Top Banner
[Pick the date] [TYPE THE DOCUMENT TITLE] Makalah Seminar Kimia Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan terhadap kesehatan MUNA ERNA WATI A1C409032 PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan | [Type the company name]
35

Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

Aug 05, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Makalah Seminar Kimia

Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan

terhadap kesehatan

MUNA ERNA WATIA1C409032

PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 2: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

I. Judul : Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan terhadap kesehatan

II. Pendahuluan:

A.latar belakang masalah

Makanan memiliki arti penting dalam kehidupan manusia. Makanan

selain menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk mendukung kehidupan

tubuh yang sehat, juga menyediakan zat-zat yang diperlukan untuk sumber

tenaga dan pertumbuhan. Karena itulah untuk meningkatkan kehidupan

manusia diperlukan adanya persediaan makanan yang memadai baik dari

segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas, selain mengandung

semua zat yang diperlukan oleh tubuh makanan juga harus memenuhi syarat

keamanan.

Di era modern saat ini begitu banyak terjadi perkembangan di bidang

industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian

para konsumen. Hal inilah yang menyebabkan produsen makanan dan

minuman menambahkan zat tambahan makanan atau yang sering disebut

sebagai food additive dalam produknya.

Zat tambahan makanan adalah sesuatu senyawa atau campuran

senyawa selain bahan pangan dasar yang terdapat di dalam makanan

tertentu sebagai hasil aspek produksi, pengolahan, penyimpanan, atau

pengepakan. Tujuan penambahan zat tambahan makanan adalah untuk

memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. Zat tambahan

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 3: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

makanan tersebut dapat berupa pemanis, penyedap, pengawet,antioksidan,

flavor/aroma, pengemulsi/pengental, zat gizi, pewarna, dan lain-lain.

Pewarna makanan merupakan bahan makanan tambahan pangan

yang dapat memperbaiki penampakkan makanan. Penambahan pewarna

makanan mempunyai beberapa tujuan diantaranya member kesan menarik

bagi para konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta

menutupi perubahan warna akibat prose pengolahan dan penyimpanan.

Penggunaan bahan pewarna yang dilarang pada pembuatan

makanan jajanan pada umumnya dimaksudkan untuk memberikan warna

yang mencolok pada makanan sehingga menarik. Untuk itu digunakan

bahan-bahan pewarna yang dapat memberikan warna yang mencolok namun

pada dasarnya merupakan pewarna tekstil, misalnya: Rhodamin B (warna

merah), dan Methanyl Yellow (kuning).

Penggunaan pewarna tekstil sebagai bahan pewarna pada makanan

secara tidak langsung sangat merugikan bagi kesehatan, namun sebagian

masyarakat kita masih ada yang tidak mengetahui dampak negatif dari

penggunaan pewarna tekstil sebagai bahan tambahan pangan, hal inilah

yang mendasari dibuatnya makalah yang berjudul “Dampak Negatif

Pewarna Tekstil sebagai Bahan tambahan pangan terhadap kesehatan”,

diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat memberikan pengetahuan

kepada kita akan dampak negatif pemberian pewarna tekstil pada makanan.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 4: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang disajikan dalam makalah ini yaitu:

1. Apa itu bahan tambahan Pangan?

2. Apa itu Rhodamin B?

3. Bagaimana dampak terhadap kesehatan penggunaan dari pewarna tekstil

(Rhodamin B) Sebagai bahan tambahan pangan?

C.Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan bahan tambahan

2. Mengetahui Karakteristik dari Rhodamin B

3. Mengetahui dampak terhadap kesehatan penggunaan dari pewarna

tekstil (Rhodamin B) Sebagai bahan tambahan pangan

III. Perspektif teori

Di era modern saat ini begitu banyak terjadi perkembangan di bidang

industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para

konsumen. (Wirasto, 2008) Makanan tradisional Indonesia mempunyai

kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma

sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Seperti gethuk, geplak, klepon,

dan jajanan lain yang ada di pasar saat ini telah dimodifikasi dan dikemas

menjadi paket buah tangan dengan warna yang menarik. (Utami, 2009)

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 5: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Gambar.1. Berbagai Jenis makanan dan minuman yang menggunakan pewarna

Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas

makanan antara lain; warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan

kimia dalam ma-kanan. Oleh karena itu, warna menimbulkan banyak pengaruh

terhadap konsumen dalam memilih suatu produk makanan dan minuman

sehingga produsen makanan sering menambahkan pewarna dalam produknya.

