Top Banner
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dan Membagikan Dividen pada tahun 2005-2007) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : IPTAKHUR ROMADLONI NIM F0205011 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
74

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Apr 09, 2019

Download

Documents

LyMinh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BEI

(Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI dan Membagikan Dividen pada tahun 2005-2007)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi

Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

IPTAKHUR ROMADLONI

NIM F0205011

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus

selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan

tujuan utama dari perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk

memaksimalisasi keuntungan perusahaan adalah kegiatan investasi. Dalam

kegiatan investasi manajer harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk

investasi yang dapat menghasilkan keuntungan di masa depan. Dalam

kegiatan investasi tersebut perlu mempertimbangkan sumber pendanaan

investasi tersebut apakah dari sumber internal atau dari sumber eksternal

sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal.

Kebijakan investasi berhubungan dengan pendanaan apabila

investasi sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan

mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan. Semakin besar investasi

maka semakin berkurang dividen yang dibagikan. Dan apabila dana internal

equity kurang mencukupi dari dana yang dibutuhkan untuk investasi maka

bisa dipenuhi dari eksternal khususnya dari utang.

Perusahaan yang cenderung menggunakan sumber dana eksternal

untuk mendanai tambahan investasi akan membagikan dividen yang lebih

besar. Untuk itulah manajer harus dapat menentukan kebijakan dividen yang

memberikan keuntungan kepada investor, di sisi lain harus menjalankan

perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Pembagian dividen

Page 3: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

bertujuan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau nilai

perusahaan yang ditunjukkan dengan nilai saham. Untuk mencapai tujuan

tersebut melibatkan dua pihak yang berkepentingan dalam pembagian dividen

yaitu investor dan emiten.

Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya

motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Investor lebih

menyukai dividen daripada capital gain, alasannya adalah dividen merupakan

penerimaan yang lebih pasti dibanding dengan capital gain. Mereka

menganggap bahwa dividen sekarang lebih berharga daripada capital gain

yang diterima di kemudian hari. Kerena informasi yang dimiliki investor di

pasar modal sangat terbatas, maka perubahan dividenlah yang akan dijadikan

sebagai sinyal untuk mengetahui performance perusahaan. Sehingga

perusahaan sering menggunakan pengumuman dividen untuk menaikkan

harga saham.

Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian

keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

untuk membayar dividen dibandingkan dengan retained earning atau justru

sebaliknya. Apabila proporsi keuntungan yang dibagikan sebagai dividen

lebih besar dari laba ditahan, akibatnya adalah dana internal yang dimiliki

perusahaan turun, dan perusahaan perlu mencari dana dari luar perusahaan

bila perusahaan ingin melakukan ekspansi. Penentuan pembagian pendapatan

antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang

Page 4: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan disebut

dengan politik dividen atau kebijakan dividen.

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen menentukan

jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba

ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran

dividen. Aspek utama dalam kebijakan dividen adalah alokasi penentuan laba

sebagai dividen dan laba ditahan.

Laba sebaiknya tidak dibagikan sebagai dividen seluruhnya dan

sebagian harus disisihkan untuk diinvestasikan kembali. Laba ditahan

(retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang berasal dari

modal sendiri dan merupakan modal yang paling penting untuk membiayai

pertumbuhan perusahaan.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi

perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen

kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut

selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang

dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya

ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan

dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari

pendapatannya tetap di dalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari

pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil.

Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham

Page 5: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

sebagai “cash dividend” disebut dividend payout ratio. Dengan demikian

dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang

ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk

ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat

pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001).

Kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) ialah

kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini

dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga

saham perusahaan (Brigham, 2006).

Brigham (2006) menyebutkan terdapat dua teori mengenai kebijakan

dividen yaitu:

1. Dividend irrelevance theory.

Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan

bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik

terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti

pendapat Modigliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai suatu

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio,

tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis.

Dengan demikian kebijakan dividen tidak relevan untuk dipersoalkan.

2. Bird in the hand-Theory

Bird in the hand-Theory di ungkapkan oleh Gordon dan Lintner

menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik jika dividend payout

Page 6: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor lebih suka menerima dividen

daripada capital gain.

Dari kedua teori diatas dapat diketahui bahwa kebijakan dividen

merupakan kebijakan yang masih mengundang kontroversi untuk itulah

sangat bervariasi kebijakan dividen yang dijalankan dalam perusahaan. Rasio

dividen yang dibagikan oleh perusahaan sangat bervariatif, banyak

perusahaan yang membagikan dividen dengan proporsi yang sangat kecil dan

sebaliknya ada pula yang membagikan dengan proporsi yang sangat besar.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen,

antara lain yang dikemukakan oleh Riyanto (2001), bahwa kebijakan dividen

itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang,

tingkat pertumbuhan, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan yang

dikemukakan oleh Hanafi (2004), bahwa rasio pembayaran dividen itu

dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke

pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan-pembatasan.

Dari teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang dividen. Peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini pada perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah

perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi

yang tidak terputus nilai dari pembelian bahan baku dilanjutkan dengan

proses pengolahan bahan baku serta menjadi produk yang siap dijual

dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga sumber dana yang ada

akan terikat lama pada aktiva tetap. Perusahaan manufaktur lebih

Page 7: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi

perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham yang tentunya

berhubungan dengan pembagian dividen.

Penelitian ini menggunakan variabel penelitian dividend payout ratio

sebagai variabel dependen dan cash position, profitability, firm size dan debt

to equity ratio sebagai variabel independen, dengan judul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT

RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BEI” (Studi Kasus pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI dan Membagikan Dividen pada tahun 2005-2007). Dari

penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi baru tentang

kebijakan dividen sehingga dapat memberikan tambahan referensi dalam

menentukan kebijakan dividen yang optimal.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Apakah cash position berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

2. Apakah profitability berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

3. Apakah firm size berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

4. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio ?

Page 8: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

C. TUJUAN PENELITIAN

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio.

2. Mengetahui pengaruh profitability terhadap dividend payout ratio.

3. Mengetahui pengaruh firm size terhadap dividend payout ratio.

4. Mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan. Secara terperinci manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Secara Praktis

a. Bagi manajemen perusahaan, dapat dijadikan pertimbangan dalam

penentuan kebijakan dividen. Perhitungan kuantitatif diharapkan

dapat menunjukan hubungan atau pengaruh faktor-faktor seperti

cash position, profitability, firm size dan debt to equity ratio

terhadap dividend payout ratio. Faktor-faktor tersebut diharapkan

dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan keputusan

untuk menentukan berapa besarnya dividen yang dibayarkan kepada

pemegang saham.

b. Bagi investor, dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan

investasi sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan.

Page 9: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

c. Bagi akademis, penelitian ini dapat memberikan bukti empiris

mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran

dividen sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang

lebih mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang

kebijakan dividen.

2. Secara Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan

atas pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu ekonomi.

Page 10: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Dividen

a. Pengertian dividen

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan

setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang

ditahan sebagai cadangan perusahaan (Ang, 1997). Menurut Hanafi

(2004), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh

pemegang saham, di samping capital gain. Dividen ini untuk

dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari

laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan dalam rapat umum

anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung

kepada kebijakan pimpinan.

b. Macam-macam dividen

Dalam Wasis (1983), dividen dilihat dari alat

pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1) Dividen tunai (Cash Dividend)

Dividen tunai merupakan dividen yang dibagikan

dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian dividen dalam

bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek,

yang juga merupakan return kepada para pemegang saham.

Dividen tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling

Page 11: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan dividen

dalam bentuk tunai diperlukan likuiditas.

2) Dividen saham (Stock Dividend)

Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan

dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen dalam

bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan

di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai

sahamnya dan dengan cara memperluas pemilikan dan posisi

likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan

dividen dalam bentuk tunai.

3) Sertifikat dividen (Script Dividend)

Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan

dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh

perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu

dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau perusahaan

ingin membagikan dividen dalam bentuk tunai akan tetapi

sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas,

maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat.

