BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi di dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat diperlukan mengingat harga minyak dan gas bumi yang semakin meningkat sehingga perlu dilakukan eksplorasi terhadap sumur minyak baru maupun peningkatan produksi terhadap sumur minyak yang telah ada sebelumnya. Sebelum dilakukan pengeboran kita harus melakukan evaluasi formasi untuk mengetahui karakteristik formasi batuan yang akan di bor. Berbagai macam metode digunakan untuk mengetahui karakteristik formasi baik melalui analisis batu inti, analisis cutting, maupun analisis data well logging. Analisis well logging saat ini banyak digunakan karena biayanya yang relatif lebih murah dan kualitas datanya yang akurat. Untuk itu perlu dilakukan pembahasan mengenai “Aplikasi Well Logging di dalam Evaluasi Formasi”. 1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Maksud dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui aplikasi well logging di dalam evaluasi formasi. 1.2.2 Tujuan Tujuan penulisan referat ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi formasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini teknologi di dalam eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi
telah berkembang dengan pesat. Hal tersebut sangat diperlukan mengingat
harga minyak dan gas bumi yang semakin meningkat sehingga perlu
dilakukan eksplorasi terhadap sumur minyak baru maupun peningkatan
produksi terhadap sumur minyak yang telah ada sebelumnya.
Sebelum dilakukan pengeboran kita harus melakukan evaluasi formasi untuk
mengetahui karakteristik formasi batuan yang akan di bor. Berbagai macam
metode digunakan untuk mengetahui karakteristik formasi baik melalui
analisis batu inti, analisis cutting, maupun analisis data well logging.
Analisis well logging saat ini banyak digunakan karena biayanya yang relatif
lebih murah dan kualitas datanya yang akurat. Untuk itu perlu dilakukan
pembahasan mengenai “Aplikasi Well Logging di dalam Evaluasi Formasi”.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui aplikasi well
logging di dalam evaluasi formasi.
1.2.2 Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi
formasi
2. Untuk mengetahui apa itu well logging
3. Untuk mengetahui jenis-jenis log dan karakteristiknya
4. Untuk mengetahui kegunaan data well logging tersebut dalam
Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air formasi, ketebalan formasi produktif, lithologi batuan) maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik dari batuan reservoir itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara (gelombang) elastis dari batuan reservoir.3.1. Jenis-Jenis LoggingBerdasarkan kemampuan, kegunaan, dan prinsip kerja maka jenis logging ini dibagi menjadi log listrik, log radioaktif, log sonic, dan log caliper.3.1.1. Log ListrikLog listrik merupakan suatu plot antara sifat-sifat listrik lapisan yang ditembus lubang bor dengan kedalaman. Sifat-sifat ini diukur dengan berbagai variasi konfigurasi elektrode yang diturunkan ke dalam lubang bor. Untuk batuan yang pori-porinya terisi mineral-mineral air asin atau clay maka akan menghantarkan listrik dan mempunyai resistivity yang rendah dibandingkan dengan pori-pori yang terisi minyak, gas maupun air tawar. Oleh karena itu lumpur pemboran yang banyak mengandung garam akan bersifat konduktif dan sebaliknya. Untuk formasi clean sand yang mengandung air garam, tahanan formasinya dapat dinyatakan dengan suatu faktor tahanan formasi (F), yang dinyatakan dengan persamaan :Ro = F x Rw ………………………………………………………. (3-1)dimana :F = faktor formasiRo = tahanan formasi dengan saturasi air formasi 100 %Rw = tahanan air garam (air formasi)Hubungan antara tahanan formasi, porositas dan faktor sementasi dikemukakan oleh G.E. Archie dan Humble sebagai berikut : Persamaan Archie : F = Ф-m ………………….……….……… (3-2) Persamaan Humble : F = 0,62 x Ф-2,15 ……….………………... (3-3)dimana :m = faktor sementasi batuanF = faktor formasiФ = porositasResistivity Index (I) adalah perbandingan antara tahanan listrik batuan sebenarnya (Rt) dengan tahanan yang dijenuhi air formasi 100 % (Ro), yaitu sesuai dengan persamaan berikut :………………………………………………………. (3-4)dimana : n = eksponen saturasi, untuk batupasir besarnya sama dengan 2.Untuk formasi clean sand, terdapat hubungan antara saturasi air formasi (Sw), porositas (Ф), tahanan formasi sebenarnya (Rt), tahanan air formasi (Rw) serta
eksponen saturasi (n). Secara matematis hubungan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :……………………….…… (3-5)Pada umumnya log listrik dapat dibedakan menjadi dua jenis: Spontaneous Potensial Log (SP Log) Resistivity Log3.1.1.1. Spontaneous Potensial Log (SP Log)Kurva spontaneous potensial (SP) merupakan hasil pencatatan alat logging karena adanya perbedaan potensial antara elektroda yang bergerak dalam lubang sumur dengan elektroda tetap di permukaan terhadap kedalaman lubang sumur.Spontaneous potensial ini merupakan sirkuit sederhana yang terdiri dari dua buah elektroda dan sebuah galvanometer. Sebuah elektroda (M) diturunkan kedalam lubang sumur dan elektroda yang lain (N) ditanamkan di permukaan. Disamping itu masih juga terdapat sebuah baterai dan sebuah potensiometer untuk mengatur potensial diantara kedua elektroda tersebut. Bentuk defleksi positif ataupun negatif terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara kandungan dalam batuan dengan lumpur. Bentuk ini disebabkan oleh karena adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya-gaya elektromagnetik (elektrokimia dan elektrokinetik) dalam batuan. Gambaran skematis dari gejala SP pada formasi degan resistivity tinggi dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Gambaran Skematis dari Gejala SP pada Formasi dengan Resistivity Tinggi(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)
Adapun komponen elektromagnetik dari SP tersebut adalah sebagai berikut:A. Elektrokimia, dibagi menjadi dua bagian,yaitu: Membran Potensial, terjadi karena adanya struktur dan muatan maka lapisan shale bersifat permeable terhadap kation Na+ dan kedap terhadap anion Cl-. Jika lapisan shale memisahkan dua larutan yang mempunyai perbedaan konsentrasi NaCl, maka kation Na+ bergerak menembus shale dari larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi ke larutan yang mempunyai konsentrasi rendah, sehingga terjadi suatu potensial. Liquid Junction Potential, terjadi karena adanya perbedaan salinitas antara air filtrat dengan air formasi, sehingga kation Na+ dan ion Cl- dapat saling berpindah selama ion Cl- mempunyai mobilitas yang lebih besar dari Na+, maka terjadi aliran muatan negatif Cl- dari larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah.B. ElektrokinetikPotensial elektrokinetik merupakan hasil suatu aliran elektrolit yang melewati unsure-unsur dalam media berpori. Besarnya elektrokinetik ini tergantung dari perbedaan tekanan yang menghasilkan aliran dan tahanan dari elektrolit pada suatu media
porous. Potensial elektrolit disini dapat diabaikan karena pada umumnya perbadaan tekanan hidrostatik lumpur dengan tekanan formasi tidak begitu besar dan untuk lapisan shale pengaruh filtrasi dari alir lumpur kecil.Jika pengaruh SP log melalui lapisan cukup tebal dan kondisinya bersih dari clay, maka defleksi kurva SP akan mencapai maksimum. Defleksi SP yang demikian disebut statik SP atau SSP, yang dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:……………..………………………………… (3-6)dimana :SSP = statik spontaneous potensial, mvKc = konstanta lithologi batuan= , dalam oF= , dalam oC Rmfeq = tahanan filtrat air lumpur, ohm-mRweq = tahanan air formasi, ohm-mSP log berguna untuk mendeteksi lapisan-lapisan yang porous dan permeabel, menentukan batas-batas lapisan, menentukan harga tahanan air formasi (Rw) dan dapat juga untuk korelasi batuan dari beberapa sumur di dekatnya. Defleksi kurva SP selalu dibaca dari shale base line yang mana bentuk dan besar defleksi tersebut dapat dipengaruhi oleh ketebalan lapisan batuan formasi, tahanan lapisan batuan, tahanan shale dalam lapisan batuan, diameter lubang bor, dan invasi air filtrat lumpur. Satuan ukuran dalam spontaneous potensial adalah millivolt (mv). 3.1.1.2. Resistivity Log (Log Tahanan Jenis)Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori batuan. Gambar resistivity log dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2. Kurva Resistivity Log(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)A. Normal Log Skema rangkaian dasar normal log dapat dilihat pada gambar 3.3, dengan menganggap bahwa pengukurannya pada medium yang mengelilingi electrode-elektrode adalah homogen dengan tahanan batuan sebesar R ohm-meter. Elektroda A dan B merupakan elektroda potensial , sedangkan M dan N merupakan elektroda arus. Setiap potensial (V) ditransmisikan mengalir melingkar keluar melalui formasi den besarnya potensial tersebut adalah:
………………………………………………… (3-7)dimana:R = tahanan formasi, ohm-mi = intensitas arus konstan dari elektroda A, AmpAM = jarak antara elektroda A dan M, inπ = konstanta = 3.14
Jarak antara A ke M disebut spacing, dimana untuk normal log ini terdiri dari dua spacing, yaitu: Short normal device, dengan spacing 16 inchi Long normal device, dengan spacing 64 inchiPemilihan spacing ini tergantung dari jarak penyelidikan yang dikehendaki. Short normal device digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona terinvasi, sedang long normal device digunakan untuk mengukur resistivitas formasi yang tidak terinvasi filtrat lumpur atau true resistivity (Rt). B. Lateral Log Tujuan log ini adalah untuk mengukur Rt, yaitu resistivity formasi yang terinvasi. Skema dasar dari lateral log device dapat dilihat pada gambar 3.4. Alat ini terdiri dari dua elektrode arus A dan B serta dua elektrode potensial M dan N. Jarak spasi M dan N adalah 32 inch, sedang jarak A dan O adalah 18,8 inch. Titik O merupakan titik referensi dari pengukuran terhadap kedalaman, sedangkan elektrode B diletakkan jauh dipermukaan. Arus listrik yang konstan dialirkan melalui elektrode A, sedangkan perbedaan potensial antara M dan N di tempatkan pada permukaan lingkaran yang berpusat di titik A. Perbedaan potensial yang dipindahkan ke elektrode M dan N adalah :..................................................................... (3-8)Persamaan (3-8) diturunkan dengan anggapan bahwa formasinya homogen dan lapisan cukup tebal. Apabila arus yang diberikan (i) konstan maka besarnya potensial yang dicatat pada referensi O adalah sebanding dengan besarnya resistivitas formasi (R) dengan syarat anggapan tersebut dipenuhi dan pengaruh diameter lubang bor diabaikan.Pada kenyataannya nilai resistivity yang dicatat oleh resistivity log adalah resistivity semu bukan resistivity yang sebenarnya (Rt). Hal ini disebabkan pengukuran dipengaruhi oleh diameter lubang bor (d), ketebalan formasi (e), tahanan lumpur (Rm), diameter invasi air filtrat Lumpur (Di), tahanan zone invaded (Ri) dan uninvaded (Rt), tahanan lapisan batuan diatas dan dibawahnya (Rs). Pembacaan yang baik didapatkan dalam lapisan tebal dengan resistivity relative tinggi. Log ini digunakan secara optimal di dalam susunan sand dan shale yang tebal dengan ketebalan dari 10 ft dan range resistivity optimum setara 1-500 ohm-m.
