Top Banner

of 33

Dampak Kualitas Udara Dalam Ruangan

Oct 12, 2015

Download

Documents

winnir
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangUdara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika EPA pada tahun 1989 mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan. Polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja hingga senilai US $10 milyar. kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) juga merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Timbulnya kualitas udara dalam ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) , lain-lain (13%). Pemerintah Indonesia telah mengatur persyaratan kualitas udara dalan ruang perkantoran yaitu dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam keputusan tersebut dinayatakan bahwa Angka kuman kurang dari 770 koloni/m3 udara, bebas kuman pathogen.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas mikrobiologi udara dalam ruangan ?

2. Bakteri udara apa saja yang terdapat dalam ruangan ?3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kualitas bakteriologis udara dalam ruangan ?4. Adakah dampak kualitas bakteriologi udara dalam ruangan terhadap kesehatan ?1.3 Tujuan

1. Mengetahui kualitas mikrobiologi udara dalam ruangan

2. Mengetahui jenis bakteri udara dalam ruangan 3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat kualitas bakteriologi udara dalam ruangan4. Mengetahui dampak bakteri udara dalam ruangan terhadap kesehatanBAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Mikrobiologi Lingkungan

Lingkungan, sesuatu yang ada di sekeliling manusia dimana semua makhluk hidup berada dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna (manusia). Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga komponen tersebut manusia sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, bila ketiga komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas manusia. Peranan mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua hal, yaitu:

i. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.

ii. Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.2.2 Mikrobiologi Udara

Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap kegiatan manusia biasanya menimbulkan bakteri di udara serta batuk dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara). Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-paru, karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas.

Sebaliknya, partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif yang berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme, kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu.

Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).

2.3 Jenis-Jenis Mikroba Di UdaraSelain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.

Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun Lazaro Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori generatio spontanea. Tahun 1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan kapas khusus untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril. Dia secara mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam media steril kecuali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril.

Kelompok mikroba yang paling banyak di temukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadiranya di udara, umumnya di sebut hidup yang tidak di harapkan kehadiranya di udara, umumnya disebutjasad kontaminan.Suatu benda atau substrat yang di tubuhinya di nyatakan sebagai benda atau substrat yangterkontaminasi, antara lain:

Bakteri:Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pseudomonas sp., Sarcina, dan lain sebagainya.

Kapang:Aspergillus, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan lain-lain

Khamir:Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya

Banyak jenis dari cendawa kontaminan udara yang bersifatTermofilik,yakni tahan pada pemanasan tinggi, di atas 80oC, katahanan ini bila cendawan tersebut dalam bentuk spora. Hal ini terbukti walaupun suatu medium telah disterilkan, tetapi di dalamnya tumbuh dan berkembang pula bakteri atau jamur yang tidak di harpkan kehadiranya kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda.

Tipe-tipe mikroorganisme yang di isolasi dari udara bagian atas

Tinggi (feet)BakteriCendawan

1.500-4.500Alcaligenes bacillusAspergillusMacrosporiumPenicillium

4.500-7.500BacillusAspergillusCladosporium

7.500-10.500Sarcina

BacillusAspergillus

Hormodendrum

10.500-13.500Bacillus

KurthiaAspergillus

Hormodendrum

13.500-16.500Micrococcus

BacillusPenicillium

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mikroba Di Udara2.4.1 Faktor intrinsikFaktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh mikroba itu sendiri, yaitu:1. Sifat mikroorganismeSpora relatif lebih banyak daripada sel vegetatif, sifat spora memungkinkanmerekauntuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan, kurangnya nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet.Spora fungi berlimpah di udarakarenasporamerupakanalatpenyebaran fungi. 2. Ukuran mikroorganisme

Ukuran mikroorganisme menentukan jangka waktu mereka untuk tetap melayang di udara. 3. Keadaan suspensiSemakin kecil suspensi, semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap berada di udara. Biasanya mereka melekat pada partikel debu dan air liur. Mikroorganisme yang ada dalam partikel debu di udara hanya hidup untuk waktu yang singkat. Tetesan yang dibuang ke udara melalui batuk atau bersin juga hanya dapat bertahan di udara untuk waktu singkat. Namun, jika ukuran suspensi menurun, mereka dapat bertahan lama di udara.2.4.2 Faktor ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat mempengaruhi keberadaan mikroba di udara, yaitu lingkungan.

1. Suhu dan kelembabanTemperatur dan kelembaban relative adalah dua factor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol.Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu.Ada peningkatan yang progresif di tingkat kematian dengan peningkatan suhu dari -18 C sampai 49o C.

