DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OLEH: MUJI HASTUTI NIM: 109051000002 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/ 2013 M
106
Embed
DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45828/1/MUJI H… · DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI
ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
OLEH:
MUJI HASTUTI
NIM: 109051000002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/ 2013 M
DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASIORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK)UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
SkripsiDiajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Muii HastutiNIM: 109051000002
Dosen Pembimbing
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAMFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARTF HIDAYATULLAH
JAKARTA1434 H/ 2013 M
NIP: 19710816
LEMBAR PENGESAI{AN. i-
skripsi be{udul Distorsi pesan Dalam Komunikasi organisasi unitKegiatan Nrahasis*'a_ (uKM) Lembaga Dakrvah Kampus (LDKj universirasIslam Negeri (UIN) S5'arif Hida-vatullah Jakarta telah diujikan dalam SidanjMunaqasyah Fakultas llmu Dak*'ah dan llmu Komunikasi Universitas IslamNegeri {UIN) S1'arif Hidal'atullah Jakarta pada28 Oktober 2013. Skripsi ini telahditerilna sebagai salah satu syarat rremeroleh gelar Sarjana Kornunikasi Islam(S. Korn. I) pada Program Studi Komunikasi dan penyiarun lrlu''.
I akarta, 28 Oktober 20 1 3
Sidang Munaqasyah
Sidang
: 19700903 199603 I 001
Sekretaris Sidang
1971081
uji II
70906 199403 t 002
Dosen Pembimbing
NIP: 19710816
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memeroleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Apabila dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 04 Oktober 2013
Muji Hastuti
i
ABSTRAK
Muji Hastuti
Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Komunikasi merupakan suatu proses menciptakan dan saling menukar
pesan dalam satu jaringan. Sama halnya dengan komunikasi organisasi. Namun,
dalam suatu proses komunikasi, seringkali dijumpai distorsi pesan, sehingga
terjadi perubahan pesan.
Hal tersebut ditemui penulis saat melakukan penelitian kepada organisasi
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam hal ini, penulis memberikan perumusan masalah seperti, Faktor apa
saja yang mempengaruhi terjadinya distorsi komunikasi organisasi pengurus putra
dan putri UKM LDK Syahid periode 2013-2014? Dan Bagaimana cara pengurus
putra dan putri UKM LDK Syahid mengatasi terjadinya distorsi komunikasi
organisasi?
Teori yang digunakan adalah teori fungsional. Teori ini memandang
proses sebagai sebuah instrument di mana organisasi membuat keputusan,
menekankan hubungan antara kualitas komunikasi dan hasil dari organisasi.
Faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi meliputi: Pertama, karena
batasan-batasan saat berkomunikasi, seperti waktu pengurus putri yang terbatas
saat mengadakan rapat dengan pengurus putra dan hijab untuk membatasi wilayah
pengurus putra dan putri. Kedua, pemahaman yang berbeda, dan ketiga karena
kurangnya konfirmasi.
Dalam menanggulangi masalah tersebut, pengurus putra dan putri UKM
LDK Syahid biasanya dengan sering melakukan konfirmasi. Sedangkan pada
batasan waktu dan hijab, pengurus mengatasinya dengan memberitahukan
beberapa kali akan hasil rapat tersebut
Sedangkan lokasi penelitian dilakukan di Gedung Student Center (SC)
lantai 3, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan tujuan mendeskripsikan
masalah distorsi komunikasi pengurus UKM LDK Syahid. Pada penelitian ini,
penulis menggunakan pendekatan kualitatif,dengan metode deskriptif.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan beragam
macam kenikmatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
“Distorsi Pesan Dalam Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.” Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah
kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam proses penulisan skripsi ini, tentu dan pastinya tanpa adanya
dorongan, dukungan, dan bantuan dari orang-orang yang sangat luar biasa ini,
mungkin penulisan skripsi ini belum dapat terselesaikan. Oleh sebab itu ungkapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, serta jajarannya, Wakil Dekan I, II, dan III.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si., selaku Ketua Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI). Terimakasih penulis ucapkan karena telah memberikan nasehat
yang berharga.
3. Ibu Umi Musyarrofah, M.A., selaku Sekretaris Prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam dan sekaligus bersedia menjadi pembimbing dalam
pembuatan skripsi penulis. Terimakasih penulis ucapkan, karena telah
memberikan banyak meluangkan waktu, membantu, membimbing,
menasehati, mendukung, dan mencurahkan pemikirannya untuk memberikan
masukan dalam menyelesaikan skripsi penulis.
iii
4. Ibu Armawati Arbi, selaku Dosen Penasehat Akademik Prodi KPI A periode
2009. Terimakasih banyak kepada Ibu yang telah menasehati dalam
penyelesaian studi, kemudian memberikan arahan sebelum skripsi ini dibuat,
serta terimakasih karena telah berbagi ilmu selama dalam mengajarkan ilmu
yang telah diberikan.
5. Para dosen yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu, para
dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan
pengalaman kepada penulis.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan
bahan-bahan referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ayahanda tercinta dan tersayang, kemudian Ibunda yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dalam perjalanan studi ananda.
Terima kasih ananda ucapkan atas semua dukungan berupa moril dan
materil. Semua rasa terima kasih ananda hanturkan kepada kalian, serta
adik-adik yang selalu mendukung dan membantu ananda dalam proses
penelitian dan pembuatan skripsi.
8. Pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid) periode 2013-2014,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah bersedia menjadi objek dalam
penelitian penulis, khususnya untuk para narasumber yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
iv
9. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi,
tak dapat saya sebutkan satu persatu, serta seluruh teman seperjuangan KPI
angkatan 2009, khususnya KPI A dan KPI F.
10. Seluruh kawan-kawan angkatan 2008, 2009, dan 2010 pada Organisasi
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) INSTITUT. Terimakasih atas dukungan,
pengalaman, keceriaan, serta kebersamaan.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya sampai terselesaikannya skripsi ini.
Dengan menengadah tangan dan mengucap syukur Alhamdulillah kepada
Ilahi Robbi yang telah memberikan seluruh nikmat dan karunia-Nya. Akhirnya
tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jakarta, 04 Oktober 2013
Penulis,
Muji Hastuti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 7
F. Metodologi Penelitian ....................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Komunikasi ....................................................................................... 14
A. Kesimpulan ....................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan antara satu sama lain, baik
dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaaan, di pasar,
serta dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. karena tidak ada
manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu
pun bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya,
kurangnya komunikasi organisasi akan berantakan.1
Selain itu, komunikasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting,
karena komunikasi di dalam organisasi berfungsi untuk mengurangi
ketidakpastian informasi. Menurut Weick, dalam buku teori komunikasi:
theoris of human communication, bahwa semua informasi dari lingkungan
sekitar bersifat samar-samar atau ambigu pada beberapa tingkatan, dan
kegiatan berorganisasi serta berkomunikasi di dalam organisasi dirancang
untuk memngurangi ketidakpastian.2
Menurut Arni Muhammad dalam buku yang berjudul Komunikasi
Organisasi, komunikasi adalah “Pertukaran pesan verbal ataupun
nonverbal antara komunikator dengan komunikan untuk mengubah
tingkah laku”.3
Adapun pengertian komunikasi organisasi sendiri adalah bahwa
komunikasi organisasi merupakan suatu proses menciptakan dan saling
1Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 1
2Stephen W. Littlejohn & Karen A. Foss, Teori Komunikasi: Theoris of Human
Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), h. 365. 3 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 4-5.
2
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-
ubah.4
Dalam sebuah organisasi biasanya seringkali dijumpai terjadinya salah
pengertian antara sesama tingkatan dan atasan-bawahan mengenai pesan yang
mereka sampaikan saat berkomunikasi. Hal ini biasanya disebabkan oleh
berbagai hal, di antaranya berasal dari perbedaan arti pesan yang diterima
komunikan setelah komunikator mengirimkan pesan tersebut.
