DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIANNurul Chairaat Zainal,
Kurniati, Sulfiani, Sri DeviPendidikan Biologi
AbstrakTelah dilakukan ekperimen Pengukuran dan Ketidakpastian
dengan menggunakan mistar, jangka sorong, micrometer sekrup,
thermometer lalu kubus besi dan kelereng sebagai objeknya. Pada
eksperimen kali ini, dilakukan pengukuran panjang, massa, dan
pengukuran suhu dan waktu. Pada kegiatan pertama dilakukan
pengukuran panjang, lebar, dan tinggu pada kubus dan diameter pada
bola menggunakan alat ukur diantaranya mistar, jangka sorong, dan
micrometer sekrup. Pada kegiatan kegiatan ke dua mengukur massa
pada balok dan kelereng menggunakan Neraca Ohauss 2610 gram,311
gram, dan 310 gram. Pada kegiatan ke tiga akan mengukur suhu dengan
selisi waktu menggunakan thermometer dan stopwatch. Kata Kunci:
Pengukuran, ketidakpastian, alat ukur, menghitung.A. RUMUSAN
MASLAH1. Bagaimana cara menggunakan alat-alat ukur dasar?2.
Bagaimana cara menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal
dan berulang?3. Apa yang dimaksud dengan angka berarti?B. TUJUAN
PERCOBAAN1. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar2. Mampu
menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang3.
Dapat mengerti angka berarti
METODOLOGI EKSPERIMENTeori Singkata. Arti PengukuranPengukuran
adalah bagian dari keterampilan Proses Sains yang merupakan
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif (Herman, 2014: 1)b. Ketepatan dan Ketelitian
PengukuranKetepatan (Keakuratan). Jika suatu besaran diukur
beberapa kali (pengukuran berganda) dan menghasilkan harga-harga
yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran
dikatakan akurat. Pada pengukuran ini, harga rata-ratana mendekati
harga yang sebenarnya (Herman, 2014:2)Ketelitian (Kepresisian).
Jika hasiln-hasil pengukuran terpusat di suatu daerah tertentu maka
pengukuran disebut presisi (harga tiap pengukuran tidak jauh
berbeda) (Herman, 2014:2)c. Angka PentingHerman (2014:2) memaparkan
penjelasan angka penting sebagai berikut:1. Semua angka bukan nol
adalah angka penting.2. Angka nol yang terletak di antara angka
bukan nol termasuk angka penting. Contoh: 25,04 A mengandung 4
angka penting3. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol termasuk
angka penting, kecuali kalau ada penjelasan lain, misalnya berupa
garis di bawah angka terakhir yang masih diangap penting.Contoh:
22,30 m mengandung 4 angka penting 22,30 m mengandung 3 angka
penting4. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol,
baik di sebelah kanan maupun di sebelah kiri koma decimal tidak
termasuk angka penting.Contoh: 0,47 cm mengandung 2 angka pentingd.
Ketidakpastian pengukuranHubungan antar besaran yang dinyatakan
dalam hukum-hukum fisika baru dapat diyahikini kebenarannya apabila
didukung oleh eksperimen yang didasari oleh pengukuran yang baik.
Karena itu, ketepatan pengukuran merupakan bagian penting dari
fisika. Akan tetapi, tidak ada pengukuran yang secara mutlak tepat;
Selalu terdapat ketidakpastian dalam setiap pengukuran (Aswad,
2013;3)Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpasian.
