APLIKASI DIMETHICONE (SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION oleh DESI ADI MORWANTI F34102013 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
APLIKASI DIMETHICONE
(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT
DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION
oleh
DESI ADI MORWANTI F34102013
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
APLIKASI DIMETHICONE
(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT
DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
oleh
DESI ADI MORWANTI
F34202013
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
APLIKASI DIMETHICONE
(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT
DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
oleh
DESI ADI MORWANTI
F34102013
Dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1983
Di Batang
Tanggal Lulus : 2 Oktober 2006
Bogor,
Menyetujui :
Dr. Ir. Erliza Hambali Dr. Ir. Ani Suryani, DEA Dosen Pembimbing I Pembimbing II
DESI ADI MORWANTI. F34102013. Aplikasi Dimethicone (Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses Pembuatan Skin lotion. Di bawah bimbingan : ERLIZA HAMBALI dan ANI SURYANI. 2006.
RINGKASAN
Kosmetika merupakan campuran dari beberapa bahan yang telah
diformulasikan sedemikian rupa dan berfungsi untuk merawat serta memperindah bagian-bagian tubuh seperti kulit, sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetika tersebut. Salah satu produk skin care cosmetics yaitu skin lotion. Keunggulan utama dari skin lotion adalah kemampuannya memberikan kelembaban pada kulit dan memperbaiki struktur kulit yang kering serta membuat kulit menjadi lebih lembut.
Berbagai jenis pelembut telah dipergunakan dalam formula skin lotion untuk menghasilkan produk yang mampu melembutkan kulit pemakai. Dimethicone (silicone oil) merupakan salah satu jenis pelembut yang dapat digunakan dalam pembuatan skin lotion karena selain dapat melembutkan, bahan ini juga mampu membentuk lapisan film pada kulit yang membantu menghambat kehilangan air pada kulit dan membantu memberikan rasa halus pada kulit (www.bathandbeautyproducts.com).
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan skin lotion yang memiliki fungsi sebagai pelembab dan pelembut dengan bahan aktif dimethicone (silicone oil), menganalisis sifat fisiko kimia skin lotion yang dihasilkan, dan menganalisis stabilitas skin lotion selama penyimpanan serta mengetahui efek penggunaan skin lotion yang dihasilkan terhadap kulit.
Pada penelitian tahap I ini digunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi dimethicone dengan 5 taraf konsentrasi (1, 2, 3, 4, dan 5%) dan dua kali ulangan. Formulasi yang digunakan berdasarkan Schmitt (1996). Sedangkan suhu yang digunakan adalah 70°C untuk fase minyak sedangkan untuk fase air sedikit lebih tinggi yaitu 72°C. Kedua fase tersebut dicampur pada suhu antara 70-75°C (Nowak, 1962).
Penelitian tahap II ditujukan untuk mengetahui stabilitas produk selama penyimpanan. Penentuan umur simpan pada umumnya membutuhkan waktu lama dalam menentukan batas penyimpanan akhir suatu produk pada kondisi normal, sehingga untuk mempercepat waktu analisis dalam menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu 50°C berdasarkan metode akselerasi. Parameter untuk menentukan formula lotion terbaik dari variasi perlakuan yang dicobakan didasarkan pada sifat fisiko kimianya, yang meliputi stabilitas emulsi, pH dan viskositas serta hasil uji organoleptik yang meliputi warna, kekentalan, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan homogenitas. Selain itu, dilakukan uji efek penggunaan lotion terhadap kulit dan efek kelembutan.
Berdasarkan penelitian I, konsentrasi dimethicone terbaik adalah 5 % dengan nilai stabilitas 82,55 %, viskositas 7556,25 cP, dan pH 7,05. Nilai pH tersebut telah memenuhi syarat SNI lotion bayi 16.4952.1998 yaitu 4,5-7,5. Hasil uji keragaman dan uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone
berpengaruh nyata terhadap nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas pada skin lotion.
Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa lotion mempunyai stabilitas yang cukup bagus apabila disimpan pada suhu 50°C, dimana nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas skin lotion setelah penyimpanan 1 bulan tidak berbeda jauh dengan nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas pada suhu 25°C. Berdasarkan grafik trends, R2 masing-masing produk pada suhu penyimpanan 50°C mempunyai nilai antara 0,8425 - 0,9509 untuk nilai stabilitas, 0,9737 - 0,9982 untuk nilai viskositas produk, dan 0,7417 - 0,977 untuk nilai pH. Hasil tersebut menunjukkan bahwa R2 masih bernilai di atas 0,5 dan relatif stabil sehingga dapat disimpulkan bahwa lotion dapat bertahan lebih dari 9 bulan.
DESI ADI MORWANTI. F34102013. The Applications of Dimethicone (Silicone Oil) for Skin lotion Emmolient Agent. Supervised by ERLIZA HAMBALI dan ANI SURYANI. 2006.
SUMMARY
Cosmetic is a mixture from some materials which have been formulated in
such a manner and it’s function to take care of and also to embelish the parts of body, in line with usage of cosmetics. One of product skin care cosmetics that is skin lotion. Especial excellence from skin lotion is his ability to give dampness at husk and repair the dry husk structure and also make the husk become blanderly.
Various type of emollient have been utilized in formula skin lotion to yield the product capable to soften the user husk. Dimethicone ( silicone oil) is one of emollient which is able to be used in making skin lotion because besides can soften, this materials also can form the film coat at the husk assist pursue water loss at husk and assist to give good feeling at husk when it is used (www.bathandbeautyproducts.com).
This research was objected to yield skin lotion owning the function as moisturizer and emollient with active materials dimethicone (silicone oil), to analyse the nature of fisiko chemical skin lotion yielded, to analyse the stability skin lotion during depository and also know the usage effect skin lotion yielded to husk.
At research of phase I this used by the random device complete with one factor that is concentration dimethicone with 5 concentration level (1, 2, 3, 4, and 5%) and twice restating. Formulationi was used pursuant to Schmitt ( 1996). While temperature the used is 70°C for the phase of oil, while for phase irrigate a few higher that is 72°C. Both the phase is mingled at temperature among 70-75°C ( Nowak, 1962).
At research of phase II, this addressed to know the product stability during depository, determination keep in general require the old time in delimitating final depository at normal condition, so that to quicken the time analyse in anticipating the stability lotion during depository used by the temperature of 50°C pursuant to accelerated method. Parameter to determine best formulation of tried treatment variation to be based on the nature of fisiko chemical, covering the emulsion stability, pH and viskositas and also result of test organoleptic covering the colour, viscosity, feel stickyly, feel to chill, aroma, and homogeneity. Beside that, to test the usage effect lotion to husk and mildness effect.
Pursuant to research I, concentration dimethicone best is 5 % with stability value of 82,55 %, viscocities 7556,25 cP, and pH 7,05. Value of pH have ever been up to standard SNI lotion baby of 16.4952.1998 that is 4,5-7,5. The result test of varian and Duncan test indicate that the concentration dimethicone influential reality to stability value, assess pH, and value of viscocity at skin lotion.
The result of research phase II indicate that lotion have the good enough stability if kept at temperature of 50°C, where stability value, assess pH, and value of viscocity after depository 1 months is not differing far with stability value, assess pH, and value of viscocity at temperature of 25°C. Pursuant to graph
trends, R2 each product at depository temperature 50°C have the value between 0,8425 - 0,9509 for the value of stability, 0,9737 - 0,9982 for viscocities value of product, and 0,7417 - 0,977 for value of pH. The result indicate that R2 still valuable above 0,5 and relative stabilize inferential so that lotion can stay more than 9 months.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Batang, 13 Desember 1983 merupakan anak
kelima dari lima bersaudara, putri dari pasangan Soewardji dan
Imurip. Penulis menempuh pendidikan di TK Siwi Peni Batang
(1990 – 1991), SD Kauman 07 Batang (1991 – 1996), SLTP
Negeri 3 Batang (1996 – 1999), SMUN 1 Pekalongan (1999 –
2002).
Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa kuliah, penulis bergabung dalam Himpunan Mahasiswa
Teknologi Industri (HIMALOGIN), Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor
(KOPMA IPB) dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekalongan dan Batang
(IMAPEKA). Penulis melakukan Praktek Lapang di PT. Liza Herbal International
- Bogor dengan judul “Perancangan Sistem HACCP untuk Pengendalian
Mutu Produk Kapsul Herbal di PT. Liza Herbal International”. Penulis
melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Aplikasi Dimethicone
(Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses Pembuatan Skin Lotion.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi dengan judul :
“Aplikasi Dimethicone (Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses
Pembuatan Skin lotion”
Adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik,
kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
Bogor, September 2006
Yang Membuat Pernyataan
Desi Adi Morwanti
F34102013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi
Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis
di Laboratorium Teknik Kimia, Laboratorium Pengemasan dan Penyimpanan,
Departemen Teknologi Industri Pertanian dan Laboratorium SBRC (Surfactant
and Bioenergy Research Center, LPPM-IPB).
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi
ini, diantaranya kepada :
1. Ibu, bapak, dan kakak-kakakku yang tercinta atas doa, dukungan, dan
semangat yang telah diberikan selama ini.
2. Ibu Dr. Ir. Erliza Hambali, selaku pembimbing akademik atas
bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama
masa studi di TIN sampai penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Ir. Ani Suryani, DEA, selaku pembimbing kedua atas saran
dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, Msi, selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukkannya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf pengajar yang telah mendidik penulis.
6. Laboran di setiap laboratorium Departemen Teknologi Industri
Pertanian atas bimbingan dan bantuannya selama di laboratorium.
7. TIN’39 atas kebersamaan yang menyenangkan selama ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Oktober 2006
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup .................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3
A. Kulit.. .................................................................................................. 3
B. Skin Lotion .......................................................................................... 5
C. Dimethicone ........................................................................................ 14
III. METODOLOGI........................................................................................ 16
A. Bahan Dan Alat .................................................................................. 16
B. Metode Penelitian ............................................................................... 16
C. Rancangan Percobaan......................................................................... 20
D. Analisis Produk................................................................................... 20
E. Analisis Umur Simpan........................................................................ 20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 22
A. Produk Skin Lotion ............................................................................. 22
a. Stabilitas Emulsi ............................................................................ 23
b. Viskositas....................................................................................... 25
c. Nilai pH.......................................................................................... 27
d. Analisis Efektivitas Kandungan Humektan................................... 29
e. Analisis Kadar Air ......................................................................... 31
f. Uji Kesukaan .................................................................................. 32
B. Analisis Kestabilan Produk Selama Penyimpanan ............................ 46
a. Stabilitas Emulsi ............................................................................ 46
b. Viskositas....................................................................................... 51
c. Nilai pH.......................................................................................... 54
C. Pemilihan Alternatif Terbaik dengan Metode Pembobotan secara
Subjektif.............................................................................................. 58
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61
A. Kesimpulan ....................................................................................... 61
B. Saran ................................................................................................... 62
VI. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63
LAMPIRAN .................................................................................................. 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Syarat-syarat humektan yang ideal.....................................
Tabel 2. Komposisi bahan yang digunakan pada pembuatan skin
lotion...................................................................................
Tabel 3. Suhu dan jangka waktu sebagai panduan stabilitas............
Tabel 4. Syarat mutu skin lotion berdasarkan SNI lotion bayi........
Tabel 5. Penilaian kepentingan setiap parameter fisikokimia dan
uji hedonik..........................................................................
Tabel 6. Hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan.............
3
17
21
22
59
60
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Struktur utama kulit manusia (Mitsui, 1997)..................
Gambar 2. Struktur molekul dimethicone.........................................
Gambar 3. Diagram alir pembuatan sediaan A.................................
Gambar 4. Diagram alir pembuatan sediaan B.................................
Gambar 5. Diagram alir pembuatan sediaan C.................................
Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan skin lotion (Schmitt,
1996)................................................................................
Gambar 7. Histogram stabilitas emulsi awal produk skin lotion dan
produk komersial............................................................
Gambar 8. Histogram viskositas produk skin lotion dan produk
komersial.........................................................................
Gambar 9. Histogram pH awal produk skin lotion dan produk
komersial.........................................................................
Gambar 10. Histogram hasil analisis efektivitas kandungan
humektan produk skin lotion dan produk komersial......
Gambar 11. Histogram hasil analisis kadar air produk skin lotion
dan produk komersial......................................................
Gambar 12. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
warna skin lotion.............................................................
Gambar 13. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kekentalan skin lotion.....................................................
Gambar 14. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap rasa
lengket skin lotion..........................................................
Gambar 15. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
rasa dingin skin lotion....................................................
Gambar 16. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
aroma skin lotion............................................................
Gambar 17. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
homogenitas skin lotion.................................................
3
14
18
18
19
19
24
26
28
30
32
33
35
37
39
41
43
Gambar 18. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kesan lembut skin lotion..............................................
Gambar 19. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk
pada suhu 25°C..............................................................
Gambar 20. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk
pada suhu 45°C..............................................................
Gambar 21. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk
pada suhu 50°C..............................................................
Gambar 22. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada
suhu 25°C.......................................................................
Gambar 23. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada
suhu 45°C.......................................................................
Gambar 24. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada
suhu 50°C.......................................................................
Gambar 25. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada
suhu 25°C.......................................................................
Gambar 26. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada
suhu 45°C.......................................................................
Gambar 27. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan
lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada
suhu 50°C.......................................................................
45
47
48
50
52
53
54
55
56
57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Prosedur analisis skin lotion........................................
Lampiran 2. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion
dan produk komersial...................................................
Lampiran 3. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion dan
produk komersial.........................................................
Lampiran 4. Hasil pengukuran pH produk skin lotion dan produk
komersial.....................................................................
Lampiran 5. Hasil analisis efektivitas kandungan humektan pada
produk skin lotion dan produk komersial....................
Lampiran 6. Hasil analisis kadar air pada produk skin lotion dan
produk komersial........................................................
Lampiran 7. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion
selama penyimpanan.................................................
Lampiran 8. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion
selama penyimpanan.................................................
Lampiran 9. Hasil pengukuran nilai pH produk skin lotion selama
penyimpanan..............................................................
Lampiran 10. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan
terhadap pH produk...................................................
Lampiran 11. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan
terhadap viskositas produk.......................................
Lampiran 12. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan
terhadap stabilitas emulsi produk.............................
Lampiran 13. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan
terhadap uji efektivitas kandungan humektan
produk......................................................................
Lampiran 14. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan
terhadap kadar air produk........................................
67
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Lampiran 15 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan warna produk skin lotion..........................
Lampiran 15 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap warna skin lotion........................
Lampiran 15 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan warna produk skin
lotion.........................................................................
Lampiran 16 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan kekentalan produk skin lotion...................
Lampiran 16 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap kekentalan skin lotion.................
Lampiran 16 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan kekentalan produk
skin lotion.................................................................
Lampiran 17 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan rasa lengket produk skin lotion..................
Lampiran 17 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap rasa lengket skin lotion...............
Lampiran 17 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan rasa lengket produk
skin lotion..................................................................
Lampiran 18 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan rasa dingin produk skin lotion...................
Lampiran 18 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap rasa dingin skin lotion.................
Lampiran 18 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan rasa dingin produk
skin lotion.................................................................
Lampiran 19 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan aroma produk skin lotion..........................
Lampiran 19 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap aroma skin lotion........................
82
83
83
84
85
85
86
87
87
88
89
89
90
91
Lampiran 19 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan aroma produk skin
lotion.........................................................................
Lampiran 20 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan homogenitas produk skin lotion................
Lampiran 20 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap homogenitas skin lotion...............
Lampiran 20 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan homogenitas
produk skin lotion......................................................
Lampiran 21 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap
kesukaan kesan lembut produk skin lotion...............
Lampiran 21 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala
penilaian terhadap kesan lembut skin lotion.............
Lampiran 21 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi
dimethicone terhadap kesukaan kesan lembut
produk skin lotion....................................................
Lampiran 22. Lembar kuisioner uji hedonik..................................
91
92
93
93
94
95
95
96
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kosmetika merupakan campuran dari beberapa bahan yang telah
diformulasikan sedemikian rupa dan berfungsi untuk merawat serta
memperindah bagian-bagian tubuh sesuai dengan tujuan penggunaan
kosmetika tersebut. Kebutuhan kosmetika sekarang ini hampir menjadi
kebutuhan yang dianggap penting bagi beberapa orang. Mereka membutuhkan
berbagai jenis produk kosmetika untuk perawatan agar dapat tampil sempurna,
harmonis, dan indah.
Perkembangan kosmetika yang digunakan untuk perawatan dewasa ini
telah berkembang pesat, industri kosmetika dituntut agar dapat memenuhi
keinginan dan permintaan konsumen dengan menghasilkan produk yang
berkualitas dan tidak menyebabkan kulit rusak setelah pemakaian.
Saat ini, telah banyak ditemui berbagai macam produk kosmetika
untuk perawatan kulit. Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang amat
penting karena berfungsi sebagai pelindung tubuh terluas terutama dari radiasi
sinar ultraviolet. Agar kulit dapat tetap terpelihara dan berfungsi sebagaimana
mestinya maka diperlukan skin care cosmetics. Salah satu produk skin care
cosmetics yaitu skin lotion. Skin lotion merupakan salah satu produk industri
kosmetika yang berupa emulsi minyak dalam air yang terdiri dari 10-15 %
fase minyak, 5-10 % humektan, dan 75-85 % fase air.