Pada awalnya, makanan diwarnai dengan zat warna alami yang diperoleh dari

tumbuhan, hewan, atau mineral, akan tetapi zat warna tersebut tidak stabil oleh

panas dan cahaya serta harganya mahal (Azizahwati, 2007).

Salah satu contoh bahan kimia berbahaya yang digunakan produsen

makanan yang perlu diwaspadai konsumen adalah zat pewarna merah

Rhodamin B. Pewarna Rhodamin B banyak digunakan pada produk makanan

dan minuman industri rumah tangga, antara lain terdapat pada kerupuk,

makanan ringan, sirup, minuman kemasan, es doger, dan manisan.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 6: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Gambar.2. Struktur Rhodamin B(RhB)

Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan

sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.28, Tahun 2004,

Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya

dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran

pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan,

keracunan dan gangguan hati Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang

penggunaannya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan zat

warna Rhodamin B untuk produknya (Cahyadi dalam budianto 2008).

Rhodamin B (C28H31ClN2O3) adalah zat warna sintetis berbentuk serbuk

kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau dan berwarna merah

terang berfluorensi dalam larutan. Rhodamin B memiliki nama kimia [9-(2-

carboxyphenyl)-6-diethylamino-3-xanthenylidene]-diethylammoniumchloride

dengan berat molekul 479.02 g/mol. Rhodamin B semula digunakan untuk

kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk berbagai keperluan seperti

sebagai pewarna kertas dan tekstil.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 7: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Sifat racun rhodamin B tidak hanya disebabkan senyawa organik, tetapi

oleh karena kontaminasi senyawa anorganik terutama timbal dan arsen.

Dengan terkontaminasinya rhodamin B dengan kedua unsur tersebut,

menyebabkan rhodamin B berbahaya jika digunakan sebagai pewarna pada

makanan. Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena

bersifat karsinogenik kuat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga

kanker hati (Syah dalam Sugiyatmi, 2006). Selain itu, Rhodamine B juga dapat

menimbulkan iritasi pada saluran nafas, kulit, mata, dan pada saluran

pencernaan.

IV. Sistimatika penulisan

Sistematika dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Makanan

2. Bahan Tambahan Pada Makanan

3. Pewarna Makanan

4. Rhodamin B

5. Dampak Penggunaan Rhodamin B sebagai bahan tambahan pangan

terhadap Kesehatan

V. Sub judul

1. Makanan

Makanan merupakan elemen penting bagi tubuh manusia. Hal ini

disebabkan karena makanan memberikan energi dan tenaga bagi tubuh

untuk melakukan kerja. Tentu saja, bisa memakan makanan yang sehat

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 8: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

menjadi harapan setiap manusia karena asupan gizi yang cukup,

memberikan energi yang maksimal pula bagi tubuh. Oleh sebab itu,

alangkah baiknya jika kita mau mendisiplinkan diri untuk hidup sehat serta

mengatur pola makan yang baik demi kesehatan tubuh kita.

2. Bahan Tambahan Pada Makanan

Bahan tambahan makanan secara definitif dapat diartikan sebagai

bahan yang ditambahkan dengan sengaja dan kemudian terdapat dalam

makanan sebagai akibat dari berbagai tahap budidaya, pengolahan,

penyimpanan, maupun pengemasan. Tujuan penggunaan bahan tambahan

salah satunya untuk memperbaiki kenampakan atau aroma makanan.

