HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN KEBIASAAN MAKAN MAKANAN BERMINYAK DALAM PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH OKTOBER 2015 Disusun Oleh Fahada Indi 1102007106 Pembimbing Dr. Erlina Wijayanti, MPH. KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2015
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT
DENGAN KEBIASAAN MAKAN MAKANAN BERMINYAK DALAM PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH OKTOBER 2015
Disusun Oleh Fahada Indi 1102007106
Pembimbing
Dr. Erlina Wijayanti, MPH.
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2015
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S• Jenis Kelamin : Perempuan• Umur : 67 Tahun• Alamat : Rawasari Timur No 22 RT 01/ RW 02• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Agama : Islam• Status Perkawinan : Sudah menikah• Tgl. Periksa : 15 Oktober 2015
AnamnesisDilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 15 Oktober 2015
pukul 10.30 WIB di Puskesmas Cempaka Putih• Keluhan Utama :
Nyeri kepala
• Keluhan Tambahan: Leher terasa kaku
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih diantar oleh anaknya dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien.Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa kaku sejak 3 hari yang lalu, namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Riwayat keluhan serupa sering dialami pasien sejak 5 tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan atau bila pasien banyak pikiran. Pasien juga mengaku sering mudah emosi dan marah-marah akhir-akhir ini.
Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah diketahuinya sejak 5 tahun yang lalu. Pertama kali pasien mengetahui dirinya menderita tekanan darah tinggi saat tiba – tiba lemas di tangan kiri menjalar ke lengan atas kiri dan kaki kiri dan pasien terjatuh. Pasien langsung dilarikan ke Rumah Sakit Persahabatan dan saat disana tekanan darahnya tinggi 200/100 mmHg. Pasien sempat dirawat 10 hari, serta berobat jalan selama 6 bulan, juga ke fisioterapi. Karena alasan jauh pasien memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih dan pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya masih tinggi, yaitu 160/100 mmHg. Namun pasien tidak berobat rutin semenjak didiagnosis dengan tekanan darah tinggi. Hal ini dikarenakan pasien sudah merasa keadaannya membaik setelah minum obat tekanan darah yang didapat selama 5 hari dari Puskesmas, sehingga dirinya berobat hanya bila ada keluhan saja. Dari keterangan pasien, dokter yang memeriksa dirinya pertama kali sudah memberitahukan bahwa pasien harus kembali kontrol bila obat mau habis.
Riwayat sesak nafas bila bekerja berat atau melakukan aktivitas berat, atau harus menggunakan dua bantal bila tidur disangkal oleh pasien. Keluhan adanya penurunan penglihatan secara tiba-tiba/ mendadak disangkal oleh pasien. Sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan
• Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru disangkal oleh pasien
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Riwayat hipertensi, asma, diabetes melitus dan TB paru dalam keluarga disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi :
• Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suaminya, dan ke 2 orang anaknya dari 4 anak yang dimilikinya, juga bersama 3 cucunya. Pasien sudah sejak tahun 1972 menempati rumah itu. Dan yang sering mengurus pasien adalah anak nomor 3.
• Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai sopir pribadi. Pekerjaan ini sudah ditekuni Tn.D sejak berumur 30 tahun, dan berhenti saat usia 50 tahun. Penghasilan yang didapat tidak menentu setiap harinya. Dalam sebulan berkisar antara Rp.150.000 hingga Rp.200.000. Dengan penghasilan ini, keluarga pasangan Tn.D dan Ny.S tidak dapat menabung karena uangnya habis untuk keperluan sehari-hari bersama 2 orang anak yang tinggal bersamanya dan 3 cucunya. Keluarga ini mendapatkan bantuan keuangan dari anak – anaknya yang sudah mulai bekerja.
• Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan pengajian dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat. Begitu pula dengan suaminya.
Riwayat Kebiasaan :
• Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, dan lebih sering memasak. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak seperti goreng – gorengan bakwan, tahu, tempe, dan jarang menambahkan penyedap rasa pada masakannya. Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 5 tahun yang lalu pasien mulai mengurangi makan - makanan berminyak.
• Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Keluarga Ny.S tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh anaknya dan cucunya.