Beberapa penyebab keidakpastian tersebut antara lain adalah Nilai
Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
kesalahan paralaks, adanya gesekan, fluktuasi parameter pengukuran
dan lingkungan yang saling mempengaruhi serta keterampilan
pengamat. Lambang merupakan Ketidakpastian Mutlak. (Herman, 2014:
3)Untuk pengukuran tunggal diambil kebijaksanaan: = NST AlatNilai
merHasil pengukuran dilaporkan dengan cara yang sudah dibakukan
sepert berikut: X = (x ) [X]Dimana:X = simbol besaran yang diukur(x
)= hasil pengukuran beserta ketidakpastianny[x]= satuan besaran x
(dalam satuan SI)
Untuk pengukuran berulang diambil kebijaksanaan:{x}= , rata-rata
pengukura= maksimum, rata-rata Dengan : = dan,Deviasi = , = , = .
adalah yang terbesar di antara .Atau dapat juga diambil dari:
Angka Berarti dapat ditentukan dengan melihat jumlah kesalahan
relative. Jika pengukuran menghasilkan kesalahan relative seperti
berikut:0% - 0,50% = 4 AB0,51% - 5,0% = 3 AB5,1% - 10% = 2
ABDengan,KR (KesalahanRelatif) = 100%ALAT DAN BAHAN1. Alata.
Penggaris/mistarb. Jangka Sorongc. Micrometer Sekrupd. Stopwatche.
Thermometerf. Balok besig. Bola-bola kecil/kelerengh. Neraca ohauss
310 gram, 311gram, 2610 grami. Gelas ukurj. Kaki tiga dan kasak.
Pembakar Bunsenl. Korek2. Bahana. Air secukupnyaIDENTIFIKASI
VARIABELKegiatan 11. Panjang 2. Lebar3. Tinggi 4. Diameter Kegiatan
21. Massa Kegiatan 31. Waktu2. Suhu DEFINISI OPERASIONAL
VARIABELKegiatan 11. Panjang merupakan besaran yang diukur dengan
balok sebagai objek percobaanya.2. Lebar merupakan bagian lainnya
yang diukur besarannya3. Tinggi merupakan tahap terakhir dalam
proses pengukuran besaran dengan menggunakan mistar, jangka sorong,
dan micrometer sekrup dengan balok sebagai objek percobaannya.4.
Diameter adalah besaran yang diukur pada bola atau kelereng dengan
alat ukur serupa dengan balok. Pengukuran diameter dilakukan pada
titik tengah bola/kelereng.Kegiatan 21. Massa, mengukur beratnya
suatu objek dengan menggunakan neraca Ohauss 2610 gram, 311 gram,
dan 310 gram. Dengan objek percobaan yang sama dengan pengukuran
panjang.Kegiatan 31. Waktu, lama atau cepatnya sesuatu yang dapat
di tentukan dengan menggunakan stopwatch.2. Suhu, ukuran derajat
suatu benda yang dihitung menggunakan thermometer.PROSEDUR
KERJAKegiatan 11. Mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer
sekrup serta menentukan NSTnya.2. Mengukur masing-masing sebanyak 3
kali untuk panjang, lebar, dan tinggi balok berbentuk kubus yang
disediakan dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat
hasil pengukuran pada tabel pengamatan dengan disertai
ketidakpastiannya.3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk
diameter bola (mengukur ditempat berbeda) yang disediakan dengan
menggunakan ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran
pada tabel hasil pengamatan dengan disertai dengan
ketidakpastiannya.Kegiatan 21. Menentukan NST masing-masing
neraca2. Mengukur massa balok kubus dan bola sebanyak 3 kali secara
berulang.3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan
ketidakpastian pengukuran.Kegiatan 31. Menyiapkan gelas ukur,
bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan lapisan asbesnya dan
sebuah termometer.2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian
dan meletakkan di atas kaki tiga tanpa ada pembakar.3. Mengukur
temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To).4. Menyalakan
bunsen pembakar dan menunggu beberapa saat hingga nyalanya terlihat
normal..5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat di bawah gelas
ukur bersamaan dengan menjalankan alat pengukur waktu.6. Mencatat
perubahan temperatur yang terbaca pada termometer tiap selang waktu
1 menit sampai diperoleh 10.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATAHasil Pengamatan1. Pengukuran
PanjangNST mistar : 0,1 cm/skalaNST Jangka Sorong: 0,05 mm/skala
Jumlah skala nonius = jumlah skala utama 20 SN = 39 SU SN = SU SN =
1,95 SU (Mendekati 2) 2 - 1,95 = 0,05 mmNST mikrometer sekrup: 0,01
mm/skala = = = 0,01 mmNoBenda yang diukurBesaran yang diukurHasil
pengukuran (mm)
MistarJangka SorongMikrometer Sekrup
1BalokPanjang
Lebar
Tinggi
2
Bola
Diameter
Jari-jari
2. Pengukuran Massaa. Neraca Ohauss 2610 gramNilai Skala lengan
1: 100 gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala
lengan 3: 0,1 gram/skalaMassa beban gantung: -BendaPenunjuk lengan
1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Beban gantungMassa benda (g)
Balok Kubus00020,0020,0020,002,252,202,25---
Bola0000005,855,755,85---
b. Neraca Ohauss 311 gramNilai Skala lengan 1: 100
gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala lengan 3:
1 gram/skalaNilai Skala lengan 4: 0,01 gram/skalaBendaPenunjuk
lengan 1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Penunjuk lengan 4Massa
benda (g)
Balok
Kubus00020,00020,00020,0002,0002,0002,0000,2800,2750,270
Bola0000005,0005,0005,0000,7700,7700,765
c. Neraca Ohauss 310 gramNilai Skala lengan 1: 100
gram/skalaNilai Skala lengan 2: 10 gram/skalaNilai Skala Putar: 0,1
gram/skalaJumlah Skala Nonius: 10 skalaNST Neraca Ohauss 310 gram :
SN = SU 10 SN = 19 SU 10 SN = 1,9 SU SN = SU = 0,19 gram0,2 0,19 =
0,01
BendaPenunjuk lengan 1Penunjuk lengan 2Penunjuk lengan 3Penunjuk
lengan 4Massa benda (g)
Balok Kubus00020,0020,0020,007,607,607,600,030,020,06
Bola0000006,106,106,000,030,020,08
3. Pengukuran Waktu dan SuhuNST termometer: 0,1/skalaTemperatur
mula-mula (To) : NST Stopwatch: 0,1 sekon/skala
NoWaktu (S)Temperatur ( 0C )Perubahan temperatur (C0 )
1. 36 2
2. 38 2
3. 40,5 2,5
4. 433
5. 45 2
6. 47 2
ANALISIS DATA1. Pengukuran Panjang Balok V = P L TP + L + T = P
+ L + TP + L + TP + L + T+ + + + Mistar Panjang = = 19,5 mmx =1 ==
0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,5 mm.Pelaporan fisika : = KR =
100% = 100% = 2,5% ( 3 AB ) Lebar= = 19,3 mmx =1 == 0,3 mmx == 0,2
mmx == 0,2 mm = max = 0,3 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100%
= 1,5% ( 3 AB ) Tinggi = = 19,5 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm =
max = 0,5 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 2,5%Vbalok =
P L TVbalok = 19,5 mm 19,3 mm 19,5 mmVbalok = 7.338 mm3+ + + +
7.338 mm3+ + 7.338. mm37.338 mm3 476 mm3 Jangka Sorong Panjang = =
20,10 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan
fisika : = KR = 100% = 100% = 0,24% ( 4 AB ) Lebar= = 20,10 mmx =1
== 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan fisika : = KR =
100% = 100% = 0,24% ( 4 AB ) Tinggi = = 20,10 mmx =1 == 0 mmx == 0
