Top Banner
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI Tahun Sidang : 2018-2019 Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Direktur Utama Perum LKBN Antara Hari, Tanggal : Senin, 18 Maret 2019 Pukul : 11.54 WIB - 14.09 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl. Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara : Penjelasan Direktur Utama Perum LKBN Antara mengenai Kesiapan Perum LKBN Antara dalam mendukung Pemilu Tahun 2019 Hadir : PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 4. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Ir. Rudianto Tjen 6. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 7. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 8. Andreas Hugo Pareira 9. Drs. Ahmad Basarah, MH FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 10. Meutya Viada Hafid 11. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 12. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 13. Venny Devianti, S. Sos. 14. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn. FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 15. H. Ahmad Muzani 16. Martin Hutabarat 17. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 18. Rachel Maryam Sayidina 19. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 20. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si.
30

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

Aug 28, 2019

Download

Documents

dinhthu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI I DPR RI

Tahun Sidang

: 2018-2019

Masa Persidangan : IV Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan Direktur

Utama Perum LKBN Antara Hari, Tanggal : Senin, 18 Maret 2019 Pukul : 11.54 WIB - 14.09 WIB Sifat Rapat : Terbuka Tempat : Ruang Rapat Komisi I DPR RI, Gedung Nusantara II Lt. 1, Jl.

Jenderal Gatot Soebroto, Jakarta 10270 Ketua Rapat : Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari, Ketua Komisi I DPR RI Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara :

::

Penjelasan Direktur Utama Perum LKBN Antara mengenai Kesiapan Perum LKBN Antara dalam mendukung Pemilu Tahun 2019

Hadir :

PIMPINAN: 1. Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari (F-PKS) 2. Ir. Bambang Wuryanto, M.BA. (F-PDI Perjuangan) 3. Asril Hamzah Tanjung, S.IP. (F-Gerindra) 4. H.A. Hanafi Rais, S.IP., M.PP. (F-PAN) ANGGOTA: FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 5. Ir. Rudianto Tjen 6. Dr. Effendi MS Simbolon, MIPol. 7. Dr. Evita Nursanty, M.Sc. 8. Andreas Hugo Pareira 9. Drs. Ahmad Basarah, MH

FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 10. Meutya Viada Hafid 11. Bobby Adhityo Rizaldi, S.E., Ak., M.B.A., C.F.E. 12. Dave Akbarshah Fikarno, M.E. 13. Venny Devianti, S. Sos. 14. H. Andi Rio Idris Padjalangi, S.H., M.Kn.

FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA) 15. H. Ahmad Muzani 16. Martin Hutabarat 17. H. Biem Triani Benjamin, B.Sc., M.M. 18. Rachel Maryam Sayidina 19. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. 20. Elnino M. Husein Mohi, S.T., M.Si.

Page 2: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

2

21. Andika Pandu Puragabaya, S.Psi, M.Si, M.Sc. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) - FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 22. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. 23. Budi Youyastri FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB) 24. Drs. H.A. Muhamin Iskandar, M.Si. 25. Arvin Hakim Thoha 26. Drs. H. Taufiq R. Abdullah

FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS) 27. Dr. H. Jazuli Juwaini, Lc., M.A. 28. H. Sukamta, Ph.D.

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 29. Dra. Hj. Lena Maryana FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (F-NASDEM) 30. Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A. 31. H. M. Ali Umri, S.H., M.Kn. FRAKSI PARTAI HATI NURANI RAKYAT (F-HANURA) 32. Drs. Timbul P. Manurung

Anggota yang Izin : 1. Ir. H. Satya Widya Yudha, M.E., M.Sc. (F-PG) 2. Charles Honoris (F-PDIP) 3. Junico BP Siahaan (F-PDIP) 4. Yadi Srimulyadi (F-PDIP) 5. Bambang Atmanto Wiyogo, S.E. (F-PG) 6. Dr. Jerry Sambuaga (F-PG) 7. Teuku Riefky Harsya, B.Sc., M.T. (F-PD) 8. Dr. Sjarifuddin Hasan, S.E., M.M., M.B.A. (F-PD) 9. H. Darizal Basir (F-PD) 10. Ir. Hari Kartana, M.M. (F-PD) 11. KRMT Roy Suryo Notodiprojo (F-PD) 12. Ir. Alimin Abdullah (F-PAN) 13. H.M. Syafrudin, S.T., M.M. (F-PAN) 14. Drs. H.M. Syaiful Bahri Anshori, M.P. (F-PKB) 15. Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A. (F-PKS) 16. Moh. Arwani Thomafi (F-PPP) 17. H. Syaifullah Tamliha, S.Pi., M.S. (F-PPP) 18. Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra (F-NASDEM) 19. Prananda Surya Paloh (F-NASDEM)

Undangan

:

1. Direktur Utama Perum LKBN Antara, Meidyatama Suryodiningrat;

2. Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara, Drs. H. Akhmad Munir;

3. Direktur Keuangan, SDM, dan Umum Perum LKBN Antara, Nina Kurnia Dewi, S.TP, M.BA.;

4. GM Manajemen Strategis Perum LKBN Antara, Darlim

Page 3: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

3

Jalannya Rapat: KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semuanya.

Saya ucapkan selamat datang kepada yang terhormat Direktur Utama LKBN Antara,

Bapak Meidyatama Suryodiningrat, beserta jajaran yang hadir pada Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI pada hari ini Senin 18 Maret 2019.

Pimpinan dan Anggota Komisi I yang saya hormati.

Berdasarkan informasi dari sekretariat saat ini rapat telah ditandatangani oleh 7 (tujuh)

fraksi, dengan demikian kuorum fraksi terpenuhi. Dan saya kira rapat kita bisa kita segera mulai. Dengan mengucapkan bismillaahirrohmaanirrohiim rapat ini saya nyatakan di buka.

KETOK PALU : 1 KALI

(RAPAT DI BUKA PUKUL 11.54 WIB) Pada hari ini Komisi I DPR RI melaksanakan RDP dengan Perum LKBN Antara dengan

agenda Penjelasan Dirut LKBN Antara mengenai kesiapan Perum LKBN Antara dalam mendukung Pemilu 2019. Agendanya tunggal, dan nanti mungkin ada agenda lain-lain yang bisa kita diskusikan setelah presentasi dari Dirut Perum LKBN Antara sebagaimana agenda yang kita sepakati pada hari ini.

Untuk itu langsung saja kepada Bapak Meidyatama Suryodiningrat untuk mempresentasikan bahan paparan pada hari ini.

Kami persilakan.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT):

Bismillaahirrohmaanirrohiim. Yang saya hormati, Bapak Ketua Komisi I Bapak Abdul Kharis Almasyhari; Yang saya hormati, Ibu dan Bapak para Anggota Komisi I DPR. Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

Sebelum kami mulai ijinkan saya memperkenalkan diri. Saya adalah Meidyatama

Suryodiningrat. Saya adalah Direktur Utama LKBN Antara, sudah menjabat sebagai Direktur Utama sejak awal 2016.

Ijinkan saya juga memperkenalkan, sebelah kiri saya adalah Ibu Nina Kurnia Dewi, Beliau adalah Direktur Keuangan LKBN Antara. Sebelah kanan saya adalah Bapak Ahmad Munir, Direktur Pemberitaan LKBN Antara. Beliau adalah salah satu contoh, Beliau sebelum di angkat tahun lalu sebagai Direktur Pemberitaan adalah Kepala Biro Antara di Jawa Timur. Kami juga didampingi oleh sekretariat kami dan juga oleh bagian mansrat kami.

Ijinkan ada sedikit presentasi yang ingin kami sampaikan. pertama sekali lagi mengingatkan dan mengenalkan lagi mengenai LKBN Antara. Mungkin secara sejarah, tahun ini LKBN Antara menyambut ulang tahunnya yang ke 82, jadi kami sudah lebih tua dari Republik Indonesia. Perjalanannya panjang. Tapi yang mungkin perlu adalah poinnya adalah disini bahwa

Tampubolon; beserta jajaran.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

4

pada tahun 60-an LKBN Antara langsung di ambil di bawah negara, dan di saat itu di bawah presiden, khususnya di bawah Sekretariat Negara.

Dalam perjalanannya lagi setelah reformasi, Antara pada tahun 2007 itu menjadi sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Perbedaannya yang utama adalah, setelah 2008 Antara menjadi bagian yang setengah komersil sebagai sebuah BUMN.

Memang tugas kami saat ini adalah mengurangi sebanyak mungkin ketergantungan terhadap biaya-biaya yang terkait dengan negara. Kami masih menerima biaya dari negara dalam bentuk PSO melalui Kementerian Keuangan dimana kuasa pengguna anggaran itu adalah Kominfo. Jadi dalam hal ini agak unik Pak. Sebenarnya secara organisasi kami di bawah BUMN, tapi kuasa pengguna anggaran kami adalah Kominfo.

Saat ini jumlah PSO kami mencakup sekitar 45 persen dari total anggaran. Jadi yang 55 persen itu harus berjuang mencari sendiri. Namun kami juga cukup bangga bahwa selama 3 tahun terakhir dalam periode direksi kami Antara itu termasuk perusahaan BUMN yang profitable. Jadi kalau Bapak lihat ada BUMN yang merugi, Antara tidak termasuk dalam hal itu. Tentunya ini juga merupakan perjuangan dimana kami juga harus mengemban misi kenegaraan untuk menjalankan dan membuat berita-berita yang sesuai dengan program pembangunan dan kebijakan Pemerintah dan DPR secara menyeluruh.

Misi kami selain memang memberikan informasi jurnalistik, produk, serta jasa informasi dan komunikasi, serta terus maju sebagai perusahaan yang mandiri. Kami memiliki dua hal, yaitu layanan yang memberikan pemberitaan untuk kebutuhan masyarakat, tapi juga adalah layanan atau bekerja dalam hal yang berbentuk komersil. Secara khusus kami dalam hal ini membentuk kerjasama-kerjasama dalam bentuk ‘imbal siar’ maupun kerjasama dalam bentuk kantor berita yang kantor berita asing, seperti Reuters, seperti Bloomberg, dan sebagainya, itu melalui kerjasama dengan Antara untuk bisa masuk ke pasar di Indonesia. Itu adalah bagian dari tugas kami.

Produk utama kami selain text hard news, pasti ada foto. Foto-foto Antara sudah sangat terkenal. Tapi kami juga memiliki infografis dan siaran video dan TV saat ini.

Khusus mengenai persiapan mengenai pemilu, kami memiliki kurang lebih 600 wartawan di seluruh Indonesia. Selain biro di 32 provinsi juga memiliki beberapa koresponden di luar negeri. Produk kami banyak sekali, ratusan ribu. Sehari itu rata-rata antara 700 sampai 1.000 berita yang kami hasilkan.

Angka pelanggan kami adalahl kurang lebih kami memiliki 300 pelanggan media dan pemda di seluruh Indonesia. Jadi benar-benar kalau di lihat seperti apa yang terjadi musibah yang terjadi semalam berbagai musibah di Nusantara, kalau di lihat koran-koran di seluruh Nusantara mayoritas itu harus mengambil berita dari Antara, karena mereka pasti tidak memiliki koresponden ataupun stringer di wilayah-wilayah tersebut.

Harus di ingat, dalam melihat media di Indonesia kita tidak bisa berpatokan kepada Jakarta/kepada media-media yang besar yang memiliki jangkauan network yang sangat luas. Di berbagai provinsi sekali koran-koran yang kecil. Apalagi yang banyak tumbuh adalah online-online yang menurut Dewan Pers jumlahnya sekarang adalah puluhan ribu.

Tantangannya memang begini untuk kami, bagaimana bisa menjual produk Antara yang dibutuhkan oleh mereka tapi bahwa kondisi ekonomi dan industri media pada akhirnya tidak mampu untuk mereka berlangganan Antara. Kemampuan media-media di Jakarta sangat besar. Tapi Bapak bisa bayangkan, misalnya saya berikan contoh, di Bengkulu itu ada 10 koran lokal, 10 koran di Bengkulu surat kabar, kemampuan ekonomi mereka juga sangat pas-pasan/sulit, sehingga kami eringkali harus mengambil kebijakan dimana biaya langganan itu harus kami subsidi. Itu pasti terkait dengan dana dan biaya lagi.

Terus terang Pak jumlah pelanggan kami itu sangat kecil kalau Bapak bandingkan dengan jumlah media di seluruh Indonesia. Jumlah pelanggan kami itu 300. Mungkin yang media itu hanya dua pertiganya, jadi hanya sekitar 200.

Koran, online, dan sebagainya di Indonesia itu ribuan. Mereka itu rata-rata tetap memakai Antara, tapi kata halusnya ‘nyolong’ saja Pak, sehingga mereka menyolong dari portal. Portal kami memang masih kecil. Tapi tidak kecil-kecil sekali, rata-rata sebulan itu ada sekitar 7 juga page views. Selain itu kami juga menjaga ada puluhan, 30 lebih portal daerah. Sehingga kalau Bapak membuka antaranews.com di Jakarta Bapak pasti akan mendapatkan berita-berita

Page 5: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

5

yang terkait di Jakarta. Tapi bila Bapak ke Surabaya, ke Makassar, atau apa, itu langsung terkait dengan berita-berita lokal.

Selain itu kami juga memiliki belasan ribu titik yang kami sebut dengan i-media. Mungkin di rumah sakit atau di bandara atau di beberapa tempat strategis lainnya, seperti kementerian, dan juga ada beberapa belas di luar negeri, ada sebuah TV-TV yang mengisi ruang publik yang kemudian memberikan informasi terkait dengan kegiatan pembangunan, kegiatan Pemerintah, dan kegiatan DPR.

Dan perlu saya garis bawahi, bahwa saya sebut ‘kegiatan DPR’ tidak untuk menyenangi Ibu dan Bapak Anggota, tapi kami memang telah menjalin kerjasama yang cukup lama dengan bagian komunikasi di DPR.

Terkait dengan pemilu, sebenarnya tugas kami ada beberapa. Yang pertama adalah memberikan layanan informasi publik secara pemilu. Kami sangat berusaha dalam hal ini menjaga keseimbangan. Tapi saya sudah pengalaman cukup lama menjadi wartawan, maaf Pak dan Ibu, paling tidak enak jadi wartawan itu saat pemilu. Karena apa, pasti di anggap terlalu ke kanan atau terlalu ke kiri, terlalu banyak berita yang satu atau yang dua, semua pihak pasti protes di saat yang sama. Kesulitannya memang adalah bagaimana memilah secara jujur antara berita yang di sebut dengan berita Pemerintah dan negara yang memang terus berlangsung secara sehari-hari dan berita-berita pemilu. Tapi itulah tugas kami, itulah bagian dari tantangan yang kami memang harus hadapi.

