Top Banner
Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat ِ ارَ ّ ن ل اَ ابَ ذَ ا عَ نِ قَ وً ةَ نَ سَ حِ ةَ رِ خَ ْ ال يِ فَ وً ةَ نَ سَ ح اَ نْ # نُ ّ الذ يِ ف اَ نِ ( نَ ا اَ نَ ّ نَ رRABBANAA AATINAA FID DUN-YA HASANAH, WAFIL-AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA 'ADZAABAN NAAR "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201) ِ ارَ ّ ن ل اَ ابَ ذَ ا عَ نِ قَ وً ةَ نَ سَ حِ ةَ رِ خَ ْ ال يِ فَ وً ةَ نَ سَ ح اَ نْ # نُ ّ الذ يِ ف اَ نِ ( نَ ا اَ نَ ّ نَ رَ ّ مُ هَ ّ ل ل اALLAAHUMMA RABBANAA AATINAA FID DUN-YA HASANAH, WAFIL- AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA 'ADZAABAN NAAR "Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih) Manfaat doa ini sangat luar biasa. Kandungannya mencakup kebaikan yang diinginkan setiap insan sejak di dunia hingga akhirat. Kebaikan di dunia mencakup setiap yang diinginkan dari masalah dunia berupa kesehatan, tempat tinggal yang luas, rizki yang banyak dan halal, istri shalihah, anak shalih, ilmu bermanfaat, amal shalih, ibadah khusu', kendaraan yang nyaman, nama baik dan lainnya. Sedangkan kebaikan di akhirat yang tertinggi adalah masuk surga dan mendapat ridla Allah serta kenikmatan-kenikmatan yang mengirinya berupa rasa aman dari huru-hara yang mengerikan di padang mahsyar, diringankan hisab dan lainnya. Maknanya juga meminta agar diselamatkan dari siksa-siksa dan penderitaan yang ada di kubur, padang mahsyar, dan di neraka. Sedangkan maksud diselamatkan atau dipelihara dari siksa
116

Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Jan 03, 2016

Download

Documents

YantoPrieAnto

Macam-macam Do'a
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

�ار� الن ع�ذ�اب� �ا و�ق�ن �ة� ن ح�س� ة� �خ�ر� اآل� و�ف�ي �ة� ن ح�س� �ا �ي الد�ن ف�ي �ا �ن ت� آ �ا �ن ب ر�

RABBANAA AATINAA FID DUN-YA HASANAH, WAFIL-AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA 'ADZAABAN NAAR

"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201)

�ار� الن ع�ذ�اب� �ا و�ق�ن �ة� ن ح�س� ة� �خ�ر� اآل� و�ف�ي �ة� ن ح�س� �ا �ي الد�ن ف�ي �ا �ن ت� آ �ا �ن ب ر� �ه!م� الل

ALLAAHUMMA RABBANAA AATINAA FID DUN-YA HASANAH, WAFIL-AAKHIRATI HASANAH, WAQINAA 'ADZAABAN NAAR

"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)

Manfaat doa ini sangat luar biasa. Kandungannya mencakup kebaikan yang diinginkan setiap insan sejak di dunia hingga akhirat. Kebaikan di dunia mencakup setiap yang diinginkan dari masalah dunia berupa kesehatan, tempat tinggal yang luas, rizki yang banyak dan halal, istri shalihah, anak shalih, ilmu bermanfaat, amal shalih, ibadah khusu', kendaraan yang nyaman, nama baik dan lainnya.

Sedangkan kebaikan di akhirat yang tertinggi adalah masuk surga dan mendapat ridla Allah serta kenikmatan-kenikmatan yang mengirinya berupa rasa aman dari huru-hara yang mengerikan di padang mahsyar, diringankan hisab dan lainnya. Maknanya juga meminta agar diselamatkan dari siksa-siksa dan penderitaan yang ada di kubur, padang mahsyar, dan di neraka.

Sedangkan maksud diselamatkan atau dipelihara dari siksa neraka adalah dimudahkan untuk menjauhi jalan yang menghantarkan ke neraka berupa menjauhi maksiat dan dosa serta meninggalkan perkara syubuhat dan haram.

Qasim bin Abdurrahman berkata, "siapa yang diberi kalbu yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, dan jasad yang sabar dan tangguh, maka dia telah diberi kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta di pelihara dari siksa neraka."

Karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak berdoa dengannya dan sangat menganjurkan umatnya untuk membaca doa ini. Dari Anas bin Malik radliyallah 'anhu mengatakan, "doa yang paling sering dibaca Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah;

�ار� الن ع�ذ�اب� �ا و�ق�ن �ة� ن ح�س� ة� خ�ر� اآل� و�ف�ي �ة� ن ح�س� �ا �ي الد�ن ف�ي �ا �ن آت �ا �ن ب ر� �ه!م� الل

"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. Bukhari dan Ahmad)

Page 2: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Anas bin Malik biasa berdoa dengan doa ini saja dan ketika melantunkan beberapa doa pasti beliau memasukkan doa ini di dalamnya.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalan Abu Nu'aim, Abdussalam bin Syadad –yakni Abu Thaluth- berkata, aku pernah bersama Anas, lalu Tsabit berkata kepadanya, "sesungguhnya saudara-saudaramu meminta agar engkau mendoakan mereka. Lalu Anas berdoa, "Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." Merasa kurang, mereka meminta agar didoakan lagi ketika mereka akan beranjak pergi, lalu Anas berkata, "jika Allah sudah memberikan untuk kalian kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta memelihara kalian dari siksa nereka, berarti Dia telah memberikan untuk kalian seluruh kebaikan."

Al Qadli Iyadh rahimahullah mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak berdoa dengan ayat ini (al Baqarah: 201) karena mengandung seluruh isi doa dari urusan dunia dan akhirat."

Kapan dibacanya?

Pada dasarnya doa ini boleh dibaca kapan saja khususnya pada saat-saat yang mustajab, seperti di sepertiga malam terakhir, di antara adzan dan iqamah, di sore hari Jum'at, dan lainnya. Namun, ada beberapa kondisi khusus yang dianjurkan untuk membacanya, di antaranya:

1. Doa ketika berada di antara rukun Yamani dan Hajar Aswad ketika Thawwaf. (HR. Abu Dawud, Ahmad, al Baghawi dalam Syarh as Sunnah dari Abdullah bin as Saaib).

2. Boleh dibaca setelah membaca tasyahhud kedua berdasarkan keumuman hadits, dalam Shahihain dan lainnya, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "kemudian silahkan dia berdoa yang dia suka." Juga berdasarkan riwayat Umair bin Sa'd yang menyatakan bahwa Abdullah bin Mas'ud mengajari kami bacaan tasyahhud dalam shalat kemudian berkata, "jika salah seorang kamu selesai baca tasyahhud hendaknya dia berdoa . . . (salah satunya doa di atas)." (Fath al Baari: 2/239)

Pelajaran dari doa ini

1. Jangan-lah berdoa kepada Allah hanya kebaikan dunia saja, khususnya ketika di tempat-tempat dan waktu-waktu yang mustajab. Doa dalam Al Baqarah: 201 adalah pujian dari Allah bagi orang-orang beriman dan celaan atas orang-orang musyrik. Orang-orang beriman meminta kebaikan di dunia dan akhirat. Sedangkan orang-orang musyrikin doanya hanya sebatas kebaikan dunia semata, mereka lupa terhadap akhirat.

2. Tidak boleh juga meminta hanya kebaikan di akhirat dan melupakan kehidupan dunianya. Dari sahabat Anas, pernah pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjenguk salah seorang shabatnya yang dalam kondisi sangat lemah dan kurus. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertanya padanya, "apakah kamu telah

Page 3: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

berdoa dan meminta sesuatu kepada Allah?" dia menjawab, Ya Rasulullah aku telah berdoa, "Ya Allah jika aku kelak akan disiksa di akhirat, maka segerakanlah di dunia ini." lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata padanya, "Subhanallah, engkau tidak akan kuat terhadap siksa Allah. jangan begitu, tapi berdoalah:

�ار� الن ع�ذ�اب� �ا و�ق�ن �ة� ن ح�س� ة� خ�ر� اآل� و�ف�ي �ة� ن ح�س� �ا �ي الد�ن ف�ي �ا �ن آت �ا �ن ب ر� �ه!م� الل

"Ya Allah, ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (HR. al Baghawi dalam Syarh as Sunnah dan Ahmad dalam al Musnad)

Pahami Bacaan Shalatmu, Semoga Mendapat Kekhusyu'an

Memahami bacaan shalat serta merenunginya merupakan salah satu jalan untuk meraih kekhusyu'an. Bahkan menjadi salah satu jalan utamanya. Rasanya sangat sulit sekali bagi orang yang jahil terhadap makna-makna yang dibacanya dari Al-Qur'an dan dzikir-dzikir dalam shalat untuk mendapatkan kekhusyu'an. Hal sebagaimana yang disebutkan oleh Muhammad Shalih al-Munajid dalam 33 Sababab Lil Khusyu' Fish Shalah, pada urutan ke empat.

Dalam bagian ini, Syaikh Al-Munajid menganjurkan bagi orang yang melaksanakan shalat untuk memahami bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan dalam shalat. Lalu beliau menunjukkan cara untuk memahami Al-Qur'an, yaitu dengan memperhatikan tafsir Al-Qur'an sebagimana yang dikatakan oleh Ibnu Jarir rahimahullah,

"Sesungguhnya aku heran dengan orang-orang yang membaca Al-Qur'an, sedangkan ia tidak memahami takwil (tafsir)nya, mana mungkin dia dapat menikmati bacaannya." (Pendahuluan Tafsir al-Thabari, Mahmud Syakir: I/10)

Karenanya, sangat dianjurkan bagi orang yang membaca Al-Qur'an untuk membaca juga kitab-kitab tafsir, jika tidak sempat dianjurkan untuk membaca ringkasannya, kalau masih juga berat dianjurkan membaca kitab-kitab yang menerangkan kalimat-kalimat yang sulitnya. Dan bagi kita, orang Ajam yang tidak berbicara dengan bahasa Arab, dianjurkan untuk membaca tarjamahnya. Semua ini agar kita bisa memahami bacaan Al-Qur'an yang dilantunkan dalam shalat sehingga kita mampu merenunginya, lalu tumbuh kekhusyu'an dalam diri kita.

Ketika seseorang memahami arti dan maksud ayat yang dibacanya memungkinkan dia untuk mengulang-ulang ayat tersebut guna lebih meresapinya dan memperkuat perasaannya. Dalam sebuah hadits disebutkan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berdiri melaksanakan qiyamul lail semalaman hanya membaca satu ayat yang diulang-ulangnya hingga pagi, yaitu firman Allah,

Page 4: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

�ح�ك�يم! ال �ع�ز�يز! ال �ت� ن� أ �ك� �ن ف�إ �ه!م� ل �غ�ف�ر� ت �ن� و�إ �اد!ك� ب ع� �ه!م� �ن ف�إ �ه!م� !ع�ذ4ب ت �ن� إ

Yang maknanya kurang lebih, "Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Maidah: 118)

Seseorang yang memahami makna ayat yang dibaca, tentunya akan mungkin untuk berinteraksi langsung dengan ayat tersebut. Yaitu dengan bertasbih ketika melewati ayat tasbih, dan berdoa ketika melewati ayat yang mengandung permintaan, berta'awwudz (meminta perlindungan) ketika melewati ayat yang mengandung perlindungan, memohon surga ketika melewati ayat surga, dan berlindung dari neraka ketika melewati ayat yang membicarakan tentang neraka dan kengerian siksanya.

Imam Muslim dalam Shahihnya meriwayatkan dari Hudzaifah radliyallah 'anhu, berkata,

ف�يه�ا . . . �ة5 �آي ب م�ر� �ذ�ا إ ال� س4 �ر� م!ت! أ �ق�ر� ي ه�ا

� أ ف�ق�ر� �ة5 �ل �ي ل ذ�ات� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه! الل ص�ل�ى �ي4 �ب الن م�ع� �ت! �ي ص�ل�ع�و�ذ� ت �ع�و�ذ5 �ت ب م�ر� �ذ�ا و�إ ل�

� أ س� ؤ�ال5 �س! ب م�ر� �ذ�ا و�إ �ح� ب س� Hيح� ب �س� ت

"Suatu malam aku shalat bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau membaca Al-Qur'an dalam shalatnya dengan berlahan (tidak tergesa-gesa). Apabila beliau sampai pada ayat yang mengandung tasbih, beliau bertasbih. Apabila sampai pada ayat yang mengandung permintaan, beliau meminta (berdoa). Dan apabila sampai pada ayat yang mengandung perlindungan, beliau berta'awwudz (memohon perlindungan)." (HR. Muslim, no. 772)

ع�ذ�اب5 �ة� �آي ب م�ر� �ذ�ا و�إ ، ل�� أ س� ح�م�ة5 ر� �ة� �آي ب م�ر� �ذ�ا إ �ان� ف�ك �ة� �ل �ي ل �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل �ه! الل ص�ل�ى �ي4 �ب الن م�ع� �ت! �ي ص�ل

�ح� ب س� �ه� �ل ل Hه� �ز�ي �ن ت �ه�ا ف�ي �ة5 �آي ب م�ر� �ذ�ا و�إ �ع�و�ذ�، ت

"Suatu malam aku shalat bermakmum kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Maka apabila sampai pada ayat rahmat, beliau meminta rahmat. Apabila sampai pada ayat adzab, beliau berlindung darinya. Dan apabila sampai pada ayat yang di dalamnya mengandung makna menyucikan Allah, beliau membaca tasbih." (HR. Imam al-Marwazi dalam Ta'dzim Qadris Shalah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami', no. 4782)

Sebagian ulama salaf juga membaca ayat dengan diulang-ulang karena terkesan dengan makna dan kandungannya. Hal ini tidak lain karena mereka memahami apa yang mereka baca. Qatadah bin al-Nu'man, seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, melakukan qiyamullailnya tanpa membaca surat apapun, kecuali surat Al-Ikhlash yang dibacanya berulang-ulang. (Atsar riwayat Al-Bukhari, lihat Fathul Baari 9/59 dan Ahmad dalam Musnadnya III/43)

Page 5: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Sa'id bin 'Ubaid al-Thaiy telah meriwayatkan sebuah atsar, ia pernah mendengar Sa'id bin Jubair mengimami pada bulan Ramadlan. Pada shalat tersebut, Sa'id hanya membaca ayat berikut ini secara berulang ulang,

�م!ون� ( �ع�ل ي و�ف� !ون�) (70ف�س� ب ح� !س� ي س�ل! ال� و�الس� �اق�ه�م� ع�ن� أ ف�ي ل! �غ�ال� األ� �ذ� ف�ي) 71إ !م� ث � �ح�م�يم ال ف�ي

ون� ( ج�ر! !س� ي �ار� )72الن

" Kelak mereka akan mengetahui,ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api." (QS. Al-Mukmin: 70-72)

Al-Qasim telah meriwayatkan bahwa dia pernah melihat Sa'id bin Jubair melakukan qiyamullail dengan hanya membaca ayat,

�م!ون� !ظ�ل ي ال� و�ه!م� �ت� ب �س� ك م�ا �ف�س5 ن !ل� ك !و�ف�ى ت !م� ث �ه� الل �ل�ى إ ف�يه� ج�ع!ون� !ر� ت �و�م�ا ي �ق!وا و�ات

"Dan peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah: 281) dan beliau mengulang-ulang bacaan ayat ini sampai 20 kali lebih.

Seorang laki-laki dari Bani Qais yang dikenal dengan Abu Abdullah telah meriwayatkan, "Pada suatu malam kami menginap di rumah Al-Hasan (al-Bashri), maka di tengah malam ia bangun dan shalat. Dan ternyata yang dibacanya hanyalah ayat berikut secara berulang-ulang hingga waktu sahur, yaitu firman Allah,

Hف�ار� ك Hظ�ل!وم� ل ان� �س� �ن اإل� �ن� إ !ح�ص!وه�ا ت ال� �ه� الل �ع�م�ة� ن �ع!د�وا ت �ن� و�إ !م!وه! �ت ل� أ س� م�ا !ل4 ك م�ن� !م� �اك ت

� و�آ

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Qs. Ibrahim: 34)

Pada pagi harinya kami bertanya, "Wahai Abu Sa'id, mengapa engkau tidak melampaui ayat ini dalam bacaan sepanjang malam?" Al Hasan menjawab, "Aku memandang ayat ini mengandung pelajaran yang mendalam. Karena tidaklah aku menengadahkan pandangan mataku dan tidak pula menundukkannya, melainkan pasti melihat nikmat. Sedangkan nikmat-nikmat Allah yang belum diketahui, masih sangat banyak." (Al-Tadzkirah, karya Imam al-Qurthubi, hal. 125)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid juga menjelaskan bahwa meragamkan bacaan surat, ayat, dzikir, dan do'a dalam shalat bisa membantu menghadirkan kekhusyu'an.

Page 6: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Namun, kekhusyu'an ini tidak akan diperoleh kecuali oleh orang yang mengetahui maknanya dan memahami kandungannya, sehingga ketika ia membacanya seolah dia sendiri yang bermunajat dan meminta kepada Allah secara langsung.

Berikut ini kekhusyu'an Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalatnya sehingga tumbuh rasa takutnya kepada Allah sampai-sampai air mata beliau tertumpah membasahi bumi. Diriwayatkan dari 'Atha, dia dan 'Ubaid bin 'Umair pernah datang menemui 'Aisyah radliyallah 'anha. Kemudian 'Ubaid berkata, "Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang pernah Anda lihat dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?"

'Aisyah menangis lalu becerita, "Pada suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, lalu berkata, "Hai 'Aisyah biarkan aku menyembah Tuhanku malam ini, sesungguhnya aku suka dekat denganmu dan aku menyukai apa yang engkau sukai."

'Aisyah melanjutkan kisahnya, "Sesudah itu beliau bangkit dan berwudlu', lalu berdiri untuk shalatnya. Beliau terus-menerus menangis dalam shalatnya sehingga pangkuannya basah, dan terus menangis hingga tanahnya basah. Setelah itu Bilal datang untuk memberitahukan akan masuknya waktu Shubuh. Tetapi, setelah Bilal melihat beliau menangis, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, Anda menangis, padahal Allah sudah mengampuni semua dosamu yang terdahulu dan yang kemudian?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,

�ق� ( ل خ� ف�ي �ن� إ �ه�ا ف�ي �ر� �ف�ك �ت ي �م� و�ل ه�ا� أ ق�ر� �م�ن� ل Hل� و�ي ،Hة� آي �ة� �ل �ي الل ع�ل�ي� ل�ت� �ز� ن �ق�د� ل ا، !و�ر� ك ش� �د�ا ع�ب !و�ن� ك

� أ � �ف�ال أ . . . . �ه�ا !ل ك اآلية ر�ض�

� و�األ� م�او�ات� الس�

"Tidak bolehkan aku menjadi hamba yang banyak bersyukur? Sesungguhnya malam ini telah diturunkan kepadaku beberapa buah ayat. Celakalah bagi orang membacanya tapi tidak memikirkan makna yang terkandung di dalamnya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi . . . (QS. Al-Baqarah: 164) seluruhnya." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Al-Albani dalam Al-Shahihah, no. 68, menyatakan sanad hadits ini jayyid –baik-)

Mengetahui dan memahami makna apa yang dibaca di dalam shalat menjadi sarana wajib untuk bisa merenungkan dan mentadabburi setiap gerakan dan dzikir-dzikir dalam shalat. Dari perenungan dan tadabbur yang mendalam ini akan memunculkan sentuhan jiwa sehingga matapun akan bisa menangis. Allah berfirman tentang Ibadurrahman,

�ا �ان و�ع!م�ي ص!ما �ه�ا �ي ع�ل وا �خ�ر� ي �م� ل 4ه�م� ب ر� �ات� ي� �آ ب وا 4ر! ذ!ك �ذ�ا إ �ذ�ين� و�ال

"Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (Q.S Al-Furqan 73)

Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Shalah, pernah menyatakan: "Ada satu hal yang

Page 7: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

ajaib, yang dapat diperoleh oleh orang yang merenungi makna-makna Al-Qur'an. Yaitu keajaiban-keajaiban Asma dan Sifat Allah. Itu terjadi, tatkala orang tadi menuangkan segala curahan iman dalam hatinya, sehingga ia dapat memahami bahwa setiap Asma dan Sifat Allah itu memiliki tempat (bukan dibaca) di setiap gerakan shalat. Artinya bersesuaian. Tatkala ia tegak berdiri, ia dapat menyadari ke-Maha Terjagaan Allah, dan apabila ia bertakbir, ia ingat akan ke-Maha Agung-an Allah." Wallahu a'lam Bis shawab.

Definisi dan Hikmah Puasa

Puasa dalam Pengertian Bahasa

Secara bahasa al-shiyâm, al-shaum, puasa, berarti menahan, al-imsâk. Seperti firman Allah yang mengisahkan Maryam: "Aku bernadzar puasa kepada Tuhan yang Pemurah" (QS. Maryam/19: 26). Al-shau, puasa, di sini berarti menahan bicara, diam.

Adapun puasa dalam pengertian terminologi agama adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.

Sebagian ulama mendefinisikannya sebagai: "penahanan diri dari syahwat perut dan syahwat kelamin sepanjang hari disertai niat sebelum fajar selain waktu haid, nifas, dan hari-hari raya".

Puasa Ramadhn mulai diwajibkan pada bulan Sya'ban, tahun kedua Hijriyah.

Puasa dalam al-Qur'an

Allah berfirman dalam Al-Quran:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibakan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang di tentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya di turunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang di

Page 8: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

tinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaknya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang di berikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku (Allah) dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a, apabila ia memohon do'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah: 183-187)

Dalam ayat tersebut kita dapat melihat dengan jelas bahwa puasa telah diwajibkan kepada umat Islam sebagaimana telah diwajibkan kepada pemeluk ajaran-ajaran terdahulu dan umat-umat sebelum Islam. Ayat-ayat di atas juga menjelaskan hasil yang akan diraih dari pelaksanaan ibadah ini serta hikmah yang terkandung di dalamnya.

Hikmah Puasa

Sebagian hikmah puasa bisa dilihat dalam firman Allah yang artinya: "agar kamu bertakwa."

Puasa tidak diwajibkan sepanjang tahun, juga tidak dalam waktu yang sebentar melainkan pada hari-hari yang terbatas, yaitu hari-hari bulan Ramadan, dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Karena, jika puasa diwajibkan secara terus menerus sepanjang tahun atau sehari semalam tanpa henti, tentu akan memberatkan. Begitu pula jika hanya untuk waktu separuh hari, tentu tak akan memiliki pengaruh apa-apa, akan tetapi puasa diwajibkan untuk waktu sepanjang hari mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam, dan dalam hari-hari yang telah ditentukan.

Selain keringanan dalam masalah waktu, Allah juga membuktikan kasih sayang-Nya kepada hamba dengan memberikan keringanan-keringanan yang lain, di antaranya: orang sakit (yang membahayakan dirinya jika berpuasa) dan orang yang dalam perjalanan jauh (yang memberatkan dirinya jika melaksanakan puasa) diperbolehkan untuk berbuka dan menggantinya pada hari yang lain, sesuai dengan jumlah puasa yang ia tinggalkan.

Dengan kalam-Nya Allah telah menegaskan kepada manusia keutamaan puasa di bulan suci Ramadhan sebagai bulan keberkahan, di mana Allah memberikan nikmat sekaligus mukjizat yang begitu agung kepada hamba-Nya, berupa turunnya al-Qur'an.

Ayat-ayat al-Qur'an juga menjelaskan betapa Tuhan begitu dekat dengan hambanya, Ia selalu menjawab do'a mereka di mana dan kapan pun mereka berada, tidak ada pemisah antara keduanya. Maka sudah selayaknya bagi seorang muslim, untuk selalu berdo'a, memohon ampun kepada Tuhannya, beribadah dengan ikhlas, beriman, dan tidak menyekutukan-Nya, dengan harapan Allah akan mengabulkan semua do'a dan permintaannya.

Diriwayatkan bahwa sekumpulan orang pedalaman bertanya kepada Nabi saw: "Wahai Muhammad! Apakah Tuhan kita dekat, sehingga kami bermunajat (mengadu dan berdoa

Page 9: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dalam kelirihan) kepada-Nya, ataukah Ia jauh sehingga kami menyeru (mengadu dan berdoa dengan suara lantang) kepada-Nya?" Turunlah ayat: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (QS. al-Baqarah/2: 186)

Allah telah memberikan beberapa pengecualian bagi umat Muhammad dalam menjalankan ibadah puasa, seperti dibolehkannya seorang suami untuk memberikan nafkah batin kepada isterinya pada malam bulan Ramadhan, kecuali pada waktu I'tikaf di masjid, karena waktu tersebut adalah waktu di mana manusia seharusnya mendekatkan diri kepada Allah, tanpa disibukkan dengan perkara yang lain.