Virus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. Partikel influenza, polio dan virus vaccinia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 7-24 C.Tingkat kelembaban relatif (RH) optimum untuk kelangsungan hidup mikroorganisme adalah antara 40 sampai 80%.Kelembaban relatif yang lebih tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme.Hampir semua virus mampu bertahan hidup lebih baik pada RH 17 sampai 25%.Virus poliomyelitis bertahan lebih baik pada RH 80 81%.Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh RH dan suhu. Pada semua temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada RH ekstrem.Terlepas dari RH, peningkatan suhu menyebabkan penurunan waktu bertahan.2. AnginPada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi tapi sedikit aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspense untuk waktu yang relatif lama. Angin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih jauh. Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi vertical mikroba udara.Selain itu, pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran vertikal.3. KetinggianKetinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan suhu semakin rendah sampai bagian puncak troposfer hanya spora yang dapat bertahan.2.5 Distribusi mikroba di udara (Krisno, 2011)Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan dimana mikroba paling banyak ditemukan adalah di dalam ruangan.

2.5.1 Mikroba di Luar Ruangan

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin. Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki.

Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutamaAlternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis. Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu sporaBacillusdanClostridium,yeast, fragmendari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga,Micrococcus, Corynebacterium, dll.

2.5.2 Mikroba di dalam Ruangan

Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteriTuberkulum, Streptococcus, Pneumococcus dan Staphylococcus. Bakteri ini tersebar di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara.

Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.

Ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu (anonim, 1, 2011):

a. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

b. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

c. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaranformaldehid, lem, asbes, fiberglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

d. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

e. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

2.6 Contoh penyakit serta cara penyebarannya melalui udara1) Tuberkulosisatau TBC

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam penularannya. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis2) Meningitis

Meningitisadalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang.Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan.3) Flu Burung

Avian Influenzaatau flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Penularan virus flu burung berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu, lalu terhirup oleh saluran napas manusia.4) Pneumonia

Pneumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru-paru ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi hingga sesak napas, dan badan terasa lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteriStreptococus pneumoniaedanHemopilus influenzaeyang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.Sumber Referensi: http://andianggarenianggi.blogspot.com/2012/05/faktor-tumbuh-mikroba.html http://hendra-biologihamzanwadi.blogspot.com/2013/11/makalah-mikroba-udara.html http://mikrobiologiudara.blogspot.com/2010/12/mikrobiologi-udara.html http://nuymoochichi.blogspot.com/2012/07/mikroorganisme-di-udara.htmlPolusi udara dalam ruangan di negara berkembang: lingkungan utama dan tantangan kesehatan masyarakatSekitar 50% orang, hampir semua di negara berkembang, bergantung pada batu bara dan biomassa dalam bentuk kayu, kotoran dan residu tanaman untuk energi dalam negeri. Bahan-bahan ini biasanya dibakar dalam perapian yang sederhana dengan pembakaran yang sangat tidak lengkap. Akibatnya, wanita dan anak-anak terkena polusi udara tingkat tinggi dalam ruangan setiap hari.

Ada bukti yang konsisten bahwa polusi udara dalam ruangan meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronik dan infeksi saluran pernapasan akut pada anak, penyebab kematian paling penting di antara anak di bawah usia 5 tahun di negara berkembang. Bukti juga ada asosiasi dengan berat lahir rendah, peningkatan kematian bayi dan perinatal, TB paru, kanker nasofaring dan laring, katarak, dan, khususnya sehubungan dengan penggunaan batu bara, dengan kanker paru-paru. Ada bukti bertentangan yang berkaitan dengan asma. Semua studi observasional dan sangat sedikit yang telah mengukur eksposur secara langsung, sementara sebagian besar belum ditangani oleh pembaur. Akibatnya, perkiraan risiko buruk diukur dan mungkin tidak seimbang. Paparan polusi udara dalam ruangan mungkin bertanggung jawab untuk hampir 2 juta kelebihan kematian di negara berkembang dan untuk beberapa 4% dari beban global penyakit.Polusi udara dalam ruangan merupakan ancaman utama kesehatan masyarakat global yang sangat membutuhkan peningkatan upaya di bidang penelitian dan pembuatan kebijakan. Penelitian mengenai pengaruh kesehatan harus diperkuat, terutama dalam kaitannya dengan tuberkulosis dan infeksi saluran pernapasan akut rendah. Pendekatan yang lebih sistematis untuk pengembangan dan evaluasi intervensi yaitu diinginkan, dengan pengakuan jelas tentang keterkaitan antara kemiskinan dan ketergantungan pada bahan bakar polusi.Kata kunci: polusi udara, efek samping, bahan bakar fosil - toksisitas; penyakit paru-paru, cedera inhalasi asap, katarak, negara-negara berkembang.Pendahuluan

