itu pahalanya adalah surga.Ramadhan itu adalah bulan dimana

Empat Golongan yang Dirindukan SurgaAllah Swt memberikan pertolonganmenambah rizki para Mukminin. Ba-rang siapa memberikan makanan ber-buka puasa kepada seseorang yangberpuasa, adalah yang demikian itumerupakan pengampunan bagi dosa-nya dan kemerdekaan dirinya dari ne-raka. Orang yang memberikan makan-an berbuka puasa , baginya pahala se-perti pahala orang yang mengerjakanpuasa itu, tanpa sedikitpun mengu-rangi pahala orang yang berpuasa itu.Barang siapa yang meringankan be-ban hamba sahaya (pembantunya, bu-ruhnya),niscaya Allah swt mengam-puni dosanya dan memerdekakannyadari neraka. . .” Dalam riwayat yanglain, Rasulullah Saw juga wanti-wantiberpesan “agar jangan merusak pua-sanya itu a.l dengan perbuatan dusta,bergunjing, dan mengumpat,” (HRIbnu Khuzaimah dan HRTabrani).

Riwayat diatas telah memberikangambaran tentang peran Ramadhanbagi peningkatan kualitas keimanandan ketaqwaan seorang Mukmin, an-tara lain : Pertama, Tazkiyatun Nafsi,melalui Ramadhan terjadi proses pen-cucian jiwa dengan kemampuan pe-ngendalian nafsu, meminimais, mere-dam, nafsul-lawwaamah wa nafsulammaarah (nafsu negative a.l sepertimengumpat, berdusta, mengunjing,menfitnah, ). Sebaliknya memupuk danmengembangkan nafsul muthmainnah(nafsu positif, cenderung mengarah ke-pada hal yang baik). Kedua, Tarbiyahwar Riyaadhah, yaitu dengan Rama-dhan terjadi proses pendidikan dan pe-latihan (internalisasi nilai-nilai) mela-lui pembiasaan penghargaan dan di-siplin waktu (shalat), taat aturan (sha-um), jujur, dan amanah,dst. Memupukkepedulian kepada sesama yang lebihmembutuhkan termasuk menumbuh-kan rasa simpati dan empati kepadapenderitaan dan beban orang lain me-lalui ZIS, menciptakan beban kerjayang proporsional kepada pembantu/buruh/karyawan, dst. Ketiga, Muhaa-sabah wa Muqaarabah, yaitu melaluiRamadhan kemauan dan kemampuankita dituntut untuk bisa mengevaluasidiri dengan jujur dari segala kekurang-an, kelemahan, kesalahan, dosa, ke-terbatasan dan kekerdilan diri kitadihadapan Allah Swt yang Maha

Segala-galanya. Dengan rajin meng-amalkan shalat, mentadabburi Al-Quran, berdzikir,beristighfar, bertas-bih, bertahlil, bertahmid, i’tikaf, ber-shalawat,dst untuk bisa meraih maqomkedekatan kepada Allah Swt.

Begitu mulia dan agungnya puasaRamadhan, sampai-sampai Allah Swtdalam hadis qudsi-Nya menyatakan,bahwa : “Setiap amalan Anak Adam(manusia) baginya, kecuali puasa (Ra-madhan), maka sesungguhnya puasaitu untuk-Ku dan oleh karena itu Aku-lah yang akan membalasnya”, (HRBukhari). Menurut sebagian pendapat,ganjaran yang diberikan, sesuai kemu-rahan Allah Swt, sebagai refleksi peng-hargaan dan rahmat Allah Swt kepadahamba-Nya yang telah berpuasa secarasungguh-sungguh dan benar menurutsyar’i. Menurut Ibnul Jauzi, puasayang demikian adalah berpuasa yangtidak hanya menahan makan dan mi-num saja. Tetapi juga menjaga matadari memandang apa yang haram.Menjaga telinga dari mendengarkanhal-hal yang dilarang. Menjaga mulutdari membicarakan hal yang kotor,mengumpat, mengunjing, apalagimemfitnah. Juga menjaga tangan dariberbuat maksiyat dan dosa, serta men-jaga kaki dari melangkah ke tempatyang ternoda.

Kiranya puasa yang demikianlahyang dapat mengantarkan mereka yangmenjalankan puasa Ramadhan padakedudukan “la’allakum tattaquun”.Merekalah kiranya yang pantas masukkedalam salah satu dari empat golong-an yang sangat dirindukan surga kelak.Sebagaimana janji Allah swt yangdinyatakan oleh Rasulullah saw : “Sur-ga itu, sangat merindukan dan men-cintai 4 golongan/[perkara yaitu, me-reka yang mempelajari dan mengamal-kan Al-Quran, mereka yang mampumenjaga lisannya(agar tidakmerugikan orang lain), mereka yangpeduli kepada fakir-miskin (denganmemberikan makan, minum, danbantuan lain yang menjadi haknya),dan mereka yang berpuasa di bulanRamadhan”.

Semoga kita dan keluarga kitatermasuk didalamnya, AllaahummaAmiin. Marhaban Yaa RamadhanMubaarak. ( AHAR ) .-

Page 20: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

20 MPA 333 / Juli 2014

Takwa

Abu Muslim berkata, “Sesungguh-nya yang dimaksud dengan kata “Al-Ardu” di sini adalah harga yang diajukan untuk suatu barang jualan. Artinya harga surga tersebut –seandainya dijual sama dengan haga langit dan bumi. Maksudnya, keagungan kadar dan fungsinya yang besar lagi agung, sehingga tak ada sesuatupun yang menyamainya, betapapun agungnya ia.

“U’iddat li al muttaqi” dalam ayat tersebut di atas mengandung makna “yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” Dalam ayat ini terdapat bukti yang menunjukkan bahwa surga itu -sekarang telah diciptakan dan tempatnya berada di luar jagat raya ini. Sebab, ayat tersebut telah membuktikan bahwa surga lebih

besar dibanding jagat raya. Sehingga tidak mungkin adanya surga berada di sekitar jagar raya ini.

Kemudian Allah Swt menggam-barkan ciri-ciri orang yang bertakwa (calon penghuni surga, pasca gem-blengan Ramadhan), diantaranya ialah :

1. Al-ladzina yunfiquna fi al-sarrai wa al-dharra’.

Orang-orang yang mau berinfak, baik dalam keadaan mudah atau sulit. Mereka pantang mundur, terus beramal sesuai dengan kondisi kemampuan mereka, dan sama sekali tidak pernah melalaikan infak (beramal).

Telah diriwayatkan bahwa Siti ‘Aisyah ra pernah bersedekah sebiji anggur. Diriwayatkan pula oleh

Ahmad Mustafa Al Maraghi dalam tafsirnya menukil sebuah riwayat, bahwa Heraclius, Raja

Romawi mengirim utusan kepada Nabi saw, dengan membawa sepucuk surat dari beliau yang di dalamnya tertera, “Engkau melalui surat megajak kami ke surga yang luasnya bagai langit dan bumi. Lalu dimana neraka?” Maka Rasulullah saw bersabda, “Subhanallah (Maha Suci Allah), dimanakah malam hari bila siang hari datang?” (Maksud beliau, bahwa cakrawala berputar, maka terjadilah siang hari pada salah satu sisi alam. Sedang malam hari terjadi pada sisi lainnya yang berhadapan. Demikian pula masalah tadi, yaitu surga berada di sebelah atas, dan neraka berada di bawah).

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surgayang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”

(QS. Ali Imran: 133)

Page 21: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

21MPA 333 / Juli 2014

sebagian salaf, bahwa ada seseorang dari mereka yang bersedekah dengan sebiji bawang merah.

Dalam sebuah hadis, Nabi Saw telah bersabda: “Takutlah kalian ter-hadap neraka, sekalipun hanya dengan sepotong buah kurma. Dan berikanlah kepada orang-orang yang minta –sekalipun itu adalah dengki yang dibakar.”

Allah Swt, menggambarkan orang-orang bertakwa dengan infak karena mengingat dua hal.

Pertama, pengertian infak ialah kebalikan dari riba, yang dalam ayat sebelumnya dilarang. Sebab, sedekah (infak) memberikan pertolongan ke-pada orang yang membutuhkan dan memberi makan terhadapnya dengan sesuatu yang tak terjangkau olehnya.

Kedua, melakukan infak dalam dua kondisi. Yaitu, ketika mudah dan sempit, menunjukkan ketakwaan. Sebab, harta itu amat disayang. Untuk menginfakkanya ke jalan kebaikan dan maslahat yang diridai Allah terasa amat berat.

Cintailah kebaikan yang men-dorong seseorang mau mem-berikan infak, sekalipun dengan apa adanya. Bila dorogan ini secara fitrah tidak ada, maka agamalah yang, menumbuhkannya dan yang memperkuat dorongan tersebut. Sebab fungsi agama ini terkadang untuk meluruskan watak yang sakit dan membetulkan fitrah yang bengkok.

2. Wa al-kazhimina al ghaizha.Orang-orang yang menahan dan

mengekang perasaan amarahnya, tidak mau melampiaskan, sekalipun hal itu bisa saja ia lakukan. Barangsiapa menuruti nafsu amarah, kemudian bertekad untuk dendam, berarti ia tidak setabil lagi, dan tidak mau berpegang teguh pada kebenaran. Bahkan ia bisa melampuainya hingga keliwat batas. Oleh karena itu dikatakan bahwa mengekang marah termasuk takwa kepada Allah Swt.

Telah diriwayatkan oleh Siti ‘Aisyah ra, bahwa seorang pelayannya marah kepada beliau. Lalu beliau berkata, “Demi takwa kepada Allah aku tidak akan membiarkan sembuh orang yang selalu marah.”

Rasulullah Saw bersabda: “Tak ada dua tegukan (benturan) yang paling disuka oleh Allah, selain tegukan yang menyakitkan, kemudian ditelannya dengan sabar dan berserah diri dengan baik, dan tegukan nafsu amarah yang dipendam oleh orang yang bersangkutan.”

Dalam hadis lain Rasululah Saw bersabda:

“Orang yang kuat bukanlah seorang jago gulat. Tetapi (orang kuat itu ialah) orang yang mampu menahan dirinya ketika amarah.”

Mereka yang kuasa menahan parasaan marah dan tidak melam pias kannya bah-kan menelannya adalah sama dengan yang diungkapkan oleh Allah Swt: “dan apabila mereka marah, mereka memberi ma’af”. (QS. Asy-Syura [42]: 37).

3. Wa al-‘afina ‘an al-annas. Orang-orang yang suka memberi

maaf kesalahan orang lain, membiarkan mereka, tidak menghukum, sekalipun mereka mampu melakukan itu. Hal itu merupakan tingkatan penguasaan diri dan pengendalian jiwa yang jarang bisa dilakukan oleh setiap orang. Tingkata ini lebih tinggi dibanding tingkatan mereka rasa marah tadi, karena terkadang seseorang menekan amarahnya dise-babkan sifat dengki dan iri.

At-Tabrani mengetengahkan sebuah hadis Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: “Barang siapa suka bangunan rumahnya (di surga) didirikan dan derajatnya diangkat, hendaknya suka memberi maaf terhadap orang yang berbuat aniaya terhadap dirinya, memberi kepada orang miskin, dan menyambung silaturrahmi dengan orang yang memutuskannya.”

Ayat yang terdapat dalam Surat Ali Imran 133 tersebut di atas, mengandung isyarat tentang baiknya pema’afan Nabi Saw terhadap pasukan pemanah (dalam peperangan Uhud), bahwa beliau tidak menghukum mereka atas pelanggaran perintahnya.

Ayat ini juga mengandung petunjuk bagi Nabi Saw, agar membiarkan kaum musyrikin tidak membalas atas perlakuan mereka terhadap sang paman Hamzah ra yang pada waktu beliau melihatnya dalam keadaan menyedihkan. Nabi Saw bsersabda, “Akan aku ganti dia dengan tujuh puluh orang di antara mereka (kaum musyrikin).”

4. Wallahu Yuhibul muhsinin.Allah mencintai orang-orang yang

suka menolong hamba-hamba-Nya yang sengsara, dan menyantuni mereka dengan sebagian ni’mat yang telah diberikan Allah sebagai tanda syukur (terima kasih) atas limpahan karuianya.

Imam Baihaqi mengetengahkan sebuah riwayat, bahwa ada seorang sahaya perempuan milik Ali bin Husain ra, kemudian sahaya itu mengucurkan air wudhu’ kepada beliau. Tiba-tiba kendi airnya terlepas dari tangannya dan sempat melukai Ali.

Beliau mengangkat tangannya, dan sang sahaya berkata, “Sesunggunya Allah Swt berfirman, “Wa al-kazhimina al ghaizha.” Beliau menjawab, “Aku telah menahan amarahku.” Sang sahaya berkata, “Orang-orang suka memberi maaf orang lain.” Beliau menyahut, “Allah telah memaafkanmu.” Se-sungguhnya Allah mencintai orang–orang yang berbuat baik,” sahut sang sahaya. “Pergilah engkau mulai sekarang, engkau aku merdekakan karena Allah,” tukas Ali pula.

Rasulullah Saw telah bersabda yang artinya kurang lebih: “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Dan orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka.”

Hadis Nabi Saw ini, menunjukkan bahwa, orang-orang yang telah lulus dari gemblengan Ramadhan mendapat predikat muttaqin. Artinya, dekat dengan Allah, malaikat, manusia, dan surga. Serta dijauhkan dari neraka. Oleh karena itu, mari dijadikan momentum Idul Fitri ini, sebagai wahana untuk saling memaafkan. Saling mencintai satu sama lain. Menjauhkan sifat dingki dan iri hati. Dan memperkuat ukhuwwah Islamiyah. Sesuai dengan pesan-pesan tamu agung, bulan Ramadhan yang suci. Wallahu a’lam bi al-shawab. •AS

Dalam sebuah hadis,Nabi Saw telah bersabda:

Takutlah kalian ter hadap neraka, sekalipun hanya dengan sepotong buah kurma. Dan berikanlah kepada orang-orang yang minta –sekalipun itu adalah dengki yang dibakar.

Page 22: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Bangsa Arab merupakan komunitas terbesar dengan berbagai suku termaktub didalamnya. Setiap

suku memiliki dialek (lahjah) yang khusus dan berbeda dengan suku-suku lainnya. Perbedaan dialek itu tentunya sesuai dengan kondisi alam, seperti letak geografis dan sosio-kultural pada masing-masing suku. Laiknya Indonesia yang memiliki bahasa persatuan, maka bangsa Arab pun demikian. Mereka menjadikan bahasa Quraisy sebagai bahasa bersama (common language) dalam ber-komunikasi, berniaga, mengunjungi ka’bah, dan melakukan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dari kenyataan di atas, sebenarnya kita dapat memahami alasan al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Quraisy.

Di sini, perbedaan-perbedaan lahjah itu membawa konsekuensi lahir nya bermacam-macam bacaan (qira’ah) dalam melafalkan al-Qur’an. Lahir nya bermacam-macam qira’ah itu sendiri, tidak dapat dihindarkan lagi. Oleh karena itu, Rasulullah SAW sendiri membenarkan pelafalan al-Qur’an dengan berbagai macam qira’ah. Sabdanya al-Qur’an itu ditu-

runkan dengan menggunakan tujuh huruf (unzila hadza al-Qur’an ‘ala sab’ah ahruf) dan hadis-hadis lainnya yang sepadan dengannya.

Pengertian Qira’ahBerdasarkan etimologi (bahasa),

qira’ah merupakan kata jadian (mashdar) dari kata kerja qiraah (membaca), jamaknya yaitu qira’at. Bila dirujuk berdasarkan pengertian ter mi nology (istilah), ada beberapa defi nisi yang diperkenalkan oleh ulama:

Menurut az-Zarqani : Az-Zarqani mendefinisikan qira’ah dalam terje-mahan bukunya yaitu : mazhab yang dianut oleh seorang imam qira’at yang berbeda dengan lainnya dalam pengucapan al-Qur’an serta kesepakatan riwayat-riwayat dan jalur-jalurnya, baik perbedaan itu dalam

pengucapan huruf-huruf ataupun bentuk-bentuk lainnya.

Menurut Ibn al Jazari : Ilmu yang menyangkut cara-cara mengucapkan kata-kata al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya dengan cara menisbatkan kepada penukilnya

Menurut al-Qasthalani : Suatu ilmu yang mempelajari hal-hal yang disepakati atau diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, i’rab, itsbat, fashl, dan washl yang kesemuanya diperoleh secara periwayatan.

Menurut az-Zarkasyi : Perbedaan cara mengucapkan lafadz-lafadz al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hu rufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti takhfif (meringankan), tatsqil (memberatkan), dan atau yang lainnya.

Menurut Ibnu al-Jazari : Penge-tahuan tentang cara-cara mela falkan kalimat-kalimat Al-Qur’an dan perbe-daannya dengan membangsa kaanya kepada penukilnya.

Perbedaan cara pendefenisian di atas sebenarnya berada pada satu kerangka yang sama, yaitu bahwa ada beberapa cara melafalkan Al-Qur’an walaupun sama-sama berasal dari satu sumber, yaitu Muhammad. Dengan demikian, dari penjelasan-penjelasan di atas, maka ada tiga qira’at yang dapat ditangkap dari definisi diatas yaitu:

Qira’at berkaitan dengan cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an yang dilakukan salah seorang iman dan berbeda cara yang dilakukan imam-imam lainnya.

Oleh: Rofi’udin, S.Th.I, M.Pd.I *)

Sab’at Ahruf dan Qira’ah Sab’ah

22 MPA 333 / Juli 2014

Page 23: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Cara pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an itu berdasarkan atas riwayat yang bersambung kepada Nabi. Jadi, bersifat tauqifi, bukan ijtihadi.

Ruang lingkup perbedaan qira’at itu menyangkut persolan lughat, hadzaf, i’rab, itsbat, fashl, dan washil.

Sab’at Ahrufdan Qira’ah Sab’ah

Pembahasan ini sering dihubung-kan dengan hadits Nabi SAW yang menegaskan bahwa al-Qur’an diturun-kan ke dalam sab’at ahruf (tujuh huruf). Tidak kurang dari dua puluh satu orang sahabat yang meriwayatkan hal tersebut, diantaranya adalah Umar bin Khattab, Ubay bin Ka’b, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, ‘Utsman bin Affan, dan lain-lain. Salah satu diantaranya yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas adalah : “Rasulullah bersabda: Jibril telah membacakan al-Qur’an kepadaku satu huruf. Aku membacanya berulang-ulang. Aku terus menerus memintanya agar ditambah, dan ia menambahnya hingga tujuh huruf. ”

Para ulama berbeda pendapat tentang makna “Tujuh Huruf” pada hadits di atas. Abdul Majid Khon (2008) mencatat, perbedaan tersebut antara lain:

Al-Qur’an mengandung tujuh bahasa Arab yang memiliki satu makna. Pendapat ini adalah yang paling kuat yaitu al-Qur’an mengandung tujuh bahasa Arab yang memiliki satu makna, seperti aqbil, ta’al, halumma, ‘ajjil, asri’ yang memiliki satu makna yaitu “datang kemari”. Kata-kata tersebut, walaupun berbeda, mempunyai makna yang sama, yakni panggilan untuk segera datang.

Tujuh dialek bahasa kabilah Arab yaitu Quraisy, Hudzail, Tamim, Tasqif, Hawazin, Kinanah dan Yaman. Pendapat ini mengatakan bahwa yang dimaksud sab’at ahruf adalah tujuh bahasa terbaik dari bahasa Arab yang tersebar di berbagai surah. Bahasa terbanyak digunakan adalah bahasa Quraisy.

Tujuh aspek kewahyuan seperti perintah, larangan, janji, halal, haram, muhkam, mutasyabih dan amtsal. Pendapat ini mengatakan bahwa yang dimaksud sab’at ahruf ialah bentuk kalimat yang tujuh, yakni al-amr, al-nahy, al-wa’d, al-wa’id, al-jadal, al-qashash, dan al-amtsal; atau al-amr, an-nahy, al-halal, al-haram, al-muhkam, al-mutasyabih, dan al-amtsal.

Tujuh perubahan perbedaan yaitu ism, i’rab, tashrif, taqdim dan ta’khir, tabdil dan tafkhim. Pendapat ini yang paling populer dan disepakati oleh jumhur ulama’ adalah pendapat Abu al-Fadhl al-Razy. Menurut al-Razy yang

karya tentang qira’ah. Ia muncul pada akhir abad ke-dua (dibukukan pada abad ke-tiga) hijriyah sedang sab’at ahruf sudah ada sejak abad pertama hijriyah.

Hadits Nabi yang mengatakan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf tidak akan ada artinya jika yang dimaksud adalah qira’ah sab’ah, sebab ahli-ahli qira’ah tersebut baru lahir pada abad kedua (Abdul Djalal, 2000).

Namun qira’ah sab’ah versi Mujahid sudah begitu masyhur karena disangka itulah yang dimaksud sab’at ahruf dalam hadits Nabi SAW. Padahal ada banyak pendapat tentang qira’ah. Ibnu Jabr al-Makki membatasi qira’ah kepada lima imam karena ‘Utsman bin Affan sendiri menyebarkan mushaf terbatas ke lima wilayah.

Sebaliknya ada yang berpendapat bahwa qira’ah yang memenuhi syarat bukan tujuh, melainkan sepuluh, bahkan empat belas. Qira’at berjumlah sepuluh karena memasukkan Ya’qub (w. 205 H/821 M) dari Basra, Khalaf bin Hisyam (w. 229 H/844 M) dari Kufah, serta Abu Ja’far (w. 130 H/738 M) dari Madinah. Adapun empat belas karena menyertakan qira’ah Hasan al-Basri (w. 110 H/729 M) dari Basra, Ibnu Muhaisin (w. 123 H/741 M) dari Mekah, Yahya bin Mubarok al-Yazidi (w. 202 H/818 M) dari Basra, dan Abi al-Faraj Muhammad bin Ahmad al-Syanbud (w. 388 H/998 M). Kesemua itu berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih (Didin Syafruddin, tt).

Pendapat al-Razy yang didukung jumhur bahwa sab’at ahruf adalah tujuh aspek menyangkut keragaman lafadz atau kalimat dalam al-Qur’an nampaknya lebih kuat. Sebab, sesuai dengan fakta yang terdapat dalam ragam qira’at serta sesuai dengan konteks hadits. Pendapat ini juga dapat mengakomodasi seluruh versi qira’at yang memenuhi syarat-syarat sebagai qira’at yang shahih. Membatasi sab’at ahruf hanya terbatas pada tujuh versi bacaan yang diriwayatkan oleh tujuh orang imam itu saja berarti menafikan bacaan lain yang mutawatir. Dan ini jelas tidak benar.

Qira’at al-Qur’an, khususnya istilah “qira’ah sab’ah” sering dimaknai dan dikorelasikan identik dengan ‘Tujuh Huruf’, tetapi pendapat ini tidak kuat. Meski demikian, istilah ‘Tujuh Huruf’ merupakan salah satu sebab munculnya multiple reading (banyak bacaan) al-Qur’an (M.M. Al Azami, 2005).

Bersambung...

*) Penyuluh Agama Islam FungsionalKantor Kementerian Agama

Kabupaten Magetan

dimaksud dengan sab’at ahruf ialah segi-segi perbedaan yang tujuh yang meliputi perbedaan dalam bentuk singural-plural, seperti bacaan li ama-natihim (jamak) dan li amanatihim (tunggal) (Q.S. 23:8). Kemudian perbedaan dari segi i’rab, seperti ma hadza basyaran dengan ra’ berharakat fathah atau ma hadza basyarun dengan ra’ berharakat dlammah (Q.S. 12:31). Perbedaan tashrif seperti rabbana ba’id baina asfarina (dalam bentuk permohonan) atau rabbuna ba’ada baina asfarina (bentuk kata kerja lampau) (Q.S 34:19). Juga dalam soal mendahulukan (taqdim) atau mengakhirkan (ta’khir), seperti ja’at sakarat al-haqq bi al-maut atau ja’at sakarat al-maut bi al-haqq (Q.S.50:19).

Selanjutnya perbedaan dari segi al-ibdal (penggantian), seperti nunsyizuha atau nansyuruha (Q.S.2;259), atau dalam penambahan (al-ziyadah) dan pengurangan (an-naqsh), seperti wa a’adda lahum jannat tajri min tahtiha al-anhar (dengan min ) dan wa a’adda lahum jannat tajri tahtaha al-anhar (tanpa min) (Q.S.9:100). Kemudian terakhir perbedaan dalam dialek (al-lahjat), seperti soal imalah (pengucapan dalam vocal e) (Q.S.20;9), antara hal ataka haditsu musa (dengan a) atau hal ateka haditsu muse (dengan e).

Tujuh huruf diartikan bilangan yang sempurna seperti 70, 700, 7000 dan seterusnya. Pendapat ini mengatakan bahwa perkataan sab’ah dalam ucapan Nabi SAW tidak mengandung makna bilangan yang sebenarnya, melainkan hanya simbol (rumz) untuk menunjuk pada kesempurnaan.

Tujuh huruf diartikan tujuh bangsa selain bangsa Arab seperti Yunani, Persia dan lain-lain (Hasbi Ash Shiddieqy, 1992). Seperti kata “kafur” (wewangian di surga) ditengarai berasal dari Indonesia, yakni daerah Barus Tapa nuli sehingga dikenal dengan kapur barus.

Tujuh Qira’at yang disebut dengan Qira’ah Sab’ah. Pendapat ini mengatakan bahwa sab’at ahruf ialah al-qira’ah al-sab’ah (bacaan yang tujuh), yakni tujuh varian atau tujuh aliran bacaan al-Qur’an yang berasal dari tujuh orang imam. Pendapat tersebut berasal dari Ibnu Mujahid (w.324 H/936 M), tokoh al-Qur’an terkemuka abad ke-3, dengan alasan bahwa qira’ah sab’ah itulah yang relevan dan merealisir sab’at ahruf dalam hadits (Didin Syafruddin, tt).

Namun jumhur ulama, menentang pendapat tersebut. Di antara alasannya adalah :

Istilah qira’ah sab’ah tidak dikenal pada masa Nabi SAW dan pada saat para ahli al-Qur’an pertama kali menyusun

23MPA 333 / Juli 2014

Page 24: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

“Dari Abu Hurairah radlialla hu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: "Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni"(HR Bukhari no.1077 dan Muslim no.1261).

(3) Qiyamul Lail atau shalat Tahajjuj

Shalat itu ada 2 macam, yaitu shalat wajib dan shalat sunat. Adapun shalat sunat yang paling tinggi hikmah rahasianya ialah Shalat-Tahajjuj, Allah berfirman dalam Al-Quran:

1) "Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji" (S.17 A.79):

(1) “Hai orang yang berselimut (Muhammad),2. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,4. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.6. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”(S.73 Al-Muzammil 1-6).

@ Pengertian malamYang dinamakan malam itu ialah

waktu setelah matahari tenggelam di Barat sampai terbit fajar di timur, maka aslinya malam itu ialah keadaan yang gelap-gulita, tidak ada sinar, sepi sekali, sangat hening, semua orang pada tidur, tidak ada kegiatan apa-apa. Oleh karena itu shalat malam atau Qiyamul Lail itu kita harusnya memilih nuansa malam yang sepi, hening, tenteram mencari situasi dan kondisi yang dapat mendorong kita kepada khusyuknya shalat yang paling syahdu. Dapat kita renungkan bagaimana nuansa malam yang ditempuh oleh para nabi dan pribadi yang tercatat di dalam sejarah Islam.

i. Nabi Zakariya Nabi Zakariya ketika umur sudah

menginjak 100 tahun dan isteri 99 tahun belum dianugerahi anak lalu berdo’a dengan sangat syahdu dengan suara yang lirih sangat halus hanya Allah sendiri yang mendengar, Zakariya memohon anak keturunan yang meneruskan tugas kebaniannya, tercatat dalam Al-Quran:

(2) “(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, (3) yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”(S 19 Maryam 2-3)

~ Tafsir Al-Khazin, Sirajul Munir dan Al-Qurthubi menyatakan bahwa Nabi Zakariya waktu itu berdo’a pada tengah malam.

ii. ‘Uzlah Rasulullah Saw di Guwa Khira`

Shahih Bukhari hadis no.3 mencatat bahwa sebelum wahyu Al-Quran pertama turun dahulu Rasulullah Saw suka melakukan ‘Uzlah atau Tahan-nuts, yaitu sembahyang malam selama beberapa waktu, di dalam guwa Hira` 3 Km utara Makkah. Dalam kisah ini ‘Aisyah meriwayatkan dalam hadis panjang antara lain ialah:

“Dari Aisyah -Ibu kaum Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: “Kemudian beliau dianugerahi kesenagan untuk menyendiri (‘Uzlah), lalu beliau memilih gua Hiro` dan ber-tahannuts yaitu 'ibadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya"(HR Bukhari no.3).

ii. Tujuh orang Anak Muda “Ashabul Kahfi”

Tujuh orang Anak Muda “Ashabul Kahfi” dari kaum yang beriman, disebabkan karena tekanan penguasa yang kafir, maka 7 anak muda itu hijrah lalu dalam perjalanannya istirahat di dalam Guwa terus berdo’a sebagaimana tertera di dalam Al-Quran S. 18 Al-Kahfi 10:

”(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)"(S.18 Al-Kahfi 10).