PEMERIKSAAN FISIKBMI (Body Mass Index)Berat Badan :60 Kg Tinggi Badan :152 cm BMI : 25,9Kebutuhan Kalori :BB ideal x 25 kalori = 1170 kaloriKebutuhan untuk aktvitas : 20% x 1170 = 234 kalori10% x 1170 = 117 kaloriTotal kebutuhan kalori :1170 + 234-234 + 117 =1287 kalori
• Kepala Bentuk: Normocephal Rambut : sudah beruban,
• Hidung Bentuk : Normal Deviasi Septum : – Sekret : –/–
Thorax
•Abdomen Inspeksi : Datar, simetris Palpasi : Supel, nyeri tekan
Epigastrium (+) Hepar & Lien tidakada pembesaran
Perkusi : TimpaniAuskultasi : Bising usus (+)
normal
Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan tidak dilakukan
Tabel 1.Anggota keluarga yang tinggal serumah
No
Nama
Kedudukan dalam Keluarga
Gender
Umur
Pendi-dikan
Pekerjaan
Keterangan Tambahan
1. Tn. D Kepala Keluarga L 73 th SD Bekas Sopir pribadi
Pemilik rumah
2. Ny.. S Istri P 61 th SD Ibu rumah tangga
Pasien
3. Tn. A Anak L 49 th kuliah Karyawan Bank Anak pertama
4. Ny. A Menantu P 47 th kuliah wiraswasta Istri Tn. A
5. An. R Cucu L 25 th kuliah Mahasiswa Anak Tn. A
6. Ny. I Anak P 45 th SMA wiraswasta Anak ketiga
7. Tn. R Menantu L 45 th kuliah Pegawai Neg. Suami Ny. I
8. An. R Cucu L 18 th SMA Pelajar Anak Ny. I
9. An. R Cucu P 14 th SMP Pelajar Anak Ny. I
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri
Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 6 x 12 m2 Keluarga Ny. S tinggal di lingkungan padat penduduk yang bersih dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi di lantai bawah dan 2 kamar tidur serta 1 kamar mandi juga di lantai atas.
Saat bencana banjir terjadi, rumah pasien terkena banjir setinggi paha orang dewasa sekitar 1 meter. Saat itu pasien dan suami tidak mengungsi. Mereka berdua tinggal di lantai 2 rumah mereka.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 9 orang
Luas halaman rumah: 2,75 x 1,71 m2
Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: 1
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1300 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
Gambar Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn.D dan Ny.S
1 buah televisi2 buah kipas angin7 buah handphone1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)1 buah lemari pendingin2 buah AC1 buah mobil Avanza1 buah microwave
Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:•Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas•Balita: KMS (-)•Asuransi/Jaminan kesehatan: Kartu Jakarta Sehat
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan
Bajaj Pasien jika mengalami sakit dirinya langsung berobat ke Puskesmas. Karena biayanya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan naik bajaj. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Tarif pelayanan kesehatan Gratis
Kualitas pelayanan kesehatan
Cukup memuaskan
Pola Konsumsi Makanan KeluargaKebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. D dan Ny. S tidak menentu. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana, seperti tempe, tahu, telor, sayur berkuah dan jarang mengkonsumsi buah-buahan. Pasien juga masih suka mengkonsumsi ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan asin kurang lebih 1x tiap minggunya. Pasien dan keluarganya sangat menyukai makanan berminyak seperti gorengan tempe, tahu, bakwan, dll.
Menerapkan pola gizi seimbang:Keluarga Tn. D dan Ny.S tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:
•Tanggal 12 Oktober 2015 Pagi : bubur ayam dan gorengan singkongSiang : nasi, ayam goreng, sayur sopMalam : nasi, ayam goreng, sayur sop
•Tanggal 13 Oktober 2015 Pagi : nasi uduk dan gorengan bakwanSiang : nasi, sayur asem, tempe dan tahu gorengMalam : nasi, sayur asem, tempe dan tahu goreng
•Tanggal 14 Oktober 2015 Pagi : nasi uduk dan gorengan bakwanSiang : nasi, sayur lodeh, ayam goreng dan tahu gorengMalam : nasi, sayur lodeh, ayam goreng dan tahu goreng
Pola Dukungan Keluarga
• Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:Pasien selalu didukung untuk berobat oleh suaminya dan
anaknya. Bahkan anaknya nomor 3 selalu mengantar ke Puskesmas bila ada waktu dan pasien ingin berobat.
• Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.S ini peran serta aktif
dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari-hari. Keluarga selalu dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan.
GenogramBentuk keluarga:
• Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. D berusia 73 tahun yang merupakan suami pasien Ny. R berusia 67 tahun. Bentuk keluarga adalah Extended Family (Keluarga besar) ibu, bapak, anak, menantu,dan cucu.