mmx == 0 mm = max = 0,05 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100%
= 0,25% ( 4 AB )Vbalok = P L TVbalok = 20,10 mm 20,10 mm 20,10
mmVbalok = 8.120 mm3+ + + + 8.000 mm3+ + 8.120 mm38.120 mm3 60,9
mm3 Mikrometer Sekrup Panjang = = 20,155 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx
== 0 mm = max = 0,005 mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% =
0,024% ( 4 AB )
Lebar= = 20,155 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,005
mm.Pelaporan fisika : = KR = 100% = 100% = 0,024% ( 4 AB ) Tinggi =
= 20,025 mmx =1 == 0 mmx == 0 mmx == 0 mm = max = 0,005
mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 0,024 %Vbalok = P L
TVbalok = 20,155mm 20,155mm mmVbalok = 8.134,6361 mm3+ + + +
8.134,6361 mm3+ + 8.134,6361 mm38.134,6361mm3 10,5 mm3
BolaV bola = rrrrr
Mistar= = 7,1 mmx =1 == 0,1 mmx == 0,4 mmx == 0,1 mm = max = 0,4
mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 5,6%V bola = V bola =
V bola = mm3
mm3 78,87 mm3
Jangka Sorong= = 7,94 mmx =1 == 0,42 mmx == 0,21 mmx == 0,21 mm
= max = 0,42 mm.Pelaporan fisika : = mmKR = 100% = 100% = 5,28%V
bola = V bola = V bola = mm3
mm3 110,55 mm3 Mikrometer Sekrup= = 8,189 mmx =1 == 0,023 mmx ==
0,058 mmx == 0,037 mm = max = 0,058 mm.Pelaporan fisika : = mmKR =
100% = 100% = 0,7% ( 4 AB )V bola = V bola = V bola = mm3
mm3 16,2 mm3
2. Pengukuran Massa = mv-1m + vm + vm + vm + v + + Untuk balok
:= = 7.864,6873 x =1 == 525,8623x == 255,9137x == = max = KR = 100%
= 100% = 6,69% ( 2 AB )Pelaporan Fisika : = Untuk bola := =
1.979,345 x =1 == x == x == 319,772 mm3 = max = KR = 100% = 100% =
22,03%Pelaporan Fisika : = NeracaOhauss 2610 gramBalok= = 22,233 gx
=1 == 0,017 gx == 0,033 gx == 0,017 g = max = 0,033 g.KR = 100% KR
= 100% = 0,14% ( 4 AB )Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 0,0028 g/mm3
+ + 0,0028 g/mm3+ 0,06686) 0,0028 g/mm3 1,91 x 10-4 g/mm3Bola= =
5,817 gx =1 == 0,033 gx == 0,067 gx == 0,033 g = max = 0,067 g.KR =
100% KR = 100% = 1,15% ( 3 AB ) Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1
0,00294g/mm3 + + 0,00294g/mm3+ g/mm3 6,6 x 10-4 g/mmNeracaOhauss
311 gramBalok= = 22,275 gx =1 == 0,005 gx == 0 gx == 0,005 g = max
= 0,005 g.KR = 100% KR = 100% = 0,022% (4 AB)Pelaporan Fisika : = g
= mv-1-1 0,00283 g/mm3 + + 0,00283 g/mm3 + 0,06686) 0,00283 g/mm3
1,89 x 10-4 g/mm3Bola = = 5,768 gx =1 == 0,002 gx == 0,002 gx ==
0,003 g = max = 0,003 g.KR = 100% KR = 100% = 0,052% ( 4 AB )
Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 2,91 x 10-3 g/mm3 + + 0,00291g/mm3
+ g/mm3 6,6 x 10-4 g/mm3NeracaOhauss 310 gramBalok= = 22,183 gx =1
== 0,003 gx == 0,013 gx == 0,017 g = max = 0,017 g.KR = 100% KR =
100% = 0,077% (4 AB)Pelaporan Fisika : = g = mv-1-1 2,82 x 10-3
g/mm3 + + 0,00282 g/mm3 + 0,06686) 0,00282 g/mm3 1,9 x 10-4
g/mm3Bola= = 5,65 gx =1 == 0,01 gx == 0,01 gx == 0,01 g = max =
0,01 g.KR = 100% = 100% = 0,1% ( 4 AB )Pelaporan fisika : = g =
mv-1-1 2,85 x 10-3 g/mm3 + + 0,00285g/mm3 + 0,2203)g/mm3 6,3 x 10-4
g/mm3PEMBAHASANPada praktikum kali ini akan melakukan percobaan
pengukuran panjang, massa, suhu dan waktu. Di mana kubus dan
kelereng sebagai objek praktikum yang akan dihitung panjang, lebar,
tinggi dan massa pada kubus sedangkan diameter pada kelereng.