Beberapa pengguna tertarik menggunakan skin lotion untuk perawatan
kulit agar tetap segar dan pengguna lainnya tertarik untuk mencegah kulit agar
tidak kering. Menurut Keithler (1956), kulit menjadi kering sebagai akibat
dari kekurangan air di stratum corneum, kelembaban yang rendah, hidrasi
yang tidak cukup dari lapisan bawah epidermal dan pergerakan air. Kulit
kering mempunyai karakter kasar dan keras, kulit tidak fleksibel dan pecah-
pecah. Keunggulan utama dari skin lotion adalah kemampuannya memberikan
kelembaban pada kulit dan memperbaiki struktur kulit yang kering serta
membuat kulit menjadi lebih lembut.
Berbagai jenis pelembut telah dipergunakan dalam formula skin lotion
untuk menghasilkan produk yang mampu melembutkan kulit pemakai.
Dimethicone merupakan salah satu jenis pelembut yang dapat digunakan
dalam pembuatan skin lotion karena selain dapat melembutkan, bahan ini juga
relatif aman untuk kulit yang sensitif.
Dalam pembuatan formula untuk skin lotion, perlu diperhatikan hal-
hal yang berhubungan dengan efek produk tersebut setelah digunakan oleh
pemakai untuk mencegah terjadinya iritasi atau pemakaian yang salah dari
produk tersebut. Pada umumnya yang diperhatikan dalam pembuatan skin
lotion adalah jenis komponen dan jumlah komponen yang digunakan. Dengan
pemakaian bahan-bahan yang aman bagi kulit, diharapkan produk tersebut
menjadi benar-benar aman bagi kulit pemakai nantinya.
B. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi
dimethicone (silicone oil) terbaik untuk produk skin lotion yang memiliki
fungsi sebagai pelembut.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini meliputi :
1. Pembuatan skin lotion dengan bahan aktif dimethicone (silicone oil)
sebagai pelembut serta menganalisis sifat fisiko kimianya.
2. Analisis stabilitas skin lotion yang dihasilkan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. KULIT
Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan tidak
hanya untuk menutupi tubuh atau pembatas bagian tubuh luar dan dalam.
Kulit juga merupakan organ tubuh yang paling luas pada tubuh manusia yang
juga berfungsi sebagai pelindung utama. Kulit mempunyai lapisan terluar
yang melindungi tubuh dari gangguan fisik, kulit juga melindungi dari bakteri
dan jamur (Wilkinson et al., 1962).
Menurut Wilkinson et al., (1962) ada 2 struktur kulit manusia, yaitu
epidermis, strukturnya agak tipis, terletak sebelah luar dan sensitif, dan
lapisan dermis. Lapisan epidermis tebalnya berbeda-beda pada bagian tubuh
dan memiliki 5 lapisan (dari luar kedalam) yaitu : stratum corneum
merupakan lapisan paling luar dan terdiri dari sel-sel mati; stratum lucidum;
stratum granulosum merupakan lapisan dalam, terdapat butir-butir pigmen
yang disebut pigmen melanin; stratum malpighi; serta stratum germinativum
merupakan lapisan dimana terjadinya mitosis dan sel ini akan menghasilkan
atau melindungi pigmen melanin. Pada Gambar 1 dapat dilihat struktur
jaringan kulit.
Gambar 1. Struktur utama kulit manusia (Mitsui, 1997)
Subcutaneous
Rambut
Stratum corneum
Epidermis
Dermis
Kapiler
Kulit merupakan salah satu panca indra. Kulit lapisan atas berfungsi
sebagai penghubung antara lapisan tubuh dengan lingkungan luar, dapat
melindungi tubuh dan mencegah kekeringan. Selain itu, kulit juga berfungsi
memelihara tubuh dari radiasi ultraviolet dengan menggunakan melanin
(Balsam et al., 1972).
Menurut Warta Konsumen (1987), fungsi kulit adalah pembungkus
struktur jaringan tubuh di bawahnya; penghantar cahaya yang kurang baik
(sehingga batas-batas tertentu kulit dapat melindungi bagian tubuh lainnya
dari pengaruh buruk cahaya berlebih); pengatur suhu. Sedangkan menurut
Mitsui (1997), kulit berfungsi untuk menutupi semua bagian tubuh dan
melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan eksternal dan kerusakan
kulit akibat kehilangan kelembaban. Kulit luar terbagi atas tiga lapisan yaitu
epidermis, dermis, dan sel subcutaneous.
Banyak orang menganggap bahwa kosmetika tidak akan menimbulkan
hal-hal yang membahayakan manusia karena hanya ditempelkan di bagian
luar kulit. Pendapat ini tentu saja salah karena ternyata kulit mampu menyerap
(absorpsi) bahan yang melekat padanya. Kemampuan kulit ini meliputi 2
aspek, pertama merupakan aspek positif yaitu terjadinya penyerapan
menyebabkan kosmetika dapat membantu memperbaiki struktur dan faal kulit
yang telah aus. Kedua, aspek negatif yaitu penyerapan oleh kulit dapat
menyebabkan efek samping kosmetika (Anief, 1997).
Barnett (1972), mengatakan pemakaian sabun dan deterjen secara terus-
menerus dapat menyebabkan kehilangan lapisan minyak membuat kulit
menjadi kering. Kulit kering ditandai dengan kulit menjadi kasar dan
mengelupas, kurang lentur, dan pecah-pecah (Frazier dan Blank, dalam
Barnett, 1972).
Dari sudut pandang biokimia, kekeringan adalah ukuran dari kandungan
air di kulit sedangkan emollient action merupakan suatu fenomena yang
berhubungan dengan konservasi air. Di bawah kondisi normal, kandungan air
dan tekanan uap air lebih tinggi daripada kondisi udara sekitar. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya evaporasi dari permukaan kulit. Akibatnya kulit
menjadi kering karena kehilangan air dari stratum corneum. Frazier dan Blank
dalam Barnett (1972) menyatakan bahwa bahan-bahan emollient digunakan
sebagai pencegahan terhadap kekeringan pada kulit.
Beberapa tipe produk yang dapat digunakan untuk menjaga kelembaban
kulit dapat dikelompokkan menjadi skin lotion, emulsi minyak dalam air baik
dengan atau tanpa perekat, emulsi air dalam minyak serta campuran antara
minyak dan lilin tanpa adanya kandungan air (Wilkinson et al., 1962).
Kulit menjadi kering sebagai akibat dari kekurangan air di stratum
corneum, kelembaban yang rendah, hidarasi yang tidak cukup dari lapisan
bawah epidermal dan pergerakan air (Keithler, 1956). Kehilangan air dari
lapisan corneum dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (temperatur,
kelembaban, angin), dan ada/tidaknya lapisan minyak (Jellinek, 1970).
Menurut Brown dalam Wilkinson et al.,(1962), kulit mengandung
beberapa komponen kimia, diantaranya kalsium, magnesium, sodium,
potasium, fosfor dan silikon.
B. SKIN LOTION
Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai
campuran dari dua fase yang tidak bercampur, yang distabilkan dengan sistem
emulsi dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk cairan yang dapat
dituang. Proses produksi skin lotion adalah dengan cara mencampurkan
bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam
fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996).
Lotion merupakan produk kosmetika berupa cairan yang digunakan
untuk memelihara kesehatan kulit dan tetap menjaga kesehatan. Lotion terdiri
dari sebuah emulsi berbentuk o/w (minyak dalam air) atau oil in water.
Emulsi adalah suatu campuran (koloid) dari dua cairan atau lebih yang tidak
saling melarutkan tetapi ingin saling terpisah (antagonis) karena mempunyai
berat jenis yang berbeda. Cairan yang terdispersi disebut fase internal atau
uncontinous phase sedangkan cairan yang mendispersi (pendispersi) disebut
fase eksternal atau continous phase (Barnett, 1972).
Hand and body lotion umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air
(o/w), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal) dan air merupakan
fase pendispersi (eksternal). Tipe skin lotion umumnya terdiri dari 10-15 %
fase minyak, 5-10 % humektan, dan 75-85 % fase air. Karakteristik dasarnya
mempunyai kemampuan melembabkan kulit dengan segera dan mengurangi
kekeringan kulit atau gejala kulit kering (Balsam et al., 1972).
Lotion digunakan untuk mempertahankan kelembaban kulit,
melembutkan kulit, mencegah kehilangan air, membersihkan kulit dan
mempertahankan bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Schmitt,
1996). Fungsi utama skin lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai
pelembut (emollient). Hasil akhir yang diperoleh tergantung dari daya campur
bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban,
kelembutan dan perlindungan dari kekeringan. Bahan-bahan yang berfungsi
sebagai pelembut adalah mineral oil, ester isopropil, alkohol alifatik, turunan
lanolin, alkohol dan trigliserida serta asam lemak. Sedangkan bahan pelembab
diantaranya adalah gliseril, propilen glikol, dan sorbitol dengan kisaran
penggunaan pelembut dan pelembab masing-masing 0,5 % - 15 %.
Ditambahkan oleh Keithler (1956), metode yang digunakan pada
pembentukan emulsi pada produk skin lotion sangat penting. Pada kebanyakan
emulsi kosmetika, 2 fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang sama,
kemudian fase yang satu dituangkan ke fase yang lainnya dan dipanaskan
pada temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan
sampai emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar.
Pada umumnya skin lotion disusun oleh komponen-komponen
emulsifier (pengemulsi), humektan, emolien, bahan aktif, dan air (Keithler,
1956). Sedangkan menurut Barnett (1972), bahan penyusun skin lotion terdiri
dari astringent, antiseptik, alkohol, humektan, minyak, lemak, pengemulsi,
surfaktan, dan emolien.
Komponen bahan pengawet dan pewangi menurut Keithler (1956) juga
penting untuk ditambahkan tetapi harus stabil pada suhu, pencahayaan dan
kelembaban. Mitsui (1997), menambahkan skin lotion merupakan campuran
dari air, alkohol, emolien, humektan, bahan pengental, pengawet dan
pewangi.
Emulsifier atau pengemulsi yang digunakan dalam pembuatan skin
lotion hampir sama dengan pembuatan krim, triethanolamin stearat dan oleat
adalah emulsifier yang umum digunakan. Selain itu asam stearat juga dapat
digunakan dalam formulasi sesuai dengan sifatnya yang dapat menghasilkan
kilauan yang khas pada produk skin lotion (Wilkinson et al., 1962).
Menurut Mitsui (1997), asam stearat dapat diproduksi dengan dua cara
yaitu : (1) dengan mengekstraksi cairan asam (asam oleat) dari asam lemak
yang berasal dari lemak sapi; (2) dengan proses destilasi asam lemak yang
berasal dari minyak kacang kedelai atau minyak biji kapas. Asam stearat yang
tersedia secara komersial seringkali merupakan campuran asam-asam lemak
C16 dan C18.
Gliseril monostearat dalam formulasi dapat berfungsi sebagai emulsifier
pada skin lotion. Emulsi yang dihasilkan oleh komponen ini sangat stabil pada
pH 7. Lotion yang diformulasikan menggunakan gliseril monostearat biasanya
sangat tebal dan berat. Selain sebagai emulsifier, gliseril monostearat juga
berfungsi sebagai emolien (Wilkinson et al., 1962). Sedangkan menurut
Barnett (1972), gliseril monostearat merupakan emollient wax like thickeners
dengan polyethylene glycol 400 efektif digunakan pada konsentrasi yang
rendah sebagai bahan pengental dan penstabil. Konsentrasi yang berlebih dari
bahan-bahan ini harus dihindarkan karena dapat menyebabkan atau
menghasilkan ‘gel’ pada skin lotion. Gliseril monostearat diperoleh melalui
gliserolisis trigliserida dengan gliserol (Schmitt, 1996).
Gliseril monostearat memiliki rumus molekul C21H42O4 pada
konsentrasi penggunaan 0,5-5 % dapat meningkatkan viskositas emulsi secara
langsung (Balsam et al., 1972). Gliseril monostearat adalah suatu zat
berbentuk flakes seperti lilin yang larut dalam pelarut organik dengan titik
leleh 56-58°C Gliseril monostearat sering digunakan sebagai agen aktifitas
permukaan (surface active agent) dan sebagai zat tambahan makanan.
Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada skin lotion.
Semua alkohol polihidrat termasuk kedalam jenis humektan karena
mempunyai struktur alkohol. Humektan merupakan zat yang melindungi
emulsi dari ‘pengeringan’, zat ini penting untuk produk-produk pelembab dan
pasta gigi (Schmitt, 1996). Ditambahkan oleh Wilkinson dan Moore (1982)
bahwa humektan merupakan senyawa material higroskopis yang dapat
menarik uap air dari udara sampai beberapa derajat. Sedangkan menurut
(Balsam et al., 1972) humektan adalah suatu zat pengatur perubahan
kelembaban antara produk dengan udara, di atas kulit dan zat ini paling luas
digunakan dalam hand and body lotion dan cream dibanding produk
kosmetika lainnya, terlebih yang tujuan utamanya sebagai pelembab.
Humektan ditambahkan pada produk skin lotion terutama pada produk
dengan tipe emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika
produk disimpan pada suhu ruang. Humektan juga membantu dalam
menyediakan kontrol untuk mengurangi rata-rata kehilangan air dan
peningkatan viskositas. Terdapat 3 jenis humektan yaitu, anorganik humektan,
metal-organik humektan, dan organik humektan (Wilkinson et al., 1962).
Humektan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion saat ini ada
yang bersifat alami, misalnya sorbitol dan ada juga yang berupa zat-zat kimia
yang merupakan salah satu bentuk dari alkohol, misal polietilen glikol.
Humektan sintetis ini biasanya akan menjadi masalah bila kelembaban
sekeliling lebih rendah, karena zat humektan tadi akan menyerap air dari kulit
manusia sehingga kulit akan berubah menjadi kering dan kondisi ini
memudahkan kulit mengalami iritasi (Simanjutak, 2000). Syarat dasar
humektan adalah harus mempunyai kemampuan menyerap air yang baik,
mempertahankan penyerapan air (kelembaban pada kulit), menguap paling
rendah, berbaur yang baik dengan unsur lain, harus aman, tidak berwarna dan
tidak berbau, serta tawar (Takeo, 1997).
Humektan yang paling penting adalah gliserol, yang diperoleh dari
proses saponifikasi trigliserida, dan sorbitol [C6H8(OH)6], suatu alkohol heksa
(Mitsui, 1997). Gliserin merupakan humektan yang paling baik digunakan
dalam pembuatan skin lotion. Menurut de Navarre (1945), dalam produksi oil
in water hand lotion yang berhubungan dengan konsistensinya, penggunaan
gliserin akan menghasilkan skin lotion dengan karakteristik skin lotion yang
terbaik sedangkan penggunaan propilen glikol dan sorbitol menunjukkan hasil
skin lotion dengan konsistensi menyerupai gel. Komposisi yang digunakan
pada formula berkisar 3-10 %. Penggunaan gliserin yang terlalu besar dapat
menyebabkan komponen higroskopik ini mempertahankan skin lotion dari
kekeringan dan mencegah terjadinya hidrasi pada kulit.
Tabel 1. Syarat-syarat humektan yang ideal
Kemampuan
higroskopis
Produk harus dapat menyerap kelembaban dari
atmosfer dan menahannya sampai keadaan pada
kondisi normal dari kelembaban atmosfer
Viskositas Viskositas yang rendah dari humektan dapat
menyebabkannya mudah dicampur pada produk,
tetapi viskositas yang tinggi mencegah creaming
atau pemisahan dari emulsi atau membuat suspensi
stabil
Kecocokan Humektan harus cocok dengan bahan penyusun
lainnya
Warna, bau, rasa Warna yang baik, bau dan rasa yang essensial
Tingkat keracunan Humektan tidak mengandung racun
Korosi Humektan tidak boleh korosif terhadap bahan
kemasan
Stabilitas Humektan harus non volatil dan tidak boleh
berbentuk padat/kristal pada suhu yang normal
Reaksi Humektan harus netral pada reaksi yang terjadi
Ketersediaan bahan Humektan harus tersedia dan bila memungkinkan
tidak terlalu mahal
Sumber : Wilkinson dan Moore (1982)
Menurut Mitsui (1997), gliserin merupakan humektan yang sudah
digunakan sejak lama dalam pembuatan skin lotion. Gliserin diperoleh dari
hasil samping industri sabun atau asam lemak dari tanaman dan hewan.
Gliserin tidak berwarna dan tidak berbau ketika mengalami dehidrasi. Gliserin
berfungsi sebagai penarik air, penahan dan penyimpan air dan penyuplai
sumber air pada celah lapisan cornified di permukaan kulit (Barnett, 1972).
Emolien (pelunak, zat yang mampu melunakan kulit) didefinisikan
sebagai sebuah media, bila digunakan pada lapisan kulit yang keras dan kering
akan mempengaruhi kelembutan kulit dengan adanya hidrasi ulang (Schmitt,
1996). Menurut Burton dalam Barnett (1972) emolien terdiri dari dua
kelompok, yaitu dapat larut dalam air dan dapat larut dalam minyak.
