BAB IPENDAHULUAN
Diagnosis komunitas adalah salah satu ketrampilan yang penting
bagi dokter dalam menjalankan profesinya. Proses diagnosis
merupakan proses mengidentifikasi permasalahan, faktor penyebab
masalah dan sumber daya terkait secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan metode ilmiah. Proses tersebut menjadi
bagian awal yang penting sebagai dasar dalam menetapkan
permasalahan dan strategi pemecahan secara adekuat yang dapat
diterapkan dalam berbagai disiplin dan ruang lingkup.Millenium
Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium adalah
upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui
komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8
(delapan) tujuan pembangunan, yang meliputi menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua,
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan
angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya,
kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global
dalam pembangunan.Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan
yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan setinggi-tingginya
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945. Dimana tujuannya adalah terselenggaranya
pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa bangsa baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.Puskesmas merupakan unit pelaksana pembangunan
kesehatan yang mandiri yang terdepan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Kota yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan merata dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan IPTEK tepat guna
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan dana masyarakat
melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM); unit ini
mempunyai wilayah kerja satu kecamatan. Setiap Puskesmas mempunyai
program upaya kesehatan wajib yang sama yakni program Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan.Kelurahan Bendungan
merupakan wilayah kerja dari puskesmas Tapen. Puskesmas Tapen yang
berada di kecamatan Kudu Kota Jombang merupakan puskesmas perawatan
dan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Esencial Dasar). Terletak di
Jalan petemanan no.02 Made Kudu Jombang, Puskesmas Tapen mempunyai
wilayah kerja yang luas.Pelayanan yang prima sangat dibutuhkan oleh
masyarakat Tapen dan sekitarnya, salah satunya adalah oleh
masyarakat Kelurahan Bendungan. Pelayanan prima adalah usaha untuk
memenuhi kebutuhan orang lain secara bermutu atau memuaskan.
Pelayanan yang prima tersebut diharapkan oleh masyarakat dengan
tingkat ekonomi menengah dan ke bawah dalam memperoleh pelayanan
kesehatan. Minat masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
ini terus meningkat. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tersebut, maka
perlu dilakukan pengamatan serta evaluasi setiap tahunnya.
BAB IIDATA PEMANTUAN WILAYAH
2.1 GeografiDesa Bendungan merupakan salah satu dari 11 desa
dari kecamatan Kudu Berjarak kurang lebih 3 km dari Puskesmas
Tapen, 4 kilometer dari kantor kecamatan Kudu dan dua puluh tujuh
kilometer dari ibu kota kabupaten Jombang. Desa ini dibatasi oleh
desa-desa sebagai berikut: Sebelah Utara: Desa Katemas Sebelah
Timur:Desa Kepuhrejo Sebelah Selatan:Desa Bakalanrayung Sebelah
Barat:Desa Sidokaton
Keadaan geografis yang dimiliki oleh Desa Bendungan dengan
kondisi yang berbeda dengan desa-desa yang lain di Kabupaten
Jombang dimana kondisi tersebut adalah:1. Ketinggian Permukaan
Laut: 35 meter2. Banyaknya Curah Hujan: 162 mm/th3. Topografi: 35
meter4. Suhu Udara rata-rata: 320 CelciusLuas wilayah desa
Bendungan adalah 181.871 Ha, dan 100 % dataran rendah dengan
wilayah sebagian besar adalah kawasan pertanian dan terdapat
sebagian kecil tanah tegalan, selebihnya adalah kawasan pemukiman
penduduk. Proporsi lahan sebagai berikut: Daerah pemukiman: 31.117
Ha Daerah pertanian: 150.000 HaDesa Bendungan terdiri dari dua
dusun yaitu dusun Bendungan dan dusun Kepatihan, dimana dari kedua
dusun tersebut secara keseluruhan terdapat 4 RW dan 19 RT. Dari
sebagian besar masyarakat Desa Bendungan memiliki alat transportasi
berupa sepeda motor 80%. Yang memiliki mobil 1%, lain-lain
19%.untuk Ambulan desa sudah di sediakan dari pemerintah berupa 1
unit mobil. Tingkat kesuburan tanah di Desa Bendungan ini tergolong
subur. Dalam data Monografi yang dimiliki oleh Desa Bendungan
adalah sebagai berikut:1. Desa: Bendungan2. Nomor Kode: 415.63.103.
Kecamatan: Kudu4. Kabupaten: Jombang5. Propinsi: Jawa Timur2.2
Demografi / KependudukanDemografi / Kependudukan Desa Bendungan
tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1. Jumlah penduduk desa
Bendungan adalah 2594 jiwa, yang terdiri dari Laki-laki : 1325 jiwa
dan Perempuan : 1269 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga : 782 Kepala
Keluarga. Kepadatan penduduk Desa Bendungan sebesar 1,426/Km2.
