Top Banner
APLIKASI DIMETHICONE (SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION oleh DESI ADI MORWANTI F34102013 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
116

Dim Ethic One

Apr 24, 2015

Download

Documents

Andika Abdika
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dim Ethic One

APLIKASI DIMETHICONE

(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT

DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION

oleh

DESI ADI MORWANTI F34102013

2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Page 2: Dim Ethic One

APLIKASI DIMETHICONE

(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT

DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

oleh

DESI ADI MORWANTI

F34202013

2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Page 3: Dim Ethic One

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

APLIKASI DIMETHICONE

(SILICONE OIL) SEBAGAI PELEMBUT

DALAM PROSES PEMBUATAN SKIN LOTION

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

oleh

DESI ADI MORWANTI

F34102013

Dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1983

Di Batang

Tanggal Lulus : 2 Oktober 2006

Bogor,

Menyetujui :

Dr. Ir. Erliza Hambali Dr. Ir. Ani Suryani, DEA Dosen Pembimbing I Pembimbing II

Page 4: Dim Ethic One

DESI ADI MORWANTI. F34102013. Aplikasi Dimethicone (Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses Pembuatan Skin lotion. Di bawah bimbingan : ERLIZA HAMBALI dan ANI SURYANI. 2006.

RINGKASAN

Kosmetika merupakan campuran dari beberapa bahan yang telah

diformulasikan sedemikian rupa dan berfungsi untuk merawat serta memperindah bagian-bagian tubuh seperti kulit, sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetika tersebut. Salah satu produk skin care cosmetics yaitu skin lotion. Keunggulan utama dari skin lotion adalah kemampuannya memberikan kelembaban pada kulit dan memperbaiki struktur kulit yang kering serta membuat kulit menjadi lebih lembut.

Berbagai jenis pelembut telah dipergunakan dalam formula skin lotion untuk menghasilkan produk yang mampu melembutkan kulit pemakai. Dimethicone (silicone oil) merupakan salah satu jenis pelembut yang dapat digunakan dalam pembuatan skin lotion karena selain dapat melembutkan, bahan ini juga mampu membentuk lapisan film pada kulit yang membantu menghambat kehilangan air pada kulit dan membantu memberikan rasa halus pada kulit (www.bathandbeautyproducts.com).

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan skin lotion yang memiliki fungsi sebagai pelembab dan pelembut dengan bahan aktif dimethicone (silicone oil), menganalisis sifat fisiko kimia skin lotion yang dihasilkan, dan menganalisis stabilitas skin lotion selama penyimpanan serta mengetahui efek penggunaan skin lotion yang dihasilkan terhadap kulit.

Pada penelitian tahap I ini digunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi dimethicone dengan 5 taraf konsentrasi (1, 2, 3, 4, dan 5%) dan dua kali ulangan. Formulasi yang digunakan berdasarkan Schmitt (1996). Sedangkan suhu yang digunakan adalah 70°C untuk fase minyak sedangkan untuk fase air sedikit lebih tinggi yaitu 72°C. Kedua fase tersebut dicampur pada suhu antara 70-75°C (Nowak, 1962).

Penelitian tahap II ditujukan untuk mengetahui stabilitas produk selama penyimpanan. Penentuan umur simpan pada umumnya membutuhkan waktu lama dalam menentukan batas penyimpanan akhir suatu produk pada kondisi normal, sehingga untuk mempercepat waktu analisis dalam menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu 50°C berdasarkan metode akselerasi. Parameter untuk menentukan formula lotion terbaik dari variasi perlakuan yang dicobakan didasarkan pada sifat fisiko kimianya, yang meliputi stabilitas emulsi, pH dan viskositas serta hasil uji organoleptik yang meliputi warna, kekentalan, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan homogenitas. Selain itu, dilakukan uji efek penggunaan lotion terhadap kulit dan efek kelembutan.

Berdasarkan penelitian I, konsentrasi dimethicone terbaik adalah 5 % dengan nilai stabilitas 82,55 %, viskositas 7556,25 cP, dan pH 7,05. Nilai pH tersebut telah memenuhi syarat SNI lotion bayi 16.4952.1998 yaitu 4,5-7,5. Hasil uji keragaman dan uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone

Page 5: Dim Ethic One

berpengaruh nyata terhadap nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas pada skin lotion.

Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa lotion mempunyai stabilitas yang cukup bagus apabila disimpan pada suhu 50°C, dimana nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas skin lotion setelah penyimpanan 1 bulan tidak berbeda jauh dengan nilai stabilitas, nilai pH, dan nilai viskositas pada suhu 25°C. Berdasarkan grafik trends, R2 masing-masing produk pada suhu penyimpanan 50°C mempunyai nilai antara 0,8425 - 0,9509 untuk nilai stabilitas, 0,9737 - 0,9982 untuk nilai viskositas produk, dan 0,7417 - 0,977 untuk nilai pH. Hasil tersebut menunjukkan bahwa R2 masih bernilai di atas 0,5 dan relatif stabil sehingga dapat disimpulkan bahwa lotion dapat bertahan lebih dari 9 bulan.

Page 6: Dim Ethic One

DESI ADI MORWANTI. F34102013. The Applications of Dimethicone (Silicone Oil) for Skin lotion Emmolient Agent. Supervised by ERLIZA HAMBALI dan ANI SURYANI. 2006.

SUMMARY

Cosmetic is a mixture from some materials which have been formulated in

such a manner and it’s function to take care of and also to embelish the parts of body, in line with usage of cosmetics. One of product skin care cosmetics that is skin lotion. Especial excellence from skin lotion is his ability to give dampness at husk and repair the dry husk structure and also make the husk become blanderly.

Various type of emollient have been utilized in formula skin lotion to yield the product capable to soften the user husk. Dimethicone ( silicone oil) is one of emollient which is able to be used in making skin lotion because besides can soften, this materials also can form the film coat at the husk assist pursue water loss at husk and assist to give good feeling at husk when it is used (www.bathandbeautyproducts.com).

This research was objected to yield skin lotion owning the function as moisturizer and emollient with active materials dimethicone (silicone oil), to analyse the nature of fisiko chemical skin lotion yielded, to analyse the stability skin lotion during depository and also know the usage effect skin lotion yielded to husk.

At research of phase I this used by the random device complete with one factor that is concentration dimethicone with 5 concentration level (1, 2, 3, 4, and 5%) and twice restating. Formulationi was used pursuant to Schmitt ( 1996). While temperature the used is 70°C for the phase of oil, while for phase irrigate a few higher that is 72°C. Both the phase is mingled at temperature among 70-75°C ( Nowak, 1962).

At research of phase II, this addressed to know the product stability during depository, determination keep in general require the old time in delimitating final depository at normal condition, so that to quicken the time analyse in anticipating the stability lotion during depository used by the temperature of 50°C pursuant to accelerated method. Parameter to determine best formulation of tried treatment variation to be based on the nature of fisiko chemical, covering the emulsion stability, pH and viskositas and also result of test organoleptic covering the colour, viscosity, feel stickyly, feel to chill, aroma, and homogeneity. Beside that, to test the usage effect lotion to husk and mildness effect.

Pursuant to research I, concentration dimethicone best is 5 % with stability value of 82,55 %, viscocities 7556,25 cP, and pH 7,05. Value of pH have ever been up to standard SNI lotion baby of 16.4952.1998 that is 4,5-7,5. The result test of varian and Duncan test indicate that the concentration dimethicone influential reality to stability value, assess pH, and value of viscocity at skin lotion.

The result of research phase II indicate that lotion have the good enough stability if kept at temperature of 50°C, where stability value, assess pH, and value of viscocity after depository 1 months is not differing far with stability value, assess pH, and value of viscocity at temperature of 25°C. Pursuant to graph

Page 7: Dim Ethic One

trends, R2 each product at depository temperature 50°C have the value between 0,8425 - 0,9509 for the value of stability, 0,9737 - 0,9982 for viscocities value of product, and 0,7417 - 0,977 for value of pH. The result indicate that R2 still valuable above 0,5 and relative stabilize inferential so that lotion can stay more than 9 months.

Page 8: Dim Ethic One

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Batang, 13 Desember 1983 merupakan anak

kelima dari lima bersaudara, putri dari pasangan Soewardji dan

Imurip. Penulis menempuh pendidikan di TK Siwi Peni Batang

(1990 – 1991), SD Kauman 07 Batang (1991 – 1996), SLTP

Negeri 3 Batang (1996 – 1999), SMUN 1 Pekalongan (1999 –

2002).

Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Departemen Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Selama masa kuliah, penulis bergabung dalam Himpunan Mahasiswa

Teknologi Industri (HIMALOGIN), Koperasi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(KOPMA IPB) dan Ikatan Pelajar Mahasiswa Pekalongan dan Batang

(IMAPEKA). Penulis melakukan Praktek Lapang di PT. Liza Herbal International

- Bogor dengan judul “Perancangan Sistem HACCP untuk Pengendalian

Mutu Produk Kapsul Herbal di PT. Liza Herbal International”. Penulis

melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul “Aplikasi Dimethicone

(Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses Pembuatan Skin Lotion.

Page 9: Dim Ethic One

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi dengan judul :

“Aplikasi Dimethicone (Silicone oil) sebagai Pelembut dalam Proses

Pembuatan Skin lotion”

Adalah karya asli saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing akademik,

kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.

Bogor, September 2006

Yang Membuat Pernyataan

Desi Adi Morwanti

F34102013

Page 10: Dim Ethic One

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi

Pertanian pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil penelitian penulis

di Laboratorium Teknik Kimia, Laboratorium Pengemasan dan Penyimpanan,

Departemen Teknologi Industri Pertanian dan Laboratorium SBRC (Surfactant

and Bioenergy Research Center, LPPM-IPB).

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi

ini, diantaranya kepada :

1. Ibu, bapak, dan kakak-kakakku yang tercinta atas doa, dukungan, dan

semangat yang telah diberikan selama ini.

2. Ibu Dr. Ir. Erliza Hambali, selaku pembimbing akademik atas

bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama

masa studi di TIN sampai penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Ani Suryani, DEA, selaku pembimbing kedua atas saran

dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, Msi, selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan masukkannya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar yang telah mendidik penulis.

6. Laboran di setiap laboratorium Departemen Teknologi Industri

Pertanian atas bimbingan dan bantuannya selama di laboratorium.

7. TIN’39 atas kebersamaan yang menyenangkan selama ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2006

Penulis

Page 11: Dim Ethic One

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 2

C. Ruang Lingkup .................................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 3

A. Kulit.. .................................................................................................. 3

B. Skin Lotion .......................................................................................... 5

C. Dimethicone ........................................................................................ 14

III. METODOLOGI........................................................................................ 16

A. Bahan Dan Alat .................................................................................. 16

B. Metode Penelitian ............................................................................... 16

C. Rancangan Percobaan......................................................................... 20

D. Analisis Produk................................................................................... 20

E. Analisis Umur Simpan........................................................................ 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 22

A. Produk Skin Lotion ............................................................................. 22

a. Stabilitas Emulsi ............................................................................ 23

b. Viskositas....................................................................................... 25

c. Nilai pH.......................................................................................... 27

d. Analisis Efektivitas Kandungan Humektan................................... 29

e. Analisis Kadar Air ......................................................................... 31

f. Uji Kesukaan .................................................................................. 32

B. Analisis Kestabilan Produk Selama Penyimpanan ............................ 46

a. Stabilitas Emulsi ............................................................................ 46

b. Viskositas....................................................................................... 51

c. Nilai pH.......................................................................................... 54

Page 12: Dim Ethic One

C. Pemilihan Alternatif Terbaik dengan Metode Pembobotan secara

Subjektif.............................................................................................. 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61

A. Kesimpulan ....................................................................................... 61

B. Saran ................................................................................................... 62

VI. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 63

LAMPIRAN .................................................................................................. 66

Page 13: Dim Ethic One

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Syarat-syarat humektan yang ideal.....................................

Tabel 2. Komposisi bahan yang digunakan pada pembuatan skin

lotion...................................................................................

Tabel 3. Suhu dan jangka waktu sebagai panduan stabilitas............

Tabel 4. Syarat mutu skin lotion berdasarkan SNI lotion bayi........

Tabel 5. Penilaian kepentingan setiap parameter fisikokimia dan

uji hedonik..........................................................................

Tabel 6. Hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan.............

3

17

21

22

59

60

Page 14: Dim Ethic One

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1. Struktur utama kulit manusia (Mitsui, 1997)..................

Gambar 2. Struktur molekul dimethicone.........................................

Gambar 3. Diagram alir pembuatan sediaan A.................................

Gambar 4. Diagram alir pembuatan sediaan B.................................

Gambar 5. Diagram alir pembuatan sediaan C.................................

Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan skin lotion (Schmitt,

1996)................................................................................

Gambar 7. Histogram stabilitas emulsi awal produk skin lotion dan

produk komersial............................................................

Gambar 8. Histogram viskositas produk skin lotion dan produk

komersial.........................................................................

Gambar 9. Histogram pH awal produk skin lotion dan produk

komersial.........................................................................

Gambar 10. Histogram hasil analisis efektivitas kandungan

humektan produk skin lotion dan produk komersial......

Gambar 11. Histogram hasil analisis kadar air produk skin lotion

dan produk komersial......................................................

Gambar 12. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

warna skin lotion.............................................................

Gambar 13. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kekentalan skin lotion.....................................................

Gambar 14. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap rasa

lengket skin lotion..........................................................

Gambar 15. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

rasa dingin skin lotion....................................................

Gambar 16. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

aroma skin lotion............................................................

Gambar 17. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

homogenitas skin lotion.................................................

3

14

18

18

19

19

24

26

28

30

32

33

35

37

39

41

43

Page 15: Dim Ethic One

Gambar 18. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kesan lembut skin lotion..............................................

Gambar 19. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk

pada suhu 25°C..............................................................

Gambar 20. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk

pada suhu 45°C..............................................................

Gambar 21. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk

pada suhu 50°C..............................................................

Gambar 22. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada

suhu 25°C.......................................................................

Gambar 23. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada

suhu 45°C.......................................................................

Gambar 24. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada

suhu 50°C.......................................................................

Gambar 25. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada

suhu 25°C.......................................................................

Gambar 26. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada

suhu 45°C.......................................................................

Gambar 27. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan

lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada

suhu 50°C.......................................................................

45

47

48

50

52

53

54

55

56

57

Page 16: Dim Ethic One

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Prosedur analisis skin lotion........................................

Lampiran 2. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion

dan produk komersial...................................................

Lampiran 3. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion dan

produk komersial.........................................................

Lampiran 4. Hasil pengukuran pH produk skin lotion dan produk

komersial.....................................................................

Lampiran 5. Hasil analisis efektivitas kandungan humektan pada

produk skin lotion dan produk komersial....................

Lampiran 6. Hasil analisis kadar air pada produk skin lotion dan

produk komersial........................................................

Lampiran 7. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion

selama penyimpanan.................................................

Lampiran 8. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion

selama penyimpanan.................................................

Lampiran 9. Hasil pengukuran nilai pH produk skin lotion selama

penyimpanan..............................................................

Lampiran 10. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan

terhadap pH produk...................................................

Lampiran 11. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan

terhadap viskositas produk.......................................

Lampiran 12. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan

terhadap stabilitas emulsi produk.............................

Lampiran 13. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan

terhadap uji efektivitas kandungan humektan

produk......................................................................

Lampiran 14. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan

terhadap kadar air produk........................................

67

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

Page 17: Dim Ethic One

Lampiran 15 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan warna produk skin lotion..........................

Lampiran 15 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap warna skin lotion........................

Lampiran 15 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan warna produk skin

lotion.........................................................................

Lampiran 16 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan kekentalan produk skin lotion...................

Lampiran 16 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap kekentalan skin lotion.................

Lampiran 16 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan kekentalan produk

skin lotion.................................................................

Lampiran 17 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan rasa lengket produk skin lotion..................

Lampiran 17 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap rasa lengket skin lotion...............

Lampiran 17 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan rasa lengket produk

skin lotion..................................................................

Lampiran 18 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan rasa dingin produk skin lotion...................

Lampiran 18 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap rasa dingin skin lotion.................

Lampiran 18 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan rasa dingin produk

skin lotion.................................................................

Lampiran 19 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan aroma produk skin lotion..........................

Lampiran 19 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap aroma skin lotion........................

82

83

83

84

85

85

86

87

87

88

89

89

90

91

Page 18: Dim Ethic One

Lampiran 19 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan aroma produk skin

lotion.........................................................................

Lampiran 20 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan homogenitas produk skin lotion................

Lampiran 20 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap homogenitas skin lotion...............

Lampiran 20 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan homogenitas

produk skin lotion......................................................

Lampiran 21 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap

kesukaan kesan lembut produk skin lotion...............

Lampiran 21 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala

penilaian terhadap kesan lembut skin lotion.............

Lampiran 21 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi

dimethicone terhadap kesukaan kesan lembut

produk skin lotion....................................................

Lampiran 22. Lembar kuisioner uji hedonik..................................

91

92

93

93

94

95

95

96

Page 19: Dim Ethic One

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kosmetika merupakan campuran dari beberapa bahan yang telah

diformulasikan sedemikian rupa dan berfungsi untuk merawat serta

memperindah bagian-bagian tubuh sesuai dengan tujuan penggunaan

kosmetika tersebut. Kebutuhan kosmetika sekarang ini hampir menjadi

kebutuhan yang dianggap penting bagi beberapa orang. Mereka membutuhkan

berbagai jenis produk kosmetika untuk perawatan agar dapat tampil sempurna,

harmonis, dan indah.

Perkembangan kosmetika yang digunakan untuk perawatan dewasa ini

telah berkembang pesat, industri kosmetika dituntut agar dapat memenuhi

keinginan dan permintaan konsumen dengan menghasilkan produk yang

berkualitas dan tidak menyebabkan kulit rusak setelah pemakaian.

