Sistem Digital 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1LATAR BELAKANG MASALAH Dalam praktikum sistem digital, para praktikan tidak hanya di tuntut untuk menguasai segala teori yang berkaitan dengan sistem digital, namun kiranya dalam praktikum dituntut pula kemampuan para praktikan dalam menyusun atau merangkai komponen sistem digital. Dengan kemampuan menyusun atau merangkai komponen system digital, inilah para praktikan diharapkan akan mampu untuk dapat membuktikan teori yang telah dipelajari dalam modul praktikum Sistem Digital ke dalam aplikasi rangkaian elektronika. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi, baik dibidang elektrtonika maupun di bidang lainnya,dengan bermacam-macam produk dan jasa baru yang mutakhir kita dapat mengenalnya, khususnya di bidang Elektronika banyak sekali produk- produk dengan berbagai macam kecanggihan untuk mempermudah dalam berbagai aktifitas dalam kehidupan masyarakat luas dengan biaya yang ekonomis dan mudah untuk mengaplikasikannya dengan petunjuk-petunjuk yang benar. Dadu elektronik berfungsi untuk menghemat tenaga. maksudnya adalah misalnya kita ingin bermain dadu biasanya kita mengocok dadu dengan menggunakan tabung (atau sejenisnya) dengan cara seperti itu kita telah banyak membuang-buang waktu dan tenaga kita, bahkan bukan hanya itu saja kita juga bisa kehilangan keberuntungan. maka dengan terobosan baru kami akan memproduksi suatu alat elektronik untuk mempermudah dalam bermain dadu yang disebut dengan dadu elektronik. dengan menggunakan alat ini kita akan menghemat tenaga dan pada permainan tidak perlu lagi kita mengocok dadu dalam tabung serta mungkin kita lebih beruntung. Alasan kami memilih judul dadu Dadu Elektronik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Sistem Digital 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAHDalam praktikum sistem digital, para praktikan tidak hanya di
tuntut untuk menguasai segala teori yang berkaitan dengan sistem
digital, namun kiranya dalam praktikum dituntut pula kemampuan para
praktikan dalam menyusun atau merangkai komponen sistem digital.
Dengan kemampuan menyusun atau merangkai komponen
system digital, inilah para praktikan diharapkan akan mampu untuk
dapat membuktikan teori yang telah dipelajari dalam modul praktikum
Sistem Digital ke dalam aplikasi rangkaian elektronika.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang teknologi,
baik dibidang elektrtonika maupun di bidang lainnya,dengan
bermacam-macam produk dan jasa baru yang mutakhir kita dapat
mengenalnya, khususnya di bidang Elektronika banyak sekali produk-
produk dengan berbagai macam kecanggihan untuk mempermudah
dalam berbagai aktifitas dalam kehidupan masyarakat luas dengan
biaya yang ekonomis dan mudah untuk mengaplikasikannya dengan
petunjuk-petunjuk yang benar.
Dadu elektronik berfungsi untuk menghemat tenaga. maksudnya
adalah misalnya kita ingin bermain dadu biasanya kita mengocok dadu
dengan menggunakan tabung (atau sejenisnya) dengan cara seperti
itu kita telah banyak membuang-buang waktu dan tenaga kita, bahkan
bukan hanya itu saja kita juga bisa kehilangan keberuntungan. maka
dengan terobosan baru kami akan memproduksi suatu alat elektronik
untuk mempermudah dalam bermain dadu yang disebut dengan dadu
elektronik. dengan menggunakan alat ini kita akan menghemat tenaga
dan pada permainan tidak perlu lagi kita mengocok dadu dalam tabung
serta mungkin kita lebih beruntung. Alasan kami memilih judul dadu
Dadu Elektronik
Sistem Digital 2
elektronik kerena biaya yang dibutuhka cukup ekonomis dan mudah
dalam mengaplikasikannya.
1.2 BATASAN MASALAHPembahasan pada makalah ini akan membahas seputar
cara kerja, analisa rangkaian baik secara blok diagram maupun
secara lebih spesifik. Besar tegangan yang keluar.
Makalah ini akan di tutup dengan kesimpulan mengenai
dadu elektronika serta akan ditutup pula dengan saran dari
penyusun untuk pembaca dalam pengerjaan dadu elektronika
ini.