Tabel 2.1. Distribusi Penduduk desa Bendungan berdasarkan usia
Tahun 2014NoGolongan UmurJenis KelaminJumlah
Laki-LakiPerempuan
1>5 tahun8091171
25 12 tahun142131273
313 18 Tahun84123207
419 50 Tahun6856761361
5> 65 tahun279297576
JUMLAH127013242594
Gambar 1.Diagram Distribusi penduduk desa Bendungan berdasarkan
usiaDari data di atas, didapatkan jumlah penduduk usia produktif
(umur 19-50 tahun) sebanyak 1361 orang. Sedangkan jumlah penduduk
usia non produktif (usia 0-15 tahun dan usia >45 tahun) sebanyak
1233 jiwa. Jadi, di desa Bendungan penduduk usia produktif lebih
besar dibandingkan penduduk usia non produktif.
Tabel 2.2. Pertumbuhan PendudukNo.PertumbuhanJumlah
1.Angka kelahiran36
2.Pindah/Datang23
Jumlah59
3.Angka kematian33
4.Pindah/pergi36
Jumlah69
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pertumbuhan
desa Bendungan tahun 2014 tergolong tinggi. Hal tersebut
menyebabkan kejadian penyakit juga tinggi. Sehingga dengan
pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi diperlukan daya dukung
disegala bidang termasuk di bidang kesehatan agar tidak terjadi
ketimpangan.2.3 PemerintahanPemerintah desa ini dipimpin oleh
seorang kepala desa dan dibantu oleh aparat pemerintah lainnya.
Tabel 3 menunjukkan jumlah dan jabatan aparat pemerintahan
desa.Tabel 2.3. Jabatan dan jumlah aparat pemerintahan
desaJabatanJumlah
Kepala desa1
Sekretaris1
Ka. Ur. Pemerintahan1
Ka. Ur. Pembangunan1
Ka. Ur. Kesra1
Ketua Dusun2
Ketua RW5
Ketua RT19
Struktur organisasi pemerintahan desaBadan Permusyawaratan Desa
(BPD)KEPALA DESASEKRETARIS DESABidang PembangunanBidang
PemerintahanBidang KesraDusun BendunganDusun Kepatihan
Bendungan
2.4 AgamaDistribusi penduduk desa Bendungan berdasarkan agama
dapat dilihat pada Tabel 2.4.Tabel 2.4. Komposisi penduduk
berdasarkan agamaNoAgamaJumlah%
123456IslamKristen ProtestanKristen
KatolikHinduBudhaLain-lain259400000100 %0 %0 %0 %0 %0 %
Total2594100%
Gambar 2. Diagram distribusi penduduk berdasarkan agamaDari
tabel dan diagram diatas dapat diketahui bahwa Seluruh penduduk
desa Bendungan memeluk agama Islam. Sarana dan prasarana
peribadatanpun sudah memadai. Selain itu juga terdapat
kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Tahlil, Yasin dan Dziba serta
peran Kyai/Ulama/Tokoh Masyarakat juga aktif.2.5 Fasilitas Sosiala.
Fasilitas pendidikan formalTabel 2.5. Jumlah fasilitas pendidikan
formalNoFasilitasJumlah
1Play Group1
2TK1
3SD/MI2
b. Fasilitas pendidikan non formalTabel 2.6. Jumlah fasilitas
pendidikan non formalNoUraianJumlah
1TPQ6
c. Sarana ibadahTabel 2.7. Jumlah sarana
ibadahNoUraianJumlah
1Musholla12
2Masjid2
3Gereja0
4Pura0
5Candi0
2.6 PendidikanData pendidikan di desa Bendungan dapat dilihat
pada tabel 2.8 berikut :Tabel 2.8 Komposisi penduduk berdasarkan
tingkat pendidikanNoTingkat pendidikanJumlah
1Pendidikan Prasekolah Play Group/TK/RA43
2Pendidikan Dasar tingkat SD1196
3Pendidikan Lanjutan Tingkat SMP/MTS612
4Pendidikan Lanjutan Tingkat SLTA349
5Pendidikan Perguruan Tinggi53
TOTAL2253
Dari tabel dan gambar di atas, didapatkan jumlah penduduk
Pendidikan Prasekolah Play Group/TK/RA sebesar 43 Orang, pendidikan
Dasar tingkat SD sebesar 1196 orang, pendidikan lanjutan tingkat
SMP/MTS 612 orang. penduduk pendidikan lanjutan tingkat SLTA
sebesar 349 orang sedangkan pendidikan perguruan tinggi sebesar 53
orang.
