Top Banner
Page 1 Diagnosis & Tatalaksana Malaria: Komplikata dan Non- Komplikata Dr. P ranti Sri Mulyani Subdit Pengendalian Malaria, Dit PPBB 8 Desember 2011
64

Diagnosis malaria

Jan 02, 2016

Download

Documents

Roni Khoeroni

malaria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Diagnosis malaria

Page 1

Diagnosis & Tatalaksana Malaria:

Komplikata dan Non-KomplikataDr. P ranti Sri Mulyani

Subdit Pengendalian Malaria, Dit PPBB

8 Desember 2011

Page 2: Diagnosis malaria

Page 2

KEBIJAKAN PENGOBATAN MALARIA

I. Diagnosa malaria harus terkonfirmasi

STOP MALARIA KLINIS

Page 3: Diagnosis malaria

Page 3

KEBIJAKAN II. Pengobatan: Artemisinin-based Combination Therapy

(ACT)

STOP MONOTHERAPY

Page 4: Diagnosis malaria

Page 4

Diagnosis Malaria

Page 5: Diagnosis malaria

Page 5

Etiologi

• Plasmodium vivax• Plasmodium ovale• Plasmodium malariae• Plasmodium falcifarum• Plasmodium knowlesi Kalimantan

(semula pd primata 6 Kasus pd manusia)

Page 6: Diagnosis malaria

Page 6

• P. knowlesi Misdiagnosis sebagai malaria malariae mikroskopik menyerupai P. malariae

• Klinis TIDAK seperti malariae, demam tiap 24 jam, diarea, nyeri abdomen dan ditemukan hiperparasitemia > 250.000/uL

• Dapat memberikan komplikasi ikterik, hipotensi, gagal ginjal, serebral dan gagal pernafasan

• Diagnosa pasti identifikasi dengan PCR

Page 7: Diagnosis malaria

Page 7

Diagnosis• Anamnesis: trias malaria, riwayat

berpergian, OAM dll

• Pemeriksaan Fisik: suhu, anemia(pucat) hepatosplenomegali

• Penunjang: DPL, hapus darah tebal-tipis, Rapid test

• Diagnosis Definitif harus didasarkan pemeriksaan sediaan darah

Page 8: Diagnosis malaria

Page 8

Pola Demam Malaria

8

P. vivax

P. malariae

P. falciparum

Page 9: Diagnosis malaria

Page 9

Pasien malaria.. Menggigil, berselimut lengkap

Page 10: Diagnosis malaria

Page 10

Page 11: Diagnosis malaria

Page 11

DETEKSI DINI KASUS MALARIA

DEMAM TIFOID

Limpa, Hati, Ikterik, Petekien, Urin, Gangguan kesadaran

DEMAM DENGUEMALARIA Mikroskop / RDT

Demam/Riwayat Demam,Sakit kepala

Pengobatan Malaria

Anamnesa

Pemeriksaan Fisik

Trias Malaria

Riwayat Perjalanan

Berkemah/Berburu/

Riwayat Pakai Obat Malaria

Pendatang/Pelancong

Keadaan non-imun

Keluhan Abdomen

Bradikardi relatif

Coated tounge

Nyeri Otot

Rash petekien

Tes Rumpel Leede

Perdarahan

LEPTOSPIROSIS

Nyeri Otot

Nyeri Betis

Trias MalariaPucat/ anemisSplenomegali

Page 12: Diagnosis malaria

Page 12

LABORATORIUM MALARIA

• MIKROSKOPIK MALARIA – Tetes Tebal ( DDR)– Hapusan Tipis– Hitung Parasit

• Rapid Diagnostic Test (RDT) – Tes Cepat– Paracheck– PF test– Parascreen– Smart, dll

Page 13: Diagnosis malaria

Page 13

Tatalaksana MalariaNon-komplikata

Page 14: Diagnosis malaria

Page 14

Malaria tanpa Komplikasi

1. Infeksi P.vivax atau P.ovale

2. Infeksi P.malariae

3. Infeksi P.falciparum ringan – sedang

4. Infeksi campur P.falciparum dan P.vivax

Page 15: Diagnosis malaria

Page 15

Prinsip Pengobatan• Radikal membunuh semua stadium parasit• Obat anti-malaria:

– Kesembuhan klinis– Kesembuhan parasitologik– Memutuskan rantai penularan

• Penyesuaian dosis dengan BB• Ingat efek samping muntah gangguan

absorbsi menurunkan efektifitas pengobatan kegagalan dan resistensi

• Pilihan pertama ACT (artemisinin combination therapy)

Page 16: Diagnosis malaria

Page 16

KENAPA HARUS ACT ??

