Top Banner
DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN Nurul Chairaat Zainal, Kurniati, Sulfiani, Sri Devi Pendidikan Biologi Abstrak Telah dilakukan ekperimen Pengukuran dan Ketidakpastian dengan menggunakan mistar, jangka sorong, micrometer sekrup, thermometer lalu kubus besi dan kelereng sebagai objeknya. Pada eksperimen kali ini, dilakukan pengukuran panjang, massa, dan pengukuran suhu dan waktu. Pada kegiatan pertama dilakukan pengukuran panjang, lebar, dan tinggu pada kubus dan diameter pada bola menggunakan alat ukur diantaranya mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Pada kegiatan kegiatan ke dua mengukur massa pada balok dan kelereng menggunakan Neraca Ohauss 2610 gram,311 gram, dan 310 gram. Pada kegiatan ke tiga akan mengukur suhu dengan selisi waktu menggunakan thermometer dan stopwatch. Kata Kunci: Pengukuran, ketidakpastian, alat ukur, menghitung. A. RUMUSAN MASLAH 1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar? 2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang? 3. Apa yang dimaksud dengan angka berarti? B. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar 2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang 3. Dapat mengerti angka berarti 1
42

Dasar Pengukuran

Oct 01, 2015

Download

Documents

Hera Raito

fisika dasar
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIANNurul Chairaat Zainal, Kurniati, Sulfiani, Sri DeviPendidikan Biologi

AbstrakTelah dilakukan ekperimen Pengukuran dan Ketidakpastian dengan menggunakan mistar, jangka sorong, micrometer sekrup, thermometer lalu kubus besi dan kelereng sebagai objeknya. Pada eksperimen kali ini, dilakukan pengukuran panjang, massa, dan pengukuran suhu dan waktu. Pada kegiatan pertama dilakukan pengukuran panjang, lebar, dan tinggu pada kubus dan diameter pada bola menggunakan alat ukur diantaranya mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Pada kegiatan kegiatan ke dua mengukur massa pada balok dan kelereng menggunakan Neraca Ohauss 2610 gram,311 gram, dan 310 gram. Pada kegiatan ke tiga akan mengukur suhu dengan selisi waktu menggunakan thermometer dan stopwatch. Kata Kunci: Pengukuran, ketidakpastian, alat ukur, menghitung.A. RUMUSAN MASLAH1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?2. Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang?3. Apa yang dimaksud dengan angka berarti?B. TUJUAN PERCOBAAN1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang3. Dapat mengerti angka berarti

METODOLOGI EKSPERIMENTeori Singkata. Arti PengukuranPengukuran adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif (Herman, 2014: 1)b. Ketepatan dan Ketelitian PengukuranKetepatan (Keakuratan). Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berganda) dan menghasilkan harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran dikatakan akurat. Pada pengukuran ini, harga rata-ratana mendekati harga yang sebenarnya (Herman, 2014:2)Ketelitian (Kepresisian). Jika hasiln-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah tertentu maka pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh berbeda) (Herman, 2014:2)c. Angka PentingHerman (2014:2) memaparkan penjelasan angka penting sebagai berikut:1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.2. Angka nol yang terletak di antara angka bukan nol termasuk angka penting. Contoh: 25,04 A mengandung 4 angka penting3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa garis di bawah angka terakhir yang masih diangap penting.Contoh: 22,30 m mengandung 4 angka penting 22,30 m mengandung 3 angka penting4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan maupun di sebelah kiri koma decimal tidak termasuk angka penting.Contoh: 0,47 cm mengandung 2 angka pentingd. Ketidakpastian pengukuranHubungan antar besaran yang dinyatakan dalam hukum-hukum fisika baru dapat diyahikini kebenarannya apabila didukung oleh eksperimen yang didasari oleh pengukuran yang baik. Karena itu, ketepatan pengukuran merupakan bagian penting dari fisika. Akan tetapi, tidak ada pengukuran yang secara mutlak tepat; Selalu terdapat ketidakpastian dalam setiap pengukuran (Aswad, 2013;3)Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpasian. Beberapa penyebab keidakpastian tersebut antara lain adalah Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, adanya gesekan, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan pengamat. Lambang merupakan Ketidakpastian Mutlak. (Herman, 2014: 3)Untuk pengukuran tunggal diambil kebijaksanaan: = NST AlatNilai merHasil pengukuran dilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan sepert berikut: X = (x ) [X]Dimana:X = simbol besaran yang diukur(x )= hasil pengukuran beserta ketidakpastianny[x]= satuan besaran x (dalam satuan SI)