Kekurangan, ketepatan, atau perbedaan arti di antara yang
dimaksudkan oleh si pengirim dengan interpretasi si penerima, dinamakan
distorsi. Perbedaan arti atau distorsi pesan dapat merupakan hal yang sangat
kritis dalam suatu organisasi.5
Biasanya, pesan yang didistribusikan dengan cara yang simultan,
mudah terkena perubahan dan distorsi bila dibandingkan dengan komunikasi
interpersonal. Sedangkan menurut kodratnya, organisasi itu bersifat
konservatif. Secara aktif sesungguhnya mereka menolak perubahan.
Adapun salah satu faktor yang memberikan kontribusi pada distorsi
pesan dalam proses komunikasi adalah persepsi kita mengenai pemberian
komunikasi tersebut. Hal itu disebabkan karena faktor persepsi memegang
peranan penting dalam proses komunikasi.6
Dalam setiap hari, organisasi seringkali menerima banyak informasi
(stimuli) yang berasal dari lingkungan atau anggotanya. Namun mengenai
kondisi tersebut, tidak semua informasi dapat diproses lebih lanjut.7
4 Ibid., h. 67.
5 Ibid., h. 206.
6Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Yenny Ratna Suminar, Komunikasi Organisasional,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h. 6.19. 7Morrison, Teori Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 35.
3
Tak hanya itu, dalam proses komunikasi seringkali ditemukan banyak
masalah, berupa hambatan dalam proses komunikasi organisasi. Inti masalah
sebenarnya adalah adanya perbedaan tentang pesan yang dikirim dan diterima.
Biasanya, pesan yang dimaksudkan oleh pengirim seringkali bukan seperti
yang diinginkan oleh penerima.
Padahal, dalam praktek normal seperti komunikasi sehari-hari, setiap
orang selalu menginginkan lawan bicaranya memahami maksud
pembicaranya. Karena jika seseorang memahami masalah kesalahpahaman,
maka seseorang tersebut akan mengetahui bahwa setiap orang harus berusaha
membuat agar setiap orang memahami apa yang disampaikannya.8
Komunikasi yang efektif akan terjadi apabila makna pesan yang
dipersepsikan penerimanya sama dengan yang dimaksud atau dibayangkan
pengirim. Meski menurut Berlo (1960:175), dalam buku yang berjudul Ilmu
Komunikasi: Sekarang Dan Tantangan Masa Depan, makna suatu pesan berada
pada diri para pelaku komunikasi yang dipengaruhi oleh latar belakang
masing-masing, bukan pada kata-kata yang terkandung di dalam pesan
tersebut.9
Usaha memahami makna merupakan masalah falsafah yang tertua
dalam umur manusia. Penelitian yang dilakukan terhadap keadaan lahiriah
komunikasi dan hasil usaha para ahli teknik sistem komunikasi telah
memberikan sedikit pengertian kepada masalah ini, tetapi hanya sampai pada
ukuran yang terbatas sekali.
8Jean E. Esposito, Seni Komunikasi: Membangun Pengertian di Tempat Kerja, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2005), h. 167. 9Hamid, Farid, & Budianto, Ilmu Komunikasi: Sekarang Dan Tantangan Masa Depan,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 205.
4
Bahasa yang didengar, berwujud gelombang-gelombang bunyi
yang dengan lembut mengetuk pintu ruang telinga. Adapun yang
menjadi persoalan adalah untuk menggambarkan peranan “makna”
dalam hubungan ini, dan itulah yang sulit. Karena makna tidak
mempunyai bandingan yang dapat diterima dengan alam benda.10
Dalam buku yang berjudul Asas-asas Komunikasi Antar Manusia,
Lawrence Kincaid & Wilbur Schramm menjelaskan bahwa untuk memahami
makna itu tidaklah mudah. Meskipun tidak berarti mustahil. Kegiatan yang
telah dilakukan selama 50 tahun belakangan ini sudah sangat menerangi
sesuatu yang untuk tujuan praktis pada hakekatnya tidak dapat dilihat.11
Patut diingat, bahwa makna tergantung faktor-faktor di bawah ini:
kata-kata yang disekitarnya, susunan dan pola kaitan hubungan antar-kata,
pencipta sumber, sifat-sifat sumber, waktu, tempat. Serta lingkungan sosial
dan politik di mana kata yang bersangkutan dipakai12
Di Indonesia, organisasi keagamaan yang bergerak dibidang dakwah
cukup banyak. Dalam hal ini, lembaga atau institusi keagamaan cukup punya
andil yang besar bagi pengembangan dakwah Islam di Indonesia. Salah
satunya seperti Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDK Syahid) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan sebuah organisasi dalam lingkup Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
LDK Syahid didirikan pada hari selasa 10 Muharram 1417 H,
bertepatan dengan tanggal 28 Mei 1996 M. lembaga yang merupakan salah
satu institusi yang bergerak di bidang dakwah serta penyiaran pernah
mengalami distorsi komunikasi.
10
Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Yenny Ratna Suminar, Komunikasi Organisasional,
h. 6.19. 11
Kincaid, D. Lawrence & Wilbur Schramm, Asas-asas Komunikasi Antar Manusia,
(Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1987), h. 56. 12
Ibid., h. 70.
5
Menurut ketua pengurus pusat LDK Syahid periode 2013-2014, Saeful
Manan, dalam berkomunikasi pengurus LDK Syahid baik antara ikhwan
ataupun akhwat tidaklah selalu lancar. Dalam hal ini mereka sering mengalami
distorsi pesan saat berkomunikasi dengan pengurus ikhwan dan akhwat.
Adapun salah satu contohnya adalah ketika ada Kabag Umum dari
Fakultas Adab dan Humaniora memprotes kepada pengurus LDK. Kabag
Umum tersebut menanyakan apakah nomor telepon yang tercantum di kop
surat masih aktif, setelah kami jelaskan bahwa nomor tersebut sudah tidak
aktif, ibu dari Kabag Umum tersebut memarahi Arief dan memerintahkan agar
secepatnya menghapus nomor telepon yang tercantum. Hal tersebut dijelaskan
oleh M. Arief Wicaksono, Sekretaris LDK Syahid periode 2013-2014.
Padahal dalam masalah ini, Arief sudah menyosialisasikan kepada
pengurus komda agar nomor telepon tidak dicantumkan di kop surat. Namun,
masih terdapat beberapa fakultas yang tidak mendengar atau tidak paham
kemudian tidak bertanya lagi kepada Arif, sehingga hal tersebut pun terjadi.
Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi, adalah karena
pemahaman yang berbeda dan tidak ada saling konfirmasi, sehingga masalah
distorsi pun terjadi
Selain itu, Perbedaan tingkatan, waktu serta hijab yang membatasi saat
diadakan kegiatan rapat antara pengurus ikhwan dan pengurus akhwatpun
turut memengaruhi terjadinya distorsi komunikasi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada penelian kali ini
ingin mengambil judul “DISTORSI PESAN DALAM KOMUNIKASI
ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) LEMBAGA
6
DAKWAH KAMPUS (LDK) SYAHID UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
(UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis membatasi pembahasannya
hanya pada komunikasi pengurus UKM LDK Syahid baik ikhwan ataupun
akhwat periode 2013-2014, sebagai komunikator dan komunikan. Penelitian
ini fokus pada proses komunikasi organisasi yang mengakibatkan terjadinya
distorsi komunikasi organisasi pengurus UKM LDK Syahid, baik ikhwan
maupun akhwat. Adapun perumusan masalah dalam penulisan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya distorsi pesan dalam
komunikasi organisasi pengurus ikhwan dan akhwat UKM LDK Syahid
periode 2013-2014?