Selain itu yang kami tekankan juga adalah kerjasama dengan KPUD dan Bawaslu daerah. Kami memiliki kerjasama secara langsung dengan sedikitnya 8 KPUD dan Bawaslu di tingkat provinsi.

Pada persiapan pemilu lainnya adalah kami juga bertugas membuat tulisan-tulisan inspiratif yang lebih mendorong kepada arah meriahnya sebuah pemilu sebagai bagian dari demokrasi Indonesia. Untuk sementara tajuk kami dengan kegiatan tersebut di sebut dengan ‘Merayakan Demokrasi Indonesia’.

Pada saat menjelang dan pada hari pemilu kami cukup yakin dapat menjangkau kurang lebih 250 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Memang ini mungkin hanya kurang dari setengah, tapi dengan demikian kami juga menjadi semakin sadar betapa besarnya negara ini.

Jumlah pegawai Antara saat ini adalah sekitar 1.100, termasuk yang di Jakarta maupun di daerah. Itupun juga tidak bisa mencapai setengah dari kabupaten/kota di Indonesia.

Selain dari itu selama beberapa bulan terakhir kami juga telah membuka sebuah kanal khusus mengenai pemilu di dalam sosial media maupun di dalam portal. Kata gampangnya itu adalah sebagai sebuah microsite yang bisa di akses di pusat maupun di daerah.

Saya rasa demikian Pak, itu yang paling utama. Kami sangat terbuka terhadap berbagai masukan, usulan, dan kritikan lainnya dari Komisi I yang kami hormati.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Terima kasih atas paparan dari Dirut LKBN Antara, Bapak Meidyatama Suryodiningrat.

Sekaligus juga membuat kami paling tidak menjadi lebih optimis, karena dari dulu kalau sumbernya Antara pasti terpercaya. Jadi sejak saya masih mahasiswa dan jadi wartawan di kampus itu pokoknya kalau sudah Antara ini bisa di percaya, dia bisa netral, bisa independen, dan seterusnya. Mudah-mudahan tradisi independensi Antara bisa dipertahankan sampai kapan pun.

Di meja Pimpinan sudah ada satu yang akan memberikan pendalaman, yaitu Ibu Lena Maryana, Ibu Evita. Yang pertama Ibu Lena. Pak Prof nanti, Pak Prof yang ketiga.

Silakan, Ibu Lena.

Page 6: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

6

F-PPP (Dra. Hj. LENA MARYANA): Terima kasih Pak Ketua Kharis.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Pak Dirut, Meidyatama, beserta seluruh jajaran Antara; Ibu/Bapak Anggota Komisi I yang berbahagia dan kami muliakan.

Sebagaimana tadi disampaikan oleh Pak Kharis, Antara ini adalah media terpercaya,

dan kepercayaan itu adalah modal utama dalam menyiarkan berita, terlebih di tengah banyaknya berita-berita fake news, hoax, dan juga hate speech. Bahkan kalau di New Zealand itu sudah menjadi hate crime, dan kami sangat amat berduka dengan apa yang terjadi di New Zealand dengan tewasnya 49 orang di dua masjid. Sekarang sudah menjadi 50. Dan beberapa luka-luka yang lainnya.

Ini pernyataan keprihatinan kami, Pak Meidyatama. Dan semuanya memang bersumber dari pemberitaan. Jadi bisa dibayangkan kalau berita ini yang dipakai untuk kepentingan-kepentingan yang seperti tadi itu sungguh luar biasa mengerikannya, dan mengancam peradaban, dan termasuk juga mengancam kehidupan kemanusiaan kita juga.

Dan kami sekaligus juga mengucapkan selamat ulang tahun ke-82 dan lebih tua usianya di banding republik ini. Usia 82 itu adalah usia yang sangat matang. Terlebih lagi bahwa Antara ini juga menyandang misi sebagai public service obligation yang tentu saja punya tugas juga untuk memberitakan apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah tanpa harus ada keberpihakan menyangkut tahun pemilu pada tahun 2019 ini.

Dan saya mendengar bahwa Antara ini sekarang sudah menjadi Perum sejak 2017. Dan luar biasanya di bawah Peruri ya, rencananya di bawah Peruri, Prof. Bachtiar. Peruri yang mencetak uang. Itu yang kami dengar beritanya yang baru rencananya yang sementara ini tergabung dalam cluster National Publishing and News Coorporation bersama dengan Balai Pustaka, dan juga tadi itu ada cluster dengan Peruri tadi ya.

Ini mungkin juga harus ada komunikasi nanti dengan Komisi VI, karena Komisi VI yang membawahi BUMN. Ini harus ada perbincangan secara khusus menurut saya yang menempatkan Antara pada posisi yang semestinya.

Dan saya juga mendengar ini dari bergabungnya di bawah tadi BUMN kan, Pak Meidyatama sendiri juga mengatakan 2019 ini akan berubah menjadi persero rencananya. Ini perbincangan yang menurut saya yang mesti diketahui oleh Komisi I, dan bisa nanti di komunikasikan dengan Komisi VI di BUMN.

Kalau TVRI itu adalah lembaga penyiaran publik, kemudian RRI juga lembaga penyiaran publik, harusnya Antara juga bisa berdiri sebagai posisi yang kokoh sebagai pusat pemberitaan yang mungkin bisa mengambil contoh di negara-negara yang sudah punya semacam posisi seperti LKBN Antara.

Dan terkait dengan Pemilu 2019 ini soal masih sebagai lembaga terpercaya dan di kutip oleh banyak media, saya melihat ada tantangan yang juga cukup luar biasa dihadapi oleh Antara, karena begitu cepatnya perkembangan IT, kemudian media sosial, yang sekarang ini menjadi rujukan. Kita suka atau tidak suka media-media yang online itu karena dia sifatnya sangat cepat, dia dengan fiber optic dalam satu detik. Bahkan ada yang namanya detik.com, detik.com itu memang per detik itu sampai ke meja kita, dan ini tantangan untuk Antara bagaimana adu cepat supaya misi/visi yang ini kami sudah dibekali oleh Sekretariat Komisi I ini betul-betul bisa terus terjaga. Misi dan visi tidak perlu kami bacakan, karena semua juga sudah paham apa yang di emban oleh Antara.

Kalau LPP RRI, LPP TVRI ini juga ada slot-slot untuk kaitannya dengan bagaimana mensosialisasikan pemilu damai, bagaimana mensosialisasikan tahapan penyelenggaraan pemilu, termasuk bagaimana nanti masyarakat pemilih yang memiliki hak eligible voters itu masuk ke dalam TPS yang tidak memakan waktu. Menurut saya LKBN Antara juga punya tugas yang sama seperti itu, karena pemilu ini walaupun TPS jumlahnya sudah dikurangi pemilih, dari 500 pada 2014 menjadi 300, sehingga TPS-TPS nya ini bertambah sampai 800 ribu. Dan 300

Page 7: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

7

orang ini karena pemilunya serentak antara pemilu presiden dengan pemilu legislatif tentunya sosialisasi kepada pemilih ini harus di bantu oleh lembaga-lembaga yang tadi saya sebutkan, termasuk LKBN Antara.

Terkait misalnya berapa surat suara yang di terima oleh pemilih, kemudian bagaimana cara melakukan pemilih, termasuk penjelasan tentang pemilu presiden itu diikuti oleh calon yang dicalonkan oleh partai politik, ada dua calon, kemudian pemilu legislatif yang memilih anggota DPR RI, DPD RI, dan DPRD, ada perbedaan yang cukup signifikan misalnya antara DPR RI, DPRD, dengan DPD RI.

DPR RI dan DPRD itu pesertanya adalah partai politik. Gambarnya di surat suara itu hanya gambar lambang parpol, tidak ada foto calegnya. Jadi kalau kita melihat bertebaran gambar-gambar caleg di pinggir jalan ini berpotensi membingungkan pemilih, karena ketika di buka surat suaranya tidak ada fotonya, ternyata hanya ada namanya dengan nomor urut. Dan itu tidak di sosialisasikan bahwa ya memang tidak ada karena pesertanya pemilunya adalah partai politik sehingga gambarnya hanya gambar partai politik.

Kemudian kenapa DPD RI ada fotonya, karena memang pesertanya adalah perorangan, jadi individu. Dan juga kenapa misalnya nomor urut DPD RI ini sekarang bukan mulai dari angka 1, tetapi dimulai dari angka 21. Ini potensi-potensi yang membuat nanti ketika masyarakat masuk ke dalam TPS itu kebingungan dan bertanya-tanya juga nanti surat suara yang untuk DPR RI dan DPRD juga dari nomor urut 16 tiba-tiba lompat ke 19 sampai 20. Yang 4 nya kemana, padahal itukan 4 adalah partai lokal. Jangan-jangan berpikir apakah surat suara saya salah.

Ini contoh-contoh yang menurut saya penting untuk kita sosialisasikan untuk mengurangi kebingungan dan waktu penghitungan. Termasuk juga nanti pada saat pelaksanaan quick count. Dengan tadi digambarkan kesiapan infrastruktur SDM dari LKBN Antara menurut saya ini juga potensi yang cukup luar biasa untuk ikut memantau yang namanya quick count, karena quick count itu bisa dilakukan 2 jam setelah penutupan pemilihan di waktu Indonesia Bagian Barat. Bukan di Waktu Indonesia Bagian Timur, karena kalau 2 jam Waktu Indonesia Bagian Timur itu masih terselenggara pemilu di daerah Indonesia Bagian Barat.

Kemudian juga bagaimana mensosialisasikan untuk menjadi pemilih cerdas. Termasuk juga bagaimana mensosialisasikan perempuan-perempuan untuk bisa duduk di parlemen dengan jumlah 30 persen yang itu sudah termuat dalam Undang-Undang Pemilu. Dan angka 30 persen contohnya misalnya, tulisan-tulisan mengenai pentingnya tadi kepesertaan ikut memilih, kemudian juga representasi perempuan, termasuk juga rekam jejak dari para caleg yang tentunya juga bisa dilakukan secara berimbang oleh LKBN Antara. Jadi saya amat sangat berharap dengan posisi LKBN Antara ini menjadi rujukan yang betul-betul. Karena media mainstream pun ini ada beberapa yang terpeleset yang sudah di tegur oleh Dewan Pers, yang sudah di beri sanksi oleh Dewan Pers. Termasuk juga lembaga penyiaran yang sudah diberi sanksi oleh Komisi Penyiaran.

Dan juga terkait dengan peran kami di Komisi I, mitra kerja kami dengan KIP, Keterbukaan Informasi Publik undang-undangnya sudah ada, itu juga menjadi hak publik untuk mengetahui apapun yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara maupun apa yang terjadi di tanah air. Jadi menurut saya prinsip-prinsip sepert itu bisa dilakukan oleh Antara dengan menurunkan tulisan-tulisan, laporan-laporan, kemudian sosialisasi-sosialisasi. Karena hari ini kita bicara khusus untuk menyambut Pemilu 2019 yang sudah waktunya tidak lama lagi.

Tadi saya belum memperkenalkan diri, karena memang baru pertamakali saya ikut rapat dengan LKBN Antara. Nama saya Lena Maryana dari daerah pemilihan DKI II (dua), Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Luar Negeri, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Saya kira itu dulu sementara, Ketua, terima kasih. Kurang lebihnya saya mohon maaf.

Billaahitaufiq Wal Hidaayah Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

8

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Jadi tadi rambu-rambu komprehensif dari Komisi I sudah disampaikan oleh Ibu Lena,

mohon diperhatikan dari LKBN Antara, jadi sudah terangkum semuanya tadi. Terima kasih, Ibu Lena, sudah di wakili kita. Dari mulai perempuan sampai teknis sudah semuanya, maksudnya LKBN Antara sudah dapat rambu-rambunya. Jadi sudah diingatkan, sudah diingatkan sama Ibu Lena tadi semuanya. Tapi masih ada yang tersisa, karena Ibu Evita belum bicara.

Silakan, Ibu Evita.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.): Terima kasih Bapak Pimpinan.

Dirut LKBN Antara dan Tim yang saya hormati, Ada beberapa catatan sebenarnya. Saya masuk ke topik utama dulu saja, menghadapi

pemilu. Tadi sudah panjang lebar Pak Dirut mengatakan posisinya seperti apa LKBN Antara ini, dan juga Ibu Lena tadi juga sudah menyampaikan. Saya hanya mengingatkan saja. Secara jurnalistik memang harus netral. Tetapi ingat, Antara ini perum, uangnya dari negara. Banyaknya sekarang ini berita hoax mengenai kinerja Pemerintah. Program yang bagus-bagus itu diputarbalikkan di masyarakat. Kewajiban dari LKBN Antara untuk menginformasikan yang benar kepada masyarakat. Jadi program pemerintah, kinerja pemerintah, itu wajib di sosialisasikan oleh LKBN Antara itu. Tapi secara jurnalistik memang harus netral.

Kemudian tadi Bapak mengatakan sebagai ini harus menjaga keseimbangan. Itu mah kalau Kompas, kalau yang swasta apa segala macam. Bapak ini tetap, stigmanya itu adalah Pemerintah. keseimbangan apa yang harus di jaga. You are pay by the government, you are funding by the government, harus keberpihakan itu kepada Pemerintah. Itu kalau saya. Makanya saya bilang boleh bicara tidak, tapi berbeda. Ijin Pak Ketua dulu.

Kemudian poin selanjutnya catatan saya disini, saya mendengar kemarin ini ada yang demo-demo ini, ini kenapa ada yang nutut kenaikan gaji, terus ada yang sudah di kontrak 16 tahun, pegawai kontrakan belum juga di angkat. Ini sebenarnya permasalahan kepegawaian ini seperti apa, karena di paparan tadi tidak ada Pak. Paparan yang bagus-bagus saja tadi soalnya.

Kemudian saya juga mau tahu dari demo itu langkah konkrit apa yan gdi ambil, karena setelah berita demo itu apa yang dilakukan oleh LKBN Antara ini saya tidak bisa dapat, apa langkah-langkah yang di ambil sebenarnya oleh LKBN Antara.

Antara inikan punya PR Wire, antaranya itu Antara TV. Saya mau tanya, apakah dari segi pemasukan itu menguntungkan atau tidak keberadaan daripada Antara TV ini. Kalau tadi dikatakan sebenarnya bisa digabungkan ke LPP, yang namanya untuk TV nya kita sudah punya TVRI, kalau untuk radionya kita sudah punya RRI. Sebenarnya Antara iikan antaranya printed media, ini yang kita belum. Apakah memang dibukanya Antara TV ini menguntungkan dari aspek finansialnya.