Dalam skin lotion, emolien yang digunakan memiliki titik cair yang
lebih tinggi dari suhu kulit. Fenomena ini dapat menjelaskan timbulnya rasa
nyaman, kering, dan tidak berminyak bila skin lotion/krim dioleskan pada
kulit. Oleh karena itu dalam membuat formula skin lotion harus diperhatikan
fungsi utama dari pengunaan skin lotion yang melembutkan tangan, mudah
dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis,
tidak menimbulkan lengket pada kulit setelah pemakaian, tidak mengganggu
pernafasan normal tangan, antiseptis, memiliki bau yang khas (menyegarkan)
dan memiliki warna yang menarik dan tetap (Schmitt, 1996).
Emolien yang digunakan dalam formulasi skin lotion sangat terbatas
pada beberapa jenis. Cetil alkohol adalah emolien yang juga berfungsi sebagai
bahan pengental. Cetil alkohol yang umum digunakan berkisar antara 1-3 %
pada formulasi produk. Semakin besar konsentrasi alkohol yang digunakan
pada formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin tebal dan padat, dan
kemungkinan akan terjadi granulasi (Wilkinson dan Moore, 1982).
Cetil alkohol diproduksi dengan cara destilasi fraksional alkohol yang
disaponifikasi oleh minyak. Selain itu cetil alkohol juga dapat diproduksi
dengan cara destilasi fraksional lemak sapi yang telah direduksi. Cetil alkohol
merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok
hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti
krim dan skin lotion (Mitsui, 1997).
Cetil alkohol (C15H33OH) yaitu lilin yang berwarna, tidak larut dalam
air, bersinar mengkilap, bersisik dengan bentuk mikrokristalin, leleh pada
suhu 48-45°C, jika dicampur dengan 25 cc alkohol dan dipanasi akan
terbentuk warna jernih. Pada umumnya larut dalam kloroform, eter dan
alkohol panas tetapi tidak larut dalam air (Tono, 1996). Cetil alkohol terbukti
paling efektif sebagai pelembut karena bersifat hidrofobik, yaitu memproduksi
film penghambat yang menghindari hidrasi dari kulit kering (Balsam et al.,
1972).
Trietanolamin (HOCH2CH2)3N adalah cairan higroskopis, kental, berbau
amonia, larut dalam kloroform, air dan alkohol, mendidih pada suhu 335°C
(Tono, 1996). Trietanolamin sering disingkat TEA, suatu zat berbentuk cairan
kental yang bersifat higroskopis dan sering digunakan pada kosmetika.
Alpha hydroxy acids dapat mengatasi kulit kering dengan dua cara.
Pertama, alpha hydroxy acids membantu meningkatkan pergantian sel mati
yaitu dengan menghilangkan kekeringan, sel kulit yang keriput dan
menggantinya dengan sel kulit baru. Kedua, penggunaan alpha hydroxy acids
secara kontinyu dapat meningkatkan jumlah hyaluronic acid pada kulit
(www.skincarerx.com/hand-lotions.html). Selain itu, asam ini bekerja pada
lapisan stratum corneum bagian dasar, mengatasi semen yang mengikat kulit
mati. Hal tersebut meningkatkan pergantian kulit mati dan memperbaharui
struktur stratum corneum sehingga akan membuat kulit lebih fleksibel, lebih
halus, dan lebih lembab (www.skincarerx.com/aha.html).
Beberapa minyak juga dapat digunakan dalam pembuatan skin lotion.
Minyak yang umumnya digunakan yaitu almond, olive, sesame, minyak kapas
dan minyak jagung. Minyak tersebut digunakan karena mengandung
kelompok lipofilik (Barnett, 1972).
Selain itu, pada pembuatan skin lotion juga sering ditambahkan
pengawet sebesar 0,1-0,2 % (Schmitt, 1996). Pengawet yang digunakan
sebagai tambahan pada produk menyebabkan tidak dapat tumbuhnya mikroba
karena pengawet bersifat anti mikroba. Pengawet juga harus ditambahkan
pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan, yaitu antara 35-45°C agar
tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam pengawet tersebut yang dapat
mengganggu emulsi yang terbentuk. Pengawet yang baik memiliki
persyaratan yaitu efektif mencegah tumbuhnya berbagai macam organisme
yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat larut dalam berbagai
konsentrasi yang digunakan dan tidak menimbulkan bahaya (racun) secara
internal dan eksternal pada kulit.
Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam
pembuatan skin lotion. Air merupakan substansi yang paling reaktif diantara
bahan-bahan penyusun produk kosmetika. Pada kosmetika, air merupakan
bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya dibandingkan bahan baku
lainnya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air murni juga mengandung
beberapa zat pencemar, untuk itu air yang digunakan untuk produk kosmetika
harus dimurnikan terlebih dahulu (Wilkinson et al., 1962). Pada sistem
emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai emolien yang efektif dan
sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam minyak dan satu-satunya
plasticizer pada stratum corneum (Barnett, 1972).
Air yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi
yang dihasilkan. Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga tergantung
pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat larut yang secara
langsung mempengaruhi produk.
Lotion merupakan salah satu contoh produk emulsi. Stabilitas emulsi
menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana emulsi yang terdapat dalam
bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan partikel lain
dan membentuk lapisan yang terpisah. Emulsi yang baik mempunyai sifat
tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah
konsistensinya selama penyimpanan. Menurut Nowak (1962), faktor mekanis
dan proses pembentukan emulsi pada skin lotion merupakan faktor kritis
dalam stabilitas emulsi dan viskositas.
Menurut Suryani et al., (2000) beberapa usaha untuk mempertahankan
stabilitas sebelum proses pembuatan emulsi yaitu antara lain pemilihan jenis
dan jumlah pengemulsi dan stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat proses
pembentukan emulsi juga memberikan pengaruh pada terbentuknya emulsi
yang stabil.
Viskositas merupakan salah satu parameter penting untuk menunjukkan
stabilitas produk maupun untuk penanganan suatu produk kosmetika selama
penanganan dan distribusi produk (Schmitt, 1996). Thickening agents atau
bahan pengental digunakan untuk mengatur kekentalan produk sehingga
sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetika tersebut dan mempertahankan
kestabilan dari produk tersebut (Mitsui, 1997).
Selain itu, menurut Strianse (1996), bahan pengental berfungsi sebagai
pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan hidrofil lipofil balance
yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak (tidak
larut air). Bahan pengental yang digunakan dalam skin lotion atau foundation
bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water
soluble polymers digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan
sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui,
1997). Menurut Schmitt (1996), pengental-pengental polimer seperti gum-
gum alami, derivatif selulose dan karbomer lebih sering digunakan dalam
emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan.
Selain polimer, bahan pengental dengan berat molekul tinggi seperti
PEG-6000 distearat, tallowet-60 miristilglikol atau PEG-120 metil glukosa
dioleat juga dapat digunakan pada pembuatan skin lotion. Keuntungan dari
penggunaan tallowet-60 miristil glikol adalah bahan pengental ini stabil
terhadap hidrolisis pada suhu tinggi atau pada pH yang sangat ekstrim. Efek
samping bahan pengental dengan berat molekul tinggi adalah bahan-bahan ini
mempengaruhi sifat-sifat alir bahan yang menyebabkan meningkatnya aliran
Newtonian. Sedangkan sistem yang terkentalkan oleh garam atau polimer
menunjukkan sifat alir yang pseudoplastik (Schmitt, 1996). Menurut Strianse
(1996), penggunaan thickener dalam pembuatan skin lotion biasa digunakan
dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah 2,5 %.
Penampilan produk akhir juga dapat merupakan bagian yang penting.
Beberapa industri memilih skin lotion yang berwarna, sedangkan sebagian
yang lain memilih yang putih. Pemakaian cetil alkohol pada formulasi
menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini juga dapat dihasilkan oleh
pemakaian asam stearat, semakin besar pemakaian asam stearat maka warna
putih akan semakin berkilau (Barnett, 1972).
Penambahan pewangi pada produk juga merupakan upaya agar produk
yang dihasilkan mendapatkan tanggapan yang positif. Hanya saja penambahan
pewangi haruslah dilakukan pada suhu yang tepat pada proses pembuatan skin
lotion. Pada proses pembuatan skin lotion pewangi dipanaskan pada suhu
35°C dan ditambahkan pada suhu kamar agar tidak merusak emulsi yang telah
terbentuk (Nowak, 1962).
C. DIMETHICONE
Dimethicone merupakan silikon organik yang paling luas digunakan,
secara kimia disebut juga polydimethylsiloxane. Secara optik penampakannya
bening, inert, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Rumus kimia
dimethicone adalah (CH3)3SiO[SiO(CH3)2]nSi(CH3)3, dimana n merupakan
jumlah monomer [SiO(CH3)2]. Secara sintesis berasal dari reaksi antara
dimethylchlorosilane dan air, reaksinya adalah sebagai berikut :
n [Si(CH3)2Cl2] + n [H2O] → [Si(CH3)2O]n + 2n HCl
Dimethicone digunakan sebagai bahan dalam pembuatan obat salep dan
aplikasi pada sediaan kosmetika lain untuk melindungi kulit dari iritasi
(www.mercksource.com).
Gambar 2. Struktur molekul dimethicone
Silicone oil merupakan komponen yang bersifat non polar yang dapat
digunakan sebagai emollient karena kemampuannya dalam melindungi kulit.
Secara kimia bahan tersebut inert dan tidak mampu mengangkat sebum dari
kulit seperti pada mineral oil. Silicone oil dapat menjadi barrier yang efektif
terhadap senyawa kimia yang mengiritasi kulit (Barnett, 1972).
Silicone oil merupakan salah satu bahan yang termasuk sebagai
emollient yang meninggalkan film pelindung pada permukaan kulit dimana
film tersebut membantu melindungi kulit dari dehidrasi atau kehilangan air
( www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). Silikon digunakan sebagai
emollients (pelunak kulit), sebagai pelumas, thickeners. merupakan cairan
yang mudah menguap dan mampu memberikan rasa halus pada kulit, tetapi
menguap tanpa meninggalkan suatu residu yang berminyak. Silikon
digunakan pada kosmetik karena mampu membentuk film pada kulit yang
menyerap sebum (kulit berminyak) dan mencegah kilauan (www.sci-
toys.com/ingredients/dimethicone.html). Silikon merupakan salah satu
mineral yang dapat berfungsi sebagai emollient dan mampu membentuk suatu
film yang bersifat melindungi kulit dari kekeeringan. Silikon juga dapat
membantu suatu produk untuk menyebar dengan mudah
(www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp).
Dimethicone merupakan silikon cair yang digunakan untuk memberikan
rasa halus dan licin pada produk kosmetika seperti skin lotion tetapi tidak
menimbulkan rasa berminyak (www.asianwhiteskin.com/glossary.html).
Dimethicone juga merupakan silikon organik yang digunakan untuk
melindungi kulit dan dapat berfungsi sebagai emollient dan moisturizer.
Dimethicone dapat pula digunakan pada jenis kulit yang sensitif, karena
mampu membentuk lapisan film pada kulit yang membantu menghambat
kehilangan air pada kulit dan membantu memberikan rasa halus pada kulit
(www.bathandbeautyproducts.com).
Emollient yang digunakan pada berbagai jenis produk kosmetika
digunakan untuk mencegah kehilangan air pada kulit dan memberikan rasa
halus dan lembut pada kulit. Bahan ini dapat digunakan pada semua jenis kulit
(www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). Emollient merupakan suatu
agen yang berpengaruh pada keadaan kulit untuk membantu menjaga
penampilan kulit sehingga selalu lembut (www.mabelwhite.com).
III. METODOLOGI
A. BAHAN DAN ALAT
1. Bahan
Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan skin lotion ini
antara lain : aquades, dimethicone, TEA (tetraetanolamin), gliserin,
propilen glikol, benzil alkohol, cetil alkohol, asam stearat, asam laktat,
GMS (gliserilmonostearat), minyak zaitun, α-tocoferil acetate, paraffin-soft
white, metil paraben, dan parfum.
2. Alat
Sedangkan alat-alat yang digunakan meliputi gelas piala, gelas ukur,
erlenmeyer, termometer, neraca analitik, pipet, oven, pengaduk magnetik,
pemanas listrik, desikator, pH-meter, stopwatch, hotplate stirrer,
viskosimeter brookfield, dan sudip.
B. METODE PENELITIAN
1. Pembuatan Skin Lotion
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi
dimethicone yang terbaik untuk pembuatan lotion. Komposisi bahan
yang digunakan berdasarkan acuan dengan beberapa modifikasi bahan
dan konsentrasi (Tabel 2). Adapun acuan komposisi bahan yang
digunakan dan proses pembuatan lotion berdasarkan Schmitt (1996).
Analisis terhadap produk yang dihasilkan meliputi analisis
derajat keasaman (pH), viskositas, stabilitas emulsi, analisis efektivitas
kandungan humektan, kadar air, dan uji organoleptik. Sebagai uji
pembanding dilakukan uji-uji terhadap produk lotion yang sudah ada
di pasaran (vaselin, nivea, emeron, viva, dan marina). Prosedur
analisis sifat fisiko kimia lotion dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tabel 2. Komposisi bahan yang digunakan pada pembuatan skin lotion
Bahan Komposisi (persen berat) Asam stearat 2,5 Gliseril monostearat 1,0 Cetil alkohol 1,0 Petrolatum USP 1,0 Minyak mineral 2,0 Isopropil palmitat 2,0 PEG 400 stearat 0,25 Air 77,0 Karbomer 934 7,0 Gliserin 5,0 Triethanolamine 1,0 Pengawet (metil paraben) q.s Parfum q.s
Sumber : Schmitt (1996).
Proses pembuatan skin lotion menurut Schmitt (1996), yaitu
asam stearat, gliseril monostearat, cetil alkohol, petrolatum USP,
minyak mineral, dan isopropil palmitat, diaduk secara merata disertai
pemanasan 70°C hingga terbentuk sediaan A. Diagram alir pembuatan
sediaan A dapat dilihat pada Gambar 3. Kemudian air, gliserin, dan
TEA dicampur dan diaduk disertai pemanasan 70°C sehingga
terbentuk sediaan B. Diagram alir pembuatan sediaan B dapat dilihat
pada Gambar 4.
Sediaan A yang telah terbentuk dimasukkan kedalam sediaan B
sehingga terbentuk sediaan C. Diagram alir pembuatan sediaan C
dapat dilihat pada Gambar 5. Pengawet (metil paraben) kemudian
dicampur dengan parfum dan dipanaskan pada suhu 35°C lalu
ditambahkan pada sediaan C. Pengadukan dilakukan sampai terbentuk
dispersi yang sempurna. Diagram alir pembuatan lotion disajikan pada
Gambar 6.
o Sediaan A
Gambar 3. Diagram alir pembuatan sediaan A
o Sediaan B
Gambar 4. Diagram alir pembuatan sediaan B
Aquades (70-80 %)
Gliserin (3 %)
TEA (1 %)
Pengadukan dan pemanasan 70°C
Sediaan B
Paraffin-soft white (2 %)
Cetil alkohol (3 %)
Asam stearat (2,5 %)
Propilen glikol (3 %)
Dimethicone Alpha-Tocoferill Asetat (1 %)
Minyak zaitun (2 %)
Pengadukan dan pemanasan 70°C
Sediaan A
Benzil alkohol (3 %)
o Sediaan C
Gambar 5. Diagram alir pembuatan sediaan C
Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan skin lotion (Schmitt, 1996)
Sediaan A
Sediaan C
Pengadukan
Pengadukan suhu 35°C
Skin Lotion
Sediaan B
Pengawet (metil paraben) Parfum
Pengadukan dan pemanasan 35°C
Sediaan C
C. RANCANGAN PERCOBAAN
Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap dengan satu
faktor yaitu konsentrasi dimethicone dengan lima taraf konsentrasi (1, 2,
3, 4, dan 5 %) dan dua kali ulangan. Model matematikanya adalah sebagai
berikut :
Yij = μ + Ai + εij
Dimana :
Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j dalam taraf
konsentrasi ke-i.
μ = Rata – rata sebenarnya
Ai = Pengaruh taraf ke-i faktor konsentrasi dimethicone
(i =1,2,3,4,5)
εij = Galat eksperimen
D. ANALISIS PRODUK
Analisis terhadap produk yang dihasilkan meliputi analisis pH
(Sudarmadji,1989), analisis viskositas (Simanjutak, 2000), analisis
stabilitas emulsi (Benett,1947), analisis efektivitas kandungan humektan
(Warta konsumen, 1987), uji organoleptik (Soekarto, 1985). Uji
organoleptik yang dilakukan meliputi uji hedonik terhadap warna,
homogenitas, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan kekentalan. Selain itu
juga dilakukan uji efek penggunaan produk terhadap kulit serta uji efek
kelembutan produk terhadap kulit.
E. ANALISIS UMUR SIMPAN
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui stabilitas produk selama
penyimpanan. Penentuan umur simpan pada umumnya membutuhkan
waktu lama dalam menentukan batas penyimpanan akhir suatu produk
pada kondisi normal, sehingga untuk mempercepat waktu analisis dalam
menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu 45°C dan
suhu 50°C.
