Top Banner
HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN KEBIASAAN MAKAN MAKANAN BERMINYAK DALAM PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH OKTOBER 2015 Disusun Oleh Fahada Indi 1102007106 Pembimbing Dr. Erlina Wijayanti, MPH. KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2015
30

DH - Hipertensi

Jan 26, 2016

Download

Documents

HilyaJae-hee

HIPERTEN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DH - Hipertensi

 HIPERTENSI GRADE II PADA PASIEN USIA LANJUT

DENGAN KEBIASAAN MAKAN MAKANAN BERMINYAK DALAM PENDEKATAN KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH OKTOBER 2015

Disusun Oleh Fahada Indi 1102007106

 Pembimbing

Dr. Erlina Wijayanti, MPH.

 

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2015

 

Page 2: DH - Hipertensi

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S• Jenis Kelamin : Perempuan• Umur : 67 Tahun• Alamat : Rawasari Timur No 22 RT 01/ RW 02• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Agama  : Islam• Status Perkawinan : Sudah menikah• Tgl. Periksa : 15 Oktober 2015

Page 3: DH - Hipertensi

AnamnesisDilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 15 Oktober 2015 

pukul 10.30 WIB di Puskesmas Cempaka Putih• Keluhan Utama : 

Nyeri kepala

• Keluhan Tambahan: Leher terasa kaku 

Page 4: DH - Hipertensi

Riwayat Penyakit Sekarang 

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih diantar oleh anaknya dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan  terus  menerus  namun  tidak  sampai  membuat  aktivitas pasien  sehari-hari  terganggu.  Nyeri  kepala  terasa  seperti  ditekan-tekan  dan  seringkali  dirasakan  di  seluruh  kepala.  Keluhan  adanya mual  dan  muntah  disangkal  oleh  pasien.  Keluhan  adanya  pilek berulang  disetai  nyeri  pada  tulang-tulang  wajah  khususnya  daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien.Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa kaku sejak 3 hari yang lalu, namun  pasien  masih  bisa  menggerakkan  lehernya  secara  bebas. Riwayat  adanya  trauma  daerah  kepala  dan  leher  disangkal  oleh pasien. Riwayat keluhan serupa  sering dialami pasien  sejak 5  tahun terakhir, dan biasanya muncul bila pasien kelelahan atau bila pasien banyak  pikiran.  Pasien  juga  mengaku  sering  mudah  emosi  dan marah-marah akhir-akhir ini.

Page 5: DH - Hipertensi

Pasien  mengatakan  dirinya  mempunyai  riwayat  tekanan  darah  tinggi  yang telah diketahuinya sejak 5  tahun yang  lalu. Pertama kali pasien mengetahui dirinya menderita  tekanan darah tinggi  saat tiba – tiba  lemas di  tangan kiri menjalar ke lengan atas kiri dan kaki kiri dan pasien terjatuh. Pasien langsung dilarikan  ke  Rumah  Sakit  Persahabatan  dan  saat  disana  tekanan  darahnya tinggi  200/100  mmHg.  Pasien  sempat  dirawat  10  hari,  serta  berobat  jalan selama 6 bulan,  juga  ke fisioterapi.  Karena  alasan  jauh pasien memutuskan untuk  berobat  ke  Puskesmas  Kecamatan  Cempaka  Putih  dan  pada  saat  itu dilakukan  pemeriksaan  tekanan  darah,  dan  hasilnya  masih  tinggi,  yaitu 160/100  mmHg.  Namun  pasien  tidak  berobat  rutin  semenjak  didiagnosis dengan  tekanan  darah  tinggi.  Hal  ini  dikarenakan  pasien  sudah  merasa keadaannya  membaik  setelah  minum  obat  tekanan  darah  yang  didapat selama  5  hari    dari  Puskesmas,  sehingga  dirinya  berobat  hanya  bila  ada keluhan  saja.  Dari  keterangan  pasien,  dokter  yang  memeriksa  dirinya pertama  kali  sudah  memberitahukan  bahwa  pasien  harus  kembali  kontrol bila obat mau habis.

