DTC P0105/31 Sirkuit Tekanan Absolute Manifold / Tekanan Barometric untuk Persiapan Klik di sini PENJELASAN Sensor tekanan absolut manifold mendeteksi tekanan intake manifold menggunakan unit sensor yang dibuat menyatu. ECM menentukan durasi injeksi dasar dan dasar pengajuan timing pada output voltase dari sensor tekanan absolut manifold. Sensor tekanan absolut manifold memonitor tekanan absolut di dalam intake manifold (awalnya mulai 0 mmHg), sehingga ECM dapat mengontrol rasio udara - bahan bakar pada level yang pantas dalam berbagai kondisi pengendaraan, tanpa adanya pengaruh terhadap fluktuasi tekanan udara luar yang antara lain disebabkan oleh ketinggian permukaan. No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan P0105/31 1. Salah satu kondisi berikut ini ditemukan selama 0,5 detik atau lebih: 1. Sirkuit sensor open atau shorted 2. Output voltase sensor 0,7 V atau kurang, atau 4,9 Open atau short circuit dalam sensor tekanan absolute manifold Sensor tekanan absolut manifold
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Sensor tekanan absolut manifold mendeteksi tekanan intake manifold menggunakan unit sensor yang dibuat menyatu. ECM menentukan durasi injeksi dasar dan dasar pengajuan timing pada output voltase dari sensor tekanan absolut manifold.Sensor tekanan absolut manifold memonitor tekanan absolut di dalam intake manifold (awalnya mulai 0 mmHg), sehingga ECM dapat mengontrol rasio udara - bahan bakar pada level yang pantas dalam berbagai kondisi pengendaraan, tanpa adanya pengaruh terhadap fluktuasi tekanan udara luar yang antara lain disebabkan oleh ketinggian permukaan.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0105/31
1. Salah satu kondisi berikut ini ditemukan selama 0,5 detik atau lebih:
1. Sirkuit sensor open atau shorted
2. Output voltase sensor 0,7 V atau kurang, atau 4,9 V atau lebih
(1 trip detection logic)
Open atau short circuit dalam sensor tekanan absolute manifold
Sensor tekanan absolut manifold
ECM
PETUNJUK:
Jika ECM mengeset DTC P0105/31, ini memasuki mode fail-safe sebagai berikut agar memungkinkan kendaraan dapat dikendarai sementara waktu.
Menentukan tekanan intake manifold yang diperlukan, sesuai dengan putaran mesin dan sudut throttle valve (Apabila sensor posisi throttle bekerja dengan benar).
Menentukan tekanan intake manifold pada preset value (apabila sensor posisi throttle sedang mengalami malfungsi).
Melakukan pemutusan bahan bakar (fuel-cut) ketika putaran mesin mencapai preset value atau lebih.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE VCPM)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VCPM (E8-22) - E2PM (E8-12)
4,5 sampai 5,5 V
GANTI ECM
NG
OK
2.PERIKSA ECM (VOLTASE PIM)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
a. Lepaskan konektor sensor tekanan absolut manifold V1.
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VC (V1-3) - VCPM (E8-22)
Di bawah 1 Ω
PIM (V1-2 ) - PIM (E8-23)
Di bawah 1 Ω
E2 (V1-1) - E2PM (E8-12)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
VC (V1-3) atau VCPM (E8-22) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
PIM (V1-2) atau PIM (E8-23) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
E2 (V1-1) atau E2PM (E8-12) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor tekanan absolut manifold.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.
a. Hubungkan voltmeter antara terminal dari E8-23 (PIM) dan E8-12 (E2PM) pada sisi ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.
Voltage standar: 2,2 sampai 3,1 V
a. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltage standar:
Vakum yang Diberikan
Penurunan Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa (mmHg, in.Hg)
0,25 sampai 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa (mmHg, in.Hg)
0,65 sampai 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa (mmHg, in.Hg)
1,05 sampai 1,35 V
a. Gunakan SST ( turbocharger pressure gauge), ukur kenaikan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir, ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltage standar:
Tekanan Yang Diberikan
Kenaikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa (kgf/cm2, psi)
0,45 sampai 0,75 V
SST 09992-00242
GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD
NG
OK
GANTI ECM
DTC P0110/43 Sirkuit Intake Air Temperature Malfungsiuntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor Temperatur Udara Intake (IAT), yang mendeteksi IAT, ditempatkan pada bagian depan case saringan udara.Thermistor yang dibuat menyatu dalam sensor dan mengubah tahanan sesuai dengan IAT.Pada saat temperatur udara intake rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada saat temperatur udara intake tinggi, tahanan thermistor berkurang.Pada saat tahanan sensor IAT berganti sesuai dengan pergantian dalam IAT, voltase terminal THA juga berganti. Berdasarkan sinyal ini, ECM menambah volume injeksi untuk memperbaiki kemampuan pengendaraan selama pengoperasian mesin dingin.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0110/43
Open atau short dalam sirkuit sensor IAT selama 0,5 detik atau kondisi (a) atau (b) secara kontinu selama 0,5 detik atau lebih(a) Output voltage dari sensor IAT 0,15 V atau kurang(b) Output voltage dari sensor IAT 4,85 V atau lebih(1 trip detection logic)
Open atau short di sirkuit sensor temperatur udara intake
Sensor temperatur udara intake
ECM
PETUNJUK:
Pada saat DTC P0110/43 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester:Powertrain / Engine / Data List / Intake Air Temp.
Temperatur Yang Ditampilkan Malfungsi
-30°C (-30,00°C) atau kurang Sirkuit Open
129°C (128,89°C) atau lebih Sirkuit Short
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THA)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal THA dan E2 dari konektor E8 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester
Temperatur Udara Masuk
Kondisi spesifikasi
THA (E8-13) - E2 (E8-30)
20°C (68°F) 0,5 sampai 3,4 V
60°C (60,00°C)
0,2 sampai 1,0 V
Lanjutkan ke tahap 2
NG
OK
GANTI ECM
2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR UDARA MASUKa. Lepas sensor temperatur udara masuk.
a. Ukur tahanan sensor temperatur udara intake
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 2,21 sampai 2,69 kΩ pada 20 °C ( 68°F)
1 - 2 0,29 sampai 0,354 kΩ pada 80 °C ( 80,00°C)
GANTI SENSOR TEMPERATUR UDARA INTAKE
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR TEMPERATUR UDARA INTAKE)
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Lepaskan konektor I7 sensor temperatur udara intake.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
THA (E8-13) - THA (I7-1)
Di bawah 1 Ω
E2 (E8-30) - E2 (I7-2) Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
THA (E8-13) atau THA (I7-1) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur udara intake
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
GANTI ECM
DTC P0115/42 Sirkuit Temperatur Cairan Pendingin Mesinuntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANThermistor sudah built in dalam sensor temperatur cairan pendingin mesin dan mengubah tahanan sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin.Pada saat temperatur cairan pendingin rendah, tahanan thermistor bertambah. Pada saat temperatur cairan pendingin tinggi, tahanan thermistor berkurang. Sensor temperatur cairan pendingin dihubungkan ke ECM. Pada saat nilai tahanannya berubah sesuai dengan temperatur cairan pendingin mesin, voltase pada terminal THW juga berubah. ECM mengatur volume injeksi berdasarkan pada sinyal ini untuk memperbaiki pengendaraan saat dikemudikan pada temperatur mesin normal.PETUNJUK:
Bila ECM mendeteksi DTC P0115/42, ECM masuk ke mode fail-safe, yang aman temperatur cairan pendingin mesin diasumsikan pada 80°C (176°F).
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0115/42
Open atau short dalam sirkuit sensor temperatur cairan pendingin mesin selama 0,5 detik atau lebih(1 trip detection logic)
Open atau short circuit dalam sensor temperatur cairan pendingin mesin
Sensor temperatur cairan pendingin mesin
ECM
PETUNJUK: Pada saat DTC P0115/42 telah terdeteksi, periksa temperatur cairan pendingin mesin dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Coolant Temp.
Temperatur Yang Ditampilkan Malfungsi
-30°C (-30,00°C) atau kurang Sirkuit Open
120°C (120,00°C) atau lebih Sirkuit Short
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE THW)
a. Panaskan mesin sampai pada temperatur kerja normal.
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
THW (E8-19) - E2 (E8-30)
0,2 sampai 1,0 V(Temperatur cairan
pendingin mesin 60° sampai 120°C (140°
sampai 248 °F))
Lanjutkan ke tahap 2
NG
OK
GANTI ECM
2.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN
a. Ukur tahanan sensor temperatur cairan pendingin mesin.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 2,29 sampai 2,60 kΩ pada 20°C ( 68°F)
1 - 20,3017 sampai 0,3269
kΩ pada 80°C ( 80,00°C)
PERHATIAN: Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
GANTI SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN)
a. Lepaskan konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin W1
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Tahanan standar (Periksa dari open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
THW (W1-1) atau THW (E8-19)
Di bawah 1 Ω
E2 (W1-2) - E2 (E8-30) Di bawah 1 Ω
Tahanan standar (Periksa dari short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
THW (W1-1) atau THW (E8-19) - Masa
10 kΩ atau lebih tinggi
bodi
a. Hubungkan kembali konektor sensor temperatur cairan pendingin mesin.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
GANTI ECM
DTC P0120/41 Malfungsi Sirkuit Sensor Posisi Pedal Throttle / Switch "A"
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sensor posisi throttle ditempatkan pada throttle body dan mendeteksi sudut buka throttle valve.Pada saat katup throttle ditutup penuh, voltase mendekati 0,4 sampai 0,9 V diberikan pada terminal VTH dari ECM. Voltase yang diberikan pada terminal VTH dari ECM bertambah secara proporsional seiring dengan sudut buka katup throttle dan mencapai sekitar 3,2 sampai 4,9 V saat katup throttle dibuka penuh. ECM menentukan kondisi pengendaraan kendaraan dari output voltase dari terminal VTA, dan melakukan fungsi seperti mengkoreksi rasio udara-bahan bakar dan kontrol pemutusan bahan bakar.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0120/41
Setelah mesin dihidupkan, output voltase dari sensor posisi throttle di bawah 0,2 V atau di atas 4,8 V selama lebih dari 0,5 detik.(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
Sensor posisi throttle
ECM
PETUNJUK: Pada saat DTC P0120/41 telah terdeteksi, periksa sudut buka katup throttle dengan memilih item menu berikut pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Throttle POS.