1.3 TUJUAN PENULISANAdapun tujuan dari penulisan makalah ini, antaralain
sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang aplikasi
dari rangkaian – rangkaian dasar sebelumnya yang telah
praktikan praktek – kan dalam praktikum dadu elektronika.
b. Memberikan pengetahuan dasar dari komponen – komponen
yang digunakan dalam rangkaian dadu elektronika.
c. Memberikan pengetahuan dasar bagi praktikan sebelum
melakukan persentasi proyek yang akan dilaksanakan.
d. Memberikan pengetahuan dalam pembuatan modul aplikasi
dadu elekronika, agar bisa menjadi masukkan untuk yang
lainnya
e. Sebagai syarat kelulusan praktikum sistem digital dan untuk
mengetahui cara kerja dari dadu elektronika tersebut.
f. Membantu dan mempermudah para pemain dadu agar lebih
leluasa dan praktis dalam memainkan sebuah permainan dadu
dengan hanya menekan tombol yang ada pada alat tersebut, maka
secara langsung angka tersebut akan tampil pada seven segment
secara acak atau random.
Dadu Elektronik
Sistem Digital 3
1.4 METODE PENULISAN
a. Metode keperpustakaan, yaitu para penyusun melakukan
pengumpulan data dengan cara membaca dari buku – buku
referensi dan modul bantu praktikum sistem digital.
b. Metode analisa, yaitu dengan menganalisa rangkaian dadu
elekronika, hingga diperoleh gambaran awal dari prinsip
kerja rangkaian dadu elekronika, yang biasa kita gunakan
sebagai landasan pemahaman setelah memperoleh teori
yang didapat dari metode keperpustakaan.
c. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan
lansung cara kerja dari modul aplikasi dadu elekronika
setelah kita rangkai menjadi alat peraga. pengamatan yang
dilakukan selam menjalani praktikum.
d. Studi Pustaka, yaitu mengambil data dari beberapa sumber
buku untuk dijadikan acuan dalam penulisan.
e. Konsultasi, yaitu mendiskusikan dan bertanya bagaimana
cara pembuatan alat dan makalah.
Dadu Elektronik
Sistem Digital 4
1.5 SISTEMATIKA PENULISANDalam makalah ini, terdiri dari beberapa bab dan ditambahkan
beberapa sub bab, guna memudahkan pembaca dalam memahami
serta mengambil kesimpulan dari pembahasan didalam makalah.
Adapun rincian sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PendahuluanDalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
masalah mengapa diperlukan pembuatan proyek dan
penyusunan makalah dadu elektronika, kemudian
diuraikan juga mengenai pembatasan pembahasan
makalah, tujuan penulisan makalah, metode yang
digunakan dalam penyelesaian proyek pengerjaan modul
Berarti nilai resistor tersebut adalah 250 Ohm dengan toleransi sebesar 5 %
Untuk mengetahui kode warna pada resistor perhatikan tabel 1,
merupakan kode warna standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association).
Warna Gelang ke1 dan 2 3 4
Hitam 0 X 1Coklat 1 X 10 1 %Merah 2 X 100 2 %Orange/Jingga 3 X 1000Kuning 4 X 10000Hijau 5 X 100000Biru 6 X 1000000Ungu 7 X 10000000Abu-abu 8 X 100000000Putih 9 X 1000000000Emas - X 0.1 5 %Perak - X 0.1 10 %Tidak Berwarna - - 20 %
Tabel 1. Tabel kode warna resistor
Dadu Elektronik
Sistem Digital 9
2.1.2 Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat
diubah-ubah. Jenisnya antara lain: hambatan geser, trimpot dan
potensiometer.Yang banyak digunakan ialah trimpot dan
potensimeter.
Gambar 4Simbol Resistor Tetap, Variabel
Kerusakan-kerusakan pada resistor dapat berupa :
Berubah harga (karena panas, umur, dsb)
Putus (harganya berubah menjadi sangat besar sekali)
Terhubung singkat atau bocor (harga menjadi keci
a. Trimer Potensiometer (Trimpot)Trimpot adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah
dengan cara memutar porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk
mengetahui nilai hambatan dari suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang
tercantum pada badan trimpot tersebut.
a. Bentuk Trimpot b. Simbol Trimpot Gambar 5 Bentuk dan Simbol Trimpot
Dadu Elektronik
Sistem Digital 10
b. Saklar Push On Saklar push on digunakan untuk keperluan reset secara manual, bila
saklar ditekan maka pin RST akan mendapat tegangan setara dengan Vcc
dan hal ini menyebabkan berada dalam keadaan reset.
.