Mi’rajul Mu’min(Napak Tilas M’raj Nabi)

(03)

Rasulullah Saw bersabda :

24 MPA 333 / Juli 2014

Page 25: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Kemudian Allah menidurkan mereka selama 350 tahun lamanya di dalam dalam Guwa itu.

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”(S.18 Al-Kahfi 25).

iii. Nabi Yunus:@ Di Tafsir Al-Munir(17h116) Az-

Zuhaili mencatat kisah Nabi Yunus bin Matay diutus ke negeri Ninive-Mausul rajanya bernama Hizqiya, dakwah Nabi Yunus ditolak oleh kaum itu. Maka Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang akan mendapat azabAllah, ketika beliau naik perahu lalu perahunya dikawatirkan akantenggelam, setelah diundi maka Nabi Yunus terkena lotre harus meninggalkan perahu (dicatat juga dalamQs37a141), akhirnya Nabi Yunus terjen kelaut, namun dengan mukjizat Allah Nabi Yunus diterima ikan.

Az-Zuhaili mencatat bahwa Nabi Yunus mengalami (3) tiga macam kegelapan, ayitu gelap dalam perut ikan, gelapnya laut yang sangat dalam dan gelapnya malam, dalam gelap luar biasa inilah Nabi Yunus berdo’a termaktub dalam S. 37 Asy-Shaffat142 :

37:142. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela”(S.37 Ash-Shaffat 142).

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia berdo’a dalam keadaan yang sangat gelap:

Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim"(s.21 Al-Anbiya` 87).

Tekait dengan do’a Nabi Yunus ini, maka Rasul Saw bersabda:

“Dari Sa'd ia berkata; Rasulullah bersabda: "Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah;

(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya).

Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya”(HR Tirmidzi no.3427 dan Ahmad no.1383 dan Baihaqi).

@Tafsir Ibnu Katsir (5h367) menam-bahkan bahwa Nabi Yunus menga lami gelap yang luar biasa. Yaitu gelap dalam usus, usus di dalam perut ikan, perut di dalam tubuh ikan Paus, ikan Paus di dalam laut yang dalam, lautan diliputi gelapnya malam., yang berlangsung selama 40 malam.

Dapat kita spekulasikan bahwa besarnya Ikan Paus tersebut kira-kira sebesar rumah Perumnas, sehingga Nabi Yunus tidak tergores tidak terluka oleh gigi atau pencerna Ikan Paus tersebut.

iv. Ketika Rasulullah Saw Hijrah ke Madinah

Ketika Rasul Saw berangkat hijrah dari Makkah ke Madinah beliau dikejar oleh kaum musyrikin untuk dibunuh. Beliau dikawal oleh Abu Bakar sampai hampir saja tertangkap maka beliau bersembunyi di dalam guwa Tasur sebelah utara Makkah selama 3 malam. Situasinya sangat kritis gelap gulita, sunyi senyap, sangat berbahaya sekali sampai Abu Bakar takut luar biasa, tetapi Nabi Saw mengatakan harus bersabar sebab Allah menyertai mereka berdua. Peristiwa ini diabadikan Allah dalam Al-Quran:

“Jikalau kamu tidak menolongnya

(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(S.9 At-Taubat 40)

@ Jika saat kita melakukan shalat malam yang demikian gelapnya jika di dalam benak-hati timbul rasa kurang nyaman maka segera kita renungkan makna Al-Quran S41 Fushshilat: 31 berikut:

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan menga-takan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"(31) Kami lah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta” (S 41 Fushshilat 30-31).

Ayat ini akan memberikan rasa PD (Percaya Diri) karena yakin kita sedang dikawal dan diantar oleh malaikat untuk Mi’raj napak tilas Mi’raj Nabi kita Muhammad Saw yang diantar oleh Jibril.

Pada detik-detik malam yang gelap gulita, sunyi senyap, tidak ada sinar, tidak ada suara, tidak ada siapapun juga yang melihat, maka seakan-akan kita masuk kea lam gaib(Tidak ada jam, tidak tahu arah, tidak ada apa-apa kecuali Allah) maka akan sangat mudah kita membayangkan bagaimana Nabi Saw berangkat dari Masjidil Haram, sampai di Masjidil Aqsha, naik ke langit bertemu dengan arwah para nabi sampai langit ke-7; naik lagi ke Sidratul Muntaha.

Pengasuh :Prof. Imam Muchlas, MA

Bersambung

25MPA 333 / Juli 2014

Page 26: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Dra. Hj. Fadlilah, M.SiAnggap Madrasah Sebagai Anak Sendiri

H. Munir, M.AgSeleksi Penyuluh Hingga Tingkat Kecamatan

26 MPA 334 / Juli 2014

Membantu dan melayani yang terbaik. Sebuah kalimat yangtak asing bagi Dra. Hj. Fadlilah, M.Si. Tak hanya ketika dirinyamasih menjadi Kasi Pendidikan Madrasah di Kementerian AgamaKabupaten Sidoarjo. Tapi juga pada saat menjadi staf Mapenda(sekarang Pendma). Disamping tugas rutinnya tersebut, dirinyajuga memberikan pelayanan lain; yaitu merangkap sebagaipenyuluh LP (Lembaga Pemasyarakatan) Sidoarjo, serta beberapaMadrasah Diniyah yang menjadi tempat binaannya.

Banyak sekali kenangan tak terlupakan, terutama saat harusmemberikan penyuluhan di LP Sidoarjo. Sudah menjadi rutinitasBu Fadlilah – begitu dirinya biasa disapa – harus mengunjungipara napi perempuan dan memberikan pengajian. Awalnya,terbayang betapa seramnya LP. Sehingga saat pertama kali masukLP harus diantar oleh petugas lapas.

Namun lambat laun perasaan itu hilang, seiring dengankuatnya niatan untuk memberikan penyuluhan. “Apalagi terba-yang di benak saya, bagaimana perasaan ketika seorang perem-puan harus masuk LP meninggalkan keluarga,” ungkapnya dengantatapan menerawang.

Bagi perempuan kelahiran Sidoarjo ini, menjadi penyuluhadalah sebuah kebanggan tersendiri. Sebab dengan menyuluhdirinya bisa membimbing, memotivasi, menasehati dan juga men-do’akan para napi. Ketika dirinya menjabat Kasi Pontren ataupunKasi Pendidikan Madrasah di Kemenag Kabupaten Sidoarjo, istriDrs. Muhammad Zain ini masih merasa kangen untuk berkunjungke LP. Sehingga ketika ada waktu besuk ke lapas, dirinya inginsekali untuk ikut bersama.

Sejak 6 Mei 2014, perempuan berkaca mata ini dilantik

menjadi Kasi Sarana dan Prasarana pada Bidang Pendidikan Ma-drasah Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur. Namun jiwa membe-rikan pelayanan yang terbaik masih lekat di jiwanya. Meski kaliini di lahan yang berbeda.

Dirinya berjanji akan memberikan pelayanan kepada madra-sah dengan sepenuhnya. Apalagi madrasah-madrasah kita, masihsangat membutuhkan sarana prasarana guna menunjang kegiatanproses belajar-mengajar. “Saya akan berusaha agar Jawa Timurmendapatkan kuota yang lebih dan sesuai dengan kebutuhan,”tukasnya. “Madrasah yang ada di Jawa Timur sudah saya anggapsebagai anak sendiri,” tutur alumnus WR Supratman Surabayaini meyakinkan. Hisyam

Dunia penyuluhan adalah dunia baru bagi H. Munir, M.Ag.Pria asli Gresik ini sempat kaget saat dilantik menjadi Kasi Pe-nerangan dan Penyuluhan Agama Islam pada Bidang Penais KanwilKemenag Provinsi Jawa Timur, awal Mei 2014 kemarin. Mengingatjenjang karir PNSnya bermula di bagian umum, kemudiam diMapenda dan Kepegawaian di Kemenag Kabupaten Gresik. “Sem-pat juga di KUA, meski cuma beberapa bulan saja. Jadi, di kepe-nyuluhan ini saya anggap sebagai tantangan sekaligus peluang,”ungkapnya.

Namun dalam hal manajerial, suami Yanti Masfiah ini bolehdibilang sudah teruji. Mengingat saat menjadi staf di MapendaKemenag Kab. Gresik, dirinya menjadisalah satu otak suksesnya penanganan ser-tifikasi guru di Kabupaten Gresik. Sehinggakabupaten Gresik menjadi salah satukabupaten yang tidak punya tanggungan.“Sukses ini juga tak lepas dari kerjasamadengan semua pihak, termasuk denganDiknas,” ungkap lelaki kelahiran tahun1973 ini menerangkan.

Ketika alumnus MA PK (ProgramKhusus) Denanyar Jombang ini berada diBagian Umum, dirinya juga mendapatkesempatan untuk diperbantukan di bidanghaji menjadi temus (tenaga musiman). Diadiserahi untuk menangani IT-nya.

Maklum saja, waktu itu tidak banyakpegawai yang mampu mengoperasikankomputer. Sementara saat menempuh S1

di UNISMA, pak Munir – begitu biasanya dia dipanggil – sudahterbiasa dengan komputer. Dan sempat pula dikursuskan diLamongan, karena dalam menangani data haji dibutuhkan programkhusus.

Meskipun baru terhitung dua bulan menjabat salah satu Kasidi Bidang Penais Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur, dosenSTAI Darut Taqwa Suci Manyar Gresik ini sudah mulai memetakandan melakukan pembinaan-pembinaan penyuluh di Jawa Timur. Diawal kepemimpinannya, juga telah terseleksi penyuluh teladantingkat Jawa Timur.

Dirinyapun berencana di tahun 2015 nanti akan terseleksipenyuluh-penyuluh hingga tingkatkecamatan. Ini dilakukannya untuk menum-buhkan semangat penyuluh di daerah. Me-ngingat beberapa tahun yang lalu, banyaksekali penyuluh yang ingin pindah ke struk-tural dengan berbagai latar belakang. Adayang karena jemu berada di lapangan, ataujuga ada yang tidak siap menjadi penyuluh.

Namun sekarang sudah ada peraturan,bahwa penyuluh tidak boleh pindah kestruktural. “Penyuluh kita ini terbatas, jikapenyuluh pindah ke struktural maka akanbanyak kekurangan. Dan yang perludilakukan sekarang ini, adalah meningkat-kan SDM penyuluh,” kata alumnus S2IAIN Sunan Ampel Surabaya ini menegas-kan.

Hisyam

Page 27: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

PP al-Mujaddadiyyah Madiun

Berhasil Menjual Melon Hingga ke Jakarta

27MPA 334 / Juli 2014

Pondok pesantren al-Mujadda-diyyah, punya sejarahnya yang pan-jang. Bermula dari perjuangan dakwahKiai Izzuddin Misyri, melalui gerakanThariqah Naqsyabandiyah Khalid-iyyah di daerah Madiun. Atas inisiatifseorang Kades H. M. Noer, maka diba-ngunlah sebuah masjid yang dijadikansebagai sentra pengembangan ajaranIslam.

Sejak berdirinya masjid tersebutdi tahun 1962, maka segera dimulailahberagam aktivitas dakwah. Terutamakegiatan untuk mendidik para santri.Namun pada tahun 1979, Kiai Izzudd-in Misyri berpulang kerahmatullah.Sebelum wafat, beliau berpesan agarkelak kalau mendirikan pondok diberinama al-Mujaddadiyah (pembaharu-an).

Sepeninggal beliau, kini sudahtercatat tiga pergantian pengasuh; KH.Izzul Mutho, BA, Drs. KH. M. Bai-haqi, dan sekarang KH. Agus Mushofa,M.Pd.I. Pondok inipun juga terusberbenah. Pada tahun 1979 denganresmi dibangunlah asrama pondokpesantren dan diberi nama al-Mu-jaddadiyyah. Di tahun 1982 dibangungedung pendidikan. Di tahun 1983baru didirikan sebuah Yayasan dengannama al-Mujaddadiyyah.

Pada tahun 1984, ada penambah-an asrama pondok. Dan di tahun 1985

dibangun perluasan masjid Nurul Hu-da. Pada tahun 1986 dibuka MadrasahTsanawiyyah, tahun 1987 perluasanmasjid, dan tahun 1988 dibuka Madra-sah Aliyah. Pada tahun 1989 ada per-luasan masjid kembali. Di tahun 1991,dibangunlah gedung Madrasah Aliyah.Sedangkan di tahun 1996 dibangun pu-la asrama putri, dan pada tahun 2000

pondasi untuk gedung berlantai tiga di-pancangkan.

Pada tahun 2003 dibukalah SMKKimia Mudda, dengan bidang keahlianKimia Industri. Guru-gurunya merupa-kan kolaborasi antara tenaga pengajarpesantren al-Mujaddadiyah dan tenagapengajar SMK Negeri 3 Madiun. Se-dangkan pada tahun 2010 didirikanlahpondok pesantren al-Mujaddadiyyah 2,yang berlokasi di desa Kwiran, Keca-matan Kare. Sedangkan model pendi-dikannya berbasis multi language –yang dalam kegiatan sehari-harinyatelah menggunakan percakapan ba-hasa Inggris.

Disamping memiliki lembaga for-mal MTs, MA dan SMK, di pondokpesantren yang beralamatkan di Jl.Setinggil, Kelurahan Demangan, Ke-camatan Taman, Kota Madiun ini jugaterdapat pendidikan non-formal; se-perti Program Wajar Dikdas 9 Tahun,Panti Asuhan, Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), Majelis Ta’lim, Madra-sah Diniyyah, Tahfidhul Qur’an danTilawatul Qur’an.

Untuk Madrasah Diniyah klas 1dan 2 masuk setelah Ashar dan taqrarsetelah ‘isyak. Bagi Madrasah Diniyahklas 3 hingga 6, masuk setelah Isyaksampai dengan jam 21.30 Wib. Se-dangkan untuk Tahfizul Quran, setor-annya sesudah Shubuh, sesudah Dhuha

KH. Agus Musthofa, M.PdI

Para santri panen jagung yang ditanam di sawahBuah melon dalam perawatan, dengan cara disemprot

Page 28: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

28 MPA 334 / Juli 2014

dan setelah Ashar.Menurut KH. Agus

Mushofa, M.PdI, Pondokpesantren al-Mujadd-adiyyah juga mengembang-kan Wirausaha Santri. Mu-lai koperasi pondok pesan-tren (kopontren) dan kan-tin, hingga perdagangandan pertanian. “Denganluas tanah pertanian 2,5hektar, banyak hal yangbisa kami lakukan. Satuseperempat hektar tanahtersebut kami tanami padi,”terangnya.

Untuk pengairan, di-samping ditanam saat mu-sim penghujan, juga dibantu denganpengairan dari diesel. Hasilnya, bisamencapai 9 sampai 11 ton. “Ini akankami peruntukkan bagi kebutuhanpondok, pengasuh dan santri,” tukas-nya. “Sedangkan setahun sekali, padamusim ketiga, dari lahan yang samabisa dipanen jagung,” tambahnya.

Para santri putri, lanjut Pengasuhpondok dengan luas lokasi 5200 M2

ini, juga menyemai bibit melon. Awal-nya memang program coba-coba. Jadiasal berani mencoba dan mau bertanyake para petani melon. “Saya yakin, pas-ti bisa. Terbukti, untuk 1 kotak 1400m2, dengan jarak tanam 60 cm danlebar bedengan 120 cm diambil untukirigasi air selebar 40 cm, dapat menam-pung tanaman sekitar 2000 batangmilon,” paparnya. “Kalo tumbuh sehat,rata-rata perbatang berbuah 1,5 sampai2 kg,” jelasnya menambahkan.

Mengenai tenaga dan teknisi, se-

mua dilakukan para santri. Bahkanmereka membantu menjadi teknisi pe-tani melon sekitar dan untuk meng-hindari tengkulak. Mereka juga mem-bantu untuk menjualnya ke Jakarta.Hal itu sudah dilakoni pondok selamabertahun-tahun. “Saking banyaknya,kami sampai lupa sudah berapa kalimenanamnya. Yang jelas, kami benar-benar pernah merasakan pahit-getir-nya,” ujarnya. “Yang penting itu, kalauuntung bersyukur dan jangan som-bong. Dan kalau rugi, jangan sampaiputus-asa,” tukasnya.

Kepada para santri selalu dita-namkan harus terus berikhtiar danberdoa. Saat ini ada yang dua Minggulagi panen, ada yang semaian, dan adayang masih berumur 15 hari. Melondipanen umur 55 sampai dengan 63hari. Setelah melon, ada pula yangditanami kembali untuk menghematbiaya.

Disamping itu, kataMushofa, pesantren ini jugamemiliki kebun jeruk. Le-taknya di samping asramaII pondok putri, dengan luaslahan 0,1 hektar yang me-nampung 8000 pohon. Se-tahunnya bisa menghasil-kan 4 hingga 6 kali panen.Satu petak sawah, sekitar1300 batang, dengan jum-lah buah perbatang sekalipanen 500 x perkiloRp.8000 = Rp.4000,- x1300 = 5.200.000.

Usaha lainnya, adalahproduksi roti. Hal itudikerjakan sebagian santri

putri. Saat ini sehari barumenghabiskan 10 Kg terigu. Untukpenjualannya, diambil pengepul dandiloper santri yang lain – bersama de-ngan produk santri SMK kimia berupasirup, sabun cuci dan minyak wangi.“Selama ini memang belum pernahmelakukan promosi melalui mediaapapun. Kecuali sebagai cindera matakalau ada tamu ke pondok dan padasaat even-even tertentu,” ungkapnya.

Pada acara acara Haul Masyayikh– Syekh ‘Izzuddin ke 35, KH ‘IzzulMuwatho‘ ke 19 dan KH Baihaqi ‘Izz-uddin ke 8 dan sekaligus Harlah Pon-dok ke-54, para santri putri memper-kenalkan produk sabun cair, sabuncuci, sampo dan pembersih porselin.Selain itu semua, juga ada usaha jahit-menjahit. “Saat ini ada 20 unit yangkondisinya masih bagus dan dapatdipakai setiap saat oleh para santri,”paparnya. Agus Djatmiko

Para santriwati memperkenalkan produk pesantren

Laboratorium, alat penunjang pembelajaran Selain melon dan jagung, lahan juga ditanami jeruk purut

Page 29: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

29MPA 334 / Juli 2014

Entrepreneurship

Tenaga Kerja Indonesia (TKI),sering diasumsikan sebagai orangyang berpendidikan rendah atau bah-kan tidak berpendidikan, masa depansuram, dan tidak beranjak dari profesipekerja kasar atau pembantu rumahtangga. Tentu asumsi itu tidak sepe-nuhnya benar, setidaknya saat mende-ngar pengakuan Siti Maryam seorangmantan TKI yang sukses berwirausa-ha. Sembilan tahun merantau di HongKong, kemudian pulang ke Indonesia.Kini dia punya usaha salon, kios sem-bako, jasa syuting video, dan ternaksapi di kampungnya di TrenggalekJawa Timur. Kok bisa, bagaimana kiat-kiatnya?

Awalnya Maryam demikian iabiasa dipanggil, adalah karyawan disebuah pabrik sepatu di Surabaya.Enam tahun bekerja, ia menikah danmenjadi ibu rumahtangga. Empat ta-hun menjalani pernikahan, keadaanekonomi keluarganya tak berubah.Suaminya yang bekerja sebagai kar-yawan di pabrik rokok tidak banyakmembantu perbaikan ekonomi keluar-ga. “Sementara itu, saya saat ini masihharus membiayai anak saya. Kondisiini yang membuat saya berpikir untukbekerja demi membantu suami saya”,ujar Maryam.

Menjadi TKI adalah pilihan yangsulit bagi Maryam. Pasalnya, ia harusberpisah dengan suami dan anaknya.Tekad untuk memperbaiki kondisi ke-uangan dan mencari modal usaha yangmembuatnya harus memilih jalan ini.Dengan terpaksa ia menitipkan sanganak kepada orang tuanya dan selan-jutnya dengan berat hati ia memantap-kan diri berangkat ke Hong Kong.

“Saya bertugas menjaga orangtua pada malam hari. Kalau pagi sam-pai sore, orang tua itu sama suster”,jelas Maryam mengenai pekerjaannyasebagai TKI. Saat di Hong Kong, Mar-yam tidak menyia-nyiakan kesempat-an untuk mecari uang dan meningkat-kan ketrampilannya. Beruntung sangmajikan memberi keleluasaan waktukepadanya. Siang hari ia bekerja men-jadi pembantu rumah tangga, malamharinya menjaga manula, dan padakesempatan lain ia belajar ketrampilansalon. “Adik majikan saya punya sa-lon, terus saya disuruh bantu-bantusampai saya dikursuskan”, kata Mar-yam. Setelah mendapat sertifikat darisuatu lembaga kursus di sana, Maryam

Siti Maryam, Mantan TKIyang Sukses Berwirausaha

membuka usaha salon kecil-kecilan dirumah majikannya pada siang hari. Pe-langgan yang datang biasanya rekan-rekannya sesama TKI di Hong Kong.Dengan ketrampilan barunya ini ia bisamendapatkan penghasilan tambahandi luar gaji yang diterima setiap bulandari majikannya.

Kejelian dalam melihat peluangbisnis tampak dalam diri Maryam. Pa-da pagi hari saat tidak ada pekerjaan,ia membantu teman-temannya untukmendistribusikan uang kiriman dariHong Kong ke kampung halaman. “Te-man-teman yang tidak bisa libur biasa-nya mempercayakan kepada saya un-tuk mengirimkan uang ke kampung-nya. Lewat bantuan saya, dalam waktulima menit uang itu akan sampai ketangan tujuan,” kata Maryam. Tak ha-nya itu, Maryam juga mencoba per-untungan bisnis lainnya dengan caramenjadi anggota Multi Level Market-ing Sophie Martin yang menyediakanpenjualan barang-barang yang diguna-kan oleh TKI. Maryam menjual tas, ba-ju, dan aksesori Sophie Martin lainnyakepada rekan-rekannya sesama TKI.

Langkah yang ditempuh Maryam,bertolak belakang dengan sebagian

rekan-rekannya sesama TKI di HongKong. Kebanyakan dari mereka meng-hambur-hamburkan uang untuk pesta,membeli perhiasan, dan barang-barangber-merek. Sementara itu, Maryam se-lalu teguh dengan niat dan tujuanawalnya berangkat menjadi TKI. Iaingin mengumpulkan modal sebanyak-banyaknya, dapat segera berkumpulkembali dengan keluarganya, dan ke-mudian membuka usaha di kampung-nya. Dan ternyata tujuan itu kini men-jadi kenyataan. Bahkan usahanya ber-variasi seperti uasaha salon, kios sem-bako, jasa syuting video, dan ternak sa-pi. Keberhasilan sosok Maryam dalamberwirausaha bukan hanya karena kon-sisten dengan niat yang telah dipatok-nya, tetapi bahkan ia berusaha dan ber-juang keras untuk mewujudkan missi-nya, disertai kedisiplinan dan kemam-puan memanfaatkan kepercayaan, ke-beranian mengubah tantangan yangada dilingkungannya menjadi peluangyang mendukung terwujudnya impianyang diharapkannya. Alhamdulillah.(diangkat dari Indonesia berani kisah-kisah inspiratif pilihan kick andy, ptbentang pustaka, yogyakarta,2013)AHAR

Page 30: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

30 MPA 334 / Juli 2014

Setiap kali Ramadhan dan Idul fi-tri menjelang, daging celeng dan da-ging babi biasanya banyak beredar dimasyarakat. Hal itu terjadi, karena per-mintaan terhadap daging sapi mening-kat dan harganya menjadi mahal. Se-hingga daging babi atau celeng di-jadikan sebagai alternatif.

Lantas apa yang dapat dilakukanLP POM MUI terhadap peredaran da-ging haram tersebut? “Yang bisa kamilakukan, adalah mensosialisasikankepada masyarakat. Sebab LP POMMUI itu sifatnya hanya voulentere,”tutur DR. Khoirul Anwar, M.Ag.

Menurut Sekretaris UmumLPPOM MUI Jatim ini, pihaknya takmemiliki wewenang untuk menin-dak. Yang selama ini dilakukan –seperti sertifkasi halal, itu hanyauntuk perusahaan yang mengajukansertifikasi saja. “Kalau perusahaantidak mengajukan, kita tidak bisaapa-apa,” jelasnya. “Barangkali ini-lah yang tak bisa dipahami masyara-kat, sehingga terkesan MUI itu ha-nya diam saja,” kilahnya.

Yang bisa dilakukan MUI, lan-jut pria kelahiran Lamongan 18 Sep-tember 1976 ini, hanyalah melaku-kan tindakan moral. MUI memangpunya fatwa. Namun fatwa itu adakarena ada mustafwiy (orang yangmeminta fatwa). “Itulah yang men-jadi persoalan selama ini. Jadi wajarjika ada salah paham di masyarakat,”terangnya.

Selain daging celeng, sambungdoktor ekonomi Islam UIN SunanAmpel Surabaya ini, yang harus kitawaspadai adalah makanan-makananberbuka. Terkadang masyarakat tidakpaham dengan makanan yang mema-kai bahan baku yang kritis dan tidak.“Seperti terigu, itu termasuk kritis. Ka-rena di bahan baku terigu ada yang na-manya sistein, yang bahan bakunyadari rambut,” ungkapnya. “Jadi kalaumasyarakat membeli terigu, belilahyang sudah bersertifikat halal. Meskibukan berarti produk yang tidak ber-sertifikat halal itu lantas menjadi ha-ram,” ulasnya.

Yang juga patut diwaspadai, ada-lah minuman yang rasanya bermacam-macam. Minuman ini banyak beredarsaat berbuka puasa. Di dalamnya adabahan yang namanya flavour atau es-sence (perasa”). “Ini bahan bakunyadari asam lemak. Tapi yang perlu di-tanyakan, itu lemak apa,” tanyanya.

Yang perlu diperhatikan perihalminuman, adalah yang rasanya ma-cam-macam – seperti rasa jeruk. Jadi

minuman itu secara peraturan bolehtidak ada jeruknya sama sekali, tapi di-tambah “jeruk”. Sehingga minuman-nya ditambah kata ‘rasa jeruk’. “Ituboleh, asal tidak diberi gambar jeruk,”tegasnya. “Kalau sudah ke rasa jeruk,berarti ada flavournya yang mengan-dung asam lemak. Ini bukan hanyajeruk, tapi semua rasa. Seperti rasa apeldan sebagainya,” tambahnya.

Soal pewarna, lanjut pengasuh PP.Darul Arqam Wonocolo Surabaya ini,sebenarnya tidak masalah selamapewarna itu memang untuk makanan.Yang jadi masalah, ketika pewarna itumenggunakan bahan yang tidak untuk

makanan. Seperti pewarna tekstil yangsangat membahayakan. “Dalam halini, posisi MUI hanya menghimbaumasyarakat agar memilih makananatau minuman yang halal saja,” sa-rannya.

Masyarakat sekarang ini kurangmengerti atas makanan atau minumanyang sebetulnya kritis kehalalannyaatau bahkan haram. Seperti dagingbabi. Masyarakat kita sulit membeda-kan, mana daging sapi mana dagingceleng. Sehingga terjadi beberapawaktu lalu, ada penjual babi tapi ma-syarakat menganggap itu sebagai da-ging sapi. “Tahunya mereka itu adalahdaging,” keluhnya.

Ketidaktahuan masyarakat bahwababi dan turunannya – yakni tulang-nya, enzim dan lain sebagainya yangberasal dari babi, itu kadang-kadangbisa masuk di banyak bahan bakumakanan. Semisal bahan tambahanmakanan yang bernama gelatin. Itudibuat dari tulang atau kulit binatangyang berguna untuk mengenyalkanmakanan. “Nah, gelatin itu masihbanyak yang impor, yang tidak jelaskehalalannya,” ungkapnya.

Yang juga menjadi persoalan,lanjut Ketua Prodi Ekonomi IslamFakultas Ekonomi UNESA Surabayaini, adalah masalah pemotongan.Seperti pemotongan ayam yang skalakecil, itu perlu kita waspadai. Karenabanyak pemotongan yang kecil-kecilitu memotong dengan asal-asalan.Kadang-kadang memotong ayamkemudian ditumpuk di drum dalamkeadaan belum mati. Padahal syariatmengajarkan agar tuntas darahnya.“Sehingga jangan heran jika seka-rang ada ayam yang dalamnya adayang masih hitam-hitam. Berarti da-

rahnya kurang tuntas. Belum keluarsemuanya,” paparnya.

Untuk memantau hal tersebut,MUI melakukan sosialisasi bekerjasa-ma dengan Dinas Peternakan. MUImemberikan materi tentang pemotong-an yang benar. Sementara mengenaiminuman, MUI mensosialisasikannyadi IKM (Industri Kecil Menengah)bekerjasama dengan Disperindag baikprovinsi maupun kabupaten kota. “Dis-perindag mengundang IKM, kitamemberikan sosialisasi. MUI jugamensosialisasikan di beberapa radiodan beberapa media cetak,” terangnya.