Saat ini, telah banyak ditemui berbagai macam produk kosmetika

untuk perawatan kulit. Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang amat

penting karena berfungsi sebagai pelindung tubuh terluas terutama dari radiasi

sinar ultraviolet. Agar kulit dapat tetap terpelihara dan berfungsi sebagaimana

mestinya maka diperlukan skin care cosmetics. Salah satu produk skin care

cosmetics yaitu skin lotion. Skin lotion merupakan salah satu produk industri

kosmetika yang berupa emulsi minyak dalam air yang terdiri dari 10-15 %

fase minyak, 5-10 % humektan, dan 75-85 % fase air.

Beberapa pengguna tertarik menggunakan skin lotion untuk perawatan

kulit agar tetap segar dan pengguna lainnya tertarik untuk mencegah kulit agar

tidak kering. Menurut Keithler (1956), kulit menjadi kering sebagai akibat

dari kekurangan air di stratum corneum, kelembaban yang rendah, hidrasi

yang tidak cukup dari lapisan bawah epidermal dan pergerakan air. Kulit

kering mempunyai karakter kasar dan keras, kulit tidak fleksibel dan pecah-

pecah. Keunggulan utama dari skin lotion adalah kemampuannya memberikan

kelembaban pada kulit dan memperbaiki struktur kulit yang kering serta

membuat kulit menjadi lebih lembut.

Page 20: Dim Ethic One

Berbagai jenis pelembut telah dipergunakan dalam formula skin lotion

untuk menghasilkan produk yang mampu melembutkan kulit pemakai.

Dimethicone merupakan salah satu jenis pelembut yang dapat digunakan

dalam pembuatan skin lotion karena selain dapat melembutkan, bahan ini juga

relatif aman untuk kulit yang sensitif.

Dalam pembuatan formula untuk skin lotion, perlu diperhatikan hal-

hal yang berhubungan dengan efek produk tersebut setelah digunakan oleh

pemakai untuk mencegah terjadinya iritasi atau pemakaian yang salah dari

produk tersebut. Pada umumnya yang diperhatikan dalam pembuatan skin

lotion adalah jenis komponen dan jumlah komponen yang digunakan. Dengan

pemakaian bahan-bahan yang aman bagi kulit, diharapkan produk tersebut

menjadi benar-benar aman bagi kulit pemakai nantinya.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi

dimethicone (silicone oil) terbaik untuk produk skin lotion yang memiliki

fungsi sebagai pelembut.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian ini meliputi :

1. Pembuatan skin lotion dengan bahan aktif dimethicone (silicone oil)

sebagai pelembut serta menganalisis sifat fisiko kimianya.

2. Analisis stabilitas skin lotion yang dihasilkan

Page 21: Dim Ethic One

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KULIT

Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan tidak

hanya untuk menutupi tubuh atau pembatas bagian tubuh luar dan dalam.

Kulit juga merupakan organ tubuh yang paling luas pada tubuh manusia yang

juga berfungsi sebagai pelindung utama. Kulit mempunyai lapisan terluar

yang melindungi tubuh dari gangguan fisik, kulit juga melindungi dari bakteri

dan jamur (Wilkinson et al., 1962).

Menurut Wilkinson et al., (1962) ada 2 struktur kulit manusia, yaitu

epidermis, strukturnya agak tipis, terletak sebelah luar dan sensitif, dan

lapisan dermis. Lapisan epidermis tebalnya berbeda-beda pada bagian tubuh

dan memiliki 5 lapisan (dari luar kedalam) yaitu : stratum corneum

merupakan lapisan paling luar dan terdiri dari sel-sel mati; stratum lucidum;

stratum granulosum merupakan lapisan dalam, terdapat butir-butir pigmen

yang disebut pigmen melanin; stratum malpighi; serta stratum germinativum

merupakan lapisan dimana terjadinya mitosis dan sel ini akan menghasilkan

atau melindungi pigmen melanin. Pada Gambar 1 dapat dilihat struktur

jaringan kulit.

Gambar 1. Struktur utama kulit manusia (Mitsui, 1997)

Subcutaneous

Rambut

Stratum corneum

Epidermis

Dermis

Kapiler

Page 22: Dim Ethic One

Kulit merupakan salah satu panca indra. Kulit lapisan atas berfungsi

sebagai penghubung antara lapisan tubuh dengan lingkungan luar, dapat

melindungi tubuh dan mencegah kekeringan. Selain itu, kulit juga berfungsi

memelihara tubuh dari radiasi ultraviolet dengan menggunakan melanin

(Balsam et al., 1972).

Menurut Warta Konsumen (1987), fungsi kulit adalah pembungkus

struktur jaringan tubuh di bawahnya; penghantar cahaya yang kurang baik

(sehingga batas-batas tertentu kulit dapat melindungi bagian tubuh lainnya

dari pengaruh buruk cahaya berlebih); pengatur suhu. Sedangkan menurut

Mitsui (1997), kulit berfungsi untuk menutupi semua bagian tubuh dan

melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan eksternal dan kerusakan

kulit akibat kehilangan kelembaban. Kulit luar terbagi atas tiga lapisan yaitu

epidermis, dermis, dan sel subcutaneous.

Banyak orang menganggap bahwa kosmetika tidak akan menimbulkan

hal-hal yang membahayakan manusia karena hanya ditempelkan di bagian

luar kulit. Pendapat ini tentu saja salah karena ternyata kulit mampu menyerap

(absorpsi) bahan yang melekat padanya. Kemampuan kulit ini meliputi 2

aspek, pertama merupakan aspek positif yaitu terjadinya penyerapan

menyebabkan kosmetika dapat membantu memperbaiki struktur dan faal kulit

yang telah aus. Kedua, aspek negatif yaitu penyerapan oleh kulit dapat

menyebabkan efek samping kosmetika (Anief, 1997).

Barnett (1972), mengatakan pemakaian sabun dan deterjen secara terus-

menerus dapat menyebabkan kehilangan lapisan minyak membuat kulit

menjadi kering. Kulit kering ditandai dengan kulit menjadi kasar dan

mengelupas, kurang lentur, dan pecah-pecah (Frazier dan Blank, dalam

Barnett, 1972).

Dari sudut pandang biokimia, kekeringan adalah ukuran dari kandungan

air di kulit sedangkan emollient action merupakan suatu fenomena yang

berhubungan dengan konservasi air. Di bawah kondisi normal, kandungan air

dan tekanan uap air lebih tinggi daripada kondisi udara sekitar. Hal tersebut

mengakibatkan terjadinya evaporasi dari permukaan kulit. Akibatnya kulit

menjadi kering karena kehilangan air dari stratum corneum. Frazier dan Blank

Page 23: Dim Ethic One

dalam Barnett (1972) menyatakan bahwa bahan-bahan emollient digunakan

sebagai pencegahan terhadap kekeringan pada kulit.

Beberapa tipe produk yang dapat digunakan untuk menjaga kelembaban

kulit dapat dikelompokkan menjadi skin lotion, emulsi minyak dalam air baik

dengan atau tanpa perekat, emulsi air dalam minyak serta campuran antara

minyak dan lilin tanpa adanya kandungan air (Wilkinson et al., 1962).

Kulit menjadi kering sebagai akibat dari kekurangan air di stratum

corneum, kelembaban yang rendah, hidarasi yang tidak cukup dari lapisan

bawah epidermal dan pergerakan air (Keithler, 1956). Kehilangan air dari

lapisan corneum dipengaruhi oleh lingkungan sekitar (temperatur,

kelembaban, angin), dan ada/tidaknya lapisan minyak (Jellinek, 1970).

Menurut Brown dalam Wilkinson et al.,(1962), kulit mengandung

beberapa komponen kimia, diantaranya kalsium, magnesium, sodium,

potasium, fosfor dan silikon.

B. SKIN LOTION

Lotion merupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai

campuran dari dua fase yang tidak bercampur, yang distabilkan dengan sistem

emulsi dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk cairan yang dapat

dituang. Proses produksi skin lotion adalah dengan cara mencampurkan

bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam

fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996).

Lotion merupakan produk kosmetika berupa cairan yang digunakan

untuk memelihara kesehatan kulit dan tetap menjaga kesehatan. Lotion terdiri

dari sebuah emulsi berbentuk o/w (minyak dalam air) atau oil in water.

Emulsi adalah suatu campuran (koloid) dari dua cairan atau lebih yang tidak

saling melarutkan tetapi ingin saling terpisah (antagonis) karena mempunyai

berat jenis yang berbeda. Cairan yang terdispersi disebut fase internal atau

uncontinous phase sedangkan cairan yang mendispersi (pendispersi) disebut

fase eksternal atau continous phase (Barnett, 1972).

Hand and body lotion umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air

(o/w), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal) dan air merupakan

Page 24: Dim Ethic One

fase pendispersi (eksternal). Tipe skin lotion umumnya terdiri dari 10-15 %

fase minyak, 5-10 % humektan, dan 75-85 % fase air. Karakteristik dasarnya

mempunyai kemampuan melembabkan kulit dengan segera dan mengurangi

kekeringan kulit atau gejala kulit kering (Balsam et al., 1972).

Lotion digunakan untuk mempertahankan kelembaban kulit,

melembutkan kulit, mencegah kehilangan air, membersihkan kulit dan

mempertahankan bahan aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Schmitt,

1996). Fungsi utama skin lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai

pelembut (emollient). Hasil akhir yang diperoleh tergantung dari daya campur

bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban,

kelembutan dan perlindungan dari kekeringan. Bahan-bahan yang berfungsi

sebagai pelembut adalah mineral oil, ester isopropil, alkohol alifatik, turunan

lanolin, alkohol dan trigliserida serta asam lemak. Sedangkan bahan pelembab

diantaranya adalah gliseril, propilen glikol, dan sorbitol dengan kisaran

penggunaan pelembut dan pelembab masing-masing 0,5 % - 15 %.

Ditambahkan oleh Keithler (1956), metode yang digunakan pada

pembentukan emulsi pada produk skin lotion sangat penting. Pada kebanyakan

emulsi kosmetika, 2 fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang sama,

kemudian fase yang satu dituangkan ke fase yang lainnya dan dipanaskan

pada temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan

sampai emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar.

Pada umumnya skin lotion disusun oleh komponen-komponen

emulsifier (pengemulsi), humektan, emolien, bahan aktif, dan air (Keithler,

1956). Sedangkan menurut Barnett (1972), bahan penyusun skin lotion terdiri

dari astringent, antiseptik, alkohol, humektan, minyak, lemak, pengemulsi,

surfaktan, dan emolien.

Komponen bahan pengawet dan pewangi menurut Keithler (1956) juga

penting untuk ditambahkan tetapi harus stabil pada suhu, pencahayaan dan

kelembaban. Mitsui (1997), menambahkan skin lotion merupakan campuran

dari air, alkohol, emolien, humektan, bahan pengental, pengawet dan

pewangi.

Page 25: Dim Ethic One

Emulsifier atau pengemulsi yang digunakan dalam pembuatan skin

lotion hampir sama dengan pembuatan krim, triethanolamin stearat dan oleat

adalah emulsifier yang umum digunakan. Selain itu asam stearat juga dapat

digunakan dalam formulasi sesuai dengan sifatnya yang dapat menghasilkan

kilauan yang khas pada produk skin lotion (Wilkinson et al., 1962).

Menurut Mitsui (1997), asam stearat dapat diproduksi dengan dua cara

yaitu : (1) dengan mengekstraksi cairan asam (asam oleat) dari asam lemak

yang berasal dari lemak sapi; (2) dengan proses destilasi asam lemak yang

berasal dari minyak kacang kedelai atau minyak biji kapas. Asam stearat yang

tersedia secara komersial seringkali merupakan campuran asam-asam lemak

C16 dan C18.

Gliseril monostearat dalam formulasi dapat berfungsi sebagai emulsifier

pada skin lotion. Emulsi yang dihasilkan oleh komponen ini sangat stabil pada

pH 7. Lotion yang diformulasikan menggunakan gliseril monostearat biasanya

sangat tebal dan berat. Selain sebagai emulsifier, gliseril monostearat juga

berfungsi sebagai emolien (Wilkinson et al., 1962). Sedangkan menurut

Barnett (1972), gliseril monostearat merupakan emollient wax like thickeners

dengan polyethylene glycol 400 efektif digunakan pada konsentrasi yang

rendah sebagai bahan pengental dan penstabil. Konsentrasi yang berlebih dari

bahan-bahan ini harus dihindarkan karena dapat menyebabkan atau

menghasilkan ‘gel’ pada skin lotion. Gliseril monostearat diperoleh melalui

gliserolisis trigliserida dengan gliserol (Schmitt, 1996).

Gliseril monostearat memiliki rumus molekul C21H42O4 pada

konsentrasi penggunaan 0,5-5 % dapat meningkatkan viskositas emulsi secara

langsung (Balsam et al., 1972). Gliseril monostearat adalah suatu zat

berbentuk flakes seperti lilin yang larut dalam pelarut organik dengan titik

leleh 56-58°C Gliseril monostearat sering digunakan sebagai agen aktifitas

permukaan (surface active agent) dan sebagai zat tambahan makanan.

Humektan merupakan salah satu bagian terpenting pada skin lotion.

Semua alkohol polihidrat termasuk kedalam jenis humektan karena

mempunyai struktur alkohol. Humektan merupakan zat yang melindungi

emulsi dari ‘pengeringan’, zat ini penting untuk produk-produk pelembab dan

Page 26: Dim Ethic One

pasta gigi (Schmitt, 1996). Ditambahkan oleh Wilkinson dan Moore (1982)

bahwa humektan merupakan senyawa material higroskopis yang dapat

menarik uap air dari udara sampai beberapa derajat. Sedangkan menurut

(Balsam et al., 1972) humektan adalah suatu zat pengatur perubahan

kelembaban antara produk dengan udara, di atas kulit dan zat ini paling luas

digunakan dalam hand and body lotion dan cream dibanding produk

kosmetika lainnya, terlebih yang tujuan utamanya sebagai pelembab.

Humektan ditambahkan pada produk skin lotion terutama pada produk

dengan tipe emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika

produk disimpan pada suhu ruang. Humektan juga membantu dalam

menyediakan kontrol untuk mengurangi rata-rata kehilangan air dan

peningkatan viskositas. Terdapat 3 jenis humektan yaitu, anorganik humektan,

metal-organik humektan, dan organik humektan (Wilkinson et al., 1962).

Humektan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion saat ini ada

yang bersifat alami, misalnya sorbitol dan ada juga yang berupa zat-zat kimia

yang merupakan salah satu bentuk dari alkohol, misal polietilen glikol.

Humektan sintetis ini biasanya akan menjadi masalah bila kelembaban

sekeliling lebih rendah, karena zat humektan tadi akan menyerap air dari kulit

manusia sehingga kulit akan berubah menjadi kering dan kondisi ini

memudahkan kulit mengalami iritasi (Simanjutak, 2000). Syarat dasar

humektan adalah harus mempunyai kemampuan menyerap air yang baik,

mempertahankan penyerapan air (kelembaban pada kulit), menguap paling

rendah, berbaur yang baik dengan unsur lain, harus aman, tidak berwarna dan

tidak berbau, serta tawar (Takeo, 1997).

Humektan yang paling penting adalah gliserol, yang diperoleh dari

proses saponifikasi trigliserida, dan sorbitol [C6H8(OH)6], suatu alkohol heksa

(Mitsui, 1997). Gliserin merupakan humektan yang paling baik digunakan

dalam pembuatan skin lotion. Menurut de Navarre (1945), dalam produksi oil

in water hand lotion yang berhubungan dengan konsistensinya, penggunaan

gliserin akan menghasilkan skin lotion dengan karakteristik skin lotion yang

terbaik sedangkan penggunaan propilen glikol dan sorbitol menunjukkan hasil

skin lotion dengan konsistensi menyerupai gel. Komposisi yang digunakan

Page 27: Dim Ethic One

pada formula berkisar 3-10 %. Penggunaan gliserin yang terlalu besar dapat

menyebabkan komponen higroskopik ini mempertahankan skin lotion dari

kekeringan dan mencegah terjadinya hidrasi pada kulit.

Tabel 1. Syarat-syarat humektan yang ideal

Kemampuan

higroskopis

Produk harus dapat menyerap kelembaban dari

atmosfer dan menahannya sampai keadaan pada

kondisi normal dari kelembaban atmosfer

Viskositas Viskositas yang rendah dari humektan dapat

menyebabkannya mudah dicampur pada produk,

tetapi viskositas yang tinggi mencegah creaming

atau pemisahan dari emulsi atau membuat suspensi

stabil

Kecocokan Humektan harus cocok dengan bahan penyusun

lainnya

Warna, bau, rasa Warna yang baik, bau dan rasa yang essensial

Tingkat keracunan Humektan tidak mengandung racun

Korosi Humektan tidak boleh korosif terhadap bahan

kemasan

Stabilitas Humektan harus non volatil dan tidak boleh

berbentuk padat/kristal pada suhu yang normal

Reaksi Humektan harus netral pada reaksi yang terjadi

Ketersediaan bahan Humektan harus tersedia dan bila memungkinkan

tidak terlalu mahal

Sumber : Wilkinson dan Moore (1982)

Menurut Mitsui (1997), gliserin merupakan humektan yang sudah

digunakan sejak lama dalam pembuatan skin lotion. Gliserin diperoleh dari

hasil samping industri sabun atau asam lemak dari tanaman dan hewan.

Gliserin tidak berwarna dan tidak berbau ketika mengalami dehidrasi. Gliserin

berfungsi sebagai penarik air, penahan dan penyimpan air dan penyuplai

sumber air pada celah lapisan cornified di permukaan kulit (Barnett, 1972).

Page 28: Dim Ethic One

Emolien (pelunak, zat yang mampu melunakan kulit) didefinisikan

sebagai sebuah media, bila digunakan pada lapisan kulit yang keras dan kering

akan mempengaruhi kelembutan kulit dengan adanya hidrasi ulang (Schmitt,

1996). Menurut Burton dalam Barnett (1972) emolien terdiri dari dua

kelompok, yaitu dapat larut dalam air dan dapat larut dalam minyak.