Dalam Ang (1997), berdasarkan atas hubungan dengan

tahun buku, dividen dapat dibagi atas dua jenis yaitu :

1) Dividen Interim

Merupakan dividen yang dibayarkan oleh perseroan

antara satu tahun buku dengan tahun buku berikutnya. Dividen

Page 12: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

interim ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun

dengan tujuan salah satunya yaitu untuk memacu kinerja kerja

saham perseroan di bursa.

2) Dividen Final

Dividen final merupakan dividen hasil pertimbangan

setelah penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan

pada tahun buku berikutnya. Dividen final ini juga

memperhitungkan dan mempertimbangkan hubungannya

dengan dividen interim yang telah dibayarkan untuk tahun buku

tersebut.

2. Kebijakan Dividen

a. Pengertian kebijakan dividen

Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan

keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen

menentukan jumlah laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.

Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang

dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba

sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek

utama dalam kebijakan dividen (Wachowicz, 1997).

Kebijakan dividen menyangkut masalah penggunaan laba

yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba tersebut bisa

dibagi sebagai dividen atau laba yang ditahan untuk diinvestasikan

kembali (Husnan, 1996). Dengan demikian dimungkinkan membagi

Page 13: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

laba sebagai dividen dan pada saat yang sama menerbitkan saham

baru.

Kebijakan dividen bersangkutan dengan penentuan

pembagian pendapatan (earning) antara pengunaan pendapatan

untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau

untuk digunakan di dalam perusahaan, yang berarti laba tersebut

harus ditahan didalam perusahaan (Riyanto, 2001).

Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari

sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan

perusahaan. Sedangkan dividen merupakan aliran kas yang

dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors”.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi

perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan

dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua

tujuan tersebut selalu bertentangan.

Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan,

berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya

ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam

pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan

sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran

dividen adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan

dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut

dividend payout ratio. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Page 14: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh

perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan

kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat

pertumbuhan perusahaan.

b. Pendekatan dalam membahas kebijakan dividen

Menurut Gitosudarmo (2001), terdapat dua pendekatan

dalam membahas masalah dividen. Adapun dua pendekatan tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1) Sebagai kebijakan pembelanjaan jangka panjang

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa semua laba

sesudah pajak yang diperoleh perusahaan adalah merupakan

sumber dana jangka panjang. Pengumuman atas pembagian laba

sebagai dividen berarti pengurangan terhadap sumber dana

jangka panjang yang dapat dipergunakan untuk membelanjai

kebutuhan perkembangan usaha. Oleh karena itu pembagian

dividen akan berakibat penekanan terhadap perkembangan

usaha ataupun paksaan terhadap pencarian dana dari sumber

ekstern. Apabila perusahaan memiliki suatu rencana

pengembangan usaha di masa depan maka perlulah dipupuk

sumber dana dari dalam perusahaan tersebut.

2) Sebagai kebijaksanaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan

Dalam pendekatan ini berpandangan bahwa

kebijaksanaan dividen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap

Page 15: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

harga pasar dari saham yang beredar. Oleh karena itu, manajer

dalam hal ini dituntut membagikan dividen sebagai realisasi dari

harapan hasil yang didambakan oleh investor dalam

mengeluarkan uangnya untuk membeli saham tersebut.

Keberatan dalam pendekatan ini telah dikemukakan oleh adanya

teory Modigliani dan Miller (MM theory) yang mengatakan

bahwa dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Akan

tetapi meskipun terdapat hal ini masalah itu tetap harus

dipertimbangkan oleh manajer keuangan di dalam pengambilan

keputusan. Apabila perusahaan sedang mengalami

perkembangan yang pesat dan banyak proyek-proyek investasi

yang harus diperhitungkan maka laba harus banyak. Akan tetapi

apabila tidak dapat kemungkinan investasi yang terbuka maka

akan lebih baik laba tersebut dibagikan kepada pemegang

saham.

c. Teori kebijakan dividen

Ada beberapa macam teori tentang kebijakan dividen.

Berikut ini adalah teori tentang kebijakan dividen dalam Brigham

(2006):

1) Dividend irrelevance theory

Dividend irrelevance theory Adalah suatu teori yang

menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai

pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya

Page 16: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller

(MM) yang menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan tidak

ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tetapi

ditantukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko

bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen tidak relevan untuk

dipersoalkan.

2) Bird in the hand-Theory

Bird in the hand-Theory dinyatakan oleh Gordon dan

Lintner yang menyatakan bahwa biaya modal sendiri akan naik

jika dividend payout ratio rendah. Hal ini dikarenakan investor

lebih suka menerima dividen daripada capital gain.

3) Information content or signaling hipotesis

Information content or signaling hipotesis ialah teori

yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan

dividen sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba.

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada

pengumuman dividen kenaikan dividen. Dividen itu sendiri

tidak menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham,

tetapi prospek perusahaan yang ditunjukan oleh meningkatnya

(menurunnya) dividen yang dibayarkan yang menyebabkan

perubahan harga saham (Hanafi, 2004).

Page 17: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

4) Clientele effect

Clientele effect ialah kecenderungan perusahaan untuk

menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya.

Menurut argumen ini dividen seharusnya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan segmen investor tertentu. Sebagai contoh,

kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan

menghindari dividen, karena dividen mempunyai tingkat pajak

yang tinggi dibanding dengan capital gain. Sebaliknya,

kelompok investor dengan pajak yang rendah akan menyukai

dividen.

d. Kontroversi kebijakan dividen

Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang

mengundang perdebatan, karena terdapat lebih dari satu pendapat.

Berbagai pendapat tentang kebijakan dividen dikelompokkan

menjadi tiga pendapat yaitu:

1) Dividen dibayar tinggi (Bird In the Hand Theory).

Secara teoritis dengan menurunkan dividen maka nilai

laba ditahan akan dapat diperbesar dan dapat digunakan untuk

investasi dalam bentuk real assets. Namun pendapat ini berbeda

dengan teori di atas tersebut sebab menginginkan dividen

dibagikan dalam jumlah yang besar, dengan asumsi bahwa harga

saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan (Gitosudamo,

2001). Argumentasi tersebut mempunyai kesalahan dalam hal

Page 18: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

bahwa peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan

apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat.

Perusahaan tidak bisa membagikan dividen yang makin besar

jika laba yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau

perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen karena

peningkatan laba, harga saham akan naik. Meskipun demikian

kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan karena

kenaikan laba bukanlah karena kenaikan pembayaran dividen.

Juga tidak benar kalau perusahaan harus membagikan

semua laba sebagai dividen, hanya karena perusahaan harus

membagikan dividen sebesar-besarnya. Laba dibenarkan untuk

ditahan, kalau dana tersebut bisa diinvestasikan dan

menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dari biaya

modalnya (Husnan, 1996).

Dalam Hanafi (2004) ada beberapa argumen yang

mendukung pembayaran dividen tinggi yaitu sebagai berikut:

a) Mengurangi ketidakpastian

Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi

ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai

pendapatan saat ini. Karena dividen diterima saat ini,

sedangkan capital gain diterima di masa mendatang,

ketidakpastian dividen akan lebih kecil dibandingkan

ketidakpastian capital gain. Karena faktor ketidakpastian

Page 19: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

berkurang maka investor semacam itu mau membayar harga

yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi. Nilai

saham akan ditentukan oleh present value dari dividen yang

akan diterima investor saat ini dan di masa mendatang.

Dividen di masa mendatang akan lebih beresiko

dibandingkan dengan dividen yang dibayarkan saat ini.

b) Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan

pemegang saham

Argumen lain yang mendukung pembayaran yang

tinggi datang dari kerangka teori keagenan (agency theory).

Menurut teori ini konflik bisa terjadi antara pihak-pihak

yang berkaitan di perusahaan. Sebagai contoh, manajer

disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan

perusahaan agar tujuan pemegang saham (maksimalisasi

kemakmuran pemegang saham) dapat tercapai. Tetapi

manajer bisa saja mempunyai agenda sendiri untuk tidak

selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham. Misalkan

perusahaan mempunyai kelebihan kas atas proyek dengan

NPV positif (free cash flow, yang didefinisikan sebagai

kelebihan kas setelah semua investasi dengan NPV yang

positif didanai).

Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke

pemegang saham, dan pemegang saham akan

Page 20: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

memanfaatkan kas tersebut dengan cara mereka sendiri.

Tetapi manajer barangkali tidak mau membagikan kas

tersebut karena ingin tetap memegang kendali atas kas

tersebut. Dalam konteks semacam itu, pembayaran dividen

yang tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor,

karena akan mengurangi potensi konflik antara manajer

dengan pemegang saham.

2) Kebijakan dividen tidak relevan

Pendapat ini menyatakan dividend policy is irrelevant,

jadi dividen dibagi atau tidak nilai kekayaanya akan sama. Dasar

dari pendapat ini adalah pemenuhan dana perusahaan dari

external financing. Mereka yang menganut pendapat ini

mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan dividen

yang banyak atau sedikit, asalkan dimungkinkan menutup

kekurangan dana dari sumber ekstern. Jadi yang penting adalah

apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari

luar perusahaan (menerbitkan saham baru) ataukah dari dalam

perusahaan (menahan laba). Dampak keputusan tersebut sama

saja bagi kekayaan pemodal, atau keputusan dividen adalah

tidak relevan (Husnan, 1996).

Dalam Brigham (2006), sejumlah kalangan

memperdebatkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai

pengaruh baik terhadap harga saham maupun terhadap biaya

Page 21: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

modalnya. Penganjur utama dari Teori ketidakrelevanan dividen

adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka

berpendapat bahwa Rasio pembayaran dividen hanya

merupakan bagian kecil saja dari keputusan investasi

perusahaan. Pembayaran dividen tidak mempengaruhi kekayaan

pemegang saham. Nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh

kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko

bisnisnya dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung

semata-mata tergantung pendapatan yang dihasilkan oleh

aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di

antara dividen dan laba yang ditahan. Modigliani dan Miller

mengajukan asumsi sebagai berikut:

a) Tidak ada pajak atau biaya lainnya, pelaku pasar tidak bisa

mempengaruhi harga sekuritas. Pasar diasumsikan

sempurna (perfect).

b) Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama

terhadap investasi, keuntungan dan dividen di masa

mendatang. Pengharapan investor dikatakan homogen.

c) Kebijakan investasi ditentukan lebih dahulu, kebijakan

dividen tidak mempengaruhi investasi.

3) Dividen dibayar rendah

Variabel yang mendasari argumen ini adalah efek pajak

dan flotation cost.

Page 22: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

a) Efek pajak

Di negara tertentu seperti Amerika Serikat, pajak

untuk capital gain lebih rendah dibandingkan dengan pajak

untuk dividen (28% versus 31%). Disamping itu, pajak atas

capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir

(yang berarti saham tersebut dijual). Sedangkan pajak

dividen akan dibayarkan saat dividen diterima. Berdasar

argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah,

karena menghemat pajak. Pada kenyataannya investor

mempunyai tingkat pajak yang beragam, sehingga efek

pajak tidak bisa digeneralisir untuk semua investor (Hanafi,

2004).

b) Biaya emisi (Flotation Cost)

Jika perusahaan membayarkan dividen dan

kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan

mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham

eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal,

karena biaya emisi, biaya transaksi, dan biaya underpricing

saham. Karena itu perusahaan akan lebih baik

membayarkan dividen rendah sehingga tidak harus

menerbitkan saham baru.

Page 23: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

e. Macam-macam kebijakan dividen

Berbagai macam kebijakan dividen menurut Riyanto (2001)

adalah sebagai berikut :

1) Kebijakan dividen yang stabil

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan

dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang

dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu

tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya

berfluktuasi. Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk

beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan

meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap

dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar

dinaikkan. Dan dividen yang dinaikan ini akan dipertahankan

dalam waktu yang relatif panjang.

Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan

kebijakan dividen yang stabil adalah kebijakan dividen yang

stabil dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan

kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai

prospek yang baik di masa-masa mendatang. Apabila

pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut

tidak mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan

pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan

kalau dividennya dikurangi pembayarannya. Dengan demikian

Page 24: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui

politik dividen yang stabil.

Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan

yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya

tidak akan menyukai adanya pembagian dividen yang tidak

stabil. Mereka lebih senang membayar harga ekstra bagi saham

yang akan memberikan dividen yang sudah dapat dipastikan

jumlahnya.

Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar

modalnya, bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial,

perusahaan-perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-

dana pensiun, pemerintah kota, dan lain-lain hanya diijinkan

menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan

oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang

stabil. Biasanya dalam pasar modal ada daftar resmi yang

memuat nama-nama perusahaan yang menjalankan kebijakan

dividen yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan akan

membayar dividennya secara tetap dan tidak terganggu

pembayarannya.

2) Kebijakan pembayaran dividen dengan penetapan jumlah

minimal plus jumlah ekstra tertentu

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal

dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan

Page 25: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

keuangan yang lebih baik maka perusahaan akan membayarkan

dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Bagi pemodal

ada kepastian akan menerima jumlah dividen yang minimal

setiap tahunya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak

memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan baik

maka pemodal akan menerima dividen minimal tersebut

ditambah dengan dividen ekstra. Kalau keadaan keuangan

memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya dividen yang

minimal saja.

3) Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang

konstan

Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini

menetapkan dividend payout ratio yang konstan misalnya 50 %.

Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham tiap tahunya

yang dibayarkan akan berfluktuatif sesuai dengan

perkembangan keuntungan netto yang diperoleh tiap tahunnya.

4) Kebijakan dividen yang fleksibel

Perusahaan menetapkan dividend payout ratio besarnya

tiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan

finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila

keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang dibagikan relatif

tinggi, dan sebaliknya jika tingkat keuntungan rendah maka

besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau dapat

Page 26: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat

keuntungan.

f. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran

Dividen

Menurut Hanafi (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi

rasio pembayaran dividen terdiri dari:

1) Kesempatan investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang

bisa dibagikan akan semakin sedikit. Akan lebih baik jika

ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV positif.

2) Likuiditas dan Profitabilitas

Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau

profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau

meningkatkan dividen. Hal yang sebaliknya akan terjadi jika

jika aliran kas tidak baik. Alasan lain pembayaran dividen

adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain.

Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali

menjadi target dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi,

perusahaan tersebut bisa membayarkan dividen, dan sekaligus

juga membuat senang pemegang saham.

3) Akses ke pasar keuangan

Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan

yang baik, perusahaan bisa membayarkan dividen lebih tinggi.

Page 27: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi

kebutuhan likuiditasnya.

4) Stabilitas pendapatan.

Jika pendapatan perusahaan relatif stabil, aliran kas di

masa mendatang bisa diperkirakan dengan lebih akurat.

Perusahaan semacam itu dapat membayar dividen yang lebih

tinggi. Hal yang sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang

mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran

kas dimasa mendatang membatasi kemampuan perusahaan

membayar dividen yang tinggi.

5) Pembatasan-pembatasan

Seringkali kontrak utang, obligasi, ataupun saham

preferen membatasi pembayaran dividen dalam situasi tertentu,

atau rasio likuiditas tertentu, atau perusahaan tidak bisa

membayarkan dividen sebelum dividen untuk pemegang saham

preferen dibayar. Dalam situasi normal, atau baik, pembatasan

semacam itu tidak berpengaruh banyak terhadap kemampuan

perusahaan membayarkan dividennya. Tetapi dalam situasi

buruk dimana aliran kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan

mempengaruhi pembayaran dividen oleh perusahaan.

Sedangkan menurut Riyanto (2001) faktor-faktor yang

mempengaruhi rasio pembayaran dividen suatu perusahaan adalah

sebagai berikut:

Page 28: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

1) Posisi likuiditas perusahaan.

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor

yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil

keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan

dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen

merupakan cash outflow, maka makin kuat posisi likuiditas

perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen.

Suatu perusahaan yang sedang tumbuh secara rendabel,

mungkin tidak begitu kuat posisi likuiditasnya karena sebagian

besar dari dananya aktiva tetap dan modal kerja dengan

demikian kemampuannya untuk membayarkan dividen pun

sangat terbatas. Dengan sendirinya likuiditas suatu perusahaan

ditentukan oleh keputusan-keputusan di bidang investasi dan

cara pemenuhan kebutuhan dananya.