2.7 Mata pencaharian pendudukSebagian besar masyarakat Desa
Bendungan bekerja sebagai pegawai swasta. Sebaran pekerjaan
penduduk desa Bendungan dapat dilihat pada tabel dan gambar
berikut:Tabel 2.9 Komposisi penduduk berdasarkan mata
pencaharianNo.Mata pencaharianJumlah
1.Petani244
2.Buruh Tani116
3.Swasta416
4.PNS27
5.ABRI/ POLRI3
6.Pedagang65
Total871
Gambar 3. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharianDari
gambar di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk desa
Bendungan, terbanyak sebagai pegawai swasta, yakni sebanyak 416
orang.2.8 Kesehatan2.8.1 Fasilitas dan tenaga kesehatanJumlah
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan ditunjukkan dalam tabel
berikut :Tabel 2.10.Fasilitas dan tenaga
kesehatanNoFasilitasJumlah
1Rumah Sakit0
2Rumah Bersalin0
3PUSKESMAS0
4Puskesmas Pembantu0
5POLINDES1
6POSYANDU3
7Dokter Umum1
8Dokter Gigi0
9Dokter Spesialis0
10Bidan1
11Perawat2
12Kader kesehatan14
13Balai Pengobatan0
2.8.2 MorbiditasTabel 2.11. Penyakit Terbanyak Di Polindes Desa
Bendungan tahun 2014NoNAMA PENYAKITJUMLAH
1Hipertensi108
2ISPA61
3Myalgia48
4Febris39
5Diabetes Mellitus37
6Gastritis26
7Gastroentritis16
8Dermatitis11
9Cephalgia8
10Conjungtivitis6
Gambar 2.5.Penyakit Terbanyak Di Polindes Desa Bendungan tahun
2014Dari gambar di atas, menunjukkan Hiperrtensi sebagai penyakit
terbanyak yang dilaporkan di Polindes Bendungan pada tahun 2014,
yakni sebesar 108 kasus (30%), kemudian disusul oleh ISPA sebesar
61 kasus (16,9%), Myalgia sebesar 48 kasus (13,3%), febris sebanyak
39 kasus (10,8%), Diabetes sebanyak 37 kasus (10,2%), gastritis
sebanyak 26 kasus (7,2%), gastroentritis sebesar 16 kasus (4,4%),
dermatitis sebesar 11 kasus (3,05%), cephalgia sebesar 8 kasus
(2,2%) dan konjungtivitis sebanyak 6 kasus (1,6%).2.9 Sanitasi dan
Kesehatan PerumahanTabel 2.13. Hasil Pemantauan Kesehatan
Lingkungan Desa Bendungan akhir tahun 2014NoJenis
KegiatanTargetRealisasiKesenjangan
N%N%-+
1.Cakupan air bersih dan air minum194480235897 %-17
2.Cakupan penggunaan jamban241280193780,3%-0,3
3.Jumlah TPS------
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa target cakupan air
bersih dan air minum di Desa Bendungan sebesar 1944 (80%),
sedangkan realisasinya sebesar 2358 (97%). Sedangkan untuk cakupan
penggunaan jamban di Desa Bendungan adalah sebesar 2412 (80%), dan
realisasinya adalah sebesar 1937 (80,3%).
BAB IIIANALISA DATA KESEHATAN DAN NON KESEHATANLEMBAR KERJA IA.
STATUS KESEHATANNoIndikator/DataPerbandinganProblem
DataWilayahProvinsiNasionalProblemStrenghtNo
1.IMR0000---
2.MMR0000---
3.Morbiditas prevalence TB paru99,06%100%100%100%
-0,03%
4.ISPA16,9%25%---8,1%
5.Diare4,4%16%---11,6%
B. STATUS UPAYA KESEHATANTabel 3.1 Profil Pencapaian Kegiatan
Polindes Bendungan pada akhir tahun
2014NoIndikator/DataPerbandinganProblem
DataWilayahProvinsiNasionalProblemStrenghtNo
1.Sumber daya kesehatan : Ratio bidan thd pendudukRatio Dokter
terhadap penduduk1/1917
1/19171/1000
1/10001/1000
1/10001/1000
1/1000
-
--
-
2.Cakupan peserta aktif KB
Cakupan Peserta KB Baru87,5%
79%70%
70%70%
98%70%
98%-
-17,5%
19%
3.Kunjungan BayiKunjungan BalitaASI EksklusifBBLRNeonatus
Resti102%
69%
78,6%0%125%97%
89%
100%0%80%90%
90%
100%0%80%90%
90%
100%0%80%-
-
-
---5%
20%
21,4%-45%
4.Kegiatan gizi di posyandu:K/S (cakupan kegiatan)
D/S (partisipasi masy)N/S (kenaikan berat badan)N/D
(keberhasilan Penimbangan)
95,7%
95,5%
81,2%
91,1%
100%
80%
60%
80%
100%
80%
60%
80%
100%
80%
60%
80%
-
-
-
-
(-4,3%)
15,5%
21,2%
11,1%
5.Imunisasi :BCGDPT 1DPT 2DPT 3Polio 1Polio 2Polio 3Polio
4CampakHepatitis102,4%95,1%97,6%97,6%102,4%95,1%97,4%97,6%107,3%112,2%95%95%90%90%95%95%95%90%90%90%95%95%90%90%95%90%90%90%90%90%95%95%90%90%95%90%90%90%90%90%----------7,4%0,1%7,6%7,6%7,4%0,1%2,4%7,6%17,3%12,2%
6.KIA :1. K1
2. K43. Resti ditemukan NaKes4. Resti oleh masyarakat5. Jml
persalinan NaKes
6. KN 27. Pemberian Tablet Fe8. BGM104%
98%178%
144%
102%
112%106,7%
1100%
94%20%
10%
95%
95%100%
095%
77%80%
80%
90%
80%100%
095%
77%80%
80%
90%
80%100%
0-
-
-
--
-
-
-4%
4%168%
134%
7%
17%6,7%
1
C. STATUS LINGKUNGANNoIndikator/DataPerbandinganProblem
DataWilayahProvinsiNasionalProblemStrenghtNo
1.Cakupan air bersih97%80%80%80%-
17%
2.Penggunaan jamban80,390%90%90%-0,7%
K/S = cakupan kegiatanN/D = keberhasilan penimbanganN/S =
kenaikan berat badanD/S = partisipasi masyarakatBGM= Bawah Garis
MerahKeterangan:S:Jumlah semua balita di Desa Bendungan=
201K:Balita yang memiliki KMS= 192D:Balita yang datang ke Posyandu=
192N:Balita yang datang ke Posyandu dan Berat Badan meningkat=
163T:Balita yang datang ke Posyandu dan Berat Badan tetap= 16BGM:
Bawah Garis Merah= 1
BAB IVPERMASALAHAN KESEHATAN KOMUNITASLEMBAR KERJA 2RESUME
PERMASALAHANPenyajian daftar permasalahan dari data yang adaA.