Dalam skin lotion, emolien yang digunakan memiliki titik cair yang

lebih tinggi dari suhu kulit. Fenomena ini dapat menjelaskan timbulnya rasa

nyaman, kering, dan tidak berminyak bila skin lotion/krim dioleskan pada

kulit. Oleh karena itu dalam membuat formula skin lotion harus diperhatikan

fungsi utama dari pengunaan skin lotion yang melembutkan tangan, mudah

dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis,

tidak menimbulkan lengket pada kulit setelah pemakaian, tidak mengganggu

pernafasan normal tangan, antiseptis, memiliki bau yang khas (menyegarkan)

dan memiliki warna yang menarik dan tetap (Schmitt, 1996).

Emolien yang digunakan dalam formulasi skin lotion sangat terbatas

pada beberapa jenis. Cetil alkohol adalah emolien yang juga berfungsi sebagai

bahan pengental. Cetil alkohol yang umum digunakan berkisar antara 1-3 %

pada formulasi produk. Semakin besar konsentrasi alkohol yang digunakan

pada formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin tebal dan padat, dan

kemungkinan akan terjadi granulasi (Wilkinson dan Moore, 1982).

Cetil alkohol diproduksi dengan cara destilasi fraksional alkohol yang

disaponifikasi oleh minyak. Selain itu cetil alkohol juga dapat diproduksi

dengan cara destilasi fraksional lemak sapi yang telah direduksi. Cetil alkohol

merupakan lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok

hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti

krim dan skin lotion (Mitsui, 1997).

Cetil alkohol (C15H33OH) yaitu lilin yang berwarna, tidak larut dalam

air, bersinar mengkilap, bersisik dengan bentuk mikrokristalin, leleh pada

suhu 48-45°C, jika dicampur dengan 25 cc alkohol dan dipanasi akan

terbentuk warna jernih. Pada umumnya larut dalam kloroform, eter dan

alkohol panas tetapi tidak larut dalam air (Tono, 1996). Cetil alkohol terbukti

paling efektif sebagai pelembut karena bersifat hidrofobik, yaitu memproduksi

Page 29: Dim Ethic One

film penghambat yang menghindari hidrasi dari kulit kering (Balsam et al.,

1972).

Trietanolamin (HOCH2CH2)3N adalah cairan higroskopis, kental, berbau

amonia, larut dalam kloroform, air dan alkohol, mendidih pada suhu 335°C

(Tono, 1996). Trietanolamin sering disingkat TEA, suatu zat berbentuk cairan

kental yang bersifat higroskopis dan sering digunakan pada kosmetika.

Alpha hydroxy acids dapat mengatasi kulit kering dengan dua cara.

Pertama, alpha hydroxy acids membantu meningkatkan pergantian sel mati

yaitu dengan menghilangkan kekeringan, sel kulit yang keriput dan

menggantinya dengan sel kulit baru. Kedua, penggunaan alpha hydroxy acids

secara kontinyu dapat meningkatkan jumlah hyaluronic acid pada kulit

(www.skincarerx.com/hand-lotions.html). Selain itu, asam ini bekerja pada

lapisan stratum corneum bagian dasar, mengatasi semen yang mengikat kulit

mati. Hal tersebut meningkatkan pergantian kulit mati dan memperbaharui

struktur stratum corneum sehingga akan membuat kulit lebih fleksibel, lebih

halus, dan lebih lembab (www.skincarerx.com/aha.html).

Beberapa minyak juga dapat digunakan dalam pembuatan skin lotion.

Minyak yang umumnya digunakan yaitu almond, olive, sesame, minyak kapas

dan minyak jagung. Minyak tersebut digunakan karena mengandung

kelompok lipofilik (Barnett, 1972).

Selain itu, pada pembuatan skin lotion juga sering ditambahkan

pengawet sebesar 0,1-0,2 % (Schmitt, 1996). Pengawet yang digunakan

sebagai tambahan pada produk menyebabkan tidak dapat tumbuhnya mikroba

karena pengawet bersifat anti mikroba. Pengawet juga harus ditambahkan

pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan, yaitu antara 35-45°C agar

tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam pengawet tersebut yang dapat

mengganggu emulsi yang terbentuk. Pengawet yang baik memiliki

persyaratan yaitu efektif mencegah tumbuhnya berbagai macam organisme

yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat larut dalam berbagai

konsentrasi yang digunakan dan tidak menimbulkan bahaya (racun) secara

internal dan eksternal pada kulit.

Page 30: Dim Ethic One

Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam

pembuatan skin lotion. Air merupakan substansi yang paling reaktif diantara

bahan-bahan penyusun produk kosmetika. Pada kosmetika, air merupakan

bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya dibandingkan bahan baku

lainnya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air murni juga mengandung

beberapa zat pencemar, untuk itu air yang digunakan untuk produk kosmetika

harus dimurnikan terlebih dahulu (Wilkinson et al., 1962). Pada sistem

emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai emolien yang efektif dan

sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam minyak dan satu-satunya

plasticizer pada stratum corneum (Barnett, 1972).

Air yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi

yang dihasilkan. Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga tergantung

pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat larut yang secara

langsung mempengaruhi produk.

Lotion merupakan salah satu contoh produk emulsi. Stabilitas emulsi

menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana emulsi yang terdapat dalam

bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan partikel lain

dan membentuk lapisan yang terpisah. Emulsi yang baik mempunyai sifat

tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah

konsistensinya selama penyimpanan. Menurut Nowak (1962), faktor mekanis

dan proses pembentukan emulsi pada skin lotion merupakan faktor kritis

dalam stabilitas emulsi dan viskositas.

Menurut Suryani et al., (2000) beberapa usaha untuk mempertahankan

stabilitas sebelum proses pembuatan emulsi yaitu antara lain pemilihan jenis

dan jumlah pengemulsi dan stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat proses

pembentukan emulsi juga memberikan pengaruh pada terbentuknya emulsi

yang stabil.

Viskositas merupakan salah satu parameter penting untuk menunjukkan

stabilitas produk maupun untuk penanganan suatu produk kosmetika selama

penanganan dan distribusi produk (Schmitt, 1996). Thickening agents atau

bahan pengental digunakan untuk mengatur kekentalan produk sehingga

Page 31: Dim Ethic One

sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetika tersebut dan mempertahankan

kestabilan dari produk tersebut (Mitsui, 1997).

Selain itu, menurut Strianse (1996), bahan pengental berfungsi sebagai

pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan hidrofil lipofil balance

yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak (tidak

larut air). Bahan pengental yang digunakan dalam skin lotion atau foundation

bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water

soluble polymers digunakan sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan

sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui,

1997). Menurut Schmitt (1996), pengental-pengental polimer seperti gum-

gum alami, derivatif selulose dan karbomer lebih sering digunakan dalam

emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan.

Selain polimer, bahan pengental dengan berat molekul tinggi seperti

PEG-6000 distearat, tallowet-60 miristilglikol atau PEG-120 metil glukosa

dioleat juga dapat digunakan pada pembuatan skin lotion. Keuntungan dari

penggunaan tallowet-60 miristil glikol adalah bahan pengental ini stabil

terhadap hidrolisis pada suhu tinggi atau pada pH yang sangat ekstrim. Efek

samping bahan pengental dengan berat molekul tinggi adalah bahan-bahan ini

mempengaruhi sifat-sifat alir bahan yang menyebabkan meningkatnya aliran

Newtonian. Sedangkan sistem yang terkentalkan oleh garam atau polimer

menunjukkan sifat alir yang pseudoplastik (Schmitt, 1996). Menurut Strianse

(1996), penggunaan thickener dalam pembuatan skin lotion biasa digunakan

dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah 2,5 %.

Penampilan produk akhir juga dapat merupakan bagian yang penting.

Beberapa industri memilih skin lotion yang berwarna, sedangkan sebagian

yang lain memilih yang putih. Pemakaian cetil alkohol pada formulasi

menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini juga dapat dihasilkan oleh

pemakaian asam stearat, semakin besar pemakaian asam stearat maka warna

putih akan semakin berkilau (Barnett, 1972).

Penambahan pewangi pada produk juga merupakan upaya agar produk

yang dihasilkan mendapatkan tanggapan yang positif. Hanya saja penambahan

pewangi haruslah dilakukan pada suhu yang tepat pada proses pembuatan skin

Page 32: Dim Ethic One

lotion. Pada proses pembuatan skin lotion pewangi dipanaskan pada suhu

35°C dan ditambahkan pada suhu kamar agar tidak merusak emulsi yang telah

terbentuk (Nowak, 1962).

C. DIMETHICONE

Dimethicone merupakan silikon organik yang paling luas digunakan,

secara kimia disebut juga polydimethylsiloxane. Secara optik penampakannya

bening, inert, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Rumus kimia

dimethicone adalah (CH3)3SiO[SiO(CH3)2]nSi(CH3)3, dimana n merupakan

jumlah monomer [SiO(CH3)2]. Secara sintesis berasal dari reaksi antara

dimethylchlorosilane dan air, reaksinya adalah sebagai berikut :

n [Si(CH3)2Cl2] + n [H2O] → [Si(CH3)2O]n + 2n HCl

Dimethicone digunakan sebagai bahan dalam pembuatan obat salep dan

aplikasi pada sediaan kosmetika lain untuk melindungi kulit dari iritasi

(www.mercksource.com).

Gambar 2. Struktur molekul dimethicone

Silicone oil merupakan komponen yang bersifat non polar yang dapat

digunakan sebagai emollient karena kemampuannya dalam melindungi kulit.

Secara kimia bahan tersebut inert dan tidak mampu mengangkat sebum dari

kulit seperti pada mineral oil. Silicone oil dapat menjadi barrier yang efektif

terhadap senyawa kimia yang mengiritasi kulit (Barnett, 1972).

Silicone oil merupakan salah satu bahan yang termasuk sebagai

emollient yang meninggalkan film pelindung pada permukaan kulit dimana

film tersebut membantu melindungi kulit dari dehidrasi atau kehilangan air

Page 33: Dim Ethic One

( www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). Silikon digunakan sebagai

emollients (pelunak kulit), sebagai pelumas, thickeners. merupakan cairan

yang mudah menguap dan mampu memberikan rasa halus pada kulit, tetapi

menguap tanpa meninggalkan suatu residu yang berminyak. Silikon

digunakan pada kosmetik karena mampu membentuk film pada kulit yang

menyerap sebum (kulit berminyak) dan mencegah kilauan (www.sci-

toys.com/ingredients/dimethicone.html). Silikon merupakan salah satu

mineral yang dapat berfungsi sebagai emollient dan mampu membentuk suatu

film yang bersifat melindungi kulit dari kekeeringan. Silikon juga dapat

membantu suatu produk untuk menyebar dengan mudah

(www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp).

Dimethicone merupakan silikon cair yang digunakan untuk memberikan

rasa halus dan licin pada produk kosmetika seperti skin lotion tetapi tidak

menimbulkan rasa berminyak (www.asianwhiteskin.com/glossary.html).

Dimethicone juga merupakan silikon organik yang digunakan untuk

melindungi kulit dan dapat berfungsi sebagai emollient dan moisturizer.

Dimethicone dapat pula digunakan pada jenis kulit yang sensitif, karena

mampu membentuk lapisan film pada kulit yang membantu menghambat

kehilangan air pada kulit dan membantu memberikan rasa halus pada kulit

(www.bathandbeautyproducts.com).

Emollient yang digunakan pada berbagai jenis produk kosmetika

digunakan untuk mencegah kehilangan air pada kulit dan memberikan rasa

halus dan lembut pada kulit. Bahan ini dapat digunakan pada semua jenis kulit

(www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). Emollient merupakan suatu

agen yang berpengaruh pada keadaan kulit untuk membantu menjaga

penampilan kulit sehingga selalu lembut (www.mabelwhite.com).

Page 34: Dim Ethic One

III. METODOLOGI

A. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan

Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan skin lotion ini

antara lain : aquades, dimethicone, TEA (tetraetanolamin), gliserin,

propilen glikol, benzil alkohol, cetil alkohol, asam stearat, asam laktat,

GMS (gliserilmonostearat), minyak zaitun, α-tocoferil acetate, paraffin-soft

white, metil paraben, dan parfum.

2. Alat

Sedangkan alat-alat yang digunakan meliputi gelas piala, gelas ukur,

erlenmeyer, termometer, neraca analitik, pipet, oven, pengaduk magnetik,

pemanas listrik, desikator, pH-meter, stopwatch, hotplate stirrer,

viskosimeter brookfield, dan sudip.

B. METODE PENELITIAN

1. Pembuatan Skin Lotion

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi

dimethicone yang terbaik untuk pembuatan lotion. Komposisi bahan

yang digunakan berdasarkan acuan dengan beberapa modifikasi bahan

dan konsentrasi (Tabel 2). Adapun acuan komposisi bahan yang

digunakan dan proses pembuatan lotion berdasarkan Schmitt (1996).

Analisis terhadap produk yang dihasilkan meliputi analisis

derajat keasaman (pH), viskositas, stabilitas emulsi, analisis efektivitas

kandungan humektan, kadar air, dan uji organoleptik. Sebagai uji

pembanding dilakukan uji-uji terhadap produk lotion yang sudah ada

di pasaran (vaselin, nivea, emeron, viva, dan marina). Prosedur

analisis sifat fisiko kimia lotion dapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 35: Dim Ethic One

Tabel 2. Komposisi bahan yang digunakan pada pembuatan skin lotion

Bahan Komposisi (persen berat) Asam stearat 2,5 Gliseril monostearat 1,0 Cetil alkohol 1,0 Petrolatum USP 1,0 Minyak mineral 2,0 Isopropil palmitat 2,0 PEG 400 stearat 0,25 Air 77,0 Karbomer 934 7,0 Gliserin 5,0 Triethanolamine 1,0 Pengawet (metil paraben) q.s Parfum q.s

Sumber : Schmitt (1996).

Proses pembuatan skin lotion menurut Schmitt (1996), yaitu

asam stearat, gliseril monostearat, cetil alkohol, petrolatum USP,

minyak mineral, dan isopropil palmitat, diaduk secara merata disertai

pemanasan 70°C hingga terbentuk sediaan A. Diagram alir pembuatan

sediaan A dapat dilihat pada Gambar 3. Kemudian air, gliserin, dan

TEA dicampur dan diaduk disertai pemanasan 70°C sehingga

terbentuk sediaan B. Diagram alir pembuatan sediaan B dapat dilihat

pada Gambar 4.

Sediaan A yang telah terbentuk dimasukkan kedalam sediaan B

sehingga terbentuk sediaan C. Diagram alir pembuatan sediaan C

dapat dilihat pada Gambar 5. Pengawet (metil paraben) kemudian

dicampur dengan parfum dan dipanaskan pada suhu 35°C lalu

ditambahkan pada sediaan C. Pengadukan dilakukan sampai terbentuk

dispersi yang sempurna. Diagram alir pembuatan lotion disajikan pada

Gambar 6.

Page 36: Dim Ethic One

o Sediaan A

Gambar 3. Diagram alir pembuatan sediaan A

o Sediaan B

Gambar 4. Diagram alir pembuatan sediaan B

Aquades (70-80 %)

Gliserin (3 %)

TEA (1 %)

Pengadukan dan pemanasan 70°C

Sediaan B

Paraffin-soft white (2 %)

Cetil alkohol (3 %)

Asam stearat (2,5 %)

Propilen glikol (3 %)

Dimethicone Alpha-Tocoferill Asetat (1 %)

Minyak zaitun (2 %)

Pengadukan dan pemanasan 70°C

Sediaan A

Benzil alkohol (3 %)

Page 37: Dim Ethic One

o Sediaan C

Gambar 5. Diagram alir pembuatan sediaan C

Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan skin lotion (Schmitt, 1996)

Sediaan A

Sediaan C

Pengadukan

Pengadukan suhu 35°C

Skin Lotion

Sediaan B

Pengawet (metil paraben) Parfum

Pengadukan dan pemanasan 35°C

Sediaan C

Page 38: Dim Ethic One

C. RANCANGAN PERCOBAAN

Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap dengan satu

faktor yaitu konsentrasi dimethicone dengan lima taraf konsentrasi (1, 2,

3, 4, dan 5 %) dan dua kali ulangan. Model matematikanya adalah sebagai

berikut :

Yij = μ + Ai + εij

Dimana :

Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j dalam taraf

konsentrasi ke-i.

μ = Rata – rata sebenarnya

Ai = Pengaruh taraf ke-i faktor konsentrasi dimethicone

(i =1,2,3,4,5)

εij = Galat eksperimen

D. ANALISIS PRODUK

Analisis terhadap produk yang dihasilkan meliputi analisis pH

(Sudarmadji,1989), analisis viskositas (Simanjutak, 2000), analisis

stabilitas emulsi (Benett,1947), analisis efektivitas kandungan humektan

(Warta konsumen, 1987), uji organoleptik (Soekarto, 1985). Uji

organoleptik yang dilakukan meliputi uji hedonik terhadap warna,

homogenitas, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan kekentalan. Selain itu

juga dilakukan uji efek penggunaan produk terhadap kulit serta uji efek

kelembutan produk terhadap kulit.

E. ANALISIS UMUR SIMPAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui stabilitas produk selama

penyimpanan. Penentuan umur simpan pada umumnya membutuhkan

waktu lama dalam menentukan batas penyimpanan akhir suatu produk

pada kondisi normal, sehingga untuk mempercepat waktu analisis dalam

menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu 45°C dan

suhu 50°C.

Page 39: Dim Ethic One

Pemilihan suhu tersebut dikarenakan pada suhu tersebut merupakan

suhu ekstrim bagi produk emulsi sehingga banyak hal yang terjadi

terhadap produk emulsi pada suhu tersebut, dimana hal tersebut tidak

terjadi pada suhu ruang meskipun dalam jangka waktu satu tahun.

Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis setiap 5 hari sekali

terhadap parameter-parameter kestabilan produk yang meliputi stabilitas

emulsi, derajat keasaman (pH), dan viskositas.

Penelitian ini menggunakan metode akselerasi yaitu suatu metode

yang mengatur suatu kondisi penyimpanan di luar kondisi normal

sehingga produk lebih cepat rusak dan proses penentuan umur simpan

dapat ditentukan. Terdapat beberapa suhu dan jangka waktu sebagai

panduan dalam menentukan tingkat kestabilan produk kosmetik yang

mengacu pada metode Accelerated Storage (Tabel 3).