Polusi udara dalam ruangan dapat ditelusuri ke zaman prasejarah ketika manusia pertama kali pindah ke daerah beriklim sedang dan menjadi penting untuk membangun tempat penampungan dan menggunakan api untuk memasak, kehangatan dan cahaya. Api menyebabkan paparan tingkat tinggi polusi, sebagaimana dibuktikan oleh jelaga yang ditemukan di gua-gua prasejarah. Sekitar setengah populasi dunia dan sampai 90% dari rumah tangga pedesaan di negara-negara berkembang masih mengandalkan bahan bakar biomassa diolah dalam bentuk kayu, kotoran dan residu tanaman. Ini biasanya kebakaran ruangan atau kompor yang kurang berfungsi dengan baik. Akibatnya ada polusi udara tingkat tinggi, bagi perempuan, terutama mereka yang bertanggung jawab untuk memasak, dan anak-anak mereka, yang paling banyak terkena. (Gambar 1).

Di negara maju, modernisasi telah disertai dengan pergeseran dari bahan bakar biomassa seperti kayu untuk bahan bakar minyak dan listrik. Di negara berkembang, meskipun demikian, bahkan di mana bahan bakar bersih dan lebih canggih yang tersedia, rumah tangga sering terus menggunakan bahan bakar biomassa yang sederhana. Meskipun proporsi energi global yang berasal dari bahan bakar biomassa turun dari 50% pada tahun 1900 menjadi sekitar 13% pada tahun 2000, ada bukti bahwa penggunaannya kini meningkat di kalangan orang miskin. Kemiskinan adalah salah satu hambatan utama untuk adopsi bahan bakar bersih. Lambatnya pembangunan di banyak negara menunjukkan bahwa bahan bakar biomassa akan terus digunakan oleh masyarakat miskin selama beberapa dekade.Meskipun pentingnya paparan polusi udara dalam ruangan dan peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan akut pada anak, penyakit paru obstruktif kronik dan kanker paru-paru, efek kesehatan telah agak diabaikan oleh komunitas riset, donor dan pembuat kebijakan. Kami menyediakan bukti baru dan yang muncul untuk efek seperti itu, termasuk dampak bagi kesehatan masyarakat. Kami mempertimbangkan prospek intervensi untuk mengurangi eksposur, dan mengidentifikasi isu-isu prioritas bagi para peneliti dan pembuat kebijakan.

Bahan bakar biomassa adalah setiap bahan yang berasal dari tumbuhan atau hewan yang sengaja dibakar oleh manusia. Kayu merupakan contoh yang paling umum, tetapi penggunaan kotoran hewan dan sisa tanaman juga meluas. Cina, Afrika Selatan dan beberapa negara lain juga menggunakan batubara secara ekstensif untuk kebutuhan dalam negeri.

Gambar. 1. Sebuah rumah pedesaan di dataran tinggi Bolivia dengan dinding menghitam karena asap dari api kayu yang terbukaSecara umum jenis bahan bakar yang digunakan menjadi lebih bersih dan lebih nyaman, efisien dan mahal sebagai orang naik jenjang. Kotoran hewan, pada tingkat terendah dari jenjang ini, digantikan oleh sisa tanaman, kayu, arang, minyak tanah, gas dan listrik. Orang cenderung untuk naik tangga sebagai kondisi sosial ekonomi membaik. Sumber-sumber polusi udara dalam ruangan di negara berkembang termasuk asap dari rumah-rumah di dekatnya, pembakaran hutan, lahan pertanian dan limbah rumah tangga, penggunaan lampu minyak tanah, dan emisi industri dan kendaraan. Polusi udara dalam ruangan dalam bentuk asap tembakau dapat diperkirakan akan meningkat di negara-negara berkembang. Perlu dicatat bahwa kebakaran di tungku terbuka dan asap yang terkait dengan mereka sering memiliki nilai yang cukup praktis, misalnya dalam pengendalian serangga, pencahayaan, pengeringan makanan dan bahan bakar, dan penyedap makanan.

Banyak zat dalam asap biomassa dapat merusak kesehatan manusia. Yang paling penting adalah partikel, karbon monoksida, nitro oksida, sulfur oksida (terutama dari batubara), formaldehida, dan bahan organik polisiklik, termasuk karsinogen seperti benzo [a] pyrene. Partikel dengan diameter di bawah 10 mikron (PM10), dan khususnya mereka yang kurang dari 2,5 mikron dalam diameter (PM2.5), dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan tampaknya memiliki potensi terbesar untuk merusak kesehatan.

