Top Banner
ALAMAT REDAKSI Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Gedung Kementerian Agama Jl. M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat Telp/Fax. (021) 3920688-3920662 WEBSITE: www.balitbangdiklat.kemenag.go.id ISSN : 0126-396X Jurnal Dialog diterbitkan satu tahun dua kali, pada bulan Juni dan Desember oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Jurnal Dialog sebagai media informasi dalam rangka mengembangkan penelitian dan kajian keagamaan di Indonesia. Dialog berisi tulisan ilmiah dan hasil penelitian dan pengembangan terkait dengan masalah sosial keagamaan. Redaksi mengundang para peneliti agama, cendekiawan dan akademisi untuk berdiskusi dan menulis secara kreatif demi pengembangan penelitian maupun kajian keagamaan di Indonesia dalam jurnal ini. Pemimpin Umum Prof. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab Dr. H. Rohmat Mulyana Sapdi Wakil Pemimpin Redaksi Ir. Hj. Sunarini, M.Kom. Sekretaris Redaksi Taufik Budi Sutrisno, S.Sos., S.IPI. Mitra Bestari (Peer Review) Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Filsafat Agama) Prof. Dr. M. Hisyam (Sejarah) Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Hukum Islam) Prof. Dr. M. Atho Mudzhar (Sosiologi Hukum) Dewan Redaksi (Editorial Board) Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial) Asep Saefulloh, M.A. (Filologi) Prof. Dr. Imam Tholkhah (Pendidikan Agama) Dr. I. Nyoman Yoga Segara, M.Hum.(Antropologi Sosial) Dr. H. Zainuddin Daulay (Filsafat Sosial) Dr. Lukmanul Hakim (Filsafat Sosial) Redaktur Pelaksana Dr. Fakhriati Sekretariat Redaksi Dra. Hj. Eva Nursari Heny Lestari, S.Pd. Abas Al-Jauhari,M.Si. Arif Gunawan Santoso, S.Si. Sri Hendriani, S.Si. Desain Grafis Wawan Hermawan, S.Kom. Dewi Indah Ayu Diantiningrum, S.Sos Vol. 38, No. 1, Juni 2015 brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk provided by Dialog (E-Journal)
26

Dialog - CORE

Jan 14, 2022

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 i

ALAMAT REDAKSI

Badan Litbang dan Diklat Kementerian AgamaGedung Kementerian Agama Jl. M.H. Thamrin No.6 Jakarta Pusat

Telp/Fax. (021) 3920688-3920662

WEBSITE:www.balitbangdiklat.kemenag.go.id

ISSN : 0126-396X

Jurnal Dialog diterbitkan satu tahun dua kali, pada bulan Juni dan Desember oleh Badan Litbang dan DiklatKementerian Agama RI. Jurnal Dialog sebagai media informasi dalam rangka mengembangkan penelitiandan kajian keagamaan di Indonesia. Dialog berisi tulisan ilmiah dan hasil penelitian dan pengembanganterkait dengan masalah sosial keagamaan. Redaksi mengundang para peneliti agama, cendekiawan danakademisi untuk berdiskusi dan menulis secara kreatif demi pengembangan penelitian maupun kajiankeagamaan di Indonesia dalam jurnal ini.

Pemimpin UmumProf. H. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D.

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabDr. H. Rohmat Mulyana Sapdi

Wakil Pemimpin RedaksiIr. Hj. Sunarini, M.Kom.

Sekretaris RedaksiTaufik Budi Sutrisno, S.Sos., S.IPI.

Mitra Bestari (Peer Review)Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. (Filsafat Agama)

Prof. Dr. M. Hisyam (Sejarah)Prof. Dr. Masykuri Abdillah, M.A. (Hukum Islam)

Prof. Dr. M. Atho Mudzhar (Sosiologi Hukum)

Dewan Redaksi (Editorial Board)Dr. H. Muhammad Adlin Sila, M.A. (Antropologi Sosial)

Asep Saefulloh, M.A. (Filologi)Prof. Dr. Imam Tholkhah (Pendidikan Agama)

Dr. I. Nyoman Yoga Segara, M.Hum.(Antropologi Sosial)Dr. H. Zainuddin Daulay (Filsafat Sosial)

Dr. Lukmanul Hakim (Filsafat Sosial)

Redaktur PelaksanaDr. Fakhriati

Sekretariat RedaksiDra. Hj. Eva NursariHeny Lestari, S.Pd.

Abas Al-Jauhari,M.Si.Arif Gunawan Santoso, S.Si.

Sri Hendriani, S.Si.

Desain GrafisWawan Hermawan, S.Kom.

Dewi Indah Ayu Diantiningrum, S.Sos

Vol. 38, No. 1, Juni 2015

brought to you by COREView metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Dialog (E-Journal)

Page 2: Dialog - CORE

ii Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

PENGANTAR REDAKSI

Edisi jurnal kali ini menampilkan beberapatulisan yang beragam. Tulisan dalam jurnal inidibuka dengan tulisan Gazi Saloom IdentifikasiKolektif dan Ideologisasi Jihad: Studi Kualitatif Terorisdi Indonesia yang menganalisis pola pikir atauideologi dari para pelaku tindakan kekerasan atasnama agama. Dalam hal ini, kekerasan atas namaagama yang dimaksud adalah Islam. Oleh karenaitulah, ideologi yang dikembangkan oleh parapelakunya adalah ideologi jihad yang merekapahami sebagai bagian penting dari ajaran agama.Namun demikian, pemahaman tentang Jihadyangdirealisasikan dalam tindakan kekerasan jugamerupakan suatu proses pencarian jati diriditengah maraknya tawaran-tawaran ideologiyang berkembang. Dalam artikelnya, Saloommenganalisis perubahan perilaku pelakuterorisme atas nama jihad Islam, dari orang biasamenjadi teroris memiliki kaitan yang amat eratdengan usaha pencarian identitas diri sangpelaku.

Artikel Muhamad Murtadho dengan judulWisata Religi di Bali: Geliat Usaha PengembanganPariwisata Islam membahas tentang wisata religiyang mulai menjadi perhatian banyak masyarakatmodern. Kasus dari artikel ini adalah kasus Baliyang telah menjadi bagian penting dari tempat-tempat wisata menarik di Indonesia. Bali selamabertahun-tahun menjadi daya tarik wisata diIndonesia karena keunikan alam dan suasanamasyarakatnya yang amat religious Hindu. Namunpada akhir-akhir ini, pariwisata religious selainHindu juga menjadi bagian yang menarik yangdiangkat oleh penelitian ini. Menjadi menarikkarena wisata religious yang diangkat adalahkelompok minoritas Islam di Bali. Murtadhomenyoroti pentingnya memberikan perhatianpada potensi wisata non Hindu, dalam hal iniIslam, karena banyak wisatawan lokal yangdatang ke Bali adalah wisatawan Muslim yangtentunya memiliki kebutuhan lain selain wisataseperti makanan halal dan ketersediaan fasilitasibadah yang memadai. Oleh karena itulah, makatulisan yang menyoroti tentang urgensipengembangan pariwisata Islam di Bali menjadipenting, karena dua alasan. Pertama adalahpentingnya pengembangan wisata religious sebagaibagian dari wisata rohani dan jasmani dalam

pengembangan kebudayaan di Indonesia secaraumum dan kebudayaan Islam di Indonesia secarakhusus. Kedua adalah pengembangan usahakuliner yang halal bagi umat Islam sebagai bagianpenting dari kegiatan pariwisata, karenapengembangan pariwisata akan berjalan lancarapabila sarana dan prasarana yang tersediamemenuhi kebutuhan wisatawan, baik secarajasmani maupun rohani.

Masih berkaitan dengan kehidupankeagamaan di Indonesia, Zainal Abidinmenyoroti keberadaan agama Sikh diJabodetabek. Dalam artikelnya, Zainal Abidinmemberikan gambaran tentang asal mula sejarahdan berkembangnya agama Sikh serta seluk belukajaran dan interaksi sosialnya dalam masyarakat.Selain itu, hal yang amat penting dari analisisselanjutnya adalah tentang kebebasan untukmenjalankan keyakinan yang dianut oleh setiappemeluk agama dan penghayat kepercayaan diIndonesia.

Tulisan Abdul Jalil yang bertajuk Modal SosialPelaku Dalail Khairat memberikan gambaran dananalisis tentang modal sosial para pelaku DalailKhairat di pesantren Darul Falah KH. AhmadBasyir Kudus. Dalam analisisnya Jalilmemberikan gambaran pentingnya konsistensidalam menjalankan amalan-amalan religious yangdiberikan oleh sang kyai dalam kitab Dalail Khairatuntuk mendapatkan kesuksesan dan keberkahandalam hidup, baik di dunia maupun di akhiratkelak. Namun demikian, kajian Jalil befokus padaaspek ekonomi yang menjadi salah satu unsurpenting dalam kehidupan mereka.

Artikel Suryani yang bertajuk Kontribusi NUsebagai Organisasi Civil Society dalam Demokratisasi,memberikan gambaran tentang urgensi peranNU sebagai suatu organisasi besar dalampengembangan demokratisasi di Indonesia danmengembangkan konsep civil society sebagai suatucita-cita masyarakat Indonesia. Dalamanalisisinya, Suryani berargumen bahwa paraaktivis dan intelektual NU sesungguhnyamemainkan peranan penting dalammengembangkan wacana civil society sejakkemerdekaan, bahkan menurut Suryanimendahului organisasi dan massa pergerakanIslam lainnya.

Page 3: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 iii

Imam Muhlis dan Fathorrahman dalamtulisannya tentang Interpretative Understandingterhadap Makna Simbol Al-Fatihah dalam AmaliahTasharraful Fatihah pada Masyarakat Bantul,Yogyakarta, menekankan analisisnya tentangurgensi mengamalkan Al-Fatihah dalamlingkungan warga Nahdliyin (NU) di KabupatenBantul. Amaliah yang menekankan Al-Fatihahsebagai bacaan utama ini bertujuanmeningkatkan aktivitas beribadah denganketulusan dan mengharapkan ridha Allah semata.Hal yang menarik dari kajian ini adalah usahauntuk tetap mengakomodir kebudayaan dantradisi masyarakat tanpa menyimpang dari ajaranIslam.

Tulisan selanjutnya adalah tentangPenerimaan Partai Politik Islam di PTAIN: Studi AtasPerilaku Politik Mahasiswa di UIN Syarif HidayatullahJakarta oleh Cucu Nurhayati dan Hamka Hasan.Dalam tulisan ini, Nurhayati dan Hamkamemberikan gambaran tentang representasipartai politik yang tercermin dalam perilakupolitik mahasiswanya. Tulisan ini memberikananalisis yang cukup signifikan tentang tidakadanya jaminan mahasiswa Islam pasti akanberafiliasi dengan partai Islam. Hal iniditunjukkan dalam kasus civitas-civitasakademika UIN Syarif Hidayatullah.

Saifudin Zuhri dalam tulisannya tentangKolaborasi Kultur dan Konsep Al-‘Urf dalamMembangun Fikih Mazhab Indonesia menekankananalisisnya pada dialog antara teks dan konteks.Dalam tulisannya Saifudin menyoroti pentingnyamulai membangun fikih dalam kontekskeindonesiaan. Dalam tulisannya Saifudin Zuhrimemberikan contoh dari para pemikir fikihsekaligus ulama Islam awal Indonesia sepertiMuhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812 M)yang menulis kitab fikih Sabilul Muhtadin sertagagasan-gagasan pengembangan fikih Indonesiadari pemikir-pemikir kontemporer semisal GusDur, Ali Yafie, dan lain-lain.

Tulisan selanjutnya dari Erlina Farida yangmenyoroti dinamika Strategi Peningkatan MutuRintisan Madrasah Unggul: Studi Kasus di MadrasahTsanawiyah Negeri Yogyakarta I. Dalam kajiannya,Farida menganalisis urgensi dan signifikansimunculnya madrasah unggulan sebagai sekolahagama produk dari Kementerian Agama yangtidak kalah bersaing dalam era global saat ini.Tulisan ini memberikan analisis yang cukup

penting tentang perlunya merencanakan strategiyang jitu dalam pengembangan sekolah agamayang bermutu dan sanggup berkompetisi dalamdunia pendidikan di tanah air.

