Top Banner
41 BAB III DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung Tegalsari pada tanggal 29 November 1940. Tempat lahirnya tepatnya di depan Gedung Salam Rohmah Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta. Ayahnya bernama KH. Syafi‟i dari desa Karanganom Klaten dan Ibunya bernama Intiyah, putri dari KH. Iskak Kartohudoro. Dari perkawinan KH. Syafi‟i dan Ibu Intiyah melahirkan 3 putra, yaitu yang pertama bernama Hj. Qoyyimah, kedua yaitu KH. Naharussurur, dan yang ketiga adalah KH. Misbahussurur. 1 Sejak menikah, KH Syafi‟i bekerja dengan kakak iparnya yang bernama KH. Ahmad Al-Asy‟ary. Setelah 17 tahun menikah KH Syafi‟i belum dikaruniai putra, kemudian KH. Ahmad Al-Asy‟ari yang juga merupakan majikan sekaligus kakak ipar beliau, justru memberi tugas KH. Syafi‟i untuk menagih piutang batik dari pedagang di Kalimantan. Setelah tugasnya selesai, dari merantau di Kalimantan Ibu Intiyah dikaruniai Allah untuk mengandung anak pertama yang setelah lahir diberi nama Hj. Qoyyimah. Dua tahun setelah itu lahir putra kedua yaitu KH. Naharussurur dan dua tahun kemudian lahir putra ketiga yaitu H. Misbaharussurur, namun saat melahirkan putra ketiga Ibu Intiyah dipanggil Allah 1 Wawancara dengan M. Halim, tanggal 9 Juni 2016.
32

DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

Mar 22, 2019

Download

Documents

buidang
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

41

BAB III

DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM

A. Biografi KH. Naharussurur

1. Kehidupan KH. Naharussurur

KH. Naharussurur lahir di kampung Tegalsari pada tanggal 29 November

1940. Tempat lahirnya tepatnya di depan Gedung Salam Rohmah Pondok

Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta. Ayahnya bernama KH. Syafi‟i dari desa

Karanganom Klaten dan Ibunya bernama Intiyah, putri dari KH. Iskak

Kartohudoro. Dari perkawinan KH. Syafi‟i dan Ibu Intiyah melahirkan 3 putra,

yaitu yang pertama bernama Hj. Qoyyimah, kedua yaitu KH. Naharussurur, dan

yang ketiga adalah KH. Misbahussurur.1

Sejak menikah, KH Syafi‟i bekerja dengan kakak iparnya yang bernama

KH. Ahmad Al-Asy‟ary. Setelah 17 tahun menikah KH Syafi‟i belum dikaruniai

putra, kemudian KH. Ahmad Al-Asy‟ari yang juga merupakan majikan sekaligus

kakak ipar beliau, justru memberi tugas KH. Syafi‟i untuk menagih piutang batik

dari pedagang di Kalimantan. Setelah tugasnya selesai, dari merantau di

Kalimantan Ibu Intiyah dikaruniai Allah untuk mengandung anak pertama yang

setelah lahir diberi nama Hj. Qoyyimah. Dua tahun setelah itu lahir putra kedua

yaitu KH. Naharussurur dan dua tahun kemudian lahir putra ketiga yaitu H.

Misbaharussurur, namun saat melahirkan putra ketiga Ibu Intiyah dipanggil Allah

1 Wawancara dengan M. Halim, tanggal 9 Juni 2016.

Page 2: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

42

SWT, sehingga pada saat itu ketiga putra-putri beliau tidak mempunyai ibu,

kemudian dua tahun kemudian KH. Syafi‟i menyusul Ibu Intiyah sehingga ketiga-

tiganya putra putri beliau telah yatim piatu. Saat itu usia KH. Naharussurus baru 4

tahun.2

Kehidupan KH. Naharussurur pada saat itu berubah, karena telah menjadi

yatim piatu saat usianya baru 4 tahun. KH. Naharussurur dipelihara oleh kakek

dan neneknya yang bernama Iskak Kartohudoro atau saudara-saudara tua dari

Karanganom Klaten. Masa kecil KH. Nahar selalu dihiasi dengan kesederhanaan

dan kesulitan. Meskipun begitu KH. Naharussurur tetap ceria. Banyak kenangan

dan pengalaman yang didapat semasa kecil yang tumbuh sebagai anak yatim-

piatu. Saat Hari Raya, biasanya setelah melaksanakan sholat Idul Fitri, anak-anak

seusianya selalu didampingi orang tua dan ketika bersilaturahmi kepada sanak

saudara. Hal ini sangat berbeda dengan KH Naharussurur yang tidak pernah

merasakan kasih sayang orang tua, bahkan melihat wajah orang tuanya belum

pernah, karena kedua orang tuanya meninggal saat usinya masih sangat kecil.

Salah satu sifat atau tirakat KH Naharussurur yang patut dicontoh yaitu seberat

apapun cobaannya, jangan pernah merasa kecewa, tetapi justru lebih mendekatkan

diri kepada Allah. Hal inilah yang selalu KH Nahar ajarkan kepada putra-putri dan

menjadi prinsip hidup beliau.

Selesai menyelesaikan pendidikan D3, KH. Naharussurur kemudian

dinikahkan dengan Ibu Muttaqiyah yang merupakan putri dari KH. Ahmad Al-

Asy‟ari. Awal-awal pernikahan dilalui dengan segala perjuangan. Setelah

2 Wawancara dengan M. Ali, tanggal 24 Desember 2015.

Page 3: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

43

menikah KH.Naharussurur langsung diberikan tanggung jawab untuk menghidupi

keluarga. Akhirnya beliau membuka toko kelontong. Dari kecil sampai menjadi

ramai, sehingga beliau harus bolak balik ke Pasar Legi untuk membeli barang-

barang yang akan dijual. Namun karena sangat terbatasnya modal dan banyaknya

permintaan barang usaha toko menjadi berkurang. KH. Nahar berprinsip lebih

baik bolak-balik kulakan dari pada harus berhutang untuk modal. Hal inilah sikap

dan prinsip yang jarang dimiliki generasi yang lain. Dalam berwirausaha jangan

ingin cepat berhasil atau cepat kaya, karena hal itu bisa menjadikan untuk

menghalalkan segala cara dalam mencapainya.

Kurang lebih 15 tahun bergulat dengan maju mundurnya usaha toko

sampai pada tahun 1979, KH. Naharussurur menunaikan ibadah haji ke Baitullah.3

Kelima anaknya tidak diberi uang saku, hanya toko yang banyak barang. Selama

40 hari barang toko selalu terjual tetapi tidak pernah membeli barang kembali,

sehingga hasil penjualan habis untuk makan anak-anaknya. Sepulang KH.

