DECISION SUPPORT SYSTEM SELEKSI KARYAWAN PROGRAMMER DAN OPERATOR IT TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Diploma III Teknik Informatika Diajukan Oleh : DYAH ASMIATI M3207008 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DECISION SUPPORT SYSTEM
SELEKSI KARYAWAN PROGRAMMER DAN OPERATOR IT
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Program Diploma III Teknik Informatika
Diajukan Oleh :
DYAH ASMIATI
M3207008
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sistem informasi yang digunakan untuk menyediakan informasi bagi para
pemakai di suatu organisasi dapat dibedakan menurut dukungan terhadap berbagai
level manajemen maupun area fungsional (departemen). Salah satu jenis sistem
aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision
Support System atau disingkat DSS. DSS (Decision Support System) merupakan
jenis sistem informasi yang diklasifikasikan menurut dukungan terhadap level
manajemen.
DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang dapat membantu
manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Sistem inilah yang mendukung
keputusan semiterstruktur dan tak terstruktur. Semenjak tahun 1970, Decision
Support System (DSS) semakin banyak digunakan dalam penyajian data. Data-
data yang sebelumnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan laporan yang tebal
dapat sedemikian rupa disajikan menggunakan metode dan model yang disediakan
oleh DSS dengan lebih efisien dan terinci sehingga memberikan nilai informasi
tambahan yang bermanfaat untuk pengguna sistem.
Berdasarkan uraian diatas maka dalam Tugas Akhir penulis tertarik untuk
membuat salah satu contoh penggunaan aplikasi DSS dalam suatu perusahaan
yaitu pada proses tes seleksi penerimaan karyawan baru khususnya di bagian
Programmer dan operator IT. Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini
adalah cara pemilihan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) Telematika.
Standar kompetensi ini merupakan ukuran atau patokan tentang pengetahuan, dan
keterampilan, yang harus dimiliki seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan
atau tugas sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Hasil dari proses ini
berupa ranking karyawan sebagai rekomendasi bagi pengambil keputusan untuk
memilih karyawan yang cocok pada bagian programmer dan operator IT tersebut.
1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang dapat
diangkat adalah “Bagaimana membuat aplikasi DSS Seleksi Karyawan
Programmmer dan Operator IT ?”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar pembuatan sistem lebih fokus dengan
tujuan yang dicapai. Maka penulis memberikan batasan masalah pada proses DSS
dalam seleksi karyawan Programmer dan operator IT agar lebih terarah pada
proses tes seleksi dan proses pengambilan keputusan untuk lolos ke tahap
selanjutnya atau tidak. Software ini dibuat dengan menggunakan PHP My SQL
untuk database dan dreamweaver8 sebagai Editornya.
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat DSS seleksi
karyawan Programmer dan operator IT sebagai alat bantu pengambil keputusan
yang efektif dan efisien.
1.5 Manfaat Penulisan
Pembuatan aplikasi DSS seleksi Karyawan Programmer dan Operator IT
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis. Adapun menfaat tersebut
adalah dapat mengetahui jalannya proses aplikasi ini dalam membantu
pengambilan keputusan dalam seleksi karyawan programmer dan operator IT.
1.6 Metodologi Penelitian
Proses pengambilan data dalam menyusun laporan Tugas Akhir, penulis
menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan data dari membaca
buku-buku dan literatur yang ada hubungannya dengan DSS dan beberapa buku
pemrograman untuk mendukung dalam proses pembuatan aplikasi ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir dengan judul DSS Seleksi Karyawan Programmer
dan Operator IT ini terdiri dari lima bab yaitu:
1. BAB I (Pendahuluan)
Pada pendahuluan diberikan gambaran umum tentang laporan yang
berisikan:
a. Latar Belakang Masalah
b. Perumusan Masalah
c. Batasan Masalah
d. Tujuan Dan Manfaat Kegiatan
e. Metodologi Penelitian
f. Sistematika Penulisan
2. BAB II (Landasan Teori)
Pada landasan teori memuat tinjauan pustaka yang digunakan
sebagai referensi dalam pembuatan DSS Seleksi Karyawan
Programmer dan Operator IT
3. BAB III (Analisis dan Perancangan Sistem)
Pada analisis dan perancangan sistem memuat tentang analisis
kebutuhan dari system yang akan dibuat beserta rancangan sistem
4. BAB IV (Implementasi dan Analisa)
Pada implementasi memuat hasil analisis dan perancangan sistem
yang antara lain ditampilkan dalam bantuk gambar dan penjelasan
dari masing-masing bagian. Pada evaluasi memuat kekurangan dan
kelebihan sistem.