Posisi Throttle ValveArea Gangguan
Tertutup Penuh Terbuka Penuh
0 % 0 % Open di sirkuit VC Open atau short circuit
dalam VTA
Sekitar 100 % Sekitar 100 % Open di sirkuit E2
PETUNJUK: Posisi throttle valve diekspresikan dalam persentasi
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
Bila menggunakan intelligent tester:
1.BACA NILAI MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (POSISI THROTTLE)
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester ON.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / Throttle POS.
a. Baca nilai yang ditampilkan pada intelligent tester.
Hasil:
Accelerator Pedal (Pedal Akselerator)
Posisi Throttle Valve
Lanjutkan ke
Dibebaskan → Ditekan
0 % A
Dibebaskan → Ditekan
Sekitar 10 % →
Sekitar 75 %
B
Dibebaskan → Ditekan
Sekitar 100 %
C
GANTI ECM
B
C Lanjutkan ke tahap 4
A
2.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VC (1) - E2 (2)
- 2,5 sampai 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Tertutup penuh
0,3 sampai 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Terbuka penuh
1,98 sampai 9,16 kΩ
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
GANTI SENSOR POSISI THROTTLE
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-1)
Di bawah 1 Ω
VTH (E8-20) - VTA (T1-3)
Di bawah 1 Ω
E2 (E8-30) - E2 (T1-2)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC (T1-1) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA (T1-3) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
GANTI ECM
4.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VC (1) - E2 (2)
- 2,5 sampai 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Tertutup penuh
0,3 sampai 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Terbuka penuh
1,98 sampai 9,16 kΩ
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
GANTI SENSOR POSISI THROTTLE
NG
OK
5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-1)
Di bawah 1 Ω
VTH (E8-20) - VTA (T1-3)
Di bawah 1 Ω
E2 (E8-30) - E2 (T1-2)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC (T1-1) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA (T1-3) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
GANTI ECM
Bila tidak menggunakan intelligent tester:
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE TERMINAL)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VTH (E8-20) - E2 (E8-30)
Tertutup penuh
0,4 sampai 0,9 V
VTH (E8-20) - E2 (E8-30)
Terbuka penuh
3,2 sampai 5,0 V
VC (E8-10) - E2 (E8-30)
- 4,5 sampai 5,5 V
GANTI ECM
OK
NG
2.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VC (1) - E2 (2)
- 2,5 sampai 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Tertutup penuh
0,3 sampai 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Terbuka penuh
1,98 sampai 9,16 kΩ
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
GANTI SENSOR POSISI THROTTLE
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - SENSOR POSISI THROTTLE)
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-1)
Di bawah 1 Ω
VTH (E8-20) - VTA (T1-3)
Di bawah 1 Ω
E2 (E8-30) - E2 (T1-2)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC (T1-1) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA (T1-3) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
PENJELASANSensor heated oxygen adalah tipe laminasi. Dibandingkan dengan tipe konvensional, sensor dan bagian heater dari tipe laminasi ini secara keseluruhan lebih runcing. Karena panas yang diberikan heater mengenai secara langsung pada alumina dan zirconia (pada bagian sensor), sehingga dapat mempercepat aktivasi sensor.Untuk mendapatkan kecepatan pemurnian yang tinggi dari komponen carbon monoxide (CO), hydrocarbon (HC) dan nitrogen oxide (NOx) dari gas buang, maka digunakan three-way catalytic converter. Agar penggunaan three-way catalytic converter lebih efisien,
rasio udara- bahan bakar harus dikontrol secara presisi sehingga rasionya mendekati rasio udara-bahan bakar stoichiometric.Sensor heated oxygen memiliki karakteristik yang mana voltase keluaran-nya berubah tiba-tiba di sekitar rasio udara-bahan bakar stoichiometric. Ini digunakan untuk mendeteksi konsentrasi oksigen dalam gas buang dan menyediakan untuk ECM berupa umpan balik untuk mengontrol rasio udara-bahan bakar.Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi kurus, konsentrasi oksigen dalam gas buang ditambah. Dan sensor heated oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus (voltase rendah, yakni kurang dari 0,45 V).Pada saat rasio udara-bahan bakar menjadi lebih gemuk dari rasio udara-bahan bakar stoichiometric, konsentrasi oksigen dalam gas buang dikurangi. Dan sensor heated oxygen menginformasikan ke ECM dalam kondisi kurus (voltase tinggi, yakni lebih dari 0,45 V). ECM menentukan apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus dan mengontrol timing injeksi sesuai dengan output voltase dari sensor heated oxygen. Bagaimanapun juga, jika sensor heated oxygen malfungsi dan output voltase abnormal, maka ECM menjadi tidak mampu lagi melakukan kontrol rasio udara-bahan bakar secara akurat. Sensor heated oxygen termasuk heater yang memanaskan elemen zirconia. Heater dikontrol oleh ECM. Pada saat volume udara intake rendah (temperatur gas buang rendah), arus mengalir ke heater guna memanaskan sensor untuk memfasilitasi akurasi deteksi konsentrasi oksigen.
No. DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0130/21 Output voltase dari sensor heated oxygen tetap sekitar 0,08 V saat kendaraan dikendarai pada 40 km/jam (25 mph) atau lebih setelah mesin dipanaskan (2 trip detection logic)
Open atau short di sirkuit sensor heated oxygen ( sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
Pemanas sensor heated oxygen ( sensor 1)
ECM
PETUNJUK: Sensor 1 menunjuk ke sensor yang berdekatan dengan mesin assembly. Output voltase sensor heated oxygen (O2S B1 S1) dan nilai short-term
fuel trim (O2FT B1 S1) dapat dibaca menggunakan intelligent tester. Hubungkan intelligent tester ke DLC3 dan pilih item menu berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1 S1 and O2FT B1 S1.
WIRING DIAGRAM
KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3. 2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester. Kemudian
hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
10. (j) Baca DTC.
PETUNJUK: Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
PERHATIAN: Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan terdeteksi.
PROSEDUR PEMERIKSAANPERHATIAN:
Bila kendaraan kekurangan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi kurus dan DTC sensor oksigen terekam, dan MIL kemudian menyala.PETUNJUK:
Bila DTC lain berkaitan dengan sistem berbeda yang memiliki terminal E2 sebagai terminal masa ditampilkan secara bersamaan, maka kemungkinan terminal E2 open circuit.
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYAa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P0130/21 A
P0130/21 dan DTC lainnya B
PETUNJUK: Jika terdapat output DTC selain P0130/21, pertama lakukan
troubleshoot DTC tersebut. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
PENJELASANReferensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
No. DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0135/23
Open atau short dalam sirkuit heater pada sensor oksigen dari 1,280 detik atau lebih (1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit heater dari sensor heated oxygen (sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
ECM
WIRING DIAGRAMReferensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )
a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated oxygen.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 11,7 sampai 15,5 Ω pada 20°C (68°F)
2 - 4 1 MΩ atau lebih
a. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
GANTI HEATED OXYGEN SENSOR
NG
OK
2.PERIKSA ECM (VOLTASE OXH1)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OXH1 (E8-8) - E2 (E8-30)
8 sampai 14 V
GANTI ECM
OK
NG
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)
a. Periksa harness dan konektor antara ECM dan konektor sensor heated oxygen.
i. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
ii. Lepaskan konektor ECM E8.
iii. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
HT (H11-1) - OXH1 (E8-8)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
HT (H11-1) atau OXH1 (E8-8) - Masa
10 kΩ atau lebih tinggi
bodi
iv. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.v. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
GANTI ECM
DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F Kurus, Bank 1)DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANFuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar gemuk, dan menambah volume
injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM menyalakan MIL dan mengeset DTC.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0171/25
Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil setelah pemanasan mesin, fuel trim mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi rich(2 trip detection logic)
Sistem induksi udara
Injektor tersumbat
Sensor tekanan absolut manifold
Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Tekanan bahan bakar
Kebocoran gas pada sistem exhaust
Open atau short di sirkuit sensor heated oxygen ( sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
Selang ventilasi
ECM
P0172/26 Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil setelah pemanasan mesin, fuel trim mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi rich(2 trip detection logic)
Injektor bocor atau tersumbat
Sensor tekanan absolut manifold
Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Sistem pengapian
Tekanan bahan bakar
Kebocoran gas pada sistem exhaust
Open atau short di sirkuit sensor heated
oxygen ( sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
ECM
PETUNJUK: Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk. Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi
kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.
Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.
WIRING DIAGRAMReferensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAANPERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK: Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYAa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P0171/25 atau P0172/26 A
P0171/25 atau P0172/26, dan DTC lainnya B
PETUNJUK: Jika terdapat output DTC selain P0171/25 atau P0172/26, pertama
lakukan troubleshoot DTC. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
BLANJUTKAN KE BAGAN DTC
A
2.PERIKSA SELANG VENTILASIOK:
Selang ventilasi (PVC) terpasang dengan benar dan tidak rusak.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI SELANG VENTILASI
OK
3.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARAa. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.