2. Bagaimana cara pengurus ikhwan dan akhwat UKM LDK Syahid periode
2013-2014 mengatasi terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi
organisasi?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang masalah, pembatasan, dan perumusan
masalah, maka penelitian skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi
pesan dalam komunikasi organisasi antara pengurus ikhwan ataupun
akhwat UKM LDK Syahid periode 2013-2014.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengurus UKM LDK Syahid periode
2013-2014 mengatasi terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi
organisasi.
7
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Dalam penelitian ini, agar dapat mengetahui sejauh mana
perkembangan komunikasi organisasi antara pengurus ikhwan dan
akhwat UKM LDK syahid UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.
2. Manfaat praktis
Sebagai bahan acuan mahasiswa yang mengikuti organisasi, agar
bisa menghindari terjadinya distorsi pesan dalam komunikasi organisasi
antara sesama pengurus, serta agar bisa berkomunikasi lebih baik lagi
antara satu pengurus dengan pengurus lain.
E. Tinjauan Pustaka
Dari pengamatan penulis dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM),
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), serta di luar wilayah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis belum menemukan penelitian mengenai distorsi
komunikasi organisasi UKM LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun, dalam hal ini peneliti hanya menemukan beberapa bentuk
penelitian yang hampir sama dilingkungan UIN Syarif Hidyatullah di
FIDIKOM, yaitu:
1. Komunikasi Organisasi Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII)
Dalam Kaderisasi. Skripsi yang dibuat Siti Latifah pada tahun 2011,
8
menjelaskan tentang bentuk dan metode komunikasi organisasi pengurus
besar PII.
Sedangkan persamaannya dengan skripsi ini adalah sama-sama membahas
tentang komunikasi organisasi, hanya saja perbedaannya terletak pada
objek dan subjek yang diteliti. Dalam skripsinya ia membahas bagaimana
bentuk dan metode kaderisasi, sedangkan skripsi penulis membahas
tentang distorsi pesan dalam komunikasi organisasi UKM LDK Syahid
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Purnomo tahun 2011, dalam skripsinya yang berjudul Komunikasi
Organisasi Supporter Aremania Dalam Pembinaan Akhlak Kader
Anggota.” Penelitian yang dibuat Purnomo menjelaskan bahwa secara
garis besar skripsi ini membahas tentang pola komunikasi oranisasi yang
terjadi antar supporter Aremania, serta iklim organisasi dan iklim
komunikasi.
Adapun persamaan dengan skripsi yang penulis buat adalah sama-sama
membahas mengenai komunikasi organisasi. Hanya saja perbedaannya
terletak pada objek dan subjek yang diteliti. Dalam skripsi Purnomo, ia
mengupas masalah bagaimana iklim komunikasi yang dibangun komunitas
supporter Aremania.
3. Januar Azhari dalam skripsinya yang berjudul “Pola Komunikasi
Organisasi Mahmudi Sebagai Walikota Depok Dalam Implementasi
Kebijakan Publik.” Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008.
Adapun persamaan skripsi Januar dengan penulis sendiri adalah sama-
sama membahas mengenai komunikasi organisasi. Sedangkan
9
perbedaannya terletak pada objek serta subjek yang diteliti. Dalam skripsi
Azhari membahas masalah bagaimana pola komunikasi Mahmudi sebagai
walikota Depok.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode dan Pendekatan Penelitian
Metodologi dalam penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan
kualitatif, dengan metode deskriptif analisis. Pendekatan kulitatif
didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang teliti dan
rinci, dibentuk dengan kata-kata, serta gambaran-gambaran mengenai cara,
proses, dan penyebab terjadinya distorsi.
Menurut Bogdan dan Tylor, dalam buku yang berjudul Metodologi
Penelitian Kualitatif yang dikarang Lexi J. Moleong, metodologi kualitatid
digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.
Sedangkan dalam skripsi yang penulis buat melalui pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif analisis adalah dengan memanfaatkan
wawancara dan pengamatan langsung ke objek yang dituju.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pengurus UKM LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2013-2014.
10
b. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah distorsi dalam proses pesan
yang terjadi antara pengurus putra dan putri UKM LDK Syahid.
3. Tahapan Penelitian.
Agar penulisan dapat berjalan sesuai dengan kaidah yang akan
dibahas, maka langkaj awal penulis adalah mengumpulkan data. Data-data
awal yang akan dikumpulkan berasal dari sejumlah sumber referensi
tertulis, baik berupa buku, artikel, atau sumber-sumber tulisan ilmiah
lainnya yang bersangkutan dengan judul penelitian yang akan diteliti, serta
didapatkan dari beberapa narasumber yang memiliki kredibilitas dalam
masalah yang ingin diteliti.
Kemudian, data yang telah berhasil disimpulkan akan melalui proses
analisis yang kemudian digabungkan hingga menjadi tulisan yang tersusun
dan siap dikaji secara lebih mendalam.
Sesuai dengan metodologi yang akan digunakan, yakni penelitian
pendekatan kualitatif metode dekriptif analisis, maka data akan
dikumpulkan melalui:
a. Observasi
Penulis berusaha mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan langsung ke tempat sekretariat UKM LDK Syahid UIN
Jakarta, seperti mengamati dengan seksama seperti bagaimana
komunikasi antara penggurus putra dan putri UKM LDK Syahid UIN
Syarif Hidayattullah Jakarta secara langsung. Sehingga akan
mendapatkan data-data yang akurat serta dapat disajikan bahan materi
penelitian.
11
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses dalam pengumpulan data dengan
cara tanya jawab antara peneliti dengan narasumber. Dalam hal ini,
penulis berusaha mengumpulkan data dengan melakukan wawancara
kepada Saeful Manan, Ketua Umum LDK Syahid, Istiqomatunnisa,
ketua keputrian LDK Syahid, dan Dyah Sukowati sebagai kordinator
keputrian LDK Syahid. Jawaban dari wawancara tersebut akan direkam
dengan menggunakan alat perekam seperti hand phone.
c. Dokumentasi
Sumber datanya adalah mengenai hal-hal yang terkait dengan
penelitian. Adapun dokumentasi di sini, terdiri dari buku dan artikel
yang terkait dengan penelitian, serta tulisan-tulisan berbentuk catatan
dari hasil wawancara dan dokumen-dokumen berupa sejarah UKM
LDK Syahid, struktur organisasi UKM LDK Syahid yang diberikan
secara langsung maupun via e-mail.
4. Teknik Analisa data
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip dalam buku yang dikarang
oleh Moleong mengatakan, bahwa analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.13
13
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), cet. Ke-22, h. 248.
12
Setelah data didapatkan, peneliti mulai menganalisis, karena peneliti
menggunakan metode kualitatif, maka sebuah analisis yang berdasarkan
pernyataan keadaan dan ukuran kualitas (bersifat non-statistik), yaitu cara
melaporkan data dengan menguraikan, menerangkan, memberi gambaran,
serta menjelaskan semua data yang terkumpul secara apa adanya dan
kemudian data tersebut disimpulkan.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku panduan
skripsi yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Cuality Development
and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Pendahuluan memberikan uraian mengenai latar belakang
masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metodologi penelitian, waktu dan tempat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Landasan teori memberikan uraian mengenai pengertian
komunikasi, karakteristik komunikasi, pengertian komunikasi
organisasi, arus komunikasi dalam organisasi, pengertian distorsi
pesan, faktor-faktor yang mempengaruhi distorsi pesan, dan cara
meminimalisir distorsi pesan.