Gambar 3.3. Skema Rangkaian Dasar Normal Log(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)
Gambar 3.4. Skema Rangkaian Dasar Lateral Log(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)
C. Induction Log Pengukuran tahanan listrik menggunakan log resistivity memerlukan lumpur yang konduktif sebagai penghantar arus dalam formasi. Oleh sebab itu tidak satu pun peralatan pengukuran resistivity diatas dapat digunakan pada kondisi lubang bor kosong, terisi minyak, gas, oil base mud dan fresh water serta udara. Untuk
mengatasi ini maka dikembangkan peralatan terfokuskan yang dapat berfungsi dalam kondisi tersebut. Rangkaian peralatan dari dasar Induction log secara skematis dapat dilihat pada gambar 3.5.Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut, arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi ( 20000 cps) yang mempunyai intensitas konstan dialirkan melalui transmitter coil yang ditempatkan pada insulating sehingga menimbulkan arus induksi didalam formasi. Medan magnet ini akan menimbulkan arus berputar yang akan menginduksi potensial dalam receiver coil. Coil kedua ini ditempatkan pada mandrel yang sama dengan jarak tertentu dari coil pertama. Besarnya signal yang dihasilkan receiver akan diukur dan dicatat di permukaan yang besarnya tergantung pada konduktivitas formasi yang terletak diantara kedua coil tersebut. Nilai konduktifitas formasi (Cf) berbanding terbalik dengan nilai resistivity.
Gambar 3.5. Skema Rangkaian Dasar Induction Log(Gatlin, C. :”Petroleum Engineering Drilling and Well Completion”, Prentice Hall Inc., New York, 1962)
Tujuan utama dari induction log adalah menghasilkan suatu daerah investigasi yang jauh didalam lapisan-lapisan tipis untuk menentukan harga Rt. Induction log dapat diturunkan didalam semua jenis lumpur dengan syarat sumur belum dicasing. Hasil terbaik dari induction log adalah dalam suatu kondisi sebagai berikut, didalam susunan shale dengan Rt lebih kecil dari 100 ohm-m dan ketebalan lapisan lebih besar dari 20 m, Rxo lebih besar dari Rt dan jika Rxo lebih kecil dari Rt maka induction log akan kurang memberikan hasil yang memuaskan. Induction log tidak sensitif terhadap perubahan Rt bila resistivitynya tinggi. Perbedaan resistivity sekitar 400-500 ohm-m tidak dapat dideteksi. Kondisi yang baik untuk operasi induction log ini adalah menggunakan lumpur yang tidak banyak mengandung garam (Rmf > Rw) serta pada formasi dengan Rt kurang dari 100 ohm-m tapi akan lebih baik lagi jika kurang dari 50 ohm-m. Induction log ini mempunyai beberapa kelebihan dari log-log sebelumnya, antara lain :1. Batas lapisan dapat dideliniasikan dengan baik dan resistivity yang diukur tidak dipengaruhi oleh batas tersebut.2. Dalam fresh mud, pengukuran Rt hanya memerlukan koreksi yang sederhana atau tidak memerlukan sama sekali.3. Dapat dikombinasikan dengan SP log dan Kurva Normal sehingga dapat melengkapi informasi yang diperoleh.D. Laterolog (Guard Log)Pengukuran dengan laterolog adalah untuk memperkecil pengaruh lubang bor, lapisan yang berbatasan dan pengukuran lapisan yang tipis serta kondisi lumpur yang konduktif atau salt mud.Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut (lihat gambar 3.6.), suatu arus Io yang konstan dialirkan melalui elektrode Ao lewat elektrode A1 dan A2 dimana arus tersebut diatur secara otomatis oleh kontak pengontrol sehingga dua pasang
elektrode penerima M1M2 dan M’1M’2 mempunyai potensial yang sama. Selisih potensial diukur diantara salah satu elektrode penerima dengan electrode dipermukaan. Jika perbedaan antara potensial pasangan M’1M’2 dan M1M2 dibuat nol, maka tidak ada arus yang mengalir dari Ao. Disini arus listrik dari Ao dipaksa mengalir horizontal kearah formasi.Ada beberapa jenis laterolog, yaitu jenis Laterolog 7, Laterolog 3, dan Laterolog 8. Perbedaan dari ketiga jenis laterolog tersebut hanya terdapat pada jumlah elektrodenya, dan ketebalan lapisan yang dideteksi berbeda. Alat ini mengukur harga Rt terutama pada kondisi pengukuran Rt dengan Induction Log mengalami kesulitan (banyak kesalahan). Laterolog ini hanya dapat digunakan dalam jenis lumpur water base mud. Dianjurkan pada kondisi Rt/Rm dan Rt/Rs besar (salt mud, resistivity tinggi yaitu lebih besar dari 100 ohm-m) dan tidak berfungsi di dalam oil base mud, inverted mud, lubang berisi gas, atau sumur sudah dicasing.
Gambar 3.6. Skema Alat Laterolog(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)
E. Microresistivity LogLog ini dirancang untuk mengukur resistivity formasi pada flush zone (Rxo) dan sebagai indikator lapisan porous permeable yang ditandai oleh adanya mud cake. Hasil pembacaan Rxo dipengaruhi oleh tahanan mud cake(Rmc) dan ketebalan mud cake (hmc). Ketebalan dari mud cake dapat dideteksi dari besar kecilnya diameter lubang bor yang direkam oleh caliper log. Alat microresistivity log yang sering digunakan, yaitu: Microlog (ML), Microlaterolog (MLL), Proximity Log (PL), MicroSpherical Focused Log (MSFL). Microlog (ML)Microlog dirancang untuk mengukur secara tepat lapisan tipis dan permeabel, karena dengan pengukuran ini dapat ditentukan secara tepat net pay dalam suatu interval total. Pada prinsipnya microlog menggunakan tiga electrode dengan ukuran kecil yang dipasang didalam lempeng (pad) karet, dengan tujuan agar tetap dapat mengikuti variasi bentuk lubang bor. Alat ini mempunyai tiga electrode yang mempunyai jarak 1 inch. Elektrode-elektrode tersebut yaitu A0, M1, dan M2 yang dipasang pada salah satu baris pada rubber (lihat gambar 3.7.)
