Top Banner
18

Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Aug 24, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157
Page 2: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Daftar Isi

Nama Judul Abstrak Halaman

Aang Kurnia PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA 1

PEMBELAJARAN VISUAL TERHADAP

HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA

KELAS X SEMESTER GENAP SMA

NEGERI 1 PEKALONGAN

Abdoel Bakar Ts1, PENGARUH RELIGIUSITAS DAN 9

Sulistyo2, Fauzan Adhim

3 KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

Achid Setia Adhi Purnama PENINGKATAN HASIL BELAJAR 18

TEMATIK KEANEKARAGAMAN HEWAN

DAN TUMBUHAN MELALUI

PENDEKATAN SCIENTIFIC SISWA

KELAS IV SDN 1 RECO KERTEK

WONOSOBO SEMESTER II TAHUN

2013/2014

Alex Ch. D. Mira Kaho1; PENGARUH AKSES INTERNET DAN 26

Indra Lesmana2, Susi MOTIVASI BERKULIAH TERHADAP

Hernawati Silalahi3

KESIAPAN MENJADI GURU PROFESIONAL DIKALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI

FKIP UKSW

Amin Fadly Kudadiri PENGARUH PRESTASI BELAJAR MICRO 32

TEACHING DAN BIMBINGAN GURU

PAMONG TERHADAP KEMAMPUAN

MENGAJAR MAHASISWA DALAM

PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN

(PPL) PRODI PENDIDIKAN TATA NIAGA

FE UNIMED

ANA MARIA KRISTINA PENERAPAN MEDIA MIND MAPPING 39

CANDRA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS KELAS IV SD NEGERI

PURWOYOSO 04

KOTA SEMARANG

1Andre N. Rahmanto, PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN 46

viii

Page 3: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

2Susantiningrum,

3Chairul BRANDING DESA WISATA SONDAKAN

Huda Atma D KOTA SURAKARTA

Anggraheni Diyah IMPLEMENTASI MODEL 52

Larasati1, Sunarto2,Jonet PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

Ariyanto Nugroho3 STS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS

BERPIKIR DAN PRESTASI BELAJAR

EKONOMI SMA N 1 BOBOTSARITAHUN

AJARAN 2014/2015

AriefSadjiarto* PEMANFAATAN INTERNET OLEH GURU 62

AKUNTANSI SMK-BM KOTA SALATIGA

SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Arif Wahyu Wirawan PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN 72

BERBASIS PREZI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN

Arina Hidayati RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN 79

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DENGAN KEBUTUHAN DUNIA USAHA

DAN INDUSTRI (STUDI KASUS DI SMK

NEGERI 1 BATANG)

Dr. Bambang Ismanto, Tantangan / Eksistensi Guru Ekonomi 91

M.Si Menghadapi Persaingan

Brigitta Putri Atika EDUPRENEUR DALAM MENINGKATKAN 97

Tyagita1, Kristiana Hesti MUTU LULUSAN SMK

Padmini1

C. Dyah Sulistyaningrum PERAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 106

Indrawati DANPENGAJARANNYA DALAM

MEMASUKI ERA PKG DAN PKB BAGI

GURU

Dadang Is Harimbo IMPLEMENTASI KETRAMPILAN AKAR 112

WANGI (LARASETU) DALAM

ix

Page 4: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

PEMBELAJARAN MUATAN LIFE SKILL

BERBASIS KEWIRAUSAHAAN UNTUK

SISWA DI SMP NEGERI 3 BULUKERTO

Dessy Triana Relita, M.Pd PENERAPAN METODE ROLE PLAYING 119

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN

EKONOMI (Studi Eksperimen di Kelas X

SMA Panca Setya Sintang )

Dewa Made Dwi PERGANTIAN KEPALA SEKOLAH 126

Kamayuda1, Ratih DALAM DINAMIKA OTONOMI DAERAH

Sulistyowati1

(STUDI KASUS DI KOTA SALATIGA)

Dewi Tinjung Sari1, PENERAPAN MODEL PBL UNTUK 132

Kristiani2, Dewi Kusuma MENINGKATKAN KEMAMPUAN

Wardani 3

BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI DI SMA

NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2014/2015

Dhany Efita Sari UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN 141

SISWA PADA KOMPETENSI DASAR

MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN

MELALUI KERTAS KERJA

Diniyati Marfu‟ah1, PERBANDINGAN HASIL BELAJAR 148

Mintasih Indriayu2, Jonet ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN

Ariyanto N3

MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN MIND MAP PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI SMA

Donald Samuel ANTUSIASME GURU DALAM PROGRAM 157

PENGEMBANGAN KOMPETENSI

PEDAGOGIK DAN DETERMINANNYA

, PENGEMBANGAN MEDIA 163

, PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL FACEBOKK UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PEMASARAN ONLINE DI

SMK NEGERI 3 SURAKARTA

x

Page 5: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Elly Astuti KAJIAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 172

PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI

PERGURUAN TINGGI

Entri Sulistari; Andri Ayu PERBEDAAN KESIAPAN MENJADI GURU 176

Madyaningrum; Madiya PROFESIONAL DIKALANGAN

MAHASISWA PENDIDIDKAN EKONOMI

FKIP UKSW DITINJAU DARI

EKSPEKTASI SETELAH LULUS

Eryna Noermalitasari1, Sri ANALISIS KUALITAS PELAYANAN 180

Wahyuni2, Jonet Ariyanto PENDIDIKAN PADA SMK BATIK 1

Nugroho3

SURAKARTA

Fanni Rahmawati1, PENGARUHMODELWORK-BASED 189

Baedhowi2, Sri Wahyuni

3 LEARNING DAN METODE DEMONSTRASI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MENATA PRODUK DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI

PEMASARAN SMK NEGERI 6

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Farida Styaningrum KESIAPAN IKIP PGRI MADIUN DALAM 196

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI

ASEAN (MEA)

Febyana Putri Komalasari PROFESIONALISME GURU DITINJAU 203

DARI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

SERTA PENGALAMAN MENGAJAR DI

SMP NEGERI SE-KECAMATAN

DELANGGU TAHUN 2014

Hery Sawiji1, Trisno KOMBINASI FORMAT FACTORY, U- 208

Martono2, Baedhowi

3 LEAD DAN MICROSOFT OFFICE

Salman Alfarisy Totalia4, POWERPOINT DALAM UPAYA

Budi Wahyono5

MENINGKATKAN KUALITAS MEDIA PEMBELAJARAN

I Putu Arya Dharmayasa ANALISIS KUALITAS PELAYANAN 213

YANG DIBERIKAN OLEH PEGAWAI

ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI

DAN BISNIS (FEB) DITINJAU DARI

KEPMEN PPAN NO.63 TAHUN 2003

Ikka Nur Wahyuny PENGEMBANGAN PENDIDIKAN 222

FINANCIAL LITERACY BERBASIS NILAI-

xi

Page 6: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

NILAI ANTI KORUPSI SEBAGAI

INVESTASI SOSIAL: SEBUAH

PEMIKIRAN

KANZUL AINI PENERAPAN PEMBELAJARAN 232

HADIKATUL ILMI REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

EKONOMI SISWA KELAS VII SMP

NEGERI SAKRA

Lilik Sri Hariani MERANCANG PERANGKAT 242

PEMBELAJARAN EKONOMI SMA KELAS

X MATERI MASALAH EKONOMI DAN

CARA MENGATASINYA DENGAN

PENDEKATAN SAINSTIFIK

M Fathur Rahman PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA 250

DAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH

TERHADAP PRESTASI BELAJAR

EKONOMI MELALUI MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 2 UNGARAN

Mar‟atus Sholihah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 257

MIND MAPPING UNTUK

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI KELAS X IPS DI

SMA NEGERI 8 MALANG SEMESTER

GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014

Nani Mediatati1, Bambang PENINGKATAN KOMPETENSI 266

Ismanto2

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS MELALUI MODEL

PELATIHAN PARTISIPATIF DENGAN

PENDAMPINGAN INTENSIF BAGI GURU

GURU DI SMP NEGERI 2 AMPEL

KABUPATEN BOYOLALI

Nasmal Hamda PENGARUH PENGGUNAAN MODEL 274

COOPERATIVE LEARNING TYPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA

KELAS VII SMP N 05 KOTABUMI

Nina Farliana PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL 280

xii

Page 7: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

BELAJAR MATERI ANALISIS SWOT MELALUI TALKING CHIPS DENGAN

MEDIA AUDIO VISUAL

Novela Nariska Putri PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 288

KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS

XI IPS SMA NEGERI 8 MALANG

TAHUN AJARAN 2013/2014

Pahrudin PENINGKATAN KINERJA DAN 293

PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS

GURU SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

DI INDONESIA

Paulus.R.Hindrarto MENGGUGAH JIWA ENTREPRENEUR 301

MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN

HUMANISTIK MULTIKULTURAL

Rahmawati1, Trisno PERILAKU MENYONTEK DITINJAU 305

Martono2, Harini

3 DARI ORIENTASI TUJUAN BELAJAR

SISWA SMA/MA DI SURAKARTA

Rifda Nabila, Sri Wahyuni ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL 315

dan Jonet Ariyanto MARKETING TERHADAPWORD OF

Nugroho* MOUTH SEPEDA MOTOR YAMAHA (Studi

Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sebelas

Maret Tahun 2014)

Rino KOMPETENSI DAN KESIAPAN GURU DI 328

KOTA PADANG

MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM

2013

Riril Mardiana Firdaus1, IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROSES 339

Roni Alim Ba'diya Kusufa2

PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs

NURUL ULUM MALANG

Sahat Renol HS PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN 347

MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI

xiii

Page 8: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

IPS SMA NEGERI 17 MEDAN

Sasadara Wahyu SUNTIKAN 5 MENIT UNTUK 356

Lukitasari, Mutia Ayu MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

Krismanda KINERJA GURU STUDI KASUS DI APPLE

KIDS PRESCHOOL SALATIGA

Setia Dwi Saputra MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL 363

BELAJAR IPA MELALUI MODEL

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) DENGAN MENEMUKAN SENDIRI

(INKUIRI) KELAS V SDN KALIBEJI KAB.