Doa Tatkala Dirundung Gundah, Sedih, dan Perasaan Tak Menentu

ق�ض�اؤ!ك� ف�ي� Hع�د�ل �م!ك� ح!ك ف�ي� م�اض5 �د�ك� �ي ب �ي �ت �اص�ي ن �ك� م�ت� أ �ن! و�اب �د�ك� ع�ب �ن! و�اب �د!ك� ع�ب 4ي �ن إ �ه!م� الل

و� � أ �ق�ك� ل خ� م�ن� ح�د�ا

� أ �ه! �م�ت ع�ل و�� أ �ك� �اب �ت ك ف�ي �ه! �ت ل �ز� ن

� أ و�� أ �ف�س�ك� ن �ه� ب �ت� م�ي س� ل�ك� ه!و� 5 م اس� !ل4 �ك ب !ك� ل

� أ س�� أ

ن�ي ح!ز� ء� و�ج�ال� ص�د�ر�ي !ور� و�ن �ي �ب ق�ل �يع� ب ر� آن� �ق!ر� ال �ج�ع�ل� ت ن�� أ �د�ك� ع�ن �ب� �غ�ي ال � �م ل ع� ف�ي �ه� ب ت� �ر� ث

� �أ ت اس�ه�م4ي و�ذ�ه�اب�

Allaahumma innii 'abduka wabnu 'abdika wabnu amatik, naashiyatii biyadik, maadlin fiyya hukmuk, 'adlun fiyya qadlaa'uk, as-aluka bikullismin huwa laka, sammaita bihi nafsaka, au anzaltahuu fii kitaabika, au 'allamtahu ahadan min khalqika, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka, an taj'alal Qur'aana rabii'a qalbii wanuura shadrii wajalaa'a huzni wa dzahaaba hammii

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."

Doa di atas didasarkan pada hadits dari Abdullah bin Mas'ud radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang tertimpa kegundahan dan kesedihan lalu berdoa (dengan doa di atas) . . . melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan.

Ibnu Mas'ud berkata, "Ada yang bertanya, 'Ya Rasulallah, bolehkah kita mempelajarinya?' Beliau menjawab, 'Ya, sudah sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya'." (HR. Ahmad dalam Musnadnya I/391, 452, Al-Hakim dalam Mustadraknya I/509, Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannafnya VII/47, Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2372, Al-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir no. 10198 –dari Maktabah

Page 10: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Syamilah-. Hadits ini telah dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnul Qayyim, keduanya banyak menyebutkannya dalam kitab-kitab mereka. Juga dihasankan oleh Al-Hafidz dalam Takhriij Al-Adzkaar dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Kalim al Thayyib hal. 119 no. 124 dan Silsilah Shahihah no. 199.)

Apabila yang Berdoa Seorang Wanita

Bentuk lafadz doa di atas untuk mudzakar (laki-laki), Ana 'Abduka (aku hamba laki-laki-Mu), Ibnu 'Abdika Wabnu Amatik (anak laki-laki dari hamba-laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba perempuan-Mu). Kalau yang berdoa adalah laki-laki tentunya lafadz tersebut tepat dan tidak menjadi persoalan. Namun, bila yang berdoa seorang muslimah, apakah dia harus mengganti lafadz di atas dengan bentuk mu'annats (untuk perempuan), yaitu dengan Allaahumma Inni Amatuk, Ibnatu 'Abdika, Ibnatu Amatik (Ya Allah aku adalah hamba wanita-Mu, anak perempuan dari hamba laki-laki-Mu dan anak perempuan dari hamba perempuan-Mu)?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah pernah ditanya tentang seorang wanita yang mendengar doa di atas, tapi dia tetap berpegang dengan lafadz hadits. Lalu ada yang berkata padanya, ucapkan, "Allahumma Inni Amatuk . . . ." namun dia menolak dan tetap memilih lafadz dalam hadits, apakah dia dalam posisi yang benar ataukah tidak?

Kemudian beliau menjawab, "Selayaknya dia mengucapkan dalam doanya, "Allahumma Inni Amatuk, bintu amatik . . ." dan ini adalah yang lebih baik dan tepat, walaupun ucapannya, 'Abduka, ibnu 'abdika memiliki pembenar dalam bahasa Arab seperti lafadz zauj (pasangan; bisa digunakan untuk suami atau istri-pent), wallahu a'lam." (Majmu' Fatawa Syaikhil Islam Ibnu Taimiyah: 22/488)

Syaikh Abdul 'Aziz bin Baaz rahimahullah pernah juga ditanya tentang cara berdoanya seorang wanita dengan doa tersebut. Apakah wanita itu tetap mengucapkan, "wa ana 'abduka wabnu 'abdika" (dan saya adalah hamba laki-laki-Mu dan anak laki-laki dari hamba laki-laki-Mu) ataukah harus mengganti dengan, "Wa ana amatuk, ibnu 'andika atau bintu 'abdika"?

Beliau rahimahullah menjawab, "Persoalan ini luas Insya Allah, Persoalan dalam masalah ini luas. Apabila wanita itu berdoa sesuai dengan hadits, tidak apa-apa. Dan jika berdoa dengan bentuk yang ma'ruf bagi wanita, Allahumma innii amatuk, wabnutu 'abdika, juga tidak apa-apa, semuanya baik.

Kandungan Doa

Doa di atas mengandung persoalan-persoalan pokok dalam akidah Islam di antaranya:

1. Rasa gundah dan sedih yang menimpa seseorang akan menjadi kafarah (penghapus dari dosanya) berdasarkan hadits Mu'awiyah radliyallah 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sabda,

Page 11: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

�ه� �ات 4ئ ي س� م�ن� �ه� ب �ه! ع�ن �ه! الل �ف�ر� ك �ال� إ !ؤ�ذ�يه� ي د�ه� ج�س� ف�ي �م!ؤ�م�ن� ال !ص�يب! ي ي�ء5 ش� م�ن� م�ا

"Tidak ada sesuatu yang menimpa seorang mukmin pada tubuhnya sehingga membuatnya sakit kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya." (HR. Ahmad 4/98, Al-Hakim 1/347 dan beliau menyatakan shahih sesuai syarat Syaikhain. Imam al-Dzahabi menyepakatinya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam al-Shahihah 5/344, no. 2274)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

� �ال إ !ه�ا اك !ش� ي �ة� و�ك الش� �ى ت ح� gغ�م � و�ال ذ�ى� أ � و�ال ن5 ح!ز� � و�ال gه�م � و�ال و�ص�ب5 � و�ال �ص�ب5 ن م�ن� لم� �م!س� ال !ص�يب! ي م�ا

�اه! خ�ط�اي م�ن� �ه�ا ب الله! �ف�ر� ك

"Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu berkata dalam Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila engkau ditimpa musibah maka janganlah engkau berkeyakinan bahwa kesedihan atau rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri yang mengenai dirimu, akan berlalu tanpa arti. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggantikan dengan yang lebih baik (pahala) dan menghapuskan dosa-dosamu dengan sebab itu. Sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya. Ini merupakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga, bila musibah itu terjadi dan orang yang tertimpa musibah itu:

a. Dia mengingat pahala dan mengharapkannya, maka dia akan mendapatkan dua balasan, yaitu menghapus dosa dan tambahan kebaikan (sabar dan ridha terhadap musibah).

b. Dia lupa (akan janji Allah Subhanahu wa Ta'ala), maka akan sesaklah dadanya sekaligus menjadikannya lupa terhadap niat mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.

Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi seseorang yang tertimpa musibah: beruntung dengan mendapatkan penghapus dosa dan tambahan kebaikan, atau merugi, tidak mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan murka Allah Ta’ala karena dia marah dan tidak sabar atas taqdir tersebut.”

2. Kedudukan ubudiyah merupakan tingkatan iman tertinggi. Karenanya, seorang muslim wajib menjadi hamba Allah semata dan senantiasa beribadah kepada-Nya, Dzat yang tidak memiliki sekutu. Hal ini ditunjukkan lafadz, Inni 'Abduka Wabnu 'Abdika Wabnu Amatik (Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu).

3. Semua urusan hamba berada di tangan Allah yang diarahkan sekehandak-Nya. Dan masyi'ah (kehendak) hamba mengikuti kehendak Allah. hal ini ditunjukkan oleh lafadz, Naashiyatii biyadik (Ubun-ubunku berada di tangan-Mu).

Page 12: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

4. Allah yang berhak mengadili dan memutuskan perkara hamba-hamba-Nya dalam perselisihan di antara mereka. Hal ini ditunjukkan oleh lafadz, 'Adlun fiyya qadla-uka (Ketetapan-Mu adil atas diriku). Allah Ta'ala berfirman,

4م! �ق�ي ال الد4ين! �ك� ذ�ل �اه! �ي إ �ال� إ !د!وا �ع�ب ت ال�� أ م�ر�

� أ �ه� �ل ل �ال� إ �م! �ح!ك ال �ن� إ

"Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, . ." (QS. Yuusuf: 40)

5. Ketetapan takdir-Nya adil dan baik bagi seorang muslim. Jika dia mendapat kebaikan, bersyukur, dan itu baik baginya. Sebaliknya, bila tertimpa keburukan (musibah atau bencana) dia bersabar, dan itupun baik baginya. Semua perkara orang mukmin itu baik, dan hal itu tidak dimiliki kecuali oleh ornag beriman. (HR. Muslim)

6. Anjuran untuk bertawassul dengan Asmaul Husna (Nama-nama Allah yang Mahaindah) dan sifat-sifatnya yang Mahatinggi. Allah perintahkan sendiri bertawassul dengannya dalam firman-Nya,

�ه�ا ب ف�اد�ع!وه! �ى ن �ح!س� ال م�اء! س�� األ� �ه� �ل و�ل

"Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu . ." (QS. Al-A'raaf: 180)

7. Nama-nama Allah dan sifat-sifatnya adalah tauqifiyyah yang tidak diketahui kecuali melalui wahyu. Allah sendiri yang menamakan diri-Nya dengan nama-nama tersebut dan mengajarkannya kepada para hamba-Nya.

8. Nama-nama Allah tidak terbatas pada 99 nama. Hal ini ditunjukkan oleh lafadz, awis ta'tsarta bihii fii 'ilmil ghaibi 'indaka (atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu).

Sedangkan hadits yang menerangkan jumlah nama Allah ada 99,

�ة� ن �ج� ال د�خ�ل� ح�ص�اه�ا� أ م�ن� و�اح�د�ا �ال� إ �ة� م�ائ م�ا اس� ع�ين� �س� و�ت ع�ة� �س� ت �ه� �ل ل إن�

"Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menghafalnya pasti masuk surga." (HR. Bukhari dan Muslim) Menurut imam al-Khathabi dan lainnya, maknanya adalah seperti orang yang mengatakan "Saya memiliki 1000 dirham yang kusiapkan untuk sedekah," yang bukan berarti uangnya hanya 1000 dirham itu saja. (Majmu' Fatawa: 5/217)

9. Al-Qur'an memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus. Keberadaannya laksana musim semi bagi hati orang mukmin, memberi kenyamanan pada hatinya, menjadi cahaya bagi dadanya, sebagai pelipur kesedihannya, dan penghilang bagi kesusahannya. Hal ini menunjukkan kedudukan Al-Qur'an yang sangat tinggi dalam kehidupan manusia,

Page 13: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

baik individu, masyarakat, atau suatu umat.

10. Siapa yang datang kepada Allah pasti Allah akan mencukupkannya, siapa yang menghaturkan kefakirannya kepada Allah, Dia pasti mengayakannya. Siapa yang meminta kepada-Nya, pasti Dia akan memberinya. Hal ini ditunjukkan lafadz hadits, "Melainkan Allah akan menghilangkan kesedihan dan kesusahannya serta menggantikannya dengan kegembiraan."

11. Wajib mempelajari Al-Sunnah dan mengamalkan serta mendakwahkannya. Sesungguhnya Sunnah memuat petunjuk kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan oleh kalimat di ujung hadits, "Ya, sudah sepatutnya orang yang mendengarnya untuk mempelajarinya." Wallahu a'lam bil Shawab.

Kiat-Kiat Mempererat Cinta Suami Istri

Ada kejadian, seorang laki-laki sebelum menikah menginginkan istri yang cantik parasnya dan beberapa kriteria lainnya. Tetapi pada saat pernikahan, dia mendapatkan istrinya sangat jauh dari kriteria yang ia tetapkan. Subhanallah! Inilah jodoh, walaupun sudah berusaha keras, tetapi jika Allah menghendaki lain, semua akan terjadi.

Pada awalnya ia terkejut karena istrinya ternyata kurang cantik, padahal sebelumnya sudah nazhar (melihat) calon istrinya tersebut. Sampai ayah dari pihak suami menganjurkan anaknya untuk menceraikan istrinya tersebut. Tetapi kemudian ia bersabar. Dan ternyata ia mendapati istrinya tersebut sebagai wanita yang shalihah, rajin shalat, taat kepada orang tuanya, taat kepada suaminya, selalu menyenangkan suami, juga rajin shalat malam.

Pada akhirnya, setelah sekian lama bergaul, sang suami ini merasa benar-benar puas dengan istrinya. Bahkan ia berpikir, lama-kelamaan istrinya bertambah cantik, dan ia sangat mencintai serta menyayanginya. Karena kesabaranlah Allah menumbuhkan cinta dan ketentraman. Ternyata faktor fisik tidaklah begitu pokok dalam menentukan kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga, walaupun bisa juga ikut berperan menentukan.

Berikut ini kami bawakan kiat-kiat praktis sebagai ikhtiar merekatkan cinta kasih antara suami istri, sehingga keharmonisan bisa tercipta.

Pertama : Saling Memberi Hadiah.Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :

�وا اب �ح� ت �ه�اد�و�ا ت

"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling cinta mencintai".[1]

Page 14: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Memberi hadiah merupakan salah satu bentuk perhatian seorang suami kepada istrinya, atau istri kepada suaminya. Terlebih bagi istri, hadiah dari suami mempunyai nilai yang sangat mengesankan. Hadiah tidak harus mahal, tetapi sebagai simbol perhatian suami kepada istri.

Seorang suami yang ketika pulang membawa sekedar oleh-oleh kesukaan istrinya, tentu akan membuat sang isteri senang dan merasa mendapat perhatian. Dan seorang suami, semestinya lebih mengerti apa yang lebih disenangi oleh isterinya. Oleh karena itu, para suami hendaklah menunjukkan perhatian kepada istri, diungkapkan dengan memberi hadian meski sederhana.

Kedua : Mengkhususkan Waktu Untuk Duduk Bersama.Jangan sampai antara suami istri sibuk dengan urusannya masing-masing, dan tidak ada waktu untuk duduk bersama.

Ada pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh bin Baz. Ada seorang pemuda tidak memperlakukan isteri dengan baik. Yang menjadi penyebabnya, karena ia sibuk menghabiskan waktunya untuk berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan studi dan lainnya, sehingga meninggalkan isteri dan anak-anaknya dalam waktu lama. Masalah ini ditanyakan kepada Syaikh, apakah diperbolehkan sibuk menuntut ilmu dan sibuk beramal dengan resiko mengambil waktu yang seharusnya dikhususkan untuk isteri?

Syaikh bin Baz menjawab pertanyaan ini. Beliau menyatakan, tidak ragu lagi, bahwa wajib atas suami untuk memperlakukan isterinya dengan baik berdasarkan firman Allah:

وف� �م�ع�ر! �ال ب وه!ن� ر! و�ع�اش�

"Pergaulilah mereka dengan baik" [An Nisa`: 19]

Juga sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Abdullah bin ‘Amr bin Ash, yaitu manakala sahabat ini sibuk dengan shalat malam dan sibuk dengan puasa, sehingga lupa dan lalai terhadap isterinya, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

"Puasalah dan berbukalah. Tidur dan bangunlah. Puasalah sebulan selama tiga hari, karena sesungguhnya kebaikan itu memiliki sepuluh kali lipat. Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban atas dirimu. Dirimu sendiri memiliki hak, dan engkau juga mempunyai kewajiban terhadap isterimu, juga kepada tamumu. Maka, berikanlah haknya setiap orang yang memiliki hak" [Muttafaqun ‘alaihi].

Banyak hadits yang menunjukkan adanya kewajiban agar suami memperlakukan isteri dengan baik. Oleh karena itu, para pemuda dan para suami hendaklah memperlakukan isteri dengan baik, berlemah-lembut sesuai dengan kemampuan. Apabila memungkinkan untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya di rumah, maka lakukanlah di rumah, sehingga, disamping dia mendapatkan ilmu dan menyelesaikan tugas, dia juga dapat

Page 15: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

membuat isteri dan anak-anaknya senang. Kesimpulannya, adalah disyariatkan atas suami mengkhususkan waktu-waktu tertentu, meluangkan waktu untuk isterinya, agar sang isteri merasa tentram, memperlakukan isterinya dengan baik; terlebih lagi apabila tidak memiliki anak.

Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya) :Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluarganya. Dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda (artinya) :Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap isteri-isteri kalian. [Diriwayatkan oleh Tirmidzi]

Sebaliknya, seorang isteri juga disyariatkan untuk membantu suaminya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas studi ataupun tugas kantor. Hendaklah dia bersabar apabila suaminya memiliki kekurangan karena kesibukannya, sehingga kurang memberikan waktu yang cukup kepada isterinya.

Berdasarkan firman Allah, hendaklah antara suami dan isteri saling bekerjasama:

�ق�و�ى و�الت �ر4 �ب ال ع�ل�ى !وا �ع�او�ن و�ت

"Tolong-menolonglah kalian di atas kebaikan dan takwa".

Juga berdasarkan keumuman sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

�خ�يه� أ ع�و�ن� ف�ي �د! �ع�ب ال �ان� ك م�ا �د� �ع�ب ال ع�و�ن� ف�ي �ه! و�الل

"Allah akan selalu menolong hambaNya selama hambaNya itu menolong saudaranya". [Diterjemahkan dari buku Fatawa Islamiyyah]

Nasihat Syaikh bin Baz tersebut ditujukan kepada kedua belah pihak. Kepada suami hendaklah benar-benar tidak sampai melalaikan, dan kepada isteri pun untuk bisa bersabar dan memahami apabila suaminya sibuk bukan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.

Untuk para isteri, bisa juga mengoreksi diri mereka. Mungkin di antara sebab suami tidak kerasan di rumah karena memiliki isteri yang sering marah, selalu bermuka masam dan ketus apabila berbicara.

Ketiga : Menampakkan Wajah Yang Ceria.Di antara cara untuk mempererat cinta kasih, hendaklah menampakkan wajah yang ceria. Ungkapan dengan bahasa wajah, mempunyai pengaruh yang besar dalam kegembiraan

Page 16: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dan kesedihan seseorang. Seorang isteri akan senang jika suaminya berwajah ceria, tidak cemberut. Secara umum Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ط�ل�ق �و�ج�ه5 ب خ�اك�� أ �ق�ى �ل ت �ن� أ �و� و�ل �ا �ئ ي ش� وف� �م�ع�ر! ال م�ن� ن� �ح�ق�ر� ت ال�

"Sedikit pun janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik, meskipun ketika berjumpa dengan saudaramu engkau menampakkan wajah ceria" [HR Muslim]

Begitu pula sebaliknya, ketika suami datang, seorang isteri jangan sampai menunjukkan wajah cemberut atau marah. Meskipun demikian, hendaknya seorang suami juga bisa memahami kondisi isteri secara kejiwaan. Misalnya, isteri yang sedang haidh atau nifas, terkadang melakukan tindakan yang menjengkelkan. Maka seorang suami hendaklah bersabar.

Ada pertanyaan dari seorang istri yang disampaikan kepada Syaikh bin Baz, sebagai berikut :

"Suami saya -semoga Allah memaafkan dia-, meskipun dia berpegang teguh dengan agama dan memiliki akhlak yang tinggi serta takut kepada Allah, tetapi dia tidak memiliki perhatian kepada saya sedikit pun. Jika di rumah, ia selalu berwajah cemberut, sempit dadanya dan terkadang dia mengatakan bahwa sayalah penyebab masalahnya.

Tetapi Allah-lah yang mengetahui bahwa saya –alhamdulillah- telah melaksanakan hak-haknya. Yakni menjalankan kewajiban saya sebagai isteri. Saya berusaha semaksimal mungkin dapat memberikan ketenangan kepada suami dan menjauhkan segala hal yang membuatnya tidak suka. Saya selalu sabar atas tindakan-tindakannya terhadap saya.

Setiap saya bertanya sesuatu kepadanya, dia selalu marah, dan dia mengatakan bahwa ucapan saya tidak bermanfaat dan kampungan. Padahal perlu diketahui, jika kepada teman-temannya, suami saya tersebut termasuk orang yang murah senyum. Sedangkan terhadap saya, ia tidak pernah tersenyum; yang ada hanyalah celaan dan perlakuan buruk. Hal ini menyakitkan dan saya merasa sering tersiksa dengan perbuatannya. Saya ragu-ragu dan beberapa kali berpikir untuk meninggalkan rumah.

Wahai Syaikh, apabila saya meninggalkan rumah dan mendidik sendiri anak-anak saya dan berusaha mencari pekerjaan untuk membiayai anak-anak saya sendiri, apakah saya berdosa? Ataukah saya harus tetap tinggal bersama suami dalam keadaan seperti ini, (yaitu) jarang berbicara dengan suami, (ia) tidak bekerja sama dan tidak merasakan problem saya ini?"

Dijawab oleh Syaikh bin Baz : “Tidak diragukan lagi, bahwa kewajiban atas suami isteri ialah bergaul dengan baik dan saling menampakkan wajah penuh dengan kecintaan. Dan hendaklah berakhlak dengan akhlak mulia, (yakni) dengan menampakkan wajah ceria, berdasarkan firman Allah:

وف� �م�ع�ر! �ال ب وه!ن� ر! و�ع�اش�

Page 17: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

"Pergaulilah mereka dengan baik". [An Nisa` : 19].

Juga dalam surat Al Baqarah ayat 228:

Hة ج� د�ر� �ه�ن� �ي ع�ل ج�ال� �لر4 و�ل وف� �م�ع�ر! �ال ب �ه�ن� �ي ع�ل �ذ�ي ال �ل! م�ث �ه!ن� و�ل

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf, akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isteri".

Arti kelebihan disini, secara umum laki-laki lebih unggul daripada wanita. Tetapi nilai-nilai yang ada pada setiap individu di sisi Allah, tidak berarti laki-laki pasti derajatnya lebih tinggi. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.

Dan berdasarkan sabda Nabi:

!ق� ل �خ! ال ح!س�ن! �ر� �ب ال

"Kebaikan itu adalah akhlak yang baik". [HR Muslim].

Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

�ق5 ط�ل �و�ج�ه5 ب خ�اك�� أ �ق�ى �ل ت �ن� أ �و� و�ل �ا �ئ ي ش� وف� �م�ع�ر! ال م�ن� ن� �ح�ق�ر� ت ال�

"Sedikitpun janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik, meskipun ketika berjumpa dengan saudaramu engkau menampakkan wajah ceria".[HR Muslim]

Juga berdasarkan sabda Nabi:

!ق�ا ل خ! �ه�م� ائ �س� �ن ل !م� ك �ار! ي خ� !م� ك �ار! ي و�خ� !ق�ا ل خ! !ه!م� ن ح�س�� أ �ا �يم�ان إ �ين� �م!ؤ�م�ن ال �م�ل! ك

� أ

"Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap isteri-isteri kalian".[Diriwayatkan oleh Tirmidzi].

Ini semua menunjukkan, bahwa motivasi berakhlak yang baik dan menampakkan wajah ceria pada saat bertemu serta bergaul dengan baik kepada kaum Muslimin, berlaku secara umum; terlebih lagi kepada suami atau isteri dan kerabat.

Oleh karena itu, engkau telah berbuat baik dalam hal kesabaran dan ketabahan atas penderitaanmu, yaitu menghadapi kekasaran dan keburukan suamimu. Saya berwasiat kepada dirimu untuk terus meningkatkan kesabaran dan tidak meninggalkan rumah di karenakan hal itu. Insya Allah akan mendatangkan kebaikan yang banyak. Dan akibat yang baik, insya Allah diberikan kepada orang-orang yang sabar. Banyak ayat yang

Page 18: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

menunjukan, barangsiapa yang bertakwa dan sabar, maka sesungguhnya balasan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesungguhnya Allah akan memberi ganjaran yang besar tanpa hisab kepada oraang-orang yang sabar.

Tidak ada halangan dan rintangan untuk bercanda dan bergurau, serta mengajak bicara suami dengan ucapan-ucapan yang dapat melunakkan hatinya, dan yang dapat menyebabkan lapang dadanya dan menumbuhkan kesadaran akan hak-hakmu. Tinggalkanlah tuntutan-tuntutan kebutuhan dunia (yang tidak pokok) selama sang suami melaksanakan kewajiban dengan memberikan nafkah dari kebutuhan-kebutuhan yang pokok, sehingga ia menjadi lapang dada dan hatinya tenang. Engkau akan merasakan balasan yang baik, insya Allah. Semoga Allah memberikan taufiq kepada dirimu untuk mendapatkan kebaikan dan memperbaiki keadaan suamimu. Semoga Allah membimbingnya kepada kebaikan dan memperbaiki akhlaknya. Semoga Allah membimbingnya untuk dapat bermuka ceria dan melaksanakan kewajiban-kewajiban kepada isterinya dengan baik. Sesungguhnya, Allah adalah sebaik-baik yang diminta, dan Dia adalah pemberi hidayah kepada jalan yang lurus. [Dinukil dari buku Fatawa Islamiyyah].