Naharussurur dalam menunaikan ibadah haji, usaha toko selalu gagal. Ternyata

Allah memilihkan jalan lain, sejak saat itu bakat KH. Naharussurur untuk

berdakwah mulai dilirik masyarakat. Akhirnya sejak tahun 1980 beliau sering

diundang untuk mengisi ceramah. Usaha toko akhirnya tutup. Tahun 1986 setelah

kedua putranya lulus dari Pondok Gontor beliau berniat untuk mendirikan

Pondok. Hal ini melihat tanah peninggalan KH. Ahmad A-Asy‟ari sangat luas dan

3 Wawancara dengan M. Halim tanggal 9 Juni 2016.

Page 4: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

44

KH. Naharussurur ingin merealisasikan para pemuka agama disekitar kampung

Tegalsari yang menginginkan di Tegalsari ada Pondok setelah masjid.4

Akhirnya pada tanggal 14 Juni 1986 berdirilah Pondok Pesantren Ta‟mirul

Islam. Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam diprakarsai oleh empat orang, beliau

adalah KH. Naharussurur, Hj. Muttaqiyah, Ustad. Halim, dan Ustad M. Wazir

Tamami. KH. Naharussurur merupakan pendiri sekaligus pemimpin pondok

sampai akhir hayatnya yaitu tahun 2010. Kemudian Pimpinan pondok digantikan

oleh ketiga putranya yang bernama H. Mohamad Halim, S. H. , H. Muhammad

Ali, dan H. Mohammad „Adhim, S.Ag, M.Pd.

2. Riwayat Pendidikan KH. Naharussurur

Sejak usia Sekolah Dasar KH. Naharussurur banyak tinggal di Kota Solo.

Diasuh oleh kakek dan neneknya dari garis keturunan Ibu Intiyah yaitu KH. Iskak

Kartohudoro. Tidak ada tempat pasti untuk tidur di malam hari dan makan sehari-

hari. Beliau selalu menunggu ajakan saudara-saudaranya untuk makan

dirumahnya. Bahkan pada suatu hari beliau pernah diajak saudaranya untuk

mengantar barang di daerah Popongan Klaten (±15 KM dari Tegalsari Solo).

Setelah dari mengantar barang dengan bersepeda barulah beliau diajak makan

pagi.

Hal ini merupakan gambaran bahwa sejak kecil KH. Nahararussurur telah

kenyang dengan perjuangan untuk memperoleh setiap apa yang diinginkan. Setiap

kesuksesan selalu membutuhkan perjuangan dan kerja keras dalam mencapainya.

4 Wawancara dengan Ust M. Halim, tanggal 9 Juni 2016

Page 5: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

45

Meskipun tidak menetap, tapi beliau lebih sering tinggal di rumah kakak

sepupunya yang sering disebut sebagai pakde Yasin di kampung Baron Gede.

Keberadan KH. Naharussurur ditempat pakdenya termasuk jauh dari

kesempurnaan, karena kehidupan pakdenya bukan merupakan keluarga yang

cukup atau bisa dikatakan sangat sederhana. Namun meskipun begitu Pakdenya

mempunyai kepedulian besar terhadap KH. Naharussurur yang merupakan putra

yatim-piatu.

Pendidikan Sekolah Dasar H. Naharussurur ditamatkan di SD Djama‟atul

Ikhwan Surakarta. Biaya sekolahnya banyak ditopang oleh pakdenya yang

bernama KH. Ahmad Al-Asy‟ary. Selama menempuh pendidikan KH.

Naharussurur banyak menghabiskan waktu di kampung Tegalsari Surakarta.

Disela-sela itu KH. Nahar sempat belajar di Pondok Al-Muayyad di bawah asuhan

KH. Umar Abdul Mannan. Di dalam Pondok Al-Muayyad KH. Naharussurur

dituntut untuk hidup sangat sederhana seperti makan hanya dua kali yaitu siang

dan malam, makan pagi tidak dapat jatah karena keterbatasan biaya.

Selesai menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar, KH. Naharussurur

dikirim oleh KH. Ahmad Al-Asy‟ari untuk melanjutkan di sekolah Pondok

Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Sebuah tempat yang belum pernah

diketahui sebelumnya. Saat itu beliau sebenarnya mempunyai keinginan untuk

melanjutkan di Pondok Pesantren terkenal bersama teman sebayanya. Namun hal

ini dilarang oleh KH. Ahmad Al-asy‟ari, karena jika beliau ikut mondok bersama

temannya maka hanya akan bercanda, sehingga tujuan sebenarnya tidak tercapai.

Page 6: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

46

Pendidikan di Pondok Gontor Ponorogo ditempuh selama 7 tahun dimulai

dari tahun 1954. Pertama kali beliau diantar ke Pondok Gontor Ponorogo dengan

angkutan terakhirnya yaitu delman atau andong. Saat itu KH. Naharussurur

sempat ragu apakah akan betah mondok ditempat seperti ini dengan sepanjang

jalan masih dikelilingi pohon bambu yang sangat rimbun dan dihiasi binatang

pohon bambu yang tidak pernah berhenti. Namun hatinya berubah ketika melihat

lapangan sepak bola yang letaknya persis dengan asrama pondok, karena hobinya

merupakan olahraga sepak bola. Sejak saat itu beliau bertekad “bakat saya akan

terasah disini”. Sehingga sejak saat itu di almarinya ditulis sebuah motifasi “Saya

Harus Lulus”.5

Kenangan yang tidak pernah terlupakan di Gontor dan selalu ditularkan

kepada santrinya antara lain ketika KH. Naharussurur dituduh mencuri. Pada saat

itu keeper team beliau mencuri sejumlah uang, saat tertangkap keeper tersebut

menunjuk KH. Naharussurur sebagai pencurinya berdasarkan selama belajar di

Pondok hanya mendapat kiriman yang hanya cukup untuk membayar SPP tetapi

tidak pernah terlihat kekurangan dan tetap tenang. Dengan alasan seperti itu

spontan KH. Naharussurur tertuduh sebagai pencuri sampai dilaporkan ke polisi

dan beberapa minggu dipenjara di Ponorogo. Setelah dipenjara KH. Naharussurur

diperintahkan untuk pulang padahal saat itu ujian kenaikan kelas sudah dekat,

beliau sadar ini adalah fitnah tapi alasannya tersebut tidak diterima oleh pimpinan

pondok. Beliau harus pulang karena dianggap bersalah atau dengan kata lain

disekors dari pondok.