Contoh bahan tambahan antara lain pewarna makanan (alamiah maupun

buatan) dan aroma (Sudarmadji dalam Budianto, 2008). Menurut Peraturan

Menteri Kesehatan R.I. No: 329/Menkes/PER/X11/76, yang dimaksud

dengan zat tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dan

dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu,

termasuk kedalamnya adalah pewarna, penyedap rasa dan aroma,

pemantab, antioksidan, pengawet, pengemulsi, antigumpal, pemucat, dan

pengental.

3. Pewarna Makanan

Warna dari suatu produk makanan ataupun minuman merupakan

salah satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan kriteria dasar untuk

menentukan kualitas makanan, antara lain warna juga dapat memberi

petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan, seperti pencoklatan

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 9: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Bahan pewarna makanan kadang-kadang ditambahkan dalam

makanan untuk membantu mengenali identitas atau karakteristik dari suatu

makanan; untuk mempertegas warna alami dari makanan; untuk

mengkoreksi variasi alami dalam warna; untuk menjaga keseragaman

warna dari batch ke batch, di mana variasi tersebut biasa terjadi pada

intensitas warna; dan memperbaiki penampilan makanan yang mengalami

perubahan warna alaminya selama proses pengolahan maupun

penyimpanan (Nollet dalam wirasto, 2008).

Zat pewarna makanan sering kali menimbulkan masalah kesehatan

terutama dalam penyalahgunaan pemakaiannya. Betapa tidak, zat warna

untuk tekstil dan kulit terkadang dipakai untuk mewarnai makanan

(Donatus dalam wirasto, 2008).

Di Indonesia, karena Undang-Undang penggunaan zat warna belum

ada, terdapat kecenderungan penyalahgunaan pemakaian zat warna untuk

sembarang bahan pangan; misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit

dipakai untuk mewarnai bahan makanan. Hal ini sangat berbahaya bagi

kesehatan karena adanya residu logam berat pada pewarna tersebut.

Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh

ketidaktahuan masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan, atau

disebabkan karena tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang

penggunaan senyawa tersebut untuk bahan pangan, dan harga zat pewarna

untuk industri relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat

pewarna untuk makanan. Zat warna tersebut memiliki warna yang cerah,

dan praktis digunakan. Zat warna tersebut juga tersedia dalam kemasan

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 10: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

kecil di pasaran sehingga memungkinkan masyarakat tingkat bawah dapat

membelinya (Djalil dalam wirasto, 2008).

Zat pewarna dibagi menjadi dua kelompok yaitu certified color dan

uncertified color. Perbedaan antara certified dan uncertified color adalah:

bila certified color merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye

dan lake, maka uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari

bahan alami (Winarno dalam wirasto, 2008).

Berikut ini beberapa alasan utama menambahkan zat pewarna pada

makanan (Syah et al. 2005) :

a. Untuk memberi kesan menarik bagi konsumen.

b. Menyeragamkan warna makanan dan membuat identitas produk

pangan.

c. Untuk menstabilkan warna atau untuk memperbaiki variasi alami

warna. Dalam hal ini penambahan warna bertujuan untuk untuk

menutupi kualitas yang rendah dari suatu produk sebenarnya tidak

dapat diterima apalagi bila menggunakan zat pewarna yang berbahaya.

d. Untuk menutupi perubahan warna akibat paparan cahaya, udara atau

temperatur yang ekstrim akibat proses pengolahan dan selama

penyimpanan.

e. Untuk menjaga rasa dan vitamin yang mungkin akan terpengaruh sinar

matahari selama produk disimpan.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 11: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Tabel Perbedaan antara Zat Pewarna Sintetis dan Alami

Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alamiWarna yang dihasilkan Lebih cerah Lebih pudarVariasi warna Lebih banyak SedikitHarga Lebih murah Lebih mahalKetersediaan Tidak terbatas TerbatasKestabilan Stabil Kurang stabil

4. Rhodamin B

Rhodamin B dengan rumus kimia C28H31CIN2O3, dan memiliki berat

molekul 479 g/mol merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal

berwarna kehijauan, berwarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada

konsentrasi tinggi dan berwarna merah terang pada konsentrasi rendah

(Trestiati, 2003). Rhodamin B sangat larut dalam air dan alkohol, serta

sedikit larut dalam asam klorida dan natrium hidroksida. Rhodamin B

sering digunakan sebagai zat pewarna untuk kertas, pewarna untuk tekstil,

dan sebagai reagensia (menimbulkan reaksi kimia). (Devianti dalam

Hamdani 2010).