STATUS KESEHATANNoPERMASALAHANKOMENTAR
TB PARU
1.Penemuan BTA (+)
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS (dalam
upaya memutus dan menekan rantai penularan TB, seperti tidak
meludah disembarangan tempat, menutup mulut dengan tangan saat
batuk) Karena lingkungan yang kurang baik seperti masih banyaknya
warga yang merokok di dalam rumah dan meludah di sembarang tempat.
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan
tentang gejala penyakit TB, cara berobat, rutin minum obat, dan
evaluasi keberhasilan pengobatan TB
B. STATUS UPAYA KESEHATANTENAGA KESEHATAN
1.Cakupan pelayanan tenaga kesehatan (dokter dan bidan)
Kurangnya jumlah tenaga kesehatan di Desa Bendungan sehingga satu
bidan dan satu dokter mencakup lebih dari 1000 penduduk, sehingga
perlu ditambah jumlah tenaga kesehatannya.
KESEHATAN IBU DAN ANAK ( KIA)
1.Cakupan peserta KB baru1) Faktor lingkungan/Environment
Pendidikan masyarakat yang kurang mengenai pentingnya program KB,
manfaat, cara penggunaan dan efek samping. Kurangnya pengetahuan
pasutri, terutama pasangan usia subur tentang Keluarga Berencana.2)
Faktor perilaku / Life styles Menganggap KB menghabiskan biaya.
Masih menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu Kepercayaan
tertentu yang tidak percaya atau melarang KB3) Faktor pelayanan
kesehatan / Medical care services Kurangnya tenaga
kesehatan,seperti Bidan untuk memenuhi pelayanan medis. Sehingga
cukup berpengaruh dalam mendapatkan informasi dan pelayanan program
KB.
2.Kesenjangan Resti ditemukan nakes (+ 168%) Kurangnya
pengetahuan ibu hamil tentang, kehamilan resti. Kurang aktifnya
tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang kehamilan
resti.
3.Kesenjangan Resti ditemukan masyarakat (+134 %)
4.
Kesenjangan Kunjungan balita (-20%) Pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya kunjungan balita setelah selesai imunisasi
kurang Kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan
tentang pentingnya memantau perkembangan dan pertumbuhan anaknya ke
Posyandu Kurangnya kesadaran diri para orangtua untuk meluangkan
waktu dengan melakukan kunjungan ke posyandu
5.Kesenjangan temuan neonatus resiko tinggi (+45%)
Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan serta masyarakat tentang
penanganan pada bayi baru lahir yang memiliki resiko tinggi
6.Kesenjangan ASI eksklusif (-21,4%) Kurangnya kesadaran untuk
memberikan ASI eksklusif. Gencarnya promosi tentang susu formula.
Ibu lebih cenderung menggunakan susu formula daripada ASI karena
dianggap lebih bernilai gizi dibandingkan ASI. Kebanyakan ibu ibu
bekerja sebagai pekerja pabrik dan tidak memberikan ASI karena
kurangnya pengetahuan cara penyimpanan ASI dan alasan sibuk
bekerja. Merasa produksi ASI kurang sehingga menambah dengan susu
formula. Kurangnya penyuluhan tentang ASI eksklusif dan cara
pemberian ASI pada ibu bekerja.
7.Kesenjangan K/S (-4,3%) Masih belum meratanya distribusi KMS
ke seluruh balita di Desa Bendungan
8.Ditemukannya BGM di Desa Bendungan Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya posyandu Kurangnya sosialisasi oleh
nakes tentang gizi seimbang pada para ibu yang memiliki balita
Tingkat sosial ekonomi yang rendah
C. STATUS LINGKUNGANSANITASI DAN PERUMAHAN
1.Kesenjangan Penggunaan jamban (-6,7%)
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan jamban serta
penyakit yang dapat ditimbulkan. Sosial ekonomi yang masih rendah.