5 Wawancara dengan M. Halim tanggal 9 Juni 2016.

Page 7: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

47

Mendengar keputusan tersebut, beliau menerimanya dengan lapang dada

kemudian pulang ke Solo. Beberapa bulan setelah di Solo beliau mendapat surat

panggilan kembali ke pondok. Kemudian KH. Naharussurur berangkat ke Gontor.

Setelah sampai di Gontor pimpinan pondok langsung memutihkan namanya. Pada

saat itu seluruh santri dikumpulkan dan bapak pimpinan pondok menjelaskan

bahwa berita pencurian kemarin adalah fitnah maka KH. Naharussurur berhak

melanjutkan belajar kembali di pondok tersebut. Bahkan untuk menambah

kepercayaan kepadanya, pimpinan pondok memberikan amanat kepada KH.

Naharussurur untuk ikut mengurusi keuangan pondok. Hal ini dilakukan supaya

namanya kembali bersih. Beliau juga diberikan amanat untuk mengajar not balok

karena KH Naharussurur ahli dalam membaca not balok kepada santri kelas enam.

KH. Naharussurur harus mengulang kelas 5 karena pada saat difitnah

beliau tidak bisa mengikuti ujian, tetapi beliau diamanahi pimpinan pondok untuk

menjadi pengurus. Akhirnya kelas 5 dan 6 di laluinya dengan sempurna dan

mendapatkan ijazah kelulusan dari Pondok Gontor tanggal 23 April 1961.6

Setelah tujuh tahun belajar di Pondok Gontor, KH. Naharussurur pulang ke Solo

dengan membawa predikat lulus dengan memuaskan. Kemudian beliau diperintah

KH. Ahmad Al-Asy‟ari untuk tetap meneruskan kuliah di Instintut Agama Islam

Sunan Kalijaga Yogyakarta, saat itu usianya masih berusia 20 tahun.

KH. Naharussurur meneruskan di Fakultas Usuluddin IAIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Perjuangan untuk meneruskan kuliah ketika beliau tidak

hanya kuliah saja, melainkan juga mengajar di daerah klaten. Setiap hari harus

6 Wawancara dengan M. Halim tanggal 9 Juni 2016

Page 8: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

48

pulang pergi Klaten-Yogyakarta untuk mengajar dengan menggunakan sepeda

onthel. Belajar di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tidak sampai jenjang S1, ia

hanya sampai D3 dengan gelar BA dan lulus pada tahun 1962.

3. Konsep Pemikiran KH. Naharussurur

Didirikannya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam dengan corak modern,

sebelumnya KH. Naharussurur telah mengkaji lembaga-lembaga yang

berhubungan dengan pondok pesantren. Disamping itu beliau juga merupakan

lulusan Pondok modern Gontor sehingga lebih banyak mengadopsi ilmu, ajaran

seperti di Pondok Modern Gontor.7KH. Naharussurur mengadopsi pandangan dari

Imam Zarkasyi yang merupakan pendiri dari Pondok Modern Gontor Ponorogo

bahwa hal yang paling penting dalam pesantren bukan pelajarannya semata-mata

melainkan jiwanya.8

Jiwa itu yang akan memelihara kelangsungan hidup

pesantren dan menentukan filsafat hidup para santrinya. Jiwa yang menjadi ruh

dalam aktivitas sehari-hari dalam pondok dan merupakan sifat/pemikiran yang

dianut oleh KH. Naharussurur.9 Kelima jiwa itu antara lain:

a. Jiwa keikhlasan. Sepi ing pamrih (tidak karena didorong oleh

keinginan keuntungan tertentu). Semata-mata karena untuk ibadah. Hal

ini meliputi segenap usaha kehidupan di pondok pesantren.

Ustadz/ustadzah ikhlas dalam mengajar, para santri ikhlas dalam

belajar.

7 Wawancara Kafin Jaladri, tanggal 7 Juni 2016.

8 Dr. H. Abuddin Nata, MA, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003). Hlm 200. 9 Wawancara dengan M. Halim tanggal 9 Juni 2016.

Page 9: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

49

b. Jiwa kesadaran, segenap pengasuh ustadz maupun ustadzah serta para

santri melaksanakan tugas dan perannya masing-masing dengan penuh

kesadaran karena semua sudah mengetahui tugas dan tanggung

jawabnya yaitu beribadah lillahi ta‟ala.

c. Jiwa kesederhanaan, kehidupan di pondok pesantren diliputi suasana

kesederhanaan tetapi agung. Karena sederhana bukan berarti pasif atau

miskin tetapi sederhana mengandung unsur kekuatan dan ketabahan

hati dalam menghadapi perjuangan hidup dalam segala kesulitan.

d. Jiwa keteladanan, setiap orang harus siap menjadi teladan bagi orang

lain didalam kebaikan. Seperti seorang Kyai akan selalu diteladani

oleh para guru dan santrinya, begitupun para ustad dan ustadah harus

menjadi teladan yang baik untuk para santrinya. Santri yang lebih baru

harus mau meneladani dari kakak-kakak yang baik dan begitupun

seterusnya. Sehingga satu sama lain saling meneladani dalam hal

kebaikan.

e. Jiwa kasih sayang, menjadi ruh pendidikan. Kesombongan,

kebodohan, kemalasan dan kemarahan hanya dapat diluruskan dengan

kasih sayang. Kasih sayang yang benar yaitu tidak menghalangi

ditegakkannya disiplin dan peraturan. Seperti seorang anak yang

mendapat sanksi dari pengasuhnya, itu berarti bukan sedang dihukum

Page 10: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

50

karena dendam atau kemarahan melainkan semata-mata untuk

perbaikan dengan penuh kasih sayang.10

Panca jiwa itu yang selalu menjadi dasar dan pedoman hidup KH.

Naharussurur dalam memimpin dan mengembangkan sebuah pesantren.

Kepemimpinan merupakan proses upaya untuk mempengaruhi aktivitas seseorang

atau suatu kelompok dalam usaha yang ditunjukan pada pencapaian tujuan dalam

situasi tertentu. Oleh karena itu, dalam proses ini adanya interdepensi antara tiga

unsur utama yaitu si pemimpin, para pengikut dan situasinya sehingga

kepemimpinan merupakan fungsi dari ketiga unsur tersebut.11

Di Pondok

Pesantren Ta‟mirul Islam, Kiai menempati urutan pertama di pesantren, karena

disamping sebagai pengasuh, pemimpin juga sebagai pewaris dan pendiri

sebelumnya. Hal yang perlu diketahui adalah Kiai selalu menekakan sikap

kekeluargaan, kemaslahatan bersama serta musyawarah untuk mufakat. Segala

sesuatunya diputuskan dengan musyawarah. Kiai tidak ingin menekankan atau

memaksa santrinya, karena hal itu bisa menimbulkan ketegangan dan

ketidakharmonisan hubungan antara penghuni pesantren.

