Top Banner
Vol. 1 Tahun 2010 Nilai-nilai kehidupan Memimpin itu amanah Mempersiapkan karakter pemimpin Pemuda dan pulau terluar DIALOG PEMUDA dan KEPEMIMPINAN Media Inspirasi Wira Muda
21

dialog magazine

Mar 10, 2016

Download

Documents

news and education
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

Vol. 1 Tahun 2010

Nilai-nilai kehidupan

Memimpin itu amanah

Mempersiapkan karakter

pemimpin

Pemuda dan pulau terluar

DIALOGPEMUDA dan KEPEMIMPINAN

Media Inspirasi Wira Muda

Page 2: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

"MeneLADAnI KepeMIMpInAn pArA TOKOh InDOnesIA"Kepustakaan untuk pemudaKumpulan buku-buku yang disusun oleh Kementerian pemuda dan Olahraga rI

"peMuDA KreATIf MenGGerAKKAn BAnGsA. peMuDA BerKArAKTer unTuK InDOnesIA yAnG LeBIh BAIK"

Khazanah kepustakaan pemuda, yang disusun oleh Kementerian pemuda dan Olahraga rI

Page 3: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| Tahun 2010DIALOG . 21 .

Apa yang tak dimiliki pemuda?Semua karunia Tuhan seolah tumpah pada manusia muda usia yang disebut sebagai PEMUDA.Ketangguhan fisik, ekspresi, semangat, spirit, kecerdasan, akses, kemampuan berubah, pergaulan, akses, kemolekan penampilan, gairah, persahabatan, kesempatan, kekuatan sejati, hingar bingar dunia, kepiawaian berteknologi, diiringi narsisme dan gejolak emosi, dimiliki oleh pemuda. Generasi platinum!Jika diumpamakan jari-jari tangan, pemuda itu adalah jari tengah. Jika kelingking adalah anak-anak yang mungil, dan jari manis adalah remaja yang molek, ditandai dengan lingkaran cincin yang menandakan kesempatan bergaya dan dikagumi.

Jari telunjuk, sudah mapan pada posisi karir dan tahapan berkarya, karena sudah bisa menunjuk sana-sini, memerintah, memberi peringatan pada bawahan. Sedangkan ibu jari adalah tahapan akhir, di mana bentuk tubuh pun sudah menjadi lebih lebar seperti bentuk ibu jari. Fisik tak lagi menawan, namun sangat perbawa. Orang Jawa sering menggunakan ibu jari untuk mempersilakan atau menunjukkan sesuatu. Ibu jari menjadi perlambang Semar yang arif. Jika semua jari digenggamkatubkan, hanya ibu jari yang bisa tegak menonjol.

Jari tengah, adalah jari tertinggi. Inilah puncak kebisaan dan posisi yang sangat menentukan.

Sebagai pemuda, hendaknya Anda bangga dengan predikat tahapan ini. Kesempatan yang harus digunakan sebaik mungkin, sebelum lengser menjadi pemberi petunjuk ibarat jari telunjuk.

Di tangan pemuda harapan perubahan ini akan bergulir dengan cepat dan tepat, mengiringi perubahan paradigma dan tata kehidupan.

Jika orang tua bicara masa lalu, pemuda selalu bicara masa depan! Alangkah meruginya suatu negara, jika tak memahami kekuatan pemudanya.

Anda pemuda, lakukan apa saja yang Anda bisa kerjakan. Sepenggal kalimat bertenaga Bung Karno menyentakkan kita: “…beri aku sepuluh pemuda yang mencintai tanah air ini, dan akan kuguncang dunia…!”Bahkan kini, negeri yang luar biasa indah ini berharap, akan lahir satu pemimpin dahsyat dari kalangan pemuda. Let’s go pemuda! ***

Zulkifli Akbar

Dari Redaksi

pengarah Majalah pembina: Dr. Andi A. Mallarangeng

penasehat: Drs. Wafid Muharam, MM. pengarah: Drs. Sudrajat Rasyid, MM

pengelola penanggung Jawab - pemimpin umum:

Drs. Zulkifli Akbar, M.Si, Psipemimpin redaksi: Budiyanto, S.Pd, M.Si

sekretaris redaksi: Dra. Lies YuliawatiBendahara: Sudiyantoro, S. Sos

Dewan redaksi: Drs. Karsono, M.Si Supriyatna, S.Sos Arfi D. Moenandaris Indrawan Miga

sekretariat: Purida Purba Sawun, S.Sos Wedaraningtyas N.

Administrasi Keuangan: Diah Setyo Rinisirkulasi: Tommy Afriandi

M. Dwi Prasetyophotografer: Wiwid Wicaksono

Halida Bunga Fisandra Desain Grafis: Prima Purnamadani

Dafta

r Isi: DArI reDAKsI 1

DAfTAr IsI 2

WArIsAn: Seni Memimpin Jenderal Besar 3

KOMpeTensI: Abad 21 Era Pemuda Berkompetensi Tinggi 6

IDeA : Kompetensi dan Valensi Pemimpin 7

reGuLAsI : Siap Menjadi pemimpin Bangsa? UU no 40 th 2009 9

KepeMIMpInAn: Jadilah Pemimpin, Bukan Pemimpi- Membangun Tangga-Tangga Sosial.- Dr. Andi A Mallarangeng, Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga RI 11

resensI: Mempersiapkan Karakter Pemimpin, Nasehat John C.Maxwell 15

TIps: 9 Prinsip Kepemimpinan Efektif 17

seJArAh : Indonesia Raya dan Tahu Sama Tahu Catatan Pribadi Soegondo Djojopoespito 1969 18

peruBAhAn : Change Readiness, Menyiapkan Diri Menyambut Perubahan 21

KeBAnGsAAn : Pemuda, Ayo Ikut Berdayakan Pulau Terluar 22

KepeMIMpInAn : Memimpin itu Amanah 26

KeBAnGsAAn: Sumpah Pemuda & Sumpah Palapa Dua Mimpi Beda Aksi 28

pArADIGMA: Nilai-Nilai Kehidupan 30

pArADIGMA : Law of Attraction, Energi Positif dan Hukum Tarik Menarik 32

OpInI : Bugar Kognitif – Eileen Rahman 34

rehAT : Bola Jabulani dan Karyawan Visioner Doni Swadarma 36

Page 4: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

WARISAN WARISAN

.4

“..........Seorang pemimpin yang baik akan menumbuhkan kepemimpinan di sekelilingnya. Ia tidak merasa bersaing dengan anak buahnya, apalagi terancam posisinya, malah justru berbagi ilmu dan pengalaman agar anak buah atau pengikutnya dapat lebih maju dan berkembang......”

Banyak orang bisa memimpin. Tapi, hanya sedikit yang mampu menjadi pemimpin yang baik dan dapat diandalkan. Maklum, untuk menyandang predikat itu diperlukan sejumlah prasyarat. Nah di negeri ini, Jenderal Soedirman bisa disebutkankan salah satunya.

seni Memimpin JenDerAL BesAr

Sebagai pemimpin, Soedirman selalu mengutamakan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan Tanah Air. Hal ini bisa dilihat pada saat Agresi Militer II Belanda. Dalam keadaan lemah karena didera sakit paru-paru, Soedirman tetap bergerilya walaupun harus ditandu. Ia terus memimpin dan memberi semangat kepada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Kunci keberhasilan kepemimpinan Jenderal Soedirman terletak pada kemampuannya dalam memberikan contoh dan keteladanan. Sudirman yang lemah dan sakit-sakitan mampu memberikan semangat, motivasi dan kesadaran akan arti pentingya kemerdekaan bagi pasukannnya dengan bersedia bersusah payah, menderita bersama-sama dalam sebuah perjuangan.

” … perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian,” demikian yang disampaikan Soedirman dalam pidato pelantikan menjadi Panglima Besar dalam Konferensi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 12 Nopember 1945. Prinsip yang mencerminkan sikap jujur, adil, dan dapat dipercaya tersebut dipegang teguh hingga akhir hayat.

Tak kurang Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kekagumannya pada Jenderal Soedirman yang dipandang sebagai tokoh yang mempunyai kepribadian tegar, kuat jiwanya, pikirannya dan hatinya. Hal itu disampaikan ketika meresmikan Kawasan Sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman, di Pakis Baru, Nawangan, Pacitan, Jawa Timur pada 15 Desember 2008.

Meskipun raganya letih, kata SBY, Soedirman pantang menyerah, disiplin, mencintai

prajuritnya, mencintai tanah airnya, bangsa dan negaranya. “Kepribadian seperti itulah yang

patut kita teladani, ketika kita harus mengabdi, melanjutkan pengabdian kita kepada bangsa dan

negara kita,” katanya dihadapan ribuan prajurit TNI yang berbaur bersama masyarakat.

Lebih jauh dia menyebutkan, kepemimpinan Jenderal Soedirman adalah kepemimpinan yang paripurna. Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Artinya, di depan memberi teladan, di tengah membangun prakarsa dan di belakang memberi dorongan.

“Dalam segala medan pengabdian selama beliau memimpin TNI, serta ketaatan dalam beragama, sangat khusyuk memohon ridho Allah SWT. Memimpin perang gerilya yang keras, berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dalam kejaran musuh,” ujar Presiden.

SBY juga menyatakan, apa yang telah dilakukan Panglima Jenderal Soedirman semuanya tentu menjadi catatan abadi dalam perjuangan bangsa Indonesia. “Sekarang bagaimana kita semua. Para prajurit TNI, dan bangsa Indonesia bukan hanya meneladani, tetapi juga mengaktualisasikan semua yang telah diletakkan landasannya oleh Panglima Jenderal Soedirman,” ujar Presiden SBY.

MeMIMpIn DenGAn hATIMenyimak perjalanan hidup jenderal yang satu ini memang menarik. Soedirman dilahirkan di lingkungan keluarga petani pada tanggal 24 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Namun, sejak kecil ia tak pernah diasuh ayahnya Karsid Kartawiradji, seorang mandor tebu pada pabrik gula dan ibunya, Siyem.

Begitu lahir, Soedirman dijadikan anak angkat oleh keluarga R. Tjokrosunaryo, Asisten Wedana (Camat) di Rembang, Distrik Cahyana, Kabupaten Purbalingga. Keluarga ini menerapkan pendidikan yang penuh disiplin. Seperti bagaimana cara menepati waktu dan belajar menggunakan uang saku dengan sebaik-baiknya, membagi waktu antara belajar, bermain, serta mengaji. Selain itu, Soedirman juga dididik dalam hal sopan santun priyayi yang tradisional oleh Ibu Tjokrosunaryo.

Dalam usia tujuh tahun, ia memasuki Hollandsche Inlandsche School (HIS) setingkat Sekolah Dasar di Cilacap. Pada tahun 1930, Sudirman tamat dari HIS dan melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) setingkat SLTP. Setahun kemudian, is pindah

ke Perguruan Parama Wiworo Tomo dan tamat pada tahun 1935. Di sekolah, Soedirman termasuk murid yang cerdas dan rajin mengikuti pelajaran yang diajarkan gurunya.

Ia juga aktif di organisasi kepanduan (sekarang Pramuka) Hizbul Wathon (HW) yang diasuh oleh Muhammadiyah. Melalui kegiatan kepanduan ini, bakat-bakat kepemimpinan Soedirman mulai terasah. Ia ternyata seorang pandu yang berdisiplin, militan, dan bertanggung jawab.

Hal ini terlihat ketika Hizbul Wathon mengadakan jambore di lereng Gunung Slamet yang terkenal berhawa dingin. Pada malam hari udara sedemikian dinginnya, sehingga anak-anak HW tidak tahan tinggal di kemah. Mereka pergi ke rumah penduduk yang ada di dekat tempat tersebut. Hanya Soedirman sendiri yang tetap tinggal di kemahnya.

Setelah lulus dari Parama Wiworo Tomo, ia menjadi guru di HIS Muhammadiyah sebagai seorang guru dan tetap aktif di Hizbul Wathon. Pada tahun 1936, ia memasuki hidup baru dengan menikahi dengan Siti Alfiah dan dikaruniai 7 orang anak.

Kondisi rakyat pada waktu itu sulit mencari bahan makanan, sehingga keadaan ini membangkitkan semangat Sudirman untuk aktif membina Badan Pengurus Makanan Rakyat (BPMR), suatu badan yang dikelola oleh masyarakat sendiri, bukan badan buatan Pemerintah Jepang.

Badan ini bergerak dibidang pengumpulan dan distribusi bahan makanan untuk menghindarkan rakyat Cilacap dari bahaya kelaparan. Ia termasuk tokoh masyarakat karena kecakapan memimpin organisasi dan kejujurannya. Pada tahun 1943, Pemerintah Jepang mengangkat Soedirman menjadi anggota Syu Songikai (semacam dewan pertimbangan karesidenan) Banyumas.

Ketika tentara Jepang mulai terdesak oleh Sekutu dan Pemerintah Pendudukan Jepang mengumumkan pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (Peta), Soedirman sebagai tokoh masyarakat ditunjuk untuk mengikuti latihan. Selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Daidanco (komandan batalyon) berkedudukan di Kroya, Banyumas.

Di sanalah Soedirman memulai karirnya sebagai seorang prajurit. Ia dicintai oleh bawahannya karena sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Soedirman tak gentar menentang perlakuan buruk opsir-opsir Jepang yang menjadi pelatih dan pengawas batalyonnya

MenJAGA ApI nAsIOnALIsMe

Kesederhanaan sudah lama menjadi filosofi hidupnya sehari-hari. Pribadinya yang tulus—jauh dari basa-basi--memancar ke sekelilingnya. Inilah yang membangkitkan kepercayaan anak buahnya. Mereka merasa dipimpin menuju cita-cita dan tujuan

Page 5: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

WARISAN KOMPETENSI

5 . . 6

yang mulia, yaitu tercapainya kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa.