13
BAB III Gambaran Umum LDK Syahid
Bab ini berisi tentang filosofi lambang LDK SYAHID UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian sejarah UKM LDK
Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, visi dan misi UKM
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan struktur
organisasi UKM LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB IV Temuan dan Analisis
Bab ini berisi tentang proses komunikasi antara pengurus ikhwan
dan akhwat UKM LDK Syahid periode 2013-2014. Kemudian
menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
distorsi pesan, serta menjelaskan bagaimana pengurus UKM
LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta meminimalisir
masalah distorsi pesan.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan
masalah yang dibahas untuk pengembangan lebih lanjut.
14
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa
Inggris Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan
komunikasi berasal dari unsur persurat kabaran, yakni journalism. Adapun
definisi komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa
(etimologi) dan dari sudut istilah (termininologi).
Komunikasi menurut etimologi dalam “Perhubungan”, sedangkan
yang terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan lain, yaitu:
a. Communicare, yakni yang berarti berpartisipasi ataupun memberi
tahukan.
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku di mana-mana.
c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat
mayoritas.1
d. Communico, yang berarti membuat sama.
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin Communicatio
yang juga bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama
dalam hal ini bermaksud sama makna.
Pengertian komunikasi secara etimologi ini memberi pengertian
bahwa komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang
atau bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi
1 Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rindang
Mukti), h. 1.
15
pesan dengan orang yang menerima pesan.2 Karena Communis di sini bisa
saja diberi arti dengan sama makna atau sama arti, sehingga lambang-
lambang yang diberikan itu, merupakan milik bersama antara orang yang
memberi lambang dengan orang yang menerima lambang.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah atau terminologi
yang dipaparkan Roudhonah dalam buku ilmu komunikasi, komunikasi
banyak dikemukakan oleh para sarjana-sarjana yang menekuni ilmu
komunikasi, antara lain:
a. Everett M. Rogers mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.3
b. Laswell, 1960, mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”,
“dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil
apa”.4
c. Berelson dan Steiner, 1964, menjelaskan bahwa kounikasi dalah proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, dan
angka-angka.
Bila kita pahami dari semua pendapat yang mewakili di atas, maka
komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan
pesannya, baik dengan lambing bahasa maupun dengan isyarat, gambar,
2 Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Pree, 2007), h. 19.
3 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 1998), h. 18.
4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 20.
16
gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga
keduanya dapat mengerti apa yang sedang dikomunikasikan.
Dalam hal ini, komunikasi merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia, baik secara individu
maupun bermasyarakat. Hal ini bisa dibuktikan dengan kebutuhan manusia
untuk berhubungan dengan Tuhan dan sesamanya diakui hampir semua
agama telah ada sejak Adam dan Hawa.5 Hal ini digambarkan dalam Al-
Quran dari dialog yang dilakukan Allah Swt., Adam, dan Malaikat. QS Al-
Baqarah ayat 31-33:
“Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda seluruhnya, kekmudian mengemukakannya kepada malaikat lalu berfiman”Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu jika kamu orang-orang yang benar! Mereka menjawab “Mahasuci Engkau, tidak ada yang Engkau ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkakn kepada kami: “Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Allah befirman: “Hai Adam, beritahukanlah nama-nama benda itu.” Allah berfirman: “Bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan yang kamu sembunyikan.” (QS Al-Baqarah [2]:31-33).
Dari ayat-ayat di atas, tergambar sifat manusia untuk
menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain,
merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis
melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan
untuk memberi arti disetiap lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
5Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 43.
17
Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan
dengan menggunakan lambang-lambang, baik berupa kata-kata, angka-
angka, dan tanda-tanda, yang semuanya tentu harus ada kesamaan makna
dan pengertian.
Komunikasi juga pada hakekatnya akan berhasil jika orang yang
diajak bicara dapat memberi makna sesuai dengan yang diharapkan
komunikator. Dengan demikian dalam komunikasi akan timbul empat
tindakan bagi setiap pelakunya, yaitu:6
a. Membentuk pesan, artinya menciptakan sesuatu idea tau gagasan yang
terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem
syaraf.
b. Menyampaikan, artinya pesan yang telah dibentuk kemudian
disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
langsung.
c. Menerima, artinya disamping membentuk dan menyampaikan pesan,
seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.
d. Mengolah, artinya pesan yang telah diterima, kemudian akan diolah
melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan
pesan dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut.
2. Karakteristik Komunikasi
Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, diperoleh gambaran
bahwa pengertian komunikasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu
sebagai berikut:
6Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 21.
18
a. Komunikasi adalah suatu proses.
Yakni bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atatu
peristiwa yang terjadi secara berurutan, serta berkaitan satu sama
lainnya dalam kurun waktu tertentu.
b. Komunikasi melibatkan beberapa unsur.
Seperti yang diungkapkan Lasswell, secara eksplisit dan kronologis
menjelaskan lima unsur yang terlibat dalam komunikasi, yakni: Who,
Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect.
c. Komunikasi bersifat transaksional.
Pada dasarnya komunikasi menuntut tindakan memberi dan menerima.
Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang oleh
masing-masing pelaku yang terlibat dalam komunikasi. Pengertian
“transaksional” juga menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan
komunikasi tidak hanya ditentukan oleh komunikasi.
d. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan mempunyai tujuan.
Maksudnya ialah bahwa komunikasi yang dilakukan seseorang
sepenuhnya berada dalam kondisi mental psikologis yang terkendali
atau terkontrol bukan dalam keadaan “mimpi”.
e. Komunikasi menentukan adanya partisipasi dan kerja sama dari para
pelakunya.
Yakni komunikasi akan berlangsung, apabila pihak-pihak yang terlibat
komunikasi sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap
pesan yang disampaikan.
f. Komunikasi bersifat simbolis.
Komunikasi yang dilakukan pada dasarnya menggunakan lambang-
lambang. Lambang paling umum yang digunakan dalam komunikasi
19
antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-
kalimat, dan angka-angka. Dan juga lambang-lambang yang bersifat
non verbal, seperti: gerakan tubuh, tangan, dan kaki.
Sesungguhnya, dalam hal ini lambang pada dasarnya tidak mempunyai
makna, namun kitalah (orang) yang memberi makna. Maka untuk
komunikasi antara komunikator dan komunikan sudah adanya
kesepakaatan tentang makna dari yang dikomunikasikan.
g. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu.
Yakni bahwa para peserta yang terlibat dalam komunikasi tidak harus
hadir pada waktu serta tempat yang sama, karena adanya berbagai
produk teknologi komunikasi, seperti telepon, faksimili, dan lainnya.
3. Model Komunikasi
Para ahli komunikasi telah banyak menjelaskan dan menciptakan
model-model atau refresentatif sederhana dari hubungan-hubungan
kompleks di antara elemen-elemen dalam proses komunikasi, yang
tentunya akan mempermudah seseorang untuk memahami proses
komunikasi.
a. Model Komunikasi Linear
Claude Shannon, seorang ilmuan, dan Bell Laboratories yang
juga professor di Massachusetts Institut of Technology dan Warren
Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di Sloan Fondation,
mendeskripsikan komunikasi sebagai proses yang linear atau searah.
Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: yaitu sumber
(source), pesan (message), dan penerima (receiver).
20
Mengenai hal ini terdapat empat jenis gangguan, pertama
gangguan semantik yang berhubungan dengan bahasa. Kedua
gangguan eksternal atau fisik adalah gangguan yang berada di luar
penerima. Ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka yang
dimiliki oleh komunikator. Empat gangguan fisiologis adalah
gangguan yang besifat biologis terhadap proses komunikasi.7
b. Model Interaksional
Model ini dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para
komunikator. Proses pelingkaran pada model interaksional
menunjukan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Pandangan model
interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi
pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak
menjadi keduanya sekaligus.