Untuk pengukuran berulang diambil kebijaksanaan:{x}= , rata-rata pengukura= maksimum, rata-rata Dengan : = dan,Deviasi = , = , = . adalah yang terbesar di antara .Atau dapat juga diambil dari:

Angka Berarti dapat ditentukan dengan melihat jumlah kesalahan relative. Jika pengukuran menghasilkan kesalahan relative seperti berikut:0% - 0,50% = 4 AB0,51% - 5,0% = 3 AB5,1% - 10% = 2 ABDengan,KR (KesalahanRelatif) = 100%ALAT DAN BAHAN1. Alata. Penggaris/mistarb. Jangka Sorongc. Micrometer Sekrupd. Stopwatche. Thermometerf. Balok besig. Bola-bola kecil/kelerengh. Neraca ohauss 310 gram, 311gram, 2610 grami. Gelas ukurj. Kaki tiga dan kasak. Pembakar Bunsenl. Korek2. Bahana. Air secukupnyaIDENTIFIKASI VARIABELKegiatan 11. Panjang 2. Lebar3. Tinggi 4. Diameter Kegiatan 21. Massa Kegiatan 31. Waktu2. Suhu DEFINISI OPERASIONAL VARIABELKegiatan 11. Panjang merupakan besaran yang diukur dengan balok sebagai objek percobaanya.2. Lebar merupakan bagian lainnya yang diukur besarannya3. Tinggi merupakan tahap terakhir dalam proses pengukuran besaran dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup dengan balok sebagai objek percobaannya.4. Diameter adalah besaran yang diukur pada bola atau kelereng dengan alat ukur serupa dengan balok. Pengukuran diameter dilakukan pada titik tengah bola/kelereng.Kegiatan 21. Massa, mengukur beratnya suatu objek dengan menggunakan neraca Ohauss 2610 gram, 311 gram, dan 310 gram. Dengan objek percobaan yang sama dengan pengukuran panjang.Kegiatan 31. Waktu, lama atau cepatnya sesuatu yang dapat di tentukan dengan menggunakan stopwatch.2. Suhu, ukuran derajat suatu benda yang dihitung menggunakan thermometer.PROSEDUR KERJAKegiatan 11. Mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup serta menentukan NSTnya.2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai ketidakpastiannya.3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (mengukur ditempat berbeda) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan dengan disertai dengan ketidakpastiannya.Kegiatan 21. Menentukan NST masing-masing neraca2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara berulang.3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian pengukuran.Kegiatan 31. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan lapisan asbesnya dan sebuah termometer.2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan meletakkan di atas kaki tiga tanpa ada pembakar.3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To).4. Menyalakan bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya terlihat normal..5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas ukur bersamaan dengan menjalankan alat pengukur waktu.6. Mencatat perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang waktu 1 menit sampai diperoleh 10.

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATAHasil Pengamatan1. Pengukuran PanjangNST mistar : 0,1 cm/skalaNST Jangka Sorong: 0,05 mm/skala Jumlah skala nonius = jumlah skala utama 20 SN = 39 SU SN = SU SN = 1,95 SU (Mendekati 2) 2 - 1,95 = 0,05 mmNST mikrometer sekrup: 0,01 mm/skala = = = 0,01 mmNoBenda yang diukurBesaran yang diukurHasil pengukuran (mm)

MistarJangka SorongMikrometer Sekrup

1BalokPanjang

Lebar

Tinggi

2

Bola

Diameter

Jari-jari

2. Pengukuran Massaa. Neraca Ohauss 2610 gramNilai Skala lengan 1: 100 gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala lengan 3: 0,1 gram/skalaMassa beban gantung: -BendaPenunjuk lengan 1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Beban gantungMassa benda (g)

Balok Kubus00020,0020,0020,002,252,202,25---

Bola0000005,855,755,85---

b. Neraca Ohauss 311 gramNilai Skala lengan 1: 100 gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala lengan 3: 1 gram/skalaNilai Skala lengan 4: 0,01 gram/skalaBendaPenunjuk lengan 1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Penunjuk lengan 4Massa benda (g)