Selain sederhana, Soedirman juga dikenal jujur, tidak mementingkan diri sendiri di samping memiliki solidaritas terhadap nasib sesamanya. Munculnya semangat nasionalisme yang tinggi merupakan hasil dari penghayatan suara hati nurani rakyat yang sekian lama diambil hak-haknya.

Inilah yang melandasi sikap sebagai pejuang, yang selalu mampu melakukan pengamatan secara cermat dan tepat terhadap perkembangan situasi politik yang silih berganti. Soedirman mampu untuk memilih dan menentukan sikap yang tepat di dalam setiap situasi yang kritis.

Sebagai contoh adalah keputusan untuk segera mengorganisasikan laskar-laskar perjuangan rakyat dalam satu prototype tentara nasional, serta keputusan untuk menerima pengangkatannya sebagai Panglima Besar APRI

(Nopember 1945) di saat Republik Indonesia masih berusia kurang dari tiga bulan.

Soedirman juga dihadapkan pada kondisi sulit ketika pada 19 Desember 1948, ribuan tentara payung Belanda diterjunkan dan menyerang Yogyakarta secara mendadak. Saat itu, para pemimpin Republik memutuskan untuk tetap tinggal di Yogyakarta, yang berarti mempunyai kemungkinan besar ditawan oleh tentara Belanda. Tapi Soedirman membuat keputusan untuk tetap bersama prajurit dan rakyat, melanjutkan perjuangan dengan perang gerilya kendati fisiknya semakin lemah akibat penyakit paru-paru yang berat.

Betapa besarnya kerugian psikologis yang akan menimpa perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan, apabila pada waktu itu yang menduduki jabatan Panglima Besar dan juga merupakan lambang dan keberadaan TNI, ikut-ikut menyerah dan ditawan oleh musuh.

Keteguhan itu ditopang oleh kayakinan terhadap kekuatan nilai-nilai demokrasi, yaitu bahwa rakyat adalah merupakan sumber kekuatan yang tidak akan pernah habis. Keyakinan itu secara terus menerus diusahakan untuk ditanamkan kepada anak buahnya, melalui petunjuk-petunjuk dan keteladanan tentang bagaimana nilai-nilai itu seharusnya diamalkan.

Lulusan Sekolah Guru Muhammadiyah yang mengawali karirnya sebagai pendidik lalu memilih terjun ke bidang ketentaraan itu sudah lama tiada. Namun, darah, daging, dan jiwanya yang diliputi semangat untuk mendidik dan membimbing orang-orang di sekitarnya menuju terwujudnya nilai-nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia tetap akan menyala.***YHD (Diolah dari berbagai sumber)

Tantangan yang akan kita hadapi di masa depan sangat ditentukan oleh bagaimana wajah Indonesia di masa kemarin. Berbicara tentang anak muda, kita tidak boleh menempatkan diri pada tataran lokal saja, tetapi harus dilihat pada tataran global, sekurang-kurangnya benua Asia.

Karena anak muda dibutuhkan tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia. Perusahaan negara Pertamina, misalnya, tentu membutuhkan pemuda-pemuda yang jenial, guna menyiasati persiangan dengn perusahaan minyak global seperti Petronas, Shell, dll yang berbisnis di negeri ini. Pertamina juga harus memikirkan efisensi dan daya saing serta menyiasati gejolak harga minyak dunia. Tanpa sumberdaya yang bagus, Pertamina akan kalah dan tumbang. Di tingkat korporasi bisnis, dalam waktu 15-20 tahun ke depan bukan lagi di tingkat institusi, melainkan sudah sampai tingkat individu.

Kompetitor pemuda nanti, adalah orang asing yang datang ke Indonesia untuk mencari profesi yang bonafid. Pemuda Indonesia harus punya keunggulan berdasarkan: basis pengetahuan (state of knowledge), kemampuan berbahasa asing, sikap profesional, dan peluang membuka dan mengembangkan akses capital. Keseimbangan peran civil society, state, and market seharusnya dijawab melalui peningkatan kualitas pendidikan nasional. Selama ini yang disiapkan hanya civil society dan state saja, tapi market-nya

erA peMuDA BerKOMpeTensI TInGGI !

ABAD masih kurang. Sehingga pemuda berstatus sarjana masih kesulitan mencari kerja, apalagi menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.

Idealisme yang dipupuk di masa kuliah harus diikuti dengan semangat profesionalisme ketika merintis kerja. Karakter profesional ini yang kurang dari kalangan pemuda, di samping juga penguasaan bahasa internasional. Pasar yang sekarang ini bersifat materialistik, dan cenderung sekularistik, sehingga harus berhati-hati. Kita ingin membangun kesejahteraan tapi juga harus berkeadilan.

Anak muda selalu terpacu dengan kata kepemimpinan, tapi mestinya juga menyebarkan nilai kesejahteraan. Indonesia ini sudah punya modal persatuan di banyak bidang. Tinggal lagi, dibutuhkan kompetensi untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Tugas itu harus diambil alih oleh pemuda.

Calon pemimpin muda harus datang dari semua strata lapisan sosial. Supply pemimpin mulanya dari universitas-universitas terkemuka di dalam negeri, dan kini tampaknya makin banyak di isi oleh lulusan universitas luar negeri. Kampus makin komersial, dan banyak anak miskin kelas bawah yang berprestasi terhambat memperoleh pendidikan tinggi. Trend-nya, hanya golongan yang mampu (the have) saja yang masuk kuliah, sehingga nantinya yang akan bertambah banyak golongan ekonomi atas, sementara kelompok yang di tengah dan di bawah semakin sedikit. Ini

dapat membuat pergeseran dan mengubah kondisi ideal kohesi kesatuan bangsa. Universitas, dengan kuota, bisa memberikan kesempatan kepada kelompok sulit mendapatkan akses pendidikan tinggi ini. Formasi sosial yang dibangun harus mengakomodasi kepentingan semua golongan.

Benarkah sulit menerapkan kepemimpinan pemuda? Benarkah sulit mendorong pemuda untuk berkarya membawa angin perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat?

Sirkulasi rulling elite berjalan lamban, meski sudah ada arah yang jelas. Tampaknya, pintu kesempatan bagi kaum muda perlu diperlebar, meski belum berpengalaman. Sehingga, dalam kepemimpinan politik misalnya, kita dapat melihat betapa tokoh muda dapat memenangkan pilkada yang bersih.

Sikap konstruktif dan membangun tampaknya masih kurang terlihat dalam gerakan pemuda. Bagaimana caranya membuat suatu idealita menjadi realita, lebih dari sekadar pidato perlawanan dalam unjuk rasa. Jika sebelumnya berfikir bagaimana memobilisasi buruh, untuk berunjuk rasa misalnya, maka kini mari berpikir konstruktif bagaimana mendidik buruh agar berdaya. ***

Page 6: dialog magazine

semua orang pernah menikmati fasilitas umum toilet. Kualitasnya berbeda-beda, dari sisi kebersihan, kerapian dan bau!. Toilet terminal berbeda dengan stasiun, beda lagi dengan toilet hotel, dan pompa bensin.

Dari Tegal ke Pekalongan, ada toilet bersih, rapi dan selalu kering, meski keramik dan equipmentnya standar.Amati pula usaha tambal ban, warung makan di jalan, tukang bakso, atau usaha apa saja yang setiap hari Anda lewati. Setelah sekian tahun, keadaan bisa berbeda. Ada yang sama saja, jalan di tempat, ada yang maju dan bertambah besar dengan segala diversifikasinya, ada yang tamat riwayatnya alias tutup bangkrut.

Apa yang membuat perbedaan itu?Jamil Azzaini menyatakan bahwa faktor yang membedakan adalah valensi sumber daya manusia, baik pimpinan maupun karyawannya.

Valensi pemimpin

Valensi diartikan sebagai takaran atau bobot yang mewakili seluruh kapasitas diri seseorang yang akan menentukan nilai-nilai dan kualitas hasil kerja dan mempengaruhi tingkat kesuksesan.

Dalam istilah ilmu kimia, valensi merupakan kekuatan elemen atom yang saling berkombinasi. Menurut Murakami, keseluruhan kegiatan manusia merupakan proses kimiawi.

Jadi ketika Anda ingin merealisasikan pikiran, keinginan, bahkan mimpi, elemen-elemen kimiawi tubuh akan bereaksi. Kombinasi atom akan menghasilkan kinerja tertentu.

Anda akan merasakan apakah efeknya dahsyat, sedang atau sangat lemah. Itulah ukuran valensi Anda!

Amir FaisalRingkasan dari Leadership bagi Pemimpin Bisnis dan Non-Bisnis - Quanta

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| Tahun 2010DIALOG

IDEA IDEA

Akhir-akhir ini kata kompetensi telah menjadi pembicaraan di mana-mana, di dunia pendidikan, bisnis, dan politik.

Ibrahim Elfiky, trainer berkelas internasional mengatakan: kompetensi adalah proses kesadaran yang diawali dari ketidaksadaran seseorang akan ketidakmampuannya, hingga mampu melakukan sesuatu dengan mudah, tanpa dipikirkan lagi, karena kebiasaannya.

Seorang anak yang awalnya tak menyadari dirinya bisa bersepeda roda dua, setelah melihat teman bersepeda, ia pun mencoba, dan ternyata gagal. Saat itu dia menyadari dirinya tidak punya kemampuan mengendara sepeda.

Tergiur oleh teman yang sudah bisa, ia pun berminat berlatih hingga akhirnya mahir. Beberapa lama kemudian, ia sudah tak menyadari, apa yang harus ia pikirkan ketika

Kompetensi pemimpinharus menjaga keseimbangan.Suatu saat Anda mungkin kagum pada kehebatan pembicara saat menyampaikan konsep-konsep dan gagasannya. Pembicara itu tentu sudah tak menyadari kemampuannya itu harus dicapai dengan berbagai proses berliku.Karyawan baru di perusahaan Anda mungkin hanya melihat satu sisi, apa yang bisa didapatkan dari perusahaan untuknya.

Sama sekali ia tak menyadari bahwa penghasilannya nanti akan berbanding lurus dengan peningkatan kemampuannya, bahkan kinerja seluruh perusahaan, akan berpengaruh terhadap penghasilan perusahaan, dan akan menaikkan penghasilan karyawan juga.

Mc-Clelland menganjurkan, dalam program peningkatan kompetensi untuk para calon eksekutif, sebaiknya tak lagi menggunakan cara lama, seperti tes IQ dan ketrampilan teknis, melainkan lebih mengedepankan cara baru yang lebih berorientasi pada kecerdasan emosional, seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan pengelolaan relasi.

Bahkan ia menasehatkan untuk membandingkan antara para ‘bintang’ dengan para manajer yang kinerjanya rata-rata. Lihatlah kemampuan mengambil prakarsa, kemampuan kerja sama dan kemampuan memimpin kelompok. Penyadaran kompetensi merupakan sesuatu yang emosional. Karenanya, program peningkatan kompetensi yang baik akan mampu mendorong motivasi.

7 . . 8

Page 7: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

REGULASI REGULASI

9 . . 10

Dalam UU tersebut dijelas-kan, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penang pertumbuhan dan perkem-bangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Saat ini, jumlahnya ada 62.9 juta lebih, atau sekitar 27% jumlah penduduk Indonesia. Sebagian mereka tergabung dalam lebih dari 277 ribu unit komunitas/organisasi kepemudaan (BPS, 2009).

Peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan, Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan hari Pahlawan, merupakan penanda kiprah heroik pemuda Indonesia. Sejarah mencatat sejak perintisan pergerakan kebangsaan Indonesia sampai dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemuda berperan aktif mengantarkan bangsa dan negara mencapai kehidupan yang merdeka dan berdaulat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

sIAp MenJADI peMIMpIn BAnGsA? uu no. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan dan revitalisasi Gerakan Kepemudaan

Kini pemuda diharapkan tampil sebagai garda terdepan dalam proses pembaharuan dan pembangunan. Kekuatan bangsa di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya pemuda saat ini. Untuk itu, pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar memiliki kualitas dan keunggulan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan, serta tantangan dan persaingan di era global.

Hadirnya Undang-Undang No.40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan memberikan kepastian hukum bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk mengintegrasikan program dan kegiatan perlindungan proses pembangunan dan pengembangan kepemudaan. Undang-Undang Kepemudaan merupakan sebuah momentum, bentuk perhatian negara terhadap posisi strategis pemuda.

MAnfAAT uu KepeMuDAAn

UU Kepemudaan bukan untuk mengatur pemuda, tetapi sangat bermanfaat untuk pengembangan dan aktualisasi pemuda. Dengan adanya UU Kepemudaan tersebut, program pemberdayaan kepemudaan lebih fokus dan tepat sasaran.

Inti UU Kepemudaan adalah penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda. Penyadaran kepemudaan berupa gerakan pemuda dalam bidang ipoleksosbudhankam. Adapun pemberdayaan pemuda dilaksanakan secara terencana, sistematis, dan berkelanjutan untuk meningkatkan potensi dan kualitas jasmani, mental spiritual, pengetahuan, serta keterampilan diri dan organisasi menuju kemandirian pemuda. Sedangkan pengembangan pemuda dilakukan melalui pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan. Negara wajib melindungi dan menempatkan posisi strategis pemuda dalam pembangunan nasional dan pembangunan daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Jangan ada diskirimasi atau pembedaan, baik karena tingkat intelektualitas, primordial, maupun status sosial. Setiap pemuda harus dihargai bakat dan intelektualitasnya masing-masing, sehingga ke depan diharapkan pemuda tak hanya berorientasi di bidang politik, juga bidang-bidang lain, seperti kewirausahaan.