Ini menunjukkan, bahwa seorang wanita diperbolehkan untuk mengeluh dan menyampaikan problemnya kepada orang yang alim, atau orang yang dianggap bisa menyelesaikan masalahnya. Hal ini tidak sama dengan sebagian wanita yang sering, atau suka menceritakan rahasia rumah tangganya, termasuk kelemahan dan keburukan suaminya kepada orang lain, tanpa bermaksud menyelesaikan masalahnya.

Sehubungan dengan permasalahan ini, Syaikh ‘Utsaimin mengatakan, bahwa apa yang disampaikan oleh sebagian wanita, yang menceritakan keadaan rumah tangganya kepada kerabatnya, bisa jadi (kepada) orang tua isteri atau kakak perempuannya, atau kerabat yang lainnya, bahkan kepada teman-temannya, (hukumnya) adalah diharamkan. Tidak halal bagi seorang wanita membuka rahasia rumah tangganya dan keadaan suaminya kepada seorang pun. Karena seorang wanita yang shalihah ialah, yang bisa menjaga dan memelihara kedudukan martabat suaminya. Nabi n telah memberitakan, seburuk-buruk manusia kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat ialah, seorang laki-laki yang suka menceritakan keburukan isterinya, atau seorang wanita yang menceritakan keburukan suaminya.

Meski demikian, jangan dipahami bahwa secara mutlak seorang wanita tidak boleh menceritakan keburukan seorang suami. Karena, pada masa Nabi pun ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah n dan berkata: “Ya, Rasulullah. Suami saya adalah orang yang kikir, tidak memberikan nafkah yang cukup bagi saya. Bolehkah saya mengambil darinya tanpa sepengetahuannya untuk sekedar mencukupi kebutuhan saya dan anak saya?”

Mendengar penuturan orang ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

وف� �م�ع�ر! �ال ب �د�ك� و�و�ل �ف�يك� �ك ي م�ا خ!ذ�ي

Page 19: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

"Ambillah nominal yang mencukupi kebutuhanmu dan anakmu". [Muttafaqun ‘alaihi]

Keempat : Memberikan Penghormatan Dengan Hangat Kepada Pasangannya.Memberikan penghormatan dengan hangat kepada pasangannya, baik ketika hendak pergi keluar rumah, ataupun ketika pulang. Penghormatan itu, hendaklah dilakukan dengan mesra.

Dalam beberapa hadits diriwayatkan, ketika hendak pergi shalat, Rasulullah n mencium isterinya tanpa berwudhu lagi dan langsung shalat. Ini menunjukkan, bahwa mencium isteri dapat mempererat hubungan antara suami isteri, meluluhkan kebekuan ataupun kekakuan antara suami isteri. Tentunya dengan melihat situasi, jangan dilakukan di hadapan anak-anak.

Perbuatan sebagian orang, ketika seorang isteri menjemput suaminya yang datang dari luar kota atau dari luar negeri, ia mencium pipi kanan dan pipi kiri di tempat umum. Demikian ini tidak tepat.

Memberikan penghormatan dengan hangat tidak mesti dengan mencium pasangannya. Misalnya, seorang suami dapat memanggil isterinya dengan baik, tidak menjelek-jelekkan keluarganya, tidak menegur isterinya di hadapan anak-anak mereka. Atau seorang isteri, bila melakukan penghormatan dengan menyambut kedatangan suaminya di depan pintu. Apabila suami hendak bepergian, istri menyiapkan pakaian yang telah diseterika dan dimasukkannya ke dalam tas dengan rapi.

Suami hendaknya menghormati isterinya dengan mendengarkan ucapan isteri secara seksama. Sebab terkadang, ada sebagian suami, jika isterinya berbicara, ia justru sibuk dengan hand phone-nya mengirim sms atau sambil membaca koran. Dia tidak serius mendengarkan ucapan isteri. Dan jika menanggapinya, hanya dengan kata-kata singkat. Jika isteri mengeluh, suami mengatakan “hal seperti ini saja dipikirkan!”

Meskipun sepele atau ringan, tetapi hendaklah suami menanggapinya dengan serius, karena bagi isteri mungkin merupakan masalah yang besar dan berat.

Kelima : Hendaklah Memuji Pasangannya.Di antara kebutuhan manusia adalah keinginan untuk dipuji -dalam batas-batas yang wajar. Dalam masalah pujian ini, para ulama telah menjelaskan [2], bahwa pujian diperbolehkan atau bahkan dianjurkan dengan syarat-syarat : untuk memberikan motivasi, pujian itu diungkapkan dengan jujur dan tulus, dan pujian itu tidak menyebabkan orang yang dipuji menjadi sombong atau lupa diri.

Abu Bakar As Siddiq Radhiyallahu 'anhu pernah dipuji, dan dia berdo’a kepada Allah: “Ya, Allah. Janganlah Engkau hukum aku dengan apa yang mereka ucapkan. Jangan jadikan dosa bagiku dengan pujian mereka, jangan timbulkan sifat sombong. Jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka, dan ampunilah aku atas perbuatan-perbuatan dosa yang mereka tidak ketahui”.

Page 20: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Perkatanan ini juga diucapkan oleh Syaikh Al Albani ketika beliau dipuji-puji oleh seseorang di hadapan manusia. Beliau rahimahullah menangis dan mengucapkan perkataan Abu Bakar tersebut serta mengatakan: “Saya ini hanyalah penuntut ilmu saja”.

Seorang isteri senang pujian dari suaminya, khususnya di hadapan orang lain, seperti keluarga suami atau isteri. Dia tidak suka jika suami menyebutkan aibnya, khususnya di hadapan orang lain. Jika masakan isteri kurang sedap jangan dicela.

Keenam : Bersama-Sama Melakukan Tugas Yang Ringan.Di antara kesalahan sebagian suami ialah, mereka menolak untuk melakukan sebagian tugas di rumah. Mereka mempunyai anggapan, jika melakukan tugas di rumah, berarti mengurangi kedudukannya, menurunkan atau menjatuhkan kewibawaannya di hadapan sang isteri. Pendapat ini tidak benar.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan tugas-tugas di rumah, seperti menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandalnya dan melakukan tugas-tugas di rumah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya dan terdapat dalam Jami’ush Shaghir. Terlebih lagi dalam keadaan darurat, seperti isteri sedang sakit, setelah melahirkan. Terkadang isteri dalam keadaan repot, maka suami bisa meringankan beban isteri dengan memandikan anak atau menyuapi anak-anaknya. Hal ini, disamping menyenangkan isteri, juga dapat menguatkan ikatan yang lebih erat lagi antara ayah dan anak-anaknya.

Ketujuh : Ucapan Yang Baik.Kalimat yang baik adalah kalimat-kalimat yang menyenangkan. Hendaklah menghindari kalimat-kalimat yang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan.

Seorang suami yang menegur isterinya karena tidak berhias, tidak mempercantik diri dengan celak dimata, harus dengan ucapan yang baik.[3]

Misalnya dengan perkataan : “Mengapa engkau tidak memakai celak?”

Isteri menjawab dengan kalimat yang menyenangkan : “Kalau aku memakai celak, akan mengganggu mataku untuk melihat wajahmu”.

Perkataan yang demikian menunjukkan ungkapan perasaan cinta isteri kepada suami. Ketika ditegur, ia menjawab dengan kalimat menyenangkan.

Berbeda dengan kasus lain. Saat suami isteri berjalan-jalan di bawah bulan purnama, suami bertanya : “Tahukah engkau bulan purnama di atas?”

Mendengar pertanyaan ini, sang isteri menjawab : “Apakah engkau lihat aku buta?”

Kedelapan : Perlu Berekreasi Berdua Tanpa Membawa Anak.Rutinitas pekerjaan suami di luar rumah dan pekerjaan isteri di rumah membuat suasana menjadi jenuh. Sekali-kali diperlukan suasana lain dengan cara pergi berdua tanpa

Page 21: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

membawa anak. Hal ini sangat penting, karena bisa memperbaharui cinta suami isteri.

Kita mempunyai anak, lantas bagaimana caranya? Ini memang sebuah problem. Kita cari solusinya, jangan menyerah begitu saja.

Bukan berarti setelah mempunyai anak banyak tidak bisa pergi berdua. Tidak! Kita bisa meminta tolong kepada saudara, kerabat ataupun tetangga untuk menjaga anak-anak, lalu kita dapat pergi bersilaturahmi atau belanja ke toko dan lain sebagainya. Kemudian pada kesempatan lainnya, kita pergi berekreasi membawa isteri dan anak-anak.

Kesembilan : Hendaklah Memiliki Rasa Empati Pada Pasangannya.Rasulullah bersabda:

�ه! ل �د�اع�ى ت Hع!ض�و �ه! م�ن �ك�ى ت اش� �ذ�ا إ د� �ج�س� ال �ل! م�ث �ع�اط!ف�ه�م� و�ت اح!م�ه�م� �ر� و�ت �و�اد4ه�م� ت ف�ي �ين� �م!ؤ�م�ن ال �ل! م�ث�ح!م�ى و�ال ه�ر� �الس� ب د� �ج�س� ال �ر! ائ س�

"Perumpamaan kaum mukminin antara satu dengan yang lainnya itu seperti satu tubuh. Apabila ada satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut merasakannya sebagai orang yang tidak dapat tidur dan orang yang terkena penyakit demam".[4]

Ini berlaku secara umum kepada semua kaum Muslimin. Rasa empati harus ada. Yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, termasuk kepada isteri atau suami. Jangan sampai suami sakit, terbaring di tempat tidur, isteri tertawa-tawa di sampingnya, bergurau, bercanda. Begitu pula sebaliknya, jangan sampai karena kesibukan, suami kemudian kurang merasakan apa yang dirasakan oleh isteri.

Kesepuluh : Perlu Adanya Keterbukaan.Keterbukaan antara suami dan isteri sangat penting. Di antara problem yang timbul di keluarga, lantaran antara suami dan isteri masing-masing menutup diri, tidak terbuka menyampaikan problemnya kepada pasangannya. Yang akhirnya kian menumpuk. Pada gilirannya menjadi lebih besar, sampai akhirnya meledak.

Inilah sepuluh tips untuk merekatkan hubungan suami-istri, sehingga biduk rumah tangga tetap harmonis dan tenteram. Semoga bermanfaat, menjadi bekal keharmonisan keluarga.

Mengesakan Ketaatan dan Ketundukan

Kita meyakini hanya Allah semata yang menciptakan dan memberikan petunjuk. Sesungguhnya Dzat yang menciptakan alam ini, Dialah yang berhak memberi hidayah kepada para hamba-Nya dan memerintah mereka. Perkara halal adalah apa yang Allah dan Rasul-Nya halalkan. Perkara haram adalah apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada dien (agama) kecuali yang telah Dia dan Rasul-Nya syariatkan.

Page 22: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

* Firman Allah yang menyatakan bahwa Dia semata yang menciptakan, QS. Az-Zumar: 62,

Hيل� و�ك ي�ء5 ش� !ل4 ك ع�ل�ى و�ه!و� ي�ء5 ش� !ل4 ك ال�ق! خ� �ه! الل

"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu."

* Firman Allah yang menyatakan bahwa Dia semata yang berhak memerintah, QS. Ali Imran: 154,

�ه� �ل ل �ه! !ل ك م�ر�� األ� �ن� إ ق!ل� ي�ء5 ش� م�ن� م�ر�

� األ� م�ن� �ا �ن ل ه�ل� !ون� �ق!ول ي

"Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah"."

* Allah menggabungkan hak mencipta dan memerintah hanya miliknya, QS. Al-A'raf: 54,

�م�ي �ع�ال ال ب� ر� �ه! الل ك� �ار� �ب ت م�ر!� و�األ� ل�ق! �خ� ال �ه! ل ال�

� أ

"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."

Firman Allah Ta'ala:

ه�د�ى !م� ث �ق�ه! ل خ� ي�ء5 ش� !ل� ك �ع�ط�ى أ �ذ�ي ال �ا �ن ب ر� ق�ال� م!وس�ى �ا ي !م�ا �ك ب ر� ف�م�ن� ق�ال�

"Berkata Fir'aun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?" Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk." (QS. Thaahaa: 49-50)

* Firman Allah melalui lisan kekasih-Nya, Ibrahim, 'alihi as-salam, QS. Asy-Syu'ara': 78,

�ه�د�ين� ي ف�ه!و� �ي �ق�ن ل خ� �ذ�ي ال

"(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku."

* Firman Allah Ta'ala ketika memerintahkan hamba-Nya, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,

ف�ه�د�ى ق�د�ر� �ذ�ي و�ال و�ى ف�س� ل�ق� خ� �ذ�ي ال ع�ل�ى� األ� 4ك� ب ر� م� اس� 4ح� ب س�

"Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk." (QS. Al-A'la: 1-3)

Page 23: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Celaan Terhadap Sikap Bermewah-mewahan

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. [QS. Al-Isro’: 16]  Kata Al-Mutrif: bermakna orang yang menikmati secara mewah dan berlebihan dalam kelezatan dan dunia dan syahwatnya. Maksudnya adalah Allah memerintahkan kepada orang-orang hidup ewah ini untuk melakukan ketaatan kepada Allah namun mereka enggan melaksanakan perintah tersebut bahkan mereka berbuat kefasikan dan kerusakan maka mereka berhak mendapat siksa dan kehancuran. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan tentang kehidupan orang-orang yang mewah ini bahwa datang kepada mereka ayat-ayat Allah dan mereka diperingatkan dengannya namun mereka sombong dan berpaling darinya maka Allah-pun mengazab mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong. Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat pertolongan dari Kami. Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang, dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari. [QS. Al-Mu’minun: 64-67]

Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan bahwa hidup mewah adalah sifat orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. [QS. Al-Waqi’ah: 41-45]

Maksudnya mereka hidup mewah dan terjerumus pada syahwat dan kelezatan duniawi. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan bahwa kehidupan yang mewah akan berdampak buruk bagi kehidupan duniawi dan akherat. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang Nabi Shaleh pada saat dia memberikan peringatan kepada kaum Tsamud dan mereka adalah bangsa arab yang menempati kota batu yang terletak antara lembah Al-Qura dan negeri Syam, tempat tinggal mereka cukup terkenal dan sekarang disebut dengan mada’in Shaleh.

Page 24: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

. . : ﴾ ن� ه�ي ه� نا تا ييو ي� ه� ن�ا ه� ل� ا ن� ه� ن� ي�و ه� ل� ن ن� م� ه�ي ن� ن�ا ي� ل ن! ل" ل$ ن% ن� ل& ي�� ي' ن� ل� ييو ي) ن� ل( ن*�ا ن+ هي ن� ه�ي ه� آا ن�ا ي� ن�ا ن�ا هي ن� ي.و ن/ ل� ي ن0ا ﴿ �ا�ى ا� ه قا� : )149-146ا�ش�/اء(

Adakah kamu akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; QS. Al-Syu’ara’: 146-149.

Sehingga firman Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatakan:

: الشعراء : ( ل�ه�و�ال�ع�زيز�الر�حيم� ر�ب�ك� ك�ث�ر�ه�مم�ؤ�منين�و�إن�أ� و�م�اك�ان� ي�ة# آل� فيذ�لك� إن� ال�ع�ذ�اب� خ�ذ�ه�م�

ف�أ� ﴾قالاللهتعالى ﴿158-159(

maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. QS. Al-Syu’ara’: 158-159.

Ibnu Katsir rahimhullah berkata: Allah subhanahu wa ta’ala berkata guna memberitahukan dan memperingatkan mereka bahwa siksa Allah turun kepada mereka, serta mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka berupa rizki-rizki yang melimpah ruah, menjadikan mereka dalam aman dari segala bahaya, mencurahkan bagi mereka kebun-kebun yang penuh dengan tanaman, dan mengalirkan bagi mereka mata air yang mengalir deras serta memberikan mereka tanaman dan buah-buahan, oleh karena itulah Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

م� ه�ي ن� ن�ا ي� ل ن! ل" ل$ ن% ن�((dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut))

Ibnu Katsir berkata yaitu pada saat dia basah dan menjulur dan selain itu kalian pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. Ibnu Abbas dan ulama yang lainnya berkata memahatnya dengan baik, di dalam riwayat yang lain disebutkan memahatnya dengan rakus dan melwati batas. Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Mujahid dan jama’ah ahli tafsir dan tidak ada kontradiksi antara kedua pendapat tersebut. Sebab sesungguhnya mereka menjadikan rumah-rumah yang terukir di atas gunung-gunung tersebut secara liar melampui batas, demi kesombongan dan berlaku sia-sia bukan untuk tempat tinggal dan mereka sangat profesional dalam memahat dan mengukir batu-batuan tersebut, seperti itulah yang disimpulakn tentang keadaan mereka bagi orang yang pernah melihat tempat tinggal mereka”.

Yang menjadi penekanan kita adalah bahwa mereka terjebak dalam pola hidup yang mewah sehingga memabawa mereka mendustakan para rasul lalu akibat mereka adalah kebinasaan di dunia dan akherat.Dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam telah memberitahukan bahwa di hari kiamat kelak

Page 25: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

orang-orang yang hidup mewah akan melupakan semua kenikmatan yang pernah mereka nikmati selamat hidup di dunia. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Akan ditangkan pada hari kiamat kelak seorang penghuni neraka yang keadaannya paling  mewah selama hidup di dunia, lalu dia dicelupkan satu kali ke dalam api neraka, kemudian dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam apakah engkau pernah merasakan sedikit  kenikmatan saat hidupmu?. Apakah suatu kenikmatan telah menghampirimu saat hidup di dunia?. Lalu dia berkata: Tidak wahai Tuhanku. Lalu didatangkanlah orang yang  paling sengasara hidupnya di dunia namun dia termasuk penduduk surga, lalu orang tersebut dicelupkan satu kali celupan di dalam surga dan dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan  satu kesengsaraan di dalam kehidupanmu? Apakah engkau telah mengalami hidup sengsara?. Maka dia berkata: Demi Allah tidak pernah wahai Tuhanku aku tidak pernah merasakan kesengsaraan sedikitpun dan aku tidak pernah hidup sengsara sedikitpun”.

Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam adalah orang yang paling jauh dari pola hidup mewah, diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Umar ra bahwa dia mendatangi Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam dan melihat beliau tertidur bertikar pasir dan membekas pada pinggang beliau, maka kedua matanya menangis dan berkata: Wahai Rasulullah para raja dan kaesar hidup dalam kemewahan mereka dan engkau adalah makhluk pilihan Allah. Saat itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam berbaring lalu baliu duduk dan bersabda: Apakah engkau meragukan ajaran yang aku bawa wahai Ibnul Katab?. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Mereka adalah kaum yang kebaikannya disegerakan pada kehidupan duniawi, di dalam sebuah riwayat disebutkan: Apakah engkau tidak rela jika mereka mendapat dunia dan kita mendapatkan akherat”.

Di antara cermin kehidupan mewah pada zaman kita sekarang ini adalah tenggelam dalam memenuhi kebutuhan sekunder secara berlebihan, contohnya sebagian keluarga merubah perabot rumah tangga pada setiap tahunnya sekalipun perabot yang lama masih layak padahal mereka mempersiapkan biaya yang sangat besar untuk urusan tersebut.Di antara bentuk kemewahan itu adalah sebagian keluarga berupaya membeli makanan dan minuman setiap harinya dari rumah makan-rumah makan yang mahal padahal dia tidak membutuhkan hal tersebut.Di antara bentuk kemewahan itu adalah adanya kaum wanita yang selalu mengganti pakian secara terus menerus dalam setiap pesta dan resepsi pernikahan, walaupun pakaian tersebut tidak dimanfaatkan kecuali satu kali saja, walau mereka harus membayar mahal dengan pola hidup seperti itu.

Di antara bentuk kemewhan itu adalah adanya sebagian masyarakat yang berwisata pada setiap tahunnya, dan mereka membayar biaya yang malah untuk keperluan tersebut walaupun harus berhutang. Banyak lagi bentuk-bentuk kemewahan lainnya.

Di antara dampak negatif dari pola hidup mewah adalah:

Pertama; Munculanya berbagai macam penyakit seperti penyakit kegemukan, penykait liver dan stroke dan lain-lain.

Page 26: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Kedua: Pola hidup seperti ini akan menjerumuskan kepada kemalasan, hidup santai dan bergantung kepada dunia sehingga akan mempermudah bagi musuh untuk menguasai umat ini, merusak aqidah mereka, mengeksploitasi kekayaan alam yang tersimpan di dalam negara mereka. Dan umat Islam harus memperoyeksikan diri mereka sebagai umat yang pejuang, kuat dan mempersiapak diri mereka untuk berdakwah kepada Allah dan menyebarkan agama ini di bumi belahan barat dan timur dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kesyirikan menuju cahaya tauhid dan hal ini tidak akan pernah terwujud kecuali dengan kerja keras bukan dengan hidup mewah dan santai. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

: التوبة : ( !ون� �م!ؤ�م�ن و�ال !ه! ول س! و�ر� !م� �ك ع�م�ل mه! الل ى �ر� ي ف�س� � !وا اع�م�ل و�ق!ل� تعالى الله ﴾قال ﴿105(Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, QS. Al-Taubah: 105.

Ketiga: Hidup mewah akan mengakibatkan tersalurnya smber daya dan potensi umat ini pada perkara yang tidak mendatangkan manfaat, dan umat ini sangat membutuhkan pemanfaatan kekayaan ini guna membangun kekuatan ekonomi dan militer sehingga menjadi umat yang memiliki harga diri di hadapan negara-negara lain.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: : 80%فا� : ( ال ﴾ ل� ي. ن*� ي: ن) ن� هه * ا� ن*� ل: ن) هه ه� ن� ي�و ه� ل/ ي ه" لي ن$ ل� ا ه; ن�ا ر� ه�� ن� ل= *و ن يق ر�� ي�� ل� ن< ن� ل? ا ن*�ا ��ي ن� لا ي*:� ه) ن0ا ن� ﴿ �ا�ى ا� ه )60قا�

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu”. QS. Al-Anfal: 60.

Keempat: Hidup mewah akan membuat umat ini menjadi lemah dan menggantungkan diri pada uluran tangan orang lain, tidak berdiri pada pada sumber daya pemuda dan potensi mereka. Keadaan ini akan memaksa mereka untuk tunduk pada kekuatan musuh mereka, kekayaan mereka akan terperas, agama mereka akan rusak dan banyak kerusakan lainnya.Hal ini terjadi jika pola hidup mewah tersebut hanya terbatas pada perkara-perkara yang mubah namun jika sudah mengarah pada perkara yang diharamkan maka perkaranya menjadi lebih bahaya lagi, itulah lonceng kehancuran dan kebinasaan sebagaimana disebutkan di dalam ayat-ayat sebelumnya.

“Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah yaitu Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”

Menampilkan 10 dari 37 entri terbaru dari November 2010. Tampilkan entri lawas Menampilkan 10 dari 37 entri terbaru dari November 2010. Tampilkan entri lawas

Page 27: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Minggu, 14 November 2010

Celaan Terhadap Sikap Bermewah-mewahan

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. [QS. Al-Isro’: 16]  Kata Al-Mutrif: bermakna orang yang menikmati secara mewah dan berlebihan dalam kelezatan dan dunia dan syahwatnya. Maksudnya adalah Allah memerintahkan kepada orang-orang hidup ewah ini untuk melakukan ketaatan kepada Allah namun mereka enggan melaksanakan perintah tersebut bahkan mereka berbuat kefasikan dan kerusakan maka mereka berhak mendapat siksa dan kehancuran. Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan tentang kehidupan orang-orang yang mewah ini bahwa datang kepada mereka ayat-ayat Allah dan mereka diperingatkan dengannya namun mereka sombong dan berpaling darinya maka Allah-pun mengazab mereka.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Hingga apabila Kami timpakan azab, kepada orang-orang yang hidup mewah di antara mereka, dengan serta merta mereka memekik minta tolong. Janganlah kamu memekik minta tolong pada hari ini. Sesungguhnya kamu tiada akan mendapat pertolongan dari Kami. Sesungguhnya ayat-ayat-Ku (Al Qur'an) selalu dibacakan kepada kamu sekalian, maka kamu selalu berpaling ke belakang, dengan menyombongkan diri terhadap Al Qur'an itu dan mengucapkan perkataan-perkataan keji terhadapnya di waktu kamu bercakap-cakap di malam hari. [QS. Al-Mu’minun: 64-67]

Dan Allah subhanahu wa ta’ala telah memberitahukan bahwa hidup mewah adalah sifat orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu. Dalam (siksaan) angin yang amat panas dan air yang panas yang mendidih, dan dalam naungan asap yang hitam. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah. [QS. Al-Waqi’ah: 41-45]

Maksudnya mereka hidup mewah dan terjerumus pada syahwat dan kelezatan duniawi. Dan Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan bahwa kehidupan yang mewah akan berdampak buruk bagi kehidupan duniawi dan akherat. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang Nabi Shaleh pada saat dia memberikan peringatan kepada kaum Tsamud dan mereka adalah bangsa arab yang menempati kota batu yang terletak antara lembah Al-Qura dan negeri Syam, tempat tinggal mereka cukup terkenal dan sekarang disebut dengan mada’in Shaleh.