Kemudian saya juga ingin tahu berapa anggaran? Tadi Bapak katakakn anggaran Bapak itu masih nyantel di Kominfo. Sebenarnya dari dulu kita punya kebingungan di Komisi I ini status LKBN ini sebenarnya dimana. Anggaran Kominfo, pengawasan Komisi 1, tapi laporan ke BUMN. Ini mungkin status dari LKBN ini harus jelas juga. Status Bapak itu sama dengan LSF, tidak jelas tuannya itu siapa. Jadi ini harus diperjelaskan. Selalu di bilang harus nanti persetujuan Menteri BUMN, setiap bicara kan persetujuan Menteri BUMN. Jadi kebijakan ada di Menteri BUMN, anggaran ada di Kominfo, pengawasan ada di Komisi I. Dulu kita punya rencana di Undang-Undang Penyiaran kita mau gabungkan TV, LPP, TVRI, RRI, dan Antara. Memang idealnya seperti itu. Tapi karena mandegnya Undang-Undang Penyiaran, memang pembahasan ini tidak berlanjut.

Mengenai TV tadi, anggaran Bapak itu satu tahun berapa sebenarnya? PNBP nya? Bapak laporkan kan ada pemasukan tambahan dari yang lain-lain, berapa PNBP tahunan

Page 9: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

9

sebenarnya? Karena saya melihat, maaf Pak Dirut, LKBN Antara ini dulu mempunyai posisi yan gluar biasa. Sekarang menurun saya katakan, positioning dari LKBN Antara ini menurun sekali. Tidak seperti dulu, orang pokoknya kalau mau cari berita ‘Antara’. Sekarang ini bagaimana kita mengembalikan positioning dari pada Antara ini ke depan.

Dan Bapak katakan tadi bahwa kalau media asin itu harus berkolaborasi dengan Antara tadi di bilang. Tapi kan kita tahu internet ini dunia tanpa batas sekarang ini. Mereka bisa bilang mereka mengutip dari Detik. Mereka tidak salah, CNN sudah punya CNN lokal. Sekarang ini berita apa yan gbisa disajikan oleh Antara ke media luar. Karena sekarang bingung saya, RRI sudah punya TV. Ini apa semua berlomba-lomba punya TV digital. RRI punya TV menyaingi TVRI, Antara punya TV. Ini seperti bagaimana sebenarnya kita harusnya punya tanggungjawab kita masing-masing, wilayah-wilayah ke depan kita itu mana. Jadi kalau semuanya sedikit-sedikit, tidak akan bisa kita mempunyai positioning yang kuat. Tapi kalau Antara itu fokus terhadap printed media, yang sekarang printed media itu sudah online, harusnya fokus disitu, tidak usah pakai TV lagi. Kepada koresponden yang di luar link-nya itu ke TVRI ketika mereka ingin mengambil berita-berita yang kaitannya dengan TV. Saran saya saja ini, Pak Dirut. Tapi kan Bapak di bawah BUMN, saya tidak bisa ngomong.

Di Jepang itu mereka bisa mempertahankan positioning dia. Kalau di China itu ada Xinhua, ada Kyodo milik Jepang, kemudian Perancis ada AFP, ada Asosiasi Press milik AS, positioning mereka itu tidak pernah berubah. Walaupun maraknya media online yang tumbuh tapi mereka punya positioning itu tidak berubah. Kita ingin ke depan, Pak Dirut, ini Antara juga tidak berubah. Yang sempat turun sekarang ini kita pompa, kita naikkan lagi positioning-nya ke atas. Kalau mau cari berita yang kredibel, berita yang benar, itu mereka carinya di Antara.

Kemudian Bapak mengatakan tadi kantor beritanya ada 4 ya di luar negeri? Koresponden. Kalau dulu kan Antara ini punya kantor berita di luar negeri, biro kan. Tutup semua kan? Kenapa saya katakan itukan turun namanya kita, bukan naik. Begitu banyak kantor-kantor kita sebelumnya, ada 14 kita itu di 2007, 14 kantor perwakilan. Sekarang bukan naik, justru sekarang menurun. Dan kita cuma punya sekarang yang Bapak katakan tadi ‘koresponden’.

Jadi ini yang saya harapkan ke depan. Apa anggarannya yang jadi masalah? Kreatifitasnya yang menjadi masalah? Apa-apa yang sebenarnya ini? Apa yang kita butuhkan untuk mengembalikan positioning dari Antara ini seperti dulu lagi. Karena kita tahu tadi yang disampaikan oleh Ibu Lena dengan maraknya berita hoax, fitnah, masyarakat kita sudah tidak tahu lagi berita yang benar. Jadikanlah Antara ini menjadi produk unggulan bahwa berita yang benar itu adanya di Antara. Jadi orang baca berita mau mencari suatu kebenaran adanya di Antara terhadap salah satu isu.

Jadi saya rasa demikian saja. Saya tolong di jawab anggarannya. Saya lupa Pak, kita juga yang membahas waktu itu yang dicantolkan itu berapa. Tadi Bapak bilang staf Bapak ada seribuan ya, kan cukup banyak. Biasanya kan kalau kita masalah itu pasti ada kaitannya dengan anggaran yang saya dengar. Bagaimana positioning anggaran kita.

Terima kasih Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih Ibu Evita. Sepakat bahwa LKBN Antara harus menjadi referensi sumber berita yang paling benar,

paling bisa dipercaya. Mungkin juga memahami juga 2007 kesini koresponden luar negeri di tutup karena memang harus menghidupi dirinya sendiri. Hanya PSO kan ya, dari APBN hanya PSO. PSO nya pun ditentukan oleh Kementerian Keuangan atas ininya dari Kominfo. Yang itupun kita luput membahas juga, karena memang mungkin jumlahnya juga tidak seberapa barangkali. Mungkin saya membayangkan posisinya kayak kantor pos, PSO kan, dia mengharapkan PSO kan. Jadi secara struktural ada di BUMN, secara pengawasan karena PSO nya melalui Kominfo maka pengawasan di DPR nya melalui Komisi I. Jadi memang agak membingungkan. Tapi boleh lah kita bingung untuk urusan ini, tapi untuk urusan referensi berita mudah-mudahan tidak membingungkan yang dihasilkan oleh Antara.

Baik, selanjutnya Prof. Bachtiar. Silakan, Prof.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

10

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Pimpinan beserta Anggota Komisi I yang terhormat; Pimpinan Antara beserta staf yang hadir pada hari ini yang saya muliakan.

Saya pribadi dengan Antara ini agak melankoli, sentimental. Kenapa begitu, karena

tokoh Antara itu yang membuat buku tentang sejarah Antara, Subagyo IN. Buku tebal itu, saya pikir sudah wajib di cetak ulang, supaya orang tahu identitas sejarah daripada Antara. Kalau tidak menjadi buih saja, orang tidak tahu lagi. Karena perjuangan sepak terjangnya sebagai media perjuangan dan sebagainya. Jadi akhirnya apa yang terjadi, dia lambat-laun kehilangan identitas di tengah-tengah belantika media yang canggih sekarang. Jadi kalau kita simpulkan dengan bahasa sederhana maka Antara ini:

‘kakap tumbuh di batu, hidup enggan mati tak mau’ ‘dikatakan mati akarnya putus, dikatakan hidup pucuknya hijau’ Jadi artinya apa, memang positioning-nya seperti kata Ibu Evita dan Ibu Lena itu

terombang-ambing. Mengapa terombang-ambing, karena positioning-nya tadi itu tidak begitu jelas. Kepalanya ada disini, ekornya ada disana. Itu istilahnya Almarhum Pak Subagyo IN.

Jadi maksud saya sekarang adalah kita ingin memberikan PR kepada Antara. Coba Anda mengadakan sarasehan nasional untuk melakukan self critic dimana posisi kita.

Anda jangan di ombang-ambing. Anda ini 82 tahun, sebentar lagi mau dibubarkan kalau tidak jelas positioning-nya. Anda ini termasuk yang ikut mewarnai Republik Indonesia ini berdiri. Jangan orang lain menjadi pahlawan kesiangan. Anda harus bangkit sekarang. Masih banyak saksi-saksi sejarah.

Saya ikut betul mengenai soal peranan Antara ini. Dan saya berterima kasih kepada Antara mengapa, ketika media lain belum ada di tahun 1983 tidak punya perwakilan, itu Antara yang memberitakan seorang Bachtiar Aly lulus dengan Suma Kum La Ode dengan nilai 10. Yang pertama diberikan keapda orang asing, mahasiswa asing. Yang memberitakan itu Antara, karena pada waktu itu perwakilannya di Hamburg yang di pimpin oleh Parnihadi yang kemudian menjadi anu-nya RRI. Saya berterima kasih betul. Kalau tidak ada Antara tidak ada yang memberitakan itu. Jadi artinya apa, banyak jasa-jasa yang lain. Ketika Bung Karno sudah tidak ada lagi, masa transisi itu siapa yang mengisi di luar negeri corong kita, Antara.

Jadi Anda ini ‘lesu darah’ betul-betul. Saya sedih saja lihat. Bapak/Ibu datang hari inipun nampaknya juga lesu darah. Tapi saya yakin karena ini hari Senin mungkin ada yang puasa, jadi lesu-lesu sedikit lah. Jadi maksud saya Anda ini harus bangkit, lakukan revitalisasi, tunjukkan positioning kita. Kita tidak mau di bawah BUMN macam-macam. Kita mau model seperti misalnya TVRI, kita punya positioning sendiri. Pasti di dukung oleh Komisi I. Dan tunjukkan apa kontribusi kita.

Jadi tidak heran kalau Ibu Evita tadi bilang Anda dapat uang dari mana dan sebagainya. Artinya, kalau orang yang membaca di celah-celah itu ketika ini pemilu, berarti harus jelas positioning-nya. Kita tidak perlu malu-malu bilang itu. Positioning-nya dimana? Mau kesana, mau kiri, mau dimana? Walaupun tidak di declare, tapi ada semacam namanya affirmative politic (politik keberpihakan). Walaupun mungkin tidak boleh terang-terangan, antara ada dan tiada. Tapi jelas kontribusinya. Jadi kalau begini Anda akan di ombang-ambing. Pemerintah juga tidak terlalu merasa Anda penting. Jamannya orde baru masih lumayan, di bawah Sekretariat Negara itu betul-betul itu menjadi terompet pemerintah orde baru. Kita pada masa transisi masih senang. Ketika berita itu tidak seimbang, kita bilang ‘undang saja wartawan Antara, mereka lebih obyektif.

Tapi betul kata Ibu Lena tadi, kita sudah lama juga tidak mendengar/rindu kita sama Antara itu. Jadi jangan Anda meratapi terlalu lama. Biarkanlah ombak meratapi pantai, memang itu sudah kerjanya. Anda tidak boleh meratap terlalu lama. Bangkit Anda itu. Bikin seminar, bikin sarasehan itu, untuk kasih pencerahan itu.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

11

Saya kan sedih, bagaimana membantu. Saya terbayang wajah Adam Malik, wajah Panduwinata, orang-orang pioneer-pioneer kita. Mustinya Anda langsung balik. Syukur ada kami sekarang. Kami ini eksis, karena ternyata usia wapres nomor 2 itu sebaya dengan kami. Anda kan bisa kalau Anda pandai menggunakan itu. Kami jadi setara dengan salah seorang Mahathir Muhammad, setara dengan Kyai Haji Ma’ruf Amin. Usia-usia kami itu berimbang. Itukan cara mengolah urusannya. Jadi jangan menganggap enteng sama orang usia yang sudah larut sanjo, kan begitu misalnya. Inikan cara mengolahnya saya bilang. Jadi dari dulu ini terombang-ambing karena itu. Tapi karena apa, karena nasib Anda itu membiarkan orang lain yang menentukan. Tidak, Anda harusnya seperti Jenderal Mac Arthur Panglima Pasifik tersingkir di Pasifik oleh Jepang. Kemudian dia langsung sisa-sisa pasukannya mampir di Kepulauan Morotai, dia langsung ke Australia, kemudian dia konsolidasikan kekuatannya. Dan dia mengeluarkan kata-kata yang legendaris “i shall return”, aku akan rebut kembali, aku akan kembali lagi. Mampu tidak Anda hari ini mengatakan “i shall return”, aku kembali lagi kepada kejayaan itu. Dan dia berhasil.

Karena Ibu Supri Kepala Sekretariat kita yang paling berkuasa disini mengatakan “Prof. jangan pergi, ini Antara”. Saya langsung terbayang. Saya di tahan oleh dua ‘srikandi’ ini, “Prof, jangan pergi dulu. Walaupun kami bisa mewakili Prof, tapi jangan pergi”.

Tapi saya ingin mengingatkan, itu buku di cetak ulang, di bikin lagi buku baru dimana positioning Antara sekarang di tengah-tengah kemelut informasi yang tidak jelas ini. Positioning itu penting. Apa kontribusi Anda? Paling sedikit kontribusi yang Anda bisa lakukan sekarang menetralisir/melurustegakkan apa berita-berita online yang ngawur itu. Ini berita-berita hoax online itu di barat pun lama-lama sudah di anggap sampah juga. Karena apa, tingkat akurasinya itu ada pada yag di cetak. Kala udi cetak orang ada waktu untuk mengoreksi. Kalau online ini dia tidak tanggung jawab. Dia bilang saja hari ini terbunuh 5, nanti 7 menit kemudian dia bilang ternyata hanya 2. Tidak betul, karena 20. Maka orang sesat karena begitu. Jadi supaya orang jangan sesat itu, sudah baca begitu baca yang tertulis. Sekarang barat sudah trend-nya sudah mulai lagi baca yang tertulis. Dulu orang membaca di pikir karena gara-gara online buku-buku sudah tidak ada lagi. Tidak ada, buku tetap saja buku, punya kelebihan sendiri. Orang baca dia ingat itu hilang, tapi kalau tercetak itukan terus ada, referensi itu dia pakai. Jadi kalau menurut saya cetak buku baru menjelang ulang tahunnya ini, apa yang terjadi? Setelah itu bagaimana perspektif masa depan, kemudian Anda jelaskan.

Kita tidak mau terombang-ambing dari tiga posisi, ada BUMN, ada Kominfo, dan sebagainya. Jadi oleh karena itu pertegas saja, ajukan kepada Pemerintah, dalam rangka ulang tahun kami ingin positioning kami seperti ini. Kami musti jelas, kami tidak mau jadi tidak jelas. Saya rasa begitu.