Terbuka ruang bagi tiap pemerintah daerah untuk menetapkan kebijakan sendiri sesuai dengan

karakteristik dan potensi daerah. Pemerintah daerah sangat mungkin untuk merumuskan suatu desain pembangunan dan pengembangan kepemudaan. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan dana untuk mendukung pelayanan kepemudaan, semisal memfasilitasi kemitraan sinergis antara organisasi kepemudaan dengan sektor publik maupun pelaku usaha. Pemerintah Daerah harus menganggarkan program pemberdayaan pemuda di dalam APBD-nya.

Di sini, DPR RI dapat berperan dalam fungsi penganggaran (budgeting), pengawasan, pembuatan Renstra dan RKP Tahuna, serta pelaksanaan peraturan perundang-undangan.

TAnTAnGAn Ke DepAn

UU Kepemudaaan No. 40/2010 tentunya diharapkan dapat menjawab suara-suara miring tentang kondisi karakter pemuda yang merosot belakangan ini. Banyak pendapat, menganggap pemuda saat ini bermental pragmatis, makin terkikisnya spirit nasionalisme, cenderung cuek, apatis dan senang mencari jalan pintas (instan). Lemah, kurang gigih dan kehilangan jati diri. Lihatnya, begitu banyak kasus tawuran pelajar mahasiswa, konflik antar geng, pergaulan bebas, pengguna narkoba, serta angka pengangguran pemuda.

Tantangan di masa depan jelas akan makin kompleks. Pemuda saat ini berarti gambaran bangsa di masa depan. Karenanya, pembangunan karakter pemuda harus dijadikan prioritas.

Lihat Pasal 3 UU Kepemudaan diatas, tujuan pembangunan pemuda adalah untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan.

Dalam aspek ini jelas pendidikan, penanaman nilai-nilai moral dan agama, jiwa sosial, apresiasi budaya, penanaman kearifan lokal dan lain-lain memegang peran penting. Di tingkat implementasi, perlu strategi kepemudaan yang baru dan lebih segar, dan menarik.

Mestinya banyak digelar ajang kompetisi guna menggali potensi pemuda baik di bidang seni budaya, sains, teknologi, maupun olahraga – tak melulu kompetisi bidang hiburan. Misal, ajang kompetisi mencari atlit berprestasi, seniman muda, penulis muda, pelajar/mahasiswa juara olimpiade. Perlu dibangun budaya merit system.

OrGAnIsAsI KepeMuDAAn hArus MAnDIrI

Kini, salah satu program Kemen-terian Pemuda dan Olahraga adalah revitalisasi organisasi kepemudaan, yang perlu langkah nyata. Misal, mendorong agar organisasi kepemudaan (OKP) menjadi mandiri.

Menurut Menegpora Dr. Andi A. Mallarangeng, revitalisasi organ-isasi kepemudaan meliputi perta-ma, menjadikan organisasi kepe-mudaan sebagai wadah pengem-bangan potensi pemuda yang andal. Kedua, menjadikan organ-isasi kepemudaan sebagai organ-

isasi yang melaksanakan prinsip good governance. Ketiga, men-jadikan organisasi kepemudaan sebagai kawah candradimuka bagi kader-kader pemimpin bangsa. Keempat, menjadikan organisasi kepemudaan sebagai organisasi yang berdaya dan mandiri. Dan kelima, menjadikan anggota/pen-gurus organisasi kepemudaan se-bagai pemuda yang progresif dan berpikiran maju.

Diharapkan berbagai elemen kepe-mudaan itu membentuk badan hukum atau terdaftar di lembaga pemerintahan. Memiliki database keanggotaan, dokumen tentang kepengurusan, dokumen tata lak-sana kesekretariatan dan keuan-gan, seperti akta notaris, NPWP, dan rekening bank atas nama organisasi, serta anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) atau sejenisnya. Di samping itu, melaksanakan konsolidasi or-ganisasi sesuai AD/ART, SK kepen-gurusan terakhir, serta program berbasis kinerja. Tanpa syarat itu, sulit mendapat pelayanan pemer-intah. Dengan kelengkapan admin-istratif itu, pemerintah pun dapat membantu memfasilitasi bila ingin bersinergi kemitraan dengan insti-tusi lain.

Jadi, kalau ditanya, “Hai Pemuda, siap menjadi pemimpin bangsa?” Jawabnya, “Ya”. Dengan penuh semangat dan rasa cinta tanah air, mempersiapkan diri menjadi pemimpin bangsa esok. ***

Page 8: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| Tahun 2010DIALOG

KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

. 1211 .

Menyimak pidato pak Mentri Andi Malarangeng - AM - , terasa getar kebangsaan yang dalam. Kata-katanya bertenaga. Degup kecintaan pada negeri ini terasa hangat, di depan para siswa dan alumni S2 Pendidikan Kepemimpinan Nasional, hasil kerja bareng UI dan Kemenpora. Berikut petikan pidatonya:

Bangsa Indonesia saat ini sedang dalam proses menjadi bangsa yang besar. Perlu ada yang memikirkan proses ‘menjadi’, agar dapat berjalan dengan baik. Jika bangsa Amerika yang punya ‘American Dream’, yakni semangat “Anda akan menjadi apa yang Anda mau, selama Anda mau bekerja keras”, kita pun punya “Indonesian Dream”, yakni bangsa Indonesia yang sejahtera, demokratis. Karena itu, harus ada orang-orang yang memikirkan mimpi-mimpi itu agar mewujud. Jangan ada yang menghalangi secara struktur sosial proses menjadi itu. Harus ada yang memikirkan bagimana supaya bangsa ini dapat mencapai prestasi terbesarnya dalam berbagai bidang.

Potensi orang muda itu harus diarahkan, dikembangkan untuk seluruh Indonesia, sehingga bisa memaksimalkan SDM yang ada di negeri ini. Mereka itu anak-anak muda yang cerdas, yang mencoba menjadi pemimpin bangsa Indonesia dalam berbagai kapasitas.

JADILAH PEMIMPIN, Bukan Pemimpi

& Membangun Tangga-Tangga SosialDr. Andi. A. Mallarangeng

Menteri Pemuda dan Olahraga RI

Tangga-tangga sosial harus dibangun. Tugas negara menyiapkan tangga-tangga sosial itu. Negara membangun begitu banyak tangga-tangga sosial: di bidang kependidikan, bidang olahraga, bidang kewirausahaan. Sekolah gratis, misalnya, agar tidak ada lagi anak yang tidak bisa sekolah. Kita tidak boleh menyisihkan sekelompok orang atau masyarakat atas dasar diskriminasi suku. Ini berarti kita menghilangkan potensi bangsa untuk mendapatkan anak bangsa yang berbakat. Masak kita tidak bisa mencari 11 orang atlet sepakbola terbaik, atau 6 atlet basket terbaik?

Suatu cabang olahraga tidak akan berkembang, jika tidak mempunyai basis rekrutmen yang luas dalam masyarakat. Semakin banyak orang bersepeda, maka makin besar peluang mendapatkan potensi atlet sepeda. Makin banyak orang yang berenang maka makin banyak calon atlet renang.

Lalu dilakukan rekrutmen, dan dibina dengan program untuk meningkatkan performa. Misal, menerapkan program sport science, dengan mempelajari soal otot, gizi, peralatan, agar kita mendapatkan atlet yang terbaik. Nah, begitu ada proses diskriminasi dalam menentukan atlet, maka yang rugi adalah negeri ini sendiri.

Hal lain, mungkin kita tidak melakukan diskriminasi, tapi melakukan ketidakpedulian, ketidakacuhan, terhadap potensi-potensi tertentu dalam masyarakat ini. Tidak boleh ada diskriminasi,

pengacuhan, ketidakpedulian. Jadi, jangan mendiskriminasi, jangan tak peduli (ignorance), dan jangan jatah-jatahan. Jika bukan yang terbaik yang dikirim bertanding, pasti hasilnya akan kalah.

Rugi kita kalau ada potensi SDM yang tidak bisa kita pakai karena kita ‘cupek’ atau berfikir sempit, misal soal gender, membatasi perempuan berlaga. Ini mengeliminir separuh potensi bangsa Indonesia, karena jumlah perempuan lebih dari separuhnya kan. Ini artinya kita menyingkirkan tangga-tangga sosial untuk membangun bangsa Indonesia.

Bangsa ini dalam proses menjadi. Proses –proses kultural, etnisitas, masih menjadi persoalan yang mengkoyak-koyak, menghalang-halangi, membagi-bagi kita, sehingga kita tidak bisa memberikan manfaat dari berbagai keragaman bangsa yang ada. Ini tantangan kita mencapai bangsa yang maju.

Tak masalah, seorang anak Indonesia ada dan terlahir di mana, dia bisa menjadi yang terbaik yang dia mampu. Anak yang lahir di Papua, bisa menjadi apa yang dia mau. Bagaimana anak orang kecil tak berpunya, anak petani, dapat menjadi apapun pilihan mereka. Bila masih ada hambatan, kita tentu

sedih memikirkan betapa hal ini masih terjadi.

Ini tantangan kepemimpinan pemuda ke depan. Tugas Kemenpora, dalam pilihan dirinya sendiri itu, masing-masing dapat mengaktualisasikan dirinya. Apapun pilihan masing-masing itu tugas negara mendorong dan memfasilitasi agar ia bisa mencapai excellence.

Saat ini, sebagaian anak bangsa ada yang sudah mencapai mimpi, sebagian masih belum. Sebagian sudah mendapat tangga sosial, sebagian belum. Sebagian sudah menikmati arti kemerdekaan, sebagian kita masih berjuang, ‘strugling’. Masih banyak yang terpaksa bekerja di terminal-terminal, menjadi sektor informal sebagai kaki-kaki lima.

Tugas kita, tugas Anda semua sebagai calon pemimpin muda untuk memikirkan hal ini. Harus ada sekelompok orang, yaitu yang menyiapkan diri jadi pemimpin, untuk memikirkan hal-hal tersebut

Page 9: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG13 . . 14

secara dalam agar bangsa ini bisa tumbuh menjadi bangsa yang besar. Memikirkan bagaimana tidak ada diskriminasi, bagaimana membangun tangga-tangga sosial, bagaimana hambatan struktural bisa dihilangkan sambil mengawal terus proses menjadi bangsa Indonesia ini.

Saya ingin orang muda dapat mengabdi, dalam kapasitas apa pun. Banyak bidang yang dapat ditekuni.

Negara mengharapkan Anda peduli pada masyarakat, juga lingkungan, dan nasib bangsa ke depan.

Capaian yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya, sehingga bangsa ini berkembang, memiliki daya kompesiti di jajaran global.

Memang perlu ada orang-orang intelektual, yang memikirkan bagaimana proses bangsa ini menjadi. Saya ingin orang muda dapat mewujudkan mimpi-mimpi Indonesia ini.

Saya ingin, tahun depan kita dapat mulai mengembangkan program voluntarisme berbasis individu. Anak-anak muda yang punya waktu luang, dapat berperan mengajar bimbingan belajar, mengajar mengaji, menemani orang sakit, mengecat masjid, melatih anak bermain bola, mengajar piano, dan lain sebagainya.

Pramuka kita upayakan akan lebih seksi, sehingga dapat menjadi pilihan utama bagi anak-anak muda dalam mengaktualisasikan dirinya. Pendidikan bukanlah soal akademik semata, agar anak-anak muda berkembang secara utuh. Pramuka mengembangkan

KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN

karakter pemuda yang baik: takwa, nasionalisme, kejujuran, adil, anti korupsi, kemandirian.

Dalam Dasa Dharma Pramuka, yang terakhir menyebut : ”Suci dalam perkataan dan pebuatan”. Pramuka melatihkan semangat pantang menyerah, dan cinta tanah air.

Orang muda harus tumbuh dengan karakter keIndonesian, bukan sekedar hidup dan tumbuh begitu saja, tanpa nilai-nilai. Globalisasi adalah keniscayaan, kemanapun nanti Anda berkarya di seluruh dunia dan berkarya, dunia tetap tahu Anda itu orang Indonesia!

Page 10: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

RESENSI

15 . . 16

Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, nasihat John C. Maxwell, pakar kepemimpinan yang menulis buku-buku laris dunia seperti “ The 21 Irrefutable Laws of Leadership”, “ Developing the Leader Within You”, dan “The 21 Indispensable Qualities of a Leader”, sangat penting bagi seorang (calon) pemimpin. Dan itu didasari atas pemahaman akan nilai atau value yang dimiliki orang/masyarakat itu. Ada hubungan langsung antara pencapaian prestasi sang pemimpin. Yang berprestasi rendah,

MeMpersIApKAn KArAKTer peMIMpIn

nasihat John. C. Maxwellumumnya sibuk dengan dirinya sendiri. Yang berprestasi rata-rata, umumnya lebih focus pada pelaksaaan produksi atau kegiatan. Sementara yang mencapai prestasi tinggi, lantaran mendengar dan memperhatikan orang lain dengan baik. Bagi seorang calon pemimpin, ia harus mempersiapkan dan menempa diri, agar memiliki watak kepemimpinan yang unggul. Seorang yang kelak ingin menjadi pemimpin, harus mempersiapkan diri dengan sejumlah kemampuan, meliputi aspek pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan tugas-tugas managerial maupun tugas taktis dan teknis sesuai peran dan fungsinya. Serta, mampu menjalin hubungan dengan pemimpin lainnya, dengan warga komunitas yang dipimpinnya, serta mahir berhubungan dengan sesama. Karenanya, seorang pemimpin harus terus belajar meningkatkan kemampuannya.