5. BAB V (Penutup)
Pada penutup memuat kesimpulan dari tujuan, rumusan masalah dan
saran yang diperoleh dari kekurangan sistem
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jogiyanto, 2001)
Menurut Sutanta (2003), sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu
fungsi guna mencapai tujuan.
2.2 Pengertian informasi
Informasi merupakan hasil pengelolaan data sehingga menjadi bentuk yang
penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam
pengambilan kuputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. (Sutanta, 2004)
Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara,
tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang
menerimanya. (Witarto, 2004)
Menurut Sutedjo (2002), informasi menjadi penting karena berdasarkan
informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi objektif sebuah
perusahaan. Tidak semua informasi berkualitas. Kualitas ditentukan oleh:
a. Keakuratan Dan Teruji Kebenarannya
artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias, dan
tidak menyesatkan. Kesalahan-kesalahan itu dapat berupa kesalahan
perhitungan meupun akibat gangguan (noise) yang dapat mengubah dan
merusak informasi tersebut.
b. Kesempurnaan Informasi
Untuk mendukung faktor terutama diatas, makam kesempurnaan informasi
menjad faktor penting, dimana informasi disajikan lengkap tanpa
pengurangan, penambahan dan pengubahan.
c. Tepat Waktu
Informasi harus disajikan tepat waktu, mengingat informasi akan menjadi
dasar pengambilan keputusan. Keterlambatan informasi akan
mengakibatkan kekeliruan dalam pengambilan keputusan.
d. Relevansi
informasi akan memiliki nilai mafaat yang tinggi, jika informasi tersebut
diterima oleh mereka yang membutuhkan, dan menjadi tidak berguna jika
diberikan kepada mereka yang tidak membutuhkan.
e. Mudah Dan Murah
Saat ini, cara dan biaya untuk memperoleh informasi juga menjadi bahan
pertimbangan tersendiri. Bilamana cara dan biaya untuk memperoleh
informasi sulit dan mahal, maka orang tidak berminat untuk
memperolehnya atau mencari alternatif subsitusinya. Biaya yang mahal
yang dimaksud disini, jika bobot informasi tidak sebanding dengan biaya
yang dikeluarkan. Dan melalui tehnologi internet, saat ini orang atau
perusahaan dapat memperoleh informasi dengan mudah dan murah.
2.3 Pengertian Sistem informasi
Sistem informasi mempunyai banyak pengertian, namun pada dasarnya
mengarah pada dasar yang sama. Sistem menurut Kristanto merupakan kumpulan
elemen-elemen yang saling terkait dan bekerjasama untuk proses masukan yang
ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai
menghasilkan kesimpulan yang diinginkan. (Kristanto, 2003)
Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bantuk yang
penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam
5
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu
juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang (Sutanta, 2004)
Dari pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan prosedur-prosedur yang
diorganisasikan, bilamana akan dieksekusi akan mendukung informasi atau
pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi (Henry C. Lucas
dalam Jogiyanto, 1997)
Menurut Jogiyanto (1997), Sistem informasi terdiri dari komponen-
komponen, sebagai berikut:
a. Input
Input adalah semua data yang dimasukkan didalam sistem informasi,
seperti dokumen, formulir dan file.
b. Proses
Proses merupakan kumpulan prosedur yang akan memanipulasi input
yang kemudian akan disimpan dalam basis data dan seterusnya akan
diolah menjadi output yang akan digantikan oleh penerima.
c. Output
Output merupakan semua keluaran atau hasil dari model yang sudah
diolah menjadi suatu sistem informasi yang berguna dan dapat dipakai
oleh penerima. Komponen ini dapat berupa laporan-laporan yang dapat
dibutuhkan oleh pemakai sistem untuk memantau sistem suatu
organisasi.
d. Teknologi
Teknologi merupakan komponen yang berfungsi untuk memasukkan
input, mengolah input dan menghasilkan keluaran. Teknologi meliputi
tiga bagian yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan perangkat
manusia.
e. Basis data
Basis data merupakan kumpulan data-data yang saling berhubungan
dengan yang lain, yang disimpan dalam parangkat keras komputer dan
akan diolah oleh parangkat lunak.
f. Kendali
Kendali dalam hal ini merupakan semua tindakan yang diambil untuk
menjaga semua sistem informasi tersebut agar dapat berjalan dengan
lancar dan tidak mengalami gangguan.
