Top Banner

of 30

Dokumen Dan FGD

Jul 19, 2015

Download

Documents

Dini Rahmawati
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Dokumen dan FGDDINI RAHMAWATI

Teknik Pengumpulan Data Kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion).

DOKUMENTASI

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumendokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek

Dokumen Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan

yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

Meleong (dalam Herdiansyah, 2010: 143) mengemukakan dua bentuk dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi dokumentasi, yaitu:Dokumen harian 2. Dokumen resmi1.

Dokumen harian

Dokumentasi pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan dari dokumentasi ini adalah untuk memperoleh sudut pandang orisinal dari kejadian situai nyata. Terdapat tiga dokumentasi pribadi yang umum digunakan, yaitu: 1. Catatan harian 2. Surat pribadi 3. Autobiografi

1) Catatan harian (diary)

Diary berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga unsur perasaan. 2) Surat Pribadi

Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan obrolan dapat dijadikan sebagai materi dalam analisis dokumen dengan syarat, peneliti mendapat izin dari orang yang bersangkutan. 3) Autobiografi

Autobiografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas gabungan tiga kata, yaitu auto (sendiri), bios (hidup), dan grapein (menulis). Didefinisikan autobiografi adalah tulisan atau pernyataan mengalami pengalaman hidup.

Dokumen Resmi

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambar mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu komnitas tertentu dalam setting social. Menurut Meleong (Herdiansyah, 2010: 145-146) dokumen resmi dapat dibagi kedalam dua bagian. Pertama dokumen internal, yaitu dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga, system yang diberlakukan, hasil notulensi rapat keputusan pimpinan, dan lain sebagainya. Kedua, dokumentasi eksternal yaitu dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, seperti majalah, koran, bulletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.

Mengumpulkan dokumen

Berikut adalah beberapa panduan yang berguna untuk mengumpulkan dokumen dalam penelitian kualitatif: Mengidentifikasi jenis dokumen yang dapat memberikan informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan penelitian kualitatif Anda. Pertimbangkan kedua dokumen publik (misalnya, sekolah papan menit) dan privat (misalnya, perbuku harian personal) sebagai sumber informasi bagi penelitian Anda. Setelah dokumen berada, minta izin untuk menggunakannya dari individu-individu yang tepat yang bertanggung jawab atas materi. Jika Anda meminta peserta untuk membuat jurnal, memberikan petunjuk spesifik tentang prosedur. Setelah Anda memiliki ijin untuk menggunakan dokumen, periksa mereka untuk akurasi, kelengkapan, dan kegunaan dalam menjawab pertanyaan penelitian dalam studi Anda. Mencatat informasi dari dokumen.

Bahan AudiovisualBahan Audiovisual terdiri dari gambar atau suara yang peneliti kumpulkan untuk membantu mereka memahami fenomena pusat dalam studi. Digunakan dengan menambah jumlah frekuensi dalam penelitian kualitatif, gambar atau bahan visual seperti foto, kaset video, gambar digital, lukisan dan gambar) adalah semua sumber informasi untuk penyelidikan kualitatif.

Mengumpulkan Bahan AudiovisualLangkah-langkah yang terlibat dalam pengumpulan materi visual yang mirip dengan langkah-langkah yang terlibat dalam pengumpulan dokumen: Tentukan material visual apa yang dapat memberikan informasi untuk menjawab pertanyaan penelitian dan bagaimana materi yang mungkin meningkatkan bentukbentuk data yang ada, seperti wawancara dan observasi. Mengidentifikasi bahan visual yang tersedia dan mendapatkan izin untuk menggunakannya. Periksa keakuratan dan keaslian materi visual jika Anda tidak merekam sendiri. Kumpulkan data dan mengaturnya.

Focus Group Discussion (FGD) Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik

pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan

ketika ingin melakukan FGD. Pertama, jumlah FGD berkisar antara 5-10 orang. Kedua, Peserta FGD harus bersifat FGD. Ketiga, perlunya dinamika kelompok. Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok(bukan individual); c. Terfokus/Terarah (bukan bebas)

Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey (2000: 12-18) menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan, (2) needs assesment, (3) pengembangan produk atau program, (4) mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.

FGD harus dipertimbangkan untuk digunakan sebagai metode penelitian sosial jika: Peneliti ingin memperoleh informasi mendalam tentang

tingkatan persepsi, sikap, dan pengalaman yang dimiliki informan. Peneliti ingin memahami lebih lanjut keragaman perspektif di antara kelompok atau kategori masyarakat. Peneliti membutuhkan informasi tambahan berupa data kualitatif dari riset kuantitatif yang melibatkan persoalan masyarakat yang kompleks dan berimplikasi luas. Peneliti ingin memperoleh kepuasan dan nilai akurasi yang tinggi karena mendengar pendapat langsung dari subjek risetnya.

