Top Banner
“EMULSION” (EMULSI)
53

Dispersi Kasar Emulsi

Dec 02, 2015

Download

Documents

emulsi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dispersi Kasar Emulsi

“EMULSION”(EMULSI)

Page 2: Dispersi Kasar Emulsi

PENDAHULUAN• Menurut FI III : 9 Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat

terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

• Menurut Parrot : 354 Emulsi adalah suatu sistem polifase dari 2 campuran yang tidak saling

bercampur. Salah satunya tersuspensi dengan bantuan emulgator keseluruh partikel lainnya. Ukuran diameter partikelnya 0.2 – 50 m.

• Menurut Physical Pharmacy : 522 Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika mengandung

paling sedikit dua fase cair yang tidak bercampur satu diantaranya terdispersi sebagai globul-globul (fase pendispersi) dalam fase cair lainnya (fase kontinyu) distabilkan dengan adanya bahan pengemulsi/emulgator.

• Menurut FI IV : 6 Emulsi adalah sistem dua fase dimana salah satu cairannya terdispersi dalam

cairan yang lain dalam bentuk tetesan-tetesan kecil.

Page 3: Dispersi Kasar Emulsi

• Menurut Formularium Nasional : 412Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan

dalam sistem dispersi; yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya; umumnya dimantapkan dengan zat pengemulsi.

• Menurut DOM Martin : 508Emulsi adalah sistem heterogen, terdiri dari kurang lebih satu cairan

yang tidak tercampurkan yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan-tetesan di mana diameternya kira-kira 0,1 mm atau dapat diartikan sebagai dua fase yang terdiri dari satu cairan yang terdispersi dalam cairan lainnya yang tidak tercampurkan.

• Menurut Ensyclopedia : 138 Umumnya digambarkan sebagai sistem heterogen, terdiri dari dua cairan

yang tidak bercampur. Satu diantaranya didispersikan secara seragam sebagai tetesan kecil dalam cairan lain.

Page 4: Dispersi Kasar Emulsi

Maka Dapat disimpulkan

Emulsi adalah suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur

Emulsi terdiri dari dua bagian utama yaitu Komponen-komponen yang terdistribusi di dalam sebuah emulsi, dinyatakan sebagai fase terdispersi/fase dalam atau fase terbuka (dalam bentuk globul). Komponen-komponen yang mengandung cairan disperse dinyatakan sebagai bahan pendispersi atau fase luar atau fase tertutup (fase kontinu).

Umumnya untuk membuat suatu emulsi yang stabil, perlu fase ketiga atau bagian ketiga dari emulsi, yaitu zat pengemulsi (emulsifying agent)

Page 5: Dispersi Kasar Emulsi

Mengapa atau apa alasannya suatu sediaan dibuat dalam bentuk sediaan emulsi tidak dibuat dalam bentuk sediaan yang lain saja..?

Alasannya:1. Keadaan pasien2. Sifat fisika dari zat aktif (Biasanya Hub. Dg Kepolaran dan

stabilitas Z.A)

KEUNTUNGAN SEDIAAN EMULSIsediaan emulsi mempunyai beberapa keuntungan, yaitu

baik digunakan untuk pasien yang sukar menelan, terutama pada anak-anak, mempunyai homogenitas tinggi, dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat, mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Page 6: Dispersi Kasar Emulsi

JENIS EMULSIa. Emulsi sederhanaBerdasarkan fase terdispersinya, dikenal dua jenis emulsi yaitu: 1. Emulsi tipe Oil in Water (o/w)

emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak didispersikan sebagai bulatan-bulatan ke seluruh fase kontinu air. Emulsi obat untuk pemberian oral biasanya bertipe o/w dan membutuhkan zat pengemulsi (emulgator) o/w.

Contoh: zat-zat yang bersifat nonionic, akasia (gom), tragacanth, dan gelatin.

2. Emulsi tipe Water in Oil (w/o) emulsi air dalam minyak, yaitu bila fase minyak bertindak sebagai fase kontinu. Emulsi farmasi w/o digunakan hamper untuk semua penggunaan luar. Emulgator yang digunakan

Contohnya: sabun-sabun polivalen (kalsium palmitat), kolesterol.

b. Emulsi Ganda/KompleksSistem emulsi ganda/kompleks akan diperoleh jika didalam bola-bola emulsi yang terbentuk masih terdapat lagi

globul-globul dari fase lainnya. Sistem semacam ini dinyatakan sebagai emulsi w/o/w atau emulsi o/w/o.