OK:
Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM INDUKSI UDARA
OK
4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLDa. Putar switch pengapian ke ON.
a. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.
a. Hubungkan voltmeter antara terminal dari ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
PIM (E8-23) - E2PM (E8-12)
2,2 sampai 3,1 VDalam tekanan atmosfir (*1)
a. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltase standar (Penurunan voltase):
Vakum yang Diberikan
Penurunan Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa (mmHg, in.Hg)
0,25 sampai 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa (mmHg, in.Hg)
0,65 sampai 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa (mmHg, in.Hg)
1,05 sampai 1,35 V
a. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltase standar (Kenaikan voltase):
Tekanan Yang Diberikan
Kenaikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa (kgf/cm2, psi)
0,45 sampai 0,75 V
GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD
NG
OK
5.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESINa. Lepas sensor temperatur pendingin mesin.
a. Ukur tahanan sensor.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 2,29 sampai 2,60 kΩ pada 20°C ( 68°F)
1 - 20,3017 sampai 0,3269 kΩ pada 80°C ( 80,00°C)
PERHATIAN: Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
a. Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.
GANTI SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG
OK
6.PERIKSA PERCIKAN/SPARK DAN PENGAPIANa. Periksa sistem pengapian.
PETUNJUK: Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat halaman Klik di sini).
OK: Terjadi percikan.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM PENGAPIAN
NG
OK
7.PERIKSA TEKANAN BAHAN BAKARa. Pasang tekanan bahan bakar.
PETUNJUK: Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar: 319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM BAHAN BAKAR
NG
OK
8.PERIKSA FUEL INJECTOR ASSY (INJECTION DAN VOLUME)a. Periksa semprotan injektor dan volume injeksi.
PETUNJUK: Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 11-10).
GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR
NG
OK
9.PERIKSA KEBOCORAN GAS BUANGOK: Tidak ada Kebocoran Gas
iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1 S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada 2.500 rpm selama 90 detik.
vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan dinaikkan putarannya.
Voltage standar: Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
a. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT (12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada 2.500 rpm selama 90 detik.
iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.
v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari DLC3.
Voltage standar: Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
Lanjutkan ke tahap 16
OK
NG
11.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )
a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated oxygen.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 11,7 sampai 15,5 Ω pada 20°C (68°F)
2 - 4 1 MΩ atau lebih
a. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
GANTI HEATED OXYGEN SENSOR
NG
OK
12.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)
a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
a. Lepas konektor E8 ECM.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OX (H11-3) - OX1 (E8-2)
Di bawah 1 Ω
HT (H11-1) - OXH1 (E8-8)
Di bawah 1 Ω
E1 (H11-4) - E2 (E8-30)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 (E8-2) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
HT (H11-1) atau OXH1 (E8-8) - Masa
bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
14.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3. 2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN: Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan terdeteksi.
NEXT
15.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
GANTI ECM
B
A
SELESAI
16.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3. 2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
PETUNJUK: Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN: Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan terdeteksi.
NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
GANTI ECM
B
A
18.PERIKSA APAKAH KENDARAAN PERNAH KEHABISAN BAHAN BAKAR PADA MASA LALU
PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
TIDAK
YA
DTC SEBABKAN OLEH TERSENDATNYA BAHAN BAKAR
DTC P0171/25 Sistem Terlalu Kurus (Malfungsi A/F Kurus, Bank 1)DTC P0172/26 Sistem Terlalu Gemuk (Malfungsi A/F Gemuk, Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANFuel trim terkait dengan nilai kompensasi feedback, tidak menjadi dasar timing injeksi. Fuel trim mencakup short-term fuel trim dan long-term fuel trim. Short-term fuel adalah kompensasi short-term fuel, dipakai untuk menjaga agar ratio udara-bahan bakar tetap pada level stoichiometric. Sinyal dari sensor heated oxygen sensor menunjukkan apakah rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk atau kurus dibandingkan dengan rasio stoichiometric, melakukan trigger pengurangan volume injeksi bahan bakar jika rasio udara-bahan bakar gemuk, dan menambah volume injeksi bahan bakar bila kurus. Long-term fuel trim mengontrol kompensasi bahan bakar secara keseluruhan dan menyeimbangkan deviasi secara kontinu ke nilai tengah dari short-term fuel trim yang disebabkan oleh perbedaan individual mesin, lingkungan operasi dan umur pakai. Bila total short-term fuel trim dan the long-term fuel trim termasuk kurus atau gemuk terhadap level standar, itu merupakan ketentuan adanya malfungsi dalam sistem SFI. ECM menyalakan MIL dan mengeset DTC.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0171/25
Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil setelah pemanasan mesin, fuel trim mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi rich(2 trip detection logic)
Sistem induksi udara
Injektor tersumbat
Sensor tekanan absolut manifold
Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Tekanan bahan bakar
Kebocoran gas pada sistem exhaust
Open atau short di sirkuit sensor heated oxygen ( sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
Selang ventilasi
ECM
P0172/26
Bila feedback rasio udara-bahan bakar stabil setelah pemanasan mesin, fuel trim mempertimbangkan adanya kesalahan di sisi rich(2 trip detection logic)
Injektor bocor atau tersumbat
Sensor tekanan absolut manifold
Sensor temperatur cairan pendingin mesin
Sistem pengapian
Tekanan bahan bakar
Kebocoran gas pada sistem exhaust
Open atau short di sirkuit sensor heated oxygen ( sensor 1)
Sensor heated oxygen ( sensor 1)
ECM
PETUNJUK: Saat di-set DTC P0171/25, rasio udara-bahan bakar tergolong kurus.
Saat di-set DTC P0172/26, rasio udara-bahan bakar tergolong gemuk.
Jika kendaraan kehabisan bahan bakar, rasio udara-bahan bakar menjadi kurus dan mungkin diset DTC P0171/25. MIL kemudian menyala.
Bila total dari nilai short-term fuel trim dan nilai long-term fuel trim sekitar +-20 %, maka sistem akan berfungsi secara normal.
WIRING DIAGRAMReferensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAANPERHATIAN:
Bila kendaraan kehabisan bahan bakar, ratio udara-bahan bakar menjadi miskin, sensor heated oxygen merekam DTC, dan MIL kemudian menyala.
PETUNJUK: Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame
data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Voltase yang tinggi (0.5 V atau lebih ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang gemuk. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
Voltase yang rendah (0,4 V atau kurang ) pada sensor heated oxygen (sensor 1) dapat disebabkan oleh campuran udara-bahan bakar yang kurus. Periksa kondisi yang dapat menyebabkan mesin bekerja pada campuran gemuk.
1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYAa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P0171/25 atau P0172/26 A
P0171/25 atau P0172/26, dan DTC lainnya B
PETUNJUK: Jika terdapat output DTC selain P0171/25 atau P0172/26, pertama
lakukan troubleshoot DTC. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
BLANJUTKAN KE BAGAN DTC
A
2.PERIKSA SELANG VENTILASIOK:
Selang ventilasi (PVC) terpasang dengan benar dan tidak rusak.
PERBAIKI ATAU GANTI SELANG VENTILASI
NG
OK
3.PERIKSA SISTEM INDUKSI UDARAa. Periksa kebocoran vakum dalam sistem induksi udara.
OK: Tidak terdapat kebocoran vakum dari sistem induksi.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM INDUKSI UDARA
NG
OK
4.PERIKSA SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLDa. Putar switch pengapian ke ON.
a. Lepaskan selang vakum dari sensor tekanan absolut manifold.
a. Hubungkan voltmeter antara terminal dari ECM, kemudian ukur output voltase dalam tekanan atmosfir.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
PIM (E8-23) - E2PM (E8-12)
2,2 sampai 3,1 VDalam tekanan atmosfir (*1)
a. Gunakan pompa vakum, ukur penurunan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltase standar (Penurunan voltase):
Vakum yang Diberikan
Penurunan Voltase
13,3 (100, 3,94) kPa (mmHg, in.Hg)
0,25 sampai 0,55 V
26,7 (200, 7,87) kPa (mmHg, in.Hg)
0,65 sampai 0,95 V
40,0 (300, 11,81) kPa (mmHg, in.Hg)
1,05 sampai 1,35 V
a. Gunakan turbocharger pressure gauge, ukur kenaikan voltase yang telah diukur dalam tekanan atmosfir (*1) ketika vakum yang ditunjukkan dalam tabel di bawah telah diberikan pada sensor.
Voltase standar (Kenaikan voltase):
Tekanan Yang Diberikan
Kenaikan Voltase
19,6 (0,20, 2,84) kPa (kgf/cm2, psi)
0,45 sampai 0,75 V
GANTI SENSOR TEKANAN ABSOLUT MANIFOLD
NG
OK
5.PERIKSA SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESINa. Lepas sensor temperatur pendingin mesin.
a. Ukur tahanan sensor.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 2,29 sampai 2,60 kΩ pada 20°C ( 68°F)
1 - 20,3017 sampai 0,3269 kΩ pada 80°C ( 80,00°C)
PERHATIAN: Ketika memeriksa sensor temperatur cairan pendingin mesin dalam air, tidak diperbolehkan air membasahi terminal. Setelah pemeriksaan, keringkan sensor.
a. Pasang kembali sensor temperatur pendingin mesin.
GANTI SENSOR TEMPERATUR CAIRAN PENDINGIN MESIN
NG
OK
6.PERIKSA PERCIKAN/SPARK DAN PENGAPIANa. Periksa sistem pengapian.
PETUNJUK: Referensi ke Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat halaman Klik di sini).