Elemen yang terpenting dalam model ini adalah feedback atau
tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal dan
nonverbal, sengaja maupun tidak sengaja. Feedback tersebut dapat
berupa amat membantu komunikator untuk mengetahui apakah pesan
mereka telah sampai atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna
terjadi. Dalam model interaksional umpan balik terjadi setelah pesan
diterima komunikan, tidak saat pesan sedang di kirim.
c. Model Transaksional
Pada model komunikasi transaksional, lebih menekankan pada
Muhammad, Arni., Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cet.
Ke- 7.
Morrison. Teori Komunikasi Organisasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009. Cet,
Pertama.
Osgood, Charles E. George J. Suci, and Percy H. Tannenbaum, The Measurement
of Meaning. Urbana: University of Illinois Press, 1957.
Phil Astrid S. Susanto. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Rindang Mukti. Cet. Ke-2.
Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perspektif, ragam, & Aplikasi. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2009.
Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Cet. Pertama.
75
R. Wayne Pace & Don F. Faules. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002. Cet. Ke-4.
Soemirat, Soleh., Ardianto, Elvinro., dan Suminar, Yenny Ratna, Komunikasi
Organisasional. Jakarta: Universitas Terbuka, 2000. Cet. Kedua.
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/ Fax : (021) 7 432728 / 74703580
Website : m.fdkuinjakarta.ac.id, E-mail : [email protected]. Ir. H. ]uanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Nomor : Un.01lF5lKM.01 .3/"l|0f 12013
Lamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
','
Kepada Yth.Umi Musyarofah, M.Ag.Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta
As salamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kamrFakultas Ilmu Dakwahberikut,
NamaNIVIJurusan/SemesterJudul Skripsi
Tembusan:l. Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPDFakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Iakarta,]fl Maret 2013
sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswadan Ilmu Komunikasi UIN Syarif l{idayatullah Jakarta sebagai
Muji Hastuti10905 I 000002Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPD / VIIIDistorsi Komunikasi Organisasi pada Unit KegiatanMahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK)Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasi-swa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya pada waktu yang tidak terlalu lama.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Was s al amu' al aikum- Wr. Wb.
Saputra,3 199603 1 0011
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UII9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 743272t I 74703580
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia E-mail : dakwah(Dfdk.uinjakarta.ao.id
NomorLampiranHal
: un.0l/F5 lPP.O}.e/fJq( t2ot3
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Pengurus UKM Lembaga Dakwah Kampus(LDK Syahid) UIN Jakartadi
Tempat
As s al amu' al ai kum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2013
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :
Muji Hastuti109051000002Jakarta,09 Juni 1990IX (Sembilan)Komunikasi dan Penyiarari Islam (KPI).Tangerarrg, Banten089635723276
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari d,atadalam rangkapenulisan skripsi berjudul Distorsi Komuniktsi Organisasi UKM LDK Syahid UINEyr f Hi dal,atull ah Jakart a.
Untuk melengkapi bahan penulisan tersebut, dimohon kiranya Bapak dapatmenerima./mengizinkan yang lersangkutan untuk wawancara./observasi sertamemperoleh da(a yang terkait dengan penelitiari dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Ws s al amu' al aikum Wr. Wb.
1004VTembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan penyiaran Islam (KpI)
Dekan,
Subhan, MA110 199303
Ew#SURAT KETERANGAN
NO:089/S. Ket/ LDK SYAHID I W zALg
Lernbaga Dalrwah Kampus Syahid UIf{ Syarif Hidayatullah Jakafta dengan ini, t menerangkan bahwa:
Nama
Universitas
Fakultas
NIM
Tahun Akademik
I lYtqii Hastuti
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: Dakwah dan Komunikasi
Semester/Jurusan : 9 / Komunikasi dan penyiaran Islam: 1O9O51(XX!OO2
= 2fr1.3l20l*
i
FelFau adalah benar pernah melakukan penelitian terhadap Lembaga Da]<wah
Kampus (tDlO Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikianlah Surat Keterangan ini dibuat, agar dapat digunakan sebagaimanamestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terirna kasih.
Ketua LDK Syahid UIN Jakafta
Sekreariat :
Gedung Student Center {SC} Lt.3ll lr u hranzla iln Ot lainrrlat'ttr,, 1t
.d.
Nama : Saeful Manan
Jabatan : Ketua Umum LDK Syahid periode 2013-2014
Waktu : 17 Desember 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus UKM LDK Syahid pernah mengalami distorsi dalam
komunikasi organisasi?
Jawaban :
Pernah dan sering
Pertanyaan : Mengapa distorsi itu bisa terjadi?
Jawaban :
Hal tersebut bisa terjadi karena terdapat batasan-batasan saat berkomunikasi. Seperti pada
batasan waktu. Untuk masalah waktu, waktu perempuan dalam rapat itu tidak seluas waktu
pengurus putra. Misalnya, jika ada rapat yang sangat penting dan harus di rapatkan sore itu juga,
nah perempuan biasanya hanya bisa rapat sampai magrib dan pengurus putra bisa melanjutkan
sampai tengah malam.
Kemudian jarak. Jarak dalam berkomunikasi pada acara rapat ataupun diskusi, pengurus putra
dan pengurus putri membatasi interaksi mereka dengan menggunakan hijab seperti banner dan
pembatas lainnya yang bisa digunakan. Dengan tujuan agar jarak pengurus putra dan putri tidak
terlalu dekat.
Selain itu, pemahaman ataupun persepsi yang berbeda juga sering menimbulkan terjadinya
distorsi. Seperti pemahaman antara pengurus pusat dan pengurus Komda. Misalnya, ketika
diadakannya rapat antara pengurus putra dan pengurus komda (yaitu pengurus yang di fakultas),
rata-rata semester 4 atau 2. Sedangkan di pusat semester 6 dan ke atasnya. Ketika mengadakan
rapat bersama, terjadi distorsi tanpa disengaja, yaitu karena pemahaman pengurus komda dengan
pengurus pusat tidak sama.
Tak hanya itu. Pada kegiatan di rapat-rapat besar, terkadang yang disampaikan hanya garis
besarnya saja. Hal tersebut dikarenakan waktu yang terbatas. Sehingga dalam hal ini biasanya
pengurus putra mencerna dengan sendirinya dan pengurus putri mencerna dengan sendirinya,
jadi saling berbeda.
Tingkatan dalam hal ini juga mempengaruhi terjadinya distorsi. Tingkatan mempengaruhi akan
wawasan seseorang. Menurut saya, semakin tinggi tingkatan dalam suatu organisasi, maka
semakin luas juga wawasannya.
2. Pertanyaan : Dalam hal/kegiatan apa distorsi itu terjadi?
Jawaban :
Sering mengalami saat kita mengadakan rapat antara pengurus putra dan putri ketika membahas
masalah konsep ataupun kearsipan. Karena waktu yang terbatas sehingga terjadilah distorsi.
Tapi, jika waktunya panjang dan memadai, distorsi itu berkurang atau tidak terjadi.
Apalagi kalau rapat kan dituntut untuk menghasilkan keputusan, itu kalau waktunya tidak
memadai. Karena terkadang tidak tersampaikan dengan baik. Cuma kalau waktunya lama, bisa
mencerna kembali.
