1 Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 1 “Diskusi Media FMB9” 9 Agustus 2018 BBM EURO IV Ramah Lingkungan
1
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
1
“Diskusi Media FMB9”
9 Agustus 2018
BBM EURO IV Ramah Lingkungan
2
DASAR HUKUM DAN MEKANISME PENETAPANSTANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKAR MINYAK
Kementerian ESDM Republik Indonesia3
DASAR HUKUM PENETAPAN STANDAR DAN MUTU
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2004, Pasal 62 :
UU No. 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi: Pasal 28- Ayat 1
Peraturan Menteri ESDM No. 0048 Tahun 2005
15
Bahan Bakar Minyak serta hasil olahan tertentu yang dipasarkan di dalam negeri untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat wajib memenuhi standar dan mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah.
1) Menteri menetapkan jenis, standar dan mutu Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, Bahan Bakar Lain
dan/atau Hasil Olahan yang berupa produk akhir (finished product) yang akan dipasarkan di dalam negeri.
2) Standar dan mutu Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, dan/atau Hasil Olahan yang dipasarkan di dalam
negeri wajib memenuhi standar dan mutu yang ditetapkan Menteri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
3) Dalam menetapkan standar dan mutu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Menteri wajib memperhatikan
perkembangan teknologi, kemampuan produsen, kemampuan dan kebutuhan konsumen, keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup.
Hingga saat ini, telah ada
Kementerian ESDM Republik Indonesia4
STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) BAHAN BAKARJenis Bensin
Jenis Solar
RON
88
RON
90
RON
91
RON
95
RON
98
CETANE
NUMBER
48CETANE
NUMBER
51
KEP.DJM 933.K/10/DJM.S/2013
KEP.DJM 0486.K/10/DJM.S/2017
SNI 3506:2017
SNI 8415:2017
KEP.DJM 3674.K/24/DJM/2006
KEP.DJM 3674.K/24/DJM/2006
KEP.DJM 0177.K/10/DJM/2018
KEP.DJM 28.K/10/DJM.T/2016
KEP.DJM 3675.K/24/DJM/2006
Minyak Bakar KEP.DJM 14496.K/14/DJM/2008
Minyak Diesel KEP.DJM 14499.K/14/DJM/2008
Minyak Tanah KEP.DJM 17.K/72/DJM/1999
AVGAS
KEP.DJM 18665.K/72/DJM.O/2011
AVTUR
KEP.DJM 33633.K/10/DJM.T/2011
SNI 8220:2017
`LPG Rumah Tangga
KEP.DJM 26525.K/10/DJM.T/2009
LPG Transportasi
KEP.DJM 2527.K/10/DJM.T/2007
CNGKEP.DJM 247.K/10/DJM.T/2011
DMEKEP.DJM 990.K/10/DJM.S/2013
SNI 8219:2017
SNI 8204:2016
SNI 8203:2017
Gas PipaSNI 8414:2017
Kementerian ESDM Republik Indonesia5
MEKANISME PENYUSUNAN STANDAR SUB SEKTOR MIGASMEKANISME PENETAPAN STANDAR DAN MUTU (SPESIFIKASI) PRODUK
Ditjen Migas
Komite Teknis
menugaskan
Diskusi danPenyusunan
- Pemerintah (ESDM, KLHK, dst)
- Produsen (Pertamina, Shell, dst)
- Konsumen (Gaikindo, AISI, dst)
- Pakar (Lemigas, BPPT, dst)
- Akademisi
- Badan Usaha Lain yang terkait
Perkembangan Teknologi
Kemampuan Produsen
Kemampuan danKebutuhan Konsumen
Keselamatan danKesehatan Kerja
Perlindungan Lingkungan
*) Sifat dan Batasan :
- Bagian Kontrak/Perjanjian antar Badan Usaha
- Tidak dijual bebas, untuk kalangan tertentu (khusus dan spesifik)
- Periode Waktu tertentu
SpesifikasiUmum