SEMARANG

Sigit Wahyudi1, Sunarto

2, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 370

dan Bambang Wasito Adi3

THINK PAIR SHARE DENGAN * PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA DI SMK NEGERI 1 SUKOHARJO

TAHUN AJARAN 2014/1015

Siti Zubaidah¹, Aih Ervanti BUDAYA ORGANISASI UNTUK 379

Ayuningtyas² MENINGKATKAN PROFESIONALISME

GURU DI SEKOLAH

Sri Giarti PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES 385

PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

MENGGUNAKAN MODEL PBL

TERINTEGRASI PENILAIAN AUTENTIK

PADA SISWA KELAS VI SDN 2 BENGLE,

WONOSEGORO

Sri Handayani PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 394

KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI

BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN

LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) KELAS X

ADMINISTRASI PERKANTORAN 2 SMK

NEGERI 1

Sri Lestari PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 401

SNOWBALL THROWING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM

MATA PELAJARAN IPS TERPADU SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 POGALAN

xiv

Page 9: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

KABUPATEN TRENGGALEK

Sugiono ANALISIS PENYEDIAAN DAN 407

PENGGUNAAN MODAL KERJA UMKM

(USAHA MIKRO, KECIL DAN

MENENGAH) DALAM MENINGKATKAN

LABA USAHA PADA KUB (KELOMPOK

USAHA BESAMA) ALAM LESTARI

DEPOK

Tiara PENGEMBANGAN MEDIA E-LEARNING 418

BERBASIS MOODLE PADA KOMPETENSI

DASAR JURNAL KHUSUS UNTUK SISWA

KELAS XII IPS SEMESTER GASAL DI

SMA NEGERI 4 JEMBER

Wara Hapsari Oktriany1, STRATEGI PENINGKATAN MUTU 426

Ria Triastuti2, Yusia Sri PENDIDIKAN MENGGUNAKAN

Prajoko3 DIAGRAM ISHIKAWA DI SMA NEGERI 1 SURUH

Widya Hestiningtyas, PENGARUH BAURAN PEMASARAN 433

Mintasih Indriayu, Leny TERHADAP KEPUTUSAN MAHASISWA

Noviani MEMILIH BIDANG KEAHLIAN KHUSUS

PENDIDIKAN TATA NIAGA FKIP UNS

Wisnu Wibisono PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 440

KOOPERATIVE TIPE TEAM QUIZ DALAM

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR

SISWA

Yulia Suriyanti "EMOTIONALLEARNING" SEBAGAI 448

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

KARAKTER

Yuliana FH PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS 453

KOMPUTER MODEL TUTORIAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI

SMA MUHAMMADIYAH 1 PALEMBANG

Yuninda Anaci Lulan PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG 460

VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA

BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS

VIII SMP NEGERI 1 KUPANG

Page 10: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

ANALISIS PENGALAMAN BELAJAR

KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT

BERWIRAUSAHA PADA PROGRAM SMK MINI

PONDOK PESANTREN

Endah Andayani

Universitas Kanjuruhan Malang

[email protected]

ABSTRACT

Learning is not just accumulate knowledge, but learning is a mental process that occurs in a

person causing the emergence of behavioral change. The learning process is essentially also a

mental activity that can not be seen, where the process changes that occur in a person whose

learning can not be seen but can be felt or seen from the symptoms of behavioral changes that

appeared, and thus experience learning a necessity very important in learning, especially to

anticipate the era of MEA on 1 January 2016. This research is a quantitative, which is designed to

analyze the entrepreneurshipl learning experiences for students in the interest entrepreur SMK NU

'Sunan Ampel Poncokusumo Malang who has received a grant as vocational Mini boarding school.

See the existing problems, this research included in the category of explanatory research to analyze

the causal relationship between the two variables. Data captured from a questionnaire distributed

to students by the number of respondents as many as 62 people. Based on the results of data analysis

with simple linear regression, suggesting that the test variable entrepreneurship learning experience

(X) of the interest in entrepreneur (Y) obtained by value t count = 2.170 while t table = 2.000 or t

count> t-table with sig. 0.034 less than 0.05. Results of this study concluded that entrepreneurship

learning experiences positive and significant impact on the interest in enterpreneur (Y) at SMK NU

Sunan Ampel Poncokusumo Malang.

Keywords: entrepreneurship learning experience, interest in entrepreneur

ABSTRAK

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar merupakan proses

mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.

Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat, di mana

proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan tetapi dapat dirasakan atau dilihat dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak, dengan

demikian maka experience learning menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam pembelajaran,

khususnya mensiasati era MEA tanggal 1 januari 2016 mendatang. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dimana dirancang untuk menganalisis pengalaman belajar

kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa pada SMK Nahdlatul Ulama’ Sunan Ampel Poncokusumo Malang yang telah memperoleh hibah sebagai SMK Mini Pondok Pesantren. Melihat

permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian eksplanatori untuk

menganalisis hubungan sebab-akibat diantara dua variabel. Data dijaring dari angket yang disebar

kepada peserta didik dengan jumlah responden sebanyak 62 orang. Berdasarkan hasil analisis data

dengan regresi linier sederhana, menunjukkan bahwa pengujian variabel pengalaman belajar

kewirausahaan (X) terhadap minat berwirausaha (Y) diperoleh nilai t-hitung = 2,170 sedangkan t-

tabel = 2.000 atau t-hitung > t-tabel dengan nilai sig. 0,034 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian

ini menyimpulkan bahwa pengalaman belajar kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap minat berwirausaha (Y) di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo Malang.