Gambar 3.7. Skema Posisi Microlog di Dalam Sumur(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)
Pada elektrode A0 diberikan arus listrik tertentu kemudian potensialnya diukur pada elektrode M1 dan M2 yang dicatat dipermukaan oleh Galvanometer. Pada saat pengukuran, ketiga elektrode tersebut ditempatkan pada dinding lubang bor dengan menggunakan pegas yang dapat dikembangkan antara 6 inch sampai 16 inch.Ada dua sistem pengukuran yang umum dilakukan :1. Sistem A0M1M2 yang merupakan short lateral/inverse (R1x1) dengan spacing
A0O = 1 ½ inch, dimana O adalah titik tengah antara M1 dan M2. Pada sistem ini arus listrik yang diberikan dari Ao kemudian diukur perbedaan potensialnya pada titik antara elektrode M1 dan M2. Sistem inverse pada intinya mengukur resistivity mud cake pada lapisan permeable.2. Sistem A0M2 merupakan micronormal dengan spacing AM2 = 2 inch. Sistem ini mempumyai investigasi pengukuran lebih kurang dua kali lebih jauh dari sistem A0M1M2 dan pada sistem ini arus listrik yang diberikan dari A0 diukur perbedaan potensialnya pada M2. Micronormal digunakan untuk mengukur resistivity dari flush zone (Rxo). Adanya mud cake inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan dari kedua kurva microlog tersebut. Lapisan porous permeable ini ditandai dengan adanya mud cake pada permukaan dinding lubang bor yang dinyatakan oleh munculnya separasi dari dua kurva microlog.Microlog tidak akan memberikan keterangan yang berarti jika arus yang dipancarkan hanya berada di sekitar mud cake (short circuit). Hal ini dapat terjadi jika resistivity formasi sangat tinggi dan tidak berfungsi pada keadaan oil base mud. Separasi dua kurva positif jika R2” > R1”x1” dan fluida hidrokarbon yang terkandung dalam batuan porous tersebut merupakan hidrokarbon air tawar. Separasi negatif dapat terjadi jika R2” < R1”x1” dan fluida yang terkandung biasanya air asin. Bila SP log tidak menghasilkan kurva yang baik, microlog dapat digunakan untuk menentukan letak lapisan-lapisan yang porous dan permeabel. Kriteria yang harus dipertimbangkan agar pengukuran microlog optimum yang pertama sebagai indikator lapisan porous permeabel didalam susunan sand-shale dengan range tahanan batuan formasi 1 – 200 ohm-m, porositas batuan lebih besar dari 15 %, Rxo/Rmc lebih kecil dari 15, ketebalan mud cake kurang dari ½ inch dan kedalaman invasi lumpur lebih besar atau sama dengan 4 inch. Microlog juga bermanfaat dalam memperkirakan porositas, menghitung faktor formasi (F), melokasikan lapisan permeable dan memperkirakan water-oil contact dibawah kondisi tertentu. Dan juga mencarikan batasan yang akurat dari batas lapisan dan deliniasi dari zone produktif dan zone non produktif. Microlaterolog (MLL) Alat ini digunakan untuk menentukan Rxo pada batuan yang keras, dimana lumpur yang digunakan mempunyai kadar garam yang tinggi. Sehingga dengan mengetahui Rxo maka harga F bisa ditentukan berdasarkan F = Rxo/Rmf sehingga selanjutnya besarnya porositas efektif dapat ditentukan. MLL hanya merekam satu kurva yaitu tahanan flush zone (Rxo). Alat ini mempunyai 4 elektrode yaitu sebuah elektrode pusat (Ao) dan 3 elektrode cincin M1, M2, dan A1 yang letaknya konsentris terhadap Ao, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.8. Gambar 3.8. Distribusi Arus dan Posisi Elektrode MLL didalam Lubang Bor (Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997) Cara kerja MLL pada prinsipnya sama dengan laterolog, yaitu sejumlah arus konstan Io yang diketahui intensitasnya dialirkan melalui elektrode pusat Ao dan lainnya dialirkan melalui elektrode paling luar A1. Kemudian arus listrik secara otomatis dan kontinyu diatur sedemikian rupa sehingga perbedaan potensial antara elektrode M1 dan M2 praktis sama dengan nol sehingga tidak ada arus yang mengalir dari Ao tapi dari M1 dan M2. Jadi arus dari Ao dipaksa mengalir horizontal kearah formasi. Resistivity yang diukur adalah sebanding dengan potensial yang dicatat. MLL hanya dapat digunakan dalam kondisi water base mud khususnya salt mud, dan tidak berfungsi didalam oil base mud, inverted emulsion mud serta
keadaan lubang bor yang terisi gas atau sudah dicasing. Jika invasi lumpur dangkal (kurang dari 4 inch) MLL mungkin mengukur tahanan batuan zone uninvaded (Rt) karena MLL digunakan untuk daerah penyelidikan sampai 4 inch. Ketebalan mud cake juga mempengaruhi pembacaan harga Rxo. Proximity Log (PL) Proximity Log pada prinsipnya adalah sama dengan ML ataupun MLL, akan tetapi PL dirancang untuk mengukur daerah yang lebih dalam lagi yaitu pada penyelidikan 16 inch dan tidak tergantung pada ketebalan mud cake yang terbentuk. Proximity Log mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: dapat mengukur Rxo tanpa dipengaruhi oleh mud cake sampai ketebalan mud cake ¾ - 1 inch, mempunyai radius investigasi yang lebih besar dari ML maupun MLL, kurang sensistif terhadap ketidakhomogenan lubang bor, biasanya alat ini diturunkan bersama-sama dengan ML untuk mendeteksi adanya mud cake. Dalam pembacaan PL banyak dipengaruhi oleh besarnya harga tahanan batuan zone uninvaded (Rt). Oleh karena itu harus diadakan koreksi. Hasil pembacaan proximity log (RPL) dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut : RPL ………………………………..……….. (3-9) dimana J adalah faktor pseudogeometric dari zone invaded. Harga J merupakan fungsi dari diameter invasi (Di). Sebagai harga pendekatan, jika Di > 40 inch harga J mendekati 1 (satu). Jika Di < 40 inch maka harga RPL berada diantara Rxo dan Rt, biasanya lebih mendekati harga Rxo. PL akan mengukur Rt jika invasi filtrat lumpur sangat dangkal, sehingga secara praktis harga RPL = Rt. Operasi pengukuran dengan alat ini akan memperoleh hasil yang optimum pada kondisi batuan invaded karbonat atau sand, range tahanan batuannya 0.5 – 100 ohm-m, invasi lumpur dalam, dan ketebalan mud cake lebih kecil dari ¾ inch. MicroSpherical Focused Log (MSFL)MSFL biasanya di-run bersama dengan alat log induksi atau laterolog. Serupa dengan alat microlog, pengukuran terhadap MSFL dibuat dengan sebuah bantalan elektroda khusus yang ditekan ke dinding lubang bor dengan batuan sebuah kaliper. Pada bantalan tersebut dipasang suatu rangkaian bingkai logam yang konsentrik (lihat gambar 3.9.) disebut elektroda yag mempunyai fungsi memancarkan, mengfokuskan, dan menerima kembali arus istrik yang hamper sama dengan cara kerja elektroda laterolog. Bantalan pada MSFL ini kecil dan elektrodenya berdekatan sehingga hanya beberapa inchi dari formasi dekat lubang bor yang diselidiki yang mengakibatkan kita mempunyai suatu pengukuran dari resistivity didaerah rembesan. Pengukuran terhadap diameter lubang bor secara bersamaan oleh caliper yang merupakan bagian tak terpisahkan dari alat MSFL.
Gambar 3.9. Penampang Bantalan MSFL(”Resistivity Measurement Tools”, Schlumberger, October 1984)
3.1.2. Log RadioaktifLog radioaktif dapat digunakan pada sumur yang dicasing (cased hole) maupun yang tidak dicasing (open hole). Keuntungan dari log radioaktif ini dibandingkan dengan log listrik adalah tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan lubang bor dan jenis lumpur. Dari tujuan pengukuran, Log Radioaktif dapat dibedakan menjadi: alat pengukur
lithologi seperti Gamma Ray Log, alat pengukur porositas seperti Neutron Log dan Density Log. Hasil pengukuran alat porositas dapat digunakan pula untuk mengidentifikasi lithologi dengan hasil yang memadai.
3.1.2.1. Gamma Ray LogPrinsip pengukurannya adalah mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang terjadi karena adanya interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat didalam kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan.Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar gamma akan tinggi.Dengan adanya perbedaan sifat radioaktif dari setiap batuan, maka dapat digunakan untuk membedakan jenis batuan yang terdapat pada suatu formasi. Selain itu pada formasi shaly sand, sifat radioaktif ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kadar kandungan clay yang dapat berkaitan dengan penilaian produktif suatu lapisan berdasarkan intrepretasi data logging. Besarnya volume shale dihitung dengan menggunakan rumus berikut:…………………………..…………………... (3-10)dimana :GRlog = hasil pembacaan GR log pada lapisan yang bersangkutanGRmax = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan shaleGRmin = hasil pembacaan GR log maksimal pada lapisan non shaleDengan pertimbangan adanya efek densitas formasi, maka untuk formasi dengan kandungan satu mineral, gamma ray yang terbaca pada log adalah :……………………………………………….…… (3-11)dimana :ρ1 = densitas dari mineral radioaktifV1 = volume batuan mineralA1 = faktor perimbangan radioaktif dari mineral= konsentrasi berat dari mineralUntuk formasi yang mengandung lebih dari satu mineral radioaktif, respon GR adalah penjumlahan dari beberapa mineral tersebut dengan menggunakan persamaan (3-12). Sedangkan untuk formasi dengan kandungan dua mineral radioaktif, densitas dan kekuatannya berbeda, serta keberadaannya dalam jumlah yang berbeda maka GR yang terbaca pada log adalah :……..………………………………..…… (3-12)persamaan (3-12) diatas dapat disamakan dengan mengalikan dengan ρb sehingga persamaannya dapat ditulis menjadi :.GR = B1 V1 + B2 V2 …………………………………………… (3-13)dimana :B1 = ρ1 A1B2 = ρ2 A2
Secara khusus Gamma Ray Log berguna untuk identifikasi lapisan permeabel disaat SP Log tidak berfungsi karena formasi yang resistif atau bila kurva SP kehilangan karakternya (Rmf = Rw), atau ketika SP tidak dapat merekam karena lumpur yang yang digunakan tidak konduktif (oil base mud). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 3.10. Selain itu Gamma Ray Log juga dapat digunakan untuk mendeteksi dan evaluasi terhadap mineral radioaktif (potassium dan uranium), mendeteksi mineral tidak radioaktif (batubara), dan dapat juga untuk korelasi antar sumur.3.1.2.2. Neutron LogNeutron Log direncanakan untuk menentukan porositas total batuan tanpa melihat atau memandang apakah pori-pori diisi oleh hidrokarbon maupun air formasi. Neutron terdapat didalam inti elemen, kecuali hidrokarbon. Neutron merupakan partikel netral yang mempunyai massa sama dengan atom hidrogen.
Gambar 3.10. Respon Gamma Ray pada Suatu Formasi(Dewan, T.J.:”Essential of Modern Open-Hole Log Interpretation”, Pennwell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, USA, 1983)
Prinsip kerja dari neutron log adalah sebagai berikut, energi tinggi dari neutron dipancarkan secara kontinyu dari sebuah sumber radioaktif yang ditempatkan didalam sonde logging yang diletakkan pada jarak spacing pendek sekitar 10-18 inch dari detektor gamma ray. Pada operasi logging, neutron meninggalkan sumbernya dengan energi tinggi, tetapi dengan cepat akan berkurang karena bertumbukan dengan inti-inti elemen didalam formasi. Semua inti-inti elemen turut serta dalam pengurangan energi ini, tetapi yang paling dominan adalah atom dengan massa atom yang sama dengan neutron yaitu hidrogen. Setelah energi neutron banyak berkurang kemudian neutron tersebut akan menyebar didalam formasi tanpa kehilangan energi lagi sampai tertangkap dan terintegrasi dengan inti-inti elemen batuan formasi, seperti klorine dan silikon. Inti-inti ini akan terangsang untuk memancarkan sinar gamma. Kemudian detektor sinar gamma akan merekam radiasi sinar gamma tersebut.Bila kerapatan dialam formasi cukup tinggi, yaitu mengandung air, minyak dan gas atau didalam lapisan shale maka energi neutron akan diperlambat pada jarak yang sangat dekat dengan sumber dan akibatnya hanya sedikit radiasi sinar gamma yang direkam oleh detektor. Hal ini yang menjadi dasar hubungan antara jumlah sinar gamma per detik dengan porositas. Hubungan ini menunjukkan apabila jumlah sinar gamma per detik cukup tinggi maka porositasnya rendah. Proses pelemahan partikel neutron dapat dilihat pada gambar 3.11. Porositas dari neutron log ( ) dalam satuan limestone dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini:.....…………………………….…… (3-14)dimana:= porositas terbaca pada kurva neutron logTerdapat beberapa jenis neutron log yang dapat digunakan, yaitu: Thermal neutron log, digunakan secara optimal untuk formasi non shaly yang
mengandung liquid dengan porositas antara 1 % – 10 %. Sidewall neutron porosity log (SNP), yang mempunyai kondisi optimum pada formasi non shaly yang mengandung liquid dengan porositas kurang dari 30%. Compensated neutron log (CNL), merupakan pengembangan dari kedua alat sebelumnya.3.1.2.3. Density LogTujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu didalam evaluasi lapisan shaly.