Page 17: Diagnosis malaria

Page 17

Resistensi P. falciparum di Dunia

WHO, 2004

Page 18: Diagnosis malaria

Page 181973Resistensi CQ

2004 ACT (artesunate + amodiaquine

2008 DHP di Papua and Papua Barat

2011 DHP secara nasional

Perubahan Kebijakan OAM

Page 19: Diagnosis malaria

Page 19

Artemisinin and its derivatives

Produce very rapid resolution of fever and parasitaemia - Excellent for severe malaria

Very low toxicity, well tolerated

Page 20: Diagnosis malaria

Page 20

Sebagai obat demam lebih dari seribu tahun yang lalu.

Isolasi pertama di China pada tahun 1972.

Asal dari ekstrak tumbuhan Artemisia Annua (qinghaosu)

Riset farmakologi, toxikologi & klinik sejak tahun 1976.REKOMENDASI WHO

Page 21: Diagnosis malaria

Page 21

Page 22: Diagnosis malaria

Page 22

• Spesifisitas luas terhadap berbagai stadium parasit malaria

• Mampu menghambat produksi gametosit

Lebih efektif daripada antimalaria lain• Derivat :

– Dihidroartemisinin– Artesunate– Artemether– Co-artemether– Arteether

ARTEMISININ

Relatif lebih poten daripada artemisinin

Page 23: Diagnosis malaria

Page 23

Artemisinin…(2)• Segi farmakologis:

– Tidak perlu penyesuaian dosis pada gangguan fungsi hati & ginjal

– Tidak ditemukan interaksi obat & efek samping yang bermakna secara klinis

– T½ sangat pendek Diberikan dalam jangka waktu lebih panjang mencegah kekambuhan

Mencegah timbulnya resistensi

Kombinasi Artemisinin& antimalaria lain

Mekanisme kerja yang berbeda

Durasi pemberian

obat <

T½ >

Page 24: Diagnosis malaria

Page 24

Kombinasi Artemisinin dengan Obat Lain

Page 25: Diagnosis malaria

Page 25

ACT

Page 26: Diagnosis malaria

Page 26

Arthemisinin-based Combination Therapy

Nama Obat Komposisi Bentuk Sediaan

Artemether + lumefantrine

20 mg + 120 mg Fixed dose tablets

Artesunate + amodiakuin

25 mg + 67,5 mg

Fixed dose tablets50 mg + 135 mg

100 mg + 270 mg

50 mg + 150 mg (base) Co-blistered tablets

Artesunate + meflokuin

200 mg + 250 mg Co-blistered tablets

Dihidroartemisinin + piperakuin

40 mg + 320 mg Fixed dose tablets

Artesunate + sulfadoksin / pirimetamin

50 mg + 500/25 mg Co-blistered tablets

Data WHO mengenai ACT yang tersedia per 2009

World Health Organization. Antimalarial medicines procured by WHO. 2009

Page 27: Diagnosis malaria

Page 27

Efek Samping• Umumnya bersifat ringan & dapat ditoleransi

Obat Efek Samping

Efek Samping

BeratArtemether + lumefantrine

Pusing, Palpitasi

Gangguan pendengaran

Artesunate + meflokuin

Muntah, anoreksia, diare

Tidak diketahui

Page 28: Diagnosis malaria

Page 28

PILIHAN PERTAMA: ACT

satu kali/hari selama 3 hari

+

PRIMAKUIN

dosis 0.25 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Pengobatan Inf P. vivax / P. ovale

Page 29: Diagnosis malaria

Page 29

Sediaan ACT• Kombinasi artesunat (200 mg/hari selama

3 hari) + amodiakuin (600 mg/hari selama 3 hari) Arsuamon

• Dihidroartemisinin 40 mg + piperakuin 320 mg; (2- 4 mg /kgBB; 16 – 32 mg / kgBB)dewasa 3-4 tablet selama 3 hari Diartep/Arterakine/Darplex

• Artemeter 20 mg + lumefantrin 120 mg; 2x4 tablet selama 3 hari Co-artem (swasta)