Menurut Kafin Jaladri sebagai sekertaris Pondok Pesantren yang sudah 11

tahun tinggal di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam mengatakan bahwa KH.

Naharussurur termasuk pemimpin yang sangat demokratis, dihormati dan disegani

oleh para santri. Hal ini dibuktikan apabila mau mengambil keputusan tentang

10

Buku Panduan Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Tahun pelajaran 2005-

2006, hlm 4. 11

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers,

1999), hal 9-10.

Page 11: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

51

masalah Pondok Pesantren selalu mengajak musyawarah terlebih dahulu dengan

pengurus pesantren/Dewan santri dan pengurus asrama. Jadi pengambilan

keputusan tidak langsung ditetapkan dan tidak mendoktrin para santrinya, setelah

ada hasil bersama barulah KH. Naharussurur memutuskannya.12

Hal yang sama

juga diungkapkan oleh salah seorang putra beliau, KH. Naharussurur adalah

pemimpin yang terbuka, dalam menghadapi setiap persoalan di pesantren selalu

melibatkan para pengurus pondok, jika pengambilan keputusan menemukan jalan

buntu maka diadakan musyawarah kembali, selain itu pimpinan juga menerima

masukan dari para santri dan pengurusnya.13

Pendapat tersebut menunjukan bahwa KH. Naharussurur dalam memimpin

dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan pondok pesantren selalu

melibatkan Pengurus Dewan Santri dan pengurus asrama untuk musyawarah.

Pemimpin pesantren tidak menetapkan keputusan tentang masalah yang berkaitan

dengan pesantren secara paksa dan harus dipatuhi. Ini menunjukan kepemimpinan

KH Naharussurur di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam sudah menerapkan gaya

demokratis. Pengertian demokratis tulen merupakan pembimbing yang baik bagi

kelompoknya. Pemimpin menyadari bahwa tugasnya ialah mengkoordinasikan

pekerjaan dan tugas dari semua anggotanya, dengan menekankan rasa tanggung

jawab dan kerja sama yang baik kepada setiap anggota.14

Organisasi atau lembaga

bukanlah masalah pribadi atau individual tetapi merupakan kekuatan organisasi

12

Wawancara dengan Kafin Jaladri tanggal 7 Juni 2016. 13

Wawancara dengan M. Ali tanggal 24 Desember 2015. 14

Dr. Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005), hal 188.

Page 12: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

52

terletak pada partisipasi aktif setiap anggota, mau mendengarkan nasehat dan

arahan dari semua pihak, mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang

seefektif mungkin pada saat-saat yang tepat. Pimpinan pesantren memberikan

penjelasan dan bimbingan kepada para pengikutnya, dimana terdapat adanya

koordinasi pekerjaan dari semua bawahan, yakni pengurus pesantren dan

pengurus asrama, karena pemimpin adalah semata-mata amanah atau titipan dari

Allah SWT, selain itu Kiai juga menghargai potensi individu, kesibukan individu

diluar pesantren dan mau mendengarkan masukan dari bawahan.

B. Perkembangan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam 1986-2010

1. Perkembangan Pondok Pesantren tahun 1986-2007

a. Sistem dan Jenjang Pendidikan Pondok Pesantren

Sistem pendidikan pesantren secara terus menerus akan selalu berkembang

serta memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Perbedaan kurun waktu berdirinya pondok pesantren tampak jelas dari tanda-

tanda dan tipe karakteristik pesantren, misalnya sebuah pondok pesantren salaf

dan pondok pesantren kholaf, bisa jadi lembaga pondok pesantren mempunyai

dasar-dasar ideologi keagamaan yang sama dengan pondok pesantren yang lain,

namun kedudukan masing-masing pondok pesantren sangat bersifat personal dan

sangat tergantung pada kualitas keilmuan yang dimiliki Kiai.15

15

Shelly Maria R, 2005, “Peranan Kepemimpinan KH. M. Syihabuddin

Muhsin di PonPes Perguruan KH. Zainal Musthafa Sukahideng Singaparna

Tasikmalaya tahun 1989-2004”, Skripsi FIB UNS, Surakarta. Hlm 60-61.

Page 13: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

53

Pondok pesantren Ta‟mirul Islam merupakan pondok pesantren yang

termasuk kedalam pondok pesantren Ashiriyah yaitu pondok pesantren yang

menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan modern, seperti

mendirikan lembaga pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan

Madrasah Aliyah (MA). Dalam hal pendidikan ditujukan dengan menggabungkan

antara pembelajaran berstandar Kementrian Agama digabungkan dengan sistem

pembelajaran di Pondok Pesantren.

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren masa kepemimpinan KH.

Naharussurur (1986-2010), sesuai dengan latar belakang pendirian pondok

pesantren Ta‟mirul Islam yakni “Iso Ngaji Lan Ora Kalah Karo Sekolah Negeri”

sehingga diharapkan para santri dapat memperdalam ilmu-ilmu yang bersifat

ukhrowi maupun duniawi dengan segenap aktivitas keseharian, mingguan maupun

tahunan yang ada dan mendorong para santri untuk dapat menerapkan Al-Qur‟an

di dalam kehidupan sehari-hari.

Sejak berdirinya masjid Tegalsari di Surakarta tahun 1928, para ulama

seperti KH. Ahmad Shofawi, KH. Idris Shofawi, Hj. Nafi‟ah dan KH.

Naharussurur telah merencanakan membangun Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.

Cita-cita mendirikan Pondok mulai dirintis pada tahun 1968 dengan membentuk

Yayasan Ta‟mirul Islam Masjid Tegalsari dan SD Ta‟mirul Islam. Pada tahap

perkembangannya tahun 1979 didirikanlah SMP Ta‟mirul Islam. Jadi sebelum

adanya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam, Yayasan Ta‟mirul Islam sudah

mempunyai dua lembaga tersebut.

Page 14: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

54

Didirikannya dua lembaga tersebut masih dirasa kurang dengan harapan

masyarakat sekitar, maka didirikanlah Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam pada

tanggal 14 Juni 1986.16

Pendirian Pondok itu diprakarsai oleh KH. Naharussurur,

Hj. Muttaqiyah, H. Muhamad Halim, S.H. dan M. Wazir Tamami, S.H. Pada masa

awal-awal berdirinya Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam tahun 1986 diawali

dengan kegiatan pesantren kilat atau pesantren syawal. Saat itu santri yang

mondok di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam merupakan santri umum yang ingin

belajar agama dan tidak diwajibkan menginap. Kegiatannya seperti pesantren kilat

yang sekolahnya masih sekolah diluar. Mulai dari hal ini, maka KH. Naharussurur

ingin mendirikan lembaga-lembaga formal untuk para santri bersekolah dan

mondok di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam.