Gambar 6Saklar Push On
Gambar 7 Rangkaian Saklar Push On
2.2 LED (Light Emiting Dioda)
Merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED
merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan
dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P – N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi
cahaya.
Dadu Elektronik
Sistem Digital 11
LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk
mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah
galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan
warna cahaya yang berbeda pula.
Pada saat ini warna – warna cahaya LED yang banyak ada adalah
warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada
dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal
dan tidak efisien.
Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja,
arus maksimum dan disipasi daya – nya. Rumah (chasing) LED dan
bentuknya juga bermacam – macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong.
LED sering dipakai sebagai indikator yang masing – masing warna
bisa memiliki arti yang berbeda. Menyala, padam dan berkedip juga bisa
berarti lain. LED dalam bentuk susunan (array) bisa menjadi display yang
besar. Dikenal juga LED dalam bentuk 7 segment atau ada juga yang 14
segment. Biasanya digunakan untuk menampilkan angka numerik dan
alphabet.
Warna LED DeskripsiBerkedipkedip
Hijau
Mengindikasikan diagnosis sedang berjalan, pemuatan
firmware, atau peralihan Mode Manajemen.
Hijau Solid Mengindikasikan saklar berada pada Mode Dengan
Pengaturan.
Kuning Solid Diagnostik gagal.Berkedipkedip
KuningTidak ada gambar yang valid.
Padam Mengindikasikan mode Tanpa Pengaturan atau mode
Aman.
Tabel 2. Indikasi LED untuk Mode Dengan Pengaturan
Dadu Elektronik
Sistem Digital 12
Gambar 8 Gambar 9
Contoh Dioda LED Bentuk dan Simbol LED
2.3 KapasistorKapasistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk
menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitas atau
kapasitansi seperti halnya hambatan, kapasitor dapat dibagi menjadi
a. Kapasitor TetapKapasitor tetap merupakan kapasitor yang mempunyai nilai kapasitas
atau kapasitansi yang tetap.
Gambar 10Kapasitor Tetap Non Polar
Kapasitor tetap yang digunakan dalam Led Traffic Ligths adalah 1 μf
Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai lapisan
diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum.
Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas maupun
film. Biasanya kapasitor yang terbuat dari bahan tersebut nilainya kurang dari
1 mikrofarad.
Dadu Elektronik
Sistem Digital 13
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas pada kapasitor dapat dibaca
melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari angka :
Angka pertama (I) dan II menunjukan angka / nilai angka III (ketiga)
menunjukan faktor penggali / banyaknya nol dan satuannya pikofarad (pf).
b. Kapasitor elektrolit (elco)Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1
mikrofarad adalah kapasitor elektrolit (elco) kapasitor ini memiliki pocarlias
dan biasa disebutkan tegangan kerjanya .
Gambar. 11Simbol Kapasitor ELCO
c. Kapasitor tidak tetapKapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang memiliki nilai kapasitas atau
kapasitas yang dapat diubah-ubah. Kapasitas ini terdiri dari :
1. Kapasitor ThimerKapasitas yang nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar porosnya dengan obeng.
2. Variabel Kapasitor (varlo)Kapasitor yang nilai kapasitansinya dapat diubah-ubah dengan cara
memutar poros yang tersedia.
Dadu Elektronik
Sistem Digital 14
2.4 CounterCounter adalah suatu alat atau rangkaian digital yang befungsi untuk
menghitung banyaknya pulsa clock, pembagi frekuensi, pembangkit kode
biner, gray.
Ada 2 macam pencacah yaitu pencacah sinkron/pencacah jajar dan
pencacah tak sinkkron/asinkron yang juga sering disebut pencacah deret
(series counters) atau pencacah kerut (ripple counters) atau pencacah biner.
Langkah-langkah penting dalam merancang suatu pencacah meliputi:
1. Kharakteristik pencacah.
a. Sinkron atau tak sinkron.
b. Pencacah maju atau pencacah mundur.
c. Sampai berapa banyak ia dapat mencacah (modulo counter).
d. Dapat bejalan terus (free running), atau dapat berhenti sendiri self
stopping.