Tulisan akhir dari jurnal ini merupakanreview buku karya Eriyanto yang ditulis olehRidwan Bustamam. Dalam ulasannya, Bustamammenekankan pentingnya metode paradigma(framing) yang menganalisis tentang peran danstrategi serta metode yang dikembangkan massmedia dalam pemberitaannya. Dengan demikiandiharapkan dapat memberikan analisis yang lebihmendalam untuk melihat fenomena keagamaanyang dikaji dan aktor-aktor yang memainkanperanan penting dalam peristiwa-peristiwa yangberkaitan erat dengan isu-isu keagamaan. Hal inimenjadi penting untuk melihat bagaimana agamaseringkali dijadikan alat oleh sekelompok oranguntuk mencapai tujuan mereka baik secara politik,ekonomi, sosial, maupun budaya.

Beberapa tulisan dalam edisi ini memberikangambaran dan analisis tentang interaksipemahaman keagamaan seseorang yang tidakpernah dapat lepas dari kedalamanpemahamannya tentang alam, manusia,lingkungan dan kondisi sosial, politik danbudaya yang melingkupinya. Oleh karena itulahpemahaman tersebut akan memberikan pengaruhyang amat signifikan dalam tindakan seseorang.Dalam kasus Jihad misalnya, pemahamantentang hubungan antara agama dankebudayaan yang sempit akan memberikanpengaruh yang negatif pada seseorang untukmelakukan tindak kekerasan atas nama agama.Padahal tindakan tersebut sesungguhnyabukanlah perintah agama namun interpretasiyang didukung oleh kekecewaan terhadap situasisosial politik dan keagamaan yang tidakdipahaminya secara mendalam.

Oleh karena itulah, sesungguhnyapemahaman yang mendalam tentang agama dankehidupan sosial budaya masyarakat menjadiamat penting dalam memahami pluralitas yangmenjadi realitas dalam kehidupan masyarakat.Dalam kasus Indonesia, pluralitas tersebut bukanhanya pada masalah etnis, namun juga pluralitasagama, sosial, budaya dan pemahaman akanagama itu sendiri. Dalam konteks Islam danpluralitas di Indonesia, tulisan-tulisan dalamjurnal ini memberikan pesan bahwa pemahamanterhadap agama secara mendalam dalam

Page 4: Dialog - CORE

iv Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

kaitannya dengan pluralitas kehidupan sosialakan dapat memberikan sumbangan yang besardalam mewujudkan Islam sebagai rahmat bagisemesta alam.

Dalam konteks Indonesia, tulisan-tulisan diatas secara keseluruhan memberikan pesan yangpenting untuk mendialogkan antara teks dankonteks, agar tidak terjatuh dalam ekstrimitasyang akan merugikan orang lain. Meskipunterdapat satu tulisan tentang agama Sikh diIndonesia, namun dalam konteks Indonesia,tulisan tersebut juga memberikan gambaranbahwa pemerintahan di Indonesia meskipun

mayoritasnya beragama Islam dan KementerianAgamanya dipegang secara dominan oleh orangIslam, namun dalam pelaksanaannya,kementerian agama tetap memberikan ruangyang proporsional bagi kaum minoritas.Dalamkonteks pengembangan kajan-kajian keagamaan,tulisan-tulisan tersebut di atas memberikantantangan bagi kajian-kajian keagamaanselanjutnya untuk lebih mendalami kajiankeagamaan dengan masalah-masalahkemanusiaan universal seperti sosial, budaya,ekonomi, dan politik. Selamat membaca.

Page 5: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015 v

DAFTAR ISIISSN : 0126-396X

Jurnal DIALOGVol. 38, No. 1, Juni 2015

GAZI SALOOM

Identifikasi Kolektif dan Ideologisasi Jihad: Studi Kualitatif Teroris di Indonesia: 1-12

MUHAMAD MURTADHO

Wisata Religi di Bali: Geliat Usaha Pengembangan Pariwisata Islam: 13-28

ZAINAL ABIDIN

Eksistensi Agama Sikh di Jabodetabek: 29-40

ABDUL JALIL

Modal Sosial Pelaku Dalail Khairat: 41-50

SURYANI

Kontribusi NU sebagai Organisasi Civil Society dalam Demokratisasi: 51-64

IMAM MUHLIS DAN FATHORRAHMAN

Interpretative Understanding Terhadap Makna Simbol Al-Fatihah dalam Amaliah Tasharraful Fatihahpada Masyarakat Bantul, Yogyakarta: 65-78

CUCU NURHAYATI DAN HAMKA HASAN

Penerimaan Partai Politik Islam di PTAIN: Studi atas Perilaku Politik Mahasiswa di UINSyarif Hidayatullah Jakarta: 79-92

SAIFUDIN ZUHRI

Kolaborasi Kultur dan Konsep Al-‘Urf dalam Membangun Fikih Mazhab Indonesia: 93-102

ERLINA FARIDA

Strategi Peningkatan Mutu Rintisan Madrasah Unggul: Studi Kasus di Madrasah TsanawiyahNegeri Yogyakarta I: 103-118

BOOK REVIEW

RIDWAN BUSTAMAM

Mengenal Lebih Dekat Analisis Framing: 119-128

Page 6: Dialog - CORE

vi Dialog Vol. 38, No. 1, Juni 2015

Page 7: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 13

TOPIK

WISATA RELIGI DI BALI: GELIAT USAHAPENGEMBANGAN PARIWISATA ISLAM

M U H A M A D M U R T A D H O*)

ABSTRAKWisata religi menjadi salah satu alternatif yang menarik dalam rangka revitalisasi agama dalam

kehidupan masyarakat modern di satu sisi, dan di sisi lain dalam rangka peningkatan kesejahteraan(ekonomi) masyarakat. Bali merupakan salah satu obyek wisata kelas dunia yang ada di Indonesia.Julukan Bali sebagai pulau dewata menunjukkan Bali sebagai pulau religius. Penelitian ini inginmencoba menggali potensi wisata agama di Bali dari kelompok-kelompok keagamaan di luar Hindu.Mengambil kasus pada potensi pariwisata Islam di Bali, penelitian ini menemukan adanya beberapapotensi wisata keagamaan non Hindu di Pulau Bali dan adanya permintaan wisatawan terhadaplayanan wisata yang ramah terhadap pemeluk agama non Hindu seperti kebutuhan makanan halaldan ketersedian fasilitas ibadah yang memadai.

KATA KUNCI:Wisata Religi, Pulau Dewata, Obyek Wisata Islam

ABSTRACTReligious tourism serves as an attractive choice in revitalizing religious faith among people in the modern

society and an economic improvement for the local society. Bali as one of world-class tourist attractions in Indonesiahas been known as the land of god that indicates its religiousness. This study attempts to explore the potential ofreligious tourism in Bali from the perspectives of non –Hindu people. Focusing on the potentials of Islamic tourismin Bali, this study finds out that there is a high potential for non-Hindu tourism in Bali and that there is a demandfor non-Hindu-friendly tourism including the availability of halal foods and decent praying facilities.

.KEY WORDS:

Religious Tourism, Land of God, Islamic Tourism

A. PENDAHULUANPulau Bali telah menjadi magnet tersendiri

di bumi Indonesia yang mampu mengundangwisatawan mancanegara untuk hadir ke pulauitu. Keunikan yang dimiliki oleh Pulau Balimenjadi daya tarik yang luar biasa. Sebuahkeunikan yang terdiri dari kombinasi antarakeindahan alam, pantai, budaya, dan agama telah

membangun konstruksi budaya sedemikian rupasehingga Bali mendapat julukan sebagai pulaudewata. Bahkan setelah pembuatan FilmHolywood berjudul “Eat, Pray, Love” yangdibintangi Julia Roberts dan aktor Javier Bardemdengan sebagian besar mengambil konteks Bali,menjadikan Bali semakin mengambil hatimasyarakat dunia dan Bali diuntungkan denganmomentum ini untuk mempromosikan dirisebagai pulau cinta. Kehadiran film daripengarang novel Elizabeth Gilbert itu telahmenjadikan Bali sebagai tempat yang semakindikenal dunia. Peristiwa ini sama seperti dampak

*) Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan KeagamaanBadan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Jln. M.H.Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]

**Naskah diterima Februari 2015, direvisi April 2015, disetujuiuntuk diterbitkan Mei 2015

Page 8: Dialog - CORE

14 Wisata Religi di Bali ...

film Lord of The Rings bagi masyarakat SelandiaBaru (New Zealand), sebagai tempat latar film itudibuat. Serta merta kunjungan turis ke negaratersebut meningkat tajam.

Kasus Bali menjadi fenomena menarik,bagaimana peran agama mampu menghadirkansuasana tertentu yang mempunyai daya tarikestetis tertentu. Kasus agama itu terjadi justrupada sebuah agama Hindu, sebuah agamaminoritas di negeri mayoritas pemeluk agamaIslam di Indonesia. Kemampuan masyarakatHindu Bali menjadikan agama sebagai spiritmenjaga keseimbangan alam melalui sistemSubaknya, dan juga keanekaragaman budaya dantradisi Hindu telah melahirkan pesona tersendiribagi Bali seperti eksistensi Banjar, hari raya Nyepi,upacara Odalan, umbul-umbul dari Janur (daunkelapa muda) yang menghiasi setiap sudutdaerah di Bali menjadikan pulau itu menjaditempat yang lengkap dan indah dan menyimpankenangan tersendiri bagi semua orang yangpernah datang ke tempat ini.

Pengembangan wisata di Bali, diharapkantidak saja dinikmati oleh umat Hindu di Bali,tetapi juga komunitas agama non-Hindu diPulau itu. Kemampuan mengembangkan potensiwisata semua agama akan memantapkan Balisebagai pulau religius (sebutan lain Pulaudewata). Kalau keadaan itu bisa diwujudkan,maka potensi wisata agama non Hindu tidak lagidipahami sebagai sebuah sesuatu yangkontraproduktif dengan dunia pariwisata di Bali.Keberadaan khazanah agama lain tidak lagidipahami sebuah ancaman sehingga perlu lahirsikap curiga dan aksi sepihak yang justru tidakmenguntungkan dari sisi pariwisata di Bali.

Dari harapan seperti itu, wisata agama di Balitidak saja disediakan oleh komunitas agamaHindu semata, melainkan juga diikuti oleh pegiatpariwisata dari komunitas agama lain sepertiIslam, Kristen, Protestan di Bali. Pengembanganwisata religi berbagai agama bisa dimanfaatkanuntuk mengenalkan agama masing-masing danmenunjukkan sikap toleransi masyarakat yangbisa diwujudkan di Bali. Dengan banyaknyawisatawan baik dari mancanegara maupundomestik, di Bali dapat dikenalkan budaya agamayang membangun hubungan simbiosismutualisme atau hubungan yang salingmenguntungkan bagi model relasi keagamaanyang terkemas dalam tema wisata agama. Dari

sini pula dapat ditarik positioning agama yang pasdalam menjawab bagaimana posisi agama dalamdunia pariwisata (tourisme).

Dalam konteks pariwisata di Bali yangdisemangati kultur agama Hindu, penelitian inimerumuskan masalah bagaimana potensikhazanah non-Hindu (Islam) di Bali bisa danmampu menjadi unsur pendukungpengembangan wisata di Bali. Jawaban daripenelitian ini akan menghasilkan modelpengembangan wisata agama yang bisadireplikasi di daerah lain. Kehadiran agama selainHindu dalam turut mengembangkan pariwisatadi Bali diharapkan menjadi perspektif baru yangtidak lagi menganggap agama lain sebagaiancaman tersendiri bagi eksistensi Hindu, namunjustru sebaliknya dipahami sebagai unsur yangmelengkapi dalam memperkuat Bali sebagai pulaureligius di satu sisi, dan di sisi lain sebagai tujuanwisata kelas dunia.