Khoirul Anwar berharap, agar

Manfaat Label HalalPintar-pintarlah Memilihdan Memilah yang Dikonsumsi

DR. Khoirul Anwar, M.Ag

Page 31: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

31MPA 334 / Juli 2014

masyarakat pintar-pintar untuk memi-lih dan memilah apa yang mereka kon-sumsi. Lebih-lebih menjelang puasa,jangan sampai menjaga makan atauminum saja, tapi juga menjaga darimakanan atau minuman yang tidakjelas. “Salah satu nilai yang bisa dida-patkan dari puasa adalah menjaga dariyang haram. Kalau kita dalam puasaitu bisa mencegah yang halal, berartibisa juga mencegah yang haram,” te-gasnya. “Jadi, kalau kehalalannyatidak jelas jangan dibeli agar produsenmemproduksi yang halal-halal saja,”tandasnya.

Jika di pasaran tak semua makan-an dan minuman berlabel halal, dite-ngarai karena sulitnya mememperolehsertifikat Halal dari MUI. Padahal,kata Drs. KH. Machmud Zubaidi,MA, sebenarnya bukan hal yangsulit bagi produsen atau pelakuUMKM untuk memperoleh sertifi-kat Halal tersebut. Langkah yangperlu ditempuh bahkan cukup prak-tis. Pengurus MUI akan membantupengurusan tersebut sampai tun-tas.”Tentu saja apabila sudah terpe-nuhi persyaratannya, baik secaraadministratif maupun laboratori-um,” jelasnya.

Menurut Ketua MUI Kabupa-ten Malang ini, adanya anggapanseperti itu lantaran sebagian besardari pelaku usaha (makanan danminuman) belum pernah melaku-kannya. Terbukti di KabupatenMalang baru sekitar 18 usaha yangsudah mengantongi sertifikat Halaldari ribuan produsen yang ada. “Halitu mungkin juga dilatarbelakangiketidaktahuan mereka tentang pen-tingnya sertifikat halal atas produkyang dihasilkan,” tukasnya.

Prosedur yang harus ditem-puhnya, sambung pria kelahiran Ma-lang 1 Juni 1941 ini, pihak UMKMmengajukan secara tertulis dengan me-ngisi formulir yang disediakan kepadaMUI setempat. Tentu saja dengan me-lampirkan kelengkapan dokumen suratizin usaha, operasional maupun jamin-an mutu kesehatan produk dari dinas/instansi terkait. “Ini merupakan per-syaratan secara administratif yang ter-lebih dahulu harus dipenuhi,” te-rangnya.

Lantas pihak MUI dan LP POMakan mendatangi secara langsungtempat usaha yang dimaksud. Ini untuk

mengecek hal-hal yang terkait denganbahan yang dipakai sebagai produk,cara pengolahan, serta kandunganbahan makanan atau minuman. “Kalauuntuk rumah potong hewan, yang dili-hat adalah bagaimana cara pemotong-annya sudah sesuai atau tidak secarasyar’inya,” paparnya.

Dari hasil studi lapangan dan ba-han, kemudian diproses di laboratori-um LP POM yang akan menentukandari sisi syar’i maupun kesehatan.Apabila masih ada hal-hal yang me-ragukan atau kurang lengkap, makasesuai Standar Operasional Prosedur(SOP) maka akan diberikan saran ataupembenahan kepada yang bersangkut-an. “ Jadi intinya, ada dua persyaratan

pokok yakni administrasi dan uji labo-ratorium,” jelasnya.

Untuk menentukan sertifikasiHalal tersebut, tutur pengasuh PP. Nu-rul Hikmah Kebonagung ini, KomisiFatwa MUI akan mengkaji keabsahandari sisi syariatnya. Sedangkan audi-tor dari LP POM dan dinas kesehatan,akan menguji dan mengkaji kandung-an bahan yang terdapat dalam produk.“Mengenai biaya yang harus dikeluar-kan, tidak ada patokan yang pasti.Sebab memang tidak ada aturan untukitu,” ucapnya menerangkan.

Dengan dikeluarkannya sertifikat

halal, kata Ketua FKUB KabupatenMalang ini, ada banyak manfaatnya.Diantaranya adalah memberikan rasaaman dan nyaman baik bagi produsenmaupun konsumen. Bagi produsenakan memberikan rasa nyaman dalammenghasilkan produk, karena secarasyar’i maupun kualitas kesehatan su-dah tersertifikasi. Sedangkan bagi kon-sumen akan merasa terlindungi, kare-na barang yang dikonsumsi sesuaistandar syari’at, jasmani dan kesehat-an.

Meski demikian, Ketua STAI Ra-den Rahmat Kepanjen ini menyadari,bahwa untuk membangun kesadaranmasyarakat tentang hal tersebut tidakbisa dilakukan secara instan. Ini harus

dilakukan secara terus menerus.Lebih-lebih saat ini informasi bisaditerima dari siapa saja dan dariarah mana saja. Repotnya, kalauinformasi tersebut tidak benar. Laluditelan mentah-mentah dan diang-gap sebagai sebuah kebenaran.

Alumnus S2 Studi Hukum Is-lam PPs Unisma Malang ini menje-laskan, bahwa sertifikasi Halal initak bertujuan komersial. Pencan-tuman label halal itu justru untukmelindungi mereka dari gempuranproduk yang tidak jelas kehalalan-nya. “Untuk mensosialisasikannyakami juga telah berupaya melaluijalan dakwah, dengan memperba-nyak da’i kesehatan sampai di ting-kat desa,” ungkapnya. “Ini agar pe-nyampaian informasi lebih efektifdan akurat karena mereka bersen-tuhan langsung dengan masyara-kat,” katanya menambahkan.

Sedangkan kendala yang diha-dapi di lapangan, tutur MachmudZubaidi, berupa masih banyaknyaprodusen yang belum memiliki ser-

tifikat Halal. Terutama pengusaha ma-kanan dan minuman. Mungkin merekamasih ragu tentang manfaat yang di-dapat dari label halal pada produknya.“Padahal itu sangat menguntungkansekali. Disamping konsumen semakinyakin akan jaminan kualitas produk-nya, juga menjadi peluang pengem-bangan usaha karena sudah menda-patkan uji kelayakan dan kepercayaandari masyarakat,” pungkasnya.

Laporan:Muhammad Hisyam

(Surabaya), Syaifudin Ma’arif(Malang).

Drs. KH. Machmud Zubaidi, MA

Page 32: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

32 MPA 334 / Juli 2014

Persiapan MTQSebagai tuan ru-

mah, Gubernur Keprimemberikan pelayananterbaik kepada tamu-tamu kafilah MTQ. Be-gitu pula pelayanan ke-pada penggembira. Pa-nitia menyiapkan seki-tar 5.000 kamar dari 20hotel di Batam untukpeserta MTQ. SetiapProvinsi mendapatkanalokasi 25 kamar hotelgratis untuk kafilahnya.

Selain itu, panitiajuga mempersiapkanakomodasi peserta kedan dari Batam. Jalan-jalan protocol menujupusat kegiatan MTQ di-perbaiki sehingga terasa nyaman. Namundemikian, kepadatan lalu lintas amat di-rasakan bagi peserta MTQ –mengingatjumlah kendaraan yang meninkat, dankondisi kota Batam yang tidak begituluas.

Bandara Internasional Hang NadimBatam dibuka 24 jam untuk melayani pe-nerbangan pesawat-pesawat yang mem-bawa kafilah MTQ ke dan dari Batam.

Pemukaan MTQPembukaan Musabaqah Tilawatil

Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-25di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau

Kafilah Jatim Menduduki Peringkat 7 padaMTQ Nasional

(Kepri) Jum’at, 6 Juni 2014 berlangsungmegah dan terasa mengharukan. Pre-siden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) yang secara resmi membukaacara tersebut terdengar parau saatmenyampaikan sambutannya, lantarangelaran MTQ kali ini adalah yang ter-akhir sepanjang masa jabatnnya sebagaipresiden.

Presiden mengatakan pentingnyaMTQ ke-25 di Batam kali ini yang di-maknai sebagai momentum aktualisasinilai-nilai Al-Qur’an untuk memajukanbangsa dan memenangkan pertarunganditingkat global. Kegiatan ini juga meng-

ingatkan Umat Islamagar senantiasa men-jadikan Al-Qur’an se-bagai landasan kehi-dupan berbangsa danbernegara dalam kehi-dupan sehari-hari dimasyarakat.

Sehingga nilai Al-Qur’an nyang diapli-kasikan bisa mendo-rong munculnya tole-ransi, kerukunan dankedamaian dalam ke-hidupan beragama danberbangsa sekaligussumber aspirasi terbaikyang diberikan Allahuntuk umat manusia.

Panitia menam-pilkan pagelaran spek-

takuler pada pembukaan MTQN XXVlengkap dengan aqua scan show, laserdan pencahayaan yang dipadukan dalamtarian kontemporer. Yang paling istime-wa aqua scan show -ini yang pertama kalidiadakan. Pagelaran aqua scan merupa-kan teknologi tiga dimenasi (3D) terkinidan menggunakan air yang mampumenghadirkan berbagai bentuk benda,hewan atau apapun ke tengah-tengaharena -sehingga membuat suasana lebihhidup. Aqua scan dipadu dengan laser,tata cahaya dan system suara yang megahdihadirkan untuk memperkuat ceritaperjalan Islam dari mulai masa jahiliyah,

Pembukaan MTQ Nasional di Batam 2014

Salah satu penampilan dari peserta lomba qiro'ah Scan Air Show, salah satu pertunjukkan yang menawan dipembukaan MTQ Nasional XXV Batam Kepulauan Riau

Page 33: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

33MPA 334 / Juli 2014

turunnya Al-Qur’an hingga masa keja-yaan Islam yang dibawakan 550 orangpenari dari siswa SMP di Batam.

Tariannya-pun istimewa, dirancangkhusus oleh Raja Elfira Indra, dosen ISIJogya dan dibantu asisten dari Jogyaserta Batam. Tidak hanya itu, pengun-jung tidak berhenti berdecak kagumdalam seluruh rentetan acara pembukaanMTQ. Penyanyi legendaris Ebiet G Adejuga menyayikan lagu karya Presiden,judulnya Mengarungi KeberkahanTuhan.

Selain itu, 200 pemusik orkesta danpaduan suara Batam menyuguhkanalunan music yang memanjakan telinga.Panitia juga memasukkan budaya khasMelayu dalam acara pembukaan itu,yang melibatkan 250 orang pemainkompang. Kompang merupakan alatmusic khas Melayu yang menyerupairebana.

Upacara pembukaan MTQ Nasio-nal ke XXV Tahun 2014 oleh PresidenRI, Susilo Bambang Yudoyono, Jumat,6 Juni 2014, di Arena Utama MTQNasional, Dataran Engku Putri BatamCenter. Dihadiri oleh Pejabat pemerin-tah pusat dan daerah baik unsur ekse-kutif, legislatif, yudikatif, TNI, Polri,Duta Besar Negara Tetangga, Tamu Ta-mu Khusus, pemuka agama, tim official,dan perwakilan kafilah dari masing-masing provinsi. Walau diguyur hujanderas, namun tidak menyurutkan se-mangat dalam menyukseskan malampembukaan itu.

Penutupan MTQPanitia menyuguhkan rangkaian

acara Penutupan dengan melibatkan 300

orang penari dari Tanjungpinang. Padamalam penutupan itu seluruh kafilah danmasyarakat Batam dihibur oleh VidiAldianto. Acara penutupan MTQ dise-laraskan dengan penutupan PekanProduk Kreatif Indonesia, hingga terasalebih meriah dengan penampilan paraseniman Indonesia.

Jatim Ranking 7Prof. Dr. Muhammad Said Aqil Al-

Munawwar, M.A, Koordinator KetuaMajelis Hakim MTQ Nasional XXV/2014 membacakan keseluruhan hasilkejuaraan dengan susunan rankingsebagai berikut: 1. Provinsi KepulauanRiau (tuan rumah), 2. Banten, 3. JawaBarat, 4. Papua Barat, 5. Sumatera Barat,6. DKI, 7. Jatim dan Sumut, 8. Lampung,9. Aceh dan Bengkulu, 10. Sumsel danKaltim.

Sedang peserta Jawa Timur yangmasuk 6 (enam) besar sebagai berikut:1 Juz putri, juara 2 dari 32 Provinsi yangmengikuti. 30 Juz putri, juara 2 dari 21Provinsi. Cacat Netra (Canet) putra,juara 2 dari 26 Provinsi. 20 Juz putra,juara 3 dari 26 Provinsi, Tafsir BahasaArab putri, juara 3 dari 18 Provinsi,Qiraat putri, jurara 3 dari 29 Provinsi,MKQ Hiasan putra, juara 3 dari 32Provinsi, MKQ Dekorasi putri, juara 3dari 30 Provinsi, Tafsir Bahasa Indone-sia putri, juara 4 dari 20 Provinsi, MKQNaskah putri, juara 4 dari 31 Provinsi,MSQ juara 4 dari 33 Provinsi, MKQNaskah putra, juara 5 dari 32 Provinsi,5 Juz putra, juara 5 dari 30 Provinsi,Anak Putra, juara 6 dari 33 Pprovinsi,dan 10 Juz putra, juara 6 dari 28Provinsi.

Persaingan antara juara satu denganlainnya dalam MTQ ke XXV ini amatketat. Misalanya pada Babak PenyisihanMusabaqah Syarh al-Qur’an (MSQ).Hari pertama, Sumatera Barat merebutnilai 82,83. Disusul pada hari kedua,Banten dengan nilai 82,17. Pada hariketiga, Jatim meraih tertinggi dari 7 pro-vinsi yang tampil, dengan nilai 82,00.Pada hari ketiga ini, Jatim telah dapatmenduduki ranking ketiga dari keselu-ruhan tampilan. Artinya, ada harapanmengikuti babak final pada hari kelima.Sebab, babak penyisihan hanya tinggalsatu hari dari empat hari yag direncana-kan. Namun, tidak diduga, pada harikeempat, Jawa Barat menyodok ke atasdengan nilai 82,17 (sama dengan nilaiyang diperoleh Banten). Akhirnya, JawaTimur tergeser menjadi ranking keem-pat. Tidak dapat mengikuti Babak Final.Suatu babak yang dicita-citakan olehregu MSQ Jawa Timur sejak pembinaan,pendidikan dan latihan selama dua tahunyang berlalu.

Begitu juga cabang MKQ danQiraat putri. Cabang Qiraat putri yangmasuk babak final, harus menerima padaposisi ketiga –setelah DKI mendudukijuara dua, dan tuan rumah sebagai juarapertama. Sebenarnya, bacaan JawaTimur tidak kalah bagus dengan tuanrumah dan DKI.

MTQ Tingkat Nasional ke XXVITahun 2016 yang akan datang, direnca-nakan bertempat di Provinsi Nusa Teng-gara Barat (NTB). Semoga, Jatim bisamerebut Juara Umum di NTB nanti.

(Laporan Athor Subroto, langsungdari Batam)

Tari Khatam menjadi penutup kegiatan MTQNasional XXV di Batam

Gemerlap cahaya di arena MTQ Nasional XXV di Batam

Page 34: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

34 MPA 334 / Juli 2014

Masa kecil, bagi Dr. Maftukhin,M.Ag, ibarat cermin masa lalu yangtak pernah hilang dari memori ingatan.Indah, penuh pesona, polos, ceria dantampilan yang apa adanya. Di cerminitulah, tampak ketika dirinya sedangmencari ikan di sungai selepas pulangsekolah.

Bersama teman-teman sebayanyasiswa SDN Pecakaran, Wonokerto, Pe-kalongan ini berefresing melepas tawa-ria. Lalu pergi ke ladang-ladang me-ngarit rumput untuk makan kambing-kambing miliknya dan sapi-sapi milikorangtuanya.

Setamat SD, pria kelahiran Peka-longan 17 Juli 1967 ini baru lepas darirutinitas tugas semacam itu. Sebab diri-nya harus melanjutkan setudi di MTsHidayatul Athfal Banyuurip, Alit Buar-an, Pekalongan. Disamping sekolah,sekaligus dia nyantri di pondok pe-santren Rohmatul Mubtadi’in Peka-longan.

Kehidupan pesantren ini dijalani-nya sejak tahun 1981 hingga 1987. Se-bab setamat Tsanawiyah, dia melanjut-kan ke madrasah yang tak jauh daridaerah tersebut. Tepatnya, di MadrasahAliyah Salafiyah Simbangkulon, Buar-an, Pekalongan. Dari pesantren, jarak-nya hanya sekitar 5 km. “Tapi yangmembuat terasa jauh, karena waktu itusaya harus jalan kaki setiap hari,” ke-nangnya sambil melepas tawa kecil.

Rektor IAIN Tulungagung ini,memang sejak kecil mengalami kehi-dupan yang keras semacam itu. Disam-ping ngaji di pesantren, dirinya kerapmembantu ’pekerjaan pondok’ sepertimenjemur padi milik Kiai. “Bapakmemang keras dalam mendidik anak-anaknya. Beliau orangnya sangat disi-plin,” ungkapnya penuh ta’dhim.

Pernah suatu hari Maftukhin di-suruh mengaji tetapi tidak mau. Ba-paknya langsung membawa timbaberisi air dan kitab beserta juz ‘amma.Dengan suaranya yang tegas danmantap dirinya disuruh memilih. “Yatentu saja saya memilih kitab dan juz‘amma. Sebab kalau saya memilihtimba, sekujur tubuh saya pasti diguyurair,” ujarnya sambil tertawa lepas.“Tapi justru karena itulah, saya tumbuhmenjadi anak yang tegar dan tahanuji,” tambahnya bersyukur.

Anak pasangan (alm.) Rasmanidan (almh.) Rasiyah ini merasa, bahwapetuah orangtuanya hingga kini masihhidup dalam jiwanya. Satu hal yang tak

pernah dilupakannya, adalah pesansang Bapak ketika dirinya akan be-rangkat mondok; ’Adoh dadi adem,cedek dadi panas’ (jauh jadi dingin de-kat jadi panas). “Maksud Bapak, kalausuka pada sesuatu jangan terlalu. Dankalau benci pada sesuatu, juga janganterlalu. Sebab mencintai atau memben-ci yang terlalu itu tidak baik,” ulasnya.

Cita-cita orangtuanya, sesung-guhnya sangat sederhana. BagaimanaMaftukhin bisa sekolah di pesantren,memiliki bekal agama yang kuat, danpulang bisa jadi tokoh agama. Itulahyang membuatnya harus rela mondokdari satu pesantren ke pesantren lain-nya. Disamping pernah nyantri di PPAPIK Kaliwungu Kendal dan PP Mif-tahul Ulum Pageraji Purwokerto di ta-hun 1985 dan 1986, juga pernah mon-dok di PP Hidayatul Mubtadi’in Lir-boyo, PP Miftahul Ulum, Pare, Kediri,dan juga di PP Al-Munawir, Krapyak,Yogyakarta.

Namun demikian, suami Elfin In-dah Wahyudah ini tak mau ketinggalankuliahnya. Terbukti, selepas menyele-saikan S1 di Lirboyo, juga dapat me-nyelesaikan S2 dan S3nya di UINSunan Kalijaga Yogyakarta. Bekal ini-lah, yang membuatnya memilih karirdi dunia pendidikan. Sebelum diangkatsebagai CPNS di STAIN Tulungagung,dia sudah menjabat sebagai Dekan diFakultas Tarbiyah IAI Tribakti Kediri.Hingga kini dirinya masih aktif meng-ajar di kampus tersebut.

Sebagai PNS dosen, karirnya jugacepat bersinar. Setelah menjadi KetuaProdi Ahwalu Sahsiyah, lantas dipro-mosikan menjadi Sekretaris JurusanFak. Syari’ah. Kemudian menjabat se-bagai Sekretaris Progam Pascasarjana.Setelah beberapa watu absen tidakmenjabat, di tahun 2008 dirinya di-amanahi sebagai Pembantu Rektor I diIAI Tribakti. Dan pada tahun 2010 ter-pilih sebagai Ketua STAIN Tulung-agung.

Dengan kepribadiannya yang ra-mah, akrab, murah senyum dan gayakepemimpinannya yang low profil,menjadikan keberadaan STAIN Tu-

Dr. Maftukhin, M.Ag

Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Bening

Page 35: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

35MPA 334 / Juli 2014

lungagung makin berkibar. Banyak pe-rubahan dan pengembangan yang ber-hasil dilakukan. Greatnya dinilai ma-kin meningkat. Baik dari sisi kapasitasSDM, kapasitas sarana dan prasarana,kapasitas mahasiswa, kapasitas akade-mik, dan kapasitas anggaran, telah di-samakan dengan STAIN yang ada ditingkat provinsi. Dari sanalah lantasSTAIN Tulungagung dinilai bisa ber-ubah status menjadi IAIN.

Peningkatan status tersebut mem-bawa angin segar. Ada semangat baruuntuk terus berbenah diri. “PerubahanSTAIN ke IAIN, berarti secara akade-mik kelembagaan berdampak padabertambahnya kewenangan untuk me-ngelola beberapa rumpun ilmu,” pa-parnya bangga.

Dampak perubahan status terse-but sungguh luar biasa. Terutama padakenaikan mahasiswa yang cukup signi-fikan. Dari jumlah mahasiswa 1.153orang, ketika menjadi IAIN meningkatmenjadi 1.600 orang. Mahasiswa yangdaftarpun tak hanya dari daerah setem-pat, melainkan berasal dari berbagaikota dan bahkan ada 20 mahasiswadari Thailand. “Ini berarti alih statuske IAIN juga sudah di dengar di Thai-land,” simpulnya.

Ketika ditanya tentang kunci suk-ses kepemimpinannya, ayah M. SyauqiJonnata Maftuh dan M. Kanza Nadzi-riamiq Maftuh ini menerangkan, bah-wa semuanya berasal dari kepemim-pinan keluarga. Hal pertama yang di-lakukan dalam keluarga, adalahmembangun rasa saling percaya.“Kepercayaan itu melahirkan ke-terbukaan. Dan keterbukaan me-lahiran kejujuran,” ujarnyasingkat. “Keterbukaan dan ke-jujuran memang terkadangterasa pahit. Tapi dari sana-lah justru melahirkan eva-luasi,” tukasnya.

Maftukhin sangatmenyayangi keluar-ganya. Itulah yangmembuatnya be-gitu dekat de-

ngan anak-anaknya. Itu pula yangmembuatnya setiap pekan harus pu-lang ke Nganjuk, untuk menemui istridan anak tercinta. Dalam perjumpaanitulah, dirinya selalu menekankan ke-pada putranya akan pentingnya pen-didikan agama yang kuat. Sebab aga-ma adalah pondasi dalam kehidupan.

Mengatur lembaga pendidikan,katanya, hampir sama dengan meng-atur sebuah rumah tangga. Pemimpinharus bisa membangun rasa saling per-caya, keterbukaan dan kejujuran, sertarasa saling membutuhkan. “Kita hen-daknya memahami kebutuhan oranglain sebagaimana kita membutuhkanorang lain,” tandasnya. “Untuk menca-pai sebuah tujuan organisasi, pemim-pin mesti mengajak bersama-sama civ-itas akademika untuk menentukan ska-la prioritas yang disesuaikan dengankemampuan yang ada,” paparnya.

Dengan kata lain, bahwa seorangpemimpin itu harus bisa memahamiyang di-

pimpin. Jika pemimpin mampu mema-hami yang dipimpin, maka dia akan se-lalu melindungi dan melayani. “Itulahhakikat kepemimpinan yang dilakukanoleh Rasulullah SAW,” tegasnya.

Di sisi lain, seorang pemimpinharuslah cerdas dan berakhlak mulia,serta bersih lahir-batin. Inilah modalutama bagi kesuksesan menjadi pe-mimpin. Jika sang pemimpin memilikihati yang bening dan bersih, tentu diaakan mampu memimpin dengan baik.“Dari sinilah lantas lahir ide-ide bri-lian untuk kemajuan lembaga yang di-pimpinnya,” tuturnya.

Untuk dapat mencapai jiwa yangbersih dan fitri, ungkapnya, maka se-orang pemimpin haruslah senanitasamelakuan proses pembersihan diri.Salah satunya, adalah melalui cara ber-puasa. Sebab ini sangat bermanfaatuntuk evaluasi diri dan pembentukankarakter. Dengan begitu akan menjadilebih baik, lebih indah, dan lebih ber-makna. “Dengan proses inilah, sese-orang akan sanggup berpikir jernih,cerdas, serta memiliki jangkauan yangfuturistik,” tandasnya.

Nurul Hidayah

Page 36: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

36 MPA 334 / Juli 2014

Ujian Nasional (UN) sering di-anggap sebagai “momok” yang dita-kuti oleh sebagian besar siswa-siswasekolah maupun madrasah di Indone-sia, bahkan ia seakan menjadi “musuhbersama” yang menakutkan. Hal ini ti-dak terlepas dari keputusan pemerintahyang menjadikan UN masih menjaditolok ukur keberhasilan pendidikansiswa dan kesuksesan guru mengajar.Alasan pemerintah berkali-kali dinya-takan bahwa hal itu dilakukan untukpengendalian mutu pendidikan secaranasional. Sebagaimana yang tertulisdalam UU No. 20 tahun 2003 tentangSisdiknas, khususnya bab XVI tentangevaluasi pendidikan dimana pemerin-tah pusat dan pemerintah daerah me-miliki kewajiban dalam melakukanevaluasi terhadap pengelola, satuanjalur, jejang dan jenis pendidikan.

Meskipun sebagian kalangan me-ngeluarkan pendapat yang berbeda.Mereka menegaskan bahwa yang men-jadi tolok ukur keberhasilannya adalahnilai-nilai akhlak dan karakter yangbaik dari seorang anak. Dengan katalain bahwa masyarakat akan melihatperilaku seorang anak, bukan melihatnilai di sekolahnya. Jadi, meskipun se-orang anak itu memiliki nilai ujianyang bagus tanpa diimbangi denganperangai yang baik, maka sama sajadengan nihil. Sebagai seorang siswaatau siswi, tidak perlu memusingkandiri dengan pro dan kontra tentang pe-laksanaan UN. Biarlah para pemerhatipendidikan dan pemerintah yang me-nanganinya sebagai upaya mencerdas-kan generasi penerus bangsa. Tugasutama seorang siswa atau siswi adalahmempersiapkan datangnya UN sebaikmungkin. Ini penting dilakukan agar

Menggali Nilai-nilai ReligiusUjian NasionalOleh: H. Ahmad Zamroni,SS.M.Pd.MA.*

tidak ada penyesalan di kemudian hari.Lalu bagaimanakah tips kita me-

nyiapkan diri mereka menghadapi UNtersebut? Apakah cukup hanya denganmencekoki mereka materi dan rumus-rumus dalam otak mereka? Ternyatatidak! Buktinya Kompas Minggu, 19Mei 2013 memberitakan seorang siswibernama FW (17), yang duduk di kelasIII SMP di Pondokpetir, Bojongsari,Depok, memilih mengakhiri hidup de-ngan cara gantung diri di rumahnyapada hari Sabtu (18/5/2013) sekitarpukul 06.15. Remaja itu diduga bunuhdiri karena takut tidak lulus UN. Dilain tempat Seorang remaja bernamaKamaruzaman (18) ditemukan tewasgantung diri dengan seutas tali tam-bang di kamar mandi sebuah kontrak-an di Jalan Bakti RT 6 RW 2 Tegalalur,Kalideres, Jakarta Barat, Jumat 9 Juli2010. Kepala Unit Reserse KriminalPolsek Kalideres, Inspektur Satu HeruSY, mengatakan, korban diduga gan-tung diri karena stres tak lulus ujianSMA (VIVAnews -). Kejadian-kejadi-an tersebut seakan menguatkan kitabahwa UN bagi mereka seakan men-jadi musuh, ancaman, penyebab stres,bagi mereka. Lalu bagaimanakah kitamenyikapinya?

Sebagian guru banyak terjebakkepada pembangunan aspek-aspekkognitif siswa dalam menghadapi UN,tanpa menghiraukan aspek-aspek men-tal psikologisnya. padahal membangunaspek mental psikologisnya juga lebihpenting daripada membangun kognisi-nya, membina diri mereka secara psi-kologis menjadi sesuatu yang tidak bisaditinggalkan. Seorang guru ketikamenghadapi siswanya harus memba-ngun ulang konsep Ujian Nasional da-

lam diri mereka dengan pendekatanreligius daripada pendekatan kognisi.Dari sinilah kadang guru kurang me-mahami nilai-nilai religius di balik UNtersebut.