Adapun tahap jenjang atau program pendidikan di Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam Surakarta antara lain:

1) Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Madrasah Tsanawiyah didirikan pada 30 Juni 1985.17

Didirikannya

Madrasah Tsanawiyah ini sebagai lembaga formal pondok. MTs merupakan

pendidikan setingkat SMP. Karena pada saat itu murid di SMP Ta‟mirul Islam

tidak diperbolehkan untuk mondok maka didirikanlah Madrasah Tsanawiyah

Ta‟mirul Islam Surakarta. Sehingga SMP Ta‟mirul Islam dengan MTs Ta‟mirul

Islam merupakan dua lembaga yang berbeda, tetapi masih dalam satu Yayasan.

16

http://pp-takmirulislam.co.id/2014/10/profil-pondok-pesantren-tamirul-

islam.html. Diakses pada 5 Oktober 2016 Pukul 23.22. 17

Arsip Departemen Agama RI No :Wk/5.c/8/Pgm/Ts/1992.

Page 15: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

55

MTs Ta‟mirul Islam merupakan dibawah pengasuhan pondok, sedangkan SMP

Ta‟mirul Islam merupakan lembaga diluar Pondok. Pada awal berdirinya MTs

karena baru ada 4-10 murid maka sistem ujian nasional bergabung dengan SMP

Ta‟mirul Islam. Setelah mendapat piagam terdaftar dari Departemen Agama

maka pada tahun 1992 MTs Ta‟mirul Islam sudah mempunyai ijin untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Sistem ujian MTs Ta‟mirul Islam

mengikuti Ujian Nasional dari pemerintah tetapi nilai kelulusan dikeluarkan dari

sekolah bukan hanya hasil UN. Dalam hal ini siswa kelas akhir tingkat MTs

berturut-turut melewati LATUNAS (Latihan Ujian Nasional), UAMBN (Ujian

Akhir Madrasah Berstandar Nasional), UM (Ujian Madrasah) dan UN (Ujian

Nasional). Adapun materi ujian yang diujikan dalam UAMBN adalah mata

pelajaran UN ditambah materi khusus MTs: Bahasa Arab, Aqidah, Fiqih, Qur‟a-

Hadist, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Seluruh pengawas LATUNAS,

UAMBN dan UN berasal dari sekolah-sekolah luar pondok, sebagaimana para

guru pondok yang berstatus PNS mengawas di sekolah lain.18

Sistem Ujian ini

berlangsung sampai sekarang dan MTs Ta‟mirul Islam mendapat nilai Akreditasi

A (Amat Baik) pada tanggal 20 Desember 2007.19

2) Madrasah Aliyah (MA).

Setelah pondok mendirikan lembaga formal yaitu MTs Ta‟mirul Islam

pada tahun 1985 maka KH. Naharussurur berniat mendirikan Madrasah Aliyah

atau pendidikan setingkat SMA. Madrasah Aliyah didirikan pada tanggal 19

18

Majalah Akdun. Akrab Edisi Akhir Tahun Pondok Pesantren Ta’mirul

Islam (Surakarta: Pondok Ta‟mirul Islam, 2015). Hlm 8. 19

Arsip Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M).

Page 16: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

56

November 1988.20

Pendidikan Madrasah Aliyah dimulai tahun ajaran 1988/1989

setelah mendapatkan izin dari Departemen Agama RI. Pada saat itu Madrasah

Aliyah (MA) di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam hanya boleh menyelenggarakan

pendidikan namun untuk ujian nasional masih ikut di Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) 2 Surakarta.21

Sistem ujian ini berlangsung dari tahun 1988-2003 setelah

Madrasah Aliyah meleburkan menjadi KMI.

3) Kulliyatul Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI)

Sistem pendidikan Kulliyatul Mu‟allimin Al-Islamiyah (KMI) merupakan

hasil “ijtihad” para pendiri Pondok Modern Gontor yaitu KH. Ahmad Sahal, KH.

Zainuddin Fannani, dan Imam Zarkasyi sejak tahun 1926 dalam rangka

melakukan “modernisasi” terhadap sistem pendidikan pesantren sebagai

“Indigenioud Culture” (budaya asli) bangsa Indonesia sehingga Pondok Gontor

disebut sebagai Pondok Modern. Setelah melewati masa penjajahan, masa awal

kemerdekaan, masa orde lama, masa orde baru dan masa reformasi para pendiri

dan penerus Pondok Modern Gontor tetap mempertahankan sistem KMI.

KMI memang tidak sama dengan sekolah atau madrasah formal seperti

MTS dan MA atau SMP dan SMA atau madrasah-madrasah Diniyah dan

20

Arsip Departemen Agama RI Nomer Wk/5.a/PP.03.2/879/1989. 21

Wawancara Kafin Jaladri tanggal 7 Juni 2016.

Page 17: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

57

Salafiyah tetapi secara substansial, KMI telah memenuhi Standar Nasional

Pendidikan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005.22

KMI di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam merupakan hasil leburan dari

Madrasah Aliyah. KMI mulai diterapkan di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

pada tahun 2003 setelah mendapat keputusan Menteri Pendidikan Nasional.23

Pada dasarnya KMI merupakan pendidikan yang ditempuh selama 6 tahun,

disebut dengan kelas 1-6 KMI. Kelas 1-3 merupakan pendidikan setara dengan

MTs, dan kelas 4-6 setara dengan Madrasah Aliyah. Tetapi dalam pondok Tamirul

Islam mendapat pengakuan KMI setara dengan Sekolah Menengah Umum. Pada

tahun 2005 Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam mendapat surat keputusan dari

Departemen Pendidikan Nasional yang menerangkan bahwa status Tamatan KMI

telah memiliki status, hak dan penghargaan yang sama dengan tamatan SMA

seperti melanjutkan pendidikan, menjadi pegawai pemerintah maupun swasta.24

. Sistem ujian untuk kelas 6 KMI hampir sama dengan MTs Ta‟mirul

Islam yang membedakan hanya pada kelas 6 KMI ini sistem ujiannya murni

dibuat dari pondok dan nilai kelulusannya dikeluarkan dari sekolah bukan dari

pemerintah. Pada tingkat ini untuk mendapatkan ijasah siswa kelas 6 KMI harus

melewati beberapa materi ujian diantaranya ujian gelombang 1 meliputi ujian

materi dari kelas 1, 2, 3, 4, membuat karya tulis dengan bahasa arab, kemudian

22

http://tazakka.or.id/index.php/tentang-pondok-modern-tazakka/kmi/703-

mengapa-sistem-kulliyatu-l-muallimin-al-islamiyah-kmi-perlu-dipertahankan.