Kata Kunci: Pengalaman Belajar Kewirausahaan, Minat Berwirausaha

485

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 11: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan modal dasar untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana peserta didik mampu

mengembangkan potensi, memahami ilmu pengetahuan yang mereka pelajari dan memiliki

pengalaman belajar yang berharga sehingga mampu melakukan sesuatu yang penting bagi

kehidupannya. Siswa yang belajar lebih efektif akan secara aktif mampu menganalisa, menerapkan

teori, dan mampu menekankan pada keterlibatan secara dinamis sehingga memiliki pemahaman

tentang pengetahuan ekonomi (kewirausahaan) yang dipelajari dalam konteks yang lebih luas akan

membangkitkan minat siswa yang lebih baik serta mampu meningkatkan pemahaman yang lebih

dalam (Vivienne, 2008). Pemberian materi kewirausahaan pada program SMK Mini Pondok Pesantren bertujuan

selain untuk membekali kemampuan kognitif yaitu peserta didik mempunyai mindset keilmuan

kewirausahaan, juga siswa diharapkan mampu menjadi insan-insan yng produktif. Pembelajaran

kewirausahaan secara intensif dan alamiah dapat mengembangkan soft skills seperti kemampuan

komunikasi dan kemampuan bekerja sama. Keberanian seseorang untuk mendirikan usaha sendiri

(wirausaha) seringkali terdorong oleh motivasi dari guru melalui pembelajaran yang praktis dan

menarik, sehingga dapat membangkitkan minat siswa untuk mencoba berwirausaha. Hal-hal inilah

yang menjadi pijakan penting bagi tenaga pendidikan di SMK yang mengenalkan kewirausahaan

bagi siswa, lebih-lebih dengan program Pemerintah SMK Mini Pondok pesantren memberi peluang

bagi sekolah untuk mewujudkan entrepreneur-entrepreneur muda. Sony (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pembelajaran kewirausahaan di

sekolah adalah sebagai proses perubahan dan pembentukan pengetahuan, keterampilan, sikap dan

kemampuan seorang wirausahawan, baik melalui pendidikan, pelatihan, mentoring, ataupun

pengalaman. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran kewirausahaan di sekolah, selain untuk

menjadikan siswa menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan

untuk menjadikan siswa mempunyai keterampilan, yang menjadi tuntutan yang utama untuk

memberikan bekal pengetahuan yang dibutuhkan siswa, yang selanjutkan diharapkan dapat

menumbuhkan jiwa wirausaha baru di kalangan sekolah vocational sebagai upaya untuk

menciptakan peluang usaha bagi diri sendiri maupun lingkungannya. Namun demikian, apakah

dengan program SMK Mini Pondok Pesantren dengan misi lulusan SMK yang siap mencipta kerja

bagi diri sendiri serta memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang kewirausahaan akan dapat

direalisasikan?, hal ini menjadi dasar bagi peneliti untuk menganalisis lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “adakah

pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada program SMK Mini Pondok Pesantren di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo Malang?. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menganalisis pengaruh pengalaman belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha pada program SMK Mini Pondok Pesantren di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo Malang. Sedangkan hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh pengalaman belajar kewiraushaan terhadap minat berwirausaha Ha : Ada pengaruh pengalaman belajar kewiraushaan terhadap minat berwirausaha

Penetapan rumusan masalah dan tujuan penelitian dilandasi oleh beberapa hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh William (2002) bahwa pembelajaran akan berkualitas jika guru

mampu memahami dan antusias berinteraksi secara positif dengan siswa dimana pengalaman

pembelajaran dan proses pembelajaran dikelola dengan baik, sehingga mampu mengilhami dan

memberikan peluang siswa untuk belajar dan mencapai hasil yang diharapkan, sebagai bekal

memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Didukung oleh Vernon A.M., 1993 (dalam Bobbi

DePorte, dkk., 2005) menyatakan bahwa dalam belajar akan diperoleh hasil 10% dari apa yang

kita baca, 20% dari apa yang kita dengar; 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita

lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan mencapai 90% dari apa yang kita katakan

dan lakukan. Artinya belajar akan memberikan dampak yang optimal pada anak didik sebagai

subyek belajar jika subyek belajar memperoleh pengalaman belajar secara nyata. Sementara itu, Cronbach (dalam Sardiman, 2007) memberikan definisi: Learning is shown

by achange in behavior as a result of experience (artinya: suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman). Secara umum tujuan belajar ada 3 (tiga)

jenis: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan; tujuan belajar ini ditandai dengan kemampuan berfikir,

dimana kepemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai bagian yang tidak

486

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 12: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

dapat dipisahkan; 2) Penanaman konsep dan keterampilan; penanaman konsep atau merumuskan

konsep memerlukan suatu keterampilan; 3) Pembentukan sikap, untuk menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya, dimana

dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan

pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai transfer of values. Oleh

karena itu, guru tidak sekedar sebagai “pengajar” tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya sehingga akan tumbuh kesadaran untuk mempraktikkan segala sesuatu yang dipelajarinya. Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh siswa, diantaranya:

visual activities, seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan

pekerjaan orang lain. oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi. listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik,

dan pidato.

waiting activities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan menyalin.

drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, dan diagram. motor activities, antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun, dan berternak. mental activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,

melihat hubungan, dan mengambil keputusan. emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemagat,

bergairah, berani, tenang, dan gugup. Experiential Leraning merupakan belajar melalui pengalaman, lebih tepatnya belajar

dengan mengalami sendiri. Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktifitas

dan kreatifitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar (Mulyasa, 2008).

Sedangkan Jones (2004) menyatakan pengalaman belajar akan meningkatkan abilitas seseorang

untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat (adapt to rapidly changing environment). Hal ini senada dengan pendapat seorang filosof china Lao Tsu (dalam Bobbi

DePorter, 2007) yang menyatakan: “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I

understand”. (Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya lakukan dan saya mengerti). Hal ini membawa arti, bahwa pada dasarnya seseorang akan belajar 90% ketercapaian hasilnya, jika siswa mampu mengatakan dan melakukan sendiri atas apa yang dipelajarinya, jika dibandingkan belajar dengan membaca (10% hasil belajarnya).