Mengapa burung garuda kita itu tegas positioning-nya, melihatnya ke kanan? Saya kalau berikan sosialisasi selalu saya kasih contoh. Dia lihat ke kanan, kenapa lihat ke kanan, yang bagus-bagus itu memang ada di kanan. Kenapa tidak ke kiri? Nanti di anggap ideologi komunis macam-macam. Kalau begitu kenapa tidak founding father lihat ke depan? Tergantung cara lihatnya dimana. Kalau dari situ sisi kiri.

F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT):

Burung garudanya jantan atau betina?

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Jadi kenapa tidak ke depan founding father kita bikin? Itu lebih berbahaya. Kalau ke

depan burung garuda itu memandang, dia akan di tuduh aliran LGBT. Jadi tidak, makanya dia ke kanan.

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

12

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih Prof. Saya kira pernyataan Prof terakhir itu saya membenarkan kenapa hoax banyak terjadi,

karena media sudah kebanyakan online dan tidak di cetak. Karena kalau di cetak mereka harus bertanggungjawab betul. Jadi dia edit betul itu. Oleh karenanya percetakan koran pada tutup.

Tapi yang berikutnya juga benar bahwa buku itu tidak akan terpengaruh sehinga percetakan sekarang masih eksis dengan mencetak buku. Tidak ada urusannya dengan percetakan. Jangan sampai hilang itu cetak-mencetak itu, Prof. Jadi itu termasuk eksistensi.

Baik, Pak Timbul, silakan Pak.

F-HANURA (DRS. TIMBUL P. MANURUNG): Terima kasih Bapak Pimpinan Sidang.

Bapak Direktur LKBN Antara dan staf yang kami hormati, Tadi sudah banyak yang disampaikan oleh rekan-rekan saya selaku Anggota. Termasuk

dari Pak Profesor tadi cukup menggugah hati dari Bapak-bapak yang duduk di LKBN Antara. Saya kira memang betul itu bahwa kita lihat, dulu saya masih mengikuti perkembangannya, bahwa LKBN Antara ini memang satu-satunya yang boleh dikatakan terpercaya beritanya. Waktu itu belum ada TVRI, TV-TV yang lain tidak ada itu. Saya kira saya mendukung apa yang tadi disampaikan oleh Beliau bagaimana kiprahnya LKBN Antara ini untuk betul-betul mampu sebagai salah satu lembaga yang mendapat biaya dari Pemerintah. Jadi tidak usah ragu di dalam rangka “wah saya nanti di tuduh macam-macam begini, tidak netral”, saya kira tidak begitu. Saya kira kita harus bisa mengatakan, di luar kita kata-kata netral, tapi bagaimana kita untuk menyatakan bahwa kita adalah memang pro pemerintah. Saya kira begitu Pak.

Ada satu saja pertanyaan saya dikaitkan dengan misi daripada LKBN Antara, yaitu yang kedua dan ketiga. Pertama itu mengembangkan jurnalis Indonesia yang mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lalu yang kedua, menyediakan produk serta jasa informasi dan komunikasi yang akurat, terpercaya, serta menguntungkan di bidang multimedia. Dua ini yang saya soroti kaitannya dengan tantangan yang banyak muncul, yaitu berupa berita-berita hoax, terutama hoax-hoax yang menyerang Pemerintah. Karena lembaga yang Bapak pimpin ini, lembaga Antara ini, adalah salah satu untuk memproduksi berita-berita yang terpercaya untuk bisa menangkal itu.

Sekarang pertanyaan kami adalah, sejauhmana LKBN Antara ini dalam menangkal berita-berita hoax yang tujuannya menyerang Pemerintah.

Itu saja Pak, terima kasih.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Terima kasih Pak Timbul. Selanjutnya, Pak Martin. Ini Antara Pak, Bapak harus bicara. Silakan, Pak Martin.

F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT): Ini dulu saya pernah mimpin surat kabar, Jayakarta, pada masa orde baru. referensinya

semuanya Antara. Itu semua berita Antara hanya tinggal kita pilih mana yang kita muat. Hanya gaya bahasanya yang berbeda. Sekarang orang tidak pernah perdulikan Antara lagi. Ini saya kira tantangannya. Kita harus bisa menunjukkan bagaimana profesionalisme kita, pengalaman kita, dan juga kemampuan kita menunjukkan dimana bedanya kita dengan yang lain. Memang Bapak-bapak yang lebih tahu. Saya hanya bisa merasa Antara ini yang milik kita sema, milik rakyat ya karena dibiayai oleh APBN, tidak lagi gregetannya seperti dulu.

Apa karena burung garudanya ini tidak jelas jantan atau betina. Ini jantan atau betina burung garudanya? Sebab saya selalu bilang “jantan” burung garuda, menoleh ke kanan. Tapi

Page 13: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

13

kalau Ibu-ibu/Emak-emak itu selalu bilang “tidak, itu betina”. Saya bilang “kenapa”? “karena posisinya ngangkang, jadi memang garudanya betina” kata mereka.

Yang akan datang kita ingin tahu sebenarnya apa yang Bapak/Ibu pikirkan/ rencanakan membuat agar supaya orang mencari Antara. Paling tidak misalnya menurut saya tadinya RRI itu bisa memberitakan Antara. Tapi RRI pun saya lihat sudah buat beritanya sendiri. Jadi ada sesuatu hal yang menjadi pekerjaan rumah agar ke depan Antara ini betul-betul berguna/berarti. Jangan hanya menyiarkan acara Presiden. Itu penting memang acara Presiden, kan rakyat tahu. Tetapi orang sekarang sudah melihat langsung melalui televisi ‘presiden’ dimana jam per jam, menit per menit. Jadi kalau Antara menulis lagi beritanya itu orang sudah nonton di depan matanya televisi menayangkan kegiatan Presiden. Dia sudah berpindah ke tempat lain padahal Antara nya baru menulis ada kunjungan disini, padahal Presiden kita inikan bisa satu hari 8 kunjungan pindah-pindah. Ini memang sangat enerjik sekali Presiden ini. Yang kewalahan memang adalah paswalpresnya itu setengah mati. Ini agak sedikit keras kepala Presiden kita ini, sudah di larang Kapolri jangan meninjau tempat bom yang terjadi di Sibolga, dia keras kepala “saya harus lihat” dia bilang. Dia lihat betul-betul itu. Padahal kalau bomnya masih ada sisa meledak kan bahaya. Tapi untunglah tidak ada lagi bom yang sisa. Yang sisa adalah 171 rumah rusak karena adanya orang yang berpikiran salah yang tidak memahami agama. Seolah-olah dia merasa paling beragama, padahal dia tidak mengerti agama. Dimana ada agama mengajarkan bunuh anakmu, bom bunuh diri. Itu sudah sakit jiwa ini, dan itu banyak di Indonesia. Antara bagaimana memuat artikel-artikel dan juga berita yang membuat orang sadar bahwa teroris itu berbahaya bagi kemanusiaan.

Dan kita lihat Selandia Baru itu, itu gila lagi, ada lagi gilanya. Dia sudah jalan-jalan ke seluruh dunia lalu dia berpikir mau melakukan itu. Bukan di negaranya, di negara orang lain.

Ini jadi kita harus lawan ini pikiran-pikiran radikal yang ada di seluruh orang yang bisa dibangkitkan oleh media sosial. Media sosial ini yang jahat. Ada baiknya juga, mungkin lebih banyak baiknya. Tapi kita lawan, Antara harus bisa melawan media sosial yang meracuni pikiran orang.

SDM Antara ini sekarang berapa orang? Seribu? Banyak itu. Hanya kualitasnya yang ditingkatkan. Kalau tidak ada pelatihan-pelatihan ya seperti yang lama-lama lagi, dia hanya sekedar menunggu uang gajinya saja dan tidak ada inovasi apa-apa. Lama-lama kita bisa berpikir, bukan jahat ya, tapi berpikir bagaimana mengefisienkan anggaran negara, Antara separuh saja karena mengefisienkan anggaran negara. Karena untuk membela uang rakyat lalu kita berpikir kalau Antara ini tidak jelas prestasinya, hasilnya, peranannya, kok terus dinaikkan? Tapi saya percaya, bagi saya Antara ini punya nama besar dan punya orang-orang besar bisa menghasilkan prestasi besar.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Wa’alaikumsalaam.

Sedikit menanggapi Pak Martin. Jadi kalau burung garuda itu jantan atau betina jangan di lihat dari posisi berdirinya.

Orang yang ahli masalah burung tidak usah melihat dari situ, tapi dari bulunya. Bulu di leher itu kalau dia naik sedikit pasti jantan, kalau betina pasti lurus, pasti nempel. Jantan itu, naik sedikit kan. Kalau betina telungkup. Itu yang ahli burung itu. Kalau ke kanan itu Prof. Bachtiar.

Silakan Prof.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Sebenarnya saya tidak mau bicara ini. Karena urusan bulu-membulu ini saya tergelitik

juga. Coba bayangkan kalau bulunya bisa terurai 17-8-45. Coba kalau kita merdeka pada tanggal 1 Januari 1901 berapa bulunya, berapa sayapnya. Jadi ini simbol. Saya mau katakan bukan itu.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

14

Yang saya mau bilang, saya tergelitik yang di bilang oleh Pak Martin, kalau jumlah karyawannya segitu, itukan pasti sudah tahu lah pimpinan mana yang datang saja, mana yang makan tulang kawan dan sebagainya. Maksud saya betul-betul dirasionalisasikan, dijadikan holden hand shake. Kemudian orang-orang yang tinggal di update/di upgrade dia punya knowledge supaya bisa berimbang. Bikin pelatihan bukan hanya di dalam negeri, luar negeri. Bila perlu lakukan studi banding. Jadi orangnya memang lebih langsing, lebih kurus. Karena kalau orang kurus itukan bisa lebih lincah. Memang ada beberapa orang walaupun dia tidak kurus tapi tetap lincah. Ini Ibu Lena dan saya orang-orang lincah, itu sorry saja musti saya bilang apa adanya. Kita bertiga inikan orang yang lincah walaupun kita sedikit lebih subur.

Jadi yang saya mau bilang, Ibu kan bidang keuangan, coba di hitung. Memang menyakitkan, tapi satu kali menyakitkan. Tapi dia dapat uang yang banyak, dia bisa bikin usaha yang lain. Daripada dia menunggu-nunggu tahu-tahu dia di pecat saja, di PHK. Kasih golden hand shake. Kemudian orang yang tinggal itu betul-betul di seleksi. Habis itu rekrut orang-orang muda. Banyak anak-anak muda yang kreatif, masuk kesitu. Baru Anda bisa revitalisasi. Kalau tidak, ini pelan-pelan mundur. Inikan sama seperti orang kaya mengumpulkan harta terus. Dia kumpulkan-kumpulkan tahu-tahu dia kena anggota S2O, dia dari stress kena stroke, out/mati saja, hartanya dia tidak bisa nikmati. Ini kalau kita sudah tidak punya harta, mati lagi, jadi double sialnya itu. Jadi cepat saja sekarang konsolidasi kembali.

Terima kasih Pak Ketua.

F-PPP (Dra. Hj. LENA MARYANA): Pak Ketua, sebelum di jawab, saya ingin bertanya soal status gedung Antara itu. Itukan

sahamnya/kepemilikannya bagaimana kalau posisinya luar biasa di daerah segitiga berlian, bukan emas lagi. Itu kalau yang disampaikan oleh Prof untu meng-upgrad/meng-update, memperbaharui SDM nya menjadi SDM premium misalnya, Antara itu bisa dari situ saja sudah bisa tertutupi.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Saya kira cukup banyak sudah. Pak Meidyatama, jangan diimbangi dengan ceramah lagi ya. Jawabannya yang singkat-

singkat saja, to the point. Karena nanti masih akan ada pendalaman lagi. Jadi jangan diimbangi dengan ceramah.

Silakan Pak.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Terima kasih Pak Ketua. Biasanya hari Senin memang tidak ceramah/khotbah. Terima kasih, luar biasa. Pertama ijinkan kami menyampaikan apresiasi yang mendalam pada Anggota Dewan

yang terhormat di Komisi I terhadap LKBN Antara. Kami benar-benar terpicu juga semangatnya mendengar ucapan-ucapan, gugahan, dan sebagainya.

Pertama saya sampaikan, saya adalah orang yang berkarir di swasta. Dalam sejarah saya selalu di swasta. Mendadak tanpa di cari kemudian di beri tanggungjawab/di beri mandat di LKBN Antara. Secara umum saya melihat tugas saya ada 3 (tiga):

1. Menjaga marwah LKBN Antara sebagai kantor berita perjuangan; Menjaga dan mengembalikan, mungkin itu.

2. Menjadikan Kantor Berita Antara ini sebagai media yang modern yang mampu bersaing dengan media-media swasta;

3. Menjadi suatu perusahaan yang efisien sebagaimana perusahaan yang modern. Intinya itu 3 (tiga) Pak.

Page 15: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

15

Maaf kalau dalam presentasi saya di awal saya tidak banyak menjangkau dan menyentuh hal-hal yang ditanyakan tadi. Kami di awal mencoba menjaga diri sesuai dengan arahan bahwa ini mengenai pemilu. Tapi saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang telah disampaikan.

Pertama adalah, memang sampai sekarang harus ditetapkan ke depan arah dan visi Kantor Berita Antara ini mau menjadi apa. Seperti disampaikan, waktu 2007-2008 Antara menjadi sebuah Perum BUMN.

Dengan segala hormat, saya yang memang pengalaman di swasta tidak mudah merubah suatu lembaga yang seumur hidupnya di bawah negara menjadi suatu lembaga yang tahu-tahu semi swasta, pasti bingung, karena tidak memiliki instituional knowledge untuk melakukan itu.

Sangat mudah untuk menyatakan bahwa Antara harus untung. Tapi kalau tidak pernah mencari uang seumur hidupnya tahu-tahu dalam 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun harus mencari untung tidak mungkin Pak. Itulah yang kemudian Antara menjadi terbuai, menjadi bingung, dan sebagainya. Dan seperti dikataka rekan saya ‘sebagai sebuah raksasa tidur’.

Ijinkan saya cepat-cepat ini menaruh sebuah perbandingan kantor-kantor berita di seluruh dunia. Kami sama tuanya dengan Anadolus, Xinhua, Philipine News Agency, dan Bernama. Bedanya, mereka 100 persen dibiayai oleh negara. Kami melalui dana PSO itu sekarang kurang dari 50 persen, karena arah ..... saya adalah harus menurunkan tingkat PSO dibandingkan dengan overhead kami. Sekarang tingkatnya ada di sekitar 45 persen. Ini adalah perbandiingan dan persaingan yang kami hadapi sebagai sebuah kantor berita.