Page 28: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;

. . : ﴾ ن� ه�ي ه� نا تا ييو ي� ه� ن�ا ه� ل� ا ن� ه� ن� ي�و ه� ل� ن ن� م� ه�ي ن� ن�ا ي� ل ن! ل" ل$ ن% ن� ل& ي�� ي' ن� ل� ييو ي) ن� ل( ن*�ا ن+ هي ن� ه�ي ه� آا ن�ا ي� ن�ا ن�ا هي ن� ي.و ن/ ل� ي ن0ا ﴿ �ا�ى ا� ه قا� : )149-146الشعراء(

Adakah kamu akan dibiarkan tinggal di sini (di negeri kamu ini) dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin; QS. Al-Syu’ara’: 146-149.

Sehingga firman Allah subhanahu wa ta’ala yang mengatakan:

: الشعراء : ( ل�ه�و�ال�ع�زيز�الر�حيم� ر�ب�ك� ك�ث�ر�ه�مم�ؤ�منين�و�إن�أ� و�م�اك�ان� ي�ة# آل� فيذ�لك� إن� ال�ع�ذ�اب� خ�ذ�ه�م�

ف�أ� ﴾قالاللهتعالى ﴿158-159(

maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. QS. Al-Syu’ara’: 158-159.

Ibnu Katsir rahimhullah berkata: Allah subhanahu wa ta’ala berkata guna memberitahukan dan memperingatkan mereka bahwa siksa Allah turun kepada mereka, serta mengingatkan mereka akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka berupa rizki-rizki yang melimpah ruah, menjadikan mereka dalam aman dari segala bahaya, mencurahkan bagi mereka kebun-kebun yang penuh dengan tanaman, dan mengalirkan bagi mereka mata air yang mengalir deras serta memberikan mereka tanaman dan buah-buahan, oleh karena itulah Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

م� ه�ي ن� ن�ا ي� ل ن! ل" ل$ ن% ن�((dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut))

Ibnu Katsir berkata yaitu pada saat dia basah dan menjulur dan selain itu kalian pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. Ibnu Abbas dan ulama yang lainnya berkata memahatnya dengan baik, di dalam riwayat yang lain disebutkan memahatnya dengan rakus dan melwati batas. Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Mujahid dan jama’ah ahli tafsir dan tidak ada kontradiksi antara kedua pendapat tersebut. Sebab sesungguhnya mereka menjadikan rumah-rumah yang terukir di atas gunung-gunung tersebut secara liar melampui batas, demi kesombongan dan berlaku sia-sia bukan untuk tempat tinggal dan mereka sangat profesional dalam memahat dan mengukir batu-batuan tersebut, seperti itulah yang disimpulakn tentang keadaan mereka bagi orang yang pernah melihat tempat tinggal mereka”.

Yang menjadi penekanan kita adalah bahwa mereka terjebak dalam pola hidup yang mewah sehingga memabawa mereka mendustakan para rasul lalu akibat mereka adalah kebinasaan di dunia dan akherat.Dan Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam telah memberitahukan bahwa di hari kiamat kelak orang-orang yang hidup mewah akan melupakan semua kenikmatan yang pernah mereka

Page 29: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

nikmati selamat hidup di dunia. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Akan ditangkan pada hari kiamat kelak seorang penghuni neraka yang keadaannya paling  mewah selama hidup di dunia, lalu dia dicelupkan satu kali ke dalam api neraka, kemudian dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam apakah engkau pernah merasakan sedikit  kenikmatan saat hidupmu?. Apakah suatu kenikmatan telah menghampirimu saat hidup di dunia?. Lalu dia berkata: Tidak wahai Tuhanku. Lalu didatangkanlah orang yang  paling sengasara hidupnya di dunia namun dia termasuk penduduk surga, lalu orang tersebut dicelupkan satu kali celupan di dalam surga dan dikatakan kepadanya: Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan  satu kesengsaraan di dalam kehidupanmu? Apakah engkau telah mengalami hidup sengsara?. Maka dia berkata: Demi Allah tidak pernah wahai Tuhanku aku tidak pernah merasakan kesengsaraan sedikitpun dan aku tidak pernah hidup sengsara sedikitpun”.

Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam adalah orang yang paling jauh dari pola hidup mewah, diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Umar ra bahwa dia mendatangi Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam dan melihat beliau tertidur bertikar pasir dan membekas pada pinggang beliau, maka kedua matanya menangis dan berkata: Wahai Rasulullah para raja dan kaesar hidup dalam kemewahan mereka dan engkau adalah makhluk pilihan Allah. Saat itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam berbaring lalu baliu duduk dan bersabda: Apakah engkau meragukan ajaran yang aku bawa wahai Ibnul Katab?. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Mereka adalah kaum yang kebaikannya disegerakan pada kehidupan duniawi, di dalam sebuah riwayat disebutkan: Apakah engkau tidak rela jika mereka mendapat dunia dan kita mendapatkan akherat”.

Di antara cermin kehidupan mewah pada zaman kita sekarang ini adalah tenggelam dalam memenuhi kebutuhan sekunder secara berlebihan, contohnya sebagian keluarga merubah perabot rumah tangga pada setiap tahunnya sekalipun perabot yang lama masih layak padahal mereka mempersiapkan biaya yang sangat besar untuk urusan tersebut.Di antara bentuk kemewahan itu adalah sebagian keluarga berupaya membeli makanan dan minuman setiap harinya dari rumah makan-rumah makan yang mahal padahal dia tidak membutuhkan hal tersebut.Di antara bentuk kemewahan itu adalah adanya kaum wanita yang selalu mengganti pakian secara terus menerus dalam setiap pesta dan resepsi pernikahan, walaupun pakaian tersebut tidak dimanfaatkan kecuali satu kali saja, walau mereka harus membayar mahal dengan pola hidup seperti itu.

Di antara bentuk kemewhan itu adalah adanya sebagian masyarakat yang berwisata pada setiap tahunnya, dan mereka membayar biaya yang malah untuk keperluan tersebut walaupun harus berhutang. Banyak lagi bentuk-bentuk kemewahan lainnya.

Di antara dampak negatif dari pola hidup mewah adalah:

Pertama; Munculanya berbagai macam penyakit seperti penyakit kegemukan, penykait liver dan stroke dan lain-lain.

Page 30: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Kedua: Pola hidup seperti ini akan menjerumuskan kepada kemalasan, hidup santai dan bergantung kepada dunia sehingga akan mempermudah bagi musuh untuk menguasai umat ini, merusak aqidah mereka, mengeksploitasi kekayaan alam yang tersimpan di dalam negara mereka. Dan umat Islam harus memperoyeksikan diri mereka sebagai umat yang pejuang, kuat dan mempersiapak diri mereka untuk berdakwah kepada Allah dan menyebarkan agama ini di bumi belahan barat dan timur dan mengeluarkan mereka dari kegelapan kesyirikan menuju cahaya tauhid dan hal ini tidak akan pernah terwujud kecuali dengan kerja keras bukan dengan hidup mewah dan santai. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

: التوبة : ( !ون� �م!ؤ�م�ن و�ال !ه! ول س! و�ر� !م� �ك ع�م�ل mه! الل ى �ر� ي ف�س� � !وا اع�م�ل و�ق!ل� تعالى الله ﴾قال ﴿105(Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, QS. Al-Taubah: 105.

Ketiga: Hidup mewah akan mengakibatkan tersalurnya smber daya dan potensi umat ini pada perkara yang tidak mendatangkan manfaat, dan umat ini sangat membutuhkan pemanfaatan kekayaan ini guna membangun kekuatan ekonomi dan militer sehingga menjadi umat yang memiliki harga diri di hadapan negara-negara lain.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: : 80%فا� : ( ال ﴾ ل� ي. ن*� ي: ن) ن� هه * ا� ن*� ل: ن) هه ه� ن� ي�و ه� ل/ ي ه" لي ن$ ل� ا ه; ن�ا ر� ه�� ن� ل= *و ن يق ر�� ي�� ل� ن< ن� ل? ا ن*�ا ��ي ن� لا ي*:� ه) ن0ا ن� ﴿ �ا�ى ا� ه )60قا�

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu”. QS. Al-Anfal: 60.

Keempat: Hidup mewah akan membuat umat ini menjadi lemah dan menggantungkan diri pada uluran tangan orang lain, tidak berdiri pada pada sumber daya pemuda dan potensi mereka. Keadaan ini akan memaksa mereka untuk tunduk pada kekuatan musuh mereka, kekayaan mereka akan terperas, agama mereka akan rusak dan banyak kerusakan lainnya.Hal ini terjadi jika pola hidup mewah tersebut hanya terbatas pada perkara-perkara yang mubah namun jika sudah mengarah pada perkara yang diharamkan maka perkaranya menjadi lebih bahaya lagi, itulah lonceng kehancuran dan kebinasaan sebagaimana disebutkan di dalam ayat-ayat sebelumnya. Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 03:31 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Jumat, 12 November 2010

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan

Terkadang, didalam kehidupan seorang yang beriman tidak terlepas dari kebimbangan dan kesedihan yang mengeruhkan kebeningan kehidupannya dan mematahkan kenikmatannya. Perkara ini akan menghapuskan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Selain itu, dia akan mendapat manfaat yang lain, yang paling penting adalah

Page 31: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

bahwa semua cobaan hidup ini akan mengarahkan seorang yang beriman untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bersimpuh di hadapan -Nya, bertdharru’ kepada -Nya, sehingga dengannya hati akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman, serta akan merasakan kebahagiaan dan merasa dekat dengan Allah Azza Wa Jalla, yaitu sebuah kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan.

Selain itu, semua perkara yang mengeruhkan hidup   akan menjadikan seorang mu’min mengetahui kehinaan duniawi. Perasaan ini akan membawanya kepada zuhud dengan dunia dan tidak cendrung kepadanya, dia akan mementingkan akherat dengan penuh keyakinan bahwa dia lebih baik dan lebih kekal abadi, sebab tidak ada kebimbangan di dalam surga dan tidak pula kesedihan sebagaimana ditegaskan di dalam firman Allah  subhanahu wata’ala:Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (35)Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)Alangkah agungnya manfaat yang didapatkan bagi orang yang mengetahui hikmah Allah yang terakandung di dalamnya. Dan di bawah ini beberapa langkah yang bermanfaat untuk menghalau rasa bimbang, bingung, sedih dan berencana bagi orang yang menggunakannya secara baik.

Pertama:Beriman dan beramal shaleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)Ini adalah janji Allah subhanahu wata’ala kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa Dia akan menganugarahkan kepada mereka kehidupan yang baik. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shuhaib RA berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman, sesungguhnya segala perkara orang yang beriman itu baik, dan hal itu tidak terjadi kecuali bagi orang yang beriman, jika dia mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah lebih baik baginya, dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itu lebih baik baginya”.  Kedua:Kegembiraan seorang muslim karena apa yang diperolehnya berupa pahala yang agung, upah yang besar, sebagai balasan atas kesabaran dan harapan pahala dari Allah subhanahu wata’ala atas bencana-bencana yang menimpanya itu baik berupa kebimbangan duniawi dan segala bentuk musibahnya.Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apa apa yang menimpa seorang muslim baik keletihan, penyakit yang akut, kebimbangan, kesedihan, gangguan, kebingungan bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan

Page 32: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dengannnya kesalahan-kesalahannya”,   di dalam riwayat yang lain disebutkan: Bahkan kecemasan kecuali Allah subhanahu wata’ala akan menghapuskan dengannya segala keburukan-keburukannya”,  di dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Imam Muslim: Apapun yang menimpa seorang muslim baik duri atau yang lebih kecil darinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dengan musibah tersebut atau dia akan dihapuskan kesalahannya”. Akhirnya seorang muslim menyadari bahwa apapun musibah yang menimpanya, baik kebimbangan dan kecemasan pada hakekatnya hal itu sebagai penghapus bagi kesalahan-kesalahannya dan tabungan bagi kebaikannya. Seorang ulama salaf berkata: Seandainya bukan karena musibah maka kita akan datang pada hari kiamat sebagai orang yang merugi. Bahkan salah seorang di antara mereka senang jika ditimpa musibah sebagaimana kesenangan mereka hidup dalam suasana sentosa.

Ketiga:Mengetahui hakekat dunia, bahwa dia fana, kesenangan yang ada padanya sangatlah sedikit, kelezatannya bisa mendatangkan kekeruhan, tidak pernah menjanjikan kecerahan bagi siapapun, jika seseorang tertawa di dunia dalam sesaat, maka orang itu menangis di dunia dalam waktu yang panjang, jika dia seseorang gembira di dunia dalam waktu yang pendek maka dia juga membuat seseorang, banyak bersedih. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);. (QS. Ali Imron: 140). Maka hari-hari bergilir satu hari untuk kemenangan dan di hari yang lain penderitaan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”. 

Dunia juga sebagai ladang kelelahan, gangguan, kebingungan, kecemasan maka seorang yang beriman akan merasa tenang setelah meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Qotadah bahwa jenazah seseorang melewati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: Tenang dan orang lain tenang darinya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang anda maksudkan dengan kata tenang dan orang lain tenang darinya?. Maka beliau bersabda: Seorang hamba yang beriman akan tenang terlepas dari keletihan duniawi dan gangguannya menuju rahmat Allah sementara hamba yang bejat akan membuat manusia, negeri, pohon dan hewan akan tenang dengan kepergiannya”. 

Inilah makna tentang hakekat dunia yang disadari oleh orang yang beriman maka dengan kesadaran ini segala musibah dan kebimbangan akan menjadi enteng, sebab dia menyadari bahwa itulah hakekat dunia.

Keempat:Kebimbangan dan kecemasan yang terjadi dunia ini akan membuat jiwa ini tercerai berai, memporak-porandakan kekuatannya, namun jika seseorang menjadikan orientasinya mengarah kepada akherat maka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkan

Page 33: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

kekuatannya dan tekadnya akan dimantapkan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang menjadikan negeri akherat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.

Kelima:Berdo’a. Langkah ini adalah penawar yang paling ampuh dalam menghilangkan kebimbangan dan kebingungan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada -Ku, (QS. Al-Baqarah: 186).Allh subhanahu wata’ala berfirman:Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thaha: 25).Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala kebimbangan dan kesedihan. Diriwayatkan oleh Al-Buhkari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik berkata : Aku menjadi pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah tangganya dan apabila beliau memasuki rumah keluarganya maka beliau bersabda:ه� )) ن+ا ر/ ا� ه@ ن� ن Aن ن� ه� Bل ن*: ا� Cه ن Dن ن� ه�، ل� ي� ل� ن�ا ه" ل$ ي� ل� ن�ا ه"، Fن Gن ل� ن�ا Hه ل� ن� ل� ن�ا ه�، Hل ي� ل� ن�ا ر� �ن ل� ا ن� ه� Iن ه� Jي لو ي) ن0ا لي ر% هKا �* ن �ي * ن نا� ))“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[8] Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Abdurrahman bin Abi Bakroh bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Do’a orang yang kesusahan adalah;(( Lن ل% ن0ا 8* ن هKال نه ن�ـ هKا ن8 ل يه، * ن ي. لي ه% ل0ا Nن لي ه� Oل ه Pل ن0ا ن� ل�، لي ن) ن@ ن ل/ ن! لي Fه لف ن% ن�ى هKا لي ه� ل Gه ن Qن نل ي+و ل� ن0ا Iن ن� Sن Tل ن� ن*� �ي * ن نا� )).“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat -Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari -Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”[9]Apabila seorang hamba mendengungkan do’a ini dengan hati yang sadar, niat yang benar dan dibarengi dengan usaha-usaha yang menyebabkan do’a tersebut diterima maka Allah pasti memberikan apa-apa yang dimintanya dan dia berbuat untuk mewujudkan keinginannya serta kecemasan akan berbuah kesenangan dan kegembiraan.Keenam: Bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala. Dia berfirman:Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Al-Thalaq: 3)

Artinya mencukupkan keperluannya baik dari perkara dunia atau akherat. Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Maka pada saat hati ini bergantung kepada Allah subhanahu wata’ala, berserah diri kepada -Nya, tidak menyerah pada kecemasan, tidak pula dikendalikan oleh hayalan-hayalan yang buruk, maka dia akan percaya kepada Allah, mengharap pada karunia -Nya, dengannya pula segala serpihan-serpihan

Page 34: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

kebimbangan dan kebingungan akan terusir, serta akan terbebas dari banyak jenis penyakit hati dan jasad. Hati akan merasakan kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tidak bisa terlukiskan….”

Langakah-langkah untuk menggapai kebahgiaan itu ternyata sangat banyak bagi mereka yang menyadarinya, dan aku hanya menyebutkan beberapa langkah yang penting saja, dan semua langkah ini akan bertumpu pada membaca Al-Qur’an yang dibarengi dengan perenungan, dia adalah pelipur hati, cahaya bagi dada, penghapus kesedihan, penghilang segala kebimbangan dan kebingungan, obat bagi segala macam penyakit baik penyakit badan atau hati. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”. QS. Fushilat: 44).Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82)Maka barangsiapa yang membaca Al-Qur’an ini dengan penuh perenungan dan meresapi maknanya maka segala kecemasan dan kebimbangan akan hilang dari dirinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28). Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 11:50 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

MENJAGA LISAN

Di antara nikmat agung yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah nikmat lisan. Allah subhanahu wa ta’alaberfirmanBukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir.(QS. Al-Balad: 8-9)Dan jika lisan ini tidak dimanfaatkan dalam ketaatan kepada Allah  maka dia akan menjadi bumerang bagi pemilikinya. Allah  berfirman:

Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”. (QS. Al-Nur: 24)

Banyak nash syar’i yang menganjurkan untuk menjaga lisan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 18)

Allah  berfirman:

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu

Page 35: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. Al-Nahl: 116)

Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Mu’adz radhiyallahu ‘anhu bahwa dia bertanya kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam tentang amalan yang mendekatkannya kepada surga dan menjauhkannya dari neraka, maka Nabi Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam memberitahukannya tentang pokok perkara, tiangnya dan puncak suatu perkara kemudian beliau bersabda, “Apakah engkau mau aku beritahukan tentang apakah yang mengendalikan semua perkara itu?. Aku berkata: Ya, wahai Nabi Allah. Maka Mu’adz berkata: Beliaupun memegang lisannya dan bersabda: “Tahanlah lisanmu ini”. Aku bertanya: Wahai Nabi Allah, apakah kita akan disiksa karena apa yang kita ucapkan?. Maka beliau bersabda: Kamu kehilangan ibumu wahai Mu’adz, tidakkah banyak manusia yang tersungkur di dalam api neraka di atas wajah-wajah mereka atau di atas hidung mereka karena mereka telah menjadi tawanan bagi lisan-lisan mereka?. 

 Diriwayatkan oleh Imam Al-bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba berkata dengan suatu perkataan yang tidak dicamkannya secara mendetil, akhirnya dia terjatuh dengan ucapannya itu ke dalam api neraka yang kedalamannya melebihi antara masyrik dan magrib”.   Maksud tidak dicamkan adalah tidak mengetahui atau menghiraukan apakah perkataannya itu termasuk ketaatan kepada Allah  atau kemaksiatan?.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari hadits riwayat Sahl bin Sa’d bahwa Nabi Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam   bersabda, “Barangsiapa yang menjamin bagiku apa yang ada di antara kedua bibirnya dan apa yang ada di antara kedua kakinya maka aku akan menjamin baginya masuk surga”.   Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Wahai Rasulullah apakah keselamatan tersebut?. Maka Nabi Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Jagalah lisanmu, hendaklah engkau merasa lega dengan rumahmu dan tangisilah kesalahanmu”. 

 beritahukanlah kepadaku suatu perkara yang aku jadikan sebagai pegangan bagiku. Rasulullah  shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Katakanlah: Allah adalah Tuhanku dan istiqomahlah. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, perkara apakah yang paling engkau khawatirkan terhadap diriku?.    

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Aku telah memperingatkan kalian terhadap perkataan yang berlebihan, cukuplah bagi kalian ungkapan yang bisa memenuhi kebutuhan”.

Muhammad bin Wasi’ berkata kepada Malik bin Dinar: Wahai Abi Yahya, menjaga lisan lebih sulit bagi manusia daripada menjaga harta dinar dan dirham”.

Page 36: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Al-Auza’i berkata, “Umar bin Abdul Aziz rahimahullah telah menulis bagi kami sebuah pesan yang tidak akan pernah dijaga oleh orang lain selain diriku dan Mahul: Amma Ba’du... sesungguhnya orang yang memperbanyak mengingat mati, maka dia akan rela dengan harta duniawi yang sedikit, dan barangsiapa yang menyadari bahwa perkataannya sebagai bagian dari amalnya maka dia akan sedikit bicara pada perkara yang tidak bermanfaat”.

Abdullah bin Mas’ud berkata: Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain diri -Nya, tidak ada sesuatu yang paling membutuhkan pengekangan dalam masa yang lama kecuali lisan”.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah bahwa seyogyanya bagi orang yang mukallaf untuk menjaga lisannya dari segala bentuk ungkapan kecuali bicara yang mendatangkan kebaikan, lalu pada saat suatu pembicaraan memiliki perbandingan yang sama antara dilakukan atau ditinggalkan maka yang sunnah adalah meninggalkannya, sebab bisa jadi perkataan yang mubah akan mengarahkan seseorang pada perkataan yang haram atau makruh, bahkan hal ini banyak terjadi atau telah bisa terjadi di dalam kebiasaan manusia, dan keselamatan itu tidak ada bandingannya”.

Dan gerakan anggota badan yang paling buruk adalah bergeraknya lisan, dia bisa mendatangkan bahaya bagi seorang hamba.Ibnul Qoyyim berkata, “Termasuk perkara yang mengagumkan jika seseorang menjaga dirinya dari makanan yang diharamkan, atau berbuat zalim, berzina, mencuri, meminum khamar dan melihat kepada perkara yang diharamkan dan lainnya, namun  sulit bagi seseorang menjaga dan menahan garakan lisannya, bahkan orang yang dikenal  sebagai orang yang istiqomah dalam agama, zuhud dan ahli ibadah terkadang dia berbicara dengan kata-kata yang mendatangkan kemurkaan Allah , hal itu terjadi tanpa disadarinya, sehingga dengan satu kata itu dia terjebak ke dalam api neraka pada kedalaman yang lebih jauh dari masyrik dan magrib, terkadang engkau bisa menyaksikan orang yang menjaga dirinya dari perbuatan keji dan zalim, namun lisannya mencincang dan menyembelih kehormatan orang yang hidup dan mati, tanpa dirinya menyadari apa yang telah diucapkannya itu”.

Dan jika engkau ingin mengetahui hal itu maka renungkanlah sebuah riwayat dari Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jundub bin Abdullah bahwa Nabi  Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam   menceritakan bahwa seorang lelaki berkata: Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si fulan, dan sesungguhnya Allah Ta’ala berkata: Siapakah yang berani bersumpah dengan diri -Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan?, sesungguhnya Aku telah mengampuni si  fulan dan menghapuskan semua pahala amal ibadahmu”.Atau sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alai wasallam

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dia telah mengucapkan satu kata yang membinasakan dunia dan akheratnya, seorang lelaki menceritakan kejelekan seorang lelaki lainnya, maka temannya berkata: Apakah engkau telah memerangi bangsa

Page 37: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Romawi?. Lelaki tersebut berkata: Aku tidak pernah melakukannya, lalu teman itu berkata: Orang Nashrani selamat dari ceritamu namun saudaramu sendiri tidak selamat dari lisanmu”.Sebagian ulama berkata: sembilan persepuluh dosa-dosa datang akibat lisan”.

Seorang penyair berkata:Wahai sekalian manusia!, hendaklah jaga lisanmu iniJangan sampai mengigitmu, sungguh dia ular berbisaBanyak orang mati di dalam kubur akbiat lisannyaPadahal pribadinya ditakuti oleh para pemberani

 Sebagian ahlul ilmi berkata: Lisan memiliki dua bencana yang besar, jika seseorang selamat dari satu bencana maka dia tidak akan selamat dari bencana yang lainnya, yaitu bencana diam terhadap kebenaran atau bencana berbicara dalam kebatilan, bahkan terkadang, dalam suatu saat salah satu dari keduanya lebih berbahaya dari yang lain, maka orang yang diam terhadap kebenaran adalah setan yang bisu, bermaksiat kepada Allah, riya’, cari muka jika dia tidak khawatir terhadap dirinya. Seperti orang yang melihat kemungkaran di hadapan matanya padahal dia mampu mengubahnya namun hal itu tidak dilakukannya.Diriwayatkan oleh Abi Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad  shalallahu ‘alai wasallam bersabda, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya dan jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan lisannya, lalu jika dia tidak mampu maka hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya, dan itu adalah cermin selemah-lemah keimanan”.   Bencana yang kedua: Berbicara dalam perkara yang bathil, itulah setan yang bisa berbicara yang bermaksiat kepada Allah, dan banyak orang yang menyimpang dalam ucapan dan diamnya, mereka berada dalam dua sisi ini, dan orang yang mengambil jalan pertengahan itulah orang yang berada di dalam jalan yang lurus, mereka menahan lisan mereka terhadap kebatilan dan membebaskannya pada ucapan yang mendatangkan manfaat bagi mereka di akherat, kita tidak melihat salah seorang dari mereka berbicara dengan suatu kata yang sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat, apalagi kalau ucapan tersebut akan mendatangkan kemudharatan di akherat kelak, yaitu pada hari kiamat nanti, pada saat dia memiliki simpanan kebaikan yang besar sebesar gunung-gunung, namun akhirnya dia mendapatkan lisannya menghancurkan semua pahalanya tersebut, dan ada sesorang datang dengan keburukan sebesar gunung-gunung yang besar namun dia mendapatkan lisannya menghancurkan keburukan tersebut, dan keburukan tersebut dihancurkan oleh lisannya dengan memperbanyak berzikir kepada Allah  atau apapun yang berhubungan dengannya.