OK: Terjadi percikan.
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM PENGAPIAN
NG
OK
7.PERIKSA TEKANAN BAHAN BAKARa. Pasang tekanan bahan bakar.
PETUNJUK: Referensi pada Sistem Bahan Bakar / Pemeriksaan Pada Kendaraan (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 11-8).
Tekanan bahan bakar standar: 319 sampai 329 kPa (3,3 sampai 3,4 kgf/cm2, 46 sampai 48 psi)
PERBAIKI ATAU GANTI SISTEM BAHAN BAKAR
NG
OK
8.PERIKSA FUEL INJECTOR ASSY (INJECTION DAN VOLUME)a. Periksa semprotan injektor dan volume injeksi.
PETUNJUK: Referensi pada Pemeriksaan Injektor Bahan Bakar (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 11-10).
GANTI INJEKTOR BAHAN BAKAR
NG
OK
9.PERIKSA KEBOCORAN GAS BUANGOK: Tidak ada Kebocoran Gas
iv. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Data List / O2S B1 S1.
v. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada 2.500 rpm selama 90 detik.
vi. Baca voltase output sensor heated oxygen ketika mesin idling dan dinaikkan putarannya.
Voltage standar: Fluktuasi dengan amplitudo 0,4 V atau lebih.
a. Tidak menggunakan intelligent tester:
i. Panaskan mesin.
ii. Gunakan SST (Diagnosis check wire No.2), hubungkan terminal EFIT (12) dan E (4) dari DLC3.
iii. Panaskan sensor heated oxygen dengan menghidupkan mesin pada 2.500 rpm selama 90 detik.
iv. Tahan putaran mesin pada 1.200 rpm atau lebih.
v. Periksa fluktuasi voltase antara terminal VF dan terminal SIGE dari DLC3.
Voltage standar: Fluktuasi antara 0V dan 5 V.
Lanjutkan ke tahap 16
OK
NG
11.PERIKSA SENSOR HEATED OXYGEN (TAHANAN HEATER )
a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari konektor sensor heated oxygen.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 11,7 sampai 15,5 Ω pada 20°C (68°F)
2 - 4 1 MΩ atau lebih
a. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
GANTI HEATED OXYGEN SENSOR
NG
OK
12.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (HEATED OXYGEN SENSOR - ECM)
a. Lepaskan konektor sensor heated oxygen H11.
a. Lepas konektor E8 ECM.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OX (H11-3) - OX1 (E8-2)
Di bawah 1 Ω
HT (H11-1) - OXH1 (E8-8)
Di bawah 1 Ω
E1 (H11-4) - E2 (E8-30)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
OX (H11-3) atau OX1 (E8-2) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
HT (H11-1) atau OXH1 (E8-8) - Masa
bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor heated oxygen.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
13.GANTI HEATED OXYGEN SENSOR (SENSOR 1)
NEXT
14.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3. 2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
PETUNJUK:
Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic.
Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN: Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan terdeteksi.
NEXT
15.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
GANTI ECM
B
A
SELESAI
16.LAKUKAN KONFIRMASI POLA PENGENDARAAN
1. (a) Hubungkan intelligent tester ke DLC3. 2. (b) Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan intelligent tester.
Kemudian hapus DTC.
3. (c) Hidupkan mesin.
4. (d) Biarkan mesin idle selama 2 menit atau lebih.
5. (e) Panaskan mesin hingga temperatur cairan pendingin mesin mencapai lebih dari 75°C (167°F).
6. (f) Kemudikan kendaraan pada 48 km/jam (30 mph) atau lebih selama 40 detik atau lebih.
7. (g) Hentikan kendaraan dan biarkan mesin idle selama 20 detik atau lebih.
8. (h) Ulangi langkah (f) dan (g) minimal lebih dari 8 kali dalam satu siklus pengendaraan.
9. (i) Putar switch pengapian ke OFF, kemudian ulangi lagi langkah (c) sampai (h).
PETUNJUK: Bila malfungsi tetap saja ada, MIL akan menyala selama
langkah (i) karena DTC ini memungut 2 trip detection logic. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
PERHATIAN: Bila kondisi dalam test ini tidak sepenuhnya diikuti, malfungsi tidak akan terdeteksi.
NEXT
17.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
Tidak ada output. A
P0171/25 atau P0172/26 B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
GANTI ECM
B
A
18.PERIKSA APAKAH KENDARAAN PERNAH KEHABISAN BAHAN BAKAR PADA MASA LALU
PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
TIDAK
YA
DTC SEBABKAN OLEH TERSENDATNYA BAHAN BAKAR
DTC P0325/18 Sirkuit Sensor Knock 1untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANKnock sensor tipe flat (non-resonant type) mempunyai struktur yang dapat mendeteksi getaran atas frekuensi pita lebar: kira-kira antara 6 kHz dan 15 kHz. Knock sensor dipasang pada blok mesin untuk mendeteksi knocking mesin. Knock sensor mengandung elemen piezoelectric yang menimbulkan voltase bila elemen ini berubah bentuk. Dibangkitkan voltase saat blok mesin digetarkan oleh knocking. Kejadian apapun dari knocking mesin dapat dihilangkan dengan mengundurkan timing pengapian.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0325/18 Pada saat sensor knock terjadi open atau shorted selama 2 detik atau lebih selagi mesin berputar 2.000 rpm atau lebih dan tekanan intake manifold 350 mmHg atau lebih.(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit sensor knock
Knock sensor (kendor atau under-torqued)
ECM
PETUNJUK: Bila ECM mendeteksi DTC P0325/18, ECM mengoperasikan fungsi fail-safe mode untuk mengkoreksi besarnya sudut pengunduran untuk diset secara maksimal.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)a. Start mesin dan panaskan mesin.
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal KNK dan terminal E2 dari ECM.
a. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau dinaikkan putarannya.
Nama Terminal ECM
Antara KNK (E8-31) dan E2 (E8-30)
Range Tester 0,5 sampai 1 V/DIV, 1 sampai 2 msec./DIV
Kondisi Idling atau Revving up
b. OK: c.Bentuk gelombang itu tetap terdapat pada oscilloscope
d. PETUNJUK: Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak
termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi kendaraan.
OKLanjutkan ke tahap 6
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SENSOR KNOCK - ECM)
Periksa jika malfungsi telah menghilang saat dipasangkan sensor knock yang baik.
NEXT
7.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANG
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P0325/18 A
Tidak ada output. B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
DTC DISEBABKAN OLEH MALFUNGSI SENSOR
B
A
GANTI ECM
DTC P0335/13 Malfungsi Sirkuit "A" Sensor Posisi Crankshaft
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANSensor posisi crankshaft (N1 signal) terdiri darai magnet, inti besi dan pickup coil. Plat sinyal posisi crankshaft memiliki 30 gigi (36 dikurangi 6 gigi) dan dipasangkan pada puli timing crankshaft. Sensor ini membangkitkan 30 sinyal per putaran mesin. ECM mendeteksi sudut crankshaft dan putaran mesin berdasarkan pada sinyal-sinyal N1, begitu juga silinder berdasarkan pada kombinasi dari sinyal N1 dan sinyal N2*. *: Sinyal output dari sensor posisi camshaft.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0335/13Selama cranking, sinyal N1 tidak di-input ke ECM selama 2 detik(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit sensor posisi crankshaft
Sensor posisi crankshaft
Plat sensor posisi crankshaft No.1
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem mekanisme mesin.
1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor ECM.
a. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Nama Terminal ECM
Ch1:Antara N2+ (E8-18) dan N2- (E8-28)
Ch2:Antara N1+ (E8-11) dan N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
b. OK: c.Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi ke
bentuk gelombang Ch2 dalam gambar)d. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah putaran idle mesin.
Bentuk gelombang Ch1 mengacu pada sinyal sensor posisi camshaft (sinyal N2).
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi kendaraan.
GANTI ECM
OK
NG
2.PERIKSA SENSOR POSISI CRANKSHAFT (TAHANAN SENSOR)
a. Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.
a. Ukur tahanan sensor posisi crankshaft.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 1.850 sampai 2.450 Ω pada 20°C (68°F)
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
GANTI CRANKSHAFT POSITION SENSOR
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (CRANKSHAFT POSITION SENSOR- ECM)
a. Lepaskan konektor sensor posisi crankshaft C2.
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
+ (C2-1) - N1+ (E8-11)
Di bawah 1 Ω
- (C2-2) - N1- (E8-21) Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
+ (C2-1) atau N1+ (E8-11) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
- (C2-2) atau N1- (E8-21) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi crankshaft.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
4.PERIKSA SENSOR POSISI CRANKSHAFT (PEMASANGAN SENSOR)
a. Periksa pemasangan sensor posisi crankshaft.
OK: Sensor terpasang dengan benar.
PERBAIKI ATAU GANTI SENSOR POSISI CRANKSHAFT
NG
OK
5.PERIKSA PLAT SENSOR POSISI CRANKSHAFT NO.1a. Periksa gigi sensor plate.
OK: Sensor plate tidak ada yang retak atau berubah bentuk.