Gambar 3.11. Proses Pelemahan Partikel Neutron(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)
Prinsip kerja density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma dari sumber radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada saat sinar gamma menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan elektron pada batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan kehilangan sebagian dari energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber radiasi. Intensitas sinar gamma yang dipantulkan tergantung dari densitas batuan formasi. Skema rangkaian dasar density log dapat dilihat pada gambar 3.12. Berkurangnya energi sinar gamma tersebut sesuai dengan persamaan:……………………………….............…………. (3-15)dimana:No = intensitas sumber energiNt = intensitas sinar gamma yang ditangkap detektor ρ = densitas batuam formasik = konstantaS = jarak yang ditembus sinar gamma
Gambar 3.12. Skema Rangkaian Dasar Density Log(Dewan, T.J.:”Essential of Modern Open-Hole Log Interpretation”, Pennwell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, USA, 1983)
Sinar gamma yang menyebar dan mencapai detektor dihitung dan akan menunjukkan besarnya densitas batuan formasi. Formasi dengan densitas tinggi akan menghasilkan jumlah elektron yang rendah pada detektor. Densitas elektron merupakan hal yang penting disini, hal ini disebabkan yang diukur adalah densitas elektron, yaitu jumlah elektron per cm3. Densitas elektron akan berhubungan dengan densitas batuan sebenarnya, ρb yang besarnya tergantung pada densitas matrik,
porositas dan densitas fluida yang mengisi pori-porinya. Kondisi penggunaan untuk density log adalah pada formasi dengan densitas rendah dimana tidak ada pembatasan penggunaan lumpur bor tetapi tidak dapat digunakan pada lubang bor yang sudah di casing. Kurva density log hanya terpengaruh sedikit oleh salinitas maupun ukuran lubang bor. Kondisi optimum dari density log adalah pada formasi unconsolidated sand dengan porositas 20 % - 40 %. Kondisi optimum ini akan diperoleh dengan baik apabila operasi penurunan peralatan kedalam lubang bor dilakukan secara perlahan agar alat tetap menempel pada dinding bor, sehingga pada rangkaian tersebut biasanya dilengkapi dengan spring. Hubungan antara densitas batuan sebebnarnya dengan porositas dan lithologi batuan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:…………………….....………………………….... (3-16)dimana:ρb = densitas batuan (dari hasil pembacaan log), gr/ccρf = densitas fluida rata-rata, gr/cc = 1 untuk fresh water, 1.1 untuk salt water ρma = densitas matrik batuan (dapat dilihat pada tabel III-1), gr/cc= porositas dari density log , fraksi
Tabel III-1. Harga Density Matrik Batuan(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)
Adanya pengotoran clay dalam formasi akan mempengaruhi ketelitian, oleh karena itu dalam pembacaan ρb perlu dikoreksi. Sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut:………………….. (3-17)dimana:ρclay = densitas clay, gr/ccVclay = volume clay, %3.1.3. Sonic LogLog ini merupakan jenis log yang digunakan untuk mengukur porositas, selain density log dan neutron log dengan cara mengukur interval transite time (Δt), yaitu waktu yang dibutuhkan oleh gelombang suara untuk merambat didalam batuan formasi sejauh 1 ft. Peralatan sonic log menggunakan sebuah transmitter (pemancar gelombang suara) dan dua buah receiver (penerima). Jarak antar keduanya adalah 1 ft. Bila pada transmitter dipancarkan gelombang suara, maka gelombang tersebut akan merambat kedalam batuan formasi dengan kecepatan tertentu yang akan tergantung pada sifat elastisitas batuan, kandungan fluida, porositas dan tekanan formasi. Kemudian gelombang ini akan terpantul kembali menuju lubang bor dan akan diterima oleh kedua receiver. Selisih waktu penerimaan ini direkam oleh log dengan satuan microsecond per feet (μsec/ft) yang dapat dikonversikan dari kecepatan
rambat gelombang suara dalan ft/sec.Interval transite time (Δt) suatu batuan formasi tergantung dari lithologi dan porositasnya. Sehingga bila lithologinya diketahui maka tinggal tergantung pada porositasnya. Pada tabel III-2. dapat dilihat beberapa harga transite time matrik (Δtma) dengan berbagai lithologi.
Tabel III-2. Transite Time Matrik untuk Beberapa Jenis Batuan(Adi Harsono:”Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log”, Schlumberger, Edisi-8, Jakarta, 1 Mei 1997)
Untuk menghitung porositas sonic dari pembacaan log Δt harus terdapat hubungan antara transit time dengan porositas. Seorang sarjana teknik, Wyllie mengajukan persamaan waktu rata-rata yang merupakan hubungan linier antara waktu dan porositas. Persamaan tesebut dapat dilihat dibawah ini :.............................................................................. (3-18)dimana :Δtlog = transite time yang dibaca dari log, μsec/ftΔtf = transite time fluida, μsec/ft= 189 μsec/ft untuk air dengan kecepatan 5300 ft/secΔtma = transite time matrik batuan (lihat table III-2), μsec/ftФS = porositas dari sonic log, fraksiSelain digunakan untuk menentukan porositas batuan, Sonic log juga dapat digunakan sebagai indentifikasi lithologi. 3.1.4. Caliper LogCaliper log merupakan suatu kurva yang memberikan gambaran kondisi (diameter) dan lithologi terhadap kedalaman lubang bor. Peralatan dasar caliper log dapat dilihat pada gambar 3.13. Untuk menyesuaikan dengan kondisi lubang bor, peralatan caliper log dilengkapi dengan pegas yang dapat mengembang secara fleksibel. Ujung paling bawah dari pegas tersebut dihubungkan dengan rod. Posisi rod ini tergantung pada kompresi dari spring dan ukuran lubang bor.Manfaat caliper log sangat banyak, yang paling utama adalah untuk menghitung volume lubang bor guna menentukan volume semen pada operasi cementing, selain itu dapat berguna untuk pemilihan bagian gauge yang tepat untuk setting packer (misalnya operasi DST), interpretasi log listrik akan mengalami kesalahan apabila asumsi ukuran lubang bor sebanding dengan ukuran pahat (bit) oleh karena itu perlu diketahui ukuran lubang bor dengan sebenarnya, perhitungan kecepatan lumpur di annulus yang berhubungan dengan pengangkatan cutting, untuk korelasi lithologi karena caliper log dapat membedakan lapisan permeabel dengan lapisan consolidated.
Gambar 3.13. Skema Peralatan Dasar Caliper Log(Lynch J. S.:”Formation Evaluation”, Harper & Row Publisher, New York, Evanston
and London, First Edition, 1962)
3.2. Interpretasi LoggingLapisan prospek dapat teridentifikasi degan melakukan interpretasi logging. Interpretasi logging ini dibagi menjadi interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Interpretasi kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi lapisan porous permeabel dan ada tidaknya fluida. Sedangkan interpretasi kuantitatif dilakukan untuk menentukan harga Vclay, Φ, Rfluida, Sw dan permeability batuan. Simbol-simbol yang digunakan dalam interpretasi log dapat dilihat pada gambar 3.14.3.2.1. Interpretasi KualitatifSetelah selesai melakukan logging maka selanjutnya yang akan dikerjakan adalah melakukan interpretasi terhadap data pengukuran secara kualitatif guna memperkirakan kemungkinan adanya lapisan porous permeabel dan ada tidaknya fluida. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat harus dilakukan pengamatan terhadap log yang kemudian satu sama lainnya dibandingkan. Tujuan dari interpretasi kualitatif adalah identifikasi lithologi dan fluida hidrokarbon yang meliputi identifikasi lapisan porous permeabel, ketebalan dan batas lapisan, serta kandungan fluidanya.Penentuan jenis batuan atau mineral didasarkan pada plot data berbagai log porositas, seperti plot antara log density-neutron dan log sonic-neutron. Sedangkan lapisan berpori dapat ditentukan berdasarkan pengamatan terhadap log SP, log resitivity, log caliper, dan log gamma ray. Penentuan jenis lithologi, apakah shale atau batupasir atau batu gamping ataupun merupakan seri pasir shale didasarkan pada defleksi kurva SP, GR, resistivity, dan konduktivitynya. Adapun fluida hidrokarbon dapat ditentukan pada pengamatan log induction dan FDC-CNL dengan berdasarkan sifat air, minyak, atau gas.