Page 7: Dispersi Kasar Emulsi

SISTEM EMULSI KHUSUSEmulsi Ganda (w/o/w)

Emulsi ini dibuat dengan mencampur suatu pengemulsi w/o seperti sorbitan mono-oleat dengan suatu fase minyak seperti petrolatum cair dalam suatu mixer dan perlahan-lahan menambahkan fase air untuk membentuk suatu air dalam minyak. Emulsi air dalam minyak tersebut kemudian didispersikan kedalam suatu larutan air dengan pengemulsi o/w (tween 80) diaduk dalam homogenizer (penggiling koloid) sehingga terbentuk w/o/w.

Tujuan pembuatan emulsi tersebut ditujukan untuk memperpanjang kerja obat dan menjaga kestabilan zat aktif.

sorbitan mono-oleat

(tween 80

Page 8: Dispersi Kasar Emulsi

Bagaimana cara menentukan tipe dari suatu emulsi?Apakah emulsi tersebut merupakan tipe emulsi o/w atau w/o?

• Test Pengenceran Tetesan Metode ini berdasarkan prinsip bahwa suatu emulsi akan

bercampur dengan yang menjadi fase luarnya. Misalnya suatu emulsi tipe m/a, maka emulsi ini akan mudah diencerkan dengan penambahan air. Begitu pula sebaliknya dengan tipe a/m. (Andre. 2009)

• Test Kelarutan Pewarna Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air seperti biru metilen

atau brilliant blue FCF bisa ditaburkan pada permukaan emulsi. Jika air mearupakan fase luar, yakni, jika emulsi tersebut bertipe o/w, zat tersebut akan melarut didalalmnya dan berdifusi merata ke seluruh bagian dari air tersebut. Jika emulsi tersebut bertipe w/o, partikel-partikel zat warna akan tinggal bergerombol pada permukaan. (Tim penyusun, 2008)

Page 9: Dispersi Kasar Emulsi

• Test Creaming (Arah Pembentukan Krim) Creaming adalah proses sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi berdasarkan

densitas dari fase internal dan fase eksternal. Jika densitas relative dari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispersi dapat menunjukkan tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar sistem farmasetik, densitas fase minyak atau lemak kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika terjadi krim pada bagian atas, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi pada bagian bawah, maka emulsi tersebut merupakan tipe a/m. (Andre. 2009)

• Test Konduktivitas Elektrik Metode ini berdasarkan prinsip bahwa air atau larutan berair mampu

menghantarkan listrik, dan minyak tidak dapat menghantarkan listrik. Jika sepasang elektroda yang dihubungkan dengan suatu sumber listrik luar dan dicelupkan dalam emulsi. Jika fase luar adalah air, aliran listrik akan melalui emulsi tersebut dan dapat dibuat untuk membelokkan jarum voltmeter atau menyebabkan suatu cahaya dalam sirkuit berpijar. Jika minyak merupakan fase kontinu, emulsi tersebut itdak dapat membawa arus listrik. (Tim penyusun, 2008)

Page 10: Dispersi Kasar Emulsi

Pembentukan emulsioil in water emulsion

water in oil emulsion

Diagram

Simbol oil/water o/w Water/oil w/o

Karakteristikpenghantar listrik, dapat terencerkan dengan air

terasa greasy, dapat terencerkan dengan minyak atau pelarut (solven)

Contoh susu margarine

Page 11: Dispersi Kasar Emulsi

R/ Parafin cair 20% Emulgator 5%

Air ad 100%

Secara teoritis emulgator HLB 12 merupakan emulgator yang paling cocok untuk pembuatan emulsi dengan formula diatas. Tetapi pada kenyataannya jarang sekali ditemukan surfaktan dengan HLB yang nilainya persis sama dengan nilai HLB butuh fase minyak. Oleh karena itu, penggunaan kombinasi surfaktan dengan nilai HLB rendah dan tinggi akan memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan kombinasi emulgator akan diperoleh nilai HLB mendekati nilai HLB butuh minyak. Misalnya pada emulsi tersebut diatas menggunakan kombinasi Tween 80 (HLB 15) dan Span (HLB 4,3), diperlukan perhitungan jumlah masin-masing emulgator. Jumlah tersebut dapat dihitung melalui cara berikut:

Jumlah emulgator yang dibutuhkan = 5% X 100 gram = 5 gramMisalnya jumlah Tween 80 = a gram, maka Span 80 = (5-a) gram, persamaannya: (a x 15) + {(5-a) x 4,3} = (5 x12)15 a + 21,5 – 4,3a = 6010,7a = 38,5 , a = 3,6Jadi jumlah Tween 80 yang dibutuhkan = 3,6 gram. Jumlah Span 80 yang dibutuhkan = (5

– 3,6) gram = 1,4 gram. Disamping itu, penggunaan kombinasi dua emulgator akan menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena terbentuknya lapisan tipis yang lebih rapat pada permukaan globul.