Jadi contohnya adalah 100 persen dibiayai negara atau 100 persen dibiayai swasta? Seperti EEPI di Australia, Kyodo, itu kantor berita yang dibyaia swasta. Antara ini tidak kanan, tidak kiri. Setengah dibiayai melalui PSO, tapi harus cari untung juga. Itu konteksnya.

Saat ini, waktu 2017, pembiayaan PSO atau pembiayaan uang Pemerintah itu sangat kecil di banding dengan TVRI dan RRI. Tapi kami juga berani mengatakan, kami jauh lebih efektif, kami jauh lebih efisien. Total PSO di 2017 itu di bawah 140 miliar. Tahun ini sebagai bagian yang ketiga menjadi perusahaan efektif dan efisien, serapan PSO kami sekitar 150 miliar. Total overhead revenue kami adalah 339. Jadi mayoritas itu cari uang sendiri secara komersial. Jadi dari 339 atau 340 miliar itu hanya sekitar 140-150 yang dibiayai melalui PSO.

Bagian dari itu juga p ak, tahun ini tutup buku 2018 adalalh tingkat provitabilitas tertinggi dari LKBN Antara.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Maaf, tadi ada PNBP tidak? Tadi ada pertanyaan, ada PNBP tidak?

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Mungkin nanti di jawab sama Direktur Keuangan. Saya berikan gambaran umum. Jadi tahun ini adalah tingkat provitabilitas tertinggi. Dan juga adalah rating tertinggi,

secara laporan keuangan kami sudah memiliki rating double A. Jadi secara perusahaan sudah sangat sehat. Bagian dari itu, memang yang ke depan adalah Pemerintah, DPR, dan lain-lain harus iktu menentukan maunya Antara ini apa.

Sebelum saya mulai menduduk di Antara ini mulai 2016, dan telah digariskan oleh BUMN bahwa akan diadakan holdingisasi. Holdingisasi ini awalnya terdiri dari 3-4 perusahaan, Balai Pustaka, PNRI, Antara, dan PFN. Sekarang telah di rubah bahwa ditargetkan bahwa pada bulan Agustus akan dikeluarkan PP mengenai holdin BUMN di bidang media dan percetakan, diomana lead holding itu adalah Peruri. Sehingga Antara kemudian akan dijadikan sebuah PT yang kemudian tidak lagi menjadi perusahaan, kami menjadi anak perusahaan di bawah Peruri. Ini adalah suatu kebijakan dari BUMN dari strategi holding. Bagaimana itunya mungkin dari DPR yang mungkin lebih bisa membahas lebih lanjut ke depan.

Memang alternatif lain yang sudah di bahas di DPR adalalh mengikutsertakan LKBN Antara dalam RTRI (Radio Televisi Republik Indonesia). Dan di ruangan ini pula saya pernah menyatakan kenapa nantinya tidak menjadi Kantor Berita Radio dan Televisi Indonesia, itu akan

Page 16: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

16

menjadi sebuah BBC yang besar untuk Indonesia. Tapi ini sekali lagi mungkin di leval kebijakan yang di atas apa yang mandat saya. Tapi itu mungkin harus diketahui dan menjadi keputusan dan di bahas bersama.

Kemudian mengenai hoax ada beberapa pertanyaan. Antara memang memiliki baru tahun lalu itu mendirikan jaringan Antara Cegah Hoax, dimana kami bersama-sama membuat klarifikasi atau fact check terhadap apa yang terjadi.

Persoalan terbesar adalah ini, ini ada ‘Antara sebagai raksasa yang tidur’. Pada awal 2016 saat kami masuk sebagai direksi, Antara di ranking Alexa sebagai suatu contoh di ranking kisaran 400, jauh sekali. Sosial medianya di bawah 1 juta. Jadi memang ketinggalan Pak dimana-mana, itu kami akui. Itu adalah mandat, itu adalah tugas dari kami. Kami cukup bangga bahwa saat ini LKBN Antara sudah pada ranking 17 di Alexa. Berbeda kami yakin bahwa tahun depan sudah mencapai di tingkat 50 besar. Kami juga cukup yakin bahwa untuk sebuah kantor berita atau portal berita kami akan memasuki 20 besar. Dan bahkan sosial media kami sudah mencapai di kisaran 2 setengah sampai 3 juta. Poinnya mau membuat klarifikasi kalau tidak ada yang mendengar itu siapa dan bagaimana.

Tugas kami berikutnya yang kami target sampai akhir tahun depan adalah menambah jumlah pelanggan media Antara. Yang saat ini hanya di kisaran 200 sampai 300, menjadi 300 sampai tahun depan. Tapi seperti diketahui, ini harus dilaksanakan dengan suatu business model dan marketing strategi yang jelas. Jadi pendekatannya harus sangat swasta terus terang Pak untuk bisa mencapai ini. Artinya apa, jalur distribusi diperluas.

Kemudian dipertanyakan juga mengenai Antara TV dan sebagainya.

Ibu Evi yang kami hormati, Kami pertengahan tahun yang lalu mengadakakn perombakan restrukturisasi besar-

besaran di Antara. Antara TV sebagai terresterial pada bulan Januari lalu sudah kami tutup, kami anggap tidak efisien, tidak efektif, dan jangkauannya tidak jelas. LKBN Antara ke depan adalah konten provider, mirip dengan kantor berita lainnya.

Kami saat ini melalui audit, Pak Martin, tidak jelek-jelek amat, menurut audit kami 10 sampai 10 persen konten koran lokal itu asalnya dari Antara. Memang tidak seperti jaman dulu mungkin 80-100 persen, tapi ketergantungan terhadap Antara relatif masih cukup lumayan untuk koran-koran di lokal. F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT):

Jarang saya baca koran lokal mengutip Antara. Yang sering di kutip detik.com. Jadi

kadang-kadang saya bermimpi kok Antara tidak bisa bersaing dengan detik.com. Lebih baik saja kejar itu. Jadi jarang. Jadi kalau ada 10-15 persen syukur alhamdulillaah.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT):

Menurut kami begini Pak yang pertama, karena di anggap kantor berita nasional

seringkali tidak mengutip ANT nya atau Antara nya. Contoh paling mudah adalah begini Pak, untuk koran-koran lokal mereka tidak mungkin memiliki koresponden sampai sebegitu jauhnya. Sumbernya seringkali tidak dicantumkan karena sudah di anggap sebagai milik bersama. Itu salah satu tantangan kami. Tapi kami masih cukup yakin 10 sampai 15 persen itu kontennya dari LKBN Antara. Jadi ke depan memang tugas kami adalah murni menjadi konten provider.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Saya potong sebentar Pak. Tadi kan sebagian PSO, sebagian cari sendiri. Bahkan kalau kita lihat trend-nya itu

makin kesini provitabilitas-nya semakin naik. PSO tidak menjadi unsur utama dalam financing di LKBN Antara. Menurut Bapak, Bapak lebih suka menjadi BUMN pure sepenuhnya tanpa PSO,

Page 17: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

17

atau tetap ingin mempertahankan PSO? Kalau ingin mempertahankan PSO sampai kapan? Itu saja coba di tambah sedikit.

Kalau Kementerian Keuangan kan maunya semakin banyak yang tidak menggunakan APBN akan semakin baik. Walaupun sebenarnya 140 miliar itu tidak terlalu banyak. Bahkan bisa jadi Bapak bisa menghasilkan keuntungan yang lebih dengan tadi. Jangan 10 sampai 15 persen. Mungkin kalau sampai 40 persen atau 50 persen dengan kewajiban mencantumkan ANT nya, walaupun mungkin tadi ‘nyolong’, maaf ya, walaupun ‘nyolong’ ANT harus tetap itu saya kira mungkin harus akan bisa ke depan akan lebih bagus.

Monggo Pak di lanjut. DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT):

Begini Pak, saya sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa saat saya meninggalkan

Antara dalam satu atau dua tahun lagi Antara akan memenuhi 3 (tiga) hal yang saya sebutkan tadi, akan menjadi perusahaan yang sangat sehat, efisien, ketergantungan pada PSO berkurang, menjadi kantor berita yang mampu bersaing dengan media swasta namun tetap menjaga marwahnya.

Persoalannya Pak, yang kami lakukan sekarang adalah hal-hal yang harusnya kami lakukan 5 sampai 10 tahun yang lalu. Jadi perubahan ini terlambat. Ini sebenarnya hanya mengejar ketertinggalan. Pokok masalahnya, setelah mengejar ketertinggalan itu untuk maju berikutnya Antara mau jadi apa. Kalau mau menjadi bersaing dengan 10 besar di Indonesia kalau saya di beri mandat saya bisa, tapi sebagai mirip dengan berita-berita model yang swasta.

Karena di LKBN Antara tidak ada gosip, tidak ada skandal, tidak ada berita-berita yang sifatnya seperti itu. Itu seringkali kemudian yang kemudian mendorong tingkat baca, tingkat hits, tingkat visitors, dan sebagainya. Sehingga kalaupun masih mau menjaga seperti apa yang saya contohkan disini, Anadolo dan sebagainya, keterlibatan Pemerintah dalam hal itu tetap harus ada. Jadi itu harus tetap ada kalau mau bertahan. Atau kalau tidak ya menjadi sesuatu yang mirip dengan model-model swasta dimana itu menjadi sangat tergantung kepada apa yang diinginkan oleh pembaca. Apa yang diinginkan oleh pembaca kemudian kita melihat Nielson, melihat tingkat clicks, melihat tingkat visitors. Ini yang populer, ya sudah berita ini saja.

Maaf Pak, berita program pembangunan desa tidak akan populer dengan segala hormat. Akan penting, cuma orang tidak akan serta merta mengejar berita itu. Ini yang kemudian pada akhirnya Antara tetap harus ada keterlibatan Pemerintah. Tinggal Pemerintah mau menjadikannya sebesar apa. Yang jelas dalam 1-2 tahun ke depan Antara sudah sangat efektif, efisien, dan sudah bangun dari tidurnya. Itu saya janji Pak.

F-PDIP (ANDREAS HUGO PAREIRA):

Pak Ketua, boleh ikut langsung nimbrung diskusi? Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Dirut pada posisinya menurut saya itu sudah

betul, dalam arti di tengah media, termasuk media online dan perkembangan media yang tadi Pak Dirut sampaikan luar biasa perkembangannya dalam satu dekade terakhir ini dimana kita merasa ketinggalan. Tetapi pada satu sisi kita juga harus tetap menjaga marwah daripada berita itu. disampin cepat, kita juga perlu berita yang akurat, berita yang bisa dipercaya. Saya kira pada titik tertentu saya yakin kita punya pasar tersendiri, punya market, dimana ketika orang mau cari berita yang benar orang akan cari Antara. Persoalannya sekarang, masyarakat terbawa di dalam arus ini. Tapi ketika dorang ingin tahu berita yang sumber berita yang benar, berita yang terpercaya, seharusnya orang kembali ke Antara. Saya kira itu yang harus kita jaga. Dan kita sampaikan ke publik, kalau mau cari informasi yang benar, kalau mau cari berita yang benar, carilah ke kami. Hal itu yang saya kira kurang dan hilang mungkin di waktu-waktu terakhir ini, termasuk pada Antara. Ini yang harus di angkat kembali.

Karena sekarang saya punya keyakinan bahwa orang mempunyai kerinduan terhadap sumber berita yang benar. Cuma yang mana? Karena semuanya kelihatan dengan gaya yang mengikuti pasar, selera publik, akhirnya orang kebingungan sendiri untuk memperoleh informasi yang benar.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

18

Saya kira tadi apa yang disampaikan oleh Pak Martin tadi ada betulnya. Sekarang orang melihat bahwa kalau mau cari informasi berita yang cepat, tepat, akurat, dan betul, itu orang lari ke detik.com. Saya juga pada posisi yang seperti itu. Ketika kita melihat sumbernya yang mana ini. Kalau detik.com belum menulis itu saya kadang-kadang ragu juga. Tapi saya tidak kepikirkan ke Antara. Ini image branding ini yang harus di angkat kembali sehingga orang melihat bahwa Antara ini adalah sumber berita yang terpercaya dan cepat, terpercaya akurat. Saya kira ini poinnya.

Seperti kalau misalnya di Turki, di China, ketika orang perlu informasi yan betul/benar mereka akan lari kesitu.

Saya kira ini, terima kasih. KETUA RAPAT (DR. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Teriam kasih. Jadi menguatkan tadi. Saya kira bagaimana bisa bersaing atau mungkin lebih dominan

daripada detik.com saya kira teknik profesionalnya lebih dikedepankan. Ini masalahnya sebenarnya kan armada mereka cuup lebih banyak, lebih terlatih. Tinggal bagaimana sekarang mengelolanya menjadi sumber rujukan utama. Jadi Pak Andreas tidak tenang kalau belum merujuk ke Antara, kira-kira begitu.

Silakan di lanjut Pak.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Mohon ijin, Pak Ketua. Tidak bermaksud koreksi, armadanya Antara sebenarnya jauh lebih banyak, asetnya

Antara jauh lebih banyak. Cuma kami terlalu lama tidur. Apa yang terjadi sekarang harusnya terjadi 10 tahun yang lalu, itu terlalu lambat.

Sebelumnya juga dengan cepat ingin saya sampaikan pertanyaan mengenai demo. Mohon maaf, Ibu Evi, memang terjadi demo, tapi menurut saya demo itu hal yang sangat biasa. Demo itu kalau tidak salah yang Ibu mereferensikan itu dihadiri oleh sekitar 20 sampai 30 orang dari 600 yang di Jakarta terkait dengan masalah-masalah seperti biasa, kesejahteraan dan sebagainya. Intinya itu, itu yang paling utama. Tapi kami berani jamin bahwa saya sangat terbuka dan saya sangat berani membandingkan 3 tahun selama kami berada di Antara dengan 3 tahun sebelumnya. Silakan bandingkan sendiri jumlah kenaikan gaji, jumlah kesejahteraan, dan sebagainya. Itu semua hanya bisa terjadi kalau perusahaannya sehat. Kalau perusahaannya sehat bisa kami perbaiki dan sebagainya.

Masalah kedua mengenai tenaga kontrak dan sebagainya. Sekali lagi, ini kami mewarisi seperti bagaimana banyak hal dalam negara ini kebiasaan-kebiasaan yang sudah sangat lama, kepembiaran yang sangat lama. Kami sekarang sedang berusaha menata untuk masalah-masalah SDM.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak,

Perlu saya ungkapkan disini, Ibu dan Bapak sudah tahu, untuk sebuah perusahaan

harusnya kami fokus kepada koor produk. Di dalam media dan mungkin industri lainnya perbandingan SDM antara koor produk itu minimum 2 banding 1, atau lebih ideal lagi 3 banding 1, dimana koor-nya itu 2 atau 3 plus 1 supporting.