Al-Quran sebenarnya telah me-nyebut kata “Ujian” ini dengan kataberbagai kata: bala, ibtala, imtahana,fitnah dan fatana. Kata-kata tersebutmerujuk kepada makna ujian denganberbagai konteks tujuan yang berbeda-beda, salah satunya adalah al-Quransurat Al ‘Ankabût ayat 2 yang berbu-nyi: “Apakah manusia itu mengirabahwa mereka dibiarkan (saja) me-ngatakan: “Kami telah beriman”, se-dang mereka tidak diuji lagi?” meng-indikasikan bahwa Allah akan mengujisetiap hamba-hambanya yang berimanuntuk melihat kadar keimanan mereka.Jadi, keimanan kepada Allah SWT ti-dak menjadi jaminan bahwa ia tidakdiuji dulu oleh Allah SWT. Keimanantersebut juga tidak menjadikan dia ter-lepas dari ujian dalam hidupnya. Setiapkadar keimanan mempunyai konse-kuensi ujian yang serupa kadarnya, ke-tika imannya tinggi, maka ujiannya ju-ga tingkat tinggi, ketika rendah makaujiannya juga rendah tingkatannya(Ibnu Katsîr, Tafsîrul Qurânil Adzîm).

Ujian ini memanglah menjadisunnah Allah kepada Hambanya agarhambanya mendapatkan derajat ataukedudukan mulia di sisi-Nya, bahkansurga merupakan imbalan (jazâ’) atasmereka yang mau menempuh dan me-lewati ujian tersebut dengan sukses.

Dalam al-Quran di ayat lain suratAli Imron 142 disebutkan: “Apakahkamu mengira bahwa kamu akan ma-suk surga, padahal belum nyata bagiAllah orang-orang yang berjihad

Page 37: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

37MPA 334 / Juli 2014

diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. Dalam ayat ini je-las diterangkan bahwa untuk menda-patkan surga, sang hamba harus diujioleh Allah SWT apakah ia benar-benarjihad di jalan Allah atau tidak? Apakahia termasuk orang-orang sabar atau ti-dak? Jihad dan sabar menjadi salahsatu ujian Allah yang harus ditempuhsebelum ia dinyatakan sebagai peme-nang yang lulus ujian dengan menda-patkan perhargaan berupa surga.

Pada ayat lain Allah juga mene-gaskan bahwa nilai yang terkandungdi balik ujian-ujian yang diberikan ke-pada hamba-Nya adalah tiada lain un-tuk mengetahui siapa diantara hamba-Nya yang mempunyai kualitas baikamal dan perbuatannya. Karena de-ngan ujian inilah akah diketahui manayang baik, mana yang tidak baik, manayang berkualitas dan mana yang tidakberkualitas, mana yang sungguh-sung-guh dan mana yang tidak sungguh-sungguh, yang akhirnya dapat dike-tahui mana yang berhak mendapat im-

balan surga dan mana yang tidakberhak. Di antara ayat-ayat tersebutyang menerangkan hal tersebut adalahsurat Hud ayat 7: “Dia yang menciptalangit dan bumi dalam enam hari, danArasy-Nya di atas air, karena Dia hen-dak menguji kamu, siapa antara kamuyang lebih baik dalam amalannya “.diterangkan juga dalam Surat al-Kahfiayat 7 yang berbunyi: “Kami membuat-kan segala yang di bumi untuk perhias-an baginya, dan supaya Kami mengujisiapa antara mereka yang paling baikdalam amalan. Ditegaskan juga dalamsurat al-Mulk ayat 2: “Yang menciptakematian dan kehidupan, supaya Diamenguji kamu, siapa antara kamuyang paling baik dalam amalan; danDia Yang Perkasa, Yang Pengampun.

Kalaulah Demikian, ujian mau-pun cobaan bagi seorang muslim seha-rusnya bukanlah menjadi masalah,namun merupakan sesuatu yang harusdilampaui dan dilewati agar kualitasdiri dan kehidupannya meningkat.Ujian bukan berarti Allah tidak sayang

kepada hamba-Nya, melainkan meru-pakan bentuk dari sayang Allah kepadahamba-Nya agar hamba lebih sung-guh-sungguh taat dan patuh kepada-Nya.

Kalaulah demikian, maka UjianNasional bagi siswa haruslah dipahamisebagai bentuk usaha peningkatan kua-litas diri siswa-siswi, harus dipahamisebagai bentuk usaha agar siswa-siswibersungguh-sungguh dalam belajar-nya, sebagai bentuk kasih sayang gurudan pemerintah agar siswa-siswi terusberbenah diri untuk menjadi insanyang berkualias tinggi. Harus diposisi-kan sebagai kelaziman hidup yang me-mang akan ditemui setiap manusia didalam hidupnya. Lalu mengapa harustakut menghadapinya? wallâhu a’lam.

*Penulis adalah Guru MTsNPajarakan dan Dosen IAI Nurul

Jadid Probolinggo, Alumni KingSaud University Saudi Arabia yang

sedang menempuh Program DoktoralPBA UIN Maliki Malang.

Page 38: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

38 MPA 334 / Juli 2014

Pada bulan April, seluruh sekolahdi Jaqwa Timu akan menggelar ujiannasional atau UN. Pada jenjang SMP/MTs hanya mengujikan empat matapelajaran. Yaitu matematika, IPA,bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.Sedang pada jenjang SMA/MA/SMKmengujikan enam mata pelajaran.

Seperti daerah lain, akhir-akhirini di Jombang muncul wacana agarmata pelajaran pendidikan agama Is-lam (PAI) juga diujikan saat UN. Tidakheran jika beberapa tahun ini PAI “naikstatus” menjadi mata pelajaran yangdiujikan dengan menggunakan standarnasional (USBN).

Meski pelaksanaannya tetap di-ikutsertakan saat ujian akhir sekolah.Belum ditetapkan untuk menjadi satukesatuan dalam UN. Padahal desakandari berbagai kalangan mengerucutagar mata pelajaran PAI masuk men-jadi bagian dari UN.

Perspektif YuridisDilihat dari sisi hukum, pelaksa-

naan USBN PAI masih lemah. Dasarhukum yang digunakan “hanya” suratedaran dari direktur PAI di Kemente-rian Agama. Beda jauh dengan pelak-sanaan UN selama ini yang sudah di-tuangkan dalam sebuah peraturanmenteri pendidikan dan kebudayaan(Permendikbud).

Dari sisi yuridis, penyusunan soalUSBN PAI disinyalir juga berbenturandengan Pasal 24 ayat (3) Permendik-bud Nomor 3 tahun 2013. Peraturanitu mengamanatkan penyusunan soalujian sekolah/madrasah diserahkan ke-pada satuan pendidikan. Bukan kepada

Mungkinkah PAIMasuk Ujian Nasional?Oleh : Mukani*

organisasi ataupun kelompok orang.Bahkan dalam peraturan itu juga tidakdikenal istilah USBN.

Dalam prakteknya, pihak pusatmenyerahkan sepenuhnya kepada dae-rah kabupaten/kota dalam penyusunansoal USBN PAI. Baik kepada anggotaMGMP, KKG ataupun Pokjawas. Mes-ki kisi-kisi tetap diberikan dengan je-las. Namun profesionalisme penyusunsoal akhirnya menjadi instrumen ter-penting yang akan dipertaruhkan da-lam menyusun soal berbobot.

Ini bertolak belakang dengan se-mangat yang diusung UN. Semua soalbeserta perangkatnya sudah disusunoleh pusat. Upaya ini akan lebih menja-min standarisasi penilaian. SedangkanUSBN PAI masih sangat dimungkin-kan tarik ulur perbedaan kultur darimasing-masigng daerah. Pada akhir-nya, mutu soal yang disusun juga tidakbisa disamakan antara satu daerah de-ngan daerah lainnya.

Pada tataran teknis, tahun ini UNsudah menerapkan dua puluh paketsoal yang diujikan dalam satu ruang.Kemajuan ini belum mampu diimba-ngi dalam pelaksanaan USBN PAI. DiMojokerto, USBN PAI hanya meng-ujikan lima paket soal di setiap ruang.Di Jombang justru hanya mengujikansatu paket soal. Ternyata memang ma-sih jarang kabupaten/kota di JawaTimur yang mengujikan dua paket soaldalam pelaksanaan USBN PAI.

Fakta ini diperparah denganpenggunaan soal pilihan ganda di se-tiap nomer. Meski semangat yang di-usung USBN PAI adalah “mengimba-ngi” kekuatan UN, penggunaan soal

pilihan ganda justru menjadi blundertersendiri. Sebagai sebuah mata pe-lajaran yang juga harus mengakomo-dasi ranah afektif dan psikomotorik,tujuan itu tidak bisa tercapai jika hanyamenggunakan soal pilihan ganda.

Evaluasi KomprehensifDiperlukan upaya perbaikan se-

cara menyeluruh untuk menilai ke-berhasilan siswa secara tepat padamata pelajaran PAI. Dalam kontekskesalehan sosial, perangkat evaluasiyang disusun tidak boleh berbasis kog-nitif-sentris. Meminjam istilah HenryA. Giroux (2010), guru PAI harus be-rani melakukan inovasi pembelajaranmelalui kritik konstruktif terhadap ma-teri-materi kurikulum agar memilikirelevansi dengan kondisi riil masya-rakat dan kebutuhan stakeholders.

Guru PAI juga harus melakukanrekonstruksi sosial, yang mengevaluasirespon dan kontribusi positif terhadapproblematika yang dihadapi lingkung-annya. Penguasaan guru PAI terhadapkemajuan sains sudah tidak bisa dita-war lagi. Dengan teknologi modern,guru PAI akan mampu melakukan di-namisasi pendidikan terhadap perkem-bangan jaman yang tercermin dalampenggunaan sistem untuk menganalis-is masalah belajar siswa, merencana-kan pembelajaran, mengelola kelas,melaksanakan proses pembelajarandan mengevaluasinya berdasarkan jobanalysis.

Yang terakhir, guru PAI dituntutmampu menunjukkan diri sebagaisubyek akademis. Artinya, guru PAIharus memiliki kerangka berpikir aka-

Page 39: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

39MPA 334 / Juli 2014

demis sebagai syarat mutlak dalammewujudkan profesionalisme. Sepertirasional, ilmiah, progresif, non-konser-vatif, bervisi global dan memahami fi-losofi ilmu pengetahuan.

Untuk menilai pemahaman siswaterhadap indikator-indikator yang ada,guru PAI sudah bukan jamannya lagimengacu kepada soal pilihan ganda.Guru PAI dituntut melakukan obser-vasi yang cermat dengan fakta-faktavalid. Hal ini bermuara kepada tercer-minnya nilai-nilai keberagamaan Is-lam dalam kehidupan siswa. Sebagaicontoh, untuk mengevaluasi kemam-puan siswa dalam membaca al-Qur’an,guru PAI tidak boleh hanya berpatokkepada praktek membaca di kelas ke-tika KBM berlangsung. Namun guruPAI harus mampu memantau dengancermat terhadap rutinitas siswa untukmembaca al-Qur’an di luar jam se-kolah.

Pada aspek hukum Islam (fiqih),evaluasi yang digunakan tidak hanyamengukur penguasaan konsep, tetapijuga melihat kemampuan siswa untukmengamalkan konsep yang telah di-

pahami. Shalat, sebagai studi kasus,evaluasi akhirnya tidak ditentukan ke-tika siswa melaksanakan ujian praktek,tetapi sejauh mana siswa “merasa bu-tuh” untuk shalat. Jika belum melak-sanakan shalat, siswa akan mengalamikegelisahan, meski tidak diperintahorang tua ataupun gurunya.

Untuk aspek budi pekerti (akh-laq), diperlukan perangkat evaluasiyang mampu melihat siswa secara ho-listik. Perangkat evaluasi yang tepatadalah siswa diajak berdiskusi kelom-pok tentang tema aktual yang dialamimayoritas remaja dan sikap yang harusdiambil. Tema yang dibahas seperti pa-caran, free sex, penyalahgunaan nar-koba, dampak modernisasi, kemalasandalam beribadah dan sebagainya. Se-telah pemecahan kasus, guru PAI me-lakukan observasi langsung secara ru-tin untuk mencocokkan antara uraianyang diberikan siswa pada saat diskusidengan perbuatan yang dilakukansehari-hari.

Sedangkan pada aspek sejarah(tarikh), sudah saatnya siswa tidak di-bebani dengan materi ajar yang menje-

laskan urut-urutan masa lalu dari per-adaban Islam. Terlebih sekedar hanyamenghapalkan tahun-tahun peristiwasecara kronologis. Siswa hendaknyadiajak mengkaji bersama untuk meng-ambil pelajaran (‘ibrah) dari peristiwa-peristiwa itu, yang kemudian diamal-kan dalam kehidupan sehari-hari un-tuk menghadapi kondisi yang ada.Upaya ini tentu juga memberikan ru-ang yang cukup kepada mereka untukmelakukan analisis, atau bahkanmengkritisi, sejarah Islam yang banyakditulis dengan corak peperangan itu.

Dengan karakter yang progresifdan didukung strategi pembelajaranyang variatif serta perangkat evaluasiyang aplikatif seperti di atas, diharap-kan guru PAI mampu membelajarkansiswa secara komplit dan bermutu. Se-hingga wacana yang berkembang ter-fokus kepada peningkatan kualitaspembelajaran, bukan sebatas PAI ma-suk UN atau tidak.

Penulis adalah guru PAIdi SMAN 1 Jombang dan

penulis buku Pergulatan IdeologisPendidikan Indonesia (2011).

Page 40: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

40 MPA 334 / Juli 2014

Sebagai orang tua dan pendidik, sa-ya begitu senang dengan menjamurnyasekolah-sekolah islam terpadu yang tum-buh bak cendawan di musim hujan. Mun-culnya Sekolah Dasar Islam Terpadu(SDIT), Sekolah Menengah Pertama Is-lam Terpadu (SMPIT), dan Sekolah Me-nengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) diberbagai daerah menandakan tren pendi-dikan Islam cukup diminati oleh masya-rakat muslim Indonesia. Meskipun seko-lah-sekolah tersebut mematok biaya pen-didikan yang cukup mahal, orang tua ma-sih berebut agar anaknya bisa sekolah dilembaga pendidikan tersebut.

Tidak hanya di SDIT, SMPIT, danSMAIT saja yang laris. Pertumbuhan ma-drasah-madrasah juga tak kalah pesatnya.Munculnya Madrasah Ibtidaiyah (MI),Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Ma-drasah Aliyah (MA) Unggulan di berba-gai tempat juga menggembirakan kita.Sekarang, prestasi siswa madrasah tidakkalah dengan siswa sekolah umum, ter-masuk sekolah-sekolah non Islam, ter-utama sekolah Katolik dan Kristen yangmemang sempat mendominasi prestasi,baik prestasi akademik ataupu non aka-demik di eranya. Kini even bergengsi, se-perti kejuaraan olimpiade bidang studi,nilai UN tertinggi sebagian besar sudahdidominasi oleh siswa madrasah.

Pilihan masyarakat terhadap seko-lah islam dan madrasah tidak lepas darikondisi perilaku pelajar yang kini banyakmelakukan penyimpangan. Kita lihat, ba-nyak pelajar kita yang terlibat tawuran,pergaulan bebas, narkoba, pencurian,geng motor, dan lain sebagainya. Kejadi-an terakhir yang mencengangkan adalahskandal siswa dan siswi SMPN 4 Jakartayang beradegan mesra bersama temansatu sekolah yang direkam oleh temanmereka sendiri. Mungkin orang tua kinipercaya kepada sekolah islam dan ma-drasah yang dianggap sebagai lembagapendidikan yang aman dari kontaminasi

Mengikis Bahaya SekulerismePendidikanOleh: Mishad*

perilaku-perilaku pelajar yang mengalamidistorsi tersebut.

Kondisi ini tidak boleh menjadikankita sebagai pengelola sekolah islam danmadrasah untuk “puas” hanya sampai disini saja. Alasannya, persentase sekolahislam dan madrasah yang berkualitasmasih sangat minim jika dibandingkandengan sekolah islam dan madrasah yangmasih kumuh dan tertinggal. Fakta inimerupakan kondisi yang menantang bagikita, terutama sebagai pengelola lembagapendidikan islam untuk terus meningkat-kan kualitas pendidikannya.

Bagi sekolah islam/madrasah yangsudah maju harus tetap berhati-hati danwaspada dalam menjalankan programpendidikannya. Ada fenomena menarikdi dunia sekolah islam dan madrasahyang perlu diwaspadai oleh sekolah is-lam, terutama madrasah. Yaitu banyak-nya madrasah yang beralih fungsi darisekolah yang mayoritas siswanya mem-perdalam ilmu keagamaan (ukhrawi)menjadi siswa yang lebih berorientasimengejar prestasi di bidang studi umum(sain). Disorientasi seperti ini terlihat dariprogram-program sekolah islam/madra-sah yang lebih menganak emaskan pro-gram yang bertujuan men-goal-kan pro-gram-progam bidang studi umum. Se-perti program mengejar nilai UN siswa,olimpiade sain, ekstrakurikuler umum,olah raga, dan lain-lain. Tidak banyakmadrasah yang menonjolkan program-program keagamaannya.

Pada saat saya sekolah di MA dulu,program keagamaan merupakan jurusanyang cukup dikenal dan diminati, tapikini jurusan keagamaan di kebanyakanMA menjadi program buritan. Kebanyak-an siswa-siswi yang masuk jurusan ke-agaaman adalah mereka yang tidak di-terima di jurusan IPA, IPS, atau Bahasa.Terbukti, kini banyak MA yang sudahtidak membuka program keagamaan lagidengan alasan sepi peminat. Saya ber-

pikiran, jika banyak MA yang menutupjurusan keagamaan dan berlomba-lombamembuka jurusan umum saja adalah se-buah fenomena kemunduran madrasahatau kehilangan jati dirinya sebagai ma-drasah. Atau mungkin ini adalah fenome-na dari gejala sekulerisasi pendidikan dimadrasah.

Mengapa saya hubungkan fenome-na sepinya minat siswa memilih programkeagamaan dengan sekulerisasi pendidik-an. Ini tidak lain dari disorientasi tujuanorang tua sekarang yang menyekolahkananaknya mayoritas dilatarbelakangi olehfaktor kapitalisme. Yaitu berpikir nantisetelah lulus anak saya bisa melajutkanke perguruan tinggi mana? Dapat peker-jaan apa? Gajinya berapa? Dan-lain-lainyang arahnya adalah demi urusan perut.Beda sekali dengan orang tua zaman duluyang menyekolahkan anaknya untukmencari bekal ilmu dan melepaskan diridari kebodohan. Menyekolahkan anakdengan tujuan utama materi adalah salahsatu ciri dari sekulerisasi pendidikan.

Pendidikan di Indonesia, telah nam-pak bukti-bukti yang menunjukkan ada-nya sekulerisasi. Sebut saja Daoed Joe-soef seorang Menteri Departemen Pendi-dikan dan Kebudayaan (P&K) pada erarezim Soeharto. Dalam pernyataanya keti-ka terjadi perdebatan dengan seoranganggota DPR tentang aliran kepercayaandan pelajaran agama di Sekolah, DaoedDaoed Joesoef, dalam bukunya yang ber-judul Dia dan Aku, mengatakan : “Ka-lau hal ini diserahkan kepada Menteri,Jawabku jelas dan pasti yaitu yang harusdihapus itu justru pelajaran agama darikurikulum dan sistem pembelajaran disemua sekolah negeri, lalu diganti de-ngan mata pelajaran matematika atauilmu-ilmu pengetahuan. Kedua matapelajaran tersebut memang perlu diper-banyak guna memenuhi tuntutan hidupdi abad XXI mendatang. Adapun peng-ajaran agama seharusnya tidak dijadi-

Page 41: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

41MPA 334 / Juli 2014

kan urusan pemerintah karena ia adalahurusan privat, hak prerogatif keluargayang harus dihormati dan tugas kewa-jiban komunitas agama yang bersang-kutan itu sendiri. Negara sebaiknya tidakmencampuri soal-soal keyakinan religi-us. Bahkan yang lebih mencengangkanlagi yakni ketika dia menjabat sebagaiMenteri P dan K, Daoed bahkan tidakmau mengucapkan salam sebagaimanayang dilakukan orang-orang muslimlainnya ketika dikritik, dia justru mem-bantahnya. “Aku katakan bahwa akuberpidato sebagai Menteri dari NegaraRepublik Indonesia, yang majemuk, mul-tikultural, multi agama dan kepercayaanbukan Negara agama dan pasti bukanNegara Islam.”

Pendidikan di Indonesia saat ini me-rupakan hasil dari kebijakan politik pe-merintah Indonesia, mulai dari pemerin-tah orde lama, orde baru, sampai orde re-formasi. Pendidikan Indonesia masihmementingkan pendidikan yang bersifatmaterialisme dan kapitalisme, yang se-mua itu masih berorientasi pada dunia,yang tak lain tujuannya untuk mendapat-kan income yang besar. Akhirnya imbasyang terjadi yakni munculnya berbagaimacam bentuk-bentuk sekulerisasi pen-didikan yang meracuni berbagai sendipendidikan di Indonesia di antaranya :

Pertama, bidang kurikulum. Dalamhal ini, pendidikan diarahkan kepada ku-rikulum yang memberikan bekal kepadapeserta didik untuk mampu mendapatkanpekerjaan yang menghasilkan pendapat-an yang besar saja. Kurikulum tersebutdibuat sedemikian rupa dan untuk meng-ikutinya harus mengeluarkan biaya yangsangat besar.

Jangan heran jika sekarang munculsekolah-sekolah bertarif mahal denganembel-embel kurikulum berbasis praktikkerja minded. Tentu saja pelajaran yangberbasis spiritual seperti pelajaran aga-ma, moral, dan budi pekerti hanya seba-gai pelengkap saja. Kurikulum ini mence-tak pekerja professional saja tapi kurangmemperhatikan faktor akhlak mulia. Ha-sil lulusannya adalah alumni-alumni yangjika menjadi pekerja/pejabat, maka me-reka sebagian besar tidak takut korupsi.

Kedua, mata pelajaran. Diakui bah-wa mata pelajaran yang diberikan di se-kolah yang ada di negara kita sangat ba-nyak, selain itu jam pelajaran juga me-merlukan waktu yang sangat panjangsetiap harinya. Jika kita mau jeli dan telitijustru yang menjadi objek ‘anak tiri”ialah pendidikan Agama Islam yangseharusnya menjadi ujung tombak dalammenyiarkan dakwah Islam.

Dalam kasus ini, kita akan mene-mukan bentuk sekulerisasi yang begitujelas, yakni dipersempitnya ruang gerakpendidikan Agama Islam yang hanyadiberi waktu satu minggu sekali itu punselama dua jam saja. Dari segi bobot ma-terinya pun juga tidak begitu mendalam.Materi agama yang ada hanya berfokuspada Thaharah, Shalat, Zakat, Haji, Puasadan lain-lain. Akhirnya kita sangat sulitmenemukan keberadaan pokok-pokokajaran agama yang lain sebagaimanayang tercantum dalam kitabnya paraulama’. Seolah ruang gerak kita sebagaiseorang muslim dibatasi hanya denganmateri itu saja. Padahal dalam Islam kitamengenal konsep “Kaffah” menyeluruhsebagaimana yang telah dijelaskan AllahTa’ala dan Rasul-Nya.

Ketiga, sistem demokrasi pendidik-an. Sistem merupakan satu cara untukmengatur dan mengikat sesuatu hal.Dalam hal ini sistem yang berlaku dalampendidikan di Indonesia ini masih me-rujuk pada sistem “Demokratisasi Pen-didikan” yang didalamnya mengharuskansiswa untuk berfikir bebas sebagaimanakeinginannya sendiri. Sehingga apapunyang dilarang dalam agama, mereka be-bas mengotak atiknya sesuai apa yang di-pahami akal dan hawa nafsunya. Akibat-nya lahirlah para peserta didik yang jauhdari agamanya. Sekarang yang menjadimasalah adalah mayoritas negara yangpenduduknya muslim telah dikunci de-ngan sistem sekulerisme ini, sehinggamembuat langkah kita terkekang dengankebijakan para penguasa sekuler.

Karena itu, memisahkan ilmu pe-ngetahuan dan Islam (Sekurelisme) ada-lah ibarat memisahkan air atau udaradengan kandungan oksigennya. Ketikaair atau udara hilang kandungan oksigen-nya maka hilanglah nilai kegunaannya.Ketika ilmu pengetahuan dipisahkan de-ngan Islam, maka hilanglah maknanyadari kehidupan.

Maka langkah-langkah yang harusdilakukan umat Islam untuk memben-dung arus sekulerisasi pendidikan adalah:Pertama, terus mempersiapkan generasimuda Islam Indonesia menjadi insanyang berkualitas yang memiliki sandaranvertikal yang kokoh kepada Allah Ta’alasekaligus memiliki kecerdasan dan ke-mampuan yang cukup untuk tidak men-jadi pecundang dalam setiap persainganhidup di era global ini. Maka dari itu, se-bagai seorang pendidik sangatlah pentingmengetahui hakekat Tarbiyah Islamiyahyaitu sebuah metodologi pendidikan yangberorientasi pada dua dimensi kehidupanyakni duniawi dan ukhrawi. Bahkan lebih

dari itu, kefaqihan terhadap tauhid menja-di prioritas yang begitu penting dalampendidikan ini..

Kedua, aturan pendidikan dibuatsedemikian rupa sesuai dengan syariatislam. Seperti misalnya beban biaya pen-didikan yang dalam islam seluruhnyaharus ditanggung oleh pemerintah, makadibuatlah undang-undang kala itu untukmembebaskan biaya pendidikan bagipara peserta didik hingga jenjang per-guruan tinggi. Bahkan luar biasanya,seluruh penelitian yang dilakukan olehpara peserta didik ditanggung oleh nega-ra. Maka, seyogyanya ajaran islam dalampembiayaan pendidikan itu kita terapkan.

Ketika saya melihat negeri Singapu-ra yang kecil dan miskin SDA itu bisamenjadi negara yang amat kaya dan bisamembiayai pendidikan masyarakatnyasecara optimal, mengapa Indonesia tidak?Negara kita ini sangat kaya. Apa yang ti-dak ada di negara ini? Mulai SDA hayati,bahan tambang, air, tanah, SDA ruangyang begitu luas, dan SDM semuanyaada. Jika SDA dan SDM Indonesia inibersinergi optimal, maka bisa jadi negaraIndonesia ini menjadi negara terkaya danbisa menggratiskan pelayanan kepadamasyarakat, termasuk pelayanan dalambidang pendidikan.

Ketiga. perbaikan kurikulum. Darisegi kurikulum pun perlu kita buat konsepyang tak sekedar menguatkan pemaham-an agama islam, namun juga pengayaanpengetahuan secara umum. Semua itu ka-rena kesadaran kita terhadap perintah Al-lah dalam Al Qur’an yang menyuruh ma-nusia menggunakan akalnya dalam meli-hat fenomena alam untuk memahami ke-besaran Allah swt. Sehingga Sekolahadalah untuk mencari ilmu dan menghi-langkan kebodohan dan bukannya untukmencari penghidupan semata.

Dengan adanya realisasi langkah-langkah tersebut, maka sudah dapat di-pastikan masyarakat akan menjadi berse-mangat menuntut ilmu tanpa merasa ta-kut dihantui oleh biaya pendidikan yangmahal. Karena biaya pendidikannya akanditanggung pemerintah. Kurikulumnyayang agamis dan jauh dari kesan kapitalisjuga menunjang semangat para orang tuauntuk menyekolahkan anaknya. Merekapun menjadi maksimal menggunakan se-gala potensi mereka untuk mencari ilmu.Jika kekondusifan situasi pendidikan initerwujud, maka bahaya sekulerisme da-lam pendidikan kita lambat laun akanterkikis. Semoga. Wallahu a’lam

* Penulis adalah guru danaktif di Litbang P2M2 MAN 3

Malang

Page 42: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

42 MPA 334 / Juli 2014

MAN Genteng Banyuwangi

Program Satu Siswa Satu BukuIngin tahu shalat ala Makkah? Tak per-

lu jauh-jauh ke tanah suci, cukup bertamulahke MAN Genteng Banyuwangi. Ketika ter-dengar kumandang adzan, semua civitas ma-drasah langsung menanggalkan aktivitasnyadan bersegera mengambil air wudhu. Dantidak hanya siswa, par guru dan karyawanpun melakukan hal yang sama.

Setelah mengambil air wudhu yang ter-sedia di depan masing-masing kelas dan ru-angan, warga madrasah inipun lantas menujusebuah halaman yang terletak tepat di depangedung aula madrasah yang beralamat di Jl.KH. Wachid Hasyim No. 6 Maron Gentengini.

Di madrasah ini sendiri shalat jamaahyang sudah menjadi rutinitas adalah jamaahshalat Dhuhah dan Dzuhur. Dan tiap kalishalat, halaman berukuran sekitar 60x10 me-ter ini disulap menjadi masjid dengan hanyamenghamparkan tikar plastik.

Meski belum memiliki masjid, tapi itutak mengurangi semangat warga madrasahuntuk melakukan shalat secara bersama-sa-ma walaupun kala matahari lagi terik-

teriknya. “Di musim peng-hujan, kami memanfaatkan te-ras masing-masing kelas dengantetap dipimpin satu imam ten-tunya,” tutur Drs. H. Qosim,MPdI, MAg.

Dan yang membuat ke-giatan shalat jamaah ini menarik,selain akurasi waktu pelaksana-an, adalah pekikan yel-yel sebe-lum dimulai shalat menjadi ke-khasannya. Kalimat peyema-ngat itu semisal berisi keutama-an shalat dan penanaman ke-banggaan menimbah ilmu diMAN Genteng. “Jadinya sis-wa makin bersemanagat. Dansaya sendiri yang memimpinyel-yel itu,” ujar Kepala MAN Genteng initersenyum.

