RADAR SURABAYA layouter: prasetyo dony 3 KAMIS 19 APRIL 2018 Pemkot Lepas Aset untuk Pengembangan Masjid Al Akbar SURABAYA - Menjelang ta- hun ajaran baru kerap kali siswa dihadapkan dengan berbagai jenis ujian sekolah, bimbingan belajar (bimbel), les privat dan masih banyak lainnya. Hal ter- sebut sebagai bentuk penunjang untuk menghadapi Ujian Seko- lah Berstandar Nasional (US- BN) dan Ujian Nasional Berba- sis Komputer (UNBK). Oleh karena itu sering kali sis- wa merasa terbebani dan terte- kan atau stres saat menghadapi hal tersebut. Menurut Dewi Ret- no Suminar, salah satu psikolog Universitas Airlangga (Unair), padatnya jadwal USBN dan UN- BK yang berdekatan secara langsung memiliki sisi positif dan negatif bagi kondisi psiko- logi siswa. “Secara latihan pas- tinya mereka lebih siap untuk menghadapi itu. Kalau diberi jeda mereka malah lupa materi yang dipelajari sebelumnya (saat USBN),” ujar Dewi saat ditemui di kantornya, Rabu (18/4). Dewi juga mengatakan, mayo- ritas orang Indonesia tidak bisa jika bekerja dengan waktu yang lama. Sehingga akan terasa bo- san dan membuat pikiran ku- rang tenang. Seperti hal siswa- siswa yang mengikuti USBN dan UNBK ini, mereka akan te- rasa jenuh. Sedangkan dari sisi negatif, saat siswa melaksanakan USBN dan UNBK akan terasa semakin stres jika orang di sekitarnya ti- dak ada yang menyenangkannya. Misalnya dalam lingkungan ter- sebut terdapat kata-kata yang cenderung menjatuhkan saat siswa tersebut mendapat nilai atau prestasi yang kurang memu- askan. Hal tersebut akan ber- dampak buruk bagi kondisi psiko- logi anak yang menghadapi ujian. Untuk sisi positifnya akan ter- cipta jika anak tersebut menda- pat bimbingan dan respon positif dari orang tua maupun gurunya. Agar mereka terpacu untuk me- lakukan lebih baik lagi dari segi prestasi maupun nilainya. “Sebaiknya sekolah mulai ber- ubah mental setting-nya, harus menciptakan suasana yang me- nyenangkan. Orang tua di ru- mah juga harus menciptakan kondisi serupa, agar anak-anak tidak merasa keberatan meng- hadapi USBN dan UNBK,” tegas Dewi. (gin/nur) Menengok Sejarah Kawasan Pasar Besar (8) Terdapat Kampung Tukang Kayu Selain sebagai kawa- san perdagangan yang legendaris, kawasan Pasar Besar juga me- miliki kampung tukang kayu. Kampung tersebut berada di belakang bangunan yang saat ini digunakan sebagai Hotel Pasar Besar VEGA DWI ARISTA Wartawan Radar Surabaya KAWASAN yang ada di belakang Hotel Pasar Besar tersebut dulu memang sering dijuluki sebagai kampung tukang kayu. Di kawasan tersebut banyak tukang kayu handal yang jadi jujukan orang memesan peralatan rumah tangga. Keuletan para tukang kayu tersebut sudah tersohor di luar Surabaya. Bahkan, para pemesan barang dari kayu tersebut juga berasal dari luar pulau. Hasil kerajinan kayu yang rapi dan halus membuat kawasan itu dikenal sebagai Kampung Tukang Kayu Pasar Besar. Karena ramainya pembeli, tukang kayu tersebut hanya melayani para pemesan saja. Di kawasan tersebut tidak dijual secara langsung meja maupun kursi serta peralatan lain dari kayu. “Hanya melayani pemesanan saja,” kata pemerhati sejarah Kotjo Negoro kepada Radar Surabaya. Dia mengungkapkan, eksisnya kampung tukang kayu tersebut karena profesionalnya para tukangnya. Harga yang terjangkau dengan kualitas yang baik jadi pertimbangan para pembeli. “Kampung itu dulu terkenal hingga ada organisasinya,” terangnya. Di kawasan yang beberapa di antaranya menjadi Jalan Tambakbayan tersebut, ada sejumlah organisasi tempat berkumpulnya para tukang kayu zaman dulu. Kerukunan dan keeratan persaudaraan antar sesama tukang kayu tersebut membuat kawasan tersebut semakin tenar dengan produk kayunya. (bersambung/nur) ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA TERKIKIS ZAMAN: Dahulu di belakang Hotel Pasar Besar ini ada sebuah kampung tempat tinggal para tukang kayu yang terkenal hingga ke luar pulau. BERUSIA RATUSAN TAHUN, ADA FILOSOFI DI SETIAP MOTIF Akan Dibahas Bersama Dewan dan Yayasan SURABAYA - Penataan kawasan masjid Al Akbar di kawasan Gayungsari akan dilakukan oleh Peme- rintah Kota (Pemkot) Sura- baya. Proses peralihan ke- pemilihan tanah yang saat ini menjadi milik Pemkot Surabaya kepada yayasan pengelola masjid Al Akbar juga akan dilakukan dalam waktu dekat. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Per- mukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Surabaya Ery Cahyadi me- ngatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan DPRD Surabaya terkait rencana pelepasan hak atas tanah yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Harapannya, nantinya yayasan bisa men- dapatkan hak penuh dalam pengelolaan kawasan masjid Al Akbar. “Apakah dalam bentuk wakaf atau lainnya masih kita bahas,” kata Ery usai melakukan pertemuan dengan Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Toha, Rabu (18/4). Menurutnya, sebelum ada pelepasan aset pemerintah kota ke pihak lain, harus me- minta persetujuan dari kala- ngan dewan. Dalam menata kawasan Masjid Al Akbar tersebut, pemkot juga akan berkonsultasi dengan Dewan Pendiri Masjid Agung, yang juga mantan Wakil Presiden RI Tri Soetrisno dan Guber- nur Jawa Timur Soekarwo. “Ibu wali kota akan berte- mu dengan Pak Gubernur dan Pak Tri Soetrisno,” te- rangnya. Dia menambahkan, hing- ga saat ini masih belum ada aturan tentang peralihan ta- nah milik pemkot dalam bentuk wakaf ke yayasan. Draf Permendagri yang be- lum ditandatangani tersebut mengharuskan proses terse- but mengalami penundaan. “Karena itu nanti akan kita bahas juga. Pengembangan kawasan masjid Agung ter- sebut agar menjadi lebih nyaman akan terus dilaku- kan,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ke- tua DPRD Surabaya Mas- duki Toha mengatakan, re- vitalisasi di sejumlah kawa- san sekitar Masjid Al Akbar akan dilakukan. Pertemuan dengan perwakilan Yayas- an Al Akbar dan Pemkot Surabaya diharapkan bisa mencarikan solusi untuk kebutuhan serta kenyama- nan di kawasan masjid le- gendaris tersebut. “Masih butuh penataan dan pemenuhan sejumlah fasilitas di Masjid Al Ak- bar,” katanya. Dia menambahkan, pena- taan yang akan dilakukan pemkot tak hanya di dalam komplek masjid, namun juga di luar area tersebut. Tujuan penataan tersebut adalah menambah keasrian kawas- an itu. Termasuk pembenah- an pagar. “Kita lihat dulu ke - butuhannya apa saja,” ucap politisi PKB. (vga/nur) Jelang USBN-UNBK Anak Rawan Stres SURABAYA - Biasanya peragaan busana dengan tema batik dilakukan oleh model yang mengenakan busana batik. Namun, kali ini berbeda. Diiringi alunan musik instrument tradisional, 14 anggota organisasi wanita di Jatim dengan pakaian adat serba hitam, lengkap dengan sanggul berjalan lenggak lenggok membawa kain batik yang masih dalam bentuk kain. Kain disilangkan maupun dibawa layaknya membawa bendera. Sebanyak 14 kain batik klasik dan 14 kain batik khas Jawa Timuran dipamerkan dengan apiknya oleh para “Kartini” modern ini. Yang menarik, disetiap kain batik yang dipamerkan ini memiliki makna dan filosofi masing-masing, kental dengan adat dan budaya masa lalu. Apalagi batik-batik klasik ini setiap motifnya memiliki makna mendalam. Seperti batik slobok yang digunakan untuk menutup orang yang meninggal. Lalu ada batik babon angkrem yang digunakan saat prosesi siraman, batik wahyu tumurun untuk upacara pernikahan dan lain sebagainya. “Batik-batik klasik yang kami tampilkan disini adalah batik yang memiliki usia diatas 100 tahun,” ujar Ketua Himpunan Ratna Busana Jawa Timur Nunik Zilalahi selaku penyelenggara peragaan busana, di Grand City Mall, Selasa (18/4). Selain batik klasik, batik Jawa Timuran yang menampilkan ke khasan setiap daerah juga ikut ditampilkan. Seperti batik Madura, Tulungagung, Trenggalek, Probolinggo, Banyuwangi, dan Surabaya. Peragaan kain batik ini dilakukan sebagai upaya mensosialisasikan kain batik kepada masyarakat. Dimana batik menjadi kekayaan budaya Indonesia. Parade batik ini diadakan dalam rangkaian acara Kartini’s Day Perempuan dan Karya. (is/nur) BUDAYA NUSANTARA: Sejumlah ibu-ibu dari anggota organisasi wanita di Jatim, menggelar parade kain batik Nusantara dalam Kartini’s Day Perempuan dan Karya di Grand City Mall Surabaya, Rabu (18/4). Dalam setiap motif batik klasik maupun khas Jawa Timuran tersebut ada makna dan peruntukannya (inset). ANDY SATRIA/RADAR SURABAYA MASIH DALAM PEMBAHASAN: Guna pengembangan kawasan Masjid Agung Al Akbar, pemkot akan melepas aset tanah miliknya di kawasan tersebut. PERAGAAN KAIN BATIK KLASIK DAN JAWA TIMURAN