Mohon maaf, di Antara itu sekarang 1 banding 2 atau 1 banding 3. Permasalahannya disitu. Kami sedang berusaha melakukan strukturisasi, karena memang harus fokus kepada koor yaitu adalah bidang-bidang kreatif. Silakan Ibu-ibu dan Bapak-bapak melihat perbandingan dengan media lain yang saya sudah geluti dari 20 tahun. Persoalan itu kami tanggapi, kami laksanakan sesuai dengan peraturan. Sampai sekarang harus di Kemenaker dan sebagainya kami ikuti sesuai peraturan yang ada.

Tapi memang apa yang dikatakan oleh Profesor kurang lebih nanti itu juga akan mengarah kesitu. Tapi, Profesor itu juga tahu, itu baru bisa kesitu kalau perusahaannya sudah

Page 19: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

19

sangat sehat dan sangat liquid. Kami sudah mulai sangat sehat dan sangat liquid. Jadi memang arahnya kesitu. Karena tugas yang tadi adalah, walaupun ini uang dari negara atau justru karena ini uang negara kami harus jauh lebih efisien.

Untuk hal terkait dengan pemilih dan sebagainya, dari Ibu Lena. Pemberitaan sekarang itu masih jauh di dominasi, tidak saja di Antara, tapi lebih kepada masalah kampanye dan perbandingan program. Tiga fase saya lihat yang kami coba lakukan adalah pertama menyadarkan warga negara untuk memilih di April 17, itu yang paling utama. Tahap sekarang adalah mengingatkan pemilih mengenai apa yang di sebut dengan formulir A-5 dan DPT. Saya rasa dalam satu minggu ke depan ini lebih banyak fokus kepada apa dan bagaiomiana tata cara memilih itu. Karena ini pendidikan yang gradual. Tidak semua Ibu tanya benar-benar sadar bahwa pemilihannya itu serentak, mereka masih ada “ini DPR saja atau Presiden saja”. Jadi apa yang akan mereka hadapi saat membuka kertas itu ini saya rasa fase berikutnya. Jadi saya rasa tiga tahap itu adalah kewajiban memilih, kemudian A-5 dan masuk dalam DPT, kemudian pendidikan apa yang harus dilakukan di TPS nya tersebut.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Sebentar, sebelum ke Ibu Evita, saya mau ke toilet. Pimpinan saya serahkan ke Pak

Prof, dari situ saja tidak apa-apa. Silakan Prof.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Interupsi dulu. Saya minta menahan diri. Saya berikan kesempatan kepada Ibu Evita.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.): Saya mau tanya mengenai pemilih. KPU inikan punya anggaran untuk sosialisasi, berapa per berapa anggaran yang di

dapat oleh Antara untuk sosialisasi dari KPU. Mustinya kan di bagi anggaran ini. Karena terus terang saja apa yang disampaikan oleh Ibu Lena itu mengenai sosialisasi ini di daerah itu sangat minim. Kita itu stress kalau turun ke desa-desa, mereka itu tidak ada yang tahu bagaimana cara memilih yang benar. Jadi kita suda harus berakting kayak KPU, masuk ke dusun-dusun memperjelaskan yang merah untuk apa, yang kuning untuk apa, abu-abu untuk apa. Jadi akhirnya saya bertanya, ini masyarakat ini tidak tahu dimana suara saya. Dukung Ibu Evita, saya tanya suara saya itu ada di kertas warna apa. Hijau katanya, biru. Tidak tahu dia. Jadi ini sangat memprihatinkan. Saya ketemu dengan KPUD di dapil saya, saya bertanya kenapa minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh KPU kepada masyarakat. Mereka katakan mereka berupaya, tetapi anggaran itu sangat minim.

Kalau saya lihat dari youtube, KPU itu banyak sekali videonya yang kreatifnya itu sudah di buat bagaimana cara memilih/mencoblos yang benar. Ini tinggal tayang bagaimana kreatif yang sudah di buat oleh KPU ini. Media itu mempunyai tanggung jawab semua media. TV, Radio, itu mempunyai tanggung jawab untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Tidak harus bayar, itu bagian daripada PSA. Kalau memang anggaran itu minim ya di cari solusinya. Karena TV pun punya alokasi PSA yang harus dia pergunakan. Antara juga saya rasa. Tinggal di minta saja materi itu. Banyak sekali, sudah pakai video, foto, segala macam mereka buat. Tetapi distribusinya yang tidak cukup menurut saya. Di bantu saja Pak untuk melakukan distribusi. Tidak perlu melakukan pembuatan kontennya lagi, tinggal distribusi konten saja.

Terima kasih.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Sebelum saya persilakan Pak Dirut memberikan keterangan/penjelasan, khusus untuk

topik ini masih ada para anggota lain yang ingin menambahkan, biar sekaligus di jawab.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

20

F-PPP (Dra. Hj. LENA MARYANA): Saya hanya ingin mengingatkan saja, Pak Pimpinan, bahwa yang tadi dipertanyakan

inikan Antara lebih kepada referensi printed berita. Jadi beda dengan menunjukkan mudah misalnya dengan membuka kertas. Tadi saya sudah memahami apa yang disampaikan oleh Pak Dirut, Pak Meidyatama, dan memang ini tahapan itu bisa kami dukung.

Dan tadi seperti Ibu Evita sampaikan, di minta atau tidak di minta ini menjadi kewajiban bersama. Karena kalaupun tidak tersedia anggarannya, karena KPU juga kan punya keterbatasan juga, jadi apa yang sudah dilakukan bisa kami dukung. Tapi mungkin lebih diintensifkan lagi dengan menurunkan terus-menerus berita-berita.

Pertanyaan saya, pernah di survei tidak pembaca berita Antara. Misalnya kan ada AC Nielsen suka melakukan semacam survei, pembaca berita Antara ini berapa banyak. Dan efektifitas sosialisasi dari Antara untuk terkait pemilu 2019 ini kira-kira prosentasenya berapa persen yang bisa di serap oleh masyarakat? Karena ini penting juga kami ketahui sebagai bagian dari ikut mendukung tadi sosialisasi.

Terima kasih.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Sebelum saya serahkan kepada Pimpinan, boleh di pilih, ini segera di respon kedua

pertanyaan ini, atau Anda teruskan tadi yang tersisa. Dan sementara Anda berpikir kesitu, saya menyerahkan kepemimpinan ini kepada Ketua Sidang.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Terima kasih Prof, saya terima kembali. Silakan di lanjut. Sesuai dengan arah Prof. tadi, apakah mau di respon dulu atau mau

dilanjutkan jawabannya dulu. Silakan.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Ijin saya selesaikan dulu yang pertanyaan sebelumnya, salah satunya adalah

pertanyaan tentang Gedung Wisma Antara. Gedung Wisma Antara adalah salah satu masalah klasik yang lama yang semua tahu

orang itu bermasalah tapi tidak pernah selesai. Saya tidak mengatakan bahwa kondisi itu sekarang telah selesai, tapi sudah ada rumusan yang lebih baik dari sebelumnya.

Sampai sekarang konteks kepemilikan siapa pemilik Gedung Wisma Antara di Jalan Medan Merdeka Selatan itu masih tidak jelas. Saya masuk dengan suatu kondisi dimana 80 persen dari saham kepemilikan itu dimiliki oleh PT Masindo yang bagian dari PT Barito Pasifik. Jangan tanya saya Pak, sejarahnya itu panjang dari dulu. Tapi 80 persen saham itu dimiliki oleh di kelompok grup Barito Pasifik. Antara konon memiliki 20 persen saham itu. Tapi 20 persen kepemilikan itu tidak pernah diakui secara hukum, jadi masih diperebutkan beberapa pihak. Salah satu misi kami adalah menyelesaikan sebagian dari masalah itu. Pada tahun 2017 dan awal 2018 saat ini Antara sudah secara resmi tercatat sebagai pemegang saham 20 persen di Sismin Bakum, dan juga telah diadakan tahun lalu Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dari PT ANPA/pengelola Gedung Wisma Antara untuk mengakui bahwa Antara benar-benar sebagai pemilik 20 persen. Jadi mohon maaf saya baru sampai di 20 persennya itu sudah diakui. Yang sisa 80 persen itu mungkin sedikit lebih panjang lagi sejarahnya. Jadi itu mengenai Gedung dan Wisma Antara.

F-PPP (Dra. Hj. LENA MARYANA):

Melalui Pak Ketua.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

21

Mengapa tadi saya mempertanyakan itu? Karena saya juga agak kaget dalam beberapa tahun belakangan itu sebelum dibubarkan, Hizbut Tahrir itukan selalu mengundang kami diskusi di LKBN Antara. Berkali-kali mengundang itu. Makanya kenapa saya mengangkat soal kepemilikan gedung dan kepemilikan saham oleh LKBN Antara, karena setahu kami LKBN Antara itu adalah yang tadi sudah kita singgung soal PSO dan yang lain-lain, tapi organisasi yang cukup lama juga kami sejak 2004 juga sudah di prospek terus menerus oleh HTI itu belakangan bisa terus-terus melakukan diskusi rutin di gedung. Undangannya LKBN Antara, walaupun sekalipun saya tidak pernah datang ke undangan tersebut. Makanya saya jadi bertanya, ini kok gedungnya namanya LKBN Antara terus bisa ada diskusi seperti itu. Itulah kenapa tadi mengapa saya mempertanyakan itu.

Terima kasih Pak Pimpinan.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Terima kasih Ibu. Saya juga berani menyampaikan bahwa terakhir yang saya ketahui pertemuan yang ada

seperti itu adalah 2015. Sejak 2016 kesini itu tidak ada. Kemudian tadi mengenai pendidikan pemilih dan sebagainya, mengenai reads dari

Antara persoalannya adalah itu, bahwa konten sebagus apapun yang dimiliki oleh lembaga atau siapapun tidak akan berguna kalau tidak memiliki jalur distribusi. Inilah yang dikembangkan Antara, baik secara sosmed, baik secara portal, maupun secara pelanggan.

Konteks Antara sangat berbeda dan tidak dimiliki oleh media manapun di Indonesia. Jika Kompas koran itu fokusnya kepada langganan koran, Detik itu pada portal dan sebagainya, kami dua, kami retail langsung kepada masyarakat maupun kepada media yang kemudian ke masyarakat. Jadi kami sebagai distributor juga berita. Ini posisi yang tidak dimiliki oleh siapapun. Selain di aspek digital, kami tidak memiliki angka survei khusus. Karena itu Kompas juga pelanggan Antara. Jadi itu ada dua aspek yang sangat-sangat berbeda.

Tapi memang yang kami kembangkan disini adalah jalur distribusi ke masyarakat. Dan saya cukup berani menyampaikan, di antara hampir semua lembaga negara tentunya, kecuali Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan bank, mungkin jalur distribusi kami adalah yang paling tinggi dari segi reads ke masyarakat dan sebagainya. Kalau Kementerian Pendidikan jelas. Bank juga lebih jelas lagi.

Kemudian pertanyaannya Ibu Evita. Tantangannya adalah di tingkat pusat kami tidak ada kerjasama atau pembiayaan apapun dari KPU maupun Bawaslu Pusat, sama sekali tidak ada kerjasama. Kami jusru dengan sendiri, selain tugas, menjalin kerjasama di KPUD dan Bawaslu di tingkat provinsi. Secara resmi kami ada paling sedikit 8 kerjasama dengan KPUD atau Bawaslu.

Persoalannya memang disitu, Ibu, orang lupa Antara sebenarnya posisinya apa. Sebenarnya kerjasama dengan kami sangat mudah, dan tidak akan membutuhkan biaya yang setinggi seperti Detik dan sebagainya, karena itu bagian dari tugas. Tapi memang mungkin beberapa tahun terakhir, 10 tahun terakhir, Antara terlalu lama tidur, ini yang harus digiatkan lagi.

Memang tantangan berikutnya dalam 3 minggu ke depan adalah mendidik para pemilih tentang apa yang mereka akan hadapi. Saya rasa bahwa April 17 itu hari pemilihan dan harus memilih juga cukup sukses. Bahwa yang kedua mereka sudah mulai sadar dengan daftar pemilih tetap, formulir A-5 dan bagaimana itu sudah mulai cukup baik.

Tapi belum pernah ada yang bisa membayangkan apa yang harus mereka buka pada tanggal 17 April. Ini saya rasa tugas berikutnya, dalam 2-3 minggu ini adalah intensifikasi hal tersebut.

F-PPP (Dra. Hj. LENA MARYANA):

Melalui Pak Ketua saya mengingatkan saja Pak. Kalau di middle east (Timur Tengah)

yang hari liburnya Jum’at itu pemilu dilaksanakan tanggal 12 April, jadi bukan 17 yang di luar negeri. Karena kebetulan saya kan dapilnya luar negeri, jadi itu juga perlu disosialisasikan. Karena bahaya juga kalau sampai tidak tahu. Karena di luar negeri juga tahunya hanya pilpres,

Page 22: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

22

tidak pileg. Memang mereka menerima dua surat suara, berbeda dengan yang lain, tidak menerima yang DPD, DPRD juga tidak, hanya DPR RI dengan presiden. Kemudian untuk negara-negara yang hari liburnya minggu itu tanggal 14 April. Jadi ada 12, 14, 17 April. Jadi mungkin wartawan ini juga bisa berkomunikasi nanti dengan KPU.

Dan kami juga di masing-masing fraksi inikan juga ada anggota kami di Komisi II yang mitra kerjanya adalah KPU dan Bawaslu, ini juga kami akan ingatkan untuk bisa juga KPU dan Bawaslu berkomunikasi dengan Antara dalam rangka sosialisasi. Tadi Bapak mengatakan mereka tidak tahu kalau sebenarnya Antara bisa dimanfaatkan untuk itu.

Terima kasih Pak.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Terima kasih. Dengan permohonan yang sangat teramat maaf, saya pun juga lupa tanggal 12 dan 14

April itu untuk di luar negeri. Terima kasih sudah diingatkan. Ijinkan saya ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh Ibu Evita untuk

menjelaskan juga kepada Ibu Nina Kurnia Dewi adalah Direktur Keuangan MESDM dan Umum. Mohon maaf, Ibu Nina ini yang portofolionya paling banyak.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.):

Saya mau tanya, wartawan Bapak itu masuk di grup wartawan istana tidak? Apakah

ketika Presiden kunjungan baik dalam maupun luar negeri Antara dilibatkan atau tidak? Terima kasih.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Masuk, Ibu. Nanti setelah ini Pak Munir, Direktur Pemberitaan, akan sedikit menjelaskan

bagaimana aspek pemberitaan kami dan kerjasama kami selama ini.