1. Seperti beda persepsi. Ketika Ada informasi untuk umum. Temen-temen keputrian seperti
ketua keputrian yaitu Isti dalam kegiatan keputrian, mereka menyampaikan ke pengurus ikhwan
supaya dibuat jarkom untuk khalayak umum bahwa pengurus keputrian akan mengadakan acara
kajian kemuslimahan. Mereka minta tolong kepengurus ikhwan agar acara tersebut dijarkom
untuk mahasiswa UIN. Namun, ketika pengurus putri menyampaikan bahwa mereka bilang
tolong disampaikan ketemannya atau khalayak umum, saya dan ikhwan yang lain menangkap
bahwa acara tersebut untuk putra dan putri. Sehingga dalam penyebaran informasi kita
mengatakan bahwa keputrian sedang ada acara dan acara tersebut untuk semuanya, padahal
sebenarnya acara tersebut hanya untuk kaum hawa. Kejadian tersebut terjadi ketika diawal
kepengurusan, yaitu bulan pada bulan Mei lalu.
2. Kemudian masih pada kasus salah tafsir atau beda persepsi, bulan Desember ini kita sedang
mengadakan Islamic fire, acara untuk LDK putra dan putri pada bulan Desember minggu kedua.
Ketika itu temen-temen keputrian mengadakan rapat dan rapat itu khusus untuk pengurus putri.
Lalu kejadiannya adalah ketika panitia ikhwan yaitu saya mengajak rapat keseluruh panitia putri,
yaitu berbicara dengan kordinator keputrian, Dyah, ternyata dia jawab, bahwa mereka sedang
rapat Islamic Fire. Sehingga saya berfikir bahwa mereka akan merapatkan apa yang akan saya
dan teman lainnya rapatkan. Padahal ajakan saya rapat adalah untuk membahas seluruh acara
Islamic Fire sedangkan mereka rapatnya hanya untuk satu rangkaian, yaitu rapat Islamic fire
yang kontennya kemuslimahan. Dan ketika saya bertanya kepada kordiinator acara Islamic,
mereka belum menentukan jadwal rapat untuk seluruh acara Islamic Fire. Dan ketika saya
bertanya kepada kordinator acara Islamic, mereka belum menentukan jadwal rapat untuk seluruh
acara Islamic Fire.
Jadi dalam hal ini saya nangkepnya mereka sedang rapat Islamic fire untuk acara keseluruhan,
bukan untuk putri saja. Soalnya acara Islamic fire memiliki banyak rangkaian, salah satunya
kemuslimahan. padahal kita sedang mau mengadakan rapat akbar. Dikira kita rapat jadwalnya
sudah ada, padahal itu rapatnya beda.
3. Kurang jelasnya penyampaian dari komunikator dan ketidak pahaman komunikan. Jadi kita
pernah mengajukan acara di luar dan kita mengajukan surat jalan ke bagian kemahasiswaan. lalu
Pengurus LDK pusat mengurus acara latihan kader dakwah istimewa (LKDI). Sekitar bulan
april, kita mengurus surat jalan perijinan. Waktu itu yang ngurus ketua pelaksana dari pengurus
pusat, namanya Imam Hamidi. Ngurusnya lumayan panjang dan berkala. Pada H-3,saya
menyuruh salah satu pengurus LDK pusat, Imam untuk mengikuti acara tersebut. Namun dia
tidak bisa, sehingga saya mengutus salah satu pengurus komda. Kemudian saya menyuruh dia
dengan mengatakan “kamu urus surat yang ada di kemahasiswaan.”
Namun dalam hal ini terdapat masalah, yaitu ketika dia mengurus surat jalan ke bagian
kemahasiswaan, seharusnya dia langsung wakil rektor bidang kemahasiswaan yaitu ke pak
Sudarnoto, karena sebelumnya surat sudah dimasukan ke kebagian kemahasiswaan dan sudah
sampai ke yang meng-acc surat, yaitu ke pak Sudarnoto, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Namun, karena dia tidak paham birokrasi, akhirnya dia nanyanya ke bawah lagi, padahal surat
sudah sampai ke bagian kemahasiswaan, tapi malah ke pegawai yang di bawah, sehingga
disampaikan pegawainya bahwa harus mengurus, tapi mengurus dari awal. padahal tinnggal
deal-dealan sama pak Sudarnoto. Acc, tanda tangan, surat ijin jalan keluar. Dan pegawai yang
ditanya lupa kalau suratnya sudah masuk. jadi kalau mau dapet acc, prosedurnya harus dari sini
atau bawah. Sehingga surat tidak berhasil diambil karena acara tinggal 2 hari lagi dan hal itu
tidak diijinkan karena menurut pegawai kemahasiswaan itu mendadak. Jadi distorsinya pertama
ketika menyampaikan pesan saya tidak menjelaskan secara detail dan jelas, kemudian salah satu
pengurus Komda yang saya utus dari pihak keduapun tidak paham.
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan bawahan,
atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Biasanya distorsi lebih sering terjadi antara pengurus putra dan putri.
4. Pertanyaan : Mengapa?
Jawaban :
Karena alasan yang sudah saya jelaskan tadi, yaitu batasan-batasan antara pengurus putra dan
pengurus putri.
5. Pertanyaan : Bagaimana pengurus putra dan putri UKM LDK Syahid menanggulangi
masalah distorsi?
Jawaban :
Jadi cara meminimalisir distorsi, apalagi saat rapat, itu di buat dulu tornya. Kemudian
disampaikan, agar tersampaikan dengan baik. lalu kontrol, yaitu seperti ditanya kembali, apakah
sudah paham semua, jika belum nanti akan dijelaskan kembali agar bisa menjadi satu persepsi.
Hal itu dilakukan pada saat rapat dan setelah rapat. Kontrol dalam hal ini sama halnya dengan
konfirmasi dan sering mengadakan rapat evaluasi.
6. Pertanyaan : Apakah cara menanggulangi distorsi yang dilakukan pengurus putri atau
putra berhasil meminimalisir masalah distorsi?
Jawaban :
Meskipun masih sedikit terjadi, namun setidaknya hal yang sudah saya sebutkan bisa
mengurangi, agar distorsi saat berkomunikasi tidak terlalu parah.
Pewawancara, Narasumber,
Muji Hastuti Saeful Manan
Nama : Dyah Sukowati
Jabatan : Biro Keputrian LDK Syahid 2013-2014
Waktu : 15 Agustus dan 6 Desember 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi?
Jawaban :
iya kami pernah mengalami distorsi.
2. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawaban :
Hal itu disebabkan karena memang kita memiliki batasan-batasan tertentu
dalam kagiatan yang kita lakukan, sehingga kita akhirnya mengalami hal itu.
Selain itu setiap pemikiran kan beda-beda, sama-sama menginginkan hal yang
terbaik, baik pengurus putra maupun putri.
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan
bawahan atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Atasan dan bawahan sih, itu juga disebabkan karena kesenjangan antara atasan
dan bawahan.
4. Pertanyaan : Pada hal/kegiatan apa distorsi itu sering terjadi?
Jawaban :
Kegiatan mingguan. Kita kan banyak divisi, dan banyak time linenya sendiri-
sendiri, dan sudah ada penyatuan dikalender. Kadang yang dibawah, divisi
lain sibuk sama kegiatan divisinya sendiri. Dan terkadang suka bentrok sama
kegiatan atau agenda pada divisi lain. Karena yang diperhatikan kan nggak
hanya satu, tapi banyak. Terkadang dari bawah kurang memberikan informasi
ke atas, dan atas juga tidak bertanya kepada bawahan.
Lalu seperti acara Salam Muharrom. Acara yang diadakan pihak LDK pusat
dan bekerja sama dengan pengurus komda tiap fakultas. Kasusnya kayak
kemaren acara Salam Muharrom kegiatan di bulan November sebenernya
nggak wajib kalau anak komda bikin acara di Salam Muharrom. Wajibnya
adalah ketika acara mereka itu berbenturan sama tanggal yang masuk dalam
Salam Muharrom itu. Misalnya Salam Muharrom rangkaian dari pusat itu
seminggu. Mulai dari tanggal 16-23 November, itu kan seminggu jedanya.