Diakses pada 19 Juli 2016 jam 22.49.

23 Arsip Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

240/C/KEP/2003. 24

Arsip Departemen Pendidikan Nasional Nomor 2282/C.C4/MN/2005.

Page 18: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

58

ujian Amaliyah Tadris/Micro Teaching (Praktek Mengajar), selanjutnya ujian

gelombang 2 meliputi ujian materi dari kelas 5 dan 6, ujian menghafal Al Qur‟an.

Setelah itu yang terakhir adalah ujian pengabdian untuk mengajar siswa kelas 1-5

KMI. Penilaian dari ujian pengabdian ini dilihat dari kemampuan emosional dan

spiritual yang berupa keikhlasan, kesabaran, kesungguhan, mental, pikiran serta

ketahanan alumni tersebut dalam mengabdi.25

Adanya perubahan MTs, MA menjadi KMI ini bermula dari Pondok

Pesantren Gontor Ponorogo yang menerapkan sistem pendidikan KMI. Ijazah

KMI tersebut dapat digunakan untuk mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi

baik Negeri maupun Swasta tanpa harus mengikuti Ujian Akhir Nasional

(UAN).26

Sesuai SK. Mendiknas No. 240/cKep/MN/2003, KMI adalah

Pendidikan Setara SMU selama 6 tahun setelah SD/MI. Bagi lulusan SMP/MTS

ditempuh selama 4 tahun.27

b. Susunan Kepengurusan

Sistem kepengurusan di pondok pesantren Ta‟mirul Islam pada tahun 1986

masih sangat sederhana. Tetapi seiring dengan perkembangannya mulai tersusun

dan tersruktur. Adapun susunan organisasi di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

dimulai tahun 2003-2010 yang terdiri dari Direktur, Tata Usaha, Laboratorium,

Pengajaran, Perpustakaan.

25

Wawancara dengan Yacob tanggal 10 Juni 2016 26

Wawancara dengan M. „Adhim tanggal 10 Juni 2016 27

Arsip Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta no

240/cKep/MN/2003.

Page 19: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

59

Bagan 2

Susunan Organisasi KMI Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

Sumber : “Struktur Organisasi KMI”, Bagian tata usaha Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam 2008-2009

Adapun tugas yang diemban setiap pengurus Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

adalah sebagai berikut :

D I r e k t u r

Putra Putri

Tata Usaha

Laboratorium Pengajaran Perpustakaan

K B M Kurikulum

Wali Kelas

Asatidz

Santri

Page 20: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

60

1. Direktur adalah yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang terjadi

di pondok pesantren. Karena Pondok pesantren adalah milik pribadi maka

Direktur dari Pondok merupakan pemilik atau termasuk anggota keluarga

dari pemilik Pondok Pesantren.

2. Bidang Tata usaha memiliki tugas mengurusi tentang data dan

administrasi KMI yang diperlukan dalam kehadiran putra-putrinya

didalam kelas. Seperti absensi kehadiran, jadwal dan surat-surat.

3. Bidang Laboratorium bertugas memelihara laboratorium, membimbing

kursus komputer, dan menyusun jadwal masuk kursus komputer secara

bergilir bagi seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 KMI.

4. Bidang Pengajaran bertugas memeriksa para pengajar setiap harinya

sebelum mengajar. Dan membentuk guru pamong pelajaran yang akan

selalu mensuperfisi para pengajar pelajaran ketika mengajar, mengecek

batasan pelajaran setiap pengajar. Evaluasi pembelajaran setiap bulannya

ketika kumpul KMI pada hari kamis minggu kedua setiap bulannya.

Dalam bidang pengajaran membawahi bidang KBM dan bidang

kurikulum.

5. Bidang Perpustakaan bertugas mengkoordinasikan buku yang digunakan

sesuai dengan kurikulum yang dipakai, menertibkan buku, rak dan

administrasi dalam peminjaman di dalam perpustakaan.

c. Sarana dan Prasarana

Pembangunan sarana dan prasarana pada tahap pertama tahun 1986 ini

adalah pendirian masjid yang sebelumnya merupakan pendopo peninggalan dari

Page 21: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

61

KH. Ahmad Al-Asy‟ari. Seiring dengan perkembangannya hingga tahun 2010

pondok pesantren Ta‟mirul Islam mulai membangun gedung-gedung untuk

kegiatan belajar mengajar di pondok. Dalam pondok pesantren Ta‟mirul Islam

terdapat sarana dan prasarana yang dibagi menjadi dua bagian. Fasilitas gedung

yang digunakan untuk berbagai kegiatan pembelajaran dan kegiatan pondok, yaitu

Pondok Putri dan Pondok Putra28

:

Pondok putri mempunyai 5 gedung, diantaranya :

1. Gedung Nahdhoh : gedung ini terletak di sisi utara pondok pesantren

Ta‟mirul Islam. Terdiri dari dua lantai, lantai pertama digunakan untuk

lab Computer, kantor asatidz dan ustdazah, kantor Direktur KMI dan

rumah Direktur, sedangkan lantai dua digunakan untuk ruang kelas.

2. Gedung Shalihat : gedung ini terletak berhadapan dengan gedung

seperempat abad. Gedung ini merupakan bangunan lama yang sudah

ada sejak tanah komplek sewindu dibeli Pondok. Gedung ini hanya

terdiri atas satu lantai. Ada lima ruang di Gedung ini, satu ruang

digunakan untuk jemuran teduh para santriwati, dua ruang digunakan

untuk proses pembelajaran, satu ruang digunakan untuk kamar mandi

ustadzah, satu ruang untuk kantor OSTI dan satu ruang lagi untuk

kamar ustadzah.

3. Gedung Sewindu : gedung yang pertama dibangun ditanah yang dibeli

dari masyarakat. Disebut Gedung Sewindu karena selesai dibangun

28

Majalah Akdun. Akrab Edisi Akhir Tahun Pondok Pesantren Ta’mirul

Islam (Surakarta: Pondok Ta‟mirul Islam, 2015). Hlm 33.

Page 22: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

62

dan siap digunakan tepat saat usia pondok delapan tahun atau sewindu.

Gedung ini mempunyai lahan 280m2. Terdiri atas tiga lantai. Lantai

satu untuk ruang kelas, sedangkan lantai dua dan tiga semuanya untuk

kamar santriwati, yaitu Rayon Shofiah dan Rayon Aisyah. Dibelakang

gedung dibangun 10 kamar mandi dan WC santri. Atap gedung

digunakan untuk ruang jemuran pakaian para santriwati.