Gambar 3.14. Simbol-Simbol yang Digunakan pada Interpretasi Log(“Log Interpretation Charts”, Schlumberger Educational Services, USA, 1991)
3.2.1.1. Identifikasi Lapisan Porous Permeabel Untuk identifikasi lapisan permeabel dapat diketahui dengan: defleksi SP, separasi resistivity, separasi microlog, caliper log, dan gamma ray log. Adapun masing-masing log diatas dapat diketahui sebagai berikut :1. Defleksi SP : bilamana lumpur pemboran mempunyai perbedaan salinitas dengan air formasi (terutama untuk lumpur air tawar), lapisan permeabel umumnya ditunjukkan dengan adanya penambahan defleksi negatif (kekiri) dari shale base line.2. Separasi resistivity : adanya invasi dan lapisan permeabel sering ditunjukkan dengan adanya separasi antara kurva resistivity investigasi rendah.3. Separasi microlog : proses invasi pada lapisan permeabel akan mengakibatkan terjadinya mud cake pada dinding lubang bor. Dua kurva pembacaan akibat adanya
mud cake oleh microlog menimbulkan separasi pada lapisan permeabel dapat dideteksi oleh adanya separasi positif (micro inverse lebih kecil daripada micro normal).4. Caliper log : dalam kondisi lubang bor yang baik umumnya caliper log dapat digunakan untuk mendeteksi adanya ketebalan mud cake, sehingga dapat memberikan pendeteksian lapisan permeabel.5. Gamma Ray log : formasi mengandung unsur-unsur radioaktif akan memancarkan radioaktif dimana intensitasnya akan terekam pada defleksi kurva gamma ray log, pada umumnya defleksi kurva yang membesar menunjukkan intensitas yang besar adalah lapisan shale/clay, sedangkan defleksi menunjukkan intensitas radioaktif rendah menunjukkan lapisan permeabel.3.2.1.2. Identifikasi Ketebalan dan Batas LapisanKetebalan lapisan batuan dibedakan atas dua, yaitu ketebalan kotor (gross thickness) dan ketebalan bersih (net thickness). Ketebalan kotor (gross thickeness) merupakan tebal lapisan yang dihitung dari puncak lapisan sampai dasar lapisan dari suatu lapisan batuan. Sedangkan ketebalan bersih (net thickness) merupakan tebal lapisan yang dihitung atas ketebalan dari bagian-bagian permeabel dalam suatu lapisan.Adapun penggunaan kedua jenis ketebalan tersebut juga mempunyai tujuan yang berbeda, dimana pembuatan ketebalan kotor (gross isopach map) adalah untuk mengetahui batas-batas penyebaran suatu lapisan batuan secara menyeluruh, dimana pada umumnya digunakan untuk maksud-maksud kegiatan eksplorasi. Sedangkan penggunaan ketebalan bersih adalah untuk maksud-maksud perhitungan cadangan. Peta yang menggambarkan penyebaran ketebalan bersih disebut peta “net sand isopach”.Jenis log yang dapat digunakan untuk menentukan ketebalan lapisan adalah: SP log, kurva resistivity, kurva microresistivity, dan gamma ray log. Adapun dari defleksi kurva log – log tersebut:1. SP log, yang terpenting dapat membedakan lapisan shale dan lapisan permeabel.2. Kurva resistivity, alat yang terbaik adalah laterolog dan induction log.3. Kurva microresistivity, pada kondisi lumpur yang baik dapat memberikan hasil penyebaran yang vertikal.4. GR log, log ini dapat membedakan adanya shale dan lapisan bukan shale, disamping itu dapat digunakan pada kondisi lubang bor telah dicasing, biasanya dikombinasikan dengan neutron log.3.2.2. Interpretasi KuantitatifDidalam analisa logging secara kuantitatif dimaksudkan untuk menentukan lithologi batuan, tahanan jenis air formasi (Rw), evaluasi shaliness, harga porositas (Ф), saturasi air (Sw), dan permeabilitas (K).3.2.2.1. Penentuan Lithologi BatuanA. M-N PlotPengeplotan dari tiga data log porositas (log sonic, log neutron, dan log density) untuk interpretasi lithologi dapat dilakukan dengan M-N plot.Persamaan dari M-N plot ini adalah sebagai berikut:...................................................................... (3-19).................................................................................. (3-20)
Pada persamaan (3-19) maksudnya dikalikan dengan 0.01 pada harga M adalah untuk mempermudah skala, ФN dinyatakan dalam unit porosity limestone. Untuk fresh mud diberikan harga , ρf = 1, dan ФNf = 1. Untuk lebih jelas mengenai parameter matrik dan fluida serta harga M dan N pada fresh mud dan salt mud dapat dilihat pada tabel III-3. Sedangkan untuk mengidentifikasi mineral dan gas yang terkandung dalam suatu lapisan dapat dilihat pada gambar 3.15.
Tabel III-3. Harga M dan N untuk Beberapa Mineral(“Log Interpretation Principle/Aplication”, Schlumberger Educational Services, USA, 1989)
B. Chart Rhob dengan NphiCrossplot ini digunakan Untuk menentukan mineral-mineral clay yang terkandung pada lapisan shale, dengan memasukkan harga dari density log dan dari neutron log. Pada chart ini terdapat lima jenis mineral, yaitu quartz, montmorilonite, illite, kaolinite, dan chlorite. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.16.
3.2.2.2. Penentuan Resistivity Air Formasi (Rw)Tahanan jenis air (Rw) merupakan parameter penting dalam menentukan harga saturasi air (Sw) batuan selama menggunakan log listrik. Ada beberapa metode yang dgunakan untuk menentukan resistivity air formasi, yaitu:
Gambar 3.15. Plot M-N(“Log Interpretation Chart”, Schlumberger Educational Services, USA, 1991)
A. Analisis Air FormasiPengukuran harga Rw ini dilakukan dipermukaan dari contoh air formasi dengan melakukan pencatatan terhadap temperatur permukaan. Untuk mendapatkan harga Rw pada temperatur formasi dimana contoh air formasi tersebut berasal maka digunakan persamaan:dalam oF ......................................... (3-21)dalam oC ......................................... (3-22)
Gambar 3.16. Chart Rhob vs Nphi(“Log Interpretation Chart”, Schlumberger Educational Services, USA, 1991)B. Metode SPLangkah penentuan Rw dari metode ini adalah sebagai berikut: Baca SSP pada kurva SP Menentukan resistivitas filtrat lumpur (Rmf) pada temperatur formasi:
dalam oF ............................................... (3-23)dalam oC ................................................ (3-24) Menentukan Rmfeq.......................................................................... (3-25) Menentukan konstanta SPdalam oF ....................................................... (3-26)dalam oC ......................................................... (3-27) Menentukan Rweq dari SP.................................................................................. (3-28) Menentukan Rw dari gambar 3.17. dalam oF atau gambar 3.18. dalam oCC. Metode Ratio........................................................................................ (3-29)Asumsi yang digunakan untuk metode ini adalah sebagai berikut: R(LLD) = Rt dan R(MSFL) = Rxo Formasi bersih (Vcl < 15%) Rw konstan Formasi permeabel Kondisi lubang bor bagus Rembesan menengah Sxo = Sw1/5
Gambar 3.17. Grafik SP-2(“Log Interpretation Chart”, Schlumberger Educational Services, USA, 1991)
Gambar 3.18. Grafik SP-2m(“Log Interpretation Chart”, Schlumberger Educational Services, USA, 1991)3.2.2.3. Evaluasi ShalinessPada shale 100% gamma ray log dapat mendeteksi adanya tingkatan radioaktif alam yang tinggi, sehingga pada tingkatan ini dapat memberikan gambaran adanya shale, karena shale mengandung radioaktif yang sangat tinggi. Pada formasi reservoir bersih biasanya mempunyai tingkatan radioaktif rendah atau dapat disebut 0% shale. Dalam batuan reservoir shaly tingkatan radioaktif tergantung dari kandungan shale. Pada kurva SP adanya shale akan mengakibatkan defleksi SP akan menurun (kekanan) mulai dari defleksi SP pada formasi bersih pada formasi air asin begitu pula harga R (tahanan) juga turun.
Ada beberapa cara untuk menentukan adanya kendungan shale (Vsh) secara kuantitatif, yaitu sebagai berikut :a) Vsh SP LogHarga Vsh dari SP log dapat ditentukan dari rumus: ....................................................................... (3-30)dimana:SP log = pembacaan kurva SP pada formasi yang dimaksudSSP = harga pembacaan pada kurva SP maksimalVsh SP akan menjadi rendah pada lapisan yang mengandung hidrokarbon, karena defleksi SP tidak sebesar salt water. Oleh karena itu rumus diatas digunakan pada lapisan pasir yang terisi air yang mempunyai tahanan batuan rendah sampai menengah serta baik untuk laminated shale.b) Vsh Rt (Resistivity)Tahanan batuan dari campuran antara clay dan mineral tidak konduktif (quartz) serta tidak dijumpai adanya porositas tergantung dari tahanan clay dan isi clay itu sendiri.......................................................... (3-31)dimana: Jika harga adalah 0,5 – 1 maka harga b = 1 Jika harga adalah 0,5 maka harga b = 2Rsh = tahanan lapisan shale yang berdekatan dengan lapisan produktifRt = tahanan batuan dalam pengamatanRmax = tahanan tertinggi pada lapisan hidrokarbon (umumnya lapisan clean hidrokarbon)c) Vsh GR (Gamma Ray)Bila tingkat radioaktif clay konstan dan tidak ada mineral lain yang radioaktif, maka pembacaan gamma ray setelah koreksi terhadap kondisi terhadap kondisi lubang bor dapat dinyatakan sebagai fungsi linier:GR = A + (B.Vsh) ................................................................... (3-32)Yang mana harga Vsh dapat ditulis:............................................................. (3-33)dimana:GRlog = pembacaan GR pada tiap interval kedalamanGRmin = pembacaan GR pada lapisan non shaleGRmax = pambacaan GR pada lapisan shaled) Vsh N (Neutron)Harga Vsh dapat dicari dengan rumus:....................................................................... (3-34)dimana:ФN = harga porositas neutron pada pengamatanФNsh = harga porositas neutron dari lapisan yang berdekatan3.2.2.4. Penentuan PorositasAda beberapa alat untuk menentukan porositas yaitu neutron log, density log (semua formasi, tapi pada prinsipnya bekerja pada batuan yang kurang kompak dan batuan shaly), dan sonic log (dalam batuan keras dan consolidated atau kompak).