Bagi siswi yang sedang menstruasi, me-reka tidak perlu ketinggalan merasakan sua-sana jamaah. Sebab mereka dikumpulkan digedung Ma’had al-Qosimy yang berada da-lam komplek MAN Genteng. Sebagai

buktinya, mereka diberikan kartuberwarna oranye yang di dalamyaberisi daftar tanggal masa haid sebe-lumnya. Jadi tidak ada celah bagi sis-wi untuk mengelabui.

Di pondokan yang rencanayatahun ajaran ini diaktifkann itu, parasiswi melantunkan shalat dan asmaulhusna hingga shalat jama’ah usai. Ini-lah salah satu pembiasaan agar karak-ter religiusitas siswa terbentuk.

Membentuk karakter religiusi-tas memang tak gampang dan sering-kali harus melewati jalan terjal. Salahsatunya ada sikap ketidaksiplinandan aneka pelanggaran dari para

siswa. Melihat kenyataan itu, pendekatanyang dipakai madrasahpun tidak berbasishukuman fisik tapi hukuman psikologis danedukatif.

Untuk memantau dan menekan tindakindisipliner siswa, itu semua diamanahkankepada Kordinator Ketertiban. Kortib sen-diri menempati salah satu sudut di gedungmadrasah tepatnya di pintu masuk setelaharea parkir siswa.

Di sini tiap hari ditempatkan 2 orangguru yang selalu memantau pergerakansiswa mulai dari keterlambatan hinggapelanggaran lainnya. Tidak itu saja, satuanketertiban ini juga saban hari harus mengecekgadget bawaan siswa.

Bagi siswa yang membawa handpone,sebelum memasuki ruang kelas, mereka ha-rus menyerahkannya di kortib. Dan setelahjam pembelajaran usai, barulah mereka bolehmengambilnya kembali. Ini dilakukan tentubukan tanpa alasan. Sebab akhir-akhir inimarak penyebaran tontonan yang sejatinya

Duta HIV AIDS Banyuwangi 2014 Gerbang menuju komplek madrasah

Drs. H. Qosim, MPdI, MAg.

Page 43: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

43MPA 334 / Juli 2014

tak layak konsumsi bagi pelajar.Adapun bobot pelanggaran siswa itu

ditentukan oleh jumlah poin dengan batasmaksimal 50 poin dalam satu semester. Se-misal terlambat masuk kelas bernilai 2 poin.“Jika melampaui itu, maka kita terpaksa me-ngembalikannya kepada orang tua,” tukasDrs. H. Qosim, M.Pd.I, M.Ag. “Dan itusesuai kesepakatn dengan orangtua di atassurat bermateri lho,” imbuhnya.

Sudah menjadi tugas pendidikan untukmemberikan kesadaran hidup disiplin. Sebabdisiplin merupakan cerminan dari sikap hi-dup. Hanya saja bagi mantan Kepala MANPesanggrahan dan MAN Banyuwangi ini,

masih dibutuhkan pembiasan-pembisaan.Tak heran jika sedari pagi siswa MAN

Genteng sudah diharuskan membaca al-Qur’an dengan tartil selama 15 menit, yangdipandu melalui pengeras suara. Setelah itubaru kemudian dilansungkan pembelajaranselama 4 jam yang diikuti dengan shalatDhuhah. Setelah itu dilanjutkan pembelaja-ran 2 jam sebelum shlat jamah Dzuhur.

Pengatuaran ini dibuat sedemikian rupadengan tujuan agar siswa tidak mudah jenuh.Apalagi kemapuan otak itu sagat terbatasdengan pembelajaran empat jam. “Dengan

rehat shalat Dhuhah dan siraman air wudhuini pasti akan memberikan efek positif bagisiswa,” tutur Wakil Ketua PCNU Banyu-wangi ini.

Dengan pembiasan-pembiasan itu, adakeinginan besar bagi madrasah ini agar nuan-sa keagamaan tercipta. Selain pembiasanshalat jamaah saban hari, budaya ngaji alapesantrenpun diadopsi. Jika lembaga pen-didikan lain tiap senin digelar upacara ben-dera, di madrasah yang pernah meraih JuaraHarapan 1 Jumbara PMR kategori Pertolo-ngan Pertama tingkat Kabupaten Banyuwa-ngi tahun 2014 ini menyelipkannya denganpengajian ta’lim muta’alim tiap senin ke dua

dan keempat. Jadinya, upacara bendera danpengajian dilakukan masing-masing dua kalitiap bulan.

Dalam pengajian tersebut, tiap siswawajib menyimak kitab adab belajar pencariilmu itu di dalam kelas. Pembacanya adalahsalah satu guru ahli kitab kuning yangdisalurkan melalui pengeras suara. Dan tidakhanya siswa, para guru pun dituntut untukmelakukan hal yang sama.

Meski di luar itu, para guru masihdiberikan jam khusus mengkaji kitab klasiktiap ba’da shalat Jumat. Di sini mereka

mengkaji berbagai referensi ilmu agamadengan mengkaji kitab salaf seperti tasawuf,fiqih dan fadhailul a’mal.

Untuk memperkaya wawasan wargamadrasah, lembaga pendidikan yang telahmenyabet Juara 1 Duta HIV/AIDs Banyu-wangi 2014 ini tengah menggagas perpusta-kaan yang lebih modern. Selain itu, koleksibukupun akan diperbanyak untuk memenuhidahaga ilmu dan informasi warga madrasah.Selain dari madrasah, buku-buku tersebutberasal dari sumbangan para alumni dan sis-wa aktif. Program ini bertajuk satu siswasatu buku.

Selain itu, keseriusan madrasah meng-

hadirkan nuansa pesantren memang bukansekedar anganan. Saat ini di tengah komplekpendidikan seluas 10. 586 m2 telah berdiriMa’had al-Qosimy. Harapannya, nantinyasiswa tidak menjadi Sri Gunung.

Artinya, dari jauh tampak sempurna,tapi setelah dicermati ternyata banyakkekurangan. “Karena itu diperlukankeseriusan bersama untuk mengawal pro-gram dan pendampingan bagi siswa ini,”pungkas mantan Kasi Mapenda Kan-kemenag Banyuwangi ini berharap.

Suprianto, Yasin Alibi

Kartu Kuning. Penanda bagi siswi yang berhalangan. Yel-yel. Penyemangat menjelang shalat jama’ah.

Kortib. Pemantau tingkat ketertiban siswa. Sepeda. Moda transportsi guru antar kelas.

Page 44: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

44 MPA 333 / Juli 2014

Hadirin Jama’ah Jum’ahyang Berbahagia

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita terus berupaya sekuat tenaga meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya, dan hendaknya kita meyakini sepenuhnya bahwa urusan kita di dunia ini sudah ditetapkan atau ditakdirkan oleh Allah.

Dengan meyakini takdir sebagai salah satu rukun iman serta menjadi-kannya pegangan dalam menapaki kehidupan di dunia ini, insya Allah, kita akan mendapatkan ketenangan dan ketenteraman dalam menjalani kehi-dupan. Amin ya Rabbal Alamin.

Jama’ah Jum’ahyang Dirahmati Allah

Salah satu takdir yang telah dite-tapkan oleh Allah adalah takdir rizki.

Untuk memahami konsep takdir rizki ini, marilah kita simak kisah penuh hikmah berikut mengenai dialog Nabi Sulaiman dengan seekor semut.

Suatu ketika Nabi Sulaiman AS termenung. Dilihatnya seekor semut mondar-mandir di tepi laut, sambil membawa potongan daun. Kemudian ia naik ke atas tubuh seekor katak, dan katak itu membawanya masuk ke dalam laut. Beberapa saat kemudian si semut muncul kembali ke daratan, ia ambil potongan daun, naik ke tubuh katak, dan masuk lagi ke dalam laut. Kejadian tersebut terjadi berulangkali hingga Nabi Sulaiman penasaran, “Apa yang sebenarnya dilakukan semut kecil itu?”

Nabi Sulaiman pun bertanya pada si semut. “Wahai semut, aku lihat kau membawa daun, naik ke atas tubuh katak dan masuk ke dalam laut, lalu kau muncul kembali tanpa daun. Kau

lakukan itu berulangkali. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?”

Si semut menjawab, “Wahai Nabi Sulaiman, sesungguhnya di dasar laut ada seekor ulat yang terjebak di sela-sela batu karang. Jika keluar dari persembunyiannya, ia takut akan dimakan ikan. Untuk itu, Allah memerintahkan aku dan katak untuk mengantarkan daun hijau segar sebagai makanannya sehari-hari.”

Nabi Sulaiman terhenyak. Subha-nallah. Maha Suci Allah yang telah berfirman:

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-

Rezeki Manusia Sudah Diatur Oleh Allah SWTOleh : Ro�’udin, S.Th.I, M.Pd.I

Penyuluh Agama IslamKantor Kementerian Agama Kab. Magetan

Page 45: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

45MPA 333 / Juli 2014

lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qs. Hud: 6)

Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Berkaca dari kisah di atas, marilah kita sejenak melepaskan pikiran dan hati kita ke hamparan luas hikmah kehidupan ini. Seekor ulat yang berada di kedalaman laut, hampir mustahil mampu selamat dari sergapan ikan-ikan predatornya. Tetapi Allah menakdirkan keselamatannya, bahkan menjamin rizkinya. Dengan cara yang unik, Allah kirimkan semut dan katak untuk mengantarkan daun hijau segar sebagai makanan ulat sehari-hari.

Pesan apa yang kita bisa dapatkan dari kisah ini? Jika mau merenung, kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa. Sesungguhnya Allah sudah menjamin rizki semua ciptaan-Nya, dan memastikan atas berlakunya ketetapan tersebut. Allah SWT menegaskan hal tersebut dalam firman-Nya, Qs. ar-Rum ayat 40:

“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rizki, kemudian mematikanmu, ke mu dian menghidupkanmu (kembali)….”

Ketika sebagian orang tampaknya mulai kehilangan keyakinan atas ketetapan Allah, kisah di atas patut menjadi renungan panjang kita atas pelbagai problem kehidupan di dunia ini. Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT berkuasa atas kehidupan dan kematian seluruh makhluk-Nya, Dia juga memberikan jaminan atas segala kebutuhan dan rizki mereka.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah Dalam mencari penghidupan di

dunia ini, sebagian manusia terpeleset ke lembah dosa dengan memburu harta yang haram. Hal ini disebabkan karena kurangnya keyakinan atas garansi rizki dari Allah kepada seluruh makhluk-Nya. Padahal Allah telah menyediakan begitu banyak rizki yang halal, tetapi hawa nafsu keduniawian mendorong mereka untuk melanggar larangan-larangan Allah SWT.

Syaikh Abdullah bin Hijazi al-Khalwati, dalam Syarah Hikam menga-takan, ada empat hal yang dapat digu nakan sebagai pegangan untuk meng hindari nafsu keduniawian, se-hingga kita selamat dari rizki-rizki yang haram maupun syubhat.

Pertama, Shihhatul yaqin ( ),yaitu yakin benar akan adanya rizki yang dibagikan oleh Allah SWT. Mari kita segera ingatkan diri sendiri ketika hendak mengambil rizki yang haram. Hendaklah kita resapi dalam hati bahwa tanpa melakukan itupun, Allah SWT akan memberikan rizki-Nya kepada kita. Semua makhluk di bumi ini Allah SWT telah siapkan rizkinya masing-masing. Jadi, kita tidak perlu khawatir rizki kita akan salah kirim atau terlewatkan.

Bukankah cicak yang tidak bersayap juga mendapatkan santapannya dari binatang yang bersayap? Apalagi kita manusia, yakinlah Allah pasti akan mencukupi kebutuhan kita, sehingga tidak perlu ada rasa tamak atau khawatir tidak mendapatkan rizki.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah Kedua, Kamalut ta’alluqi

birabbil alamin ( ), yaitumenggantungkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Janganlah sampai kita menggantungkan diri pada sesama manusia tentang persoalan rizki. Karena hal itu akan menyebabkan kita seperti seorang pengemis, sebab begitu tergantung pada pemberian manusia. Padahal Allah-lah semestinya tempat bergantung semua urusan. Dialah yang membagi rizki atau tidak membagi rizki pada siapa saja yang dikehendaki. Sifat bergantung sepenuhnya kepada Allah inilah yang hendaknya tertanam kuat pada dada setiap muslim.

Jama’ah jum’ah rahimakumullah Ketiga, Wujudus sukun ilaihi

( ) yaitu merasa tenang dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT. Bahwasannya hidup dengan kekayaan atupun kesederhanaan, semuanya dapat kita terima dengan lapang dada dan ikhlas. Kekurangan merupakan cobaan, kemewahan juga merupakan ujian dari-Nya. Posisi apapun yang telah Allah tetapkan atas kita, mari kita gunakan untuk senantiasa menggunakannya di jalan Allah SWT.

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang baik, maka kita berusaha sekuat tenaga mencari rizki yang halal, seberapapun hasilnya. Yang penting usaha itu halal dan tidak mengganggu shalat dan ibadah kita kepada Allah. Berdagang, menjadi sopir angkot, menjadi petani, menjadi kuli bangunan, atau profesi apa saja, asalkan halal, insya Allah akan memberikan keberkahan untuk kita dan keluarga. Sesungguhnya keringat yang terkucur itulah tanda kehalalan yang paling otentik.

Keempat, Thuma’ninatul qalbi bihi ( ), yaitu hati yang merasa tenang ketika ingat bahwa segala yang dimiliki, berapa pun jumlahnya, tidaklah lain kecuali pemberian Allah SWT. Banyak atau sedikitnya rizki kita terima sudah disesuaikan oleh Allah sesuai tingkat kemampuan kita mengelolanya, termasuk kemampuan kita menggu-nakannya di jalan Allah. Rizki yang sedikit dan kita syukuri jauh lebih baik dari rizki yang banyak namun justru membuat kita kikir dan sombong.

Semua ini adalah persoalan hati. Sebenarnya, amat mudah bagi Allah untuk mengabulkan semua keinginan kita. Tetapi karena menurut-Nya itu tidak baik untuk kita, maka digantilah keinginan kita dengan yang lebih baik. Allah lebih mengerti kebutuhan kita dibanding kita sendiri. Karena itu jika kita menyadari semua kehendak Allah adalah untuk kebaikan kita, maka insya Allah keberkahan hidup akan kita dapatkan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Itulah beberapa langkah dan sikap batin yang dapat kita lakukan agar terhindar dari godaan menuruti nafsu keduniawian sehingga mendapatkan iman yang sempurna dan keyakinan yang mantap atas takdir Allah SWT kepada kita.

Sebagai penutup khutbah ini, marilah kita berdoa, semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang bertambah yakin atas takdir dari-Nya, serta kita mampu bersikap ridha atas segala ketetapan-Nya, sehingga kita mendapatkan ketenangan dan kedamaian dalam hidup ini.

Amin.

Page 46: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

46 MPA 333 / Juli 2014

Indonesia “menyumbang” 10% penderita Tuberkulosa (Tb), terburuk nomer empat di dunia. Di Indonesia Tb termasuk penyakit infeksi pembunuh nomer satu; setiap tahunnya 150.000 penderita Tb harus mengakhiri masa hidupnya di dunia! Sebagian besar dari mereka adalah ummat Islam.

Saya sering menyebutkan bahwa penyakit batuk darah pada penderita Tb (tuberkulosis) itu mungkin “dulu” kita asosiasikan dengan “Santhet Pring Sak Dhapur” (guna-guna bambu serumpun), yang dapat diartikan bahwa seluruh keluarga yang terkena akan mati satu demi satu.

Klinik.Tb (tuberkulosis) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis; penyakit ini bukan karena guna-guna, dan juga bukan penyakit keturunan. Jika tidak diobati, penderita penyakit ini mudah menular ke orang terdekatnya; katakanlah keluarganya. Penularan ini terutama lewat percikan air liur ataupun dahak berkuman yang “disemburkan” ketika penderita batuk-batuk. Ini berarti jika seorang penderita seperti ini naik angkutan umum, ikut pengajian, datang shalat berjamaah, yasinan, tahlilan, dan sebagainya, maka dia akan berpeluang menulari 10-20 orang di sekitarnya.

Yang perlu difahami juga adalah bahwa pada orang yang “sehat” kuman yang sampai ke paru-parunya itu dapat tinggal “tidur” ataupun berkembang biak di sana selama bertahun-tahun tanpa menampakkan gejala; penyakitnya barulah muncul kemudian ketika kondisi tubuh “lemah”. Ini berarti

bahwa mereka yang SUDAH tertulari kuman Tb ini mungkin saja masih terlihat sehat untuk waktu yang lama.

Penyakit Tb kebanyakan menyerang paru oleh karena itulah gejala yang cepat mengundang perhatian adalah batuk-batuk. Tb dapat menyerang anggota badan yang lain; misalnya kulit, usus, ginjal, tulang, otak. Yang dianggap paling perlu perhatian adalah Tb paru, karena yang ini merupakan bentuk yang paling mudah dan banyak mengakibatkan penularan.

Pada tahap awal pengidap Tb tidak dapat dibedakan dari penderita batuk lainnya, meskipun salah satu tanda pengidap tb adalah batuk lama. Penderita alergi (baca: asma) juga akan menunjukkan gejala batuk-batuk lama, namun pengidap asma cukup mudah dikenali oleh dokter yang memeriksanya. Masalahnya akan menjadi sulit jika penderita asma ringan yang ternyata juga mengidap Tb. Bronsitis ringan yang tidak diobati dengan baik juga akan mirip dengan pengidap batuk Tb (Pengidap Tb dalam tahap awalnya memang juga mungkin berupa bronsitis yang kuman penyebabnya adalah M.tuberculosis itu).

Tb boleh dibilang tak dapat sembuh tanpa pengobatan; keadaannya kian memburuk jika tidak diobati. Memburuknya keadaan akan disertai dengan banyaknya kuman di dalam dahak, yang akan tersebarkan untuk dapat menulari orang lain setiap kali penderitanya batuk. Jadi jika seorang bapak mengidap Tb, boleh “dipastikan” bahwa isteri maupun anak-anaknya akan tertulari, yang jika tanpa pengobatan maka saatu demi satu semuanya akan berakhir dengan kematian oleh penyakitnya itu. Si bapak akan juga menulari teman kerja maupun teman ngobrolnya, si isteri juga akan dapat menulari

TBMasalah Kita Bersama

Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

Page 47: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

47MPA 333 / Juli 2014

ibu-ibu tetangganya maupun anak-anaknya. Si anak juga akan menulari teman bermain ataupun teman sekolah maupun teman mengajinya; gurunya pun dapat tertulari olehnya.

Walaupun termasuk tidak sering terjadi, jika penderita adalah peracik ataupun penyaji makanan (misalnya di warung atau restoran), mungkin saja penderita akan menimbulkan Tb usus pada pelanggannya karena makanan yang disajikannya tercemari oleh kuman yang terbawa oleh “semburan” dahak ataupun liurnya ketika terbatuk atau berbicara. Selain menjadi sumber penularan, pengidap Tb akan memunculkan masalah lain, yaitu daya kerjanya berkurang (baca: penghasilannya berkurang) belum lagi bertambah besarnya belanja pengobatan karena sakitnya seluruh anggota keluarga. Dengan pengobatan yang benar penderita dapat menjadi tidak menulari orang meskipun batuknya atau sakitnya masih belum sembuh tuntas.

Diagnosa.Ada sejumlah gejala yang dapat

digunakan sebagai pedoman untuk munculnya kecurigaan pendertia Tb, yang meliputi: batuk lebih dari dua pekan yang tak sembuh meskipun sudah berobat, batuk dengan dahak berdarah, berat badan menurun, demam berkepanjangan walaupun tidak terlalu tinggi, nafsu makan menurun, sesak nafas yang disertai nyeri dada, berkeringat malam hari meskipun orang lain tidak kepanasan.

Mereka yang punya gejala seperti itu perlu pemeriksaan lanjut. Untuk kemudahan mereka yang diduga berpenyakit Tb itu diperiksa dahaknya; ini untuk secepatnya mengetahui kalau-kalau dia ternyata pengidap Tb “open case” (dapat menulari orang). Pemeriksaan dahak ini mungkin perlu diulang untuk kepastiannya. Pemeriksaan ronsen, tes Mantoux, pemeriksaan darah lengkap juga dapat dilakukan lebih lanjut untuk kesempurnaan diagnosa dan pengobatannya nanti.

Karena stigma (nama jelek) yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi terkucil atau menjadikannya rendah diri, takut dipecat, maka kita tidak boleh seenaknya menuduh seseorang berpenyakit Tb. Oleh karena itu untuk memperoleh kepastian ada atau tidaknya penyakit Tb ini pada seseorang, perlulah dilakukan pemeriksaan selengkapnya. Dengan pemeriksaan ini nanti juga dapat ditentukan pilihan pengobatan mana yang harus dijalani.

orang karena menularinya, bahkan mungkin dengan kuman yang sudah tak mempan obat “murah”.

Pencegahan.Indonesia merupakan negara yang

terhitung nomer 4 (empat) terbanyak pengidap Tb di dunia; hampir sejuta penduduk Indonesia adalah pengidap Tb, padahal sebagian besar penduduknya adalah ummat Islam. Itu berarti bahwa peluang tertulari penyakit ini sangat besar. Jika mau cari selamat, maka orang harus menghindarkan diri dari bertemu orang yang tak jelas keadaannya; tetapi cara ini mugkin tidak mudah untuk diterapkan.

Pada dasarnya penularan hanya oleh penyebaran kuman dari pengidap Tb, oleh karena itu maka pencegahan penularan penyakit ini hanya akan berhasil jika pengidap Tb menyadari keadaan dirinya, lalu mau berusaha menghindarkan orang lain dari tertulari olehnya. Ini dapat dilakukan dengan beberapa tindakan sederhana yang benar.

Misalnya cepat-cepatlah berobat dengan tepat; dengan pengobatan yang benar penderita yang penyakitnya menular itu dapat menjadi tidak menular meskipun dia belum sembuh tuntas, jika penderita batuk ataupun bersin harus “menutup” mulut dan hidungnya dengan sapu tangan agar dahak dan liur tidak menyebar, tampunglah dahak ke dalam wadah bertutup untuk nantinya dibuang ke WC. Lebih jauh perlu diupayakan imunisasi BCG pada bayi yang baru lahir (sebelum umur 1 bulan) untuk terhindar dari terserang Tb berat.

Para dai, khatib, guru TPQ, maupun takmir masjid dapat berperan banyak dalam menanggulangan penyakit Tb ini karena kedekatannya dengan masyarakat ataupun jamaah. Pendekatannya yang bijak akan lebih mudah menyadarkan dan mendorong jamaah maupun penderita untuk mau memeriksakan dirinya, keluarga, maupun tetangganya yang diduga berpenyakit Tb.

Penutup.Penyakit tuberkulosis merupakan

penyakit masyarakat yang tidak boleh diabaikan; setiap hari ada 175 orang meninggal karenanya. Adanya kerjasama antara Kementerian Kesehatan RI dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyelamatkan umat secara menyeluruh.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

Pengobatan.Pada prinsipnya penyakit Tb

adalah penyakit yang dapat diobati, walaupun pengobatannya kadang-kadang tidak mudah. Oleh karena itu penderita harus benar-benar mampu untuk menyadari bahwa dirinya dapat mencelakakan orang lain (karena penularan olehnya), maka penderita harus benar-benar disadarkan akan tanggung jawabnya terhadap kehidupan bermasyarakat bersama di samping bahwa di hari kiamat nanti Allah SwT akan menanyai sejauh mana dia telah berusaha menjadi muslim yang baik, yang menyelamatkan orang lain dari akibat tindakannya, untuk nantinya diputuskan Allah untuk disiksa ataukah dimaafkan.

Bagi mereka yang positif mengidap Tb, maka pengobatannya harus dilakukan secara benar. Pada dasarnya penderita harus mengawalinya dengan tahap intensif, yaitu minum obat setiap hari selama dua bulan. Selanjutnya diikuti dengan tahap lanjutan selama empat bulan, yaitu minum obat tiga kali sepekannya. Kadang-kadang saja pengobatan masih harus dilanjutkan sampai sembilan bulan, dua tahun atau lebih jika ada pemeriksaan “akhir” penyakit ternyata belum juga teratasi dengan sempurna, misalnya karena pengobatan yang tak teratur, pengaruh pengobatan yang lain, karena gizi yang buruk, ataupun karena kumannya resisten (tak mempan obat).

Untuk sempurnanya kesembuhan pengobatan untuk pengidap Tb perlu waktu lama, dan harus menggunakan kombinasi obat. Pada dasarnya obat Tb tegolong mahal (sekitar 2 juta rupiah); namun kepedulian dunia menjadikannya “murah” karena dibantu oleh dana kesehatan dunia. Pengobatan yang kepalang tanggung akan berakibat munculnya resistensi (kemampuan kuman untuk menjadi tidak mempan obat); ini berarti pengobatan menjadi lebih sulit lagi dan jauh lebih mahal (110-230 juta).

Oleh karena itu obat yang diberikan akan selalu disesuaikan dengan “keadaan”, dipilih kombinasi obat yang masih mempan. Untuk tahap pertama biasanya diberi rifampisin dan isoniazid (DOTS). Jika tak mempan harus diberi obat kelompok MDR, XDR, ataupun yang lebih kompleks lagi; yang jauh lebih mahal, misalnya flurokinolon, levofloksasin, kanamisin, kapreomisin.

Penderita yang tidak menyelesaikan pengobatannya, maka jika tidak meninggal dalam waktu kurang dari dua tahun dia akan sudah mencelakakan orang paling tidak sebanyak 10-20

Page 48: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

48 MPA 333 / Juli 2014

Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM

Fasting is prescribed once a year, in the month of Ramadan. One fasts every day of the month, from the first light of dawn until sundown. During that time one abstains completely from food and drink. According to the Quran, there are two purposes of fasting namely : To make one cautions in life and to make one thankful to God.(Quran, 2 : 183, 185)

Food and drink is man’s most basic necessity. When he is consumed by hunger and thirst, he sees now weak he really is ; he realizes how much he is in need of the succour of God. This experience makes him aware of his duties as God’s humble servant. This feeling leads to caution in life. Then in the evening, when he eats and drinks, he sees how God has made complete provision for his needs. His heart is filled with gratitude. He praises God, and offers thank to Him.

The Prophet is reported as saying that God rewards good deeds from ten fold to 700 fold. His reward for fasting , which is especially for Him, will be infinite. In another Hadith he is reported as saying,”There are many who fast and receive nothing in return, but hunger and thirst.”

What is the difference between one fast and another, while in appearance both are alike. In actual fact, the appearance is not all that there is to it. The act serves only as a symbol of the essence. One who observes fasting in its essence as well as in its outward form will deserve the promised reward. On the other hand, one who attaches importance to symbols alone will have nothing to his credit when he comes before god. Fasting of the latter type is of no value in the eyes of God, since the true value of something that is symbolic in its nature is always determined by the will to virtue, which in represents.

THE ESSENCE OF FASTING (1)A. Reading (Wacana)

B. Vocabulary (Kosakata)Fasting = puasaDawn = subuhSundown = matahari terbenamAbstains = mencegahCautious = sangat berhati-hatiConsumed = mengkonsumsiHunger = laparWeak = lemah

C. Dialogue HANDLING COMPLAINTSReceptionist : Good morning. Dhanafala Corporation. May I help you ?Mr. Martin : Good morning. Could you put me through to your sale or

dispath department?R : Yes, sir. May I ask who you are looking for or what it is in

connection with ?Mr. M : It’s about the consignment of the machines and the spare

parts we have just received.R : Just a moment, please. I’ll connect you with Mr. Simon.Mr. Simon : Yes, Simon speaking. May I help you?Mr. Martin : Good morning, Mr. Simon. This’s Martin of Daitona Enterprise.Mr. Simon : Good morning, Mr. Martin. Can I help you ?Mr. Martin : Yes, I hope so. It’s about your last consignment.Mr. Simon : What’s the problem ?Mr. Martin : I’m afraid there has been a great damage to the goods we

received two days ago. We can’t salvage some of the goods we received.

Mr. Simon : Really ? what on earth happend ? Mr. Martin : I’m not absolutely sure. When we opened the cases, some

machines were badly crushed. Most the spare parts were damaged beyond repair

Mr. Simon : Do you mean that something heavy fell on them ?Mr. Martin : I don’t know exactly.Mr. Simon : All consignments are insured. Why don’t you get the insurer’s

suveryor to inspect the case right away ?Mr. Martin : Yes, I have already done it. According the surveyour’s report.

The goods were in a terrible state.Mr. Simon : Could you send me the surveyor’s report ? and don’t forget to

enclose your claim with the report. I’ll take the matter up with our insurer here.

Mr. Martin : I think it’ll take a longer time to settle it.Mr. Simon : I don’t think so and nothing to worry about, Mr. Martin. We will

speed everything up and you will get the compensation as soon as possible.

Mr. M : Thanks. It’s very kind of you. But we still need replacement machines and spare parts. We don’t want to keep our customers waiting longer.