Popularitas saja tidak cukup sebagai bekal menjadi pemimpin. Selain terpercaya, ia juga harus kuat, trampil, dan mampu. John

C. Maxwell (2001) meyakini, ”Orang percaya dulu kepada Sang Pemimpin, baru pada visinya”. Berikut nasihat Maxwell tentang karakter pemimpin yang mengerjakan kepemimpinan sejati, sebagaimana disampaikan dalam bukunya “The 21 Irrefutable Laws Of Leadership ” (21 Hukum Kepemimpinan Sejati).

Kehormatan. Kehormatan bagi seorang pemimpin adalah segalanya. Mulailah dengan upaya menghormati diri sendiri dengan menyiapkan diri sesuai kapasitas di lingkungan, dan di komunitas berupaya tampil dan berinteraksi dengan lingkungan. Hormati semua personel di komunitas, hakekatnya setiap individu ingin mendapat kehormatan dari orang lain. Untuk memperoleh kehormatan perlu upaya keras dari dalam diri kita untuk berbuat yang terbaik dalam setiap penampilan kita dengan menjunjung tinggi nilai-nilai universal dalam berinteraksi dengan lingkungan.

pengalaman. Dinamika kepemimpinan senantiasa dihadapkan untuk mengambil

keputusan atau kebijakan, karenanya ia perlu banyak referensi dan pengalaman.

Pengalaman dapat diperoleh dari perjalanan karier sendiri, menimba ilmu dari pengalaman orang, atau studi kasus. Setiap pemimpin harus peka terhadap setiap kejadian dan perkembangan situasi di lingkungannya sebagai dasar untuk mengambil langkah dan tindakan.

Kekuatan. Potensi dan talenta dirinya dapat di eksplor untuk mengembangkan kepemimpinannya, yang tentunya khas untuk tiap orang. Pahami jati diri, yang menjadi kekuatan bagi dirinya harus terus dikembangkan, kelemahan harus diperbaiki sehingga menjadi kekuatan.

emosional. Pemimpin emosional dapat berpengaruh terhadap kualitas kepemimpinannya. Perlu menata emosional kita dengan mengembangkan emosi positif yang melahirkan kepekaan yang kemudian terbentuk menjadi sikap peduli dan kepedulian itulah muara dari kepemimpininan. Bagaimana seseorang dapat mempengaruhi pengikutnya manakala tidak memiliki kepedulian.

Keterampilan. Masyarakat akan respek apabila pemimpinnya memiliki kemampuan yang lebih dibanding yang dipimpin. Trampil tak datang begitu saja melainkan perlu pembinaan terus menerus dengan belajar dan berlatih. Cara

terbaik meningkatkan keterampilan, dengan mencoba dan mencoba terus untuk mempertajam kemampuan yang telah dimiliki dan menambah kemampuan lainnya sampai mahir.

hubungan. Seorang pemimpin harus mampu membina hubungan dengan masyarakat di lingkungannya karena orang dikatakan pemimpin apabila ada yang dipimpin dan mereka mengakuinya bahwa diri kita adalah pemimpinnya. Seorang pemimpin sejati bukan hanya diakui oleh yang dipimpin saja tetapi oleh masyarakat di lingkungannya. Ini cermin konsistensi sikap dan perilaku dari seseorang yang mampu menjunjung tinggi nilai-nilai universal dan diakui setiap orang yang berinteraksi dengan dirinya baik dalam maupun di luar komunitasnya. Kunci keberhasilan dalam membina hubungan dengan masyarakat di lingkungannya adalah penerapan nilai-nilai universal dalam sikap dan tindakan seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Disiplin. Menjadi pemimpin sejati modal utamanya adalah disiplin pribadi yang kuat dan mendarah daging yang tercermin dalam sikap dan penampilan sehari-hari. Untuk menumbuhkan disiplin pribadi dibutuhkan keinginan kuat dan upaya keras mengalahkan keinginan-keinginan yang kontra produktif yang secara manusiawi selalu timbul dalam diri yang cenderung ingin senaknya sendiri

dan mengingkari komitmen yang dibuat sendiri atau komitmen dengan orang lain serta cenderung melalaikan aturan.

Visi. Mimpi seorang pemimpin sejati selalu ingin meningkatkan kualitas semua aspek kehidupan dari organisasi yang dipimpinnya, itulah yang disebut visi seorang pemimpin. Dalam budaya organisasi modern Visi merupakan satu tolok ukur bagaimana seseorang dianggap pantas untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin. Oleh karena itu untuk menyiapkan diri menjadi seorang pemimpin kita harus senantiasa mampu menyiapkan visi, serta mampu merumuskan bagaimana upaya untuk mewujudkannya. Tidak muluk-muluk, tetapi yakin dapat dicapai dengan segenap kemampuan.

Momentum. Seorang pemimpin dituntut juga kemampuan untuk memanfaatkan momentum dalam setiap tindakannya sehingga dapat diperoleh lompatan yang besar untuk pencapaian tujuannya. Dibutuhkan kecerdasan membaca peluang dan kendala serta potensi yang tersedia. Tanpa itu, mungkin hasil biasa-biasa saja, tidak istimewa. Dalam setiap kegiatan, biasakan mempelajari berbagai hal dengan cermat, berani mengambil keputusan, mendayagunakan semua potensi dan menetapkan beberapa sasaran yang harus dapat dicapai dalam satu kegiatan. ***

RESENSI

Page 11: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| November 2010DIALOG

SEJARAH

. 1817 .

(Penulis coretan ini adalah Ketua PPPI dan Ketua Kongres Pemuda Kedua, yang melahirkan “Sumpah Pemuda” tanggal 28 Oktober 1928. Coretan ini ditulis dalam bentuk surat yang ditujukan kepada Dekan Fakultas Sastra UI, Dr. Harsja W. Bakhtiar, yang mengundang penulis untuk menghadiri pertemuan peringatan Sumpah Pemuda tahun 1969 yang diselenggarakan FS UI di gedung tempat lahirnya Sumpah Pemuda yaitu Kramat 106. Redaksi memperoleh surat ini dari Sdr. Ruben Nalenan setelah yang bersangkutan mendapat persetujuan Dr. Harsja W. Bakhtiar untuk dipublisir. )

Sdr. Bakhtiar yth, Surat undanganmu ada di muka saya. Nanti sore jam setengah enam Fakultas Sastra Universitas Indonesia mengadakan pertemuan peringatan Sumpah Pemuda di Kramat 106.

Nampak di mataku gedung itu, terang sekali. Kulihat Kapau Adnan Gani (Dr. A.K. Gani), Murad, Zainudin dan Masdani main bridge di serambi muka. Kulihat Karni dan Lukman main bilyard di kamar tengah. Kulihat Mr. Nazif di ruang bacaan membaca koran. Kulihat rapat terbuka yang ketiga dari jeudcongres itu. Sekretarisnya Muhammad Yamin, bendaharanya

InDOnesIA rAyA, DAn “TAhu

sAMA TAhu”Catatan pribadi soegondo

Djojopoespito, 1969

Amir Sjarifuddin. Saya baru lulus Candidat II, Yamin dan Amir Canditat I. Saya mewakili PPPI, Yamin Jong Sumatranen Bond, Amir Jong Batak.

Jika berhadapan dengan tukang durian ngomong saya dalam bahasa Melayu boleh dikatakan lancar sekali. Amir memberi instruksi kepada empok tukang cuci saja sudah agak repot (ia dari kecil ada di negeri Belanda dan kembali ke Indonesia baru tahun 1927). Yamin sudah pernah menjadi guru sekolah desa di Minangkabau dan sudah pernah menerjemahkan buku Rabindranath Tagore (Huis en Wereld) dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia.Tapi ada untungnya juga saya belum pintar ngomong dalam bahasa Indonesia itu. Dalam rapat terbuka yang pertama dari jeudcongres itu (di gedung Katholieke Jongelingen Bond di Lapangan Banteng) Komisaris Polisi yang menjaga keamanan dan ketertiban rapat, telah menegur beberapa kali orang yang berpidato (melalui ketua rapat) supaya jangan menyinggung soal-soal politik, yang bernada acuh tak acuh, onverskhillig, Mr. Sartono menjadi jengkel, minta bicara sebentar dan mengkritik polisi yang menanggap semua ucapan menyinggung politik.

Waktu seorang pembicara terakhir menguraikan pandangannya

tentang persatuan dengan harapan supaya Indonesia lekas menjadi negeri seperti Jepang dan lain-lain negeri yang sudah merdeka, maka polisi menegur, “Mijn heer de voorzitter, Wilt U de spreker tot de orde reopen” (Tuan Ketua, sudilah Tuan menegur pembicara sampai tenang). Peringatan ini saya teruskan kepada pembicara. Setelah pidato berakhir saya berdiri dan berkata “Saudara-saudara, kita tidak usah bicara banyak-banyak. Marilah kita bersatu untuk… eh tahu sama

Soegondo Djojopoespito, dalam patung seten-gah badan di Museum Sumpah Pemuda

Delegasi Indonesia ke Konferensi Wanita Internasional di India tahun 1928. Di kiri Ny. Santoso (saudara kandung R.A Kartini), dan Nona Sunarjati di kanan. Berdiri, Soegondo Djojopoespito sebagai penasehat.

prInsIp KepeMIMpInAn efeKTIf

a. Mulailah dengan pujian dan penghargaan yang jujur.b. Tegurlah kesalahan orang lain secara tidak langsungc. Bicarakanlah kesalahan sendiri sebelum mengkritik orang laind. Lontarkan pertanyaan sebagai ganti memberi perintah langsunge. Biarkan orang lain menyelamatkan mukaf. Pujilah setiap kemajuan sekecil apapun. Bersungguh-sunggu dan jangan pelit memujig. Beri orang lain reputasi yang baik sesuai harapanh. Beri dorongan semangat. Buat supaya kesalahan terlihat mudah diperbaikii. Buatlah orang lain senang melakukan sesuatu yang Anda sarankan.

Dari buku Dale Carnegie

periksa daftar prinsip di bawah ini. Beri tanda centang pada poin yang Anda yakin telah Anda kuasai, dan beri tanda silang pada poin yang ingin Anda kembangkan lebih jauh. Kemudian buat rencana tindakan untuk mengintegrasikan semua ide itu ke dalam komunikasi kepemimpinan Anda:

TIPS

Page 12: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

SEJARAH SEJARAH

19 . . 20

tahu, deh.. “. Tepukan tangan yang menggelora dan teriakan “tahu sama tahu, tahu sama tahu”. Polisi berdiri, mukanya merah, dan memandang saya seperti anjing memandang kucing. Tepat sebelum ia mengatakan sesuatu, saya berkata, ”Rapat saya tutup”. Dan palu jatuh di meja dengan suara menggeledek. Sorenya surat-surat kabar Indonesia memuji ketangkasan saya memimpin rapat. Padahal saya tidak banyak menggunakan perkataan itu disebabkan oleh kekurangan saya dalam bahasa Indonesia.

Penting bagi sejarah, terjadinya resolusi yang terkenal sebagai “Sumpah Pemuda”. PPPI sejak berdirinya selalu mendesak kepada perkumpulan-perkumpulan pemuda yang bernama jong ini dan jong itu untuk meleburkan diri dalam satu perkumpulan jong yang bersifat Indonesia. Mula-mula desakan itu dilakukan dengan jalan menghubungi pemimpin-pemimpin jong itu secara perorangan. Sesudah berdirinya PNI (4 Juli 1927), maka PPPI mengundang perkumpulan-perkumpulan jong itu untuk merundingkan soal peleburan jong-jong menjadi satu jong. Waktu untuk mempersiapkan diri ke arah maksud itu.

Ketika Mohammad Hatta cs dari Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda ditangkap (Desember 1927), PPPI menanggap sudah datang waktunya untuk merundingkan lagi soal peleburan

Peserta Kongres Pemuda II bergambar di teras depan gedung Indonesische Clubgebouw. Tampak duduk paling kiri, Mr. Soenario, ketua Persatuan Antar Pandu Indonesia (PAPI) salah seorang pembicara.

tersebut di atas dengan jong-jong itu tadi. Rapat dengan jong-jong untuk mengadakan fusi itu beberapa kali diadakan. Persoalan beralih menjadi pertentangan antara faham fusi dan federasi (dipengaruhi oleh berdirinya badan federasi PPPKI). Yang paling keras menentang fusi ialah Jong Sumatranen Bond, yang diwakili oleh Muhammad Yamin. Akhirnya hanya dapat disetujui untuk membentuk Panitia Jeudcongres, terdiri dari wakil-wakil perkumpulan jong, yang akan mengadakan rapat-rapat terbuka dengan pidato-pidato guna menganjurkan persatuan.

Saya dipilih sebagai ketua, Yamin sebagai sekretaris dan Amir sebagai bendahara. Tiga orang ini merupakan “dagelijks bestuur” sedang anggota lainnya dari panitia yang mewakili jong-jong tidak selalu sama orangnya (orang yang mewakili Jong Java dalam rapat panitia di bulan April umpamanya berlainan dengan orang yang mewakili Jong Jawa dalam rapat panitia di bulan Mei). Sebab itu saya tidak ingat lagi siapa nama orang-orang yang hadir di meja panitia dalam rapat-rapat terbuka pada tanggal 26, 27 dan 28 itu (yang benar ialah rapat tiga kali pada tgl 27 dan 28 Oktober, yang berarti tanggal 26 tidak ada rapat, Rn).