Tabel 3. Suhu dan Jangka waktu sebagai panduan stabilitas

Suhu °C Lama pengamatan Umur simpan

produk

25

37

45

50

4

-20

1 tahun

6 bulan

3 bulan

1 bulan

1 bulan

1 bulan

1 tahun

9 bulan

9 bulan

9 bulan

9 bulan

9 bulan

Sumber : Connors et al., (1992) dalam Laksono (2004)

Page 40: Dim Ethic One

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PRODUK SKIN LOTION

Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan mengkaji pengaruh satu

faktor tunggal yaitu konsentrasi dimethicone. Pemilihan rentang konsentrasi

dari dimethicone ini ditetapkan setelah sebelumnya melakukan trial dan error.

Hasil dari trial dan error tersebut menunjukkan bahwa pada proses pembuatan

skin lotion, apabila konsentrasi dimethicone yang digunakan terlalu besar

dapat menyebabkan produk tidak dapat dituangkan dan cenderung terbentuk

krim (creamy). Pada konsentrasi di atas 5 % produk yang dihasilkan sudah

agak kental sehingga digunakan rentang konsentrasi 1-5 % dengan interval

1 % untuk tiap perlakuannya.

Analisa yang dilakukan terhadap produk skin lotion meliputi stabilitas

emulsi, viskositas, analisa pH, analisa efektivitas kandungan humektan.

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik skin lotion yang

dihasilkan dan pengaruh konsentrasi dimethicone yang ditambahkan pada

formula. Hasil dari analisa fisiko kimia skin lotion kemudian dibandingkan

dengan standar (Tabel 4) dan produk komersial.

Tabel 4. Syarat mutu skin lotion berdasarkan SNI lotion bayi

No. Uraian Satuan Persyaratan

1 2 3 4 5 6 7 8

Deskripsi pH Zat aktif Asam borat Asam salisilat dan garamnya Heksaklorofen Zat warna Zat pengawet

- % - - - %

%

Emulsi :

- homogen - bebas partikel asing

Suspensi : - homogen setelah dikocok - bebas partikel asing

4,0 - 7,5 Sesuai Penmenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 Negatif Negatif Negatif Sesuai Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990 Sesuai Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/VIII/1990

Page 41: Dim Ethic One

Adapun standar yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia untuk

lotion bayi 16-4952-1998 dan produk komersial yang digunakan sebagai

pembanding antara lain nivea, vaselin, marina, viva, dan emeron. Selain itu

juga dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis

terhadap skin lotion yang dihasilkan.

a. Stabilitas Emulsi

Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana

emulsi yang terdapat dalam bahan tidak mempunyai kecenderungan

untuk bergabung dengan partikel lain dan membentuk lapisan yang

terpisah. Emulsi yang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan-

lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah konsistensinya selama

penyimpanan.

Menurut Suryani et al., (2000), emulsi yang tidak stabil dapat

disebabkan oleh beberapa hal antara lain komposisi bahan yang tidak

tepat, ketidakcocokan bahan, kecepatan dan pencampuran yang tidak

tepat, tidak sesuainya rasio antara fase terdispersi dan fase pendispersi,

pemanasan dan penguapan yang berlebihan, jumlah dan pemilihan

emulsifier yang tidak tepat, pembekuan, guncangan mekanik atau

getaran, ketidakseimbangan densitas, ketidakmurnian emulsi, reaksi

antara dua atau lebih komponen dalam sistem dan penambahan asam

atau senyawa elektrolit.

Sedangkan menurut Nowak (1962), faktor mekanis dan proses

pembentukan emulsi (emulsifikasi) pada skin lotion merupakan faktor

kritis dalam stabilitas emulsi dan viskositas. Temperatur yang digunakan

pada saat proses emulsifikasi juga mempengaruhi stabilitas emulsi.

Temperatur yang digunakan pada saat emulsifikasi oil in water menurut

Nowak (1962) adalah 70°C untuk fase minyak sedangkan untuk fase air

sedikit lebih tinggi yaitu 72°C. Kedua fase tersebut dicampur pada suhu

antara 70-75°C. Proses emulsifikasi pada pembuatan skin lotion

digunakan suhu 70°C.

Page 42: Dim Ethic One

Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga tergantung pada

penambahan air yang banyak sebagai elektrolit yang dapat larut yang

secara langsung mempengaruhi produk.

Hasil pengukuran rata-rata stabilitas emulsi pada skin lotion

berkisar antara 73,54 % sampai 82,55 % (Lampiran 2). Dari hasil uji

keragaman menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi dimethicone

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap stabilitas emulsi

pada α = 0,05 (Lampiran 8). Berdasarkan uji lanjut Duncan didapatkan

bahwa untuk perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %), D2

(konsentrasi dimethicone 2 %), D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), D4

(konsentrasi dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %)

berbeda nyata.

Nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada konsentrasi dimethicone 5

%, sedangkan nilai rata-rata stabilitas terendah diperoleh pada skin

lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Hasil analisis stabilitas

emulsi pada produk skin lotion komersial (vaseline, marina, nivea, viva,

dan emeron) berkisar antara 62,02 % sampai 83,84 %. Hal tersebut

menunjukkan bahwa skin lotion yang dihasilkan masih berada pada

rentang stabilitas emulsi pada produk komersial. Hasil analisis stabilitas

emulsi pada skin lotion yang dihasilkan dan skin lotion komersial dapat

dilihat pada Gambar 7.

73.54

82.5581.9480.3379.3183.84

62.02

50.0055.0060.0065.0070.0075.0080.0085.0090.00

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Stab

ilita

s em

ulsi

(%)

produk komersial

Gambar 7. Histogram stabilitas emulsi awal produk skin lotion dan

produk komersial

Page 43: Dim Ethic One

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa stabilitas emulsi cenderung

meningkat sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone, tetapi

berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yaitu pada penambahan

konsentrasi dimethicone di atas 5 %, produk yang dihasilkan akan

cenderung creamy dan menjadi tidak mudah dituang. Pengamatan secara

visual yang dilakukan terhadap produk menunjukkan bahwa produk

tidak mengalami perubahan warna, perubahan bentuk atau menjadi

lapisan yang terpisah. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk emulsi

dapat dilihat pada Lampiran 2.

b. Viskositas

Viskositas merupakan salah satu parameter penting dalam produk-

produk emulsi khususnya skin lotion. Nilai viskositas berkaitan dengan

kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai

stabilitas emulsi. Menurut Schmitt (1996), semakin tinggi viskositas

suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena

pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu

bahan. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat viscometer.

Menurut Glicksman (1969), dengan cara mengentalkan produk

maka kecenderungan fase terdispersi (butir-butir lemak) untuk

bergabung diminimumkan dan emulsi menjadi stabil. Kestabilan sistem

emulsi ini ditandai dengan semakin kurangnya kemungkinan terjadinya

proses koalesen partikel dan rendahnya laju rata-rata pengendapan yang

terjadi.

Menurut Suryani et al., (2000) viskositas dapat didefinisikan

sebagai shearing stress yang diberikan dalam luasan area tertentu

sewaktu diberikan kecepatan dalam gradien normal pada area tersebut.

Dari hasil pengukuran terhadap viskositas produk skin lotion, nilai

yang didapat berkisar antara 5.981,25 cP sampai 7.556,25 cP (Lampiran

3). Hasil uji keragaman pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa

konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata

terhadap nilai viskositas pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan

didapatkan bahwa perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) tidak

Page 44: Dim Ethic One

beda nyata dengan perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %) dan

D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), tetapi berbeda nyata terhadap

perlakuan D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi

dimethicone 5 %). Hal tersebut dikarenakan viskositas atau kekentalan

suatu produk merupakan hasil reaksi antara bahan-bahan dalam produk,

sehingga hasil analisis keragaman pada perlakuan penambahan

konsentrasi dimethicone 1 % tidak berbeda nyata terhadap perlakuan

penambahan konsentrasi dimethicone 2 % dan 3 % diduga karena pada

konsentrasi tersebut jumlah dimethicone yang ditambahkan masih relatif

sedikit sehingga jumlah dimethicone yang bereaksi dengan bahan pada

lotion lain relatif sama.

Nilai rata-rata terbesar diperoleh pada produk dengan penambahan

konsentrasi dimethicone 5 %, sedangkan nilai rata-rata terkecil adalah

untuk skin lotion dengan penambahan konsentrasi dimethicone 1 %.

Pengukuran viskositas juga dilakukan terhadap produk-produk

komersial untuk membandingkan viskositas produk komersial dengan

produk yang dihasilkan. Pada produk komersial nilai viskositas

diperoleh berkisar antara 4.462,5 cP sampai 11.175 cP. Hasil

pengukuran viskositas produk skin lotion dan produk komersial dapat

dilihat pada Gambar 8.

5981.25 6093.75 6356.25 65257556.25

4462.5

11175

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

1 2 3 4 5

konsentrasi dimethicone (%)

visk

osita

s (c

P)

produk komersial

Gambar 8. Histogram viskositas produk skin lotion dan produk

komersial

Page 45: Dim Ethic One

Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa viskositas mengalami

kenaikan sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone. Hal

tersebut juga sesuai dengan nilai stabilitas emulsi, yaitu semakin tinggi

viskositas maka semakin tinggi pula nilai stabilitas emulsi. Viskositas

produk yang tinggi menunjukkan bahwa partikel-partikel di dalamnya

cenderung tidak mudah melakukan gerak atau mempunyai gerak yang

stabil sehingga kekentalan produk dapat dipertahankan.

c. Nilai pH

Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan derajat keasaman

suatu bahan, dapat diketahui dengan alat pH meter ataupun indikator

pH. Dalam SNI lotion bayi, nilai pH yang disyaratkan berkisar 4,0-7,5.

Menurut Wasitaatmadja (1997), produk kosmetika yang memiliki pH

yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menambah daya absorpsi

kulit sehingga menyebabkan kulit teriritasi. Oleh sebab itu pH produk

kosmetika sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5 -

7,5.

Menurut Sudarwanto (1996), produk kosmetika yang memiliki pH

yang jauh dengan pH fisiologis kulit (4,5-5,5) akan lebih mudah

mengiritasi kulit. Kulit dilapisi oleh mantel asam yaitu lapisan lembab

yang bersifat asam di permukaan kulit. Mantel asam ini terbentuk dari

asam lemak yang berasal dari minyak kulit, asam susu dalam keringat

dan asam amino. Mantel asam ini berfungsi melindungi kulit dari

kekeringan, infeksi bakteri dan jamur. Mantel asam akan rusak jika

sering terkena bahan atau kosmetika yang mempunyai pH jauh berbeda

dengan pH fisiologis kulit.

Pada hasil pengukuran produk didapat bahwa pH-nya berkisar

antara 6,46 sampai 7,05 (Lampiran 4). Nilai ini merupakan nilai yang

terbaca pada pH meter dan masih berada dalam kisaran nilai pH yang

disyaratkan Standar Nasional Indonesia lotion bayi 16-4952-1998

sehingga produk yang dihasilkan relatif aman digunakan pada kulit yang

memiliki pH sekitar 5.

Page 46: Dim Ethic One

Hasil analisis keragaman pada Lampiran 10 memperlihatkan

bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda

nyata terhadap pH pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan

perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) tidak berbeda nyata dengan

perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), tetapi berbeda nyata

terhadap pelakuan D3 (konsentrasi dimethicone 3 %), D4 (konsentrasi

dimethicone 4 %), dan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %). Hasil

pengukuran analisis pH produk skin lotion yang dihasilkan dan produk

komersial dapat dilihat pada Gambar 9.

7.056.856.846.516.467.36 7.91

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

1 2 3 4 5

konsentrasi dimethicone (%)

pH

produk komersial

Gambar 9. Histogram pH awal produk skin lotion dan produk komersial

Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa nilai pH cenderung

mengalami kenaikan seiring dengan penambahan konsentrasi

dimethicone. Uji banding yang dilakukan pada produk skin lotion

komersial menunjukkan nilai pH pada produk komersial berkisar antara

7,36 - 7,91. Nilai pH pada produk komersial berada di atas kisaran nilai

pH produk skin lotion yang dihasilkan sehingga dapat disimpulkan

bahwa produk skin lotion yang dihasilkan relatif lebih aman

dibandingkan dengan produk komersial karena nilai pH nya tidak terlalu

jauh dengan pH fisiologis kulit. Nilai ini menunjukkan hasil yang

berbeda karena bahan penyusun skin lotion juga berbeda-beda.

Page 47: Dim Ethic One

d. Analisis Efektivitas Kandungan Humektan dalam Mempertahankan

Kandungan Air pada Bahan

Analisis efektivitas kandungan humektan dilakukan untuk

mengetahui kemampuan humektan yang terkandung pada produk dalam

mempertahankan kandungan air sehingga kelembaban kulit pada saat

pemakaian dapat terjaga. Menurut Wilkinson et al., (1962) humektan

ditambahkan pada produk skin lotion terutama pada produk dengan tipe

emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika produk

disimpan pada suhu ruang. Humektan juga membantu dalam

menyediakan kontrol untuk mengurangi rata-rata kehilangan air dan

peningkatan viskositas.

Analisis dilakukan dengan mengamati produk di tempat terbuka

dan diletakkan secara merata di atas plastik yang kedap air. Bobot

produk diamati setiap 30 menit selama 5 jam. Kemampuan humektan

dapat terlihat dari kemampuannya mempertahankan air yang terkandung

di dalam produk tersebut. Kehilangan air pada produk akan

menyebabkan penurunan bobot setelah 5 jam, semakin tinggi penurunan

bobot yang dialami menunjukkan semakin tinggi pula kehilangan air

pada produk tersebut. Dalam hal ini produk yang mengalami kehilangan

air lebih banyak mengindikasikan bahwa kemampuan humektannya

lebih rendah. Sebaliknya pada produk yang mengalami kehilangan air

tidak terlalu tinggi akan mengalami penurunan bobot yang tidak terlalu

tinggi pula, berarti produk tersebut mempunyai kecenderungan yang

lebih besar dalam mempertahankan kandungan airnya. Hal tersebut juga

menunjukkan bahwa efektivitas humektan yang terkandung di dalam

produk tersebut lebih bagus.

Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kehilangan air

pada produk (Lampiran 13). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan

bahwa perlakuan D1 (konsentrasi dimethicone 1 %) berbeda nyata

dengan perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), perlakuan D3

(konsentrasi dimethicone 3 %), D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), dan

Page 48: Dim Ethic One

D5 (konsentrasi dimethicone 5 %), tetapi perlakuan D3 (konsentrasi

dimethicone 3 %) tidak berbeda nyata terhadap perlakuan D4

(konsentrasi dimethicone 4 %).

Hasil pengujian terhadap efektivitas kandungan humektan pada

skin lotion diperoleh bahwa kehilangan air pada produk terendah terjadi

pada penambahan konsentrasi dimethicone 5 %. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa humektan yang terdapat di dalamnya

mempunyai efektivitas yang lebih bagus dibandingkan dengan produk

lain dalam mempertahankan kandungan air pada produk. Hasil analisis

efektivitas kandungan humektan produk skin lotion dan produk

komersial dapat dilihat pada Gambar 10.

29.25

22.39 22.7720.33

26.51 30.71

37.52

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.0040.00

1 2 3 4 5

konsentrasi dimethicone (%)

Keh

ilang

an a

ir (%

)

produk komersial

Gambar 10. Histogram hasil analisis efektivitas kandungan humektan

produk skin lotion dan produk komersial

Analisis efektivitas kandungan humektan juga dilakukan terhadap

produk komersial. Hasil yang diperoleh yaitu berkisar antara 30,71 %-

37,52 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas kandungan

humektan pada produk komersial cenderung lebih rendah dibandingkan

dengan efektivitas kandungan humektan pada produk skin lotion yang

dihasilkan dalam mencegah kehilangan air pada produk sehingga dapat

disimpulkan bahwa produk skin lotion yang dihasilkan mempunyai mutu

yang lebih bagus dalam mempertahankan kandungan airnya

dibandingkan dengan produk komersial.

Page 49: Dim Ethic One

e. Analisis Kadar Air

Produk skin lotion pada umumnya mempunyai kandungan air yang

tinggi, yaitu di atas 50 % karena produk tersebut merupakan bentuk

emulsi minyak di dalam air. Air yang merupakan fase pendispersi

dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada minyak sebagai fase

terdispersi.

Pada sistem emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai

emolien yang efektif dan sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam

minyak dan satu-satunya plasticizer pada stratum corneum (Barnett,

1972). Air yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari

emulsi yang dihasilkan. Menurut Keithler (1956), stabilitas emulsi juga

tergantung pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat

larut yang secara langsung mempengaruhi produk.

Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone

memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kadar air pada

produk (Lampiran 14). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa

perlakuan D5 (konsentrasi dimethicone 5 %) berbeda nyata terhadap

semua perlakuan. Sedangkan perlakuan konsentrasi D1 (konsentrasi

dimethicone 1 %) berbeda nyata dengan perlakuan D2 (konsentrasi

dimethicone 2 %). Perlakuan D2 (konsentrasi dimethicone 2 %), berbeda

nyata dengan perlakuan D4 (konsentrasi dimethicone 4 %), tetapi tidak

berbeda nyata terhadap perlakuan D3 (konsentrasi dimethicone 3 %).

Hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa kadar air

terendah terdapat pada skin lotion dengan penambahan konsentrasi

dimethicone 5 %. Hasil tersebut juga sesuai dengan nilai viskositas yang

terukur yaitu tertinggi pada konsentrasi dimethicone 5 %. Nilai kadar air

pada skin lotion dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 50: Dim Ethic One

52.92 51.26 50.58 49.56 46.47

51.5155.91

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

1 2 3 4 5

konsentrasi dimethicone (%)

kada

r air

(%)

produk komersial

Gambar 11. Histogram hasil analisis kadar air produk skin lotion dan

produk komersial

Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa kadar air pada produk

yang dihasilkan berkisar antara 46,47 % - 52,92 %. Selain itu juga

dilakukan uji pembanding dengan menganalisis kadar air yang

terkandung pada produk komersial, hasil yang terukur yaitu berkisar

antara 51,51 % - 55,91 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar air

yang terkandung pada produk yang dihasilkan masih berada pada

kisaran kadar air produk komersial.

f. Uji Kesukaan

Uji kesukaan merupakan parameter yang penting untuk melihat

kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap produk. Dalam uji

kesukaan panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang

kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan dan juga mengemukakan

tingkat kesukaan/ketidaksukaan (Rahayu, 1997).