Balok Kubus00020,00020,00020,0002,0002,0002,0000,2800,2750,270

Bola0000005,0005,0005,0000,7700,7700,765

c. Neraca Ohauss 310 gramNilai Skala lengan 1: 100 gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala Putar: 0,1 gram/skalaJumlah Skala Nonius: 10 skalaNST Neraca Ohauss 310 gram : SN = SU 10 SN = 19 SU 10 SN = 1,9 SU SN = SU = 0,19 gram0,2 0,19 = 0,01

BendaPenunjuk lengan 1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Penunjuk lengan 4Massa benda (g)

Balok Kubus00020,0020,0020,007,607,607,600,030,020,06

Bola0000006,106,106,000,030,020,08

3. Pengukuran Waktu dan SuhuNST termometer: 0,1/skalaTemperatur mula-mula (To) : NST Stopwatch: 0,1 sekon/skala

NoWaktu (S)Temperatur ( 0C )Perubahan temperatur (C0 )

1. 36 2

2. 38 2

3. 40,5 2,5

4. 433

5. 45 2

6. 47 2

ANALISIS DATA1. Pengukuran Panjang Balok V = P L TP + L + T = P + L + TP + L + TP + L + T+ + + + Mistar Panjang = = 19,5 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,5 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 2,5% ( 3 AB ) Lebar= = 19,3 mmx =1 == 0,3 mmx == 0,2 mmx == 0,2 mm = max = 0,3 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 1,5% ( 3 AB ) Tinggi = = 19,5 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,5 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 2,5%Vbalok = P L TVbalok = 19,5 mm 19,3 mm 19,5 mmVbalok = 7.338 mm3+ + + + 7.338 mm3+ + 7.338. mm37.338 mm3 476 mm3 Jangka Sorong Panjang = = 20,10 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 0,24% ( 4 AB ) Lebar= = 20,10 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 0,24% ( 4 AB ) Tinggi = = 20,10 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 0,25% ( 4 AB )Vbalok = P L TVbalok = 20,10 mm 20,10 mm 20,10 mmVbalok = 8.120 mm3+ + + + 8.000 mm3+ + 8.120 mm38.120 mm3 60,9 mm3 Mikrometer Sekrup Panjang = = 20,155 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,005 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 0,024% ( 4 AB )

Lebar= = 20,155 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,005 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 0,024% ( 4 AB ) Tinggi = = 20,025 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,005 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 0,024 %Vbalok = P L TVbalok = 20,155mm 20,155mm mmVbalok = 8.134,6361 mm3+ + + + 8.134,6361 mm3+ + 8.134,6361 mm38.134,6361mm3 10,5 mm3

BolaV bola = rrrrr

Mistar= = 7,1 mmx =1 == 0,1 mmx == 0,4 mmx == 0,1 mm = max = 0,4 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 5,6%V bola = V bola = V bola = mm3

mm3 78,87 mm3

Jangka Sorong= = 7,94 mmx =1 == 0,42 mmx == 0,21 mmx == 0,21 mm = max = 0,42 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 5,28%V bola = V bola = V bola = mm3

mm3 110,55 mm3 Mikrometer Sekrup= = 8,189 mmx =1 == 0,023 mmx == 0,058 mmx == 0,037 mm = max = 0,058 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 0,7% ( 4 AB )V bola = V bola = V bola = mm3