PERBAIKI ATAU GANTI PLAT SENSOR POSISI CRANKSHAFT NO.1
NG
OK
GANTI ECM
DTC P0340/14 Sirkuit Sensor Posisi Camshaft "A" (Bank 1 atau Single Sensor)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANSensor posisi camshaft (sinyal N2) terdiri dari magnet, inti besi dan pickup coil, dan sensor tersebut dipasangkan pada cylinder head. Timing rotor memiliki 3 gigi dan terintegrasi dengan intake camshaft. Kapan saja camshafts berputar, gigi dari timing rotor dan celah udara pada pickup berubah, menyebabkan fluktuasi dalam medan magnet dan membangkitkan gaya elektromotif dalam pickup coil. Karena gigi dari timing rotor saling berdekatan dan bergerak melewati pickup coil, maka dihasilkan voltase dan dibangkitkan arus bolak-balik.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0340/14 Setelah mesin dihidupkan, tidak terdapat input sinyal dari sensor posisi camshaft selama 2 detik atau lebih(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit sensor posisi camshaft
Sensor Posisi Camshaft
Camshaft (timing
rotor)
ECM
WIRING DIAGRAMReferensi ke DTC P0130/21 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Bila tidak ditemukan masalah dalam prosedur troubleshooting ini, troubleshoot sistem mekanisme mesin.
1.PERIKSA ECM (OUTPUT VOLTASE SENSOR)
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal N1+ dan terminal N1- dari konektor ECM.
a. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Nama Terminal ECM
Ch1:Antara N2+ (E8-18) dan N2- (E8-28)Ch2:Antara N1+ (E8-11) dan N1- (E8-21)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
b. OK: c.Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin. (Referensi ke
bentuk gelombang Ch1 dalam gambar)d. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah putaran idle mesin.
Bentuk gelombang Ch2 mengacu pada sinyal sensor posisi camshaft (sinyal N1).
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi kendaraan.
OKGANTI ECM
NG
2.PERIKSA SENSOR POSISI CAMSHAFT (TAHANAN SENSOR)
a. Lepaskan konektor sensor posisi camshaft C1.
a. Ukur tahanan sensor posisi camshaft.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 1.850 sampai 2.450 Ω pada 20°C (68°F)
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.
GANTI CAMSHAFT POSITION SENSOR
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (CAMSHAFT POSITION SENSOR- ECM)
a. Lepaskan konektor sensor posisi camshaft C1.
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
+ (C1-1) - N2+ (E8-18)
Di bawah 1 Ω
- (C1-2) - N2- (E8-28) Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
+ (C1-1) or N2+ (E8-18) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
- (C1-2) atau N2- (E8-28) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi camshaft.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
4.PERIKSA SENSOR POSISI CAMSHAFT (PEMASANGAN SENSOR)
OK: Timing rotor tidak memiliki keretakan atau berubah bentuk.
GANTI CAMSHAFT
NG
OK
GANTI ECM
DTC P0350/16 Koil Pengapian "A" Utama / Sirkuit Sekunder
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANDirect ignition system (sistem pengapian langsung) telah digunakan pada kendaraan ini. Direct ignition system adalah sistem pengapian dimana setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian. Dalam sistem pengapian 1 silinder, satu busi dihubungkan ke ujung rangkaian sekunder. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan digunakan secara langsung untuk busi. Bunga api busi meloncat dari elektroda tengah ke elektroda masa.ECM menentukan timing pengapian dan meneruskan sinyal pengapian untuk setiap silinder. Menggunakan sinyal pengapian, ECM mematikan atau menghidupkan power transistor di dalam igniter, yang bertugas memutus dan menghubungkan arus yang menuju primary coil. Pada saat arus menuju ke primary coil diputus, terbangkit tegangan tinggi dalam koil sekunder dan voltase ini digunakan busi untuk membuat letikan bunga api di dalam silinder.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0350/16Open dalam sirkuit IG1 sampai 4 dari koil pengapian assembly ke ECM(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit IG (1 sampai 4)
Koil pengapian assembly No. 1 sampai No. 4
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Lakukan test loncatan bunga api untuk menentukan malfungsi silinder. Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi
mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (COIL PENGAPIAN - ECM)
a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian assembly.
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
Koil Pengapian No.1 (I2-3) - IG1 (E8-17)
Di bawah 1 Ω
Koil Pengapian No.2 (I3-3) - IG2 (E8-27)
Di bawah 1 Ω
Koil Pengapian No.3 (I4-3) - IG3 (E8-34)
Di bawah 1 Ω
Koil Pengapian No.4 (I6-3) - IG4 (E8-16)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Koil Pengapian No.1 (I2-3) atau IG1 (E8-17) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
Koil Pengapian No.2 (I3-3) atau IG2 (E8-27) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
Koil Pengapian No.3 (I4-3) atau IG3 (E8-34) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
Koil Pengapian No.4 (I6-3) atau IG4 (E8-16) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
a. Hubungkan kembali konektor koil pengapian assembly
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
NG
OK
2.PERIKSA KOIL PENGAPIAN (CATU DAYA)
a. Lepaskan ignition coil I2, I3, I4 dan/atau I6 dan konektor koil pengapian assembly.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
GND (I2-4) - Masa bodi
Di bawah 1 Ω
GND (I3-4) - Masa bodi
Di bawah 1 Ω
GND (I4-4) - Masa bodi
Di bawah 1 Ω
GND (I6-4) - Masa bodi
Di bawah 1 Ω
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal wire harness sisi konektor .
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
+B (I2-1) - G (I2-4) 11 sampai 14 V
+B (I3-1) - G (I3-4) 11 sampai 14 V
+B (I4-1) - G (I4-4) 11 sampai 14 V
+B (I6-1) - G (I6-4) 11 sampai 14 V
a. Hubungkan kembali koil pengapian assembly
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR (KOIL PENGAPIAN - SWITCH PENGAPIAN, KOIL PENGAPIAN - MASA BODI)
OK
3.PERIKSA ECM (IG1 - SINYAL IG4 )
a. Hubungkan oscilloscope probes ke terminal IG1 (IG2, IG3 dan/atau IG4) dan terminal E1 dari konektor ECM.
a. Periksa bentuk gelombang saat mesin idling atau cranking.
Nama Terminal ECM
Ch1:Antara IG1 (IG2, IG3 atau IG4) dan E1
Range Tester 2 V/DIV, 50 msec./DIV
Kondisi Cranking atau Idling
b. OK: c.Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin.
d. PETUNJUK: Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah
putaran idle mesin.
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi kendaraan.
NGGANTI ECM
OK
GANTI KOIL PENGAPIAN
DTC P0443/76 Malfungsi pada Sirkuit Purge Control Valve Sistem Evaporative Emission Control
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANUntuk mengurangi emisi hydrocarbon (HC), uap bahan bakar dari tangki bensin dialirkan melewati charcoal canister menuju intake manifold untuk
pembakaran di dalam silinder.ECM mengubah duty signal ke Vacuum Switching Valve (VSV) dalam sistem Evaporative Emission (EVAP) sehingga emisi HC yang masuk dapat disesuaikan dengan kondisi pengendaraan (beban mesin, putaran mesin, kecepatan kendaraan dll.) setelah mesin dipanaskan.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0443/76
Malfungsi dalam sirkuit vacuum switching valve (EVAP) secara kontinu selama 10 detik atau lebih dalam pengoperasian kontrol purge*(1 trip detection logic)
Open atau short pada sirkuit vacuum switching valve (EVAP).
Vacuum switching valve (EVAP)
ECM
*: Selagi sinyal kontrol beban vacuum switching valve adalah 5 sampai 80%PETUNJUK:
Vacuum switching valve control duty signal dapat diperiksa dengan memilih item menu pada intelligent tester: Powertrain / Engine / Data List / Evap Purge Flow.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
Bila menggunakan intelligent tester:
1.LAKUKAN ACTIVE TEST MENGGUNAKAN INTELLIGENT TESTER (VSV(EVAP))a. Hubungkan selang vakum ke vacuum switching valve (sisi canister).
a. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Start mesin dan hidupkan intelligent tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / Active Test / Activate the VSV for EVAP Control.
a. Lakukan active test.
a. Periksa apakah saluran yang dilepas memberikan hisapan pada jari Anda pada saat mengoperasikan vacuum switching valve menggunakan intelligent tester.
Standar:
Pengoprasian Tester
Kondisi spesifikasi
VSV ON Memberikan hisapan pada jari Anda
VSV OFFTidak memberikan hisapan pada jari Anda
PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
OK
NG
2.PERIKSA ECM (VOLTAGE PRG)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E8 ECM.
i. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 30 sampai 34 Ω pada 20°C (68°F)
a. Periksa kerja vacuum switching valve.
i. Periksa bahwa tidak ada udara mengalir dari lubang F ke E.ii. Berikan voltase baterai melintas terminal.
iii. Periksa bahwa udara mengalir dari lubang F ke lubang E.
OK: Udara mengalir pada saat voltase baterai diberikan ke vacuum switching valve
a. Pasang kembali vacuum switching valve
NG
GANTI VACUUM SWITCHING VALVE (EVAP)
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (VSV (EVAP) - ECM)
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Lepas konektor vacuum switching valve V3.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Vacuum switching valve (V3-1) - PRG (E8-9)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Vacuum switching valve (V3-1) atau PRG (E8-9) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
a. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (RELAY EFI- VSV (EVAP))
a. Lepas relay EFI dari kotak fuse.
a. Lepas konektor vacuum switching valve V3.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Vacuum switching valve (V3-2) - relay EFI (5)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Vacuum switching valve (V3-2) atau relay EFI (5) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Pasang kembali relay EFI.
a. Hubungkan kembali konektor vacuum switching valve.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
PERIKSA SIRKUIT SUMBER DAYA ECM
DTC P0500/52 Sensor Kecepatan Kendaraanuntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANSensor kecepatan kendaraan dipasangkan pada meter kombinasi, dan terdiri dari magnet yang diputar oleh kabel speedometer. Setiap putaran, speedometer memutar reed switch ke ON dan OFF sebanyak empat kali, dan sinyal ON/OFF ini diteruskan ke ECM. ECM menentukan kecepatan kendaraan sesuai dengan frekuensi pulsa sinyal ini.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0500/52 Selama deselerasi, kecepatan kendaraan 0 km/jam (0 mph) selama lebih dari 3 detik walaupun putaran mesin 500 sampai 4.000 rpm di bawah kontrol
Open atau short dalam sirkuit sensor
pemutusan bahan bahan bakar (fuel cut)(1 trip detection logic)
kecepatan
Sirkuit speedometer (Meter kombinasi)
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA METER KOMBINASI ASSEMBLY (OPERASI SPEEDO METER)a. Jalankan kendaraan dan periksa cara kerja speedometer normal di combination
meter.