Page 30: Diagnosis malaria

Page 30

Hari Jenis obatJumlah tablet perhari menurut kelompok

umur0 -1

Bulan2 -11Bulan

1 - 4tahun

5 - 9tahun

10 -14tahun

> 15tahun

0-4 kg 4-10 kg

10-20 kg

20-40 kg

40-60 kg

>60 kg

1

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4Amodiakui

n¼ ½ 1 2 3 4

Falc : Primakuin - - ¾ 1 ½ 2

2 – 3

2

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4Amodiakui

n¼ ½ 1 2 3 4

3Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4Amodiakui

n¼ ½ 1 2 3 4

1-14Vivax :

Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1

Page 31: Diagnosis malaria

Page 31

Hari Jenis obat

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur

0 -1Bula

n

2 -11

bulan

1 - 4tahu

n

5 - 9tahu

n

10 -14

tahun

> 15tahun

0-5 kg

6-10 kg

11-7 kg

18-30 kg

31-40 kg

41-60 kg

60-80 kg

>80 kg

1

DHP¼ ½ 1 1,

5 2 3 4 5

Falc: Primakui

n- - ¾ 1

½ 2 2 – 3

2- 3 DHP ¼ ½ 1 1,5 2 3 4 5

1-14

Vivax :Primakui

n- - ¼ ½ ¾ 1 1 1

Page 32: Diagnosis malaria

Page 32

PILIHAN LAIN : KINA + PRIMAKUIN

Kina sulfat: 3x400-600 mg/hari selama 7 hari (200 mg/tab)

Dikombinasi dg antibiotik :• Doxi (2 kali/hari, KI : ibu hamil & menyusui,

anak<8th, gangguan fungsi hati dan ginjal)• Tetra (Dosis 4 kali/hari, KI : idem)Tidak untuk

profilaksis• Clindamisin (2-4kali/hari, untuk ibu hamil dan

neonatal)Primakuin: 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Pengobatan Inf P. vivax / P. ovale

Page 33: Diagnosis malaria

Page 33

Pengobatan Inf P. malariae

• Sama dengan pengobatan Inf P.vivax/ P.ovale, namun TANPA primakuin

Pilihan Pertama:

ACT : single dose/hari selama 3 hari

Pilihan Lain:

Kina : 3 x 400-600 mg /hari selama 7 hari + antibiotik

Page 34: Diagnosis malaria

Page 3434

PILIHAN PERTAMA :• Arterakine (=dihidroartemisinin 40 mg+piperakuin

320 mg) 3-4 tablet/hari selama 3 hari• Kombinasi artesunat (200 mg/hari selama 3 hari) +

amodiakuin (hari 1 - 3=@ 600 mg)• Co-artem (= artemeter 20 mg+lumefantrin 120 mg)

2x4 tablet selama 3 hari• Primakuin 0,75mg/kgBB 1 hari utk P. falc• Mixed infection Primakuin 0,25 mg/kgBB (H1-H14)

Pengobatan Inf P. falciparum Ringan/ Sedang, Inf Campur P. falciparum dan P.

vivax

Page 35: Diagnosis malaria

Page 35

PILIHAN LAIN = lini 2 (bila tdk ada/gagal dg ACT)

Kina : 3 x 3 tablet (600 mg)/hari selama 7 hari)

+

Doksisiklin : 2 x 1 tablet (100mg)/ hari selama 7 hariatau

Tetrasiklin : 4 x 250 mg/ hari selama 7 hari

+

Primakuin : 3 tablet/0,75 mg/kgBB/hari (75mg ~ 45 mg basa) H1, Bila infeksi campur: 0,25 mg/ kgBB/hari H1 – H14

Page 36: Diagnosis malaria

Page 36

• Semua ibu hamil di daerah berisiko penularan malaria pada kunjungan pertama (K1) di Ante Natal Care dilakukan skrining pemeriksaan laboratory (RDT atau mikroskopis).

• Pengobatan Pf :– < 3 bulan : Kina tablet + Klindamicin.– > 3 bulan : DHP atau Artesunat+Amodiakuin

tab. Pengobatan Pv tanpa komplikasi = Pf tanpa

Klindamisin– Ibu hamil tidak boleh diberikan Primakuin.