Tanda – Tanda Makanan yang Mengandung Rhodamine B:

Berwarna merah menyala, bila produk pangan dalam bentuk

larutan/minuman warna merah berpendar atau berfotoluminesensi;

Warna tidak pudar akibat pemanasan (akibat digoreng atau direbus);

Banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya

pada kerupuk, es puter).

Rhodamin B ini merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai

bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada awalnya zat ini

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 12: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang untuk

berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi

dalam sinar matahari.

Secara fisik, Rhodamine B berbentuk kristal berwarna hijau atau

ungu kemerahan, tidak berbau, mudah larut, dan dalam larutan akan

berwarna merah terang yang berfluoresence.

Zat pewarna ini mempunyai banyak sinonim, antara lain D and C

Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen Rhodamine dan

Brilliant Pink B. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil. Pada

awalnya zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian.

Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang

menarik. Bukan hanya di industri tekstil, rhodamine B juga sangat

diperlukan oleh pabrik kertas.

Fungsinya sama yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga

dihasilkan warna-warna kertas yang menarik. Sayangnya zat yang

seharusnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan kertas tersebut

digunakan pula sebagai pewarna makanan.

5. Dampak Penggunaan Rhodamin B sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan

Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan

sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.28, Tahun

2004, rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang

penggunaannya dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 13: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata,

iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati dan dapat

menyebabkan kanker. Zat warna Rhodamin B walaupun telah dilarang

penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja menambahkan

zat warna rhodamin B untuk produknnya (Judarwanto, 2009).

Jika dilihat dari struktur Kimianya. Setiap bahan kimia yang

berantai karbon siklik berbahaya bagi tubuh (satu rantai siklik saja sudah

tidak dapat dicerna) akan menjadi pemicu sel kanker jika banyak

mengendap didalam tubuh. Jika dilihat dari stukturnya, rhodamin b terdiri

dari beberapa rantai siklik, wajar saja orang yang memengkonsumsinya

akan menyebabkan sel-sel tubuh banyak termutasi.

Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode

spektrofotometri, didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam

Rhodamine B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja

tetapi juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu

sendiri, bahkan jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik

lain seperti timbal dan arsen ( Subandi dalam Hamdani, 2010). Dengan

terkontaminasinya Rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan

pewarna ini berbahaya jika digunakan dalam makanan.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 14: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Beberapa sifat berbahaya dari Rhodamin B seperti menyebabkan

iritasi bila terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila

terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari Klorin yang seperti disebutkan

di atas berikatan dalam struktur Rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini

begitu berbahaya jika dikonsumsi adalah senyawa tersebut adalah senyawa

yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak stabil.

Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan satu buah electron

dari pasangan electron bebasnya, atau merupakan hasil pemisahan

homolitik suatu ikatan kovalen. Electron memerlukan pasangan untuk

menyeimbangkan nilai spinnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak

stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, membentuk radikal

baru. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolism tubuh dan

factor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultraviolet, zat pemicu

radikal dalam makanan dan polutan lain.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 15: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu

dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata.

Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah

serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk

mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas

diperlukan antioksidan.

Tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila

jumlahnya berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan

semakin berkurang. Memakan makanan yang mengandung pewarna tekstil

misalnya adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai jenis

zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh.

Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah

sehingga bila menerima masukkan seperti pewarna tekstil, akan berusaha

untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses

metabolism. Tetapi proses metabolism ini pun menghasilkan radikal bebas.