2. Jenis-jenis flip-flop yang digunakan yaitu DFF, JKFF dan RSFF
3. Prasyarat perubahan logicnya dan flip-flop yang digunakan.
2.5 DECODER DAN ENCODER
2.5.1 DECODER
Dalam suatu sistem digital instruksi-instruksi maupun bilangan-bilangan
dikirim dengan deretan pulsa atau tingkatan-tingkatan biner. Misalnya jika kita
menyediakan karakter 4 bit untuk pengiriman instruksi maka jumlah instruksi
berbeda yang dapat dibuat adalah 24=16. Informasi ini diberi kode atau sandi
biner. Dipihak lain seringkali timbul kebutuhan akan suatu saklar multi posisi
yang dapat dioperasikan sesuai dengan kode tersebut. Dengan kata lain
untuk masing-masing dari 16 saluran hanya 1 saluran yang dieksitasi pada
setiap saat. Proses untuk identifikasi suatu kode tertentu ini disebut
pendekodean atau Decoding. Sistem BCD (Binary Code Decimal)
menterjemahkan Bilangan–bilangan decimal dengan menggantikan setipa
digit decimal menjadi 4 bit biner. Mengingat 4 digit biner dapat dibuat 16
kombinasi, maka 10 diantaranya dapat digunakan untuk menyatakan digit
decimal 0 sampai 9. Dengan ini kita memiliki pilihan kode BCD yang luas.
Salah satu pilihan yang disebut kode 8421. Sebagai contoh, bilangan decimal
Dadu Elektronik
Sistem Digital 15
264 memerlukan 3 gugus yang masing-masing terdiri dari 4 bit biner yang
berturut-turut dari kiri (MSB) ke kanan (LSB) sebagai berikut: 0010 0110
0100 (BCD).
Pendekode (decoder) BCD ke decimal umpamakan kita ingin
mendekode suatu instruksi BCD yang diungkapkan oleh suatu digit decimal 5.
Opeasi ini dapat dilaksanakan dengan suatu gerbang AND 4 masukan yang
dieksitasi oleh 4 bit BCD.
Perhatikan gambar 1, keluaran gerbang AND = 1
jika masukan BCD adalah 0101 dan sama dengan
untuk instruksi masukan yang lain. Karena kode ini
merupakan representasi bilangan decimal 5 maka
keluaran ini dinamakan saluran atau jalur 5.
Sehingga keluaran decoder ini harus dihubungkan dengan peralatan yang
dapat dibaca dan dimengerti manusia.
Jenis-jenis rangkaian decoder
1. BCD to & 7segment Decoder
c
BC
b
e
f
cA
d
MSB
7447
fLSB
e
ba
d
a
g
g
Gb.2 BCD to Seven Segment Decoder
Input
D
Gambar 12 Seven Segment Decoder
Kombinasi masukan biner dari jalan masukan akan diterjemahkan oleh
decoder, sehingga akan membentuk kombinasi nyala LED peraga (7 segment
LED), yang sesuai kombinasi masukan biner tersebut. Sebagai contoh, Jika
masukan biner DCBA = 0001, maka decoder akan memilih jalur keluaran
mana yang akan diaktifkan. Dalam hal ini saluran b dan c diaktifkan sehingga
lampu LED b dan C menyala dan menandakan angka 1.
Dadu Elektronik
Y
A B C D
Gb1. AND 4 input
Sistem Digital 16
2. Decoder BCD ke decimal
Keluarannya dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sehingga
kombinasi angka biner akan menghidupkan lampu indikator angka yang
sesuai. Sebagai contoh D = C = B = 0 , A= 1, akan menghidupkan lampu
indikator angka 1. Lampu indikator yang menyala akan sesuai dengan angka
biner dalam jalan masuk.
6C
12
4
Gb.3 Decoder BCD ke Desimal
8
ALSB
Tabunganangka
D
0
7
7442MSB
9
B5
3
Gambar 13 Decoder BCD ke Decimal
INPUT OUTPUTD C B A 0 1 2 3 4 5 6 7 8 90000000000
0000111100
0011001100
0101010101
1000000000
0110000000
0001000000
0000100000
0000010000
0000001000
0000000100
0000000010
0000000001
0000000000
2.5.1.1 Decoder PrioritasA. Common Catoda
Adalah rangkaian seven segment yang kaki anodanya disatukan
kemudian diberi tegangan dan kaki katodanya dihubungkan dengan ground.