MALARIA DALAM KEHAMILAN

Page 37: Diagnosis malaria

Page 37

Tatalaksana MalariaKomplikata

Page 38: Diagnosis malaria

Page 38

Malaria Komplikata• Dahulu hanya disebabkan oleh

Plasmodium falciparum• Penemuan sekarang, malaria berat juga

dapat disebabkan oleh: P.vivax dan P.knowlesi

• Manifestasi bervariasi tergantung organ vital yang terlibat

• Biasanya timbul pada kasus Plasmodium falciparum ringan-sedang yang terlambat ditangani dengan baik

Page 39: Diagnosis malaria

Page 39

400 GigitanNyamuk

200 Meng-infeksi Manusia

100 MalariaKlinis/ non-komplikata

2 – 6 %Malaria Komplikata

Kematian

10 – 50 %

Page 40: Diagnosis malaria

Page 40

Manifestasi Klinis Malaria Komplikata

Page 41: Diagnosis malaria

Page 41

Page 42: Diagnosis malaria

Page 42

Faktor Predisposisi

• Anak usia balita

• Wanita hamil• Penderita dengan imunokompromais• Penduduk daerah endemis yang telah

lama meninggalkan daerah tersebut dan kembali lagi

• Turis atau wisatawan dari daerah hipoendemis

Page 43: Diagnosis malaria

Page 43

Diagnosis Malaria Komplikata (1) Ditemukan bentuk aseksual parasit malaria

ditambah minimal satu keadaan berikut :• Manifestasi klinis:

– Kelemahan otot (tanpa kelainan neurologis)– Gangguan kesadaran– ARDS– Kejang berulang– Gangguan sirkulasi– Edema paru (secara radiologis)– Perdarahan spontan– Ikterus dan disertai bukti disfungsi organ lain– Hemoglobinuria– Hiperpireksia (dewasa > 400C, anak > 410C

Page 44: Diagnosis malaria

Page 44

• Laboratorium:– Anemia berat (Hb<5 g/dl atau Ht <15)

– Hipoglikemia

– Asidosis

– Gangguan ginjal

– Hiperlaktatemia

– Hiperparasitemia >5% pada daerah hiperendemis (non imun) atau >2% pada daerah hipoendemis

Diagnosis Malaria Komplikata (2)

Page 45: Diagnosis malaria

Page 45

Diagnosis Banding Malaria Komplikata:

• Malaria Cerebral: encepalitis/ meninggitis (bakteri, virus, jamur), ggn metabolik, stroke, intoksikasi alkohol/obat, trauma kepala.

• Malaria dengan ikterus :leptospirosis, hepatitis tifosa, kolelitiasis dll.

• Malaria algid : Sepsis bakterial berat, IMA, dehidrasi berat , perdarahan tersembunyi dll.

• Edema paru :pnemonia aspirasi, kelebihan cairan, intoksikasi obat, dll.

Page 46: Diagnosis malaria

Page 4646

Tatalaksana Malaria KomplikataPrinsip: Early Diagnosis & Prompt Treatment • Mencegah malaria falciparum tanpa

komplikasi menjadi malaria falciparum berat.

• Mencegah dan memperkecil risiko kematian pada malaria berat

CEPAT

TEPAT

Page 47: Diagnosis malaria

Page 4747

Pengobatan Malaria Komplikata

• Prinsip penanganan:–Suportif–Spesifik: anti malaria–Komplikasi

Page 48: Diagnosis malaria

Page 48

Terapi Suportif pada

Malaria Komplikata

Page 49: Diagnosis malaria

Page 49

Suportif

• Kasus malaria komplikata membutuhkan dukungan intensif

• Sebaiknya dirawat

RUJUK KE FASILITAS ICU

WHO. Management of severe malaria, a practical handbook. 2nd edition. 2000

Page 50: Diagnosis malaria

Page 50

Monitoring

• Tanda vital:– Kesadaran– Temperatur– Nafas frekuensi dan kedalaman– Tekanan darah dan nadi

• JVP• Diuresis• Status parasitemia

Setiap 4-6jam

selama 48 jam pertama

WHO. Management of severe malaria, a practical handbook. 2nd edition. 2000

Page 51: Diagnosis malaria

Page 51

Suportif

• Cairan asam-basa & elektrolit:– Hitung balance cairan

– Monitor kecepatan infus cairan

• Nutrisi hipoglikemi

• Penanganan demam:– Antipiretik: paracetamol 15 mg/kgBB

– Kompres dan pakaian tipis

WHO. Management of severe malaria, a practical handbook. 2nd edition. 2000

Page 52: Diagnosis malaria

Page 52

Suportif• Penanganan kejang:

– Atasi hiperpireksia dan hipoksia

– Diazepam 10-20mg IV atau per rektal

• Pemantauan Lab:– Darah lengkap

– Fungsi ginjal (Ur, Cr)