2) Kebutuhan untuk membayar hutang

Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru atau

menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan,

sebelumnya harus direncanakan bagaimana caranya untuk

membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan

menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari

laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar

dari pendapatanya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti

Page 29: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat

dibayarkan sebagai dividen.

3) Tingkat pertumbuhan perusahaan

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,

makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk

membiayai pertumbuhannya. Perusahaan tersebut biasanya akan

lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan

sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya.

Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan

sedemikian rupa sehingga perusahaan telah well established,

dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana yang

berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka

keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian

perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.

4) Pengawasan terhadap perusahaan

Variabel penting lainya adalah kontrol atau pengawasan

terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai

kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang

berasal dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas

pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang

berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan

kontrol dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian

pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah

Page 30: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern

dalam rangka usaha mempertahankan kontrol terhadap

perusahaan, berarti mengurangi dividend payout ratio.

Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi

perusahaan dalam menetapkan rasio pembayaran dividen menurut

berbagai pakar sebagaimana telah dipaparkan di atas. Adapun

Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga paling

berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen yang antara lain

adalah sebagai berikut:

1) Cash Position (CP)

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor

yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil

keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan

dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen

merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas

perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar dividen (Riyanto, 2001). Posisi kas merupakan rasio

kas akhir tahun dengan earnings after tax. Bagi perusahaan yang

memiliki posisi kas yang semakin kuat akan semakin besar

kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan

faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen

sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi

kebijakan dividen (Sudarsi, 2002).

Page 31: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

2) Profitability (PR)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total

aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor

jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis

profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat

keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk

dividen.

Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas

perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan

dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara

keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang

penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam

hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan

investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

Profitabilitas adalah keuntungan bersih yang mampu

diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya.

Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran

return on investment (ROI). Analisa ROI dalam analisa

keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah

satu tehnik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh

(komperehensif). ROI merupakan salah satu bentuk dari ratio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

Page 32: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang

ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2000).

Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap

kebijakan dividen karena dividen adalah sebagian dari laba

bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan

dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.

Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham

adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi kewajiban-

kewajiban tetapnya yaitu bunga dan pajak. Oleh karena itu

dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih akan

mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin

besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang

semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002).

3) Firm Size (Size)

Faktor ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang

mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar

modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Akses yang baik

bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Kemudahan aksesbilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya

fleksibilitas dan kemampuan bank untuk memunculkan dana

yang lebih besar, dengan catatan perusahaan tersebut memiliki

rasio pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.

Page 33: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Ukuran perusahaan diwakili oleh Log Natural (Ln) dari total

assets tiap tahun (Sudarsi, 2002).

4) Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap

total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan (Ang,

1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh

beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar

hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar

kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan

menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi

kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa

pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti

perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya

untuk keperluan tersebut, yang ini berarti hanya sebagian kecil

saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen

(Riyanto, 2001).

Peningkatan utang ini akan mempengaruhi tingkat

pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya

semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin

menurunkan kemampuan perusahaan membayar dividen

(Sudarsi, 2002).

Page 34: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

B. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian mengenai kebijakan dividen telah dilakukan oleh para

peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal

yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi

pendidikan. Adapun penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:

Susilawati (2000) melakukan penelitian tentang dampak faktor-

faktor keagenan dan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya transaksi

terhadap rasio pembayaran dividen. Dimana populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan dimana diperoleh dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 6

variabel yang terdiri dari dividend payout ratio sebagai variabel

dependen sedangkan insider ownership, shareholder dispersion, tingkat

pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan

sebagai variable independent. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa secara simultan variabel insider ownership, shareholder

dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan

ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

dividend payout ratio. Sedang secara parsial variabel tingkat

pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio dan

variabel insider ownership dan shareholder dispersion tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio.

Page 35: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Yuniningsih (2002) melakukan penelitian tentang interpendensi

antara kebijakan dividend payout ratio, financial leverage, dan investasi

pada perusahaan manufaktur yang listed di BEJ dimana populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEJ,

sedangkan sampel penelitian 159 perusahaan dengan lama periode

penelitian yaitu tahun 1992 sampai tahun 1995. Penelitian ini melibatkan

9 variabel yang terdiri dari dividend payout ratio, financial leverage,

investasi perusahaan, likuiditas, profitabilitas, risiko perusahaan, struktur

asset, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel investasi memiliki koefisien negatif dan

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, variabel financial

leverage memiliki koefisien negatif tetapi tidak berpengaruh signifikan

dengan dividend payout ratio, variabel likuiditas, profitabilitas, dan risiko

perusahaan mempunyai koefisien positif tetapi tidak berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio.

Sudarsi (2002) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi dividend payout ratio pada industri perbankan yang listed

di BEJ. Dimana populasi dalam penelitian ini adalah bank-bank yang

terdaftar di BEJ dan termasuk kelompok bank yang memiliki saham aktif

selama tiga tahun berturut-turut selama tahun 1994-1995, dari populasi

tersebut peneliti menentukan sampel dengan metode purposive sampling

yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria. Kriteria yang digunakan

peneliti adalah yang pertama data untuk faktor-faktor yang diteliti adalah

Page 36: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

lengkap, kedua dividend payout ratio yang dimiliki adalah lebih kecil

atau sama dengan satu. Penelitian ini melibatkan 6 variabel yang terdiri

dari dividend payout ratio sebagai variabel dependen dan cash position,

profitabilitas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan debt to eqity

ratio sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

baik secara simultan ataupun secara parsial variabel cash position,

profitabilitas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan debt to eqity

ratio tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend

payout ratio.

Sunarto dan Kartika (2003) meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi dividen kas di BEJ. dimana populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEJ, sedangkan sampel

penelitian 34 perusahaan dengan lama periode penelitian yaitu tahun

1999 sampai tahun 2000. Penelitian ini melibatkan 6 variabel yang terdiri

dari cash dividend sebagai variabel dependen dan return on investment,

cash ratio, current ratio, debt to total asset dan earnings per share

sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel earnings per share memiliki koefisien positif dan berpengaruh

signifikan terhadap cash dividend, sedangkan variabel cash ratio, current

ratio, debt to total asset, dan return on investment tidak berpengaruh

signifikan terhadap cash dividend.

Kania dan Bacon (2005) melakukan penelitian menggunakan

sampel penelitian sebanyak 542 perusahaan diambil dari data Multex

Page 37: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Investor Database. Penelitian ini menggunakan 10 variabel dimana

dividend payout ratio sebagai variabel dependen dan 9 variabel sebagai

variabel independen yaitu return on equity, sales growth, beta, current

ratio, debt to total assets, insider ownership, institutional ownership,

capital spending, 5 year growth in EPS. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

dividend payout ratio. Variabel debt to total assets dan 5 year growth in

EPS memiliki koefisien positif, sedangkan variabel independen yang lain

memiliki koefisien negatif terhadap dividend payout ratio.

Anil dan Kapoor (2008) melakukan pengujian untuk mengetahui

determinan yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan

Information Technology di India pada periode tahun 2000-2006 dengan

menggunakan 6 variabel penelitian yang terdiri dari dividend payout

ratio sebagai variabel dependen dan current and anticipated earnings,

cash flows or liquidity, corporate tax, risk (beta), growth opportunities

(sales growth and MTBV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

cash flows memiliki koefisien positif dan berpengaruh signifikan

terhadap dividend payout ratio sedangkan variabel independen yang lain

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

Mengacu pada beberapa penelitian tersebut di atas, untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio

penelitian ini menggunakan 5 variabel yang terdiri dari dividend payout

ratio sebagai variabel dependen dan cash position, profitability, firm size,

Page 38: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

dan debt to equity ratio sebagai variabel independen. Obyek dan waktu

dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang

membagikan dividen dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun

2005-2007.