Tapi ada fotonya dari rapat tanggal 28 Oktober, yang disimpan oleh

mendiang Sdr. Muhammad Yamin. Akhirnya disetujui untuk menganjurkan supaya pemuda bersatu , (bisa fusi bisa federasi). Setelah Amir melaporkan bahwa uang yang dikumpulkan telah cukup guna biaya rapat terbuka tiga hari, maka diputuskan untuk mengadakan rapat terbuka pada tanggal 26, 27, dan 28 (hanya dua hari, Rn). Dicari orang-orang yang bersedia memberi pidato, dicari tempat-tempat rapat terbuka akan diadakan (gedung Katholieke Jongelingen Bond di pinggir lapangan Banteng, gedung Bioskop di pinggir lapangan Gambir, dan Indonesich Clubgebouw di pinggir Jl. Kramat No. 106).

Dalam rapat terbuka yang ketiga di Kramat 106, pada tanggal 28 Oktober 1928, di tengah pembicara, yang terakhir membaca pidatonya, maka Muhammad Yamin (sebagai sekretaris duduk di sebelah kanan saya) menyodorkan secarik kertas kepada saya, sambil berbisik, ”Saya mempunyai rumusan resolusi yang lebih elegan”. Saya baca tulisan

itu dan saya berpaling pada Yamin, “setuju” (beserta paraf saya). Saya teruskan kepada Amir. Dia memandang saya dengan mata yang bertanya, dan saya jawab dengan memanggut-manggutkan kepala. Dia menulis “setuju” juga. Begitu pula lain-lain anggota Panitia.

Demikianlah riwayat resolusi Kongres Pemuda yang terkenal sebagai “Sumpah Pemuda” (diambil secara referendum). Mengapa saudara Yamin menyodorkan

Tokoh pimpinan sesaat sebelum rapat sempat mengabadikan diria. Dari kiri ke kanan: R. Katjasoengkana, Rochjani Soe’oed, Moehammad Jamin, Soegondo Djojopuspito (ketua), Djoko Marsaid, Djohan Mohamad Tjai, Antapermana, dan R.C.I Senduk.

usul rumusannya di tempat dan saat yang tidak wajar. Mengapa tidak dalam rapat-rapat panitia sebelumnya. Saya kira untuk menghindari perdebatan yang berlarut-larut dan amandemen yang tidak elegan. Terutama mengenai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Di waktu itu lebih banyak orang mengerti bahasa Jawa, Sunda, atau Madura daripada bahasa “Melayu”.

Ada peristiwa penting dalam rapat Kongres Pemuda di Kramat 106 itu yang aku ingin ceritakan juga. Di waktu istirahat Sdr. Soepratman (seorang wartawan yang gemar musik dan tiap hari datang di IC untuk ngobrol dengan para mahasiswa) menghampiri saya dengan permintaan apakah ia nanti boleh memperdengarkan suatu lagu gubahannya yang dinamakan “Indonesia Raya”, dan memberikan kepada saya syair lagu itu. Saya baca syairnya sambil melirik kepada komisaris polisi yang mengawasi rapat, sebab dalam syair itu ada berkali-kali disebut perkataan Indonesia dan saya kuatir timbul lagi insiden seperti pada rapat yang pertama.

Saya lantas menghampiri tuan Van Der Plas (ajunt Adviseur voor Inlandsche Zaken) yang memerlukan menghadiri rapat itu (barangkali

WR Soepratman membawakan lagu Indonesia Raya. Untuk pertama kali Indonesia Raya diperdengarkan, tanpa dinyanyikan syairnya. Setelah ini, dapat pertemuan-pertemuan pemuda berikutnya para pemuda setuju agar lagu Indonesia Raya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan dan kemerdekaan.

untuk menyaksikan jalannya dan suasana-suasana rapat berhubung dengan keributan-keributan pada rapat yang pertama, sebab biasanya kantor ini cukup diwakili oleh tuan Datuk Tumenggung) dan menanyakan kepadanya (sambil melihat syair sdr. Soepratman) apakah kiranya lagu baru itu dapat diperdengarkan. “Vraag het niet aan mij, maar an de politie” (jangan tanyakan itu pada saya tapi kepada polisi, Rn.)

Barangkali ia berpendapat bahwa ketua Kongres yang dimusuhi polisi itu ternyata masih plonco dan tolol, terbukti dari apa yang ditanyakan kepada dia. Tentu saja saya tidak mau tanya kepada polisi yang saya pandang sebagai musuh rakyat. Saya lantas berbisik kepada Sdr. Soepratman, “Boleh tetapi supaya diperdengarkan lagunya saja, jangan dinyanyikan dengan syair dan perkataannya”. “Saya membawa biola saya,” sambut Sdr. Soepratman. Kemudian saya minta perhatian hadirin, supaya sebagai intermezo suka mendengarkan sebuah lagu gubahan Sdr. Soepratman lagu “Indonesia Raya” , kataku cemas akan adanya tindakan polisi. Sdr. Soepratman lantas memainkan lagu gubahannya dengan biola. Sesudah selesai ia membungkukkan badan seperti seorang violist dalam concert. Tepuk tangan dan bis, bis, bis.

Suasana Museum Sumpah Pemuda, kini

Teras rumah tempat berkumpulnya para pemuda. Ketika itu, ini rumah milik Sie Kong Liong. Rumah pernah ditinggikan sedikit dari jalan. Di masa lalu Sie Kong Liong menjualnya, dan sempat dijadikan kantor dan hotel, sampai akhirnya dibeli kembali oleh Gubernur Ali Sadikin/Pemda DKI dan dikembalikan bentuk seperti aslinya.

Dalam beberapa minggu kemudian, dalam suatu rapat di Gedung Kesenian dekat Pasar Baru (saya tidak ingat lagi rapat apa), lagu “Indonesia Raya” diperdengarkan lagi (sebagai ketua PPPI dan bekas ketua Jeudcongres saya mendapat tempat di depan). Ini kali saya berdiri dengan tidak ragu-ragu dan diikuti oleh semua hadirin. Setelah itu PNI menunjuk lagu “Indonesia Raya” sebagai lagu kebangsaan dan diakui oleh semua perkumpulan. Sudah beberapa kali Sumpah Pemuda diperingati oleh perkumpulan-perkumpulan pemuda, juga di Istana Merdeka. Tidak pernah saya menerima surat undangan untuk menghadiri pertemuan peringatan Sumpah Pemuda itu. Baru kali ini dari Saudara.

Di surat-surat kabar orang memperingati Sumpah Pemuda dengan karangan-karangan yang penuh kesalahan-kesalahan. Suratku ini dalah pernyataan terima kasihku kepada Saudara. Mudah-mudahan ceritaku ini menambah lengkapnya bahan sejarah Sumpah Pemuda dan lagu Indonesia Raya. ***

Sumber: Pergerakan Mahasiswa Pada Masa Hindia Belanda- Perhimpunan

Pelajar-Pelajar Indonesia 1926-1942, Penerbit Museum Sumpah Pemuda,

Jakarta, 2006.

Page 13: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

Globalisasi ! Semua kalangan menyebut kata bertenaga

ini. Maknanya bisa berbeda. Namun pilihan untuk menyikapinya sama, yakni

dampak globalisasi itu sendiri.

Pilihan yang ada hanya

Change or die ! berubah, atau mati

(tertinggal, kesepian, hampa, lalu sepi).

ChAn

Ge

reAD

Ines

s

Oke, semua setuju bahwa kita harus cuhange. Harus berubah. Pertanyaan selanjutnya adalah: how to managed change? Bagaimana cara berubah agar survive dan tetap proper?

Alat yang dibutuhkan untuk change, ada dua. Yang pertama menggunakan fact, fear, force. Ini susah, karena harus menyodorkan fakta, menakut-nakuti, dan menggunakan kekuatan karena wewenang.

Bayangkan kalau Anda minta partner untuk berubah, dengan gaya mengancam :

“Anda harus mengubah cara kerja menjadi lebih menyenangkan. Kalau tidak, Anda akan saya pindahkan ke bagian admin gudang!”

“Omset turun terus! Anda harus kerja lebih keras! Kegiatan olahraga futsal bersama harus dihentikan sementara, sampai penjualan naik!”, begitu kata seorang pimpinan sebuah perusahaan.

Semua teguran terasa tak enak dan menakutkan , mengancam. Lebih baik gunakan gaya Releate, Repeat dan Reframe. Upaya meningkatkan kinerja dengan pendekatan yang

lebih nyaman, melalui pengulangan dan dikemas dalam gaya bahasa yang enak didengar.

Lebih baik mengatakan: “Anda cukup bagus bekerja, dan ini menjadi kesempatan untuk mulai belajar mengetahui berbagai karakter konsumen.”

Kalimat di atas di reframe, dibungkus dan dikemas ulang. Perhatikan kata sambung menggunakan DAN, bukan TAPI. Terasa lebih menyemangati bukan?

Mungkin semua dari kita setuju untuk berubah. Yang penting adalah bagaimana berubah dalam keteraturan, dan teratur dalam perubahan

Di lingkungan Anda, tentu ada tiga golongan ini: 1) siap berubah dan langsung mau bergerak ; 2) mau berubah tapi masih diam saja; 3) ada yang ekstrim menolak perubahan.

Hadapi perubahan sekaligus akibat yang ditimbulkannya. Perkuat leadership. Pelajari manajemen konflik, tingkatkan hospitality. Siap?

Sumber: prof.Dr. Djokosantoso Moeljono, pada sebuah seminar.

Men

yiap

kan

diri

men

yam

but p

erub

ahan

PERUBAHAN KEBANGSAAN

21 . . 22

peMuDA, AyO IKuT BERDAYAKAN PULAU TERLUAR

Rasa haru dan bangga dilontarkan para Pramuka peserta perkemahan Pramuka antar Satuan Karya (Saka) Pramuka tingkat nasional di Pulau Nipa, 17 - 21 Juni 2010 lalu, ketika menjejakkan kaki di Pulau Nipa, Desa Pemping, Kecamatan Belakangpadang, Batam, Kepulauan Riau, sebuah pulau terluar yang berbatasan dengan

Singapura.

“Saya dan teman-teman bersyukur dapat berpartisipasi dalam penghijauan di Pulau Nipa. Tidak semua orang dapat berkesempatan ke pulau ini, apalagi diangkut dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI)

Figure 1 Pulau Nipa, Riau, berbatasan dengan Singapura

Makassar,” kata Dody Tisna Amijaya (21), mahasiswa Universitas Riau, Jumat.

Dody datang bersama sekitar 900 peserta dari delapan Saka Pramuka dari seluruh Indonesia, yang mengikuti Perkemahan Antar-Satuan Karya (Peran Saka) Pramuka Nasional 2010, antara lain melakukan aksi menanam pohon mangrove. Pengalaman menumpang dan mendapat penjelasan mengenai KRI Makassar, serta melihat langsung kehidupan prajurit penjaga Pulau Nipa, membuat Dody kian memahami makna perjuangan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pulau itu lumayan bagus. Mudah-mudahan dengan penanaman mangrove, Pulau Nipa pun dapat menjadi tempat budidaya ikan,” kata Firda (16), Pramuka asal Batam yang juga baru pertama kali ke pulau kecil dan terdepan di perbatasan antarnegara itu.

Melihat pentingnya penghijauan di sana, Almunir Syafii, pembina pendamping perutusan Pramuka

Page 14: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG DIALOG

nama-nama pulau itu. Namun tidak halnya dengan para pramuka yang berkunjung ke salah satu pulau terluar yaitu Pulau Nipa.

Pulau Nipa, misalnya, penting dalam hal batas wilayah. Berjarak sekitar 3 km dari negara Singapura, untuk mencapainya kita naik boat sekitar 1 jam perjalanan dari Batam.

Dahulu Pulau Nipa ini sempat merana terancam tenggelam, karena tergerus ombak akibat perubahan iklim, abrasi serta penambangan pasir illegal untuk dijual ke Singapura. Kalau air laut pasang cuma beberapa pohon yang kelihatan. Kalau sedang surut luasnya wilayahnya 60 hektar, tapi kalau air pasang luasnya hanya 0,62 hektar. Sejak 2003 silam, pulau Nipah telah direklamasi oleh TNI AL dan pemerintah Batam hingga menjadi luasnya sekitar 60 hektar dengan ketinggian 5 meter dari permukaan laut.

Kini telah ada fasilitas telekomunikasi Merah Putih -namanya, agar para prajurit TNI yang bertugas di sana mudah berkomunikasi. Pengoperasian fastel ini memperkuat fasilitas komunikasi yang lebih dulu dibuat di Pulau Rondo ( berbatasan dengan Thailand dan India), dan Pulau Berhala (berbatasan Malaysia). Juga ada rumah adat berlantai dua, dan menara pantau, serta barak-barak para tentara AL. Semua jalan menuju pos TNI AL dipasangi paving blok , dan malam hari terang benderang

oleh penerangan. Pulau Nipa berpotensi sebagai objek wisata bahari yang menarik, lokasinya eksotis dengan pemandangan di bawah laut yang sangat indah.

Lewat penandatanganan perjanjian perbatasan maritim wilayah barat Indonesia dengan Singapura di Jakarta 2008 silam, dipastikan pulau Nipa tetap masuk peta Negara Kesatuan Republik Indonsia (NKRI). Menlu Hasan Wirajuda dan Menlu Singapura George Yeo sepakat menandatangani perjanjian batas wilayah maritim barat, yang ditarik sepanjang 12,1 km dari batas maritim timur sebelumnya telah disepakati pada tahun 1973.