OK: Cara kerja speedometer normal.
NG
PERIKSA SIRKUIT SPEEDOMETER (METER DAN SISTEM GAUGE)
OK
2.PERIKSA ECM (SPD VOLTAGE)a. Pindahkan tuas pemindah gigi ke posisi netral.
a. Dongkrak keatas roda belakang
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Putar perlahan roda belakang, dan ukur voltage dari konektor ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
SPD (E10-18) - E1 (E8-29)
Voltase timbul sebentar-sebentar
PETUNJUK: Periksa menggunakan oscilloscope. Periksa bentuk gelombang antara terminal-terminal konektor ECM, pertahankan kecepatan kendaraan 20 km/jam (12 mph).
Nama Terminal ECM
Antara SPD (E10-18) dan E1 (E8-29)
Range Tester 2 V/DIV, 20 msec./DIV
Kondisi Kecepatan kendaraan 20 km/jam (12 mph)
OKGANTI ECM
NG
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR ( METER KOMBINASI ASSEMBLY - ECM)
a. Lepas konektor C4 meter kombinasi.
a. Lepaskan konektor E10 ECM.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
SPSR (C4-10) - SPD (E10-18)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
SPSR (C4-10) atau SPD (E10-18) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor meter kombinasi assembly.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
MENGGANTI METER KOMBINASI ASSEMBLY
DTC P0505/71 Sistem kontrol Idle Malfungsiuntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANKatup Idle Speed Control (ISC) dipasangkan pada throttle body. Selama idling, katup itu mengontrol putaran mesin dengan menambah atau mengurangi volume udara yang di-bypass oleh throttle valve, sesuai dengan sinyal yang diterima dari ECM.Rotor dibuat menyatu di dalam ISC berputar searah jarum jam atau berlawanan jarum jam dengan sudut tetap, sesuai dengan sinyal dari
ECM.Rotor dan katup dipasang dengan mur biasa, sehingga katup hanya dapat bergerak maju mundur sebanding dengan putaran rotor. Kemudian, volume udara intake dikontrol oleh pergantian celah antara katup dan body.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P0505/71Terjadi ketidak normalan (open atau short) dalam sinyal aktuasi ISC.(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit katup Idle Speed Control (ISC)
Katup ISC macet pada posisi terbuka atau tertutup
ECM
PETUNJUK: Jika throttle body atau ECM diganti, atau terminal baterai dihubungkan kembali, pastikan untuk inisialisasi katup ISC.Ikuti prosedur di bawah ini tanpa menekan pedal akselerator dalam rangka melakukan inisialisasi:
Putar switch pengapian ke ON (jangan menghidupkan mesin) dan tunggu selama 5 detik.
Putar switch pengapian ke OFF, dan tunggu kira-kira selama 15 detik.
Putar switch pengapian ke ON lagi, dan kemudian hidupkan mesin.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA PUTARAN IDLE MESINa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Hidupkan mesin.
a. Ukur putaran mesin.
Standar: Putaran mesin tinggi saat mesin dingin. Dan sebaliknya, turun saat mesin panas, dan pertahankan putaran pada 750 rpm seperti pada putaran idle.
PETUNJUK: Pada saat tidak menggunakan intelligent tester, lihat ke Periksa Putaran Idle Mesin (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-3).
PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
OK
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (KATUP ISC - ECM)
a. Lepaskan konektor I1 katup Idle Speed Control (ISC).
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI (E8-15)
Di bawah 1 Ω
ISA2 (I1-1) - IACALO (E8-14)
Di bawah 1 Ω
ISB1 (I1-4) - IACBHI (E8-25)
Di bawah 1 Ω
ISB2 (I1-2) - IACBLO (E8-24)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
ISA1 (I1-3) - IACAHI (E8-15) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
ISA2 (I1-1) - IACALO 10 kΩ atau
(E8-14) - Masa bodi lebih tinggi
ISB1 (I1-4) - IACBHI (E8-25) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
ISB2 (I1-2) - IACBLO (E8-24) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor katup ISC.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
3.PERIKSA THROTTLE BODY IDLE SPEED CONTROL VALVE ASSEMBLY
a. Lepaskan konektor I1 katup Idle Speed Control (ISC).
a. Ukur tahanan antara terminal dari konektor katup ISC.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
ISA1 (3) - ISA2 (1)
45,6 sampai 50,4 Ω pada 27°C (81°F)
ISB1 (4) - ISB2 (2)
45,6 sampai 50,4 Ω pada 27°C (81°F)
a. Hubungkan kembali konektor katup ISC.
GANTI THROTTLE BODY IDLE SPEED CONTROL VALVE ASSEMBLY
NG
OK
GANTI ECM
DTC P1346/75 Sensor VVT / Range Sirkuit sensor Posisi Camshaft / Problem Performance (Bank 1)
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANSistem Variable Valve Timing (VVT) terdiri dari ECM, Oil Control Valve (OCV) dan VVT controller. ECM mengirim sinyal kontrol target duty-cycle ke OCV. Sinyal kontrol ini mengatur tekanan oli yang disuplai ke VVT controller. Camshaft timing control melakukan penyesuaian dengan kondisi pengoperasian mesin seperti volume udara intake, posisi katup throttle dan temperatur cairan pendingin mesin. ECM mengontrol OCV berdasarkan sinyal yang diteruskan oleh beberapa sensor. VVT controller mengatur sudut intake camshaft menggunakan tekanan oli melalui OCV. Sebagai hasilnya, posisi relatif camshaft dan crankshaft dapat dioptimalkan, memperbaiki momen mesin dan menghemat bahan bakar, serta mengurangi emisi gas buang dalam berbagai kondisi pengendaraan. ECM mendeteksi timing katup intake aktual menggunakan sinyal dari sensor posisi camshaft dan crankshaft, dan melakukan kontrol umpan balik. Bagaimanapun juga target timing katup intake diferivikasi oleh ECM.
No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan
P1346/75Timing crankshaft dan timing camshaft keduanya tidak bersesuaian dengan kontrol timing katup (2 trip detection logic)
Sistem mekanikal (rantai timing loncat gigi, rantai telah memanjang)
Timing katup
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA VALVE TIMING (PERIKSA DARI KEKENDORAN DAN GIGI LOMPAT PADA TIMING CHAIN)
a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.
a. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut menghadap ke atas.
a. Periksa dari kekendoran atau rantai timing lompat gigi.
OK: Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK: Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
SETEL VALVE TIMING
NG
OK
GANTI ECM
DTC P1349/73 Malfungsi pada Sistem VVT (Bank 1)untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANReferensi ke DTC P1346/75 (Lihat halaman Klik di sini).
No.DTC Kondisi Deteksi Area Gangguan
P1349/73
Kondisi (a) atau (b) berlanjut setelah mesin dipanaskan dan putaran mesin 500 sampai 4.000 rpm(2 trip detection logic)(a) Jumlah pergantian valve timing kurang dari ambang batas(b) Valve timing saat ini tetap
Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil control valve
Timing katup
Katup kontrol oli camshaft
Filter camshaft timing oil control valve
Camshaft timing sprocket assembly
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA TIMING KATUP
a. Putar crankshaft searah jarum jam, untuk meluruskan tanda timing dari puli crankshaft dengan penunjuk pada tutup rantai timing.
a. Periksa bahwa tanda penyesuai pada camshaft timing sprocket menghadap ke atas. Jika tidak, putar crankshaft 1 putaran hingga tanda-tanda tersebut menghadap ke atas.
a. Periksa dari kekendoran atau rantai timing lompat gigi.
OK: Tanda penyesuai puli crankshaft dan puli camshaft telah lurus.
PETUNJUK: Untuk penyetelan valve timing, referensi ke Valve Clearance/ Adjustment procedure (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-6).
SETEL VALVE TIMING
NG
OK
2.PERIKSA CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL VALVE ASSEMBLY (CARA KERJA OCV)
a. Hidupkan mesin.
a. Periksa putaran mesin pada pemeriksaan (1) dan (2).
2. Periksa (2): Berikan voltase baterai positif pada terminal katup kontrol oli timing camshaft
Hasil:
Lanjutkan ke
Periksa (1) Periksa (2)
APutaran mesin normal
Idle kasar atau mesin
mati
B Selain kondisi di atas
a. Hubungkan kembali konektor camshaft timing oil control valve.
Lanjutkan ke tahap 6
B
A
3.PERIKSA ECM (SINYAL OCV )
a. Periksa menggunakan oscilloscope.
a. Selama idling, periksa bentuk gelombang antara terminal konektor E9 ECM.
Nama Terminal ECM
Antara OCV+ (E9-7) dan OCV- (E9-6)
Range Tester 5 V/DIV, 1 msec./DIV
Kondisi Idling
b. OK: c.Bentuk gelombang yang ada sesuai dengan putaran mesin (Lihat
kembali ke bentuk gelombang dalam gambar). d. PETUNJUK:
Bentuk gelombang yang ditunjukkan dalam gambar adalah putaran idle mesin.
Bentuk gelombang oscilloscope ditunjukkan sebagai contoh tidak termasuk noise atau bentuk gelombang getaran (chattering).