Pemilihan suhu tersebut dikarenakan pada suhu tersebut merupakan
suhu ekstrim bagi produk emulsi sehingga banyak hal yang terjadi
terhadap produk emulsi pada suhu tersebut, dimana hal tersebut tidak
terjadi pada suhu ruang meskipun dalam jangka waktu satu tahun.
Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis setiap 5 hari sekali
terhadap parameter-parameter kestabilan produk yang meliputi stabilitas
emulsi, derajat keasaman (pH), dan viskositas.
Penelitian ini menggunakan metode akselerasi yaitu suatu metode
yang mengatur suatu kondisi penyimpanan di luar kondisi normal
sehingga produk lebih cepat rusak dan proses penentuan umur simpan
dapat ditentukan. Terdapat beberapa suhu dan jangka waktu sebagai
panduan dalam menentukan tingkat kestabilan produk kosmetik yang
mengacu pada metode Accelerated Storage (Tabel 3).
Tabel 3. Suhu dan Jangka waktu sebagai panduan stabilitas
Suhu °C Lama pengamatan Umur simpan
produk
25
37
45
50
4
-20
1 tahun
6 bulan
3 bulan
1 bulan
1 bulan
1 bulan
1 tahun
9 bulan
9 bulan
9 bulan
9 bulan
9 bulan
Sumber : Connors et al., (1992) dalam Laksono (2004)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PRODUK SKIN LOTION
Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan mengkaji pengaruh satu
faktor tunggal yaitu konsentrasi dimethicone. Pemilihan rentang konsentrasi
dari dimethicone ini ditetapkan setelah sebelumnya melakukan trial dan error.
Hasil dari trial dan error tersebut menunjukkan bahwa pada proses pembuatan
skin lotion, apabila konsentrasi dimethicone yang digunakan terlalu besar
dapat menyebabkan produk tidak dapat dituangkan dan cenderung terbentuk
krim (creamy). Pada konsentrasi di atas 5 % produk yang dihasilkan sudah
agak kental sehingga digunakan rentang konsentrasi 1-5 % dengan interval
1 % untuk tiap perlakuannya.
Analisa yang dilakukan terhadap produk skin lotion meliputi stabilitas
emulsi, viskositas, analisa pH, analisa efektivitas kandungan humektan.
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik skin lotion yang
dihasilkan dan pengaruh konsentrasi dimethicone yang ditambahkan pada
formula. Hasil dari analisa fisiko kimia skin lotion kemudian dibandingkan
dengan standar (Tabel 4) dan produk komersial.
Tabel 4. Syarat mutu skin lotion berdasarkan SNI lotion bayi
No. Uraian Satuan Persyaratan
1 2 3 4 5 6 7 8
Deskripsi pH Zat aktif Asam borat Asam salisilat dan garamnya Heksaklorofen Zat warna Zat pengawet
- % - - - %
%
Emulsi :
- homogen - bebas partikel asing
Suspensi : - homogen setelah dikocok - bebas partikel asing
4,0 - 7,5 Sesuai Penmenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 Negatif Negatif Negatif Sesuai Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 Sesuai Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990
Adapun standar yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia untuk
lotion bayi 16-4952-1998 dan produk komersial yang digunakan sebagai
pembanding antara lain nivea, vaselin, marina, viva, dan emeron. Selain itu
juga dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
terhadap skin lotion yang dihasilkan.
a. Stabilitas Emulsi
Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana
emulsi yang terdapat dalam bahan tidak mempunyai kecenderungan
untuk bergabung dengan partikel lain dan membentuk lapisan yang
terpisah. Emulsi yang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan-
lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah konsistensinya selama
penyimpanan.
Menurut Suryani et al., (2000), emulsi yang tidak stabil dapat
disebabkan oleh beberapa hal antara lain komposisi bahan yang tidak
tepat, ketidakcocokan bahan, kecepatan dan pencampuran yang tidak
tepat, tidak sesuainya rasio antara fase terdispersi dan fase pendispersi,
pemanasan dan penguapan yang berlebihan, jumlah dan pemilihan
emulsifier yang tidak tepat, pembekuan, guncangan mekanik atau
getaran, ketidakseimbangan densitas, ketidakmurnian emulsi, reaksi
antara dua atau lebih komponen dalam sistem dan penambahan asam
atau senyawa elektrolit.
Sedangkan menurut Nowak (1962), faktor mekanis dan proses
pembentukan emulsi (emulsifikasi) pada skin lotion merupakan faktor
kritis dalam stabilitas emulsi dan viskositas. Temperatur yang digunakan
pada saat proses emulsifikasi juga mempengaruhi stabilitas emulsi.
Temperatur yang digunakan pada saat emulsifikasi oil in water menurut
Nowak (1962) adalah 70°C untuk fase minyak sedangkan untuk fase air
sedikit lebih tinggi yaitu 72°C. Kedua fase tersebut dicampur pada suhu
antara 70-75°C. Proses emulsifikasi pada pembuatan skin lotion
digunakan suhu 70°C.
Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga tergantung pada
penambahan air yang banyak sebagai elektrolit yang dapat larut yang
secara langsung mempengaruhi produk.
Hasil pengukuran rata-rata stabilitas emulsi pada skin lotion
berkisar antara 73,54 % sampai 82,55 % (Lampiran 2). Dari hasil uji
keragaman menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi dimethicone
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap stabilitas emulsi
pada α = 0,05 (Lampiran 8). Berdasarkan uji lanjut Duncan didapatkan
bahwa untuk perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %), D2
(konsentrasi dimethicone 2 %), D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), D4
(konsentrasi dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %)
berbeda nyata.
Nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada konsentrasi dimethicone 5
%, sedangkan nilai rata-rata stabilitas terendah diperoleh pada skin
lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Hasil analisis stabilitas
emulsi pada produk skin lotion komersial (vaseline, marina, nivea, viva,
dan emeron) berkisar antara 62,02 % sampai 83,84 %. Hal tersebut
menunjukkan bahwa skin lotion yang dihasilkan masih berada pada
rentang stabilitas emulsi pada produk komersial. Hasil analisis stabilitas
emulsi pada skin lotion yang dihasilkan dan skin lotion komersial dapat
dilihat pada Gambar 7.
73.54
82.5581.9480.3379.3183.84
62.02
50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Stab
ilita
s em
ulsi
(%)
produk komersial
Gambar 7. Histogram stabilitas emulsi awal produk skin lotion dan
produk komersial
Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa stabilitas emulsi cenderung
meningkat sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone, tetapi
berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yaitu pada penambahan
konsentrasi dimethicone di atas 5 %, produk yang dihasilkan akan
cenderung creamy dan menjadi tidak mudah dituang. Pengamatan secara
visual yang dilakukan terhadap produk menunjukkan bahwa produk
tidak mengalami perubahan warna, perubahan bentuk atau menjadi
lapisan yang terpisah. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk emulsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.
b. Viskositas
Viskositas merupakan salah satu parameter penting dalam produk-
produk emulsi khususnya skin lotion. Nilai viskositas berkaitan dengan
kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai
stabilitas emulsi. Menurut Schmitt (1996), semakin tinggi viskositas
suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena
pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu
bahan. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat viscometer.
Menurut Glicksman (1969), dengan cara mengentalkan produk
maka kecenderungan fase terdispersi (butir-butir lemak) untuk
bergabung diminimumkan dan emulsi menjadi stabil. Kestabilan sistem
emulsi ini ditandai dengan semakin kurangnya kemungkinan terjadinya
proses koalesen partikel dan rendahnya laju rata-rata pengendapan yang
terjadi.
Menurut Suryani et al., (2000) viskositas dapat didefinisikan
sebagai shearing stress yang diberikan dalam luasan area tertentu
sewaktu diberikan kecepatan dalam gradien normal pada area tersebut.
Dari hasil pengukuran terhadap viskositas produk skin lotion, nilai
yang didapat berkisar antara 5.981,25 cP sampai 7.556,25 cP (Lampiran
3). Hasil uji keragaman pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa
konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata
terhadap nilai viskositas pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan
didapatkan bahwa perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) tidak
beda nyata dengan perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %) dan
D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), tetapi berbeda nyata terhadap
perlakuan D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi
dimethicone 5 %). Hal tersebut dikarenakan viskositas atau kekentalan
suatu produk merupakan hasil reaksi antara bahan-bahan dalam produk,
sehingga hasil analisis keragaman pada perlakuan penambahan
konsentrasi dimethicone 1 % tidak berbeda nyata terhadap perlakuan
penambahan konsentrasi dimethicone 2 % dan 3 % diduga karena pada
konsentrasi tersebut jumlah dimethicone yang ditambahkan masih relatif
sedikit sehingga jumlah dimethicone yang bereaksi dengan bahan pada
lotion lain relatif sama.
Nilai rata-rata terbesar diperoleh pada produk dengan penambahan
konsentrasi dimethicone 5 %, sedangkan nilai rata-rata terkecil adalah
untuk skin lotion dengan penambahan konsentrasi dimethicone 1 %.
Pengukuran viskositas juga dilakukan terhadap produk-produk
komersial untuk membandingkan viskositas produk komersial dengan
produk yang dihasilkan. Pada produk komersial nilai viskositas
diperoleh berkisar antara 4.462,5 cP sampai 11.175 cP. Hasil
pengukuran viskositas produk skin lotion dan produk komersial dapat
dilihat pada Gambar 8.
5981.25 6093.75 6356.25 65257556.25
4462.5
11175
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
1 2 3 4 5
konsentrasi dimethicone (%)
visk
osita
s (c
P)
produk komersial
Gambar 8. Histogram viskositas produk skin lotion dan produk
komersial
Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa viskositas mengalami
kenaikan sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone. Hal
tersebut juga sesuai dengan nilai stabilitas emulsi, yaitu semakin tinggi
viskositas maka semakin tinggi pula nilai stabilitas emulsi. Viskositas
produk yang tinggi menunjukkan bahwa partikel-partikel di dalamnya
cenderung tidak mudah melakukan gerak atau mempunyai gerak yang
stabil sehingga kekentalan produk dapat dipertahankan.
c. Nilai pH
Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan derajat keasaman
suatu bahan, dapat diketahui dengan alat pH meter ataupun indikator
pH. Dalam SNI lotion bayi, nilai pH yang disyaratkan berkisar 4,0-7,5.
Menurut Wasitaatmadja (1997), produk kosmetika yang memiliki pH
yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menambah daya absorpsi
kulit sehingga menyebabkan kulit teriritasi. Oleh sebab itu pH produk
kosmetika sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5 -
7,5.
Menurut Sudarwanto (1996), produk kosmetika yang memiliki pH
yang jauh dengan pH fisiologis kulit (4,5-5,5) akan lebih mudah
mengiritasi kulit. Kulit dilapisi oleh mantel asam yaitu lapisan lembab
yang bersifat asam di permukaan kulit. Mantel asam ini terbentuk dari
asam lemak yang berasal dari minyak kulit, asam susu dalam keringat
dan asam amino. Mantel asam ini berfungsi melindungi kulit dari
kekeringan, infeksi bakteri dan jamur. Mantel asam akan rusak jika
sering terkena bahan atau kosmetika yang mempunyai pH jauh berbeda
dengan pH fisiologis kulit.
Pada hasil pengukuran produk didapat bahwa pH-nya berkisar
antara 6,46 sampai 7,05 (Lampiran 4). Nilai ini merupakan nilai yang
terbaca pada pH meter dan masih berada dalam kisaran nilai pH yang
disyaratkan Standar Nasional Indonesia lotion bayi 16-4952-1998
sehingga produk yang dihasilkan relatif aman digunakan pada kulit yang
memiliki pH sekitar 5.
Hasil analisis keragaman pada Lampiran 10 memperlihatkan
bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap pH pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan
perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) tidak berbeda nyata dengan
perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), tetapi berbeda nyata
terhadap pelakuan D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), D4 (konsentrasi
dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %). Hasil
pengukuran analisis pH produk skin lotion yang dihasilkan dan produk
komersial dapat dilihat pada Gambar 9.
7.056.856.846.516.467.36 7.91
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
1 2 3 4 5
konsentrasi dimethicone (%)
pH
produk komersial
Gambar 9. Histogram pH awal produk skin lotion dan produk komersial
Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa nilai pH cenderung
mengalami kenaikan seiring dengan penambahan konsentrasi
dimethicone. Uji banding yang dilakukan pada produk skin lotion
komersial menunjukkan nilai pH pada produk komersial berkisar antara
7,36 - 7,91. Nilai pH pada produk komersial berada di atas kisaran nilai
pH produk skin lotion yang dihasilkan sehingga dapat disimpulkan
bahwa produk skin lotion yang dihasilkan relatif lebih aman
dibandingkan dengan produk komersial karena nilai pH nya tidak terlalu
jauh dengan pH fisiologis kulit. Nilai ini menunjukkan hasil yang
berbeda karena bahan penyusun skin lotion juga berbeda-beda.
d. Analisis Efektivitas Kandungan Humektan dalam Mempertahankan
Kandungan Air pada Bahan
Analisis efektivitas kandungan humektan dilakukan untuk
mengetahui kemampuan humektan yang terkandung pada produk dalam
mempertahankan kandungan air sehingga kelembaban kulit pada saat
pemakaian dapat terjaga. Menurut Wilkinson et al., (1962) humektan
ditambahkan pada produk skin lotion terutama pada produk dengan tipe
emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika produk
disimpan pada suhu ruang. Humektan juga membantu dalam
menyediakan kontrol untuk mengurangi rata-rata kehilangan air dan
peningkatan viskositas.
Analisis dilakukan dengan mengamati produk di tempat terbuka
dan diletakkan secara merata di atas plastik yang kedap air. Bobot
produk diamati setiap 30 menit selama 5 jam. Kemampuan humektan
dapat terlihat dari kemampuannya mempertahankan air yang terkandung
di dalam produk tersebut. Kehilangan air pada produk akan
menyebabkan penurunan bobot setelah 5 jam, semakin tinggi penurunan
bobot yang dialami menunjukkan semakin tinggi pula kehilangan air
pada produk tersebut. Dalam hal ini produk yang mengalami kehilangan
air lebih banyak mengindikasikan bahwa kemampuan humektannya
lebih rendah. Sebaliknya pada produk yang mengalami kehilangan air
tidak terlalu tinggi akan mengalami penurunan bobot yang tidak terlalu
tinggi pula, berarti produk tersebut mempunyai kecenderungan yang
lebih besar dalam mempertahankan kandungan airnya. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa efektivitas humektan yang terkandung di dalam
produk tersebut lebih bagus.
Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kehilangan air
pada produk (Lampiran 13). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan
bahwa perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) berbeda nyata
dengan perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), perlakuan D3
(konsentrasi dimethicone 3 %), D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), dan
D5 (konsentrasi dimethicone 5 %), tetapi perlakuan D3 (konsentrasi
dimethicone 3 %) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan D4
(konsentrasi dimethicone 4 %).
Hasil pengujian terhadap efektivitas kandungan humektan pada
skin lotion diperoleh bahwa kehilangan air pada produk terendah terjadi
pada penambahan konsentrasi dimethicone 5 %. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa humektan yang terdapat di dalamnya
mempunyai efektivitas yang lebih bagus dibandingkan dengan produk
lain dalam mempertahankan kandungan air pada produk. Hasil analisis
efektivitas kandungan humektan produk skin lotion dan produk
komersial dapat dilihat pada Gambar 10.
29.25
22.39 22.7720.33
26.51 30.71
37.52
0.005.00
10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.00
1 2 3 4 5
konsentrasi dimethicone (%)
Keh
ilang
an a
ir (%
)
produk komersial
Gambar 10. Histogram hasil analisis efektivitas kandungan humektan
produk skin lotion dan produk komersial
Analisis efektivitas kandungan humektan juga dilakukan terhadap
produk komersial. Hasil yang diperoleh yaitu berkisar antara 30,71 %-
37,52 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas kandungan
humektan pada produk komersial cenderung lebih rendah dibandingkan
dengan efektivitas kandungan humektan pada produk skin lotion yang
dihasilkan dalam mencegah kehilangan air pada produk sehingga dapat
disimpulkan bahwa produk skin lotion yang dihasilkan mempunyai mutu
yang lebih bagus dalam mempertahankan kandungan airnya
dibandingkan dengan produk komersial.
e. Analisis Kadar Air
Produk skin lotion pada umumnya mempunyai kandungan air yang
tinggi, yaitu di atas 50 % karena produk tersebut merupakan bentuk
emulsi minyak di dalam air. Air yang merupakan fase pendispersi
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada minyak sebagai fase
terdispersi.
Pada sistem emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai
emolien yang efektif dan sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam
minyak dan satu-satunya plasticizer pada stratum corneum (Barnett,
1972). Air yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari
emulsi yang dihasilkan. Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga
tergantung pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat
larut yang secara langsung mempengaruhi produk.
Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kadar air pada
produk (Lampiran 14). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %) berbeda nyata terhadap
semua perlakuan. Sedangkan perlakuan konsentrasi D1 (konsentrasi
dimethicone 1 %) berbeda nyata dengan perlakuan D2 (konsentrasi
dimethicone 2 %). Perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), berbeda
nyata dengan perlakuan D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), tetapi tidak
berbeda nyata terhadap perlakuan D3 (konsentrasi dimethicone 3 %).
Hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa kadar air
terendah terdapat pada skin lotion dengan penambahan konsentrasi
dimethicone 5 %. Hasil tersebut juga sesuai dengan nilai viskositas yang
terukur yaitu tertinggi pada konsentrasi dimethicone 5 %. Nilai kadar air
pada skin lotion dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 11.
52.92 51.26 50.58 49.56 46.47
51.5155.91
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
1 2 3 4 5
konsentrasi dimethicone (%)
kada
r air
(%)
produk komersial
Gambar 11. Histogram hasil analisis kadar air produk skin lotion dan
produk komersial
Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa kadar air pada produk
yang dihasilkan berkisar antara 46,47 % - 52,92 %. Selain itu juga
dilakukan uji pembanding dengan menganalisis kadar air yang
terkandung pada produk komersial, hasil yang terukur yaitu berkisar
antara 51,51 % - 55,91 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar air
yang terkandung pada produk yang dihasilkan masih berada pada
kisaran kadar air produk komersial.
f. Uji Kesukaan
Uji kesukaan merupakan parameter yang penting untuk melihat
kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap produk. Dalam uji
kesukaan panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang
kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan dan juga mengemukakan
tingkat kesukaan/ketidaksukaan (Rahayu, 1997).
Uji kesukaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
penerimaan panelis terhadap skin lotion yang dihasilkan. Uji ini
menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih yaitu panelis
yang sebelumnya telah dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.
Pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dengan panelis adalah
mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Uji ini meliputi uji kesukaan
terhadap warna, kekentalan, kesan/rasa lengket di kulit, kesan/rasa
dingin di kulit, aroma, dan homogenitas dari skin lotion.
1. Uji hedonik terhadap warna
Penilaian organoleptik kesukaan terhadap warna dilakukan
dengan cara melakukan pengamatan terhadap warna produk. Tingkat
kesukaan yang tinggi mewakili semakin disukainya warna produk
yang dihasilkan.
Nilai kesukaan terhadap warna produk skin lotion berkisar
antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk dengan
konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi
dimethicone 2 %, 3 %, dan 5 %memiliki nilai antara 2 (tidak suka) -
7 (sangat suka), dan 4 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka), 4
(biasa) - 7 (sangat suka).
Uji Friedman (Lampiran 15c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis terhadap warna produk. Hasil penilaian tersebut
dapat dilihat pada Gambar 12.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 12. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap warna
skin lotion
Gambar 12 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 %
mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 % panelis menyukai
warna produk (tingkat kesukaan 5-7), 40 % panelis menunjukkan
1 sangat tidak suka
respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar 3,33 % tidak
menyukai (tingkat kesukaan 2-3) warna produk tersebut. Hasil
penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi
dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 53,33 % panelis menyukai
warna produk tersebut, sekitar 33,33 % panelis menunjukkan respon
biasa, dan sekitar 13,33 % panelis menunjukkan respon tidak suka
terhadap warna produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion
dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat respon sekitar 50 %
panelis menyukai warna produk tersebut, sekitar 30 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 % panelis menunjukkan
respon tidak suka terhadap warna produk. Produk dengan
konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 % memiliki respon sebanyak
46,67 % panelis menyukai warna produk, sekitar 40 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33 % panelis tidak suka
terhadap warna produk.
Hasil respon di atas menunjukkan hasil yang berbeda nyata,
hal tersebut kemungkinan dikarenakan penambahan dimethicone
pada formulasi juga mempengaruhi warna pada skin lotion. Selain
itu, warna tersebut diduga sebagai pengaruh penggunaan cetil
alkohol dan asam stearat dalam formulasi. Pemakaian cetil alkohol
pada formulasi menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini
juga dapat dihasilkan oleh pemakaian asam stearat, semakin besar
pemakaian asam stearat maka warna putih akan semakin berkilau
(Barnett, 1972).
2. Uji hedonik terhadap kekentalan
Uji kesukaan terhadap kekentalan dilakukan untuk mengetahui
kesukaan pemakai terhadap kekentalan skin lotion pada saat
pemakaian karena terdapat beberapa pemakai yang menyukai skin
lotion yang tidak terlalu kental sebagian lagi menyukai skin lotion
yang cukup encer. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada
Gambar 13.
Nilai kesukaan panelis terhadap kekentalan produk skin lotion
berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk
dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi
dimethicone 2 % memiliki nilai antara 1 (sangat tidak suka) - 6
(suka), sedangkan produk dengan konsentrasi dimethicone 3 %
memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 6 (suka), 4 % memiliki nilai
antara 1 (sangat tidak suka) - 6 (suka), dan 5 % memiliki nilai 1
(sangat tidak suka) - 7 (sangat suka).
Uji Friedman (Lampiran 16c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis terhadap kekentalan produk. Hal ini berhubungan
dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan
semakin tinggi pula nilai viskositasnya.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
1 sangat tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 13. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kekentalan skin lotion
Gambar 13 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 %
mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 % panelis menyukai
(tingkat kesukaan 5-6) kekentalan produk, 20 % panelis
menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar 23,33 %
tidak menyukai (tingkat kesukaan 1-3) kekentalan produk tersebut.
Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi
dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 53,33 % panelis menyukai
kekentalan produk tersebut, sekitar 13,33 % panelis menunjukkan
respon biasa, dan sekitar 33,33 % panelis menunjukkan respon tidak
suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap produk
skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon
sekitar 40 % panelis menyukai kekentalan produk tersebut, sekitar
23,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 %
panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan produk.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % memiliki respon
sebanyak 33,33 % panelis menyukai kekentalan produk, sekitar
26,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 % panelis
tidak suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap
produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat
respon sekitar 30 % panelis menyukai kekentalan produk tersebut,
sekitar 13,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 56,67
% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan
produk.
Kekentalan produk sangat erat kaitannya dengan nilai
viskositas produk tersebut, dimana produk yang mempunyai nilai
viskositas tinggi cenderung lebih kental dibandingkan dengan
produk yang nilai viskositasnya lebih rendah.
3. Uji hedonik terhadap kesan/rasa lengket di kulit
Penilaian organoleptik terhadap kesukaan panelis pada
kesan/rasa lengket di kulit dilakukan dengan cara mengoleskan
produk ke punggung tangan panelis. Selanjutnya diberikan penilaian
terhadap kesan/rasa lengket yang dirasakan setelah pemakaian
produk. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 14.
Nilai kesukaan panelis terhadap kesan/rasa lengket di kulit
produk skin lotion berkisar antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat
suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 %.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 2, 4, dan 5 % memiliki nilai
antara 2 (tidak suka) - 7 (sangat suka).
Uji Friedman (Lampiran 17c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis pada kesan/rasa lengket skin lotion setelah
pemakaian. Hal ini diduga karena dimethicone yang ditambahkan
pada formula tidak meninggalkan rasa lengket yang berlebihan pada
kulit setelah pemakaian.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 14. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kesan/rasa lengket skin lotion di kulit
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa produk yang memiliki
respon tertinggi adalah skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3
% yaitu sekitar 53,33 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit
(tingkat kesukaan 5-7), 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa
(tingkat kesukaan 4), dan sekitar 20 % tidak menyukai kesan/rasa
lengket di kulit (tingkat kesukaan 2-3). Hasil penilaian terhadap
produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat
respon sekitar 50 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit,
sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 23,33
% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa
lengket di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan
konsentrasi dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 46,67 %
panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit, sekitar 26,67 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 % panelis
menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon
1 sangat tidak suka
sebanyak 43,33 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit,
sekitar 30 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 %
panelis tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit. Hasil
penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi
dimethicone 1 % mendapat respon sekitar 40 % panelis menyukai
kesan/rasa lengket di kulit produk tersebut, sekitar 26,67 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 33,33 % panelis
menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit.
Penggunaan dimethicone dalam formulasi menyebabkan
produk tidak terlalu lengket setelah pemakaian, hal ini berkaitan
dengan kemampuan diemthicone yang mampu membentuk lapisan
film pada kulit sehingga membuat kulit terasa halus dan tidak
lengket.
4. Uji hedonik terhadap kesan/rasa dingin di kulit
Penilaian organoleptik terhadap kesukaan kesan/rasa dingin di
kulit dilakukan dengan cara menilai kesan/rasa dingin pada waktu
pemakaian produk. Penilaian organoleptik terhadap kesukaan
panelis pada kesan/rasa dingin di kulit dilakukan dengan cara
mengoleskan produk pada punggung tangan panelis dan selanjutnya
diberikan penilaian terhadap kesan/rasa dingin yang dirasakan pada
waktu pemakaian produk. Tingkat kesukan yang tinggi mewakili
adanya kesan/rasa dingin yang ditinggalkan di kulit setelah
pemakaian.
Nilai kesukaan panelis terhadap kesan/rasa dingin produk skin
lotion di kulit berkisar antara 2 (tidak suka) - 6 (suka) untuk produk
dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi
dimethicone 2 % dan 3 % memiliki nilai antara 3 (agak tidak suka) -
6 (suka). Sedangkan untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 4
% dan 5 % memiliki nilai antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat
suka).
Uji Friedman (Lampiran 18c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis pada kesan/rasa dingin setelah pemakaian. Hasil
penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 15.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 15. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kesan/rasa dingin skin lotion di kulit
Hasil dari uji Friedman menunjukkan bahwa konsentrasi
dimethicone 2 % memiliki respon disukai tertinggi yaitu sekitar 60
% panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit (tingkat kesukaan 5-
6), 23,33 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4),
dan sekitar 16,67 % tidak menyukai kesan/rasa dingin di kulit
(tingkat kesukaan 2-3). Hasil penilaian terhadap produk skin lotion
dengan konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 53,33
% panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar 40 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis menunjukkan
respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Hasil penilaian
terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 4 %
mendapat respon sekitar 43,33 % panelis menyukai kesan/rasa
dingin di kulit produk tersebut, sekitar 36,67 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 % panelis menunjukkan
respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Produk dengan
konsentrasi dimethicone 5 % memiliki respon sebanyak 40 %
panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar 43,33 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 % panelis tidak suka
1 sangat tidak suka
terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Hasil penilaian terhadap produk
skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon
sekitar 36,67 % panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar
43,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 %
panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin
di kulit.
Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat
diketahui bahwa dengan semakin banyaknya konsentrasi
dimethicone yang ditambahkan maka rata-rata penilaian terhadap
kesan/rasa dingin cenderung naik. Rasa dingin pada produk diduga
dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung di dalam produk.
Berdasarkan hasil analisis efektivitas kandungan humektan, semakin
tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan semakin sedikit
kehilangan air yang terjadi pada produk karena adanya kemampuan
dimethicone dalam mempertahankan kandungan air produk.
5. Uji hedonik terhadap aroma
Penilaian organoleptik kesukaan terhadap aroma bertujuan
untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap aroma produk yang
dihasilkan. Panelis pada umunya lebih menyukai aroma yang tahan
lama dan berbau segar. Pengujian dilakukan dengan cara mencium
aroma produk tersebut.
Nilai kesukaan panelis terhadap aroma produk skin lotion
berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk
dengan konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 %. Produk dengan
konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 7
(sangat suka), sedangkan untuk produk dengan konsentrasi
dimethicone 4 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 6 (suka), dan
5 % memiliki nilai antara 1 (sangat tidak suka) - 6 (suka).
Uji Friedman (Lampiran 19c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis pada aroma skin lotion setelah pemakaian. Hasil
penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 16.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
1 sangat tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 16. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap aroma
skin lotion
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi
dimethicone 2 % mendapatkan respon tertinggi yaitu sekitar 53,33 %
panelis menyukai aroma produk (tingkat kesukaan 5-7), 23,33 %
panelis menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar
23,33 % tidak menyukai aroma produk tersebut (tingkat kesukaan 2-
3). Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi
dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 50 % panelis menyukai
aroma produk tersebut, sekitar 23,33 % panelis menunjukkan respon
biasa, dan sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka
terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion
dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon sekitar 43,33
% panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 16,67 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 % panelis menunjukkan
respon tidak suka terhadap aroma produk. Produk dengan
konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon sebanyak 40 %
panelis menyukai aroma produk, sekitar 23,33 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 % panelis tidak suka
terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion
dengan konsentrasi dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 33,33
% panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 20 % panelis
menunjukkan respon biasa, dan sekitar 46,67 % panelis
menunjukkan respon tidak suka terhadap aroma produk.
Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat
diketahui bahwa dengan banyaknya konsentrasi dimethicone yang
ditambahkan berpengaruh nyata terhadap rata-rata penilaian
kesan/aroma pada produk. Aroma pada skin lotion diduga berasal
dari komponen volatil yang terkandung pada parfum yang
ditambahkan pada saat pembuatan skin lotion.
6. Uji hedonik terhadap homogenitas
Penilaian terhadap homogenitas dilakukan dengan cara
mengamati penampakan fisik dari sistem skin lotion yang terbentuk.
Homogenitas menunjukkan tingkat pencampuran bahan-bahan
dalam formula skin lotion.
Berdasarkan kesukaan terhadap homogenitas produk skin
lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7
(sangat suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 %.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai antara 2
(tidak suka) - 7 (sangat suka), sedangkan produk dengan konsentrasi
dimethicone 3, 4, dan 5 % memiliki nilai 3 (agak tidak suka) - 7
(sangat suka).
Uji Friedman (Lampiran 20c) menunjukkan bahwa masing-
masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
kesukaan panelis pada homogenitas skin lotion. Hasil penilaian
kesukaan panelis terhadap homogenitas dapat dilihat pada Gambar
17.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)
Pers
enta
si fr
ekue
nsi p
anel
is (%
)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
1 sangat tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 17. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
homogenitas skin lotion
Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap
homogenitas produk (Lampiran 20b) menunjukkan bahwa
konsentrasi dimethicone 4 % mendapatkan respon tertinggi yaitu
sekitar 73,33 % panelis menyukai homogenitas produk (tingkat
kesukaan 5-7), 20 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat
kesukaan 4), dan sekitar 6,67 % tidak menyukai homogenitas
produk tersebut (tingkat kesukaan 3). Hasil penilaian terhadap
produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat
respon sekitar 70 % panelis menyukai homogenitas produk tersebut,
sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33
% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas
produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan
konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 66,67 %
panelis menyukai homogenitas produk tersebut, sekitar 16,67 %
panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 % panelis
menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas produk.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 5 % memiliki respon
sebanyak 63,33 % panelis menyukai homogenitas produk, sekitar 30
% panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis
tidak suka terhadap homogenitas produk. Hasil penilaian terhadap
produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat
respon sekitar 63,33 % panelis menyukai homogenitas produk
tersebut, sekitar 20 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar
16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap
homogenitas produk.
Hasil respon di atas diduga karena dalam mengamati
homogenitas sedikit banyak panelis dipengaruhi oleh warna produk.
Menurut Suryani et al., (2000) semakin tinggi tingkat kehomogenan
suatu produk maka warnanya semakin putih ke arah transparan.
7. Uji hedonik terhadap kesan/rasa lembut di kulit
Penilaian terhadap kesan/rasa lembut di kulit dilakukan
dengan cara mengoleskan skin lotion pada bagian tangan panelis.
Kemudian panelis merasakan kesan/rasa lembut setelah beberapa
saat dioleskan pada kulit. Uji kesukaan terhadap kesan/rasa lembut
ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penambahan konsentrasi
dimethicone sebagai pelembut pada produk yang dihasilkan.
Berdasarkan kesukaan terhadap kesan lembut di kulit produk
skin lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 2 (tidak suka) - 7
(sangat suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 %dan
2 %. Konsentrasi dimethicone 3 % memiliki nilai antara 1 (sangat
tidak suka) - 6 (suka), sedangkan produk dengan konsentrasi
dimethicone 4, dan 5 % memiliki nilai 3 (agak tidak suka) - 7
(sangat suka).
Berdasarkan uji Friedman (Lampiran 21c) menunjukkan
bahwa masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda
nyata terhadap kesukaan panelis pada kesan lembut skin lotion.
Hasil penilaian kesukaan panelis terhadap kesan lembut dapat dilihat
pada Gambar 18.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Konsentrasi dimethicone (%)Pe
rsen
tasi
frek
uens
i pan
elis
(%)
7 sangat suka
6 suka
5 agak suka
4 biasa
3 agak tidak suka
2 tidak suka
1 sangat tidak suka
Tingkat kesukaan
Gambar 18. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap
kesan lembut skin lotion
Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap
kesan lembut produk (Lampiran 21b) menunjukkan bahwa
konsentrasi dimethicone 5 % mendapatkan respon tertinggi yaitu
sekitar 83,33 % panelis menyukai kesan lembut produk (tingkat
kesukaan 5-7), 13,33 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat
kesukaan 4), dan sekitar 3,33 % tidak menyukai kesan lembut
produk tersebut (tingkat kesukaan 3). Hasil penilaian terhadap
produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat
respon sekitar 66,67 % panelis menyukai kesan lembut produk
tersebut, sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan
sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap
kesan lembut produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion
dengan konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 63,33
% panelis menyukai kesan lembut produk tersebut, sekitar 30 %
panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis
menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan lembut produk.
Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon
sebanyak 60 % panelis menyukai kesan lembut produk, sekitar
23,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 %
panelis tidak suka terhadap kesan lembut produk. Hasil penilaian
terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 %
mendapat respon sekitar 56,67 % panelis menyukai kesan lembut
produk tersebut, sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa,
dan sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka
terhadap kesan lembut produk.
Berdasarkan uji kesukaan panelis terhadap kesan lembut
diperoleh bahwa konsentrasi dimethicone 5 % mendapatkan respon
suka tertinggi, hal ini sesuai dengan fungsi dimethicone sebagai
pelembut pada sikin lotion yang dihasilkan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi penambahan dimethicone maka
skin lotion yang dihasilkan pun semakin lembut.
B. ANALISIS KESTABILAN PRODUK SELAMA PENYIMPANAN
Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas skin lotion dengan
menyimpan produk selama 1 bulan pada 3 suhu yang berbeda, yaitu 25°C,
45°C, dan 50°C. Karena menurut Barnett (1972), emulsi suatu produk
kosmetika harus stabil pada suhu 45°C sampai 50°C dan suhu kamar. Skin
lotion yang disimpan harus tetap stabil dan dapat dituang.
Selain itu menurut Barnett (1972), pengujian terhadap kestabilan suatu
emulsi diperlukan waktu sekitar 12 bulan, dimana pengukuran dilakukan
setiap hari pada 2 minggu pertama, setiap minggu pada 3 bulan berikutnya,
dan setiap bulannya sampai 12 bulan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk mempercepat waktu
analisis dalam hal menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan
suhu penyimpanan 50°C. Menurut Connors (1932), suhu tersebut merupakan
suhu ekstrim bagi produk emulsi, dengan semakin stabilnya produk yang
disimpan pada suhu ekstrim menunjukkan bahwa produk lotion yang
dihasilkan relatif stabil untuk jangka waktu yang lama (kurang lebih 9 bulan).
Pada penelitian ini produk juga disimpan pada suhu 25°C sebagai kontrol.
a. Stabilitas Emulsi
Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada produk skin lotion yang telah
mengalami penyimpanan selama 1 bulan pada suhu 25°C berkisar antara
71,65 % sampai 82,46 %. Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari
pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25°C dapat dilihat pada
Gambar 18.
Suhu 25°C pada penelitian ini digunakan sebagai kontrol atau
pembanding karena pada suhu tersebut produk tidak banyak mengalami
perubahan terutama oleh panas, dalam hal ini suhu tersebut merupakan
kondisi normal bagi produk. Produk yang masih stabil ketika disimpan
pada suhu 25°C selama 1 bulan diduga dapat disimpan selama 12 bulan.
Hasil analisis stabilitas produk yang dihasilkan dapat dilihat pada
Gambar 19.
y = -0.5086x + 82.683R2 = 0.9062
y = -0.5378x + 82.03R2 = 0.9068
y = -0.4081x + 80.241R2 = 0.9377
y = -0.1943x + 78.892R2 = 0.6459
y = -0.3538x + 73.58R2 = 0.8652
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Stab
ilita
s E
mul
si (%
)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 19. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu
25°C
Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun
pada penyimpanan hari ke-10 dan mulai stabil pada hari ke-15. Pada
suhu 25°C nilai stabilitas emulsi tidak terlalu mengalami penurunan
apabila dibandingkan dengan nilai stabilitas emulsi sebelum
penyimpanan. Hal ini disebabkan karena pada suhu 25°C, panas tidak
terlalu tinggi sehingga bahan-bahan yang terdapat dalam produk tidak
begitu mengalami pencairan sehingga viskositas produk juga dapat
dipertahankan.
Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan
produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat
kestabilan produk (Laksono, 2004). Nilai stabilitas paling tinggi
diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % dengan nilai R2
0,9377 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone
2 % dengan nilai R2 0,6459. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada
suhu 25°C produk ini relatif masih stabil dalam jangka waktu kurang
lebih 1 tahun.
Pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai
kemiringan yang lebih kecil dibandingkan dengan produk dengan
konsentrasi dimethicone lainnya atau mendekati lurus. Hal tersebut
menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki nilai stabilitas emulsi
yang cenderung stabil karena penurunannya tidak terlalu tinggi.
Sedangkan pada suhu 45°C nilai rata-rata stabilitas emulsi
cenderung menurun, yaitu berkisar antara 70,66 % sampai 82,41 %.
Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan
stabilitas pada suhu 45°C dapat dilihat pada Gambar 20.
y = -0.7022x + 82.509R2 = 0.8858
y = -0.8271x + 82.011R2 = 0.9234
y = -0.8578x + 81.288R2 = 0.8482y = -0.456x + 78.971
R2 = 0.7365
y = -0.5591x + 73.766R2 = 0.8833
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Stab
ilita
s E
mul
si (%
)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 20. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu
45°C
Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun
pada penyimpanan hari ke-10. Pada suhu 45°C stabiitas emulsi
mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan karena adanya
penurunan viskositas pada produk. Penurunan viskositas pada
penyimpanan dengan suhu 45°C disebabkan karena pada suhu yang
lebih tinggi panas yang dihasilkan menyebabkan skin lotion mengalami
pencairan.
Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan
produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat
kestabilan produk. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh produk dengan
konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,9234 dan nilai terendah
pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % dengan nilai R2
0,7365. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk masih stabil dalam
jangka waktu kurang lebih 9 bulan.
Dilihat dari nilai kemiringannya produk dengan konsentrasi
dimethicone 1 % lebih cenderung menunjukkan penurunan yang tidak
terlalu tinggi dibandingkan dengan produk dengan konsentrasi
dimethicone yang lain sehingga nilai stabilitas emulsinya juga
cemderung lebih stabil dibandingkan dengan produk lain.
Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada suhu 50°C berkisar antara
70,14 % sampai 82,32 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
suhu penyimpanan nilai stabilitas cenderung mengalami penurunan.
Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan
stabilitas pada suhu 50°C dapat dilihat pada Gambar 21.
y = -0.7339x + 82.263R2 = 0.8727
y = -0.8637x + 81.665R2 = 0.9509
y = -0.7303x + 80.335R2 = 0.9112
y = -0.6535x + 79.093R2 = 0.8429
y = -0.6041x + 73.667R2 = 0.8625
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
84
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Stab
ilita
s E
mul
si (%
)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 21. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu
50°C
Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun
pada penyimpanan hari ke-15. Pada suhu 50°C stabilitas emulsi
mengalami penurunan, karena adanya penurunan viskositas pada produk
yang disebabkan karena adanya panas pada suhu yang lebih tinggi
menyebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam skin lotion
mengalami pencairan.
Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan
produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat
kestabilan produk (Laksono, 2004). Nilai stabilitas paling tinggi
diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % dengan nilai R2
0,9112 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone
2 % dengan nilai R2 0,8429. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa
nilai R2 masih bernilai lebih dari 0,5 menunjukkan bahwa produk
tersebut diperkirakan masih dapat stabil dalam jangka waktu kurang
lebih 9 bulan.
Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi
dimethicone 1 % menunjukkan penurunan nilai stabilitas yang tidak
terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.
Produk emulsi yang tidak stabil dapat dilihat secara kasat mata,
dimana produk mengalami pemisahan menjadi lapisan-lapisan, terjadi
penurunan berat, terjadi perubahan warna, dan bau pada produk. Menurut
Suryani et al., (2000) ketidakstabilan suatu emulsi dapat ditunjukkan
dalam 3 bentuk yaitu creaming, inversi, dan demulsifikasi.
Selain itu, menurut Suryani et al., (2000) beberapa usaha untuk
mempertahankan stabilitas emulsi suatu produk sebelum proses
pembuatan emulsi yaitu antara lain pemilihan jenis dan jumlah emuslifier
serta pemilihan dan jumlah stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat
proses pembentukan emulsi juga memberikan pengaruh pada
terbentuknya emulsi yang stabil.
b. Viskositas
Viskositas merupakan salah faktor yang mempengaruhi stabilitas
emulsi. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan
yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi. Semakin tinggi
viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena
pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu
bahan Schmitt (1996).
Berdasarkan hasil yang didapat, nilai rata-rata viskositas setelah
produk mengalami penyimpanan yaitu berkisar antara 4.668,75 cP
sampai 7.593,75 cP (Lampiran 8). Nilai viskositas skin lotion setelah
penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 22.
y = -42.536x + 7652R2 = 0.982
y = -80.893x + 6473.8R2 = 0.825
y = -60x + 6316.3R2 = 0.8479
y = -99.643x + 6117.5R2 = 0.89
y = -155.89x + 6148.8R2 = 0.93285000
5250
5500
5750
6000
6250
6500
6750
7000
7250
7500
7750
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Vis
kosi
tas
(cP)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 22. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 25°C
Pada gambar tersebut terlihat bahwa semua produk mengalami
penurunan nilai viskositas, tetapi penurunan nilai tersebut tidak terlalu
besar. Hal ini dikarenakan pada suhu 25°C panas tidak terlalu tinggi
sehingga bahan-bahan yang terkandung di dalamnya pun tidak terlalu
mengalami pencairan. Selain itu, panas yang tidak terlalu tinggi pada
suhu 25°C tidak menyebabkan penguapan air yang tinggi sehingga
viskositasnya dapat dipertahankan.
Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat
dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan untuk turun
pada penyimpanan hari ke-10. Nilai R2 pada grafik kecenderungan
menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R2
maka semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai
viskositas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi
dimethicone 5 % dengan nilai R2 0,982 dan nilai terendah pada produk
dengan konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,825. Selain itu,
dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi
dimethicone 5 % menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak
terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya sehingga
nilainya pun cenderung lebih stabil.
Sedangkan pada suhu 45°C dan suhu 50°C, nilai viskositas produk
mengalami penurunan yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada
Gambar 23 dan Gambar 24.
y = -245.36x + 7296.3R2 = 0.9945
y = -118.93x + 6535R2 = 0.9788
y = -161.25x + 6423.8R2 = 0.9914
y = -137.68x + 6072.5R2 = 0.9944
y = -147.86x + 5867.5R2 = 0.981
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Vis
kosi
tas
(cP)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 23. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 45°C
Nilai viskositas pada suhu 45°C mengalami penurunan selama
penyimpanan. Penurunan ini dapat disebabkan karena adanya penguapan
air yang terkandung pada skin lotion karena adanya panas pada suhu
45°C dan 50°C. Penurunan viskositas ini sesuai dengan adanya
penurunan stabilitas emulsi produk.
Berdasarkan grafik kecenderungan pada Gambar 23 dan Gambar
24, dapat dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan
untuk turun pada penyimpanan hari ke-10 dan terus mengalami
penurunan. Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai
kestabilan viskositas produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka
semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai viskositas
pada suhu 45°C paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi
dimethicone 5 % dengan nilai R2 0,9945 dan nilai terendah pada produk
dengan konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,9788.
Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi
dimethicone 4 % menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak
terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.
y = -309.11x + 7453.8R2 = 0.9923
y = -180x + 6192.5R2 = 0.9778
y = -268.93x + 6466.3R2 = 0.9887
y = -192.32x + 6038.8R2 = 0.9737
y = -184.82x + 5793.8R2 = 0.9982
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
Vis
kosi
tas
(cP)
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 24. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 50°C
Sedangkan pada suhu 50°C nilai viskositas paling tinggi diperoleh
produk dengan konsentrasi dimethicone 1 % dengan nilai R2 0,9982 dan
nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % dengan
nilai R2 0,9737. Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan
konsentrasi dimethicone 4 % menunjukkan penurunan nilai viskositas
yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa nilai R2 masih berada di
atas 0,5 sehingga dapat diperkirakan produk tersebut masih stabil dalam
jangka waktu kurang lebih 9 bulan.
c. Nilai pH
Derajat keasaman (pH) merupakan nilai yang menunjukkan sifat
asam atau basa suatu bahan. Sifat keasaman suatu produk kosmetika
sangat penting untuk diketahui karena pemakaiannya yang langsung
berhubungan dengan kulit. Nilai pH yang tidak sesuai dengan pH kulit
akan menyebabkan kulit mengalami iritasi dan membuat fungsi
kosmetika sebagai pelindung dan perawat tubuh menjadi tidak
sebagaimana mestinya.
Nilai rata-rata pH produk setelah penyimpanan selama 1 bulan
berkisar antara 6,39 sampai 7,15. Hubungan konsentrasi dimethicone dan
hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25°C dapat dilihat pada
Gambar 25. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai pH
semakin naik dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang
digunakan.
y = 0.019x + 6.9927R2 = 0.9839
y = 0.0214x + 6.9133R2 = 0.8945
y = 0.0169x + 6.8893R2 = 0.9412
y = 0.0277x + 6.7263R2 = 0.9031
y = 0.0134x + 6.5947R2 = 0.9059
6.50
6.60
6.70
6.80
6.90
7.00
7.10
7.20
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
pH
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 25. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu
25°C
Nilai pH mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan suhu,
dimana pada suhu 50°C, nilai rata-rata pH produk lebih tinggi daripada
nilai rata-rata pH produk yang disimpan pada suhu 45°C (Gambar 25).
Begitu pula nilai pH pada suhu 45°C lebih tinggi daripada nilai pH pada
suhu kamar. Nilai pH pada waktu analisis kestabilan produk mengalami
kenaikan, hal tersebut diduga karena adanya bahan aktif pada produk
yang diperkirakan terurai akibat pemanasan sehingga meningkatkan pH
produk. Peningkatan pH juga diduga karena rusaknya bahan-bahan lain
yang terkandung pada produk karena pemanasan yang tinggi.
y = 0.0371x + 6.895
R2 = 0.8412
y = 0.0349x + 6.8263R2 = 0.8597
y = 0.0527x + 6.7313R2 = 0.9241
y = 0.0387x + 6.632R2 = 0.888
y = 0.0193x + 6.4033R2 = 0.8891
6.00
6.20
6.40
6.60
6.80
7.00
7.20
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
pH
1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 26. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu
45°C
Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa kenaikan nilai pH cenderung
terlihat pada saat 10 hari pertama. Hal ini dikarenakan panas yang
terdapat pada suhu penyimpanan 45°C cenderung semakin stabil dan
semakin tinggi. Berdasarkan Gambar 27 dapat dilihat bahwa pH juga
mengalami kenaikan sesuai dengan lamanya penyimpanan dan
konsentrasi dimethicone yang digunakan.
y = 0.026x + 6.974R2 = 0.7417
y = 0.0546x + 6.7623R2 = 0.9227y = 0.0721x + 6.6733
R2 = 0.8932
y = 0.0353x + 6.5473R2 = 0.7419
y = 0.0369x + 6.3427R2 = 0.977
6.00
6.20
6.40
6.60
6.80
7.00
7.20
5 10 15 20 25 30
Penyimpanan hari ke -
pH1%
2%
3%
4%
5%
konsentrasi dimethicone (%)
Gambar 27. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama
penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu
50°C
Berdasarkan grafik tersebut, pada suhu 50°C kestabilan pH masih
dapat diperkirakan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan, karena
nilai R2 masih berada di atas 0,5. Selain itu, dilihat dari nilai
kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 5 %
menunjukkan kenaikan nilai pH yang tidak terlalu tinggi bila
dibandingkan dengan produk lainnya.
Kestabilan produk yang dihasilkan, diperkirakan masih dapat
bertahan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap stabilitas emulsi, viskositas, dan nilai
pH produk selama masa penyimpanan pada suhu 45°C dan suhu 50°C
yang merupakan suhu ekstrim bagi produk-produk emulsi.
C. PEMILIHAN ALTERNATIF PERLAKUAN TERBAIK DENGAN
METODE PEMBOBOTAN SECARA SUBJEKTIF
Pembobotan secara subjektif digunakan untuk mendapatkan perlakuan
terbaik yang didasarkan pada total nilai tertinggi pada masing-masing
perlakuan. Pembobotan dilakukan terhadap parameter uji fisiko kimia, dan
kesukaan.
Parameter uji fisiko kimia yang mendapatkan pembobotan meliputi
stabilitas, viskositas, pH, efektivitas kandungan humektan, dan kadar
air.Pembobotan terhadap parameter uji kesukaan meliputi warna, kekentalan,
rasa lengket, rasa dingin, aroma, homogenitas, dan kesan lembut.
Nilai kepentingan yang digunakan terdiri dari 3 nilai numerik dimana 3
mewakili nilai penting, nilai 2 mewakili nilai biasa, dan nilai 1 mewakili nilai
tidak penting. Dasar pertimbangan penentuan nilai kepentingan untuk masing-
masing parameter dapat dilihat pada Tabel 5. Total pembobotan terhadap uji
fisiko kimia dan uji kesukaan disajikan pada Tabel 6.
Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai terbesar dihasilkan pada penambahan
konsentrasi dimethicone 5 % dengan total nilai perlakuan sebesar 3,77.
Perlakuan konsentrasi dimethicone terbaik ini juga didukung oleh analisa sifat
fisiko kimia dan hasil uji kesukaan oleh panelis.