Penelitian ini dilakukan dalam rangkamembaca potensi wisata religi di Pulau Bali,khususnya potensi yang bisa dilakukan olehkomunitas non Hindu di Bali. Penelitiandilakukan dengan pendekatan kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan caramelacak dalam data kepustakaan, website dansurvei di lokasi. Pelacakan data kepustakaandiperlukan untuk memetakan secara menyeluruhpotensi wisata Islam yang pernah diangkat olehpenulis lain. Dalam tahapan ini dibantupelacakan data melalui internet. Selanjutnyasurvei dilakukan untuk mengonfirmasikenyatuan faktual yang ada di lapangan, sertamencari keterangan tambahan yang diperlukandalam kajian ini. Beberapa informasi yang terkaitdengan potensi wisata Islam dikumpulkan untukmendapatkan informasi yang lengkap.Pengumpulan data dilakukan secara snowball,yaitu dari satu informasi digabungkan denganinformasi lain yang terkait. Sumber informasididapatkan dari wawancara dengan informan-informan yang berhasil dihubungi pengkaji,informasi internet, brosur-brosur atau tulisanmengenai wisata di Bali.

Selanjutnya data yang terkumpul dianalisissecara deskriptif. Analisis dilakukan secarakonstruktif untuk menggambarkan fenomenakeberadaan usaha pengembangan wisata agamaini. Analisis meliputi aspek historisitas Bali sebagaipulau wisata, kategori terhadap beberapa obyek

Page 9: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 15

1 Parwata, Yb. “Konsep Wisata Religi Menurut AgamaHindu,” www.kemenag. go.id/file Akses 4 Jan 2014

2 Ketut Sutama. “Pariwisata Spiritual di Bali dari PerspektifStakeholders Pariwisata.” Jurnal Perhotelan dan Pariwisata,Desember 2013, Vol.3 No.2 hal.9

atau potensi wisata Islam dan terakhir analisispermasalahan terkait peluang dan tantanganyang dihadapi dalam mengembangkan wisataIslam di Bali.

Secara konseptual, ada beberapa istilah yangberkaitan dengan wisata religi seperti wisataspiritual. Dengan medan garap yang sama dikalangan muslim sekarang muncul istilahpariwisata Islami dan istilah wisata syariah.Istilah wisata religi dicoba didefinisikan salahsatunya oleh Parwata, seorang PengurusParisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) diJakarta. Menurutnya, dalam Agama Hindu adabeberapa istilah yang berkesesuaian denganwisata diantaranya istilah Tirta Yatra, DharmaYatra, Vita Sagara. Tirtha Yatra atau perjalanan suci,merupakan suatu kegiatan keagamaan untukmeningkatkan kehidupan spiritual (kerohanian)dengan cara mengunjungi tempat tempat sucikemudian melakukan persembahyangan,melakukan meditasi dan japa. Dharma Yatra,perjalanan suci bagi rohaniwan untukmembabarkan ajaran dharma ketempat tempatyang dianggap suci, Vita Sagara melakukanperjalanan suci dalam bentuk mengarungi lautan/samudra.1

Konsep Wisata Religi sering dicampuradukkan dengan definisi wisata spiritual.Meminjam pemetaan teoritis oleh Ketut Sutama,2

di kalangan para akademisi terdapat dikotomiantara wisata spiritual (spiritual tourism) dan wisatareligi (relegious tourism) dan masih terbuka lebaruntuk diperdebatkan. “Religious tourism is far frombeing a simple concept. A simple quest for religion andtravel on a search engine would reveal that there areseveral terms used in the literature to define travel toreligious sites: pilgrimage, religious tourism or faithtourism. In a few studies these terms are used very looselyand often interchangeably” (Sharpley and Sundaram,2005:163).

Egresi dkk (2012) lebih cenderung menyebutpilgrimage dan religious tourism daripada spritual danreligious tourism. Mereka juga menyatakan bahwapengertian pilgrimage dan religious tourism seringdikaburkan. Hal ini terjadi karena tidak menutup

kemungkinan wisatawan memiliki motivasiganda, berziarah sekaligus berwisata atauberwisata sambil berziarah. Sementarapandangan yang lebih jelas diberikan olehSharpley dan Sundaram (2005), mengutip Heelas,Hay dan Socha yang menyatakan bahwakesadaran spiritual merupakan hal yang alamidan bersifat universal pada diri manusia, tidakterikat oleh agama apa pun. Malah seseorangdapat dikatakan memahami dan memilikipengalaman spiritual walaupun ia tidak memelukatau meyakini sebuah agama tertentu.

Rogers (2002) menyatakan spiritualitasmerupakan jalan kembali ke dasar pluralitasbentuk agama yang menjadi dasar rasional bagikeberagamaan tanpa batas pada jalan seseorangdi dunia. Spiritualitas adalah hal alami danuniversal dan oleh karenanya tidak dapat hanyadikaitkan dengan budaya agama tertentu.Berkemenn 2006 (dalam Herntre dan Pechlaner,2011) menyatakan bahwa secara umumpariwisata spiritual berarti segala bentukperjalanan wisata yang menyangkut perjalananpisik dan spiritual. Interaksi antara tubuh (body)dan pikiran (mind) juga mendapat penekanan dariBramer (2009) yang menyatakan bahwaspiritualitas adalah pencarian untukmempersatukan kepala (head), hati (heart), danbadan (body) yang dapat dicapai melaluipergerakan badan pisik menyatu ke alam semesta(physical movement in nature).

Wisata spiritual adalah wisata mencaripengalaman spiritual yang tidak memandangagama, sedangkan wisata religi terkait denganperintah agama. Seorang pemeluk Islam yangpergi haji, ia bisa dikatakan berwisata religisekaligus spiritual. Akan tetapi, kalau iamengunjungi Pura Besakih misalnya, bisa jadiia hanya berekreasi, atau mungkin juga mencaripengalaman spiritual, pengalaman batin yangtidak langsung terkait dengan doktrin agamayang dianutnya, melainkan tentang hubunganantara Yang Maha Pencipta dan ciptaan-Nya.Jadi, wisata religi termasuk juga wisata spiritual,namun wisata spiritual belum tentu wisata religi.3

Pitana (2012) menyatakan bahwa sebenarnyawisata spiritual telah hadir di bumi sejak berabad-

3 http://venuemagz.com/September-2012. Akses 11 Januari2015

Page 10: Dialog - CORE

16 Wisata Religi di Bali ...

4 http://www.eturbonews.com/30411/Bali -rapidly-becoming-popular-spiritual-tourism - destination) Akses 11 Januari2015

5 A. Faidlal Rahman, Konsep Pariwisata Islami dalam “ The2nd Association of Indonesian Tourism Tertiary EducationInstitutions (AITEI) “ di Malaysia, 23 Mei 2013.

abad lalu. Wisatawan spiritual (spiritual tourists)berwisata ke suatu tempat untuk mencarikedamaian dan keharmonisan (peace and harmony),dan mereka kebanyakan orang yangberpendidikan, peduli pada budaya, peduli padaalam dan lingkungan, dan tidak mengganggusiapa pun. Lebih lanjut Pitana menyatakanbahwa wisata spiritual di Bali merupakangabungan antara budaya dan aspek keagamaan.Wisatawan yang datang ke Bali untuk tujuanspiritual berpengaruh positif bagi Bali. Merekake Bali tidak mencari “sun, sea, sand and sex”,melainkan mencari kedamaian batin.4

Dari perspektif Islam, Faidlal Rahman secarakhusus mengeksplorasi wisata religi ini dengankonsep pariwisata Islami. Menurutnya, konseppariwisata Islami merupakan konsep yang masihbaru. Pariwisata Islami melibatkan kegiatan,pengalaman atau kesenangan dalam bentukperjalanan sesuai dengan konsep Islam dan bisadilakukan melalui sejarah, seni, kebudayaan,warisan, cara hidup, dan ekonomi. Untukmewujudkan tujuan pariwisata Islami ada limahal yang harus diupayakan, meliputi sumberdaya manusianya, promosi, infrastuktur,kerjasama, dan lembaganya.5

Kajian ini dalam posisi ingin melihat potensidan praktek wisata religi di luar khazanah Hindudi Bali. Kajian diarahkan pada potensi yang adadalam khazanah Islam di Bali. Itu artinya, dalamkonteks kajian ini awalnya sebenarnya tidakdimaksudkan untuk memilih salah satu definisitersebut, bahkan dalam beberapa hal cenderungingin menganggap sama potensi kedua definisitersebut dalam perpektif sebagai potensi wisataatas nama keagamaan. Namun karena definisiterlanjur diperdebatkan, maka untuk kajian inimemulai dangan memetakan dari dimensi wisatareligi.

Karena itu, untuk membaca potensi wisatareligi non-Hindu di Bali, dalam hal ini wisataIslam, diajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:Apa dan bagaimana permasalahan yang dihadapidalam usaha merintis wisata religi Islam dalam

lingkup masyarakat Hindu di sana. Bisakahwisata agama non Hindu dapat berkembang diBali ? Bagaimana peran pemerintah dan apa yangbisa dilakukan oleh pelaku usaha wisata religinon Hindu di Bali ?

B. SEKILAS SEJARAH PERADABAN BALIKeberhasilan daerah Bali menjadi tujuan

kelas dunia tidak bisa dipisahkan darikeberhasilan masyarakat Bali yang mayoritasHindu. Secara langsung dan tidak langsung,ajaran Hindu di Bali telah mengantarkan pulauini memiliki khazanah yang mampumenghadirkan obyek wisata pulau ini menjadieksotik.

Sejarah peradaban Hindu diperkirakandimulai pada 100 SM. Kebudayaan Bali mendapatpengaruh kuat dari kebudayaan India yangprosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi.Nama Bali Dwipa (pulau Bali) mulai ditemukandi berbagai prasasti, di antaranya PrasastiBlanjong yang dikeluarkan oleh Sri KesariWarmadewa pada 913 M yang menyebutkan kataWalidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilahsistem irigasi subak untuk penanaman padi mulaidikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan danbudaya juga mulai berkembang pada masa itu.Semasa Kerajaan Majapahit (1293–1500 M) yangberpusat di pulau Jawa yang menganut agamautama Hindu dan pernah menguasai maritim dinusantara ini, pernah mendirikan kerajaanbawahan di Bali pada sekitar tahun 1343 M.

Dalam konteks nusantara, kebesaran Hindukemudian menyusut seiring dengan kedatanganIslam yang berhasil mendirikan kerajaan-kerajaanIslam di berbagai wilayah. Banyak umat Hindudi berbagai daerah yang beralih ke Islam. Pusatperadaban Hindu yang tadinya di Majapahit,terpaksa runtuh dan dan pusat Hindu bergeserke Bali. Banyak bangsawan, pendeta, artis danmasyarakat Hindu lainnya yang ketika itumenyingkir dari Pulau Jawa ke Bali. Konsentrasisumber daya Hindu inilah yang menyebabkanBali berhasil mempertahankan diri dan mengemasBali menjadi daerah yang eksotik dan banyak senibudaya nya yang bercorak tradisi besar yangmenunjukkan besarnya peradaban Hindu dinusantara masa lalu.

Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597merupakan orang Eropa pertama yangmenemukan Bali. Meski sebelumnya sebuah kapal

Page 11: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 17

6 Keunikan dari gereja ini ialah bangunan gereja yangmemadukan arsitektur ghotik dengan Bali. Meskipun gereja inisudah berusia lumayan senja, namun kondisi dan keadaan didalamgedungnya masih terlihat terawat. Di pintu masuknya, terdapatseperti gapura yang pada umumnya tugu tersebut biasa terdapatdi sebuah pura atau perumahan masyarakat Bali pada umumnya.Halaman Gereja Palasari yang banyak ditumbuhi pohon cemaradengan beberapa pembatas halaman gedung gereja yang terdapatsedikit ukir ukiran Bali.