Lebih lanjut pengalaman belajar dapat diartikan sebagai suatu pengalaman yang diperoleh

dari proses belajar materi yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang

baru, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman

belajar dapat berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara belajar

sendiri, dari guru di sekolah maupun dari lingkungan masyarakat, maka kegiatan belajar menuntut

siswa untuk belajar aktif, baik belajar di dalam ruangan maupun di luar ruangan, karena belajar dapat

dilaksanakan dimanapun berada. Sutrisno (2003) menyatakan, pembelajaran kewirausahaan adalah

pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan

hidup (life skill) pada siswanya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.

Untuk menanamkan jiwa wirausaha di sekolah, maka peran dan keaktifan guru dalam mengajar

harus menarik. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru adalah sebagai berikut: Penyampaian materi dilakukan dengan antusias, ramah dan semangat

Seorang guru dalam menyampaikan materi tidak hanya dituntut untuk menguasai materinya saja, tapi juga harus dapat membawakan atau menciptakan suasana kelas yang

kondusif, misalnya dengan antusias, ramah, dan semangat. Pembelajaran materi kewirausahaan melalui contoh nyata

Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru tentunya

berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya. Namun, pada umumnya siswa lebih cepat memahami suatu materi pelajaran, jika guru dalam menyampaikan materi tidak hanya

terpaku pada buku saja tapi juga dengan memberikan contoh nyata dalam kehidupan.

Pembelajaran menjadi seorang wirausaha sukses

487

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 13: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

Guru dalam menyampaikan materi kewirausahaan dengan memberikan pengalaman yang bersifat aplikatif, termasuk kegiatan praktek. Kegiatan praktek dapat memberikan

gambaran sekaligus pembelajaran secara langsung tentang berwirausaha. Untuk memperoleh pengalaman dalam belajar kewirausahaan dapat dialami di kelas, di

lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Tingkat kehadiran siswa dan keseriusan dalam

mengikuti pembelajaran kewirausahaan mengikuti di kelas akan memberikan dampak semakin lebih

baiknya kepemilikan pengalaman belajar kewirausahaan. Tidak jarang seseorang yang telah

menerima materi kewirausahaan atau cerita sukses dari orang-orang yang berhasil dalam bisnis,

dapat menjadi pemicu potensi dan motivasi utama untuk memulai bisnis. Didukung oleh Basrowi

(2011) motivasi untuk menjadi seorang wirausaha biasanya muncul dengan sendirinya, setelah

memiliki bekal yang cukup untuk mengelola usaha dan siap mental secara total, motivasi tersebut

antara lain: laba, kebebasan, impian personal, dan kemandirian. Kegiatan kewirausahaan yang

dilakukan anak didik selama proses pembelajarannya ini memang diarahkan sebagai proses

pendidikan, tetapi sebenarnya semua itu merupakan kegiatan yang membekali anak didik dengan

keterampilan dan kemampuan aplikatif untuk kehidupannya. Harapannya, setelah mereka

menyelesaikan masa pendidikan dan pembelajarannya, mereka sudah siap melanjutkan kegiatan

wirausaha yang sudah mereka rintis sejak di sekolah tersebut (Saroni, 2012). Menurut Ngalim Purwanto (2004) menyatakan “lingkungan pendidikan yang ada dapat

digolongkan menjadi tiga yaitu: 1) lingkungan keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama; 2) lingkungan sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua; dan 3) lingkungan masyarakat, yang

disebut juga lingkungan ketiga”. Keluarga sebagai “pusat pendidikan” yang pertama dan terpenting, hal ini dapat diketahui bahwa anak menerima pendidikan pertama kali dalam lingkungan

keluarga kemudian dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Ditjen Dikti (2006)

memaparkan bahwa kriteria kualitas pembelajaran di kelas dapat dilihat dari perilaku pendidik atau

guru (teacher behavior), perilaku dan dampak belajar siswa (student behavior), iklim pembelajaran

(learning climate), materi pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran. Barwick

(1971) yang mengatakan tidak mungkin siswa bisa meraih prestasi belajar yang memuaskan kalau

keluarga, khususnya orang tua tidak menciptakan iklim yang mendukungnya. Masyarakat

mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara

lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut

menyelenggarakan pendidikan nonpemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana

dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung

maupun tidak langsung. Sementara itu, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada

suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri (Slameto, 2010). Proses timbulnya minat

menurut Charles (Widodo; 2005), adalah pada awalnya sebelum terlibat di dalam suatu aktivitas,

siswa mempunyai perhatian terhadap sesuatu, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam

aktivitas. Minat kemudian mulai memberikan daya tarik yang ada pengalaman yang menyenangkan

dengan hal-hal tersebut. Terdapat tiga faktor yang dapat menimbulkan minat, yaitu : Dorongan dari dalam individu; keinginan makan akan mengembangkan minat untuk

bekerja atau mencari penghasilan. Dorongan ingin tahu akan membangkitkan minat untuk membaca, belajar, menuntut ilmu, melakukan penelitian, dan sebagainya.