Page 12: Dispersi Kasar Emulsi

• Span 80 = 4,3 8.25

6.75

• Tween 80 = 15 2.45 + 10.7

Span =

Tween = x 5 gr = 1.145 g

Page 13: Dispersi Kasar Emulsi

Contoh:Bagaimana cara menghitung HLB 3 yang mana

nilai HLB tersebut secara teoritis sangat cocok untuk membuat emulsi o/w dengan resep

R/ Oleum recini 20% Emulgator 5%

Saccharin 0,1%Air ad 100%

Page 14: Dispersi Kasar Emulsi

Dalam pembuatan suatu emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Salah satu emulgator yang banyak digunakan dalam pembuatan emulsi adalah surfaktan. Mekanisme kerja emulgator yaitu menurunkan tegangan antarmuka air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul fase terdispersi.

Secara kimia, molekul surfaktan terdiri dari gugus polar dan nonpolar. Apabila surfaktan dimasukkan kedalam sistem yang terdiri dari air dan minyak, maka gugus polar akan terarah ke fase air sedangkan gugus nonpolar akan mengarah ke fase minyak. Surfaktan yang mempunyai gugus polar yang lebih kuat akan cenderung membentuk emulsi air dalam minyak.

Page 15: Dispersi Kasar Emulsi

Apa yang terjadi pada emulsi selama penyimpanan?

Partikel selalu bergerak disebut Brownian Movement

Terjadi tabrakan antar partikel (jutaan tabrakan tiap detiknya)

Partikel terkenai gaya gravitasi sepanjang waktu

Page 16: Dispersi Kasar Emulsi

Destabilisasi Emulsi

• Creaming

• Flocculation

• Coalescence

Sistem emulsi dapat di-destabilisasi melalui mekanisme berikut:

Page 17: Dispersi Kasar Emulsi

Creaming• Selama penyimpanan, adanya perbedaan densitas

antara minyak dan air, terdapat kecenderungan fase minyak untuk terkonsentrasi di atas sistem emulsi

Page 18: Dispersi Kasar Emulsi

Polydisperse vs Monodisperse

Page 19: Dispersi Kasar Emulsi

Creaming

• Bila ada perbedaan densitas, maka dua fase dalam emulsi cenderung akan memisah

• Minyak lebih kecil densitasnya (~ 0.8) dibandingkan dengan air (1.0 )

• Buoyancy force (Hukum Archimedes)

• Friction force (Hukum Stokes)• Gerakan dari droplet <1 mm/hari,

tidak terjadi creaming

Page 20: Dispersi Kasar Emulsi

Creaming merupakan proses alami, apabila suatu cairan yang memiliki perbedaan kerapatan yang satu dengan yang lainnya dicampurkan terdispersi maka akan terjadi pemisahan (sebagai proses sedimentasi) yang mengarah keatas (sedimentasi negatif) dan mengarah kebawah (sedimentasi positif). Kecepatan suatu emulsi membentuk Creaming dapat ditentukan dengan Hukum Stokes

V= d2.(ρ1-ρ2).g

18ƞContoh soal:Suatu emulsi o/w mengandung minyak mineral dengan bobot jenis 0,90 terdispersi dalam suatu fase air yang

mempunyai bobot jenis 1,05. jika partikel minyak mempunyai diameter rata-rata 5µm, dan fase luar memiliki viskositas 0,5 poise dn konstanta gravitasi 981cm/deik2, berapakah kecepatan creaming dalam cm/hari?