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan tiada daya dan upaya kecuali dengan kehendak Allah. Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 02:20 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Page 38: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Rabu, 10 November 2010

CINTA ABADI

Sekian ratus tahun yang lalu…Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya… seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung…. hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu… namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang.  

Tak berapa lama kemudian….seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana. Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut. Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa. Namun, ketika akan mengetuk pintu… terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur…. ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya. Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya di depan pintu dan berbaring diatasnya. Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah.. di depan pintu… dengan udara malam yang dingin melilit… hanya beralaskan selembar sorban tipis. Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi.. karena tak ingin membangunkan istri tercinta.  Subhanallah…Dan ternyata, di dalam rumah.. persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya.. Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri di balik pintu. Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang. Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.malam itu… tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana… karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.dan Nun jauh di langit…. ratusan ribu malaikat pun bertasbih…. menyaksikan kedua sejoli tersebut…

SUBHANALLAH WABIHAMDIH betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona… saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati…Tahukah Anda… siapa mereka..?Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq. Merekalah sepasang kekasih

Page 39: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.Semoga rahmat ALLAH senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah RA dalam surgaNYA kelak. dan Semoga ALLAH SWT memberi kita taufiq dan hidayah tuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut. Amiin…amiin ya rabbal’alamiin…. Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 23:47 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Beberapa Nasehat Untuk Wanita

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.  (QS. Al-Ahzab: 35)Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari hadits Ummu Imarah Al-Anshoryah radhiallahu ‘anha bahwa ia mendatangi Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku tidak melihat segala sesuatu kecuali dikhususkan bagi kaum pria, dan kau tidak melihat susuatu apapun yang secara khusus menyebutkan tentang perkara wanita. Lalu turunlah ayat ini:

�م�ات� ل �م!س� و�ال �م�ين� ل �م!س� ال �ن� Dan inilah sebagian wasiat yang aku wasiatkan kepada إsebagian saudara-saudaraku yang beriman semoga Allah memberikan manfaat dengannya.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.( QS. Al-Taubah: 71).

Wasiat Pertama: Berpegang teguh dengan tauhid dan waspada terhadap syirik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka

Page 40: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  (QS. Al-Baqarah: 256).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Luqman: 22)

Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Pondasi dan dasar din Islam adalah dua perkara yang besar, yaitu: Pertama: Perintah untuk beribadah kepada Allah semata dan menganjurkan berbuat seperti itu serta saling mecintai karena hal tersebut, juga mengkafirkan orang yang meninggalkannya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. Ali Imron: 64)

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menyeru para ahli kitab agar mereka kembali kepada makna: ( إال إله ال yaitu kalimat yang diserukan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam  (اللهkepada bangsa Arab dan yang lainnya. Dan kalimat yang sama adalah ( الله إال إله (الmaksudnya tiada yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, maka tidak boleh berdo’a, meminta pertolongan, menyembelih dan bernazar atau ibadah yang lainnya kecuali diberikan kepada Allah, dan inilah dakwah para Rasul semoga Allah mencurahkan kesejahteraan kepada mereka.

Wasiat kedua:Menjauhi syirik dalam beribadah kepada Allah, mewaspadai perkara tersebut dengan kewaspadaan yang tinggi, serta memusuhi orang yang syirik dan mengkafirkan orang yang melakukan syirik. Sebab tauhid tidak akan sempurna kecuali dengan hal ini, dan itulah agama para Rasul, mereka telah memperingatkan kaum mereka dari syirik, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut”.( QS. Al-Nahl: 36).

Syirik akan menghapuskan semua pahala dan amal, baik yang kecil dan yang besar, Allah tidak menerima apapun dari para pelaku syirik, tidak juga menerima perbuatan yang sifatnya wajib atau sunnah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.  (QS. Al-Furqon: 23)

Page 41: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Di antara musibah yang membuat tubuh dan hati menjadi khawatir dan merupakan bahaya besar yang mengancam pondasi yang paling berharga bagi umat ini adalah apa yang ditayangkan oleh para musuh-musuh Islam melalui berbagai media elektronik, dan media lainnya berupa iklan-iklan yang menghancurkan dan mengarah kepada terciptanya keraguan kaum muslimin terhadap agama mereka sendiri, dan menggiring  mereka kepada tindakan untuk meninggalkan agama mereka. Waspadalah! inilah bahaya yang pertama.

Bahaya kedua:  Kita melihat tersebarnya para tukang ramal dan tukang sihir, dan banyak orang yang mendatangi mereka dengan tujuan berobat dan alasan lainnya. Maka tidak boleh bagi wanita yang beriman mengunjungi tempat-tempat paranormal, yaitu orang-orang yang menganggap dirinya mengetahui perkara-perkara yang gaib, untuk mengetahui jenis penyakit, sebagaimana mereka juga tidak boleh membenarkan apa yang dikatakan oleh dukun paranormal tersebut, sebab mereka cuma mengira-ngira tentang perkara yang gaib, atau mereka mendatangkan jin guna meminta tolong kepada mereka untuk memenuhi permintaan mereka. Mereka ini dihukumi dengan kafir dan sesat apabila mengatakan bahwa mereka mengetahui perkara yang gaib. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shafiyah  dari sebagian istri-istri Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa yang mendatangi paranormal dan bertanya tentang sesuatu maka dia tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam”.

Banyak bahaya lain yang mengancam umat ini dan tidak mungkin bisa keluar darinya kecuali dengan mewujudkan tauhid dan berpegang teguh padanya, mengetahui kesyirikan dan kekafiran serta waspada terhadap keduanya dan berlepas diri dari keduanya.

Wasiat yang ketiga: Menjaga shalat baik rukun, syarat dan perkara-perkara yang wajib. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Peliharalah segala salat (mu), dan (peliharalah) salat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam salatmu) dengan khusyuk.  (QS. Al-Baqarah: 238)

Shalat adalah ibadah yang paling pertama yang akan ditanya oleh Allah pada hari kiamat. Diriwayatkan oleh Al-Thabrani di dalam kitab Al-Mu’jamul Ausath dari Abdulllah bin Qarth bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perkara pertama yang akan dihisab oleh Allah terhadap hamba -Nya pada hari kiamat adalah shalat, jika shalatnya baik maka baiklah amal ibadah yang lain, dan jika rusak maka rusaklah semua amalnya yang lain”.Dan perkara terakhir yang diwasiatkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pada saat beliau menghadapi sakartul maut adalah bahwa beliau bersabda, “Jagalah shalat, jagalah shalat dan apa-apa yang dimilki oleh tangan kanan kalian”.

Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari Ubadah bin Shamit dia berkata, aku telah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Shalat lima waktu yang telah diwajibkan oleh Allah  atas hamba -Nya, maka barangsiapa yang

Page 42: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya karena meremehkan hak-haknya, maka Allah akan berjanji untuk memasukkannya ke dalam surga, dan barangsiapa yang tidak mengerjakannya maka tidak ada janji dari Allah untuk memasukkannya ke dalam surga, jika Allah berkehendak maka maka Dia akan menyiksanya dan jika dia berkehendak maka Dia akan memasukkannya ke dalam surga”.

Dan ketahuilah wahai saudariku seiman bahwa tidak akan sempurna keislaman seseorang sehingga dia mengerjakan rukun Islam yang lima. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Islam itu didirikan atas lima pondasi, bersaksi bahwa tiada zat yang lebih berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhamad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan berpuasa pada bulan ramadhan serta berhaji ke baitullah”.

Wasiat yang keempat: Bertafaquh dalam agama. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Al-Zumar: 9)Di dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Mu’awiyah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan maka dia akan diberikan kepahaman dalam agama”.Oleh karena itulah seorang wanita muslimah harus mendalami perkara agamanya dengan cara menghadiri pengajian dan ceramah-ceramah agama, mendengarkan kaset-kaset yang bermanfaat, membaca buku-buku yang berguna, dan yang terpenting adalah mengahafal kitab Allah, dia adalah puncak semua ilmu, sumber hikmah, taman bagi orang-orang yang shaleh, perisai dari kesesatan yang nyata serta beramal dengannya. Aisyah RA berkata: “Alangkah baiknya wanita-wanita Anshar, rasa malu tidak mencegah mereka untuk bertanya tentang urusan agama mereka”.

Wasiat kelima: Bertaqwa kepada Allah dan muraqabah kepada -Nya dalam keadaan sunyi atau ramai, sebab taqwa kepada Allah adalah wasiat Allah bagi orang-orang terdahulu dan yang akan datang. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:“..dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah”. (QS. Al-Nisa’: 131)Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam banyak berwasiat kepada para shahabatnya agar mereka bertaqwa kepada Allah, di dalam riwayat Irbadh bin Sariyah bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku berwasiat kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, hendaklah kalian mendengar dan taat”.

Dan waspadalah terhadap kemaksiatan baik yang kecil atau yang besar, dan Allah telah menjanjikan bagi orang yang meninggalkan dosa-dosa besar bahwa akan dihapuskan dosa-dosa kecil mereka dan akan dimasukkan ke dalam tempat yang mulia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Page 43: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (QS. Al-Nisa’: 31).

Wasiat yang keenam: Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk(^) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya,(^) dan ucapkanlah perkataan yang baik,  (QS.Al-Ahzab: 32.)

Dan ini adalah perintah bagi istri-istri Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk menjaga mereka dan juga bagi seluruh wanita-wanita muslimah lainnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Taubah: 71.)

Oleh karena itulah maka wajib bagi wanita muslimah untuk memperhatikan syi’ar Islam yang agung ini khususnya di rumah bersama anak-anak dan anggota keluarganya, lalu  jika dia melihat pada diri saudaranya suatu kelalaian dalam ketaatan kepada Allah baik dalam pelaksanaan shalat dan puasa mereka atau dalam menjalankan hak-hak sebagai suami atau yang perkara lainnya maka hendaklah dia menasehati mereka dengan kata-kata yang baik, dan nasehat yang benar, dengan mencontoh para wanita dari kalangan shahabat, dan semoga Allah meredhai mereka semua.

Wasiat ketujuh: Bersifat malu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang Nabi Musa alaihissalam pada saat beliau membantu dua orang wanita untuk memberikan minum ternak mereka:

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami". (QS. Al-Qoshos: 25)

Sangat disayangkan bahwa sifat malu sangat jarang dimiliki banyak wanita zaman sekarang ini, contohnya adalah keluarnya wanita ke pasar bersama supir sendirian atau memakai cadar yang diletakkan pada pertengahan hidung, cadar tersebut menutupi apa yang dibawah hidung namun menampakkan mata dan kening, atau memakai celana panjang di hadapan para wanita atau memakai pakaian abaya pada pundak atau memakai pakaian yang sempit dan terbuka atau bertelanjang. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua golongan dari penghuni neraka yang tidak pernah aku saksikan,

Page 44: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dan beliau menyebutkan salah satunya adalah:.....para wanita yang berpakaian namun telanjang, berjalan lenggak lenggok dan memikat, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula mendapatkan bau harumnya, padahal keharuman surga itu didapatkan dari jarak ini dan ini”.

Oleh karena itulah, maka wajib bagi wanita muslimah untuk waspada terhadap tipu daya musuh-musuh Allah terhadap diri mereka, mereka ingin agar para wanita hidup bebas, menjadi barang murahan di tangan-tangan mereka, mereka ingin mengebiri para wanita muslimah dari keimanan dan agama mereka dan keluar dari fitrah yang telah diciptakan oleh Allah. Oleh sebab itulah maka setiap wanita muslimah harus menyadari hal tersebut.

Wasiat kedelapan:Memperbanyak shedeqah.Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. ( QS. Al-Nisa’: 114.)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’:  39)

Di dalam Shahih Muslim dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam memberikan peringatan kepada para wanita, dalam sabdanya, “Perbanyaklah bershedeqah sebab sebagian besar kalian adalah sebagai kayu bakar api neraka”.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Dan memberi hadiah serta bersedeqah adalah perbuatan yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, dan kesenangan beliau saat memberi lebih besar dari kesenangan orang yang mengambil pemberian yang diberikan kepadanya, beliau adalah orang paling dermawan dengan kebaikan, tangan kanan beliau bagaikan angin yang berhembus kencang, dan apabila ada orang yang membutuhkan datang meminta maka beliau mendahulukannya dari kepentingan pribadinya, terkadang mendahulukan mereka dengan makanan, terkadang pula dengan pakaian dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk bersedeqah dan menganjurkan umatnya untuk melakukan hal tersebut, dan beliau mengarahkan umat ini kepadanya baik dengan harta dan perkataan beliau, oleh karena itulah maka beliau adalah manusia ciptaan Allah yang paling lapang dadanya, yang paling baik kehidupannya, paling halus hatinya dan shedeqah tersebut memiliki dampak yang sangat mengagumkan dalam menciptakan kelapangan dada”.

Dan shedeqah yang paling baik adalah shedeqah yang pahalanya tetap mengalir bagi para

Page 45: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

hamba walaupun dia telah meninggal dunia, itulah shedeqah jariyah, seperti menggali sumur, membangun mesjid, mencetak buku-buku agama, wakaf-wakaf yang pemanfaatannya untuk kemaslahatan sosial, yaitu untuk orang fakir dan miskin dan yang lainnya.

Wasiat kesembilan: Menjauhi teman yang buruk. Dan Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan bahwa manusia pada hari kiamat akan menyesal dengan teman yang buruk yang menyesatkannya dan menjauhkannya dari jalan kebenaran. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul."  Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan". (QS. Al-Furqon: 27-30)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Zukhruf: 67.)

Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk sama seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi baik dia akan memberimu atau engkau membeli minyak wangi darinya atau engkau akan mendapat bau yang wangi darinya. Sementara tukang pandai besi baik dia akan membakar pakaianmu atau engkau akan mendapat bau yang buruk darinya”.

Banyak wanita yang gagal dalam pendidikannya karena teman yang buruk, banyak wanita yang kehormatannya terbengkalai dan hilang disebabkan oleh teman yang buruk, banyak wanita yang tenggelam dalam obat-obat terlarang dan mabuk-mabukkan dan berbagai bencana buruk yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan terlarang tersebut. Oleh karena itulah aku berwasiat kepada saudariku yang beriman agar mereka tetap bersahabat dengan teman yang shaleh.Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau. Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 23:46 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Solusi Bagi Wanita Yang Tertindas Suami

Pada hakikatnya, Islam tidak melepaskan kehidupan rumah tangga berjalan begitu saja tanpa arah petunjuk. Sehingga hawa nafsu menjadi penentu yang berkuasa. Tidak

Page 46: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

demikian adanya. Islam telah menggariskan hak, kewajiban, tugas dan tanggung-jawab antara suami dan istri sesuai dengan kodrat, kemampuan, mempertimbangkan tabiat dan aspek psikis. Hal tersebut ditetapkan di atas landasan yang adil lagi bijaksana. Allah Ta'ala berfirman:

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". [al-Baqarah/2:228].

Jika pasangan suami istri mengerti dan memahami kewajiban masing-masing, niscaya biduk suatu rumah tangga kaum muslimin akan berjalan normal, semarak oleh suasana mawaddah dan rahmat. Suami memenuhi kewajiban-kewajibannya. Begitu pula, istri juga menjalankan kewajiban-kewajibannya. Dengan ini, rumah tangga akan menuai kebahagiaan dan ketentraman. Rumah tangga benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." [ar-Rûm/30:21].

"Akan tetapi, kondisi ideal ini, terkadang terganggu oleh riak-riak yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat mawaddah dan rahmat antara suami-istri".Suami berbalik membenci istrinya. Pada sebagian suami, tidak mampu bersabar sehingga tangan kuatnya diayunkan ke tubuh istri, dan menyebabkan istri mengerang kesakitan. Bekas-bekas penganiayaan pun terlihat jelas. Istrinya merasa tidak aman dan nyaman hidup dengan lelaki itu. Situasi kian memanas. Akibat emosi tak terkendali, kadang timbul aksi yang tidak diharapkan, semisal penganiayaan hingga pembunuhan, baik dari suami maupun istri. Nas`alullah as-salaamah.

Syaikh 'Abdur-Rahmaan as-Sudais menyampaikan fakta: "Ada sejumlah lelaki (suami) yang tidak dikenal kecuali hanya dengan bahasa perintah dan larangan, hardikan, sifat arogan, buruk pergaulan, tidak ringan tangan, susah bertoleransi, emosional dan sangat reaktif. Jika berbicara, perkataannya menunjukkan dirinya bukan orang yang beradab. Dan bila berbuat, perilakunya mencerminkan kecerobohan. Di dalam rumah, suka menghitung-hitung kebaikannya di hadapan istri. Bila keluar rumah, prasangka buruk kepada istri menggelayuti pikirannya. Bukan pribadi yang lembut dan tidak sayang. Istrinya hidup dalam kesulitan, bergulat dengan kesengsaraan dan terpaksa mengalami prahara"

MENDATANGKAN DUA PENENGAH DARI MASING-MASING PIHAK

Dalam konteks ini, bila persoalan semakin meruncing, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengarahkan untuk menghadirkan dua penengah dari keluarga suami dan istri.

Page 47: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" [an-Nisaa`/4:35].

Tugas mereka berdua, mengerahkan segala upaya untuk mengetahui akar permasalahan yang menjadi sebba perseteruan antara suami istri dan menyingkirkannya, serta memperbaiki hubungan suami-istri yang sedang dilanda masalah. Dua penengah ini (hakamain) disyaratkan orang muslim, adil, dikenal istiqamah, keshalihan pribadi dan kematangan berpikir, dan bersepakat atas satu keputusan. Keputusan mereka berkisar pada perbaikan hubungan dan pemisahan antara mereka berdua. Berdasarkan pendapat jumhur ulama, keputusan dua penengah ini mempunyai kekuatan untuk mempertahankan hubungan atau memisahkan mereka.

TALAK BISA "MENJEMBATANI" KEBUNTUAN ANTARA SUAMI-ISTRI

Pada asalnya, talak bukanlah jalan keluar yang dianjurkan untuk menyelesaikan keretakan hubungan antara suami-istri, jika tidak ada faktor penting dan mendesak yang menjadi penyebabnya. Namun, ketika istri memperlihatkan tanda-tanda kebencian kepada suami, karena istri sering mengalami penindasan, misalnya secara fisik berupa pukulan yang menciderai, siksaan yang berat, kewajiban nafkah tak dipenuhi, terus-menerus dicaci, mendapatkan tuduhan yang bermacam-macam umpamanya, sehingga kehidupan rumah tangga tidak mendukung menjadi keluarga harmonis, maka dalam kondisi ini, talak bisa menjadi jalan keluar bagi mereka berdua.

Konsepsi kehidupan rumah tangga dalam Islam sendiri bersendikan "pergaulan yang baik, atau dilepaskan dengan cara baik pula". Hal ini berdasarkan firman Allah Ta'ala:

"Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik" [al-Baqarah/2:229].

Kalau suami ingin tetap hidup bersama istri, kewajibannya ialah mempergauli istrinya dengan sebaik-baiknya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan bergaullah dengan mereka secara patut". [an-Nisâ/4: 19]

Tindakan aniaya terhadap orang lain terlarang. Demikian juga perbuatan-perbuatan yang merugikan dan membahayakan orang lain. Apalagi kepada orang yang menjadi pendamping hidup dan bersifat lemah. Orang terbaik ialah orang yang berlaku baik kepada keluarganya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

�ه�ل�ي أل� !م� ك �ر! ي خ� �ا ن� و�أ �ه� ه�ل

� أل� !م� ك �ر! ي خ� !م� ك �ر! ي خ�

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang bersikap baik kepada keluarganya. Dan aku

Page 48: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

adalah orang yang terbaik bagi keluargaku" [HR at-Tirmidzi dan Abu Dâwud].

Kedekatan antara suami dan istri sangat kuat. Dari seringnya interaksi antara keduanya, masing-masing dapat mudah terpengaruh oleh kondisi pasangannya. Pengaruh baik akan berdampak positif bagi pasangan. Begitu pula, keadaan-keadaan yang buruk pun akan mudah berpengaruh pada pasangannya. Tatkala kesepahaman tidak bisa dipadukan, dan seluruh terapi tidak memberi pengaruh positif bagi perubahan ke arah yang baik, maka kehidupan berumah tangga dengan pasangan bisa menjadi beban berat untuk dipikul. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana" [an-Nisaa/4:130]

BILA SUAMI TIDAK INGIN MENCERAIKAN

Bila kehidupan rumah tangga sudah menjadi beban berat bagi istri sehingga dikhawatirkan tidak mampu lagi menjadi pendamping suami, baik karena perilaku maupun tindak kekerasan yang dilakukan suami atau lainnya, maka dalam keadaan seperti ini, Islam membolehkan wanita mengajukan gugatan cerai kepada suami dengan memberikan ganti rugi harta. Dalam syari’at Islam, gugatan cerai istri atas suaminya ini dinamakan al-khulu’.

Al-Hishnî rahimahullah menjelaskan jenis ketiga dari keringanan dalam pernikahan dengan menyatakan: Di antaranya, ialah kemudahan pensyariatan talak (cerai) karena beban berat tinggal berumah tangga, dan demikian juga al-khulu’. Juga semua yang disyari’atkan hak pilih faskh (menggagalkan akad) karena kesabaran wanita atas keadaan tersebut merupakan beban berat (al-masyaqqah), karena syari’at tidak memberikan hak cerai kepada wanita.

Sedangkan Ibnu Qudamah rahimahullah, ketika menjelaskan hikmah disyari’atkannya al-khulu’, ia menyatakan: "Al-khulu’ (disyari’atkan) untuk menghilangkan dharar (kerugian) yang menimpa wanita karena jeleknya pergaulan dan tinggal bersama orang yang tidak ia sukai dan benci".

Lebih jelas lagi, yaitu pernyataan Ibnul-Qayyim, bahwasanya Allah mensyari’atkan al-khulu’ untuk menghilangkan mafsadat yang berat, menimpa pasangan suami istri dan membebaskan satu dari pasangannya. Apabila suami menyetujuinya, maka rusaklah akad pernikahan keduanya (faskh) dan sang wanita menunggu sekali haidh agar dapat menerima pinangan orang lain.

Namun, apabila suami tidak menerima al-khulu’ (gugatan cerai) istrinya tersebut, maka sang istri dapat mengajukan gugatan cerai kepada pemerintah atau lembaga yang ditunjuk pemerintah menangani permasalahan tersebut agar mendapatkan keridhaan suami untuk menerima gugatan cerai tersebut. Sebab, terjadinya al-khulu’, tetap dengan keridhaan suami. Demikianlah pendapat mayoritas ulama bahwasanya al-khulu’ tidak sah kecuali

Page 49: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dengan keridhaan suami.

Oleh karena itu, Ibnu Hazm rahimahullah berkata: "Maka wanita diperbolehkan mengajukan gugatan cerai (al-khulu’) dari suami dan menceraikannya bila suami meridhainya".

Demikian, cukup jelas solusi yang diberikan Islam dalam menangani masalah KDRT. Keuntungan dunia dan akhirat akan bisa digapai bila menaatinya. Mudah-mudahan, Allah Subhanahu wa Ta'ala membukakan hati kita untuk menerapkan seluruh syari'at-Nya dalam semua aspek kehidupan kita sehari-hari. Wallahu a'lam. Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 23:45 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Istri-Istri Teladan Mujahidah

Seorang isteri bukanlah semata-mata orang kedua. Dia adalah satu pribadi. Satu pribadi yang memiliki level kepentingannya sendiri di dalam apa yang kita sebut keluarga. Sama halnya dengan anak, adik, kakak, ayah, dan suami. Itu makanya, tulisan ini tidak diberi judul "Isteri-isteri Nabi", misalnya. Sebab mereka bukanlah sekadar "serombongan wanita" yang menjadi isteri seorang Nabi. Maksudnya, sebagai individu, masing-masing wanita ini memang punya mutu. Soal kemudian mereka diperisteri oleh Nabi Nabi Muhammad SAW, tokoh paling bermutu sepanjang sejarah manusia, itu soal kedua. Nah, soal kedua inilah yang lantas memahatkan nama mereka di hati ummat Islam hingga jaman yang akan datang. Selamat menikmati profil-profil ringkas wanita-wanita bermutu ini.