Kemudian akan mengukur suhu menggunakan thermometer.Kegiatan
pertama dilakukan pengukuran panjang pada kubus dengan menggunakan
mistar. Diketahui NST mistar 0,1 cm atau 1 mm. Pada kegiatan ini
dilakukan 3 kali pengukuran yang hasilnya sama. Begitu juga pada
pengukuran tinggi kubus yaitu . Berbeda dengan pengukuran lebar
kubus yang hasilnya ada yang berbeda, hal ini terjadi mungkin
disebabkan oleh ketelitian pengamat atau situasi sekitar seperti
adanya guncangan pada tempat percobaan pada saat mengukur
objek.Selanjutnya pengukuran dengan menggunakan jangka sorong
dengan NST 0,05 mm. Pada percobaan dilakukan 3 kali pengukuran pada
benda yang sama. Pengukuran panjang, lebar dan tinggi menghasilkan
pengukuran yang sama yaitu .Alat ukur selanjutnya yang digunakan
adalah micrometer sekrub dengan NST 0,01 mm. Yang dimana pada
pengukuran ini, panjang dan lebar menghasilkan ukuran yang sama
yaitu Tapi, pada pengukuran tinggi hasilnya berbeda dengan
pengukuran panjang dan lebar dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh factor ketelitian
pengamat atau factor keadaan sekitar.Masih pengukuran panjang,
namun kali ini dengan objek yang berbeda yaitu bola atau kelereng.
Alat ukur yang digunakan sama dengan yang digunakan pada pengukuran
balok yaitu mistar, jangka sorong, dan micrometer sekrup. Bedanya,
kali ini akan mencari diameter objek percobaan. Mengukur bola
dengan alat ukur mistar menghasilkan ukuran yang berbeda, begitu
juga dengan alat ukur jangka sorong dan micrometer sekrup. Hasil
pengukuran objek hanya memiliki perbedaan yang sangat tipis. Factor
yang menyebabkan adanya perbedaan pada hasil pengukuran mungkin
karena keadaan sekitar atau lingkungan yang berpengaruh serta
keterampilan pengamat.Setelah melakukan percobaan pengukuran
panjang dengan menggunakan alat ukur mistar, jangka sorong, dan
mikrometer sekrup dapat kita nyatakan bahawa alat ukur yang
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi adalah micrometer sekrup,
karena seperti yang telah diketauhi bahwa Semakin baik mutu alat
ukur, semakin kecil yang diperoleh. Semakin kecil ketidakpastian
mutlak, semakin tepat hasil pengukuran (Herman,2014:4).Dapat
dilihat pada hasil pengamatan . Pada pengukuran panjang dihasilkan
pada setiap alat ukur dengan pelaporan hasil pengamatan sebagai
berikut:Mistar: ; mmJangka sorong:;;mmMicrometer sekrup:mmPada data
di atas dapat dilihat hasil pengukuran dengan yang paling kecil.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa micrometer sekrup
kemungkinan yang paling kecil terjadi kesalahan pada
pengukuran.Pada kegiatan selanjutnya yaitu pengukuran massa dengan
menggunakan alat ukur Neraca Ohauss 2610 gram, 311 gram, dan 310
gram dengan objek percobaan sama dengan pengukuran panjang yaitu
balok kubus dan bola.Pengukuran massa dengan menggunakan Neraca
Ohauss 2610 gram yang memiliki nilai skala lengan 1 yaitu 100 gram,
nilai skala 2 yaitu 10 gram, dan nilai skala 3 yaitu 0,1 gram,
sedangkan NSTnya 0,1 gram maka . Hasil pengukuran massa benda
dengan Neraca Ohauss 2610 gram ini memiliki perbedaan dengan
selisih angka 0,05 gram. Dimana percobaan 1 dan 3 memiliki hasil
yang sama. Namun pada kegiatan ke-2 hasilnya berbeda. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran massa benda ini
memiliki deviasi(penyimpangan) pengukuran yaitu 0,03 gram. Sama
dengan hasil pengukuran massa Bola atau kelereng bedanya pada benda
memiliki nilai ketidakpastian yaitu 0,10 gram. Kegiatan selanjutnya
yaitu dengan menggunakan Neraca Ohauss 311 gram. Alat ukur massa
ini dapat diketahui NSTnya dengan melihat nilai skala lengan ke-4
yaitu 0,01 gram, karena prinsipnya yaitu Nilai Skala terkecil sama
dengan NST. Untuk mengetahui nilai ketiadakpastiannya yaitu dengan
, maka dapat diketahui nilai ketiadakpastian Neraca Ohauss 311 gram
yaitu 0,005 gram. Hasil pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311
gram memiliki perbedaan pada setiap percobaan yang dilakukan. Oleh
karena itu, terdapat nilai ketidakpastian yaitu pada balok kubus
senilai 0,005 gram dan kelereng senilai 0,003 gram. Kegiatan
selanjutnya dengan menggunakan alat ukur Neraca Ohauss 310 gram
dengan objek percobaan yang sama yaitu kubus balok dan kelereng.