Jawab:Ρ1 = 0,90

Ρ2 = 1,05

Ƞ = 0,5 poise (0,5 dyne.detik/cm2 atau 0,5 g/cm.detik)d = 5µm atau 5x10-4 cmg = 981cm/deik2

V = (5x10-4)2 x (0,90-1,05) x 981 = -4,1 x 10-6 cm/detik 18 x 0,5Dan karena 24 jam adalah 86.400 detik dan serta pembentukan creaming keatas maka kecepatan sedimentasi (-

v),Sehingga: -v = -4,1 x 10-6 cm/detik x 86.400 detik/hari = 0,35 cm/hari

Creaming

Page 21: Dispersi Kasar Emulsi

Flocculation• Flocculation diartikan sebagai proses dimana

dua atau lebih droplet saling menempel tanpa kehilangan identitas

Page 22: Dispersi Kasar Emulsi

Flocculation vs Coalescence

Page 23: Dispersi Kasar Emulsi

Coalescence• Coalescence merupakan proses ketika dua atau

lebih droplet bergabung dan membentuk droplet yang lebih besar

Page 24: Dispersi Kasar Emulsi

Interaksi partikel

Interaksi antara partikel yang terdispersi adalah jumlah dari:

gaya tarik van der Waalsdan

gaya tolak elektrostatik

Bila gaya tarik > gaya tolak tidak stabil

Bila gaya tarik < gaya tolak stabil

Page 25: Dispersi Kasar Emulsi

Stabilizer• Emulsi bisa distabilkan dengan meningkatkan viskositas fase kontinyu• Gelatin dan gum mampu meningkatkan viskositas fase air sehingga bisa

menstabilkan emulsi o/w• Stabilizer juga mengikat air dan mengurangi aktivitasnya pada fase

kontinyu, sehingga interfacial tension menurun dan menghasilkan emulsi yang stabil

Page 26: Dispersi Kasar Emulsi

Bagaimana caranya supaya laju sedimentasi bisa dikurangi?

Maka aturlah viskositas fase luar (fase pendispersinya) dan diameter globul fase dalam (fase terdispersi).

Page 27: Dispersi Kasar Emulsi

Pengawetan emulsiBiarpun tidak selalu perlu untuk mencapai keadaan steril dalam suatu emulsi, bahkan jika

produk tersebut digunakan untuk topikal dan oral, perubahan tertentu dalam sifat-sifat emulsiyang tidak dikehendaki dapat diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme. Ini meliputi pemisahan fisik dan fase, hilang atau berubahnya warna, terbentuknya gas dan bau, dan perubahan sifat-sifat rheology. Apalagi emulsi yang diberikan secara parenteral jelas harus steril.

Mikroorganisme dapat menguraikan zat pengemulsi nonionik dan ionik, gliserin serta gom alami yang dipergunakan sebagai pengental sehingga menyebabkan rusaknya emulsi.

penambahan pengawet diberikan terhadap kedua fase yaitu pada fase terdispersi dan pada fase pendispersi.

Syarat pengawet yang digunaka:1. Tidak toksik terhadap manusia 2. Tidak bereaksi dengan zat aktif3. Aktif berpenetrasi terhadap membran bacteria4. Tidak merubah kestabilan emulsi (tidak bereaksi dengan zat tambahan sediaan)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penambahan pengawet yaitu sifat karakteristik pengawet tersebut dengan keadaan emulsai tersebut. Salah satu dari keadaan tersebut adalah suhu dan pH

Page 28: Dispersi Kasar Emulsi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pembuatan Sediaan Emulsi

– Flokulasi terkontrolTujuannya menjaga pengendapan padat yang sukar didispersikan kembali, dengan cara: pengaturan sifat elektrolit, penambahan surfaktan, penambahan polimer (berhubungan dg Rheology)

– Pertimbangan Rheologipengturan viskositas guna mendapatkan sifat aliran yang baik

– Pemberian zat tambahan (pewarna, pewangi, dan perasa)

– Pemilihan wadah/kemasan yang tepat– Evaluasi

Page 29: Dispersi Kasar Emulsi

B . Evaluasi ViskositasViskositas atau kekentalan adalah sutau sifat cairan yang berhubungan

erat dengan hambatan untuk mengalir. Dalam suatu suspense viskositas dapat dinaikkan dengan adanya sspending agent. Tetapi suatu produk yang mempunyai viskositas tinggi umumnya tidak diinginkan karena sukar dituang dan juga sukar untuk diratakan kembali. Karena itu bila viskositas suspense dinaikkan biasanya dilakukan sedemikian rupa sehingga viskositas sedang sajauntuk menghindari kesulitan-kesulitan seperti yang diperlukan tadi. (Ansel,1989:357)

C . Evaluasi Kerapatan Partikel (Bobot Jenis)Kerapatan partikel (zat terlarut) umumnya lebih besar daripada

kerapatan zat pembawanya, sutau sifat yang diinginkan, karena bila partikel-partikel lebih ringan dari pembawa, partikel-partikel cenderung untuk mengambang dan partikel-partikel ini sangat sukar didistribusikan secara seragam ke dalam pembawa. (Ansel,1989:357)