SITI KHADIJAH(Ummul Mukminin pertama).

Lahir di Mekkah tahun 556, Khadijah adalah wanita pertama pemeluk Islam. Ketika disunting Rasulullah SAW, ia seorang janda berusia 40 tahun. Berasal dari keluarga terpandang dan ia sendiri menjadi orang terkaya di kotanya. Sedangkan Rasulullah SAW masih muda, berusia sekitar 25 tahun dan dari keluarga miskin. Keinginan perkawinan itu datang dari pihak Khadijah.

Setelah menikah, semua kekayaan Khadijah dipergunakan sepenuhnya untuk mendukung dakwah Rasulullah SAW. Juga, karena kewibawaannya di hadapan suku Quraisy, ia pun menjadi pelindung Rasulullah SAW dari ancaman orang-orang Quraisy.

Rasulullah SAW sangat mencintai Khadijah. Meskipun Khadijah sudah meninggal beberapa tahun, Rasulullah SAW masih tetap mengenang. Sehingga pernah isterinya yang lain --Aisyah-- memprotes cemburu. "Demi Allah, tidak ada ganti yang lebih baik dari dia, yang beriman padaku saat semua orang ingkar, yang percaya padaku ketika semua mendustakan, yang mengorbankan hartanya saat semua berusaha mempertahankannya;... dan darinyalah aku mendapatkan keturunan," kata Rasulullah SAW di hadapan Aisyah.

Page 50: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Dari Khadijah, Nabi mendapat kurnia 7 anak: 3 putra dan 4 putri. Yang putra bernama al-Qasim, Abdullah, dan (Thaher, meninggal ketika masih bayi). Sedangkan yang putri: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kalsum dan Fatimah. Sebelum dengan Nabi, Khadijah pernah menikah dengan Abu Halal an-Nabbasy bin Zurarah. Dari Abu Halal, Khadijah mendapat seorang anak.

Setelah Abu Halal meninggal, Khadijah menikah lagi dengan Atiq bin Abid al-Makhzumi. Sampai Atiq meninggal, mereka tidak dikurnia anak. Ummul mukminin al-Kubra (Ibu Kaum Mukminin yang Agung) ini sendiri meninggal pada 619 H.

SAUDAH BINTI ZUM'AH (Ummul Mukminin kedua).

Setelah Khadijah meninggal, Nabi baru bersedia menikah lagi. Saudah juga seorang janda. Suaminya, as-Sakran bin Amru al-Amiri, meninggal ketika hijrah ke Habsyi (Ethiopia).

Saudah sangat berduka ditinggal suaminya itu. Untuk mengobati duka itu, atas saran seorang wanita Khaulah binti Hakim As,Rasulullah SAW lantas meminang Saudah. Meskipun RasuluLlah SAW juga menyayangi Saudah, tetapi ternyata hatinya tidak mampu mencintai wanita ini. Karena merasa berdosa, RasuluLlah SAW lantas ingin menceraikan Saudah. Tapi apa kata Saudah, "Biarlah Rasulullah SAW aku begini. Aku rela malamku untuk Aisyah (Ummul Mukminin ke tiga Nabi). Aku sudah tidak membutuhkan lagi."

Saudah wafat dimasa kekhalifahan Umar bin Khaththab hampir berakhir.

'AISYAH BINTI ABU BAKAR (Ummul Mukminin ketiga).

Satu-satunya isteri Nabi yang masih gadis, ketika dinikahi Nabi. Putri sahabat Nabi, Abu Bakar ash-Shiddiq ini dilahirkan 8 atau 9 tahun sebelum Hijrah. Menikah berumur 6 tahun, namun baru 3 kemudian hidup serumah dengan Nabi. Budaya Arab, seorang laki-laki berumur menikahi seorang gadis belia, hal yang biasa. Salah satu sebabnya, wanita Arab fisiknya cenderung bongsor dibanding usianya.

Setelah Khadijah, Aisyahlah isteri yang paling dekat dengan Nabi. Cantik dan cerdas, begitu penampilannya. Karena kedekatan dan kecerdasannya itu, setelah Nabi wafat, banyak hadith yang ia riwayatkan. Terutama soal wanita dan keluarga. Ada 1.210 hadith yang diriwayatkan Aisyah, di antaranya 228 terdapat dalam hadith shahih Bukhari.

Selama mendampingi Nabi, Aisyah pernah dilanda fitnah hebat. Ceritanya, pada peperangan melawan Bani Mustaliq, berdasarkan undian di antara isteri-isteri Nabi, Aisyah terpilih mendampingi Nabi. Dalam perjalanan pulang, rombongan istirahat pada suatu tempat Aisyah turun dari sekedupnya (sejenis pelana yang beratap di atas punuk unta), karena ada keperluan. Kemudian kembali. Tetapi ada yang ketinggalan, ia kembali lagi untuk mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat dengan perkiraan bahwa

Page 51: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Aisyah sudah ada di sekedupnya. Aisyah tertinggal.

Ketika sahabat Nabi, Safwan bin Buattal menemuinya, Aisyah sudah tertidur. Akhirnya, ia pergi diantar Safwan. Peristiwa ini kemudian dimanfaatkan orang-orang kafir untuk menghantam Nabi. Disebarkan fitnah, Aisyah telah serong. Fitnah ini benar-benar meresahkan ummat. Bahkan Nabi sendiri sempat goyah kepercayaannya pada Aisyah. Sehingga turunlah wahyu surat An Nuur ayat 11. Inti wahyu itu, menegur Nabi dan membenarkan Aisyah.

Aisyah wafat pada malam Selasa, 17 Ramadhan 57 H, dalam usia 66 tahun. Shalat jenazahnya diimami oleh Abu Hurairah dan dimakamkan di Ummahat al-Mukminin di Baqi (sebelah Masjid Madinah) bersama Ummul Mukminin lainnya.

HAFSAH BINTI UMAR (Ummul Mukminin keempat).

Hafsah adalah janda Khunais bin Huzafah, sahabat Rasulullah SAW yang meninggal ketika perang Uhud.

Rasulullah SAW menikahi Hafsah, kerena kasihan kepada Umar bin Khattab --ayah Hafsah. Hafsah sedih ditinggal suaminya, apalagi usianya baru 18 tahun. Melihat kesedihan itu, Umar berniat mencarikan suami lagi.

Pilihannya jatuh kepada sahabatnya yang juga orang kepercayaan Rasulullah SAW, yakni Abu Bakar. Tapi ternyata Abu Bakar hanya diam saja. Dengan perasaan kecewa atas sikap Abu Bakar itu, Umar menemui Usman bin Affan, dengan maksud yang sama. Ternyata Usman juga menolak, karena dukanya atas kematian isterinya, belum hilang. Isteri Usman adalah putri Rasulullah SAW sendiri, Ruqayyah.

Lalu Umar mengadu kepada RasuluLlah SAW. Melihat sahabatnya yang marah dan sedih itu, Rasulullah SAW ingin menyenangkannya, lantas berkata "Hafsah akan menikah dengan orang yang lebih baik daripada Usman, dan Usman akan menikah dengan orang yang lebih baik dari Hafsah." Tak lama kemudian, Hafsah dinikahi Rasulullah SAW, sedang Usman dengan Ummu Kalsum, putri RasuluLlah SAW juga.

Suatu malam di kamar Hafsah, Rasulullah SAW sedang berdua dengan isterinya yang lain, Maria. Hafsah cemburu berat, lantas menceritakan kepada Aisyah. Aisyah kemudian memimpin isteri-isteri yang lain, protes kepada RasuluLlah SAW.

Rasulullah SAW sangat marah dengan ulah isteri-isterinya itu. Saking marahnya, beliau tinggalkan mereka selama satu bulan. Terhadap kasus ini, kemudian Allah menurunkan wahyu surat at-Tahrim ayat 1-5.

Sejarah mencatat, Hafsahlah yang dipilih di antara isteri-isteri Rasululah SAW untuk menyimpan naskah pertama al-Qur'an. Hafsah wafat pada awal pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, dimakamkan di Ummahat al-Mu'minin di Baqi.

Page 52: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

ZAINAB BINTI KHUZAIMAH (Ummul Mukminin kelima).

Di antara isteri-isteri RasuluLlah SAW, Zainablah yang wafat lebih dulu, setelah Khadijah. Para sejarawan tidak banyak tahu tentang Zainab, termasuk latar belakangnya. Tapi yang jelas ia juga seorang janda saat dinikahi Rasulullah SAW.

Hidupnya bersama Rasululah SAW, hanya singkat. Antara 4 sampai 8 bulan. Zainab terkenal dengan julukan Ummul Masaakiin, karena kedermawanannya terhadap kaum miskin. Zainab meninggal, ketika Rasulullah SAW masih hidup. Dan RasuluLlah SAW sendiri menshalati jenazahnya. Zainablah yang pertama kali dimakamkan di Baqi.

UMMU SALAMAH (Ummul Mukminin keenam).

Nama aslinya, Hindun binti Abu Umayah bin Mughirah. Suaminya bernama Abdullah bin Abdul Asad. Abdullah atau dipanggil Abu Salamah, meninggal ketika perang melawan Bani As'ad yang akan menyerang Madinah. Sebelum meninggal Abu Salamah berwasiat, agar isterinya ada yang menikahi dan orang itu harus lebih baik dari dirinya.

Abu Bakar ingin melaksanakan wasiat itu, dengan meminang Ummu Salamah tapi ditolak. Demikian pula Umar bin Khattab, juga ditolak. Tiada lain, RRasulullah SAW sendiri akhirnya yang maju. Dan diterima. Ketika itu umur Ummu Salamah hanya beberapa tahun dibawah Rasulullah SAW dan sudah beranak empat.

Sejarah mencatat, surat at-Taubah 102 turun tatkala Rasulullah SAW sedang berbaring di kamarnya Ummu Salamah. Dalam perjanjian Hudaibiyah, Umum Salamah punya peranan penting.

Banyak sahabat Rasulullah SAW yang protes terhadap perjanjian itu, termasuk Umar. Usai perjanjian ditandatangani, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat agar menyembelih ternak dan memotong rambut. Namun tidak ada yang melakukan seruan itu. Rasulullah SAW mengulangnya sampai tiga kali, tapi tetap tidak ada yang menyahut. Dengan kesal dan marah kembali ke kemahnya.

Ummu Salamah lantas usul, agar Rasulullah SAW jangan hanya bicara, langsung saja contoh. Benar juga, RasuluLlah SAW lantas keluar menyembelih ternak dan menyuruh pembantu memotong rambut beliau. Kaum muslimin kemudian banyak yang mengikuti rindakan RasuluLlah SAW ini, karena takut dikatakan tidak mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Ummu Salamah banyak mengikuti peperangan. Ia hidup sampai usia lanjut. Ia wafat setelah peristiwa Karbala, yakni terbunuhnya Husein, cucu Rasulullah SAW. Ummu Salamah adalah Ummahatul Mukminin yang paling akhir wafatnya.

ZAINAB BINTI JAHSY (Ummul Mukminin ketujuh).

Zainab adalah bekas isteri Zaid bin Haritsah yang telah bercerai. Sedang Zaid adalah anak angkat Rasulullah SAW. Zainab sendiri dengan RasuluLlah SAW juga masih bersaudara. Karena wanita ini adalah cucu Abdul Muthalib, kakek Rasulullah SAW (baca

Page 53: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Sejarah, Sahid, April l997).

Meski perkawinan Zainab dengan Nabi jelas-jelas perintah Allah, tapi gosip menyelimuti perkawinan mereka. Wahyu yang memerintah Nabi agar menikahi Zainab itu ada pada al-Ahzab 37. Dari perkawinan inilah kemudian turun hukum-hukum pernikahan, termasuk perintah hijab (al-Ahzab 53).

JUWAIRIAH BINTI HARITS (Ummul Mukminin kelapan).

Nama sebenarnya adalah Barrah binti Harits bin Abi Dhirar, putri pimpinan pemberontak dari suku Bani Musthalaq, Harits bin Dhirar. Setelah menikah dengan Nabi berganti nama Juwairiah. Sebelumnya, Juwairiah adalah tawanan perang.

Riwayat selanjutnya tak banyak diketahui oleh para sejarawan. Hanya ia meninggal dalam usia 65 tahun, di Madinah, pada masa Muawiyah. Dishalatkan dengan Imam Amir Madinah yaitu Marwan bin Hakam.

SOFIYAH BINTI HUYAI (Ummul Mukminin kesembilan).

Satu-satunya isteri Nabi dari golongan Yahudi ya Sofiyah ini. Sofiyah masih keturunan Nabi Harun dan ibunya Barrah binti Samual. Meski usianya baru 17 tahun, tapi ia sudah dua kali menikah. Pertama dengan Salam bin Masyham, dan kedua dengan Kinanah bin Rabi bin Abil Haqiq, pemimpin benteng Qumus, benteng terkuat di Khaibar, markasnya kaum Yahudi.

Dikawininya Sofiyah itu, Nabi sebenarnya berharap agar kebencian kaum Yahudi kepada kaum muslimin dapat diredam. Sofiyah wafat tahun 50 Hijriah, pada zaman Mua'wiyah. Dimakamkan di Baqi.

UMMU HABIBAH BINTI SOFYAN (Ummul Mukminin ke sepuluh).

Nama sebenarnya Ramlah binti Abi Sofyan. Ia memang putri pemimpin Quraisy, Abu Sofyan, musuh bebuyutan Islam itu. Habibah adalah nama putri Ramlah hasil perkawinan dengan Ubaidillah, saudara Ummul Mukminin Zainab ra. Tentu saja Ramlah telah masuk Islam.

Berdua dengan suaminya, ia kemudian hijrah ke Habsyi (Afrika). Celakanya, sesampai di Habsyi suaminya murtad, masuk Nasrani. Selanjutnya, Ramlah dinikahi Rasulullah SAW. Mendengar ini, betapa marahnya Abu Sofyan, putrinya sendiri masuk Islam dan sekarang kawin dengan musuh besarnya, Nabi Muhammad SAW.

Sampai akhir hayatnya, Ramlah tetap membela Islam dan suaminya. Ia wafat pada usia 60 tahun. Juga dimakamkan di Baqi.

MARIAH AL QIBTIYAH (Ummul Mukminin kesebelas).

Page 54: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Mariah sebelumnya adalah budak kiriman dari raja Mesir. Kemudian diangkat derajatnya dengan dijadikan isteri Nabi. Setelah Khadijah, Mariah satu-satunya isteri Nabi yang melahirkan anak. Namanya Ibrahim bin Nabi Muhammad SAW. Cuma, sayangnya Ibrahim meninggal. Rasulullah SAW sangat sedih dengan kematian putranya itu.

Mariah wafat pada tahun 16 hijriah. Dishalatkan oleh Amir Mukminin Umar bin Khattab.

MAIMUNAH BINTI AL HARITS (Ummul Mukminin kedua belas).

Nama aslinya adalah Barrah binti Harits. Setelah menikah dengan Nabi, diganti dengan Maimunah. Perkawinan ini --Barrah ketika itu janda berumur 26 tahun-- sesungguhnya atas permintaan paman Nabi, yakni Abbas bin Abdul Muthalib. Barrah sendiri adalah adik dari isteri Abbas. Tidak banyak yang diketahui sejarah Barrah. Yang jelas ia wafat pada tahun 51 hijriah.Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 04:38 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Selasa, 09 November 2010

UNTUK PARA SUAMI

Ia adalah bagian dari tulang rusukmu,Ia adalah belahan jiwamu, Ia adalah tawanan di tanganmu, Padanya sumber ketenangan, cinta kasih dan ketentraman karena demikanlah Allah menciptakannya untukmu, Ia adalah pakaian bagimu, dan yang terutama dan utama ia adalah amanah yang Allah berikan untukmu,…Bagaimanakah engkau memperlakukan amanah itu?? …Terlalu banyak wasiat tersebar untuk para istri seakan islam adalah agama yang hanya mengutamakan para suami dan kaum lelaki.

Padahal tidaklah demikian,islam membela kaum wanita memuliakan dan mengangkat derajat mereka.Wanita adalah orang yang disucikan, ibu para ulama, ibu para panglima, dan ibu para pembesar, Bukankah ia adalah ibu Umar,ibu Anas,ibu Umar bin Abdil Aziz, ibu imam Ahmad, ibu imam Syafi’i, ibu Shalahudin,ibu Ibnu Taymiyah, ibu Ibnul Qayyim dan yang lainnya?? Untuk para suami risalah ini kutulis sebagai penyejuk hati bagi kaum wanita dan para istri.

Wahai hamba Allah yang bertakwa,…berbahagialah dan bersyukur pada-Nya atas nikmat istri yang Allah karuniakan kepadamu.Dengannya terjagalah jiwa dan tubuhmu dari melakukan hal-hal yang diharamkan-Nya. Ketika habis masa bulan madumu,… tiba-tiba kini engkau tidak lagi memiliki waktu. Waktu untuk bergurau dan bercengkrama dengan istri tercinta. Bila sang istri meminta,maka kaupun berkilah betapa lelah dan penatnya hari-harimu disibukkan denganpekerjaanmu. Rumah hanya menjadi hotel untukmu, datang dan pergi sesuka hatimu, Ketika kepalamu menyentuh bantal engkau mendengkur laksana tiada orang lain di sisimu.

Page 55: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Seakan engkau lupa bahwa sumber teladan kita adalah manusia yang paling sibuk diatas muka bumi pada waktu itu. Beliau memiliki lebih dari 4 orang istri, dan lihatlah dalam sejarah adakah diantara istri-istrinya lepas dari pengawasan beliau? Adakah yang mengeluhkan tentang kesibukan beliau? Beliau shalallahu alaihi wassalam ditimpa berbagai macam persoalan umat dan masalah yang sekiranya diletakkan (dibebankan) kepada banyak orang, niscaya merekatak akan sanggup mengembannya. Tapi lihatlah ketika sahabat bertanya kepada Aisyah radhiyallahu 'anha: “bagaimana sikap Rasulullah bila menemui kalian?” Ia menjawab: “Beliaumasuk dengan tertawa dan tersenyum”.Seakan tidak ada beban di pundak beliau yang mulia, seakan beliau tidak memiliki beban dan persoalan yang berat. Sehingga istri-istri beliau merasa nyaman dan senang bercanda dengan beliau.Dalam kitab Bukhari bab Al-Adab, Zaid bin Tsabitberkata tentang Rasulullah : suka bercanda dengan istrinya, dihormati diluar rumah”Tentu berbeda, sebagian suami kita temukan mereka suka bercanda dan tertawa dengan teman-temannya akan tetapi cemberut dan bermuka masam terhadap keluarganya di rumah.

Wahai para suami Rasulullah telah bersabda: “Sesungguhnya istrimu memiliki hak atasmu”(dikeluarkan oleh Muslim 3652, Ahmad 26917, Abu Dawud 2285). Istri adalah wanita yang lemah lembut, menginginkan kasih sayang, cinta kasih, keramahan dan kebajikan.Karena itu hendaklah suami senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menghadapi istri dengan memberikan kasih sayang, kelembutan, kesetiaan dalam menjaganya, memberinya nafkah sesuai dengan kemampuan suami, pakaian dan janji setia. Sebagaimana yang dikumandangkan oleh beliau pada haji Akbar(dalam hadits yang sangat panjang) yaitu ketika mengumumkan hak-hak wanita dan hak seluruh manusia, beliau bersabda: Allah, Allah, pada wanita karena mereka itu adalah tawanan disisi kalian. Dan saling berpesanlah agar berlaku baik terhadap wanita”(hadits riwayat Tirmidzi, hasan shahih)dalah Aisyah ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling membekas dan berkesan dikalbunya sepeninggal beliau maka ia hanya mampu meneteskan airmata seraya berkata:Semua sikap dan perilakunya mengesankan bagiku ( kaana kullu amrihi ‘ajabani). Bagaimana tidak Rasulullah seakan selalu punya waktu untuknya. Rasulullah pernah mengajaknya berlomba lari, beliau Shalallahu alaihi wassalam pernah kalah dan pada kesempatan yang lainbeliau memenangkannya sehingga beliau tertawa seraya berkata: “Ini adalah pembalasanku dari kekalahanku yang dulu”. Adakah hal ini dicontoh oleh para suami? Tidaklah harus di lapangan atau dijalan raya cukuplah ketika tidak ada orang lain dirumah kita bisa melakukannya.

Justru yang sering kita dengar dan membuat hati ini miris dan berduka, istri yang lari ketakutan karena dikejar-kejar suaminya yang sedang marah, yang dimana jika kita bertanyabagaimana keadaan rumah tangganya, tiba-tiba airmata yang keluar, tampak kesedihan

Page 56: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dan kebencian diwajahnya.

Yang hadir adalah rasa takut, jengkel, duka dan lara bila mendengar suaminya di sebut. Sebab yang tergambar dalam benaknya adalah masa-masa yang penuh penderitaan, penganiayaan, dan duka nestapa yang dijalaninya bersama suaminya.Tidakkah para suami membaca hadits ini? Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah bersabda: Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalianialah yang paling baik terhadap istrinya” (HR.Tirmidzi, Ibnu Hibban, hadits hasan shahih). Dalam suatu lafazh dari hadits Aisyah di sebutkan: “Yang paling lemah lembut diantara mereka terhadap keluarganya” (HR. Tirmidzi dan Hakim).Dalam riwayat lain, juga dari Aisyah disebutkan: “Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik di antara kalian kepada keluargaku” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab Sahihnya).

Ironis memang, dan inilah yang penulis dapati bahkan telah menjadi slogan di negri ini (Saudi Arabia) 3 hal yang senang dilakukan sebagian kaum lelaki disini pertama senang bergonta-gantitelpon genggam (HP) kedua mereka senang bergonta-ganti mobil dan yang ketiga mereka senang bergonta-ganti istri,…waliyyadzubillah. Kepada Allah kita memohon pertolongan, istri bagi mereka disamakan dengan telepon genggam dan mobil. Mereka tidak berusaha mengurus rumah tangga dengan baik. Kecenderungan mereka adalah bersenang-senang dengan para wanita serta mencari kenikmatan dari setiap wanita, sehingga hal itu menjadikan mereka sering melakukan thalak dan nikah.Padahal Rasulullah telah bersabda: Aku tidak menyukai laki-lakiyang senang mencicipi wanita dan wanita yang senang mencicipi laki-laki” (HR. Thabrani dan Daruquthni).Semoga Allah memberi mereka hidayah dan menunjuki mereka kejalan yang lurus, amin.

Hal lain yang sering dilakukan para suami adalah seringnya mereka memukuli para istri ketika mereka sedang emosi atau marah. Mereka beralasan dengan memukul istri maka istri mereka akan takut kepada suami, suami menjadi berwibawa. Padahal bila mereka mau sedikit melirik kepada Rasulullah, beliau adalah manusia yang paling berwibawa akan tetapi tidak pernah ditemukan beliau memukul istri-istrinya tangan beliau hanya digunakan untuk memukul musuh-musuh Allah. Wahai para suami yang senang memukuli istri takutlah kepada Allah dan camkanlah hadits berikut ini: Dari Muawiyah bin Haidah dia berkata:”Aku bertanya,”Wahai Rasulullah apa hak istri salah seorang diantara kami atas dirinya?” Beliau menjawa:”Hendaklahengkau memberinya Ibuan jika engkau Ibuan, memberinya pakaian jika engkau mengenakan pakaian, janganlah memukul muka, janganlah engkau berdoa agar Allah memburukannya dan janganlah engkau menghindarinya kecuali di dalam rumah” (HR.Abu Dawud dan Ibnu Hibban)dan juga sabda beliau: “Berlemah lembutlah terhadap wanita” (HR. Bukhari {no.6018,6059,6066} dan Muslim {no.5989, 5992}).

Wahai para suami,….setiap rumah tangga tentu mempunyai problema, karena memang

Page 57: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

demikianlah sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman.Sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dituntut untuk pandai dan cermat menyiasati apa yang terjadi diantara hubungan mereka berdua. Kelapangan hati untuk meredam emosi akan membawa pada kebaikan dan keindahan. Kehalusan sikap akan mencairkan hati yang beku dan melunakkan gunung yang keras.Lihatlah bagaimana Rasulullah dalam menghadapi kemarahan Aisyah, beliau justru tersenyum menghadapi hal itu dengan penuh kesabaran dan keagungan. Atau engkau bisa melihat kepada Umar bin khattab amirul mukminin ketika sahabat datang ingin mengadukan perihal istrinya justru ia mendapati suara istri Umar lebih tinggi dan nyaringdibandingkan dengan suara Umar.Karena Umar adalah seorang yang bijak, maka ia berkata: “Kehidupan itu harus ditempuh dengan cara yang ma’ruf. Ia adalah istriku.Ia membuatkan untukku roti, mencucikan pakaianku dan melayaniku. Jika aku tidak berlemah lembut padanya maka kami tidak akan hidup bersama”. Tidakkah engkau menyimak perkataan Umar?? Semoga Allah meridhainya beliau adalah seorang Amir al-Faruq yang tegas dan berwibawa yang ditakuti musuh-musuhnya bahkan iblispun takut berpapasan dengannya.Lihatlah bagaimana ia lemah lembut dan mengalah terhadap kemarahan istrinya.Atau sejenak engkau berkaca pada Ali, dalam hadits shahih, rasulullah datang kerumah Fatimah putrinya untuk menanyakan padanyatentang Ali radhiyallahu anhu. Lalu Fatimah radhiyallahu anha menjawab: “Aku telah marah padanya sehingga ia keluar” .(HR. Bukhari no.436 dan Muslim no.6182). Ali memilih keluar daripada bersitegang dan bertengkar dengan istrinya.