Mayoritas rumah tangga di negara-negara berkembang menggunakan bahan bakar biomassa di perapian terbuka, yang terdiri dari pengaturan sederhana seperti tiga batu, lubang berbentuk U di blok tanah liat, atau lubang di tanah, atau kurang berfungsi bumi atau logam kompor (Gambar. 2). Pembakaran sangat lengkap di sebagian besar kompor ini, menghasilkan emisi yang substansial, dengan adanya ventilasi yang buruk, menghasilkan tingkat polusi yang sangat tinggi dalam ruangan. Konsentrasi partikel dalam ruangan biasanya melebihi tingkat pedoman dengan margin besar: 24 jam berarti tingkat PM10 biasanya dalam kisaran 300-3000 mg/m3 dan dapat mencapai 30 000 mg/m3 atau lebih selama periode memasak.Standar Amerika Serikat Environmental Protection Agency untuk rata-rata 24 jam PM10 dan PM2.5 konsentrasi adalah masing-masing 150 mg/m3 dan 65 mg/m3. Rata-rata tingkat 24 jam karbon monoksida di rumah menggunakan bahan bakar biomassa di negara berkembang berada di kisaran 2-50 ppm, selama memasak, nilai 10-500 ppm telah dilaporkan. Amerika Serikat Environmental Protection Agency standar rata-rata karbon monoksida 8 jam adalah 9 ppm atau 10 mg/m3.

Sebuah efek kesehatan ditentukan bukan hanya oleh tingkat polusi tetapi juga, dan yang lebih penting, oleh waktu yang dihabiskan orang menghirup udara tercemar, yaitu tingkat pemaparan. Paparan mengacu pada konsentrasi pencemaran di lingkungan bernapas langsung selama periode waktu tertentu. Ini dapat diukur baik secara langsung melalui pemantauan pribadi atau tidak langsung dengan menggabungkan informasi tentang konsentrasi pencemar di setiap lingkungan mikro di mana orang menghabiskan waktu dengan informasi tentang pola aktivitas. Informasi tentang pola-pola semacam ini sangat penting untuk memahami hubungan dinamis antara tingkat polusi dan perilaku. Seperti tingkat polusi yang berkurang itu mungkin bahwa orang akan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan atau dekat sumber polusi. Jika terjadi pengurangan polusi lingkungan tidak akan selalu menghasilkan penurunan proporsional dalam paparan, dan akan ada implikasi penting untuk intervensi.

Orang-orang di negara berkembang biasanya terkena polusi yang sangat tinggi polusi selama 3-7 jam setiap hari selama bertahun-tahun. Selama musim dingin di daerah dingin dan pegunungan, paparan dapat terjadi sebagian besar dari setiap periode 24 jam. Karena keterlibatan adat mereka dalam memasak, paparan perempuan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Anak-anak kecil sering diangkat di punggung ibu mereka saat memasak dan karena itu menghabiskan berjam-jam menghirup asap.

Gambar. 2. Sebuah rumah tradisional di KwaZula, Natal, Afrika Selatan dengan kayu api terbuka

Kami berkonsentrasi pada paparan terkait dengan penggunaan bahan bakar biomassa pada populasi negara-negara berkembang. Namun, di mana bukti sangat terbatas, kami menyertakan informasi mengenai eksposur yang relevan dengan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan dan asap tembakau lingkungan. Kami menganggap penyakit pernapasan, kanker, TBC, hasil perinatal termasuk berat badan lahir rendah, dan penyakit mata.Penyakit pernafasan

Anak infeksi saluran pernapasan akutInfeksi akut saluran pernafasan bawah. Infeksi akut saluran pernafasan bawah adalah satu penyebab paling penting dari kematian pada anak usia di bawah 5 tahun, terhitung sekitar 2 juta kematian setiap tahunnya di kelompok usia ini. Berbagai studi di negara berkembang telah melaporkan hubungan antara paparan polusi udara dalam ruangan dan infeksi saluran pernafasan akut yang lebih rendah. Kami membatasi komentar dengan penelitian yang terdaftar, karena ini semua menggunakan definisi infeksi yang cukup erat sesuai dengan kriteria WHO saat ini atau untuk definisi lain yang diterima pada saat penelitian dilakukan dan / atau menyertakan bukti radiografi. Sebuah tinjauan rinci topik ini telah dipublikasikan.

Sepuluh penelitian memiliki desain kasus-kontrol (dua adalah penelitian mortalitas), empat penelitian kohort (semua prihatin dengan morbiditas), dan salah satu adalah penelitian kasus fatalitas. Sedangkan akut infeksi pernapasan bagian bawah yang relatif kokoh didefinisikan, pengukuran paparan diandalkan di hampir semua studi tentang proxy, termasuk jenis bahan bakar dan kompor, apakah seorang anak tinggal dalam asap dan apakah itu berada di belakang ibu saat memasak, dan melaporkan jam yang dihabiskan di dekat kompor. Dalam satu-satunya penelitian di mana pengukuran langsung terbuat dari polusi dan paparan dalam subsampel, kasus partikel yang terhirup di dapu secara substansial lebih tinggi daripada kontrol (1998 mg/m3 vs 546 mg / m3, p