Radikal bebas yang mengambil electron dari sel tubuh manusia

dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila

perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menyebabkan

penyakit kanker. Tubuh manusia sesungguhnya dapat menghasilkan

antioksidan, tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan

radikal bebas yang masuk dalam tubuh. Atau sering sekali pemicu yang

diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup

dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan glutation,

salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja tubuh memerlukan

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 16: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

asuman vitamin C sebesar 1000 mg untuk memicu glutahion ini.

Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama

pencegah stress oksidatif dan penakit-penyakit kronis yang dihasilkannya.

Dalam struktur Rhodamin kita ketahui mengandung klorin

(senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah bereaksi atau memiliki

reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena

merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan

dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita

sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia.

Klorin sendiri pada suhu ruang berbentuk sebagai gas. Sifat dasar

klorin sendiri adalah gas beracun yang menimbulkan iritasi sistem

pernafasan. Efek toksik klorin berasal dari kekuatan mengoksidasinya.

Bila klorin dihirup pada konsentrasi di atas 30 ppm, klorin mulai bereaksi

dengan air dan sel-sel yang berubah menjadi asam klorida (HCl) dan asam

hipoklorit (HClO). Ketika digunakan pada tingkat tertentu untuk

desinfeksi air, meskipun reaksi klorin dengan air sendiri tidak mewakili

bahaya utama bagi kesehatan manusia, bahan-bahan lain yang hadir dalam

air dapat menghasilkan disinfeksi produk sampingan yang dapat merusak

kesehatan manusia.

Ambang batas pengunaan Rhodamin dalam bahan makanan yang

diuji cobakan pada tikus yaitu 87,5 mg/kg berat badan.

Di dalam struktur rhodamin B terdapat ikatan dengan senyawa

klorin (Cl) dimana atom klorin tergolong sebagai senyawa halogen dan

sifat halogen yang berada di dalam senyawa organik sangat berbahaya dan

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 17: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

memiliki reaktivitas yang tinggi untuk mencapai kestabilan dalam tubuh

dengan cara berikatan terhadap senyawa-senyawa di dalam tubuh yang

menimbulkan efek toksik dan memicu kanker pada manusia (Kusmayadi

dan Sukandar 2009 dalam Universitas Sumatra Utara, tanpa tahun). Juga

senyawa Alkilating (CH3-CH3 ) dan bentuk struktur kimia yang poli

aromatik hidrokarbon (PAH) dimana bentuk senyawa tersebut bersifat

sangat radikal, menjadi bentuk metabolit yang reaktif setelah mengalami

aktivasi dengan enzim sitokrom P-450. Bentuk radikal ini akan berikatan

dengan protein, lemak dan DNA. Beberapa penelitian telah membuktikan

bahwa zat pewarna tersebut berbahaya bila digunakan pada

makanan.Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik

(sel yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus,

degenerasi lemak dan sitolisis dari sitoplasma.

Tanda – Tanda Keracuanan Akut Rhodamine B:

Terjadi iritasi pada saluran pernafasan;

Terjadi iritasi pada kulit jika kulit kontak dengan Rhodamine B;

Terjadi iritasi pada mata, mata kemerahan, dan oedema

(pembengkakan) pada kelopak mata jika kontak dnegan mata;

Menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah jika

tertelan.

Pertolongan Pertama pada Keracunan Rhodamine B:

Bila terhirup segera pidahkan korban dari lokasi kejadian, pasang

masker berkatup atau perlatan sejenis untuk melakukan pernapasan

buatan, bila perlu hubungi dokter;

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 18: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

Bila terkena kulit segera lepaskan pakaian perhiasan dan sepatu

penderita yang terkontaminasi/terkena Rodamin B;

Cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih dari Rodamin

B, selama kurang lebih 15 menit sampai 20 menit. Bila perlu hubungi

dokter;

Bila terkena mata, bilas dengan air mengalir atau larutan garam

fisilogis, mata dikeip kedipkan sampai dipastikan sisa Rodamin B

sudah tidak ada lagi atau sudah bersih. bila perlu hubungi dokter;

Bila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari

pinggul untuk mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran

pernapasan. Bila korban tidak sadar, miringkan kepala ke samping atau

ke satu sisi. Segera hubungi dokter.