Page 30: Dispersi Kasar Emulsi

EMULSIFIER

Mengapa emulsifier?• Air tidak bisa saling melarut dengan minyak

• Memerlukan pengadukan untuk mendispersikan

• Dispersi minyak dan air thermodynamically unstable

• Emulsifier diperlukan untuk memfasilitasi terbentuknya emulsi

Page 31: Dispersi Kasar Emulsi

Emulsifiers atau Surfactants

Emulsifier merupakan komponen berada di permukaan antara dua cairan yang tak bercampur, menurunkan tegangan permukaan antar fase dan memfasilitasi pembentukan sebuah emulsi

Page 32: Dispersi Kasar Emulsi

Emulsifiers

• Molekul aktif permukaan• Terdiri dari bagian suka-air hidrofilik dan

suka-minyak lipofilik• Menurunkan tegangan permukaan• Orientate at oil/water or air/water

interface• Berinteraksi dengan ingredients lain

(seperti pati, protein)

Page 33: Dispersi Kasar Emulsi

Contoh Emulsifier

• Molekul kecil– Mono dan digliserida– Sucrose esters– Sorbitan esters– Polysorbates (Tween)– Stearoyl lactylates– Lecithin

• Molekul besar– Protein (bovine serum albumin, laktoglobulin, ovalbumin)

Page 34: Dispersi Kasar Emulsi

Mono- dan Digliserida• Sangat lipophilic, HLB 1 s/d 10• Diperoleh dari transesterifikasi gliserol dan triasilgliserida• Digunakan pada produk bakery, frozen desserts, icings,

topping, dan peanut butter

Page 35: Dispersi Kasar Emulsi

Sucrose esters• Mono-, di-, dan tri- ester sukrosa dan asam lemak• Biasanya memiliki HLB 7 s/d 13• Mono-ester HLB > 16 untuk emulsi o/w• Di-ester sesuai untuk emulsi w/o• Tri-ester HLB ~ 1

Page 36: Dispersi Kasar Emulsi

Sorbitan ester

• Yang diijinkan untuk makanan hanyalah sorbitan monostearate

• Diperoleh dari reaksi sorbitol dan asam stearat

• Dikenal dengan nama komesial SPAN 60

• HLB 4,7

Page 37: Dispersi Kasar Emulsi

Polysorbates

• Polyoxyethylene sorbitan esters

• Diperoleh dari reaksi sorbitan ester dan ethylene oxide

• Polysorbate 60 (polyoxyethylene sorbitan monostearate / TWEEN 60, HLB 14.9)

• Polysorbate 80 (polyoxyethylene sorbitan monooleate / TWEEN 80, HLB 15.0)

Page 38: Dispersi Kasar Emulsi

Stearoyl lactylates• Ionic emulsifier• Paling hydrophilic emulsifier• Ester asam laktat dan monogliserida dan mengandung Ca atau Na• Membentuk ikatan yang kuat dengan gluten• Digunakan pada produk bakery

Page 39: Dispersi Kasar Emulsi

Lecithin

• Amphipilic emulsifier• Campuran phospholipid• Diperoleh secara komersial

dari kedelai• Bisa dimodifikasi untuk

mendapatkan kisaran HLB yang lebar

• Digunakan pada bakery, chocolate, confectionery products

Page 40: Dispersi Kasar Emulsi

Aplikasi Emulsifier• Margarine

– Mengapa digunakan emulsifier ?– Margarine mengandung 16% air, emulsi w/o, memperbaiki

stabilitas emulsi selama penyimpanan– Emulsifier yang mana ?– Mono- dan digliserida dengan asam lemak rantai panjang

Ice Cream– Mengapa digunakan emulsifier ?– Merupakan emulsi o/w, perlu distabilkan dengan emulsifier sebelum

pembekuan, selama pembekuan emulsifier mengendalikan destabilisasi emulsi

– Emulsifier yang mana ?– Polysorbate

Page 41: Dispersi Kasar Emulsi

Aplikasi Emulsifier• Produk bakery– Mengapa digunakan emulsifier ?– Membantu pencoklatan yang seragam, memperbaiki

retensi air, memperbaiki kelembutan– Emulsifier yang mana ?– Stearoyl lactylates

Konfeksioneri– Mengapa digunakan emulsifier pada coklat ?– Mengurangi pemakaian cocoa butter, memperbaiki mouthfeel, dan

mengurangi kelengketan dengan bahan pengemas– Emulsifier yang mana ?– Lecithin

Page 42: Dispersi Kasar Emulsi

EMULSI DALAM FARMASI DAN KOSMETIKEMULSI DALAM FARMASI DAN KOSMETIK

EMULSIJenis Emulsi Secara umum :• 1) Losion • 2) Linimen• 3) Krem• 4) Ointments• 5) Vitamin drops