2.4 Perancangan Sistem
Perancangan sistem secara umum adalah pengidentifikasian komponen-
komponen sistem informasi dengan tujuan untuk dikomunikasikan dengan
pemakai (Sutanta, 2003). Tujuan perancangan sistem secara umum adalah
memberikan gambaran secara umum atau global kepada pemakai tentang sistem
yang akan dikembangkan dan berfungsi sebagai persiapan untuk tahap
perancangan sistem.
2.4.1 Context Diagram (CD)
Context Diagram adalah sebuah diagram sederhana yang
menggambarkan hubungan antara entity luar, masukan dan keluaran
sistem. (Kristanto, 2003). Beberapa simbol yang digunakan dalam
Context Diagram dapat dilihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Simbol Dalam Context Diagram
Simbol Keterangan
Suatu proses diman beberapa tindakan atau sekelompok
tindakan dijalankan
Suatu entitas berupa orang, kelompok, departemen atau
sistem yang bisa menerima informasi atau data-data
awal.
Sistem alir data atau aliran data
2.4.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram adalah suatu model logika data atau proses
yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data atau kemana
tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa
yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang
disimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. (Kristanto,
2003). Beberapa simbol yang digunakan dalam DFD dapat dilihat
dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 Simbol Dalam DFD
Simbol Penjelasan
Menggambarkan orang atau kelompok yang
merupakan asal data atau tujuan data
Simbol alir data atau aliran data
a. Menunjukkan tranformasai data dari masukan
menjadi keluaran
b. Suatu proses dimana beberapa tindakan
dijalankan
File basis data atau penyimpanan yang
diimplementasikan dalam komputer.
2.4.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram adalah alat pemodelan data utama
dan akan membantu mengorganisasi data dalam suatu proyek kedalam
entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas. Proses
memungkinkan analisis menghasilkan struktur basis data yang baik
sehingga data dapat disimpan dan siambil secara efisien. Beberapa
simbol yang digunakan dalam ERD dapat dilihat dalam tabel 2.3
Tabel 2.3 Simbol Dalam ERD
Simbol Keterangan
Menunjukkan himpunan entitas yang merupakan
suatu obyek yang dapat diidentifikasikan dalam
lingkungan pemakai.
Menunjukkan himpunan relasi antar entitas.
Digunakan sebagai penghubung antara relasi
dengan himpunan entitas dan himpunan entitas
dengan atributnya.
Kerelasian Antar Tabel
Kerelasian menyatakan hubungan antar relasi dalam basis data. Kerelasian
antar relasi ditulis oleh foreign key atau relasi-relasi bertipe transaksi yang
digunakan dalam basis data. Jenis-jenis antar relasi meliputi :
a. Kerelasian satu ke satu (one to one relationship)
Kerelasian satu ke satu terjadi jika setiap nilai pada suatu relasi hanya
mengimplementasikan sebuah nilai pada relasi lain yang direlasikan
secara logik.
b. Kerelasian satu ke banyak (one to many relationship)
Kerelasian satu ke banyak terjadi jika setiap nilai pada suatu relasi
mengimplementasikan banyak nilai pada relasi lain yang direlasikan
secara logik.
c. Kerelasian banyak ke satu (many to one relationship)
Kerelasian banyak kesatu terjadi jika banyak nilai pada suatu relasi
mengimplementasikan satu nilai pada relasi yang lain yang direlasikan
secara logik.
d. Kerelasian banyak ke banyak (many to many relationship)
Kerelasian banyak ke banyak terjadi jika banyak nilai pada suatu relasi
mengimplementasikan banyak nilai pada relasi lain yang direlasikan
secara logik
(Sutanta, 2004).
2.4.4 Flowchart
Flowchart merupakan diagram alur yang menggambarkan urutan
logika dari suatu prosedur pemecahan dari suatu masalah (Sutedjo dan
Michael, 2000). Simbol yang digunakan dalam flowchart disajikan
dalam tabel 2.4.
Tabel 2.4 Simbol dalam Flowchart
Simbol Keterangan
Menunjukkan awal atau akhir program/ terminator
Menunjukkan input atau output
Manunjukkan arah arus aliran
Menunjukkan proses
Menunjukkan pengujian atau keputusan
2.5 Decision Support System
Decision Support System adalah sistem informasi yang membantu untuk
menidentifikasikan kesempatan pengambilan keputusan atau penyediaan
indormasi untuk membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya DSS hampir
sama dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM) karena menggunakan basis
data sebagai sumber data. Decision Support System bermula dari SIM karena
menekankan pada fungsi pendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-
tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat
keputusan.