Tabel 5. Penilaian kepentingan setiap parameter fisikokimia dan uji hedonik
Parameter
Analisis Dasar Pertimbangan Kepentingan
Nilai
Kepentingan
A. Objektif
pH Nilai pH merupakan parameter yang cukup
penring karena berhubungan dengan pH kulit. 1
Viskositas Viskositas berhubungan dengan nilai stabilitas
emulsi dan kekentalan produk. 3
Stabilitas
emulsi
Stabilisasi emulsi berpengaruh pada umur simpan
skin lotion. 3
Efektivitas
kandungan
humektan
Kemampuan humektan dalam mempertahankan
kandungan air penting untuk mencegah
kekeringan pada kulit.
3
Kadar air Kadar air pada skin lotion berpengaruh pada
stabilitas emulsi selama penyimpanan. 1
B. Subjektif
Warna Warna skin lotion berhubungan dengan kesan
pertama dari penampilan produk. 1
Kekentalan Kekentalan berhubungan dengan sifat fisik skin
lotion yaitu dapat dituang pada suhu kamar. 3
Rasa lengket
Rasa lengket merupakan parameter yang penting
karena berhubungan dengan kenyamanan setelah
pemakaian skin lotion.
1
Rasa dingin Kesukaan terhadap rasa dingin merupakan
parameter organoleptik yang cukup penting. 2
Aroma Aroma merupakan salah satu parameter
organoleptik yang cukup penting. 1
Homogenitas Homogenitas yang tinggi menunjukkan proses
pencampuran yang baik. 1
Kesan lembut
Kesan lembut berhubungan dengan adanya
penambahan konsentrasi dimethicone pada skin
lotion.
3
Tabel 6, Hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan Keterangan : N : Nilai score B : Hasil perkalian antara bobot dengan nilai score
Konsentrasi dimethicone (%) 1 2 3 4 5
Parameter
Nilai kepentingan Bobot
N B N B N B N B N B A. Objektif 1. pH 1 0,05 5 0,23 4 0,18 3 0,14 2 0,09 1 0,05 2. Stabilitas
emulsi 3 0,14 1 0,14 2 0,27 3 0,41 4 0,55 5 0,68
3. Viskositas 3 0,14 1 0,14 2 0,27 3 0,41 4 0,55 5 0,68 4. Efektivitas
kandungan humektan
3 0,14 1 0,14 2 0,27 4 0,55 3 0,41 5 0,68
5. Kadar air 1 0,05 5 0,23 4 0,18 3 0,14 2 0,09 1 0,05 B. Subjektif 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Warna 1 0,05 2 0,09 3 0,14 1 0,05 5 0,23 4 0,18 2. Kekentalan 1 0,05 3 0,14 1 0,05 2 0,09 5 0,23 4 0,18 3. Rasa lengket 2 0,09 1 0,09 4 0,36 5 0,45 2 0,18 3 0,27 4. Rasa dingin 2 0,09 1 0,09 5 0,45 4 0,36 3 0,27 2 0,18 5. Aroma 1 0,05 3 0,14 5 0,23 4 0,18 2 0,09 1 0,05 6. Homogenitas 1 0,05 4 0,18 1 0,05 3 0,14 5 0,23 2 0,09 7. Kesan lembut 3 0,14 4 0,55 1 0,14 3 0,41 2 0,27 5 0,68 C. Jumlah 22 1 2,14 2,59 3,32 3,18 3,77
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Konsentrasi dimethicone terbaik adalah konsentrasi 5 %. Hasil ini
didapatkan dari hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan. Berdasarkan
rekapitulasi hasil karakteristik skin lotion, konsentrasi dimethicone 5 %
mempunyai nilai stabilitas emulsi sebesar 82,55 %, nilai viskositas 7.556,25
cP, nilai efektivitas kandungan humektan dalam mempertahankan kadar air
20,33 %, sedangkan nilai kadar air 46,47 %.
Nilai pH produk yang dihasilkan berkisar antara 7,05 - 6,46. Nilai
tersebut masih masuk dalam rentang nilai pH yang disyaratkan oleh Standar
Nasional Indonesia tentang lotion bayi 16.4952.1998 yaitu 4,5-7,5. Hal ini
menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan cukup aman untuk digunakan
pada kulit.
Respon panelis terhadap kesukaan pada produk dengan konsentrasi 5 %
adalah sebanyak 53,34 % panelis menyukai warnanya dengan tingkat
kesukaan sangat suka sampai agak suka, 53,33 % panelis menunjukkan respon
suka terhadap kekentalan produk dengan tingkat kesukaan sangat suka sampai
agak suka, 46,67 % panelis suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit dengan
tingkat kesukaan sangat suka sampai agak suka, sebanyak 40 % panelis
menunjukkan respon suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit dengan tingkat
kesukaan sangat suka sampai agak suka, 33,33 % panelis menyukai aroma
produk dengan tingkat kesukaan suka sampai agak suka, sebanyak 60 %
panelis menunjukkan respon suka terhadap homogenitas produk dengan
tingkat kesukaan sangat suka sampai agak suka, dan sekitar 83,33 % panelis
menyukai kesan lembut produk setelah dioleskan pada kulit dengan tingkat
kesukaan sangat suka sampai agak suka.
Berdasarkan hasil uji stabilitas terhadap skin lotion, dapat disimpulkan
bahwa produk tersebut relatif masih stabil untuk disimpan dalam jangka
waktu lebih dari 9 bulan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyimpanan
produk selama 1 bulan pada suhu 50°C yang merupakan suhu ekstrim bagi
produk emulsi. Stabilitas emulsi setelah penyimpanan pada suhu 50°C selama
1 bulan yaitu berkisar antara 78,14 % - 70,14 %, nilai viskositas berkisar
antara 5.568,75 cP - 4.668,75 cP, sedangkan nilai pH berkisar antara 7,11 -
6,57. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan nilai stabilitas emulsi, nilai
viskositas, dan nilai pH sebelum penyimpanan.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kecepatan putar
pengadukan dan waktu pengadukan agar produk yang dihasilkan lebih
homogen. Selain itu, perlu dikaji kelayakan usaha terlebih dahulu jika ingin
diaplikasikan pada skala industri.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. Balsam, M. S., S. D. Gerson, M. M. Reiger., E. Sagarin dan S. J. Striange. 1972.
Cosmetics Science and Technology. United States of America. Barnett, G. 1972. Emollient Cream and Lotions. Di dalam Cosmetics and Science
Technology. Volume I. Willey-Interscience, New York. Bennet, H. 1947. Practical Emulsion. Chemical Publ. Co., Inc, USA. Connors, K. A., L. A. Gordon, V. J. Stella. 1992. Stabilitas Kimiawi Sediaan
Farmasi. Di dalam Laksono, Y. T. 2004. Kajian Pengaruh Penggunaan Palm DEA (Dietanolamida) dari Asam Laurat Minyak Inti Sawit terhadap Mutu Shampoo.Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
De Navarre, M. G. 1945. The Effect of Polyols on Emulsions. Proc. Sci. Sec.
TGA, 47:22. Glicksman, M. 1969. Gum Technology in Food Industry. Academic Press, New
York. Jellinek, J. S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. John Willey and
Sons, New York. Keithler, W. M. R. 1956. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics
Specialties. Drug and Cosmetic Industry, New York. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier, New York. Nowak, G. A. 1962. Cosmetics Preparations. Verlag Fur Chem. Industria H.
Ziolkolosky KG, Aygsburg. Rahayu, P. 1997. Uji Organoleptik. Jurusan teknologi Pangan dan Gizi. Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Schmitt, W. H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D. F and W. H. Schmitt
(Ed). 1996. Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional, London.
Simanjutak, T. 2000. Studi Awal Penggunaan Khitosan dari Limbah Udang
sebagai Bahan Subtitusi pada Hand and Body Lotion. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
SNI.16.4952.1998. Lotion Bayi. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta. Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Strianse, S. J. 1996. Hands Creams and Lotion in Cosmeetics Science and
Technology. Volume I. 2nd Ed. Willy Interscience, a Division of John Wiley and Sons, Inc. New York.
Sudarmadji, T. R., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sudarwanto, B. 1996. Efek Samping Kosmetik. Di dalam : Sapnianti. 2002.
Pemanfaatan Khitosan pada Pembuatan Skin Cream. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suryani, A., I. Sailah., E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Takeo, M. 1997. New Cosmetics Science. Elsevier Shiseido Co., Ltd. The
Netherlands. 315-330 p Tono, E. 1996. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Rineka Cipta.
Jakarta. Warta Konsumen. 1987. Wanita Korban Kosmetik. Edisi Tahun XI. No.
130/1987. Hal 6 dan 25. Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Wilkinson, J. B., R. Clark., E. Green., T.P. McLaughlin. 1962. Modern
Cosmeticology. Volume I. Leonard Hill, London. Wilkinson, J. B., R. J. Moore. 1982. Harry’s Cosmeticology. George Godwin,
London. (www.mercksource.com). ( www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). (www.asianwhiteskin.com/glossary.html). (www.bathandbeautyproducts.com). (www.skincarerx.com/hand-lotions.html).
(www.skincarerx.com/aha.html). (www.sci-toys.com/ingredients/dimethicone.html). (www.mabelwhite.com).
Lampiran 1. Prosedur analisis skin lotion
a. Analisis pH (Sudarmadji,1989)
Uji derajat keasaman ini dilakukan dengan menggunakan pH
meter yang sebelumnya telah dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Sampel
sebanyak 2 gram ditimbang dan dilarutkan dengan 20 ml air suling, lalu
nilai pH dihitung dengan pH meter.
b. Analisis viskositas (Simanjutak, 2000)
Sampel sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam wadah kemudian
diukur viskositasnya dengan menggunakan viskometer (spindel 4)
dengan kecepatan 12 rpm dengan faktor konversi yaitu 500.
Viskositasnya (cP) adalah hasil angka pengukuran x faktor konversi
x 0,75.
c. Analisis kestabilan emulsi (Benett,1947)
Sampel bahan emulsi dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang
beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan
suhu 45°C selama 1 jam kemudian dimasukkan ke dalam pendingin
bersuhu di bawah 0°C selama 1 jam dan dikembalikan lagi ke dalam
oven suhu 45°C selama 1 jam. Pengamatan dilakukan terhadap
kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi
pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya
dihitung berdasarkan persentase fase terpisahkan terhadap emulsi
keseluruhan. Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :
SE (%) = 100 % - Berat fase yang memisah x 100 % Berat total bahan emulsi
d. Analisis efektivitas kandungan humektan (Warta konsumen, 1987)
Sampel dioleskan secara merata di atas plastik (kedap air) yang
sudah diketahui berat awalnya, kemudian ditimbang untuk mengetahui
berat awal sampel (menit ke-0 atau t0). Setelah penimbangan t0
dilakukan penimbangan lagi dengan perbedaan waktu 30 menit (t1), 60
menit (t2) sampai 5 jam.
Efektivitas kandungan humektan dilihat dari kadar skin lotion
pada akhir pengamatan dengan nilai tertinggi. Dimana skin lotion yang
memiliki berat lebih tinggi berarti memiliki penguapan yang lebih
rendah, merupakan indikasi kemampuan bahan yang berfungsi sebagai
humektan dalam mengikat atau mempertahankan kandungan air saat
penggunaan produk pada kulit.
e. Uji organoleptik (Soekarto, 1985)
Uji organoleptik yang dilakukan terhadap skin lotion yang
terbentuk yaitu uji kesukaan. Uji kesukaan tersebut dilakukan terhadap
parameter kecerahan, warna, kekentalan, homogenitas, rasa lengket, rasa
dingin, dan efek penggunaan dari skin lotion. Panelis yang melakukan
uji organoleptik adalah mahasiswa yang termasuk ke dalam panelis
terlatih dan tidak terlatih. Jumlah panelis tersebut sebanyak 30 orang.
Lampiran 2. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion dan produk komersial
Stabilitas emulsi (%) Konsentrasi dimethicone ( %) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk komersial
1 73,49 73,59 73,54
2 79,17 79,45 79,31
3 80,11 80,56 80,33
4 81,99 81,88 81,94
5 82,50 82,60 82,55
62,02 - 83,84
Lampiran 3. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion dan produk komersial
Viskositas (cP)
Konsentrasi dimethicone ( %) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk
komersial
1 6.000 5.962,5 5.981,25
2 6.112,5 6.075 6.093,75
3 6.375 6.337,5 6.356,25
4 6.337,5 6.712,5 6.525
5 7.500 7.612,5 7.556,25
4.462,5-11.175
Lampiran 4. Hasil pengukuran pH produk skin lotion dan produk komersial
pH
Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk
komersial
1 6,39 6,52 6,46
2 6,56 6,45 6,51
3 6,82 6,85 6,84
4 6,89 6,8 6,85
5 7,08 7,02 7,05
7,36-7,91
Lampiran 5. Hasil analisis efektivitas kandungan humektan pada produk
skin lotion dan produk komersial
Efektivitas kandungan humektan (%)
Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk
komersial
1 29,05 29,42 29,25 2 26,82 26,19 26,51 3 22,60 22,18 22,39 4 22,84 22,7 22,77 5 20,67 19,99 20,33
30,71-37,52
Lampiran 6. Hasil analisis kadar air pada produk skin lotion dan produk
komersial
Kadar air (%)
Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk
komersial
1 56,70 49,13 52,92
2 51,46 51,05 51,26 3 50,71 50,45 50,58 4 49,97 49,15 49,56 5 46,08 46,87 46,47
51,51-55,91
Lampiran 7. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion
selama penyimpanan
Stabilitas emulsi (%)
Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu
penyimpanan (°C)
Penyimpanan sampai hari
ke- 1 2 3 4 5 5 73,26 79,11 80,10 81,95 82,46
10 73,21 78,13 79,11 80,69 81,50 15 72,17 78,12 79,00 80,19 81,25 20 71,90 78,07 78,64 79,56 80,19 25 71,85 78,01 78,10 79,43 80,03
25
30 71,65 77,83 77,92 79,07 79,99 5 73,21 79,09 80,78 81,67 82,41 10 73,17 77,77 79,89 79,87 80,37 15 71,65 77,46 78,48 79,75 80,12
20 71,10 76,34 76,60 78,12 79,96 25 71,07 76,99 77,19 77,87 79,23
45
30 70,66 76,59 76,78 77,41 78,21 5 73,18 79,09 80,07 81,26 82,32
10 72,93 77,70 78,93 79,68 80,22
15 71,09 76,43 77,46 78,65 79,64 20 70,99 76,00 77,12 78,01 79,02 25 70,99 75,96 76,81 77,77 78,83
50
30 70,14 75,64 76,30 76,49 78,14
Lampiran 8. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion selama penyimpanan
Viskositas (cP)
Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu
penyimpanan (°C)
Penyimpanan sampai hari
ke- 1 2 3 4 5 5 6.075 6.112,5 6.187,5 6.318,75 7.593,75
10 5.5737,5 5.812,5 6.243,75 6.337,5 7.578,75
15 5.662,5 5.793,75 6.168,75 6.262,5 7.533,75
20 5.587,5 5.718,75 6.093,75 6.206,25 7.481,25
25 5.287,5 5.643,75 6.037,5 6.131,25 7.443,75
25
30 5.268,75 5.531,25 5.906,25 5.887,5 7.387,5
5 5.681,25 5.943,75 6.243,75 6.412,5 7.031,25
10 5.587,5 5.812,5 6.112,5 6.281,25 6.806,25
15 5.456,25 5.643,75 5.925 6.168,75 6.600
20 5.268,75 5.493,75 5.812,5 6.093,75 6.281,25
25 5.175 5.381,25 5.643,75 5.981,25 6.112,5
45
30 4.931,25 5.268,75 5.418,75 5.775 5.793,75
5 5.606,25 5.812,5 6.243,75 6.018,75 7.087,5
10 5.418,75 5.625 5.925 5.793,75 6.843,75
15 5.250 5.493,75 5.606,25 5.643,75 6.618,75
20 5.043,75 5.343,75 5.325 5.512,5 6.206,25
25 4.893,75 5.118,75 5.193,75 5.362,5 5.906,25
50
30 4.668,75 4.800 4.856,25 5.043,75 5.568,75
Lampiran 9. Hasil pengukuran nilai pH produk skin lotion selama penyimpanan
pH
Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu
penyimpanan (°C)
Penyimpanan sampai hari
ke- 1 2 3 4 5 5 6,60 6,73 6,91 6,92 7,01
10 6,62 6,80 6,91 6,96 7,03 15 6,65 6,83 6,95 7,00 7,05 20 6,65 6,84 6,96 7,02 7,07 25 6,66 6,86 6,97 7,02 7,10
25
30 6,67 6,89 6,99 7,03 7,10 5 6,41 6,64 6,79 6,84 6,90 10 6,45 6,73 6,81 6,94 7,01 15 6,48 6,79 6,88 6,93 7,03
20 6,48 6,78 6,99 6,94 7,02 25 6,50 6,83 7,01 7,01 7,09
45
30 6,51 6,85 7,02 7,04 7,11 5 6,39 6,53 6,71 6,82 6,99
10 6,42 6,68 6,82 6,90 7,05
15 6,44 6,68 6,95 6,92 7,04 20 6,50 6,69 6,95 6,93 7,05 25 6,52 6,71 7,09 7,07 7,15
50
30 6,57 6,75 7,05 7,09 7,11
Lampiran 10. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap pH produk
ANOVA
Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)
Produk 4 0,50516 0,12629 30,36 0,001 Error 5 0,02080 0,00416 Total 9 0,52596
Duncan
Perlakuan Konsentrasi
Dimethicone (%) N Rata-rata nilai
pH Kelompok
Duncan
1 2 6,4550 A 2 2 6,5050 A 3 2 6,8350 B 4 2 6,8450 B 5 2 7,0500 C
Keterangan :
Kelompok duncan dengan huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata antar taraf perlakuan, sedangkan kelompok duncan dengan huruf
yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar taraf perlakuan.