Amplitudo bentuk gelombang sedikit berbeda dibandingkan dengan kondisi kendaraan.
GANTI ECM
NG
OK
4.PERIKSA FILTER OIL CONTROL VALVE (FILTER OCV)
a. Lepas filter OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)
a. Periksa filter tidak tersumbat.
OK: Filter tidak tersumbat.
a. Pasang kembali OCV filter
PERBAIKI ATAU GANTI FILTER OIL CONTROL VALVE
NG
OK
5.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL VALVE (OCV))
a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)
a. Lepaskan konektor ECM E9.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OCV (C7-1) - OCV+ (E9-7)
Di bawah 1 Ω
OCV (C7-2) - OCV- (E9-6)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OCV (C7-1) atau OCV+ (E9-7) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
OCV (C7-2) atau OCV- (E9-6) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor OCV.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
6.PERIKSA KATUP KONTROL CAMSHAFT TIMING OIL ASSY (OCV)
a. Periksa tahanan.
i. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antar terminal-terminalnya.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 6,9 sampai 7,9 Ω pada 20°C (20,00°C)
a. Periksa cara kerja.
i. Hubungkan kabel positif (+) dari baterai untuk terminal 1 (+) dan kabel negatif (-) untuk terminal 2 (-), kemudian periksa gerakan katup spool.
PERHATIAN: Pastikan spool valve bergerak bebas dan tidak macet pada posisi tertentu.
PETUNJUK: Spool valve yang membalik tidak sempurna adalah hasil dari perangkap benda asing yang menjadi penyebab utama kebocoran tekanan dalam arah maju. Dalam kasus ini, DTC dapat terdeteksi.
Referensi ke prosedur pemeriksaan camshaft timing sprocket assembly (Lihat Pub. No. DR168E pada halaman 14-52).
OK: Camshaft timing gear berputar dengan lembut pada saat diberikan tekanan.
OKLanjutkan ke tahap 10
NG
9.GANTI CAMSHAFT TIMING SPROCKET ASSEMBLY
NEXT
10.PERIKSA DARI SUMBATAN (OCV, KATUP PEMERIKSA OLI DAN LOBANG OLI)OK: Tidak tersumbat.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI PART, KOMPONEN DAN AREA YANG MALFUNGSI
OK
GANTI ECM
DTC P1510/54 Sirkuit Sinyal Starteruntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANPada saat mesin diputar, voltase baterai diberikan ke terminal STA pada ECM.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1510/54 Salah satu kondisi berikut ditemui:(1 trip detection logic)Short dalam sirkuit sinyal STA selama 31 detik atau lebihOpen dalam sirkuit sinyal STA saat mesin
Open atau short dalam sirkuit sinyal starter
Open atau short
dihidupkan pada kecepatan kendaraan 0 km/jam
dalam sirkuit speedometer
ECM
WIRING DIAGRAMUntuk sirkuit kecepatan kendaraan, lihat kembali ke DTC P0500/52 (Lihat halaman Klik di sini).
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Bagan diagnostik berikut ini berdasarkan pada persyaratan dimana mesin berputar normal. Bila mesin tidak berputar, lanjutkan ke Tabel Gejala Problem (Lihat halaman Klik di sini).
1.PERIKSA ECM (VOLTAGE STA)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal-terminal konektor E8, E9 ECM
Voltage standar:
Hubungan Tester
Kondisi Kondisi spesifikasi
STA (E9-15) - E1 (E8-29)
Switch pengapian
ON0 V
STA (E9-15) - E1 (E8-29)
Mesin berputar
6 V atau lebih
PERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
OK
NG
2.PERIKSA FUSE (FUSE ST-A)
a. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.
a. Periksa tahanan fuse ST-A.
Tahanan standar: Di bawah 1 Ω
a. Pasang kembali fuse ST-A.
PERIKSA DARI SHORT DALAM SEMUA HARNESS DAN KOMPONEN YANG DIHUBUNGKAN KE FUSE
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - ST-A FUSE)
a. Periksa harness dan konektor antara konektor fuse ST-A dan ECM
i. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.
ii. Lepaskan konektor ECM E9.
iii. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Kotak fuse (terminal 2 fuse ST-A ) - STA
(E9-15)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Kotak fuse (terminal 2 fuse ST-A ) atau STA (E9-15) - Masa
bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
iv. Pasang kembali fuse ST-A.v. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (FUSE ST-A - STARTER)
a. Lepaskan konektor starter S1.
a. Cabut fuse ST-A dari kotak fuse.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Starter (S1-1) - Kotak fuse (terminal 1 fuse
ST-A)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Starter (S1-1) atau Kotak fuse (terminal 1 fuse ST-A) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor starter
a. Pasang kembali fuse ST-A.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
5.PERIKSA SWITCH PENGAPIAN ASSEMBLY
a. Lepaskan konektor 15 switch pengapian.
a. Periksa tahanan antara terminal konektor seperti ditunjukkan di bawah.
Referensi ke prosedur pemeriksaan P0500/52 (Lihat halaman Klik di sini).
PERBAIKI ATAU GANTI SIRKUIT SPEEDOMETER
NG
OK
GANTI ECM
DTC P1520/51 Sirkuit Switch A/C Malfungsiuntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANECM memonitor kondisi air conditioner dan sensor posisi throttle, yang menyebabkan naiknya putaran idling mesin dsb., yang kemudian menaikkan beban mesin. ECM memonitor sinyal-sinyal dari semua itu untuk menentukan apakah bekerja secara normal atau tidak.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1520/51 Beberapa kondisi berikut ditemui ketika terminal TC shorted:(a) Air conditioner dioperasikan(b) Pedal akselerator ditekan
Open atau short dalam sirkuit sensor posisi throttle
Sensor posisi throttle
Short circuit dalam switch kontrol cooler (dengan heater)
Switch kontrol cooler assembly (dengan heater)
Short circuit dalam switch kontrol temperatur A/C (tanpa heater)
Switch kontrol temperatur A/C (menyatu dengan switch kontrol heater assembly) (tanpa heater)
ECM
PETUNJUK: Pada saat memeriksa DTC, DTC P1520/51 akan selalu ditampilkan jika: 1) Pedal akselerator ditekan2) Switch air conditioner dihidupkanOleh karena itu, lakukan prosedur pemeriksaan hanya setelah memastikan bahwa pedal akselerator tidak ditekan dan switch air conditioner telah diputar ke OFF.
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Bebaskan pedal akselerator.
a. Putar switch kontrol temperatur A/C ke OFF (tanpa heater)
a. Ukur voltase antara terminal konektor E8, E9 dan E10 ECM
Voltase standar (Sensor posisi throttle):
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VTH (E8-20) - E2 (E8-30)
Tertutup penuh
0,4 sampai 0,8 V
VTH (E8-20) - E2 (E8-30)
Terbuka penuh
3,2 sampai 5,0 V
VC (E8-10) - E2 (E8-30)
- 4,5 sampai 5,5 V
Voltase standar (Switch kontrol cooler) (dengan heater):
Hubungan Tester
Kondisi A/C Kondisi spesifikasi
ACSW (E9-24) - E1 (E8-29)
Switch kontrol cooler OFF
Di bawah 1 V
ACSW (E9-24) - E1 (E8-29)
Switch blower dan Switch kontrol cooler ON
Di bawah 11 sampai 14 V
Voltase standar (Switch kontrol temperatur A/C) (tanpa heater):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
ACVR (E10-30) - E21 (E8-29)
4,5 sampai 5,5 V
Hasil:
Kondisi Lanjutkan ke
Keduanya dalam range standar A
Sensor posisi throttle di luar range standar B
Switch kontrol cooler di luar range standar (dengan heater) C
Switch kontrol temperatur A/C di luar range standar (tanpa heater)
D
Lanjutkan ke tahap 2
B
C Lanjutkan ke tahap 4
D Lanjutkan ke tahap 6
A
GANTI ECM
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (THROTTLE POSITION SENSOR- ECM)
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Lepaskan konektor ECM E8.
a. Periksa tahanan antara wire harness sisi konektor.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
VC (E8-10) - VC (T1-1)
Di bawah 1 Ω
VTH (E8-20) - VTA (T1-3)
Di bawah 1 Ω
E2 (E8-30) - E2 (T1-2)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
VC (E8-10) atau VC (T1-1) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
VTH (E8-20) atau VTA (T1-3) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
3.PERIKSA SENSOR POSISI THROTTLE
a. Lepaskan konektor sensor posisi throttle T1
a. Ukur tahanan antara terminal-terminal dari sensor posisi throttle.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Katup Throttle
Kondisi spesifikasi
VC (1) - E2 (2)
- 2,5 sampai 6,0 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Tertutup penuh
0,3 sampai 5,8 kΩ
VTA (3) - E2 (2)
Terbuka penuh
1,98 sampai 9,16 kΩ
a. Hubungkan kembali konektor sensor posisi throttle.
GANTI SENSOR POSISI THROTTLE
NG
OK
GANTI ECM
4.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SWITCH KONTROL COOLER - ECM)
a. Lepaskan konektor ECM E9.
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal konektor ECM dan Masa bodi.
Voltage standar:
Hubungan Tester
Kondisi A/C Kondisi spesifikasi
ACSW (E9-24) - Masa bodi
Switch kontrol cooler OFF
Di bawah 1 V
ACSW (E9-24) - Masa bodi
Switch blower dan switch kontrol cooler ON
Di bawah 11 sampai 14 V
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
PETUNJUK: DTC yang berhubungan dengan sistem VVT mungkin terdeteksi dalam pemeriksaan langkah ini. Hapus DTC tersebut.