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi
adalah DSS. DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena keduanya sama-
sama tergantung pada basis data sebagai sumber data. DSS berangkat dari SIM
trasional karena menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan
diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan actual masih wewenang pembuat
keputusan. DSS lebih sesuai untuk orang atau kelompok yang menggunakannya
daripada SIM tradisional.
Dalam Decision Support System terdapat 3 tujuan:
a. Membantu menager dalam pembuatan untuk memecahkan masalah semi
terstruktur.
b. Mendukung keputusan manager dan bukan mengubah atau mengganti
keputusan tersebut
c. Meningkatkan efektifitas manager dalam pebuatan keputusan dan bukan
peningkatan efisiensi.
Decision Support System lebih ditujukan untuk mendukung menajemen
dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analisis dalam situasi yang kurang
terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. DSS tidak dimaksudkan utuk
mengotomatisasi keputusan tetapi memberikan perangkat interaktif yang
memungkinkan pengambilan keputusan untuk melakukan berbagai analisa untuk
melakukan analisa menggunakan model-model yang tersedia.
Ditinjau dari teknologinya, Decision Support System dibagi menjadi 3
yaitu:
1. Sistem pendukung keputusan (SPK) spesifik
Bertujuan untuk membantu memecahkan suatu masalah dengan
katakteristik tertentu.
2. Pembangkit sistem pendukung keputusan (SPK)
Suatu software yang khusus digunakan untuk membangun dan
mengembangkan SPK. Pembangkit SPK akan memudahkan perancang
dalam membangun SPK spesifik.
3. Perlengkapan sistem pendukung keputusan (SPK)
Berupa software dan hardware yang digunakan atau mendukung
pembangunan SPK spesifik maupun pemabangkit SPK.
Berdasarkan tingkat dukunganya, Decision Support System dibagi menjadi
6 yaitu:
1. Retreview Informasi Element
Iniah dukungan terendah yang bisa diberikan oleh DSS, yakni berupa
akses selektif terhadap informasi.
2. Analyze Entire File
Dalam tahapan ini para manager diberi akses untuk melihat dan
menganalisis file secara lengkap
3. Prepare Report From Multiple Files
Dukungan seperti ini cenderung dibutuhkan menginngat para menager
berhubungan dengan banyak ativitas dengan satu moment tertentu.
4. Estimate Decision Consequences
Dalam tahapan ini, manager dimungkinkan untuk melihat dampak dari
setiap keputusan yang mungkin diambil.
5. Propose Decision
Dukungan ditahapan ini sedikit lebih maju lagi. Suatu alternatif keputusan
bisa disodorkan kehadapan menager untuk dipertimbangkan.
6. Make Decision
Ini adalah jenis dukungan yang diharapkan dari DSS. Tahapan ini
memberikan sebuah keputusan yang tinggal menunggu legitimasi dari
menager untuk dijalankan.
Pencocokan profil (profil matching) adalah sebuah mekanisme
pengambilan keputusan dengan mengasumsi bahwa terdapat tingakat variable
predictor yang ideal yang harus dimiliki oleh suatu obyek, bukan tingkat minimal
yang harus dipenuhi atau dilewati
Keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat dari
kestrukturannya yang bisa dibagi menjadi:
1. Keputusan Terstruktur (Struktured Decision)
Keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang dan bersifat rutin.
Prosedur pengambil keputusan sangatlah jelas. Keputusan tersebut
dilakukan pada manajemen tingkat bawah
2. Keputusan Semi Terstruktur
Keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian keputusan ini bisa
ditangani oleh komputer dan yang tetap harus dilakukan oleh
pengambil keputusan.
3. Keputusan Tak Struktur
keputusan yang penanganannya sangat rumit karena tidak terjadi
berulang-ulang atau tidak selalu terjadi. Keputusan tersebut menuntut
pegalaman dari berbagai sumber yang bersifat eksternal.
(Kusrini, 2007)
2.6 Komponen Decision Support System
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen besar:
1. Database
2. Model Base
3. Sofware System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki
perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar
(master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang relevan dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
Komponen kedua adalah model base atau suatu model yang
mempresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif, sebagai dasar
simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk didalamnya tujuan dari
permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan yang ada
(constraints) dan hal-hal yang terkait lainnya. Kedua komponen tersebut untuk
selanjutnya disatukan dalam komponen ketiga (software system), setelah
selanjutnya dipresentasikan dalam bentuk model yang dimengerti komputer.
Contohnya adalah penggunaan tehnik RDBMS (Relational Database