4. Gedung Seperempat Abad (GSA): Gedung ini terletak paling barat sisi

pondok pesantren Ta‟mirul Islam. Gedung ini dibangun secara

bertahap yang terdiri dari 5 lantai. Lantai utama digunakan untuk

rumah Direktur KMI putra, kantor pengasuhan santriwati, ruang kelas

dan ruang tamu. Kemudian lantai 2 digunakan untuk kamar

pengasuhan santriwati, kamar penginapan walisantri dan rayon aisyah.

Rayon Aisyah terdiri dari 3 ruang yang digunakan untuk kamar

santriwati, setiap kamar bisa ditempati sekitar 27 santriwati.

Sedangkan lantai 3 digunakan untuk kamar ustadzah, gudang almari,

meja dan kursi, kelas 2a merangkap perpustakaan santriwati dan rayon

shofiyah. Rayon Shofiah terdiri dari 2 ruang yang digunakan untuk

kamar. Setiap kamar ditempati sekitar 25 santriwati. Lantai 4

digunakan untuk 3 kamar santriwati, 1 kamar ustadzah, dan 8 kamar

mandi dan tempat cuci. Lantai 5 digunakan untuk jemuran santriwati.

5. Gedung GSR (Gedung Salam Rohmah): Lokasi gedung ini terpisah

dengan pondok sekitar 200 m. Gedung ini digunakan untuk kegiatan

belajar mengajar dan juga untuk kegiatan pondok lain. Seperti mubes

Page 23: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

63

dema, amaliyah tadris dan dipakai warga Tegalsari untuk kegiatan

olahraga. Lantai pertama gedung ini dipakai untuk ruang sekolah, gor,

perumahan guru dan kamar mandi. Sedangkan dilantai dua digunakan

untuk poses pembelajaran.

Sedangkan Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam putra mempunyai 3

Gedung29

:

1. Gedung Mursyid : Gedung ini terletak ditengah-tengah pondok

pesantren Ta‟mirul Islam. Kegunaan utamanya untuk proses

pembelajaran. Lantai satu digunakan kantor sekertaris, kantor KMI,

kelas 6 KMI, dan laboratorium computer (tiscopm). Dan lantai dua dan

tiga digunakan untuk ruang kelas, sedangkan lantai paling atas

digunakan untuk menjemur pakaian para santriwan.

2. Gedung Dwi Windu : Gedung ini terletak disebelah barat jl. Dr.

Wahidin. Gedung ini terdiri dari tiga lantai. Untuk lantai pertama

digunakan untuk garasi mobil, foto copy amal, kantor al-mabrur dan

perumahan pimpinan bagian bump.

3. Gedung mulia : gedung ini terletak disebelah barat gedung Mursyid.

Dinamakan gedung mulia karena diambil dari nama kecil istri KH.

Naharussurur yang bernama Mulyani. Gedung ini mempunyai 3 lantai

yang bisa digunakan para santri untuk istirahat. Lantai satu digunakan

untuk dua kamar ustadz (bag. Pengajaran dan bag. Bump). Disamping

kamar ustadz ada gudang untuk menyimpan ala-alat kesenian dan

29

Ibid., hlm 35.

Page 24: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

64

gudang kitab. Disebelah gudang ada kelas 5B dan untuk kantor OSTI.

Lantai dua digunakan untuk rayon Ali Bin Abi terdapat dua kamar,

setiap kamar ditempati 18-20 santri. Sedangkan disampingnya lagi ada

ruang kelas, selanjutnya ada ruang kesenian. Lantai tiga digunakan

untuk rayon Usman Bin Affan yang berisi tiga ruang. Ukuran ruang ini

9x8 m. setiap kamar bisa ditempati sekitar 30-35 santri.

2. Perkembangan Pondok Pesantren tahun 2008-2010.

a. Sistem dan Jenjang Pendidikan di Pondok Pesantren

Melanjutkan sistem pendidikan yang sudah ada dipermulaan maka dengan

ini menambah fariasi jenjang pendidikan pondok yakni Kelompok Bermain (KB)

dan Taman Kanak-Kanak (TK). Pendidikan usia dini adalah suatu pembinaan

yang ditujukan kepada anak sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan

kehidupan tahap berikutnya.

1). Berdirinya Kelompok Bermain (KB) & Taman Kanak-Kanak (TK)

KB dan TK Ta‟mirul Islam Surakarta ini berdiri pada tanggal 14 Juli

2008.30

Didirikan oleh KH. Naharussurur dibantu para pengurus pondok.

Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam

Surakarta bertujuan untuk mencetak/mewujudkan generasi yang diridhoi Allah.

30

Wawancara M. Adhim tanggal 10 Juni 2016.

Page 25: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

65

Terbentuknya anak secara maksimal sehingga mempunyai kepribadian yang

sholeh/sholihah, cerdas, ceria, dan berakhlak karimah. Selain itu untuk mendidik

dan membina anak sedini mungkin agar menjadi „alim sholeh mu‟allim muslih,

membantu anak-anak beraktualisasi secara maksimal, memberikan rangsangan

sejak dini terhadap potensi anak, menerapkan perilaku Islam sejak usia dini,

mendorong dan membimbing anak untuk terbiasa menghafal, membaca latin dan

membaca Al-Qur‟an mulai dari usia dini, menyiapkan masuk ke jenjang

pendidikan selanjutnya.

Didirikannya KB dan TK Ta‟mirul Islam Surakarta adalah untuk

mengakomodir keinginan dan kebutuhan dari para asatidz dan asatidzah,

karyawan dan karyawati serta masyarakat di lingkungan Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam untuk dididik putra-putrinya secara maksimal sesuai dengan usia

perkembangan anak dan dengan memperhatikan penanaman nilai-nilai Islam sejak

usia dini, maka Keluarga besar Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam bertekad

mendirikan sekolah untuk anak usia dini.

Tempat pelaksanaan program KB dan TK Ta‟mirul Islam di Jl. Dr.

Rajiman Gg. Sekar Kusuma VI No. 7, RT 003/RW 001 Tegalsari Bumi Laweyan

Surakarta. Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Ta‟mirul

Islam masing-masing dibagi menjadi 2 kelompok yaitu KB 1 dan KB 2 serta TK

A dan TK B. meskipun KB dan TK Ta‟mirul Islam dibagi menjadi dua kelompok,

Page 26: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

66

setiap hari pembelajarannya sama yaitu hari Senin-Kamis dan Sabtu dimulai

pukul 08.00-12.00 WIB.31

2). Sistem Pembelajaran dan Program Unggulan KB & TK.