Duhai para suami tercinta,…engkau berharap istri-istrimu mencintaimu dengan sepenuh hati. Engkau meminta mereka untuk setia dan taat kepadamu. Engkau meminta mereka agar bakti dan kasihnya tercurah padamu. Engkau mendambakan agar mereka merindukanmu ketika jauh darimu. Tapi engkau lupa menyematkan cinta kasih dihati istri-istrimu??.Cukuplah ayat dibawah ini sebagai penutup dan renungan bagi para suami yang mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangga mereka di dunia dan akhirat. “dan pergaulilah mereka dengan cara yang patut kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak” {An-Nisaa:19}. Wallahu a’lam Diposkan oleh INDRA UTAMA AKIP di 10:54 0 komentar Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

ISTRI SHALIHAH

Sungguh tak terbayangkan bagaimana indahnya hidup bersama istri shalihah. Istri yang sejuk dipandang mata, menentramkan hati dan jiwa. Istri yang pandai membahagiakan hati suaminya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sebagai seorang istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, sebagaimana ia dahulu menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Kata-katanya santun penuh hikmah. Jika ia senang, tampak dari raut wajahnya yang berseri-seri bak bidadari. Jika marah, ia berusaha menahannya agar tidak diketahui suaminya. Ia selalu meminta maaf meskipun bukan ia yang bersalah. Dan ia selalu memaafkan kesalahan orang lain sebelum mereka memintanya. Itulah ciri wanita shalihah.

Page 58: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Wanita shalihah pandai menjaga lisan, mata dan hatinya. Ia tidak berbicara kecuali yang bermanfaat, tidak melihat kecuali yang halal untuk dilihat, dan tidak pernah menyimpan rasa benci ataupun dendam kepada siapapun. Hatinya luas bak samudera. Jiwanya lembut laksana sutera, namun sikapnya tegas seperti ksatria.

Sungguh tak berlebihan ketika Rasulullah SAW menyebut wanita shalihah sebagai perhiasan terindah yang ada di dunia. Ya, bahkan ia lebih dari itu. Wanita shalihah adalah tulang punggung bangkitnya generasi baru Islam yang akan memimpin dunia. Berapa banyak para ulama dan mujahid yang terlahir dari rahim seorang wanita shalihah. Tanpa belaian dan kasih sayang wanita shalihah, sangat sulit dibayangkan mereka semua bisa menjadi seperti itu.

Sungguh mengagumkan kehidupan yang dilalui wanita shalihah. Ketika masih kecil, ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Ketika beranjak dewasa ia menjadi remaja yang pandai menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak terbawa arus pergaulan yang dapat merusak akhlaknya. Ketika menikah ia menjadi istri yang tulus dan setia dengan suaminya. Ia tidak pernah mengkhianatimya, baik ketika pergi maupun berada di dalam rumahnya. Setelah dikaruniai anak, ia menjadi seorang ibu yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Ia paham bagaimana harus bersikap semestinya. Ia juga mengerti bagaimana menjaga hak dan kewajibannya, baik terhadap Tuhannya maupun sesama manusia.

Namun meskipun demikian, ia tetaplah manusia. Kadangkala benar, kadang pula salah. Ia juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis karena terluka. Ia juga membutuhkan seseorang yang sanggup membimbingnya menuju jalan-Nya. Ia juga ingin berbagi cerita tentang kisah hidupnya, baik dalam mengurus anak maupun mengelola keuangan rumah tangga. Ia juga butuh teman yang selalu berada di sisinya dan mengusap air mata di pipinya di kala ia bersedih.

Sungguh wanita shalihah adalah manusia luar biasa yang pernah ada di dunia. Tak heran jika Rasulullah SAW bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Dalam hadits lain ketika ditanya tentang orang yang berhak dilayani beliau bersabda, “Ibumu”, beliau mengulainya sebanyak tiga kali, baru setelah itu beliau melanjutkan, “Ayahmu”. Bahkan dalam Al-Quran, Allah mengabadikan keagungan wanita dengan sebuah surat bernama An-Nisa (wanita-wanita). Tak hanya itu, bahkan nama salah seorang wanita shalihah pun diabadikan menjadi nama surat, Maryam. Allahu Akbar, Walillahil Hamd. Itulah balasan bagi wanita shalihah.

NIKMAT ALLAH SEBAGAI BEKAL KEIMANAN

Page 59: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Marilah kita semua bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan marilah kita semua bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Jika memang kita benar-benar menghambakan diri kepada-nya. Sesungguhnya kita telah diberi kemuliaan oleh Allah dimana kemuliaan tersebut melebihi dari kemuliaan seluruh alam. Demikian pula anugerah yang telah dilimpahkan kepada kita semua.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan bapak kita, Nabi Adam dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan roh ke dalam dirinya, lalu mengajarinya mengenai nama-nama segala sesuatu. Memerintahkan malaikat bersujud kepadanya. Menciptakan istri untuknya dari dirinya sendiri, agar dia tenang bersamanya, dan dari keduanyalah akan berkembang biak anak keturunannya.

Marilah kita mengingat nikmat Allah yang sangat besar, dimana Allah telah menciptakan kita di dalam perut ibu kita. Penciptaan dalam tiga kegelapan. Tak seorangpun mengetahui kita, kecuali Allah. Dan tak seorangpun mampu menyampaikan makanan dan minuman kepada kita, demikian pula kemanfaatan dan kesengsaraan. Allah  Subhanahu wa Ta’ala membuatkan makanan kita di dalam perut, dari darah yang beredar di seluruh tubuh melalui pusat perut dan menyebar ke seluruh urat. Kemudian, setelah itu kita keluar dari perut ibu, Allah  Subhanahu wa Ta’ala telah menyiapkan buat kita dua buah dada, yang dari dua buah dada ini kita kali pertamanya minum air susu yang bersih murni, lezat yang sesuai panas dan rasa enaknya serta habis meresapnya pada urat-urat.

Marilah kita renungkan sejenak mengingat nikmat Allah di kala kita lahir, kita tidak mengerti apa-apa adalah merupakan rahmat dan kebaikan buat kita semua. Karena andaikata saati itu kita mengetahui keadaan, niscaya tubuh kita yang kecil, lemah dan ringkih ini tidak mampu menanggung pahit getirnya kehidupan. Musibah, malapetaka, bencana serta berbagai macam fitnah yang timbul dalam kehidupan ini. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi pemahaman kepada kita sedikit demi sedikit, semakin tambah umur kita, semakin bertambah pula pemahaman kita hingga sempurna.Selanjutnya, marilah kita mengingat nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dimana bumi seisinya ini diciptakan untuk kita dan mengizinkan kita memperoleh semua keinginan kita yang baik-baik dan bagus serta memerintahkan kepada kita untuk mencapainya dan mengambil manfaatnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi” (Al-Baqarah ayat 168). “Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-nya kamu menyembah” (Al-Baqarah ayat 172). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membuat bermacam-macam rizki untuk kita, baik bentuk, besar, rasa maupun manfaatnya, agar supaya kita bisa sempurna dalam merasakan dan menikmatinya.

Kemudian, marilah kita mengingat nikmat Allah dalam hal kendaraan yang telah memudahkan untuk kita semua, seperti dalam firman-Nya, “Dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi” (Az-Zumar ayat 12). “Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bighal dan keledai agar kamu menungganginya dan

Page 60: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya” (An-Nahl ayat 8).

Marilah kita mengingat nikmat Allah, dimana apa yang ada di bumi, antara lain Allah mengirimkan angin yang membawa berita gembira, seperti firman-Nya, “Dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahri dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (Ibrahim ayat 32-34).

Sungguh telah sampai kepada pertolongan Allah, dimana Allah telah menundukkan malaikat-malaikat-Nya untuk kita semua sebagaimana firman-Nya, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasybih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang sholeh diantara bapak-bapak mereka dan keturunan mereka dan istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana’. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar” (Al-Mukminuun ayat 7-9).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyerahkan malaikat-malaikat yang mulia untuk mengawasi dan menjaga anak cucu Adam, mereka mengetahui apa yang kamu lakukan. Masing-masing anak cucu Adam dijaga dan diawasi oleh dua malaikat yang mencatat segala amal perbuatannya. Satu berada di sebelah kanan dan yang lain berada di sebelah kiri. Tiada sesuatu ucapanpun yang diucapkan anak cucu Adam, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Apabila ia beramal kebajikan, mereka mencatatnya sepuluh kali lipat dan bila ia membawa satu amal kebajikan, mereka akan mencatatnya satu kebajikan yang utuh.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga telah menugaskan beberapa malaikat yang mulia-mulia untuk mengatur kemaslahatan Bagi Adam. Jibril turun dengan membawa wahyu, dimana wahyu dimaksud menghidupkan hati dan kebahagiaan umat. Mikail dipercaya untuk mengatur hujan dan tumbuh-tumbuhan, yang merupakan kehidupan bumi dan bahan makanan tubuh. Israfil dipercaya untuk meniup sangkakala, maka ketika sangkakala ditiup olehnya, manusia bangkit hidup dan berbondong-bondong menghadap Tuhan

Page 61: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

mereka. Dari malaikat-malaikat itu, ada malaikat yang mendapat tugas khusus menjaga Bani Adam. Mereka itu tersebut dalam Al-Qur’an, “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah” (Ar-Ra’d ayat 11).Rosulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bila telah datang hari Jum’ah, maka semua pintu-pintu masjid dijaga oleh beberapa malaikat, mereka itu akan mencatat orang-orang ketika sang Imam telah duduk, mereka melipat lembaran-lembaran catatan itu dan merekapun kemudian ikut mendengarkan khutbah”.

Itu semua, wahai saudaraku yang beragama Islam adalah perlindungan Allah kepada Bani Adam dan kepada kita semua, dimana ketika ajal seorang hamba telah tiba, malaikat akan mencabut nyawanya (rohnya), merupakan suatu amanat yang dilaksanakan dengan sempurna, tanpa adanya tindakan yang melampaui batas. Kemudian, ketika datang hari kiamat, malaikat-malaikat memberi hormat dan penghormatan kepada kaum mukminin seraya berkata, “Inilah hari tuan-tuan yang telah dijanjikan”. Dan ketika mereka mempersilahkan masuk syurga, malaikat-malaikat inipun mendahului mereka berada di depan pintu-pintu syurga dan berkata, “Salam sejahtera buat tuan-tuan sekalian, berkat kesabaran tuan, betapa bagusnya tempat kesudahan itu”.

Untuk itu, wahai saudaraku sebagai hamba-hamba Allah, marilah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya dan segala yang di bumi dan langit ini telah ditundukkan oleh-Nya untuk kita semua.

Marilah kita semua rajin beribadah kepada-Nya dengan penuh rasa cinta dan mengagungkan serta memohon pertolongan. Maka, bagi-Nya lah keutamaan dan kebajikan, yang awal maupun yang terakhir. Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

5 Langkah Membina Keluarga Bahagia Bertabur Cinta

Sebesar perhatiannya terhadap keberlangsungan hidup sebuah bangsa, sebesar itu pulalah perhatian Islam kepada keluarga. Karena tidak akan mungkin sebuah bangsa mampu berdiri tegak dalam kekokohan tanpa didasari oleh keluarga-keluarga yang juga kokoh dan berdaya tahan.

Keluarga merupakan unit terkecil yang menyusun bangunan sebuah negara. Ibarat sebuah cermin, keluarga dapat menjadi miniatur untuk melihat baik-buruk, kokoh-rapuh, serta maju-mundurnya setiap negara di mana unit-unit keluarga itu berada. Keluarga juga merupakan titik tolak, yang menjadi landasan pacu bagi setiap anggotanya untuk menjadi sebagai apa yang dicita-citakan.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa orang-orang besar dan berpengaruh lahir dari rahim keluarga-keluarga harmonis. Sementara orang-orang kerdil dan inferior, kebanyakan

Page 62: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

berasal dari keluarga sarat konflik, kering dari nilai ketuhanan dan kasih sayang.

Setiap orang, pasti mendambakan anak, istri, suami yang berkepribadian mengagumkan. Mendapat kesuksesan dunia: fasilitas hidup nyaman, rumah yang luas, kendaraan yang bagus, harta yang banyak, status social yang tinggi, disenangi kawan, disegani lawan, dan lain-lain. Juga sukses akhirat: memperoleh ridha Allah, dibebaskan dari siksa neraka dan masuk ke dalam surga dengan sejahtera.

Namun, sangat disayangkan, banyak orang dengan dalih ingin meraih keberhasilan dan mengangkat derajat keluarga seseorang pergi ke tempat-tempat yang jauh dengan menelantarkan keluarganya. Mengerjakan aktivitas yang tak berkaitan dengan tujuan yang dicita-citakan, selain isapan jempol dan permainan angan. Mereka mungkin lupa bahwa sesungguhnya rahasia kesuksesan itu ada di tengah-tengah keluarga.

"Banyak orang dengan dalih ingin mengangkat derajat keluarga pergi ke tempat-tempat jauh dengan menelantarkan keluarganya. Mereka mungkin lupa bahwa sesungguhnya rahasia kesuksesan itu ada di tengah-tengah keluarga"

Untuk itu, setiap suami dan istri, semestinya memberikan perhatian yang tinggi terhadap keluarga; Menggali sebab-sebab yang mempengaruhi kemampuan keluarga menghadiahkan kesuksesan yang kepada semua anggotanya; mengasah ketajamannya; serta memupuk kesuburannya.

1. ORIENTASITidak semua orang mempunyai orientasi yang sama dalam membangun keluarganya. Ada yang mendasarinya dengan orientasi duniawi: kesenangan, kekayaan, kekuasaan, keturunan dan kecantikan/ketampanan. Ada pula yang melandasi dengan orientasi ukhrawi. Yang pertama tidak akan mendapat bagian apa-apa di akhirat. Sementara yang kedua, akan merengkuh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah SWT menerangkan, “Barang siapa yang mengharapkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka Kami akan penuhi keinginan mereka dengan membalas amal itu di dunia untuk mereka dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak meraih apa-apa ketika di akhirat melainkan siksa neraka dan lenyaplah semua amal yang mereka perbuat selama di dunia dan sia-sialah segala amal usaha mereka” (Qs. Hud 15-16)

Keluarga dengan orientasi ukhrawi adalah keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi yang tidak menautkan tujuan di dalam hatinya selain kepada surga dan ridha Allah. Dimulai sejak akan menikah; ketika memilih pasangan, pada saat melangsungkan pernikahan hingga setelah terbentuk sebuah rumah tangga; berperan sebagai suami, istri dan orang tua. Sehingga, segala bentuk pemikiran, kata maupun perbuatannya adalah wujud dari harapan yang besar akan perjumpaan dengan Allah.

"Keluarga dengan orientasi ukhrawi adalah keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi yang tidak menautkan tujuan di dalam hatinya selain kepada surga dan

Page 63: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

ridha Allah"

Kekhusyukan dalam hal ini menjadi teramat urgen. Karena hanya dengan hati yang khusyuk sajalah seseorang dapat menjaga keistiqamahan dalam berorientasi. Bahkan dalam kondisi-kondisi ketika dihantam musibah yang mengguncangkan jiwa sekali pun, orang yang khusyuk senantiasa tetap sadar bahwa orientasi hidupnya hanyalah Allah SWT.Firman Allah, “Yaitu, orang –orang yang apabila ditimpa musibah ia mengucapkan: ‘inna lillahi wa innaa ilaihi roojiuun...” (Qs. Al-Baqarah156).Lalu, bagaimanakah jika kesadaran untuk menjadikan Allah sebagai orientasi dalam berkeluarga itu muncul setelah berkeluarga? Mulailah sekarang juga untuk memperbaikinya. Mengikhlaskan apa saja yang telah berlalu, dan berharap kepada Allah terhadap setiap hal yang diusahakan untuk keluarga anda.

2. CINTAAllah telah mengabarkan kepada kita, bahwa cinta tertinggi setiap mukmin adalah kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya. Setelah itu, baru cinta kepada orang tua, suami, istri, anak, saudara seiman dan lain-lain.

Firman Allah, “Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabat, harta benda yang kalian miliki, dan perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, itu lebih kalian cintai dari pada Allah, Rasul dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (Qs. At-Taubah 24).

Untuk menghadirkan cinta tertinggi di lubuk sanubari, setiap pasangan suami-istri harus berusaha menjaga perasaan cinta di dalam diri dan keluarganya. Mampu menjaga ikatan cinta di antara mereka dan tahu hal-hal yang dapat kian menumbuhsuburkan perasaan cinta di dalam hatinya. Karena kekuatan cinta suami istri turut berperan dalam mengokohkan cinta kepada Allah SWT.

"Setiap pasangan suami-istri harus berusaha menjaga perasaan cinta di dalam diri dan keluarganya, karena kekuatan cinta suami istri turut berperan dalam mengokohkan cinta kepada Allah SWT"

Seorang mantan aktris yang kini aktif di dunia parenting islami mengungkapkan apa yang menurutnya dapat menyuburkan cinta suami kepada istri dan sebaliknya, “Setiap suami akan merasakan cinta kepada istrinya kian menguat bukan karena kelihaian syahwat, melainkan karena kelapangan hati istri dalam menerima nafkah dan rezeki, kepandaian menjaga harga diri suami dengan pergaulan yang suci dan baik –terutama dalam pergaulan dengan lawan jenis– dan karena keterampilan serta kesabarannya dalam mendidik dan mengasuh buah hati mereka.”

Sungguh, amat besar pahala yang dijanjikan kepada istri yang ikhlas dalam mengurus rumah tangga dan anak-anaknya. Dalam sebuah riwayat Rasul SAW bersabda: “Siapa di antara kalian yang ikhlas tinggal di rumah untuk mengurus anak-anak dan melayani

Page 64: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

segala urusan suaminya, maka ia akan memperoleh pahala yang kadarnya sama dengan pahala para mujahidin yang berjuang di jalan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Sementara istri,” lanjutnya, “bertambah kuat cintanya kepada suami bukan karena jumlah uang belanja yang tak ada batasan atau pemberian hadiah permata, baju, sepatu, berlian, zamrud, dan emas tidak berputusan dan berkeliling dunia kapan saja bisa. Tidak! Banyak ratu-ratu menjalin cinta dengan lelaki biasa bukan karena pemberian dan jaminan raga, melainkan karena kelembutan hati dan ketertimangan diri.”

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya cinta:

1. Sifat/kelebihan yang dimiliki oleh seseorang sehingga ia kagum dan jatuh cinta padanya,2. Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut, dan3. Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya.

Di atas semua itu, keshalihan dan kedekatan dengan Sang Maha Dekat, akan membuat daya “magnet” seorang suami/istri bertambah kuat. Karena keshalihan dan kedekatan kepada sang Khaliq akan mengundang cinta-Nya. Dan manakala Allah telah mencintai kita, maka akan mencintai kita pula segenap makhluk dengan ijin-Nya.

"Cinta seorang istri kepada suaminya, atau suami kepada istrinya, bukan lagi semata karena ikatan perkawinan. Karena cinta yang tidak dibangun di atas pondasi mahabatullah, hanya akan menjerumuskan ke dasar jurang kelalaian dan kenistaan"

Cinta seorang istri kepada suaminya, atau suami kepada istrinya, bukan lagi semata karena ikatan perkawinan. Namun, ada dan tidaknya hal-hal yang menjadi sebab datangnya cinta Allah sebagai alasan. Sehingga, kadar cinta suami/istri akan bertambah dan berkurang, seiring meningkat dan menurunnya kualitas ibadah dan keimanan pasangannya. Keduanya senantiasa menyadari, bahwa cinta yang tidak dibangun di atas pondasi mahabatullah, hanya akan menjerumuskan ke dasar jurang kelalaian dan kenistaan.

3. NAFKAHMeski bukan segalanya, nafkah berupa materi tetap menjadi sesuatu yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Dalam sebuah penelitian disertasi doktoral, Jan Andersen menemukan 70% responden mengakui bahwa keuangan merupakan penyebab perceraian. Karena keluarga tak mungkin bisa berjalan tanpa ada nafkah yang menggerakkan roda perekonomiannya. Materi bagi keluarga-keluarga muslim menjadi sarana pemenuhan tuntutan syariat, menjaga ‘iffah (kemuliaan diri) dari meminta-minta, serta sebagai pembatas agar tidak dekat kepada kekafiran.

Islam mewajibkan bagi orang yang mampu untuk memberi nafkah. Allah Ta’ala berfirman, “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.

Page 65: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (Qs. Ath-Thalaq 7).

Bahkan Rasul SAW mengingatkan dalam haditsnya: “Seseorang itu cukup berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang harus diberi belanja.” (HR. Abu Daud dan lain-lain)

Tidak harus banyak, asalkan halal. Banyak sedikit sangat relatif. Namun, kehalalan nafkah yang diberi, tidak bisa ditawar-tawar. Mengabaikan kehalalan dapat berakibat sangat fatal bagi semua pribadi di dalam keluarga: tidak diterima doa dan ibadahnya, mendorong berperilaku menyimpang, menghalangi ketaatan hingga menjadi penyebab terlemparnya ke dalam Jahanam.

"Mengabaikan kehalalan nafkah dapat berakibat sangat fatal bagi semua pribadi di dalam keluarga: tidak diterima doa dan ibadahnya, mendorong perilaku menyimpang, menghalangi ketaatan hingga jadi penyebab terlemparnya ke dalam Jahanam"

Menenteramkan sungguh kalimat-kalimat yang mengalir dari lisan istri-istri sahabat dan generasi salafus shalih setiap kali mengantarkan suami-suami mereka yang hendak mengais rezeki: “Suamiku, bertakwallah kepada Allah terhadap apa yang akan engkau nafkahkan kepada kami. berikanlah kepada kami hanya nafkah yang halal. Karena perihnya kelaparan dapat kami tahan, sementara panasnya neraka yang memanggang tak mungkin membuat kami dapat bertahan.”

4. BERBUAT ADILAdil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Lawan adil adalah zalim. Dan ukuran yang paling tepat untuk menilai adil atau zalimnya seseorang adalah Al-Qur’an. Karena hanya Al-Qur’an sajalah yang tidak mengandung perselisihan di dalamnya. Sehingga tidak akan membuat siapa pun bingung harus bersikap seperti apa. Berbeda sangat jauh dengan hukum/aturan apa pun buatan manusia yang mudah diinterpretasikan sekehendak hatinya.

Adil tidak terbatas pada suami istri harus memenuhi setiap kewajibannya sebagai suami terhadap istri maupun sebagai istri terhadap suami, juga kewajiban keduanya terhadap anak-anak mereka. Akan tetapi adil, meliputi pemenuhan terhadap semua perintah dan larangan Allah yang mengenai diri setiap pribadi di dalam keluarga.

Suami yang adil adalah, yang taat kepada Allah, melaksanakan tugas memimpin, menafkahi dan mendidik istri dan anak-nya. Istri yang adil adalah yang memenuhi semua perintah Allah SWT dan larangan-larangannya, taat, menjaga harta, kehormatan diri dan suaminya, dan mengasuh secara baik anak-anaknya.

Rasul SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan, dirimu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, dan keluargamu memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan. Maka tunaikanlah hak-hak masing-masing

Page 66: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

dari semua itu.” (HR. Bukhari).

Rasul SAW juga menyebutkan, bahwa ada tiga hal yang dapat menyelamatkan. Di antara ketiga hal itu adalah: “Berbuat adil dalam keadaan ridha (senang) maupun dalam keadaan benci”

"Tidak seorang pun yang tidak memerlukan nasihat orang lain. Suami, membutuhkan nasihat istrinya. Istri mengharapkan bimbingan suaminya"

5. SALING MENASEHATITidak seorang pun yang tidak memerlukan nasihat orang lain. Suami, membutuhkan nasihat istrinya. Istri mengharapkan bimbingan suaminya. Anak-anak merindukan untaian lembut nasihat kedua orang tuannya. Orang tua, terkadang perlu mendengar pendapat anak-anaknya.

Ingat apa yang dilakukan Ibunda Khadijah terhadap Rasulullah SAW sesaat setelah turun wahyu yang pertama? Ketika sekujur tubuh Rasulullah SAW menggigil karena khawatir akan keselamatan dirinya, wanita agung itu hadir dengan nasihat-nasihat yang menenteramkan jiwa. “Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah yang menguasai diriku, “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Engkau orang yang sentiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan, selalu berkata benar, menyantuni anak yatim piatu, memuliakan tamu dan memberi bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kesusahan.”

