Top Banner
Pengukuran Poligon
36

Dasar Dasar Pengukuran

Oct 20, 2015

Download

Documents

Fauzan 'Azim

pengukuran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dasar Dasar Pengukuran

PengukuranPoligon

Page 2: Dasar Dasar Pengukuran

Sudut

Page 3: Dasar Dasar Pengukuran

1.Sebagai kerangka Horizontal pada daerah

pengukuran

2.Kontrol Jarak dan Sudut

3.Basik titik untuk pengukuran selanjutnya

4.Memudahkan dalam perhitungan dan

ploting peta

Page 4: Dasar Dasar Pengukuran

Syarat Poligon

1. Jurusan Awal

2. Koordinat Awal

3. Semua sudut diukur

4. Semua jarak diukur

3

A ( Xa, Ya )

U

aa1

b1

d1 d2

d3

d4

B

1

2

b2

b3

Page 5: Dasar Dasar Pengukuran

Tahapan Pengukuran Poligon

Persiapan :

- Peta Topografi

- Alat Ukur

- Formulir dll

Orientasi Lapangan

&

Pemasangan Patok

Penentuan

Azimuth Awal :

- Kompas

- Pengikatan

- Peng. Matahari

Pengukuran Sudut

dan Jarak

Hitungan Poligon

Memenuhi Syarat

Ploting Poligon

Tidak

Chek

Page 6: Dasar Dasar Pengukuran

Alat Ukur untuk Poligon

Pada masa kini pengukuran poligon banyak mempergunakan TS ( Total Station )

dimana sudut dan jarak diukur bersamaan kemudian datanya direkam dalam

peranti khusus ( disket, Chip ) dan dapat langsung di proses oleh komputer

Contoh Alat TS :

Leica TSP-100 Wild TS-1000

Page 7: Dasar Dasar Pengukuran

Alat Lainnya

Prisma Reflektor

Page 8: Dasar Dasar Pengukuran

Menu di TS Horizon

Page 9: Dasar Dasar Pengukuran

Contoh alat ukur Manual

Waterpass

Theodolit

Page 10: Dasar Dasar Pengukuran

Contoh alat ukur Manual

TM (alat menual pengu

kuran poligon/sudut)

Rambu ukur

Page 11: Dasar Dasar Pengukuran

Kegiatan Pengukuran dengan

menggunakan TS

• Mendirikan TS

Page 12: Dasar Dasar Pengukuran

Kegiatan Pengukuran dengan

menggunakan TS

Pengukuran dengan

Total Station. Orang

yang mengoperasikan

ditemani oleh pembuat

Sketsa Lapangan, untuk

menentukan detail yang

diukur.

Page 13: Dasar Dasar Pengukuran

Kegiatan Pengukuran

• Membidik target (Prisma Replektor)

• Posisi Prisma di As jalan dan di pinggir jalan.

Page 14: Dasar Dasar Pengukuran

Pengukuran Sudut dengan alat manual

Target UkurBila tidak terlihat langsung

Memakai alat bantu ( unting-unting )

Terhalang

Page 15: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

1. Centering alat Theodolit di titik pengamatan (Stat)

2. Arahkan teropong ke target 1 dalam keadaan biasa

3. Baca bacaan Horizontal target 1

4. Arahkan teropong ke target 2 dalam keadaan biasa

5. Baca bacaan Horizontal target 2

6. Sudut (a) bisa dihitung (keadaan biasa )

7. Arahkan teropong ke target 2 dalam keadaan luar biasa

8. Baca bacaan Horizontal target 2

9. Arahkan teropong ke target 1 dalam keadaan luar biasa

10.Baca bacaan Horizontal target 1

11.Sudut (a) bisa dihitung (keadaan luar biasa )

12.a = ( a Biasa + a Luar Biasa ) / 2

Stat

Target 1 Target 2

a

Stat

Page 16: Dasar Dasar Pengukuran

Contoh mengukur sudut horizontal

P2

P1

BM-1Arahkan Teropong

Ke P1 dalam keadaan

biasa

Baca Bacaan Horizontal

057 o 35’ 10”

Stat

Page 17: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

P2

P1

BM-1

Arahkan Teropong

Ke P2 dalam keadaan

biasa

Baca Bacaan Horizontal

104 o 45’ 04”

Page 18: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

P2

P1

a

BM-1

.a = 104 45‟ 04” - 057 35‟ 10”

= 047 09 „ 54 “

Besar sudut Biasa :

Page 19: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

P2

P1

BM-1

Arahkan Teropong

Ke P2 dalam keadaan

Luar biasa

Baca Bacaan Horizontal

284 o 44’ 55”

Page 20: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

P2

P1

BM-1Arahkan Teropong

Ke P1 dalam keadaan

Luar biasa

Baca Bacaan Horizontal

237 o 35’ 23”

Stat

Page 21: Dasar Dasar Pengukuran

Cara mengukur sudut horizontal

P2

P1

a

BM-1

.a = 284 44‟ 55” - 237 35‟ 23”