FGD harus dipertimbangkan untuk tidak digunakan sebagai metode penelitian sosial jika: Peneliti ingin memperoleh konsensus dari masyarakat/peserta Peneliti ingin mengajarkan sesuatu kepada peserta Peneliti akan mengajukan pertanyaan sensitif yang tidak akan bisa di-share dalam sebuah forum bersama kecuali jika pertanyaan tersebut diajukan secara personal antara peneliti dan informan. Peneliti tidak dapat meyakinkan atau menjamin kerahasiaan diri informan yang berkategori sensitif. Metode lain dapat menghasilkan kualitas informasi yang lebih baik Metode lain yang lebih ekonomis dapat menghasilkan informasi yang sama.

Irwanto (2006: 3- 6) mengemukakan tiga alasan

perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan praktis. Alasan Filosofis Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi, memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden. Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi .

Alasan Metodologis

Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai sangat penting. Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat. FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik, khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai pendekatan yang paling sesuai.

Alasan Praktis

Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan

memiliki dari objek yang diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan memiliki.

FGD berguna untuk:a) Memperoleh informasi yang banyak secara cepat; b) Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan perilaku kelompok tertentu; c) Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; dan d) Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain.

Persiapan dan Desain Rancangan FGD Sebagai sebuah metode penelitian, pelaksanaan FGD

memerlukan perencanaan matang dan tidak asalasalan. Untuk diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut: 1) Membentuk Tim; 2) Memilih Tempat dan Mengatur Tempat; 3) Menyiapkan Logistik; 4 Menentukan Jumlah Peserta; dan 5) Rekruitmen Peserta.

1) Membentuk Tim Moderator

Asisten Moderator/co-fasilitator Pencatat Proses/Notulen Penghubung Peserta

Penyedia Logistik Dokumentasi Lain-lain

2) Memilih dan Mengatur Tempat Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja,

namun seyogianya tempat FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak kecil, dsb).

3) Menyiapkan Logistik Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang

dipelukan sebelum, selama, dan sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi (audio/video), dan kebutuhankebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif; akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.

4). Jumlah Peserta Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting

yang harus dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD (lihat misalnya Sawson, Manderson & Tallo, 1993; Irwanto, 2006; dan Morgan D.L, 1998) jumlah yang ideal adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro, 2005: 7) atau6-8 orang (Krueger & Casey, 2000: 4). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan pikiran yang mendalam.

5). Rekruitmen Peserta: Homogen atau Heterogen?Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, Irwanto (2006: 75-76) mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut: Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan tujuan awal diadakannya FGD. Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel tertentu yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi atau gender boleh heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro seperti krisis ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat dilakukan dengan peserta yang bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik, seperti perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen. Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin tidak perlu diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan diperoleh hasil yang sama atau relatif sama.

Semakin heterogen semakin sulit untuk

menganalisis hasil FGD karena variasinya terlalu besar. Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin, status sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan usaha kecil heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik dan FGD masih dianggap perlu. Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan ciri-ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh homogen.

Pelaksanaan FGD Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh

kecakapan moderator sebagai Sang Sutradara. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas utamanya, baik yang bersifat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang tentatif (hanya diperlukan jika memang situasi menghendaki demikian). Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait dengan permulaan diskusi yaitu (1) mengucapkan selamat datang, (2) memaparkan singkat topik yang akan dibahas (overview), (3) membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal lain yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan (4) mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi.

Analisis Data dan Penyusunan Laporan FGD1. 2. 3. 4. Mendengarkan atau melihat kembali rekaman FGD Tulis kembali hasil rekaman secara utuh (membuat transkrip/verbatim) Baca kembali hasil transkrip Cari mana masalah-masalah (topik-topik) yang menonjol dan berulangulang muncul dalam transkrip, lalu kelompokan menurut masalah atau topik. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang berbeda untuk mengurangi bias dan subjektifitas. Pengkategorian bisa juga dilakukan dengan mengikuti Topik-topik dan subtopik dalam Panduan diskusi. Jangan lupa merujuk catatan yang dibuat selama proses FGD berlangsung. 5. Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam FGD biasanya mencakup: a. Konsensus b. Perbedaan Pendapat c. Pengalaman yang Berbeda d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya. 6. Buat koding dari hasil transkripsi menurut pengelompokan masalah/topik,

Daftar Pustaka Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuhe Medika. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.