Portugis pernah terdampar dekat tanjung Bukit,Jimbaran, pada 1585. VOC mulai melaksanakanpenjajahannya di tanah Bali, rakyat Bali melawan.Namun karena teknologi perang yang terbatas,kekuasaan di Bali berhasil sedikit demi sedikitdiambil alih kolonial. Semenjak 1840-an, belandamengambil alih wilayah utara dan mulaimengincar daerah selatan. Dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidakmempercayai satu sama lain. Belanda melakukanserangan besar lewat laut dan darat terhadapdaerah Sanur dan disusul dengan daerahDenpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlahmaupun persenjataan tidak ingin mengalamimalu karena menyerah, sehingga menyebabkanterjadinya perang sampai titik darah penghabisanatau perang puputan yang melibatkan seluruhrakyat baik pria maupun wanita termasukrajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orangtewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belandatelah memerintahkan mereka untuk menyerah.Selanjutnya, para gubernur Belanda yangmemerintah hanya sedikit saja memberikanpengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalianlokal terhadap agama dan budaya umumnyatidak berubah.

Penduduk Bali pada tahun 2014 berdasarkansensus terbaru pada Januari 2014 berjumlahkurang lebih 4 juta jiwa. Mayoritas beragamaHindu dengan prosentase 84,5%. Disusul Islamsebagai agama terbesar kedua dengan prosentasepemeluk sebanyak 13 %. Selanjutnya Protestandan Katolik sebanyak 1,7% dan Buddha sebanyak0,5%. Partisipasi umat non Hindu dalampembangunan Bali adalah sebuah gagasan dansemangat yang sesuai dengan cita-cita falsafahkita berbangsa, Pancasila.

Dengan latar belakang agama Hindu, obyekwisata agama di Bali kebanyakan merupakankhazanah agama Hindu seperti Pura Besakihyang Pura terbesar di Indonesia, bahkan kononterbesar di Asia. Selain pura Besakih terdapat Hariraya Nyepi yang diwujudkan dalam tradisi dimana semua lampu seluruh kota di Balidimatikan dan tidak ada aktifitas duniawi yangdijalankan, Hari Raya galungan dan ratusan purayang tersebar di seluruh Pulau Bali. Banyaknyapura ini menyebabkan Bali memperoleh sebutannegeri para dewa, karena di sana para dewabanyak disembah oleh umat manusia.

Tidak ketinggalan, Katholik juga mempunyai

obyek wisata yang banyak dikunjungi pemelukKatholik yang kebetulan hadir di Bali sepertigereja Palasari. Menyesuaikan dengan kontekHindu, Katholik mempunyai gereja denganwarna kultur Bali. Gereja ini dibangun sejaktahun 1940-an oleh Pater Simon Buis yangmembuka sebuah hutan Pala yang kemudiandiberi nama tempat itu dengan sebutan Palasari(sekarang disebut dengan Palasari Lama).Disinilah Pater Simon membangun sebuah desayang memiliki Mode Dorf yang berbudaya Balinamun tetap bernuansa Katholik yang kental.Lantas, pada tahun 1955, sebuah bukit dikawasan ini diratakan dan dibangunlah sebuahgereja yang kokoh, yang memiliki arsitekturperpaduan antara Belanda dan Bali. Gereja inipunkemudian diberi nama Gereja Palasari dandiresmikan oleh Pastor Simon Bois. Dan pastorinilah yang kemudian mengenalkan agamaKatholik kepada masyarakat Bali secara luasuntuk yang pertama kalinya.6

Bagaimana dengan potensi obyek wisataIslam yang ada di Bali ? Ternyata pengkajimenemukan banyak sekali obyek wisata agamaIslam di Bali. Obyek-obyek yang sering menjadiobyek kunjungan dalam konteks Islam dapatdisebutkan antara lain makam-makam keramatpara tokoh Islam awal di Bali, kampung-kampung Islam yang terdapat di hampir semuakabupaten di Bali, masjid-masjid yang unik dansebagian bersejarah karena merupakan masjidpaling awal didirikan di Bali. Lebih lengkapsedikit gambaran untuk masing-masing lokasi dibahas pada sub bab berikut.

Obyek Wisata Muslim di BaliMenyusuri potensi wisata Islam di Bali,

pengkaji menemukan banyak potensi obyekwisata berlatar belakang agama Islam. Obyek-obyek wisata Islam di Bali itu dapat dikategorikandalam 3 kelompok besar, yaitu: 1) obyek wisataberupa makam-makam keramat para tokoh Islam

Page 12: Dialog - CORE

18 Wisata Religi di Bali ...

7 Berikut makam-makam Keramat di Bali yang disebut WaliPitu: 1) Pangeran Mas Sepuh alias Raden Amangkuningrat; 2)Habib Umar Maulana Yusuf; 3). Habib Ali Bin Abu Bakar BinUmar Bin Abu Bakar Al Khamid; 4) Habib Ali Bin Zaenal AbidinAl Idrus; 5) Syeh Maulana yusuf Al Magribi; 6) Habib Ali BinUmar Bafaqih; 7) Syeh Abdul Qodir Muhammad lihat Kisah WaliPitu dari Bali oleh Umi Kalsum nasional.news.viva.co.id/news/read/239218-kisah-wali-pitu-dari-Bali Akses 11 Januari 2015

8 Makam Keramat Siti Khotijah dan Pangeran SosrodiningratDi Denpasar Bali. http://achmad-suchaimi-sememi.blogspot.com/2013/07/mjib-24-makam-keramat-siti-khotijah-dan.html akses 11 Januari 2015

di Bali, 2) obyek wisata berupa kampung-kampung Islam, dan 3) obyek wisata beruparumah ibadah unik dan bersejarah.Pengelompokkan ini belum memasukkanbeberapa potensi wisata Islam seperti lembagapendidikan Islam seperti pesantren dan madrasahyang sebenarnya tak kalah potensial bagi obyekwisatawan muslim yang berkunjung di Bali.

Makam Keramat IslamDimulai dari obyek wisata Islam berupa

makam keramat tokoh Islam, ada beberapamakam Islam di Bali. Terkait keberadaan beberapaobyek wisata makam keramat di Bali, yangmenjadi legenda adalah keberadaan Wali Pitu(Wali Yang Tujuh). Sebutan Wali Pitu di Balidianalogikan dengan keberadaan wali sanga diJawa. Berbeda dengan di Jawa, Wali Pitu di Balihanya julukan kepada tujuh orang perintis Islamdi Bali yang satu sama lain barangkali tidakpernah ketemu karena hidup di zaman yangberbeda.7 Beberapa makam keramat yang telahmenjadi tujuan ziarah, yang sebagiannyaanggota Wali Pitu, antara lain meliputi:

1. Makam Keramat Pangeran Sepuh, PantaiSeseh.Pantai Seseh terletak di Desa Munggu,

Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Jaraktempuh ke lokasi ini lebih kurang 15 km dari kotaDenpasar. Makam ini adalah makam RadenAmangkuningrat. Dia adalah anak Raja MengwiI (Raja di Bali 1690-1722 M) yang menikah denganputeri Blambangan. Dia tidak dibesarkan dilingkungan istana kraton di Bali, namundibesarkan ibunya di Blambangan, suatu ketikabertanya pada ibunya siapa gerangan ayahnya.Setelah memaksa akhirnya berkatalah ibunyabahwa dia adalah Putra raja Mengwi I di Bali.Berangkat sang anak ke Bali, namun di sanaterjadi salah paham antara anak dan ayah.Kembali lah sang anak ke Blambangan. Namundi tengah jalan, ia dikeroyok orang. Suatu

kesempatan, Raden Amangkuningrat menarikkerisnya dan keajaiban terjadi, semua lawanmenjadi lumpuh seketika. Selanjutnya, di akhirhayatnya, sosok raden ini dimakamkan di PantaiSeseh.

2. Makam Keramat Siti Khodijah di Pamecutan.Nama aslinya Ratu Ayu Anak Agung Rai.

Makam ini berada di kota Denpasar. Dia dipercayasebagai orang pertama dari keturunan keluargadalam keraton di Bali yang masuk Islam. Diaadalah putri Raja Pemecutan Cokorda III yangbergelar Bathara Sakti yang memerintah sekitartahun 1653 M (Menurut sumber lain, memerintahtahun 1697 dan wafat tahun 1813 M).8 Ada duaversi cerita masuknya Ratu Ayu ke Islam. Versipertama, dia masuk Islam karena menikah denganSosrodiningrat (Senopati dari Mataram) setelahberhasil membantu Raja Pamecutanmemenangkan peperangan. Versi kedua, diadiperistri Cakraningrat dari Madura yang berhasilmenyembuhkan puteri raja. Raja membuatsayembara, siapa yang mampu mengobati puteriraja maka dia akan dinikahkan dengan puteritersebut. Ketika hidup di lingkungan keraton,suatu saat terjadi kesalahpahaman antara SitiKhodijah dengan para punggawa. Parapunggawa dihebohkan adanya leak (makhlukJahat) yang masuk istana. Maka semuapunggawa berusaha memburunya danmemergoki puteri Khodijah sedang salat malamdan disangkanya sedang melakukan ritual yangmenghadirkan Leak. Maka tanpa ragu-raguseorang punggawa menombak punggung puterikhadijah dan mati seketika.

3. Makam Pangeran Sosrodiningrat di UbungDenpasar.Dia adalah Suami dari Adik Raja Pamecutan,

Siti Khodijah Pamecutan. PangeranSosrodiningrat adalah orang dari Mataram yangkebetulan lewat Kerajaan Pamecutan yang semulabertujuan ingin pergi ke Ampenan PulauLombok. Karena Kerajaan Pamecutan sedangperang dengan kerajaan lain, maka PangeranSosrodiningrat dikira mata-mata. Maka

Page 13: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 19

ditangkaplah pangeran itu dan dihadapkankepada raja. Karena salah tangkap, makaPangeran Sosrodiningrat ditawari untukmembantu Kerajaan Pamecutan mengalahkanmusuh. Kalau perang berhasil dimenangkan,Pangeran Sosrodiningrat akan dinikahkandengan adik raja. Tawaran itu diterima, danakhirnya perang berhasil dimenangkan, danPangeran menikah dengan keluarga kerajaandan akhirnya bisa mengajak istrinya masukIslam. Setelah masuk Islam, Sang istri bergantinama menjadi Siti Khodijah dan merupakanorang pertama dari keluarga keraton yang masukIslam.

4. Makam Habib Umar bin Yusuf Al-Maghribidi Bukit BedugulMakam ini berada di Desa Bungaya Kangin,

Kecamatan Bebandem, Karangasem. Nasab HabibUmar diyakini bersambung sampai RasulullahSAW. Untuk mencapai lokasi makam, parapeziarah harus mendaki bukit yang cukup tinggi.Mereka harus sangat hati-hati, karena anaktangganya masih asli dari tanah, tanpa pagar ataupegangan tangan.

5. Makam Habib Ali bin Abu bakar al Hamid diKusumba KlungkungDia adalah guru besar Raja Klungkung,

Dhalem I Dewa Agung Jambe. Ia mengajar bahasaMelayu kepada Raja Dhalem I Dewa Agung Jambedari Kerajaan Klungkung. Sang rajamenghadiahkan seekor kuda kepadanya sebagaikendaraan dari kediamannya di Kusamba menujuIstana Klungkung. Suatu hari, pulang mengajardi istana, ia diserang oleh kawanan perampok.Ia wafat dengan puluhan luka di tubuhnya.Jenazahnya dimakamkan di ujung baratpekuburan Desa Kusamba. Malam hari selepaspenguburan, terjadi keajaiban. Dari atas makammenyemburlah kobaran api, membubung keangkasa, memburu kawanan perampok yangmembunuh Sang Habib. Akhirnya semuakawanan perampok itu tewas terbakar.

6. Makam Maulana Yusuf al Baghdadi alMaghribi Karangasem.Tepatnya di desa Bungaya, Bebandhem,

Karangasem, Bali. Dia adalah perintis Islam diKarangasem. dimakamkan tidak jauh dari makamHabib Ali bin Zainal Al-Idrus. Di atas makam

tersusun batu bata merah tanpa semen yang takterawat dan tampak sangat tua. Keistimewaanmakam ini terletak ketika makam itu justruselamat dari amukan Gunung Agung yangmeletus dengan dahsyat pada 1963. Sejak saat ituorang mempercayai bahwa orang yangdimakamkan di sana adalah orang keramat.