KB dan TK di pondok pesantren Ta‟mirul Islam mempunyai sistem

pembelajaran dan Program Unggulan sebagai berikut :

a) Terpadunya kurikulum Depdiknas & muatan lokal ciri khusus

yayasan dalam rangka mengoptimalkan potensi setiap anak.

b) Metode pembelajaran (sistem area & BCCT)

c) Program pendidikan dibagi menjadi 2, yaitu indoor dan outdoor.

d) Mempunyai program unggulan : Pendidikan holistic berbasis

karakter dan Fullday School System.

3). Kegiatan Pembelajaran di KB & TK.

Secara garis besar kegiatan pembelajaran di KB & TK Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam Surakarta dibagi menjadi empat: yaitu kegiatan harian, mingguan,

bulanan dan tahunan. Berikut tentang kegiatan pembelajaran tersebut32

:

a) Kegiatan Harian

Kegiatan harian ini meliputi membaca latin dan membaca

Iqro‟ secara individu kepada wali kelas masing-masing sebelum

bel berbunyi. Baris-berbaris merupakan kegiatan pembiasaan

kedua yang dilaksanakan oleh semua anak sebelum masuk ke kelas

31

Majalah AKDUN, op.cit., Hlm 43. 32

Majalah AKDUN, op.cit. Hlm 45.

Page 27: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

67

masing-masing. Dalam kegiatan ini juga diisi dengan tepuk,

menyanyikan lagu, gerakan fisik motorik dan doa sebelum belajar.

Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendek, hadis dan doa

sehari-hari.

Kegiatan belajar didalam kelas sesuai jadwal dan tema,

makan snack setelah berdoa dan mencuci tangan, istirahat, sholat

dzuhur berjama‟ah, kemudian makan siang. Sedangkan untuk anak

yang fullday dilanjutkan dengan tidur siang, makan snack dan

mandi sore sebelum dijemput orang tuanya masing-masing.

b) Kegiatan Mingguan

Kegiatan mingguan ada beberapa ekstrakurikuler seperti

ekstra sempoa, ekstra tari, ekstra lukis, rebana, bahasa arab, dan

bahasa inggris. Untuk ekstrakurikuler dilaksanakan pada hari

sabtu, kecuali ekstra sempoa dilaksanakan hari senin untuk TK A

dan hari selasa untuk TK B. Sedangkan untuk ekstra bahasa arab

dan bahasa inggris dilaksanakan hari kamis.

c) Kegiatan Bulanan

Para pengajar atau ustadzah juga mengikuti kegiatan

organisasi diluar sekolah yang dilaksanakan satu bulan sekali,

untuk kelompok bermain (KB) ada organisasi Himpaudi

(Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini), sedangkan untuk Taman

Kanak-Kanak ada organisasi Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak

Page 28: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

68

Indonesia (IGTKI), kelompok kerja guru (KKG), pertemuan guru

Islam (PGI) dan Gugus TK.

d) Kegiatan Tahunan

Kegiatan diluar sekolah yang bersifat tahunan meliputi

buka bersama, outing class, penyembelihan hewan qurban, outbond

dan manasik haji.

Gambar. 2

Kegiatan Renang Seluruh siswa KB & TK

Sumber : Arsip Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam tahun 2010

Page 29: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

69

Gambar. 3

Kegiatan Outbond Seluruh siswa KB & TK

Sumber : Arsip Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam tahun 2010

e) Kegiatan Lain

Kegiatan lain yang dilaksanakan meliputi renang dan

evaluasi belajar yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun dan

pemeriksaan kesehatan anak yang dilaksanakan empat bulan satu

atau tiga kali dalam satu tahun. Adapun untuk kegiatan konseling

diadakan di awal dan akhir tahun ajaran. Selain itu terdapat

kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari-hari

besar pendidikan seperti hari kartini, hari pendidikan nasional, hari

anak nasional, hari pahlawan dan hari ulang tahun kemerdekaan

Republik Indonesia yang diperingati dalam bentuk karnaval dan

lomba-lomba.

Page 30: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

70

Gambar. 4

Kegiatan Lomba Mewarnai antar siswa KB & TK

Sumber : Arsip Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam 2010

b. Susunan Kepengurusan

Pada tahun 2008 penambahan jenjang pendidikan usia dini yaitu KB dan

TK didirikan. Dalam kepengurusannya, di KB & TK mempunyai sistem

kepengurusan sendiri tapi tetap berada dalam pengawasan Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam.

Page 31: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

71

Bagan 3

Susunan Kepengurusan KB & TK Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta

Sumber : “Struktur Organisasi KB & TK Ta’mirul Islam”, Bagian tata usaha

Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam 2008

Adapun tugas yang diemban setiap pengurus Pondok Pesantren Ta‟mirul

Islam adalah sebagai berikut :

1. Pelindung KB & TK berada dalam pengawasan Pondok Pesantren

Ta‟mirul Islam. Pelindung disini adalah pimpinan pondok dan

kepala Dinas DIKPORA Kota Surakarta.

2. Bidang Penasehat bertugas memberikan arahan kebijakan,

masukan, nasehat dan pertimbangan dalam suatu ide dan program

Pelindung

Pimpinan Pondok Kepala Dinas DIKPORA

Kota Surakarta

Penasehat

Direktur KB & TK

Kepala Sekolah TK Ketua Pengelola KB Administrasi & TU

Konseling Kesehatan Kerumahtanggaan Guru KB Guru TK

Page 32: DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM · DINAMIKA PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM A. Biografi KH. Naharussurur 1. Kehidupan KH. Naharussurur KH. Naharussurur lahir di kampung

72

dalam pengembangan organisasi sesuai dengan AD/ART dan Visi

Misi Organisasi.

3. Direktur KB & TK adalah pimpinan umum dari Kelompok

Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK), bertanggung jawab

penuh atas seluruh kegiatan dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan KB & TK. Membawahi beberapa kelompok kegiatan

sesuai dengan bidang-bidangnya

c. Sarana dan Prasarana

Pada tahap selanjutnya, Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta

mendapat kepercayaan dari para masyarakat untuk menyelenggarakan program

Kelompok Bermain (KB) & Taman Kanak-Kanak (TK). Dengan adanya jenjang

pendidikan yang bertambah maka juga dibangun gedung lokal kelas.

Pembangunan sarana prasarana pada tahap ini adalah gedung TK. Gedung TK

digunakan untuk proses pembelajaran yang terdiri hanya dengan satu lantai.

Terdiri dari kantor TU, kelas TK a, TK b, KB a, KB b, ruang fullday class, dapur

dan juga ruang mainan. Sedangkan dibelakang sekolah terdapat 10 kamar mandi.

Kamar mandi ini hasil dari bantuan pemerintah pusat.