Ternyata ketika diturunkan, mereka (komda) ditanggal tersebut punya acara
sendiri. Insiatif dari syiar itu bahwa acara komda dimasukkan dalam acara
Salam Muharrom, bukan acara komda lagi. Boleh dan tetep acara komda, tapi
atas nama salam muharrom.
Tapi disini ada beberapa komda yang berfikir, bahwa komda harus punya
acara dan wajib harus mengadakan agenda untuk salam muharrom, kemudian
acara tersebut atas nama fakultas. Padahal itu tidak mesti. Karena kan nggak
semua fakultas dalam prokernya ada tentang proker salam muharromnya di
setiap divisi syiar. Ada yang iya ada dan ada yang nggak.
Ketika salam muharrom sekarang diadakan, cuman dalam menghemat dari
segi apapun. Jadi dalam tanggal segitu kalau komda mengadakan acara ya
nggak apa-apa, tapi sebaiknya acara salam muharrom yang diadakan komda,
harus atas nama seluruh LDK, jangan komda sendiri. Jadi acara LDK bisa satu
tema dan nggak beda. Biasanya itu yang ngadain komda seperti FEB, FST.
kalau kemaren kampus 2 dan 3 gabungan acaranya, kemudian FSH, FAH.
Memang nggak semua komda yang ngadain, tapi biasanya yang suka ngadain
fakultas yang saya sebutkan tadi.
Kemudian kemaren pada tanggal 28 November di Madrasah Pembangunan
(MP) akan mengadakan apas jaga, yaitu kayak upacara. Persiapan Apel
upacara itu kan pagi-pagi jam 6. Apel itu ditunjukan untuk seluruh pengurus
dan jatuhmya wajib hadir. Nah karena ada angkatan baru yaitu angkatan 2013,
Mereka juga boleh datang walaupun mereka belum pengurus. Tapi dalam
jarkoman angkatan 2013, salah satu dari angkatan 2013 yang menjarkom
bahwa angkatan 2013 wajib datang. Itu dikarenakan menurut mereka bahwa
karena mereka sudah dilantik dan sah menjadi anggota, mereka berpikir itu
wajib, sehingga merekapun pada datang, walaupun tidak semuanya datang.
Awalnya Itu jarkoman dari humas center. Karena mereka punya data base
semua nomor anggota dan itu tugasnya divisi tersebut, makannya Divisi
Humas Center, menjarkom anggota 2013.
5. Pertanyaan : Bagaimana menanggulangi masalah distorsi?
Jawaban :
Jadi dari bawahan jangan hanya menunggu informasi dari atasan. Kalau itu
memang penting, ya kita harus aktif dengan bawahan yang bertanya duluan ke
atasan. Karena kita semua sama. Intinya kita sama-sama menjalin komunikasi
dengan baik. Atasan juga harus sering bertanya pada bawahan, jadi jangan
hanya saling menunggu.
Kemudian Butuh syuro (rapat) lanjutan. Harus ada insiatif dan gerak cepat dari
kordinators syiar LDK pusat. Kita kan namanya tim, nggak bisa bekerja
sendiri-sendiri. Apalagi ini acara dari turunan pusat, salam muharrom kan
agenda pusat cuma bekerja sama dengan syiar-syiar komda, jadi karena kita
selayaknya sebuah organisasi dengan visi yang sama, bergerak dibidang yang
sama, jadi perlu dibincangkan yang baiknya seperti apa. Dan kita yang bekerja
kan bukan dari syiar pusatnya aja. Jadi sama temen-temen yang di komdanya
juga. Mereka enaknya gimana, mau digabung, dipisah atau diundur.
Pewawancara Narasumber
Muji Hastuti Dyah Sukowati
Nama : Istiqomatunnisa
Jabatan : Ketua Keputrian LDK Syahid 2013-2014
Waktu : 18 Agustus dan 29 November 2013
1. Petanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi? Baik pengurus putra dan putri?
Jawaban :
ya pernah. Baik ketika rapat maupun saat berlangsungnya acara/kegiatan.
Seringkali distorsi terjadi antara pengurus putra dan putri.
2. Pertanyaan: Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawaban :
- Persepsi masing-masing individu yang berbeda
- Penyampaian yang kurang jelas oleh komunikator
- Sulitnya komunikator untuk menyampaikan pesan, hingga terjadi distorsi
- Komunikan yang merasa lebih tahu dan menangkap pesan secara terburu-buru
- Kurang kondusifnya lingkungan ketika komunikator dan komunikan
berkomunikasi
3. Pertanyaan : Distorsi antara siapa yang lebih sering terjadi, antara atasan
bawahan atau antara pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Antara pengurus putra dan putri.
4. Pernyataan: Pada hal/kegiatan apa distorsi itu sering terjadi?
Jawaban :
Saat berlangsungnya rapat dan saat kegiatan sedang berlangsung.
Seperti pada rapat lkd. Itu acara LDK tapi yang acara rekrutmen yang baru saja
akan dilaksanakan pada bulan Desember.
Karena akan diadakan rapat, beberapa pekan lalu saya dihubungi oleh Saeful
Manan, ketua LDK pusat. Dia bertanya kepada saya apakah bisa rapat hari ini?.
Lalu saya bilang kalau saya tidak bisa ikut. Kemudian dia menegaskan lagi
pertanyaannya, bahwa pertanyaan ini bukan untuk saya saja, tetapi utuk akhwat
yang lain. Dan di situ hampir terjadi distorsi. Kalau saja Manan tidak menanyakan
kembali mungkin akhwat tidak ada yang datang untuk rapat.
Kemudian pada rapat juga. Dalam rapat LDK, berkumpullah seluruh pengurus
LDK pusat yang didatangi oleh 20-30 orang pengurus. Dalam rapat ini biasanya
sering kali terjadi forum dalam forum. Seperti ketika salah satu akhwat Diah
Sukowati, menyampaikan bahwa acara keputrian akhwat akan dilaksanakan 21
Desember 2013 dan saat ini sedang dikonsepkan acaranya. Namun saat Dyah
menyampaikan pesan itu, ikhwannya tidak mendengarkan, sehingga Manan
pemimpin rapat menanyakannya kembali, bagaimana dengan acara keputrian.
Padahal akhwat sudah bilang bahwa acaranya sudah dikonsepkan.
5. Pertanyaan :Bagaimana menanggulangi masalah distorsi?
Jawaban :
- Komunikator harus bisa menjelaskan dengan penjelasan yang baik dan
memberikan pemahaman bila ada komunikan yang salah persepsi sehingga
mengalami distorsi
- Bila berkomunikasi, hendaklah dalam lingkungan yang kondusif, tidak ribut.
Sehingga tidak ada percakapan yang miss dan mudah terdengar.
- Komunikan hendaknya mendengarkan terlebih dahulu apa yang disampaikan
oleh komunikator.
6. Pertanyaan : Apakah cara menanggulangi distorsi yang dilakukan pengurus
putri atau putra berhasil meminimalisir masalah distorsi?
Jawaban :
Tentunya bisa. Caranya dengan menyamakan ‘suhu’ antara pengurus putra dan
putri. Kurangi kebiasaan lebih tahu, saling mengerti dan berikan penjelasan serta
pemahaman bila terjadi distorsi.
Pewawancara, Narasumber,
Muji Hastuti Istiqomatunnisa
Nama : M. Arief Wicaksono
Jabatan : Sekretaris LDK Syahid periode 2013-2014
Waktu : 1 Oktober dan 29 November 2013
1. Pertanyaan : Apakah pengurus LDK Syahid 2013-2014 pernah mengalami
distorsi? Baik pengurus putra dan putri?