Motif sosial; sebagai pembangkit minat untuk aktifitas tertentu, misalnya minat untuk

belajar atau menuntut ilmu pengetahuan yang timbul karena ingin mendapatkan

penghargaan dari masyarakat, karena yang memiliki ilmu pengetahuan umumnya

mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dan terpandang dalam masyarakat. Faktor emosional; faktor emosional bersumber dari individu yang bersangkutan (internal)

Minat berwirausaha mengarah kepada orang yang melakukan usaha atau kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk melaksanakan usaha/kegiatan, di mana siswa tergugah

untuk melakukan kemandirian dalam berusaha, siswa berubah sikap dari ketergantungan menjadi

mandiri, siswa sudah mempunyai cita-cita untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dilakukan untuk menguji

hipotesa-hipotesa yang diambil melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan

melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam

488

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 14: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

rencana penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel

yang lainnya, maka penelitian termasuk ke dalam penelitian penjelasan (explanatory research).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengalaman belajar kewirausahaan (X) dan minat

berwirausahan (Y) sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

dengan metode kuisioner atau angket yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

Peneliti menggunakan Skala Likert dengan rentang antara 1 sampai 5 dalam menyusun kuisioner

ini. Instrumen yang dikembangkan akan dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Untuk construct

validity akan dilakukan uji validitas dengan menggunakan SPSS 12. Construct validity instrument

akan ditentukan oleh koefisien corelation per item to total. Instrumen dikatakan valid jika

koefisien corelation positif dan signifikan. Tes reliabilitas akan dilihat dari koefisien alpha

cronbach. Untuk menganalisis penelitian ini digunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan

pembelajaran kewirausahaan dan minat berwirausaha, dan analisis regresi linier sederhana untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha.

Sampel penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh, dimana semua anggota populasi menjadi

sampel penelitian yang berjumlah 62 siswa sebagai peserta program SMK Mini Pondok Pesantren

di SMK Nahdlatul Ulama Sunan Ampel Poncokusumo Malang. Variabel pengalaman belajar kewirausahaan, diukur melalui: 1. Belajar Kewirausahaan di

Kelas, diukur dengan 1) Kualitas materi, 2) Pemerolehan pengalaman belajar, 3) Kemenarikan

penyampaian materi kewirausahaan, 4) Penggunaan metode pembelajaran dengan praktik, 5)

Pemberian manfaat, 6) Penumbuhan ide usaha baru, dan 7) Kepentingan materi; 2. Belajar

Kewirausahaan di Lingkungan keluarga, diukur melalui: 1) Intensitas diskusi usaha, 2) Keterlibatan

produktivitas dalam keluarga, 3) Keseriusan membantu orang tua dalam usaha, 4) Ketauladanan

bekerja yang profesional, 5) Ketauladanan menjalankan usaha dengan baik, dan 6) Ketauladan

dalam bekerja keras/rajin; dan 3. Belajar Kewirausahaan di masyarakat diukur melalui: 1)

Pemanfaatan potensi lingkungan, 2) Pemanfaatan SDM lingkungan, 3) Pengalaman usaha yang

bermanfaat, 4) Ketertarikan melihat proses produksi, 5) Sumber belajar, dan 6) Belajar

kewirausahaan secara intensif di masyarakat. Variabel Minat Belajar kewirausahaan, diukur melalui:

1. Dorongan dalam individu, diukur dengan: 1) Kesukaan untuk berusaha, 2) Kegairahan untuk

melakukan usaha produktif, 3) Kecenderungan untuk mau berusaha, 4) Kesungguhan untuk

berusaha, 5) Perhatian yang lebih pada usaha, 6) Keterlibatan dalam aktifitas usaha, 7) Kepemilikan

energi yang tinggi, 8) Keberanian bertanggungjawab, dan 9) Kesukaan untuk disiplin bekerja; 2.

Motif Sosial diukur melalui: 1) Keinginan untuk memperoleh kesejahteraan, 2) Keinginan

mendapatkan penghargaan, 3) Keinginan memperoleh kedudukan yang lebih tinggi (Bos), 4)

Keinginan memperoleh kecukupan materi (uang), dan 5) Keinginan untuk memperoleh kesuksesan;

3. Motif Emosional, diukur melalui: 1) Kepemilikan keturunan pebisnis, 2) Kesesuaian dengan cita-

cita, 3) Keinginan menjadi wirausahawan sukses, 4) Kemilikan potensi menjadi entrepreneur, 5)

Dukungan lingkungan dalam mengembangkan usaha, dan 6) Keinginan untuk selalu memperbaiki

diri.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji coba dan asumsi klasik, diperoleh data bahwa data layak untuk

dilakukan analisis untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel

terikat. Hasil korelasi dalam pengujian regresi sederhana dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut:

Tebl 3.1 Correlations

Pengalaman bel kwu Minat Kwu

Pengalaman bel kwu

Pearson Correlation

.270*

1

Sig. (2-tailed)

.034

N

62 62

Minat Kwu

Pearson Correlation

.270*

1

Sig. (2-tailed)

.034

N

62 62 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari output di atas dapat dijelaskan bahwa korelasi pengalaman belajar kewirausahaan 489