Kurangnya jumlah dan keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam
melakukan upaya penyuluhan tentang kesehatan sanitasi lingkungan
bagi masyarakat, khususnya penggunaan jamban. Kebiasan masyarakat
sekitar berperilaku buang air besar di sungai yang masih dilakukan
dan rendahnya kesadaran untuk memakai jamban.
2..Tidak adanya TPS di desa Bendungan Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya tempat pembuangan sampah.
Kebiasaan masyarakat yang berprilaku membuang sampah sembarangan.
Pemikiran masyarakat yang meremehkan tentang akibat yang dapat di
timbulkan bila membuang sampah sembarangan. Kurangnya jumlah dan
keaktifan tenaga dan kader kesehatan dalam melakukan upaya
penyuluhan tentang kesehatan sanitasi lingkungan bagi masyarakat
tentang pentingnya adanya tempat pembuangan sampah yang benar.
P2M
1.Penyakit ISPA menduduki peringkat 2 dari 10 penyakit terbanyak
di desa Bendungan Hal ini terkait dengan kondisi dari kondisi
geografis dri desa Bendungan yang berupa dataran rendah yang kering
dan lokasinya dekat dengan jalan besar utama dengan tingkat polusi
udara yang cukup tinggi.
RESUME FAKTOR PENDUKUNGPenyajian daftar Faktor Pendukung
berdasarkan data yang ada
FAKTOR PENDUKUNGKOMENTAR
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
1.- Jumlah Nakes 1 orang (bidan), dan 2 orang perawat.- Jumlah
kader kesehatan yang aktif 14 orang.- Jumlah Posyandu 3 buah.- Ada
1 buah Polindes di daerah Bendungan.- Sarana transportasi yang
mudah dijangkau. Letak dari Polindes mendukung pencapaian program
KIA namun masih didapatkan kendala wilayah yang cukup luas,
sedangkan Nakes masih terbatas. Rendahnya tingkat partisipasi
terhadap program KIA merupakan masalah yang perlu ditangani. Sarana
dan prasarana yang ada dan tersedia bisa digunakan sebagai metode
penyuluhan yang cukup efektif. Kesadaran warga desa untuk melakukan
persalinan secara aman. Perlunya Kesadaran untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengkonsumsi vitamin untu
ibu hamil.
2Kesenjangan Kunjungan Bayi (+5%)
3Tablet Fe (+6,7 %)
GIZI
1.
D/S (+15,5%) Tingginya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya posyandu Aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan
akan pentingnya posyandu Keadaan sosial-ekonomi yang cukup
2.N/D (11,1%) Tingginya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
akan pentingnya posyandu Aktifnya nakes dalam melakukan upaya
penyuluhan akan pentingnya posyandu Keadaan social-ekonomi yang
cukup
3.N/S (21,2) Tingginya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya posyandu Aktifnya nakes dalam melakukan upaya penyuluhan
akan pentingnya posyandu Keadaan social-ekonomi yang cukup
LEMBAR KERJA 3PENILAIAN PRIORITAS PERMASALAHANA. STATUS
KESEHATANTB: didapatkan penemuan BTA (+), dan kesenjangan pada
pencapaian program kerjaKriteria654321Subtotal
Magnitude4
Keseriusan5
Feasibility4
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)14
B. STATUS UPAYA KESEHATANKetersediaan Nakes: Jumlah nakes yang
kurang dari target (1/1917)Kriteria654321Subtotal
Magnitude4
Keseriusan5
Feasibility4
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)13
KIA : Terdapat kesenjangan pada pencapaian program kerja (Neo
Resti, Resti ditemukan nakes, Resti ditemukan masyarakat,K/S,
Adanya BGM, ASI eksklusif, Kunjungan
Balita)Kriteria654321Subtotal
Magnitude6
Keseriusan6
Feasibility5
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)17
P2M: ISPA menempati urutan kedua sebesar 61
kasusKriteria654321Subtotal
Magnitude4
Keseriusan5
Feasibility4
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)13
C. STATUS LINGKUNGANSanitasi : cakupan penggunaan jamban dan
jumlah pembuangan sampahKriteria654321Subtotal
Magnitude4
Keseriusan5
Feasibility3
Lain
Indeks prioritas masalah (jumlah subtotal)12
DAFTAR PRIORITAS PERMASALAHAN DESA BENDUNGANNOPERMASALAHANINDEKS
PRIORITAS
1KIA17
2TB Paru14
3ISPA13
4Nakes13
5Sanitasi12
LEMBAR KERJA 4PERMASALAHAN KESEHATAN, FAKTOR RESIKO, SUMBER
DAYAA. STATUS KESEHATANNoPermasalahanFaktor Resiko PotensialSumber
Daya
TB PARU
1.Tingginya angka Penemuan BTA(+), tingkat kesembuhan yang masih
kurang, dan tingkat konversi yang rendah di desa Bendungan
Kurangnya pengetahuanmasyarakat tentang pentingnya PHBS (dalam
upaya memutus dan menekan rantai penularan TB, seperti tidak
meludah disembarangan tempat, menutup mulut dengan tangan saat
batuk). Karena lingkungan yang kurang baik seperti masih banyaknya
warga yang merokok di dalam rumah dan meludah di sembarang tempat.