Uji kesukaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

penerimaan panelis terhadap skin lotion yang dihasilkan. Uji ini

menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih yaitu panelis

yang sebelumnya telah dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu.

Pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dengan panelis adalah

mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Uji ini meliputi uji kesukaan

Page 51: Dim Ethic One

terhadap warna, kekentalan, kesan/rasa lengket di kulit, kesan/rasa

dingin di kulit, aroma, dan homogenitas dari skin lotion.

1. Uji hedonik terhadap warna

Penilaian organoleptik kesukaan terhadap warna dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan terhadap warna produk. Tingkat

kesukaan yang tinggi mewakili semakin disukainya warna produk

yang dihasilkan.

Nilai kesukaan terhadap warna produk skin lotion berkisar

antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk dengan

konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi

dimethicone 2 %, 3 %, dan 5 %memiliki nilai antara 2 (tidak suka) -

7 (sangat suka), dan 4 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka), 4

(biasa) - 7 (sangat suka).

Uji Friedman (Lampiran 15c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

kesukaan panelis terhadap warna produk. Hasil penilaian tersebut

dapat dilihat pada Gambar 12.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 12. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap warna

skin lotion

Gambar 12 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 %

mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 % panelis menyukai

warna produk (tingkat kesukaan 5-7), 40 % panelis menunjukkan

1 sangat tidak suka

Page 52: Dim Ethic One

respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar 3,33 % tidak

menyukai (tingkat kesukaan 2-3) warna produk tersebut. Hasil

penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi

dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 53,33 % panelis menyukai

warna produk tersebut, sekitar 33,33 % panelis menunjukkan respon

biasa, dan sekitar 13,33 % panelis menunjukkan respon tidak suka

terhadap warna produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion

dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat respon sekitar 50 %

panelis menyukai warna produk tersebut, sekitar 30 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 % panelis menunjukkan

respon tidak suka terhadap warna produk. Produk dengan

konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 % memiliki respon sebanyak

46,67 % panelis menyukai warna produk, sekitar 40 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33 % panelis tidak suka

terhadap warna produk.

Hasil respon di atas menunjukkan hasil yang berbeda nyata,

hal tersebut kemungkinan dikarenakan penambahan dimethicone

pada formulasi juga mempengaruhi warna pada skin lotion. Selain

itu, warna tersebut diduga sebagai pengaruh penggunaan cetil

alkohol dan asam stearat dalam formulasi. Pemakaian cetil alkohol

pada formulasi menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini

juga dapat dihasilkan oleh pemakaian asam stearat, semakin besar

pemakaian asam stearat maka warna putih akan semakin berkilau

(Barnett, 1972).

2. Uji hedonik terhadap kekentalan

Uji kesukaan terhadap kekentalan dilakukan untuk mengetahui

kesukaan pemakai terhadap kekentalan skin lotion pada saat

pemakaian karena terdapat beberapa pemakai yang menyukai skin

lotion yang tidak terlalu kental sebagian lagi menyukai skin lotion

yang cukup encer. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada

Gambar 13.

Page 53: Dim Ethic One

Nilai kesukaan panelis terhadap kekentalan produk skin lotion

berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk

dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi

dimethicone 2 % memiliki nilai antara 1 (sangat tidak suka) - 6

(suka), sedangkan produk dengan konsentrasi dimethicone 3 %

memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 6 (suka), 4 % memiliki nilai

antara 1 (sangat tidak suka) - 6 (suka), dan 5 % memiliki nilai 1

(sangat tidak suka) - 7 (sangat suka).

Uji Friedman (Lampiran 16c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

kesukaan panelis terhadap kekentalan produk. Hal ini berhubungan

dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan

semakin tinggi pula nilai viskositasnya.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

1 sangat tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 13. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kekentalan skin lotion

Gambar 13 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 %

mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 % panelis menyukai

(tingkat kesukaan 5-6) kekentalan produk, 20 % panelis

menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar 23,33 %

tidak menyukai (tingkat kesukaan 1-3) kekentalan produk tersebut.

Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi

dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 53,33 % panelis menyukai

kekentalan produk tersebut, sekitar 13,33 % panelis menunjukkan

Page 54: Dim Ethic One

respon biasa, dan sekitar 33,33 % panelis menunjukkan respon tidak

suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap produk

skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon

sekitar 40 % panelis menyukai kekentalan produk tersebut, sekitar

23,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 %

panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan produk.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % memiliki respon

sebanyak 33,33 % panelis menyukai kekentalan produk, sekitar

26,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 % panelis

tidak suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap

produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat

respon sekitar 30 % panelis menyukai kekentalan produk tersebut,

sekitar 13,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 56,67

% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan

produk.

Kekentalan produk sangat erat kaitannya dengan nilai

viskositas produk tersebut, dimana produk yang mempunyai nilai

viskositas tinggi cenderung lebih kental dibandingkan dengan

produk yang nilai viskositasnya lebih rendah.

3. Uji hedonik terhadap kesan/rasa lengket di kulit

Penilaian organoleptik terhadap kesukaan panelis pada

kesan/rasa lengket di kulit dilakukan dengan cara mengoleskan

produk ke punggung tangan panelis. Selanjutnya diberikan penilaian

terhadap kesan/rasa lengket yang dirasakan setelah pemakaian

produk. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 14.

Nilai kesukaan panelis terhadap kesan/rasa lengket di kulit

produk skin lotion berkisar antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat

suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 %.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 2, 4, dan 5 % memiliki nilai

antara 2 (tidak suka) - 7 (sangat suka).

Uji Friedman (Lampiran 17c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

Page 55: Dim Ethic One

kesukaan panelis pada kesan/rasa lengket skin lotion setelah

pemakaian. Hal ini diduga karena dimethicone yang ditambahkan

pada formula tidak meninggalkan rasa lengket yang berlebihan pada

kulit setelah pemakaian.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 14. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kesan/rasa lengket skin lotion di kulit

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa produk yang memiliki

respon tertinggi adalah skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3

% yaitu sekitar 53,33 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit

(tingkat kesukaan 5-7), 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa

(tingkat kesukaan 4), dan sekitar 20 % tidak menyukai kesan/rasa

lengket di kulit (tingkat kesukaan 2-3). Hasil penilaian terhadap

produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat

respon sekitar 50 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit,

sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 23,33

% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa

lengket di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan

konsentrasi dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 46,67 %

panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit, sekitar 26,67 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 % panelis

menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon

1 sangat tidak suka

Page 56: Dim Ethic One

sebanyak 43,33 % panelis menyukai kesan/rasa lengket di kulit,

sekitar 30 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 %

panelis tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit. Hasil

penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi

dimethicone 1 % mendapat respon sekitar 40 % panelis menyukai

kesan/rasa lengket di kulit produk tersebut, sekitar 26,67 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 33,33 % panelis

menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit.

Penggunaan dimethicone dalam formulasi menyebabkan

produk tidak terlalu lengket setelah pemakaian, hal ini berkaitan

dengan kemampuan diemthicone yang mampu membentuk lapisan

film pada kulit sehingga membuat kulit terasa halus dan tidak

lengket.

4. Uji hedonik terhadap kesan/rasa dingin di kulit

Penilaian organoleptik terhadap kesukaan kesan/rasa dingin di

kulit dilakukan dengan cara menilai kesan/rasa dingin pada waktu

pemakaian produk. Penilaian organoleptik terhadap kesukaan

panelis pada kesan/rasa dingin di kulit dilakukan dengan cara

mengoleskan produk pada punggung tangan panelis dan selanjutnya

diberikan penilaian terhadap kesan/rasa dingin yang dirasakan pada

waktu pemakaian produk. Tingkat kesukan yang tinggi mewakili

adanya kesan/rasa dingin yang ditinggalkan di kulit setelah

pemakaian.

Nilai kesukaan panelis terhadap kesan/rasa dingin produk skin

lotion di kulit berkisar antara 2 (tidak suka) - 6 (suka) untuk produk

dengan konsentrasi dimethicone 1 %. Produk dengan konsentrasi

dimethicone 2 % dan 3 % memiliki nilai antara 3 (agak tidak suka) -

6 (suka). Sedangkan untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 4

% dan 5 % memiliki nilai antara 3 (agak tidak suka) - 7 (sangat

suka).

Uji Friedman (Lampiran 18c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

Page 57: Dim Ethic One

kesukaan panelis pada kesan/rasa dingin setelah pemakaian. Hasil

penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 15.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 15. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kesan/rasa dingin skin lotion di kulit

Hasil dari uji Friedman menunjukkan bahwa konsentrasi

dimethicone 2 % memiliki respon disukai tertinggi yaitu sekitar 60

% panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit (tingkat kesukaan 5-

6), 23,33 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4),

dan sekitar 16,67 % tidak menyukai kesan/rasa dingin di kulit

(tingkat kesukaan 2-3). Hasil penilaian terhadap produk skin lotion

dengan konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 53,33

% panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar 40 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis menunjukkan

respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Hasil penilaian

terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 4 %

mendapat respon sekitar 43,33 % panelis menyukai kesan/rasa

dingin di kulit produk tersebut, sekitar 36,67 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 % panelis menunjukkan

respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Produk dengan

konsentrasi dimethicone 5 % memiliki respon sebanyak 40 %

panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar 43,33 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 % panelis tidak suka

1 sangat tidak suka

Page 58: Dim Ethic One

terhadap kesan/rasa dingin di kulit. Hasil penilaian terhadap produk

skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon

sekitar 36,67 % panelis menyukai kesan/rasa dingin di kulit, sekitar

43,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 %

panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan/rasa dingin

di kulit.

Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat

diketahui bahwa dengan semakin banyaknya konsentrasi

dimethicone yang ditambahkan maka rata-rata penilaian terhadap

kesan/rasa dingin cenderung naik. Rasa dingin pada produk diduga

dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung di dalam produk.

Berdasarkan hasil analisis efektivitas kandungan humektan, semakin

tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan semakin sedikit

kehilangan air yang terjadi pada produk karena adanya kemampuan

dimethicone dalam mempertahankan kandungan air produk.

5. Uji hedonik terhadap aroma

Penilaian organoleptik kesukaan terhadap aroma bertujuan

untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap aroma produk yang

dihasilkan. Panelis pada umunya lebih menyukai aroma yang tahan

lama dan berbau segar. Pengujian dilakukan dengan cara mencium

aroma produk tersebut.

Nilai kesukaan panelis terhadap aroma produk skin lotion

berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7 (sangat suka) untuk produk

dengan konsentrasi dimethicone 1 % dan 3 %. Produk dengan

konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 7

(sangat suka), sedangkan untuk produk dengan konsentrasi

dimethicone 4 % memiliki nilai antara 2 (tidak suka) - 6 (suka), dan

5 % memiliki nilai antara 1 (sangat tidak suka) - 6 (suka).

Uji Friedman (Lampiran 19c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

kesukaan panelis pada aroma skin lotion setelah pemakaian. Hasil

penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 16.

Page 59: Dim Ethic One

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

1 sangat tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 16. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap aroma

skin lotion

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi

dimethicone 2 % mendapatkan respon tertinggi yaitu sekitar 53,33 %

panelis menyukai aroma produk (tingkat kesukaan 5-7), 23,33 %

panelis menunjukkan respon biasa (tingkat kesukaan 4), dan sekitar

23,33 % tidak menyukai aroma produk tersebut (tingkat kesukaan 2-

3). Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi

dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 50 % panelis menyukai

aroma produk tersebut, sekitar 23,33 % panelis menunjukkan respon

biasa, dan sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka

terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion

dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat respon sekitar 43,33

% panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 16,67 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 % panelis menunjukkan

respon tidak suka terhadap aroma produk. Produk dengan

konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon sebanyak 40 %

panelis menyukai aroma produk, sekitar 23,33 % panelis

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 % panelis tidak suka

terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion

dengan konsentrasi dimethicone 5 % mendapat respon sekitar 33,33

% panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 20 % panelis

Page 60: Dim Ethic One

menunjukkan respon biasa, dan sekitar 46,67 % panelis

menunjukkan respon tidak suka terhadap aroma produk.

Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat

diketahui bahwa dengan banyaknya konsentrasi dimethicone yang

ditambahkan berpengaruh nyata terhadap rata-rata penilaian

kesan/aroma pada produk. Aroma pada skin lotion diduga berasal

dari komponen volatil yang terkandung pada parfum yang

ditambahkan pada saat pembuatan skin lotion.

6. Uji hedonik terhadap homogenitas

Penilaian terhadap homogenitas dilakukan dengan cara

mengamati penampakan fisik dari sistem skin lotion yang terbentuk.

Homogenitas menunjukkan tingkat pencampuran bahan-bahan

dalam formula skin lotion.

Berdasarkan kesukaan terhadap homogenitas produk skin

lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 1 (sangat tidak suka) - 7

(sangat suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 %.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai antara 2

(tidak suka) - 7 (sangat suka), sedangkan produk dengan konsentrasi

dimethicone 3, 4, dan 5 % memiliki nilai 3 (agak tidak suka) - 7

(sangat suka).

Uji Friedman (Lampiran 20c) menunjukkan bahwa masing-

masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap

kesukaan panelis pada homogenitas skin lotion. Hasil penilaian

kesukaan panelis terhadap homogenitas dapat dilihat pada Gambar

17.

Page 61: Dim Ethic One

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)

Pers

enta

si fr

ekue

nsi p

anel

is (%

)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

1 sangat tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 17. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

homogenitas skin lotion

Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap

homogenitas produk (Lampiran 20b) menunjukkan bahwa

konsentrasi dimethicone 4 % mendapatkan respon tertinggi yaitu

sekitar 73,33 % panelis menyukai homogenitas produk (tingkat

kesukaan 5-7), 20 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat

kesukaan 4), dan sekitar 6,67 % tidak menyukai homogenitas

produk tersebut (tingkat kesukaan 3). Hasil penilaian terhadap

produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat

respon sekitar 70 % panelis menyukai homogenitas produk tersebut,

sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33

% panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas

produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan

konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 66,67 %

panelis menyukai homogenitas produk tersebut, sekitar 16,67 %

panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 % panelis

menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas produk.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 5 % memiliki respon

sebanyak 63,33 % panelis menyukai homogenitas produk, sekitar 30

% panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis

tidak suka terhadap homogenitas produk. Hasil penilaian terhadap

produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 % mendapat

Page 62: Dim Ethic One

respon sekitar 63,33 % panelis menyukai homogenitas produk

tersebut, sekitar 20 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar

16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap

homogenitas produk.

Hasil respon di atas diduga karena dalam mengamati

homogenitas sedikit banyak panelis dipengaruhi oleh warna produk.

Menurut Suryani et al., (2000) semakin tinggi tingkat kehomogenan

suatu produk maka warnanya semakin putih ke arah transparan.

7. Uji hedonik terhadap kesan/rasa lembut di kulit

Penilaian terhadap kesan/rasa lembut di kulit dilakukan

dengan cara mengoleskan skin lotion pada bagian tangan panelis.

Kemudian panelis merasakan kesan/rasa lembut setelah beberapa

saat dioleskan pada kulit. Uji kesukaan terhadap kesan/rasa lembut

ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penambahan konsentrasi

dimethicone sebagai pelembut pada produk yang dihasilkan.

Berdasarkan kesukaan terhadap kesan lembut di kulit produk

skin lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 2 (tidak suka) - 7

(sangat suka) untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 %dan

2 %. Konsentrasi dimethicone 3 % memiliki nilai antara 1 (sangat

tidak suka) - 6 (suka), sedangkan produk dengan konsentrasi

dimethicone 4, dan 5 % memiliki nilai 3 (agak tidak suka) - 7

(sangat suka).

Berdasarkan uji Friedman (Lampiran 21c) menunjukkan

bahwa masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda

nyata terhadap kesukaan panelis pada kesan lembut skin lotion.

Hasil penilaian kesukaan panelis terhadap kesan lembut dapat dilihat

pada Gambar 18.

Page 63: Dim Ethic One

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5

Konsentrasi dimethicone (%)Pe

rsen

tasi

frek

uens

i pan

elis

(%)

7 sangat suka

6 suka

5 agak suka

4 biasa

3 agak tidak suka

2 tidak suka

1 sangat tidak suka

Tingkat kesukaan

Gambar 18. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap

kesan lembut skin lotion

Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap

kesan lembut produk (Lampiran 21b) menunjukkan bahwa

konsentrasi dimethicone 5 % mendapatkan respon tertinggi yaitu

sekitar 83,33 % panelis menyukai kesan lembut produk (tingkat

kesukaan 5-7), 13,33 % panelis menunjukkan respon biasa (tingkat

kesukaan 4), dan sekitar 3,33 % tidak menyukai kesan lembut

produk tersebut (tingkat kesukaan 3). Hasil penilaian terhadap

produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 % mendapat

respon sekitar 66,67 % panelis menyukai kesan lembut produk

tersebut, sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon biasa, dan

sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap

kesan lembut produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion

dengan konsentrasi dimethicone 3 % mendapat respon sekitar 63,33

% panelis menyukai kesan lembut produk tersebut, sekitar 30 %

panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 % panelis

menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan lembut produk.

Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 % memiliki respon

sebanyak 60 % panelis menyukai kesan lembut produk, sekitar

23,33 % panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 %

panelis tidak suka terhadap kesan lembut produk. Hasil penilaian

terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 %

Page 64: Dim Ethic One

mendapat respon sekitar 56,67 % panelis menyukai kesan lembut

produk tersebut, sekitar 26,67 % panelis menunjukkan respon biasa,

dan sekitar 16,67 % panelis menunjukkan respon tidak suka

terhadap kesan lembut produk.