A. Neutron Log
Pembacaan neutron log baik SNP maupun CNL tidak hanya tergantung pada porositas tetapi juga lithologi dan kandungan fluidanya. Oleh karena itu penentuan porositas harus mengetahui lithologinya. Harga dari porositas neutron (ФN) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan dibawah ini (dalam limestone unit):............................................................ (3-35)dimana:ФNlog = porositas yang terbaca pada kurva neutron log0.0425 = koreksi terhadap limestone formation Lalu besarnya porositas neutron yang telah dikoreksi terhadap shale (ФNc) dapat diketahui dari persamaan dibawah ini:................................................................... (3-36)dimana:Vsh = volume shale (dari GR log)ФNsh = porositas yang terbaca pada kurva neutron pada lapisan shaleB. Density LogDalam menentukan porositas batuan dipengaruhi juga oleh lithologi kandungan fluida batuan. Porositas dari density log biasanya dinotasikan dengan ФD yang mempunyai harga sesuai dengan persamaan dibawah ini:................................................................................ (3-37)Lalu besarnya porositas density yang dikoreksi terhadap shale (ФDc) dapat diketahui dari persamaan dibawah ini:................................................................... (3-38)dimana:Vsh = volume shale (dari GR log)ФDsh = porositas dari kurva density pada lapisan shaleρma = densitas matrik batuan, gr/ccρb = densitas bulk yang dibaca pada kurva density untuk setiap kedalaman yang dianalisa, gr/ccρf = densitas fluida (air), gr/ccC. Sonic Log Dalam menentukan porositas, sonic log sama seperti pada neutron log atau density log. Harga ФS dapat diketahui juga dengan menggunakan persamaan dibawah ini: ......................................................................... (3-39)dimana:Δtlog = transite time yang diperoleh dari pembacaan defleksi kurva sonik untuk setiap kedalaman, μ sec/ftΔtma = transite time matrik batuan, μ sec/ftΔtf = transite time fluida (air), μ sec/ft3.2.2.5. Penentuan Saturasi Air Formasi (Sw)Ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan harga saturasi air formasi (Sw), diantaranya adalah persamaan linier Archie, persamaan Indonesia, persamaan Dual Water, persamaan Waxman-Smith, dan persamaan Simandoux. Dalam penulisan tugas akhir ini, persamaan yang digunakan dalam menentukan saturasi air formasi adalah persamaan Indonesia, persamaan Dual Water, dan persamaan Simandoux.A. Persamaan Indonesia
Menentukan volume shale (Vsh)......................................................................... (3-40) Menentukan porositas dari neutron log............................................................ (3-41)................................................................... (3-42) Menentukan porositas dari density log................................................................................. (3-43)................................................................... (3-44) Menentukan porositas dari kombinasi density dan neutron log........................................................................ (3-45) Menentukan harga saturasi air pada flush zone (Sxo).............................................. (3-46)
Menentukan saturasi hidrokarbon sisa (Shr)....................................................................................... (3-47) Menentukan porositas efektif................................................................ (3-48) Menentukan saturasi air formasi (Sw).................................................. (3-49)B. Persamaan Dual Water Menentukan volume shale......................................................................... (3-50) Menentukan porositas koreksi dari neutron dan density log terhadap shale................................................................... (3-51)…………………………………………. (3-52) Menentukan porositas efektif No gas: ………………........................................ (3-53)With gas: …………………………………… (3-54) Menentukan porositas total didekat lapisan shale………………………………..…… (3-55)
Menentukan porositas total dan fraksi air ikat pada lapisan sand……………………………………………... (3-56)…………………………………………………….. (3-57) Menentukan resistivity air bebas didekat lapisan clean sand…………………………………………………….. (3-58) Menentukan resistivity air ikat didekat lapisan shale……………………………………………………. (3-59) Menentukan Rwa didaerah shaly sand……………………………………………………... (3-60) Menentukan saturasi air total yang dikoreksi terhadap shale……………………………………….…… (3-61)……………………………………………………. (3-62) Menentukan saturasi air formasi (Sw) .................................................................................. (3-63)C. Persamaan Simandoux
Menentukan Indeks Gamma Ray (IGR)........................................................................ (3-64) Menentukan volume shale (Vsh)- Older rocks (consolidated):......................................................................... (3-65)- Tertiary rocks (unconsolidated):..................................................................... (3-66) Menentukan porositas terkoreksi terhadap shale:- Porositas dari sonic log............................. (3-67)dimana :Δtlog = interval transit time formasi, μsec/ftΔtma = interval transit time matriks batuan, μsec/ft Δtf = interval transit time fluida, μsec/ft (189 μsec/ft untuk fresh mud, 185 μsec/ft untuk salt mud)Δtsh = interval transit time shale, μsec/ftVsh = volume shale- Porositas dari density log............................................... (3-68)dimana:Vsh = volume shaleρma = densitas matriks batuan, gr/ccρb = densitas bulk, gr/ccρf = densitas fluida, gr/cc ρsh = densitas bulk pada lapisan shale, gr/cc- Porositas dari kombinasi neutron-density log................................................... (3-69)................................................. (3-70)............................................................... (3-71)
Menentukan saturasi air formasi............................. (3-72)dimana:Rw = resistivity air formasi, ohm-mRt = resistivity formasi sebenarnya, ohm-mФ = porositas koreksi terhadap volume shale, fraksiVsh = volume shaleRsh = resistivity shale, ohm-m 3.2.2.6. Menentukan PermeabilitySelain menghasilkan hasil akhir berupa harga Vsh, Φe, dan Sw ELANPlus juga mengeluarkan hasil permeability (K). Permeability yang digunakan pada tugas akhir ini adalah permeability dari hasil ELANPlus. Semua data log yang dimasukkan ke ELANPlus ini diproses oleh ELANPlus itu sendiri yang menghasilkan output harga permeability yang diinginkan. Permeability yang dihasilkan ELANPlus dapat dilihat
pada gambar 3.19.
Gambar 3.19. Permeability dari ELANPlus(“Hasil ELANPlus Geoframe 3.8.1”, Data Consulting Services, Schlumberger, Jakarta, 2003)
Pengertian Data Log Log merupakan data yang merepresentasikan karakteristik batuan (sifat fisika batuan) sesuai dengan fungsi kedalaman. Sifat fisika yang terdapat pada data log diantaranya porositas, permeabilitas, resistivitas, cepat rambat gelombang, sifat radioaktif, temperature dan tekanan formasi, tekanan jenis fluida dalam formasi, lithologi, dan sebagainya.
Data log digunakan dalam evaluasi formasi yang mengandung reservoir hidrokarbon sehingga untuk mendapatkannya ada beberapa metode, diantaranya :
1. Metode kualitatif
Didasarkan pada bentuk/defleksi kurva dari log yang tergambar/terekam pada slip log yang dipengaruhi oleh faktor litologi dan kandungan. Merupakan pengamatan secara
cepat pada lapisan formasi yang diperkirakan produktif. Pengamatan dapat berupa identitas lapisan permeable, ketebalan dan batas lapisan, adanya shalines, adanya gas / batubara dan perbedaan antara minyak dengan air, serta sebagai dasar dalam melakukan interpretasi kuantitatif.
2. Metode kuantitatif
Dengan menggunakan persamaan/chart menghitung parameter-parameter reservoar dari data-data logging (Rw, Rt, ρb, ρf, ρm , dan lain-lain). Metode ini meliputi analisa porositas, tahanan jenis formasi, saturasi air, dan cadangan hidrokarbon mula mula secara simetris.
Beberapa zona produktif dari data log, diantaranya :
1. Zona Permeabel : “Shale base line”disebelah kanan menunjukkan shale
(yang tidak permeable dan tidak akan berproduksi), penurunan SP kekiri menunjukkan adanya “Clean Zones” (sand atau limestone) yang mungkin bisa produktif.
2. Resistivitas : High resistivity menunjukkan HC atau “tight zones”atau zona-zona berporositas rendah, low resistivity menunjukkan adanya air.
3. Porositas : menunjukkan zona-zona yang berpori-pori atau yang “tight ”.
Macam-macam Log
Evaluasi formasi dilakukan menggunakan tiga log yang menunjukkan sifat fisika batuan masing-masing, yaitu (Harsono, 1997):
a. Log yang menunjukkan zona permeable.
- Spontaneous Potential (SP)
- Gamma Ray (GR)
b. Log yang mengukur resistivitas formasi.
- Log Induction
- Log Lateral
c. Log yang mengukur porositas formasi.
- Log Neutron
- Log Densitas
- Log Sonic
Log yang Menunjukkan Zona Permeable
Mencari zona-zona permeable adalah langkah pertama dalam analisa log. Shale yang tidak permeable itu tidak perlu dianalisa lebih lanjut. Ini dilakukan dengan log Spontaneous Potential (SP) dan log Gamma Ray (GR).
Dalam soft rocks : SP dapat membeda-bedakan sand dari shales lebih baik daripada GR. Dalam formasi limestone yang keras curva SP-nya bergerak lamban. Disini GR lebih superior untuk membedakan carbonate darishales. Kedua kurva dipakai untuk menghitung kandungan shale suatu zona permeable dalam proses mengevaluasi “shaly formation”.
Spontaneous Potential (SP)Log SP adalah suatu rekaman selisih potential antara sebuah electrode(“fish”)
yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu electrode yang bergerak dalam lubang sumur. Satuannya adalah millivolt. Dalam pengambilan data log SP menggunakan lumpur agar terdapat aliran listrik dari formasi ke alat log. Oleh karena itu, lubang sumur harus dibor dengan lumpur yang konduktif (menghantarkan arus listrik). Sebaliknya, SP tidak bias direkam dalam sumur yang dibor dengan “oil based mud”, karena arus tidak akan mengalir pada lumpur tersebut. Log SP pada batas antara shale dan reservoir serta kemampuan log SP menentukan tebal reservoir (bed definition) berubah-ubah sesuai dengan perubahan karakter formasi dan sifat-sifat lumpur pemboran (Kurniawan, 2002)
Gambar 1. Prinsip kerja log Spontaneous Potensial (SP).