Kurang aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan
tentang gejala penyakit TB, cara berobat, rutin minum obat, dan
evaluasi keberhasilan pengobatan TB
1. Bidan desa: 2 orang2. Kader aktif: 30 orang3. Posyandu: 7
buah4. Kegiatan keagamaan dan peran tokoh masyarakat aktif5. KIE
petugas kesehatan untuk aktif melakukan penyuluhan mengenai gejala
TB, deteksi dini TB, pengobatan TB serta pencegahan TB
P2M
1.ISPA Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan
diri maupun lingkungan (seperti meludah di sembarang tempat, tidak
menutup mulut dengan tangan saat batuk dan merokok di dalam rumah).
Karena lingkungan yang kurang baik seperti masih banyaknya warga
yang merokok di dalam rumah dan meludah di sembarang tempat,
disertai adanya perubahan cuaca dan kondisi iklim tropis. Kurang
aktifnya tenaga kesehatan dalam melakukan upaya penyuluhan tentang
cara pencegahan ISPA.1. Bidan desa: 2 orang2. Kader aktif: 30
orang3. Posyandu: 7 buah4. Kegiatan keagamaan dan peran tokoh
masyarakat aktif5. KIE petugas kesehatan untuk aktif melakukan
penyuluhan terkait dengan
B. STATUS UPAYA KESEHATANTENAGA KESEHATAN
1Kurangnya jumlah cakupan tenaga kesehatan Kurangnya jumlah
tenaga kesehatan sehingga informasi kesehatan kurang tersampaikan
ke seluruh penduduk. Menambah jumlah tenaga kesehatan Melakukan
pelatihan kader kesehatan
KIA
1.Adanya kesenjangan pada KIA pencapaian program kerja, yaitu
Neo Resti, Resti ditemukan Nakes, Resti ditemukan masyarakat, K/S,
BGM , ASI eksklusif Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
terutama ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai pentingnya
kunjungan ANC sejak dini selama kehamilan minimal kunjungan ANC
sebanyak 4x selama kehamilan pemeriksaan ANC rutin resiko
komplikasi bagi bumil resti pemeriksaan bayi setelah lahir Kurang
aktifnya nakes (karena faktor kurangnya SDM dan luasnya wilayah)
dalam melakukan upaya penyuluhan tentang pentingnya kunjungan ANC
sejak dini selama kehamilan minimal kunjungan ANC sebanyak 4x
selama kehamilan pemeriksaan ANC rutin resiko komplikasi bagi bumil
resti pemeriksaan bayi setelah lahir1. Tenaga kesehatan (2 bidan,
30 kader aktif), yang telah aktif memberikan penyuluhan, baik ke
kader maupun masyarakat2. Sarana penyuluhan memadai (balai desa, 7
posyandu)3. Sarana transportasi yang mudah dan banyak
C. STATUS LINGKUNGANSANITASI
1.Terdapat kesenjangan pada cakupan penggunaan jamban dan
kurangnya tempat pembuangan sampah Kebiasan masyarakat sekitar
berperilaku buang sampah sembarangan dan buang air besar di sungai
yang sulit diubah dan rendahnya kesadaran untuk memakai jamban.
Pemikiran masyarakat yang meremehkan tentang akibat yang dapat di
timbulkan bila membuang sampah sembarangan Kurangnya peran aktif
pamong desa dalam menyikapi masalah sanitasi lingkungan Sosial
ekonomi yang rendah1. Bidan desa: 2 orang2. Kader aktif: 30 orang3.