Penetapan PenetapanSpesifikasiKhusus*
Melalui Program Nasional Penyusunan
Standar (PNPS), Ditjen Migas dapat
mengusulkan Rancangan Standar ke BSN
dan menugaskan Komite Teknis untuk
merumuskan Standar dan Mutu
(Spesifikasi) Bahan Bakar
“
Kementerian ESDM Republik Indonesia6
Spesifikasi BBM jenis Bensin setara EURO IV di Beberapa Negara Tetangga
Selain kemampuan kilang,
Spesifikasi BBM dari negara lain menjadi
salah satu acuan/referensi penyusunan
rancangan spesifikasi BBM Jenis Bensin
RON 98 Indonesia
PERBANDINGAN SPESIFIKASI BBM NEGARA TETANGGA
“
KEPUTUSAN DIRJEN MIGAS tentang
standar dan mutu (spesifikasi) BBM jenis
bensin RON 98
Kementerian ESDM Republik Indonesia7
No. Properties RON 88 RON 90 RON 91 RON 95 RON 98
1 Research Octane Number, min 88 90 91 95,0 98
2 Lead content, g/l 0.013 ReportedNo Injection
0.013 0,013 ReportedNo Injection
3 Sulfur Content, % w/w, max. 0,05 0,05 0,05 0,05 0,005
4 Aromatic Content, % vol., max. reported reported 50 50,0 40,0
5 Benzene Content, % vol., max. reported reported 5 5,0 5,0
6 Olefin Content, % vol., max. reported reported reported reported reported
7 Oxidation stability, minutes, min. 360 360 480 480 480
7Spesifikasi Bensin RON 88-95 vs RON 98
Spesifikasi RON 98 mensyaratkan kualitas Bensin yang lebih baik
dilihat dari semakin ketatnya batasan Sulfur, Timbal, dan kandungan aromatik
Kementerian ESDM Republik Indonesia8
8Spesifikasi Bensin 98 Indonesia Vs Euro 4
Memiliki kesetaraan pada beberapa parameter inti EURO 4
yaitu pada RON dan Kandungan Sulfur
Bensin 98 memiliki kesamaan
dengan parameter inti dalam
EURO 4, dengan beberapa
catatan. Seperti:
1. RON dan Stabilitas
Oksidasi pada Bensin 98
lebih baik ketimbang
spesifikasi EURO 4
2. Aromatic dan Benzene
Content pada Bensin 98,
perlu ada penyesuaian
dengan kondisi kilang
sehingga melebihi
spesifikasi EURO 4
“
Dampak Kendaraan Dampak KesehatanDampak Bahan
Bakar
Kementerian ESDM Republik Indonesia9
1. Kepmen ESDM No. 807 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada Pertamina dalam
Pembangunan Kilang di Tuban, mengatur pembangunan kilang di Tuban dengan kapasitas 300
mbcd serta produk minimal bensin sebesar 80 mbcd dan solar 100 mbcd
2. Kepmen ESDM No. 1000 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada Pertamina dalam
Pengembangan Kilang di Cilacap, mengatur pengembangan kilang di Cilacap dengan kapasitas
370 mbcd serta produk minimal bensin sebesar 138 mbcd dan solar 137 mbcd
3. Kepmen ESDM No. 1001 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada Pertamina dalam
Pengembangan Kilang di Balikpapan, mengatur pengembangan kilang di Balikpapan dengan
kapasitas 360 mbcd serta produk minimal bensin sebesar 133 mbcd dan solar 172 mbcd
4. Kepmen ESDM No. 7935.K/10/MEM/2016 Tanggal 9 Desember 2016 tentang Penugasan
kepada Pertamina dalam Pembangunan dan Pengoperasian Kilang Minyak di Bontang,
Kalimantan Timur, mengatur pembangunan kilang di Bontang dengan kapasitas 300 mbcd
serta produk minimal bensin sebesar 60 mbcd dan solar 124 mbcd
Dukungan Legalitas Pembangunan Kilang
Kementerian ESDM Republik Indonesia10
Timeline Pembangunan Kilang
Sumber: Pertamina