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 15: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

dengan minat berwrausaha didapat nilai sebesar 0,270. Karena koefisien mendekati 0, maka dapat

disimpulkan bahwa antara pengalaman belajar kewirausahaan dengan minat berwrausaha memiliki

hubungan yang rendah. Angka koefisien yang positif, memiliki makna jika pengalaman belajar

kewirausahaan meningkat maka minat berwirausaha juga meningkat, begitu sebaliknya jika

pengalaman belajar kewirausahaan menurun maka minat berwrausaha juga menurun. Untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan yang siginifikan atau tidak antar variabel pengalaman belajar

kewirausahaan dengan minat berwirausaha, maka dilakukan pengujian dengan uji dua sisi (two

tailed) dalam tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

.270a

1 .073 .057 5.517 1.840 a. Predictors: (Constant), Pengalaman Bel Kwu

b. Dependent Variable: Minat Kwu

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai: R menunjukkan korelasi sederhana (korelasi Pearson) antara variabel x terhadap Y. Angka

R didapat 0.270 artinya korelasi antara variabel pengalaman belajar kewirausahaan dengan

minat berwirausaha sebesar 0.270. Hal ini mengindikasikan memiliki hubungan tetapi

rendah karena nilai mendekati 0. R Square (R

2) menunjukkan koefisien determinasi. Artinya prosentase sumbangan

pengaruh variabel pengalaman belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha sebesar 0.073 memberi arti 7.3% variabel pengalaman belajar kewirausahaan berpengaruh terhadap minat berwirausaha, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

Persamaan regresi untuk regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

Y = 59,105 + 0.338X Artinya :

Jika konstanta (a) adalah 59,105, ini dapat diartikan jika pengalaman belajar kewirausahaan nilainya adalah 0, maka minat berwirausahanya nilainya 59,105

Nilai koefisien regresi variabel pengalaman belajar kewirausahaan (b) bernilai positif 0.338, dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pengalaman belajar kewirausahaan sebesar 1 satuan, maka inat berwirausaha akan meningkat sebesar 0.338.

Selanjutkan dilakukan pengujian signifikansi melalui uji t hitung untuk mengetahui pengaruh

variabel pengalaman belajar kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, seperti pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3 Coefficientsa

Standardized

Unstandardized Coefficients Coefficients

Model

B

Std. Error

Beta

T

Sig.

(Constant)

1 59.105 13.088 4.516 .000

Pengalaman Bel Kwu

.338 .156 .270 2.170 .034 a. Dependent Variable: Minat Kwu

Berdasarkan ouput data di atas, hasil analisis data dengan regresi linier sederhana,

menunjukkan bahwa pengujian variabel pengalaman belajar kewirausahaan (X) terhadap minat

berwirausaha (Y) diperoleh nilai t-hitung = 2,170 sedangkan t-tabel = 2.000 atau t-hitung > t-tabel

dengan nilai sig. 0,034 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian nilai t hitung > t tabel (2,170 > 2,000)

dan nilai signifikansi (0.034 < 0.05) maka Ho ditolak, dengan demikian pengalaman belajar

kewirausahaan pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha (Y) di SMK NU Sunan

Ampel Poncokusumo Malang.

490

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 16: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

Berdasarkan hasil analisis data dengan regresi linier sederhana, dapat dijelaskan bahwa

pengujian variabel pengalaman belajar kewirausahaan (X) terhadap minat berwirausaha (Y)

diperoleh nilai t-hitung = 2,170 sedangkan t-tabel = 2.000 atau t-hitung > t-tabel dengan nilai sig.

0,034 lebih kecil dari 0,05. Artinya pengalaman belajar kewirausahaan memiliki pengaruh yang

signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori yang dikemukakan oleh Vivienne (2008)

bahwa cara bekerja yang efektif akan membangkitkan minat siswa dalam meningkatkan

pemahaman, sehingga belajar menjadi lebih bersemangat dan lebih relevan dengan kehidupan nyata

dan melibatkan partisipasi siswa dalam aktifitas proses pembelajaran ekonomi. Didukung pula oleh

hasil temuan Sony (2009) bahwa pembelajaran kewirausahaan di sekolah sebagai proses perubahan

dan pembentukan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan seorang wirausahawan, baik

melalui pendidikan, pelatihan, mentoring, ataupun pengalaman. Artinya dengan bekal pengalaman

yang cukup akan mampu mendorong seseorang untuk mendalami lebih jauh, seperti membuka usaha

bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Begitu pula William (2002) menyatakan bahwa pembelajaran

akan berkualitas jika guru mampu memahami dan antusias berinteraksi secara positif dengan siswa

dimana pengalaman pembelajaran dan proses pembelajaran dikelola dengan baik, sehingga mampu

mengilhami dan memberikan peluang siswa untuk belajar dan mencapai hasil yang diharapkan,

sebagai bekal memasuki dunia kerja yang sebenarnya. Hal ini juga mendukung pernyataan dari

Sardiman (2007) bahwa tujuan belajar dapat tercapai jika terdapat pengetahun, penanaman konsep,

dan pembentukan sikap. Basrowi (2011) juga menjelaskan bahwa motivasi untuk menjadi seorang

wirausaha biasanya muncul dengan sendirinya, setelah memiliki bekal yang cukup untuk mengelola

usaha dan siap mental secara total, motivasi tersebut antara lain: laba; kebebasan; impian personal;

dan kemandirian. Kegiatan kewirausahaan yang dilakukan anak didik selama proses

pembelajarannya ini memang diarahkan sebagai proses pendidikan, tetapi sebenarnya semua itu

merupakan kegiatan yang membekali anak didik dengan keterampilan dan kemampuan aplikatif

untuk kehidupannya. Harapannya, setelah mereka menyelesaikan masa pendidikan dan

pembelajarannya, mereka sudah siap melanjutkan kegiatan wirausaha yang sudah mereka rintis sejak

di sekolah tersebut (Saroni, 2012). Pada hasil output ditemukan R Square menunjukkan pengalaman belajar kewiraushaan

akan memberi sumbangan sebesar 0.073 atau 7.3% terhadap minat berwirausaha, dikatakan kontribusi positif tetapi masih rendah. Beberapa hal yang diperediksi masih belum optimalnya

kondisi ini adalah: Program SMK Mini Pondok Pesantren masih bersifat isidental dalam pelaksanaannya, pada

saat diberikan materi peserta memiliki motivasi yang tinggi, tetapi setelah program berakhir minat/kecenderungan untuk berwirausaha mulai menurun, hal ini disebabkan

pendampingan secara intensif dari instruktur belum tersusun secara periodik. Ide kurang berkembang dan kurang dapat didalami oleh peserta program mengingat waktu

yang terbatas, karena selain menjadi peserta program SMK Mini Pondok Pesantren, peserta juga menjadi siswa di sekolah yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang lain baik intra dan ekstrakurikuler.

Terhentinya program SMK Mini Pondok Pesantren dari Pemerintah, sehingga keberlanjutan program kurang dapat dicapai secara optimal.

Materi program SMK Mini Pondok Pesantren yang telah tersusun secara teoritis dan

praktis, namun belum disertai dengan kemampuan mencipta produk sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa, tetapi masih dikerucutkan pada potensi yang dimiliki sekolah

yang bersifat jasa. Dorongan orang tua kurang optimal dalam mewujudkan entrepreneur-entrepeneur muda

bagi anaknya, mereka menganggap setelah lulus anaknya harus mencari kerja saja, sehingga siswa cenderung meremehkan untuk dapat mencipta kerja bagi dirinya sendiri.

Berdasarkan temuan ini, maka beberapa saran yang diajukan sebagai berikut: Penumbuhan jiwa wirausaha seharusnya terus menerus dilakukan oleh sekolah meskipun

tanpa program SMK Mini Pondok Pesantren, melalui pemberdayaan potensi yang dimiliki

oleh siswa dan potensi yang dimiliki sekolah melalui bimbingan terpadu dari para ahli dan

atau para guru bidang terkait. Penciptaan budaya untuk bekerja keras, disiplin, dan berani mencoba berwirausaha melalui

pratikum dan tugas perlu dilaksanakan secara terpadu pada implementasi Kurikulum. Peserta yang memiliki minat yang tinggi secara intensif diarahkan guru untuk

mengembangkan potensi yang dimiliki melalui sebuah pendampingan intensif.

491

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 17: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan

rahmad, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel penelitian ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan artikel ini sulit terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karenanya perlu kami sampaikan ucapan terima kasih kepada: Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si. Selaku Kepala SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo

Kabupaten Malang yang telah memberikan ijin untuk menjaring data terkait permasalahan yang diteliti kepada seluruh peserta pelatihan Program SMK Mini.

Seluruh peserta pelatihan Program SMK Mini Pondok Pesantren di SMK NU Sunan Ampel Poncokusumo Kabupaten Malang yang telah sunguh-sungguh dan senang hati berkenan

untuk mengisi angket, semata-mata untuk kepentingan akademik. Panitia Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UNS Tahun 2015 yang berkenan

mewadahi artikel kami dalam prosiding. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam

pelaksanaan penelitian ini.

Kami menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan

penulisan artikel dalam prosiding. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 27 Oktober 2015 Peneliti

REFERENSI

Barwick, J.M 1971. Readings in Adollecent Psycology. Minneapollis: Burgess Publishing Co.

DePorter, Bobbi; Reardon Mark, dan Nourie Sarah Singer, 2007. Quantum Teaching. Bandung:

Kaifa PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI.

Ditjen Dikti. 2006. Peningkatan Kualitas Pembelajaran di PT. Jakarta: Ditjen Dikti.

Jones, G.R. 2004. Organizational Theory: Design and Change, Upper Sadle River, New Jersey.

M. Ngalim Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua ( Cet. V: Jakarta: Remaja Rosdakarya Offet.

Mulyasa, E. 2010. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saukah, A., 1998. Reliabilitas Instrumen. Makalah disampaikan pada lokakarya statistik

dan analisis data penelitian Malang: Lembaga Penelitian UM. Malang.

Vivienne, Tong, 2008. Fitzwilliam College, Cambridge. diunduh 20 Jun 2013. Jam 18.49 PM.

Williams, B. 2002. Pedagogy has a Place in the Reformed Australian. 25 Sept 2012. J 16.00 PM

Heru Priyanto, Sony. 2009. Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat. Jurnal

PNFI. 1(1):57-78.

Saroni, Mohammad, 2012. Mendidik & Melatih Entrepreneur Muda. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

492

ISBN: 978-602-8580-19-9 http://snpe.fkip.uns.ac.id

Page 18: Daftar Isi - repository.unikama.ac.idrepository.unikama.ac.id/1410/1/smk mini.pdf · dengan mind map pada mata pelajaran ekonomi sma donald samuel antusiasme guru dalam program 157

Prosiding Semiar Nasional Pendidikan Ekonomi & Bisnis

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Sabtu, 07 November 2015

Sutrisno, J. 2003. Pengemb. Pend. Berwawasan Kewirausahaan Sejak Usia Dini. Bandung: IPB.

Widodo, Slamet. 2005. Proses Timbulnya Minat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.