Posyandu: 7 buah4. Kegiatan keagamaan yang masih aktif5. KIE
petugas kesehatan tentang pentingnya sanitasi diri sendiri dan
kebersihan lingkungan
LEMBAR KERJA 5PENILAIAN KETEPATAN INTERVENSIA. STATUS
KESEHATANTB: Terdapat penemuan BTA (+)NOStrategi /
IntervensiPEARL
1Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
PHBS (dalam upaya memutus dan menekan rantai penularan TB, seperti
tidak meludah disembarangan tempat, menutup mulut dengan tangan
saat batuk).YNYYY
2Meningkatkan penyuluhan tentang gejala penyakit TB, pertolongan
pertama, rutin minum obat, dan evaluasi (DOTS dan DST) .YNYYY
3Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat perbaikan gizi pada
pasien TBYNYYY
4Meningkatkan kinerja para kaderYNYYY
5Pemasangan pamflet dan poster di tempat umumYNYYY
P2M: Kesenjangan pada pencapaian ISPANOStrategi /
IntervensiPEARL
1Penyuluhan pada masyarakat tentang pentingnya
kebersihan/Higiens personal dan lingkungan serta pentingnya rajin
berobat, kontrol dan pemeriksaan kesehatanYNYYY
2Meningkatkan jumlah kader kesehatan dan menggiatkan kegiatan
kader yang telah adaYNYYY
B. STATUS UPAYA KESEHATANNakes: kurangnya jumlah cakupan nakes
di desa BendunganNOStrategi / IntervensiPEARL
1Menambah jumlah nakesYNYYY
2Membentuk kader-kader kesehatanYNYYY
3Peran aktif dari tokoh masyarakatYNYYY
4Membuat pelatihan-pelatihan kesehatanYNYYY
KIA : Kesenjangan pada program KIANOStrategi /
IntervensiPEARL
1Penyuluhan terhadap masyarakat terutama ibu-ibu hamil normal
dan ibu hamil dengan resiko tinggi mengenai pentingnya kunjungan
ANC (ANC dini, minimal ANC, ANC rutin, resiko komplikasi bagi bumil
resti dan pemeriksaan bayi setelah lahirYNYYY
2Meningkatkan kinerja kader yang telah ada dengan cara
memotivasi agar lebih aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat
dalam segala kesempatan serta mengadakan pelatihan, penyuluhan
rutin dan pemberian penghargaan untuk kaderYNYYY
3Meningkatkan peranan aktif tokoh masyarakat agar memotivasi
masyarakat terutama ibu-ibu agar mau melakukan pemeriksaan
kehamilan demi kesehatan bayi di dalam kandungan dan melakukan
kunjungan bayiYNYYY
4Pemasangan pamflet dan poster ditempat umumYNYYY
C. STATUS LINGKUNGANSanitasi: tidak terpenuhinya penggunaan
jamban dan tempat pembuangan sampahNOStrategi / IntervensiPEARL
1Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban dan kesehatan
lingkunganYNYYY
2Pengadaan lomba kebersihan lingkungan di setiap dusunYNYYY
3Peran aktif dari tokoh masyarakatYNYYY
4Pemicuan Program StoPSYNYYY
BAB VRENCANA KERJA DAN RENCANA EVALUASILEMBAR KERJA 6.PLAN OF
ACTIONA. STATUS KESEHATANPermasalahan: terdapat kejadian TB di desa
BendunganTujuan jangka panjang : Menurunnya angka kejadian
TB.Tujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program kesehatan di desa
BendunganNoStrategi intervensiSetting dan MetodeTarget
populasiPeran dan tanggung jawabSumber dayaEvaluasi
1.Penyuluhan tentang pentingnya PHBS (dalam upaya memutus dan
menekan rantai penularan TB, seperti tidak meludah disembarangan
tempat, menutup mulut dengan tangan saat batuk).Setting:
PKM/posyanduMetode:Melakukan penyuluhan terhadap Masyarakat
BendunganSemua MasyarakatNakes /kader: penyuluhan
Posyandu/PKMNakesKaderMenurunnya angka kesakitan akibat TB
2Penyuluhan tentang gejala penyakit TB, pertolongan pertama,
rutin minum obat, dan evaluasi keberhasilan pengobatan
TB.Setting:PKM/ posyanduMetode:Melakukan penyuluhan terhadap
Masyarakat BendunganSemua MasyarakatNakes /kader: penyuluhan
PosyanduPKMNakesKaderMenurunnya angka kesakitan akibat TB
3.Penyuluhan kepada masyarakat perbaikan gizi pada pasien
TBSetting :PKM//posyanduMetode:Melakukan penyuluhan terhadap
Masyarakat BendunganSemua MasyarakatNakes /kader: penyuluhan
PosyanduPKMNakesKaderMenurunnya angka kesakitan akibat TB
4.Pembagian Leaflet di tempat umum, puskesmasSetting :Tempat
umum, pusat keramaianMetode :Poster dan pamfletMasyarakat
umumNakes: menyusun dan menyebarkanKader:
menyebarkanNakesKaderSaranaDana
Menurunnya angka kesakitan akibat TB
KETERANGAN KEGIATAN
NoNama KegiatanWaktu PelaksanaanTempat PelaksanaanFoto
1Penyuluhan Tentang TBSelasa, 3 Februari 2015Halaman depan
Puskesmas Tapen
2Pembagian leaflet di tempat umum dan puskesmasSelasa, 3
Februari 2015Halaman depan Puskesmas Tapen
Permasalahan: kesenjangan pada P2M di desa BendunganTujuan
jangka panjang : Menurunkan angka kejadian ISPA di desa
BendunganTujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program kesehatan di
desa BendunganNoStrategi intervensiSetting dan MetodeTarget
populasiPeran dan tanggung jawabSumber dayaEvaluasi
1
Sosialisasi / penyuluhan Perilaku hidup bersih dan sehatSetting
: PKM/posyandu
Metode:Melakukan penyuluhan terhadap Masyarakat BendunganSemua
Kader posyanduNakes /kader: penyuluhan
Posyandu/PKMNakesKaderMenurunnya angka kesakitan akibat ISPA
2.Pembagian Leaflet kepada masyarakat sekitarSetting :Desa
BendunganMetode :LeafletSemua kader posyanduNakes: menyusun dan
menyebarkanKader: menyebarkanNakesKaderSaranaDana
Menurunnya angka kesakitan akibat ISPA
KETERANGAN KEGIATAN
NoNama KegiatanWaktu KegiatanTempat KegiatanFoto
1Sosialisasi perilaku hidup sehat23 Januari 2015Desa
Bendungan
2Pembagian leaflet 23 Januari 2015Desa Bendungan
B. STATUS UPAYA KESEHATANPermasalahan :kesenjangan pada Cakupan
KIA di desa BendunganTujuan jangka panjang : Meningkatnya cakupan
KIA sesuai targetTujuan Jangka Pendek : Terlaksananya program
cakupan KIA di desa BendunganNoStrategi intervensiSetting dan
MetodeTarget populasiPeran dan tanggung jawabSumber
dayaEvaluasi
1Penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk
mencegah kehamilan resti, neonatal resti& pemberian ASI n
ekslusifSetting : polindes/posyandumelakukan penyuluhan melalui
kelompok pengajianMetode:Usai pengajian, waktu penyuluhan
disesuaikan dengan kegiatan wargaSemua ibu yang hamil dan wanita
yang baru menikahNakes /kader: penyuluhan
Polindes/PKMNakesKaderTercapainya cakupan ASI ekslusif,
menurunnya angka bumil resti dan neonatal resti.