mm3 16,2 mm3

2. Pengukuran Massa = mv-1m + vm + vm + vm + v + + Untuk balok := = 7.864,6873 x =1 == 525,8623x == 255,9137x == = max = KR = 100% = 100% = 6,69% ( 2 AB )Pelaporan Fisika : = Untuk bola := = 1.979,345 x =1 == x == x == 319,772 mm3 = max = KR = 100% = 100% = 22,03%Pelaporan Fisika : = NeracaOhauss 2610 gramBalok= = 22,233 gx =1 == 0,017 gx == 0,033 gx == 0,017 g = max = 0,033 g.KR = 100% KR = 100% = 0,14% ( 4 AB )Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 0,0028 g/mm3 + + 0,0028 g/mm3+ 0,06686) 0,0028 g/mm3 1,91 x 10-4 g/mm3Bola= = 5,817 gx =1 == 0,033 gx == 0,067 gx == 0,033 g = max = 0,067 g.KR = 100% KR = 100% = 1,15% ( 3 AB ) Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 0,00294g/mm3 + + 0,00294g/mm3+ g/mm3 6,6 x 10-4 g/mmNeracaOhauss 311 gramBalok= = 22,275 gx =1 == 0,005 gx == 0 gx == 0,005 g = max = 0,005 g.KR = 100% KR = 100% = 0,022% (4 AB)Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 0,00283 g/mm3 + + 0,00283 g/mm3 + 0,06686) 0,00283 g/mm3 1,89 x 10-4 g/mm3Bola = = 5,768 gx =1 == 0,002 gx == 0,002 gx == 0,003 g = max = 0,003 g.KR = 100% KR = 100% = 0,052% ( 4 AB ) Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 2,91 x 10-3 g/mm3 + + 0,00291g/mm3 + g/mm3 6,6 x 10-4 g/mm3NeracaOhauss 310 gramBalok= = 22,183 gx =1 == 0,003 gx == 0,013 gx == 0,017 g = max = 0,017 g.KR = 100% KR = 100% = 0,077% (4 AB)Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 2,82 x 10-3 g/mm3 + + 0,00282 g/mm3 + 0,06686) 0,00282 g/mm3 1,9 x 10-4 g/mm3Bola= = 5,65 gx =1 == 0,01 gx == 0,01 gx == 0,01 g = max = 0,01 g.KR = 100% = 100% = 0,1% ( 4 AB )Pelaporan fisika : = g = mv-1-1 2,85 x 10-3 g/mm3 + + 0,00285g/mm3 + 0,2203)g/mm3 6,3 x 10-4 g/mm3PEMBAHASANPada praktikum kali ini akan melakukan percobaan pengukuran panjang, massa, suhu dan waktu. Di mana kubus dan kelereng sebagai objek praktikum yang akan dihitung panjang, lebar, tinggi dan massa pada kubus sedangkan diameter pada kelereng. Kemudian akan mengukur suhu menggunakan thermometer.Kegiatan pertama dilakukan pengukuran panjang pada kubus dengan menggunakan mistar. Diketahui NST mistar 0,1 cm atau 1 mm. Pada kegiatan ini dilakukan 3 kali pengukuran yang hasilnya sama. Begitu juga pada pengukuran tinggi kubus yaitu . Berbeda dengan pengukuran lebar kubus yang hasilnya ada yang berbeda, hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh ketelitian pengamat atau situasi sekitar seperti adanya guncangan pada tempat percobaan pada saat mengukur objek.Selanjutnya pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dengan NST 0,05 mm. Pada percobaan dilakukan 3 kali pengukuran pada benda yang sama. Pengukuran panjang, lebar dan tinggi menghasilkan pengukuran yang sama yaitu .Alat ukur selanjutnya yang digunakan adalah micrometer sekrub dengan NST 0,01 mm. Yang dimana pada pengukuran ini, panjang dan lebar menghasilkan ukuran yang sama yaitu Tapi, pada pengukuran tinggi hasilnya berbeda dengan pengukuran panjang dan lebar dengan menggunakan alat ukur yang sama. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor ketelitian pengamat atau factor keadaan sekitar.Masih pengukuran panjang, namun kali ini dengan objek yang berbeda yaitu bola atau kelereng. Alat ukur yang digunakan sama dengan yang digunakan pada pengukuran balok yaitu mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Bedanya, kali ini akan mencari diameter objek percobaan. Mengukur bola dengan alat ukur mistar menghasilkan ukuran yang berbeda, begitu juga dengan alat ukur jangka sorong dan micrometer sekrup. Hasil pengukuran objek hanya memiliki perbedaan yang sangat tipis. Factor yang menyebabkan adanya perbedaan pada hasil pengukuran mungkin karena keadaan sekitar atau lingkungan yang berpengaruh serta keterampilan pengamat.Setelah melakukan percobaan pengukuran panjang dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup dapat kita nyatakan bahawa alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi adalah micrometer sekrup, karena seperti yang telah diketauhi bahwa Semakin baik mutu alat ukur, semakin kecil yang diperoleh. Semakin kecil ketidakpastian mutlak, semakin tepat hasil pengukuran (Herman,2014:4).Dapat dilihat pada hasil pengamatan . Pada pengukuran panjang dihasilkan pada setiap alat ukur dengan pelaporan hasil pengamatan sebagai berikut:Mistar: ; mmJangka sorong:;;mmMicrometer sekrup:mmPada data di atas dapat dilihat hasil pengukuran dengan yang paling kecil. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa micrometer sekrup kemungkinan yang paling kecil terjadi kesalahan pada pengukuran.Pada kegiatan selanjutnya yaitu pengukuran massa dengan menggunakan alat ukur Neraca Ohauss 2610 gram, 311 gram, dan 310 gram dengan objek percobaan sama dengan pengukuran panjang yaitu balok kubus dan bola.Pengukuran massa dengan menggunakan Neraca Ohauss 2610 gram yang memiliki nilai skala lengan 1 yaitu 100 gram, nilai skala 2 yaitu 10 gram, dan nilai skala 3 yaitu 0,1 gram, sedangkan NSTnya 0,1 gram maka . Hasil pengukuran massa benda dengan Neraca Ohauss 2610 gram ini memiliki perbedaan dengan selisih angka 0,05 gram. Dimana percobaan 1 dan 3 memiliki hasil yang sama. Namun pada kegiatan ke-2 hasilnya berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran massa benda ini memiliki deviasi(penyimpangan) pengukuran yaitu 0,03 gram. Sama dengan hasil pengukuran massa Bola atau kelereng bedanya pada benda memiliki nilai ketidakpastian yaitu 0,10 gram. Kegiatan selanjutnya yaitu dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram. Alat ukur massa ini dapat diketahui NSTnya dengan melihat nilai skala lengan ke-4 yaitu 0,01 gram, karena prinsipnya yaitu Nilai Skala terkecil sama dengan NST. Untuk mengetahui nilai ketiadakpastiannya yaitu dengan , maka dapat diketahui nilai ketiadakpastian Neraca Ohauss 311 gram yaitu 0,005 gram. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram memiliki perbedaan pada setiap percobaan yang dilakukan. Oleh karena itu, terdapat nilai ketidakpastian yaitu pada balok kubus senilai 0,005 gram dan kelereng senilai 0,003 gram. Kegiatan selanjutnya dengan menggunakan alat ukur Neraca Ohauss 310 gram dengan objek percobaan yang sama yaitu kubus balok dan kelereng. Nilai Skala Terkecil pada alat ukur ini adalah 0,01gram. Dimana NSTnya ini dapat ditentukan dengan Nilai Skala Nonius dan Nilai Skala Utama. Nilai deviasinya ditentukan dari nilai NSTnya karena prinsip pengukurannya Nilai NST sama dengan Nilai ketidakpastian mutlak. Maka dari itu jika sudah diketahui NSTnya maka dapat juga ditentukan ketidakpastian pengukurannya. Pada kegiatan pengukuran, setiap pengamat yang melakukan pengukuran menghasilkan massa benda yang berbeda. Namun, hanya memiliki selisih yang sedikit. Berat balok dengan berat kelereng memiliki selisih hingga 20,00 gram, karena dapat kita lihat dari nilai lengan kedua. Dimana pada pengukuran balok menghasilkan nilai 20,00 gram sedangkan pada kelereng tidak memiliki nilai.Pengukuran selanjutnya dengan menggunakan alat ukur waktu dan suhu yaitu Termometer dan stopwatch. Dimana pada kegiatan kita akan menghitung stiap menit kenaikan suhu dan akan menentukan orubahan temperaturnya. Thermometer memiliki NST senilai 0,1C dan NST Stopwatch adalah 0,1 s. Ketika percobaan dilakukan, telah diketahui temperature mula-mulanya adalah 36C, dimana suhu normalnya 35C.