Kementerian ESDM Republik Indonesia1111
TERIMA KASIHKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Email: www.migas.esdm.go.id
Kementerian ESDM Republik Indonesia12
DINAMIKA KETERSEDIAAN & KEBUTUHAN BAHAN BAKAR MINYAK SETARA EURO 4
Kementerian ESDM Republik Indonesia13
0,275 1,41253,45
6,425
10,375
15,3375
21,35
28,45
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jumlah Mobil (juta unit)
Estimasi Jumlah Mobil Berbahan Bakar Bensin Berstandar EURO IVyang Beredar di Indonesia tahun 2018-2025
Sumber: GAIKINDO (2018)
ESTIMASI KENDARAAN BARU
Kementerian ESDM Republik Indonesia14
737
89166
268
396
552
735
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Estimasi Kebutuhan Bensin setara EURO IV (MBSD)Asumsi:• Dibutuhkan 1 Liter BBM / 10 km• Mobil menempuh jarak 15000
km/tahun
15.000 KM
RU Volume (MBSD)
RU IV Cilacap 15
RU VI Balongan 30
TPPI Tuban 40
TOTAL 85
Kemampuan Kilang Pertamina
Kebutuhan BBM Bensin EURO IV vs Kemampuan Produksi Kilang Dalam Negeri
Kilang dapatmencukupi kebutuhan
BBM Setara Euro-4 hingga
Tahun 2020
Sumber: GAIKINDO (2018)
KEBUTUHAN VS KETERSEDIAAN
“
85
Guna Mencukupi BBM Setara EURO-4,1. PT Pertamina (persero) sedang
menjalankan proyek RDMP dan GRR pada Kilang Dalam Negeri hingga tahun 2025
2. Mekanisme Impor BBM setaraEuro 4
Kementerian ESDM Republik Indonesia15
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI, KEMENTERIAN ESDM
Juli 2018
HASIL PENGAWASAN MUTU BBM 2017
Kementerian ESDM Republik Indonesia161
6
BENSIN 88
Parameter Satuan
Spek RIEuro
IV
Hasil Sampling 2017
Min. Max. RU II RU III RU IV RU V RU VI
RON RON 88 - 91 87,9 87,8 87,8 88,0 88,2
Berat Jenis 15ᵒC kg/m3 715 770 tidak diatur 741,2 733,1 740,3 748,8 741,8
Distilasi
10% vol. Penguapan oC - 74 tidak diatur 56,3 46,6 55,2 62,9 56,1
50% vol. Penguapan oC 75 125 tidak diatur 96,8 88,4 94,1 101,5 92,9
90% vol. Penguapan oC - 180 tidak diatur 166,6 177,2 164,2 158,4 164,7
Titik didih akhir oC - 215 tidak diatur 208,2 207,2 199,2 194,7 203,5
Residu % vol - 2 tidak diatur 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
Korosi Bilah Tembaga merit kelas 1 tidak diatur 1A 1A 1A 1A 1A
KEMAMPUAN PRODUKSI KILANG MINYAK DALAM NEGERI
Kementerian ESDM Republik Indonesia171
7
KEMAMPUAN PRODUKSI KILANG MINYAK DALAM NEGERIBENSIN 91
Parameter SatuanSpek RI Euro
IV
Hasil Sampling 2017
Min. Max. RU II RU III RU IV RU V RU VI
RON RON 91,0 - 91 - - 91,6 92,0 91,9
Berat Jenis 15ᵒC kg/m3 715 770 Tidak diatur - - 718,2 762,7 749,7
Distilasi - -
10% vol. Penguapan oC - 70 tidak diatur - - 50,3 63,7 51,9
50% vol. Penguapan oC 77 110 tidak diatur - - 97,7 109,1 102,7
90% vol. Penguapan oC 130 180 tidak diatur - - 189,6 161,2 165,7
Titik didih akhir oC - 215 tidak diatur - - 215,0 199,6 198,5
Residu % vol - 2,0 tidak diatur - - 1,0 1,0 1,0
korosi bilah tembaga Merit kelas 1 tidak diatur - - 1A 1A 1A
Kandungan aromatik % v/v - 50,0 35,0 - - 5,6 4,1 3,6
kandungan olefin *) 18,0 - - 36,9 38,6 42,3
kandungan benzene % v/v - 5,0 1 - - 0 0 0
*) Apabila kandungan olefin di atas 20%, hasil pengujian stabilitas oksidasi min. 1000 menit
Catatan:
RU 2 tidak memproduksi Bensin 91
RU 3 tidak diambil sampel Bensin 91