Dari pemaparan dampak negatif penggunaan rhoadmin B terhadap

Kesehatan, telah diketahui bahwa pewarna tekstil akan menjadi racun dan

mengendap dalam tubuh jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama

tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan kita. Solusinya yaitu kurangi

atau hentikan untuk konsumsi makanan yang memiliki warna yang terlalu

mencolok atau warna yang terlalu terang. Banyaklah mengkonsumsi

makanan yang bersifat detoksifikasi tubuh dan perbanyak minum air putih.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 19: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

VI. Penutup

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah “Dampak Negatif penggunaan

Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai Bahan tambahan pangan terhadap

kesehatan” ini yaitu:

1. Bahan tambahan pangan merupakan bahan yang biasanya tidak

digunakan sebagai makanan dan bukan ingredien khas makanan,

dengan tanpa nilai gizi, sengaja ditambahkan ke dalam makanan pada

pembuatan, pengolahan, penyimpanan/pengangkutan makanan dengan

maksud untuk menghasilkan serta diharapkan menghasilkan suatu

komponen makanan yang mempengaruhi sifat khas makanan.

2. Rhodamin B merupakan salah satu zat pewarna sintetis yang biasa

digunakan pada industri tekstil dan kertas. Memiliki rumus kimia

C28H31CIN2O3 dengan berat molekul sebesar 479 gram/mol. Zat yang

sangat dilarang penggunaannya dalam makanan ini berbentuk kristal

hijau atau serbuk ungu-kemerah – merahan, sangat larut dalam air yang

akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan berfluorensi kuat.

3. Penggunaan Rhodamine B dalam produk pangan dilarang karena

bersifat karsinogenik kuat, dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati

hingga kanker hati. Selain itu, Rhodamine B juga dapat menimbulkan

iritasi pada saluran nafas, kulit, mata, dan pada saluran pencernaan.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 20: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

B. Saran

Sebaiknya jika ingin membeli makanan, kita harus lebih teliti dan

bijak dalam membeli karena saat ini sangat banyak makanan yang dijual

secara bebas dan memiliki warna menarik tapi ternyata sangat

membahayakan kesehatan kita.

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |

Page 21: Dampak Negatif Penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) Terhadap Kesehatan

[Pick the date] [ ]

VII. Daftar pustaka

Azizahwati, Kurniadi, M., Hidayat, H., 2007., Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang Untuk Makanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV, (1), 7-8, Departeman Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia Depok.

Budianto, Paramita Erlin. 2008. Analisis Rhodamin B Dalam Saos Dan Cabe Giling Di Pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis.Skripsi Fakultas Farmasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hamdani, 2010. Rhodamin B. http://www.catatankimia.com/ (Diakses pada tanggal 25 September 2012)

Propetik, 2010. Rhodamin B. http://www.kibar-uk.org/2012/03/09/zat-berbahaya-dalam-makanan/rhodamin-b (Diakses pada tanggal 25 September 2012)

Sugiyatmi, Sri. 2006. Analisis Faktor-Faktor Risiko Pencemaran Bahan Toksik boraks Dan Pewarna Pada Makanan Jajanan Tradisional Yang Dijual Di Pasar-Pasar Kota Semarang Tahun 2006. Thesis. Universitas Diponegoro Semarang

Utami, Wahyu; dan Andi Suhendi. 2009. Analisis Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Wirasto, 2008. Analisis Rhodamin B Dan Metanil Yellow Dalam Minuman Jajanan Anak Sd Di Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dampak Negatif penggunaan Pewarna Tekstil (Rhodamin B) sebagai bahan tambahan pangan terhadap Kesehatan |