– Elektrolit (Na, K, Cl)

– Fungsi hati

– GDS

– Analisi gas darah

WHO. Management of severe malaria, a practical handbook. 2nd edition. 2000

Page 53: Diagnosis malaria

Page 53

Obat Anti-malariapada Malaria Komplikata

Page 54: Diagnosis malaria

Page 54

Obat anti-malaria

• Pada kasus curiga malaria komplikata, bila konfirmasi mikroskopik tidak ada RDT (ICT) diberikan obat antimalaria pada kondisi darurat

• Sediaan intravenous• Bila tidak ada fasilitas rawat I.M atau supp• Penyesuaian dosis dihitung berdasarkan berat

badan

WHO. Management of severe malaria, a practical handbook. 2nd edition. 2000

Page 55: Diagnosis malaria

Page 5555

Pengobatan Malaria Komplikata: Antimalaria (1)

• Artemisin – Artemeter : 1 amp = 80 mg

• Hari I : 3,2mg/kgBB/12jam (2 x 1,6mg/kgBB/12jam;im) 2x1amp• Hari II – IV : 1,6mg/kgBB/hari/im 1 amp

atau

– Artesunate : 1vial = 60 mg• Dosis awal : 2,4mg/kgBB/iv → jam ke 0 sehari 3x2 vial• Diikuti : 2,4mg/kgBB/iv → jam ke 12 & 24• Selanjutnya : 2,4mg/kgBB/hr/iv s/d hr ke 7 sehari 1x2 vial

– Setelah os sadar dgn pemberian artemisin im /iv dapat dilanjutkan dengan obat anti-malaria oral (ACT) kombinasi:

• Artesunat + amodiakuin atau kombinasi ACT lain• Kina tab + Tetrasiklin/ Doksisiklin/ Klindamisin

Page 56: Diagnosis malaria

Page 56

Page 57: Diagnosis malaria

Page 57

Page 58: Diagnosis malaria

Page 5858

• Kina HCl

– Kina HCl 25% dengan loading dose 20mg/kgBB dalam 4 jam pertama dilanjutkan dosis 10mg/kgBB (500mg) dilarutkan dalam 250-500cc Dextrose 5% :

• Diberikan dalam 4 jam dan diulang setiap 8 jam atau

• Diberikan dalam 8 jam dan diulang setiap 8 jam

• Jangan diberikan bolus karena toksik untuk jantung

– Bila sadar dan dapat minum obat dilanjutkan dgn tab kina dgn dosis 10mg/kgBB/setiap 8jam, kombinasi dengan tetrasiklin/ doksisiklin/ klindamisin

– Total pemberian kina: iv + oral = 7 hari

Pengobatan Malaria Komplikata: Antimalaria (2)

Page 59: Diagnosis malaria

Page 59

Kina HCl

Page 60: Diagnosis malaria

Page 60

Jenis OAM Malaria Komplikata

Quinine vs Artemisinin ( ARTM , ARTS )Artemeter cenderung memiliki mortalitas

yang lebih rendah, namun perbaikan koma lebih panjang dan lebih sering kejang

Artemisinin lebih baik dari Kina (Penelitian SEQUAMAT )

Page 61: Diagnosis malaria

Page 61

Faktor Prognosis• Kecepatan diagnosis dan pengobatan

Semakin cepat pengobatan semakin rendah

mortalitas

• Kegagalan fungsi organ

Semakin sedikit organ vital terlibat, makin

baik prognosis

• Kepadatan parasit

Prognosis buruk bila parasite count tinggi dan

terdapat skizon pada darah tepi

Page 62: Diagnosis malaria

Page 62

Prognosis :

• Indikator klinis:

- Derajat kesadaran prog jelek

- GGA +edema prog jelek

- asidosis berat prog jelek

- gagal nafas prog jelek

- perdarahan mortalitas >>

- Imun (splenektomi, steroid, dll)prog jelek

Page 63: Diagnosis malaria

Page 63

Kesimpulan• Malaria penyakit endemis di Indonesia

beban morbiditas dan mortalitas

• Diagnosis cepat dan tepat: anamnesis, PF, penunjang (sediaan hapus darah)

• Tatalaksana malaria non-komplikata: radikal membunuh semua stadium parasit

• Pilihan pertama ACT

• Tatalaksana malaria komplikata: suportif, terapi komplikasi, dan kausal (ACT parenteral)

Page 64: Diagnosis malaria

Page 64

TERIMA KASIH