Dalam evaluasi formasi SP dapat digunakan sebagai :
1. Untuk membedakan batuan permeable dan nonpermeable.
2. Untuk korelasi “well to well”.
3. Sebagai reference kedalaman untuk semua log.
4. Untuk menentukan batas lapisan.
5. Untuk menghitung harga Rw.
6. Sebagai clay indicator.
Penyimpangan SP disebabkan oleh aliran arus listrik didalam lumpur. Penyebab utamanya adalah dari 2 kelompok tenaga elektromotive didalam formasi, yaitu komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Mereka berasal dari pemboran lubang, yang memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis cairan formasi (harsono, 1997). Empat macam potensial listrik, yaitu:
Em : suatu potensial elektrokimia yang timbul pada impermeable shale antara bidang pertemuan horisontal-nya dengan zonapermeable dan bidang pertemuan vertikal-nya dengan lubang sumur. El : suatu potensial electrokimia yang timbul pada perbatasan antarainvaded dan noninvaded zones dalam lapisan yang permeable. Emc : suatu potensial electrokinetik yang timbul pada mud cake. Esb : suatu potensial electrokinetik yang timbul pada lapisan shaletipis yang berbatasan dengan lubang sumur.
Gambar 2. Aliran arus spontaneous potential (Schlumberger, 1996).
Bentuk dari kurva SP
Pada kasus normal dimana lumpur lebih tawar dari pada air formasi, SP akan menyimpang ke bagian kiri dari garis dasar serpih. Jika sebaliknya air formasi yang lebih tawar dari pada lumpur, maka SP akan menyimpang ke kanan (SP positif). SP yang diukur hanya menunjukkan suatu bagian dari penurunan tegangan total, karena juga terdapat penurunan-penurunan potensial didalam formasi. Jika arus listrik dicegah mengalir, maka akan diukur SP statis, atau SSP. Ini dapat diamati pada formasi bersih yang tebal. SSP diukur dari garis dasar serpih.
Kemiringan kurva setiap kedalaman adalah sebanding dengan intensitas arus SP dalam lumpur pada kedalaman tersebut. Intensitas dari arus listrik dalarn lumpur adalah maksimum pada batas-batas formasi permeabel, sehingga kemiringan dari kurva SP adalah maksimum pada batas-batas tersebut. Maka pada kurva SP suatu batas lapisan dapat dicari.
Bentuk kurva dan besarnya defleksi SP tergantung pada beberapa faktor :
- Rasio dari filtrasi lumpur dengan resistivitas air, Rmf/Rw.
- Ketebalan h dan resistivitas sesungguhnya Rt, dari lapisan permeabel.
- Resistivitas Rxo, dan diameter di dari daerah rembesan oleh filtrasi lumpur.
- Resistivitas Rs dari formasi-formasi yang berdekatan.
- Resistivitas Rm dari lumpur, dan diameter dh dari lubang bor.
Gambar 4. Defleksi kurva SP terhadap pengaruh lumpur (Schlumberger, 1996).
Log Gamma Ray (GR)
Log Gamma Ray adalah rekaman radioaktivitas alamiah. Radioaktivitas alamiah yang ada di formasi timbul dari elemen-elemen berikut yang ada dalam batuan (Harsono, 1997):
Uranium (U)
Thorium (Th)
Potasium (K)
Ketiga elemen ini memancarkan Gamma Rays secara terus menerus, yang merupakan short bursts of high energy radiation (ledakan-ledakan radiasi berenergi tinggi). Elemen tersebut biasanya banyak dijumpai pada shale / clay, maka, log GR sangat berguna berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan permeabel. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log GR yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shaly.
Gambar 5. Defleksi kurva log Gamma Ray terhadap pengaruh shale dan sand(http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2009/01/gamma-ray-log.html).
Gamma rays dapat menembus batuan sedalam beberapa inci. Gamma rays yang berasal dari batuan yang berdekatan dengan lubang sumur menembus lubang sumur dan terdeteksi oleh sensor gamma ray. Sensor ini adalah sebuah “scintillation detector”. Scintillation detector ini menghasilkan sebuah pulsa elektris tiap kali mendeteksi sebuah gamma ray. Parameter yang direkam adalah jumlah pulsa yang direkam tiap satuan waktu oleh detektor. Log GR diskala dalam satuan API (APIU).
Menurut Harsono (1997), beberapa kegunaan log Gamma Ray, diantaranya :
1. Sebagai Reference utama bagi semua run logging.
Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk mengetahui indikasi adanya zona yang mengandung air ataupun hidrokarbon, zona permeabel dan zona berpori. Standar log resistivity seperti laterolog dan induction log menggunakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi sekitar 35 sampai 20000 Hz. Pada reservoir, nilai konduktifitas dipengaruhi oleh salinitas dan distribusi dari air formasi yang dikontrol oleh tipe porositas dan wettability dari formasi (Harsono, 1997).
Perbandingan daerah yang cocok untuk pemakaian log Induction dan Lateral :
Log Induction bekerja dalam
1. Fresh mud
2. Resistivitas formasi < 200 ohm-m
3. Rmf/Rw > 2.0
Log Lateral akan bekerja lebih baik pada
1. Salt Mud
2. Resistivitas formasi > 200 ohm-m
3. Rmf/Rw < 2.0
4. Large borehole >12 in. serta deep invasion (> 40 in.)
Dengan adanya invasi maka industri logging telah menciptakan 3 tipe alat Resistivitas yaitu:
1. Deep investigation.
2. Medium investigation.
3. Shallow investigation.
Gambar 6. Lingkungan Pemboran (Halliburton, 2001)
Induction Log
Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplituda konstan yang akan menimbulkan medan magnit dalam batuan. Medan magnet ini menimbulkan arus Eddy atau arusFoucault yang dinamakan ground loop. Besar arus ini sebanding dengan konduktivitas batuan.
Gambar 7. Prinsip kerja alat log induksi (Schlumberger, 1996).
Alat induksi akan mengubah sinyal yang diterima ke arus DC yang sebanding kemudian dikirim ke komputer dipermukaan. Kemudian komputer menterjemahkan sinyal DC ini ke nilai konduktivitas dan seterusnya diubah ke nilai resistivitas dalam Ohm.
Gambar 8. Respon kurva log induksi terhadap kondisi formasi (Schlumberger, 1996).
Log Lateral (Laterolog)
Alat laterolog direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor dengan salty mud atau lumpur yang sangat konduktif serta dipakai untuk mendeteksi zona – zona yang mengandung HC. Prinsip kerja alat laterolog,sonde pada alat resistivitas ini memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) untuk memfokuskan arus survei dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih pasti. Ini merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak terfocus, yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahulu, dimana arus survey lebih suka mengalir dalam lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.
Laterolog Log Medium (LLM) : jangkauan kedalaman menengah.
Laterolog Log Deep (LLD) : jangkauan kedalaman dalam.
Microlog
Telah diketahui bahwa RXO berguna untuk koreksi pengukuran Rt. Log yang dirancang khusus untuk menyelidiki lapisan rembesan yang hanya beberapa inci dari lubang bor. Jenis log RXO adlh: PL, MLL, MSFL (Micro Spherically Focussed Log), dan Microlog lama. Dibawah ini adalah peninjauan kembali dari bermacam-macam kegunaan dari log RXO. Dalam hubungan dengan log Rtmemberikan penentuan dari :
Microlog adalah alat yg paling unggul untuk penentuan lapisan permeabel dan ketebalan kerak-lumpur. Prinsip kerja alat MSFL Serupa dengan alat mikrolog, pengukuran terhadap MSFL dibuat dengan sebuah bantalan elektroda khusus yang ditekan ke dinding lubang bor dengan bantuan sebuah kaliper. Pada bantalan tersebut dipasang suatu rangkaian bingkai-bingkai logam yang konsentrik disebut elektroda yang mempunyai fungsi memancarkan, mefokuskan dan menerima kembali arus listrik yang hampir sama seperti cara kerja elektroda Leterolog. Karena bantalannya kecil dan susunan elektrodanya berdekatan, maka hanya beberapa inci dari formasi dekat lubang bor yang diselidiki. Sehingga kita akan mempunyai suatu pengukuran dari resistivitas didaerah rembesan. Pengukuran terhadap diameter lubang secara bersamaan oleh kaliper yang merupakan bagian tak terpisahkan dari alat MSFL. MSFL merupakan alat yang memancarkan arus listrik kedalam formasi sehingga diperlukan lumpur konduktif. Ini tidak dapat dilakukan dalam lumpur minyak. Sehingga hidrokarbon yang pindah tidak dapat ditentukan dalam lumpur minyak dengan alat ini.
Gambar 10. Prinsip kerja alat Micro Spherically Focussed Log(Schlumberger, 1996).
Log yang Mengukur Porositas Formasi
Ada tiga jenis pengukuran porositas yang umum digunakan di lapangan saat ini: Sonik, Densitas, dan Netron. Nama-nama ini berhubungan dengan besaran fisika yang
dipakai dimana pengukuran itu dibuat sehingga timbulah istilah-istilah "Porositas Sonik", "Porositas Densitas", dan "Porositas Netron". Penting untuk disadari bahwa porositasporositas ini bisa tidak sama antara satu dengan yang lain atau tidak bisa mewakili "Porositas Benar". Ini disebabkan karena alat-alat itu tidak membaca porositas secara langsung. Porositas didapat dari sejumlah interaksi fisika didalam lubang bor. Hasil interaksi dideteksi dan dikirim ke permukaan barulah porositas dijabarkan (Harsono, 1997).
Log Neutron
Alat Neutron dipakai untuk menentukan primary porosity batuan, yaitu ruang pori batuan yang terisi air, minyak bumi atau gas. Bersama log lain misalnyalog density, dapat dipakai untuk menentukan jenis batuan / litologi serta tipe fluida yang mengisi pori pori batuan.