7. Makam Keramat Syeikh Abdul QadirMuhammad di TemukusLokasinya di Temukus Banjar, Bulelang,

Singaraja Bali. Nama asli syekh ini adalah TheKwan Lie. Penduduk menyebutnya sebagaiKeramat Karang Rupit. Semasa remaja, ia adalahmurid Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.Para peziarah, baik muslim maupun Hindu,biasanya banyak berkunjung pada hari Rabuterakhir (Rebu Wekasan) bulan Shafar. Uniknya,masing-masing mengelar upacara menurutkeyakinan masing-masing.

8. Makam Ali Bin Umar Bafaqih di LoloanJembranaIa hidup antara (1890-1997). Ia adalah seorang

habib yang mengembangkan Islam di KampungIslam Loloan Jembrana Bali. Ia dikenal sebagaiseorang ulama dan terkadang dimasukkan dalamhitungan ulama ke delapan dari “Wali Pitu” yangada di Bali. Makamnya di Jembrana banyakdidatangi para peziarah yang hadir dari berbagaidaerah. Di Loloan Habib Ali mendirikanpesantren Syamsul huda pada tahun 1935. Daripesantren ini, Ia telah melahirkan banyak ulama& da’i. Santri-santrinya berasal dari berbagaidaerah di tanah air. Faktor inilah yang didugamenjadi sebab makamnya ramai dikunjungi parapeziarah.9

Kampung-kampung IslamSelain makam keramat, terdapat obyek wisata

Islam di Bali berupa beberapa kampung Islamyang mulai dikunjungi wisatawan luar daerah.Mengenai jumlah kampung Islam di Bali,menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)Denpasar - Bali, KH. Mustofa al-Amin, saat inidi Bali terdapat 59 kampung muslim.10 Beberapa

9 Kisah Wali Pitu dari Bali oleh Umi Kalsumnasional.news.viva.co.id/news/read/239218-kisah-wali-pitu-dari-Bali Akses 11 Januari 2015

10 Cita-cita Tokoh Islam Bali: Insya Allah, Bali Menjadi JendelaIslam Dunia. http:// wakafalazhar.com/blog/post/view/id/40/title/akses 4 Jan 2015

Page 14: Dialog - CORE

20 Wisata Religi di Bali ...

kampung diantaranya berisi orang-orang asli Baliyang telah memeluk agama Islam. Dari sejumlahkampung muslim yang ada di Bali, beberapadiantaranya yang sering disebut Kampung-kampung Islam utama yang banyak dikunjungiwisatawan meliputi: Kampung Saren JawaBudakeling Karangasem, Kampung Gelgel diKlungkung, Kampung Kepaon dan Serangan diDenpasar, Kampung Pegayaman di Buleleng, danKampung Loloan di Jembrana.

I Made Pageh dkk menyebutkan bahwaterbentuknya kampung-kampung Islam di Balidilatarbelakangi oleh beberapa sebab seperti: 1)motif dagang orang Islam sehingga bermukim didaerah pelabuhan-pelabuhan kuno di pinggirpantai (Pelabuhan dan Batugambir), yangkemudian ada yang berubah profesi menjadipetani tinggal ke pedalaman. (2) tinggal dipedalaman karena memang di-enclaves-kan olehraja di daerah khusus. (3) Ikatan patron-kliendikukuhkan dengan perkawinan lintas agama(Kepaon Badung berasal dari Serangan) (4) faktoruntuk pertahanan kerajaan dalam memperkuatpasukannya, dijadikan benteng penyebeh puri,penasihat raja dalam perdagangan, sebagaipenerjemah bahasa arab dalam kontak dagang(Islam Gelgel, Angantiga, Kepaon, Loloan) (5)kejayaan dan kemenangan raja menghadiahitanah tempat permukiman khusus sebagai entitasmenyejarah, dan diberikan pemerintahan sendirisesuai dengan sifat etniknya.11

1. Kampung Gelgel di Klungkung.Kampung ini dipercaya merupakan tempat

awal agama Islam memasuki daerah ini yang saatitu menjadi pusat kekuasaan Bali. Pada abad ke-15, datanglah 40 orang Islam atau wali dari‘Mekah’ (diduga merupakan sebutan untukDemak) yang memasuki wilayah Gelgel. Merekatinggal berdampingan dengan masyarakat Baliyang memeluk Hindu. Awalnya, mereka hanyatinggal berdampingan saja, namun lamakelamaan ada masyarakat lokal yang tertarikkepada Islam. Memang benar bahwa komunitasini pernah mengajak Raja Gelgel untuk masuk

Islam. Tetapi ajakan mereka belum diterima olehraja. Awalnya, untuk sementara waktu merekatinggal di sekitar daerah sungai. Karena kondisilingkungan yang tidak layak dan mengenaskan,beberapa orang meninggal dan beberapa diantaranya ada yang sakit. Melihat keberadaankelompok muslim yang mengenaskan ini, RajaGelgel menjadi simpati dan memberi merekatempat bermukim di Gelgel. Saat tinggal di Gelgel,akhirnya mereka mendapatkan pengikut darikalangan rakyat. Kini, di Gelgel terdapat 800orang pemeluk agama Islam.

2. Kampung Saren Jawa Karangasem.Mayoritas pemeluk Islam di Karangasem

merupakan pendatang dari Lombok Timur (SukuSasak). Di Amlapura, penempatan kampungIslam dan Hindu dibuat berselang-seling disekitar puri. Tujuannya adalah selain sebagaigaris pertahanan, juga agar masyarakatmembaur. Masyarakat Sasak yang tinggal diKarangasem, kini telah membaur denganmasyarakat Bali. Banyak orang Sasak yang telahmenggunakan Bahasa Bali. Memang sebagianbesar dari mereka sudah tidak fasih berbicaramenggunakan Bahasa Sasak, tetapi masihmengerti artinya. Adapula yang masih aktifmenggunakan bahasanya, yakni mereka yangtinggal di Karanglongko. Salah satu bentukakulturasi budaya antara masyarakat Sasak Islamdan Bali adalah Cepung (macapatan) dengan temaumumnya yang mengandung pesan moral agarmenjadi manusia yang baik sesuai syariat Islam.

3. Kampung Pegayaman.Kampung ini terletak di Sukasada, Buleleng,

merupakan pusat terbesar agama Islam. Nenekmoyang masyarakat yang tinggal di desa inimerupakan pendatang dari Jawa dan Bugis.Konon, dahulu, orang-orang Mataram Islammenuju Bali dengan membawa keris gayam. Jugabanyak pohon Gayam di sekeliling desa, sehinggatempat itu disebut Pegayaman. Di Pegayamanmemiliki situasi yang sedikit berbeda dengansituasi di tempat-tempat lain di Bali. Tidak adaatribut keagamaan maupun tempat ibadah Hindubaik Pura Puseh, Pura Kelod, maupun PuraDalem. Sebaliknya, justru terdapat masjid. Yangterbesar di Pegayaman bernama Masjid Jami’Safinatussalam. Selain bangunan fisik berupamasjid, terdapat pula peninggalan berupa Al-

11 I Made Pageh Dkk. Analisis Faktor Integratif Nyama Bali-Nyama Selam, Untuk Menyusun Buku Panduan KerukunanMasyarakat Di Era Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu Sosial DanHumaniora. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Vol. 2,No. 2, Oktober 2013

Page 15: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 21

Qur’an yang ditulis tangan, juga pola pendidikanyang mengajarkan Islam pada anak-anak mereka.

4. Kampung Loloan Jembrana.Kampung ini dirintis oleh Syarif Abdullah

bin Yahya Al-Qodri (Syarif Abdullah), Sebuahkampung yang menjadi pusat berkembangnyaIslam di Bali. Ia berasal dari Pontianak. Ayahnyaadalah seorang Ulama Arab termasyur yangmenikah dengan ibunda Raja di Matan. Iabersama anak buahnya berkelana sampai diLoloan-Jembrana karena berbeda pandangandengan Sultan Pontianak Syarif Abdurrahmanyang mau tunduk kepada pemerintah Belanda.Karena memberontak kepada Belanda, SyarifAbdullah memutuskan untuk pindah ke daerah-yang belum dikuasai oleh pengaruh Belanda.

Rombongan Syarif Abdullah berlayar hinggasampai di Nusa Tenggara Barat dan terus ke baratsampai di Air Kuning-Jembrana pada tahun 1799.Ketika di Bali, Syarif Abdullah disambut denganbaik oleh penduduk yang sudah lama tinggal disana yang berasal dari suku Bugis bernama HajiShihabuddin. Syarif Abdullah diantarmenghadap kepada Raja Jembrana Anak AgungPutu Seloka. Setelah menghadap raja, SyarifAbdullah diizinkan menetap di Jembrana dandiberikan tempat bermukim di kiri dan kananSungai Ijo Gading seluas 80 ha dengan syaratSyarif Abdullah bersedia melakukan kerjasamadan membantu Kerajaan Jembrana dalammenghadapi musuh-musuhnya.12 Di LoloanJembrana inilah kelak madrasah pertama danpesantren pertama di Bali lahir.

Selain empat kampung di atas, hampir disemua kabupaten di Bali ada kampungmuslimnya, kecuali Kabupaten Badung yangsecara eksplisit belum mempunyai KampungIslam. Ada data yang memasukkan Kepaonterdapat di Kabupaten Badung, tetapi setelah sayakonfirmasi dengan informan di Bali, ternyataKampung Kepaon masuk ke wilayah KotaDenpasar.13 Kampung-kampung Islam di berbagaikabupaten di Bali Seperti Kampung Sudihati(Kintamani) di Kabupaten Bangli, Kampung Jawa

di Kabupaten Gianyar, Kampung Candi Kuningdi Kabupaten Tabanan, Kampung Kepaon di KotaDenpasar.

C. MASJID-MASJID UNIK/BERSEJARAH.Selain makam keramat Islam dan Kampung-

kampung Islam di Bali, Tujuan wisata Islamberikutnya yang bisa dikunjungi adalah masjid-masjid unik atau bersejarah di Bali. Dari sisisejarah, Masjid Nurul Huda di Gelgel Klungkungdipercaya sebagai masjid pertama di Pulau Bali,berdiri pada abad 13. Dari sisi keunikan, MasjidAl hikmah Kertalangu Denpasar merupakanmasjid yang mencoba menggabungkan antaraspirit Islam dengan budaya Bali. Berikutgambaran ringkas beberapa rumah ibadah unikatau bersejarah antara lain:

1. Masjid Nurul Huda di Gelgel.Masjid ini terletak di Kabupaten Klungkung.

Masjid ini merupakan masjid tertua di Bali beradadi Gelgel dengan arsitektur khas Demak. DariDenpasar, perjalanan menuju masjid tertua diPulau Dewata ini memakan waktu sekitar satujam. Masjid Nurul Huda berdiri megah di tengah-tengah perkampungan Gelgel yang berpenduduk280 keluarga. Di halaman masjid, terdapat sebuahmenara tua tegak menjulang setinggi 17 meter.Masjid Nurul Huda berdiri pada akhir abad ke-13. Saat itu, Bali dikuasai raja Kerajaan Gelgelyang bernama Ketut Dalem Klesir. Usaimenghadiri pertemuan raja-raja nusantara diMajapahit pada akhir abad ke-13, Raja Gelgelkembali pulang ke Bali dengan dikawal 40prajurit Majapahit. Setibanya di Klungkung,pengawal dari Kerajaan Majapahit yang sebagiansudah memeluk Islam kemudian menetap diGelgel. Mereka lalu menyebarkan agama Islamatas seizin Raja Gelgel.14

2. Masjid Jami’ Singaraja.Masyarakat Islam di Singaraja didominasi

oleh pendatang Bugis. Di kampung parapendatang asal Makassar ini terdapat masjid Jami’yang memiliki arsitektur unik gabungan antaraBali, Cina, dan Arab. Sejarah masjid ini tak bisadilepaskan dari peran Raja Buleleng A.A. Ngurah

12 I Made Sumarja, Syarif Abdullah Bin Yahya Al Qodri (SyarifAbdullah ) Tokoh Pendiri Kampung Loloan Jembrana 1799 –1858 Http://F85edonk. Blogspot.Com /2013 /01/Syarif-Abdullah-Bin-Yahya-Al-Qodri.Html Akses 31 Oktober 2014

13 Wawancara dengan Mashudi, Penduduk Kampung KepaonDenpasar Bali pada tanggal 13 Januari 2015

14Nurul Huda, Masjid Tertua di Bali. http://www.beritaBali.com/index. php/page/berita /klk/detail /2013/07/10/Nurul-Huda-Masjid-Tertua-di-Bali /akses 11 Januari 2015

Page 16: Dialog - CORE

22 Wisata Religi di Bali ...

Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, rajaBuleleng I) yang beragama Hindu. Pintu kayuberukir warna hijau di gerbang masjid pada fotodi atas merupakan pemberian beliau ketika masjidtersebut pertama kali dibangun. Masjid inididirikan pada tahun 1846 M pada masapemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah KetutJelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, rajaBuleleng I). Beliau seorang penganut agamaHindu Bali, maka pengaturan pelaksanaan danke-pengurusannya diserahkan kepadasaudaranya yang beragama Islam bernama A.A.Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan AbdullahMaskati. Masjid Agung Jami’ Singaraja inimenjadi salah satu saksi bisu begitu indahnyatoleransi beragama di Pulau Dewata sejak pertamakali Islam masuk ke Pulau Bali hingga detik ini.Masjid Agung Jamik Singaraja hingga kini masihmenyimpan kitab Al-Qur’an tulisan tangan A.A.Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie dan sampaisekarang masih ada keturunannya dan tetapmenggunakan nama Gusti walaupun memelukagama Islam.