Lampiran 11. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap viskositas
produk ANOVA
Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)
Produk 4 22,344 5,586 49,88 0,000 Error 5 0,560 0,112 Total 9 22,904 Duncan
Perlakuan Konsentrasi
Dimethicone (%) N Rata-rata nilai
viskositas Kelompok
Duncan
1 2 5.981,25 A 2 2 6.093,75 AB 3 2 6.356,25 BC 4 2 6.525 C 5 2 7.556,25 D
Lampiran 12. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap stabilitas
emulsi produk
ANOVA
Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)
Produk 4 102,9617 25,7404 822,38 0,000 Error 5 0,1565 0,0313 Total 9 103,1182
Duncan
Perlakuan Konsentrasi
Dimethicone (%) N Rata-rata nilai
stabilitas emulsiKelompok
Duncan
1 2 73,54 A 2 2 79,31 B 3 2 80,33 C 4 2 81,93 D 5 2 82,55 E
Lampiran 13. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap uji
efektivitas kandungan humektan produk
ANOVA
Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)
Produk 4 102,103 25,526 208,65 0,000 Error 5 0,612 0,122 Total 9 102,715
Duncan
Perlakuan Konsentrasi
Dimethicone (%) N
Rata-rata nilai efektivitas kandungan
humektan (%)
Kelompok Duncan
1 2 20,3300 A 2 2 22,3900 B 3 2 22,7700 B 4 2 26,5050 C 5 2 29,2450 D
Lampiran 14. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap kadar air
produk
ANOVA
Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)
Produk 4 26,819 6,705 39,24 0,001 Error 5 0,854 0,171 Total 9 27,673
Duncan
Perlakuan Konsentrasi
Dimethicone (%) N Rata-rata nilai kadar
air (%) Kelompok
Duncan
5 2 46,4750 A 1 2 49,3400 B 4 2 49,5600 BC 3 2 50,5800 CD 2 2 51,2550 D
Lampiran 15 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan warna
produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751
1 4 5 5 6 5 2 6 5 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 6 4 4 5 4 5 7 6 6 5 6 6 4 4 4 4 5 7 6 5 6 6 4 8 3 3 4 5 3 9 6 6 6 6 6
10 3 4 4 6 5 11 6 6 6 6 6 12 5 5 5 5 5 13 4 5 3 4 4 14 4 5 4 5 4 15 4 4 4 4 2 16 6 6 6 6 6 17 3 3 6 6 7 18 4 5 5 5 4 19 4 3 3 4 3 20 6 6 6 6 6 21 5 4 2 4 4 22 4 4 4 4 5 23 5 5 4 4 4 24 7 5 6 6 5 25 5 3 5 2 3 26 3 3 3 4 4 27 4 4 6 6 5 28 4 4 4 4 4 29 7 7 7 7 7 30 4 4 4 4 5
Jumlah 143 136 140 147 140 Rata-rata 4,77 4,53 4,67 4,90 4,67
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 15 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
warna skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi
dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 - - 4 13,33
12 40
4 13,33
7 23,33
3 10
30 100
2 - - 6 20
9 30
9 30
5 16,67
1 3,33
30 100
3 - 1 3,33
3 10
12 40
4 13,33
9 30
1 3,33
30 100
4 - 1 3,33 - 12
40 6
20 10
33,33 1
3,33 30
100
5 - 1 3,33
3 10
10 33,33
9 30
5 16,67
2 6,67
30 100
Lampiran 15 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan warna produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi
dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,77 1,251 3 7 2 30 4,53 1,106 3 7 3 30 4,67 1,213 2 7 4 30 4,90 1,094 2 7 5 30 4,67 1,184 2 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 3,12 2 2,77 3 2,85 4 3,30 5 2,97
30 4 3,780 0,027*
Lampiran 16 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
kekentalan produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751
1 6 3 3 5 6 2 5 3 3 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 6 6 5 4 3 6 6 2 3 4 6 7 2 4 6 5 4 8 3 2 3 5 5 9 5 3 3 5 5
10 4 3 3 5 4 11 2 2 2 6 2 12 2 1 2 4 2 13 3 5 4 4 3 14 4 3 3 5 3 15 1 6 4 3 2 16 5 3 5 5 5 17 3 4 4 5 7 18 4 4 5 5 6 19 4 5 4 4 5 20 5 6 6 6 6 21 5 2 2 1 1 22 4 4 5 3 3 23 3 5 3 5 4 24 7 3 4 4 6 25 3 2 4 3 3 26 3 2 3 2 3 27 3 3 4 3 6 28 6 5 6 3 6 29 7 6 6 6 6 30 5 5 5 5 6
Jumlah 124 108 119 130 132 Rata-rata 4,13 3,60 3,97 4,33 4,40
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 16 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
kekentalan skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone
(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 1 3,33
3 10
7 23,33
7 23,33
6 20
4 13,33
2 6,67
30 100
2 1 3,33
6 20
10 33,33
4 13,33
5 16,67
4 13,33
2 6,67
30 100
3 - 3 10
9 30
8 26,67
6 20
4 13,33 - 30
100
4 1 3,33
1 3,33
5 16,67
6 20
14 46,67
3 10 - 30
100
5 1 3,33
3 10
6 20
4 13,33
6 20
9 30
1 3,33
30 100
Lampiran 16 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan kekentalan produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi dimethicone (%)
N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,13 1,525 1 7 2 30 3,60 1,429 1 6 3 30 3,97 1,217 2 6 4 30 4,33 1,184 1 6 5 30 4,40 1,589 1 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 3,00 2 2,32 3 3,00 4 3,30 5 3,38
30 4 10,536 0,021*
Lampiran 17 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
rasa lengket produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751 1 4 4 4 4 4 2 3 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 3 6 3 6 5 2 3 3 6 7 3 3 6 5 3 8 6 6 6 5 3 9 3 5 3 3 3
10 4 4 3 6 5 11 5 6 5 6 5 12 6 6 6 6 5 13 3 5 4 4 4 14 3 3 4 4 4 15 3 4 3 2 4 16 3 3 3 3 3 17 4 4 4 3 6 18 3 3 5 5 5 19 5 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 21 5 4 6 3 4 22 5 5 5 4 5 23 4 5 5 4 5 24 6 6 4 5 7 25 3 5 5 3 2 26 4 4 4 4 4 27 5 4 6 6 4 28 4 6 6 4 5 29 7 7 7 7 7 30 5 5 5 5 5
jumlah 127 134 138 131 131 Rata-rata 4,23 4,47 4,60 4,37 4,37
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 17 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
rasa lengket skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone
(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 - - 10 33,33
8 26,67
8 26,67
3 10
1 3,33
30 100
2 - 1 3,33
6 20
8 26,67
9 30
5 16,67
1 3,33
30 100
3 - - 6 20
8 26,67
9 30
6 20
1 3,33
30 100
4 - 1 3,33
7 23,33
9 30
7 13,33
5 16,67
1 3,33
30 100
5 - 1 3,33
7 23,33
8 26,67
10 33,33
2 6,67
2 6,67
30 100
Lampiran 17 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan rasa lengket produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi dimethicone
(%)
N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,23 1,135 3 7 2 30 4,47 1,196 2 7 3 30 4,60 1,133 3 7 4 30 4,37 1,217 2 7 5 30 4,37 1,217 2 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 2,70 2 3,15 3 3,30 4 2,90 5 2,95
30 4 4,348 0,030*
Lampiran 18 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
rasa dingin produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751 1 5 6 5 6 5 2 4 4 5 5 4 3 4 3 5 5 3 4 5 6 5 4 4 5 3 3 3 5 4 6 6 4 5 5 6 7 4 6 4 4 4 8 3 6 3 3 3 9 4 4 5 4 4
10 4 5 4 4 5 11 6 5 6 6 6 12 6 5 6 7 5 13 2 4 4 3 4 14 4 5 4 4 4 15 2 6 5 4 6 16 5 5 5 5 5 17 4 6 4 4 7 18 3 5 4 5 6 19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 21 4 3 4 3 3 22 5 4 5 5 4 23 4 5 4 5 4 24 6 5 4 4 6 25 3 5 5 3 3 26 5 4 5 3 3 27 6 3 6 6 6 28 5 5 5 3 5 29 4 6 4 7 4 30 4 5 5 4 4
Jumlah 128 141 137 134 135 Rata-rata 4,27 4,70 4,57 4,47 4,50
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 18 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
rasa dingin skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone
(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 - 2 6,67
4 13,33
13 43,33
6 20
5 16,67 - 30
100
2 - - 4 13,33
8 16,67
11 36,67
7 23,33 - 30
100
3 - - 2 6,67
12 40
13 43,33
3 10 - 30
100
4 - - 6 20
11 36,67
8 26,67
3 10
2 6,67
30 100
5 - - 5 16,67
13 43,33
5 16,67
6 20
1 3,33
30 100
Lampiran 18 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan rasa dingin produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi
dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,27 1,112 2 6 2 30 4,70 0,988 3 6 3 30 4,57 0,774 3 6 4 30 4,47 1,137 3 7 5 30 4,50 1,106 3 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 2,75 2 3,23 3 3,17 4 2,95 5 2,90
30 4 2,830 0,023*
Lampiran 19 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
aroma produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751 1 5 5 3 4 3 2 3 3 5 3 3 3 5 4 6 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 6 4 4 6 6 4 4 4 3 6 7 2 3 4 4 3 8 3 5 5 3 3 9 6 6 6 5 6
10 5 6 6 6 6 11 5 5 5 6 5 12 3 2 4 5 3 13 4 4 4 4 4 14 1 5 2 2 1 15 1 6 2 6 3 16 3 3 3 3 3 17 3 4 3 6 3 18 5 6 3 5 3 19 3 4 4 3 4 20 6 6 6 5 6 21 4 4 4 4 4 22 6 3 5 3 3 23 3 4 6 4 5 24 3 2 1 2 1 25 5 5 2 3 5 26 6 5 6 5 6 27 3 2 5 3 2 28 4 6 5 3 3 29 7 7 7 5 4 30 6 6 6 6 6
Jumlah 123 136 131 124 118 Rata-rata 4,10 4,53 4,37 4,13 3,93
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 19 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
aroma skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi
dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 2 6,67
1 3,33
9 30
5 16,67
7 23,33
5 16,67
1 3,33
30 100
2 - 3 10
4 13,33
7 23,33
7 23,33
8 26,67
1 3,33
30 100
3 1 3,33
3 10
4 13,33
7 23,33
7 23,33
7 23,33
1 3,33
30 100
4 - 2 6,67
9 30
7 23,33
7 23,33
5 16,67 - 30
100
5 2 6,67
1 3,33
11 36,67
6 20
3 10
7 23,33 - 30
100 Lampiran 19 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan aroma produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi
dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,10 1,517 1 7 2 30 4,53 1,383 2 7 3 30 4,37 1,497 1 7 4 30 4,13 1,224 2 6 5 30 3,93 1,484 1 6
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 2,88 2 3,32 3 3,33 4 2,80 5 2,67
30 4 6,654 0,005*
Lampiran 20 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
homogenitas produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751 1 6 5 6 6 5 2 5 3 3 6 4 3 4 6 5 5 4 4 6 5 5 4 5 5 7 7 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 5 2 3 5 5 8 3 5 4 5 3 9 6 6 6 6 6
10 4 3 3 6 5 11 6 2 6 6 5 12 6 6 5 6 6 13 4 4 4 4 4 14 6 5 5 5 3 15 1 6 6 6 4 16 6 6 6 6 6 17 1 4 4 6 4 18 6 4 4 4 6 19 3 4 3 3 3 20 6 6 6 5 6 21 6 5 5 3 4 22 4 5 5 4 4 23 5 4 5 5 4 24 6 5 6 6 6 25 5 4 3 4 5 26 4 5 5 4 4 27 5 3 5 7 6 28 6 6 5 5 5 29 7 7 7 7 7 30 5 5 4 5 5
Jumlah 150 144 145 156 146 Rata-rata 5,00 4,80 4,83 5,20 4,87
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 20 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
homogenitas skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi
dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 2 6,67 - 2
6,67 5
16,67 6
20 13
43,33 2
6,67 30
100
2 - 2 6,67
3 10
6 20
9 30
8 26,67
2 6,67
30 100
3 - - 5 16,67
5 16,67
11 36,67
8 26,67
1 3,33
30 100
4 - - 2 6,67
6 20
8 26,67
12 40
2 6,67
30 100
5 - - 3 10
9 30
8 26,67
9 30
1 3,33
30 100
Lampiran 20 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan homogenitas produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi
dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 5,00 1,509 1 7 2 30 4,80 1,324 2 7 3 30 4,83 1,117 3 7 4 30 5,20 1,064 3 7 5 30 4,87 1,074 3 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 3,30 2 2,97 3 2,80 4 3,17 5 2,77
30 4 4,000 0,010*
Lampiran 21 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan
kesan lembut produk skin lotion
Panelis 173 538 384 416 751 1 6 4 5 4 4 2 7 3 6 3 6 3 4 6 4 3 5 4 5 4 4 6 5 5 5 3 1 3 6 6 5 3 6 4 5 7 3 2 6 4 7 8 4 6 5 5 6 9 6 4 5 4 3
10 6 5 6 4 5 11 6 7 6 3 5 12 5 5 4 5 6 13 6 5 4 6 6 14 5 4 4 5 5 15 5 6 6 5 6 16 6 6 6 6 7 17 6 5 5 6 5 18 6 6 6 6 6 19 3 5 5 5 5 20 5 5 4 4 5 21 2 5 6 5 4 22 6 5 6 4 4 23 4 5 5 5 5 24 2 5 3 7 6 25 4 2 5 3 4 26 5 4 4 5 6 27 5 4 4 5 6 28 6 4 5 5 5 29 3 4 4 5 7 30 4 6 6 5 7
Jumlah 145 138 146 140 162 Rata-rata 4,83 4,60 4,87 4,67 5,40
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %
Lampiran 21 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap
kesan lembut skin lotion
Skala Penilaian Konsentrasi
dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
1 - 2 6,67
3 10
5 16,67
9 30
10 33,33
1 3,33
30 100
2 - 2 6,67
3 10
8 26,67
10 33,33
6 20
1 3,33
30 100
3 1 3,33 - 1
3,33 9
30 8
26,67 11
36,67 - 30 100
4 - - 5 16,67
7 23,33
12 40
5 16,67
1 3,33
30 100
5 - - 1 3,33
4 13,33
11 36,67
10 33,33
4 13,33
30 100
Lampiran 21 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap
kesukaan kesan lembut produk skin lotion
Deskripsi Statistik Konsentrasi
dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum
1 30 4,83 1,289 2 7 2 30 4,60 1,221 2 7 3 30 4,87 1,167 1 6 4 30 4,67 1,061 3 7 5 30 5,40 1,003 3 7
Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)
Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.
(α = 0,05) 1 3,07 2 2,62 3 2,93 4 2,77 5 3,62
30 4 8,660 0,006*
Lampiran 22. Lembar kuisioner uji hedonik
UJI HEDONIK
Tanggal pengujian :
Nama :
Petunjuk : Nyatakanlah penilaian anda terhadap warna,
kekentalan, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan homogenitas pada setiap
sampel tanpa membandingkan sampel yang satu dengan yang lainnya. Berilah
tanda checklist (√) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian saudara dan
sesuai dengan kode sampel.
Warna Kekentalan Penilaian
173 384 538 416 751 173 384 538 416 751
Sangat tidak suka
Tidak suka
Agak tidak suka
Netral
Agak suka
Suka
Sangat suka
Rasa lengket Rasa dingin
Penilaian 173 384 538 416 751 173 384 538 416 751
Sangat tidak suka
Tidak suka
Agak tidak suka
Netral
Agak suka
Suka
Sangat suka
Aroma Homogenitas Penilaian
173 384 538 416 751 173 384 538 416 751
Sangat tidak suka
Tidak suka
Agak tidak suka
Netral
Agak suka
Suka
Sangat suka
Kesan lembut Penilaian
173 384 538 416 751
Sangat tidak suka
Tidak suka
Agak tidak suka
Netral
Agak suka
Suka
Sangat suka
Keterangan :
173 = konsentrasi dimethicone 1 %
538 = konsentrasi dimethicone 2 %
384 = konsentrasi dimethicone 3 %
416 = konsentrasi dimethicone 4 %
751 = konsentrasi dimethicone 5 %