“Dengan adanya perjanjian batas ini, akan sangat membantu dalam mengamankan perairan Indonesia,” kata Panglima TNI Djoko Santoso ketika itu. Manfaatnya, antara lain memungkinkan TNI AL bertindak lebih tegas terhadap kegiatan ekspor ilegal pasir dari Kepulauan Riau ke Singapura. Dengan perjanjian tersebut, RI-Singapura memiliki dasar hukum yang

jelas dalam menyelesaikan masalah pelayaran

Batas barat ini secara langsung juga secara tegas menolak pelebaran wilayah Pulau Singapura hasil reklamasi pantai. Ini berarti sekali pun Singapura telah memperluas garis pantai terluarnya lewat penimbunan pasir pantai, wilayah laut mereka tetap dihitung dari garis pantai semula sehingga tidak akan ‘ memakan’ wilayah maritim Indonesia.

Namun, proses negosiasi batas wilayah maritim dengan Singapura ini masih akan berlanjut untuk menentukan batas timur yang melibatkan Pulau Batam dan Bintan. Untuk wilayah maritim Bintan-South Ledge, kedua negara masih harus menunggu penyelesaian sengketa wilayah Singapura dan Malaysia. Indonesia dan Singapura selama ini bersengketa wilayah dengan Malaysia, sejak negeri jiran itu mengeluarkan peta wilayah tahun 1979 dengan menarik garis kedaulatan di luar ketentuan hukum laut internasional. Tahun lalu Singapura dan Malaysia sempat membawa sengketa wilayah pulau karang Pedra Branca dan Batu Puteh ke Makamah Internasional, yang berujung pada kemenangan Singapura. Sebaliknya Indonesia dalam kasus serupa, harus kehilangan Pulau Sipadan dan Legitan pada Malaysia di Makamah Internasional. Singapura dan Malaysia saat ini pun masih bernegosiasi pasca putusan Makamah Internasional.

Figure 6 Pengamangan di Pulau Nipa, Riau

KEBANGSAAN

23 . . 24

Riau mengusulkan, agar urusan penghijauan di Nipa dapat dilakukan secara rutin oleh rekan-rekan pramuka terdekat, semisal dari kwartir Batam.

Acara Peran Saka Pramuka Nasional 2010 di Pulau Nipa ini dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Dr. Andi A. Mallarangeng didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda TNI Marsetio, MM.dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. dr. Hazrul Azwar, MPH. serta Kapin Saka Bahari Nasional Laksma TNI Surya Wiranto. Menpora meresmikan Monumen Tunas Kelapa serta menanam berbagai pohon seperti trembesi dan bakau di pulau tersebut.

Tema kegiatan Peran Saka Pramuka kali ini, “Dengan Semangat Kebersamaan Satuan Karya Pramuka, Siap Mempertahankan NKRI”. Melalui kegiatan perkemahan di pulau Nipa ini, diharapkan Pramuka dapat mengenal lebih jauh wilayah NKRI yang terluar, serta menjadi percontohan dalam rangka pemberdayaan wilayah perbatasan NKRI melalui kegiatan Pramuka

figure 4 Menpora Andi Mallarangeng di pulau nipa, provinsi Kepri, sesaat akan membuka peransaka

pramuka nasional 2010.

MenGenAL InDOnesIA Indonesia memiliki 92 pulau terluar, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, India, Singapura, dan Papua Nugini. Pulau-pulau terluar ini, jika tidak dijaga dan dikembangkan, akan berpeluang menjadi konflik sengketa wilayah.

Pulau-pulau ini jauh terpencil sulit dijangkau, kadang tidak berpenghuni, namun sangat strategis baik dari segi ekonomi (kandungan minyak dan gas bumi) maupun dari segi politik (integritas bangsa, batas zone ekonomi ekslusif, wawasan nusantara wilayah kedaulatan NKRI).

Pulau terluar itu seolah ‘halaman belakang’ Republik Indonesia, kurang terperhatikan. Untunglah kini ada Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-pulau Kecil Terluar yang menempatkan kembali pulua terluar sebagai pagar sekaligus halaman muka NKRI yang harus dijaga dan dipertahankan.

Dari 92 pulau itu, ada 12 pulau yang berpotensi konflik tinggi, karena memang langsung berhadapan dengan batas negara lain. Di samping rawan memicu konflik, pulau-pulau di atas juga berfungsi sebagai titik referensi untuk penetapan dasar pada penarikan batas wilayah Indonesia dengan negara lain. Yaitu, Pulau Rondo (di Nangroe Aceh Darussalam), Pulau Berhala (Sumatera Utara), Pulau Nipah dan Pulau Sekatung (Riau), Pulau Marore, Pulau Marampit, Pulau Miangas (ketiganya di Sulawesi Utara), Pulau Fanildo, Pulau Bras, Pulau Fani (ketiganya di Papua), Pulau Batek dan Pulau Rote (NTT). ]

Kita, para pemuda, tentu jarang mendengar, bahkan asing dengan

figure 5 pos TnI AL di pulau nipa

KEBANGSAAN

Vol. 1 | Tahun 2010

Page 15: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG

para pemuda, memimpin bukan sekedar keinginan, tetapi lebih penting dari itu, memimpin adalah panggilan ibadah dan amanah yang harus

dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab.

Mari’e Muhammad, Menteri Keuangan pada Kabinet Pembangunan VI (1992-97), pernah berpesan perihal makna ibadah dan amanah dalam

konteks kepemimpinan.

MEMIMPIN itu AMANAH

Menurutnya, memimpin dalam ibadah artinya bakti kita kepada Allah SWT, jadi inisiatifnya berasal dari kita. Dengan demikian, nilai hasil akhirnya adalah ‘positif’ jika sesuai dengan rencana Beliau, dan ‘nol’ apabila tidak sesuai.

Sementara itu, amanah adalah perintah Allah SWT. Jadi, inisiatifnya dari Beliau berupa penugasan-penugasan kepada kita. Dengan demikian, apabila kita melaksanakan dengan benar, Insya Allah kita mendapat pahala (reward). Akan tetapi, jika dalam penugasan tersebut terdapat penyimpangan, kita dimungkinkan untuk mendapatkan hukuman (punishment). Apabila kita ingin memimpin berlama-lama, artinya kita lebih cenderung menikmati, dan lupa pada amanah.

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG25 . . 26

figu

re 8

pul

au B

atek

, nTT

92 puLAu TerLuAr NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1. Pulau Simeulucut 2. Pulau Salaut Besar 3. Pulau Raya 4. Pulau Rusa 5. Pulau Benggala 6. Pulau Rondo

SUMATERA BARAT 7. Pulau Sibarubaru 8. Pulau Sinyaunyau

SUMATERA UTARA 9. Pulau Simuk 10. Pulau Wunga 11. Pulau Berhala

RIAU 12. Pulau Batu Mandi 13. Pulau Karimun Kecil

14. Pulau Nipa 15. Pulau Pelampong 16. Pulau Batu Berhanti 17. Pulau Nongsa

KEPULAUAN RIAU 18. Pulau Sentut 19. Pulau Tokong Malang Biru 20. Pulau Damar 21. Pulau Mangkai 22. Pulau Tokong Nanas 23. Pulau Tokong Belayar 24. Pulau Tokong Boro 25. Pulau Semiun 26. Pulau Sebetul 27. Pulau Sekatung 28. Pulau Senua 29. Pulau Subi Kecil 30. Pulau Kepala 31. Pulau Iyu Kecil

BENGKULU 32. Pulau Enggano 33. Pulau Mega

LAMPUNG 34. Pulau Batu Kecil

BANTEN 35. Pulau Deli

JAWA BARAT 36. Pulau Manuk

JAWA TENGAH 37. Pulau Nusa Kambangan

JAWA TIMUR 38. Pulau Nusa Barung 39. Pulau Sekel 40. Pulau Penehan

KALIMANTAN TIMUR 41. Pulau Sebatik 42. Pulau Gosong Makasar 43. Pulau Maratua 44. Pulau Sambit

CInTAI TAnAh AIrAyo cintai tanah air kita. Dengan 17.504 pulau, 1.608 suku bangsa yang berkomunikasi dengan 665 bahasa daerah di seluruh Nusantara; Indonesia adalah negara kepulauan yang besar. Dikaruniai iklim yang bersahabat, tanah yang subur, alam yang indah, kaya dengan spesies langka flora dan fauna mencakup mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, hingga amfibi yang jumlahnya 3.025 spesies. Juga ada 47.000 spesies tumbuhan.

Hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari pangkuan pertiwi menjadi milik Malaysia, mungkin masih membekas dalam ingatan kita bahwa betapa pentingnya memelihara pulau-pulau terluar baik yang berpenghuni maupun tidak. Mengandalkan kekuatan militer saja tidak akan cukup. Butuh kepedulian pemuda dan seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga, memelihara, dan memberdayakannya menjadi garis depan kedaulatan Indonesia. ***

SULAWESI TENGAH 45. Pulau Lingian 46. Pulau Salando 47. Pulau Dolangan

SULAWESI UTARA 48. Pulau Bangkit 49. Pulau Manterawu 50. Pulau Makalehi 51. Pulau Kawalusu 52. Pulau Kawio 53. Pulau Marore 54. Pulau Batu Bawaikang 55. Pulau Miangas 56. Pulau Marampit 57. Pulau Intata 58. Pulau Kakarutan

MALUKU UTARA 59. Pulau Jiew

MALUKU 60. Pulau Ararkula 61. Pulau Karawiera 62. Pulau Panambulai 63. Pulau Kultubai Utara 64. Pulau Kultubai Selatan 65. Pulau Karang 66. Pulau Enu 67. Pulau Batu Goyang 68. Pulau Larat 69. Pulau Asutuban 70. Pulau Selaru 71. Pulau Batarkusu 72. Pulau Masela 73. Pulau Meatimiarang 74. Pulau Leti 75. Pulau Kisar 76. Pulau Wetar 77. Pulau Liran

NUSA TENGGARA BARAT 78. Pulau Sophialouisa

NUSA TENGGARA TIMUR 79. Pulau Alor 80. Pulau Batek 81. Pulau Ndana Sabu 82. Pulau Manggudu 83. Pulau Ndana Rote

PAPUA 84. Pulau Budd 85. Pulau Fani 86. Pulau Miossu 87. Pulau Fanildo 88. Pulau Bras 89. Pulau Bepondi 90. Pulau Liki 91. Pulau Kolepon 92. Pulau Laag

KEBANGSAAN KEPEMIMPINAN

Page 16: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG27. . 28

Pemimpin adalah amanah. Menggunakan istilah empu manajemen Peter Drucker, ini disebut Leader(ship), Task, Responsibilities,and Practices. Pemimpin adalah tugas, tanggungjawab, dan praktik yang nyata.

Kekuasaan dan kemuliaan adalah milik Tuhan, Allah Semesta Alam. Seorang pemimpin adalah seseeorang yang diberi kekuasaan dan kemuliaan. Semua itu sebenarnya adalah milik Tuhan, di mana kita ‘dipinjami’ untuk melaksanakan tugas yang berkenaan sebagai pemegang ‘kekuasaan’ dan ‘kemuliaan’.

Kedudukan pemimpin adalah pinjaman, dan bukan milik dari setiap pemimpin. Oleh karena itu, ia tidak boleh berada di sana lebih dari waktu yang sudah disediakan kepadanya.

Biasanya, seseorang yang ditunjuk sebagai pemimpin, memiliki kemampuan distingtif dibanding calon yang lain –yang sama sama senior.

Artinya, tantangan organisasi yang menyebabkan ia terpilih. Tugasnya adalah menyelesaikan tantangan tersebut. Ketika ia sudah selesai dengan tantangan tersebut, maka ada tantangan tersebut, maka ada tantangan baru yang mungkin akan lebih efektif jika diselesaikan oleh orang lain.

Saat lembaga berdiri, misalnya dipilih CEO yang menguasai permasalahan hukum. Alasannya, investasi pertama-tama berkenaan dengan hukum. Setelah perusahaan berdiri, CEO-nya adalah senior yang menguasai bidang produksi. Selanjutnya, dapat diterka, CEO-nya adalah master bidang pemasaran. Dan ketika lembaga sudah mapan, biasanya sang CEO seorang senior yang menguasai bidang pengembangan sumberdaya manusia.

No. Kurang Matang / Kurang Dewasa

1. Pasif

2. Ada ketergantungan

3. Sedikit alternatif

4. Minat yang dangkal

5. Berfikir jangka pendek

6. Kurang mempunyai kehati-hatian

Sesungguhnya ada nasihat bijak di balik pembatasan waktu bagi pemimpin: untuk menduduki posisi to leader, diperlukan individu yang senior. Ibaratnya, posisi ibu jari, yang mencerminkan sikap kematangan, kedewasaan, dan kebijaksanaan, yang diharapkan mampu menjadi sumber pendorong, sumber inspirasi dan motivasi untuk mencapai tujuan lembaga.

Orang yang memiliki tingkat kematangan tinggi merasa bahwa tanggungjawab adalah sangat utama. Mereka juga penuh percaya diri dan tanggungjawab dalam pekerjaannya. Ia tidak perlu didorong-dorong dan pertimbangan utama mereka adalah mutu pekerjaan yang tinggi.

Beberapa ciri tingkat kematangan manusia dapat dilihat pada deskipsi berikut ini.

MEMIMPIN ADALAH AMANAHSomebody match to some problems. Ada orang-orang tertentu yang cocok dan cakap untuk tugas-tugas tertentu. Tidak ada seorang pun dari kita yang dapat mengerjakan semuanya.