DIREKTUR KEUANGAN, SDM, DAN UMUM PERUM LKBN ANTARA (NINA KURNIA DEWI, S.TP, M.BA.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh. Ibu Evita, terima kasih atas pertanyaannya tentang PNBP. Kalau di kami di tahun

terakhir rasanya memang masih cukup sedikit, sekitar 300 juta. Ini adalah dari giro dan meterai. Memang ada beberapa challenge kami di tahun-tahun mendatang, yaitu tentang apabila

kita memiliki keputusan aset. Tahun 2018 kita memang tidak ada akuisisi aset. Tetapi sebagai informasi, banyak juga kantor-kantor biro kita di provinsi yang memiliki status masih pinjam pakai. Namun demikian sebetulnya ada beberapa yan gsecara dokumentasi kita ada kesempatan untuk kemudian mengurusnya dan kemudian menjadi aset Antara.

Di tahun ini kelihatannya ada satu atau dua aset biro yang kemudian akan kami urus. Itu tadi, kami kelamaan tidur. Jadi ini nanti mungkin yang akan menambahkan PNBP.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Maaf, tadi kurang dengar, berapa PNBP nya?

Page 23: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

23

DIREKTUR KEUANGAN, SDM, DAN UMUM PERUM LKBN ANTARA (NINA KURNIA DEWI, S.TP, M.BA.):

300-an juta saja Pak untuk giro dan meterai, termasuk deposito. Harapannya nanti ke

depan itu tadi apabila kita bisa mengurus beberapa aset kami yag ndi daerah. Kemudian sedikit sekaligus melaporkan prestasi pajak kami. Di tahun 2018 ini in total

ada sekitar 20 miliar untuk kontribusi pajak kami, terdiri dari PPH-21 sekitar 12 miliar, PPH Badan (PPH-23) 2,5 miliar, dan PPN Mutasi 6,8 miliar.

Sebagai pelaksana PSO bidang pers kami pun juga konsekuen membayarkan PPH Badan (PPH-23), kemudian PPN dan PPH, dan juga pajak badan atas profit. Dari 23 miliar merupakan angka yang terus bertambah dari tahun yang lalu, karena kami sudah dapat memperbaiki tingkat kesehatan.

Sedikit kami menyampaikan bahwa omset Perum LKBN Antara terdiri memang saat ini mencapai sekitar 55 persen adalah non PSO. Memang PSO masih 45 persen dengan total 339 miliar omset kami, terdiri dari 155 miliar ini PSO, kemudian 177 miliar ini komersil. Ini merupakan kenaikan 15 persen tahun 2018 dibandingkan tahun 2017.

Kami pun dapat menekan HPP (Harga Pokok Produksi), dimana di tahun 2017 kami di atas 70 persen, ada 73-an persen, kami saat ini sudah 70 persen. Jadi omset naik tetapi biaya juga kami tekan ke bawah. Al hasil kami mencetak laba di tahun 2018 hampir 12 miliar, sebelumnya adalah 2,85 miliar. Kira-kira demikian prestasi.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Maaf, HPP di luar overhead.

DIREKTUR KEUANGAN, SDM, DAN UMUM PERUM LKBN ANTARA (NINA KURNIA DEWI, S.TP, M.BA.):

Di luar overhead. Overhead kami juga cukup tinggi Pak. Jadi mungkin itu tadi kaitannya dengan kita saat

ini mengarah kepada right sizing, tetapi kami akan coba mengawal dengan right using, karena tentu saja ini teman-teman banyak juga pegawai kami yang non wartawan. Seperti tadi disampaikan Pak Dirut memang komposisinya kurang pas bagi sebuah kantor berita dimana terlalu banyak pegawai-pegawai yang non wartawan, sehingga masih sempat mereka itu merumpi dan akhirnya kemudian berkeluh kesah.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Maaf, kalau tadi disampaikan 1 banding 2, koor-nya 1 yang supporting-nya 2 berarti

overhead-nya tinggi sekali. Boleh ada angka, angka overhead-nya berapa boleh kalau mungkin ada.

DIREKTUR KEUANGAN, SDM, DAN UMUM PERUM LKBN ANTARA (NINA KURNIA DEWI, S.TP, M.BA.):

Ada sekitar 80 miliar. Omset kita 340, sekitar itu. 40-an persen PSO. Tetapi di hitung

sendiri-sendiri. Memang cukup tinggi, ini terus terang saja biaya SDM kita cukup tinggi. Yaitu tadi, kita mungkin kembali melakukan pemetaan dan right sizing nantinya ke depan. Tapi memang kata kuncinya kita harus sehat dulu.

Demikian kira-kira. F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.):

Masukannya dari mana saja?

Page 24: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

24

DIREKTUR KEUANGAN, SDM, DAN UMUM PERUM LKBN ANTARA (NINA KURNIA DEWI, S.TP, M.BA.):

Dari PSO 155. Kemudian yang non PSO ini. Kita memiliki produk-produk komersial,

antara lain kita menjual data-data keuangan untuk Bapak/Ibu, kemudian Kementerian Keuangan, OJK, segala macam. Kita bekerjasama dengan Bloomberg dan Reuters. Jadi kita memiliki beberapa unit yang sifat kerjasamanya adalah KSO.

Selainnya adalah kita juga saat ini memiliki layanan produk IMCS (Integrated Multimedia and Communication Services), kita memberikan layanan pendampingan media maupun media monitoring, serta mungkin sampai dengan pencetakan buku dan pemberitaan dengan beberapa BUMN. Ini akan kita terus genjot dalam ranah komersial.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.):

Inikan sudah lain ya. Maksud saya ‘berita dan produksi’ inikan dua hal yang berbeda. Ini

yang saya katakan, harus jelas LKBN Antara ini apa. Kan kalau dikatakan pendampingan, konsultasi ini sebagai ini, itukan bukan berita. Sementara LKBN Antara inikan berita. Ini yang saya katakan dari tadi, ini sebenarnya identitasnya ini sebagai apa? Makanya saya bingung pemasukannya cukup tinggi, ini mengerjakan apa saja. Tadi dikatakan yang a, b, c, d itu, itu bukan kantor berita yang melakukan itu. Bapak ini kayak production house sekarang ini. Meditama ini acting as a part production house, cunsultant. Ini maunya apa sebenarnya. Kita mau melakukan positioning dari LKBN Antara ini sebagai apa itukan juga harus jelas. Ini sudah rancu sekarang kalau saya lihat.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Pak Dirut, bisa tidak saya menyimpulkan bahwa consulting ataupun pendampingan itu

memang untuk media berita, atau koran taruhlah, public serve, yang ketika didampingi kemudian terus akhirnya memunculkan bahwa mereka butuh berita dari Antara. Apakah memang arahnya kesana, atau memang betul-betul konsultan murni setelah itu lepas begitu saja. Atau memang di desain lembaga-lembaga yang menjadi klien dari Antara nanti pasti akan di desain pasti akan menjadi pelanggan berita dari Antara. Kalau seperti itu masuk akal menjadi konsultan.

Silakan Pak. DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT):

Secara realistis, karena kami sebuah BUMN dan bagian dari tugas saya juga,

realistisnya adalah total pemasukan murni dari pelanggan yang bayar berita itu kurang dari 8 persen dari total revenue kami. Oleh karena itu sebagai pemimpin, mohon maaf Pak Ketua, Ibu Evita, tetap kami harus survive dengan tujuan bahwa kami juga tidak boleh rugi dengan tugas lain bahwa harus mengurangi persentase dari PSO. Oleh karena itu kami membuat derivative lain dari kantor berita-kantor beritia ini bisa melakukan apa. Oleh karena itu, itulah yang menyebabkan kami tidak saja bisa survive. Antara sekarang tidak saja survive, tapi bisa cukup provitable. Tapi resiko dan konsekuensinya adalah itu dalam industri yang sekarang.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Mungkin bagi saya Ibu Evita dan sebagian teman Komisi I akan bisa lebih menerima

ketika Antara berbisnis. Misalnya seperti detik.com, tapi ini antara.com yang jauh lebih menghasilkan duit daripada menjadi konsultan. Kira-kira begitu, saya kira ini pandangan kami. Tetapi apapun yang sudah dilakukan oleh Pak Dirut bahwa harus survive dan nyatanya survive saya kira kita apresiasi. Cuma ke depan mungkin agar positioning Antara itu bisa, jangan sampai Pak Andreas tadi kalau belum referensi Detik belum puas, nanti sekalian kalau belum referensi Antara belum puas, mungkin juga ini yang harus kita geser.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

25

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.): Kalau saya berpandangan, Pak Ketua, ini harus kita benahi. Sebenarnya kan kalau di

LKBN Antara itu pendiriannya itu ada peruntukkannya a, b, c, d. Apakah yang dilakukan oleh LKBN Antara sekarang ini masih dalam lingkup peruntukkan. Apakah undang-undangnya, apakah ininya. Karena ini sepertinya Pemerintah/BUMN membangun production house, membangun consultant company. Sehingga apa, yang utamanya adalah berita larinya kesitu fokusnya. Karena disini menghasilkan uang, disini tidak menghasilkan uang, and you’ve got to survive. Sekarang kan bukan begitu solusinya. Sebenarnya berapa kebutuhan dari Antara ini di dalam anggaran itu yang harus kita penuhi untuk menjadi suatu kantor berita yang benar-benar seperti dulu lagi kembali positioning-nya, apa yang dibutuhkan. Bukan cawe-cawe dari kerjaan lain untuk survive tadi, itukan tidak benar kalau saya katakan begitu. Bagaimana saya ingin Antara ini seperti dulu lagi positioning-nya kembali.

Apa yang dibutuhkan kita lakukan ke depan? Tambah anggaran? Kita bicara. Kita lakukan restrukturisasi dari kepegawaian dan lain-lain, kita bicara. Tapi bukannya untuk survive. Dengan aset yang ada di kita ini kita melakukan hal-hal lain, berarti orang-orang yang bekerja untuk itu sudah menyalahi peraturan yang ada. Ini harus kita benahi, Pak Dirut. Kata Pak Dirut tadi kalau saya lihatnya ini benar-benar Pak Dirut memang harus pembenahan yang benar-benar luar biasa. Kalau tadi dikatakan dari koor-nya daripada LKBN Antara ini hanya 8 persen penghasilan, inikan tidak benar.

Terima kasih. KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Silakan dilanjut Pak. Tapi kita mungkin akan batasi sampai jam dua (14.00) nanti ya.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Baik Pak, singkat saja. Pertama, untuk semua kegiatan kami masih dalam ruang lingkup dan parameter yang

digariskan, yaitu adalah bidang media dan data. Inikan semua media dan data. Apa itu strategic communication, stratt.com, media and communication services, itukan masih media dan data, jadi masih dalam koridor. Kalau dibiarkan mungkin saya masuk ke properti. Saya punya likuditas, saya punya aset, saya masuk ke properti. Belum masuk kesitu. Tapi kalau dibolehkan saya juga mungkin masuk. Karena ini persoalan bagaimana harus survive, itu kondisinya.

Tapi kembali lagi adalah pertanyaan esensial, mungkin mirip dengan yang ditampilkan, itu adalah mau sampai apa? Sekali lagi, TVRI, RRI, 100 persen itu dari APBN. Mereka tidak pernah atau sangat kecil kegiatan komersilnya. Kami kegiatan komersilnya mendominasi daripada kegiatan pemberitaan koor, karena memang hanya 7 persen dari pelanggan.

Ini realita yang ada sekarang. Jadi saya terima kasih atas apresiasinya. Tapi itu kondisi rimba yang kami hadapi saat ini dan bagaimana untuk bisa terus maju.

Berikutnya, Pak Munir, tadi ada beberapa pertanyaan dari Ibu Lena, Ibu Evita, dan lain-lain.

DIREKTUR PEMBERITAAN PERUM LKBN ANTARA (Drs. H. AKHMAD MUNIR):

Terima kasih Pimpinan. Pertanyaan-pertanyaan dari Bapak-bapak/Ibu semua sangat menggugah kami, karena

kami adalah mungkin satu-satunya direksi yang dari Antara. Saya memang dari Antara murni, jadi memang tahu sejarah Antara. Saya masuk Antara mulai tahun 1991. Jadi memang dulu ketika Antara masih milik negara di bawah Setneg memang orientasinya jadi kantor berita saja. Tidak pernah diajari berbisnis sama sekali. Ya sudah cari berita, anda mengirim berita paling cepat, paling akurat, agar di kutip oleh media. Ya sudah berjalan terus. Tapi menjadi berubah ketika ada era reformasi tahun 1997. Kemudian dengan keterbukaan media massa, dan dalam

Page 26: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

26

perjalanannya tahun 2007 menjadi BUMN. Disitulah ada pergeseran orientasi sampai berjalan sampai sekarang ini.

Tahun 2007 jadi Perum. Jadi sebelum 2007 berada di lembaga kepresidenan di bawah Setneg yang waktu itu statusnya setiap pemimpinnya di angkat dan diberhentikan melalui Skep nya Presiden waktu sebelum 2007. Kalau sekarang direksi ini di angkat dan diberhentikan oleh Menteri BUMN.

Saya dulu jadi wartawan saja. Langsung di bawah Setneg dulu. Anggarannya juga melalui Dipa dulu di bawah Setneg. Berubah 2007. Kalau sekarang kami berada di Kementerian BUMN. KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Kalau PNBP harus masuk negara, tidak bisa dipakai.

DIREKTUR PEMBERITAAN PERUM LKBN ANTARA (Drs. H. AKHMAD MUNIR):

Untuk yang Ibu Evita tadi apakah kami memiliki tim liputan di istana? Kami memiliki di tim

istana, di wapres, dan di DPR. Malah di tiga lokasi ini kami bentuk tim khusus. Dan disitu ada korlip yang di atur sedemikian rupa, teman-teman agar terus memantau dan meng-cover liputan presiden, wakil presiden, dan kegiatan-kegiatan DPR. Jadi kami memiliki tim yang setiap saat mobilisasinya cukup tinggi. Kayak sekarang Presiden kemarin saja tiga hari ada di Medan dan Sibolga. Dan kemana-mana kami Insya Alloh dilibatkan oleh Presiden dan Wapres. Termasuk juga DPR RI. Jadi kami-kami juga sering tim kami di ajak oleh Ketua DPR, Ketua DPD, dan Ketua MPR kemana-mana.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.):

Interupsi, Pak Ketua. Saya melalui mimbar ini mulai hari ini sampai pada masa pemilu nanti tolong titipan dari

saya pribadi, saya bukan calon lagi, saya tidak maju, supaya Anggota Komisi I khusus yang ada di ruangan ini supaya terus didampingi untuk peliputannya.