SIMPULAN DAN DISKUSI Simpulan1. Pada kegiatan percobaan ini pengamat menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, Neraca Ohauss 3610 gram, 311 gram, dan 310 gram, serta thermometer dan stopwatch.2. pengukuran tunggal diambil kebijaksanaan: = NST AlatUntuk pengukuran berulang diambil kebijaksanaan:{x}= , rata-rata pengukura= maksimum, rata-rataDengan : = dan,Deviasi = , = , = . adalah yang terbesar di antara .Atau dapat juga diambil dari:

3. Angka Berarti dapat ditentukan dengan melihat jumlah kesalahan relative. Jika pengukuran menghasilkan kesalahan relative seperti berikut:0% - 0,50% = 4 AB0,51% - 5,0% = 3 AB5,1% - 10% = 2 AB DiskusiDisarankan kepada mahasiswa agar dapat menguasai dan bisa menggunakan alat-alat ukur dengan baik dan benar sehingga dapat memperkecil kemungkinan ketidakpastian dalam pengukuran.

DAFTAR RUJUKAN1 Herman.2014.Penuntun Praktikum Fisika Dasar.Makassar:Unit Laboratorium Fisika Dasar UNM2 Aswad, Sabrianto.2013.Materi dan Penuntun Perkuliahan Fisika Dasar.Makassar:Universitas Hasanuddin

30