C. RUMUSAN HIPOTESIS

Penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga paling

berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen yang antara lain adalah

sebagai berikut:

1. Cash Position (CP)

Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang

penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan

untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para

pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow”, maka

makin kuat posisi kas perusahaan, berarti makin besar kemampuan

perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto, 2001).

Bagi perusahaan yang memiliki posisi kas yang semakin kuat

akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini

merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen

sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan

dividen (Sudarsi, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diformulasikan hipotesis

sebagai berikut :

Page 39: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

H1 : Cash position berpengaruh positif secara signifikan terhadap

dividend payout ratio.

2. Profitability (PR)

Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran

return on investment (ROI). Analisa ROI dalam analisa keuangan

mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu tehnik analisa

keuangan yang bersifat menyeluruh (komperehensif). ROI merupakan

salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang

ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2000).

Faktor profitabilitas juga berpengaruh terhadap kebijakan

dividen karena dividen adalah sebagian dari laba bersih yang diperoleh

perusahaan, dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh

keuntungan. Oleh karena itu, dividen yang diambilkan dari keuntungan

bersih akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang

semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang

semakin besar sebagai dividen (Sudarsi, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis 2 sebagai

berikut :

H2 : Profitability berpengaruh positif secara signifikan terhadap

dividend payout ratio.

Page 40: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

3. Firm Size (Size)

Faktor ini menjelaskan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan

besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal di bandingkan

dengan perusahaan kecil. Akses yang baik bisa membantu perusahaan

memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Kemudahan aksesbilitas ke pasar

modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan bank untuk

memunculkan dana yang lebih besar, dengan catatan perusahaan tersebut

memiliki rasio pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.

Ukuran perusahaan diwakili oleh Log Natural (Ln) dari total assets tiap

tahun (Sudarsi, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis 3 sebagai

berikut :

H3 : Firm size berpengaruh positif secara signifikan terhadap

dividend payout ratio.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian

modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar

rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang

semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan

perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan

bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti

perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk

Page 41: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang

pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 2001).

Peningkatan utang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan

bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi

kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan

perusahaan membayar dividen (Sudarsi, 2002).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis 4 sebagai

berikut :

H4 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap dividend payout ratio.

D. KERANGKA PEMIKIRAN

Dari beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman terhadap

penelitian sebelumnya, maka berikut ini dibentuk kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Page 42: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Gambar di atas menjelaskan bahwa H1 menunjukkan pengaruh positif

secara signifikan cash position terhadap dividend payout ratio. H2

menunjukkan pengaruh positif secara signifikan profitability terhadap

dividend payout ratio. H3 menunjukkan pengaruh positif secara signifikan

firm size terhadap dividend payout ratio. H4 menunjukkan pengaruh negatif

secara signifikan debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio.

cash position

profitability

firm size

debt to equity ratio

devidend payout ratio

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

Page 43: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti dan paling

sedikit mempunyai sifat yang sama (Sekaran, 2006). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

pada periode tahun 2005-2007.

Sampel adalah bagian atau anggota populasi yang

karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap mewakili (Sekaran, 2006).

Metode pengambilan sampel dengan menggunakan Purposive Sampling

Method yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan pertimbangan atau

kriteria tertentu. Sampel yang dipilih sebagai obyek penelitian harus

memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang tergabung dalam

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode

pengamatan yaitu tahun 2005-2007.

2. Perusahaan yang membagikan dividen selama periode 2005-2007.

3. Perusahaan yang memiliki data lengkap selama periode pengamatan

untuk faktor-faktor yang diteliti selama periode 2005-2007.

B. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara survey

literature. Data yang dipergunakan adalah data sekunder yang meliputi

laporan keuangan perusahaan dan kepemilikan saham yang memenuhi

Page 44: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

kriteria sampel penelitian yang diperoleh dari laporan keuangan sejumlah

perusahaan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sedangkan

pengumpulan data dengan cara pooling data dari perusahaan manufaktur

di BEI selama periode pengamatan tahun 2005-2007.

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah dividend payout ratio (DPR). DPR merupakan perbandingan

antara dividen per lembar saham (DPS) dengan laba per lembar saham

(EPS) atau merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan

kepada pemegang saham (Ang, 1997). Adapun DPR dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Dividend Payout Ratio = SharePerEarningsSharePerDividend

2. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dependent

variable (variabel terikat), entah secara positif atau negatif (Sekaran,

2006). Terdapat empat variabel bebas dalam penelitian ini dan sebagai

berikut:

Page 45: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

a. Cash Position (X1)

Cash position merupakan perbandingan jumlah kas pada

akhir tahun terhadap earnings after tax (Sudarsi, 2002). Cash

position dapat dirumuskan sebagai berikut:

Cash Position = TaxAfterEarning

TahunAkhir Kas

b. Profitability (X2).

Profitability adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu

diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitability

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Return On

Investment, yang merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya (Sudarsi, 2002). Profitability atau ROI dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Return On Investment = AssetsTotal

TaxAfterEarning

c. Firm Size (X3)

Size adalah simbol ukuran perusahaan. Proxy ini dapat

ditentukan melalui Log natural dari Total Assets (Ln TA) tiap tahun

(Sudarsi, 2002).

d. Debt to Equity Ratio (X4)

Variabel debt to equity ratio di ukur melalui perbandingan

antara total utang dengan ekuitas perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini

Page 46: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

kewajibanya yang ditunjukan oleh bagian modal sendiri yang

digunakan untuk membayar hutang. Debt to equity ratio dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Debt to Equity Ratio = EquitysrShareholdeTotal

DebtsTotal '

D. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan

bantuan program komputer yaitu program SPSS. Adapun analisis yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil

analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis

dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang

meliputi uji normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi. Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2006). Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi

Page 47: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis

grafik dan uji statistik.

Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji

statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnow (K-S). Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis:

Ho : Data rata-rata berdistribusi normal

Ha : Data rata-rata tidak berdistribusi normal

α : 0,05

Daerah kritis : Ho ditolak jika Sig. < α

b. Uji Multikolonieritas.

Pengujian multikolonieritas ini berguna untuk mengetahui

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis

matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada

korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini

mengindikasikan adanya multikolinieritas (Ghozali, 2006).

Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan

setiap varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10

atau sama dengan nilai VIF di atas 10 (Ghozali, 2006).

Page 48: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

c. Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

Uji statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser. Uji

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen (Gujarati, 2003) dalam (Ghozali, 2006), dengan

persamaan regresi:

|Ut| = α + βX + Vt

Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen nilai absolut (AbsUt) dan dari

probabilitas signifikansinya di bawah 5% maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode

t dengan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2006). Untuk

menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi

Page 49: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada

tidaknya autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi

Durbin-Watson (Ghozali, 2006):

Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi

Durbin-Watson Kesimpulan

0 < d < dL Ada autokorelasi

dL < d < dU Tanpa kesimpulan

dU < d < 4 - dU Tidak ada autokorelasi

4 - dU < d < 4 – dL Tanpa kesimpulan

4 – dL< d < 4 Ada autokorelasi

2. Analisis Data Penelitian

a. Pengujian regresi linier berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau

lebih dan juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen.

Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple linier

regresion) secara umum adalah sebagai berikut :

Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Berdasarkan mekanisme hubungan antar variabel maka

formulasi matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 50: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

DPR = a + b1 CP + b2 PR + b3 Size + b4 DER + e

Dimana :

DPR = Dividend Payout Ratio

CP = Cash Position

PR = Profitability

Size = Ukuran (size) perusahaan

DER = Debt to Equity Ratio

a = konstanta / intercept

b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi dari setiap variabel independen

e = faktor error

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan

derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi

dan (k) adalah jumlah variabel.

c. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara

parsial dari variabel independennya. Tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana

(n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel.

Page 51: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. R2 yang digunakan adalah R2 yang telah

mempertimbangkan jumlah variabel independen dalam suatu model

regresi atau disebut R2 yang telah disesuaikan (Adjusted-R2). Besarnya

koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2006).