Berdasarkan uji kesukaan panelis terhadap kesan lembut

diperoleh bahwa konsentrasi dimethicone 5 % mendapatkan respon

suka tertinggi, hal ini sesuai dengan fungsi dimethicone sebagai

pelembut pada sikin lotion yang dihasilkan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi penambahan dimethicone maka

skin lotion yang dihasilkan pun semakin lembut.

B. ANALISIS KESTABILAN PRODUK SELAMA PENYIMPANAN

Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas skin lotion dengan

menyimpan produk selama 1 bulan pada 3 suhu yang berbeda, yaitu 25°C,

45°C, dan 50°C. Karena menurut Barnett (1972), emulsi suatu produk

kosmetika harus stabil pada suhu 45°C sampai 50°C dan suhu kamar. Skin

lotion yang disimpan harus tetap stabil dan dapat dituang.

Selain itu menurut Barnett (1972), pengujian terhadap kestabilan suatu

emulsi diperlukan waktu sekitar 12 bulan, dimana pengukuran dilakukan

setiap hari pada 2 minggu pertama, setiap minggu pada 3 bulan berikutnya,

dan setiap bulannya sampai 12 bulan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk mempercepat waktu

analisis dalam hal menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan

suhu penyimpanan 50°C. Menurut Connors (1932), suhu tersebut merupakan

suhu ekstrim bagi produk emulsi, dengan semakin stabilnya produk yang

disimpan pada suhu ekstrim menunjukkan bahwa produk lotion yang

dihasilkan relatif stabil untuk jangka waktu yang lama (kurang lebih 9 bulan).

Pada penelitian ini produk juga disimpan pada suhu 25°C sebagai kontrol.

a. Stabilitas Emulsi

Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada produk skin lotion yang telah

mengalami penyimpanan selama 1 bulan pada suhu 25°C berkisar antara

71,65 % sampai 82,46 %. Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari

Page 65: Dim Ethic One

pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25°C dapat dilihat pada

Gambar 18.

Suhu 25°C pada penelitian ini digunakan sebagai kontrol atau

pembanding karena pada suhu tersebut produk tidak banyak mengalami

perubahan terutama oleh panas, dalam hal ini suhu tersebut merupakan

kondisi normal bagi produk. Produk yang masih stabil ketika disimpan

pada suhu 25°C selama 1 bulan diduga dapat disimpan selama 12 bulan.

Hasil analisis stabilitas produk yang dihasilkan dapat dilihat pada

Gambar 19.

y = -0.5086x + 82.683R2 = 0.9062

y = -0.5378x + 82.03R2 = 0.9068

y = -0.4081x + 80.241R2 = 0.9377

y = -0.1943x + 78.892R2 = 0.6459

y = -0.3538x + 73.58R2 = 0.8652

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Stab

ilita

s E

mul

si (%

)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 19. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu

25°C

Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat

dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun

pada penyimpanan hari ke-10 dan mulai stabil pada hari ke-15. Pada

suhu 25°C nilai stabilitas emulsi tidak terlalu mengalami penurunan

apabila dibandingkan dengan nilai stabilitas emulsi sebelum

penyimpanan. Hal ini disebabkan karena pada suhu 25°C, panas tidak

terlalu tinggi sehingga bahan-bahan yang terdapat dalam produk tidak

Page 66: Dim Ethic One

begitu mengalami pencairan sehingga viskositas produk juga dapat

dipertahankan.

Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan

produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat

kestabilan produk (Laksono, 2004). Nilai stabilitas paling tinggi

diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % dengan nilai R2

0,9377 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone

2 % dengan nilai R2 0,6459. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada

suhu 25°C produk ini relatif masih stabil dalam jangka waktu kurang

lebih 1 tahun.

Pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % memiliki nilai

kemiringan yang lebih kecil dibandingkan dengan produk dengan

konsentrasi dimethicone lainnya atau mendekati lurus. Hal tersebut

menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki nilai stabilitas emulsi

yang cenderung stabil karena penurunannya tidak terlalu tinggi.

Sedangkan pada suhu 45°C nilai rata-rata stabilitas emulsi

cenderung menurun, yaitu berkisar antara 70,66 % sampai 82,41 %.

Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan

stabilitas pada suhu 45°C dapat dilihat pada Gambar 20.

y = -0.7022x + 82.509R2 = 0.8858

y = -0.8271x + 82.011R2 = 0.9234

y = -0.8578x + 81.288R2 = 0.8482y = -0.456x + 78.971

R2 = 0.7365

y = -0.5591x + 73.766R2 = 0.8833

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Stab

ilita

s E

mul

si (%

)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 20. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu

45°C

Page 67: Dim Ethic One

Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat

dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun

pada penyimpanan hari ke-10. Pada suhu 45°C stabiitas emulsi

mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan karena adanya

penurunan viskositas pada produk. Penurunan viskositas pada

penyimpanan dengan suhu 45°C disebabkan karena pada suhu yang

lebih tinggi panas yang dihasilkan menyebabkan skin lotion mengalami

pencairan.

Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan

produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat

kestabilan produk. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh produk dengan

konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,9234 dan nilai terendah

pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % dengan nilai R2

0,7365. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk masih stabil dalam

jangka waktu kurang lebih 9 bulan.

Dilihat dari nilai kemiringannya produk dengan konsentrasi

dimethicone 1 % lebih cenderung menunjukkan penurunan yang tidak

terlalu tinggi dibandingkan dengan produk dengan konsentrasi

dimethicone yang lain sehingga nilai stabilitas emulsinya juga

cemderung lebih stabil dibandingkan dengan produk lain.

Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada suhu 50°C berkisar antara

70,14 % sampai 82,32 %. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

suhu penyimpanan nilai stabilitas cenderung mengalami penurunan.

Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan

stabilitas pada suhu 50°C dapat dilihat pada Gambar 21.

Page 68: Dim Ethic One

y = -0.7339x + 82.263R2 = 0.8727

y = -0.8637x + 81.665R2 = 0.9509

y = -0.7303x + 80.335R2 = 0.9112

y = -0.6535x + 79.093R2 = 0.8429

y = -0.6041x + 73.667R2 = 0.8625

64

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Stab

ilita

s E

mul

si (%

)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 21. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu

50°C

Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat

dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun

pada penyimpanan hari ke-15. Pada suhu 50°C stabilitas emulsi

mengalami penurunan, karena adanya penurunan viskositas pada produk

yang disebabkan karena adanya panas pada suhu yang lebih tinggi

menyebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam skin lotion

mengalami pencairan.

Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan

produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka semakin tinggi tingkat

kestabilan produk (Laksono, 2004). Nilai stabilitas paling tinggi

diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 % dengan nilai R2

0,9112 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone

2 % dengan nilai R2 0,8429. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa

nilai R2 masih bernilai lebih dari 0,5 menunjukkan bahwa produk

tersebut diperkirakan masih dapat stabil dalam jangka waktu kurang

lebih 9 bulan.

Page 69: Dim Ethic One

Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi

dimethicone 1 % menunjukkan penurunan nilai stabilitas yang tidak

terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.

Produk emulsi yang tidak stabil dapat dilihat secara kasat mata,

dimana produk mengalami pemisahan menjadi lapisan-lapisan, terjadi

penurunan berat, terjadi perubahan warna, dan bau pada produk. Menurut

Suryani et al., (2000) ketidakstabilan suatu emulsi dapat ditunjukkan

dalam 3 bentuk yaitu creaming, inversi, dan demulsifikasi.

Selain itu, menurut Suryani et al., (2000) beberapa usaha untuk

mempertahankan stabilitas emulsi suatu produk sebelum proses

pembuatan emulsi yaitu antara lain pemilihan jenis dan jumlah emuslifier

serta pemilihan dan jumlah stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat

proses pembentukan emulsi juga memberikan pengaruh pada

terbentuknya emulsi yang stabil.

b. Viskositas

Viskositas merupakan salah faktor yang mempengaruhi stabilitas

emulsi. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan

yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi. Semakin tinggi

viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena

pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu

bahan Schmitt (1996).

Berdasarkan hasil yang didapat, nilai rata-rata viskositas setelah

produk mengalami penyimpanan yaitu berkisar antara 4.668,75 cP

sampai 7.593,75 cP (Lampiran 8). Nilai viskositas skin lotion setelah

penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 22.

Page 70: Dim Ethic One

y = -42.536x + 7652R2 = 0.982

y = -80.893x + 6473.8R2 = 0.825

y = -60x + 6316.3R2 = 0.8479

y = -99.643x + 6117.5R2 = 0.89

y = -155.89x + 6148.8R2 = 0.93285000

5250

5500

5750

6000

6250

6500

6750

7000

7250

7500

7750

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Vis

kosi

tas

(cP)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 22. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 25°C

Pada gambar tersebut terlihat bahwa semua produk mengalami

penurunan nilai viskositas, tetapi penurunan nilai tersebut tidak terlalu

besar. Hal ini dikarenakan pada suhu 25°C panas tidak terlalu tinggi

sehingga bahan-bahan yang terkandung di dalamnya pun tidak terlalu

mengalami pencairan. Selain itu, panas yang tidak terlalu tinggi pada

suhu 25°C tidak menyebabkan penguapan air yang tinggi sehingga

viskositasnya dapat dipertahankan.

Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat

dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan untuk turun

pada penyimpanan hari ke-10. Nilai R2 pada grafik kecenderungan

menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R2

maka semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai

viskositas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi

dimethicone 5 % dengan nilai R2 0,982 dan nilai terendah pada produk

dengan konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,825. Selain itu,

dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi

dimethicone 5 % menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak

Page 71: Dim Ethic One

terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya sehingga

nilainya pun cenderung lebih stabil.

Sedangkan pada suhu 45°C dan suhu 50°C, nilai viskositas produk

mengalami penurunan yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar 23 dan Gambar 24.

y = -245.36x + 7296.3R2 = 0.9945

y = -118.93x + 6535R2 = 0.9788

y = -161.25x + 6423.8R2 = 0.9914

y = -137.68x + 6072.5R2 = 0.9944

y = -147.86x + 5867.5R2 = 0.981

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Vis

kosi

tas

(cP)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 23. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 45°C

Nilai viskositas pada suhu 45°C mengalami penurunan selama

penyimpanan. Penurunan ini dapat disebabkan karena adanya penguapan

air yang terkandung pada skin lotion karena adanya panas pada suhu

45°C dan 50°C. Penurunan viskositas ini sesuai dengan adanya

penurunan stabilitas emulsi produk.

Berdasarkan grafik kecenderungan pada Gambar 23 dan Gambar

24, dapat dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan

untuk turun pada penyimpanan hari ke-10 dan terus mengalami

penurunan. Nilai R2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai

kestabilan viskositas produk, yaitu semakin tinggi nilai R2 maka

semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai viskositas

pada suhu 45°C paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi

Page 72: Dim Ethic One

dimethicone 5 % dengan nilai R2 0,9945 dan nilai terendah pada produk

dengan konsentrasi dimethicone 4 % dengan nilai R2 0,9788.

Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi

dimethicone 4 % menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak

terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.

y = -309.11x + 7453.8R2 = 0.9923

y = -180x + 6192.5R2 = 0.9778

y = -268.93x + 6466.3R2 = 0.9887

y = -192.32x + 6038.8R2 = 0.9737

y = -184.82x + 5793.8R2 = 0.9982

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

Vis

kosi

tas

(cP)

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 24. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 50°C

Sedangkan pada suhu 50°C nilai viskositas paling tinggi diperoleh

produk dengan konsentrasi dimethicone 1 % dengan nilai R2 0,9982 dan

nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 % dengan

nilai R2 0,9737. Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan

konsentrasi dimethicone 4 % menunjukkan penurunan nilai viskositas

yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa nilai R2 masih berada di

atas 0,5 sehingga dapat diperkirakan produk tersebut masih stabil dalam

jangka waktu kurang lebih 9 bulan.

c. Nilai pH

Derajat keasaman (pH) merupakan nilai yang menunjukkan sifat

asam atau basa suatu bahan. Sifat keasaman suatu produk kosmetika

Page 73: Dim Ethic One

sangat penting untuk diketahui karena pemakaiannya yang langsung

berhubungan dengan kulit. Nilai pH yang tidak sesuai dengan pH kulit

akan menyebabkan kulit mengalami iritasi dan membuat fungsi

kosmetika sebagai pelindung dan perawat tubuh menjadi tidak

sebagaimana mestinya.

Nilai rata-rata pH produk setelah penyimpanan selama 1 bulan

berkisar antara 6,39 sampai 7,15. Hubungan konsentrasi dimethicone dan

hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25°C dapat dilihat pada

Gambar 25. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai pH

semakin naik dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang

digunakan.

y = 0.019x + 6.9927R2 = 0.9839

y = 0.0214x + 6.9133R2 = 0.8945

y = 0.0169x + 6.8893R2 = 0.9412

y = 0.0277x + 6.7263R2 = 0.9031

y = 0.0134x + 6.5947R2 = 0.9059

6.50

6.60

6.70

6.80

6.90

7.00

7.10

7.20

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

pH

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 25. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu

25°C

Nilai pH mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan suhu,

dimana pada suhu 50°C, nilai rata-rata pH produk lebih tinggi daripada

nilai rata-rata pH produk yang disimpan pada suhu 45°C (Gambar 25).

Begitu pula nilai pH pada suhu 45°C lebih tinggi daripada nilai pH pada

suhu kamar. Nilai pH pada waktu analisis kestabilan produk mengalami

kenaikan, hal tersebut diduga karena adanya bahan aktif pada produk

Page 74: Dim Ethic One

yang diperkirakan terurai akibat pemanasan sehingga meningkatkan pH

produk. Peningkatan pH juga diduga karena rusaknya bahan-bahan lain

yang terkandung pada produk karena pemanasan yang tinggi.

y = 0.0371x + 6.895

R2 = 0.8412

y = 0.0349x + 6.8263R2 = 0.8597

y = 0.0527x + 6.7313R2 = 0.9241

y = 0.0387x + 6.632R2 = 0.888

y = 0.0193x + 6.4033R2 = 0.8891

6.00

6.20

6.40

6.60

6.80

7.00

7.20

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

pH

1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 26. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu

45°C

Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa kenaikan nilai pH cenderung

terlihat pada saat 10 hari pertama. Hal ini dikarenakan panas yang

terdapat pada suhu penyimpanan 45°C cenderung semakin stabil dan

semakin tinggi. Berdasarkan Gambar 27 dapat dilihat bahwa pH juga

mengalami kenaikan sesuai dengan lamanya penyimpanan dan

konsentrasi dimethicone yang digunakan.

Page 75: Dim Ethic One

y = 0.026x + 6.974R2 = 0.7417

y = 0.0546x + 6.7623R2 = 0.9227y = 0.0721x + 6.6733

R2 = 0.8932

y = 0.0353x + 6.5473R2 = 0.7419

y = 0.0369x + 6.3427R2 = 0.977

6.00

6.20

6.40

6.60

6.80

7.00

7.20

5 10 15 20 25 30

Penyimpanan hari ke -

pH1%

2%

3%

4%

5%

konsentrasi dimethicone (%)

Gambar 27. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama

penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu

50°C

Berdasarkan grafik tersebut, pada suhu 50°C kestabilan pH masih

dapat diperkirakan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan, karena

nilai R2 masih berada di atas 0,5. Selain itu, dilihat dari nilai

kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 5 %

menunjukkan kenaikan nilai pH yang tidak terlalu tinggi bila

dibandingkan dengan produk lainnya.

Kestabilan produk yang dihasilkan, diperkirakan masih dapat

bertahan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap stabilitas emulsi, viskositas, dan nilai

pH produk selama masa penyimpanan pada suhu 45°C dan suhu 50°C

yang merupakan suhu ekstrim bagi produk-produk emulsi.

Page 76: Dim Ethic One

C. PEMILIHAN ALTERNATIF PERLAKUAN TERBAIK DENGAN

METODE PEMBOBOTAN SECARA SUBJEKTIF

Pembobotan secara subjektif digunakan untuk mendapatkan perlakuan

terbaik yang didasarkan pada total nilai tertinggi pada masing-masing

perlakuan. Pembobotan dilakukan terhadap parameter uji fisiko kimia, dan

kesukaan.

Parameter uji fisiko kimia yang mendapatkan pembobotan meliputi

stabilitas, viskositas, pH, efektivitas kandungan humektan, dan kadar

air.Pembobotan terhadap parameter uji kesukaan meliputi warna, kekentalan,

rasa lengket, rasa dingin, aroma, homogenitas, dan kesan lembut.

Nilai kepentingan yang digunakan terdiri dari 3 nilai numerik dimana 3

mewakili nilai penting, nilai 2 mewakili nilai biasa, dan nilai 1 mewakili nilai

tidak penting. Dasar pertimbangan penentuan nilai kepentingan untuk masing-

masing parameter dapat dilihat pada Tabel 5. Total pembobotan terhadap uji

fisiko kimia dan uji kesukaan disajikan pada Tabel 6.

Pada Tabel 6 terlihat bahwa nilai terbesar dihasilkan pada penambahan

konsentrasi dimethicone 5 % dengan total nilai perlakuan sebesar 3,77.

Perlakuan konsentrasi dimethicone terbaik ini juga didukung oleh analisa sifat

fisiko kimia dan hasil uji kesukaan oleh panelis.

Page 77: Dim Ethic One

Tabel 5. Penilaian kepentingan setiap parameter fisikokimia dan uji hedonik

Parameter

Analisis Dasar Pertimbangan Kepentingan

Nilai

Kepentingan

A. Objektif

pH Nilai pH merupakan parameter yang cukup

penring karena berhubungan dengan pH kulit. 1

Viskositas Viskositas berhubungan dengan nilai stabilitas

emulsi dan kekentalan produk. 3

Stabilitas

emulsi

Stabilisasi emulsi berpengaruh pada umur simpan

skin lotion. 3

Efektivitas

kandungan

humektan

Kemampuan humektan dalam mempertahankan

kandungan air penting untuk mencegah

kekeringan pada kulit.