Ada baiknya kita memahami tiga prinsip dasar kepemimpinan.Pertama, bahwa tantangan zaman adalah tantangan kepemimpinan.Kedua, tugas membangun pemimpin bukan hanya tugas organisasi atau masyarakat, melainkan tugas pribadi. Oleh karena itu, di setiap lingkungan hidup, baik di lingkup yang sangat besar (seperti negara), menengah (sepeti perusahaan), sampai yang paling kecil (keluarga), harus menyediakan diri sebagai medium di mana pemimpin-pemimpin akan lahir.

Ketiga, pemimpin adalah panggilan. Oleh karena semua manusia adalah khalifah, maka sebenarnya semua orang dipanggil menjadi pemimpin, namun pada akhirnya hanya beberapa yang menjadi pemimpin. Kenapa? Sebagian tidak “mendengar” panggilan itu, tapi mengabaikannya. Sebagian mendengar, tapi tidak tahu jalannya. Dan, hanya sebagai kecil yang mendengar dan tahu jalan, dan mendaki sesuai rute kepemimpinan itu. ****

Sumber: Beyond LeadershipProf. Dr. Djokosantoso Moeljono

Matang/ Dewasa

Aktif

Tidak ada ketergantungan

Banyak alternatif

Minat yang dalam

Menempatkan dri sama,atau menjadi atasan

Hati hati, dan mengendalikan diri

Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Indonesia tidak bisa lepas dari sejarah kejayaan kerajaan-kerajaanv—mulai dari Sriwijaya, Majapahit, Kutai, Pajajaran, dan kerajaan lainnya.

Nama-nama kerajaan tersebut sampai saat ini melegenda dan mewakili kebesaran sejarah itu sendiri. Palembang dikenal dengan bumi Sriwijaya, Sunda sebagai bumi Pajajaran atau bumi Parahyangan.

Apa yang istimewa dengan kerajaan tersebut? Selain sebagai pusat kekuasaan dan pusat ilmu, kerajaan-kerajaan tersebut juga mewariskan spirit.

Mahapatih Gajahmada yang popularitasnya bisa jadi lebih besar dari sang raja sendiri—Hayam Wuruk. Bukan karena posisinya, tapi lebih karena statemen-nya yang kemudian diwujudkan dengan kekuatan. Pernyataan yang sangat terkenal hingga saat ini adalah Sumpah Palapa; sumpah yang ditekadkan untuk mempersatukan nusantara.

sumpah pemuda dan sumpah palapa:DuA MIMpI BeDA AKsI

Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit tahun 1258 Saka (1336M).

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia, Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Menapaktilas jejak Sumpah Palapa, Indonesia saat ini adalah sebagian dari nusantara yang dicita-citakan dalam Sumpah Palapa.

Tahun 1928, sekumpulan pemuda dari berbagai daerah dan suku berkumpul, menyatukan tekad bersatu untuk Indonesia. Semangat ke-Indonesia-an menyeruak dalam sanubari anak muda yang jika dikonversi dengan usia anak muda saat ini, mungkin banyak juga yang sering dan suka berkumpul, bukan demi semangat kebangsaan, tapi lebih karena semangat ke-muda-an.

KEPEMIMPINAN KEBANGSAAN

Page 17: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG

Nilai - nilai Kehidupan

Memperbaiki keterpurukan bangsa dalam berbagai aspek, mulailah dengan meningkatkan kualitas diri. Ada sejumlah nilai-nilai kehidupan, atau etika, yang

patut kita kembangkan, sebagai alat untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik.

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

PARADIGMA

29 . . 30

para pemuda juga menghasilkan hal yang sama, yaitu sumpah pemuda; satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa.

pertama. Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe bertoempah-darah jang satoe, tanah indonesia. Kedoea. Kami poetera dan poeteri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia. Ketiga. Kami poetera dan poeteri indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa indonesia.

Sumpah ini tidak main-main. Karena dihasilkan dari dorongan semangat ke-Indonesia-an.

Meski bermula dari forum yang saat itu belum menjadi NKRI, semangat ke-Indonesia-an sudah mendominasi. Lahir para pemikir dan pemikiran yang menjadi dasar keberadaan Indonesia seperti sekarang ini. Bahkan lagu Indonesia Raya yang diperkenalkan dengan biola oleh personel The Black White Jazz Band, WR Supratman pun abadi hingga saat ini sebagai lagu kebangsaan.

Dua sumpah ini—sumpah palapa dan sumpah pemuda—adalah dua tekad untuk membuat Indonesia menjadi satu. Dua sumpah ini adalah dua mimpi yang dieksekusi dengan cara yang berbeda.

Sumpah Palapa dikumandangkan saat Mahapatih Gajah Mada memegang jabatan politik. Tentu saja Sumpah Palapa tak lepas dari kerangka niat untuk menjadikan Nusantara Satu, dengan ambisi politik yang kental, karena menyatunya Nusantara , untuk menguatkan kekuasaan..

Semangat Sumpah Palapa adalah semangat sentralisasi, bagaimana menjadikan kerajaan Majapahit sebagai sentral kekuasaan di Nusantara. Semangat yang

kemudian bisa jadi adalah nama lain dari sentralisasi. Mahapatih Gajah Mada bertekad mempersatukan nusantara dan menjadikan Majapahit sebagai porosnya. Dalam konteks saat ini, semangat sentralisasi justru menjadi bagian yang membuat bangsa ini sulit bersatu. Ketidakinginan untuk dikuasai, diatur, dikendalikan adalah keinginan yang lumrah dan alamiah dalam konteks membangun kemandirian. Semangat sentralisasi bertentangan dengan otonomi daerah, dengan kendali utama ada pada pemerintahan di tingkat daerah.

Sumpah Pemuda berdasar niat menjadikan Indonesia sebagai keSATUan, bukan dimulai dengan kekuasaan, tapi rasa keSATU-an yang diliputi cinta, yakni cinta tanah air, cinta bangsa, dan cinta bahasa.

Semangat Sumpah Pemuda adalah semangat konvergen, datang dan bersatu karena dikendalikan oleh keyakinan bahwa keberadaan para pemuda di tanah air yang berbeda, di satu titik menemukan kesamaan, sebagai bangsa yang sama dan berkomunikasi dengan bahasa yang sama, tentu sudah Tuhan takdirkan untuk membawa Indonesia menjadi negara yang harmoni; negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

Sumpah Pemuda lahir dari kesadaran akan keragaman dan keyakinan kekuatan harmoni. Keragaman yang dikelola dengan

baik, diikat dengan sebuah sumpah, akan menghasilkan Indonesia Satu yang berbhineka , namun mencapai kejayaan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemuda selalu menjadi lokomotif sejarah. Sumpah Pemuda adalah kontrol sosial terhadap Sumpah Palapa. Kekuasaan harus senantiasa diliputi oleh semangat Bhineka Tunggal Ika. Sekali semangat harmoni dalam keragaman itu retak, maka perlu perjuangan kembali untuk merekatkannya.

Salam Bhineka Tunggal Ika.

Baban Sarbana, MSiPendiri Youth Strategic Leadership FoundationLulusan Pascasarjana Program Ketahanan Nasional Kajian Strategis Kepemimpinan Kepemudaan Universitas Indonesia

KEBANGSAAN

Page 18: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| Tahun 2010DIALOG

Renungkan kata bijak ini. Cermati nilai-nilai kehidupan:

Kedamaian:1. Untuk hidup damai, kita membutuhkan kasih sayang.Respek:2. Penghargaan, berarti mendengarkan orang lain.Kasih sayang:3. Aku melakukan kebaikan, memperhatikan, dan memahami orang lain.Toleransi: 4. Menjadi terbuka dan menerima keindahan perbedaan.Kebahagiaan:5. Salam hangat untuk setiap orang akan menciptakan kebahagiaan dalam diri kita.Tanggung jawab:6. Orang bertanggung jawab tahu bagaimana bersikap adil, mengusahakan agar semua orang mendapat bagiannya.Kerjasama:7. Bilamana ada cinta, ada kerjasama.Kerendahan hati:8. Kerendahan hati berjalan beriringan dengan menghargai diri sendiri.Kejujuran:9. Menggunakan dengan baik apa yang sudah dipercayakan padamu.Kebebasan:10. Ada dalam pikiran dan hati kita.Kesederhanaan:11. Belajar dari bumi.Persatuan:12. Indahnya persatuan terjadi apabila semua orang merasa dihargai.Semangat:13. Anda melihat kehidupan penuh dengan kesempatan baru.Bebas:14. Tidak ada pikiran yang membelenggu, anda merasa ringan melewati setiap detik kehidupan.Love: 15. Dengan hati penuh kasih sayang anda menerima dan mencintai semua makhluk hidup.Senyum:16. Anda berbagi kebahagiaan pada semua orang.Sabar:17. Anda menerima segala yang diberikan oleh kehidupan dengan besar hati.Sederhana:18. Anda menjadi alami dan menghargai hal-hal terkecil dalam kehidupan.Suka menolong: 19. Anda dengan senang hati membantu mana saja yang diperlukan.Pengertian:20. Anda memahami rahasia tersembunyi di balik setiap situasi.Tangung jawab:21. Mengerjakan apa saja tugas Anda dengan sepenuh hati.Ramah:22. Semua orang adalah sahabat Anda.Seimbang:23. Anda selalu stabil dan seimbang dalam setiap situasi.Rendah hati: 24. Anda mengetahui kekuatan dalam diri Anda, namun tidak terpengaruh oleh ujian mau pun hinaan.Bahagia:25. Anda menarikan kebahagiaan hidup ini dalam kegembiraan.Kuat:26. Anda mendukung diri sendiri dan orang lain dengan inisiatif dan keyakinan.Santun:27. Dengan kelembutan Anda menghargai setiap orang.Kreatif:28. Anda senang menciptakan sesuatu yang baru untuk mengubah masa lalu, membangun masa kini, mengilhami masa depan.Luwes:29. Anda mudah menyesuaikan diri dalam situasi apa pun dan langkah-langkah Anda selalu ringan.Tabah:30. Anda tetap tabah, stabil dan positif dalam menghadapi cobaan hidup.Percaya diri:31. Anda memiliki keyakinan dalam setiap langkah.Jujur:32. Anda penuh kebenaran dalam pikiran, kata-kata, dan dapat dipercaya dalam tingkah laku.Welas asih:33. Anda peduli akan kehormatan setiap orang, seperti saudara pada saudara, seperti seorang ibu pada anaknya.Penuh harapan:34. Anda selalu optimis dalam menghadapi masa depan.Tenang:35. Ketenangan Anda membuat orang-orang di sekitar Anda merasa damai.Murah hati:36. Anda tak pernah berhenti memberi melalui pikiran, kata-kata, dan perbuatan Anda.Yakin:37. Dengan keyakinan dan percaya diri Anda mendapatkan sukses.Toleran: 38. Anda dapat menerima dan menghargai setiap perbedaan.Tekun:39. Anda memiliki tujuan yang jelas, dan terus maju dengan penuh semangat.Humor: 40. Anda mampu melihat hal-hal yang lucu dalam setiap adegan kehidupan.

_______________

Living Values

Jika Anda sedang tak nyaman, jika Anda sedang tak bahagia, maka nyamankan diri Anda dan bahagiakanlah orang lain. Dan nantikan apa yang akan terjadi.

Seringkah Anda menangis dalam kegelisahan yang menggayut. Anda harus kuat. Anda harus bisa menahan kesedihan. Lihat ke depan, tatap langitNya. Jangan hilangkan asa, karya dan upaya, dan kebaikan, yang akan berbuah menjadi senyawa, yang lumat dalam seribu kalimat yang kuat.

PARADIGMA

. 3231 .

Kekuatan pikiran Mewujudkan Impian

Law of Attraction Energi Positif dan Hukum Tarik Menarik

Orang muda sepatutnya dipenuhi oleh semangat yang tinggi, penuh dengan inovasi, kreatifitas, dan produktifitas. Meski kondisi di luar tidak cocok atau bertentangan dengan semangat positif itu, tetaplah tegar untuk menghadapinya. Tetap fokus dengan mimpi besar cita-cita Anda, dan jangan terpengaruh oleh semangat jaman yang penuh dengan keduniawian, hura-hura, dan hedonism.

sumber foto: marvinhimel.com

PARADIGMA

Page 19: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOG

OPINI

33 . . 34

Yang terpenting, tetaplah jernih berjalan mengikuti panggilan hati. Rhonda Byrne, dalam bukunya The Secret menyatakan: apa yang Anda pikirkan akan menarik pikiran serupa dan memantulkannya kembali.

Pikiran yang sedang kita bayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan. Pikiran akan berubah menjadi konkrit seperti yang dibayangkan.

Jika pikiran terpenuhi visualisasi yang sarat energi positif – semangat hidup, keyakinan keberhasilan, kegembiraan, kegairahan, optimis yang meluap, ucapan syukur yang tak henti mengalir dan kemurahan hati – maka jejak kehidupan akan membawa pada kebahagiaan hakiki.

Sebaliknya, jika pikiran kecewa, gagal, marah, menyalahkan orang, frustasi, ragu, selalu kurang, maka gelombang pikiran akan memantul ke alam semesta, menarik pikiran negatif yang serupa, dan mengirim balik ke diri kita. Lingkaran kelam negatifisme akan membuat kita terpelanting dalam kisah hidup penuh kepiluan. Hukum ini disebut hukum tarik menarik.

Ketika Anda merasa bahagia, saat itu pula energi positif akan menarik semua perasaan bahagia yang sudah tersebar di alam raya.