3. Masjid Jami’ Safinatussalam di Pegayaman.Kisah masuknya agama Islam di Pegayaman,

diabadikan menjadi nama masjid, yaitu MasjidJami Safinatussalam. Masjid Jami Safinatussalammerupakan masjid tertua di Pegayaman.Keberadaan masjid ini diperkirakan sudah adasejak awal berdirinya Desa Pegayaman.“Safinatussalam berarti perahu keselamatan.Alasan diberi nama Safinatussalam karenadatangnya menggunakan perahu dari Jawa,sampai dengan selamat di Bali.15

4. Masjid Al-Hikmah di Kertalangu Denpasar.Masjid Al-Hikmah adalah satu-satunya di

Kota Denpasar yang plural dan multikulturtampil dengan sosok Arsitektur Tradisi Bali (ATB).Masjid Al-Hikmah di Kertalangu dibangun padatahun 1978 menjadi sebuah tanda sekaligussimbol bagaimana dua kebudayaan menjadi satudalam sebuah teks arsitektur yang menyiratkanpenghormatan, kebersamaan dalam bingkaikeindahan. Diplomasi kebudayaan melalui tandadan simbol arsitektur menjadi bukti kerukunandan kedamaian bagi masyarakat Kota Denpasar

yang plural dan multi kultural.16

5. Masjid Agung Ibnu Batutah di Nusa Dua.Berdiri dengan megah di pelataran bukit

Kampial Nusa Dua, Masjid Ibnu Batutah berdiriberdampingan dengan empat sarana ibadah umatberagama lain, yakni Pura Jagat Natha bagi umatHindu, Vihara Budina Ghuna untuk umatBuddha, dan Gereja Bunda Maria Segala Bangsauntuk umat Katolik serta Gereja Kristen BukitDoa untuk umat Protestan. Lokasi ini dikenaldengan nama kompleks peribadatan PujaMandala di Nusa Dua, Bali. Berawal darikeinginan umat Islam untuk mendirikan masjiddi Nusa Dua. Namun, karena izin sulitdidapatkan dengan alasan tidak memenuhi syaratpendirian bangunan ibadah yang harusmempunyai 500 KK, akhirnya keinginan itubelum dapat dilaksanakan. Pihak MUI bersamaYayasan Ibnu Batutah kemudian datang keJakarta untuk meminta persetujuan. Akhirnya,ada inisiatif dari Menteri Pariwisata Pos danTelekomunikasi, yang saat itu dijabat oleh JoopAve, untuk membangun tempat ibadah kelimaagama di Indonesia itu dalam satu kompleks. Ideini didapat atas dasar keinginan presidenSoeharto yang menginginkan adanya tempatibadah kelima agama yang berdiri di satu tempat.Pihak PT. BTDC lalu menghibahkan bantuanberupa tanah untuk membangun kelima tempatibadah tersebut. Tanah itu dibagi sama besar danluasnya. Selanjutnya, untuk pendirianbangunan diserahkan sepenuhnya kepada umatmasing-masing agama, dengan aturan pendirianbangunan tersebut harus sama tingginya.17

Kalau dibuat matriks, maka obyek wisataIslam di Bali dari bahasan di atas dan sumber-sumber lain yang membahas tentang obyekkunjungan wisatawan ke Bali yang berhasilpenulis dapatkan, dilihat dari lokasinya dapatdisebutkan sebagai berikut:

Potensi Obyek Wisata Islam di Bali 18

15 Sejarah Warga Islam di Desa Pegayaman, Bali http://ulinulin.com/news/sejarah-warga-Islam-di-desa-pegayaman-Bali/page/2 akses 11 Januari 2015

16 Putu Rumawan Salain, Arsitektur Tradisional Bali Pada MasjidAl Hikmah Di Kertalangu, Denpasar. (Tesis). Bali: UniversitasUdayana, 2011

17 Masjid Agung Ibu Batutah; Sebuah Simbol Kerukunan TempatIbadah Dari Nusa Dua Bali. http://Bali muslim.com/masjid-simbol-kerukunan/masjid-ibnu-batutah

18 Disusun berdasarkan beberapa sumber yang berhasildikumpulkan penulis, pada sel-sel yang kosong dimungkinkanmasih ada obyek wisata Islam yang lain.

Page 17: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 23

Bali Halal Tour: Ikhtiar Biro PerjalananWisata Islam

Melihat potensi wisata Islam di Bali,menggerakkan beberapa pelaku wisata untukmenggagas layanan wisata Islami. Berangkat daripemikiran diantara wisatawan yangmengunjungi Bali banyak sekali dari umatMuslim yang hadir, maka muncul ide untukmembuat sebuah terobosan sebagian pelakuusaha untuk membuka layanan biro perjalananwisata yang memenuhi kebutuhan wisatawanmuslim. Fakta bahwa dari jumlah wisatawanyang singgah di Bali tidak seluruhnya merasanyaman dengan jasa wisata yang ditawarkan.Bagi wisatawan muslim terkadang ada yangmasih ragu terhadap kehalalan infrastrukturpendukung wisata di Bali, seperti makanan yangdisajikan restoran maupun mengenai lokasimasjid. Maklum, mayoritas penduduk Baliberagama Hindu.

Beberapa layanan jasa terkait wisata agamaIslam di Bali mulai bermunculan seperti layananSopir Islam, Guide Muslim, Travel dan hotel yangmemperhatikan kepentingan muslim semuanyamengatasnamakan wisata yang halal bagi orang

muslim. Kalau kita telusuri melalui situsgoogle.com maka akan kita lihat beberapa lamanyang menyediakan layanan wisata halal iniseperti Sopir Muslim Bali dan Bali Halal Tour.Kelompok layanan Sopir Bali Muslim adalahsebuah layanan yang menyediakan mobilsekaligus sopir yang siap menjadi guide selamaperjalanan; demikian juga Bali Halal Tour, sebuahbiro travel yang menggarap wisatawan muslimuntuk mengunjungi obyek-obyek wisata religiIslam di Bali. Sebagai obyek kajian ini, studi kasusakan kita arahkan pada keberadaan sebuah birolayanan yaitu Bali Halal Tour.

Bali Halal Tour mempunyai kantor diGedung PELNI lantai 2, JL. Raya Kuta 299, Kuta,Badung Bali. Didirikan di awal 2010 olehDandan Syamsuddin dan Firman Hadian. Biroini dibentuk sebagai sarana untuk menambahjaringan, sedangkan usaha utamanya adalahusaha di luar travel agent. Manager OperasionalBali Halal Tour, Firman Hadian, denganperkembangan usaha di bidang ini melihatadanya peluang ladang amal dalam membukabiro perjalanan wisata halal.

Latar belakang pendirian Bali halal Tour inididasarkan pada kenyataan banyak wisatawanmuslim yang datang ke Bali sering ragu denganmakanan yang ada di Bali. Pendiri Bali Halal toursering melihat banyak sekali wisatawan muslimasing atau domestik (terlihat dari penampilannyayang berhijab untuk wanitanya) ketika merekamengikuti program tur dari beberapa travel agenkonvensional di Bali, pada saat mereka makansiang atau malam, mereka diajak makan di tempatyang sangat diragukan kehalalannya. Seiringwaktu ternyata banyak wisatawan diluar sanayang masih ragu datang ke Bali karena faktor kenon musliman-nya, objek wisata yang tidakIslami dan masalah makanan halal di Bali.

Bali Halal Tour pun akhirnya menjadi salahsatu dari sedikit biro perjalanan di Bali yangmenjadi pionir wisata halal di pulau dewata.Firman berpendapat wisata halal adalah konsepberwisata yang mengedepankan halal sebagaipanduan atau pegangan dalam aspek pendukungyang bersangkutan dengan wisata itu sendiri. Iamemaparkan beberapa faktor pendukung dalamwisata halal tersebut antara lain transportasi,akomodasi dan konsumsi. Saat ini yang masihmenjadi concern dari para wisatawan menurut parapendiri ini adalah faktor kehalalan konsumsi atau

Page 18: Dialog - CORE

24 Wisata Religi di Bali ...

makanannya, sebab untuk akomodasi dantransportasi nantinya akan lebih ke konsepsyariahnya.

Dari deskripsi layanan wisata Islam di Balisebagaimana yang termuat dalam http://mysharing.co, tantangan yang dihadapi dalammengembangkan wisata Islam ini menurutpengelola Bali Halal Tour adalah masalahperijinan. “...birokrasi yang begitu berbelitkadang membuat kami pelaku wisata di lapanganagak sedikit terhambat,” tukas Firman, pengelolaBali hal Tour. Selain itu, tantangan terbesar lainnya bagi pengembangan wisata Islam adalahinfrastruktur pendukung wisata halal yangsangat terbatas, terutama dari segi makanannya.Hampir 95 persen hotel, restauran dan warungmakan di Bali tidak bersertifikasi halal, baik yangdimiliki oleh muslim ataupun non muslim. “Carakami mensiasatinya ya kami maksimalkan yangsisa 5 persen, sambil perlahan kita mulai bersamalembaga yang berwenang seperti LembagaPengkajian Pangan Obat-obatan dan KosmetikaMajelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) untukmendorong dan mensosialisasikan sertifikasi halalutamanya kepada pengusaha muslim yangbergerak di bidang restoran dan hotel,” ungkapFirman. Ia pun mengharapkan seiring denganbesarnya animo wisatawan muslim yang datangke Bali, pengusaha non muslim ikutmensertifikasi halal usahanya di masamendatang. 19

Untuk pengembangan lebih lanjut,dukungan perbankan syariah kepada industriwisata Indonesia juga sangat diperlukan.“Apapun yang berhubungan dukungan untukkemajuan bisnis syariah saya rasa sangatdiperlukan, termasuk dukungan materi,khususnya untuk kami perusahaan kecil yangingin berkembang. Karena ke depannya tidakhanya secara khusus di Bali, secara nasionalpengembangan bisnis syariah perlu di-back upoleh lembaga keuangan yang syariah pula,”papar Firman.