= 047 09 „ 32 “

Besar sudut Luar Biasa :

a rata-rata

= (047 09‟ 54” - 047 09‟ 32” ) / 2

= 047 09 „ 43 “

Page 22: Dasar Dasar Pengukuran

Pengukuran Jarak pada kemiringan tanah

Unting-untingA

B

d1

d2

d3

dab = d1 + d2 + d3

Page 23: Dasar Dasar Pengukuran

Macam-macam Poligon

1. Poligon Terbuka :

- Tidak Terikat

- Terikat pada Koordinat

- Terikat Sempurna

2. Poligon Tertutup :

- Cara sudut luar

- Cara sudut dalam

Page 24: Dasar Dasar Pengukuran

Macam-macam Poligon

1

23

5

4

6

78

9

10

11

12

13

14

1516

17

1819

20

21

22

23

24

2526

PB-5

a

b

c

d

e

f

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

3940

Tertutup

Terikat Sempurna

Tidak Terikat

PETA DAERAH IRIGASI

Page 25: Dasar Dasar Pengukuran

Poligon Terbuka Tidak Terikat

A ( Xa, Ya )

U

aa1

b1

d1 d2

d3

d4

B

1

2

b2

b3

Kordinat titik B dapat dihitung tapi tidak ada koreksi

Jika ada kesalahan sudut atau jarak tidak dapat dikoreksi

Page 26: Dasar Dasar Pengukuran

Poligon Terbuka Terikat pada Kordinat

fxXawalXakhirSindn

..1

a

fyYawalYakhirCosdn

1. a

1. Sudut tidak dikoreksi

2. Syarat absis dan ordinat :

A ( Xa, Ya )

U

aa1

b1

d1 d2

d3

d4

B (Xb, Yb )

1

2

b2

b3

Page 27: Dasar Dasar Pengukuran

Poligon Terbuka Terikat Sempurna

baab fn o

awal

n

akhir 180.1

fxXawalXakhirSindn

..1

a

fyYawalYakhirCosdn

1. a

U

A

(Xa, Ya)

B ( Xb, Yb )

D ( Xd, Yd )

a ab

a cd

C ( Xc, Yc )

b1b2

b4

b5

2

3 4

U

1. Syarat Sudut :

2. Syarat absis dan ordinat :

b3

n = banyaknya sudut

Page 28: Dasar Dasar Pengukuran

Contoh Poligon Terikat Sempurna

YcYd

XcXdTancd

1a

YaYb

XaXbTanab

1aa awal : a akhir :

U

A

(Xa, Ya)

B ( Xb, Yb )

D ( Xd, Yd )

a ab

a cd

C ( Xc, Yc )

b1b2

b4

b5

2

3 4

b3

u

baab fo

abcd 180.55

1

1. Jumlah sudut :

. 5

bb

f

2. Koreksi tiap sudut :

Page 29: Dasar Dasar Pengukuran

Menghitung Azimuth

o

bab 180'12 baa

o

b 180'2232 baa

U

b1‟

3. Sudut setelah dikoreksi :

b1 ’ = b1 + b

b2 ’ = b2 + b

dst

ab2

aab

U

A

B

2

o

cdc 180'54 baa

4. Menghitung Azimuth :

.

.

Page 30: Dasar Dasar Pengukuran

Membuktikan Rumus

aa-b

b1

o

bab 18012 baa

A

B

2

U

b1

aa-b

U

ab-2

Page 31: Dasar Dasar Pengukuran

Menghitung Absis dan Ordinat

212 . bb SindX a

212 . bb CosdY a

32132 . aSindX

5. Menghitung absis dan ordinat :

A

B

2

3

Y2

Yb

Y3

X

Y

Xb2 X23

Yb2

Y23

Xb X2 X3

2132 2. bCosdY a

Page 32: Dasar Dasar Pengukuran

- Syarat absis dan ordinat :

fxXawalXakhirSindn

..1

a

fyYawalYakhirCosdn

1. a

fxD

dx .

11

6. Jumlah ABSIS (d sin a) dan ORDINAT (d cos a )

7. Koreksi absis dan ordinat :

fyD

dy .

11

fxD

dx .

22

fyD

dy .

22

Page 33: Dasar Dasar Pengukuran

Menghitung Koordinat

122 yYYY bb

2323 xXX 122 xXXX bb

23223 yYYY

X

Y

A

B

2

3

Xb

Yb

Xb X2

Yb-2

X2

Page 34: Dasar Dasar Pengukuran

Poligon Tertutup

bb fn on 180).2(

1

fxSindn

0.1

a

1. Sudut Luar :

Pengukuran searah jarum jam

Syarat sudut :

fxCosdn

0.1

a

Syarat absis dan ordinat

U

n = banyaknya sudut

Page 35: Dasar Dasar Pengukuran

Poligon Tertutup

bb fn on 180).2(

1

fxSindn

0.1

a

fxCosdn

0.1

a

2. Sudut Dalam :

Pengukuran berlawanan

arah jarum jam

Syarat sudut :

Syarat absis dan ordinat

U

n = banyaknya sudut

Page 36: Dasar Dasar Pengukuran

A

23

4

5

6

78

aA-2

U

Diket :

1, Poligon tertutup

2. Sudut luar

3, Semua Jarak dan Sudut diukur

4.Kordinat awal Titik A

5.Azimuth awal aA-2