3

Kadar air Kadar air pada skin lotion berpengaruh pada

stabilitas emulsi selama penyimpanan. 1

B. Subjektif

Warna Warna skin lotion berhubungan dengan kesan

pertama dari penampilan produk. 1

Kekentalan Kekentalan berhubungan dengan sifat fisik skin

lotion yaitu dapat dituang pada suhu kamar. 3

Rasa lengket

Rasa lengket merupakan parameter yang penting

karena berhubungan dengan kenyamanan setelah

pemakaian skin lotion.

1

Rasa dingin Kesukaan terhadap rasa dingin merupakan

parameter organoleptik yang cukup penting. 2

Aroma Aroma merupakan salah satu parameter

organoleptik yang cukup penting. 1

Homogenitas Homogenitas yang tinggi menunjukkan proses

pencampuran yang baik. 1

Kesan lembut

Kesan lembut berhubungan dengan adanya

penambahan konsentrasi dimethicone pada skin

lotion.

3

Page 78: Dim Ethic One

Tabel 6, Hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan Keterangan : N : Nilai score B : Hasil perkalian antara bobot dengan nilai score

Konsentrasi dimethicone (%) 1 2 3 4 5

Parameter

Nilai kepentingan Bobot

N B N B N B N B N B A. Objektif 1. pH 1 0,05 5 0,23 4 0,18 3 0,14 2 0,09 1 0,05 2. Stabilitas

emulsi 3 0,14 1 0,14 2 0,27 3 0,41 4 0,55 5 0,68

3. Viskositas 3 0,14 1 0,14 2 0,27 3 0,41 4 0,55 5 0,68 4. Efektivitas

kandungan humektan

3 0,14 1 0,14 2 0,27 4 0,55 3 0,41 5 0,68

5. Kadar air 1 0,05 5 0,23 4 0,18 3 0,14 2 0,09 1 0,05 B. Subjektif 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1. Warna 1 0,05 2 0,09 3 0,14 1 0,05 5 0,23 4 0,18 2. Kekentalan 1 0,05 3 0,14 1 0,05 2 0,09 5 0,23 4 0,18 3. Rasa lengket 2 0,09 1 0,09 4 0,36 5 0,45 2 0,18 3 0,27 4. Rasa dingin 2 0,09 1 0,09 5 0,45 4 0,36 3 0,27 2 0,18 5. Aroma 1 0,05 3 0,14 5 0,23 4 0,18 2 0,09 1 0,05 6. Homogenitas 1 0,05 4 0,18 1 0,05 3 0,14 5 0,23 2 0,09 7. Kesan lembut 3 0,14 4 0,55 1 0,14 3 0,41 2 0,27 5 0,68 C. Jumlah 22 1 2,14 2,59 3,32 3,18 3,77

Page 79: Dim Ethic One

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Konsentrasi dimethicone terbaik adalah konsentrasi 5 %. Hasil ini

didapatkan dari hasil pembobotan berdasarkan nilai kepentingan. Berdasarkan

rekapitulasi hasil karakteristik skin lotion, konsentrasi dimethicone 5 %

mempunyai nilai stabilitas emulsi sebesar 82,55 %, nilai viskositas 7.556,25

cP, nilai efektivitas kandungan humektan dalam mempertahankan kadar air

20,33 %, sedangkan nilai kadar air 46,47 %.

Nilai pH produk yang dihasilkan berkisar antara 7,05 - 6,46. Nilai

tersebut masih masuk dalam rentang nilai pH yang disyaratkan oleh Standar

Nasional Indonesia tentang lotion bayi 16.4952.1998 yaitu 4,5-7,5. Hal ini

menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan cukup aman untuk digunakan

pada kulit.

Respon panelis terhadap kesukaan pada produk dengan konsentrasi 5 %

adalah sebanyak 53,34 % panelis menyukai warnanya dengan tingkat

kesukaan sangat suka sampai agak suka, 53,33 % panelis menunjukkan respon

suka terhadap kekentalan produk dengan tingkat kesukaan sangat suka sampai

agak suka, 46,67 % panelis suka terhadap kesan/rasa lengket di kulit dengan

tingkat kesukaan sangat suka sampai agak suka, sebanyak 40 % panelis

menunjukkan respon suka terhadap kesan/rasa dingin di kulit dengan tingkat

kesukaan sangat suka sampai agak suka, 33,33 % panelis menyukai aroma

produk dengan tingkat kesukaan suka sampai agak suka, sebanyak 60 %

panelis menunjukkan respon suka terhadap homogenitas produk dengan

tingkat kesukaan sangat suka sampai agak suka, dan sekitar 83,33 % panelis

menyukai kesan lembut produk setelah dioleskan pada kulit dengan tingkat

kesukaan sangat suka sampai agak suka.

Berdasarkan hasil uji stabilitas terhadap skin lotion, dapat disimpulkan

bahwa produk tersebut relatif masih stabil untuk disimpan dalam jangka

waktu lebih dari 9 bulan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyimpanan

produk selama 1 bulan pada suhu 50°C yang merupakan suhu ekstrim bagi

produk emulsi. Stabilitas emulsi setelah penyimpanan pada suhu 50°C selama

Page 80: Dim Ethic One

1 bulan yaitu berkisar antara 78,14 % - 70,14 %, nilai viskositas berkisar

antara 5.568,75 cP - 4.668,75 cP, sedangkan nilai pH berkisar antara 7,11 -

6,57. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan nilai stabilitas emulsi, nilai

viskositas, dan nilai pH sebelum penyimpanan.

B. SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kecepatan putar

pengadukan dan waktu pengadukan agar produk yang dihasilkan lebih

homogen. Selain itu, perlu dikaji kelayakan usaha terlebih dahulu jika ingin

diaplikasikan pada skala industri.

Page 81: Dim Ethic One

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta. Balsam, M. S., S. D. Gerson, M. M. Reiger., E. Sagarin dan S. J. Striange. 1972.

Cosmetics Science and Technology. United States of America. Barnett, G. 1972. Emollient Cream and Lotions. Di dalam Cosmetics and Science

Technology. Volume I. Willey-Interscience, New York. Bennet, H. 1947. Practical Emulsion. Chemical Publ. Co., Inc, USA. Connors, K. A., L. A. Gordon, V. J. Stella. 1992. Stabilitas Kimiawi Sediaan

Farmasi. Di dalam Laksono, Y. T. 2004. Kajian Pengaruh Penggunaan Palm DEA (Dietanolamida) dari Asam Laurat Minyak Inti Sawit terhadap Mutu Shampoo.Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

De Navarre, M. G. 1945. The Effect of Polyols on Emulsions. Proc. Sci. Sec.

TGA, 47:22. Glicksman, M. 1969. Gum Technology in Food Industry. Academic Press, New

York. Jellinek, J. S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. John Willey and

Sons, New York. Keithler, W. M. R. 1956. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics

Specialties. Drug and Cosmetic Industry, New York. Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier, New York. Nowak, G. A. 1962. Cosmetics Preparations. Verlag Fur Chem. Industria H.

Ziolkolosky KG, Aygsburg. Rahayu, P. 1997. Uji Organoleptik. Jurusan teknologi Pangan dan Gizi. Institut

Pertanian Bogor, Bogor. Schmitt, W. H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D. F and W. H. Schmitt

(Ed). 1996. Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional, London.

Simanjutak, T. 2000. Studi Awal Penggunaan Khitosan dari Limbah Udang

sebagai Bahan Subtitusi pada Hand and Body Lotion. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 82: Dim Ethic One

SNI.16.4952.1998. Lotion Bayi. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta. Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil

Pertanian. Bharata Karya Aksara. Jakarta. Strianse, S. J. 1996. Hands Creams and Lotion in Cosmeetics Science and

Technology. Volume I. 2nd Ed. Willy Interscience, a Division of John Wiley and Sons, Inc. New York.

Sudarmadji, T. R., B. Haryono dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan

Pertanian. Liberty. Yogyakarta. Sudarwanto, B. 1996. Efek Samping Kosmetik. Di dalam : Sapnianti. 2002.

Pemanfaatan Khitosan pada Pembuatan Skin Cream. Skripsi. Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suryani, A., I. Sailah., E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi

Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Takeo, M. 1997. New Cosmetics Science. Elsevier Shiseido Co., Ltd. The

Netherlands. 315-330 p Tono, E. 1996. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Rineka Cipta.

Jakarta. Warta Konsumen. 1987. Wanita Korban Kosmetik. Edisi Tahun XI. No.

130/1987. Hal 6 dan 25. Wasitaatmadja, S. M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetika Medik. Penerbit

Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Wilkinson, J. B., R. Clark., E. Green., T.P. McLaughlin. 1962. Modern

Cosmeticology. Volume I. Leonard Hill, London. Wilkinson, J. B., R. J. Moore. 1982. Harry’s Cosmeticology. George Godwin,

London. (www.mercksource.com). ( www.celltechpersonalcare.com/glossary.jsp). (www.asianwhiteskin.com/glossary.html). (www.bathandbeautyproducts.com). (www.skincarerx.com/hand-lotions.html).

Page 83: Dim Ethic One

(www.skincarerx.com/aha.html). (www.sci-toys.com/ingredients/dimethicone.html). (www.mabelwhite.com).

Page 84: Dim Ethic One
Page 85: Dim Ethic One

Lampiran 1. Prosedur analisis skin lotion

a. Analisis pH (Sudarmadji,1989)

Uji derajat keasaman ini dilakukan dengan menggunakan pH

meter yang sebelumnya telah dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7. Sampel

sebanyak 2 gram ditimbang dan dilarutkan dengan 20 ml air suling, lalu

nilai pH dihitung dengan pH meter.

b. Analisis viskositas (Simanjutak, 2000)

Sampel sebanyak 50 gram dimasukkan ke dalam wadah kemudian

diukur viskositasnya dengan menggunakan viskometer (spindel 4)

dengan kecepatan 12 rpm dengan faktor konversi yaitu 500.

Viskositasnya (cP) adalah hasil angka pengukuran x faktor konversi

x 0,75.

c. Analisis kestabilan emulsi (Benett,1947)

Sampel bahan emulsi dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang

beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan

suhu 45°C selama 1 jam kemudian dimasukkan ke dalam pendingin

bersuhu di bawah 0°C selama 1 jam dan dikembalikan lagi ke dalam

oven suhu 45°C selama 1 jam. Pengamatan dilakukan terhadap

kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi

pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil dan tingkat kestabilannya

dihitung berdasarkan persentase fase terpisahkan terhadap emulsi

keseluruhan. Stabilitas emulsi dapat dihitung berdasarkan rumus

berikut :

SE (%) = 100 % - Berat fase yang memisah x 100 % Berat total bahan emulsi

d. Analisis efektivitas kandungan humektan (Warta konsumen, 1987)

Sampel dioleskan secara merata di atas plastik (kedap air) yang

sudah diketahui berat awalnya, kemudian ditimbang untuk mengetahui

berat awal sampel (menit ke-0 atau t0). Setelah penimbangan t0

Page 86: Dim Ethic One

dilakukan penimbangan lagi dengan perbedaan waktu 30 menit (t1), 60

menit (t2) sampai 5 jam.

Efektivitas kandungan humektan dilihat dari kadar skin lotion

pada akhir pengamatan dengan nilai tertinggi. Dimana skin lotion yang

memiliki berat lebih tinggi berarti memiliki penguapan yang lebih

rendah, merupakan indikasi kemampuan bahan yang berfungsi sebagai

humektan dalam mengikat atau mempertahankan kandungan air saat

penggunaan produk pada kulit.

e. Uji organoleptik (Soekarto, 1985)

Uji organoleptik yang dilakukan terhadap skin lotion yang

terbentuk yaitu uji kesukaan. Uji kesukaan tersebut dilakukan terhadap

parameter kecerahan, warna, kekentalan, homogenitas, rasa lengket, rasa

dingin, dan efek penggunaan dari skin lotion. Panelis yang melakukan

uji organoleptik adalah mahasiswa yang termasuk ke dalam panelis

terlatih dan tidak terlatih. Jumlah panelis tersebut sebanyak 30 orang.

Page 87: Dim Ethic One

Lampiran 2. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion dan produk komersial

Stabilitas emulsi (%) Konsentrasi dimethicone ( %) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk komersial

1 73,49 73,59 73,54

2 79,17 79,45 79,31

3 80,11 80,56 80,33

4 81,99 81,88 81,94

5 82,50 82,60 82,55

62,02 - 83,84

Page 88: Dim Ethic One

Lampiran 3. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion dan produk komersial

Viskositas (cP)

Konsentrasi dimethicone ( %) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk

komersial

1 6.000 5.962,5 5.981,25

2 6.112,5 6.075 6.093,75

3 6.375 6.337,5 6.356,25

4 6.337,5 6.712,5 6.525

5 7.500 7.612,5 7.556,25

4.462,5-11.175

Page 89: Dim Ethic One

Lampiran 4. Hasil pengukuran pH produk skin lotion dan produk komersial

pH

Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk

komersial

1 6,39 6,52 6,46

2 6,56 6,45 6,51

3 6,82 6,85 6,84

4 6,89 6,8 6,85

5 7,08 7,02 7,05

7,36-7,91

Page 90: Dim Ethic One

Lampiran 5. Hasil analisis efektivitas kandungan humektan pada produk

skin lotion dan produk komersial

Efektivitas kandungan humektan (%)

Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk

komersial

1 29,05 29,42 29,25 2 26,82 26,19 26,51 3 22,60 22,18 22,39 4 22,84 22,7 22,77 5 20,67 19,99 20,33

30,71-37,52

Page 91: Dim Ethic One

Lampiran 6. Hasil analisis kadar air pada produk skin lotion dan produk

komersial

Kadar air (%)

Konsentrasi dimethicone (%) Ulangan 1 Ulangan 2 Rata-rata Produk

komersial

1 56,70 49,13 52,92

2 51,46 51,05 51,26 3 50,71 50,45 50,58 4 49,97 49,15 49,56 5 46,08 46,87 46,47

51,51-55,91

Page 92: Dim Ethic One

Lampiran 7. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk skin lotion

selama penyimpanan

Stabilitas emulsi (%)

Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu

penyimpanan (°C)

Penyimpanan sampai hari

ke- 1 2 3 4 5 5 73,26 79,11 80,10 81,95 82,46

10 73,21 78,13 79,11 80,69 81,50 15 72,17 78,12 79,00 80,19 81,25 20 71,90 78,07 78,64 79,56 80,19 25 71,85 78,01 78,10 79,43 80,03

25

30 71,65 77,83 77,92 79,07 79,99 5 73,21 79,09 80,78 81,67 82,41 10 73,17 77,77 79,89 79,87 80,37 15 71,65 77,46 78,48 79,75 80,12

20 71,10 76,34 76,60 78,12 79,96 25 71,07 76,99 77,19 77,87 79,23

45

30 70,66 76,59 76,78 77,41 78,21 5 73,18 79,09 80,07 81,26 82,32

10 72,93 77,70 78,93 79,68 80,22

15 71,09 76,43 77,46 78,65 79,64 20 70,99 76,00 77,12 78,01 79,02 25 70,99 75,96 76,81 77,77 78,83

50

30 70,14 75,64 76,30 76,49 78,14

Page 93: Dim Ethic One

Lampiran 8. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion selama penyimpanan

Viskositas (cP)

Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu

penyimpanan (°C)

Penyimpanan sampai hari

ke- 1 2 3 4 5 5 6.075 6.112,5 6.187,5 6.318,75 7.593,75

10 5.5737,5 5.812,5 6.243,75 6.337,5 7.578,75

15 5.662,5 5.793,75 6.168,75 6.262,5 7.533,75

20 5.587,5 5.718,75 6.093,75 6.206,25 7.481,25

25 5.287,5 5.643,75 6.037,5 6.131,25 7.443,75

25

30 5.268,75 5.531,25 5.906,25 5.887,5 7.387,5

5 5.681,25 5.943,75 6.243,75 6.412,5 7.031,25

10 5.587,5 5.812,5 6.112,5 6.281,25 6.806,25

15 5.456,25 5.643,75 5.925 6.168,75 6.600

20 5.268,75 5.493,75 5.812,5 6.093,75 6.281,25

25 5.175 5.381,25 5.643,75 5.981,25 6.112,5

45

30 4.931,25 5.268,75 5.418,75 5.775 5.793,75

5 5.606,25 5.812,5 6.243,75 6.018,75 7.087,5

10 5.418,75 5.625 5.925 5.793,75 6.843,75

15 5.250 5.493,75 5.606,25 5.643,75 6.618,75

20 5.043,75 5.343,75 5.325 5.512,5 6.206,25

25 4.893,75 5.118,75 5.193,75 5.362,5 5.906,25

50

30 4.668,75 4.800 4.856,25 5.043,75 5.568,75

Page 94: Dim Ethic One

Lampiran 9. Hasil pengukuran nilai pH produk skin lotion selama penyimpanan

pH

Konsentrasi Dimethicone (%) Suhu

penyimpanan (°C)

Penyimpanan sampai hari

ke- 1 2 3 4 5 5 6,60 6,73 6,91 6,92 7,01

10 6,62 6,80 6,91 6,96 7,03 15 6,65 6,83 6,95 7,00 7,05 20 6,65 6,84 6,96 7,02 7,07 25 6,66 6,86 6,97 7,02 7,10

25

30 6,67 6,89 6,99 7,03 7,10 5 6,41 6,64 6,79 6,84 6,90 10 6,45 6,73 6,81 6,94 7,01 15 6,48 6,79 6,88 6,93 7,03

20 6,48 6,78 6,99 6,94 7,02 25 6,50 6,83 7,01 7,01 7,09

45

30 6,51 6,85 7,02 7,04 7,11 5 6,39 6,53 6,71 6,82 6,99

10 6,42 6,68 6,82 6,90 7,05

15 6,44 6,68 6,95 6,92 7,04 20 6,50 6,69 6,95 6,93 7,05 25 6,52 6,71 7,09 7,07 7,15

50

30 6,57 6,75 7,05 7,09 7,11

Page 95: Dim Ethic One

Lampiran 10. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap pH produk

ANOVA

Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)

Produk 4 0,50516 0,12629 30,36 0,001 Error 5 0,02080 0,00416 Total 9 0,52596

Duncan

Perlakuan Konsentrasi

Dimethicone (%) N Rata-rata nilai

pH Kelompok

Duncan

1 2 6,4550 A 2 2 6,5050 A 3 2 6,8350 B 4 2 6,8450 B 5 2 7,0500 C

Keterangan :

Kelompok duncan dengan huruf yang sama menunjukkan hasil yang tidak

berbeda nyata antar taraf perlakuan, sedangkan kelompok duncan dengan huruf

yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda nyata antar taraf perlakuan.