Secara umum pelayanan Bali Halal Tourtidak berbeda signifikan dibandingkan denganperusahaan lainnya, seperti Inbound dan OutboundTour, MICE, Rent Car, Team Building dan lain-lain. Yang membedakan Bali Halal Tour dengan

biro perjalanan lainnya adalah semua programdi atas tadi dikemas menjadi wisata halal.Pengelola Bali Halal Tour ingin memperlihatkanBali dari sisi yang lainnya, bukan hanya Balisebagai tempat mayoritas peninggalan nonmuslimnya (Hindu), tapi juga memperlihatkanbagaimana Islam menjadi bagian penting dalamsejarah perkembangan Bali, dengan adanyamesjid-mesjid lama yang tersebar di seluruh Bali,kampung-kampung muslim yang juga adasampai ke pelosok-pelosok pedalaman Bali,peninggalan bersejarah seperti Al-Qur’an kunodan lainnya. Ke depannya, Bali Halal Tour jugaberencana menggarap Muslim WeddingOrganizer. Itulah optimisme yang dimiliki salahsatu pelaku yang menyediakan jasa layananwisata Islam di Bali.

Saat ini perkembangan wisata halal diIndonesia masih kalah dengan Malaysia. Namundi tengah potensi wisata halal Indonesia yangbegitu besar karena mayoritas pendudukIndonesia adalah muslim, Malaysia-lah negaradi Asia Tenggara yang menjadi tujuan utamawisatawan beragama muslim, khususnya yangdatang dari Timur Tengah. Mengapa? Karena,bagi para wisatawan muslim, Malaysia lebihterjamin dan lebih mudah mendapatkan segalasesuatu yg halal dan syar’i.

Sejauh ini animo wisatawan terhadap BaliHalal Tour pun cukup berkembang. Wisatawanberdatangan mayoritas dari Malaysia, Singapura,Timur tengah, Eropa dan selebihnya wisatawanlokal.

D. MENGEMBANGKAN WISATA AGAMA,MEMPERKUAT BALI SEBAGAI PULAURELIGIUS

Predikat Pulau Bali sebagai pulau dewataperlu dipertahankan. Karena predikat pulaudewata hampir sama dengan predikat pulaureligius. Artinya kata ‘dewata’ mempunyaikonotasi keagamaan, sehingga menyebut pulaudewata searti dengan menyebut pulau religius.Agama, khususnya Hindu, menjadi pilar utamamenjaga keseimbangan pembangunan di PulauBali. Menjaga religiusitas Bali akhirnya tidak sajamenjadi kewajiban umat Hindu, tetapi semuapemeluk agama di Pulau Bali. Dengan demikianperlu kerjasama dan kesepahaman yang mampumenjaga Bali sebagai tujuan wisata yang dijiwaisemangat keagamaan.

19 Mengintip Biro Perjalanan Wisata Halal Di Bali. http://mysharing. co/ Akses 1 Jan 2015

Page 19: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 25

Untuk menjaga Bali tetap dalam suasanareligius diperlukan bersatunya umat antar agamayang terdapat di pulau seribu dewa ini. Hadirnyabeberapa di luar Hindu di Bali telah memberiwarna tersendiri terhadap nilai-nilai pluralitasyang dianut oleh masyarakat. Keberadaan nilai-nilai Hindu yang mampu mengagungkan agamadan menjaga hubungan antar agama menjadinilai plus sendiri yang perlu dilestarikan.

Kerukunan antar umat Hindu dan non-Hindu sudah terjalin sedemikian rupa. Pemelukmasing-masing agama terbiasa untuk salingmengunjungi setiap ada hari raya. Misalnyauntuk upacara kematian, umat Islammengunjungi umat Hindu yang mengadakanNgaben. Sebaliknya, umat Hindu punmelakukan ta’ziah bila terhadap umat Islam yangmeninggal. Umat Islam akan berkunjung kerumah umat Hindu yang merayakan Galunganatau Sarawati. Sementara umat Hindu akanberkunjung ke rumah umat Islam bila sedangmerayakan Idul Fitri.

Selain bentuk-bentuk kerukunan antaragama tersebut, terdapat akulturasi danpelestarian budaya antara Bali dan Islam. Salahsatunya adalah terdapat tradisi penamaan anakyang konon berasaal dari wasiat dari nenekmoyang yang menyatakan bahwa anak harusdinamai sesuai tradisi Bali, yaitu: Anak pertamadinamai Wayan, Putu, Gede, atau Ni Luh; Anakkedua dinamai Made, Kadek, atau Nengah; Anakketiga dinamai Komang atau Nyoman; Anakkeempat dinamai Ketut; lalu hitungan Kembalike awal lagi pada anak kelima dan seterusnya.Dari warna adat lokal itu, muncul kemudiannama-nama anak di lingkungan muslim sepertiWayan Abdul Rahman, Komang IbrahimRamadhan, atau Gede Muslimin Dzikrullah.Nama-nama seperti itu muncul dari pandangansekalipun seorang etnis Bali memeluk AgamaIslam, ia tetaplah bagian dari Suku Bali. Sehinggadianggap memiliki tanggungJawab moral-kultural terhadap etnisnya.20

Selain penggunaan nama, kesenian danbudaya Islam yang muncul pun berwajah

budaya Bali. Misalnya kesenian Burda (kesenianasal Irak yang diakulturasikan dengankebudayaan Bali). Kesenian ini masukPegayaman pada tahun 1887. Kesenian inidilakukan dengan menyanyi menggunakanrebana. Pelakunya 10-15 orang laki-laki tanpaperempuan. Tetapi, menggunakan pakaian adatBali yang digunakan seperti akanbersembahyang ke pura, lengkap dengan udengdan lancingan sebagai bentuk akulturasi,walaupun Burda yang sebenarnya tentu tidakmenggunakan pakaian ini. Kesenian inidilakukan pada pukul 10 malam sampai hampirsubuh. Tujuan dari kesenian ini adalah untukmensyi’arkan Islam.

Demikian juga fenomena yang hampir samamuncul dalam kesenian hadrah. Kesenian inimasuk pada jaman penjajahan Belanda danmengandung nilai beladiri. Bentuk dari kesenianini adalah permainan rebana dan menyanyikanlagu puji-pujian pada Allah Subhanahu WaTa’ala dan Rasul-Nya. Nuansa Bali muncul dalambentuk puji-pujian yang dikombinasikan dengangerakan tari.

Keberhasilan masyarakat Bali dalam menjagareligiusitas pulau ini hingga menjadi daerah yangberkarakter dan dipuji dunia, bukan pekerjaanyang gampang. Banyak ujian yang telah dihadapimasyarakat Bali untuk menjadi daerah Pulaureligius, seperti kejadian Bom Bali 2002 dikawasan pariwisata Pantai Kuta, menyebabkansebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnyacedera. Kejadian itu tentu saja menyakitkan,sementara pelakunya mengaku muslim. Banyakorang Islam di Indonesia menyesalkan kejadianitu, bahkan mengutuknya. Sebagian orang Balimungkin ada yang menyalahkan orangIslam.Peristiwa ini sempat menghempaskanekonomi dan pariwisata Bali. Kejadian ini sepertimembuka luka lama bahwa Islam menjadiancaman bagi eksistensi budaya Hindu Bali.Namun larut dengan trauma seperti itu justruakan memerosokkan Bali ke lubang yang lebihdalam lagi.

Trauma sejarah bahwa Hindu di Bali adalahpertahanan terakhir orang Hindu di Indonesiadari perkembangan Islam yang sengajadihembuskan baik sengaja atau tidak untukmemelihara kepercayaan diri orang Hindu untukbertahan. Pemahaman seperti itu barangkali pasuntuk melihat persaingan agama ketika bangsa

20 Akulturasi penyusunan nama anak ini banyak terjadi diKampung Pegayaman. I Made Pageh Dkk. Analisis FaktorIntegratif Nyama Bali -Nyama Selam, Untuk Menyusun BukuPanduan Kerukunan Masyarakat Di Era Otonomi Daerah. JurnalIlmu Sosial Dan Humaniora. Universitas Pendidikan GaneshaSingaraja. Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Page 20: Dialog - CORE

26 Wisata Religi di Bali ...

Indonesia belum merumuskan filsafat hidupbersama, yakni sebelum Indonesia merdeka.Dengan disepakatinya pancasila sebagaipandangan hidup bersama setelah Indonesiamerdeka, kekhawatiran semacam itu hendaknyamulai ditinggalkan dengan mengedepankan sikapsaling mengakui dan menghormati antara agamasatu dengan agama lain.

Bom Bali 2002 sempat menjadikan Bali beradadi titik nol dalam pariwisata dan butuh waktu10 tahun lebih untuk mengembalikan potensiwisata di Bali. Kejadian itu, suka atau tidak suka,menjadi bahan evaluasi untuk mengembangkanwisata di Bali selanjutnya. Sikap salingmenyalahkan justru akan membuat bibit yangtidak baik dalam hubungan antar agama.Sebaliknya, hubungan antar agama barangkaliperlu dilibatkan dalam pengembangan pariwisatadi Bali.

Wisata religi antar agama nampak belumbanyak dikembangkan di Bali. Ada kesan bahwapotensi wisata di luar Hindu belum dibina secaramaksimal. Beberapa atribut atau simbolkeagamaan masih terkesan kurang santun danmengesankan ada persaingan terselubung yangtidak sehat. Simbol-simbol seperti “warungmuslim” terdapat di banyak tempat. Kata-kata ituseperti simbol yang mengesankan adanyaperlawanan dari dalam masyarakat. Alangkahindahnya kalau simbol semacam itu digantidengan kata seperti “halal food” atau stikersertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia(MUI)

Mempertahankan keberhasilan wisata di Bali,mempertahankan karisma pulau dewata dalambahasa lain pulau religius menjadi kebutuhanbersama bangsa Indonesia. Bukankah semuaorang mengakui prestasi Bali sebagai tempat yangpaling dikenal di Indonesia telah menjadikankekuatan Indonesia untuk menjadi bangsa yangbermartabat dan disegani baik secara regionalmaupun internasional.

Paket wisata bernuansa keagamaan yangdiwacanakan dalam bentuk wisata spiritual diBali sedang populer dan mulai dikembangkan dikalangan pelaku pariwisata di Bali. Potensi Baliuntuk dikembangkan menjadi destinasi wisataspiritual sangat besar. Pitana (2012) menyebutkansejauh ini baru sekitar 5 persen dari jumlah totalturis asing di Bali yang berwisata dengan tujuanmemperoleh pengalaman spiritual (Pitana;

Sudibya, 2012)Wisatawan muslim tentu akan menyambut

positif apabila pemerintah Bali lebih membukaruang untuk pengembangan wisata agama di Balitidak sebatas obyek wisata Hindu tetapi jugaobyek wisata agama lain. Rencana pemerintahIndonesia yang ingin membuka peluangpengembangkan wisata syariah di Indonesiadiharapkan tidak menjadi sesuatu yang kontraproduktif bagi pelestarian Bali sebagai pulaureligius. Peluang komodifikasi wisata halal di Balimemang ada. Tinggal kita tungguimplementasinya seperti apa, mungkinpengembangan wisata Islam di daerah lain akanlebih mudah bila dibandingkan dengan di daerahBali. Namun seandainya gagasan itu jugaberhasil dikembangkan di Bali, pasti akan lebih“wah” bila dibandingkan di daerah lain.

E. PENUTUPDari kajian tentang potensi wisata Islam di

Bali ini bisa disimpulkan bahwa prospekpengembangan wisata Islam di Bali sangat besarsekali mengingat jumlah pengunjung Muslim diPulau Bali dari penduduk Indonesia sangat besarsetiap tahunnya. Usaha pengembangan wisataIslam di Bali belakangan menunjukkanmenggeliat hal ini dibuktikan kenyataan beberapahal berikut: 1) terdapat banyak sekali obyekwisata Islam di Bali, baik yang sudahterindentifikasi maupun yang belum; 2) beberapaobyek wisata Islam yang banyak dikunjungi diBali dapat dikategorikan antara lain: makamkeramat Islam, kampung-kampung Islam, masjidunik/bersejarah dan lembaga pendidikan Islam(lainnya); 3) mulai muncul lembaga /biro/layananjasa yang mulai mengidentifikasikan diri sebagailayanan jasa di bidang wisata Islam di Balidibuktikan dengan adanya promosi melaluiwebsite internet.