Mr. S : Don’t worry Mr. Martin. We’ll ship the replacement machines and spare parts to you by the end of this month.

Mr. M : Fine. I hope the next consignment will be handled more carefully by the forwarding agent.

Mr. S : I am sure they will because this is not a good news for them. If they ignore it, they will lose a regular customer.

Mr. M : I am sorry for putting you in trouble and thank you for your help, Mr. Simon.

Mr. S : No trouble at all, Mr. Martin. That’s our responsibility and we don’t want to make our customer disappointed. Once we make them disappointed, we will lose them forever.

Mr. M : Yes, I agree with you.Mr. S : For the next shipment, if there is anything wrong, please don’t

hesitate to contact me.Mr. M : Thank you. Good bye.

D. Vocabulary (Kosakata)Consignment : kirimanGoods : barang-barangSalvage : menyelamatkanDamage : rusakCrushed : hancur Insured : diasuransikanInspect : memeriksaBe polite : sopanBe concise : ringkasBe clear : jelas

Page 49: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

49MPA 333 / Juli 2014

Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak

Kosakata :

Tiang

Saudara (lk)

Yang tercinta

Menetapkan

Kedudukan/posisi

Jika dikerjakan

Secara benar

Dari (segala) keburukan

ke (Kehidupan) bagi hati

Pendidikan moral bagi jiwa/diri

Tepat waktunyya

Allah menjanjikan

Terlewat/lepas

Melewatinya/telat

Tidak boleh

Maksud/arti dan tafsir surat al-Ma’un ayat 4 dan 5, sama dengan yang ada pada surat Maryam ayat 59

(adalah) sumber (segala) kebaikan

Benteng/pencegah

Page 50: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

50 MPA 333 / Juli 2014

NGANJUK – Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2014, Pengurus IGRA Kabupaten Nganjuk menyelenggarakan

Salah satu tampilan peserta Lomba Hari Anak Nasional pada lomba Menyanyi

Lomba Hari Anak Nasional Tahun 2014perlombaan yang bertempat di aula Kankemenag Kab. Nganjuk. Diantaranya adalah lari estafet, tartil Qur’an dan menyanyi tunggal dengan peserta dari 20 kecamatan se-Kab. Nganjuk, (3/6). Di aula dasar diperuntukkan bagi peserta lomba tartil Qur’an, sementara aula lantai dua untuk lomba menyanyi dan ruang di belakang gedung Kemenag bagi peserta lomba lari estafet.

Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, Drs. Habibunnajar, MM dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara berterima kasih kepada seluruh panitia lomba serta para dewan juri. Beliau berharap agar peserta lomba untuk menampilkan sebaik mungkin. Menang kalah adalah hal biasa. Yang menang jangan merasa sombong sedang yang kalah tahun depan masih ada kesempatan. Untuk dewan juri agar prefesioanl dan transparan dalam melaksanakan tugasnya.

Hasil akhir perlombaan dalam rangka Hari Anak Nasional kali ini adalah pada lomba menyanyi dan lomba tartil al-Qur’an, Kecamatan Prambon menjadi juara I. Dan pada lomba lari estafet, juara I diraih oleh Kec. Patianrowo. •Nur

SUMENEP – Bertempat di aula al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep, berlangsung Pelantikan dan Pengukuhan pejabat struktural dan fungsional, (16/6). Pejabat struktural yang terlantik adalah Drs. H. Jono Hadi, MH sebagai Kasubbag TU, Drs. Abd. Aziz (Kasi Haji dan Umroh), Mukh Anif S.Ag (Kasi Bimas Islam) dan 6 kepala KUA yaitu Drs. A. Naufal (Kec. Saronggi), Moh.Hasyim Asyari, S.Ag, M.PdI (Kec. Kota), Asnari, S.Ag (Kec. Dungkek), Drs. Agus Maryanto (Kec. Batuan), Pathor, S.Ag, MHI (Kec.Talango), dan Rasidi, S.Pd.I (Kec. Masalembu).

Juga ada 25 pejabat fungsional yang dikukuhkan. Dengan perincian, 2 pejabat yang sebelumnya Pengawas Sekolah Muda Pendais pada SLTP/SMU/SMK di lingkungan Kankemenag Kab. Sumenep menjadi Pengawas Madrasah Muda Tingkat Menengah Kankemenag Kab. Sumenep. Dan sebanyak 23 pejabat yang sebelumnya menjadi Pengawas Sekolah Muda Pendais pada Tk/RA/SD/MI menjadi Pengawas Madrasah Muda Tingkat Dasar

Kakankemenag Kab. Sumenep, Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI

Enam pejabat struktural dan 25 pejabat fungsional dilantikdi Aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep.

berharap agar pejabat terlantik menyesuaikan diri di tempat tugas yang baru dan membangun komunikasi yang konstruktif. •Zarkasi

Pelantikan dan Pengukuhan Pejabat Struktural dan Fungsional

LAMONGAN – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten Lamongan yang digelar Lembaga Pengembangan

Bupati Lamongan didampingi Forpimda dan Kakankemenag,tabuh bedug tanda dimulai MTQ Kab. Lamongan

Tilawatil Quran (LPTQ) diikuti 27 kafilah kecamatan se-Kab. Lamongan. Upacara pembukaan dipimpin Bupati Lamongan di alun-alun kota dan penutupan di Pendopo Lokatantra (22-23/6). MTQ kali ini mengukuhkan dominasi kafilah Paciran dengan mempertahankan juara umum melalui raihan 12 emas, 9 perak, dan 7 perungu.

Bupati Lamongan H. Fadeli, SH, MM mengharap agar ajang MTQ menumbuhkan minat baca, memahami, mendalami dan mengamalkan kitab sucinya sehingga menjadikan bumi Lamongan sebagai bumi qur’ani.

Sebelumnya, Yuhronur Efendi, SE, MM, MBA selaku ketua panitia berharap agar MTQ mampu mencari bibit baru dan ketersediaan qori dan qoriah berkesinambungan. Juga mencari anggota kafilah pada ajang serupa tingkat Jatim di Kab. Banyuwangi tahun depan.

Cabang yang dilombakan adalah tilawah, hifdzil, tartil, khat, sarkhil, fahmil, dan pidato. Sebagai juara umum adalah kafilah Paciran, disusul Lamongan dengan 7 emas, 2 perak, dan 4 perungu, kemudian kafilah Glagah dengan 3 emas, 3 perak, dan 1 perungu.

Kafilah Paciran Pertahankan Juara Umum MTQ Kab. Lamongan

Page 51: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

51MPA 333 / Juli 2014

PROBOLINGGO – Bertempat di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo, berlangsung Penilaian Lomba

JEMBER - Bertempat di aula Kankemenag Kabupaten Jember telah diselenggarakan Sosilalisasi Jurnalistik dan Kehumasan

Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag. memberikan sambutandalam acara Penilaian Lomba Masjid Percontohan Tk. Jatim

Pengetahuan tentang jurnalisme sangat penting demi citra Kemenag yang lebih baik.

Ketua DWP Mengajak Meniru Kartini

Sosialisasi Jurnalistik dan Kehumasan

Masjid Percontohan Tingkat Jawa Timur, (16/6). Rombongan Tim Juri dari Kemeag Kanwil Jatim dipimpin oleh Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag. Khusus untuk Wilker Malang, masjid yang ditunjuk adalah Masjid Agung Ar-Raudlah.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami, M.H.I berterimakasih kepada Dewan Juri beserta rombongan yang memberikan kepercayaan kepada Masjid Agung Ar-Raudlah untuk mengikuti lomba masjid mewakili Wilker Malang. Sedangkan Drs. H. Ach. Faridul Ilmi, M.Ag. atas nama Dewan Juri Kemenag Kanwil Jatim menegaskan akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Diawali dengan pemaparan profil Masjid Agung Ar-Raudah oleh Sekretaris takmir, anggota tim juri segera melakukan verifikasi profile masjid melalui wawancara secara langsung dengan para takmir masjid. Juga dilakukan peninjauan lokasi di lapangan yang meliputi tiga bidang pokok : Idaroh (Manajemen Organisasi), Imaroh (Manajemen Kemakmuran) dan Ri’ayah (Manajemen Pemeliharaan & Pemberdayaan Masjid). •Yazid Zain

(20/5). Acara ini dihadiri oleh Waka Kehumasan Madrasah Negeri, Ka. KUA serta siswa/siswi ekskul jurnalistik yang menghadirkan nara sumber dari Radar Jember.

Dalam sambutannya, Kasubag TU Kemenag Kab. Jember Drs. H. Hamam M.HI mengatakan bahwa Kankemenag Kab. Jember berupaya membangun kesadaran pegawai akan pentingnya publikasi di media massa. Kegiatan ini, selain dapat mengembangkan wawasan dan mutu SDM yang ada di Satker madrasah maupun di KUA, efektifitas dan efisiensi kerja akan lebih optimal dan yang lebih utama adalah citra positif Kemenag akan lebih terekspose.

Selanjutnya acara langsung diisi oleh nara sumber dari Radar Jember yaitu Narto yang menyampaikan perlunya upaya dari Kankemenag Kab. Jember untuk membangun kesadaran terhadap media massa. Menurutnya, prestasi yang kalau tidak terpublikasikan, tidak banyak yang tahu. Maka jiwa kehumasan harus ditingkatkan.

Nara sumber juga memberikan materi tentang teknik cepat menulis berita, dan mengajak menulis berita yang cepat dan tepat. •Ratna

PONOROGO – Bertempat di Hotel La Tiban Ponorogo, Pimpinan Daerah Dewan Masjid Indonesia (PD DMI) Kabupaten Ponorogo mengadakan Workshop Advokasi dan Pengendalian Tubercolusis (TB) Berbasis Komunitas Masjid, (17-18/6). Kegiatan ini diikuti oleh takmir masjid besar se-Kab. Ponorogo dan dihadiri Dinas Kesehatan Ponorogo, Kakankemenag Kab. Ponorogo dan PW DMI Jatim serta dari PP DMI yang sekaligus sebagai tutor.

Ketua PD DMI Ponorogo, Mohamad Thohari,S.Ag memaparkan tentang program-program yang telah dilaksanakan oleh PD DMI Ponorogo dan pentingnya informasi TB sekaligus memaparkan tujuan workshop.

Sementara dari PW DMI Jawa Timur Lilik Khalimi memberi support pada segenap takmir agar memanfaatkan forum ini sebagai wadah mencari wawasan yang nantinya diharapkan menjadi kader yang mampu menyampaikan informasi tentang Tubercolusis kepada jama’ah.

Penyakit TB menjadi perhatian serius pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan TB ini. Indonesia merupakan negara dengan pasien TB urutan kelima terbanyak

Workshop oleh DMI Kab. Ponorogo,sebagai bentuk kontribusi terhadap pencegahan TB

di dunia. Setiap tahun sekitar 150 ribu penderita TBC di Indonesia meninggal. •Ifroh

DMI Adakan Workshop Pengendalian Tubercolusis (TB)

Page 52: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

52 MPA 333 / Juli 2014

WORKSHOP PENYUSUNAN PENILAIAN KURIKULUM 2013

LAMONGAN – Dalam mendukung upaya implementasi kurikulum 2013, Panitia Pelaksana guru PNS DPK Kemenag Kab. Lamongan menyelenggarakan workshop penyusunan penilaian kurikulum 2013 bagi guru PNS DPK madrasah se-Kab. Lamongan di aula MAN Lamongan, (4/6).

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I mengatakan kompetensi guru dalam menyusun penilaian terkait pemberlakuan kurikulum 2013 di madrasah perlu ditumbuhkan idealismenya. Lebih-lebih guru mampu menerapkan pembelajaran quantum learning dan quantum teaching.

Ditambahkan, seiring perkembangan Iptek, program pembelajaran bisa saja menjiplak milik orang lain dengan tidak melihat kondisi madrasah. “Oleh karena itu, saya tidak menginginkan bapak-ibu guru dalam pembuatan program pembelajaran selalu copy paste,” harapnya

Sebelumnya, Qomari, S.Pd, ketua panitia melaporkan bahwa workshop ini diikuti 365 guru PNS Kemenag di madrasah se-Kab. Lamongan mulai RA hingga MA. Nara sumber kegiatan ini adalah Widya Iswara BDK Surabaya: DR. Widayato, M.Pd, untuk guru PNS DPK tingkat dasar dan Drs. H. Sholikim, M.Pd.untuk guru PNS DPK tingkat menengah. •Nsr

PEMBINAAN MOTIVATOR KELUARGA SAKINAHKEDIRI – Bertempat di aula Kanke-

menag Kab. Kediri dilaksanakan Pembinaan Motivator Keluarga Sakinah, (18/6). Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para motivator keluarga sakinah yakni penyuluh agama Islam di Kabupaten Kediri dalam memberikan bimbingan, penyuluhan dan motivasi tentang keluarga sakinah. Demikian ungkap Kasi Bimas Islam, H. Moh. Hamzah, S.Ag., M.Pd.I.

Kakankemenag Kab. Kediri H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I. dalam sambutannya menyam-paikan bahwa keluarga sakinah merupakan dambaan dari setiap pasangan suami istri. Namun untuk mencapainya tidak mudah. Kadang dalam sebuah keluarga terjadi konflik berkepanjangan tanpa mengetahui solusinya. Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah preventif, selektif dan antisipatif dari setiap individu muslim untuk membina keluarga bahagia.

Narasumber dalam kegiatan ini adalah H. Abdul Kholiq Nawawi, S.Ag. M.Pd.I yang menyampaikan materi tentang UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, PP No. 9 Tahun 1975, KHI, fiqih munakahat, perkawinan ditinjau dari segi kesehatan fisik, mental dan spiritual serta materi-materi lain yang berkaitan dengan pembentukan keluarga sakinah. •Alfy

PEMBINAAN SENIMAN MUDA ISLAMKEDIRI – Dalam rangka mengembang-

kan apresiasi seni di masyarakat luas, Kankemenag Kab. Kediri selenggarakan pembinaan Seniman Muda Islam, (11/6). Acara ini menghadirkan seniman muda Islam Kabupaten Kediri.

Kegiatan yang bertempat di aula Kemenag Kab. Kediri ini antara lain bertujuan memperdalam dan mempertebal budaya bangsa yang bernuansa Islami, mengembangkan potensi seniman, juga memfilter budaya asing yang tidak selaras dengan budaya bangsa Indonesia serta mempertebal iman dan taqwa. Demikian ungkapan Kasi Bimas Islam, H. Moh. Hamzah, S.Ag., M.Pd.I. dalam laporannya.

Dalam sambutan pembukaannya, Kakan kemenag Kab. Kediri, H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I. menyampaikan bahwa seni Islami telah menjadi milik bangsa Indonesia. Oleh karena itu perlu dibina dan dikembangkan sebab seni budaya Islami mencerminkan nilai luhur budaya bangsa.

Kegiatan yang disambut antusias oleh seniman ini menghadirkan narasumber seorang pakar seni dari STAIN Kediri, Dr. Hj. Umi Hanik, M.Ag. dengan materi jati diri muslik Islami dan seni sebagai Media Dakwah. Di puncak kegiatan ini, peserta merekomendasikan dibentuknya wadah seniman muslim di Kab. Kediri. •Alfy

TINGKATKAN PELAYANANSELENGGARAKAN PEMBINAAN JURNALISTIK

JOMBANG – Dalam upaya meningkat-kan pelayanan, bagian Humas Kemenag Kab. Jombang menyelenggarakan “Pembi-naan Pelayanan Jurnalistik dalam Meningkatkan Pelayanan berbasis IT” yang dibuka oleh Kakankemang Kab. Jombang Drs. H. Barozi. M.Pd.I selaku penanggung jawab kegiatan, (18/6). Kegiatan yang berlangsung di aula Darussalam Kemenag Kab. Jombang ini dihadiri 80 peserta dari satker Negeri dan KUA se-Kab. Jombang. Sebagai narasumber materi jurnalis dari Media Indonesia (Anjrah Lelono Broto), sementara materi foto jurnalis dari Radar Mojo yaitu Arif Anas Prasetiya.

Dalam sambutannya Drs.H. Barozi, M.Pd.I menyampaikan bahwa selama ini Kemenag Jombang masih lemah dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat. Sehingga, informasi terkait aktivitas positif yang dilakukan Satker dan Kemenang Jombang tidak terkonsumsi oleh khalayak secara utuh.

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini akan tercipta layanan informasi yang akurat dan cepat dari Satker maupun Kankemenag Kab. Jombang sehingga tercipta keterbukaan informasi bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi keluarga besar Kemenag. •Titis

KUNJUNGAN STUDY COMPERATIVE FKUB KAB. MUSI RAWAS SUMSEL

LUMAJANG – Kankemenag Kab. Lu ma jang menerima kunjungan study comperative FKUB dari Kab. Musi Rawas, (8/5). Kasubag TU Kankemenag Lumajang bersama pengurus FKUB Kab. Lumajang beserta pemuka agama Kab. Lumajang menyambutnya para tamu di ruang Kepala.

Ketua FKUB Musi Rawas Misbahul Arifin menyampaikan tujuannya kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan jalinan silaturrahmi antar tokoh agama, menam bah pengetahuan dan sebagai sarana untuk menggali informasi tentang nilai ikatan sosial lintas agama yang bermanfaat dalam rangka membangun FKUB di Kab. Musi Rawas.

Sementara itu H. Harnyoto, SH. MA selaku Kasubbag TU menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Kepala Kemenag Lumajang yang tidak bisa mendampingi secara langsung dikarenakan acara dinas. Kasubbag TU kemudian memaparkan keadaan penduduk Kota Lumajang yang mayoritas beragama Islam, ada juga Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu.

Tentang kehidupan umat beragama di Kab. Lumajang selama ini dapat dikatakan cukup kondusif baik aspek keagamaan maupun aspek sosial. Masing-masing agama bisa melaksanakan keyakinan/ibadahnya dengan tertib dan aman. •Ziza

WORKSHOP BIMBINGAN PERJALANANIBADAH HAJI

BANYUWANGI – Untuk memberikan penge tahuan dan pemahaman kepada para pembimbing jamaah haji Kab. Banyuwangi tentang proses perjalanan ibadah haji, Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Banyuwangi mengadakan acara workshop bimbingan perjalanan ibadah haji di lingkungan Kankemenag Kab. Banyuwangi, (17-18/5).

Kegiatan yang diselenggarakan di Hall Mirah Hotel Banyuwangi ini diikuti 48 peserta, terdiri dari Kepala KUA, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), dan Ikatan Persaudaraan Ibadah Haji (IPHI) Kabupaten Banyuwangi. Selama dua hari, mereka diberi materi tentang kebijakan penyelenggaraan haji dan umrah.

Sementara itu Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso, S.Ag, M.Pd saat membuka acara berharap agar pelayanan kepada calon jamaah haji tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. “Calon jamaah haji harus terjamin dan terlayani dengan baik”, harapnya. Lebih lanjut dikatakan, maksud dan tujuan kegiatan ini adalah agar perjalanan calon jamaah haji dalam melaksanakan rukun Islam kelima bisa terlaksana dengan baik dan lancar, sehingga ibadah hajinya sempurna dan memperoleh predikat haji yang mabrur. •Yas

Page 53: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

53MPA 333 / Juli 2014

MAGETAN – Perasaan gembira dirasakan oleh siswa-siswi MAN Panekan setelah menerima pengumuman dan dinyatakan

Para pedagang kaki lima mendapatkan bagian nasi bungkusdari siswa-siswi MAN Panekan.

Ungkapkan Kelulusan, MAN Panekan Bagi-bagi Nasi BungkusLulus. Mereka mengungkapkannya dengan sujud syukur di Musholla Nurrus Sholihin MAN Panekan dan dilanjutkan dengan pembagian nasi bungkus kepada para pedagang asongan dan PKL di Kabupaten Magetan. Lokasi yang dipilih adalah Pasar Baru Magetan, Pasar sayur Magetan, Pasar Plaosan, Pasar Kendal Ngawi, Pasar Panekan dan Panti Asuhan dan Pondok Pesantren.

Nahrowi sebagai koordinator aksi mengatakan bahwa pembagian nasi bungkus ini melibatkan teman-temannya dalam beberapa kelompok sehingga nasi bungkus cepat tersalurkan. Menurutnya, siswa-siswi MAN harus tampil beda dengan tidak melakukan hura-hura seperti siswa pada umumnya.

Sementara itu Kepala MAN Panekan – Sardjo – merasa bang-ga dengan apa yang dilakukan oleh para siswanya dengan tidak melakukan tindakan negatif saat mengungkapkan kegembiraan kelulusannya dan ini merupakan bentuk akhlaq yang baik yang menjadi ciri madrasah. Apalagi dibarengi dengan tindakan positif yaitu saling berbagi dengan membantu kaum dhuafa’ dan anak yatim piatu. •Hidayat

MOJOKERTO KOTA – Kakankemenag Drs. Syamsuri Arif, M.Si, mendampingi Walikota Mojokerto KH. Mas’ud Yunus, menerima kunjungan BAZ Kota Batu di Gedung Nusantara Pemkota Mojokerto. Kegiatan ini juga dihadiri seluruh penggurus BAZ, pejabat Pemkot dan Kankemenag Kota Mojokerto. Rombongan BAZ Kota Batu terdiri dari 37 orang, dipimpin oleh Ir H. Punjul Santoso, MM (Wakil Walikota Batu) dan Drs. H Jamal, M.PdI. Tujuan kunjungan ini adalah untuk studi banding terkait kiprah BAZ Kota Mojokerto.

Dalam sambutannya Ir. H. Punjul Santoso, MM, Ketua BAZ Kota Batu berterima kasih utamanya kepada Pemkot, Kemenag dan BAZ dan akan belajar dari apa yang telah dicapai oleh BAZ Kota Mojokerto. Dengan harapan, BAZ Kota Batu bisa mendapat ilmu yang bisa diterapkan di Batu.

Walikota Mojokerto KH. Mas’ud Yunus, sebagai Ketua BAZ Kota Mojokerto menyambut bahagia kedatangan BAZ Kota Batu seraya menerima dengan terbuka serta siap untuk berdialog dalam rangka berbagi ilmu, strategi dan pengalaman terkait pengelolaan BAZ.

Walikota Mojokerto, KH. Mas’ud Yunusmenerima hangat rombongan BAZ dari Kota Batu.

Dengan berdialog dan bertukar ilmu dan pengalaman ini, diharapkan akan terjadi kemajuan pada pengelolaan BAZ secara umum. •FM

Kunjungan BAZ Kota BATU ke BAZ Kota Mojokerto

BLITAR KOTA – Kankemenag Kota Blitar melalui Penyelenggara Syari’ah, menyelenggarakan kegiatan Pembinaan Hisyab Rukyah

Para peserta sangat antusias saat diberi penjelasantentang hisab rukyat dan penentuan arah kiblat.

dan Penentuan Arah Kiblat di aula Sania Caffe (12/6). Kegiatan ini diikuti 60 peserta yang terdiri dari para ta’mir masjid/mushalla dan perwakilan pelajar SMA/SMK/MA se-Kota Blitar.

Sejak awal kegiatan yang dibuka oleh Kasubbag TU M. Didik Suharmanto, SH ini, para peserta begitu antusias mengikuti semua sesi acara hingga pemaparan materi utama yang disampaikan Uzal Syahruna (salah satu anggota Tim Badan Hisab Rukyah Prov Jatim dan Nasional asal Kab. Blitar)

Sementara itu H. Habibur Rohman M. Ag. – Penyelenggara Syari’ah – menyampaikan laporan yang menyoroti pentingnya ilmu hisyab rukyah dan penentuan arah kiblat ini agar dilaksanakan. Salah satu diantara alasannya yakni tentang orang Indonesia yang sangat Jawa sentris dalam menentukan arah kiblat sehingga warga keturunan Jawa yang tinggal di Suriname pun kiblatnya ke arah Barat.

Dengan kegiatan ini – sambung Habibur Rohman – semua berikhtiar agar shalat benar-benar menghadap kiblat sebagai salah satu syarat sahnya shalat. •Moza

Pembinaan Hisab Rukyah dan Penentuan Arah Kiblat

Page 54: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

54 MPA 333 / Juli 2014

KUNJUNGAN PERSAHABATAN TIM FUTSAL KANWIL KEMENAG PROV. JATIM

NGANJUK – Bertempat di lapangan futsal Loceret Kabupaten Nganjuk, ber-langsung pertandingan persahabatan futsal Kanwil Kemenag Prov Jatim dengan tim futsal Kemenag Kab Nganjuk, (6/6)

Sebagaimana surat yang dikirimkan oleh tim futsal Kanwil Kemenag Prov Jatim Tanggal 28 Mei 2014 direspon oleh Kemenag Kab Nganjuk. Bagus Budiman selaku koordinator tim futsal Kanwil Kemenag Jatim menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan futsal di lingkungan Kemenag Jawa Timur.

Sementara itu, ketua rombongan – Sugianto yang juga Kabag Perencanaan Kanwil Kemenag Jatim mengatakan bahwa dalam pertandingan persahabatan ini bukan kemenangan yang dicari, tapi persaudaraan dan silaturakhim yang diutamakan.

Drs. H. Ngudiono, M.Ag MM – Kakankemenag Kab. Nganjuk mengapresiasi dengan baik kegiatan ini karena olah raga memang keharusan bagi setiap pegawai. Karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kakankemenag juga dengan senang hati menerima kunjungan tim futsal dari Kanwil Kemenag Jatim dengan harapan agar dengan diawali persahabatan futsal ini mampu membangun kinerja yang lebih baik. •Nur

DDTK PENINGKATAN KOMPETENSI METODOLOGI PEMBELAJARAN

BANYUWANGI – Tugas Balai Diklat Keagamaan adalah mendidik SDM di lingkungan Kemenag baik struktural maupun fungsional. Demikian ungkap H. Rusman Langke, M.Pd Kepala BDK Surabaya, saat menyampaikan materi Kebijakan Diklat Teknis DDTK Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran bagi Guru MTs di lingkungan Kemenag Kab. Banyuwangi, (10/6). Menurutnya, dinamika pengetahuan sangat cepat, guru harus mengikuti perkembangan kurikulum.

Kegiatan yang diikuti 30 guru MTsN ini berlangsung selama tujuh hari, dengan materi diklat dasar yang meliputi kebijakan pembangunan bidang agama, kebijakan diklat teknis, pengembangan SDM organisasi. Selain materi inti yang meliputi konsep metodologi pembelajaran, cara membuat perencanaan pembelajaran, dan praktek metode dan model pembelajaran. Sedangkan untuk materi penunjang meliputi pengarahan program, BLC, evaluasi program, dan ujian.

Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso berharap agar para guru dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan keterampilan dalam menyusun bahan ajar dan sikap mental guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. •Yas

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI KEUANGANBLITAR – Sehubungan terbitnya

Pe ra turan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014, Kankemenag Kab. Blitar mengadakan so-sialisasi peraturan ini, (31/5). Sosialisasi yang dihadiri 75 orang dari Satker MAN, MTsN, MIN dan KUA ini bertujuan memper-jelas tata cara revisi tahun anggaran 2014 dan untuk wawasan serta pengetahuan demi kelancaran dalam meningkatkan kual-itas kerja Kankemenag Kab. Blitar.

Kakankemenag Kab.Blitar Drs. H. Akhmad Mubasyir, MA dalam sambutannya berterima kasih kepada seluruh undangan yang telah hadir, dan juga memaparkan mengenai kondisi pelaksanaan anggaran pada tahun 2014. Di mana masih ada beberapa satker yang mengalami pagu minus. Untuk itu beliau berharap, melalui kegiatan sosialisasi revisi anggaran ini tidak ada lagi satker yang mengalami pagu minus pada tahun anggaran 2015.

Pemateri kegiatan ini adalah Mujahit dari DJPB Surabaya yang menjelaskan tentang Peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2014, dan Nomor 53/PMK.2/2014 tentang standar biaya masukan tahun anggaran tahun 2015. •Bam’s

PEMBINAAN P3N KANKEMENAG KAB. NGAWINGAWI – Bertempat di BP. Al Falah

Kankemenag Kab. Ngawi dilangsungkan pembinaan bagi P3N di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi, (3/6).

Ketua pelaksana, Drs. H. Badruddin, M.PdI, Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Ngawi menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini dalam rangka menjalin silaturrahmi antara P3N dengan Kankemenag Kab. Ngawi sekaligus memberikan pembekalan guna meningkatkan SDM P3N

Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Syahidan, MH, saat membuka acara meng himbau agar P3N memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan menyampaikan kepada P3N dan pegawai KUA serta masyarakat yang tidak hadir di acara ini. Dalam melaksanakan tugasnya – tambah H. Syahidan – P3N hendaknya meniatkan beribadah tanpa mengharap pemberian dari yang dinikahkan.lebih-lebih menarik biaya melebihi jumlah biaya nikah Rp. 30.000,-.