Sebaliknya, jika salah ucap dan yang ada di benak Anda adalah kejengkelan, ketika ini terjadi, yang harus dilakukan adalah secepatnya mengubah frekuensi pada gelombang energi positif, agar terlepas dari pusaran energi negatif dan berpindah masuk ke wilayah hukum tarik menarik positif.

Rhonda memberikan langkah/cara untuk masuk ke hukum tarik menarik ini, Yakni :

Sebutkan keinginan Anda.1. Yakini, syukuri dan visualisasikan 2. seakan Anda sudah mendapatkan keinginan itu.Terimalah dan dapatkanlah 3. keinginan itu.

Anda akan takjub, dan merasa betapa mudahnya keinginan itu terpenuhi. Atau Anda akan menjumpai sejumlah ’kebetulan’ atau ’keajaiban’, yang sering diucapkan orang dengan kalimat ’untungnya ....., dan seterusnya.

Misal: ’untung ada orang yang baik padaku, dengan menawarkan tumpangan mobil ke kantor ketika ban sepeda motorku kempes tadi pagi’. Dan kalimat-kalimat ”untungnya......’ tersebut sesungguhnya adalah law of attraction.

Kebanyakan orang tak memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk mencapai kebahagiaan hidupnya.

Sebagian orang hanya tahu apa keinginannya, tapi sama sekali tak mengerti apa yang dibutuhkannya. Secara sembarangan, banyak orang mengajukan keinginan dengan cara-cara yang berlawanan dengan tujuan yang hendak dicapainya.

Manusia terlahir ke dunia dengan potensi kekuatan yang dahsyat, yang disebut fitrah, yakni ikhlas, tawakal dan syukur.

Fitrah ini akan menjadi basis skill yang bekerja secara ’diam-diam’ dari fikiran dan perasaan, meski tak kasat mata namun sangat bertenaga.

Sumber : Amir Faisal, ”Semut Mengalahkan Gajah”, penerbit Quanta.

Bila kita mencari kesamaan antara Alan Greenspan, Warren Buffett,

Sumner Redstone, Kartini Muljadi dan

Emil Salim, maka dengan mudah kita

akan mengatakan bahwa kelima tokoh

ini sama-sama berusia 70-an.

BUGAR KOGNITIF

By: Eileen Rachman & Sylvina SavitriKesamaan lain yang sesungguhnya paling menarik adalah bahwa semua tokoh ini masih berada pada puncak kekuatan intelektual di usia senja.

Berada bersama dengan Emil Salim, kita yang masih muda-muda akan merasa kikuk karena ketajaman intelektual beliau sangat terlihat ketika membahas, mengingat-ingat, dan menerangkan suatu isu. Ini menandakan bahwa beliau masih sangat rajin belajar, meng-”update” pengetahuan dan beradaptasi. Situasi ini benar-benar bisa mempertanyakan teori tentang deteriorisasi kecerdasan yang biasanya sudah mulai terjadi mulai usia 45 tahun manusia normal.

Di situasi lain, kita banyak menyaksikan individu yang seolah terlena dengan deteriorisasi intelektualnya dan membiarkan dirinya terjebak pada ”kemanjaan” intelektual, misalnya, dalam diskusi-diskusi banyak individu yang tidak berusaha menyerap apa yang dikatakan orang lain, seolah-olah apa yang dibicarakan dan terjadi di luar dirinya adalah pengalaman yang tidak bermanfaat bagi kegiatan berpikirnya.

Orang seperti ini tampil sebagai orang yang keras kepala, malas berpikir, dangkal dan tidak progresif. Bayangkan bagaimana jadinya kalau hal ini terjadi pada orang-orang yang produktif dan relatif masih muda?

PARADIGMA

Page 20: dialog magazine

Vol. 1 | Tahun 2010 DIALOGVol. 1| Tahun 2010DIALOG

OPINI

35 .

Dunia ini memang penuh masalah dan kesulitan, untuk itulah kita perlu melatih kegiatan pikir secara terus-menerus, bagaikan cara berlatih pelari maraton dalam menjaga kebugarannya.

Kebugaran Kognitif Tanggung Jawab Individu

Hal yang umum terjadi, kita tidak selamanya menyadari bahwa bukan saja fisik yang harus dijaga kebugarannya, tetapi daya pikir dan emosi pun perlu dipelihara dan ditumbuhkan. Banyak hal bisa kita serahkan pada asisten, pembantu rumah tangga atau pada bawahan. Namun mengembangkan, menumbuhkan daya pikir dan mejaga kebugaran mental perlu kita upayakan sendiri, agar otak tidak kaku dan mampu menanggung beban yang berat.

Banyak situasi di mana individu tidak menyadari bahwa ia sedang tidak membugarkan daya pikirnya. Individu yang dalam pernyataannya banyak menggunakan kata ”selalu”, ”sering” dan mudah men-”cap” orang dengan kualitas tertentu, bisa dikatakan sedang menggunakan pendekatan ”All or None”, alias ekstrim, mengeneralisasikan, menyimpulkan dan meramalkan terlalu cepat dan sering tidak menyadari bahwa ia menggunakan pendekatan yang salah.

Tak jarang pula kita menemukan individu yang tidak berupaya mengungkapkan realita dengan tepat, seperti membesar-besarkan angka, tidak menghafal nama orang lain dengan tepat, sampai tidak memelihara upaya untuk bersikap obyektif.

Kita juga mudah menemukan paradigma dan ungkapan seperti: ”Saya sudah tua”, ”Otak sudah tidak kuat”, ”Telmi (baca: telat mikir)”, seolah-olah adalah pernyataan ”kalah” pada situasi dan keinginan mengatakan bahwa ”otak saya tidak bugar lagi”.

Padahal, pikiran positif dan kepedean bahwa kita kuat, sangat berpengaruh pada kebugaran pikiran. Kebugaran mental

mempengaruhi kebugaran fisik. Ahli sejarah berpendapat bahwa usia Winston Churchill sampai 90 tahun bukan berkorelasi dengan kebiasaan menghisap cerutunya , melainkan kegemarannya pada informasi.

Pentingnya Hubungan Interpersonal bagi Kebugaran Mental

Kebugaran mental sebenarnya berasal dari kapasitas dan kebebasan individu untuk mengelola masalah, emosi, situasi sehari-hari dengan daya pikir yang benar. Kemampuan menggunakan daya pikir yang benar ini akan berpengaruh pada kebahagiaan seseorang, sehingga individu akan merasa lebih nyaman, kuat, bebas dan berani menghadapi realita. Hanya dalam kondisi nyamanlah seseorang bisa fokus pada keinginan dan baru bisa memanfaatkan potensi kecerdasannya alias IQ-nya untuk pemecahan masalah.

Tidak seperti kebugaran fisik yang sering membutuhkan acara dan alat-alat khusus, latihan kebugaran mental, untungnya, bisa kita lakukan setiap saat, dimana saja dan dalam situasi apapun. Hal yang mungkin kita tidak sadari adalah bahwa interaksi dan hubungan interpersonal kita berfungsi memperkuat ’social support’ yang merupakan landasan untuk menjaga kebugaran pikiran. Sepintar dan sehebat apapun kita, bila tidak memiliki hubungan interpersonal yang baik, bisa-bisa kita ’end-up’ men jadi profesor ling-lung. Karenanya, kita bisa membugarkan pikiran kita dengan sengaja menumbuhkembangkan hubungan baik, misalnya melakukan silaturahmi, menolong, aktif berperan dalam organisasi, bercanda dan mengembangkan ”sense of humor”, sehingga kita bisa ”stay positive”, merasa ”kaya dan kuat” menahan beban dan menghadapi perubahan.

Lakukan Akrobat Mental dengan sengaja!

Kegiatan mengeksplorasi dalam pikiran sering ditangkap salah oleh sebagian orang, seolah-olah

mengeksplorasi memerlukan waktu khusus dan serius. Padahal, kita bisa melakukan eksplorasi dalam setiap kegiatan kita, asalkan kita dengan sengaja menangkap, menyerap, memotret situasi dan menjaganya untuk berada dalam perspektif yang obyektif.

Di samping sudoku, ”puzzle” dan teka-teki silang yang kita kenal sebagai media ”sport otak” yang baik, kita juga bisa menjaga ”ketajaman” otak dengan meningkatkan rasa ingin tahu dan memberi variasi rangsangan otak. Kegiatan seperti mematikan telepon, TV, komputer dan melakukan ”walk about” di sekeliling kita bisa memunculkan ide cemerlang. Kita pun bisa membuat eksperimen-eksperimen kecil sehingga mental kita mengalami stres yang kita sengaja. Perubahan beresiko yang dirancang dengan sengaja dan dimonitor dengan cermat, merupakan ”sport mental dan jantung” yang baik. Belajar hal baru, dilakukan kakak saya yang 3 tahun lalu genap berusia 65 tahun, dengan memulai tertatih-tatih belajar bahasa Spanyol dari nol. Sekarang ia sudah menikmati liburannya di Spanyol, terutama karena bisa mengobrol dengan penduduk di kampung-kampung dan menemukan hal-hal mengejutkan yang tidak ada di buku-buku.

Kita lihat, kebugaran kognitif ternyata bisa mempengaruhi setiap aspek kepribadian kita baik emosi maupun fisik. Bisa kita bayangkan, bila manusia Indonesia yang mendekati 240 juta jiwa ini mengembangkan kebugaran kognitif. Bukankah kita bisa menghindari kelesuan, kemalasan, dan kebodohan tanpa ongkos yang besar? (Ditayangkan di KOMPAS, 5 April 2008)

REHAT

Namun di tangan orang yang tepat dan manajemen yang tepat pula justru orang bertipe jabulani ini dapat dimaksimalkan potensinya. Sudah saatnya para stakehoulder meningkatkan kemampuan dari pemain bola tarkam menjadi pemain sekelas Xavi Hernandez dan kawan-kawan, sehingga dapat mengendalikan dan memanfaatkan orang bertipe jabulani ini, yang pada akhirnya akan mendatangkan profit bagi lembaga/perusahaan yang dipimpin.

Sudah siapkah anda?

Profil Penulis

[email protected]

Doni swadarma, penulis sekaligus Trainer yang terkadang kreatifitas dan pemikirannya menabrak pakem yang ada karena seringkali “belum waktunya” untuk diterapkan.

Setelah menghabiskan masa kecil sampai SMA-nya di seputaran terminal Blok M, dan menyelesaikan pendidikannya di Teknik Sipil UI ia mengkolaborasikan ilmu sains yang didapatnya dari bangku kuliahan dengan pengalaman sosialnya yang banyak dihabiskan di terminal.

Hasilnya ia berhasil membuat model pelatihan SDM dengan konsep “Menggali Hikmah Kehidupan dari Fenomena Sains”

Saat ini ia aktif sebagai penulis sekaligus trainer pada lembaga Xplorer sebuah wadah pelatihan SDM yang dipimpinnya.

pustakaGambar : Google images

. 36

pada prinsipnya, bila bola ditendang maka akan memberikan reaksi gerak sesuai dengan aksi teknik penendangnya. Akurasinya tergantung pada kekuatan, sudut tendang, bagian kaki yang digunakan, bahan serta berat bola. Masalahnya adalah bola jabulani ini bila ditendang agak keras akaan melayang dan melintir. Oleh karena itu tak salah bila banyak yang berpendapat bola jabulani ini adalah bola yang sulit diatur dan dikendalikan.

Namun dibalik kesulitan yang dialami para pemain, justru merupakan berkah bagi para pemain lainnya, terutama para seniman bola yang berteknik dan bertalenta tinggi. Di kaki Xavi Hernandez, jabulani leluasa “digoreng” ke sana kemari. Di kepala Puyol Jabulani seakan patuh dan menurut mpunya kepala. Di tangan kiper Casilas, jabulani seperti anak manis, plintirannya yang seringkali mengecoh itu seakan lengket tak berkutik.

Pendek kata tak mudah memang untuk dapat mengendalikan jabulani, kecuali di tangan orang yang tepat dan memiliki skill tinggi sajalah ia dapat dikendalikan dengan maksimal. Mustahil pemain bola tarkam (antar kampung) dapat memainkan jabulani dengan baik.

Banyak orang yang seperti bola jabulani ini; visioner, sulit ditebak, dinamis, energik, cerdas dan kritis. Bagi sebagian stakeholder tipe orang seperti ini seringkali dianggap pembangkang, susah diatur dan sulit dikendalikan. Biasanya karena mereka memang tidak selamanya berpikir linear, seringkali melompat-lompat dan acak namun tak jarang justru dapat menemukan solusi yang tidak terduga. Ibarat jabulani yang sering jauh melayang, pemikiran mereka juga jauh ke depan sehingga dalam banyak hal mereka “tidak nyambung” dengan pemikiran orang-orang di sekitarnya.

BOLA JABuLAnI DAn KAryAWAn VIsIOner

When I get older I will be stronger

They’ll call me freedom Just like a wavin flag

(Theme Song World Cup 2010)

Usai sudah pesta empat tahunan para penggila bola. Spanyol tampil sebagai jawara. Dari sekian banyak berita, kisah bola jabulani (bola resmi WC 2010) menyita perhatian kita. Banyak yang menilai bola tersebut bermasalah, mulai dari pemain, pelatih maupun petinggi FIFA.

Page 21: dialog magazine

Vol. 1| Tahun 2010DIALOG

PEMUDA AKAN MENJAGA, MEMPERTAHANKAN,

DAN MENGEMBANGKAN KEKAYAAN INDONESIA, UNTUK

MENINGGIKAN MARTABAT BANGSA