Prospek pengembangan wisata Islam di Balitidak akan menjadi semakin maju apabilapermasalahan-permasalahan yang dihadapi parapengelola layanan wisata Islam tidak dijembatani.Beberapa permasalahan yang dikeluhkanbeberapa jasa layanan wisata Islam di Bali antaralain: 1) masalah perizinan usaha lembaga jasalayanan wisata Islam. Perizinan yang rumitsering dikeluhkan para pengelola layanan wisataIslam di Bali; 2) infrastruktur wisata Islam yangtersedia masih sangat terbatas seperti ketersediaan

Page 21: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 27

makanan yang tersertifikasi halal, tersedianyatempat-tempat untuk melakukan ibadah sholatdi tempat-tempat strategis di Bali.

Penelitian ini merekomendasikan: 1)perlunya peningkatan komunikasi kepada pihak-pihak yang berwenang di Bali terkait potensiwisata religi Islam di Bali sekaligus mengikiskekhawatiran masyarakat dan pemerintah Baliyang Mayoritas Hindu bahwa wisata Islam diBali tidak akan mengancam keberadaan wisataHindu. Masing-masing bertujuan untukmenghadirkan lebih banyak wisatawan ke PulauBali ; 2) para pelaku layanan wisata Islam perlumelakukan sosialisasi yang santun terkaitpengembangan wisata Islam di Bali. Beberapa

D A F TA R P U S TA K A

Amanda Destianty Poetri Asmara. MakamKeramat Karang Rupit Syeikh Abdul QadirMuhammad (The Kwan Lie) di DesaTemukus Labuan Aji Banjar, Buleleng Bali(Perspektif Sejarah dan PengembangannyaSebagai Objek Wisata Spiritual). JurnalIlmiah Ilmu Sosial. Universitas PendidikanGanesha Singaraja Vol 11, No. 1 (2012)

Egresi, Istvan., Bayram, B. dan Kara, F. (2012).“Tourism at Religious Site: A Case fromMardin, Turkey”. The Journal of GeographicaTimisiensis. Vol. 21 No. 1

Parwata, Yb. Konsep Wisata Religi MenurutAgama Hindu, www.kemenag. go.id/fileAkses 4 jan 2014

Ketut Sutama. “Pariwisata Spiritual di Bali dariPerspektif Stakeholders Pariwisata.” JurnalPerhotelan dan Pariwisata, Desember 2013,Vol.3 No.2

Putu Rumawan Salain, Arsitektur TradisionalBali Pada Masjid Al Hikmah Di Kertalangu,Denpasar. (Tesis). Bali: UniversitasUdayana, 2011

I Made Pageh Dkk. Analisis Faktor IntegratifNyama Bali -Nyama Selam, UntukMenyusun Buku Panduan KerukunanMasyarakat Di Era Otonomi Daerah. Jurnal

Ilmu Sosial Dan Humaniora. UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja. Vol. 2, No.2, Oktober 2013

I Made Sumarja, Syarif Abdullah Bin Yahya AlQodri (Syarif Abdullah ) Tokoh PendiriKampung Loloan Jembrana 1799 – 1858Http://F85edonk. Blogspot.Com /2013 /01/Syarif-Abdullah-Bin-Yahya-Al-Qodri.HtmlAkses 31 Oktober 2014

Pitana, I Gde. (2012). “Keynote Speaker SeminarSpiritual Tourism”, 28 Juli 2012, Bali HaiRoom Inna Grand Bali Beach Hotel, SanurBali. Diunduh pada 26 Agustus 2013 darihttp://bali.antaranews.com/berita/25650/s p i r i t u a l - t o u r i s m - m e n u j u - w i s a t a -berkualitas.

Rogers, C.J. (2002). “Secular Spiritual Tourism”(Unpublished doctoral dissertation).Central Queenland University. Diunduhpada 14 Juni 2013 dari http://www.iipt.org/africa2007/PDFs/CatherineJRogers.pdf .

Sharpley, R. dan Sundaram, Priya. (2005)“Tourism: a Sacred journey?, the Case ofAshram, India”. International Journal ofTourism Research, Vol. 7

Rahman, A. Faidlal, konsep Pariwisata Islamidalam 2nd Association of Indonesian

simbol yang terkesan anarkis dan berpotensimenimbulkan kecemburuan atau konflikseyogyanya dihindari; 3) lembaga-lembaga Islamdi Bali perlu menyediakan jasa sertifikasi halaluntuk warung-warung makan yangdiperuntukkan untuk wisatawan muslim danperlu memperhalus pelabelan dari warung Islammenjadi “halal food” atau logo halal dari MUI; 4)lebih diperbanyak dan dilengkapi infrastrukturwisata Islam seperti tersedianya tempat-tempatibadah yang memadai; 5) memanfaatkan tempat-tempat ibadah muslim sebagai pusat informasiwisata Islam di Bali. []

Page 22: Dialog - CORE

28 Wisata Religi di Bali ...

Tourism Tertiary Education Institutions(AITEI) di Malaysia, 23 Mei 2013.

Umi Kalsum. Kisah Wali Pitu dari Balinasional.news.viva.co.id /news/read/239218-kisah-wali-pitu-dari-Bali Akses 11 Januari 2015

Naskah

Bali Rapidly Becoming Popular Spiritual TourismDestination (http://www.eturbonews.com/30411/ Akses 4 jan 2015

Cita-cita Tokoh Islam Bali: Insya Allah, BaliMenjadi Jendela Islam Dunia. http://wakafalazhar.com/blog/post/view/id/40/title/ akses 4 Jan 2015

Masjid Agung Ibu Batutah; Sebuah SimbolKerukunan Tempat Ibadah Dari Nusa Dua Bali.http://Bali muslim.com/masjid-simbol-kerukunan/masjid-ibnu-batutah

Mengintip Biro Perjalanan Wisata Halal Di Bali.http://mysharing. co/ Akses 1 Jan 2015

Makam Keramat Siti Khotijah Dan PangeranSosrodiningrat Di Denpasar Bali. http://achmad-suchaimi-sememi.blogspot.com/2013/07/mjib-24-makam -keramat-siti-khotijah-dan.html akses 11 Januari 2015

Nurul Huda, Masjid Tertua di Bali. http://www.beritaBali.com/index. php/page/berita/klk/detail/2013/07/10/Nurul-Huda-Masjid-Tertua-di-Bali /akses 11 Januari 2015

Sejarah Warga Islam di Desa Pegayaman, Balihttp://ulinulin.com /news/ sejarah-warga-Islam-di-desa-pegayaman-Bali /page/2

Informan

Firman, Pengelola Bali Halal Tour

Hadi Purwanto, Kepala KUA Kab Karangasem

I Ketut Wardana, Dosen IHDN Denpasar

Mashudi, Penduduk Kampung Kepaon DenpasarBali

Parwata, Sekretaris Parisada Hindu DharmaIndonesia (PHDI) Pusat

Page 23: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 135

I N D E K S P E N U L I S

A

Abdul JalilUniversitas Halu Oleo Kendari, Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonahu, Kendari, SulawesiTenggara Fax (0401) 390006, Telp. (0401) 394061, [email protected]“MODAL SOSIAL PELAKU DALAIL KHAIRAT”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 41-50

CCucu Nurhayati & Hamka Hasan(Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) dan Hamka Hasan (Dosen Dirasat Islamiyah UINSyarif Hidayatullah, Jakarta). Jl. Kertamukti 5 Cirendeu, Jakarta Selatan 15419. Email:([email protected]); ([email protected]“PENERIMAAN PARTAI POLITIK ISLAM DI PTAIN: STUDI ATAS PERILAKU POLITIKMAHASISWA DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 79-92

EErlina FaridaPeneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama. Jln.M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“STRATEGI PENINGKATAN MUTU RINTISAN MADRASAH UNGGUL: STUDI KASUS DIMADRASAH TSANAWIYAH NEGERI YOGYAKARTA I”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 103-118

GGazi SaloomDosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Jl. Kertamukti 5 Cirendeu,Jakarta Selatan 15419. Email: [email protected]“IDENTIFIKASI KOLEKTIF DAN IDEOLOGISASI JIHAD: STUDI KUALITATIF TERORIS DIINDONESIA ”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 1-12

IImam Muhlis & FathorrahmanImam Muhlis: Alumnus Magister Ilmu Hukum Univ. Gadjah Mada, e-mail: [email protected];Fathorrahman: [Dosen Fak. Syari’ah & Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta], e-mail:[email protected]“INTERPRETATIVE UNDERSTANDING TERHADAP MAKNA SIMBOL AL-FATIHAH DALAMAMALIAH TASHARRAFUL FATIHAH PADA MASYARAKAT BANTUL, YOGYAKARTA”Jurnal Dialog Vol. 37, No.1, Juni 2014. hal: 65-78

MMuhamad MurtadhoPeneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI. Jln. M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“WISATA RELIGI DI BALI: GELIAT USAHA PENGEMBANGAN PARIWISATA ISLAM”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 13-28

Page 24: Dialog - CORE

136 Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015

RRidwan BustamamPeneliti Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI. Jl. M.H. Thamin 6 Jakarta.“MENGENAL LEBIH DEKAT ANALISIS FRAMING”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 119-128

SSaifudin ZuhriDosen UIN Jakarta dpk. Institut PTIQ Jakarta. Email: [email protected] Alamat rumah: GriyaPamulang 2 B 1/ 11 Pamulang Tangerang Selatan. HP. 081380366843“KOLABORASI KULTUR DAN KONSEP AL-‘URF DALAM MEMBANGUN FIKIH MAZHABINDONESIA”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 93-102

SuryaniDosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl. Kertamukti 5 Cirendeu, Jakarta Selatan 15419.Email: [email protected]“KONTRIBUSI NU SEBAGAI ORGANISASI CIVIL SOCIETY DALAM DEMOKRATISASI”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 51-64

ZZainal AbidinPeneliti Muda pada Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI Jln. M.H. Thamrin 6 Jakarta. Email: [email protected]“EKSISTENSI AGAMA SIKH DI JABODETABEK”Jurnal Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015. hal: 29-40

Page 25: Dialog - CORE

Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015 137

KETENTUAN PENULISAN

1. Naskah yang dimuat dalam jurnal ini berupa pemikiran dan hasil penelitian yangmenyangkut masalah sosial dan keagamaan. Naskah belum pernah dimuat atau diterbitkandi media lain.

2. Naskah tulisan berisi sekitar 15-20 halaman dengan 1,5 (satu setengah) spasi, kertas kuarto(A 4),

3. Abstrak dan kata kunci dibuat dalam dwibahasa (Inggris dan Indonesia),4. Jenis huruf latin untuk penulisan teks adalah Palatino Linotype ukuran 12 dan ukuran

10 untuk catatan kaki,5. Jenis huruf Arab untuk penulisan teks adalah Arabic Transparent atau Traditional Arabic

ukuran 16 untuk teks dan ukuran 12 untuk catatan kaki,6. Penulisan kutipan (footnote) dan bibliografi berpedoman pada Model Chicago

Contoh:

Buku (monograf)Satu bukuFootnote

1. Amanda Collingwood, Metaphysics and the Public (Detroit: Zane Press, 1993), 235-38.

BibliografiCollingwood, Amanda. Metaphysics and the Public. Detroit: Zane Press,

1993.7. Artikel pemikiran memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, kata kunci,

dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta persentasenya dari jumlahhalaman sebagai berikut:a. Pendahuluan (10%)b. Isi Pemikiran dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep (70%)c. Penutup (20%)

8. Artikel hasil penelitian memuat judul, nama penulis, alamat instansi, email, abstrak, katakunci, dan isi. Isi artikel mempunyai struktur dan sistematika serta presentase jumlahhalaman sebagai berikut:a. Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah, dan tujuan penelitian

(10%)b. Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan

(15%).c. Metode Penelitian yang berisi rancangan/model, sampel dan data, tempat dan waktu,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data (10%).d. Hasil Penelitian dan Pembahasan (50%).e. Penutup yang berisi simpulan dan saran (15%).f. Daftar Pustaka

9. Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis/email. Naskah yangtidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.

Contact Person:Abas Jauhari, M.SosHP: 0856 8512504Naskah diemail ke:[email protected]

Page 26: Dialog - CORE

138 Dialog Vol. 38, No.1, Juni 2015