GANTI ECM
OK
NG
5.PERIKSA SWITCH KONTROL COOLER ASSEMBLY
a. Lepas switch kontrol cooler assembly.
a. Periksa tahanan antara terminal-terminal dari switch kontrol cooler.
Tahanan standar:
Hubungan Tester
Kondisi switch
Kondisi spesifikasi
3 - 4 ON Di bawah 1 Ω
3 - 4 OFF 10 kΩ atau lebih tinggi
a. Pasang kembali switch kontrol cooler.
GANTI SWITCH KONTROL COOLER ASSEMBLY
NG
OK
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
6.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (SWITCH KONTROL TEMPERATUR A/C - ECM)
a. Lepaskan konektor A6 switch kontrol temperatur A/C (menyatu dengan switch kontrol heater assembly).
a. Lepaskan konektor E10 ECM.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
Switch kontrol temperatur A/C (A6-2) - ACVR (E10-30)
Di bawah 1 Ω
Switch kontrol temperatur A/C (A6-1) - E21 (E10-31)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
Switch kontrol temperatur A/C (A6-2) atau ACVR (E10-30) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor switch kontrol temperatur A/C.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
7.PERIKSA SWITCH KONTROL HEATER ASSEMBLY (SWITCH KONTROL TEMPERATUR A/C)
a. Lepas switch kontrol heater assembly.
a. Putar knob switch kontrol temperatur A/C ke posisi OFF.
a. Periksa tahanan antara terminal switch kontrol temperatur A/C (menyatu dengan switch kontrol heater assembly).
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester
Kondisi spesifikasi
1 - 2 10 kΩ atau lebih tinggi
a. Pasang kembali switch kontrol heater assembly.
GANTI SWITCH KONTROL HEATER ASSEMBLY
NG
OK
GANTI ECM
DTC P1530/44 Sistem Sinyal Sensor Temperatur Evaporator Air Conditioner
untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANThermistor cooler No.1 (sensor temperatur evaporator A/C) yang digunakan untuk mengontrol kerja kompresor. Thermistor cooler No.1 memiliki thermistor yang mendeteksi temperatur permukaan evaporator. Bila temperaturnya mendekati di bawah 3°C (37,4 °F), ECM mematikan kompresor. Kontrol ini untuk melindungi evaporator untuk mencegah pembekuan yang terbentuk pada evaporator.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1530/44
Output voltase dari thermistor di bawah 0,1 V atau di atas 4,85 V selama lebih dari 0,5 detik dengan switch A/C bekerja(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit thermistor cooler No. 1
Thermistor cooler No.1
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA ECM (VOLTASE ACEV)
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Putar switch cooler control ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E10 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
ACEV (E10-14) - E21 (E10-31)
0,15 sampai 4,8 V
OKGANTI ECM
NG
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (COOLER THERMISTOR NO. 1 - ECM)
a. Lepaskan konektor cooler thermistor A5 No.1.
a. Lepaskan konektor E10 ECM.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
ACEV (A5-1) - ACEV (E10-14)
Di bawah 1 Ω
E21 (A5-2) - E21 (E10-31)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi
spesifikasi
ACEV (A5-1) atau ACEV (E10-14) - Masa
bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Lepaskan konektor cooler thermistor No.1.
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
3.PERIKSA THERMISTOR PENDINGIN NO.1PETUNJUK:
Referensi ke prosedur pemeriksaan thermistor cooler No. 1 (Lihat halaman Klik di sini).
NGGANTI COOLER THERMISTOR NO.1
OK
GANTI ECM
DTC P1600/83 Malfungsi pada Sirkuit Sinyal Immobiliseruntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASANKomputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET. Bila komunikasinya tidak bersesuaian akan menyebabkan malfungsi dalam ECM, dan terekam DTC.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1600/83Kode yang berganti-ganti tidak dapat selesai ditulis dalam ECM(1 trip detection logic)
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA OUTPUT DTCa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
PETUNJUK: Jika terdeteksi P1600/83, hal ini menunjukkan bahwa komputer mesin
malfungsi. Ganti komputer kontrol mesin. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
NEXT
GANTI ECM
DTC P1601/81 Malfungsi Sinyal Immobiliseruntuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Komputer kunci transponder assembly (ECU immobiliser) memastikan keamanan dengan mengontrol START/END komunikasi melalui penyesuaian kode dengan ECM. Penyesuaian itu disesuaikan dengan status ON/OFF pengapian dan status immobiliser SET/ UNSET.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1601/81
Problem komunikasi dengan ECU kunci transponder assembly (ECU Immobiliser) atau ketidak sesuaian kode.(1 trip detection logic)
Sistem engine immobiliser
ECU kunci transponder assembly (ECU Immobiliser )
Open atau short dalam line komunikasi (wire harness atau konektor)
ECM
PETUNJUK: DTC ini ditampilkan pada saat: 1) ECM mendeteksi error dalam komunikasi itu sendiri dengan ECU kunci transponder; 2) ECM mendeteksi error dalam line komunikasi; dan 3) ID komunikasi ECU antara ECU kunci transponder dan ECM berbeda saat mesin dicoba start (dihidupkan).
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1.PERIKSA OUTPUT DTC LAINNYAa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
a. Putar switch pengapian ke OFF, kemudian putar switch pengapian ke ON lagi.
a. Hidupkan mesin.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P1601/81 A
Tidak ditampilkan DTC. B
P1601/81 dan DTC lainnya C
PETUNJUK: Jika DTC ECU kunci transponder ditampilkan, pertama kali
referensi ke prosedur pemeriksaan. Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke
Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
BPERIKSA PROBLEM INTERMITTENT
C LANJUTKAN KE BAGAN DTC
A
2.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - ECU KUNCI TRANSPONDER)
a. Lepaskan konektor E10 ECM.
a. Lepaskan konektor ECU kunci transponder.
a. Periksa tahanan.
Standar tahanan (Periksa keadaan open):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
SIO2 (T14-8) - SIO2 (E10-32)
Di bawah 1 Ω
Standar tahanan (Periksa keadaan short):
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
SIO2 (T14-8) atau SIO2 (E10-32) - Masa bodi
10 kΩ atau lebih tinggi
a. Hubungkan kembali konektor ECM.
a. Hubungkan kembali konektor ECU kunci transponder.
NG
PERBAIKI ATAU GANTI HARNESS ATAU KONEKTOR
OK
3.LAKUKAN PENDAFTARAN KUNCIa. Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
a. Reregister kunci (kode ID kunci)
NEXT
4.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Hidupkan mesin.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P1601/81 (mesin tidak dapat dihidupkan) A
Tidak ada output DTC (mesin dapat dihidupkan) B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
SELESAI
B
A
5.GANTI ECMa. Ganti dengan ECM baru atau yang telah diketahui baik.
NEXT
6.PERIKSA APAKAH OUTPUT DTC BERULANGa. Hubungkan intelligent tester ke DLC3.
a. Putar switch pengapian ke-ON dan hidupkan tester.
a. Hidupkan mesin.
a. Pilih menu item berikut ini: Powertrain / Engine / DTC.
a. Baca DTC.
Hasil:
Display (DTC Output) Lanjutkan ke
P1601/81 (mesin tidak dapat dihidupkan) A
Tidak ada output DTC (mesin dapat dihidupkan) B
PETUNJUK: Bila tidak menggunakan intelligent tester, lihat kembali ke Periksa/Hapus DTC (Lihat halaman Klik di sini).
SELESAI
B
A
GANTI ECU KUNCI TRANSPONDER ASSEMBLY
DTC P1656/74 Malfungsi pada Sikuit OCV (Bank 1)untuk Persiapan Klik di sini
PENJELASAN
Sirkuit ini mengoperasikan spool valve melalui duty signal dari ECM sehingga memindah saluran oli ke sisi advanced atau sisi retarded untuk mengaktifkan VVT controller. Dengan cara ini, valve timing optimum
dapat dijaga.Saat mesin berhenti, camshaft timing oil control valve diset ke posisi retarded sepenuhnya.
No.DTC Kondisi pendeteksian DTC Area Gangguan
P1656/74Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil control valve(1 trip detection logic)
Open atau short dalam sirkuit camshaft timing oil control valve
Katup kontrol oli camshaft
ECM
WIRING DIAGRAM
PROSEDUR PEMERIKSAANPETUNJUK:
Baca freeze frame data menggunakan intelligent tester. Freeze frame data merekam kondisi mesin saat terdeteksi malfungsi. Saat troubleshooting, freeze frame data dapat membantu menentukan apakah kendaraan telah berjalan atau berhenti, apakah mesin telah dipanaskan atau belum, apakah rasio udara-bahan bakar gemuk atau kurus, dan data lain sewaktu terjadi malfungsi.
1.PERIKSA CAMSHAFT TIMING OIL CONTROL VALVE ASSEMBLY (CARA KERJA OCV)
a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)
a. Gunakan voltase baterai positif pada terminal OCV.
a. Periksa putaran mesin
OK: Kecepatan mesin idle kasar atau mesin mati.
a. Hubungkan kembali konektor OCV.
GANTI KATUP KONTROL CAMSHAFT TIMING OIL ASSY
NG
OK
2.PERIKSA ECM (SINYAL OCV )
a. Putar switch pengapian ke ON.
a. Ukur voltase antara terminal pada konektor E9 ECM.
Voltage standar:
Hubungan Tester Kondisi spesifikasi
OCV+ (E9-7) - OCV- (E9-6)
0,4 V atau kurang
GANTI ECM
NG
OK
3.PERIKSA HARNESS DAN KONEKTOR (ECM - OCV)
a. Lepaskan konektor C7 OCV (Camshaft Timing Oil Control Valve)