Jawaban :
Iya pernah, apalagi saat rapat.
2. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan terjadinya distorsi?
Jawab :
Perbedaan persepsi, forum dalam forum ketika rapat, hijab.
3. Pertanyaan : Bisakah anda mencontohkan distorsi yang tejadi di LDK Syahid?
1.) Misalnya pada isi acara, hari ini ada rapat kesekretariatan dari LDK pusat
keseluruh pengurus Komda. Dari pusat biasanya mengumumkan surat-
surat harus sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur). Namun,
dalam hal ini Komda menangkapya berbeda. Mereka malah
menangkapnya yang tidak sesuai dengan SOP. Dan yang sesuai dengan
standar prosedur tidak mereka gunakan.
Seperti untuk pembuatan surat khususnya. Dari pusat, saya sudah
memberitahukan kepada keskretarian komda, agar saat membuat surat ijin
meminjam tempat jangan mencantumkan nomor telepon di kop surat dan
nomor telepon sebaiknya dihilangkan saja. Namun, mereka tidak
menggubris perkataan saya, dan tetap mencantumkan apa yang saya
larang. Mungkin karena mereka kurang jelas ketika saya sampaikan dan
mereka tidak menanyakan kembali kepada saya. Akhirnya saat mereka
membuat surat peminjaman teater Adab dan Humaniora di lantai 4, pihak
fakultas melayangkan protes bahwa nomor telepon jangan dicantumkan.
Hal tersebut disebabkan karena tidak adanya komunikasi dari komda.
Padahal saya dalam masalah ini sudah memberikan softcopy kop surat
yang baru.
Namun 2 minggu setelah itu saya mengajak semua sekretaris komda
agar datang dirapat kostari. Di rapat itu saya menegaskan kembali bahwa
nomor telepon harus dihapus.
2.) Selain itu distorsi juga terjadi ketika rapat. Dalam rapat komunikator
menyampaikan pesan dengan gaya bahasa yang berbelit-belit.
Seperti ada beberapa dari anggota kita memakai bahasa yang
menggunakan kode atau amiah yang menurut kakak tingkat saya artinya
rahasia dan tidak boleh diketahui orang banyak. Contohnya, ketika kami
ikhwan sedang ngumpul duduk-duduk santai dan yang berkumpul tidak
hanya dari angkatan kita, tapi ada yang di bawah kita. Nah, saya dan satu
teman saya mau ngobrol khusus berdua mengenai program kerja, karena
kami tidak ingin adik kelas atau angggota bawah kami tahu kalau kami
mau keluar untuk membahas mengenai program, saya dan teman saya saat
duduk diantara anggota yang berada di bawah saya, mulai menggunakan
bahasa kode.
Jadi kayak temen saya ngomong ke saya, “Jadi kita ketemunya di
masjid itu aja ya.” Dia sengaja pakai bahasa berbelit-belit supaya tidak
dimengerti anggota lainnya. Dan itu sudah menjadi tradisi di organisasi
kami.
Contoh lainnya, seperti ketika saya sedang membuat agenda. Yang
menghendel angkatan 2010-2011. Sdangkan 2012-2013 adalah sebagai
peserta.
Ketika kita rapat, ada salah satu dari angkatan 2012 menghampiri kita
yang sedang rapat. Pangggil saja dia Ahmad. Saya bertanya, “Ahmad
napain kamu di sini?. Dia Cuma jawab, “Sayacuma mau nongkrong
dengan kakak-kakak di sini.” Kemudian saya bilang lagi kedia “Maaf
Mad, kita lagi nggak bisa buat tongkrongan, mendingan kamu ke tempat
ngaji yag di bawah. Jadi kamu ke bawah saja.” Tapi setelah dibilang
seperti itu, ia tidak menjawab dan juga tidak beranjak pergi. Berarti dia
belum paham kan. Karena dia tidak mengerti akhirnya saya pun
menggiring sendiri dia ke bawah setelah itu baru saya ke atas lagi.
Biasanya kami menggunakan bahasa tersebut, karena memiliki beberapa
tujuan. Seperti agar program yang sedang kami rencanakan tidak bocor
dan diketahui diketahui anggota yang seharusnya tidak tahu.
3.) Kemudian hasil rapat yang sudah ditentukan kadang tidak dijalankan
sesuai hasil rapat. Seperti seharusnya melaksanakan acara tidak berbeda,
namun acara dilaksanakan berbeda dan tidak sesuai dengan hasil rapat,
itulah kelemahan jika ada forum dalam forum. Dan itu seringkali terjadi.
Jadi kadang kita diberi pendapat dan sering sekali kita dijadikan
pendapat. Seperti saat rapat semua benar-benar belum ada yang diremukan
sama sekali. Seperti saat pemimpin memberikan pertanyaan bagaimana
enaknya forum, namun forum juga melemparkannya kepada pemimpin
rapat, dan akhirnya saling melemparkan, dan di sinilah yang membuat
lama waktu rapat, dan hasil pun tidak efektif.
Untuk lebih mencoba mengatur masalah tersebut, itu sudah
dimasukkan ke dalam kode etik dan sudah dibuatkan bukunya, yang
kemudian bukunya saya berikan kepada ketua komda pada satu fakultas.
Namun, meski buku tersebut sudah diberikan kepada fakultas dan karena
perfakultas hanya mendapat satu, terkadang ada ketua komda yang
menyosialisasikan kepada bawahannya dan ada juga yang tidak
menyosialisasikan kepada bawahan, sehingga forum dalam forum pun tak
dapat dielakkan.
Melanjutkan masalah pada rapat. Dalam rapat ketika forum ingin
menentukan bagusnya acara dilaksanakan dan dengan tema apa bagusnya,
di sini pemimpin rapat benar-benar menanyakan dan tidak memegang
jawaban sama sekali, jadi pemimpin rapat benar-benar melemparkan
kepada peserta ataupun forum. Karena pemimpin rapat tidak memegang
jawaban dan peserta rapat yang cukup banyak, akhirnya mereka membuat
forum dalam forum.
Hal tersebut salah dilakukan. Seharusnya saat pemimpin rapat
melemparkan pertanyaan, rapat harus sudah memiliki plen agar ketika
forum tidak memiliki jawaban, pemimpin bisa mengambil alih keadaan
agar tidak terjadi forum dalam forum.
Selain itu distorsi juga terjadi pada acara kemarin. Jadi kemarin itu kita
menilai dari ketua itu menginginkan bahwa konsumsi itu sekitar sepuluh
ribuan. Konsumsi dalam rapat itu seharusnya sepuluh ribu dan isinya
makanan ringan untuk jatah satu orang, namun ketika rapat dan membahas
konsumsi dan bagian yang mengurus konsumsi tidak mendengar, akhirnya
mereka menagkap bahwa konsumsi yang harus dibeli adalah makanan
berat, bukan makanan ringan. Karena kita hanya mengalokasikan
konsumsi tersebut untuk 10 orang. Dan pengisi acara pun lumayan banyak,
sehingga badget Rp10.000 kita kurangi menjadi Rp5.000
4.) Karena faktor komunikan. Dalam hal ini komunikan malu bertanya apa
yang ia tidak pahami.
5.) Faktor komunikan yang tidak mendengarkan komunikator saat
menyampaikan pesan.
6.) Kemudian hijab juga terkadang mempengaruhi dan membatasi. Namun
ketika saya mengetahui manfaat dalam menggunakan hijab saat rapat lebih
banyak manfaatnya, maka saya pun memakluminya.
4. Bagaimana menanggulangi masalah distorsi yang terjadi di LDK Syahaid?
Sering-sering mengkonfirmasi akan hasil rapat. Karena distorsi selalu terjadi