Riwayat  sesak  nafas  bila  bekerja  berat  atau  melakukan  aktivitas berat, atau harus menggunakan dua bantal bila tidur disangkal oleh pasien. Keluhan  adanya  penurunan  penglihatan  secara  tiba-tiba/  mendadak disangkal oleh pasien. Sehari-hari pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Page 6: DH - Hipertensi

Riwayat Penyakit Dahulu :

• Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 5 tahun yang lalu, namun tidak rutin berobat. Pasien hanya berobat bila ada keluhan

• Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru disangkal oleh pasien

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Riwayat hipertensi, asma, diabetes melitus dan TB paru dalam keluarga disangkal

Page 7: DH - Hipertensi

Riwayat Sosial Ekonomi :

• Pasien tinggal di  rumah milik  sendiri  bersama  suaminya, dan ke 2 orang  anaknya  dari  4  anak  yang  dimilikinya,  juga  bersama  3 cucunya. Pasien sudah sejak tahun 1972 menempati rumah itu. Dan yang sering mengurus pasien adalah anak nomor 3.

• Pasien  bekerja  sebagai  ibu  rumah  tangga.  Suami  pasien  bekerja sebagai  sopir  pribadi.  Pekerjaan  ini  sudah  ditekuni  Tn.D  sejak berumur  30  tahun,  dan  berhenti  saat  usia  50  tahun.  Penghasilan yang didapat tidak menentu setiap harinya. Dalam sebulan berkisar antara  Rp.150.000  hingga  Rp.200.000.  Dengan  penghasilan  ini, keluarga  pasangan  Tn.D  dan  Ny.S  tidak  dapat  menabung  karena uangnya  habis  untuk  keperluan  sehari-hari  bersama 2  orang  anak yang tinggal bersamanya dan 3 cucunya. Keluarga ini mendapatkan bantuan keuangan dari anak – anaknya yang sudah mulai bekerja.

• Menurut  pasien,  dirinya  merupakan  seseorang  yang  cukup  aktif dalam  bergaul  di  lingkungan  tempat  tinggalnya.  Dirinya  suka mengikuti  kegiatan  pengajian  dan  acara  perkumpulan  lainnya bersama  tetangga-tetangga  di  RT/RW  setempat.  Begitu  pula dengan suaminya.

Page 8: DH - Hipertensi

Riwayat Kebiasaan :

• Pasien dan  suami memiliki  kebiasaan makan 3  kali  sehari, dan  lebih  sering  memasak.  Pasien  memiliki  kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung minyak seperti goreng  –  gorengan  bakwan,  tahu,  tempe,  dan  jarang menambahkan  penyedap  rasa  pada  masakannya.  Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 5  tahun  yang  lalu  pasien  mulai  mengurangi  makan  - makanan berminyak.

• Pasien  menyangkal  riwayat  keluarga  mengkonsumsi minum-minuman beralkohol. Keluarga Ny.S tidak ada yang memiliki  kebiasaan  merokok.  Untuk  pekerjaan  rumah tangga  seperti  mencuci,  menyapu,  memasak  dikerjakan oleh anaknya dan cucunya.

Page 9: DH - Hipertensi

PEMERIKSAAN FISIKBMI (Body Mass Index)Berat Badan :60 Kg Tinggi Badan :152 cm BMI : 25,9Kebutuhan Kalori :BB ideal x 25 kalori = 1170 kaloriKebutuhan untuk aktvitas : 20% x 1170 = 234 kalori10% x 1170 = 117 kaloriTotal kebutuhan kalori :1170 + 234-234 + 117 =1287 kalori 

Page 10: DH - Hipertensi

• Kepala Bentuk: Normocephal Rambut : sudah beruban, 

tidak mudah dicabut

Leher KGB  : ≠ pembesaranKel. Thyroid  : ≠ pembesaran JVP : JVP 5+0  cmH2O 

•Mata Konjungtiva  : Anemis –/– Sklera           : Ikterik –/– Pupil           : Bulat,isokor Refleks Cahaya  : +/+ Katarak :–/– 

• Hidung Bentuk : Normal Deviasi Septum : – Sekret : –/– 

Page 11: DH - Hipertensi

Thorax

Page 12: DH - Hipertensi

•Abdomen Inspeksi : Datar, simetris Palpasi : Supel, nyeri tekan

Epigastrium (+) Hepar & Lien tidakada pembesaran

Perkusi : TimpaniAuskultasi : Bising usus (+) 

normal 

Pemeriksaan Penunjangpemeriksaan tidak dilakukan

Page 13: DH - Hipertensi

Tabel 1.Anggota keluarga yang tinggal serumah

No

Nama

Kedudukan dalam Keluarga

Gender

Umur

Pendi-dikan

Pekerjaan

Keterangan Tambahan

1. Tn. D Kepala Keluarga L 73 th SD Bekas Sopir pribadi

Pemilik rumah

2. Ny.. S Istri P 61 th SD Ibu rumah tangga

Pasien

3. Tn. A Anak  L 49 th kuliah Karyawan Bank Anak pertama

4. Ny. A Menantu P 47 th kuliah wiraswasta Istri Tn. A

5. An. R Cucu L 25 th kuliah Mahasiswa Anak Tn. A

6. Ny. I Anak P 45 th SMA wiraswasta Anak ketiga

7. Tn. R Menantu L 45 th kuliah Pegawai Neg. Suami Ny. I

8. An. R Cucu L 18 th SMA Pelajar Anak Ny. I

9. An. R Cucu P 14 th SMP Pelajar Anak Ny. I

Page 14: DH - Hipertensi

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri

Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 6 x 12 m2 Keluarga Ny. S tinggal di lingkungan padat penduduk yang bersih dengan 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi di lantai bawah dan 2 kamar tidur serta 1 kamar mandi juga di lantai atas.

Saat bencana banjir terjadi, rumah pasien terkena banjir setinggi paha orang dewasa sekitar 1 meter. Saat itu pasien dan suami tidak mengungsi. Mereka berdua tinggal di lantai 2 rumah mereka.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 9 orang

Luas halaman rumah: 2,75 x 1,71 m2

Bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: 1

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1300 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Page 15: DH - Hipertensi

Gambar Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn.D dan Ny.S

Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT )

1 buah televisi2 buah kipas angin7 buah handphone1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)1 buah lemari pendingin2 buah AC1 buah mobil Avanza1 buah microwave

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:•Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas•Balita: KMS (-)•Asuransi/Jaminan kesehatan: Kartu Jakarta Sehat

Page 16: DH - Hipertensi

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan

Bajaj Pasien jika mengalami sakit dirinya langsung berobat ke Puskesmas. Karena biayanya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan naik bajaj. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

Page 17: DH - Hipertensi

Pola Konsumsi Makanan KeluargaKebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. D dan Ny. S tidak menentu. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana, seperti tempe, tahu, telor, sayur berkuah dan jarang  mengkonsumsi  buah-buahan.  Pasien  juga  masih  suka  mengkonsumsi  ikan  asin namun  tidak  sesering  dulu.  Sekarang  pasien  makan  ikan  asin  kurang  lebih  1x  tiap minggunya.  Pasien  dan  keluarganya  sangat  menyukai  makanan  berminyak  seperti gorengan tempe, tahu, bakwan, dll.

Menerapkan pola gizi seimbang:Keluarga  Tn.  D  dan  Ny.S  tidak  terlalu  memperhatikan  pola  makan  gizi  seimbang  dari menu  makanan  sehari-hari,  karena  pengetahuan  mengenai  pola  makan  gizi  seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

•Tanggal 12 Oktober 2015 Pagi : bubur ayam dan gorengan singkongSiang : nasi, ayam goreng, sayur sopMalam : nasi, ayam goreng, sayur sop

•Tanggal 13 Oktober 2015 Pagi : nasi uduk dan gorengan bakwanSiang : nasi, sayur asem, tempe dan tahu gorengMalam : nasi, sayur asem, tempe dan tahu goreng

•Tanggal 14 Oktober 2015 Pagi : nasi uduk dan gorengan bakwanSiang : nasi, sayur lodeh, ayam goreng dan tahu gorengMalam : nasi, sayur lodeh, ayam goreng dan tahu goreng

Page 18: DH - Hipertensi

Pola Dukungan Keluarga

• Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:Pasien  selalu  didukung  untuk  berobat  oleh  suaminya  dan 

anaknya.  Bahkan  anaknya  nomor  3  selalu  mengantar  ke Puskesmas bila ada waktu dan pasien ingin berobat.

• Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.S  ini peran serta aktif 

dari  seluruh  anggota  keluarga  kurang,  terutama  dalam mengawasi  pola  makan  pasien  sehari-hari.  Keluarga  selalu dituntut  untuk  selalu  memberi  dukungan  dan  selalu mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin  kontrol  berobat  serta  mengingatkan  agar  pasien  tetap patuh  terhadap  anjuran  dokter  yang  berhubungan  dengan pemulihan kesehatan.

Page 19: DH - Hipertensi

GenogramBentuk keluarga:

• Keluarga  terdiri  atas  3  generasi  dengan  kepala  keluarga  (KK)  bernama  Tn.  D berusia  73  tahun  yang merupakan  suami pasien Ny. R berusia  67  tahun. Bentuk keluarga adalah Extended Family (Keluarga besar) ibu, bapak, anak, menantu,dan cucu.

Tahapan siklus keluarga:• Tahapan  siklus  keluarga  Tn.  D  dan  Ny.  R  termasuk  ke  dalam  beberapa  tahap 

diantaranya• Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)• Tahap  keluarga  dengan  anak-anak  yang  meninggalkan  keluarga  (Launching

Family).• Tn.  D  sebagai  kepala  keluarga  menikah  dengan  Ny.  S  (pasien),  dan  memiliki  4 

orang  anak.  Anak  pertama  bernama  Tn.  A  menikah  dengan  Ny.  A  dan  telah mempunyai satu orang anak yang bernama An. R berusia 25 tahun, mereka tinggal bersama  Tn.  D  dan  Ny.  S.  Anak  kedua  bernama  Nn.  N  menikah  dengan  Tn.  H mempunyai  dua  orang  anak  bernama  An.  S  dan  A.  Z,  mereka  tinggal  terpisah tetapi berdekatan rumahnya dengan Tn. D dan Ny. S. Anak ketiga bernama Ny.  I menikah  dengan  Tn.  R  mempunyai  dua  orang  anak  bernama  An.  R  berusia  18 tahun dan An. R berusia 14 tahun, mereka juga tinggal bersama Tn. D dan Ny. S. Anak  keempat  bernama  Tn.  P menikah  dengan  Ny.  P mempunyai  3  orang  anak bernama An. F 16 tahun, An. D 14 tahun, dan An. S 12 tahun, dan tinggal terpisah dengan Tn. Dan Ny. S.

Page 20: DH - Hipertensi

Gambar 1. Genogram Keluarga

Page 21: DH - Hipertensi

Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

• Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dan tidak  mempunyai  keahlian  khusus  yang  dapat  digunakan  untuk  mencari penghasilan  atau  melamar  pekerjaan.  Suami  pasien  adalah  lansia  dan  tidak bekerja  lagi.  Anak  pertama  tinggal  bersama  pasien,  tetapi  terlalu  sibuk  dengan kerjanya.  Anak  ketiga  yang  juga  tinggal  bersama  pasien  juga  cukup  sibuk  dalam pekerjaan,  sehingga  kurang  bisa  menyempatkan  mengantar  pasien  untuk  rutin berobat. Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.

• Masalah dalam fungsi biologis: Saat  ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya selama 5 tahun terakhir. 

• Masalah  dalam  fungsi  psikologis:  Pasien  adalah  seorang  ibu  rumah  tangga  yang sibuk  mengurus  keluarga  dan  rumah.  Kedua  anak  pasien  yang  tinggal  bersama sibuk bekerja sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.

• Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama  pada  keluarga  adalah  dari  Anak  pertama.  Untuk  biaya  kesehatan,  pasien telah memiliki  Kartu  Jakarta  Sehat  dari  program  kesehatan  Pemerintah  Provinsi DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis.

• Masalah lingkungan: Lingkungan rumah pasien baik dan kebersihan sudah terjaga.• Masalah  perilaku  kesehatan:  Keluarga  kurang  mengerti  akan  pentingnya 

kesehatan  dan  pemeliharaan  kesehatan,  sehingga  usaha  dalam  merubah  pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan

Page 22: DH - Hipertensi

Diagnosis Holistik

• Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran.Pasien datang berobat ke Puskesmas diantar oleh anak ketiganya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang  dirasakan  cukup  memuaskan.  Pasien  tidak  rutin  berobat,  dirinya hanya  berobat  bila  merasa  ada  keluhan.  Pasien  sangat  mengharapkan dirinya  dapat  sembuh  dari  penyakit  tekanan  darah  tingginya  dengan mengkonsumsi  obat-obatan  yang  didapat  dari  dokter  di  Puskesmas. Kekhawatiran  pasien  saat  ini  adalah  dirinya  harus  minum  obat  seumur hidup sehingga dirinya merasa takut akan ketergantungan obat.

Page 23: DH - Hipertensi

Aspek klinik : 

• Diagnosis kerja  : Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan vital sign pasien dan klasifikasi menurut JNC 7 :

Klasifikasi

Tekanan Darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal <120 <80

Prahipertensi 120-129 80-89

Hipertensi

grade I

130-159 90-99

Hipertensi

grade II

≥160 ≥100

Page 24: DH - Hipertensi

• Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Untuk  kesehariannya  pasien  sering  lupa  untuk  kontrol  makanan  yang dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan berminyak. Selain  itu pasien masih  melakukan  pekerjaan  rumah  tangga  yang  berat  sehingga  sering menimbulkan  nyeri  kepala  dan  meningkatkan  tingkat  stress  pada  diri pasien,  yang  pada  akhirnya  dapat meningkatkan  tekanan  darahnya.  Hal yang sering menimbulkan stress pada pasien adalah bila tidak mempunyai uang  untuk  keperluan  sehari-hari  serta  bila  cucu  dan menantunya  yang selalu  bertengkar  karena masalah  sepele.  Selain  itu,  pasien malas  untuk berobat  ke  dokter  dan  kontrol  tekanan  darahnya  bila  tidak  diantar anaknya.. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.

Pasien  adalah  seorang  muslim  dan  tidak  pernah  melewatkan  sholat  lima waktu,  walaupun  terkadang  sholatnya  tidak  tepat  waktu.  Pasien  juga sering mengaji dan turut serta  ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.

Page 25: DH - Hipertensi

• Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

• Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan.

• Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

• Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.

Page 26: DH - Hipertensi

Tabel 4. Rencana PelaksanaanAspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Biaya Keterangan

Aspek personal

-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya. 

- Menjelaskan bahwa penyakit Hipertensi bisa mengakibatkan kelumpuhan seperti stroke, ditambah dengan pasien pernah mengalami gejala stroke ringan. 

Pasien Pada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya

Page 27: DH - Hipertensi

Aspek klinik -Memberikan obat penurun tekanan darah Captopril dengan dosis 3 x 25 mg sehari

-Memberikan obat pengencer darah untuk menghindari efek samping dari peningkatan tekanan darah aspirin 2x 1 tablet sehari

-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam penurunan tekanan darah tinggi, cara kerja serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat

-Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari

-Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan kontrol tekanan darah

Pasien Pada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien dapat memiliki tekanan darah yang dalam rentang normal

 

- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi

 

-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: DH - Hipertensi

Aspek risiko internal

-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, menghindari makanan dengan kandungan garam dan kolesterol tinggi

-Menyarankan untuk rutin berobat

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Pasien menghindari makanan dengan kandungan garam yang tinggi

-Mengurangi resiko tekanan darah tinggi 

Aspek psikososial

keluarga

-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik

-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien.

-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.

-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien

-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat

Page 29: DH - Hipertensi

Aspek fungsional

-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien

Pasien dan keluarga

Pada saat kunjungan kerumah

Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit

Prognosis

Ad vitam : ad bonamAd sanasionam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam

Page 30: DH - Hipertensi