Page 52: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS STATISTIK DISKRIPTIF

Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini

maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen

terdiri atas cash position, profitability, firm size, dan debt to equity ratio.

sedangkan variabel dependennya adalah dividend payout ratio. Adapun

deskripsi dari variabel penelitian tersebut sebagai berikut:

Tabel IV.1 Statistik Diskriptif Data Penelitian

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Cash Position 1,7 % 782,9 % 142,9 % 129,7 % Profitability (ROI) 0,3 % 39,8 % 8,7 % 7,4 % Size (Total Assets,

dalam jutaan Rupiah) 42.145 61.166.666 3.863.893 8.581.907,189

Debt to Equity Ratio 57,7 % 728,2 % 119,1 % 107,6 % Dividend Payout Ratio 7,8 % 68,7 % 30 % 13,7 % Sumber: data sekunder diolah, 2010

Cash Position merupakan rasio kas akhir tahun dengan earnings after

tax. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh

manajemen sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi

kebijakan dividen (Sudarsi, 2002). Berdasarkan tabel IV.1 diketahui nilai

minimum untuk cash position pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 1,7% yaitu nilai cash position PT.

Mandom Indonesia Tbk pada tahun 2005, sedangkan nilai maksimum untuk

Page 53: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

cash position pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2007 sebesar 782,9% yaitu nilai cash position PT. Indofood Suksrs

Makmur Tbk pada tahun 2005. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui

bahwa rata-rata cash position perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2007 adalah 142,9%, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai

kas akhir tahun perusahaan manufaktur selama tahun 2005-2007 adalah

sebesar 142,9% dari keuntungan perusahaan.

Profitability adalah keuntungan bersih yang mampu diraih oleh

perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Profitability yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu ukuran return on investment (ROI). Berdasarkan

tabel IV.1 diketahui nilai minimum untuk return on investment pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 3%

yaitu nilai return on investment PT. Indorama Syntetics Tbk pada tahun 2006,

sedangkan nilai maksimum untuk return on investment pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 39,8% yaitu

nilai return on investment PT. Unilever Tbk pada tahun 2006. Berdasarkan

hasil perhitungan diketahui bahwa rata-rata return on investment perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 adalah 8,7% hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan

manufaktur selama tahun 2005-2007 adalah 8,7% dari seluruh total assets

perusahaan.

Firm size merupakan simbol ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan

diwakili dari total assets tiap tahun. Berdasarkan tabel IV.1 diketahui nilai

Page 54: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

minimum untuk firm size pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2005-2007 sebesar Rp 42.145.000.000,- yaitu nilai firm size

PT. Lion Mesh Prima Tbk pada tahun 2005, sedangkan nilai maksimum untuk

firm size pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-

2007 sebesar Rp 61.166.666.000.000,- yaitu nilai firm size PT. Astra

International Tbk pada tahun 2005. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui

bahwa rata-rata total assets perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2007 adalah sebesar Rp 3.863.893.000.000,-.

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang

dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Berdasarkan tabel IV.1 diketahui nilai

minimum untuk debt to equity ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 57,7% yaitu nilai debt to equity ratio

PT. Jaya Pari Steel Tbk pada tahun 2006, sedangkan nilai maksimum untuk

debt to equity ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

tahun 2005-2007 sebesar 728,2% yaitu nilai debt to equity ratio PT. Tembaga

Mulia Semanan Tbk pada tahun 2006. Berdasarkan hasil perhitungan

diketahui bahwa rata-rata debt to equity ratio perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia tahun 2005-2007 adalah 1,191% hal ini menunjukkan bahwa

rata-rata total utang perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun

2005-2007 adalah sebesar 119,1% dari total ekuitas perusahaan.

Dividend payout ratio merupakan persentase dari pendapatan yang

akan dibayarkan kepada pemegang saham (Riyanto, 2001). Berdasarkan tabel

Page 55: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

IV.1 diketahui nilai minimum untuk dividend payout ratio pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 7,8% yaitu nilai

dividend payout ratio PT. Sepatu Bata Tbk pada tahun 2005, sedangkan nilai

maksimum untuk dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia tahun 2005-2007 sebesar 68,7% yaitu nilai dividend payout

ratio PT. Citra Tubindo Tbk pada tahun 2007. Berdasarkan hasil perhitungan

diketahui bahwa rata-rata dividend payout ratio perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 adalah 30% hal ini menunjukkan

bahwa rata-rata besarnya nilai setiap lembar dividen perusahaan manufaktur

selama tahun 2005-2007 adalah 30% dari nilai keuntungan per lembar saham

perusahaan.

B. PENGUJIAN ASUMSI KLASIK

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis

regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian

ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,

multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Adapun masing-

masing pengujian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2006). Penelitian ini untuk menguji normalitas residual

menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Page 56: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Kriteria yang digunakan dalam uji statistik Kolmogorov Smirnov

adalah dengan membandingkan nilai yang signifikansinya telah ditentukan

yaitu sebesar 5% (0,05). Jika nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar

dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Berikut adalah hasil pengujian

normalitas:

Tabel IV.2 Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Kolmogorov

Smirnov Z pvalue Keterangan

Unstandardized Residual 0,738 0,647 Normal Sumber: data sekunder diolah, 2010

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS for windows diperoleh nilai kolmogorov smirnov

z untuk residual (µi) sebesar 0,738 dengan probability 0,647. Perbandingan

antara probability dengan standar signifikansi yang sudah ditentukan

diketahui bahwa nilai probaility sebesar 0,647 lebih besar dari 0,05.

Sehingga menunjukkan bahwa distribusi data dalam penelitian normal.

2. Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas didalam model

regresi adalah dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel

bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonearitas.

Ada tidaknya multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap

varibel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai

Page 57: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan

nilai VIF diatas 10 (Ghozali, 2006).

Berikut ini adalah tabel coefficient correlations dan tabel

colliniarity statistic:

Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas

Correlation CP ROI Size DER

CP 1,000 0,279 0,000 -0,072 ROI 0,279 1,000 -0,063 0,327 Size 0,000 -0,063 1,000 -0,188 DER -0,072 0,327 -0,188 1,000

Sumber: data sekunder diolah, 2010

Tabel IV.4 Hasil Pengujian Multikolonieritas

No Variabel Tolerance VIF Keterangan

1. CP (X1) 0,892 1,121 Tidak Terjadi Multikolonieritas 2. ROI (X2) 0,801 1,249 Tidak Terjadi Multikolonieritas 3. Size (X3) 0,964 1,037 Tidak Terjadi Multikolonieritas 4. DER (X4) 0,837 1,195 Tidak Terjadi Multikolonieritas

Sumber: data sekunder diolah, 2010

Dengan melihat hasil perhitungan korelasi antar variabel bebas di

atas, diketahui hasil besaran korelasi antar variabel bebas tampak masih

jauh daari 90%, maka dapat disimpulkan tidak terdapat indikasi

multikolonieritas. Dari hasil pengujian multikolonieritas tidak ada satupun

dari variabel bebas yang mempunyai nilai tolerance lebih kecil dari 0,1.

Begitu juga nilai VIF masing-masing variabel tidak ada yang lebih besar

dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi

yang sempurna antara variabel bebas (independent), sehingga model

regresi ini tidak ada masalah multikolinearitas.

Page 58: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastitas bertujuan untuk mengetahui adanya

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke penggamatan

yang lain. Ghozali (2006) menjelaskan bahwa model regresi yang baik

bersifat homoskedastitas atau tidak bersifat heteroskedastitas. Berikut ini

adalah tabel hasil dari uji glejser:

Tabel IV.5 Hasil Uji Glejser

No Variabel thitung Sig Keterangan

1. CP (X1) -1,246 0,215 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 2. ROI (X2) 0,337 0,737 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 3. Size (X3) 1,864 0,389 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas 4. DER (X4) -0,426 0,671 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas

Sumber: data sekunder diolah, 2010

Dari tabel IV.5 menunjukan bahwa tidak ada satupun variabel

bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai

Absolut Ut (AbsUt). Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikannya di

atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena kesalahan

pengganggu (residual) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Uji yang dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi ini

adalah uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan nilai Durbin

Watson hitung (d) dengan nilai kritisnya atau nilai tabel. Jika nilai (d)

Page 59: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol, berarti tak ada autokorelasi.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson

sebesar 1,862. Pada jumlah sampel (n) = 121 dan jumlah variabel bebas

(k) = 4, maka besarnya nilai tabel Durbin-Watson Test adalah du = 1,772

dan 4-du = 2,227. Hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa

nilai du 1,772 < DW 2,046 < 2,228, maka tidak terjadi adanya autokorelasi

antar variabel independen.

C. ANALISIS DATA PENELITIAN

1. Pengujian regresi linier berganda

Regresi merupakan alat yang mengukur kekuatan pengaruh antara

dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah pengaruh antara variabel

dependent dengan variabel independent. Adapun berdasarkan perhitungan

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Sig t Beta Coefficient Variabel

0,630 -0,483 -0,0520 (Constant) 0,036 2,121 0,182 0,01922 Cash Position 0,000 5,027 0,456 0,845 Return on Investment 0,018 2,406 0,199 0,01831 Size (Ln Total Assets) 0,683 -0,410 -0,036 -0,00463 Debt to Equity Ratio

Ajd R2 = 0,209 F = 9,123 Sig = 0,000

Sumber: Data sekunder diolah, 2010

Page 60: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Dari tabel IV.6 yang merupakan hasil pengujian regresi linier

berganda dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -0,0520 + 0,01922X1 + 0,845X2 + 0,01831X3 - 0,00463X4

Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat dibuat interpretasi

sebagai berikut:

a = -0,0520

Nilai konstan untuk persamaan regresi adalah -0,0520 dengan parameter

negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya cash position, profitability

(ROI), firm size (LN Total Assets), dan debt to equity ratio maka dividend

payout ratio perusahaan tetap mengalami penurunan.

b1 = 0,01922

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel cash position (X1) adalah

0,01922 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi

peningkatan cash position sebesar 1%, maka akan meningkatkan dividend

payout ratio sebesar 0,019 %.

b2 = 0,845

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel profitability (ROI) (X2) adalah

0,845 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi

peningkatan profitability (ROI) sebesar 1%, maka akan semakin

meningkatkan dividend payout ratio sebesar 0,845%.

Page 61: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

b3 = 0,01831

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel firm size (LN Total Assets)

(X3) adalah 0,01831 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap

terjadi peningkatan firm size (LN Total Assets) sebesar 1%, maka akan

semakin meningkatkan dividend payout ratio sebesar 0,018%.

b4 = -0,00463

Besar nilai koefisien regresi untuk variabel debt to equity ratio (X6) adalah

-0,00463 dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi

peningkatan debt to equity ratio sebesar 1%; maka akan menurunkan

dividend payout ratio sebesar 0,005%.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa return on investment

mempunyai nilai koefieisen beta lebih besar dibandingkan dengan

variabel-variabel lainnya yaitu sebesar 0,456. Hal ini menunjukkan bahwa

return on investment merupakan variabel yang paling dominan

berpengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur di

Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007.

2. Uji F

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama

variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan uji F atau uji anova.

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat probabilitas value dalam penelitian

ini yaitu sebesar 0,000. Karena angka tersebut lebih kecil dari angka 0,05

yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,000 < 0,05) maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa cash position, profitability,

Page 62: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

firm size dan debt to equity ratio secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio.

3. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu antara cash position

terhadap dividend payout ratio, profitability terhadap dividend payout

ratio, firm size terhadap dividend payout ratio, debt to equity ratio

terhadap dividend payout ratio. Berikut ini hasil uji parsial dari masing-

masing variabel:

(1). Pengujian parsial terhadap cash position (CP)

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

signifikansi sebesar 0,036. Karena angka tersebut lebih kecil dari

angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,036 <

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari cash position terhadap dividend payout ratio.

(2). Pengujian parsial terhadap profitability (PR)

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

signifikansi sebesar 0,000. Karena angka tersebut lebih kecil dari 0,05

yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,000 < 0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

profitability terhadap dividend payout ratio.

Page 63: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

(3). Pengujian parsial terhadap firm size (Size)

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

signifikansi sebesar 0,018. Karena angka tersebut lebih kecil dari 0,05

yang merupakan angka derajat kepercayaan (0,018 < 0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari firm

size terhadap dividend payout ratio.

(4). Pengujian parsial terhadap debt to equity ratio (DER)

Dari Tabel IV.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas

signifikansi sebesar 0,683. Karena angka tersebut lebih besar dari 0,05

yang merupakan angka tingkat kepercayaan (0,05 < 0,683), maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio.

4. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian ini dipergunakan untuk menghitung seberapa besar

varian dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

independen. R2 yang digunakan adalah R2 yang telah mempertimbangkan

jumlah variabel independen dalam suatu model regresi atau disebut R2

yang telah disesuaikan (Adjusted-R2).

Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted

R2) sebesar 0,210. Hal ini berarti bahwa cash position, profitability, firm

size, dan debt to equity ratio memberikan sumbangan sebesar 21%,

terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Page 64: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Indonesia tahun 2005-2007, sedangkan sisanya sebesar 79% dapat

dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model.

D. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

Dalam bagian ini, peneliti akan membahas analisis hasil penelitian

yang telah dilakukan. Pembahasan hasil penelitian ini akan menjelaskan

apakah hipotesis yang dikemukakan dapat diterima atau tidak dapat diterima

secara empirik.

1. Pengaruh cash position terhadap dividend payout ratio.

H1 : Cash position berpengaruh positif secara signifikan terhadap

dividend payout ratio.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah cash position

mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout

ratio. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.6 dimana nilai

probabilitas signifikansi cash position terhadap dividend payout ratio

sebesar 0,036. Nilai tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang merupakan

angka derajat kepercayaan (0,036 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa

cash position dalam penelitian ini berpengaruh signifikan pada dividend

payout ratio. Nilai koefisien regresi yang positif untuk variabel cash

position sebesar 0,01922. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa H0 ditolak. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa cash

position dalam penelitian ini berpengaruh positif secara signifikan

terhadap dividend payout ratio.

Page 65: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sudarsi (2002) yang mempunyai hasil cash position tidak

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Dengan demikian

teori yang dinyatakan oleh Riyanto (2001) terbukti bahwa posisi kas atau

likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus

dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan

bearnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh

karena dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi kas

perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar

dividen.

2. Pengaruh profitability terhadap dividend payout ratio.

H2 : Profitability berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend

payout ratio.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah profitability

mempunyai pengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan

hasil perhitungan pada tabel IV.6 dimana nilai probabilitas signifikansi

profitability terhadap dividend payout ratio sebesar 0,000. Nilai tersebut

lebih kecil dari angka 0,05 yang merupakan angka derajat kepercayaan

(0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa profitability dalam

penelitian ini berpengaruh signifikan pada dividend payout ratio. Nilai

koefisien regresi yang positif untuk variabel profitability sebesar 0,845

maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya, secara statistik dapat

Page 66: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

ditunjukkan bahwa profitability dalam penelitian ini berpengaruh positif

secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Yuniningsih (2002) dan Anil dan Kapoor (2008) yang

menyatakan variabel profitability tidak berpengaruh signifikan terhadap

dividend payout ratio. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kania dan Bacon (2005) yang menyatakan

variabel profitability berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio.

Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan

oleh Hanafi (2004) bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap

kebijakan dividen. Profitabilitas adalah keuntungan bersih yang mampu

diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan

yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah

perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban tetapnya yaitu bunga dan

pajak. Oleh karena itu dividen yang diambilkan dari keuntungan bersih

akan mempengaruhi dividend payout ratio. Perusahaan yang semakin

besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin

besar sebagai dividen.

3. Pengaruh firm size terhadap dividend payout ratio.

H3 : Firm size berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend

payout ratio.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah firm size

mempunyai pengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout

Page 67: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

ratio. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.6 dimana nilai

probabilitas signifikansi firm size terhadap dividend payout ratio sebesar

0,018. Nilai tersebut lebih kecil dari angka 0,05 yang merupakan angka

derajat kepercayaan (0,018 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa firm

size dalam penelitian ini berpengaruh signifikan pada dividend payout

ratio. Nilai koefisien regresi yang positif untuk variabel firm size sebesar

0,01831 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya, secara

statistik dapat ditunjukkan bahwa firm size dalam penelitian ini

berpengaruh positif secara signifikan terhadap dividend payout ratio.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Susilawati

(2000) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen. Namun hasil ini konsisten tidak

sejalan dengan penelitian Sudarsi (2002) yang menyatakan bahwa firm size

tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.

Suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang

lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil. Akses

yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

Kemudahan aksesbilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya

fleksibilitas dan kemampuan bank untuk memunculkan dana yang lebih

besar, dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rasio pembayaran

yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Hasil penelitian ini konsisten

teori yang dikemukakan Hanafi (2004) bahwa jika perusahaan mempunyai

akses ke pasar keuangan yang baik, perusahaan bisa membayarkan dividen

Page 68: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi

kebutuhan likuiditasnya.

4. Pengaruh debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio.

H4 : Debt to equity ratio berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

dividend payout ratio.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah debt to equity ratio

mempunyai pengaruh negatif secara signifikan terhadap dividend payout

ratio. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.6 dimana nilai

probabilitas signifikansi debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio

sebesar 0,683. Nilai tersebut lebih besar dari angka 0,05 yang merupakan

angka derajat kepercayaan (0,05 < 0,683) maka dapat disimpulkan bahwa

debt to equity ratio dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan pada

dividend payout ratio. Nilai koefisien regresi yang negatif untuk variabel

debt to equity ratio sebesar -0,00463 maka dapat disimpulkan bahwa H0

diterima. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa debt to equity

ratio dalam penelitian ini tidak berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap dividend payout ratio.

Hasil dari penelitian ini konsisten dengan penelitian yang telah

dilakukan Sudarsi (2002) bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap dividend payout ratio. Namun hasil ini berbeda dengan

teori yang dikemukakan Gitosudarmo (2001) bahwa besar kecilnya

dividend payout ratio dipengaruhi oleh kebutuhan dana untuk melunasi

utang. Dari hasil penelitian ini, debt to equity ratio berpengaruh negatif

Page 69: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

terhadap dividend payout ratio tetapi tidak berpengaruh secara signifikan,

jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio tidak dijadikan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan dividen pada perusahaan

manufaktur yang membagikan dividen dan terdaftar di BEI tahun 2005-

2007.

Hal ini disebabkan karena adanya signal theory yang berpendapat

bahwa dividen sebagai signal oleh perusahaan yang merupakan indikasi

prospek perusahaan di masa yang akan datang. Ada kecenderungan harga

saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham

akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Jika perusahaan

merasa bahwa prospek di masa mendatang baik, pendapatan, aliran kas

diharapkan meningkat atau diperoleh pada tingkat dimana dividen yang

meningkat tersebut dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan

dividen. Pasar akan merespon positif pengumuman kenaikan dividen

tersebut. Walaupun besarnya debt to equity ratio tinggi perusahaan bisa

jadi tetap membayarkan dividen yang tinggi kepada pemegang saham agar

perusahaan dianggap masih mempunyai prospek yang bagus, sehingga

pemegang saham tetap menanamkan investasinya.

Page 70: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi dividend payout ratio suatu perusahaan yaitu cash position,

profitability, firm size, dan debt to equity ratio. Hasil pengujian yang

diperoleh mengindikasi beberapa variabel yang mempunyai hubungan

signifikan dan tidak signifikan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Cash position terhadap dividend payout ratio

Nilai probabilitas signifikansi cash position terhadap dividend

payout ratio sebesar 0,036 di bawah angka derajat kepercayaan (0,036 <

0,05) menunjukkan bahwa cash position berpengaruh signifikan pada

dividend payout ratio. Nilai koefisien regresi yang positif untuk variabel

cash position sebesar 5,20 x 10-2 sehingga dapat diambil kesimpulan

bahwa terdapat pengaruh positif secara signifikan cash position terhadap

dividend payout ratio.

2. Profitability terhadap dividend payout ratio

Nilai probabilitas signifikansi profitability terhadap dividend

payout ratio sebesar 0,000 di bawah angka derajat kepercayaan (0,000 <

0,05) menunjukkan bahwa profitability berpengaruh signifikan pada

dividend payout ratio. Nilai koefisien regresi yang positif untuk variabel

profitability sebesar 0,845 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

Page 71: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

terdapat pengaruh positif secara signifikan profitability terhadap dividend

payout ratio.

3. Firm size terhadap dividend payout ratio

Nilai probabilitas signifikansi firm size terhadap dividend payout

ratio sebesar 0,018 di bawah angka derajat kepercayaan (0,018 < 0,05)

menunjukkan bahwa firm size berpengaruh signifikan pada dividend

payout ratio. Nilai koefisien regresi untuk variabel firm size positif sebesar

0,01831 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh

positif secara signifikan firm size terhadap dividend payout ratio.

4. Debt to equity ratio terhadap dividend payout ratio

Nilai probabilitas signifikansi debt to equity ratio terhadap

dividend payout ratio sebesar 0,683 di atas angka derajat kepercayaan

(0,05 < 0,683) menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh

signifikan pada dividend payout ratio. Nilai koefisien regresi yang negatif

untuk variabel debt to equity ratio sebesar -0,00463sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif secara signifikan debt

to equity ratio terhadap dividend payout ratio.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari

keterbatasan, antara lain:

1. Pemilihan variabel yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan dividen

hanya terdiri dari empat aspek saja (cash position, profitability, firm size

Page 72: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

dan debt to equity ratio). Hal ini memungkinkan terabaikannya faktor lain

yang justru dapat mempunyai lebih pengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Periode pengamatan yang hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2005 sampai

dengan 2007, sehingga data tidak dapat menjelaskan proyeksi kebijakan

jangka panjang dan sampel yang diperoleh adalah jumlahnya terbatas.

C. SARAN

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi manajemen perusahaan emiten, lebih memperhatikan faktor cash

position, profitability dan firm size dalam menentukan kebijakan dividen.

Sehingga dapat membantu manajemen untuk menentukan kebijakan

dividen yang optimal.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan lebih meningkatkan jangkauan

penelitian dengan semakin meningkatkan periode penelitian dan faktor-

faktor lain yang dapat mempengaruhi dividend payout ratio perusahaan.

Misalkan dengan periode penelitian lebih dari tiga tahun supaya hasil yang

didapatkan lebih akurat, serta faktor lain misalnya seperti sales growth,

total assets growth, capital spending dan lain sebagainya.

Page 73: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediesoft Indonesia.

Anil, Kanwal dan Sujata Kapoor. 2008. “Determinants of Dividend Payout Ratios-A Study of Indian Information Technology Sector”. International Research Journal of Finance and Economics. Iss 15 (2008). pp 63-71.

Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku II. Jakarta: Salemba Empat..

ECFIN. 2008. Indonesian Capital Market Directory. Jakarta : Indonesian Stock Exchange.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Hanafi, M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Horne, James C Van dan John M. Wachowich. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Kania, Sharon L., dan Franc W. Bacon. 2005. “What Factors Motivate The Corporate Dividend Decision?” . ASBBS E-Journal. Vol. 1, No. 1, pp 97-107.

Miller, Merton H., and Franco Modigliani. 1961. “Dividend Policy, Growth, and the Valuation of Shares”. Journal of Business 34. pp 411–433.

Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Transito.

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Sudarsi, Sri. 2002. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Divident Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.9, No.1, Maret. Hal. 76-88.

Page 74: DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN …/Analisis...Dari sisi emiten, sangat penting untuk menentukan apakah sebagian keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan lebih banyak digunakan

Sunarto dan Andi Kartika. 2003. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividen Kas di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.10, No.1, Maret. Hal. 67-82.

Susilawati, C. Erna. 2000. “Dampak Faktor-faktor Keagenan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Transaksi Terhadap Rasio Pembayaran Dividen”. Jurnal Siasat Bisnis. Vol.2. No.5, Maret. Hal.111-125.

Wasis. 1983. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Yuniningsih. 2002. “Interpendensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol.9, No.2, September: Hal. 164-182.