Prinsip kerja alat log neutron yaitu fast neutrons (~ 5 mev) ditembakkan oleh sumber ke formasi dalam segala arah. Neutrons diperlambat oleh benturan benturan dengan inti atom/nuclei sampai mencapai thermal energy level yaitu sebesar ~0.025 ev. Pada tingkat energi ini partikel-partikel neutron tadi diserap (absorbed) oleh inti atom. Atom hydrogen adalah elemen yang paling efektif dalam memperlambat neutron-neutron sebab mempunyai masa yang sama dengan masa neutron. Inti-inti atom lain yang biasa ditemui dalam elemen-elemen formasi sedimenter (Si,C,Ca dan O2) lebih besar massanya dari pada neutron. Partikel-partikel neutrons hanya terpantulkan oleh inti-inti tadi tanpa banyak kehilangan energi. Neutron dicatat dalam bentuk pulsa, banyaknya pulsa yang direkam oleh detector naik bila awan mengembang ( less hydrogen), atau turun bila awan mengkerut (more hydrogen). Banyaknya pulsa yang direkam oleh detektor berbanding terbalik dengan porositas, karena semua hydrogen (dalam clean formations) terkandung dalam cairan yang mengisi pori-pori. Banyaknya pulsa naik bila porositas turun, atau banyaknya pulsa turun bila porositas naik.
Gambar 11. Prinsip kerja alat Neutron (Schlumberger, 1996).
Pembacaan nilai porositas neutron bisa sangat bervariasi tergantung pada :
Perbedaan tipe detektor dan apa yang dideteksi (sinar gamma dan atau neutron dengan energi yang berbeda). Jarak antara detektor dengan sumber. Litologi (seperti batupasir, batugamping dan dolomit).
Untuk mendapatkan harga porositas batuan digunakan gabungan antara density dan neutron ( D dan PhiN).
Shale mempengaruhi pembacaan log sehingga NPHI menjadi lebih besar dari pada true porosity karena adanya air yang terikat pada permukaan shales. Batuan yang mengandung gas mengandung konsentrasi hidrogen yang lebih rendah dari pada kalau berisi minyak atau air; akibatnya pembacaan neutron logakan lebih kecil dari true porosity (Harsono, 1997).
Beberapa interpretasi terhadap respon kurva log neutron dan log density:
Dalam limestone tanpa shale yang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI akan overlay.
Dalam limestone berisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih besar dari 6-7 p.u
Dalam pasir tanpa shale berisi air, RHOB disebelah kiri NPHI dengan separasi 6-7 p.u
Dalam dolomite tanpa shale berisi air, RHOB ada disebelah kanan NPHI.
Dalam sandstone tanpa shale yang berisi air kurva-kurva RHOB dan NPHI akan overlay.
Dalam batuan shale RHOB ada disebelah kanan NPHI.
Dalam sandstone berisi gas, RHOB ada disebelah kiri dari NPHI. Separasi lebih besar dari 3 p.u.
Dalam pasir tanpa shale berisi minyak , RHOB disebelah kiri NPHI dengan separasi 1-3 p.u.
Log Density
Alat density mengukur berat jenis batuan yang lalu dipakai untuk menentukan porositas batuan tadi. Bersama log lain misalnya log neutron, lithologi batuan dan tipe fluida yang dikandung batuan dapat ditentukan. Log density dapat membedakan minyak dari gas dalam ruang poripori karena fluida fluida tadi berbeda berat jenisnya. Log density juga dipakai untuk menentukan Vclay serta untuk menghitung “reflection coefficients” bersama log sonic untuk memprosessynthetics seismogram.
Prinsip kerja alat density :
Suatu sumber radioaktif Cs137 berkekuatan 1.5 curie memancarkan GR berenergi 662 kev kedalam batuan.
Gamma rays ini berinteraksi dengan elektron-elektron batuan dengan mekanisme yang disebut Compton scattering, dimana gamma rays tadi kehilangan energinya serta tersebar kesegala arah.
Proses Compton scattering menghasilkan adanya “awan” gamma raydisekitar source dengan radius yang bervariasi menurut banyaknya elektron batuan. Makin banyak electron batuan makin pendek radius awan dan akibatnya makin sedikit gamma ray yang sampai ke detektor (count rates).
Jadi Rhoe berbanding terbalik terhadap count rates atau cps yang diterima oleh detektor.
Gamma ray terdeteksi yang sedikit jumlahnya menunjukkan adanyaelectron density yang besar.
Bulk density Rhob untuk kebanyakan elemen punya harga yang hampir sama besar dengan electron density Rhoe seperti persamaan empiris sebagai berikut :
Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari :
Besarnya densitas matrik batuan.
Besarnya porositas batuan.
Besarnya densitas kandungan yang ada dalam pori-pori batuan.
Gambar 12. Skema alat log Density (Schlumberger, 1996).
Dalam log densitas kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc, dan karena energi yang diterima detector dipenagruhi oleh matrik batuan ditambah kandungan yang ada dalam pori-pori batuan, maka satuan gram/cc merupakan besaran“Bulk Density” batuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kurva “Bulk Density” adalah :
a) Batuan sangat kompak
Batuan sangat kompak porositasnya () mendekati harga nol, sehingga per satuan volum (cc) seluruhnya atau hampir seluruhnya terdiri dari matrik batuan. Dengan demikian batuan mempunyai densitas paling besar, dimana Phi = 0, dan ini disebut densitas Matrik (ma). Setiap jenis batuan mempunyai harga ma yang berbeda dimana (sekali lagi) batuan = 0, seperti :
Sandstone ------------ ma = 2,65
Limestone ------------ ma = 2,71
Dolomite ------------ ma = 2,87
Shale/Clay ----------- ma = ma bervariasi antara 2,2 – 2,65
b) Batuan Homogen dengan porositas tertentu, misalnya 20% :
Mengandung air asin
Mempunyai densitas lebih rendah dibanding dengan batuan yang seluruhnya terdiri dari matrik.
Mengandung minyak
Densitas batuan ialah lebih rendah daripada berisi air asin, sebab densitas air asin lebih besar daripada minyak.
Mengandung gas
Densitas batuan lebih rendah lagi dibandingkan dengan yang berisi minyak.
Batuan batubara (coal)
Mempunyai densitas yang paling rendah diantara semua jenis batuan.
Gambar 13. Respon log Density dan log Neutron terhadap indikasi hidrokarbon (Schlumberger, 1996).
III.3.3.3. Log Photoelectric
Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay. Photoelectric absorption terjadi bilagamma ray yang datang punya energi rendah. Gamma ray tersebut ditangkap oleh inti atom dan sebuah elektron dilemparkan keluar oleh atom.
PEF = (Z/10)3.6
Dengan : Z = nomor atom (jumlah elektron dalam atom)
Gambar 15. Spektrum energi untuk terjadinya Compton scattering danPhotoelectric Absorption (Harsono, 1997).
Tiap element punya harga Z tertentu oleh karena itu PEF dapat dipakai sebagai petunjuk tipe batuan. Harga PEF sedikit sekali tergantung pada porositas batuan seperti terlihat pada gambar III.22 berikut. PEF juga hanya sedikit terpengaruh oleh fluida dalam pori-pori, tapi log PEF terpengaruh oleh kandungan barite dalam lumpur, karena atom Barium memiliki nomor atom yang tinggi (Z=56).
Gambar 16. Indeks Photoelectric Absorption sebagai fungsi dari porositas dan kandungan fluida (Schlumberger, 1996).
Log Sonic
Log sonik adalah suatu log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas
batuan sebagaimana seperti pada log densitas dan log neutron. Log sonik adalah log
yang menggambarkan waktu dari kecepatan suara yang dikirim atau dipancarkan
kedalam formasi yang mana pantulan suara yang kembali akan diterima oleh receiver.
Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut dengan “
Interval Transit Time” atau t.
Besar kecilnya harga t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis batuan, besarnya porositas batuan dan isi yang terkandung dalam batuan. Dengan demikian log sonik disamping berguna untuk mengetahui porositas batuan, juga
sangat berguna membantu dalam interpretasi “Seismic Record” , terutama untuk maksud-maksud kalibrasi kedalaman formasi.
Alat tersusun dari satu transmitter di bagian atas dan satu transmitterdibagian bawah dengan masing-masing transmitter mempunyai dau receiver.Suara dikirimkan dari transmitter masuk ke dalam formasi, kemudian pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara yang pertama kali sampai ke receiver.Transmitter-transmitter mengirimkan suara secara bergantian, dan harga t dicatat pada pasangan-pasangan receiver yang menerima pantulan suara secara bergantian. Harga t rata-rata dari receiver-receiver ini dihitung secara otomatis oleh computer di permukaan, yang secara otomatis memproses transit timemenjadi total travel time.
Kadang-kadang gelombang suara yang dikirimkan oleh transmitterditerima kembali oleh receiver terdekat cukup kuat, tetapi diterima oleh receiveryang lebih jauh terlalu lemah. Hal tersebut kemungkinan terhalang oleh “sesuatu”, sehingga menyebabkan harga t terlalu besar. Hal ini bisa terjadi karena alat melalui formasi yang “unconsolidated” atau pasir lepas, rekahan-rekahan pada batuan, adanya gas dalam batuan, lumpur yang banyak mengandung gelembung-gelembung udara ataupun dinding lubang bor yang sangat tidak rata pada lapisan garam.
Gambar 17. Prinsip kerja alat log Sonic.
Umumnya kecepatan suara yang menembus formasi batuan tergantung oleh matrik batuan (sandstone, limestone, atau dolomite) serta distribusi porositasnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kurva t :
Shale
Batuan shale mempunyai porositas yang besar, meski permeabilitasnya mendekati harga 0 (nol). Sehingga batuan yang mengandung shalemempunyai harga t yang semakin besar.
Kekompakan Batuan
Kekompakan batuan akan memperkecil porositas, sehingga kurva t akan semakin rendah atau kecil.
Adanya kandungan air dalam batuan menyebabkan kurva t cenderung mempunyai harga yang semakin besar.
Kandungan Minyak
Air (terutama air asin) mempunyai sifat penghantar suara yang lebih baik dibandingkan dengan minyak, sehingga adanya minyak dalam batuan akan berpengaruh memperkecil harga t.
Kandungan Gas
Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga pantulan suara akan lambat diterima oleh receiver. Dengan demikian gas berpengaruh memperkecil harga t pada kurva.
Tabel 1. Nilai Delta-T pada material di beberapa kondisi (Harsono, 1997).
Referensi :
Halliburton, 2001, Basic Petroleum Geology and Log Analysis.
Harsono, A., 1997, Pengantar Evaluasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oilfield Service, Jakarta.