Pembinaan tersebut diikuti para pegawai P3N sekabupaten Ngawi. Materi pembinaan adalah wali Nikah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Posisitf, dengan nara sumber Drs. H. Masduki, SH, MH. Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Ngawi dan Drs. H. Gucik Sanusi, mantan Kepala Kankemenag Kota Madiun. •Guh

PENYELENGGARA SYARIAH,RAPAT HISAB AWAL RAMADHAN 1435 HSITUBONDO – Dalam rangka mem-

persiapkan datangnya Bulan Ramadhan 1435 H, Penyelenggara Syariah Kankemenag Kab. Situbondo menggelar rapat persiapan ru`yatul hilal awal Ramadlan dan penentuan jadual imsakiyah Ramadhan bagi tim ahli falak di lingkungan Kankemenag Kab. Situbondo, (16/6). Rapat persiapan dibuka oleh Penyelenggara Syariah Kankemenag Kab. Situbondo, H. Maulana Akhmad Ridho, S.Ag. yang berharap agar rapat menghasilkan penentuan hisab Ramadhan yang diaplikasikan dalam sebuah jadual imsakiyah dengan sistem Ephemeris.

Rapat yang digelar di aula Kankemenag Kab. Situbondo tersebut diikuti oleh 20 tim ahli falak dengan dipimpin oleh Irfan Hilmi, S.Pd. MP. Al Falaky yang merupakan Tim Teknis Rukyat PBNU dan Tim Ahli Falak BHR Prov. Jawa Timur. serta diikuti oleh anggota Tim Ahli Falak BHR Kab. Situbondo yang terdiri dari Kepala KUA di lingkungan Kemenag Kab. Situbondo.

Rapat menghasilkan Jadual Imsakiyah Ramadlan dengan sistem Ephemeris, dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan ru`yatul hilal pada tanggal 27 Juni 2014 di Pantai Kalbut Kec. Mangaran Kab. Situbondo yang melibatkan seluruh pihak. •Liz

SOSIALISASI ZAKAT SIKAPI FATWA MUI TULUNGAGUNG – Kemenag Kab.

Tulungagung bekerjasama dengan BAZ Kab. Tulungagung menyelenggarakan sosialisasi zakat, (17/6). Kegiatan yang bertempat di aula Kemenag ini dalam rangka menyikapi fatwa MUI Jatim tentang pentingnya berhati-hati dalam menyelenggarakan zakat fitrah. Acara dihadiri 150 orang dari unsur Kasubag TU, Kasi, Binsyar, kepala KUA, kepala madrasah beserta KTU, penyuluh agama Islam, dan pengawas.

Sementara itu Kakankemenag Kab. Tulungagung, H. Damanhuri, M.Ag. menyampaikan bahwa MUI Jatim telah menganjurkan untuk berhati-hati dalam zakat fitrah yaitu dengan melebihkan dari ukuran minimal. Oleh karena itu, keluarga besar Kemenag Kab. Tulungagung memberi contoh dengan menetapkan zakat fitrah tahun ini minimal 3 kg. beras yang berkualitas bagus.

Selanjutnya, H. Muhaji, S.Ag. (Waketum MUI Tulungagung) sebagai narasumber menghimbau pentingnya menyemarakkan kegiatan pada bulan Ramadhan ini dengan tadarus serta memperbanyak amaliah hasanah. Ceramah yang paling terakhir disampaikan oleh Drs. H. Abu Sufyan (Ketua BAZ Kab. Tulungagung) yang lebih menggiring kesiapan mental masyarakat untuk berzakat, infaq dan shodaqoh. •Nh

Page 55: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

55MPA 333 / Juli 2014

PELATIHAN KURIKULUM 2013 DANPELANTIKAN PENGURUS IGRA

SUMENEP – Bertempat di aula MAN Sumenep, berlangsung acara Pelatihan Kurikulum dan Pelantikan Pengurus IGRA, yang dihadiri oleh kurang lebih 150 Guru RA se-Kab. Sumenep, (28/5). Acara dihadiri oleh Kakankemenag, Kasi Pendma dan Ketua Pokjawas, dan PPAI hadir pula Ketua IGRA Kanwil Kemenag Prov. Jatim yang akan melantik para pengurus IGRA Kab. Sumenep yang baru.

Kakankemenag Kab. Sumenep, Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI dalam sambutan pengarahan sekaligus membuka acara, menghimbau pada seluruh peserta hendaknya tekun dan disiplin mengikuti acara sampai usai. Seluruh peserta diharapkan mampu untuk menjadi fasilitator atau nara sumber di tempat tugasnya masing-masing, sehingga harapan menuju Indonesia yang cerdas baik secara intelektual dan berimbangnya spiritual dapat terwujud. Tempat dan fasilitas yang cukup representatif diharapkan dapat berdaya guna.

Kepada pengurus IGRA yang sudah dilantik – tambah Kakankemenag – hendaknya langsung action dengan program-program kinerjanya untuk pengem bangan tugas guru di tingkat RA. Jangan ada lagi guru malas, yang tidak kredibel dan tidak profesional. •Zarkasi

WISUDA DI RA PLUS HIDAYATULLAHKOTA BLITAR – Keceriaan terpancar

jelas dari wajah anak-anak RA Plus Hidayatullah yang akan diwisuda, (14/06). Dan dibarengi kepolosan serta keluguan, kian menambah suasana bangga dan bahagia orangtua mereka. Sejak pagi anak-anak ini sudah berdatangan dengan semangat yang menggebu-gebu dengan dandanan yang bagus-bagus dan cantik-cantik.

Acara ini kemudian dibuka oleh H. Achmad Musyafa’ Zen –Pejabat Pengawas Kankemenag Kota Blitar yang menghimbau mewakili Kakankemenag agar segenap wali siswa terus mempertahankan keilmuan anak-anak yang selama ini sudah mengenyam pendidikan di RA Plus Hidayatullah. Jangan sampai anak-anak yang saat ini sudah dilatih untuk shalat berjama’ah, berakhlakul karimah, sopan santun dan ilmu-ilmu lainnya lantas luntur karena tidak lagi menjadi murid RA.

Sementara itu, perwakilan wali siswa berterimakasih atas bimbingan seluruh stakeholder RA. Dari yang paling sederhana, ketika anak-anak dulu harus diantar sampai di pintu kelas, sekarang sudah berani memasuki komplek madrasah sendirian. Kemudian belajar mandiri, selain itu juga memiliki banyak sekali kemajuan baik dari ilmu umum maupun ilmu agama. •Moza

HUMAS KOTA MALANG ADAKANPELATIHAN KEPROTOKOLAN DAN MC

KOTA MALANG – Bertempat di aula Kankemenag Kota Malang, Humas Kankemenag Kota Malang menggelar pelatihan Keprotokolan dan MC, (16/6). Pelatihan diikuti oleh humas utusan dari lingkungan madrasah, Penyuluh Agama Islam, KUA, dan dari masing-masing Seksi di lingkungan Kankemenag Kota Malang.

Dalam laporannya, Ketua Panitia Muh. Burhanuddin, SH berharap agar acara ini memberikan tambahan wawasan, pengetahuan, pemahaman tentang keprotokolan serta ketrampilan MC kepada peserta dan dapat mengimplementasikan apa yang diberikan sehingga nantinya di setiap acara berjalan sesuai dengan protap dan tata aturan. Kasubag TU Kankemenag Kota Malang (Machsun Zain, S.Ag. M.Si) saat membuka acara mengatakan bahwa seorang protokol memiliki kedudukan penting dalam suksesnya suatu acara. Kasubag TU mengakui bahwa tenaga Keprotokolan dan Pembawa Acara (MC) di Kankemenag Kota Malang masih sangat sedikit. Untuk itu, beliau menyambut baik acara ini.

Bertindak sebagai nara sumber Keprotokolan dan MC adalah dari RRI Malang, Ali Sukamto, AP. S.AP, MAP, MoC yang merupakan pakar MC dan dosen di berbagai Perguruan Tinggi. •Burhan

WORKSHOP PERJALANAN IBADAH HAJIKANKEMENAG KAB NGANJUK

NGANJUK – Bertempat di Hotel Graha Prima Kabupaten Pacitan, Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kankemenag Kab. Nganjuk menyelenggarakan Workshop Perjalanan Ibadah Haji, (30-31/5). Acara ini diikuti 45 peserta terdiri dari Kepala KUA, Pegawai Seksi Bimas Islam dan PHU serta Penyuluh Agama Islam Fungsional di lingkungan Kankemenag Kab Nganjuk.

Yakup Suyoso S.Si selaku ketua pelaksana kegiatan menyampaikan, bahwa kegiatan ini sengaja dilaksanakan di luar kabupaten sebagai usaha melahirkan kesepakatan internal antar petugas dalam melaksanakan tanggung jawab masing-masing di samping refreshing bersama.

Kakankemenag Kab. Nganjuk Drs. H. Ngudiono M.Ag.MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa tugas Kemenag makin lama semakin berat. Salah satunya adalah perjalanan ibadah haji. Tanggung jawab dan profesioanlisme menjadi kewajiban seseorang yang harus dijaga. Seiring dinamika kehidupan institusi yang menjadikan Kemenag salah satu lembaga yang melayani masyarakat sejak lahir hingga meninggal.

Kegiatan ini diharapkan agar semua komponen Kemenag bisa menjelaskan tentang informasi haji kepada Masyarakat luas. •Nur

PEMBINAAN PELAYANAN PENDAFTARAN HAJI NGAWI – Demi memaksimalkan

informasi haji serta memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah mengundang para Penyuluh Agama dan Staf KUA se-Kabupaten Ngawi untuk hadir di RM Noto Suman Ngawi guna mendapatkan pembinaan, (2/6). Para aktifis pelayanan haji tersebut mendapat pembinaan dari utusan Kanwil Kemenag Provinsi Jatim Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah.

Ketua pelaksana kegiatan ini, Drs. H. M. Mas’ud, MM, Kasi Gara Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Ngawi menyampaikan bahwa tujuan diadakan pembinaan pelayanan pendaftaran haji adalah agar informasi tentang pendaftaran dan pelayanan haji bisa lebih luas dan tersampaikan dengan benar kepada masyarakat.

Pembinaan yang dikemas dengan metode ceramah, diskusi dan konsultasi tersebut, para peserta mendapatkan materi pembinaan tentang manajemen pelayanan haji dan proses pendaftaran haji. Dan bertindak selaku nara sumber adalah Drs. H. Syukur, M.Si, Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Wilayah Propinsi Jawa Timur dan Drs. H. Syahidan, MH, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ngawi. •Guh

BIMTEK PENILAIAN PRESTASI KERJA BAGI PNSSITUBONDO – Dalam upaya pening-

katan etos kerja dan komitmen pegawai dalam pelaksanaan kinerja dan pelayanan masyarakat, Kankemenag Kab. Situbondo mengadakan Bimtek Pemantapan PP. No. 46 Tahun 2011 dan Perka BKN No. 1 Tahun 2013 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Bagi PNS. Acara ini diikuti oleh pegawai Kemenag Kab. Situbondo bertempat di aula Kemenag selama 3 hari, (10/6).

Kakankemenag Kab. Situbondo Drs. H. Bakri, M.Pd.I, dalam sambutannya berharap agar peserta Bimtek mengikuti dengan serius sehingga mampu memahami arti tujuan peraturan ini serta dapat mengetahui tahapan Pembuatan SKP (Sasaran Kerja pegawai) dengan benar. Para pegawai juga diharapkan mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi, sehingga semakin memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.

Bimtek ini diisi oleh dua nara sumber yaitu Drs. H. Adi Ariyanto, M.Pd.I. (Kasubbag TU Kankemenag Kab. Situbondo) dengan materi Pemantapan PP. No. 46 Tahun 2011 dan Rudi Winarno, M.Pd. (Analis Kepegawaian Kankemenag Kab. Jember) dengan materi Perka BKN No. 1 Tahun 2013 praktek tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. •Liz

Page 56: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

56 MPA 333 / Juli 2014

TUBAN – Dharma wanita Persatuan (DWP) Kemenag Kab. Tuban melaksanakan rapat pleno yang sekaligus PHBI Isro Mi’roj

Para pengurus DWP Kemenag Tuban seusai rapat pleno dan PHBI Isro’ Mi’roj.

Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW DWP Kemenag TubanNabi Muhammad SAW di aula MAN Rengel (26/5). Acara diikuti seluruh anggota DWP dan Guru Perwanida Tuban.

Zumrotul Uzlifah Abd. Wahib, selaku Ketua DPW Kemenag Tuban menyambut baik terlaksananya pertemuan ini, apalagi pertemuan ini dihadiri oleh Pembina DWP dan semua Kepala MAN, MTsN, MIN Tuban dan Rengel. Sehingga diharapkan bisa menjadi awal yang baik bagi kegiatan DWP kedepan.

Lebih lanjut Ketua DWP menyampaikan bahwa tujuan lain dari pertemuan ini adalah sebagai wahana silaturahim, ajang untuk membangun kebersamaan dan kekeluargaan serta memberikan bekal tambahan ilmu.

Kegiatan ini diisi dengan ceramah Isro Mi’roj oleh KH. Mubarok Mudhori menyampaikan diantaranya inti utama Isra Miroj yaitu shalat. Shalat akan mampu mencegah seseorang dari perbuatan yang tidak baik, dan ia akan memperoleh ketenangan bathin. Tentu saja, bila shalat dikerjakan dengan ikhlas dan memenuhi ketentuan-ketentuan.

Setelah ceramah di anjutkan pelatihan memakai jilbab oleh anggota DWP Kemenag Tuban. •Taaar

PACITAN – Pendopo Kabupaten Pacitan menjadi pusat kegiatan MTQ Tingkat Kab. Pacitan yang dibuka oleh Bupati, (5/6). Enam cabang diperlombakan yaitu Tartil al-Qur’an, MTQ anak-anak, MTQ remaja, MTQ dewasa, Syarhil Qur’an dan Khot/Kalligrafi.

Kakankemenag Kab. Pacitan selaku Ketua Panitia Penyelenggara melaporkan bahwa MTQ ini dilaksanakan untuk mempersiapkan Kafilah Kab. Pacitan di MTQ tingkat provinsi. Para juara akan dibina dan diharapkan menjadi yang terbaik serta meraih kejuaraan di tingkat provinsi.

Hal senada diungkapkan oleh Bupati Pacitan saat menyampaikan sambutannya bahwa Pacitan sangat merindukan prestasi tingkat Provinsi Jawa Timur. Karena itu, MTQ ini diharapkan bisa membawa nama harum Kabupaten Pacitan di tingkat Jatim.

Juara I dalam MTQ ini adalah Tartil Al Qur’an Pa (Sulistyo Adhi P), Tartil Al Qur’an Pi, (Mutia Azmi Syahida), MTQ anak-anak Pa (Nur Habib Syafauddin), MTQ Anak-anak Pi (Nur Fadhilah), MTQ Remaja Pa (Akfiana Zulfa), MTQ Remaja Pi (Umi Salamah), MTQ

Dewan Hakim MTQ 2014 dikukuhkan oleh Ketua LPTQ Kab. Pacitanmenyongsong MTQ Tahun 2015

Dewasa Pa (Muh. Burhan), MTQ Dewasa Pi (Raden Rahayu Ria R), Syarhil Qur’an (MAN Pacitan), Khot/Kalligrafi (M. Ma’ruf). •Cros.

Pacitan Siapkan Kafilah MTQ Tingkat Provinsi Jatim

LUMAJANG – Bertempat di aula Lt. II Kankemenag Lumajang, telah diselenggarakan pelepasan siswa-siswi RA Perwanida 04

Para siswa unjuk kebolehan saat pelepasan siswa RA Perwanida 04 Sumberejo.

Sumberejo Kec. Sukodono, (28/5). Berbagai atraksi seni dan kreativitas siswa ditampilkan.

Kepala Sekolah RA Perwanida 04 Siti Fatimah, S.Pd.I. memberi selamat kepada para siswa siswi kelas B yang sukses dan telah menyelesaikan pendidikan di RA dengan baik. Dan berharap agar orang tua mengarahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan semoga Allah selalu membuka jalan kemudahan dalam meraih cita-citanya.

Kakankemenag Kab. Lumajang (Nurmaluddin, SE, M.Pd.I) dalam sambutannya berharap agar orang tua memotivasi putra-putrinya untuk memilih sekolah yang bernafaskan pendidikan Islam seperti madrasah, karena di madrasah banyak pelajaran agamanya. Di madrasah akan diajari bidang studi bahasa Arab, al-Qur’an, hadits, aqidah ahlaq, fiqh dan banyak pelajaran agama yang nantinya sangat dibutuhkan dalam kehidupannya nanti.

Selamat jalan, raih cita-cita setinggi-setingginya, semoga menjadi penerus bangsa yang tangguh dan berakhlaq mulia demi kemajuan bangsa. pungkasnya. •Ziza

Pelepasan Siswa RA Perwanida 04 Sumberejo Kab. Lumajang

Page 57: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

57MPA 333 / Juli 2014

PISAH SAMBUT KAKANKEMENAGKAB. PAMEKASAN

PAMEKASAN – Bertempat di aula Arafah Kankemenag Kab. Pamekasan, telah dilaksanakan Pisah Sambut Kakankemenag Kab. Pamekasan, (2/6). Kegiatan ini dihadiri kedua kepala yang dilepas dan disambut, Kasubag. TU, Camat Pamekasan, pengurus P2KA, Kasi dan Penyelenggara, PPAI, Kepala Satker, Kepala KUA, seluruh karyawan dan karyawati serta undangan lainnya.

Drs. H. Mu’arif, M.Si., dalam sambutan perpisahannya mengatakan bahwa mutasi adalah suatu hal yang biasa dilakukan, tidak ada yang istimewa. Semuanya telah sesuai dengan mekanisme yang ada, di samping itu untuk penyegaran serta menciptakan lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu, terima dengan lapang dada, karena sejak diangkat jadi CPNS, semuanya sudah berjanji untuk ditempatkan dimana saja di seluruh wilayah Indonesia.

Sedang Drs. HM. Juhedi, M.M.Pd., dalam sambutannya mengucapkan selamat jalan kepada H. Muarif, dengan harapan semoga di tempat yang baru selalu mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat berjalan dengan lancar. Dan sebagai Kakankemenag yang baru, beliau mohon dukungan atas program-program yang bagus dan tegur bila ada kesalahan. •Sri Mukti

BUPATI BUKA MTQ TINGKAT KABUPATENPAMEKASAN – Pembukaan MTQ

XXVI 2014 tingkat Kabupaten Pamekasan yang bertempat di halaman Pendopo Ronggosukowati, berlangsung meriah, (15/6). Ribuan warga tampak antusias mengikuti rangkaian acara. Sementara Bupati Pamekasan H. Achmad Syafi’i mendapat kehormatan membuka MTQ dengan ditandai pemukulan bedug, disaksikan segenap anggota Muspida dan pejabat Pemkab.

Bupati berharap agar kegiatan MTQ tingkat Kabupaten Pamekasan ini dapat terlaksana dengan lancar, aman, dan sukses. Sehingga, hasil yang diperoleh mampu meningkatkan prestasi di tingkat regional maupun Nasional.

Delapan cabang diperlombakan yaitu Tartil, Tilawah, Hifhz, Khath, Syarh, Fahm, serta Tafsir baik bahasa Arab, Inggris maupun Indonesia serta MMIQ. Sementara pelaksanaan MTQ dimulai tanggal 16 hingga 18 Juni 2014 dipusatkan di lapangan Ronggosukowati dan diikuti 422 peserta utusan dari 13 kecamatan.

Menurut Ketua Panitia Atok Suharyanto, kegiatan MTQ ini bertujuan untuk meningkatkan gairah membaca Al-Qur’an serta memilih qori’, hafihz, mufassir, penulis karya ilmiah Al-Quran serta penulis kaligrafi terbaik untuk mewakili Pamekasan ke tingkat Jatim. •Sri Mukti

SOSIALISASI PPKP(PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI)GRESIK - Untuk terciptanya pening-

katan kualitas kinerja dan SDM, menjadi keharusan bagi setiap PNS untuk memahami secara komprehensif kedudukan, tugas dan fungsinya serta hak dan kuwajibannya sebagai PNS. Untuk itu, Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara hendaknya digunakan sebagai pedoman bagi setiap PNS, Pejabat Penilai, dan pejabat lain yang berkepentingan dalam melaksanakan ketentuan PP No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS. Hal ini disampaikan Kakankemenag Kab. Gresik, Dr. H. Haris Hasanudin. M.Ag saat memberikan pengarahan peserta rapat dinas dan sosialisasi PPKP yang bertempat di aula Kemenag Gresik, (4/6).

Kakanmenag menjelaskan, penilaian dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam satu tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Penilaian prestasi kerja terdiri atas unsur SKP (60%) dan perilaku kerja (40%). Dan Kakankemenag berharap, semua PNS Kemenag Gresik sudah mengerjakannya. Sedangkan sosialisasi PPKP disampaikan oleh Koordinator Kepegawaian Kemenag Gresik, Drs.H. Fathullah.M. Ag. •Fudlla

RAPAT PEMBENTUKAN BWIKOTA PROBOLINGGO

KOTA PROBOLINGGO – Kankemenag Kota Probolinggo melalui Penyelenggara Syariah mengadakan Rapat Pembentukan BWI (Badan Wakaf Indonesia) Kota Probolinggo, (26/5). Peserta yang diundang adalah para Kepala KUA Kemenag Kota Probolinggo, perwakilan Kesra Pemkot Probolinggo, BPN Kota Probolinggo, MUI Kota Probolinggo, Ormas Islam dan akademisi.

Dalam arahannya, Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I berterimakasih atas kehadiran para undangan untuk membentuk kepengurusan BWI yang baru mengingat peran BWI di Kota Probolinggo sangat dibutuhkan.

Lebih lanjut Kakankemenag berpesan agar setelah BWI ini terbentuk agar mengintensifkan koordinasi dan komunikasi antar lembaga/instansi demi keberlangsungan kepengurusan BWI Kota Probolinggo, sehingga semua permasalahan dalam hal wakaf yang ada sesegera mungkin dapat terselesaikan. Sementara itu dalam rapat pembentukan BWI ini telah disepakati sebagai Dewan Penasehat KH. Imam Masruhin (Ketua MUI) dan H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I (Kepala Kankemenag) dan sebagai Badan Pelaksana diketuai oleh KH. Abd. Aziz RM, MH dan sebagai wakilnya Kepala BPN Kota Probolinggo. •Rz

PERINGATAN ISRO’ MI’ROJ KANKEMENAGKOTA SURABAYA

SURABAYA – Menghargai dan mencintai Rasul adalah anjuran yang harus dimiliki setiap individu muslim. Salah satu bentuknya adalah dengan mengadakan peringatan peristiwa Isro’ Mi’roj 1435 H/2014 M yang bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya, (17/6).

Dalam sambutannya, Ketua Panitia H. Amanulloh, M.HI yang juga sebagai Kasi Bimas Islam menyampaikan betapa pentingnya peringatan Isro’ Mi’roj dalam terwujudnya pengabdian totalitas terhadap Tuhannya, yakni perintah sholat lima waktu sehari semalam.

Sementara itu Kakankemenag Kota Surabaya Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag saat memberikan sambutannya menuturkan bahwa dalam peristiwa Isro’ Mi’roj itu ada 2 hal penting yaitu sebelum Isro’ Mi’roj Nabi disucikan hatinya dititian sumur zam-zam, karena dengan kebersihan hati itulah mudah untuk bertemu dan mendekat Allah SWT. Kemudian hal yang penting adalah adanya perintah sholat lima waktu, yang menjadi barometer bagi setiap manusia dalam eksistensinya sebagai makhluq ciptaan Allah SWT. Dalam acara ini, hadir sebagai nara sumber adalah Prof. DR. KH. Zainul Roziqin, MM (Guru Besar Universitas Negeri Malang). •Dori

TINGKATKAN PELAYANANSELENGGARAKAN PEMBINAAN JURNALISTIK

JOMBANG – Dalam upaya mening-katkan pelayanan, bagian Humas Kemenag Kab. Jombang menyelenggarakan “Pembi-naan Pelayanan Jurnalistik dalam Mening-katkan Pelayanan berbasis IT” yang dibuka oleh Kakankemang Kab. Jombang Drs. H. Barozi. M.Pd.I selaku penanggung jawab, (18/6). Kegiatan yang berlangsung di aula Darussalam Kemenag Kab. Jombang ini dihadiri 80 peserta dari satker Negeri (MIN, MTsN, MAN) dan KUA se-Kab. Jombang. Sebagai narasumber materi jurnalis dari Media Indonesia (Anjrah Lelono Broto), sedang materi foto jurnalis dari Radar Mojo (Arif Anas Prasetiya).

Dalam sambutannya Drs.H. Barozi, M.Pd.I menyampaikan bahwa selama ini Kemenag Jombang masih lemah dalam hal penyampaian informasi kepada masyarakat. Sehingga, informasi terkait aktivitas positif yang dilakukan Satker dan Kemenang Jombang tidak terkonsumsi oleh khalayak secara utuh. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini akan tercipta layanan informasi yang akurat dan cepat dari Satker maupun Kankemenag Kab. Jombang sehingga tercipta keterbukaan informasi bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi keluarga besar Kemenag. •Titis

Page 58: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

1. KAIN BROKLAT DI PADU DENGAN KAIN DAERAH TERLIHAT SEDERHANA NAMUN TETAP ANGGUN, DIKENAKAN DENGAN JILBAB YANG SIMPEL DAN KERUKUDUNG PANJANG. BISA DIPAKAI UNTUK KE PESTA.

2. GAMIS SHIFON DENGAN ANEKA MODEL DI TATA DENGAN JILBAB YANG APIK TERLIHAT MEWAH DAN CANTIK. PILIH WARNA DAN MODEL YANG SESUAI DENGAN SELERA.

3. FEMININ DAN LAGI TTRENDY, BAGIAN DALAM BAJU PANJANG DI TAMBAH BLASER PENDEK SEPINGGANG, TER-LIHAT RESMI TAPI BISA JUGA DIPAKAI SILATURRAHIN KE RUMAH TEMAN.

Koleksi Butik Muslim Shafa.Jl. Panglima Sudirman No 12 Gresik.Telp. 031 3981067/ 013 3970851

1

2

3

58 MPA 333 / Juli 2014

Page 59: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Muti'atul Khairiyah

Muti’atul Khairiyah patut berbangga. Sebab siswi MTs Miftahul Ulum Lenteng Sumenep ini, dinobatkan sebagai peraih nilai terbaik Jawa Timur tingkat SMP/

MTs tahun 2014. Dengan Nilai UN 39,40 berarti sama dengan yang diraih Athaya Prima Danakerti peraih UN terbaik di Yogyakarta dan berada dibawah Jilan Zahrah dari SMP Negeri 99 Jakarta dengan Nilai 39,75.

Tentu saja hal itu sangat membanggakan bagi alma-maternya. “Saya sangat bersyukur anak didik saya bisa meraih nilai tertinggi,” tukas Sudiarso, Kepala MTs Miftahul Ulum. “Dia memang sangat fokus sekali terhadap pelajaran di sekolah. Tapi meski pintar, dirinya sangat pendiam dan bahkan cenderung pemalu,” terangnya.

Perempuan kelahiran Sumenep 3 September 1999 ini, sehari-hari memang dikenal sebagai anak yang pendiam. Dengan penampilan yang kalem dan kepribadian yang lembut tersebut, nyatanya dirinya mampu menunjukan hasil UN secara gemilang.

Atik – demikian dia kerap dipanggil – adalah putri pasangan Hajar Dewantara dan Anniah, yang hidup sehari-hari sebagai petani. Keduanya merasa gembira sekali ketika mendengar anaknya dapat meraih peringkat setinggi itu.

Menurut orangtuanya, Atik memang sejak sekolah di Tsanawiyah kelihatan serius dalam belajarnya. Untuk menunjang kecemerlangan berpikirnya, setiap hari Senin dan

Peraih UN Terbaik Jatimyang Gemar Puasa Senin-Kamis

Kamis, tak lupa dia selalu melakukan puasa sunnah. Wajar jika saban tahun dia selalu menorehkan ranking terbaik di sekolahnya.

Bak pepatah ‘diam itu emas’, anak kedua dari tiga bersaudara ini menyimpan mutiara dalam diamnya. Sebab diam-diam dia juga punya kegemaran tulis-menulis dan membaca buku. Setiap ada waktu luang, tak lupa selalu dimanfaatkan untuk membaca dan coret-coret di kertas. Dengan wawasan yang terus bertambah itulah, tampak keberanian dalam diri Atik saat menghadapi tantangan yang menghadang.

Itulah pasalnya, ketika berada di tengah-tengah persaingan ketat di UN, sama sekali tak tampak keraguan diraut wajahnya. Sebab dia yakin telah memiliki ‘daya saing’ yang tersimpan di balik pribadinya. “Yang terpenting, saya selalu berusaha mencoba yang terbaik baik diri saya maupun lembaga saya,” ungkapnya singkat.

Kiat belajarnya sangat sederhana; belajar satu-dua jam sebelum tidur. Dan satu lagi yang tak pernah dilupakannya; berdoa dan selalu berdoa. “Saya hanya mohon kepada Allah SWT, agar senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap aktivitas saya,” tuturnya memberikan kiat kesuksesan.