2
Peningkatan kinerja kaderSetting :Tempat kerja/posyanduMetode :
pembinaan kaderKader Nakes
- Nakes: pro aktif dalam pemeriksaan ibu hamil- PKM menyiapkan
sarana prasaranaPolindes/PKMNakesKaderTercapainya cakupan ASI
ekslusif, menurunnya angka bumil resti dan neonatal resti.
KETERANGAN KEGIATAN
NoNama KegiatanWaktu PelaksanaanTempat PelaksanaanFoto
1Penyuluhan dan Peningkatan Tenaga Kader3 Februari 2015Posyandu
Balita Desa Bendungan
C. STATUS LINGKUNGANPermasalahan : Kesenjangan Pada Permasalahan
Kesehatan Sanitasi Lingkungan Di Desa BendunganTujuan jangka
panjang : Memperbaiki sanitasi lingkungan di desa Bendungan dan
membentuk kaderisasi dalam rangka program SToPS (Sanitasi Total Dan
Pemasaran Sanitasi) pemerintah Kabupaten Jombang dengan program
pemicuan pada masyarakat Bendungan.Tujuan Jangka Pendek :
Meningkatnya perbaikan sanitasi lingkungan sesuai target.NoStrategi
intervensiSetting dan MetodeTarget populasiPeran dan tanggung
jawabSumber dayaEvaluasi
1.Penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban (Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat)Setting : PKM/polindes/ posyandumelakukan
penyuluhan terhadap masyarakat BendunganSemua MasyarakatNakes
/kader: penyuluhan
Polindes/PKMNakesKaderTercapainya semua progam sanitasi
lingkungan
KETERANGAN KEGIATAN
NoNama KegiatanWaktu PelaksanaanTempat PelaksanaanFoto
1Penyuluhan STBM26 Januari 2015Halaman depan Puskesmas Tapen
BAB VIPENUTUP
6.1 KesimpulanBerdasarkan laporan diagnosa komunitas desa
Bendungan yang mengacu pada profil desa Bendungan tahun 2014 dan
profil pencapaian kegiatan polindes Bendungan pada akhir tahun 2014
dapat disimpulkan bahwa prioritas permasalahan desa Bendungan yang
paling utama adalah KIA, P2M: ISPA dan TB, Sanitasi, dan
nakes.Tingginya angka kejadian TB dan ISPA, berhubungan dengan SDM
dan sanitasi di desa Bendungan yang masih kurang.Tingginya
permasalahan pada KIA berhubungan dengan SDM dan tingginya
pertambahan penduduk desa Bendungan .6.2 Saran1. Pencatatan tentang
data penduduk desa secara rutin dan menyeluruh sehingga
didadapatkan data yang akurat untuk intervensi permasalahan yang
tepat sasaran.2. Adanya koordinasi dan pelaporan data dari pihak
desa ke pihak kecamatan sehingga tidak ada perbedaan antara data
yang didapatkan dari desa dan kecamatan.3. Nakes/kader aktif dalam
melakukan penyuluhan sehingga bisa mengurangi masalah kesehatan
yang ada.4. Diperlukan peran aktif tokoh masyarakat sehingga bisa
mempengaruhi warga untuk menciptakan hidup sehat.DAFTAR ACUAN
Profil Desa Bendungan Kabupaten Jombang 2014Indikator standart
pelayanan minimal dinas kesehatan kabupaten Jombang 2014Rencana
pembangunan jangka menengah Desa Bendungan 2014Laporan UCI Desa
Bendungan periode Januari - Desember 2014Laporan PWS kesehatan anak
Desa Bendungan periode Januari - Desember 2014Laporan PWS kesehatan
ibu Desa Bendungan periode Januari - Desember 2014Laporan PWS KB
Desa Bendungan periode Januari - Desember 2014
3