Syarat : aktif jika kaki anoda high=1, on=1 dan off=0
Dadu Elektronik
Sistem Digital 17
Gambar 14Rangkaian Diskrit Common Catoda
B. Common AnodaAdalah rangkaian seven segment yang kaki katodanya sebagai input
dan kaki anoda disatukan kemudian diberi tegangan. Syarat : aktif jika katoda
low=0, on=0 dan off=1
Gambar 15Rangkaian Diskrit Common Anoda
2.5.2 DEMULTIPLEXER
Demuliplexer adalah suatu system yang menyalurkan sinyal biner
(data serial) pada salah satu dari n sluran yang tersedia, dan pemilkah
saluran khusus tersebut ditentukan melalui alamatnya. Suatu pendekode
dapat diubah menjadi demultiplexer seperti dijelaskan pada gambar 4 sebagai
berikut:
Dadu Elektronik
Sistem Digital 18
Gambar realisasi rangkaian Demultiplekser untuk masukan 1 keluaran 4
Y2
Y3
Input B
Y1
Y0
A
Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian demultiplexer masukan 1
keluaran 4.
AB 0 1
0 Yo Y11 Y2 Y3
2.5.3. MULTIPLEXER
Fungsi multiplexer adalah memilih 1 dari N sumber data masukan dan
meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu saluran informasi tunggal.
Mengingat bahwa dalam demultiplexer hanya terdapat satu jalan masuk dan
mengeluarkan data-data yang masuk kepada salah satu dari N saluran
keluar, maka suatu multiplexer sebenarnya melaksanakan proses kebalikan
dari demultiplexer. Gambar berikut adalah merupakan suatu multiplexer 4 ke
1 saluran. Perhatikan bahwa konfigurasi pendekodean yang sama digunakan
baik dalam multiplexer maupun dalam demultiplexer
Dadu Elektronik
Yo = A.BY1 = A.BY2 = A.BY3 = A.B
A.B
A.B
B
A.BA.B
A
D0
D1
D2
D3
Gambar Multiplexer 4 masukan ke 1 saluran keluaran
Sistem Digital 19
Karnaugh Map untuk perencanaan rangkaian multiplexer 4 masukan ke 1
saluran adalah sebagai berikut:
AB 0 1
0 Do D21 D1 D3
2.5.4. ENCODER
Suatu decoder atau pendekode adalah system yang menerima kata M
bit akan menetapkan keadaan 1 pada salah satu (dan hanya satu) dari 2m
saluran keluaran yang tersedia. Dengan kata lain fungsi suatu decoder adalah
mengidentifikasi atau mengenali suatu kode terntu. Proses kebalikannya
disebu pengkodean (encoding). Suatu pengkode atau encoder memiliki
sejumlah masukan, dan pada saat tertemtu hanya salah satu dari masukan-
masukan itu yang berada pada keluaran 1 dan sebagai akibatnya suatu kode
N bit akan dihasilkan sesuai dengan masukan khusus yang dieksitasi.
Upamanya kita ingin menyalurkan suatu kode biner untuk setiap penekanan
tombol pada key board alpha numeric (suatu mesin tik atau tele type). Pada
key board tersebut terdapat 26 huruf kecil, 10 angka dan sekitar 22 huruf
khusus, sehingga kode yang diperlukan kurang lebih bejumlah 84. syarat ini
bisa dipenuhi dengan jumlah bit minimum sebanyak 7 (27=128). Kini misalkan
bahwa key board tersebut diubah sehingga setiap saat suatu tombol ditekan,
sakelar yag bersangkutan akan menutup. Dan dengan demikian
menghubungkan suatu catu daya 5 volt (bersesuaian dengan keadaan1)
dengan saluran masuk tertentu. Diagram skema rangkaian encoder
ditunjukkan sebagai berikut:
Dadu Elektronik
Sistem Digital 20
6
0
D9
D3
5
NOT 1
D2
D10D12
D8
INPUT
D15
D C B A. . .,
D7
7
+ 5 Volt
D44
D14
D11
NOT 4
9
2
D6
8
NOT 3 NOT 2
D13
1
D1
3
D5
Encoder ini merupakan rangkaian penyandi dari bilangan dasan (desimal)
menjadi sandi biner (BCD=binary code decimal).
Bila tombol 1 ditekan, maka D1 akan on menghubungkan jalur A ke logika 0
(GND), akibatnya pada NOT gate 1 timbul keluaran 1, sehingga timbul
kombinasi logika biner 0001(2), dan seterusnya.
Rangkaian Encoder juga dapat disusun dengan menggunakan gerbang
NAND sebagai berikut:
2
0
5
D
6
1
3
1
9
A2
4
3
B
48
C7
Tabel kebenaran dari rangkaian Encoder Desimal ke BCD dengan dioda