Tahapan siklus keluarga:• Tahapan siklus keluarga Tn. D dan Ny. R termasuk ke dalam beberapa tahap
diantaranya• Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)• Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching
Family).• Tn. D sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. S (pasien), dan memiliki 4
orang anak. Anak pertama bernama Tn. A menikah dengan Ny. A dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama An. R berusia 25 tahun, mereka tinggal bersama Tn. D dan Ny. S. Anak kedua bernama Nn. N menikah dengan Tn. H mempunyai dua orang anak bernama An. S dan A. Z, mereka tinggal terpisah tetapi berdekatan rumahnya dengan Tn. D dan Ny. S. Anak ketiga bernama Ny. I menikah dengan Tn. R mempunyai dua orang anak bernama An. R berusia 18 tahun dan An. R berusia 14 tahun, mereka juga tinggal bersama Tn. D dan Ny. S. Anak keempat bernama Tn. P menikah dengan Ny. P mempunyai 3 orang anak bernama An. F 16 tahun, An. D 14 tahun, dan An. S 12 tahun, dan tinggal terpisah dengan Tn. Dan Ny. S.
Gambar 1. Genogram Keluarga
Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
• Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dan tidak mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau melamar pekerjaan. Suami pasien adalah lansia dan tidak bekerja lagi. Anak pertama tinggal bersama pasien, tetapi terlalu sibuk dengan kerjanya. Anak ketiga yang juga tinggal bersama pasien juga cukup sibuk dalam pekerjaan, sehingga kurang bisa menyempatkan mengantar pasien untuk rutin berobat. Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.
• Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya selama 5 tahun terakhir.
• Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus keluarga dan rumah. Kedua anak pasien yang tinggal bersama sibuk bekerja sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.
• Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari Anak pertama. Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan Pemerintah Provinsi DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis.
• Masalah lingkungan: Lingkungan rumah pasien baik dan kebersihan sudah terjaga.• Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya
kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan
Diagnosis Holistik
• Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran.Pasien datang berobat ke Puskesmas diantar oleh anak ketiganya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dirinya hanya berobat bila merasa ada keluhan. Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh dari penyakit tekanan darah tingginya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah dirinya harus minum obat seumur hidup sehingga dirinya merasa takut akan ketergantungan obat.
Aspek klinik :
• Diagnosis kerja : Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan vital sign pasien dan klasifikasi menurut JNC 7 :
Klasifikasi
Tekanan Darah
TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-129 80-89
Hipertensi
grade I
130-159 90-99
Hipertensi
grade II
≥160 ≥100
• Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan berminyak. Selain itu pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering menimbulkan nyeri kepala dan meningkatkan tingkat stress pada diri pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darahnya. Hal yang sering menimbulkan stress pada pasien adalah bila tidak mempunyai uang untuk keperluan sehari-hari serta bila cucu dan menantunya yang selalu bertengkar karena masalah sepele. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya bila tidak diantar anaknya.. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.
Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.
• Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
• Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan.
• Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
• Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.
Tabel 4. Rencana PelaksanaanAspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Biaya Keterangan
Aspek personal
-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya.
- Menjelaskan bahwa penyakit Hipertensi bisa mengakibatkan kelumpuhan seperti stroke, ditambah dengan pasien pernah mengalami gejala stroke ringan.
Pasien Pada saat kunjungan ke Puskesmas
-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.
-Pasien mengetahui tentang penyakitnya
Aspek klinik -Memberikan obat penurun tekanan darah Captopril dengan dosis 3 x 25 mg sehari
-Memberikan obat pengencer darah untuk menghindari efek samping dari peningkatan tekanan darah aspirin 2x 1 tablet sehari
-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam penurunan tekanan darah tinggi, cara kerja serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat
-Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari
-Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan kontrol tekanan darah
Pasien Pada saat kunjungan ke Puskesmas
-Pasien dapat memiliki tekanan darah yang dalam rentang normal
- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi
-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.
Aspek risiko internal
-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, menghindari makanan dengan kandungan garam dan kolesterol tinggi
-Menyarankan untuk rutin berobat
Pasien dan keluarga
Pada saat kunjungan ke rumah
-Pasien menghindari makanan dengan kandungan garam yang tinggi
-Mengurangi resiko tekanan darah tinggi
Aspek psikososial
keluarga
-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik
-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien.
-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan
Pasien dan keluarga
Pada saat kunjungan ke rumah
-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.
-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien
-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat
Aspek fungsional
-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien
Pasien dan keluarga
Pada saat kunjungan kerumah
Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit
Prognosis
Ad vitam : ad bonamAd sanasionam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam