Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Prevalensi karies di indonesia mencapai sekitar 90% dari populasi anak balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah rampan karies dan sindroma karies botol Heriandi (1992). 1 Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan rewel .Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita), Dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun. 2 Wei (1989) menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme dalam plak dan saliva akibat yang mengkonsumsi makanan olahan yang mengandung sukrosa di antara dua waktu makan, serta menurunya sekresi saliva. Kesehatan gigi anak yang buruk seperti rampan karies yang dapat menyebabkan rasa sakit 1
55

Dewi Sartika

Jan 03, 2016

Download

Documents

Febri Tok

makalah isu 3
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dewi Sartika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Prevalensi karies di indonesia mencapai sekitar 90% dari populasi anak

balita di Indonesia. Jenis karies gigi sulung umumnya terjadi adalah rampan karies

dan sindroma karies botol Heriandi (1992).1

Rampan karies adalah karies yang terjadi sangat cepat dan mengenai

beberapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak sulit makan dan

rewel .Karies ini sering ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun (balita),

Dengan penyebaran yang tertinggi pada anak usia tiga tahun.2 Wei (1989)

menyatakan bahwa rampan karies terjadi karena adanya aktivitas mikroorganisme

dalam plak dan saliva akibat yang mengkonsumsi makanan olahan yang

mengandung sukrosa di antara dua waktu makan, serta menurunya sekresi saliva.

Kesehatan gigi anak yang buruk seperti rampan karies yang dapat menyebabkan rasa

sakit dan kesulitan mengunyah akan menyebabkan gangguan pada pemasukan

makanan yang akhinya akan mempengaruhi kedaan gizi anak sehingga tumbuh

kembang anak terganggu.1

Hasil penelitian Ayhan (1996) menujukan berat dan tinggi badan anak

penderita rampan karies dan sindroma karies botol lebih rendah di bandingkan

dengan anak yang bebas karies.1 Early childhood caries terjadi pada gigi yang baru

erupsi dan anak pra-sekolah.Gigi rahang atas lebih sering terkena dibanding gigi

1

Page 2: Dewi Sartika

rahang bawah karena di lindungi oleh lidah selama gerakan menghisap atau minum

susu. Early childhood caries (ECC) dapat didefinisikan sebagai adanya satu gigi

atau lebih yang terkena karies pada anak usia 6 tahun atau lebih muda. Salah satu

bakteri yang terdapat dalam Early childhood caries adalah streptococcus mutans.

ECC biasanya membutuhkan perawatan yang lama dan jika tidak diobati dapat

merusak gigi anak dan berpengaruh pada kesehatan umum anak.3

Menurut laporan penelitian oleh pusat pengendalian dan pencegahan penyakit

pada tahun (2007) menunjukan bahwa gigi berlubang telah meningkat khususnya

pada anak balita dan anak pra sekolah, meningkat dari 24 % menjadi 28 %. Untuk

anak usia 2–5 tahun meningkat 70 % dari karies yang di temukan3.

Indonesia mencatat kemajuan yang cukup berarti dalam penyajian nutrisi bagi

anak sehingga harapan mencapai target millennium development goals tahun (2015).

Salah satu makanan tambahan pada anak balita adalah susu formula. Diharapkan

pemberian susu formula untuk balita diberikan agar kebutuhan gizi terpenuhi selama

masa pertumbuhanya.Prioritas utama adalah tetap pada air susu ibu sedangkan susu

formula berfungsi hanya sebagai pengganti susu ibu jika memang produksi ASI tidak

berhasil. Dalam susu formula ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan di

sesuaikan dengan gizi yang di butuhkan bayi karena itu pemberian susu formula

harus disesuauika dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah

dianjurkan.Banyak pilihan rasa serta kandungan yang berbeda beredar di pasar

dewasa ini membuat para konsumen khususnya orang tua mempunyai banyak pilihan

untuk menentukan susu formula apa yang harus dibeli.4

2

Page 3: Dewi Sartika

1.2 RUMUSAN MASALAH

Lamanya pemberian susu formula berpengaru terhadap tingkat keparahan rampan

karies pada gigi anak

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui hubungan lamanya pemberian susu formula dengan tingkat

keparahan rampan karies pada anak dan banyakx gigi yang mengalami rampan

karies.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Untuk memberikan informasi mengenai lamanya pemberian susu formula dengan

tingkat keparaha karies rampan pada anak usia 2-6 tahun

1.5 HIPOTESIS

1. Makin lama anak minum susu formula makin parah karies yang ditemukan.

2. Makin lama minum susu formula makin banyak gigi yang mengalami karies.

3

Page 4: Dewi Sartika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENYAKIT KARIES GIGI

2.1.1 Pengertian karies gigi

Karies gigi adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,

dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik pada

suatu karbohidrat yang dapat diragikan menjadi masa yang asam yang

menyebabkan demineralisasi pada email.Tanda-tanda karies adalah adanya

demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan

bahan organiknya.Yang dapat menyebabkan terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa bahkan penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang

dapat menyebabkan nyeri.4

2.1.2 Mekanisme karies

Proses terjadinya karies dipengaruhi oleh empat faktor utama yang

berperan dalam proses terjadinya karies yaitu, host, mikroorganisme,

substrat, dan waktu.

Keempat faktor tersebut akan bekerjasama dan saling mendukung

satu sama lain. Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat misalnya

sukrosa kemudian hasil dari fermentasi tersebut menghasilkan asam,

sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai

pH 4,5-5.0. Kemudian pH akan kembali normal pada pH sekitar 7 dalam

4

Page 5: Dewi Sartika

waktu 30-60 menit, dan jika penurunan pH plak ini terjadi secara terus-

menerus maka akan menyebabkan demineralisasi email gigi. Kondisi asam

seperti ini sangat disukai oleh bakteri streptococcus mutans dan

lactobacillus sp, yang merupakan mikroorganisme penyebab utama dalam

proses terjadinya karies gigi.

Streptococcus mutans berperan dalam permulaan (initition)

terjadinya karies gigi sedangkang lactobacillus sp, berperan dalam pada

proses perkembangan dan kelanjutan karies gigi dengan tanda pertamakali

terjadinya karies yaitu terlihat white spot pada permukaan email kemudian

proses ini akan berjalan secaran perlahan-lahan sehingga lesi kecil tersebut

berkembang, dengan adanya destruksi bahan organik, kerusakan berlanjut

pada dentin disertai kematian odontoblast, dan apabila karies telah mencai

dentin dan tidak dilkukan pencegahan atau pengobatan proses karies

berlanjut ke pulpa.5

2.1.3 Faktor – faktor yang mempercepat terjadinya karies

1. Plak

Plak gigi merupakan lengketan yang berisi bakteri beserta

produknya yang terbentuk pada semua permukaan gigi. Akumulasi

bakteri ini tidak dapat terjadi secara kebetulan melaikan terbentuk

melalui serangkaian tahapan, jika email yang bersih terpapar dirongga

mulut maka akan di tutupi oleh lapisan organik amorf yang disebut

pelikel. Pelikel ini terutama terdiri dari atas glokoprotein yang

diendapkan dalam saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan

5

Page 6: Dewi Sartika

gigi.Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri–

bakteri tertentu pada permukaan gigi.Bakteri yang mul-mula menghuni

pelikel terutama yang berbentuk kokus yang paling banyak adalah

streptococcus.Organisme tersebut tumbuh berkembangbiak dan

mengeluarkan gel ekstra – sel yang lengket dan akan menjerat berbagai

bentuk bakteri yang lain.Streptococcus mutans dan laktobacilus

merupakan kuman yang kariogenik karena mampu segera

memfermentasi dari karbohidrat menjadi masa asam menempel pada

permukaan gigi yang menyebabkan demineralisasi email jika tidak

dibersihkan.

2. Karbohidrat

Karbohidrat yang menempel pada permukaan gigi membutuhkan

waktu berubah menjadi masa asam yang mengakibatkan demineralisasi

email. Karbohidrat ini substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan

sintesa polisakarida ekstra sel.Walaupun demikian tidak semua

karbohidrat sama derajat kariogeniknya.Karbohidrat yang kompleks

misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak di cerna secara

sempurna di dalam mulut, sedangkang karbohidrat dengan berat molekul

yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan

metabolisme.Dengan demikian makanan dan minuman yang

mengandung gula akan menurunkan pH plak dengan cepat sampai level

yang dapat menyebabkan demineralisasi email.Plak akan tetap bersifat

asam selama beberapa waktu.Untuk kembali ke pH normal sekitar 7 di

6

Page 7: Dewi Sartika

butuhkan waktu 30 – 60 menit.Oleh karena itu konsumsi gula yang

sering dan berulang – ulang akan tetap menahan pH plak di bawah

normal dan menyebabkan demineralisasi email.

3. Permukaan gigi

Plak yang mengandung bakteri merupakan awal terbentuknya

karies oleh karena itu gigi yang memudahkan perlekatan plak sangat

mungkin terkena karies seperti pada gigi molar1terdapat fit dan fissure.

4. Waktu

Waktu sangat berpengaruh terhadap terjadinya karies,substrat

yang menempel pada permukaan gigi apabila tidak dibersihka akan

difermentasi oleh bakteri menjadi masa asam dalam waktu

tertentu.Karies gigi merupakan penyakit kronis , kerusakan berjalan

dalam periode bulan atau tahun.rata – rata kecepatan karies gigi tetap

yang di amati di klinik adalah kurang lebih 6 bulan .kecepatan kerusakan

gigi anak – anak (gigi sulung) lebih tinggi sedangkan kecepatan

kerusakan gigi penderita xerostomia5

5. Keturunan

Dari 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat

bahwa anak–anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang

cukup baik.Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan presentase

karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang

baik,5 pasang dengan presentase karies sedang selebihnya 40 pasang lagi

dengan presentase karies yang tinggi.Tapi dengan teknik pencegahan

7

Page 8: Dewi Sartika

karies yang demikian maju pada akhir–akhir ini, sebenarnya faktor

keturunan dalam proses terjadinya karies tersebut telah dapat di kurangi.

6. Jenis kelamin

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Milham-Turkehem

(1996) pada gigi M1 laki–laki dan perempuan di peroleh kesimpulan

bahwa presentase karies gigi pada wanita lebih tinggi di banding dengan

laki – laki.

7. Umur

Umur digunakan dalam salah satu faktor predisposisi terjadinya

karies yang terdiri dalam 3 pase umur

1. Pase I gigi bercampur ,disini molar 1 paling sering terkena karies

karna gigi ini gigi yang paling pertama tumbuh

2. Pase II pubertas ( remaja )umur antara 14-20 tahun yaitu masa

pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan

pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang

terjaga. Inilah yang menyebabkan presentase karies lebih tinggi pada

pase ini.

3. Pase III antara 40-50 tahun pada umur ini sudah terjadi retraksi atau

menurunya gusi dan papilla sehingga, sisa–sisa makanan sering lebih

sukar dibersihkan,sehingga yang pada akhirnya menjadi salah satu

penyebab terjadinya karies

8

Page 9: Dewi Sartika

8. Saliva

Pengaruh saliva terhadap gigi sudah lama diketehui terutama

dengan mempengaruhi kekerasan email.Saliva ini dikeluarkan oleh

kelenjar parotis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis,

selama 24 jam saliva dikeluarkan ketiga kelenjar tersbut diatas sebanyak

1000-2500 ml.Kelenjar submandibularis mengeluarkan 40% dan kelenjar

parotis 26%. Pada malam hari pengeluaran saliva lebih sedikit, secara

mekanis saliva berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan

yang dikunyah. Dalam saliva terdapat enzim-enzim yang bersifat

bakteriostatis yang dapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak

berbahaya, oleh karena itu seseorang yang hiposalivasi atau terkena

xerostomia akan lebih rentan terkena karies.6,4

2.2 RAMPAN KARIES

2.2.1 Pengertian rampan karies

Rampan karies Yaitu karies yang terjadi secara cepat mengenai

bebrapa gigi serta sering menimbulkan rasa sakit sehingga anak menjadi

rewel, karies ini sering ditemukan pada anak usia 5 tahun.1

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa pada anak yang

minum susu atau cairan manis lainnya melalui botol pada waktu tidur maka

cairan dari botol atau susu yang diminum anak akan tergenang didalam

mulut dalam waktu yang lama. Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat

dengan timbulnya karies menyeluruh dalam waktu singkat (terjadi rampan

karies). Selain itu keadaan lain yang dapat menyebabkan rampan karies

9

Page 10: Dewi Sartika

adalah substrat lama berada dalam mulut, kebiasaan anak menahan makanan

didalam mulut dimana makanan tersebut tidak cepat ditelan. Dapat

disimpulkan bahwa anak minum susu formula melalui botol dengan

frekuwensi sering dan berlangsung lama maka anak menderita rampan

karies.6

2.2.2 Komposisi susu formula

1 lemak susu

lemak susu mengandung sumber utama lipid yang dibutuhkan untuk

pembentukan lemak tubuh pada hari pertama setelah lahir.

2 Protein susu

Protein susu yang ada pada susu formula mengandung beberapa protein

khusus.Komponen utama protein dalam susu adalah kasein.Kasein

mempunyai komposisi asam amino yang sangat penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak.

3 Laktosa

Laktosa adalah karbihidrat atau gula susu yang hanya ditemukan dalam

susu dan hanya dapat dibentuk oleh mamalia.Kandungan laktosa susu

sapid an kambing dibawah 5%.Laktosa mudah larut dengan tingkat

kemanisa 1/2-1/6 kaliglukosa,dimana bila susu dipanaskan maka laktosa

akan memebentuk laktulosa yang mudah larut dan mempunyai rasa yan

agak manis.

10

Page 11: Dewi Sartika

4 Vitamin

Vitamin adalah zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses

kehidupan.Susu formla mengandung vitamin yang larut dalam lemak

(vitamin A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air yaitu

vitamin B1, B2, B6, dan B12.

5 Mineral

Susu formula dilengkapi dengan mineral seperti kalsium dan fosfor.

Mineral ini dibutuhkan dalam jumlah banyak untuk mempercepat

pertumbuhan tulang dan perkembangan otak pada bayi.7

2.2.3Mekanisme rampan karies akibat komsumsi susu formula

Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor

yang saling mempengaruhi. Ada empat faktor utama yaitu gigi, saliva,

mikroorganisme dan waktu sebagai. Proses terjadinya rampan karies sama

dengan karies biasa hanya terjadi lebih cepat, banyak ahli menghubungkan

dengan kondisi anak itu sendri dimana email gigi sulung lebih tipis. Bila

rampan karies berlangsung lebih awal terutama pada anak yang minum susu

botol dalam waktu yang lama akan timbul corak karies tertentu, disebut

rampan karies atau nursing bottle caries.6

Seperti yang telah kita ketahui bahwa susu formula yang

mengandung sukrose dan glukosa yang diminum pada anak. Sukrosa dan

glukosa yang menempel pada gigi apabila tidak dibesihkan akan

difermentasi oleh mikroorganisme rongga mulut menjadi asam melalui

proses glikolisis. Mikroorganisme yang berperan dalam proses glikolisis

11

Page 12: Dewi Sartika

adalah lactobacillus dan streptococcus mutants.Asam yang dibentuk dari

hasil glikolisis akan mengakibatkan larutnya email gigi sehingga terjadi

proses demineralisasi email gigi dan di awali dengan lesi white-spot pada

gigi dan kerusakan tersebut akan berlanjut ke dentin dan proses kariespun

dimulai.8

2.2.4 Prevalensi Rampan karies

Prevalensi rampan karies mencapai tingkat yang tinggi pada Negara

berkembang dan keparahanya meningkat seiring pertambahan usia

anak.Oleh karena itu gigi sulung diharapkan dalam kondisi yang baik untuk

perkembangan system stomatognatik anak yang baik dan adekuat. Gigi

sulung yang sehat penting untuk kemampuan bicara,mastikasi,pencegahan

kebiasaan oral yang buruk, dan berperan sebagai penuntun erupsi gigi

permanen.Selain itu, estetika dari gigi anterior menunjang perkembangan

kepribadian yang normal sehingga kepercayaan diri akan meningkat secara

poaitif dan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak pada masa depannya.9

Rampan karies juga dikenal sebagai karies botol merupakan karies

gigi yang parah dan terjadi pada bayi atau anak-anak, berkembang dengan

cepat dan mengakibatkan gangguan kesehatan yang panjang pada anak-

anak. Kesulitan makan adalah keluhan yang sering dialami anak penderita

rampan karies, karena sakit bila mengunyah sehingga, anak sering

mengemut makananya untuk menghindari terjadinya rasa nyeri bila

mengunyah, anak sering menangis karena rasa nyeri yang mengenai seluruh

gigi, serta adanya bau mulut.9

12

Page 13: Dewi Sartika

2.2.5 Penggunaan Susu Formula Sebagai Pengganti ASI

Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat pemberian Air Susu Ibu

(ASI) eksklusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan

morbiditas bayi, mengoptimalkan partumbuhan bayi, membantu

perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak

kehamilan bagi ibu.

Di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui

program perbaikan gizi. Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI

eksklusif 6 bulan sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit

untuk dicapai bahkan prevalensi ASI eksklusif dari tahun ketahun terus

menurun.Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (1997-2007)

memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI eksklusif dari 40,2%

pada tahun (1997) menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 dan 2007.

Alasan yang menjadi penyebab kegagalan praktek ASI eksklusif bermacam-

macam seperti misalnya budaya memberikan makanan pralaktal,

memberikan tambahan karena ASI tidak berproduksi, menghentikan

pemberian air susu ibu karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta

ibu ingin mencoba susu formula,sehingga ibu memberikan susu formula

pada anak. 6,8

Studi kualitatif Fikawati & Syafiq (2010) melaporkan faktor

predisposisi kegagalan ASI eksklusif adalah karena faktor predisposisi yaitu

pengetahuan dan pengalaman ibu yang kurang dan faktor pemungkin

penting yang menyebabkan terjadinya kegagalan adalah karena ibu tidak

13

Page 14: Dewi Sartika

difasilitasi melakukan inisiasi menyusu dini. Salah satu caraadalah Bayi

yang lahir normal dan diletakkan di perut ibu segera setelah lahir dengan

kulit ibu melekat pada kulit bayi selama 1 jam akan berhasil menyusui,

sedangkan bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya 50% tidak bisa

menyusui sendiri.Berbagai studi juga telah melaporkan bahwa inisiasi

menyusu dini terbukti meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif. Inisiasi

Menyusu Dini dengan jelas telah tercantum dalam Buku Acuan Asuhan

Persalinan Normal (APN) dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Asuhan Persalinan Normal APN adalah standar asuhan persalinan yang

bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan. Bagi semua ibu bersalin

harus diterapkan oleh penolong persalinan dimanapun hal tersebut terjadi.

Tujuan Asuhan Persalinan Normal APN adalah untuk menjaga

kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi

yang dilahirkannya. Penolong persalinan disini mungkin saja seorang bidan,

perawat, dokter umum atau spesialis obstetri. Karena bidan secara umum

merupakan penolong. Yang paling banyak membantu persalinan ibu di

Indonesia maka dalam studi ini penolong persalinan disebut sebagai bidan.

WHO (2001) merekomendasikan untuk memberikan hanya air susu

ibu saja sampai 6 bulan untuk keuntungan yang optimal bagi ibu dan bayi.

Namun demikian ada beberapa rekomendasi dan catatan penting yang

diungkapkan dalam kajian tim pakar tersebut.Pertama rekomendasi ini bisa

dicapai bila masalah potensial seperti status gizi ibu hamil dan laktasi,

status mikronutrien (zat besi, seng dan vitamin A) bayi dan pelayanan

14

Page 15: Dewi Sartika

kesehatan dasar rutin bagi bayi (pengukuran pertumbuhan dan tanda klinis

defisiensi mikronutrien) sudah berhasil diatasi. Bila hal ini belum tercapai

maka mungkin akan timbul masalah seperti terjadinya growth faltering pada

bayi. Untuk mengatasi growth faltering ibu harus memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan kepada bayinya. Kedua, perlunya pemberian makanan

pendamping ASI yang tepat dan memperkenalkan makanan bergizi yang

adekuat dan aman dalam hubungannya dengan pemberian ASI

selanjutnya.Dalam hal ini perlu dikaji makanan pendamping ASI yang tepat

termasuk sesuai dengan kondisi gizi dan umur bayi. Rata-rata pemberian

ASI eksklusif di Indonesia hanya 1tahun 7 bulan maka perlu diberikan

petunjuk yang jelas mengenai makanan pendamping apa saja yang dapat

diberikan. Ketiga, kondisi yang dibutuhkan untuk menerapkan kebijakan ini

adalah pemberian dukungan sosial dan gizi yang adekuat untuk ibu yang

sedang menyusui. 10,11,12

2.2.6 Dampak asupan susu formula pada gigi anak

Gambar 1. :karies rampan, jurnal international dentistry vol.11, No 4

2.2.7 Pencegahan dan perawatan rampan karies

Hal pertama yang dilakukan dalam penanggulangan rampan karies

adalah mengurangi aktivitas bakteri untuk menghentikan karies dan

mencegah penjalaran yang cepat kearah pulpa. Untuk mengurangi

perkembangan bakteri serta adanya bau mulut perlu pula dilakukan oral

15

Page 16: Dewi Sartika

profilaksis.Oral profilaksis dapat dilakukan dengan menyikat gigi secara

benar maupun dengan menggunakan alat bur atau alat lainnya yang lebih

canggih seperti air scaler maupun sand blaster Perawatan rampan karies

yang utama adalah menhilangkan rasa sakit, adanya rasa sakit perlu segera

ditanggulangi karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak tersebut.

Perawatan rasa sakit dapat diberikan baik secara lokal di gigi yang sakit

maupun secara oral atau diminum,pemberian lokal dapat diberikan dengan

menumpat secara langsung dengan obat-obatan eugenol melalui kapas yang

selanjutnya ditumpat sementara dengan zinc oxide eugenol tanpa

penggunaan kapas obat.Pemberian obat-obatan sedatif dan analgesik dapat

pula diberikan melalui obat minum atau oral. Obat ini diberikan pada rasa

sakit yang telah lanjut dalam pengendalian kariesnya.Penanggulangan

rampan karies harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif serta

sesuai dengan prinsip pencegahan dan perawatan secara menyeluruh yang

berdasarkan urutan prioritas. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan

untuk mencegah terjadinya karies botol antara lain :

1. Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/ lap bersih.

Kemudian bersihkan/ sikat gigi anak, jika giginya sudah erupsi.

Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan pemakaian flossing

semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2- 2,5 tahun

2. Pergunakan botol hanya ketika makan saja jangan gunakan botol

minuman sebagai dot, jangan biarkan anak berjalan sambil

meminumnya dalam waktu yang lama. Ini tidak hanya menyebabkan

16

Page 17: Dewi Sartika

karies, tetapi juga anak dapat menderita cedera pada giginya ketika

mereka terjatuh sambil mengedot.

3. jangan pernah membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol

yang berisi susu, formula atau jus buah atau larutan yang manis

4. Jika anak membutuhkan botol atau dot untuk pemberian makan yang

reguler, pada malam hari, atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih

yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan

pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis

5. Hindari mengisi botol minum anak dengan larutan seperti air gula dan

soft drink

6. Jika air yang akan diberikan kepada anak tidak mengandung fluoride,

tanyalah dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.

7. Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran,

buatlah kunjungan secara teratur.Jika anak mempunyai masalah dengan

giginya, segera periksakan ke dokter gigi.13

17

Page 18: Dewi Sartika

Asupan susu formula

Waktu Pemberian susu

formula

Peranan orang tua

Tingkat keparahan karies

Ahli kesehatan

Ngemut

Komposisi susu formula

karies

Penyebab

BAB III

KERANGKA KONSEP

Variable yang tdk di teliti

Variable yang di teliti

18

Page 19: Dewi Sartika

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik

4.2 RANCANGAN PENELITIAN

Cross sectional study

4.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di TK Darma wanita universitas hasanuddin

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 14 - 15 Maret 2012

4.4 POPULASI PENELITIAN

Anak usia 2-6 tahun

4.5 METODE SAMPLING

Sampel diambil dengan metode purposive sampling

Kriteria inklusi:

Memenuhi syarat usia pra sekolah yaitu berusia 2-6 tahun

Sampel bersedia ikut dalam penelitian dan koperatif

Anak umur 6 tahunyang sudah memiliki gigi permanen muda

4.6 DATA

a. Jenis data : data primer

b. Pengolahan data : SPSS

19

Page 20: Dewi Sartika

c. Penyajian data : tabel

d. Analisis data : chi – squer

4.7 VARIABEL PENELITIAN

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari

a. Variabel sabab : Minum susu formula

b. Variabel akibat : Karies rampan

4.8 DEFINISI VARIABEL OPRASIONAL

a. Rampan Karies adalah daerah yang terserang karies akibat proses bertahap

yang melarutkan email dan melibatkan beberapa gigi terus berkembang

kebagian dalam gigi yang menyebabkan gigi berlubang

b. susu formula adalah minuman dengan formula tertentu yang diberikan

pada bayi dan anak-anak yang berfungsi sebagai pengganti ASI.

4.9 KRITERIA PENELITIAN

a. Indeks CSI ( Caries Severity Index ) untuk mengukur tingkat keparahan

karies gigi dengan kriteria sebagai berikut ( lampiran : tabel 1).10

b. Kuisioner yang berisi tentang lama pemberian susu formula pada

anak( Lampiran : Tabel 2 ).6

4.10 ALAT DAN BAHAN

a) Alat :

Sonde

Mirror

Nirbeken

Pinset

20

Page 21: Dewi Sartika

Gelas

Handuk putih

Ekskavator

Kapas

b) Bahan :

Alcohol 70%

Aquadest

Betadin

4.11 JALANYA PENELITIAN

a. Pemeriksaan klinis gigi

- Penelitian di lakukan di TK Dharma wanita universitas hasanuddin

- Populasi yang di teliti adalah anak – anak usia 2 – 6 tahun.

- Mencatat identitas sampel ( nama,umur,dan jenis kelamin ).

- Pemeriksaan karies gigi pemeriksaan di lakukan dengan

mendudukan anak di kursi menghadap pemeriksa.pemeriksaan di

lakukan di tempat yang terang dengan pencahayaan matahar secara

tidak langsung / senter dan menggunakan alat – alat diagnostik.

- Pemeriksaan gigi klinis dengan melihat

Berapa gigi yang terkena karies

Dalamnya kavitas karies

b. Pembagian kuiesioner

Setelah pemeriksaan gigi dilakukan, maka peneliti

membagikan kuesioner kepada ibu sang anak.Kuesioner berisi

21

Page 22: Dewi Sartika

pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan cara

anaknya minum susu.

4.12 FORMAT DIISI ORANG TUA

22

Page 23: Dewi Sartika

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan antara lama pemberian susu

formula dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak berusia dua hingga enam

tahun. Lama pemberian susu formula (tahun) diukur dengan menggunakan kuesioner

dan tingkat keparahan karies diukur dengan menggunakan CSI (Caries Severity

Index). Sebelum melihat hubungan antara lama pemberian susu formula dengan

tingkat keparahan karies, peneliti terlebih dahulu melihat hubungan antara kejadian

karies dengan pemberian susu formula. Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Maret -

15 Maret 2012 di TK Dharmawanita Universitas Hasanuddin. Penelitian ini hanya

anak-anak TK yang berusia dua hingga enam tahun dengan pengambilan sampel

menggunakan metode purposive sampling sehingga hanya anak-anak TK yang

memenuhi kriteria subjektif dari peneliti dan kriteria seleksi sampel yang diambil

sebagai sampel, sehingga jumlah sampel penelitian seluruhnya adalah 50 orang.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan pengambilan data pada

sampel penelitian dilakukan dengan dua metode pengukuran, yaitu kuesioner dan

secara klinis menggunakan indeks keparahan karies (CSI). Melalui kuesioner, dapat

diperoleh data-data dasar mengenai identitas sampel, riwayat pemberian air susu ibu

(ASI), riwayat konsumsi makanan manis, perilaku menjaga kesehatan gigi, dan

pemberian susu

23

Page 24: Dewi Sartika

formula. Adapun pemeriksaan klinis dilakukan secara langsung dengan

menggunakan acuan CSI. Seluruh hasil penelitian dikumpulkan dan dilakukan

analisis data melalui penggunaan program SPSS 16.0. Hasil analisis data ditampilkan

dalam tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi karakteristik sampel penelitian

Karakteristik sampel Frekuensi (n) Persen (%)Mean ± SD

Jenis kelaminLaki-laki 32 64Perempuan 18 36

Usia 4.98 ± 1.097Minum susu formula

Ya 29 58Tidak 21 42

Lama pemberian susu formula 1.56 ± 1.752Kejadian karies

Karies 43 86Tidak karies 7 14

Total 50 100

Tabel 1 memperlihatkan distribusi karakteristik sampel penelitian yang

memiliki jumlah sebanyak 50 orang. Terlihat pada tabel 1 bahwa jumlah laki-laki (32

orang) lebih banyak daripada perempuan (18 orang). Rata-rata usia pada penelitian

ini adalah (4.98) atau lima tahun. Sampel penelitian yang minum susu formula lebih

banyak daripada yang tidak minum susu formula, yaitu 29 orang yang minum susu

formula (58%) dan 21 orang yang tidak minum susu formula (42%). Adapun, rata-

rata lama pemberian susu formula adalah (1.56) atau satu setengah tahun. Akan

tetapi, jumlah sampel yang memiliki karies mencapai 43 orang (86%) dan hanya

tujuh sampel (14%) yang tidak memiliki karies ketika dilakukan pemeriksaan klinis.

24

Page 25: Dewi Sartika

Tabel 2. Distribusi jawaban responden terhadap kuesioner penelitianKuesioner Frekuensi (n) Persen (%)

Apakah anak pernah minum ASI?Ya 6 12Tidak 44 88

Apakah anak diberikan susu formula / cairan manis dari botol?Ya 29 58Tidak 21 42

Apakah anak sering makan permen / kue kering?1x sehari 10 202x sehari 16 323-4x sehari 17 345x sehari 7 14

Apakah anak bila makan ditahan lama dalam mulut?Tidak 17 34Selalu 18 36Saat-saat tertentu 15 30

Apakah anak dibiasakan makan sayur?Ya 40 80Tidak 10 20

Apakah anak dibiasakan makan buah-buahan berserat?Ya 40 80Tidak 10 20

Apakah anak sudah dibiasakan menyikat gigi?Yang terbiasa 5 10Kadang-kadang 24 48Tidak pernah menyikat gigi 21 42

Pada usia berapa, anak teratur menyikat gigi?2 tahun 28 563 tahun 18 364 tahun 1 25 tahun 3 6

Total 50 100

Tabel 2 memperlihatkan distribusi jawaban responden terhadap kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner terdiri atas delapan pertanyaan

tertentu untuk setiap pertanyaan. Terlihat pada tabel 2 bahwa hampir seluruh

responden tidak memberikan ASI pada anaknya, namun 29 responden (58%) yang

memberikan susu formula dari botol setelah pernah memberi ASI. Adapun, seluruh

responden memberikan permen atau makanan manis kepada anaknya, namun

responden paling banyak memberikan makanan manis 3-4x sehari, sebanyak 17

25

Page 26: Dewi Sartika

responden (34%). Selain itu, terdapat 18 responden (36%) mengaku anak-anak

mereka selalu menahan makanan lama dalam mulut. Akan tetapi, seba

nyak 40 responden (80%). responden mengaku anak-anak mereka dibiasakan makan

sayuran dan buah-buahan berserat. Adapun, responden paling banyak mengaku tidak

setiap hari sudah membiasakan menyikat gigi anaknya, yaitu sebanyak 24 orang

(48%), sedangkan sebanyak 28 responden (56%) mengaku anaknya teratur menyikat

gigi pada usia dua tahun.

Tabel 3.lama pemberian susu formula dengan jumlah gigi yang terkena kariesLama pemberian ( Tahun ) Jumlah gigi yang terkena karies Persen% 0-1 3-5 9,4% 0-2 5-9 11,2% 0-3 9-15 20,6% 0-4 15-18 23,3% 0-5 18-20 35,5%

Total 100%

Sumber : Data primer

Tabel 3 menunjukan lamanya pemberian susu dengan jumlah gigi yang

terkena karies.Terlihat pada table 3 bahwa responden yang memberikan susu

formula pada anak usia0 sampai 1 tahun dapat terjadi karies rampan 3 sampai 5 gigi

anak (9,45%). Sedangkan responden yang memberikan susu formula pada usia 0

sampai 2 tahun gigi yang terkena karies sebanyak 5 sampai 9 gigi (11,2%). Ibu yang

memberikan susu formula 0 sampai 3 tahun lebih banyak gigi yang terkena karies

yaitu 9 sampai 15 gigi yang mengalami karies (20,6%).sedangkan responden yang

memberikan susu formula pada anak pada usia 0 sampai 4 tahun lebih banyak lagi

gigi yang terkena karies 15 sampai 18 gigi mengalami karies (23,3%).responden

yang memberikan susu formula pada anaknya pada usia 0 sampai 5 tahun dan gigi

yang mengalami karies meningkat yaitu 18 sampai 20 gigi (35,5%).Ini

26

Page 27: Dewi Sartika

menunjukan bahwa semakin lama pemberian susu formula pada anak dapat

menyebabkan tingkat keparahan karies pada anak meningkat.

Tabel 4. Hubungan antara pemberian susu formula dengan kejadian karies

Pemberian susu formulaKejadian Karies

Total p valueKaries Tidak Karies

Minum susu formulaYa 24 (48,0%) 5 (10,0%) 29 (58,0%)

0.021*Tidak 11 (22,0%) 10 (20,0%) 21 (42,0%)

Total 35 (70,0%) 15 (30,0%) 50 (100%)*Chi-square test; p<0,05 : significan

Tabel 4 menunjukkan hubungan antara pemberian susu formula dengan

kejadian karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa responden yang memberikan susu

formula pada anak dan terjadi karies dini pada gigi ada sebanyak 24 sampel (48,0%),

sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tetap terjadi karies

dini pada anak berjumlah 11 sampel (22,0%). Adapun, responden yang memberikan

susu formula dan tidak terjadi karies dini pada anak berjumlah lima sampel (10,0%),

sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tidak karies

sebanyak 10 sampel (20,0%). Pada tabel 3 juga terlihat hasil uji statistik chi-square

dan diperoleh nilai p value sebesar 0.021, artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara pemberian susu formula dengan kejadian karies. Hal ini juga didukung oleh

data yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang memberikan susu

formula, ternyata terjadi karies dini pada anak mereka.

Tabel 5. Hubungan antara lama pemberian susu dengan tingkat keparahan kariesKaries Tingkat keparahan karies

Minum susuLama minum susu

0,0320,026

0,0160,033

* Pearson’s Correlation test; p<0.05 : significant

27

Page 28: Dewi Sartika

Dari hasil uji statistik tabel 5 memperlihatkan hubungan antara lama

pemberian susu dengan tingkat keparahan karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa rata-

rata lama pemberian susu formula sekitar 1 tahun 5 bulan hingga 1 tahun 6 bulan

dapat menyebabkan karies hingga daerah pulpa dan sisa akar. Selain itu, jumlah gigi

yang terdiagnosis karies enamel lebih tinggi dibandingkan pada daerah lain, yaitu

lima hingga enam gigi. Paling sedikit diperoleh pada penelitian ini adalah karies

yang mencapai daerah pulpa, yaitu dua gigi. Melalui tabel 4 juga diperoleh hasil uji

statistik korelasi Pearson antara tingkat keparahan kariedengan lama pemberian susu

formula. Sejalan dengan tabel 4 yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pemberian susu formula dengan kejadian karies, pada tabel 5 ini

juga diperoleh nilai p value di bawah 0.05 (p<0.05) untuk seluruh tingkat keparahan

karies, yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara lama pemberian susu

formula dengan tingkat keparahan karies.

Jadi makin lama minum susu formula mumbuktikan makin banyak dari

sampel yang terkena karies.Demikian juga makin lama minum susu formula ditemui

pada sampel tingkat keparahan karies giginya meningkat

28

Page 29: Dewi Sartika

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dlakukan pada tanggal 14 – 15 Mei 2012 di TK Dharma wanita

Universitas Hasanudin kota Makassar sebanyak 50 orang dan hanya anak yang

berusia 2-6 tahun di lakukan penelitian.

Penggunaan susu formula di pengaruhi oleh keadaan social ekonomi dan ibu

bekerja.Maka dari itu para wanita turut andil untuk meluangkan waktunya bekerja

demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyaknya ibu yang meniti karirnya di luar

rumah menyebabkan mereka tidak mempunyai kesempatan banyak untuk menyusui

dan memberikan asupan gizi kepada anaknya terutama pemberian ASI, sehingga

memberikan susu formula untuk memenuhi asupan gizi pada anak.Penelitian pada

anak berusia 2-6 tahun tentang lamanya pemberian susu dapat di lihat sebagai berikut

Rata-rata usia pada penelitian ini adalah lima tahun. Sampel penelitian yang minum

susu formula lebih banyak daripada yang tidak minum susu formula, yaitu 29 orang

yang minum susu formula (58%) dan 21 orang yang tidak minum susu formula

(42%). Adapun, rata-rata lama pemberian susu formula adalah satu setengah tahun.

Pada penelitian ini jumlah sampel yang memiliki karies mencapai 43 orang (86%)

dan hanya tujuh sampel (14%) yang tidak memiliki karies ketika dilakukan

pemeriksaan klinis. Tabel 2 memperlihatkan distribusi jawaban responden terhadap

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner terdiri atas delapan

pertanyaan tertutup untuk setiap pertanyaan. Terlihat pada tabel 2 bahwa hampir

seluruh responden memberikan ASI pada anaknya, namun hanya 29 responden

29

Page 30: Dewi Sartika

(58%) yang memberikan susu formula dari botol setelah pemberian ASI. Adapun,

seluruh responden memberikan permen atau makanan manis kepada anaknya, namun

responden paling banyak memberikan makanan manis 3-4x sehari, yaitu sebanyak 17

responden (34%). Selain itu, terdapat 18 responden (36%) mengaku anak-anak

mereka selalui menahan makanan lama dalam mulut. Akan tetapi, sebanyak 40

responden (80%). responden mengaku anak-anak mereka dibiasakan makan sayuran

dan buah-buahan berserat. Adapun, responden paling banyak mengaku tidak setiap

hari sudah membiasakan menyikat gigi anaknya, yaitu sebanyak 24 orang (48%),

sedangkan sebanyak 28 responden (56%) mengaku anaknya teratur menyikat gigi

pada usia dua tahun.

Penyebab karies gigi pada dipengaruhi oleh host, mikroorganisme,

karbohidrat dan waktu. Orang tua yang engetahui cara pencegaha karies dapa

melakukan dengan memeberikan air minum setelah minum susu, mengosok gigi

untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dapat mengurangi risiko terjadinya karies

gigi .pengobatan karies gigi pada anak kadang di lakukan restorasi atau pencabutan

gigi yang mengalami karies .pencegahan gigi sulung yang telah direstorasi

dilengkapai dengan topical aplikasi flour untuk mncegah terjadinya karies10

Tabel 4 menunjukkan hubungan antara pemberian susu formula dengan

kejadian karies. Terlihat pada tabel 4 bahwa responden yang memberikan susu

formula pada anak dan terjadi karies dini pada gigi ada sebanyak 24 sampel (48,0%),

sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tetap terjadi karies

dini pada anak berjumlah 11 sampel (22,0%). Adapun, responden yang memberikan

susu formula dan tidak terjadi karies dini pada anak berjumlah lima sampel (10,0%),

30

Page 31: Dewi Sartika

sedangkan responden yang tidak memberikan susu formula dan tidak karies

sebanyak 10 sampel (20,0%). Pada tabel 3 juga terlihat hasil uji statistik chi-square

dan diperoleh nilai p value sebesar 0.021, artinya terdapat hubungan yang signifikan

antara pemberian susu formula dengan kejadian karies. Hal ini juga didukung oleh

data yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel yang memberikan susu

formula, ternyata terjadi karies dini pada anak mereka.

Makan selama tidur meningkatkan risiko karies gigi karena kebersihan mulut

dan laju aliran saliva menurun saat tidur .jadi konsumsi minuman bergula dengan

botol harus di kurangi atau di hentikan .faktor resiko yang paling penting terkait

dengan karies gigi pada anak adalah paparan dari minum susu harus menentukan

pendekatan yang optimal dan pengobatan interceptive.Minuman atau makanan yang

bergula dengan konsentrasi yang sangat tinggi dapat berakibat buruk dan gula dalam

bentuk caramel yang di berikan diantara waktu tetap dapat mengakibatkan terjadinya

karies.Anak –anak yang mengkomsumsi cukup protein buah segar dan sayur –

sayuran akan menurunkan nafsu makan “ ngemil “ dan terbukti bahwa frekuensi

makanan berhubungan dengan peningkatan terjadinya karies gigi khususnya jika

jenis makanan yang diamankan di antara waktu makan mengandung gula yang muda

melekat pada gigi.8

31

Page 32: Dewi Sartika

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Terbukti bahwa : Terdapat hubungan antara lama pemberian susu dengan

tingkat keparahan karies pada anak usia 2 – 6 tahun.Seperti sebelumnya telah

diuraikan bahwa makin lama makin lama minum susu formula, pada sampel

ditemukan tikngkat keparahan karies yang makin tinggi.

2. Terbukti bahwa :Terdapat hubungan antara kejadian karies dengan minum

susu formula. Yakni makin lama anak minum susu formula pada sampel

ditemukan banyak terkena rampan karies.

7.2 Saran

1. Diharapkan ibu memberikan susu botol sesuai dengan aturan pabrik agar

tidak merusak gigi pada anak.

2. Diharapkan ibu tidak selalu memberikan makanan makanan manis yang

banyak mengandung sukrosa oleh karena dapat memnyebabkan karies gigi.

3. Ibu – ibu harus mengerti akibat yang d timbulkan karena pemberian susu

formula agar mereka dapat mencegah terjadinya karies dengan memberikan

air minum,kumur – kumur air setelah minum susu formula atau mengosok

gigi.

32

Page 33: Dewi Sartika

4. Ibu – ibu sebaiknya ikut memelihara gigi anaknya lebih dini seperti

memeriksakan gigi anak atau mengunjungi dokter gigi tiap 6 bulan

33

Page 34: Dewi Sartika

DAFTAR PUSTAKA

1. Heriandi Y. Silver diamine fluoride salah satu alternative impregnasi karies

rampan pada anak Majalah ilmiah kedokteran gigi, 2001( 46 ):167-173

2. Sutadi H. penangulangan karies rampan serta keluhanya pada anak. JKGUI

2002 (1):5-8

3. Dye BA, Early childhood caries American academy of pediatric dentistry,

2007(284):.1-3

4. Pangestu RD. karakteristik konsumen susu formula balita Buletin penelitian

system kesehatan, 2007 : 309-314

5. Soesilo Diana, Santoso Erlayawati Rinna, Diyatri Indeswati, Peranan surbitol

dalam mempertahankan kestabilan saliva pada proses pencegahan karies, Dental

jurnal majalah kedokteran gigi, 2005 jan (38):p 25-26

6. Suwelo IS. Karies gigi pada anak dengan pelbagai faktor etiologi, Jakarta EGC.

1992 p. 6 – 28

7. Susilorini eko tri, Sawitri eiirry manik produk olahan susu, Jakarta penebar

swadaya.2007 p.28 – 35

8. Handayani ,Hendrastuti dan Fajriani sifat kariogenik makanan pada anak – anak

J kedokteran gigi (1) :247 -250

9. Budisuari MA ,Oktarina,Mukjarab MA ,hubungan pola makan dan kebiasaan

menyikat gigi dengan kesehatan gigi dan mulut(karies) di Indonesia,bulletin

penelitian system kesehatan ,2010 (1):p 83-91

34

Page 35: Dewi Sartika

10. Haryani W, Hadi H, Hendratini Y ,hubunhan antara komsumsi karbohidrat

dengan tingkat keparaha karies pada anak usia prasekolah di kecamatan

depok ,sleman Yogyakarta ,2002(3):131 - 138

11. Yumiko kawashita,masayasu kitamura,and toshiyuki saito , international journal

of dentistry , early childhood caries 2011 jul ( vol 11):1-7

12. Iida Hiroko dkk:ECC pediatrics of ficial journal of American academy

pediatrics, 2011:p 944-951

13. Bechal, Oyston, Sally; kidd A.M Edwina in:narlan sumawinta,lilian yuliono

editor dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya, Jakarta EGC. 1991

p. 1-5 e

14. Wahjuri.P.H ,suryati F. hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang

anak usia 5 -6 tahun, jurnal penelitian kesehatan suara forikes, 2011 jan (11):44-

50

35