Rasul SAW melukiskan kesannya yang mendalam: “Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia” (HR. Imam Ahmad).

Nasihat (dengan ijin Allah), dapat membuat yang lupa menjadi ingat. Yang tersesat kembali selamat. Dan yang lemah jadi bersemangat.

Demikian indah kiasan yang Allah berikan bagi pasangan suami istri. Dalam surat Al-Baqarah 187 Allah menyebut: “Mereka (istri-istrimu) itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka!”

Apa saja yang dilakukan oleh pemilik pakaian terhadap pakaian kesayangannya? Tentu, bukan hanya memakai secara terus menerus sampai pakaian tersebut usang, bau dan sobek sana sini. Orang yang bijak, selain memakai ia pun akan berpikir untuk menjaga agar pakaiannya tidak koyak, senantiasa dalam keadaan halus, harum dan wangi. Karenanya, setiap kali pakaiannya itu kotor, ia akan memilihkan detergen yang terbaik untuk mencuci. Setelah kering, pakaian itu akan diseterika dan diberi wewangian. Lalu, diletakkan di tempat yang terbaik di dalam lemari.

"Mereka akan selalu saling menasehati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran,

Page 67: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

sebagai wujud kasih sayang dan perhatian yang mendalam"

Maka, demikian pula yang seharusnya dilakukan seorang suami/istri terhadap pasangannya. Ia akan selalu menjaga kebersihan jiwa dari segala hal yang mengotorinya. Menghiasi dengan wangi akhlak yang terpuji. Dan membentengi dari ancaman apa pun yang dapat merusakkan hati. Mereka akan selalu saling menasehati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran, sebagai wujud kasih sayang dan perhatian yang mendalam. Sebelum segalanya terlambat, dan taubat pun tiada lagi bermanfaat.

Semoga keluarga-keluarga kita menjadi keluarga yang mulia dan dimuliakan. Dipenuhi cahaya iman dan ketakwaan. Dan ditaburi cinta yang tak berkesudahan.

Konsekuensi Iman Kepada Al-Qur'an

Kita meyakini bahwa beriman kepada Al-Qur'an mengharuskan kita menghalalkan segala yang dihalalkannya dan mengharamkan yang diharamkannya serta mengambil pelajaran dari kisah-kisah dan perumpamaan yang disebutkannya.

Iman kepada kitab juga mengharuskan untuk mengamalkan ayat-ayat yang muhkam, menerima ayat-ayat mutasyabih, dan menjauhi larangannya.

Iman ini juga mengharuskan untuk membacanya dengan benar, membenarkannya secara dzahir dan batin, serta mentaati perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan menjauhi apa saja yang dilarang dan dicelanya.

Allah Ta'ala berfirman:

خ�ص�يم�ا �ين� �ن ائ �خ� �ل ل !ن� �ك ت و�ال� �ه! الل اك� ر�� أ �م�ا ب �اس� الن �ن� �ي ب !م� �ح�ك �ت ل �ح�ق4 �ال ب �اب� �ك�ت ال �ك� �ي �ل إ �ا �ن ل �ز� ن

� أ �ا �ن إ

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat." (QS. An-Nisa': 105). Kebenaran di dalamnya mencakup kabar berita dan tuntutannya (perintah dan larangannya), semua berasal dari Allah.

Allah Ta'ala memerintahkan kepada rasul-Nya untuk menghakimi manusia dengan apa yang diturunkan-Nya. Allah juga memperingatkan agar jangan berpaling dari sebagian hukum-Nya.

�ه! الل ل� �ز� ن� أ م�ا �ع�ض� ب ع�ن� !وك� �ن �ف�ت ي ن�

� أ ه!م� و�اح�ذ�ر� ه�و�اء�ه!م�� أ �ع� �ب �ت ت و�ال� �ه! الل ل� �ز� ن

� أ �م�ا ب �ه!م� �ن �ي ب !م� اح�ك ن�� و�أ

�ك� �ي �ل إ

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang

Page 68: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu." (QS. Al-Maidah: 49)

Beriman kepada Al-Qur'an mengharuskan kita menghalalkan segala yang dihalalkannya dan mengharamkan yang diharamkannya serta mengambil pelajaran dari kisah-kisah dan perumpamaan yang disebutkannya.

ون� �ر! �ذ�ك ت م�ا �يال� ق�ل �اء� �ي و�ل� أ �ه� د!ون م�ن� �ع!وا �ب �ت ت و�ال� !م� 4ك ب ر� م�ن� !م� �ك �ي �ل إ �ز�ل� ن

! أ م�ا �ع!وا �ب ات

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)." (QS. Al-A'raf: 3). Allah memerintahkan untuk mengikuti jalan hidup Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang datang dengan membawa Al-Qur'an dan melarang berpaling kepada yang lain. Jika tidak begitu, berarti kita telah berpaling dari hukum Allah kepada hukum yang lain.

ون� ر! �خ�اس� ال ه!م! �ك� �ئ ول! ف�أ �ه� ب �ف!ر� �ك ي و�م�ن� �ه� ب !ون� !ؤ�م�ن ي �ك� �ئ ول

! أ �ه� و�ت �ال� ت ح�ق� �ه! !ون �ل �ت ي �اب� �ك�ت ال �اه!م! �ن �ي ت� آ �ذ�ين� ال

"Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Baqarah: 121)

Haqqa Tilawatih (membaca dengan bacaan yang sebenarnya) maksudnya menghalalkan apa yang dihalalkannya, mengharamkan yang diharamkannya, membacanya sesuai dengan yang diturunkan Allah, tidak merubah firman Allah dari tempatnya, dan tidak menafsirkannya dengan penafsiran yang tidak semestinya.

Umar bin al-Khathab radliyallah 'anhu berkata tentang ayat ini, "Apabila melawati ayat yang menyebutkan surga maka dia memohon surga kepada Allah. Dan bila melewati ayat yang menyebutkan neraka maka dia berlindung kepada Allah darinya." (Tafsir Ibnu Hatim)

"Apabila melawati ayat yang menyebutkan surga maka dia memohon surga kepada Allah. Dan bila melewati ayat yang menyebutkan neraka maka dia berlindung kepada Allah darinya." Umar bin al-Khatab.

Tentang ayat-ayat muhkam dan mutasyabih serta manhaj ulama dalam menyikapi mutasyabih, Allah Ta'ala berfirman;

ف�ي �ذ�ين� ال م�ا� ف�أ Hه�ات� اب �ش� م!ت خ�ر!

! و�أ �اب� �ك�ت ال م�! أ ه!ن� Hم�ات� م!ح�ك Hات� ي

� آ �ه! م�ن �اب� �ك�ت ال �ك� �ي ع�ل ل� �ز� ن� أ �ذ�ي ال ه!و�

�ه! الل �ال� إ �ه! و�يل� �أ ت �م! �ع�ل ي و�م�ا �ه� و�يل

� �أ ت �غ�اء� �ت و�اب �ة� �ن �ف�ت ال �غ�اء� �ت اب �ه! م�ن �ه� اب �ش� ت م�ا �ع!ون� �ب �ت ف�ي Hغ� ي ز� �ه�م� !وب ق!ل�اب� �ب ل

� األ� !و !ول أ �ال� إ �ر! �ذ�ك ي و�م�ا �ا 4ن ب ر� �د� ن ع� م�ن� rل! ك �ه� ب �ا م�ن� آ !ون� �ق!ول ي � �م �ع�ل ال ف�ي اس�خ!ون� و�الر�

"Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat)

Page 69: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal." (QS. Ali Imran: 7)

�ه� �د�ي ي �ن� �ي ب �ذ�ي ال �ص�د�يق� ت �ك�ن� و�ل ى �ر� !ف�ت ي �ا ح�د�يث �ان� ك م�ا �اب� �ب ل� األ� !ول�ي أل� Hة �ر� ب ع� ق�ص�ص�ه�م� ف�ي �ان� ك �ق�د� ل

!ون� !ؤ�م�ن ي 5 �ق�و�م ل ح�م�ة� و�ر� و�ه!د�ى ي�ء5 ش� !ل4 ك �ف�ص�يل� و�ت

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS. Yusuf: 111)

Iman kepada Al-Qur'an juga menuntut untuk menerima perintah dan larangan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Allah Ta'ala berfirman;

�ه!وا �ت ف�ان �ه! ع�ن !م� �ه�اك ن و�م�ا ف�خ!ذ!وه! س!ول! الر� !م! �اك ت� آ و�م�ا

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al hasyr: 7)

Iman kepada Al-Qur'an juga menuntut untuk menerima perintah dan larangan yang dibawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah aku dengan apa-apa yang telah aku tinggalkan untuk kalian. Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena pertanyaan mereka dan menyimpang dari nabinya. Jika aku telah larang kalian dari sesuatu maka jauhilah dan jika kuperintahkan sesuatu maka kerjakanlah semampu kalian." (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)

Page 70: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Kunci-Kunci Diluaskannya Rezeki Seorang Hamba

oleh Al Ustadz Dzulqarnain

Khutbah Jumat Kunci-Kunci Rezeki

“Tidak ada satu makhluk melatapun di muka bumi kecuali Allah yang menanggung rezekinya, dan Dia yang mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)” (Huud : 6)

Sesungguhnya seorang jiwa tidak akan meninggal sampai Allah menyempurnakan semua rizkinya, maka hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan memperbaik cara mencari rizky tersebut. Al Hadits

Dalam mejalani kehidupan, seorang hamba seharusnya meyakini bahwa rizkinya telah ditetapkan oleh Allah. Apabila rizkinya habis, maka dia tidak mungkin hidup di dunia.

Golongan manusia dalam menyikapi mencari rezeki

Berlebih-lebihan

Menganggap bahwa rizkynya datang dari kepandaian dirinya sendiri, tidak pernah berharap kepada Allah. Bahkan menghalalkan apa yang diharamkan Allah. Dalam hadits diatas disebutkan untuk bertakwa kepada Allah dan memperindah cara mencarinya sesuai tuntunan yang halal dalam syariat dalam mencari nafkah.

Menyepelekan

Menganggap bahwa rizkinya akan datang dengan sendirinya tanpa perlu dicari. Walaupun rizky sudah ditetapkan oleh Allah, akan tetapi Nabi tetap memerintahkan kita untuk memperbagus cara mencari riski.

Page 71: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Manfaat mengetahui sebab-sebab diluaskannya riski seorang hamba :

Lurus dalam mencarinya Seimbang dalam mencari Dibukakan pintu rahmat Menambah tawakal Memperkuat ibadah Memperindah cara mencari rezeki

Sebab-sebab dilapangkannya rizki seorang hamba

1. Banyak memohon ampun

Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka: “Mohonlah ampunlah kepada Rabb kalian, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat (melimpah ruah membawa kebaikan), dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai (yang penuh dengan kebaikan dan manfaat).” (Nuh 10 – 12)

Dan (Nabi Hud berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabb-mu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras (yang membawa kebaikan) atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu (yang sudah kalian miliki), dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (Huud : 52)

Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah mendapat pengaduan bahwa manusia ditimpa kelaparan dan beliau memberikan solusi untuk memohon ampun kepada Allah. Begitu juga permasalah lain yang menimpa manusia seperti kemiskinan dan kurangnya keturunan. Saat beliau ditanya kenapa melakukannya, maka beliau membawakan ayat di atas.

2. Menjaga diri di atas ketakwaan

Pengertian takwa adalah mengerjakan segala perintah Allah sesuai dengan yang diperintahkan dengan mengharap pahala, serta menjauhi larangan Allah yang telah ditentukan karena takut akan adzab-Nya. Karena dengan ketakwaan inilah seseorang akan dijamin riskinya oleh Allah.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Ath Thalaaq : 2-3)

Sebagian ulama mengatakan bahwa dengan ketakwaan seseorang tidak akan menjadi faqir. Karena Allah akan memberinya kecukupan baik dari sisi dhahir ataupun kecukupan yang lebih besar dari sisi bathin tatkala seseorang bertakwa dengan sebenar-benar

Page 72: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

ketakwaan. Inilah hakikat dari makna kecukupan, yaitu seseorang akan merasa tenang dengan yang sedikit dan merasa lebih dengan apa yang dianggap kurang oleh manusia.

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda, tapi kekayaan adalah yang ada di hati” (HR. Bukhari Muslim)

3. Bertawakal kepada Allah

Diriwayatkan dari sahabat Umar bin Khaththab bahwa Rasulullah bersabda, “Andaikata kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, sungguh kalian akan Kami beri rizki sebagaimana burung diberi rizky. Di pagi hari keluar dalam keadaan perut kosong dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad)

Rukun agar tawakal terwujud secara nyata

1. Menyerahkan urusannya kepada Allah2. Menjalani sebab-sebab untuk mencapai tujuan tersebut3. Meyakini apabila kenikmatan tersebut datang semuanya adalah semata dari Allah

Contoh: Seseorang yang sakit menyerahkan urusan sakitnya kepada Allah, akan tetapi dia tetap berobat, berusaha menyembuhkan penyakitnya. Akan tetapi setelah sembuh dia harus mengatakan bahwa kesembuhannya merupakan karunia dari Allah.

Rasulullah memberikan contoh tawakal dengan burung karena burung tersebut tidak memiliki simpanan makanan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi yang demikian, dia di pagi hari keluar mencari riski dalam keadaan perut kosong dan di sore harinya sudah kenyang. Dan burung tersebut tidak hanya berdiam diri di sarangnya, akan tetapi keluar mencari rizky.

4. Mensibukkan diri dengan ibadah

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengabarkan bahwa Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai Hamba-hambaku, hendaknya kalian memenuhi waktu (konsentrasi) dengan ibadah, kalau kalian melakukannya Aku akan memenuhi dada kalian dengan kekayaan, dan Aku akan menutupi kefakiran kalian. Kalau kalian tidak melakukannya, Aku akan memenuhi dada kalian dengan kesibukan dan Aku tidak akan menutup kefakiran kalian.”

Maka hendaknya seorang hamba menyibukkan dirinya dengan ibadah dan tetap berusaha mencari rizkinya. Karena dengan berkonsentrasi terhadap ibadah inilah yang akan mempermudah seseorang dalam mencari rizqy.

5. Mensyukuri nikmat-Nya

Page 73: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

Allah berfirman, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim : 7)

Rukun untuk mewujudkan kenikmatan

Memuji Allah dengan lisannya Mengakui dalam hati bahwa semua nikmat tersebut datang dari-Nya. Apapun

kenikmatan yang datang kepada kalian maka itu datangnya dari Allah (An-Nisaa : 79)

Menggunakan kenikmatan tersebut dalam ketaatan

6. Istiqomah di atas agama

Allah berfirman, “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).” (Al-Jin : 16)

7. Menyambung ibadah haji dan umrah

Rasulullah bersabda, “Terus-meneruslah kalian menyambung antara pelaksanaan haji dan umrah, sebab kedua ibadah ini menggugurkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana api menggugurkan karat di besi”.

8. Menyambung silaturahmi

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang senang Allah luaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya dia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari Muslim)

9. Berinfaq dengan pemberian dari Allah

Allah berfirman dalam hadits Qudsi, “Wahai anak adam berinfaklah, maka akun akan berinfaq kepadamu”

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu malaikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti untuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini.” (HR. Bukhari Muslim)

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya shodaqoh itu tidak pernah mengurangi harta.” (HR. Bukhari Muslim)

Allah berfirman, “Apapun yang kalian infaqkan dari sesuatu, maka Dialah yang akan menggantinya, dan Dialah sebaik-baik pemberi rizky.” (Saba’ : 39)

Page 74: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

10. Berinfaq kepada penuntut ilmu

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa datang seorang lelaki kepada Rasulullah mengadukan saudaranya yang belajar kepada Rasulullah dan tidak bekerja, maka dijawab oleh Nabi, “Barangkali kamu mendapat rizky dikarenakan saudaramu.” (HR. Imam Ahmad)

Keberadaan penuntut ilmu ditekankan dalam syariat, karena dengan mereka umat Islam akan mendapatkan manfaat yang sangat banyak.

11. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah kalian itu mendapatkan rizky dan mendapatkan pertolongan kecuali kalau kalian berbuat baik terhadap orang-orang yang lemah diantara kalian.” (HR. Imam Bukhari)

12. Menjaga shalat lima waktu

Diantara cara menjaga shalat lima waktu :

Melakukannya di awal waktu yang utama Apabila laki-laki maka shalat di masjid Apabila seorang kepala keluarga maka memerintahkan anggota keluarganya

untuk mengerjakan shalat

Allah berfirman, “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaahaa : 132)

Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas bahwa apabila seseorang memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan shalat dan bersabar terhadapnya, maka dia akan dikaruniakan rizky dari arah yang tidak pernah dia sangka.

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan

Terkadang, didalam kehidupan seorang yang beriman tidak terlepas dari kebimbangan dan kesedihan yang mengeruhkan kebeningan kehidupannya dan mematahkan kenikmatannya. Perkara ini akan menghapuskan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Selain itu, dia akan mendapat manfaat yang lain, yang paling penting adalah bahwa semua cobaan hidup ini akan mengarahkan seorang yang beriman untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bersimpuh di hadapan -Nya, bertdharru’ kepada -Nya,

Page 75: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

sehingga dengannya hati akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman, serta akan merasakan kebahagiaan dan merasa dekat dengan Allah Azza Wa Jalla, yaitu sebuah kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan.

Selain itu, semua perkara yang mengeruhkan hidup   akan menjadikan seorang mu’min mengetahui kehinaan duniawi. Perasaan ini akan membawanya kepada zuhud dengan dunia dan tidak cendrung kepadanya, dia akan mementingkan akherat dengan penuh keyakinan bahwa dia lebih baik dan lebih kekal abadi, sebab tidak ada kebimbangan di dalam surga dan tidak pula kesedihan sebagaimana ditegaskan di dalam firman Allah  subhanahu wata’ala:Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (35)Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)Alangkah agungnya manfaat yang didapatkan bagi orang yang mengetahui hikmah Allah yang terakandung di dalamnya. Dan di bawah ini beberapa langkah yang bermanfaat untuk menghalau rasa bimbang, bingung, sedih dan berencana bagi orang yang menggunakannya secara baik.

Pertama:Beriman dan beramal shaleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)Ini adalah janji Allah subhanahu wata’ala kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa Dia akan menganugarahkan kepada mereka kehidupan yang baik. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shuhaib RA berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman, sesungguhnya segala perkara orang yang beriman itu baik, dan hal itu tidak terjadi kecuali bagi orang yang beriman, jika dia mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah lebih baik baginya, dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itu lebih baik baginya”.  Kedua:Kegembiraan seorang muslim karena apa yang diperolehnya berupa pahala yang agung, upah yang besar, sebagai balasan atas kesabaran dan harapan pahala dari Allah subhanahu wata’ala atas bencana-bencana yang menimpanya itu baik berupa kebimbangan duniawi dan segala bentuk musibahnya.Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apa apa yang menimpa seorang muslim baik keletihan, penyakit yang akut, kebimbangan, kesedihan, gangguan, kebingungan bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengannnya kesalahan-kesalahannya”,   di dalam riwayat yang lain disebutkan: Bahkan kecemasan kecuali Allah subhanahu wata’ala akan menghapuskan dengannya

Page 76: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

segala keburukan-keburukannya”,  di dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Imam Muslim: Apapun yang menimpa seorang muslim baik duri atau yang lebih kecil darinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dengan musibah tersebut atau dia akan dihapuskan kesalahannya”. Akhirnya seorang muslim menyadari bahwa apapun musibah yang menimpanya, baik kebimbangan dan kecemasan pada hakekatnya hal itu sebagai penghapus bagi kesalahan-kesalahannya dan tabungan bagi kebaikannya. Seorang ulama salaf berkata: Seandainya bukan karena musibah maka kita akan datang pada hari kiamat sebagai orang yang merugi. Bahkan salah seorang di antara mereka senang jika ditimpa musibah sebagaimana kesenangan mereka hidup dalam suasana sentosa.

Ketiga:Mengetahui hakekat dunia, bahwa dia fana, kesenangan yang ada padanya sangatlah sedikit, kelezatannya bisa mendatangkan kekeruhan, tidak pernah menjanjikan kecerahan bagi siapapun, jika seseorang tertawa di dunia dalam sesaat, maka orang itu menangis di dunia dalam waktu yang panjang, jika dia seseorang gembira di dunia dalam waktu yang pendek maka dia juga membuat seseorang, banyak bersedih. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);. (QS. Ali Imron: 140). Maka hari-hari bergilir satu hari untuk kemenangan dan di hari yang lain penderitaan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”. 

Dunia juga sebagai ladang kelelahan, gangguan, kebingungan, kecemasan maka seorang yang beriman akan merasa tenang setelah meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Qotadah bahwa jenazah seseorang melewati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: Tenang dan orang lain tenang darinya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang anda maksudkan dengan kata tenang dan orang lain tenang darinya?. Maka beliau bersabda: Seorang hamba yang beriman akan tenang terlepas dari keletihan duniawi dan gangguannya menuju rahmat Allah sementara hamba yang bejat akan membuat manusia, negeri, pohon dan hewan akan tenang dengan kepergiannya”. 

Inilah makna tentang hakekat dunia yang disadari oleh orang yang beriman maka dengan kesadaran ini segala musibah dan kebimbangan akan menjadi enteng, sebab dia menyadari bahwa itulah hakekat dunia.

Keempat:Kebimbangan dan kecemasan yang terjadi dunia ini akan membuat jiwa ini tercerai berai, memporak-porandakan kekuatannya, namun jika seseorang menjadikan orientasinya mengarah kepada akherat maka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkan kekuatannya dan tekadnya akan dimantapkan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam

Page 77: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

bersabda: Barangsiapa yang menjadikan negeri akherat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.

Kelima:Berdo’a. Langkah ini adalah penawar yang paling ampuh dalam menghilangkan kebimbangan dan kebingungan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada -Ku, (QS. Al-Baqarah: 186).Allh subhanahu wata’ala berfirman:Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thaha: 25).Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala kebimbangan dan kesedihan. Diriwayatkan oleh Al-Buhkari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik berkata : Aku menjadi pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah tangganya dan apabila beliau memasuki rumah keluarganya maka beliau bersabda:ه� )) ن+ا ر/ ا� ه@ ن� ن Aن ن� ه� Bل ن*: ا� Cه ن Dن ن� ه�، ل� ي� ل� ن�ا ه" ل$ ي� ل� ن�ا ه"، Fن Gن ل� ن�ا Hه ل� ن� ل� ن�ا ه�، Hل ي� ل� ن�ا ر� �ن ل� ا ن� ه� Iن ه� Jي لو ي) ن0ا لي ر% هKا �* ن �ي * ن نا� ))“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[8] Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Abdurrahman bin Abi Bakroh bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Do’a orang yang kesusahan adalah;(( Lن ل% ن0ا 8* ن هKال نه ن�ـ هKا ن8 ل يه، * ن ي. لي ه% ل0ا Nن لي ه� Oل ه Pل ن0ا ن� ل�، لي ن) ن@ ن ل/ ن! لي Fه لف ن% ن�ى هKا لي ه� ل Gه ن Qن نل ي+و ل� ن0ا Iن ن� Sن Tل ن� ن*� �ي * ن نا� )).“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat -Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari -Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”[9]Apabila seorang hamba mendengungkan do’a ini dengan hati yang sadar, niat yang benar dan dibarengi dengan usaha-usaha yang menyebabkan do’a tersebut diterima maka Allah pasti memberikan apa-apa yang dimintanya dan dia berbuat untuk mewujudkan keinginannya serta kecemasan akan berbuah kesenangan dan kegembiraan.Keenam: Bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala. Dia berfirman:Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Al-Thalaq: 3)

Artinya mencukupkan keperluannya baik dari perkara dunia atau akherat. Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Maka pada saat hati ini bergantung kepada Allah subhanahu wata’ala, berserah diri kepada -Nya, tidak menyerah pada kecemasan, tidak pula dikendalikan oleh hayalan-hayalan yang buruk, maka dia akan percaya kepada Allah, mengharap pada karunia -Nya, dengannya pula segala serpihan-serpihan kebimbangan dan kebingungan akan terusir, serta akan terbebas dari banyak jenis penyakit hati dan jasad. Hati akan merasakan kekuatan, kelapangan dan kegembiraan

Page 78: Doa Kebaikan Dunia Dan Akhirat

yang tidak bisa terlukiskan….”

Langakah-langkah untuk menggapai kebahgiaan itu ternyata sangat banyak bagi mereka yang menyadarinya, dan aku hanya menyebutkan beberapa langkah yang penting saja, dan semua langkah ini akan bertumpu pada membaca Al-Qur’an yang dibarengi dengan perenungan, dia adalah pelipur hati, cahaya bagi dada, penghapus kesedihan, penghilang segala kebimbangan dan kebingungan, obat bagi segala macam penyakit baik penyakit badan atau hati. Allah subhanahu wata’ala berfirman:Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”. QS. Fushilat: 44).Allah subhanahu wata’ala berfirman:Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82)Maka barangsiapa yang membaca Al-Qur’an ini dengan penuh perenungan dan meresapi maknanya maka segala kecemasan dan kebimbangan akan hilang dari dirinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28).