Kementerian ESDM Republik Indonesia181
8
KEMAMPUAN PRODUKSI KILANG MINYAK DALAM NEGERIBENSIN 95
Parameter SatuanSpek RI Euro
IV
Hasil Sampling 2017
Min. Max. RU II RU III RU IV RU V RU VI
RON RON 95,0 - 91 - - - - 98,7
Berat Jenis 15ᵒC kg/m3 715 770 tidak diatur - - - - 745,2
Distilasi - - - -
10% vol. Penguapan oC - 70 tidak diatur - - - - 73,1
50% vol. Penguapan oC 77 110 tidak diatur - - - - 108,4
90% vol. Penguapan oC 130 180 tidak diatur - - - - 167,1
Titik didih akhir oC - 205 tidak diatur - - - - 202,6
Residu % vol - 2,0 tidak diatur - - - - 1,0
korosi bilah tembaga Merit kelas 1 tidak diatur - - - - 1A
Kandungan aromatik % v/v - 40,0 35,0 - - - - 4,9
kandungan olefin *) 18,0 - - - - 45,0
kandungan benzene % v/v - 5,0 1 - - - - 0
*) Apabila kandungan olefin di atas 20%, hasil pengujian stabilitas oksidasi min. 1000 menit
Catatan:
Bensin 95 hanya diproduksi di kilang RU VI Balongan
Kementerian ESDM Republik Indonesia191
9
KEMAMPUAN PRODUKSI KILANG MINYAK DALAM NEGERI
SOLAR 48
Parameter Satuan
Spek RIEuro
IV
Hasil Sampling 2017
Min. Max. RU II RU III RU IV RU V RU VI
Angka Setana 48 - 51 51,8 51,3 48,7 48,5 50,9
Titik nyala oC 52 - 55 84,2 58,2 75,2 64,0 68,0
Distilasi T-90 oC - 370 tidak diatur 345,5 342,2 357,6 362,5 342,9
Kandungan FAME % v/v - - tidak diatur 7,65 15,4 0,0 0,0 0,0
Korosi bilah tembaga Merit - kelas 1 tidak diatur 1A 1A 1A 1A 1A
Kandungan sulfur % m/m - 0.25 0.005 0,17 0,09 0,19 0,11 0,06
Viskositas 40ᵒ mm2/s 2.0 4.5tidak diatur
3,35 2,61 3,37 4,46 2,75
Berat Jenis 15ᵒC kg/m3 815 870 845 841,1 839,4 852,5 842,6 850,5
Kementerian ESDM Republik Indonesia202
0
KEMAMPUAN PRODUKSI KILANG MINYAK DALAM NEGERISOLAR 51
Parameter Satuan
Spek RIEuro
IV
Hasil Sampling 2017
Min. Max. RU II RU III RU IV RU V RU VI*
Angka Setana 51 - 51 - - - 51,4 55,5
Titik nyala oC 55 - 55 - - - 71,0 105,0
Distilasi T-90 oC 340 tidak diatur - - - 321,7 333,5
Distilasi T-95 oC - 360 tidak diatur - - - 359,4 345,0
Titik didih akhir oC 370 tidak diatur - - - 366,7 350,5
Korosi bilah tembaga Merit - Kelas 1 tidak diatur - - - 1A 1A
Lubrisitas Micron - 460 tidak diatur - - - 360,0 330,0
Kandungan sulfur % m/m - 0.052 0.005 - - - 0,03 0,05
Stabilitas oksidasi g/m3 - 25 tidak diatur - - - 0,025 0,027
Viskositas 40ᵒ mm2/s 2.0 4.5 tidak diatur 2,68
Berat Jenis 15ᵒC kg/m3 815 870 845 845,8
*) data sampling
2016
Catatan:
Solar 51 hanya diproduksi di kilang RU V dan RU V
Kementerian ESDM Republik Indonesia21
www.migas.esdm.go.id
2
1
Kementerian ESDM Republik Indonesia22
No. PropertiesVietnam
Min Max
1 Research Octane Number, min 92 95
2 Sulfur Content, % w/w, max.0.035 (RON 92)
0,005 (RON 95)
3 Benzene Content, % vol., max.2.5 (RON 92)
1 (RON 95)
No. PropertiesMalaysia
Min Max
1 Research Octane Number, min 92 95
2 Sulfur Content, % w/w, max.0.05 (RON 92)
0,005 (RON 95)
3 Benzene Content, % vol., max.5 (RON 92)
3.5 (RON 95)
No. PropertiesSingapura
Min Max
1 Research Octane Number, min 95
2 Sulfur Content, % w/w, max. 0.005
3 Benzene Content, % vol., max. 2.5
No. Properties Indonesia
1 Research Octane Number, min 98
2 Sulfur Content, % w/w, max. 0.005
3 Benzene Content, % vol., max. 5