Page 96: Dim Ethic One

Lampiran 11. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap viskositas

produk ANOVA

Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)

Produk 4 22,344 5,586 49,88 0,000 Error 5 0,560 0,112 Total 9 22,904 Duncan

Perlakuan Konsentrasi

Dimethicone (%) N Rata-rata nilai

viskositas Kelompok

Duncan

1 2 5.981,25 A 2 2 6.093,75 AB 3 2 6.356,25 BC 4 2 6.525 C 5 2 7.556,25 D

Page 97: Dim Ethic One

Lampiran 12. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap stabilitas

emulsi produk

ANOVA

Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)

Produk 4 102,9617 25,7404 822,38 0,000 Error 5 0,1565 0,0313 Total 9 103,1182

Duncan

Perlakuan Konsentrasi

Dimethicone (%) N Rata-rata nilai

stabilitas emulsiKelompok

Duncan

1 2 73,54 A 2 2 79,31 B 3 2 80,33 C 4 2 81,93 D 5 2 82,55 E

Page 98: Dim Ethic One

Lampiran 13. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap uji

efektivitas kandungan humektan produk

ANOVA

Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)

Produk 4 102,103 25,526 208,65 0,000 Error 5 0,612 0,122 Total 9 102,715

Duncan

Perlakuan Konsentrasi

Dimethicone (%) N

Rata-rata nilai efektivitas kandungan

humektan (%)

Kelompok Duncan

1 2 20,3300 A 2 2 22,3900 B 3 2 22,7700 B 4 2 26,5050 C 5 2 29,2450 D

Page 99: Dim Ethic One

Lampiran 14. Hasil analisis keragaman dan uji lanjut Duncan terhadap kadar air

produk

ANOVA

Sumber dB JK KT F Hitung F tabel (0,05)

Produk 4 26,819 6,705 39,24 0,001 Error 5 0,854 0,171 Total 9 27,673

Duncan

Perlakuan Konsentrasi

Dimethicone (%) N Rata-rata nilai kadar

air (%) Kelompok

Duncan

5 2 46,4750 A 1 2 49,3400 B 4 2 49,5600 BC 3 2 50,5800 CD 2 2 51,2550 D

Page 100: Dim Ethic One

Lampiran 15 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan warna

produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751

1 4 5 5 6 5 2 6 5 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 6 4 4 5 4 5 7 6 6 5 6 6 4 4 4 4 5 7 6 5 6 6 4 8 3 3 4 5 3 9 6 6 6 6 6

10 3 4 4 6 5 11 6 6 6 6 6 12 5 5 5 5 5 13 4 5 3 4 4 14 4 5 4 5 4 15 4 4 4 4 2 16 6 6 6 6 6 17 3 3 6 6 7 18 4 5 5 5 4 19 4 3 3 4 3 20 6 6 6 6 6 21 5 4 2 4 4 22 4 4 4 4 5 23 5 5 4 4 4 24 7 5 6 6 5 25 5 3 5 2 3 26 3 3 3 4 4 27 4 4 6 6 5 28 4 4 4 4 4 29 7 7 7 7 7 30 4 4 4 4 5

Jumlah 143 136 140 147 140 Rata-rata 4,77 4,53 4,67 4,90 4,67

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 101: Dim Ethic One

Lampiran 15 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

warna skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi

dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 - - 4 13,33

12 40

4 13,33

7 23,33

3 10

30 100

2 - - 6 20

9 30

9 30

5 16,67

1 3,33

30 100

3 - 1 3,33

3 10

12 40

4 13,33

9 30

1 3,33

30 100

4 - 1 3,33 - 12

40 6

20 10

33,33 1

3,33 30

100

5 - 1 3,33

3 10

10 33,33

9 30

5 16,67

2 6,67

30 100

Lampiran 15 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan warna produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi

dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,77 1,251 3 7 2 30 4,53 1,106 3 7 3 30 4,67 1,213 2 7 4 30 4,90 1,094 2 7 5 30 4,67 1,184 2 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 3,12 2 2,77 3 2,85 4 3,30 5 2,97

30 4 3,780 0,027*

Page 102: Dim Ethic One

Lampiran 16 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

kekentalan produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751

1 6 3 3 5 6 2 5 3 3 5 5 3 4 3 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 6 6 5 4 3 6 6 2 3 4 6 7 2 4 6 5 4 8 3 2 3 5 5 9 5 3 3 5 5

10 4 3 3 5 4 11 2 2 2 6 2 12 2 1 2 4 2 13 3 5 4 4 3 14 4 3 3 5 3 15 1 6 4 3 2 16 5 3 5 5 5 17 3 4 4 5 7 18 4 4 5 5 6 19 4 5 4 4 5 20 5 6 6 6 6 21 5 2 2 1 1 22 4 4 5 3 3 23 3 5 3 5 4 24 7 3 4 4 6 25 3 2 4 3 3 26 3 2 3 2 3 27 3 3 4 3 6 28 6 5 6 3 6 29 7 6 6 6 6 30 5 5 5 5 6

Jumlah 124 108 119 130 132 Rata-rata 4,13 3,60 3,97 4,33 4,40

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 103: Dim Ethic One

Lampiran 16 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

kekentalan skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone

(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 1 3,33

3 10

7 23,33

7 23,33

6 20

4 13,33

2 6,67

30 100

2 1 3,33

6 20

10 33,33

4 13,33

5 16,67

4 13,33

2 6,67

30 100

3 - 3 10

9 30

8 26,67

6 20

4 13,33 - 30

100

4 1 3,33

1 3,33

5 16,67

6 20

14 46,67

3 10 - 30

100

5 1 3,33

3 10

6 20

4 13,33

6 20

9 30

1 3,33

30 100

Lampiran 16 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan kekentalan produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi dimethicone (%)

N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,13 1,525 1 7 2 30 3,60 1,429 1 6 3 30 3,97 1,217 2 6 4 30 4,33 1,184 1 6 5 30 4,40 1,589 1 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 3,00 2 2,32 3 3,00 4 3,30 5 3,38

30 4 10,536 0,021*

Page 104: Dim Ethic One

Lampiran 17 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

rasa lengket produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751 1 4 4 4 4 4 2 3 3 5 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 3 6 3 6 5 2 3 3 6 7 3 3 6 5 3 8 6 6 6 5 3 9 3 5 3 3 3

10 4 4 3 6 5 11 5 6 5 6 5 12 6 6 6 6 5 13 3 5 4 4 4 14 3 3 4 4 4 15 3 4 3 2 4 16 3 3 3 3 3 17 4 4 4 3 6 18 3 3 5 5 5 19 5 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 21 5 4 6 3 4 22 5 5 5 4 5 23 4 5 5 4 5 24 6 6 4 5 7 25 3 5 5 3 2 26 4 4 4 4 4 27 5 4 6 6 4 28 4 6 6 4 5 29 7 7 7 7 7 30 5 5 5 5 5

jumlah 127 134 138 131 131 Rata-rata 4,23 4,47 4,60 4,37 4,37

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 105: Dim Ethic One

Lampiran 17 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

rasa lengket skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone

(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 - - 10 33,33

8 26,67

8 26,67

3 10

1 3,33

30 100

2 - 1 3,33

6 20

8 26,67

9 30

5 16,67

1 3,33

30 100

3 - - 6 20

8 26,67

9 30

6 20

1 3,33

30 100

4 - 1 3,33

7 23,33

9 30

7 13,33

5 16,67

1 3,33

30 100

5 - 1 3,33

7 23,33

8 26,67

10 33,33

2 6,67

2 6,67

30 100

Lampiran 17 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan rasa lengket produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi dimethicone

(%)

N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,23 1,135 3 7 2 30 4,47 1,196 2 7 3 30 4,60 1,133 3 7 4 30 4,37 1,217 2 7 5 30 4,37 1,217 2 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 2,70 2 3,15 3 3,30 4 2,90 5 2,95

30 4 4,348 0,030*

Page 106: Dim Ethic One

Lampiran 18 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

rasa dingin produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751 1 5 6 5 6 5 2 4 4 5 5 4 3 4 3 5 5 3 4 5 6 5 4 4 5 3 3 3 5 4 6 6 4 5 5 6 7 4 6 4 4 4 8 3 6 3 3 3 9 4 4 5 4 4

10 4 5 4 4 5 11 6 5 6 6 6 12 6 5 6 7 5 13 2 4 4 3 4 14 4 5 4 4 4 15 2 6 5 4 6 16 5 5 5 5 5 17 4 6 4 4 7 18 3 5 4 5 6 19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 21 4 3 4 3 3 22 5 4 5 5 4 23 4 5 4 5 4 24 6 5 4 4 6 25 3 5 5 3 3 26 5 4 5 3 3 27 6 3 6 6 6 28 5 5 5 3 5 29 4 6 4 7 4 30 4 5 5 4 4

Jumlah 128 141 137 134 135 Rata-rata 4,27 4,70 4,57 4,47 4,50

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 107: Dim Ethic One

Lampiran 18 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

rasa dingin skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi dimethicone

(%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 - 2 6,67

4 13,33

13 43,33

6 20

5 16,67 - 30

100

2 - - 4 13,33

8 16,67

11 36,67

7 23,33 - 30

100

3 - - 2 6,67

12 40

13 43,33

3 10 - 30

100

4 - - 6 20

11 36,67

8 26,67

3 10

2 6,67

30 100

5 - - 5 16,67

13 43,33

5 16,67

6 20

1 3,33

30 100

Lampiran 18 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan rasa dingin produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi

dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,27 1,112 2 6 2 30 4,70 0,988 3 6 3 30 4,57 0,774 3 6 4 30 4,47 1,137 3 7 5 30 4,50 1,106 3 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 2,75 2 3,23 3 3,17 4 2,95 5 2,90

30 4 2,830 0,023*

Page 108: Dim Ethic One

Lampiran 19 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

aroma produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751 1 5 5 3 4 3 2 3 3 5 3 3 3 5 4 6 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 6 4 4 6 6 4 4 4 3 6 7 2 3 4 4 3 8 3 5 5 3 3 9 6 6 6 5 6

10 5 6 6 6 6 11 5 5 5 6 5 12 3 2 4 5 3 13 4 4 4 4 4 14 1 5 2 2 1 15 1 6 2 6 3 16 3 3 3 3 3 17 3 4 3 6 3 18 5 6 3 5 3 19 3 4 4 3 4 20 6 6 6 5 6 21 4 4 4 4 4 22 6 3 5 3 3 23 3 4 6 4 5 24 3 2 1 2 1 25 5 5 2 3 5 26 6 5 6 5 6 27 3 2 5 3 2 28 4 6 5 3 3 29 7 7 7 5 4 30 6 6 6 6 6

Jumlah 123 136 131 124 118 Rata-rata 4,10 4,53 4,37 4,13 3,93

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 109: Dim Ethic One

Lampiran 19 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

aroma skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi

dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 2 6,67

1 3,33

9 30

5 16,67

7 23,33

5 16,67

1 3,33

30 100

2 - 3 10

4 13,33

7 23,33

7 23,33

8 26,67

1 3,33

30 100

3 1 3,33

3 10

4 13,33

7 23,33

7 23,33

7 23,33

1 3,33

30 100

4 - 2 6,67

9 30

7 23,33

7 23,33

5 16,67 - 30

100

5 2 6,67

1 3,33

11 36,67

6 20

3 10

7 23,33 - 30

100 Lampiran 19 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan aroma produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi

dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,10 1,517 1 7 2 30 4,53 1,383 2 7 3 30 4,37 1,497 1 7 4 30 4,13 1,224 2 6 5 30 3,93 1,484 1 6

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 2,88 2 3,32 3 3,33 4 2,80 5 2,67

30 4 6,654 0,005*

Page 110: Dim Ethic One

Lampiran 20 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

homogenitas produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751 1 6 5 6 6 5 2 5 3 3 6 4 3 4 6 5 5 4 4 6 5 5 4 5 5 7 7 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 5 2 3 5 5 8 3 5 4 5 3 9 6 6 6 6 6

10 4 3 3 6 5 11 6 2 6 6 5 12 6 6 5 6 6 13 4 4 4 4 4 14 6 5 5 5 3 15 1 6 6 6 4 16 6 6 6 6 6 17 1 4 4 6 4 18 6 4 4 4 6 19 3 4 3 3 3 20 6 6 6 5 6 21 6 5 5 3 4 22 4 5 5 4 4 23 5 4 5 5 4 24 6 5 6 6 6 25 5 4 3 4 5 26 4 5 5 4 4 27 5 3 5 7 6 28 6 6 5 5 5 29 7 7 7 7 7 30 5 5 4 5 5

Jumlah 150 144 145 156 146 Rata-rata 5,00 4,80 4,83 5,20 4,87

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 111: Dim Ethic One

Lampiran 20 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

homogenitas skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi

dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 2 6,67 - 2

6,67 5

16,67 6

20 13

43,33 2

6,67 30

100

2 - 2 6,67

3 10

6 20

9 30

8 26,67

2 6,67

30 100

3 - - 5 16,67

5 16,67

11 36,67

8 26,67

1 3,33

30 100

4 - - 2 6,67

6 20

8 26,67

12 40

2 6,67

30 100

5 - - 3 10

9 30

8 26,67

9 30

1 3,33

30 100

Lampiran 20 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan homogenitas produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi

dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 5,00 1,509 1 7 2 30 4,80 1,324 2 7 3 30 4,83 1,117 3 7 4 30 5,20 1,064 3 7 5 30 4,87 1,074 3 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 3,30 2 2,97 3 2,80 4 3,17 5 2,77

30 4 4,000 0,010*

Page 112: Dim Ethic One

Lampiran 21 a. Rekapitulasi data hasil uji organoleptik terhadap kesukaan

kesan lembut produk skin lotion

Panelis 173 538 384 416 751 1 6 4 5 4 4 2 7 3 6 3 6 3 4 6 4 3 5 4 5 4 4 6 5 5 5 3 1 3 6 6 5 3 6 4 5 7 3 2 6 4 7 8 4 6 5 5 6 9 6 4 5 4 3

10 6 5 6 4 5 11 6 7 6 3 5 12 5 5 4 5 6 13 6 5 4 6 6 14 5 4 4 5 5 15 5 6 6 5 6 16 6 6 6 6 7 17 6 5 5 6 5 18 6 6 6 6 6 19 3 5 5 5 5 20 5 5 4 4 5 21 2 5 6 5 4 22 6 5 6 4 4 23 4 5 5 5 5 24 2 5 3 7 6 25 4 2 5 3 4 26 5 4 4 5 6 27 5 4 4 5 6 28 6 4 5 5 5 29 3 4 4 5 7 30 4 6 6 5 7

Jumlah 145 138 146 140 162 Rata-rata 4,83 4,60 4,87 4,67 5,40

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 113: Dim Ethic One

Lampiran 21 b. Persentase jumlah panelis berdasarkan skala penilaian terhadap

kesan lembut skin lotion

Skala Penilaian Konsentrasi

dimethicone (%) 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah

1 - 2 6,67

3 10

5 16,67

9 30

10 33,33

1 3,33

30 100

2 - 2 6,67

3 10

8 26,67

10 33,33

6 20

1 3,33

30 100

3 1 3,33 - 1

3,33 9

30 8

26,67 11

36,67 - 30 100

4 - - 5 16,67

7 23,33

12 40

5 16,67

1 3,33

30 100

5 - - 1 3,33

4 13,33

11 36,67

10 33,33

4 13,33

30 100

Lampiran 21 c. Hasil uji Friedman pengaruh konsentrasi dimethicone terhadap

kesukaan kesan lembut produk skin lotion

Deskripsi Statistik Konsentrasi

dimethicone (%) N Rata-rata Std. deviasi Minimum Maksimum

1 30 4,83 1,289 2 7 2 30 4,60 1,221 2 7 3 30 4,87 1,167 1 6 4 30 4,67 1,061 3 7 5 30 5,40 1,003 3 7

Uji Friedman Konsentrasi dimethicone (%)

Rata-rata Rangking N df Chi – square Sig.

(α = 0,05) 1 3,07 2 2,62 3 2,93 4 2,77 5 3,62

30 4 8,660 0,006*

Page 114: Dim Ethic One

Lampiran 22. Lembar kuisioner uji hedonik

UJI HEDONIK

Tanggal pengujian :

Nama :

Petunjuk : Nyatakanlah penilaian anda terhadap warna,

kekentalan, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan homogenitas pada setiap

sampel tanpa membandingkan sampel yang satu dengan yang lainnya. Berilah

tanda checklist (√) pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian saudara dan

sesuai dengan kode sampel.

Warna Kekentalan Penilaian

173 384 538 416 751 173 384 538 416 751

Sangat tidak suka

Tidak suka

Agak tidak suka

Netral

Agak suka

Suka

Sangat suka

Rasa lengket Rasa dingin

Penilaian 173 384 538 416 751 173 384 538 416 751

Sangat tidak suka

Tidak suka

Agak tidak suka

Netral

Agak suka

Suka

Sangat suka

Page 115: Dim Ethic One

Aroma Homogenitas Penilaian

173 384 538 416 751 173 384 538 416 751

Sangat tidak suka

Tidak suka

Agak tidak suka

Netral

Agak suka

Suka

Sangat suka

Kesan lembut Penilaian

173 384 538 416 751

Sangat tidak suka

Tidak suka

Agak tidak suka

Netral

Agak suka

Suka

Sangat suka

Keterangan :

173 = konsentrasi dimethicone 1 %

538 = konsentrasi dimethicone 2 %

384 = konsentrasi dimethicone 3 %

416 = konsentrasi dimethicone 4 %

751 = konsentrasi dimethicone 5 %

Page 116: Dim Ethic One