Cita-citanya, Atik? “Saya ingin menjadi seorang guru. Sebab dengan guru, ilmu kita dapat bermanfaat bagi orang lain. Biar saya bisa berbagi ilmu dengan anak-anak nanti,” pungkasnya. •Uj

59MPA 333 / Juli 2014

Page 60: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

60 MPA 333 / Juli 2014

Ketika Rasulullah S.A.W memanggil kaum Muslimin yang mampu berperang untuk terjun ke gelanggang perang Badar, terjadi dialog menarik antara Saad bin

Khaitsamah dengan ayahnya yakni Khaitsamah. Para sahabat ketika itu tidak terlalu asing ketika ada seruan berperang membela agama Allah.

Sebab panggilan itulah, Khaitsamah hendak berpamitan kepada anaknya. “Anakku, aku akan keluar untuk berperang dan kau tinggal di rumah menjaga wanita dan anak-anak,” ujarnya. “Ayah, demi Allah janganlah berbuat seperti itu. sebab keinginanku untuk memerangi orang kafir lebih besar daripada keinginanmu. Ayah sudah sepantasnya tinggal di rumah. Maka izinkanlah aku berperang,” ucap Sa’ad bin Khaitsamah. Khaitsamah pun marah. “Kau membangkang dan tidak mentaati perintahku?” bentaknya atas jawaban anaknya”

“Allah mewajibkan aku berjihad. Dan Rasulullah memanggilku untuk berangkat berperang. Sedangkan engkau meminta sesuatu yang lain padaku, sehingga bagaimana engkau rela melihat aku taat padamu tetapi aku menentang Allah dan Rasulullah.” Maka Khaitsamah berkata, “Anakku, jika memnag dianta kita harus berangkat satu orang, maka

ijinkanlah aku dahulukan aku untuk berangkat.”Saad menjawab, “Demi Allah wahai ayah, jika bukan

masalah syurga, maka aku akan mendahulukanmu.” Khaitsamah tidak rela kecuali melalui undian antara dia dan anaknya sehingga terasa lebih adil. Hasil undian menunjukkan bahawa Saadlah yang harus turun ke medan perang. Dia pun turun ke medan Badar dan mati syahid.

Setelah itu Khaitsamah berangkat menuju medan pertempuran. Tetapi Rasulullah tidak mengizinkannya. Hanya saja Rasulullah akhirnya mengizinkannya setelah Khaitsamah berkata sambil menangis. “Wahai Rasulullah, aku inging sekali terjun dalam perang Badar. Lantaran inginnya aku harus mengadakan undian dengan anakku. Tetapi itu dimenangkannya sehingga dia yang mendapat mati syahid.

Kemarin aku bermimpi di mana di dalamnya anakku itu berkata kepadaku, “Engkau harus menemani kami di syurga, dan aku telah menerima janji Allah. Wahai Rasulullah, demi Allah aku rindu untuk menemaninya di syurga. Usiaku telah lanjut dan aku ingin berjumpa dengan Tuhanku.” Setelah diizinkan Rasulullah, Khaitsamah bertempur hingga mati syahid dan berjumpa dengan anaknya di syurga. •tim/berbagai sumber

Antara Ayah Dan AnakRebutan Perang

Page 61: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

61MPA 334 / Juli 2014

Oleh: Mey. S

20142014 dapat dibilang tahun yang penuh hingar bingar karena di tahun tersebut terdapat dua

perhelatan akbar digelar; piala dunia sepak bola dan diselenggarakannya pemilihan legislatifuntuk memilih Parlemen –yang diharapkan—bermutu. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihanPresiden. Dipastikan akan memiliki muncul Presiden baru.

Rentang waktu antara Pemilu dan Piala dunia sepakbola yang tak terlalu jauh, sudah barangtentu akan menumbuhkan rasa empati, emosi, bahkan fanatisme. Betapa tidak, ketika pemilihanlegislatif digelar banyak kalangan yang menghias TPS bernuansa world cup football di Brasil.Pernak-pernik serta atribut sepakbola dari kesebelasan tertentu dipajang semarak. Meski Timnaskita tak ikut berpartisipasi (lagi), masyarakat kita tetap riuh larut dalam pesta orang lain tersebut.Kedua momen penting yang sangat sayang jika dilewatkan.

Banyak peran yang terlibat dalam olahraga sepak bola, ada pemain, pelatih, dan anggota timlainnya. Sehebat apapun seorang pemain sepak bola, jika tidak bisa bekerjasama secara kompakdengan sesama pemain, mustahil keberhasilan akan tercapai. Spirit untuk menang senantiasamenigirngi di setiap laga. Perpaduan keahlian individu dan kerjasama dalam kelompokmerupakan miniatur dalam kehidupan bermasyarakat. Dan aspek lain yang tak kalah pentingadalah strategi serta tingkat kontrol emosi.

Sepak bola merupakan olahraga yang semakin berkembang dan melewati fungsinya sebagaihiburan dan menembus batas kehidupan sosial, ekonomi, politik masyarakat suatu negara. Takayal, media massa, mulai dari televisi, radio, koran, tabloid serta situs internet dan media sosiallain, sigap berbicara tentang sepak bola.

Sepak bola tak sekadar memberi nilai sosial,melainkan juga sebagai komoditas ekonomi. Media–terutama— televisi memiliki karakteristik khususdalan menyita perhatian masyarakat terhadappermainan sepak bola. Dengan kata lain, sepak bolamemiliki potensi untuk menampilkan peran mediapada posisi yang tinggi, sehingga akan mendukungbagi kepentingan ekonomi, politik, serta budaya.

Sudah barang tentu, sepak bola yang memilikihubungan sangat erat dengan media dalam bentukinteraksi timbal balik akan berdampak padadimensi permainan kekuasaan dan kepentinganekonomi dan politik bagi dua institusi; olahragadan media. Karenanya olahraga dan media akansaling memanfaatkan daya tarik ekonomi danpolitik tertentu demi kepentingannya masing-masing.

Sepak bola bak pentas drama yang mampumenyihir pemirsanya. Akting dan saratnya trikserta kecurangan, tetap saja tak mampumenyurutkan minat para penikmat beringsut daritempat. Dan itulah bentuk keberhasilan politikdalam persepakbolaan. Memang, tak mungkinrasanya, untuk membersihkan unsur politik darisepak bola.

Sepakbola adalah bagian dari sejarah tingkahlaku politik. Sepak bola digunakan sebagai alatdalam kerangka high politics. Jangan lagi politik

hanya dilakukan demi tujuan --kepentingan taktis-- pragmatis namun selayaknya membawapesan-pesan dalam memperjuangkan kebebasan.

Betapapun, Soekano, Hatta, MH Thamrin, Otto Iskandar Dinata atau Ki Hadjar Dewantaramenyimpan pemikiran yang sama bahwa sepakbola dapat dijadikan alat menumbuhkannasionalisme.

Sepakbola pada akhirnya tidak hanya selesai pada sebuah seremoni mengangkat piala. Takubahnya wajah berpolitik dab berdemokrasi di pertiwi ini.

Page 62: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

MARHABAN YA RAMADHANRamadhan kini kau datang kembaliBulan yang penuh makna dinantikan muslimSebelas bulan sudah berlalu..Aku sangat rindu kepada-Mu.. Kini aku kembali berjumpa denganmu ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan........

Selamat datang bulan yang suci nan penuh berkah ,Ayat-ayat Al-Qur’an yang menenangkan hatiSenandung nada terdengar di telinga kaum muslimLangkah kaki berniat ibadahTuk meraih pahala yang berlipat ganda,Wahai kaum muslimin dan muslimat Janganlah kita melakukan hal celakaAkibat akan terkena murka bahaya Lakukan berkah sebanyak-banyaknya

Sesungguhnya Allah SWT mengerti segalanya Wahai manusia, Jangan enggan berdoa, Sesungguhnya Allah SWT senang mendengar hamba-Nya meminta......Marhaban Yaa.. Ramadhan

Dina Zahirotul AmirohKelas X-5 MAN 1 Gresik

PAHLAWAN JINGGATatkala semua diam, membisuTakala segelintir orang teler dengan minuman setanTatkala ribuan orang membujurkantulang-tulang rapuhnyaTatkala supir-supir angkot, tukang-tukang becakMenutup matanya di bawah langit

Langkahmu memulaiMeninggalkan hangatnya balutan kain sarungMatamu sayu,Meninggalkan anak dan isterimuSenjatamu sederhana, dari ribuan lidi kelapaMedan perangmu jalananMusuhmu sampah kota berserakanLangkahmu pasti,Berseragam, namun gak sok suci Bajumu baju perangTak seperti para pejabat yang garangTungganganmu tak berpremium atau pertamaxTak seperti Inova atau Grand Livina

Kau mulai dari ujung yang satuMenyusuri tiap jalanan berbatuModalmu tekad, bukan pangkatKerjamu nyata,Bukan hanya menunjuk dan melotot mataKatanya badanmu kotor, yang penting bukan hatimuMeski kau banyak dicaci, yang penting tak berkorupsi

Duhai pahlawan jinggaInilah hidupmu, penuh liku dan cela

Tak sehalus benang sutraTak semulus pipi meronaLangkahmu terus majuDemi pangan anak dan istrimu

M. Nur Farchan AttamamiKelas XI - IPA1 MAN Kunir Wonodadi Blitar

KISAH DI PENGHUJUNG WAKTUKetika aku mendengar..Sesamaku telah sampai di penghujung waktu..Terbesit tanya dalam hatiku..Sudah rentakah ia..atau masih belia..?Padahal...maut tidak mengenal hal itu..Sekujur tubuhku bergetar..Anganku menjauh dari alam sadarku..Membayangkan keadaanku nanti..Aku tersadar bahwa aku akan seperti diaEntah kapan berakhirnyaKarena tidak ada pilihanKita telah diciptakan dan kita juga akan ditiadakanTinggal bagamainan kita menjalaniSetiap episode dalam hidup iniJika hitam kau datangiMaka pedih yang akan kau rasaJika putih kau datangiMaka bahagia akhirnya.

Robiatul muthiahMTs. Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang

AIR KEHIDUPANDi dalam hati aku bicaraDi dalam fikiran aku bertanya Mengapa setetes air murniDapat menghancurkan batu kerikilKini…, telah kutemukan alasanTernyata setetes air murni Merupakan secerca harapanBagi sebuah kehidupanAir jernih yang mengalirMembawa kesejukan di dalam hatiMembawa harapan di dalam impianDan ketentraman dalam hidup

Defi TamaraSiswa SMP Negeri 1 Sukosari BondowosoJl. Sukosari Lor, Sukosari-Bondowoso

SURAT KECIL UNTUK TUHANKutuliskan semua kata-kataYang terlahir dari hatikuKu menjerit tanpa suaraMenangis pun tanpa air mata Ku jalani hari-harikuMerenungi sisa hidupku

Ku tahu ..Waktuku tak lama lagiKu takut kehilangan semua ituDisaat ku sendiriGelap.....gelapKu takut........Ku tulis surat ini untukmu Tuhan Jagalah kedua orang tuakuDuduklah disampingku TuhanTuhan . . . .Ku bukanlah ahli surgaNamun aku tidak kuat dalam nerakamu

Elok VirgiawatiKelas VIII-K MTsN Tambakberas Jombang

SENANDUNG DI ATAS AWANSemilir angin menyapa relung hatiSejuk dirasa tentram dalam kedamaianTawa duka menyelimuti perjalananHasyrat ingin hidup bahagiaTak tahu juga bila akan sengsara

Diri ini mulai bertanyaDan termenung menundukkan kepalaMencari jati diri yang masih tersembunyiMenumbuhkan cita dengan mudah ku capaiTeriring do’a dan usaha

Aku berjalan menyusuri pantaiMenatap langit terbentang luasBersenandung di atas awanMengangan-angan masa depanBerbekal semangat tak pernah padam

Tekad kuat membahagiakan orang tercintaYang berkorban tanpa kenal lelahSuatu saat kesuksesan pasti kugenggam

Bila mungkin semua hanya impianTertakdir menjalani segala kehendak-Nya

Lailatul izzaKelas X-6 MAN 1 JemberJl. Imam Bonjol 50, PO Box 168 Jember

62 MPA 333 / Juli 2014

Page 63: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

1. NUR DIASTUTIK JL. SERSAN MESRUL III/12 PAMEKASAN (69315)2. LAILI ROKHMAYATI DSN GONDANG RT 1/RW 1 GONDANGREJO, KEC. GONDANGWETAN-KAB. PASURUN.3. SUHAIRI RACHMAD JL. ASTA KERAMAT NO.01 DESA TELAGA KEC. GANDING KAB. SUMENEP (69462)4. SALMAN AL-FARISI KANKEMENAG KOTA SURABAYA JL. MASJID AGUNG TIMUR NO.4, SURABAYA5. ISTIQOMAH JL. SOEKARNO HATTA NO.9A, BANGKALAN

JAWABAN TTM NO. 332MENDATAR :4. SAMBA 7. BENALU 8. SURAU 9. DOA 10. BIO 11. RSI 13. SAMAR 16. FAUNA 18. NIP 21. SUA 22. ABC 23. UTARA 25. BANDAR 26. AROMA

MENURUN :1.ABADI 2. UNDAR 3. ALIBI 5. ARU 6. BIAWAK 8. SOS 12. SIN 14. ALI 15. BARTER 17. ASA 18. NASAB 19. PANDA 20. ACARA 24. REM

KETENTUAN :1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya.2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Juli 2014 (cap pos).3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 335.

PERAIH HADIAH TTM NO. 332

BULAN JULI 2014

TTM

MPA

EDISI 333

KUPONNO : 333

DAFTAR PERTANYAANMENDATAR :1. Penyakit yang disebabkan nyamuk anoples5. Huruf hijaiyyah6. Bangsa yang disebutkan namanya dalam al-Qur’an7. Kata sambung9. Panggilan orangtua laki-laki10. Orang laki-laki yang sudah tua12. Ukuran kuantitatif pada temperature14. Tiang bendera16. Kecil, kerdil,17. Turun naiknya sebuah sebuah lagu18. Orang yang berilmu19. Setelah esok21. Bagian bawah tumbuhan24. Makanan kecil25. Bentuk benda yang berubah dari cair ke gas26. Kata ganti milik27. 100 gram sama dengan28. H2O29. Cerita rakyat berhubungan dengan sejarah

MENURUN :1. Bangunan tinggi untuk mengawasi daerah sekitar2. Kesesuaian nada3. Baik hati dan menarik budi bahasanya4. Hamba, sahaya, pelayan5. Ahli sastra, budayawan8. Pengusul nominasi11. Berkerut-kerut, kusut, kotor13. Pemimpin pemerintahan15. Sejenis jeruk20. Sama halnya dengan, seakan-akan22. Siput23. Rumah susun24. Kawat kecil berkait untuk memancing

TTM EDISI 333

63MPA 333 / Juli 2014

Page 64: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

Panggilan : Eta

TTL : Sumenep, 21 Maret 2012

Alamat : Dusun Pesisir Desa

Pakandangan Barat Rt. 001,

Rw. 001, Kec. Bluto

Kab. Sumenep Madura 69466

Hobi : Makan dan Bermain

Cita-cita : Dokter Kandungan

Orangtua : Zainol Rahman, dan

N. A Indah Purwanti

Panggilan : Emma

TTL : Lumajang, 05 Mei 2010

Alamat : PP. Hidayatul Mubtadiin,

Jatirejo - Kunir - Lumajang

Hobi : Menggambar

dan naik odong-odong

Cita-cita : Orang yang berguna

Orang tua : H. Sholehudin, S.Pd.I

dan Hj. Sholihati U, S.Pd.I. MPd.I.

Panggilan : Sultan

TTL : Blitar, 16 Januari 2013

Alamat : Jl. Sidomakmur No. 1,

Gaprang Kanigoro Blitar Jawa Timur

Cita-cita : Ingin jadi dokter

Hobi : Mengaji dan

mendengarkan musik

Orangtua : Heru Bustami

dan Ervina Indriawati

Panggilan : Akbar

TTL : Tulungagung, 05 Mei 2004

Alamat : Tenggur - Rejotangan –

Tulungagung

Hobi : Mengaji dan Olah raga

Cita-cita : Berguna bagi agama nusa

bangsa & negara

Orangtua : Son Laili M.Ag

dan Aminatus Sholihah

Panggilan : Queen

TTL : 2 april 2008

Alamat : Jl. Gatot Subroto,

Banaran, Kertosono

Cita-cita : Dokter

Hobi : Menyanyi

Orangtua : Jarot Widiatmoko

dan Siti Nafi'ah

Panggilan : Rissa

TTL : Lumajang, 21 Maret 2010

Alamat : RT 20 RW 04

Jatirejo -Kunir - Lumajang

Hobi : Menyanyi dan Menggambar

Orangtua : Muhammad Nadif

dan Siti Asyyah

64 MPA 333 / Juli 2014

Page 65: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

65MPA 333 / Juli 2014

arus sungai yang deras tidak seperti biasa, aku jadi pusing?“Ibu... Kepalaku pusing,” rengekku dalam hati.“Ren, awas...” suara terdengar memperingatkanku.Aku tercebur di sungai. Aku setengah tak sadarkan diri.“Rendi, Rendi, Rendi...,” suara itu kudengar lamat-lamat

tak jelas.Aku tidak dapat merasakan diriku sadar sejenak sekarang.

Namun, suara jeritan keras itu membuatku tersentak dan lekas-lekas melihat sekeliling. Ternyata aku hanyut. Bagaimana bisa? Mana teman-temanku? Mana perahu-perahuku? Dimana aku sekarang?

Rasa takut kini telah menggerogotiku.” Ibu…!” Kata yang terus aku lamatkan. Aku tak bisa berenang. Kakiku yang tadinya beralas sandal, kini hilang hanyut bersama arus. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Bisa-bisa aku akan lebih jauh hanyut juga. Teman-temanku yang kulihat tak jelas, berlarian dan berteriak-teriak memanggilku. Aku benar-benar takut. Kepalaku beberapa kali menyelam dan berusaha mendapatkan udara agar mampu bernafas. Telingaku bergemuruh bersamaan dengan derasnya air sungai. Hidungku panas. Akibat air yang juga memaksa masuk ke dalam hidungku. Dan mataku kabur tak jelas dalam melihat. Aku panik. “Ibu..!”.

Aku pasrah. Aku tak kuasa melawan arus. Ibu, maafkan Rendi. Rendi telah mengabaikan permintaan ibu. Rendi menyesal, bu. Tolong aku, ibu. Dada Rendi sesak.

***“Rendi.. Rendi.. bangun?! Ren...”Kubuka mata perlahan setelah sadar bahwa ada suara yang

memanggil namaku. Kulihat silau cahaya membakar mataku. Aku tak bisa berbicara. Rasanya sangat sulit menggerakan bibir. Dingin.

“Alhamdulillah, Rendi?”Aku terkejut.“Ibu...” kataku pelan.Ibu langsung memelukku. Mencium dan menggenggam erat

bahuku. Aku yang salah. Karena tak menghiraukan perkataan ibu agar untuk tetap di rumah saja. Dan hasil dari ketidakpatuhanku, sekarang aku jatuh sakit akibat hanyut di sungai.

“Bu, maafkan Rendi...,” kataku mengiba.Ibu tetap diam. Ibu hanya memandangku sayu.“Ibu... Rendi minta maaf, bu. Ibu gak mau maafin Rendi?”

tanyaku penuh harap.“Ibu sudah memaafkan Rendi.. dan ibu sayaang sama

Rendi.” Jawab ibu sambil memelukku. “Rendi minta maaf ya, bu...,” ucapku sambil terus

memeluk ibu erat. Senang rasanya didekap dalam pelukan hangat ibu.

“Bu, Rendi janji. Rendi gak akan membantah perintah ibu lagi. Ada alasan maupun tidak ada alasan dari ibu,” tambahku. “Iya, sayang. Jangan diulangi lagi, ya?” seraya mencium keningku.

“Terima kasih, bu,” balasku mencium pipi ibu.

*) Siswi MA Roudlotul Muta’alliminJl. Hasanudin no.13 Simbar, Tampo, Cluring, Banyuwangi

Sepulang sekolah seperti ini. Yang biasa aku lakukan adalah menghabiskan waktu bermain bersama teman-temanku. Namun, entah kenapa, ibu melarangku untuk

bermain hari ini. Alasannya aku tidak tahu pasti. Sehingga aku memberontak dan memaksa keluar rumah dan bersikeras hendak bermain. Tepat di depan pintu, langkahku terhenti. Ibu sudah berdiri tepat di belakangku.

“Nak, tidur siang saja. Jangan bermain terus.. nanti juga harus mengaji kan?” tutur ibuku lembut.

Tapi, rasanya aku tak bisa bila tak menemui teman-temanku. Di sekolah tadi aku sudah membuat janji dengan mereka akan bermain perahu-perahuan di sungai. Apalagi tadi teman-temanku banyak yang setuju. Jadi, aku fikir sangat disayangkan bila hari ini aku tak ikut bermain bersama mereka.

“Rendi gak mau, bu.. Rendi mau main aja...,” tegasku pada ibu lalu bergegas pergi. Aku meninggalkan ibu sendirian di daun pintu. Dan ibu juga masih menatapku hingga kujauh tak terlihat lagi.

Sesampai di depan rumah Ilham kawanku satu kelas. Terdapat Della, Iwan, Salsa, dan Hanan, yang sudah datang lebih dulu. Ternyata aku datang paling akhir. Dan mereka juga sudah membuat perahu-perahuan dari kertas lipat.

“Hai, Ren. Aku sudah membuatnya. Kamu cepetan buat!” pinta Della. Aku mengangguk.

“Mana Aziz?” tanyaku sambil celingukan mencarinya.“Dia gak berani main, Ren.”“Kenapa?” tanyaku penasaran.“Ibunya menyuruhnya tidur siang dulu. Karena nanti

sore mengaji,” jelas Hanan.“Oh,” responku pendek sambil memangut-mangutkan

kepala. Aku jadi teringat kata-kata ibu tadi.Setelah perahu-perahuan dari kertas kami buat. Kami

segera menuju sungai. Senang rasanya bisa bermain bersama teman-teman. Terlebih jika berjalan-jalan menusuri sawah dan sungai. Hm, pasti Aziz rugi karena gak ikut. Padahal kan dia sepertiku, menyukai alam.

Di pinggir sungai. Tepatnya di bebatuan besar berwarna hitam. Kami semua sepakat untuk menghanyutkan perahu-perahuan milik kami dari sini. Namun, semakin lama aku melihat arus sungai ini, rasa pusing yang tiba-tiba mengahmapiri ini semakin terasa. Berduyun-duyun air itu naik turun. Meskipun warna air sungainya jernih, tetapi tetap saja, kini rasa takut tiba-tiba menghampiri.

“Kamu kenapa, Ren?” tanya Salsa sedikit keras melawan suara deras arus.

“Gak apa-apa, Sa.” Jawabku tak kalah kerasnya.“Kamu tadi gak makan ya, Ren?”“Makan kok,” jawabku sambil terus memperhatikan

perahu-perahu kami satu persatu hanyut oleh arus sungai.“Kita berhasil, Ren. Perahu-perahu kita pasti nantinya

sampai laut.” Ujar Hanan girang kepada kami.“Iya, pasti orang-orang yang menemukan perahu kita

akan melihat nama kita ada disana,” timpal Iwan.Namun, hanya aku yang kini menjadi tidak merasa nyaman

dan senang. Benar-benar kepalaku tambah pusing. Aku tidak tahu kenapa. Masak, hanya dengan melihat dan mendengar

Oleh: Lutfiya Nur Hamidah*)

Akibat

Page 66: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI

66 MPA 333 / Juli 2014

Dakwah Islamdi Kalangan TKI Hongkong

Hongkong memang bukan Negara Islam, tetapi nuansa Islami tampak mewarnai beberapa area di berbagai daerah. Nuansa Islami itu berupa banyaknya wanita

berjilbab, berdirinya masjid di beberapa daerah dengan berbagai aktivitas di dalamnya, serta semaraknya kegiatan dakwah Islam di taman, di pasar maupun di pantai. Sungguh merupakan suatu kebanggaan bagi umat muslim yang berasal dari Negara mayoritas Islam seperti Indonesia.

Yang lebih membanggakan lagi bahwa semarak dakwah Islam itu banyak digagas oleh tenaga kerja Indonesia. Tenaga kerja Indonesia di Hongkong sebagian besar merupakan kaum wanita yang bekerja di area domestic sebagai asisten rumah tangga dan sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Mereka mendapatkan hak libur sehari dalam seminggu sesuai kesepakatan yang dibuat bersama majikan. Diantara mereka ada yang mendapat hari libur pada hari-hari efektif antara Senin-Jum’at, namun sebagian besar diantara mereka mendapatkan hari libur di hari Sabtu dan Minggu. Pada saat hari libur itulah, mereka memanfaatkan untuk berbagai aktivitas. Ada diantara mereka yang memanfaatkan waktu libur dengan berkumpul bersama teman-teman dari daerah asalnya dengan makan bersama, bercengkerama, saling curhat, belanja bersama, tetapi ada pula diantara para TKI yang memanfaatkan waktu liburnya dengan mengasah beberapa ketrampilan berupa kursus computer, kursus menjahit, belajar membaca Alqur an, belajar ilmu agama Islam, belajar banjari dan mengikuti kegiatan-kegiatan dakwah Islam.

Diantara para TKI yang memiliki hari libur yang sama, mereka membentuk halaqah-halaqah yang sebagian besar diberi nama sesuai dengan hari yang mereka gunakan untuk beraktivitas, misalnya halaqah jum’at, halaqah sabtu, dan begitu seterusnya. Halaqah-halaqah ini terorganisir dalam sebuah struktur organisasi yang berada di bawah binaan The Islamic Union of Hongkong yang tersentral di masjid Amar Wancai. Ustad H. Abd. Muhaimin Karim, seorang muslim asli Indonesia yang menjadi warga Negara Malaysia merupakan salah satu pengurus The Islamic Union of Hongkong yang selalu aktif memberikan pembinaan kepada halaqah-halaqah TKI dan mengkoordinasikannya dengan pihak KJRI. Selain itu, ada juga yayasan social dari Indonesia yang juga memiliki missi dakwah membuka kantor cabang di Hongkong dan turut terlibat dalam pembinaan halaqah-halaqah tersebut, misalnya yayasan sabilillah yang berkantor pusat di daerah Rungkut Surabaya. Yayasan ini tiap 3 bulan sekali mengirim ustad-ustadzah dari Indonesia untuk melakukan pembinaan terhadap para TKI di Hongkong.

Halaqah-halaqah TKI ini memiliki struktur kepengurusan yang disepakati oleh seluruh anggotanya. Mereka memiliki berbagai program yang terintegrasi, misalnya halaqah Jum’at yang sempat kami datangi pada minggu ke 2 bulan Juni 2014 memiliki kegiatan, kursus menjahit yang tersertifikasi, kursus

baca tulis Al qur’an yang terpusat di masjid Wancai, dan kegiatan pengajian yang dimulai bakda shalat Jum’at dengan diawali pembacaan surat Al Kahfi, pembacaan surat Yasin, tahlil, sambutan pengurus dan taushiyah serta dilanjutkan dengan shalat Asar secara berjamaah.

Berbeda dengan halaqah Jum’at, ada juga halaqah lain yaitu halaqah Sabtu dan Minggu yang lebih banyak memilih tempat di luar masjid untuk aktivitas dakwahnya, misalnya belajar ngaji di pantai Stainley yang dilanjutkan dengan taushiyah dan shalat berjamaah. Ada juga yang memilih taman sebagai tempat kegiatan dakwahnya, bahkan ada yang beraktivitas di bawah jembatan di daerah Tai Poo dan di tengah pasar daerah Song soi. Tempat yang berbeda-beda tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap melakukan syiar Islam di tengah hiruk pikuknya keramaian kota di Hongkong dengan berbagai aktivitas para penghuninya.

Bahkan tidak jarang kegiatan pengajian yang digelar oleh halaqah-halaqah ini harus bersanding dengan aktivitas lain yang jauh berbeda. Misalnya ketika di pantai, kegitan halaqah harus bersanding dengan pengunjung pantai yang sedang berjemur, ketika di taman, harus bersanding dengan mereka yang sedang pacaran, ketika di pasar harus bersanding dengan mereka yang sedang ngrumpi, dan lain sebagainya.

Demikanlah uniknya dakwah Islam yang dilakukan oleh para TKI yang jauh dari keluarga, mengais rejeki di negeri orang, tetapi tetap meiliki semangat luar biasa untuk menyemarakkan syiar Islam dalam berbagai kegiatan yang bisa mereka lakukan, semoga fenomena ini dapat menginspirasi kita, umat Islam yang berada di negeri sendiri untuk tetap memiliki semangat dalam mempertahankan syiar Islam di negeri tercinta ini. Amin

Oleh: Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.AgDosen Psikologi UIN Sunan Ampel

Goup Banjari halaqah Minggu di Kwai Fong.

Page 67: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI
Page 68: Dr. Maftukhin, M.Ag Pemimpin Harus Memiliki Hati yang Beningjatim.kemenag.go.id/file/file/MPA/pwqf1404795081.pdf · NO. 334 / RAMADHAN / SYAWAL / TH. 1435 H / JULI 2014 / TH. XXXXI