DIREKTUR PEMBERITAAN PERUM LKBN ANTARA (Drs. H. AKHMAD MUNIR):

Baik Pak nanti kami atur melalui tim kami dan akan kami koordinasikan.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.): Bapak katakan tadi 600 sekian wartawan di daerah ada di sampai kabupaten. Apa hanya

di provinsi saja atau sampai kabupaten?

DIREKTUR PEMBERITAAN PERUM LKBN ANTARA (DRS. H. AKHMAD MUNIR): Kebanyakan kami di eks keresidenan. Kalau dulu di keresidenan, eks keresidenan. Ini

minimal ada satu wartawan.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.): Tapi tidak semua kabupaten ada kan?

DIREKTUR PEMBERITAAN PERUM LKBN ANTARA (Drs. H. AKHMAD MUNIR): Ada yang ada. Tapi rata-rata pendekatannya kami di eks keresidenan. Masukan-masukan terkait dengan merevitalisasi kami sebagai kantor berita agar

terpercaya akan kami dalami itu.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

27

Dan memang mohon ijin juga perlu dipikirkan bersama mengenai status Antara yang menjadi tema hari ini, apakah di Menteri BUMN, atau di LPP kan, atau tetap di bawah langsung kepresidenan. Kami makmum kepada keputusan stake holder Pemerintah ini.

Mungkin itu saja, Pak Dirut.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Pak Ketua, ijin saja saya mengingatkan, ini kami menampilkan inti dari PP 40 Tahun

2007 tentang Perum LKBN Antara. Itu yang disampaikan Ibu Evita tadi, bahwa ruang lingkup kami masih memungkinkan untuk data, informasi, dan lain-lain. Sehingga kami pun misalnya kerjasama dengan BI dan sebagainya adalah mengenai data finansial. Kami memiliki juga beberapa, mungkin 30 pelanggan, yang di bursa efek mengenai data finansial dan sebagainya. Jadi kami memang harus mengembangkan bisnis. Tapi ini semua masuk dalam koridor yang telah tertuang di dalam PP 40 Tahun 2007.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.):

Saya tidak melihatnya membacanya seperti itu poin b ini Pak. Bapak kan berkaitan

dengan Bapak melegalkan apa yang Bapak kerjakan sekarang ini berdasarkan poin b. Kalau saya baca poin b itu tidak begitu saya menginikannya. Bapak inikan sekarang Antara ini big data. Big data is the business sekarang ini. Ini yang Bapak lakukan itu jualan big data, sementara itu is confidential, tidak boleh data yang Bapak miliki ini untuk diperjualbelikan. Apalagi Antara ini milik negara. Di jual kepada Bursa Efek, itu tidak boleh kalau menurut saya membaca yang b, tidak kesana. Bapak punya dokumennya Presiden kesana. Kadang-kadang itu adalah termasuk rahasia negara, dan itu bisa dipergunakan oleh swasta. Tidak boleh tanpa ijin. Jadi bukan berarti poin b ini memberi right kepada Antara untuk melakukan bisnis yang Bapak katakan. Ini debatable Pak, dan saya bukan begitu kalau kita bicara debatable. Apa yang Bapak lakukan sekarang itu tidak sebagai kantor berita, itu kalau saya lihat sekarang. Inikan Bapak sudah menerima. Inikan yang harus kita benahi ke depan, kita mau jadi apa sebenarnya. Saya tidak menyalahkan, karena sudah berjalan sekian lama. Tapi kan kita tidak lihat ke belakang, kita melihat ke depan kita mau apakan.

Sepertinya perlu waktu yang cukup panjang ketika kita bicara mengenai Antara ke depan ini mau apa sebenarnya, di bawah siapa. Apa sebenarnya bisnis yang bisa dilakukan oleh Antara ini. Dan PNBP nya langsung bisa dipergunakan. Setahu saya kan tidak boleh lagi sekarang negara itu PNBP bisa langsung dipergunakan. Hal-hal ini tidak salah mereka, wong itu aturannya yang sudah jalan sekian lama, tidak salah. Tapi inikan tertelingsut. Seperti RRI, TVRI, juga begitu Pak. TVRI harus kembali ke negara PNBP nya, RRI kembali ke negara. TVRI boleh di pakai langsung. Ini karena tertelingsut keuangan, ini ada dua LPP yang berbeda aturan. Akhirnya sekarang sudah jadi satu, semua harus diserahkan kepada negara. Ini juga saya rasa karena statusnya BUMN, BUMN kan boleh dipakai langsung, karena is a commercial. Tapi kan anggarannya ada di Kominfo. Ini yang saya tidak mengerti mulainya dimana, tapi ini harus kita duduk, kita benahi kestrukturan dari LKBN Antara ini anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan restrukturisasi supaya ke depan positioning-nya itu kembali seperti kejayaan dan kebesaran.

Terima kasih.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Ketua, interupsi. Saya ingin justru yang baru disampaikan oleh Ibu Evita dan penjelasan dari Dirut yang

barusan ini menjadikan kita justru opportunity untuk memperkuat membahas kembali tambahan di Undang-Undang Penyiaran. Sebab kalau tidak terombang-ambing mereka ini semua. Tahu-tahu bisa jadi kerdil. Jadi saya pikir justru patut kita pikirkan bersama lagi dia bisa menjadi kantor berita. TVRI, RRI, dan sebagainya itu dia merupakan reservoa, dia merupakan kolam informasi, yang nanti itu juga ada kaitannya dengan Undang-Undang Perlindungan Data. Jadi kata Ibu Evi

Page 28: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

28

itu betul di satu sisi bahwa ada data yang harus dengan ijin, ada yang data memang itu bisa di publish.

Tapi itu kondisi sekarang ini membuat mereka terpaksa dalam kondisi apa adanya, yang penting mereka bisa dapat income yang wajar. Dan selama tidak ada yang komplain itu it’s oke. Tapi saya pikir ini harus dibenahi dalam Undang-Undang Penyiaran. Jadi saya anggap bahwa rapat hari ini harus memberikan rekomendasi bahwa materi ini akan kita sempurnakan di Undang-Undang Penyiaran yang kadung belum di ketok palu. Kalau tidak, nanti habis kita tidak ada kesempatan lagi untuk menyempurnakan.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Tadi semua masukan-masukan yang saya kira konstruktif untuk LKBN Antara. Tapi

sesungguhnya masukan tadi juga untuk kami juga bahwa ketika kita membahas Undang-Undang Penyiaran sesungguhnya kita sedang akan memperkuat LKBN Antara, jadikan satu dengan TVRI, RRI, sehingga tidak tumpang tindih. Termasuk nanti posisinya jelas, dia menggunakan APBN sepenuhnya, atau kemudian menjadi BUMN sepenuhnya, atau bagaimana, memang ini ada dalam Undang-Undang Penyiaran yang kita prakarsai/kita usulkan untuk menjadi undang-undang usul inisiatif DPR, dalam hal ini Komisi I. Namun memang proses sampai hari ini masih belum bisa berjalan dengan baik. Andai waktu itu sesuai dengan time schedule yang kita rancang maka sudah selesai, dan Antara kira-kira sudah bentuknya sudah kebayang kalau kami di Komisi I.

Jangan sampai kemudian TVRI punya wartawan sendiri, RRI punya wartawan sendiri, Antara punya wartawan sendiri, masing-masing melatih wartawan masing-masing. Kenapa wartawannya punya Antara mensuplai TVRI, RRI, dia fokus pada bagaimana menjadi lembaga penyiaran. Saya kira efisiensi akan sangat bagus dengan total aset yang sangat besar itu dan strategis. Kita sudah membayangkan sebenarnya. Tapi memang karena masih macet sampai sekarang, jadi mohon do’anya saja, dan kita upayakan terus.

Pas jam 2 (14.00), jadi kita akan bacakan kesimpulan rapat pada siang hari ini.

Draft Kesimpulan Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan LKBN Antara

Tanggal 18 Maret 2019 Saya akan bacakan semuanya dulu ya, jangan ditanggapi dulu. Kalau ditanggapi masih

ada yang di bawah. 1. Komisi I DPR RI mendorong LKBN Antara untuk melakukan revitalisasi secara

menyeluruh sehingga mampu menjalankan perannya sebagai kantor berita yang menyelenggarakan usaha pemberitaan secara independen, profesional, terpercaya, guna memenuhi kebutuhan masyarakat;

2. Komisi I DPR RI meminta LKBN Antara untuk mengoptimalkan perannya dalam rangka mensukseskan Pemilu 2019 dengan menyajikan pemberitaan pemilu secara berimbang dan obyektif, serta mengintensifkan kerjasama dengan penyelenggara pemilu baik di pusat maupun di daerah;

3. Komisi I DPR RI mendesak LKBN Antara untuk mensosialisasikan program-program

Pemerintah sebagai bagian dari government public relation dengan tetap mengedepankan obyektifitas dalam pemberitaannya;

Saya kira 3 (tiga) ini ada masukan tambahan? Prof, mungkin untuk yang tadi usulan tentang Penyiaran tadi, karena Penyiarannya juga

ini, mungkin di hidden tidak dibebankan di kesimpulan saja ya. Tapi kita tahu sama tahu bahwa itu menjadi PR kita yang cukup besar.

Page 29: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

29

F-PKS (H. SUKAMTA, Ph.D): Pimpinan, nomor 3 (tiga) ini ‘Komisi I DPR RI mendesak LKBN Antara untuk

mensosialisasikan program-program Pemerintah sebagai bagian dari government public relation’ dan seterusnya. Kalau kita menganut trias politica ini, yang namanya pemerintah itu eksekutif, kemudian ada DPR, legislatif, dan ada yudikatif, sementara yang punya program itukan legislatif punya program, eksekutif punya program, dan sementara masyarakat itu justru sampai hari inikan gelap gulita terhadap program DPR ini. Kita punya rapat tidak pernah habis tapi tidak pernah terkomunikasikan dengan masyarakat. Sementara yang punya anggaran besar memang Pemerintah, tapi LKBN Antara itukan mitranya kan mitra DPR, mitra Komisi I, sehingga sangat bagus kalau yang diberitakan itu bukan program Pemerintah, tapi pemerintahan. Bedanya ‘pemerintah’ dengan ‘pemerintahan’ itu adalah legislatif dan eksekutif kalau ‘pemerintahan’. Kalau ‘pemerintah’ itu hanya eksekutif. Sehingga baiknya yang diberitakan itu adalah program-program DPR maupun Pemerintah.

Terima kasih. KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI):

Saya sepakat juga DPR juga harus disampaikan. Kita kadang malah justru orang sangat

miring dengan DPR karena tidak berimbang. Jadi poin 3 (tiga) ‘Komisi I DPR RI mendesak LKBN Antara untuk mensosialisasikan

program-program DPR dan Pemerintah dengan tetap mengedepankan obyektifitas dalam pemberitaannya’, begitu saja ya.

Kalau mau Dewan Perwakilan Rakyat berarti RI nya Republik Indonesia. Kalau RI nya di singkat berarti depannya di singkat juga. Sudah begitu saja, singkat, ‘Komisi I DPR RI mendesak LKBN Antara untuk mensosialisasikan program-program DPR dan Pemerintah dengan tetap mengedepankan obyektifitas dalam pemberitaannya’.

Oke ya, saya kira cukup ya?

(RAPAT : SETUJU)

Bapak/Ibu sekalian, Terima kasih atas perhatiannya. Dan sebelum menutup rapat pada siang hari ini, kami beri kesempatan kepada Dirut

LKBN Antara untuk menyampaikan kata penutupnya, silakan.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Sekali lagi atas nama LKBN Antara ijinkan saya menyampaikan apresiasi yang

mendalam. Tidak saja dalam kata-kata, tapi kami sangat sukacita mendengar semangat yang disampaikan oleh para Anggota, perhatiannya begitu besar.

Memang kami semua di DPR maupun di luar/di masyarakat kami terus menghadapi kondisi-kondisi yang mungkin sebagai akibat dari sejarah, akibat dari pergantian jaman. Itu bukan alasan, tapi memang harus kita benahi bersama.

Yang berikutnya, saya telah beberapakali di depan Komisi I DPR juga dalam RDP kembali menyampaikan dukungan LKBN Antara terhadap penyelarasan lebih lanjut apa yang di sebut dengan TVRI, RRI, dan berbagai lembaga pemberitaan lainnya yang terkait dengan negara. Memang harus diadakan suatu keputusan yang efektif, efisien, sehingga menjalankan tugas informasi ini dengan lebih baik. Jadi kami tunggu dengan penuh harapan terhadap arahan dari Komisi I DPR, khususnya mengenai hal-hal tersebut.

Terima kasih.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT …€¦Sekretaris Rapat : Suprihartini, S.IP., M.SI., Kabag Sekretariat Komisi I DPR RI Acara Penjelasan Direktur Utama Perum

30

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

F-NASDEM (PROF. DR. BACHTIAR ALY, M.A.): Sebelum di tutup. Justru terbalik, setelah rapat hari ini justru kita menunggu rumusan yang menurut LKBN

Antara itu yang paling pas, kami akan pertimbangkan. Jadi Anda ajukan konsep draft-nya, nanti kita dalam membahas soal itu sudah lebih jelas positioning daripada LKBN Antara.

Terima kasih.

DIREKTUR UTAMA PERUM LKBN ANTARA (MEIDYATAMA SURYODININGRAT): Siap Pak untuk ditugaskan.

KETUA RAPAT (Dr. H. ABDUL KHARIS ALMASYHARI): Benar seperti yang dikatakan Prof. Bachtiar, tapi tidak cukup ‘dipertimbangkan’ tapi ‘kami

akan pertimbangkan dan kami akan perjuangkan’. Baik, Bapak/Ibu sekalian, dengan demikian maka Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR

RI dengan LKBN Antara selesai. Dan dengan mengucapkan alhamdulillaahirobbil ‘aalamiin rapat ini saya nyatakan di tutup.

Wassalaamu'alaikum Warohmatulloohi Wabarokaatuh.

KETOK PALU : 3 KALI

(RAPAT DI TUTUP PUKUL 14.09 WIB)

Jakarta, 18 Maret 2019

a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

TTD.

SUPRIHARTINI, S.I.P., M.Si. NIP. 19710106 199003 2 001