Nilai Skala Terkecil pada alat ukur ini adalah 0,01gram. Dimana
NSTnya ini dapat ditentukan dengan Nilai Skala Nonius dan Nilai
Skala Utama. Nilai deviasinya ditentukan dari nilai NSTnya karena
prinsip pengukurannya Nilai NST sama dengan Nilai ketidakpastian
mutlak. Maka dari itu jika sudah diketahui NSTnya maka dapat juga
ditentukan ketidakpastian pengukurannya. Pada kegiatan pengukuran,
setiap pengamat yang melakukan pengukuran menghasilkan massa benda
yang berbeda. Namun, hanya memiliki selisih yang sedikit. Berat
balok dengan berat kelereng memiliki selisih hingga 20,00 gram,
karena dapat kita lihat dari nilai lengan kedua. Dimana pada
pengukuran balok menghasilkan nilai 20,00 gram sedangkan pada
kelereng tidak memiliki nilai.Pengukuran selanjutnya dengan
menggunakan alat ukur waktu dan suhu yaitu Termometer dan
stopwatch. Dimana pada kegiatan kita akan menghitung stiap menit
kenaikan suhu dan akan menentukan orubahan temperaturnya.
Thermometer memiliki NST senilai 0,1C dan NST Stopwatch adalah 0,1
s. Ketika percobaan dilakukan, telah diketahui temperature
mula-mulanya adalah 36C, dimana suhu normalnya 35C.
SIMPULAN DAN DISKUSI Simpulan1. Pada kegiatan percobaan ini
pengamat menggunakan alat ukur yaitu mistar, jangka sorong,
mikrometer sekrup, Neraca Ohauss 3610 gram, 311 gram, dan 310 gram,
serta thermometer dan stopwatch.2. pengukuran tunggal diambil
kebijaksanaan: = NST AlatUntuk pengukuran berulang diambil
kebijaksanaan:{x}= , rata-rata pengukura= maksimum, rata-rataDengan
: = dan,Deviasi = , = , = . adalah yang terbesar di antara .Atau
dapat juga diambil dari:
3. Angka Berarti dapat ditentukan dengan melihat jumlah
kesalahan relative. Jika pengukuran menghasilkan kesalahan relative
seperti berikut:0% - 0,50% = 4 AB0,51% - 5,0% = 3 AB5,1% - 10% = 2
AB DiskusiDisarankan kepada mahasiswa agar dapat menguasai dan bisa
menggunakan alat-alat ukur dengan baik dan benar sehingga dapat
memperkecil kemungkinan ketidakpastian dalam pengukuran.
DAFTAR RUJUKAN1 Herman.2014.Penuntun Praktikum Fisika
Dasar.Makassar:Unit Laboratorium Fisika Dasar UNM2 Aswad,
Sabrianto.2013.Materi dan Penuntun Perkuliahan Fisika
Dasar.Makassar:Universitas Hasanuddin
30