Page 43: Dispersi Kasar Emulsi

Penggolongan Emulsi• Berdasarkan fase– M/A– A/M– M/A/M– A/M/A

• Bentuk fisik– Cair; losion– Semisolid; krim

• Penampilan– Jernih ; mikroemulsi– Keruh/opaque; makroemulsi

Page 44: Dispersi Kasar Emulsi

Penggolongan Emulsi

• Cara pemberian– oral– topikal– parenteral

• Alamiah – Emulsa vera– Emulsa spuria

• Fase dalam– closepacked monodisperse/non monodisperse– Nonclosepacked monodisperse/non monodisperse

Page 45: Dispersi Kasar Emulsi

• Keuntungan– Bentuk oral; rasa minyak dapat dieliminir– Topikal; mengurangi lengket dikulit (M/A)– Efek kerja; depot

• Kekurangan – Kestabilan; fisik, kimia, mikrobiologi– Pengerjaan; tekhnik khusus

• Faktor penting– Penurunan tegangan permukaan ; emulgator– Proses pencampuran; suhu, waktu, kec.pengadukan

Page 46: Dispersi Kasar Emulsi

• Kestabilan – Fisik; organoleptis, viskositas, pH, ukuran partikel– Kimia; kadar, pelepasan obat– Mikrobiologi; pertumbuhan mikroba

• Ketidakstabilan– Creaming– Coalescense – Inversi fase

Page 47: Dispersi Kasar Emulsi

EMULGATOR

• PENGGOLONGANA. Berdasarkan sifat dan mekanisme

1. Bahan alami; PGA, tragakan, CMC, HPMC, tilose, dll2. Zat padat terbagi halus; Bentonit, veegum3. Surfaktan

B. Berdasarkan pembentukan film antar permukaan1. film monomolekuler; surfaktan2. film multi molekuler;aksia, tragakan, CMC3. film padatan antar permukaan; bentonit, veegum

C. True emulsifiers dan ‘Quasi emulsifier’D. Berdasarkan nilai HLB

Page 48: Dispersi Kasar Emulsi

FORMULASI EMULSI

1. Preformulasi2. Tipe emulsi3. Emulgator4. Eksipien5. Proses pengerjaan6. IPC (In Process Control)7. Evaluasi8. Kemasan

Page 49: Dispersi Kasar Emulsi

• Fase minyak : - minyak, lemak, minyak menguap, zat larut lemak (vitamin, zat nutrisi), antioksidan

• Fase air : bahan obat larut air, pengawet (kadar,kelarutan)

eksipien lain (warna, rasa)• Emulgator

Page 50: Dispersi Kasar Emulsi

EVALUASI

• ESTETIKA• TIPE EMULSI• PENETAPAN KADAR• SIFAT ALIR• BOBOT JENIS• UKURAN PARTIKEL

Page 51: Dispersi Kasar Emulsi

EMULSIEMULSI

Stabilitas Emulsi:• Emulsi dikatakan tidak stabil secara fisik jika : a) Fase dalam(internal) cenderung membentuk agregat

atau globul yg bersatu dan besar b) globul atau aggregat terbentuk dlm ukuran besar dan

mengarah pada bagian atas atau dasar emulsi membentuk lapisan tebal pada bagian internal.

Page 52: Dispersi Kasar Emulsi

EMULSIEMULSI

• Perlindungan emulsio thdp suhu yg ekstrim.• Emulsi dipertahankan dari pengaruh kontaminasi mikroba.

Page 53: Dispersi Kasar Emulsi

KuisSoal Wajib..........1. Suatu emulsi o/w mengandung minyak mineral dengan

bobot jenis 0,95 terdispersi dalam suatu fase air yang mempunyai bobot jenis 1. jika partikel minyak mempunyai diameter rata-rata 5µm, dan fase luar memiliki viskositas 0,5 poise dn konstanta gravitasi 981cm/deik2, berapakah kecepatan creamingnya?

Pilih 1 soal dibawah...................2. Apa pengertian Emulsi?3. Apa keuntungan dari sediaan Emulsi?4. Bagaimana cara menentukan tipe emulsi (apakah w/o

atau o/w) ?